Anda di halaman 1dari 19

Menghitung Semua Kemungkinan (Accounting All Possibilities) Menghitung semua kemungkinan secara sistematis merupakan strategi yang sering

digunakan bersama-sama dengan strategi mencari pola dan membuat tabel, karena kadang kala tidak mungkin untuk mengidentifikasi seluruh kemungkinan himpunan penyelesaian. Dalam kondisi demikian, kita dapat menyederhakan dengan mengkategorikan semua kemungkinan kedalam beberapa bagian. Namun, jika memungkinkan kadang-kadang perlu mengecek atau menghitung semua kemungkinan jawaban. Strategi ini seringkali disebut dengan mengeliminasi/menghilangkan kemungkinan yakni strategi di mana pemecah masalah menghilangkan kemungkinan jawaban sampai menyisakan jawaban yang benar karena strategi ini berkaitan dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh pemecah masalah selama proses pemecahan masalah berlangsung sehingga dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan. Ini adalah strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam masalah matematika dasar atau untuk membantu memecahkan masalah logika.

Tanpa disadari kita sering menggunakan strategi pemecahan masalah ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika diundang untuk datang pada suatu pertemuan, baik secara tertulis maupun mental kita mendaftar semua kemungkinan jenis transportasi (misalnya kereta, pesawat, mobil, bus, helikopter, dll) yang dapat digunakan untuk memutuskan jalan terbaik untuk pergi ke pertemuan tersebut dengan mengeliminasi atau memilih secara langsung (disebabkan oleh waktu, biaya, dll). Ketika sebuah program komputer mengalami kerusakan dan kita harus menentukan apa penyebabnya, kita biasanya memulai dengan mendaftar (sekali lagi, mungkin secara mental) faktor yang mungkin menyebabkan kerusakan tersebut. Kemudian, satu demu satu, kita memeriksa titik-titik masalah yang mungkin yang ada di dalam daftar sampai kita menemukan satu faktor yang menyebabkan kerusakan tersebut. Menghilangkan kemungkinan membantu pemecah masalah mengatur informasi dan mengevaluasi mana potongan informasi yang mereka akan menggunakan, menghilangkan informasi yang tidak sesuai. Hal ini mendorong pemecah masalah untuk mempertimbangkan semua pilihan dan

mempersempit kemungkinan untuk menyisakan pilihan yang masuk akal.

A. Masalah dan penyelesaiannya Berikut ini disajikan beberapa masalah dan penyelesaiannya menggunakan strategi memperhitungkan semua kemungkinan. 1. Jika ada 4 bahan topping pizza (jamur, bawang putih, papperoni, lada hitam), berapa banyak pizza yang dapat dibuat dengan menggunakan satu, dua, tiga atau empat topping? Penyelesaian: Kita misalkan J = Jamur, B = Bawang putih, P = Paperoni, L = Lada Hitam. Yang pertama dilakukan adalah mendaftar semua kemungkinan pizza sesuai dengan syarat yang ditentukan.

Satu topping: J, B, P, L (4 pizza)

Dua topping: JB, JP, JL, BP, BL, PL (6 pizza)

Tiga topping: JBP, JBL, JPL, BPL (4 pizza)

Empat topping: JBPL (1 pizza)

Dari daftar di atas dapat diketahui bahwa pizza yang dapat dibuat dengan beragam topping sebanyak 15 pizza.

2. Penyebut suatu pecahan dipilih secara acak dari himpunan bilangan ganjil {1, 3, 5, 7, 9} dan pembilangnya dipilih secara acak dari himpunan lima bilangan asli pertama {1, 2, 3, 4, 5}. Berapakah peluang bahwa pecahan yang terbentuk, ketika dinyatakan dalam bentuk desimal, akan menjadi bilangan desimal terbatas? Penyelesaian: Akan ada sejumlah pecahan yang mungkin, yaitu, 25 (karena ada 5 pilihan untuk pembilang dan 5 pilihan untuk penyebut, 5 X 5 = 25). Siswa dapat menulis semua 25 pecahan, mengkonversikannya ke bentuk desimal

