Anda di halaman 1dari 13

KINETIKA DAN MEKANISME REAKSI

SENYAWA ANORGANIK

TUJUAN INSTRUSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan mata kuliah dengan pokok
bahasan ini, mahasiswa akan dapat menunujukan
hubungan antara laju reaksi senyawa koordinasi dengan
perubahan EPMK dengan lengkap.
A. KECEPATAN REAKSI
Reaksi akan berjalan cepat jika ada katalis. Unsur
transisi atau senyawanya dapat berfungsi sebagai katalis.
Hasil antara yang berupa senyawa koordinasi didapat
karena katalis turut dalam reaaksi.
Contoh :
Co
1. CH3-CH=CH2 + CO + H2 CH3-CH2-CH2CHO
Co membentuk senyawa koord. H[Co(CO)4]

PdCl2
2. CH2=CH2 + 1/2 O2 CH3-CHO
Cu, Cl2
Senyawa koordinasi yang terjadi [Pd(C2H4)(OH)Cl2]

Kecepatan reaksi bergantung kepada mekanisme


reaksi yaitu bagaimana reaksi itu berjalan dari pereaksi
menjadi hasil reaksi. Jadi kecepatan reaksi adalah
perubahan konsentrasi dari tiap pereaksi atau hasil reaksi
per satuan waktu.
Dalam suatu reaksi : A B+C
Maka kecepatan reaksinya : R = K.CA
Bila reaksi berjalan cepat maka K besar, bila berjalan
lambat maka kecil.
Kompleks labil adalah kompleks yang ligannya mudah
diganti secara cepat; kompleks stabil adalah kompleks
yang penggantian ligannya berjalan secara lambat.
Labilitas merupakan sifat kinetika, sedangkan
stabilitas merupakan sifat termodinamika.
Suatu reaksi berjalan lambat atau cepat, yaitu
dengan membandingkan harga EPMK senyawa
koordinasi dengan yang aktif, jika EPMK senyawa
koordinasi >> EPMK senyawa aktifnya maka senyawa
koordinasi tersebut bereaksi lambat. Jadi EPMKnya kecil
maka reaksi cepat.
Misal perubahan kompleks spin tinggi astatira menjadi
kompleks aktif limas segiempat :
MX6 MX5
EPMK KOMPLEKS S.T. ASTATIRA
DAN EPMK KOMPLEKS LIMAS SEGIEMPAT

SISTEM EPMK ΔA EPMKΔLSE PERUB.EPMK

d0 0,00 0,00 0,00


d1, d6 0,40 0,45 - 0,05
d2, d7 0,80 0,91 - 0,11
d3, d8 1,20 1,00 + 0,20
d4, d9 0,60 0,91 - 0,30
d5, d10 0,00 0,00 - 0,00
Untuk sistem d3 dan d8 ada kehilangan EPMK sehingga
kompleks bereaksi lambat. Untuk sistem d1, d2, d4, d6, d7
dan d9 semuanya bereaksi cepat.
Untuk kompleks s.r dan s.t didapat bahwa reaksi
untuk kompleks lengai menurun menurut urutan d5 > d4 >
d8 ∼ d3 > d6, juga muatan dan besarnya ion logam
menurun menurut urutan 3+ > 4+ > 5+ > 6+, misal:
[AlF6]3+ > [SiF6]2- > [PF6]- > [SF6], juga makin kecil jari –
jari ion logam atau nomor atom makin lengai, misal :
[Sr(OH2)6]2+ > [Ca(OH2)6]2+ > [Mg(OH2)6]2+
Unutk senyawa koordinasi caturtira dan bujur
sangkar bereaksi lebih cepat daripada senyawa
koordinasi astatira karena pada caturtira dan bujur
sangkar cukup ruang untuk subtitusi. Misal senyawa
koordinasi bujur sangkar Ni2+, Pd2+, Pt2 makin besar no.
atom makin lambat reaksinya Ni2+ > Pd2+ > Pt2+
B. MEKANISME REAKSI
Reaksi senyawa koordinasi dibagi dalam :
1. Reaksi substitusi atau penggantian
2. Reaksi redoks

