Anda di halaman 1dari 16

De Stijl 11 March, 2008

Filed under: 7 aliran desain, De stijl — fabolousse7entd1 @ 12:52 pm

1916, De Stijl
Gaya yang berasal dari Belanda, De Stijl adalah suatu seni dan
pergerakan disain yang dikembangkan sebuah majalah dari nama yang
sama ditemukan oleh Theo Van Doesburg. Motor dari De Stijl adalah
arsitek dan desainer Gerrit Rietveld. Pusat Kebudayaan Belanda di
Jakarta, Erasmus Huis akan menyelenggarakan Pameran Rietveld & De
Stijl dan berlangsung sampai tanggal 29 Juli 2006. Pengaruh gerakan ini
masih ditemukan pada topografi, desain dan arsitektur Belanda serta seni
video. De Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan
warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris. Gambar
dibawah adalah Red and Blue Chair yang dirancang oleh Gerrit
Rietveld.Gaya desain De Stijl sendiri memiliki ciri khas kotak-kotak atau
memiliki elemen bidang persegi yang dimiliki juga pada kemasan ini. De
Stijl sendiri bermula pada tahun 1916 yang berasal dari Belanda yang
merupakan suatu seni dan pergerakan desain yang dikembangkan sebuah
majalah bernama Sama yang ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De Stijl
menggunakan warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris
serta bentuk segi empat yang kuat.Seniman terkenal pada masa ini
adalah Mondrian (pelukis) dan Rietvald (arsitek). Mereka menuangkan
bentuk-bentuk dekoratif kedalam bentuk geometris dengan teori Neo
Plasticism (Mondrian) “kreasi baru seni …hanya dapat didasarkan pada
abstraksi dari semua bentuk dan warna (baca: garis tegas dan warna-
warna utama).”(Le Moine 1987)
Pembagian ruang yang tepat, sederhana, bentuk dasar, warna primer,
tipografi asimetris. Konsep metafisik secara radikal mengubah
bidang/lembar cetakan. (Kebanyakan) mempengaruhi Bauhaus,
International Style, dan “Swiss Graphic”. Mondrian, Van Does. De Stijl
merupakan gaya dari Belanda (de Stijlbisa diartikan The Style dalam
Bahasa Inggris, alias gaya dalam Bahasa Indonesia) tidak sempat masuk
ke Indonesia. Itu karena Belanda menjajah Indonesia, namun tampaknya
gaya ini kurang begitu populer untuk bisa berkembang ke luar, bisa pula
karena Belanda sedikit terkucil karena menolak terlibat Perang Dunia I.
Kesimpulannya, jarang orang bisa tahu de Stijl.Jadilah rasa kagum
bertambah lagi saat gaya de Stijl bisa dibahas dalam sebuah brosur
promosi perguruan tinggi yang mahal dan bergensi di Jakarta. Di situ
tertulis kalau mahasiswanya tidak cuma merancang baju tapi membuat
karya berkonsep dan dekat dengan karya seni murni.
Apa itu De Stijl?
Bukan kerupuk ikan. Bukan juga merk sambal. De Stijl adalah sebuah
fenomena seni yang dimotori Theo van Doesburg dan Piet Mondrian
ga berapa lama setelah perang dunia I. Intinya bagaimana sebuah
karya seni lukis tidak lagi meniru bentuk-bentuk yang sudah ada di
alam. Tapi melompat jauh dengan menyederhanakannya menjadi
konsep ruang saja.Jadi jangan heran kalau lukisan dengan gaya
seperti ini kebanyakan berbentuk tumpukan kubus dan persegi
panjang. Tapi jangan takut, ada juga beberapa yang memakai
lingkaran atau pengaturannya rada miring seperti karya Vilmos
Huszár.Hal yang menarik dari pelukis de Stijl adalah kemampuan
mereka untuk memanipulasi penglihatan anda jauh sebelumoptical
art ditemukan pada tahun 1960an. Hal seperti ini bahkan baru bisa
dibahas berapa tahun lalu oleh penulis buku grafis Tatsu Maki.Atau
untuk anda yang sedikit lebih sensitif, perhatikan kotak-kotak di
lukisan ini lebih lama. Bisakah anda membayangkan susunan rumah
dengan berbagai tingkatan dan tangga-tangganya. Ingat, lukisan itu
hanya terdiri dari kotak-kotak dua dimensi.Tapi cara desainer dan
calon desainer benar-benar membuat hati berdecak “kagum”. Mereka
bahkan hanya meniru susunan kotaknya untuk dijadikan motif! Tidak
ada sama sekali hal yang istimewa dengan bentuk bajunya,
jangankan untuk mengolah konsep lukisannya menjadi hal yang baru.
Untuk lebih meyakinkan bahwa itu gaya de Stijl, dikutip salah satu
kalimat Piet Mondriaan yang kalau diterjemahkan bunyinya kira-kira
“Anda bisa ikutan jadi de Stijl tanpa perlu menjadi kotak”. De Stijl
atau dalam Bahasa Inggris the style adalah gerakan seni di sekitar
tahun 1920an. Konsep ini berkembang seiring terjadinya perang dunia
pertama yang berlarut-larut. Komunitas seni de Stijl kemudian
berusaha memenuhi keinginan masyarakat dunia mengenai sistem
keharmonisan baru di dalam seni. Konsep ini diwujudkan dalam
pemikiran utopia. Mereka mewujudkan abstraksi dan keuniversalan
dengan mengurangi campur tanganbentuk dan kekayaan warna
semaksimal mungkin. Komposisi visual disederhanakan menjadi
hanya bidang dan garis dalam arah horisontal dan vertikal, dengan
menggunakan warna-warna primer seperti merah, biru, dan kuning di
samping bantuan warna hitam dan putih. Dalam kebanyakan karya
seni, garis vertikal dan horisontal tidak secara langsung bersilangan,
tetapi saling melewati satu sama lain. Hal ini bisa dilihat dari lukisan
Mondrian, Rietveld Schröder House, dan Red and blue chair.
Pengaruh dan perkembangan
Konsep de Stijl banyak dipengaruhi filosofi matematikawan M. H. J.
Schoenmaekers. Piet Mondrian, kemudian mempublikasikan manifes
seni mereka Neo-Plasticism pada tahun 1920, meskipun istilah ini
sebenarnya sudah digunakan olehnya pada 1917 di Belanda dengan
frase Nieuwe Beelding. Pelukis Theo van Doesburg kemudian
mempublikasikan artikel De Stijl dari 1917 hingga 1928, menyebarkan
teori-teori kelompok ini. Perupa de Stijl antara lain pematung George
Vantongerloo, dan arsitek J.J.P. Oud dan Gerrit Rietveld.Pada
dasarnya aliran de Stijl hanya bergerak dalam dunia lukis. Sebab
bagaimanapun konsep de Stijl adalah abstraksi secara ideal komposisi
warna dalam bentuk dua dimensi, walaupun kemudian juga
menghasilkan kesan ruang. Pemanfaatannya sangat banyak di dalam
interior dan arsitekrur. namun seperti yang ditulis oleh Piet Mondrian
bahwa de Stijl tetaplah sebuah konsep ideal dalam dua dimensi.
Meskipun Theo van Doesburg berusaha keras memperjuangkan
pengaplikasiannya dalam dunia arsitektur, de Stijl tetaplah hanya
menjadi bahan pertimbangan dalam pengolahan bidang-bidang
warna, bukan arsitekturnya sendiri. de Stijl meredup seiring
perpecahan di antara Theo van Doesburg yang aplikatif dan Piet
Mondrian yang teoritis. Hingga akhirnya majalah de Stijl terakhir kali
terbit untuk mengenang kematian Theo van Doesburg.
Seniman yang terlibat dalam gerakan de Stijl :
Piet Mondrian (1872 – 1944) Theo van Doesburg (1883 – 1931) Ilya
Bolotowsky (1907 – 1981) Marlow Moss (1890 – 1958) Amédée
Ozenfant (1886 – 1966) Max Bill (1908 – 1994) Jean Gorin (1899 –
1981) Burgoyne Diller (1906 – 1965) Georges Vantongerloo (1886 –
1965) Gerrit Rietveld(1888 – 1964) Bart van der Leck (1876 – 1958)
Perkembangan Arsitektur Modern di Belanda
Kelompok Amsterdam School lebih menitikberatkan pada ‘orisinalitas
dan alamiah’ . Alirannya Romantism dan dijuluki ‘Dutch Expressionist
Architecture’ yang berciri ketidakpuasan terhadap hasil desain
industri.Bangunan karya merekan berdasarkan pengolahan massa
yang kompak dan plastis , bahan dasar dari alam, ornamentasi
berdasarkan garis-garis lengkung. Mereka menganggap interior desain
sebagai unsur yang tidak terpisahkan dalam bangunan bahkan
hubungan antara interior dan eksterior sangat erat sekali sebagai
pencerminan suatu bangunan . Karyanya sering disebut sebagai “
Idividual Art “. Tokoh-tokohnya antara lain Michael De Klerk , Job &
Trey .Kelompok De Stijl sangat bertolak belakang dengan Amsterdam
School karena lebih menitikberatkan pada fungsi dan estetika
kelompok , kelompok ini lebih menyukai hasil industri yang
terstandartisasi , dengan bentuk-bentuk dan komposisi geometri
.Menurut kelompok ini , penentuan ukuran serta bentuk ruang,
hubungan antar ruang, dan sistem sirkulasi merupakan faktor
penentu dalam merencanakan sebuah bangunan , apabila bangunan
tersebut gagal dalam memenuhi tuntutan itu maka bangunan itu tidak