menggunakan kalkulator, kemudian menentukan desimal yang terbatas. Metode ini akan menghasilkan jawaban yang benar, tapi mungkin agak membosankan. Sebaliknya, mari kita mempertimbangkan semua kemungkinan dengan beberapa penalaran matematika. Pecahan akan menjadi desimal terbatas jika penyebut hanya memuat faktor-faktor 1, 2 atau 5. Jadi kita tahu bahwa 20 pecahan dengan penyebut 1, 2, 4, dan 5 semuanya akan menjadi desimal terbatas. Selanjutnya, kita hanya perlu memeriksa lima pecahan dengan penyebut 3 yakni pecahan tersebut hanya desimal terbatas, sedangkan Jadi dapat diketahui bahwa 22 dari 25 pecahan dapat membentuk desimal terbatas. Dengan kata lain peluangnya sebesar

dan

, , ,

yang akan membentuk

, dan tidak terbatas.

. Dari kelima .

3. Temukan semua pasang bilangan bulat berturut-turut

yang kurang dari 25, sedemikian sehingga jika dikuadratkan, selisihnya membentuk bilangan kuadrat sempurna. Penyelesaian: Biasanya siswa mulai menyelesaikan dengan membentuk sepasang persamaan sebagai berikut: Misal x bilangan terkecil dari dua bilangan berturut-turut. Misal x + 1 bilangan terbesar dari dua bilangan berturutturut. Maka,

Persamaan yang diperoleh adalah persamaan dua variabel yang kebanyakan siswa menengah ke atas sulit untuk menyelesaikannya. Karena jawaban permasalahan yang diberikan adalah bilangan bulat, kita dapat membentuk persamaan Diophantine dari persamaan dua variabel tersebut, yakni:

Untuk x,

Jika x merupakan bilangan bulat, maka z pasti merupakan bilangan ganjil di mana z akan mempertimbangkan setiap bilangan ganjil dan

mensubtitusikannya ke persamaan di atas. Bilangan Ganjil (z) 1011 3455 5 12 13 132 7 24 25 252 9 40 41 412

Dengan mempertimbangkan semua kemungkinan kita bisa fokus dalam mencari nilai penyelesaian dari masalah yang diberikan. Jadi himpunan pasangan bilangan berurutan yang kurang dari 25 yang selisih kuadratnya membentuk bilangan kuadrat sempurna adalah:

4. Berapa banyak cara membagikan 20 pensil kepada tiga orang anak, sehingga setiap anak akan menerima setidaknya 1 pensil? Penyelesaian: Langkah pertama adalah mendaftar semua kemungkinan

pembagian 20 pensil kepada 3 orang anak. Untuk 2 1 hais dibagi 2. Sekarang kita x x +1 (x+1)2 2 x =z 2 Syarat x , x + 1 25 2 2 0 = 1 Memenuhi 2 2 = 9 Memenuhi 4 122 = 25 Memenuhi 242 = 49 Memenuhi 402

= 81 Tidak Memenuhi mempermudah mendaftar kemungkinan-kemungkinan berapa pensil untuk setiap anak, maka kita menggunakan tabel seperti berikut. Anak 1 Anak 2 Anak 3 Kombinasi 1 1 18 3 cara 1 2 17 6 cara 1 3 16 6 cara 1 4 15 6 cara 1 5 14 6 cara 1 6 13 6 cara 1 7 12 6 cara 1 8 11 6 cara 1 9 10 6 cara 2 2 16 3 cara 2 3 15 6 cara 2 4 14 6 cara 2 5 13 6 cara 2 6 12 6 cara 2 7 11 6 cara 2 8 10 6 cara 2 9 9 3 cara

3 3 14 3 cara 3 4 13 6 cara 3 5 12 6 cara 3 6 11 6 cara 3 7 10 6 cara 3 8 9 6 cara 4 4 12 3 cara 4 5 11 6 cara 4 6 10 6 cara 4 7 9 6 cara 4 8 8 3 cara 5 5 10 3 cara 5 6 9 6 cara 5 7 8 6 cara 6 6 8 3 cara 6 7 7 3 cara

