Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATAKULIAH


Berpikir dan Bernalar Matematis
yang dibina oleh Bapak Drs. Eddy Budiono, M.Pd.

oleh
Aditya Putra Pratama 160311600234 / 2
Baitus Shofa 160311604640 / 13
Nur Arifiana Lathifa 160311600237 / 22
Tasya Novita Aryanti 160311600223 / 31

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
SEPTEMBER 2019
1) Sifat Memori yang Konstruktif

Sifat Memori yang konstruktif itu mengenai ingatan yang salah karena orang-orang
percaya bahwa mereka “tidak akan pernah lupa” dan tetap sangat percaya diri bahwa
mereka secara akurat mengingat ingatan tersebut, tetapi sebenarnya ada banyak detail yang
terlewatkan atau diingat secara tidak akurat. Contoh dalam bidang matematika yaitu disaat
ada materi operasi perkalian, kebanyakan siswa paham dengan operasi perkalian tapi tidak
memahami konsepnya karena dirasa bisa dan menghasilkan jawaban yang sama walaupun
konsepnya berbeda. Seperti 3 × 2, siswa langsung saja menjawab 6. Cara yang dilakukan
untuk menghasilkan 6, bisa saja dengan cara 3 + 3 = 6 atau 2 + 2 + 2 = 6. Mereka tidak
peduli caranya, yang penting mereka paham dan hasil perkaliannya juga benar. Padahal
dalam konsep, 3 × 2 itu caranya adalah 2 + 2 + 2 bukan 3 + 3, konsep ini sangat penting
karena perkalian dasar ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
urusan kesehatan baik sebagai dokter ataupun pasien.

2) Pengertian Sebelumnya
Kemampuan untuk belajar dan mengingat materi baru tergantung pada apa yang sudah
diketahui sebelumnya. Contoh pada bidang matematika yaitu seperti lanjutan contoh dari
sifat memori yang konstruktif. Yang membahas tentang operasi perkalian, akan sangat
mempengaruhi materi selanjutnya seperti materi perpangkatan. Jika materi perkalian salah
atau belum bisa, maka materi perpangkatan akan sangat sulit dikuasai, karena materi
perpangkatan sangat berkaitan dengan materi perkalian, seperti 24 itu dapat dikerjakan
dengan cara 2 × 2 × 2 × 2 sebanyak 4 kali dan menghasilkan nilai 16.

3) Stereotip dan Prasangka


Stereotip itu dimungkinkan untuk tumbuh menyimpang dari semua bukti. Jadi suatu
ingatan diubah tanpa sadar akan kesadaran bahwa informasi itu diingat kembali dengan
cara yang tidak sesuai dengan peristiwa tersebut. Contoh dalam bidang matematika yaitu
pada persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat, kedua materi tersebut mirip namun berbeda.
Dimana fungsi kuadrat itu bentuk umumnya adalah 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 sedangkan
persamaan kuadrat bentuk umumnya adalah 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0. Dimana banyak siswa tak
sadar kalau fungsi kuadrat itu untuk menggambar grafik dan persamaan kuadrat itu untuk
mencari akar-akar nilai 𝑥. Sehingga ingatan tersebut tumbuh menyimpang dari semua
bukti, dimana ingatan itu diubah tanpa sadar bahwa sebenarnya persamaan kuadrat itu
berbeda dengan fungsi kuadrat.

4) Inferensi dan Distoris


Seperti ketika pengetahuan dan pengalaman kita berubah, ingatan kita juga berubah,
sehingga orang seringkali sulit membedakan antara pikiran mereka sendiri dan persepsi
mereka. Contoh dalam bidang matematika yaitu pada materi keliling pada bangun datar,
dalam pengalaman kita dimana konsep keliling adalah dengan menghitung semua panjang
sisi bangun datar tersebut, apapun bentuknya kita bisa menghitung keliling bangun datar
tersebut dengan cara menjumlahkan semua panjang sisi bangun datar tersebut. Namun
dalam pengetahuan kita tahu bahwa rumus keliling tiap-tiap bangun datar itu berbeda yaitu
untuk persegi maka rumus kelilingnya adalah 4 × 𝑠𝑖𝑠𝑖. Untuk persegi panjang maka rumus
kelilingnya adalah 2(𝑝 × 𝑙). Untuk jajargenjang maka rumus kelilingnya adalah jumlah
panjang keempat sisi. Untuk belah ketupat maka rumus kelilingnya adalah 4 × 𝑠𝑖𝑠𝑖. Untuk
layang-layang maka rumus kelilingnya adalah 2(𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 + 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘). Untuk
trapesium maka rumus kelilingnya adalah jumlah panjang keempat sisi trapesium tersebut.
Dengan adanya pengalaman dan pengetahuan tersebut sehingga kita seringkali sulit
membedakan antara pikiran kita sendiri dan persepsi kita.