dapat dikatakan berfungsi ,oleh sebab itu arsitek pada kelompok ini
berusaha membuat bangunan bebas dari pengaruh berbagai macam
style baik datang dari luar maupun bentuk-bentuk peninggalan
sejarah karena style dianggap menghambat berfungsinya sebuah
bangunan secara efisien.
Modern Minimalis, Garis Lurus yang Indah
Salah satu pendekatan desain terhadap mebel dan interior, yang
relatif bertahan hingga kini, populer dengan sebutan minimalis.
Gagasan ini sebenarnya telah dirintis sejak akhir abad ke-19, antara
lain terlihat pada gerakan estetik De Stijl di Belanda dan sekolah
Bauhaus, Jerman, pada tahun 1920-an.Desain minimalis yang
kemudian bergerak ke berbagai cabang desain ini adalah kelanjutan
dari gerakan seni minimal (minimal arts). Minimalis berhubungan
dengan jumlah sedikit, yang dalam estetika modern berarti cukup.
Istilah minimalis dipakai untuk menggambarkan gerakan modern yang
ditandai dengan penolakan terhadap ornamen dalam desain sehingga
memunculkan bentuk dan struktur yang sepenuhnya elemental.Di sini
perabot hanya dibuat sesuai dengan bentuk dan strukturnya, tanpa
tambahan ukiran yang tak memiliki aspek guna langsung. Material
diolah dengan jujur, sebaik mungkin, dan dibuat dengan teknik yang
baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pemakainya dari segi
kegunaan semata. Sebuah desain yang bersih dan fungsional.
Minimalis identik atau bahkan disebut sebagai roh dari desain
modern.Minimalis tak hanya ditemukan pada zaman modern.
Berbagai kebudayaan tradisional dunia memiliki tradisi menciptakan
benda fungsional dengan bentuk dan tingkat kerumitan sederhana,
tetapi kualitasnya tinggi. Bentuknya pun indah karena tercipta dari
upaya memenuhi fungsi.Oleh karena manusia modern lebih
mengedepankan kelurusan akal budi, terwujudlah garis-garis lurus
pada desain modern. Desain mebel pun dibuat sesederhana mungkin,
sejauh bisa memenuhi kebutuhan optimal manusia modern.Dalam
mebel modern yang berkarakter dan berbentuk minimalis, segala
ornamen hiasan menjadi benda ”haram”. Bahkan beberapa elemen
tambahan, yang sebelumnya dianggap fungsional, dicari-cara agar
dapat ditiadakan dengan mengganti dari bagian struktur atau
bentuk.Misalnya, laci dibuka dan ditutup dengan ditarik dan didorong
lewat sesuatu yang kecil, tetapi memungkinkannya dioperasikan.
Pegangan pintu lemari atau laci dibuat dalam berbagai bentuk dan
warna, selain karena fungsi untuk membuka-tutup daun pintu atau
laci, juga menjadi satu-satunya hiasan perabot modern. Orang juga
membuat lekukan pada sisi bagian depan atas/bawah laci agar
pegangan dapat dihilangkan dan laci jadi ”bersih”.Ketika hiasan
dihilangkan sama sekali, lalu apa elemen estetis mebel minimalis?
Para perintis desain modern mengajak orang mengapresiasi sesuatu
yang dihadirkan oleh karakter permukaan material secara jujur, apa
adanya.Desain yang bersih hiasan memberi keleluasaan visual
sekaligus spasial. Material (alam) yang dipakai sebagai bahan baku
mebel memiliki kualitas estetika sendiri, tanpa perlu diberi ukiran
yang malah menghilangkan ”jati diri” materialnya.Keindahan
dititipkan pada bentuk sederhana, permukaan material apa adanya,
didukung komposisi estetik yang diterapkan pada desain tersebut.
Serat kayu yang meliuk-liuk di permukaan diolah agar muncul
menjadi kekayaan visual.Oleh karena kayu berserat indah relatif
mahal, sedangkan desain yang baik menghendaki material
berkualitas, maka kayu dibuat dalam bentuk lembaran setebal 1
milimeter (veneer) dan ditempelkan pada permukaan kayu lapis
pembentuk struktur.
Segi empat
Sementara kata modern sendiri berasal dari bahasa Yunani yang
berarti sekarang, kini. Istilah ini dipakai untuk membedakan waktu
sekarang dengan periode sebelumnya. Ini juga untuk menandai
sesuatu yang baru, termasuk semangatnya, dan tentu saja
berkonotasi lebih baik daripada zaman sebelumnya.Istilah desain
modern menunjuk pada pendekatan terhadap desain abad ke-20 dan
seterusnya. Desain yang dibuat sejak abad itu mempunyai ciri yang
berbeda sama sekali dengan desain sebelumnya. Desain modern ingin
meninggalkan semua ciri pada desain masa lalu.Kalau desain masa
lalu meriah dengan segala hiasan, dekorasi, atau ornamen, maka
dalam desain modern semua hiasan itu dianggap ilegal. Dari segi
bentuk, desain modern yang rasional menitipkan gagasan pada garis
yang lurus-lurus saja.Konon penganut desain modern terbagi dalam
dua ”sekte”. Pertama, mereka yang percaya desain dapat dibuat
dalam bentuk segi empat atau kotak dengan konstruksi
penggabungan dari beberapa garis lurus. Ini bahkan berlaku untuk
mebel yang berhubungan atau dipakai langsung tubuh manusia,
seperti kursi. Kedua, dipelopori keturunan Viking yang percaya bentuk
alam itu melengkung-lengkung. Tak ada sudut di alam ini. Maka, kursi
dibuat dengan garis organis seperti pada manusia, melengkung seksi.
Teknologi
Mebel modern masa kini tak hanya mengandalkan bentuk sederhana,
tetapi juga lebih menekankan pada kemampuan teknologi dalam
produksi, terutama meminimalkan kuantitas material dengan
memaksimalkan bentuk yang dapat dicapai.Pesatnya teknologi
material dalam bidang plastik dan turunannya, seperti
fibreglass/resin, fibreglass-reinforce poliester, polypropylene,
thermoplastic, dan harga akhir yang rasional, maka dia menjadi
materi yang digemari desainer dan konsumen mebel.Kursi, misalnya,
tak hanya dikembangkan desainer semata karena industri material,
tetapi juga adanya pasar yang terbuka, seperti merebaknya kafe yang
umumnya didesain dengan pendekatan langgam mutakhir.Maka, sifat
plastik yang plastis memungkinkan aspek kenyamanan ergonomis
dapat dicapai tanpa bantuan busa. Dengan penghargaan pada alam
dan kelestarian lingkungan, di Skandinavia—sejak tahun 1950-an—
mebel berbentuk organis dibuat dari kayu lapis tipis yang
dilengkungkan dengan manis. Sementara untuk sofa dan kursi tamu,
bentuk yang mendekati kotak tetap dipakai.Untuk lemari dan meja,
bentuk empat persegi panjang atau kotak dipakai dalam desain mebel
karena dianggap paling mudah dikenali. Dari perabotan di dapur
(seperti meja dan rak piring) sampai meja teh di ruang tamu,
didominasi bentuk empat persegi panjang.Keberadaan mesin dan
industri amat mendukung sehingga muncul istilah kemasan modern
(package modern), yakni mebel yang dapat dibongkar pasang
(knockdown) dengan bahan kayu lapis atau particle board, dan
permukaan plastik melamik meniru kayu.Interior modern dengan
pendekatan tropis atau resor memilih material kayu yang bersih
ornamen dengan penyelesaian warna gelap, seperti cokelat, salak,
kopi, atau mahoni.Interior yang dilengkapi mebel modern minimalis
menciptakan suasana lega, lapang. Ruang yang terbatas menjadi
nyaman karena obyek visual minim. Mata juga tak diganggu dengan
bentuk dan detail yang rumit. Konon, ruang bergaya minimalis dapat
menjadi terapi jiwa bagi penghuninya.
Pengaruh Gaya De Stijl Terhadap Bangunan di
Indonesia
Bioskop Megaria dirancang Han Groenewegen (Den Haag 1888-
Jakarta 1980) pada 1945 dan banyak berorientasi pada aliran De
Stijl seperti tampak pada menara menjulang yang merupakan salah
satu ciri khas genre ini. Bangunan seperti Megaria dalam konsep De
Stijl biasanya dirancang dalam empat tampak, yaitu depan, samping
kiri dan kanan, serta tampak belakang. Bangunannya tidak seperti
gaya bangunan frontal yang lebih mengutamakan tampak
depan. Bioskop Megaria dibangun pada 11 Agustus 1949 dan
rampung sekaligus mulai dioperasikan pada 1951. Awalnya bioskop ini
bernama Metropole. Konon, Bung Karno tak suka dengan nama yang
berbau Belanda itu. Pada tahun 1960-an Metropole diganti menjadi
Megaria. Setelah bergabung dengan kelompok bioskop 21 pada tahun
1990-an, namanya diganti lagi menjadi Metropole 21. Sejak beberapa
tahun silam kembali menggunakan nama Megaria 21 hingga hari ini.
Karena hanya tinggal Megaria yang mempunyai desain seperti itu,
Pemda DKI menetapkannya sebagai cagar budaya sejak 1993.

