Anda di halaman 1dari 8

Dismaturitas

Dismaturitas ialah bayi baru lahir yang BB lahir kurang dibanding dengan BB seharusnya untuk masa gestasi bayi
itu (KMK). Pengertian BB kurang dari BB lahir dibawah persentil ke-10 menurut kurva pertumbuhan intrauterin
Usher Lubchenco atau dibawah 2 SD menurut kurva pertumbuhan intra uterin Usher danMc. Lean. Dismaturitas
dapat terjadi preterm ³term´ atau ³post term´ nama lain yang digunakan ialah KMK (kecil untuk masa kehamilan,
insufisiensi plasenta). Untuk dismaturitas post term sering disebut µpost maturity¶. Penyebab dismaturitas ialah
setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin.

Gejala klinis.

Dismatur dapat terjadi ³preterm´, ³term´, ³post term´. Pada preterm akan terlihat gejala fisis bayi prematur
murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini BB < 2.500 gram, karateristik fisis sama dengan bayi
prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan µwasting¶ demikian pula pada post term dengan
dismaturitas.

Menurut Guenwald defisit yang menyebabkan retardasi pertumbuhan biasanya berlangsung


kronis akibat defisit akan terjadi ³fetal distress´.
Fetal distress dibagi dalam 3 golonngan yaitu :

1.Acute fetal distress

2.Sub acute fetal distress

3.Cronik fetal distres.

Bayi dismatur dengan tanda ³wasting´ atau insufisiensi plasenta dapat dibagi dalam
Stadium yaitu :
1.Stadium pertama
Bayi nampak kurus dan relatif lebih panjang, kulit longgar kering seperti perkamen, belum
terdapat noda mekonium.
2.Stadium kedua.
Stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit, plasenta dan umbilikus.
3.Stadium ketiga.
Ditemukan stadium 2 ditambah kulit berwarna kuning, demikian pula pada kuku dan tali pusat.
K omplikasi prematuritas
1. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).
2. Hipoglikemi simtomatik.
3. Asfiksia neonatorum
4. Penyakit membran hialin.
5. Hiperbilirubinemia.
PenatalaksanaanBayiDismatur.
1.Beri makanan dini ³early feeding´ untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. Kadar gula darah
harus diperiksa 8 ± 12 jam

2.Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui sindroma aspirasi mekonium.

3.Setiap jam dihitung frekwensi pernafasan (bila frek.pernafasan > 60x/mnt) dibuat foto thorax.

4.Pencegahan terhadap infeksi sangat penting.

5.Temperatur dikelola jangan sampai kedinginan karena bayi dismature sangat mudah menjadi

hipotermi.
Bayi BBLR dapat berupa bayi prematur murni atau bayi dismatur. Hal ini sangat penting dibedakan :
1.Morbiditas yang berlainan, misalnya prematuritas murni mudah menderita komplikasi seperti
membran hialin, perdarahan intra ventrikuler, pneumonia aspirasi.
2.Bayi dismatur mudah mengalami sindroma asfiksia mekonium, hipoglikemia simtomatik dan
hiperbilirubinemia.
3.Pada bayi dismatur yang pretem dengan sendirinya komplikasi bayi prematuritas murni juga
terjadi.
4.Pemberian makan dini lebih dari bayi prematur.
ASUHANKEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan ingesti, digesti dan

absorpsi
2. Pengaturan suhu tidak efektif b.d Imaturitas
3. Resiko infeksi b.d. tindakan invasif, Imaturitas

Dx. Keperawatan
NOC
NIC

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan ingesti,
digesti dan absorpsi.

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan, status nutrisi

optimal dg kriteria:
- Gerakan aktif
- Intake nutrisi meningkat
- Residu gastric menurun /

(-)
- BB meningkat secara
bertahap.
1. Diit bertahap
- Pantau peristaltik
- Berikan nutrisi dari jumlah sedikit lalu

meningkat
- Pantau toleransi makanan
- berikan formula khusus bayi dg BB kurang
- Lakukan fisioterapi oral

2.Management nutrisi:

- Pantau BB secara teratur


-Monitor & catat intake nutrisi
3. Therapi nutrisi:
- Hitung kebutuhan kalori, protein, cairan
harian
- Berikan makanan lewat mulut / Parenteral
Pengaturan suhu tidak
efektif b.d Imaturitas

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan pengaturan
suhu tubuh normal dg
kriteria:
- Suhu tubuh dalam batas
normal
- Akral hangat

-Berikan pakaian yang hangat untuk bayi


-Ganti pakaian segera jika pakaian basah
-Letakkan bayi pada warmer/inkubator
-Pakaikan penutup kepala
-Ukur suhu aksila
-Observasi adanya keringat
-Observasi sianosis

Resiko
infeksi
b.d.
tindakan
invasif,
Imaturitas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien akan terhindar dari infeksi dg kriteria :

( Resiko control)
- tidak ada tanda-tanda
infeksi
- Tanda-tanda vital dalam
batas normal

*Kontrol infeksi:
-Gunakan tehnik aseptik setiap prosedur
tindakan

-Gunakan universal precaution

-Inspeksi kondisi dari tindakan invasif


-Monitor tanda infeksi baik lokal maupun
sistemik
-Gunakan pakaian pengganti sebelum masuk
ruangan
-Monitor angka lekosit
-Monitor tanda vital
-Tingkakan istirahat dan diet
-Batasi pengunjung bila perlu
-Jaga kebersihan lingkungan dan personal
hygiene
*Manajeman infeksi:

-Kolaborasi penggunaan antibiotik

Anda mungkin juga menyukai