Setelah itu, kita menjumlahkan semua cara yang telah didaftar, di mana kombinasi dua angka menghasilkan 3 cara dan kombinasi tiga angka menghasilkan 6 cara. Sehingga diperoleh: 9 x 3 = 27

24 x 6 = 144 = 171 cara Jadi, dengan menghitung semua kemungkinan kita dapat mengetahui bahwa ada 171 cara membagikan 20 pensil kepada tiga orang anak. + 5. Diberikan segitiga ABC, di mana . Apakah jenis segitiga ABC tersebut? Penyelesaian: Beberapa siswa akan mencoba untuk menggantikan nilainilai untuk sudut A, B, dan C, dan menyelesaikan masalah. Hal ini biasanya menyebabkan berbagai kesulitan. Masalah ini akan dipecahkan dengan mempertimbangkan semua kemungkinan jenis segitiga. a) Segitiga ABC adalah segitiga siku-siku. Jika segitiga ABC adalah segitiga siku-siku, maka salah satu sudutnya harus 90, dan cos 90 = 0. Sehingga , hal ini bertentangan dengan syarat yang diberikan. b) Segitiga ABC adalah segitiga tumpul. Jika segitiga ABC adalah segitiga tumpul, maka salah satu sudut

nya (mari kita asumsikan sudut B) harus memiliki ukuran yang lebih besar dari 90, sedangkan sudut A dan C keduanya harus lancip. Diperoleh < 0, sedangkan cos > 0 dan > 0. Di sini, . Sekali lagi, hal ini tidak sesuai dengan syarat yang diberikan. c) Segitiga ABC adalah segitiga lancip. Jika segitiga ABC adalah lancip maka ketiga sudut segitiga ABC harus lancip. Jadi, cos A > 0, cos B > 0, dan cos C > 0. Hal ini membuat cos A . cos B . cos C > 0. Jadi dapat disimpulkan segitiga ABC adalah segitiga lancip.

6. Sebuah digit disisipkan di antara bilangan kuadrat sempurna dua digit, untuk membentuk bilangan kuadrat. Tentukan bilangan kuadrat tiga digit yang terbentuk dengan cara ini. Penyelesaian: Solusi aljabar mungkin dapat memecahkan masalah ini. Namun, jelas tidak seefisien menggunakan strategi menghitung semua kemungkinan. Langkah pertama adalah memahami masalah. Yang

dimaksud adalah mengidentifikasi potongan kunci informasi yang dibutuhkan untuk menemukan jawabannya. Hal ini mungkin mengharuskan pemecah masalah untuk membaca masalah beberapa kali atau menempatkan masalah ke dalam kata-kata mereka sendiri.Strategi menghilangkan kemungkinan dapat digunakan dalam situasi ini dimana ada satu set jawaban yang mungkin. Sehingga kita mendaftar bilangan kuadrat dua digit: 16, 25, 36, 49, 64, dan 81 dan bilangan kuadrat tiga-digit: 100, 121, 144, 169, 196, 225, 256, 289, 324, 361,400, 441, 484, 529, 576, 625, 676, 729, 784, 841, 900, dan 961. Selanjutnya, kita memeriksa nilai tempat ratusan dan satuan pada setiap bilangan kuadrat dan mencari bilangan yang sesuai dengan kriteria masalah. Oleh karena itu kita menghilangkan bilangan kuadrat tiga digit yang nilai ratusan dan satuannya tidak sama dengan bilangan kuadrat dua digit. *, *, *, *, 196, 225, *, *, *, *,*, *, *, *, *, *, *, *, *, 841, *,*.

Sehinigga akan ditemukan bilangan kuadrat tiga digit yang

tersisa yang sesuai dengan kriteria masalah yakni berasal dari bilangan kuadrat dua digit yaitu 196, 225, dan 841.