Art Nouveau 12 March, 2008


Filed under: 7 aliran desain, Art Noveau — fabolousse7entd1 @ 2:07 pm

Art Nouveau
Art Nouveau atau seni baru adalah sebuah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan
(flora) yang meliuk-liuk. Aliran ini muncul di Eropa dan Amerika mulai tahun 1819 hingga
menjelang perang dunia pertama (1914). Namun pendapat lain mengatakan Art Nouveau
berakhir tahun 1920 oleh klasisisme pasca perang. Pada dasarnya aliran ini muncul sebagai
sebuah reaksi terhadap industrialisasi dan mesin yang dianggap menghilangkan sifat
manusiawi dalam seni dan pembuatan barang-barang kebutuhan manusia. Oleh karena itu
ukiran dan ulir flora yang dibuat juga cenderung tampil ‘berlebihan’ untuk menekankan
keterampilan yang sifatnya sangat emosional. Gaya ini diaplikasikan dalam seni, arsitektur,
furniture serta perabot logam dan ilustrasi buku serta berbagai barang cetakan.
Gaya Art Nouveau pada awalnya dimaksud sebagai sebuah seni yang dapat dinikmati oleh
orang kebanyakan (popular art) namun pada kenyataannya lebih banyak diterapkan dalam
seni dan barang-barang untuk konsumsi orang-orang kaya. Berbagai penemuan dan
perkembangan teknologi yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, pada
akhirnya akan mempengaruhi pula kehidaupan sosial budaya serta kondisi psikologisnya,
termasuk juga rasa akan keindahan yang terungkap dari munculnya berbagai aliran dalam
seni. Munculnya berbagai aliran dalam seni ini kemudian diapresiasi dan mempengaruhi pula
rasa estetis masyarakat luas. Oleh karena itu untuk memahami perkembangan desain tidak
lepas dari bagaimana perkembangan seni dan berbagai aliran seni yang muncul. Menjelang
dan selama munculnya Revolusi Industri, bermunculan pula berbagai aliran seni lain selain Art
and craft movement dan Art Nouveau.
Art Nouveau muncul pertama kali di Prancis dan sering disbut sebagai seni baru, merupakan
sebuah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan(flora) yang memiliki karakteristik
‘meliuk-liuk’. Pada dasarnya, aliran ini muncul sebagai sebuah bentuk reaksi terhadap
industrialisasi dan gaya mesin yang dianggap dapat menghilangkan sifat manusiawi dalam
kehidupan manusia. Aliran ini menganggap mesin dan teknologi telah mengambil alih dan
mendominasi kehidupan manusia, maka dari itu ukiran dan ulir flora pun dibuat cenderung
‘berlebihan’ untuk menekankan keterampilan yang sifatnya sangat emosional. Art nouveau
juga merupakan suatu pergerakan seni dalam seni barat dan juga desain yang mencapai
puncaknya pada tahun 1890an dan berkembang sampai keseluruh wilayah Eropa.
Aliran Art Nouveau banyak diterapkan pada bidang seni lukis, arsitektur, furnitur, perabot
logam, perhiasan, dan ilustrasi buku serta berbagai barang yang dicetak.Nama Art Nouveau
diambil dari sebuah took atau galeri seni di Perancis dengan nama “Maison the I’art
Nouveau” (House of New Art) yang dibuka tahun 1895 oleh Siegfried Bing.

Nama Art Nouveau diambil dari nama sebuah took di Paris yang dibuka tahun 1895 oleh
Siegfried Bing. Di Eropa aliran ini menggunakan beberapa nama:
- Jerman : Jugendstil (gaya muda) dari nama sebuah majalah Die Jugend.
- Austria : Vinna Secession
- Italia : Stile Liberty
- Spanyol : Modernista
-Inggris : Glassgow School
Tokoh-tokoh Art Nouveau
- Charles Rennie Mackintosh (Inggris)
- Henry Van De Velde (Ausria)
- Antoni Gaudi (seorang Arsitek Spanyol_
- Felix Bracquemond (1833-1914; Perancis)
- Eugene Grasset (1845-1917; Swiss atau Perancis)

Pengaruh 7 Aliran Desain 27 March, 2008


Filed under: 7 aliran desain — fabolousse7entd1 @ 12:33 pm

Pengaruh aliran Desain Constructivism


Constructivism adalah sebuah konstruksi yang mengatur pada sistem sosial, yang ditandai oleh
penggunaan metode industri untuk menciptakan object geometris. Constructivism Rusia berpengaruh
pada pandangan modern melalui penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan hitam diatur dalam
blok asimetris dan juga merupakan gabungan dari kata dan gambar sebagai pengalaman visual yang
terjadi secara serentak. Fotogram, foto-montase-superimposisi (saling bertumpuk), focus yang
berlainan, tipografi konkrit.
Modern design di awal abad ke 20 hampir serupa dengan Seni Murni pada jaman itu, yaitu merupakan
reaksi atas dekadensi dari tipografi dan design di akhir abad ke 19. Penanda utama era Modern Design
ialah typeface San Serif.
Di tahun 1920 Seni Konstruktivisme dari Uni soviet, menampilkan “produksi yang lebih intelektual” di
bidang yang berbeda. Gerakan ini memandang seni individual sebagai hal yang tidak berguna, jadi
mereka mulai menciptakan dan mengkreasikan objek yang memiliki nilai guna, seperti : gedung, teater,
poster, tekstil, perabotan, logo, menu, dll.
Asas modern tipografi dicetuskan oleh Jan Tschihold lewat bukunya “New Typography”. Tschihold, dan
tipografer Bahaus lainnya seperti Herbert Bayer, Lazlo Moholy Nagy dan El Lissitzky adalah “bapak-
bapak” dari grafis design yang kita tau saat ini. Merekalah yang mencetuskan teknik dan gaya produksi
yang digunakan sepanjang abad 20. Walaupun komputer telah merubah sistem produksi selamanya,
namun cara – cara yang mereka cetuskan tetap relevan sampai saat ini.
Tahun – tahun berikutnya, desain grafis dengan style modern mulai diterima dan digunakan secara luas.
Lonjakan ekonomi Amerika setelah perang dunia 2 menciptakan kebutuhan tinggi akan desain grafis,
terutama di bidang periklanan dan packaging. Pindahnya sekolah desain bahaus ke chicago di tahun
1937 telah membawa “Produksi Massa” yang minimalis ke Amerika, dengan segera gaya arsitektur dan
desain modern merambah di Amerika. Nama yang terkenal sepanjang pertengahan abad ke 20 ialah
Adrian Frutiger yang mendesain huruf Univers dan frutiger serta Paul Rand yang memegang prinsip
Bahaus serta menerapkannya pada desain desain periklanan serta logo yang populer, telah membawa
pendekatan Amerika yang unik terhadap gaya minimalis eropa, Yang kemudian karyanya ini lebih dikenal
sebagai corporate identity. Satu lagi ialah Josef Muller Brockman yang banyak mendesain poster yang
hebat yang menciri khaskan tahun 1950-60an.
Reaksi terhadap desain grafis modern terbilang lambat tapi pasti. Keaslian tipografi era postmodern
dapat dirunut ulang sejalan dengan gerakan humanisme di tahun 1950an. Hermann Zaph yang mendesai
huruf Optima dan Palatino, mengaburkan garis batas antara serif dan san serif, dengan memunculkan
kembali garis garis organis dalam tipografi. Apa yang mereka kerjakan ini pada akhirnya lebih banyak
mendukung modernisme dibandingkan apa yang merek lakukan sebagai pemberontakan.
Titik penting era modern salah satunya ialah manifesto pertama di tahun 1964 yang telah membawa
perubahan bentuk desain ke arah yang lebih radikal serta mengecam karya – karya yang nilai idenya
rendah. Ini berpengaruh banyak pada para desainer grafisdi jaman berikutnya serta memberi
kontribusi yang besar dalam kemunculan penerbitan seperti émigré Magazine.
Saul Bass mendesain banyak gambar bergerak yang memunculkan banyak fitur dan inovasi baru dalam
bidang produksi desain grafis. Milton Glaser menciptakan kampanye lewat posternya “ I Love New
York” yang masih sangat terkenal hingga saat ini. Glaser mengambil gaya kunci dari budaya POP di
tahun 1960 dan 1970an.
David Carson memunculkan perlawanan terhadap keterbatasan dalam desain era modern, desain –
desainnya dalam majalah RayGun secara sengaja dibuat tidak legible, memunculkan desain tipografi
yang lebih ditekankan secara visual dibandingkan unsur kesusastraannya.

