OLEH :
Nama : Jein Yorista Pamasi
NIM : 0811015068
1
1. Langkah-Langkah Manajemen Masalah Kesehatan
1. Identifikasi masalah
Masalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan.
Cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas
menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara
kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif
Penentuan masalah dapat dengan cara membandingkan dengan yang lain,
memonitor tanda-tanda kelemahan, membandingkan capaian saat ini dengan tujuan
atau dengan capaian sebelumnya, Checklist, brainstorming dan dengan membuat
daftar keluhan.
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di
wilayah kerja Puskesmas dan pengembangan program intervensinya, menganalisis
masalah kesehatan dapat tersebut menggunakan pendekatan epidemiologi, prinsip-
prinsip kesehatan masyarakat, kedokteran pencegahan, paradigma hidup sehat
menurut Blum dan analisis sistem.
Berdasarkan data yang ada, beberapa masalah yang terjadi di Puskesmas Palaran
Tahun2008 :
NO PENCAPAIA
PROGRAM TARGET MASALAH
. N
Hanya
Pelayanan deteksi resiko
mencapai 195
1 tinggi oleh tenaga 222 195
dari target
kesehatan
222
Hanya
Pelayanan deteksi dan mencapai
2 stimulasi dini tumbuh 3190 2358 73,93% dari
kembangbalita target sasaran
3190
Penemuan/pengobatan Pencapaian
3 penderita TB paru (DOTS) 92 51 hanya 50%
BTA positif dari target 92
Pencapaian
Jumlah suspect yang hanya 34,80%
4 925 322
didapat dari target
925
Pencapaian
Pengobatan penderita hanya 0,76
5 1322 10
malaria klinis dari target
1322
Pencapaian
Pemeriksaan sampel darah hanya 3,40%
6 1322 45
PCD dari target
1322
2
Pencapaian
Imunisasi lengkap pada ibu hanya 55,83%
7 776 433
hamil dari target
776
Pencapaian
hanya 12,73%
8 Imunisasi TT WUS 6149 783
dari target
6149
Pencapaian
Penemuan kasus
hanya 54,64%
9 pneumonia oleh petugas 573 313
dari target
puskesmas
573
Pencapaian
Pemberian kapsul vit.A
hanya 66,15%
10 (dosisi 100.000) pada 1509 998
dari target
Balita 6-11 bulan
1509
Pencapaian
Pemberian kapsul vit.A
hanya 82,83%
11 (dosisi 100.000) pada 5990 4962
dari target
Balita 1-4 thn
5990
Pencapaian
Pemberian kapsul vit A
hanya 65,68%
12 dosis 200.000 SI pada ibu 850 558
dari target
nifas
850
Pencapaian
Pemberian tablet besi (Fe hanya 81,23%
13 886 720
90) pada ibu hamil dari target
886
Pencapaian
Penimbangan balita di hanya 55,63%
14 41100 22865
Posyandu (D/S) dari target
41100
Pencapaian
Inspeksi sanitasi
15 47 4 hanya 8,51%
pembuangan limbah
dari target 47
Pencapaian
ghanya
16 Posyandu pratama 6 2
32,26% dari
target 6
Pencapaian
17 Posyandu Mandiri 2 1 hanya 50%
dari target 2
3
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh
sekelompok orang secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode
tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang
kurang penting. beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:
• Besarnya masalah yang terjadi
• Pertimbangan politik
• Persepsi masyarakat
• Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu
• Scoring Technique (Metode Penskoran) Mis: metode delbeg, metode hanlon,
metode delphi, metode USG , metode pembobotan dan metode dengan rumus
• Non Scoring Technique.
NO Prioritas
PROGRAM U S G Skor
.
Pelayanan deteksi resiko tinggi ibu 3
1 5 5 3 13
hamil oleh tenaga kesehatan
Pelayanan deteksi dan stimulasi dini 9
2 4 3 3 10
tumbuh kembang balita
Penemuan/pengobatan penderita TB 2
3 5 5 4 14
paru (DOTS) BTA positif
4 Jumlah suspect yang didapat 5 5 5 15 1
5 Pengobatan penderita malaria klinis 3 4 4 11 5
6 Pemeriksaan sampel darah PCD 3 3 4 10 8
7 Imunisasi lengkap pada ibu hamil 4 3 4 11 6
8 Imunisasi TT WUS 3 3 3 9 10
Penemuan kasus pneumonia oleh 7
9 4 4 3 11
petugas puskesmas
Pemberian kapsul vit.A (dosisi 12
10 3 3 2 8
100.000) pada Balita 6-11 bulan
Pemberian kapsul vit.A (dosisi 13
11 3 3 2 8
200.000) pada Balita 1-4 thn
Pemberian kapsul vit A dosis 200.000 11
12 3 3 3 9
SI pada ibu nifas
Pemberian tablet besi (Fe 90) pada ibu 4
13 4 4 4 12
hamil
14 Penimbangan balita di Posyandu (D/S) 2 1 1 4
15 Inspeksi sanitasi pembuangan limbah 1 1 1 3 17
16 Posyandu pratama 3 2 2 7 14
17 Posyandu Mandiri 3 2 2 7 15
3. Rumusan Masalah
Mencakup apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana
4
Cakupan suspect yang didapat hanya mencapai 34,80% dari target sasaran yang
ditetapkan sebanyak 925 di puskesmas Palaran pada tahun 2008.
5
Penyuluhan dilakukan jika ditemukan suspek penderita TB dan hanya
dilakukan kepada keluarga suspek penderita TB, dan masih minimnya media
promosi yang ada.
6
1. Mengkoordinir penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas berdasarkan data
program Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Memberikan tugas kepada para bawahan dan unit-unit serta Puskesmas Pembantu
sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
A. Petugas Medis :
1. Dokter Umum :
7
2. Dokter Gigi
3. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada kunjungan
dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan
dan penyakit dalam
1. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan
3. Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan gigi
8
5. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel di luar gedung
puskesmas
Menurut saya, seorang dokter sebaiknya tidak menduduki 2 jabatan sekaligus karena
hal ini akan mempengeruhi produktivitas dan kinerjanya dalam menjalankan tugas.
Apalagi dalam melaksanakan pekerjaannya sangat berhubungan erat dengan kehidupan
manusia jadi diperlukan konsentrasi yang penuh dalam menjalankan tugas & tanggung
jawab yang diberikan. Pada dasarnya Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dalam
jabatan struktural tidak dapat merangkap dalam jabatan struktural lain atau jabatan
fungsional. Hal ini dimaksudkan agar Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dapat
memusatkan segala perhatian dan kemampuannya di dalam melaksanakan tugas
jabatannya, sehingga diharapkan dapat dihasilkan suatu hasil kerja yang optimal.
(3) Jabatan struktural yang dirangkap oleh Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.