Anda di halaman 1dari 7

Anak-anak sangat menyukai matematika. Mereka minta terus dikasih soal.

Saya sendiri heran,


mengapa mereka begitu semangat?

“Lagi Pak. Kasih soal lagi Pak!” anak-anak menantang saya.


“306 x 303 = …” saya keluarkan soal.
“Sembilan…dua tujuh…delapan belas!” jawab mereka ramai-ramai.
“Maksudnya berapa?”
“92718”
“Betul!”

Anak-anak yang terdiri dari kelas 3 sampai kelas 5 SD itu senang menemukan cara berhitung
cepat perkalian ratusan kali ratusan. Bagi mereka itu adalah rumus cepat matematika yang
diidam-idamkan.

Anak-anak SMA yang menjelang UN, SPMB, dan UMPTN 2008 juga tidak kalah semangat. Jika
mereka memperoleh rumus matematika cepat untuk UN, SPMB, dan UMPTN maka matanya
langsung berbinar-binar. Wajahnya berseri-seri.

Saya sering mengatakan kepada mereka,


”Maukah kalian dapat soal bonus?”
”Apa itu soal bonus?”
”Soal UN, SPMB, atau UMPTN yang selalu dapat kamu selesaikan dengan mudah.”
”Ya maulah…”
”Limit.”

Limit kan sangat abstrak dan sulit? Bagaimana bisa dikatakan sebagai bonus? Itulah intinya.
Limit adalah ide fundamental dalam kalkulus. Karena limit sangat kaya akan variasi dan abstrak
bagi orang awam, maka limit hanya diperkenalkan bagian dasar saja untuk anak tingkat SMA.
Jadi limit tingkat SMA tentu yang mudah-mudah saja. Limit adalah bonus.

Sekedar contoh rumus cepat untuk limit. Kadang orang menyebut rumus cepat sebagai trik cepat,
fastest solution, king of fastest, atau rumus sesat. Boleh-boleh saja.

Soal berikut ini sangat mudah. Sudah pernah diujikan untuk tes masuk ITB sejak tahun 70-an.
Tetapi entah mengapa, soal limit tipe ini tetap sering diujikan sampai sekarang. Benar-benar
bonus untuk kita.

Untuk limit x menuju 0 hitunglah

(tg5x)/(sin3x) = …

Bagi orang awam jawabannya sangat mudah yaitu 5/3.


Apakah Anda yakin itu jawaban yang benar?
Banyak anak-anak karena ragu, karena dirasa terlalu mudah, malah tidak mau menjawab dengan
5/3.
Mari kita diskusikan!

Untuk membahasnya kita perlu ke dasar-dasar limit trigonometri. Sudah banyak dibuktikan
dalam buku-buku bahwa untuk limit x menuju 0 berlaku:

(sinx)/x = 1;
(tgx)/x = 1;

Biasanya anak-anak harus hafal rumus di atas. Bagi saya rumus ini adalah rumus cepat limit.
Tetapi rumus ini beruntung. Ia tidak pernah disebut sebagai rumus sesat. Ia mendapat gelar
kehormatan sebagai rumus dasar limit trigonometri.

Dengan rumus dasar limit trigonometri ini kita akan memecahkan

(tg5x)/(sin3x) =
[(tg5x)(5x/5x)]/[(sin3x)(3x/3x)] =
[(tga)(a/a)]/[(sinb)(b/b)]

dengan a = 5x dan b = 3x;


gunakan rumus dasar trigonometri:

[1.a]/[1.b] =
[5x]/[3x] =
= 5/3 (Selesai)

Kita peroleh jawaban 5/3 sesuai tebakan awal kita.


Apakah kita selalu boleh melakukan tebakan semacam itu?
Boleh.

Tebakan ini sah. Kita mendasarkan pada rumus dasar limit trigonometri dengan menambah satu
langkah implikasi.

Karena (sinx)/x = 1 maka (sinx) = x;


karena (tgx)/x = 1 maka (tgx) = x.