Pengaruh Arsitektur pada Constructivism


KONSEP RANCANGAN GEDUNG MESINIAGA
Penafsiran atas marka-lingkungan dari pencakar langit milik perusahaan besar yang mencengangkan ini,
menjelajahi arah baru dari tipe bangunan yang biasanya tidak bersahabat. Pihak arsitek menjuluki tipe
baru ini “bangunan tinggi beriklim-bio” dan memberinya pengendalian iklim serta penghematan energi
yang peka. Yang patut dicatat adalah adanya dua spiral “taman angkasa” yang berputar ke atas sambil
memberi bayangan dan kontras visual terhadap permukaan baja dan alumunium dari gedungnya. Rangka
beton pra tekan pada gedung itu selanjutnya ditingkahi oleh dua tipe penangkis sinar matahari serta
tirai baja dan kaca yang membuat citra High Tech yang organik, apalagi setelah dilengkapi dengan
mahkota logam dan umpak pada bagian landasan bangunannya. Menara Mesiniaga merupakan sebuah
penelitian arsiteknya atas prinsip-prinsip iklim-bio bagi perancangan gedung tinggi di daerah beriklim
tropis. Menara Mesiniaga memiliki langgam arsitektur campuran dari langgam kolonial, Cina, Eropa
dan Malaysia.
Gedung Mesiniaga merupakan buah penelitian arsiteknya atas prinsip-prinsip iklim-bio bagi
perancangan gedung tinggi di daerah beriklim tropis. Yang ditampilkan adalah suatu organisasi spasial
memanjang yang diisi dengan hirarki tertentu. Bangunan tersebut memiliki tiga bagian struktur yaitu :
umpak berselimut unsur hijau yang terangkat, badan yang bernuansa spiral dengan balkon untuk teras
taman dan tirai yang memberi bayangan, dan bagian puncak tempat fasilitas rekreasi berupa kolam
renang serta teras beratap. Struktur beton pratekan dan rangka baja
bangunannya diperlihatkan seluruhnya dan penyejukannya dilakukan melalui pengudaraan alami dan
buatan.
Sejalan dengan penjelasan diatas pembahasan selanjutnya berusaha untuk mengetahui sejauh mana
pengertian dekonstruksi yang tanpa disadari oleh perancangan terdapat pada bangunan tersebut.
Pembacaan dekonstruksi Gedung Mesiniaga karya Kenneth Yeang dalam pembahasan ini digunakan
dengan menerapkan beberapa asas-asas ‘dekonstruksi’ yang digunakan seperti apa yang telah dilakukan
oleh Benedikt dalam meninjau Museum Kimbell.

Pengaruh Art Deco di Indonesia


Pengaruh Art Deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara
mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan
Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya elemen
dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur Art Deco
di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung
dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang
gedung IKIP), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua
konsep arsitektur Art Deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam lay out
bangunannya.
Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang
menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-
bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak
mempengaruhi penganut arsitektur Art Deco di Indonesia
Perkembangan Art Deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang
kelenturan fasadenya merupakan pengejawantahan dari kemoderenan teknologi arsitektural. Contoh
fasade yang dinamis salah satunya adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh
A.F. Aalbers.
Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme.
Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk
kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal,
bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Di Indonesia tentunya banyak bangunan berlanggam Art Deco yang masih harus dicari dan diteliti.
Arsitektur ini merupakan salah kekayaan Arsitektur Indonesia.

Pengaruh Art and Craft di Indonesia


Pelopor Art and Craft movement adalah John Ruskin dan William Moris. Aliran ini member kesan
kembali ke periode gothic, rococo dan renaisans.
Mementingkan Hand made,tanpa mesin sehingga jumlah terbatas.
Di Indonesia sendiri,terdapat banyak hasil karya yang mendapat pengaruh dari art and craft
movement ini. Contohnya gerabah, ukiran patung atau pahatan, kerajinan tangan, anyaman seperti tikar
ataupun anyaman tas.
Di zaman modern ini hand made tetap digemari karena memiliki ciri khas tersendiri. Di Indonesia
khususnya kita dapat melihat hasil karya tersebut di kota – kota pengerajin seperti Yogyakarta atupun
gerabah – gerabah diBali. Ataupun hasil – hasil karya tradisional di kota – kota lainnya, seperti Solo,dll.

Pengaruh Futurism Dalam Desain


Futurisme adalah bagaimana menangkap unsur gerak dan kecepatan ke dalam lukisan dengan
memanfaatkan prinsip aneka tampak.
Futurisme merupakan aliran seni yang mendukung perkembangan tipografi sebagai unsur ekspresi
dalam design. Sehingga banyak penyair futurisme yang memanfaatkan tipografi sebagai bagian dari
ungkapan perasaannya dalam berpuisi.
Integrasi (penggabungan) cubism dan gerak. Elemen mesin dan kinematik (berhubungan dengan gerak)
sebagai elemen desain. Perubahan waktu dalam bentuk visual menyerupai fotografi strobo.
Desainer/seniman: Duchamp, Boccioni.
Desainer: Picasso dan Braque Futurism Integrasi (penggabungan) cubism dan gerak. Elemen mesin dan
kinematik (berhubungan dengan gerak) sebagai elemen desain.
Futurisme adalah sebuah gerakan seni murni Italia dan sebuah pergerakan kebudayaan pertama dalam
abad ke-20 yang diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat luas. Bermula dari konsep dalam
pergerakan sastra, kemudian merasuk ke dalam bidang kesenian seperti: seni lukis, seni patung, seni
musik, desain dan arsitektur.
Futurisme ini muncul dari situasi yang ditimbulkan akibat Perang Dunia I, dengan tujuan meninggalkan
kenangan pahit, nostalgia, pesimistis, kemudian melepaskan materi-materi, elemen-elemen, dan nilai-
nilai lama.
Nilai-nilai dari kaum Futuris, dimaksudkan untuk mengiringi dan mengimbangi pergeseran kebudayaan,
kekuatan dinamis pasar yang luas, era permesinan, dan komunikasi global yang menurut argumentasi
mereka tengah merubah alam realitas dari kebudayaan dunia. Maka khayalan-khayalan kaum Futuris
memakai pola-pola geometris untuk mewakili arah gerak dan makna dari pergerakan itu sendiri.
Para seniman dan desainer Futurisme biasanya memanfaatkan hari-hari petang untuk berkumpul,
menuliskan manifesto, puisi dan musik. Sifat agresif dan perilaku yang individualis dari kaum Futuris ini
lambat laun dimanfaatkan untuk menyebarkan paham Fasisme. Salah seorang Futuris
mempublikasikannya dalam surat kabar Perancis, “le Figaro” bertanggal 20 Pebruari 1909, dengan
membuat pencampuran atau perpaduan yang tidak mudah di dalam memenuhi kepentingan nasionalisme
Italia, kemiliteran dan kepercayaan baru terhadap mesin yang selanjutnya dijelmakan dalam produk
mobil dan pesawat terbang. Sebelum Perang Dunia ke II, pergerakan para Futuris Italia yaitu
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kendala-kendala desain dalam kehidupan sehari-hari, melalui
penyerapan dan penggambaran kualitas mekanisasi dan kecepatan, seperti yang telah dibahas oleh
Banham dalam bukunya: “Theory and Design in The First Machine Age”. Era ini telah mengispirasikan
pelukis Futuris, penyair dan arsitek, diantaranya: Filippo Tommaso Marinetti, Giacomo Balla, Gino
Severini, Fornunato Depero, Carra, dan Antonio Sant’Elia untuk menciptakan sebuah karya yang
mencerminkan dunia mereka. Itu semua merupakan semangat baru yang mereka junjung tinggi dalam
sebuah kelompok yang membawanya kepada politik Fasis, ketika ketergantungan akan keterlibatan
emosi dengan gaya hidup kemodernan dan kebaruan di lingkungan masyarakat. Falsafah yang dipakai
oleh kaum Futuris hampir sebagian besar diambil dari latar belakang sejarah kemunculan Modernisme.
Sebab kita mengetahui, bahwa Futurisme ini merupakan gerakan awal lahirnya Modernisme. Di samping
itu, dengan terjadinya Revolusi Industri berpengaruh pula pada Futurisme ini.
The Machine Aesthetics atau estetika mesin muncul mempengaruhi ciri-ciri penyusunan tipografi baik
pada poster, sampul buku, dan aneka bentuk grafis lain.Aliran seni futurism ini banyak tema dari
poster-poster atau sampul cover suatu buku, banyak mengadopsi aliran seni ini.

