Ayam Broiler
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan cirri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging,
masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada
lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990).
Menurut Mountney (1983) ayam broiler yang baik adalah ayam yang cepat
tumbuh dengan warna bulu putih, tidak terdapat warna-warna gelap pada karkasnya,
memiliki konfirmasi dan ukuran tubuh yang seragam. Ayam broiler akan tumbuh optimal
pada temperature lingkungan 19 – 210C (Soeharsono, 1976).
Konsumsi Ransum
Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai dengan
potensi genetiknya bila memperolh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan
tersebut diperoleh ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah makanan (Sutardi,1980).
Menurut Maynard and Loosly (1962) tujuan ternak mengkonsumsi ransum adalah untuk
hidup, bertumbuh dan berproduksi.
Konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila diberikan
secara ad libitum. (Parakkasi, 1999). Sedangkan menurut Tillman et al. (1991) konsumsi
diperhitungkan dari jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, dimana zat makanan
yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk
produksi hewan tersebut.
Air merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tiga bagian tubuh
hewan adalah air dengan berbagai peranan untuk kehidupan (Parakkasi, 1999). Menurut
Scott et al. (1982) , air mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) zat dasar dari darah, cairan
interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam transformasi zat- zat makanan, (2)
penting dalam mengatur suhu tubuh karena air mempunyais sifat menguap dan specific
heat, (3) membantu mempertahankan homeostatis dengan ikut dalam reaksi dan
perubahan fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmotis, konsentrasi elektrolit.
Kandungan air dalam tubuh anak ayam berumur satu minggu adalah 85% pada
umur 42 minggu. Kehilangan air tubuh 10% dapat menyebabkan keruskan yang sangat
hebat dan kehilangan air tubuh 29% akan menyebabkan kematian (Wahju, 1997).
Pada ayam broiler konsumsi air minum erat hubungannya dengan bobot badan
dan konsumsi ransum. Menurut Ensminger et al (1990) pada umumnya ayam
mengkonsumsi air minum dua kali dari bobot pakan yang dikonsumsi. Konsumsi air
minum juga akan meningkatkan pada saat ayam pada temperatur lingkungan yang tinggi
(May and Lott, 1992). Menurut NRC (1994) konsumsi air minum bertambah
Pertumbuhan
Salah satu hal penting dalam menentukan produksi ternak adalah dengan
mengetahui pertumbuhannya. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang sangat
kompleks yang meliputi pertambahan bobot hidup dan pertumbuhan secara merata dan
serentak (Maynard et al., 1979). Sedangkan menurut Anggorodi (1980) pertumbuhan
didefinisikan sebagai pertambahan dalam bentuk dan jaringan seperti urat daging, tulang,
jantung, otak, dan semua jaringan tubuh lainnya.
Konversi Ransum
Konversi ransum merupakan suatu ukuran yang dapat digunkan untuk menilai
efisiensi penggunaan ransum serta kualitas ransum. Konversi ransum adalah
perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan
dalam jangka waktu tertentu (North, 1984). Rasyaf (1992) menyatakan bahwa salah satu
ukuran efisiensi adalah dengan membandingkan antara jumlah ransum yang diberikan
(input) dengan hasil yang diperole baik itu daging atau telur (output). Nilai suatu ransum
selain ditentukan oleh nilai konsumsi ransum dan tingkat pertumbuhan bobot badan juga
ditentukan oleh tingkat konversi ransum, dimana konversi ransum menggambarkan
banyaknya jumlah ransum yang digunakan untuk pertumbuhannya (Wiradisastra, 1986).
Semakin rendah angka konversi ransum berarti kualitas ransum semaikin baik.
Anggorodi (1980) menyatakan bahwa nilai konversi ransum dapat dipenuhi oleh
beberapa factor, diantaranya adalah suhu lingkungan, laju perjalanan ransum melalui alat
pencernaan, bentuk fisik, dan konsumsi ransom.