Jadi rumus dasar trigonometri yang kita hafal adalah

sinx = x;
tgx = x.

Dengan sedikit mengubah cara pandang ini akan membawa keberuntungan besar pada UN,
SPMB, UMPTN 2008. Siswa-siswa SMA, mestinya tidak asing dengan cara pandang ini. Kita
telah memakai cara pandang ini ketika menghitung interferensi gelombang Young dalam
fenomena fisika.
Jadi bila kita terapkan ke soal di atas:
(tg5x)/(sin3x) = 5x/3x = 5/3 (Selesai).

Rumus cepat di atas akan semakin bernilai bila bentuk soalnya semakin rumit seperti
(2x + tg3x)/(x + sin7x) =…
(2x + 3x)/(x + 7x) = 5/8 (Selesai).

Rumus cepat matematika bukan hal baru. Dalam sejarah matematika tercatat bahwa masyarakat
memang mengidolakan rumus-rumus cepat matematika. Saat itu rumus-rumus cepat tidak
dipandang sebagai rumus sesat. Pun yang menguasai rumus-rumus cepat adalah para ahli
matematika itu sendiri.

Pada tahun 1535 Tartagtila mengikuti pertandingan berhitung cepat. Ia melawan murid dari
seorang profesor matematika ternama. Tartagtila tidak begitu dikenal di dunia matematika waktu
itu. Ia mempelajari matematika nyaris secara mandiri. Tetapi Tartagtila memiliki keistimewaan:
ia memiliki rumus cepat untuk memecahkan persamaan polinom pangkat 3.

Aturan pertandingan itu sederhana. Masing-masing peserta menuliskan 30 soal matematika.


Kemudian soal itu diserahkan kepada lawan untuk diselesaikan. Siapa saja yang mampu
menyelesaikan soal lebih awal dan benar maka ia sebagai pemenang.

Setelah 2 jam pertandingan berlangsung. Tartagtila berhasil menyelesaikan seluruh 30 soal yang
dihadapinya. Sedangkan lawannya belum mampu menyelesaikan soal satu pun. Tartagtila
mampu menyelesaikannya karena menggunakan rumus cepat. Sedangkan lawannya tidak
memiliki rumus cepat.

Tartagtila meraih berbagai kehormatan setelah pertandingan itu.

Rumus cepat adalah terhormat.

Bagaimana jika terjadi komersialisasi rumus cepat? Saya tidak tahu jawabannya.

O iya, saya jadi ingat dengan berhitung cepat yang paling awal tadi bagaimana caranya?
Bagaimana seorang anak kecil dapat menghitung 306 x 303 luar kepala?

Caranya mudah!
Bagi anak SMP sudah mengenal bahwa
(x+2)(x+3)=
x.x + (2x+3x) + 2.3 =

Mirip dengan itu caranya:


306 x 303 =
9 (dari 3×3)
27 (dari 6×3 + 3×3)
18 (dari 6×3)
Kita peroleh jawaban 92718.
Contoh lain
207 x 304 = …
6 (dari 2×3)
29 (dari 7×3 + 2×4)
28 (dari 7×4)
Kita peroleh 62928.
  

Bagaimana pendapat Anda?

Salam hangat….

(agus Nggermanto; pendiri APIQ)

APIQ: Inovasi Pembelajaran Matematika. APIQ membuka program kursus matematika kreatif
yang mengembangkan kecerdasan anak dengan cara fun, gembira, dan mengasyikkan serta lebih
cepat. APIQ menumbuhkan motivasi belajar anak dengan pendekatan Quantum Learning,
Quantum Quotient, dan Experiential Learning. Berbeda dengan pendekatan metode pendidikan
atau pembelajaran matematika yang pada umumnya menempatkan aljabar sebagai fundamental,
APIQ justru menempatkan aritmetika sebagai fundamental utama matematika. Pendekatan
aritmetika menjadikan matematika lebih konkret tidak abstrak seperti aljabar. APIQ mempelajari
matematika secara utuh dari aritmetika, aljabar, geometri, statistik, kalkulus, dan lain-lain. APIQ
menyiapkan program untuk anak usia 4 tahun (TK), SD, SMP, SMA, sampai lulus SMA
(preuniversity). APIQ membuka peluang bagi Anda yang berminat membuka cabang franchise.
Anda dapat menghubungi APIQ di apiq.wordpress.com atau (022) 2008621 atau 0818 22 0898
atau quantumyes@yahoo.com . APIQ berasal dari kata Aritmetika Plus Inteligensi Quantum.
Mari kita ingat-ingat lagi ketika kita awal-awal mengenal aljabar. Mungkin saat itu kita sedang
duduk di kelas 1 SMP. Hmmm….aljabar? Apakah gerangan? Selama kita belajar di SD, sedikit
sekali atau bahkan tidak pernah sama sekali mengenal aljabar.