Pengaruh Art Nouveau


Adalah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan (flora) yang meliuk-liuk. Art Nouveau
memiliki ciri khas yaitu terdapat dekoratif/ornamen meliuk-liuk yang terpisah dari objek utamanya
(objek utama pada umumnya adalah perempuan yang digambarkan dengan paras cantik dan dengan
tubuh yang indah). Dekoratif lain yang terdapat pada Art Nouveau pada umumnya terletak pada
rambut yang dibuat meliuk-liuk. Aliran ini muncul di Eropa dan Amerika, mulai tahun 1819 hingga
menjelang perang dunia pertama (1914). Aliran ini juga mendapat pengaruh dari seni Jepang yang
sudah ada sejak tahun (1760-1849 AD.) yaitu lukisan yang berjudul The Wave karya dari Katsushika
Hokusai.
Pengaruh-pengaruh Art Nouveau pada seni dan desain
Pengaruh pada seni rupa yaitu patung dan lukisan.
Pada era saat ini jarang terlihat aliran Art Nouveau mempengaruhi seni rupa. Seni rupa yang ada pada
saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh aliran mannerism, ekspresionism, abstrak, dan realism. Art
Nouveau pada awalnya lebih berkembang untuk bidang desain dibanding bidang seni rupa. Sehingga
pada era-era setelahnya Art Nouveau banyak berkembang di bidang desain.
Pengaruh pada desain interior dan eksterior
Pada era saat ini jarang terlihat ada hasil desain arsitektur yang terlihat menggunakan aliran Art
Nouveau. Akan tetapi desain arsitektur yang menngunakan aliran art nouveau biasanya memiliki motif
tumbuhan yang meliuk-liuk pada pagar rumah, dan terdapat bentuk wajah yang disertai dengan motif
flora yang meliuk-liuk mengelilingi wajah tersebut (biasanya terletak di dinding atau di pagar). Bisa
juga berbentuk motif tumbuhan meliuk-liuk yang hampir memenuhi seluruh bangunan. Contoh: Gaudí’s
Sagrada Familia, Entrance to Gaudí’s Templo Expiatorio de la Sagrada Família, Detail of Art Nouveau
Decoration Majolikahaus, Vienna, Hill House Interior.
Pengaruh pada perlengkapan rumah Pada dasarnya di Indonesia gaya Art Nouveau ini sudah lama
bergeser akan tetapi masih dapat kita temukan. Dalam perlengkapan rumah umumnya dipakai untuk
motif vase bunga. Contoh: Tiffany Vase. Pengaruh pada hasil cetakanUntuk hasil cetakan pada saat ini
masih digunakan untuk:
- kartu undangan pernikahan
- poster atau brosur (umumnya terdapat pada pemasaran makanan tradisional)
- kartu undangan pemasaran perumahan dan interiornya- poster dan undangan musik (tetapi jarang
yang masih murni art nouveau, biasanya sudah digabungkan dengan gaya lain).

Pengaruh Aliran Desain De Stijl pada Desain Mebel


Eropa
Perkembangan desain mebel Skandinavia mendapat pengaruh dari gerakan desain di Eropa, seperti Art
& Craft Movement, De Stijl, Vienna School, Deutsche Werkbund dan Bauhaus yang kemudian memberi
pengaruh secara signifikan terhadap perkembangan desain modern Denmark dan Skandinavia secara
umun. Pengaruh luar, terutama dari Bauhaus, diterima dengan kritis oleh masyarakat Skandinavia
dengan cara dipahami secara lebih bersungguh-sungguh untuk kemudian digabung dengan karakteristik
desain lokal. Adaptasi dan inovasi ini menghasilkan bentuk baru yang kemudian disebut Desain
Skandinavia Modern. Desain Skandinavia modern dengan kata lain adalah pendekatan masyarakat
Skandinavia terhadap konsep Modernisme yang kemudian memberi sumbangan yang besar pada
khazanah desain mebel kontemporer. Kajian penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan tentang
pengembangan desain mebel Skandinavia yang mengacu pada a) nilai-nilai ‘craftmanship ‘ yang dipakai
ke dalam desain dan industri mebel modern; b) komitmen terhadap material alam yang dipakai secara
dominan dalam desain mebel, dan c) idealisme sosial yang berlaku secara umum. Sementara dari segi
pendekatan bentuk, Skandinavia cenderung menggunakan pendekatan konsep “abstraksi organik’.
Abstraksi organik adalah konsep bentuk yang mengacu kepada bentuk-bentuk alam, yang juga sering
disebut ” bionzorphic “. Konsep bentuk ini mendapat perhatian yang dominan di Denmark lebihlebih
setelah ditemukannya teknologi bending kayu lapis yang dirintis dalam industri pesawat terbang di
Amerika oleh Eero Saarinen dan Charles Eames. Di Skandinavia, desain dengan media kayu lapis
bending dirintis oleh Alvar Aalto di Finlandia, Arne Jacobsen di Denmark dan Bruno Mattson di
Swedia. Model pengembangan desain moden di Denmark diawali dengan dengan metode reduksionisme
terhadap desain lama, inovasi terhadap material alam, dan aplikasi bentuk organik dengan material
bare seperti plastik. Pengaruh desain Skandinavia secara langsung terhadap perkembangan desain
Amerika dimulai dengan didirikannya Cranbrook Acedemy of Fine Art pada 1932 di Michigan yang
dipimpin oleh Elie/ Saarinen dari Finlandia. Desain mebel modern Denmark yang umumnya berbahan
utama kayu bending mendapat tempat di Amerika dan berpengaruh kepada dunia internasional
termasuk Indonesia.