Daftar Pustaka: Anonymous. Eliminating Possibilities. http://www.teachervision.fen.com/math/problemsolvin g/48898.html (diunduh pada 17 Desember 2012)

Anonymous. Math Strategies. http://ehlt.flinders.edu.au/education/DLiT/1999/Teach /litster/maths_page.htm#Systematical (diunduh pada 17 Desember 2012)

Posamentier, Alfred S dan Stephen Krulik. 1998. Problem Solving Strategies for Efficient and Elegant Solutions a Resource for the Mathematics Teacher. California:Corwin Press, Inc.

trategi Pemecahan Masalah: Menghitung Semua Kemungkinan DEC 7 Posted by Sitti Busyrah Muchsin Menghitung semua kemungkinan secara sistematis merupakan strategi yang sering digunakan bersama-sama dengan strategi mencari pola dan membuat tabel, karena kadang kala tidak mungkin untuk mengidentifikasi seluruh kemungkinan himpunan penyelesaian. Dalam kondisi demikian, kita dapat menyederhakan dengan mengkategorikan semua kemungkinan kedalam beberapa bagian. Namun, jika memungkinkan kadang-kadang perlu mengecek atau menghitung semua kemungkinan jawaban. Strategi ini seringkali disebut dengan mengeliminasi/menghilangkan kemungkinan yakni strategi di mana pemecah masalah menghilangkan kemungkinan jawaban sampai menyisakan jawaban yang benar karena strategi ini berkaitan dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh pemecah masalah selama proses pemecahan masalah berlangsung sehingga dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan. Ini adalah strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam masalah matematika dasar atau untuk membantu memecahkan masalah logika. Tanpa disadari kita sering menggunakan strategi pemecahan masalah ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika diundang untuk datang pada suatu pertemuan, baik secara tertulis maupun mental kita mendaftar semua kemungkinan jenis transportasi (misalnya kereta, pesawat, mobil, bus, helikopter, dll) yang dapat digunakan untuk memutuskan jalan terbaik untuk pergi ke pertemuan tersebut dengan mengeliminasi atau memilih secara langsung (disebabkan oleh waktu, biaya, dll). Ketika sebuah program komputer mengalami kerusakan dan kita harus menentukan apa penyebabnya, kita biasanya memulai dengan mendaftar (sekali lagi, mungkin secara mental) faktor yang mungkin menyebabkan kerusakan tersebut. Kemudian, satu demu satu, kita memeriksa titik-titik masalah yang mungkin yang ada di dalam daftar sampai kita menemukan satu faktor yang menyebabkan kerusakan tersebut. Menghilangkan kemungkinan membantu pemecah masalah mengatur informasi dan mengevaluasi mana potongan informasi yang mereka akan menggunakan, menghilangkan informasi yang tidak sesuai. Hal ini mendorong pemecah masalah untuk mempertimbangkan semua pilihan dan mempersempit kemungkinan untuk menyisakan pilihan yang masuk akal. Berikut beberapa contoh masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi menghitung semua kemungkinan.

Tugas 2

10 STRATEGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA Februari 7, 2014

Dalam buku Problem Solving Strategies for Efficient and Elegeant Solutions, Alfred S. Posamentier dan Stephen Krulik menyatakan bahwa ada 10 buah strategi pemecahan masalah. Kamu dapat mendownload materi dari kesepuluh strategi tersebut di bawah ini !! Bekerja mundur ( Working Backwards) Menemukan pola ( Finding a Pattern ) Melihat dari sudut pandang berbeda ( Adopting a Different Point of View ) Menyederhanakan masalah ( Solving a Simpler analogous Problem) Mempertimbangkan hal yang tidak mungkin/ ekstrim ( Considering Extreme Cases) Menggunakan Gambar sebagai Representasi Visual (Making a Drawing (Visual Representation Menebak dan Menguji (Intelligent Guessing and Testing ) Mendaftar semua kemungkinan (Accounting for All Posibilities) Mengatur data (Organizing Data) Membuat penalaran logis (logical Reasoning) Semoga materi tersebut dapat bermanfaat dan saya berharap setelah membaca dan memahami materi tersebut kamu dapat berkata wah, ternyata MATEMATIKA ITU MUDAH (XiXiXiXiXiXi :D) dan tentunya semakin giat lagi untuk belajar matematika. Aminn :)