Padahal kita tahu bahwa aljabar adalah salah satu cabang dari matematika yang sangat penting.

Karena itu, APIQ senantiasa terus berinovasi untuk memperkenalkan aljabar kepada anak-anak
kita dengan cara yang menyenangkan. Agar lebih menarik, aljabar kita kenalkan sebagai
kesatuan utuh dengan aritmetika dan geometri.

Sebagimana telah kita ketahui bahwa APIQ selalu fokus untuk berinovasi dalam pembelajaran
matematika kreatif. Matematika memiliki tiga anak kandung: aritmetika, geometri, dan aljabar.
Kelak matematika terus berkembang dengan lahirnya disiplin statistik, kalkulus, matrik, dan lain-
lain.

Mari kita bermain dengan rumus dasar aljabar. Ini lah rumus paling populer ketika kita
berkenalan dengan aljabar:

(x+y).(x+y) = x.(x+y) + y(x+y)


= x^2 + xy + xy + y^2
= x^2 + 2xy + y^2

Para siswa pemula, umumnya, mengharapkan bahwa hasil akhir operasi aljabar di atas hanya
berupa dua suku:

x^2 + y^2

Tetapi yang benar memang terdiri dari tiga suku:

x^2 + 2xy + y^2

Berikut ini adalah rumus aljabar yang juga sangat terkenal dan hasil akhirnya terdiri dari dua
suku:

(x+y).(x-y) = x.(x-y) + y.(x-y)


= x^2 – xy + xy – y^2
= x^2 – y^2

Sekarang mari kita mainkan identitas rumus aljabar di atas untuk berhitung cepat
(aritmetika/aritmatika).

Hitunglah

63^2 – 62^2 = ???

= 125.
Kok bisa?

63^2 – 62^2 = (63 + 62).(63 – 62)


= 125. 1 = 125 (Selesai.)

Contoh:

76^2 – 75^2 = ???

= …. = 151 (Selesai.)

Caranya:
76^2 – 75^2 = (76+75).(76 – 75)
= 151 (Selesai).

Bagaimana dengan:

83^2 – 81^2 = ???


= (83+81)(83-81)
= 164.2 = 328 (Selesai).

Mari kita coba dengan bentuk soal aritmetika yang berbeda:

23 x 17 = ???
= (20 + 3)(20 – 3)
= 20^2 – 3^2
= 400 – 9 = 391 (Selesai).

28 x 32 = ???
= (30 – 2)(30 + 2)
= 900 – 4 = 896 (Selesai).

65 x 75 = ???
= (70 – 5)(70 + 5)
= 4900 – 25 = 4875 (Selesai).

Silakan berlatih….

38 x 42 = …
74 x 66 = …
25 x 35 = …

(Jawab: 875, 4884, 1596).


Selamat bermain dengan matematika kreatif…
Selamat berpetualang…
Selamat bergembira…

Bagaimana menurut Anda?

Salam hangat…
(angger; agus Nggermanto: Pendiri APIQ)

This entry was posted in APIQ, Inovasi Pembelajaran and tagged aljabar, APIQ, aritmetika,
berhitung cepat, kursus matematika kreatif, matematika kreatif, permainan matematika.
Bookmark the permalink.

Anda mungkin juga menyukai