Pengamatan Bangunan De Stijl


Bangunan-bangunan neo-klasik yang lebih puritan bahkan masih bisa diamati pada bangunan yang
sekarang menjadi kantor Polwiltabes Surabaya dan gedung PTPN XI. Penggunaan tiang-tiang klasik
yang bergaya Yunani dan fasad simetris yang kaku masih nampak pada bangunan-bangunan tersebut.
Sementara bangunan yang lebih baru lebih dinafasi oleh semangat “kekinian” (modernitas) yang
mewabahi Belanda di medio dekade 1920-an. Beberapa bangunan, di antaranya hasil karya FJL Ghijsels
dan Nedam yang sangat dipengaruhi konsep De Stijl, dengan pola garis-garis dan asimetrisitas yang
memang “in” pada masa tersebut. Ghijsels merancang hotel Internatio yang terletak di pertigaan
Hereenstrat dan Willemsplein (sekarang Jl. Jayengrono), tempat di mana pada 1945 Mallaby terbunuh.
Sementara Nedam adalah perancang kantor Gubernur Jawa Timur di daerah Tugu Pahlawan. Karya
modern lain adalah PTPN XII karya CPW Shoemaker di Jl. Jembatan Merah dan Hotel Ibis di Jl.
Rajawali yang mengusung spirit art deco (dominasi pengulangan unsur dekoratif) (yang jamak di
Bandung).
ARSITEKTUR NIEUW BOWEN di KAWASAN PUSAT PASAR MEDAN
Ketika melintasi koridor jalan Sutomo Medan, pada penggalan simpang jalan MT Haryono hingga jalan
HM Yamin, terdapat deretan ruko yang sangat ramai dengan kegiatan komersial. Jual beli berbagai
kebutuhan sehari-hari telah dimulai saat fajar belum menyingsing hingga posisi bulan telah meninggi.
Hal ini disebabkan karena koridor jalan Sutomo tersebut diapit oleh beberapa generator kegiatan
komersial yang penting. Di sebelah timurnya terdapat Pusat Pasar, suatu kompleks pasar tradisional
terbesar dan terlengkap di Medan yang melalui suatu sky cross dihubungkan dengan Medan Mal, suatu
pusat perbelanjaan modern baru yang megah. Sementara di sebelah barat–tepatnya di jalan Sambu–
terdapat terminal angkutan kota.Jika saat berada di tengah hiruk pikuk dan kemacetan yang lazim
terjadi pada koridor tersebut kita memperhatikan bangunan-bangunan di kiri kanan jalan, akan terlihat
suatu gaya arsitektur yang tidak lazim untuk bangunan ruko masa kini. Setiap pengakhiran dari suatu
deretan ruko yang rata-rata dua lantai, selalu terdapat bangunan tiga lantai yang memiliki menara. Dari
pangkal koridor hingga ke ujungnya, terdapat tidak kurang sebelas bangunan yang mempunyai menara
pada sudutnya. Bergerak dari ketertarikan tersebut, penulis bersama mahasiswa kelas Pemugaran
Bangunan dan Lingkungan Arsitektur Universitas Sumatera Utara melakukan studi pada kawasan ini,
berupa perekaman visual, wawancara dan penggalian literatur tentang sejarah kawasan. Ternyata
sekitar tahun 30-an adalah Mr Pittlo, seorang burgemeester (walikota) pada masa itu, yang mempunyai
gagasan untuk membangun sebuah pusat pasar yang megah. Gagasan tersebut diwujudkan oleh arsitek
Belanda bernama J.H. Valk yang mengambil gabungan bentukan toko-toko dan katedral yang panjang
sempit di Belanda, bergaya De Stijl dengan adaptasi pada iklim tropis. Pasar yang diresmikan pada
tanggal 31 Desember 1932 dan menghabiskan biaya sebesar 1.567.208 Gulden (sumber: Pemda Tingkat
I Sumatera Utara, Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Sumatera Utara 1945-1949 Jilid I, 1996) itu
kemudian menjadi suatu generator aktivitas komersial yang signifikan di Medan pada masa itu, dan
dinyatakan sebagai kawasan pusat pasar terbesar, termegah dan terbersih di Asia Tenggara. Sejak
saat itu, kawasan sekitar jalan Sutomo, yang kala itu bernama Wilhelminestraat, dan jalan Sambu, yang
dahulu disebut Hospitaalweg (Loderichs: 100), kemudian dikenal dengan sebutan Pusat Pasar dan
berkembang menjadi kawasan komersial hingga saat ini. Ciri khas bangunan di koridor Sutomo sekitar
kawasan Pusat Pasar Medan ditandai dengan penggunaan beton sebagai material utama, atap datar,
fasade yang sederhana dengan garis-garis horisontal yang keras, umumnya berwarna putih, jendela-
jendela geometris tanpa ornamen, dan permainan massa bangunan yang plastis yang ditingkahi oleh
adanya menara. Menara-menara tersebut pada umumnya tidak fungsional, hanya merupakan
bentukan massa vertikal yang mengimbangi garis-garis horizontal yang kuat pada tampak
bangunan. Gaya seperti ini menjadi tren pada kawasan tersebut pada tahun 1930-an hingga 1950-an.
Itu merupakan pengaruh dari gayaarsitektur modern yang disebut sebagai arsitektur Nieuwe Bouwen.
Arsitektur Nieuwe Bouwen merupakan istilah gaya bangunan sesudah tahun 1920-an yang merupakan
penganut dari aliran International Style, sebagaimana yang diungkapkan Akihary (1988) dalam bukunya
Architectuur en Stedebouw in Indonesie 1870-1940. Gaya arsitektur ini dibarengi oleh pengaruh gaya
arsitektur modern yang sedang tren pada masa itu antara lain Amsterdam School, Bauhaus dan De
Stilj yang berkembang di Indonesia karena semakin banyak arsitek Belanda beraliran arsitektur
modern berpraktek di Indonesia. HP. Berlage, C. Citroen, Th. van Oyen dan CP. Wolff Schoemaker
adalah beberapa di antaranya. Karya-karya arsitek tersebut disambut hangat di Indonesia pada
umumnya karena menerapkan gayaarsitektur modern dengan penyesuaian terhadap iklim setempat
(Handinoto, 1996:237). Gaya arsitektur Nieuwe Bouwen yang mendominasi bangunan di kawasan Pusat
Pasar Medan dapat dimengerti sebagai salah satu bentuk persaingan khas daerah komersil melalui
citra bangunan. Para pengusaha berusaha untuk membuat bangunan miliknya lebih atraktif dari yang
lain. Yang kemudian terlihat dalam bentuk fisik adalah suatu koridor komersial yang memiliki sky line
yang sangat unik, didominasi oleh permainan massa bangunan pada fasade dan aksentuasi vertikal
berupa menara-menara. Bangunan-bangunan tersebut kini antara lain berfungsi sebagai kantor PD
PasarMedan, Toko Cirebon, Toko Raja Lalo, Bangunan Toko Makmur Jaya, dan sekitar selusin bangunan
lain. Fenomena yang sama juga terjadi pada koridor Tunjungan Surabaya (Nasution, 1998) di mana pada
suatu koridor komersial akan berkembang gaya-gaya arsitektur yang sedang tren di masa tersebut.
Arsitektur Nieuwe Bouwen di koridor jalan Sutomo di kawasan Pusat Pasar Medan dapat dipandang
sebagai suatu jejak fisik sejarah berupa arsitektur yang menjadi Genius Loci atau “Nasi Goreng”, di
mana sebagian besar bangunan dibangun dalam kurun waktu dan langgam yang sama (Soemardi,
Arsitektur dan Kesinambungan Sejarah, AMI, 1995). Walaupun selanjutnya karakter arsitektur di
Koridor Sutomo kawasan Pusat Pasar Medan kemudian berkembang menjadi “arsitektur campur sari”,
sisa-sisa bangunan dengan arsitektur Nieuwe Bouwen yang masih bertahan dan berdiri megah,
senantiasa mencerminkan karakter yang khas dan unik, serta tetap dapat dijadikan sebagai bukti jejak
kejayaan yang mewakili lapisan sejarahnya. Namun kurangnya perawatan dan perkembangan dominasi
bilbor pada fasade di deretan bangunan dapat membuat jejak sejarah ini semakin memudar jika tidak
mendapat perhatian yang semestinya dari kita semua.

Megaria Sebagai Benda Cagar Budaya


Dalam artikel “Mari Selamatkan Sejarah Panjang Megaria” sudah diperkenalkan nilai sejarah Megaria
dari sudut pandang arsitektur, sejarah dunia film Indonesia, serta sedikit bahasan mengenai perannya
dalam sejarah pergerakan politik di Indonesia. Artikel kali ini ingin mengangkat telaah Megaria dari
sudut pandang Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya,
serta PerDa DKI Jakarta no 9 tahun 1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan
Bangunan Cagar Budaya. Tujuan utama artikel ini ingin mengajak pembaca lebih mengenal istilah-istilah
yang dekat dengan benda cagar budaya, membagikan sudut pandang berbeda dalam melihat bangunan
tua. Supaya bila ada diantara pembaca yang ketiban rezeki nomplok, dan berminat investasi di Megaria
bisa melihatnya dari kacamata bisnis yang berbeda. Atau bila ada pembaca yang kebagian merancang
bangun kompleks atau lingkungan di sekitar Megaria, bisa membantu menjaga salah satu asset bangsa
ini. Lebih baik lagi kalau bisa bermanfaat untuk semua bangunan bersejarah di
berbagai kota di Indonesia. Megaria sebagai bangunan cagar budaya dalam pengamatan saya telah
memenuhi kelima tolok ukur yang ada, sehingga bisa dimasukkan dalam penggolongan benda cagar
budaya golongan B dan lingkungannya juga bisa digolongkan dalam lingkungan cagar budaya golongan I.
Lingkungan Megaria dimasukkan dalam bahasan kali ini, karena melihat betapa strategisnya posisi
Megaria terhadap Tugu Proklamasi, serta kemungkinan untuk mengangkatnya menjadi segitiga
parawisata bila dikaitkan dengan posisi Jl. Surabaya yang sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan
asing sebagai tempat mencari barang-barang antik. Kalau ditambahkan dengan beberapa bangunan tua
yang cukup menarik dari daerah di sekitar Bappenas (dan Taman Suropati) menelusuri sepanjang jalan
Imam Bonjol sampai ke kompleks Universitas Indonesia maka kawasan ini amat menarik untuk dikaji
dalam kaitannya sebagai kawasan bersejarah (historical district). Penulis sendiri belum meneliti
terdaftar pada posisi apa Megaria dan lingkungannya di Dinas Kebudayaan dan Permuseuman. Hanya
menjadi satu catatan untuk bangunan Megaria adalah kekhasan gayaarsitektural De Stijl yang
memungkinkan bangunan terapresiasi dari empat tampak yang senantiasa berbeda. Kekhasan bangunan
Megaria sendiri adalah karena sepengetahuan penulis merupakan suatu bangunan khas De Stijl yang
penggunaannya untuk umum (publicuse) bukan untuk rumah tinggal (seperti rumah sebuah kedutaan
yang ada di dekat Taman Suropati), dan gaya ini sendiri kemudian kembali lagi sebagai penanda ciri
bangunan sebuah bank swasta sebelum bank-bank swasta berguguran. Untuk lebih memperkuat posisi
Megaria dalam sejarah bangsa, ada baiknya kalau fungsi Megaria sebagai bioskop tetap dipertahankan,
mungkin dengan memberikan porsi besar kepada pemutaran film dokumenter dan film indies. Sebagai
arsitek tentunya dalam benak penulis terpikir untuk memindahkan poster-poster film yang menutupi
tampak depan Megaria agar memberi kesempatan pada ekspose bentuk asli arsitekturnya.