5) Memori Benar dan Salah


Orang-orang pada umumnya sangat rentan terhadap penciptaan ingatan palsu; artinya,
orang sering menerima kenyataan sebagai peristiwa yang belum pernah terjadi tetapi hanya
tersirat atau diisyaratkan.

Contoh dalam bidang matematika

Pada penyelesaian suatu persamaan.

Misal : 𝑥 + 3 = 2𝑥 – 4

Guru sebelumnya sudah menjelaskan sebagai berikut :

𝑥 – 2𝑥 + 3 – 3 = 2𝑥 – 2𝑥 – 4 – 3 ( untuk menjadi 2𝑥 nol pada ruas kanan maka harus


dikurangi 2𝑥 sehingga kedua ruas harus dikurangi dengan 2𝑥 dan untuk menjadikan 3 nol
pada ruas kanan maka harus dikurangi 3 sehingga kedua ruas harus dikurangi tiga. Ini
sesuai dengan sifat
𝑥 = 𝑦 ↔ 𝑥 + 𝑧 = 𝑦 + 𝑧)
𝑥 – 2𝑥 + 0 = 0 – 4 – 3
−𝑥 = −7
𝑥 = 7 (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑎 − 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 − 1. 𝐼𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥
= 𝑦 ↔ 𝑥𝑧 = 𝑦𝑧).

Saat diberikan ujian atau tes tulis dengan soal serupa, kebanyakan siswa menjawab sebagai
berikut

𝑥 + 3 = 2𝑥 – 4

𝑥 – 2𝑥 = −4 – 3 (2𝑥 pindah ruas ke ruas kiri sehingga tandanya berubah menjadi negatif
dan tiga pindah ruas ke ruas kiri sehingga tanda berubah menjadi negatif)

Padahal pada penjelasan sebelumnya, guru tidak pernah mengajarkan pindah ruas tetapi
banyak siswa yang menjawab menggunakan cara pindah ruas. Hal seperti ini menunjukkan
bagaimana orang bisa disesatkan dalam mengingat hal-hal yang tidak pernah terjadi
(Roediger & McDermott, 1995). Banyak orang yang sangat percaya diri mengerjakan
menggunakan cara pindah ruas, ketika itu tidak dijelaskan. Pindah ruas dikaitkan dengan
cara menyelesaikan persamaan dan diaktifkan di memori ketika dikaitkan kata-kata
diaktifkan.

6) Pengambilan Kembali

Tidak ada ingatan tanpa pengambilan kembali suatu informasi, tetapi kita perlu
menyadari banyak hal bahwa memori/ingatan itu bisa menjadi bias (dipenuhi prasangka)
dan dengan demikian tidak akurat. Pastinya, sukses dalam pengambilan kembali informasi
adalah goal dari mengingat, tetapi seorang pemikir kritis akan mempertimbangkan bahwa
memori/ingatan itu dapat bias.

Contoh dalam bidang matematika

Pada saat kelas 8 SMP kita telah mempelajari materi lingkaran yaitu mengenai keliling dan
luas lingkaran

𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = 2𝜋𝑟 = 𝜋𝑑


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝜋𝑟 2
= 𝜋 ( 𝑑 )2
= 2𝜋𝑑
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛:
𝑟 = 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑑 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
22
𝜋 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 3,14
7
Dari isi materi tersebut kita telah belajar bagaimana cara untuk menghitung luas dan
keliling lingkaran. Setelah itu kita akan menyimpan pengetahuan tersebut di dalam ingatan
kita dengan cara banyak berlatih soal yang berkaitan dengan lingkaran. Sehingga ingatan
kita akan menjadi lebih baik dalam menyimpan pengetahuan.

Pada saat ujian terdapat pertanyaan misalnya :

Sebuah lingkaran memiliki panjang diameter 35 cm. Tentukanlah keliling lingkaran dan
luas lingkaran!

Untuk menyelesaikan pertanyaan di atas kita tidak mungkin langsung menjawab hasilnya
tanpa mengingat rumus dan prosesnya. Untuk itu kita akan mengambil kembali
pengetahuan yang telah kita simpan untuk dimunculkan kembali :

Untuk mencari keliling lingkaran dapat digunakan rumus berikut.