Simpler Analogous Problem Strategi Menyelesaikan Masalah dengan Menyederhanakan Masalah yang Serupa Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ada lebih dari satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Persoalannya adalah bagaimana menemukan metodeterbaik, cara yang efisien, atau metode yang mampu membuka pikiran kita untuk menyelesaikan masalah tertentu. Sebuah metode kadang menghasilkan suatu masalah terlihat menjadi lebih sederhana dan menjadi sesuatu yang mungkin lebih mudah untuk dipecahkan. Strategi pemecahan masalah dengan menyederhanakan masalah ini biasanya dengan mencobakan masalah ke suatu bentuk yang lebih sederhana, kemudian setelah didapatkan solusi yang berupa pola penyelesaian masalah sederhana ini, kita dapat menggunakannya untuk menyelesaikan pada masalah awal yang lebih kompleks (rumit). Sehingga untuk melakukannya diperlukan pemahaman atau pengetahuan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang lebih kompleks menjadi masalah yang sederhana. Penerapan metode ini dalam kehidupan sehari-hari misalnya seorang koki ingin membuat atau menemukan resep kue baru. Untuk membuat kue dalam porsi yang besar tentunya koki tersebut harus menemukan takaran (ukuran) yang pas dari bahan-bahannya. Agar tidak banyak bahan yang terbuang dalam pembuatan porsi yang besar, dia harus mencobanya dulu dalam takaran yang kecil (menyederhanakan masalah). Apabila dia telah menemukan takaran yang pas, maka koki tersebut dapat membuat kue dalam porsi yang besar dengan menggunakan perbandingan dari takaran yang telah ditemukannya tadi. Contoh lain yaitu apabila seorang pengendara mobil hendak bepergian jauh, dan dia tidak ingin mengisi bahan bakar selama perjalanannya. Sehingga dia harus mengetahui jumlah bahan bakar yang diperlukannya untuk menempuh perjalanan tersebut. Dengan metode penyederhanaan masalah ini, pengendara mobil dapat menentukan berapa liter bensin yang harus dipersiapkannya dengan cara memperkirakan banyaknya penggunaan bahan bakar dalam jarak yang lebih dekat. Misalkan, 7 km dapat ditempuh dengan menghabiskan 2 liter bensin. Sehingga pengendara tersebut dapat menghitung berapa jumlah bahan bakar yang dibutuhkannya dengan menggunakan perbandingan dalam perkiraannya tadi. Berikut ini beberapa contoh permasalahan yang dapat dikerjakan dengan menggunakan metode ini Misalkan kereta penumpang jalur Surabaya Madiun selalu berangkat tiap jam dari masingmasing kota. Dalam perjalanan dari Madiun ke Surabaya, suatu kereta shuttle akan bertemu dengan x banyaknya kereta shuttle yang lain dengan arah yang berlawanan. Jika waktu yang dibutuhkan kereta untuk sekali jalan tepat 4 jam, berapa nilai x?

Solusi : Untuk menentukan kecepatan kereta dan melakukan simulasi untuk menghitung berapa kereta yang lewat tentunya akan memakan banyak waktu. Kita dapat menggunakan simpler analogous problem untuk mempermudah memecahkan masalah tersebut. Perhatikan kasus berikut. Pada saat suatu kereta, sebut 96 kereta A, meninggalkan Madiun, misalkan pada pukul 14.00, maka ia akan bertemu kereta yang berangkat dari Surabaya pukul 10.00. Dan ketika kereta A tiba di Surabaya pada pukul 18.00 (lama perjalanan 4 jam), maka ia akan bertemu dengan kereta yang akan meninggalkan Surabaya pada pukul 18.00. Jadi kereta A tersebut akan bertemu dengan kereta yang berangkat dari Surabaya pada pukul 10.00, 11.00,12.00,13.00,14.00,15.00,16.00,17.00,18.00 (karena kereta berangkat tiap jam dari masing-masing kota). Jadi total ada 9 kereta.

Anda mungkin juga menyukai