Pengaruh De Stijl pada Gaya Pencak SilatPENDAHULUAN


Maen Po atau Pencak Silat dapat digolongkan kedalam salah satu cabang seni perkelahian atau seni bela
diri, sama seperti judo, Jiu – Jitsu dan karate dari Jepang, Tae kwon do dari Korea, Kunthau atau Kung
Fu dari Cina dan lain sebagainya.Didalam pancak silat kita mengenal beberapa aliran, umpamanya ;
aliran – aliran Minangkabau, Cimande, Sera, Sabandar, Pa Macan dan sebagainya.Walaupun semuanya
mungkin berasal dari satu sumber, tetapi karena perkembangan – perkembangan selanjutnya, jika
dilihat dari sudut gerakannya, masing – masing mempunyai sifat dan corak tersendiri. Sungguhpun
demikian, pada pokoknya semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu : Dapat mengalahkan lawan
dalam gelanggang perkelahian sehingga bisa keluar sebagai pemenang, setidak – tidaknya merupakan
usaha pembelaan diri terhadap serangan lawan.Dilihat dari sudut tujuan mempergunakannya, kita
mengenal dua macam silat, yaitu yang bersifat khusus tari perkelahian ( gevechtsdans ) yang dilakukan
sesuai dengan irama kendang pencak, yang lazim disebut kembang ( bunga ) nya dan yang bersifat
khusus perkelahiannya ( pembelaandiri ) , yang lazim disebut Maen Po atau buah ( = isi ) nya.
APAKAH MAEN PO CIKALONG ITU ?
Adapun yang disebut Maen Po Cikalong itu ialah suatu aliran Pencak Silat yang berasal dari Cikalong
kulon, suatu distrik didaerah Kabupaten Cianjur di Tatar Sunda, yang diciptakan diakhir abad XIX oleh
Raden Haji Ibrahim Djajaperbata, putranya Aom Raja Cikalong, setelah beliau atas asuhan suami
kakanya (Raden Ateng Alimudin, putra Tubangus kasim, Dalem Aria Djatinegara ), berguru kepada
beberapa pendekar pencak silat yang dikala itu sangat termashur namanya, diantaranya kepada Bang
Mahrup, Bang Kari dan Bang Madi, keduanya yang disebut terakhir berasal dari daerah Pagarruyung
( Sumatera ).Maka atas dasar bermacam – macam silat yang telah beliau pelajari itu, dan setelah
berkhalwat bertahun – tahun lamanya, oleh beliau Diciptakanlah Maen Po Cikalong, sebagaimana yang
dapat kita ketahui sekarang ini.Salah sebuah gua tempat beliau berkhalwat sampai sekarang masih
dapat kita saksikan, yaitu yang terletak dikampung Lebak Jelebud, dekat sebuah “Situ” ( danau buatan
), dipinggir sungai Cikundul Leutik.Adapun tata gerak Maen Po Cikalong ini merupakan kombinasi dari
unsure hantaman yang bersifat kasar dan membahayakan dan unsur rasa yang bersifat sangat halus
dan tidak membahayakan.
Adapun gaya “STIJL” didalam Maen Po itu ada tiga macam :
Pertama : Gaya ungkit. Raden Muhidin, seorang tokoh utama Maen Po Cikalong yang saat saya menulis
uraian ini masih hidup dan bertempat tinggal di kampong Pasar Baru, Cianjur, murid Raden Bustomi
Bratadilaga Putera Raden Haji Ibrahim Djajaperbata,–yang dalam Paguron “ CIKUNDUL “ yang saya
pimpin menjadi Guru Besar dan Pangaping (Pembimbing )-nya –, menamakan gaya ini sebagai gaya “
Dongkrak “. Gaya ini merupakan gaya agak serong ke atas , yang biasa digunakan dalam mendorong atau
melawan desakan tenaga lawan, kalau kita tidak menyalurkan tenaga lawan tersebut. Ingat : “ Wet van
de hefboom “ didalam Ilmu Alam ! Kedua : Gaya pilin ( Gaya spiral ).Gaya ini biasanya digunakan kalau
kita mengadakan pukulan dengan tangan, berupa “Jurus“, “ Serong “ dan sebagainya.Selain dari pada
itu gaya ini digunakan juga dalam hal melakukan gerakan dengan ujung tangan. (Melakukan “ Usik
tungtung “ ! ). Ketiga : Gaya lonjong ( Gaya parabola ). Gaya ini biasanya digunakan kalau kita melakukan
gerakan “ Tomplok “.
SIKAP SEDIA
Perlu diterangkan , bahwa sifat Maen Po itu harus all round , harus sanggup atau mampu menghadapi
segala macam kaidah atau tehnik bela diri yang ada pada setiap lawan yang mungkin akan dihadapi. Oleh
karena demikian kita harus selalu tenang, serta siap sedia menghadapi setiap kemungkinan yang dapat
ditimbulkan oleh fihak lawan. Kita harus selalu mempunyai kesiagaan mental dan physic. Janganlah
ragu-ragu atau bertindak setengah-setengah !Sikap setengah-setengah atau kepalang tanggung, dapat
merugikan kita sendiri. Kalau berhadapan dengan lawan, harus kita perhatikan : Sikap , pandangan,
tangan dan kaki lawan serta jarak antara kita dengan lawan. Oleh karena demikian kita harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut ertama : Usahakan sedapat mungkin, terutama didalam
permulaan beradu hadapan dengan lawan, supaya kita menghadap lurus kepada lawan, sedangkan lawan
terhadap kita tidaklah demikian halnya. Kedua : Jika lawan berada dalam sikap pasangan “Jurus” ,
harus kita hadapi dengan lawan “Suliwa” , demikian juga sebaliknya, kalau lawan berada didalam
pasangan “Suliwa”, harus kita hadapi dengan sikap pasangan”Jurus”. Ketiga : Pandangan mata
ditunjukan lurus ke muka, supaya dapat memperhatikan gerak-gerik lawan. Catatan : Didalam
permainan gerak dengan menggunakan rasa walaupun mata ditutup atau dipejamkan, tapi dengan syarat
badan atau tangan kita bersentuhan dengan lawan, semua gerak-gerik fihak lawan oleh kita akan
terasa, shingga dengan demikian akan ketahuan ke mana dan bagaimana kemungkinan gerak lawan
tersebut. Keempat : Tangan secara sedang harus selalu siap berada dimuka badan, jangan sekali-kali
mengangkat ke atas atau menggelantung ke bawah, melintang di muka badan atau terbuka ke luar.
Sikut harus agak rapat ke badan. ( “Ulah buka kelek” ).Kelima : Badan tegak, pundak agak dibungkukkan
( dalamBahasa Sunda : “ Dibongkok meongkeun “ ) , dan agak lebih rendah dari badan lawan. Garis
khayal yang membentang tegak lurus dari tengah-tengah kepala terus ke bawah melalui pantat ke
tanah akan merupakan sumbu (“as “) dari segala gerak-gerik anggota tubuh kita, dan ujung bawah dari
garis ini akan merupakan titik berat badan kita. Berat badan dibagi rata diantara kedua belah kaki. ( “
Gelijkelijk onder de beide voeten verdeeld “ ) Keenam : Kaki harus sedang, yang sebelah agak seorang
ke muka dan yang sebelah lainnya disamping belakang, kedua belah lutut agak dibengkokkan, jarak
antara kedua belah tumit lebih kurang satu kaki. Melebarnya ( Sunda : “ Ngajegang “ –nya ) kaki keluar
jangan melewati batas titik khayal dari pada garis tegak lurus yang ditarik dari pada kedua ujung
pundak ke bawah. Kedua sisi kaki sebelah dalam merupakan sudut 900 . Sikap kedua kaki ini dinamakan
kuda-kuda. Posisi diantara kedua belah kaki harus selalu dipelihara. Kuda-kuda ini harus kuat dan enak
dirasakannya serta tidak melelahkan. Kedua telapak kaki harus selalu rapat di tanah kecuali dalam
keadaan –keadaan tertentu, umpamanya kalau sedang melakukan gerak hantaman dengan kaki ( “de
moorddadige knie-stoot “ ) dan sebagainya. Akan tetapi harus lincah, jangan terpaku. Sehubungan
dengan sikap kuda-kuda ini, oleh kita dapat diketahui, bahwa seluruh tubuh dan bagian tubuh kita yang
berada di dalam keadaan sikap kuda-kuda, akan merupakan semacam pyramida yang titik puncaknya
berada di atas kepala dengan suatu bidang yang di batasi oleh garis-garis khayalan yang di bentuk oleh
kedua belah kaki sebagai alas dasar atau “Gronndvlak”-nya, sehingga kita dapat mengetahui ,
hubungan-hubungan apakah yang ada, kalau dari ujung dengkul di tarik garis lurus tegak pada alas
dasar yang dibentuk oleh telapak kaki. Oleh karena demikian kita dapat mengira-ngira , dimana adanya
titik-titik atau garis-garis keseimbangan dari pada kuda-kuda itu, atau dimana adanya titik berat
badan dalam kuda-kuda tersebut, dan bidang-bidang manakah yang merupakan daya dukung ( “
Braagvlak “ ) dari pada tiap-tiap kaki itu dan juga dimana adanya bidang keseimbangan ( “
Bvenwichtsvlak “ ) yang dikuasai oleh kaki-kaki tersebut. Jika hal-hal tersebut di atas diperhatikan,
dengan mudah dapat dimengerti, bahwa kedua belah kaki yang sebelah menyebelah ke samping memang
kuat menahan desakan dari samping, akan tetapi lemah kalau menghadapi desakan dari muka atau
belakang. Demikian pula, kaki yang sebelah ada di muka dan yang sebelah ada di belakang akan kuat
menahan desakan dari muka, tetapi akan lemah kalau menghadapi desakan dari samping. Dari uraian ini
jelaslah, bahwa arah garis tengah ( bisentris ) yang membelah sudut yang dibentuk oleh kedua belah
kaki akan merupakan arah hampa tenaga ( “ richting van dakrachtsleemte “ ). Oleh karena itu
menempatkan kaki harus sedang, sehingga kita dengan mudah serta lincah dapat bergerak ke setiap
urusan dan dengan mudah serta kuat pula dapat menahan tiap-tiap desakan dan segala arah atau
jurusan. Ketujuh : Jarak antara kita dengan lawan harus sedang, kurang lebih satu hasta, jangan
terlalu jauh dan jangan terlalu rapat.Ruang gerak kita harus cukup leluasa dan efektif.

Pengaruh aliran Bauhaus dalam kehidupan


Bauhaus, adalah sebuah aliran (gaya) arsitektur yang didirikan oleh Walter Gropius pada tahun 1919.
Pelopor International Style dan mengenalkan konsep “form follows function”, yaitu bentuk bangunan
mengikuti fungsi yang ada pada bangunan tersebut. Bauhaus memiliki pengaruh besar terhadap
arsitektur dunia.Mari bersama-sama kita bayangkan, pikirkan, dan ciptakan sebuah struktur masa
depan baru yang meliputi bidang arsitektur, seni pahat, seni lukis, sebagai sebuah kesatuan. Suatu hari
semua ini akan menjulang sampai ke langit melalui tangan berjuta-juta seniman. Ini menjadi keyakinan
baru seperti sebuah kristal. Lihatlah hutan gedung pencakar langit di Jakarta, atau kota metropolis
lainnya. Sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah citra bentuk simetris dengan gaya
industrial. Nyaris tanpa aksentuasi sehingga siapapun yang berharap menemukan ornamentasi bakal
kecewa. Citra bentuk arsitektural ini sejalan dengan diktum Ludwig Mies Van Der Rohe dengan Less is
More-nya (kurang adalah lebih) seolah menggilas ornamentasi yang dalam konsep Mies diubah menjadi
bentuk abstrak dan geometric modern. Kelak ciri inilah yang menjadi gaya internasional (international
style) arsitektur modern. Mies adalah tokoh Bauhaus, sebuah sekolah seni berpengaruh di Jerman.
Prinsip-prinsipnya menegaskan semangat kaum Bauhaus yang bercita-cita membuat perubahan baru
dalam seni, desain dan arsitektur dengan menolak eklektisisme, sebuah era dimana seni intim dengan
citra artistik lokal seperti gaya Victorian dan sebagainya. Selain Mies, juga ada Walter Gropius
sebagai nama penting dan berpengaruh di Bauhaus. Tujuan Bauhaus adalah menyatukan semua kerja
kreatif, menghimpun semua disiplin seni praktis (patung, lukis, kerajinan dan kriya) sebagai komponen
yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu arsitektur. Lahir dari rahim pasca perang dunia I Ditengah
kecamuk perang dunia pertama, saat pelbagai kepentingan berubah wujud menjadi tank, senapan,
granat dan kemudian tangisan dan darah menjadi hasilnya, dengan mantap Walter Grapius, seorang
Jerman, tergugah untuk ikut memperbaiki ekonomi negaranya yang luluh lantak akibat perang.
Teknologi menjadi kata kunci penyelamatan. Maka dimulailah proyek besar sebuah integrasi antara
teknologi industri dan seni. Gropius berkeinginan untuk membuat lembaga yang berfungsi sebagai
“consulting art center for industry and the trades ” (Bauhaus 1919-1928 p.12). Lewat Bauhaus,
Gropius, sang pendiri Bauhaus, merasa perlu untuk mengintegrasikan antara seni lukis, patung, kriya
dan disain sebagai elemen yang tujuan akhirnya adalah sebuah lanskap arsitektur yang utuh. Perhatikan
arti Bauhaus, dari ‘Bauen’ yang bararti to build dan ‘hous’ yang berarti the house. Selain itu seni
panggung, teater juga menjadi bagian dari proyek edukasi Bauhaus yang resmi didirikan tahun 1919 di
Weimar. Prinsip-prinsip Bauhaus : Walter dan Mies Bauhaus adalah institusi yang menarik. Tidak hanya
merupakan lembaga edukasi, namun sekaligus Bauhaus mempunyai prinsip yang ‘idelogis’ sifatnya.
Misalnya, bahwa seni harus bertemu dengan keinginan masyarakat, tiadanya batasan antara seni murni
(fine arts) dan seni terapan (applied arts). Secara eksplisit Bauhaus mengutarakan prinsip idelogisnya
antara lain : menyelamatkan seni dari isolasi terhadap dirinya dan kemudian menemukan kembali
dirinya (Whitford, p.11). Mengembangkan keahlian seni dan kriya (crafts) individual dan bekerjasama
dengan mengkombinasikan semua keahlian, Kedua, membebaskan dan menaikkan status, kriya (crafts),
kursi, lampu, teapot dan lainnya kepada level yang sama dengan lukisan, patung. Dan ketiga, mengatur
kontak kepada pimpinan industri dan kriya (crafts) demi keuntungan mandiri dari ketergantungan
dukungan pemerintah dengan cara menjual disain ke industri. Menyebut Bauhaus, seperti sulit
menyampingkan dua nama : Walter Gropius dan Ludwig Mies Van Der Rohe. Kedua orang ini cukup aktif
meletakkan dasar-dasar penting prinsip-prinsip di Bauhaus dalam periode kepemimpinan Bauhaus yang
berbeda . Misalnya, Walter Gropius (1883-1969), seorang yang pernah mandapat latihan profesional di
Munich, mengembara di Spanyol dan di Italia ia bergabung dangan Studio Behrens. Jangkauan
pemikiran Walter mencakup hampir semua benda fungsional dan ia ingin memajukan desain produk
dengan jalan mengawinkan seni rupa dengan industri. Dibawah pimpinan Gropius, Bauhaus menjadi pusat
pendidikan desain terpenting. Gropius membuat disain inovatif, yang membawa material dan metode
konstruksi dari teknologi modern. Ia menggunakan teknologi sebagai basis juga menstransformasikan
bangunan menjadi presisi dengan mengikuti kalkulasi matematis. Kemudian Ludwig Mies Van Der Rohe
(1886-1769) : baginya keindahan nampak dalam kesederhanaan. Pandangan estetisnya ini sering
dikaitkan dengan estetika fungsionalis yang populer pada abad 20. Ia membuktikan pada rancangan
bangunannya yaitu Seagram Building di New York, gedung bertingkat 38 yang memadukan logam dan
kaca. Ia untuk beberapa waktu menggantikan kepemimpinan Walter Gropius d Bauhaus. Sekolah seni
Bauhaus Bauhus pada awal berdirinya merupakan kombinasi dari Weimar Arts and Crafts School dan
Weimar Art Academy. Siswa sekolah dilatih menjadi seniman dan empu kriya (master of craftman).
Baginya seniman modern harus terbiasa dengan sains dan ekonomi, dan memulai menyatukan imajinasi
kreatif dengan pengetahuan pertukangan kemudian mengembangkan suasana baru dalam desain
fungsional (Bauhaus idem,p.13) Kelas seni di Bauhauas memberikan pelajaran kriya (crafts), tipografi
desain industri dan komersial , patung, lukisan, dan arsitektur. Pengajarnya antara lain pelukis abstrak
Paul Klee (Swiss),Wassily Kandinsky (Rusia) dan pelukis yang juga desainer, Laszlo Moholy-Nagy
(Hungaria), dan lain-lainnya. Tahun 1923 adalah pameran pertama karya siswa. Salah satu karya
interior yang dipamerkan adalah kantor direktur Walter dan rumah tinggal eksperimental, The Haus
Am Horn, yang dibangun oleh siswa Bauhaus. Bauhaus pindah, Bauhaus ditutup Nazi Pada 1925 Bauhaus
pindah dari Weimar ke Desau. Di tempat baru ini dibuat bangunan pusat Bauhaus yang diarsiteki oleh
Walter Gropius. Bangunan ini memiliki arti penting dalam sejarah arsitektur modern. karena bangunan
ini dirancang lebih kompleks dan utuh. Jerman ibarat medan pertarungan ideologi yang tak
berkesudahan saat itu, sebuah peristiwa penting terjadi. Saat Bauhaus tengah ‘masyuk’ dengan
program dan hasilnya yang gemilang, kapak ‘Nazi-Hitler’ selain aktif menebas musuh ideloginya
ternyata juga menebas Bauhaus, institusi yang ironinya berjasa membangkitkan ekonomi Jerman dan
justru bertempat di Jerman. Dengan ditutupnya Bauhaus pada 1933 oleh Nazi, Gropius, Mies dan
pemimpin fakultas lainnya di Bauhaus melarikan diri ke Amerika dan disana, Gropius mengajar di
Universitas Havard. Justru akibat pelariannya ini, pengaruh Bauhaus, teori disain, arsitektur dan
metode edukasi seninya seperti semakin bersemi di daratan Amerika dan kian menyebar di negara
eropa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai