BAB I
PENDAHULUAN
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia
dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan ibu dan beberapa penyakit penting,
angka kecacatan, dan ketergantungan dan meningkatnya status gizi masyarakat dan
2010).
dan tanggang jawab seluruh keluarga dan masyarakat dengan pemilihan alat
mempertimbangkan.
lain faktor dari akpseptor itu sendiri, faktor dari pelayanan kesehatan maupun faktor
dari pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Pemkab/BKKBN, Kabupatan Deli
Serdang.
Sei Tuan Kab. Deli Serdang untuk tahun anggaran 2010/2011 mempunyai target dan
hasil pencapaian akseptor baru sampai bulan Desember 2010 adalah sebagat berikut :
1
2
Alas kontrasepsi yang diprogramkan secara nasional adalah pil, IUD, kondom
dan suntikan, mow/mop, implant. Salah satu KB yang dianjurkan adalah IUD.
Program KB nasional Desa Sambirejo Timur Kec. Percut Sei Tuan untuk Tahun
Anggaran 2010 - 2011 mempunyai target dan hasil pencapaian akseptor baru sampai
Tabel 1.1
Jumlah Peserta KB Menurut Metode Kontrasepsi
Di Desa Sambirejo Timur, Kec. Percul Sei Tuan
Tahun
Metode
2007 2008 2009 2010
Pil 324 353 395 623
IUD 716 742 771 831
Kondom 98 102 118 130
Suntik 623 693 729 778
MOP - - - -
MOW 186 201 232 228
Implant 65 78 85 125
Jumlah 2.01 2.16 2.33 2.728
8 9 0
Tabel 1.2
Realisasi Hasil Pencapaian Peserta KB Baru
Bulan: Desember 2007
Di Desa Sambirejo Timur, Kec. Percut Sei Tuan
Pencapaian
PPM Pencapaian
Metode s/d bulan ini
No 2007 Bulan ini Persentase
Kontrasepsi (CU)
Jumlah Jumlah Jumlah
1 Pil 155 90 623 58.06
2 IUD 200 163 831 81.5
3 Kondom 30 6 130 20
4 Suntik 150 120 778 60
5 MOP 15 5 228 33.33
6 MOW - - - -
7 Implant 50 28 125 56
Jumlah 600 412 2.728 68.66
Sumber : PPLKB Kec. Percut Sei Tuan
Tabel 1.3
Realisasi Pencapaian Peserta KB Aktif
Bulan: Desember 2008
Kecamatan : Percut Sei Tuan
PPM Pencapaian
Metode
No 2008 s/d bulan ini Persentase
Kontrasepsi
Jumlah Jumlah
1 Pil - 2273 -
2 IUD - 6377 -
3 Kondom - 487 -
4 Suntik - 22273 -
5 MOP - 1897 -
6 MOW - 3 -
7 Implant - 1900 -
Jumlah 50947 33878 66.49
Sumber : PPLKB Kec. Percut Sei Tuan
4
Dari pencapaian akseptor baru di atas ternyata pencapaian akseptor barn IUD
masih di bawah target dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, sehingga perlu
lebih ditingkatkan lagi pencapaian akseptor IUD Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
pcncapaian KB Baru IUD untuk Desa Sambirejo Timur Kec. Parcut Sei Tuan pada
Januari 2008 s/d Juli 2008, sebesar 69%. Melihat kenyataan yang demikian penulis
merasa tertarik untuk meneliti tentang faktor yang mempengaruhi ibu - ibu Pus untuk
keikutsertaannya menjadi akseptor KB, Kec. Percut Sei Tuan Tahun 2008.
Pada penelitian ini ingin diketahai sejauh mana faktor - faktor tersebut di atas
Pokok pikiran yang mendasari penelitian ini adalah penggunasn IUD banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari akseptor sendiri, faktor pelayanan kesehatan
Dari pihak akseptor sendiri prihal umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah
anak merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebagai faktor yang menentukan
pelayanan dan pengatahuan, sikap dan praktek petugas serta keterampilanya dalam
akseptor sangat berperan, baik melalui kegiatan - kegiatan petugas lapangan yang
5
petugas maupun melalui penyediaan dana dan sarana kepada pelayanan kesehatan.
Untuk itu beberapa pertanyaan yang perlu dicari jawabannya dalam penelitian
ini adalah :
IUD.