𝐾 = 𝜋𝑑 (pengetahuan yang telah disimpan dan dimunculkan kembali)
22
= ( ) 𝑥 35 𝑐𝑚 = 110 𝑐𝑚
7
Sedangkan untuk mencari luas lingkaran dapat menggunakan rumus berikut.
𝐿 = 2𝜋𝑑 (pengetahuan yang telah disimpan dan dimunculkan kembali)

22
= 2 ( ) 35
7
= 220 𝑐𝑚2

7) Berpikir dan Lupa


Menurut definisi, kita tidak dapat mengingat apa yang telah kita lupakan. Seringkali,
kita akan memiliki informasi parsial tentang informasi yang terlupakan, seperti frustasi,
"Saya tahu bahwa saya tahu jawabannya, tetapi saya tidak dapat mengingatnya sekarang."
Para psikolog menyebut pengalaman ini sebagai fenomena "ujung lidah" karena secara
menjengkelkan informasi tampaknya tepat di ujung lidah, tetapi tidak bisa diingat. Di
waktu lain, kita tidak tahu apa yang telah kita lupakan

8) Mengingat Kesalahan
Jelas bahwa kami menyimpan pengetahuan (atau menghasilkannya) dengan cara yang
sangat terorganisir. Terkadang, kesalahan yang kita buat dapat memberikan petunjuk
tentang bagaimana hal itu diatur. Ingat bahwa kenangan jangka panjang disimpan dalam
jaringan asosiatif.
Contoh dalam bidang matematika

Misalkan terdapat pertanyaan

Berapakah jumlah sisi persegi dengan bersudut 180 derajat?

Kebanyakan siswa mungkin cenderung menjawab 4 dengan percaya diri dan yakin benar,
padahal jawaban mereka sangat salah karena tidak ada persegi dengan yang memiliki sudut
180 derajat (yang benar 360 derajat). Demonstrasi seperti ini menunjukkan cara kerja
memori. Ketika siswa membaca tentang jumlah sisi persegi, siswa akan mengaktifkan
pengetahuan ciri-ciri/karakteristik persegi yang memiliki jumlah sisi 4 dan tidak pernah
memperhatikan bahwa sudut 180 derajat disebutkan dalam pertanyaan itu.

9) Chunking
Chunking adalah teknik hafalan yang digunakan ketika mengingat angka-angka,
meskipun dapat juga digunakan untuk mengingat hal-hal lain. Teknik ini berdasarkan ide
bahwa memori jangka pendek itu terbatas pada jumlah benda yang ada. Biasanya
setiap orang dapat mengingat 7 (lebih atau kurang 2) “benda” dalam memori jangka
pendek. Dengan kata lain, orang dapat mengingat 5 sampai 9 barang dalam sekali
waktu. Berikurnya teknik Chunking banyak digunakan dalam matematika khususnya
materi barisan dan deret. Jika diperhatikan, misalkan sebuah bilangan 144169196225256
Saat menggunakan teknik ini untuk mengingat sesuatu, dapat dilakukan dengan
mengurangi jumlah benda yang diingat dalam memori dengan meningkatkan ukuran
dari setiap benda. Dalam mengingat barisan-barisan tersebut, bisa dihafal setiap bilangan
atau dengan menjadi 144 169 196 225 256 . Hal ini berarti angka 144169196225256
dihafalkan dengan memenggalnya, tidak dihafalkan 12 angka secara keseluruhan,
tetapi dipenggal-penggal menjadi 43 bagian. Hal ini lebih akan sangat membantu jika
menerapkan sebuah rasio dari barisan geometri, yakni 122 , 132 , 142 , 152 , 162 dst.

10) Metamemori
Istilah metamemori mengacu pada pengetahuan pribadi seseorang tentang sistem
memorinya sendiri. Hal ini mencakup misalnya Berikut salah satucontoh pengungkapan
pemanfaatan metamemori dalam menentukan selesaian integral fungsi rasional
berikut.

Sebelum siswa menyelesaikannya mereka diminta untuk membaca sekitar 5 menit (tanpa
menulis), kemudian menjawab pertanyaan berikut: Apakah anda memahamisoal
tersebut?Dapatkah anda menyelesaikannya? Setelah diberi kesempatan menjawab,
kemudian mereka diminta untuk menjawab pertanyaan lanjutan: Bagaimana cara anda
mengerjakannya?(mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan), Selesai mengerjakan,
mereka diminta untuk menjawab pertanyaan berikut. Apakah pertanyaannya sudah
terjawab? Bagaimana anda mengetahuinya? Apakah anda yakin dengan apa yang anda
kerjakan? Pertanyaan-pertanyaan terakhir berkaitan dengan pemanfaatan metamemori
dan pengevaluasian.