1. REAKSI SUBTITUSI
Reaksi senyawa substitusi secara umum :
[MLnx] + y [MLnY] + X.
Ligan Y mengganti ligan X.
Mekanisme untuk reaksi substitusi adalah :
a. Proses SN1 (substitusi nukleofilik unimolekular) :

lambat
[MLnK] [MLn] + X
K1

Diikuti dengan :

cepat
[MLn] + Y [MLnY]

Disini mula-mula ikatan M – X pecah memberikan


kompleks dengan B.K. rendah. Penambahan Y bereaksi
cepat memberikan hasil. Proses ini disebut substitusi
nukleofilik unimolekular, yaitu ligan mencari muatan
positif dan kecepatan reaksinya ditentukan oleh satu
molekul.
b. Proses SN2 (substitusi nukleonfilik bimolekular).

lambat
[MLnX] + Y [MLnXY]
K1

Diikuti oleh :

cepat
[MLnXY] + Y [MLnY] + X

Dalam mekanisme ini B.K M bertambah dalam


pembentukan kompleks aktif . Proses ini disebut
substitusi nukleofilik bimolekular.
Jadi : Proses SN1 adalah pemutusan ikatan.
Proses SN2 adalah pembentukan ikatan.
(1) SUBSTITUSI ASTATIRA
Contoh :

[Co(NH3)5X]2+ + Y - [Co(NH3)5Y] + X-

Mekanismenya proses SN1 :

lambat
1. [Co(NH3)5X]2+ + H2O [Co(NH3)5(OH2)]3+ + X-

3+ - cepat
2. [Co(NN3)5(OH2)] +Y [Co(NH3)5Y]2+ + H2O

(2) SUBSTITUSI BUJUR SANGKAR


Kompleks dengan B.K < 6 mengikuti proses SN2
Contoh :

+ - H 2O
[Pt(NH3)3Cl] + Br [Pt(NH3)3Br]+ + Cl

Mekanismenya :

NH3 Br- NH3 Br NH3


cepat
H3N - Pt - Cl H3N - Pt---Cl H3N - Pt - Br
lambat
NH3 NH3 NH3

lambat cepat
H2O
NH3 NH3 Br- NH3 Br
H3N - Pt---Cl H3N - Pt - OH2 H3N - Pt---OH2
cepat lambat
NH3 NH3 NH3
2. REAKSI REDOKS
Disini terjadi perubahan bilangan oksidasi pada atom –
atom yang bersangkutan, misal :

[Co(NH3)5Cl]2+ + [Cr(H2O)6]2+ + 5H3O+


[Co(H2O)6]2+ + [Cr(H2O)5Cl)2+ + 5NH4+

Pada reaksi tersebut :


Co(II) ………… reduksi
Cr(III) ………... oksidasi

Mekanisme reaksi redoks :


1. Transfer elektron, yaitu pemindahan elektron dari satu
atom ke atom lain
2. Transfer atom, yaitu reduktor dan oksidator terikat satu
sama lain oleh jembatan atom, molekul atau ion.
Melalui jembatan ini elektron pindah dari satu atom ke
atom lain.

Contoh :
1. Transfer elektron
4- 3- cepat
a. [Fe (CN)6] + [Fe(CN)6] [Fe (CN)6]3- + [Fe(CN)6]4-

b. [Co (NH3)6]3+ + [Co(NH3)6]2+ [Co (NH3)6]2+ + [Co(NH3)6]3+

2. Transfer atom
a. [Co(NH3)5Cl]2+ + [Cr(H2O)6]2+ + 5H3O+

[Cr(H2O)6]2+ + [Cr(H2O)5Cl]2+ + 5NH4+


[Co(NH3)5Cl]2+ + [Cr(H2O)6]2+
[Co(NH3)5 - Cl - Cr(H2O)6]4+

Setelah elektron pindah lewat Cl dari Co(III) ke Cr(II)


maka Cr(III) akan mengikat Cl lebih kuat.

b. [Co(NH3)5X]2+ + [Cr(H2O)6]2+ + 5H3O+

[Cr(H2O)6]2+ + [Cr(H2O)5X]2+ + 5NH4+

X = NCS-, N3-, PO43-, C2H3O2-, Br-, SO42-

Kecepatan reaksinya :

C2H3O2- < SO42- < Cl- < Br-

Anda mungkin juga menyukai