IUD.
1.3.1 Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi instansi
1.3.2 Sebagai proses belajar dalam penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
1.3.3 Sebagai referensi dari penelitian sejenis yang terkait dengan KB IUD
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan terpadu dengan program lainnya yang mencakup keseluruhan wilayah Indonesia
Pada tahun 1953, kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan
tahun 1953. Mula – mula Departemen KB sebagai pengunjung bagi kegiatan PKBI,
dengan menyesuaikan BKIA serta tenaga kesehatan sebagai pelayanan KB. Pada
dunia bersama dengan pimpinan dunia lainnya, sejak itu Program KB di Indonesia
mulai memasuki tahap yang maju, perhatian mulai dicurahkan kepada masalah
kependudukan.
7
8
yaitu suatu badan pemerintah non departemen yang bertugas mengkoordinasi segala
nasional. Mula – mula program ditujukan hanya 6 Propinsi di Jawa, Bali yang
merupakan daerah paling padat penduduk di Indonesia. Pada tahun 1974, sejumlah
propinsi lainnya masuk lingkungan program nasional yakni Daerah Istimewa Aceh,
mengenai teknik memasukkan batu – batu kecil ke dalam rongga rahim memakai pipa
terbuat dari timah hitam untuk tujuan kontrasepsi. Begitu pula seorang tabib bangsa
Arab pada abad 9 telah menerangkan cara mencegah kehamilan dengan menggulung
secarik kertas, lalu diikat dengan benang kemudian dimasukkan ke dalam rongga
rahim.
Mungkin sejarah dan ide datangnya dari bangsa Arab. Selama berabad – abad
para penggembara dan saudagar (kafilah) orang Arab dan Turki memasukkan batu
kecil bundar ke dalam rahim unta untuk mencegah kehamilan, karena takut hamil
dalam perjalanan yang jauh. Unta yang hamil akan menjadi malas sehingga tidak
Kemudian dibuatlah spiral atau IUD yang dimasukkan ke dalam rongga rahim
wanita untuk tujuan kontrasepsi. Pelopor dari cara kontrasepsi ini antara lain adalah
bermacam – macam bentuk IUD yang telah dipakai oleh wanita itu secara luas.
Sampai sekarang telah dikenal bermacam – macam generasi dan berpuluh jenis IUD
di seluruh dunia.
Intra Uterine Device adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim
dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan / paramedis lain yang sudah
dilatih. IUD merupakan kontrasepsi yang relatif murah, mudah digunakan baik oleh
pemasang maupun pemakainya, lebih efektif dari pada cara kontrasepsi lainnya
misalnya PIL anti hamil yang harus diminum setiap hari dengan resiko akan lupa dan
bosan, maka IUD sekali dipasang dapat dipakai untuk beberapa tahun sehingga
Banyak teori yang telah diajukan salah satu diantaranya menyebutkan bahwa
dengan adanya alat ini di dalam rahim akan terjadi perubahan pada endometrium.
10
Pada waktu ini , IUD telah memasuki era generasi keempat. Karena itu,
berpuluh macam IUD telah dikembangkan mulai dari generasi pertama terbuat dari
benang sutera dan metal (baja waja, stainless steel, perak dan tembaga) sampai pada
generasi plastik (polietilen) baik yang tidak ditambahi obat (unmedicated) maupun
a) Bentuk terbuka (open device), misalnya Lippes Loop, CU-T, Cu-7, Margulies,
b) Bentuk tertutup (closes device), misalnya Ota ring, Antigon, Grafenberg ring,
dikeluarkan, karena dapat menyebabkan masuknya usus ke dalam lubang atau cincin
a) Medicated IUD misalnya Cu-T-200, 220, 300, 380A, Cu-7, Nova-T, ML-Cu
adalah Lippes Loop dan dari jenis medicated Cu-T, Cu-7, Multiload dan
Nova-T.
11
macam IUD.
6) Efektifitas tinggi
Kejang, nyeri dan mules – mules serta pegal pinggang biasanya terjadi sehabis
insersi IUD, yang pada umumnya akan hilang dalam beberapa hari sampai
2) Perdarahan
metergin, dalon, klasium, vitamin K dan C, adona AC-17 dan sebagainya. Jika
perlu diberikan antibiotika. Bila perdarahan dengan cara – cara yang ada tidak
terhadap benda asing yang biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama
Tidak seluruhnya wanita yang pakai IUD akan menderita nyeri haid, biasanya
benang yang panjang atau cara pemotongan benang seperti bambu runcing.
tumpul.