11) Mnemonik
Teknik mnemonik adalah Teknik yang memudahkan penyimpanan, atau penyandian
dan pengingat ( recall ) terhadap informasi dalam memori. Untuk mengingat perbandingan
trigonometri yang bernilai positif pada tiap kuadran digunakan istilah ‘Alsintankos atau
Semanis Sinta Tanpa Kosmetika’ maksudnya :
‘Al = all’ artinya pada kuadran I, semua nilai perbandingan trigonometri positif,
‘sin’ = sinus artinya pada kuadran II hanya sinus yang bernilai positif,
“tan’ = tangen, pada kuaran III hanya tangen bernilai positif, dan
‘kos’= cosinus, pada kuadran IV hanya kosinus yang bernilai positif
Untuk mengingat Rumus Trignonometri Sin Cos Tan berdasarkan segitiga :
SINDEMI COSAMI TANDESA
SINDEMI = sin = sisi depan / sisi miring
COSAMI = Cos = sisi Samping / Sisi miring
TANDESA = Tan = Sisi Depan / sisi Samping...

Untuk menghafal satuan panjang ..


Kucing Hitam DAlam Mobil Desi Cantik MondarMandir
Maksudnya :
K = Km M=M MM = MM
H = Hm D = Dm
DA = Dam C =Cm

Untuk mengingat bilangan romawi


Makan Dengan Capcay Lezat Xekali Venuh Inergi
Maksudnya :
M= 1000, D = 500, C = 100, L = 50, X = 10, V = 5 , I = 1

12) Kata Sandi dan Gambar


Contoh pada materi Trigonometri.
Missal seorang siswa hendak menghafalkan nilai dari sin, tan, dan cos apakah negative atau
positif pada setiap kuadran.

Kemudian dia akan menggunakan cara kata sandi dan gambar untuk menghafal nilai-nilai
tersebut. Ia memisalkan setiap kuadran adalah seorang anak sehingga kuadran satu adalah
anak pertama, kuadran dua anak kedua dan seterusnya. Setelah itu untuk kuadran satu yang
bernilai positif itu sin, tan dan cos jadi ia memisalkan nama anak pertama adalah Sicotan
yaitu singkatan dari sin, cos, dan tan. Untuk kuadran dua yang bernilai positif hanyalah sin
sehigga ia memisalkan nama anak kedua adalah sinta. Untuk kuadran tiga yang bernilai
positif adalah tan sehingga ia memisalkan nama anak ketiga adalah tanto. Untuk kuadran
empat yang bernilai positif adalah cos sehingga ia memisalkan nama anak keempat cosasin.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa siswa ini menggunakan suatu cara untuk
menghafalkan nilai dari sin, cos dan tan disetiap kuadran dengan menggunakan kata sandi
dan gambar, dimana setiap kuadran yang dimisalkan dengan anak pertama kedua dan
seterusnya serta nama dari setiap anak menunjukkan bahwa siswa ini menggunakan kata
sandi. Sedangkan penggunaaan gambar dapat dilihat dari perepresentasian setiap kuadran
dengan anak pertama kedua dan seterusnya.

13) Metode Sajak


Contoh pada materi trigonometri
Missal seorang siswa hendak menghafalkan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-
siku.

Siswa tersebut akan menggunakan sajak untuk menghafalkan perbandingan dari sin, cos
dan tan pada segitiga siku-siku dengan sudut 𝛼. Untuk perbandingan sin ia memisalkan
demi dimana artinya bahwa perbandingan sin pada segitiga siku-siku denggan sudut 𝛼
adalah sisi depan dibagi dengan sisi miring. Kemudian untuk perbandingan cos ia
memisalkan sami dimana artinya bahwa perbandingan cos pada segitiga siku-siku dengan
sudut 𝛼 adalah sisi samping dibagi dengan sisi miring. Sementara itu untuk perbandingan
tan ia memisalkan desa dimana artinya bahwa perbandingan tan pada segitiga siku-siku
dengan sudut 𝛼 adalah sisi depan dibagi dengan sisi samping. Dari uraian diatas kata-kata
demi, dami, desa merupakan suatu sajak yang dibuat siswa tersebut untuk
memudahkannya menghafalkan perbandingan dari sin, cos dan tan pada segitiga siku-siku
dengan sudut 𝛼.
14) Bantuan Memori Eksternal
Contoh pada materi trigonometri
Missal seeorang siswa hendak menghafalkan nilai sin, cos dan tan pada sudut-sudut
istimewa.

Langkah yang dilakukan siswa tersebut adalah dengan menuliskan dilembaran kertas
mengenai nilai sudut istimewa tersebut seperti gambar diatas, kemudian ia akan
menghafalkan satu persatu sampai semuanya hafal. Disini dapat dilihat bahwa siswa
tersebut menggunakan bantuan memori eksternalnya untuk menghafalkan nilai sudut-sudut
istimewa tersebut dimana ia menuliskannya pada selembar kertas, sehingga ia telah
menggunakan alat bantu kertas dan pulpen untuk menghafalkan sudut-sudut istimewa
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai