Anda di halaman 1dari 4

yang menumbuhkan bunga-bunga ini,

Matahari?”

Matahari tertawa lebar, “Semalam Awan


menangis hingga airnya menumbuhkan biji-
biji bunga yang cantik.”

Pelangi merasa malu dan sedih karena


PeLangi dan Awan telah berbicara kasar pada Awan kemarin,
Oleh: Juwita Liana
Pelangi memandang Awan dengan sinis, “Ternyata warna kelabu mu juga disukai
Pada suatu sore, Pelangi muncul dengan
“Hanya aku yang memiliki warna indah. oleh banyak orang dan dapat menumbuhkan
punggungnya yang berwarna-warni.
Lihat saja, tak ada satu pun yang secantik bunga yang cantik, Awan.”
“Lihatlah danau itu, ia menjadi indah aku di sekeliling danau ini. Mereka tidak
Awan dan Pelangi pun tersenyum, mereka
karena berada di samping ku,” Pelangi mampu memperindah danau ini seperti
berjanji tidak saling mengejek dan
membanggakan dirinya. aku!” Pelangi merasa kesal lalu warnanya
bersama-sama untuk memperindah bumi
pudar dan langit kembali gelap.
Awan memandang Pelangi yang sedang sampai saat ini.
menunjukkan kecantikkannya, “Yaa, kau Malam itu Awan sedih karena Pelangi
memang cantik Pelangi. Warna mu cerah marah padanya. Awan meneteskan airnya
dan semua orang menanti mu.” ke bumi dan tertidur lelap.

“Betul, bahkan kau tidak mampu memiliki ***

warna seindah aku. Warnamu sering kelabu


Keesokan harinya, Matahari
dan membuat orang-orang takut,” ejek
membangunkan Pelangi dan Awan. Pelangi
Pelangi.
sangat terkejut ketika melihat danau
Awan tersenyum mendengar kata-kata menjadi sangat indah dengan bunga
Pelangi, “Kita semua memang bertugas berwarna-warni di sekelilingnya, “Siapa
memperindah bumi ini, bukan?”
Pak Ayam yang Rajin seperti hewan lain yang bebas bangun jam merasa kelaparan dan tenggorokkannya
Oleh: Juwita Liana berapa saja dan tidak perlu berkokok terasa semakin perih.
Hari ini Bapak Ayam setiap pagi.”
“Sepertinya aku harus ke dokter,” gumam
sangat kerepotan
*** Pak Ayam. Ia berkeliling Desa mencari
karena ia bertugas
Keesokan harinya, Pak Ayam bertekad dokter, tetapi tidak ada satu pun dokter
untuk berkokok
untuk bangun pada siang hari dan tidak yang ia temui. Para hewan masih tertidur
membangunkan warga
ingin berkokok. Ia hanya ingin beristirahat karena tidak mendengar Pak Ayam
di Desanya. Ia merasa
dan makan seharian. berkokok.
lelah harus bangun
lebih awal dari semua hewan di Desa dan Semenjak saat itu, Pak Ayam menyesal dan
“Haaaaaa,, senangnya hari ini tidak perlu
berkokok sangat kencang setiap pagi. berjanji pada diri
bertugas,” teriak Pak Ayam. Ia melihat
berkeliling sangat sedikit sekali hewan sendiri untuk tidak
Dari kejauhan Ibu Bebek berbaris
yang lewat, hanya ada Bu Bebek yang baru pernah malas dan
bersama kelima anaknya, “Pagi, Pak Ayam..
keluar rumah. mengeluh lagi untuk
Kelihatannya hari ini Bapak sedang tidak
bangun pagi dan
bersemangat?”
“Ibu tidak mengantar anak-anak ke berkokok. Pak Ayam
“Benar Bu Bebek, saya merasa sangat lelah sekolah?” Pak Ayam heran. ingin
dengan pekerjaan ini.. Saat hewan yang membangunkan semua hewan agar mereka
“Saya dan kelima anak saya kesiangan Pak.
lain masih tertidur lelap saya harus semua dapat beraktivitas kembali.
Jadi kami tidak berangkat ke sekolah hari
berkokok membangunkan mereka. Saya
ini,” jawab Bu Bebek sedih. “Kokok..kokok..”
ingin berhenti saja sepertinya,” keluh Pak
Ayam. Pak Ayam hanya diam dan tak mau ambil “Terimakasih Pak Ayam telah
pusing. Ia berjalan-jalan lagi untuk membangunkan kami semua..” semua hewan
“Tapi siapa yang akan menggantikan Bapak
menikmati hari liburnya dan mencari Desa merasa senang karena bisa bangun
nanti?” tanya Bu Bebek cemas.
makan. Sepanjang jalan tak ada satu pun pagi lagi.
“Ohok..ohok, tenggorokkan saya sudah hewan yang berjualan di Desa. Pak Ayam
sangat sakit, Bu. Mulai besok saya ingin

Anda mungkin juga menyukai