IUD keluar dengan sendirinya, sering dijumpai pada mas 3 bulan pertama
dapat haid.
13
7) Infeksi
akseptor pada tahun pertama pemakaian, namun infeksi ini bersifat ringan,
8) Translokasi – Dislokasi
biasanya karena adanya perforasi uterus. Hal ini paling sering terjadi pada
waktu insersi IUD yang kurang hati – hati atau karena adanya lokus minorus
pada dinding rahim atau pada waktu usaha pengeluaran yang sulit.
Kehamilan dengan IUD insitu dijumpai pada 1 – 3 per 100 wanita dalam
thaun pertama pemakaian. Dua dari 3 kehamilan terjadi dalam IUD insitu dan
tertanam ke dalam mukosa rahim atau lebih dalam sebahagian (persial) atau
benang putus. Dengan hati – hati kadang kala dikeluarkan dengan alat pengait
IUD.
14
11) Dapat meningkatkan resiko penyakit radang pelvik dan infertitlitas subsekuen
1) Faktor Akseptor
dan jumlah anak sangat nyata. Semakin tinggi pendidikan akseptor maka makin
semakin tinggi umur akseptor maka makin tinggi jumlah persentase yang
mengetahui macam – macam alat kontrasepsi, dan makin banyak cara kontrasepsi
yang dipakai.
dibawahi oleh BKKBN propinsi dan di bawah koordinasi BKKBN pusat. PLKB
pengendalian input proses dan output yang dikendalikan lebih lanjut dari tingkat
yang lebih atas/kecamatan dan desa itu sendiri sehingga di tingkat desa dapat
tercipta satu situasi yang baik antara tim KB yang terdiri dari unsur – unsur
1) Faktor Akseptor .
a. Adat Istiadat
Berencana di Indonesia.
b. Perceraian
adanya penekanan sosial yang kuat dari pasangan baru untuk mempunyai
c. Agama / kepercayaan
sedikit dimana dalam hal ini benda atau zat yang dianggap haram menurut
d. Nilai anak
lengkaplah kehidupannya.
a. Lokasi Klinik
karena masih ada masyarakat dimana para wanita tidak tahu pergi ke
b. Waktu Pelayanan
datang
c. Biaya ber-KB
d. Bentuk Klinik
pada masyarakatnya.
dari satu kebudayaan dengan kebudayaan lain, misalnya yang bekerja dari
latar belakang kebudayaan yang berbeda dan ini tentunya akan mempengaruhi
IUD.
KB IUD.
IUD.
19
KB IUD.
BAB III
METODELOG1 PENELITIAN
Lokasi penelitian di Desa Sambirejo Timur, kecamatan Percut Sei Tuan yang
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
19
20
ZC = Derajat kepereayaan yang ingin dipunyai terhadap sampel, dalam hal ini
Data primer diperoleh dari PUS secara langsung dan dengan menggunakan
kuesioner.
3.5.2 PUS (Pasangan Usia Subur) adalah pasangan yang istrinya berusia
sedangkan PUS IUD adalah pasangan usia subur yang memakai alat
responden.
3.5.5 Sikap adalah respon atau tanggapan yang diambil seseorang terhadap
objek atau masalah, dan ini merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
dari 50%
2.000.000
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Tingkat Ekonomi
5. Sikap Petugas KB
Yaitu PUS yang ber-KB yaitu PUS yang ber-KB IUD dan Non IUD.
Data yang telah terkumpul diolah secara manual dengan bantuan komputer
PUS dilakukan dengan analisa univariat yaitu dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Selanjutnya untuk mengetahui hubungannya dilakukan dengan uji statistik yaitu uji
chi - square.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut:
Luas sawah —
Luastanahkering :86.69Ha
Secara administratif Kec. Percut Sei Tuan merupakan salah satu kecamatan dan kab.
1. Amplas
2. Bandar Klippa
3. Bandar Setia
4. Cinta Rakyat
5. Kelurahan Kenangan
7. Kolam
8. Laut Dendang
9. Medan Estate
LEMBAR PENGESAHAN
ASNAH
NIM : 0909192303
Dosen Pembimbng
ASNAH
NIM : 0909192306