KINETIKA KIMIA
O
N….O…..CO
Energi Potensial
∆E reaksi
Reaksi umum : aA + bB cC + dD
n
3,0 x 10-3 = 0,010
7,5 x 10-4 0,0050
4 = (2)n n = 2
Hukum laju = k[HI]2
b. Tetapan laju k dihitung dengan memasukan nilai pada set data
yang mana saja dengan menggunakan hukum laju yang sudah
ditetapkan. Misalnya, jika kita ambil set data pertama:
7, 5 x 10-4 mol L-1 s-1 = k(0,0050 mol L-1)2
Jadi, k = 30 L mol-1 s-1
Waktu (t)
Laju yang berkaitan pada dua atau lebih unsur kimia yang
berbeda
aA + bB → Produk
1 d[A] 1 d[B]
Laju = - =- = - k [A]m [B]n
a dt b dt
Reaksi Orde Pertama: Grafik: ln c vs t
N2O5(g) → 2NO2(g) + ½O2(g)
ln [N2O5]
Hukum laju = k [N2O5) Intersep = ln [N2O5]0
-d[N2O5] = k[N2O5]
dt
d[N2O5] = -kdt Slope = - k
[N2O5]
Bila diintegrasikan
ln [N2O5]t – ln [N2O5]0 = -kt
[N2O5]t = [N2O5]0 e-kt
Waktu paruh, t½ = ln 2 = 0,6931 Waktu (t)
k k
Contoh 2
Penguraian termal aseton pada suhu 600oC merupakan reaksi
orde pertama dengan waktu paruh 80 detik
1. Hitunglah nilai konstanta laju reaksi (k)
2. Berapa waktu yang diperlukan agar 25% dari contoh aseton itu
terurai
Penyelesaian
[A]0
kt = 2,303 log
[A]t
t = 23 detik
Reaksi Orde Kedua:
(L mol-1)
d[NO2] = -kdt
[NO2]2
[NO2]
Bila diintegrasikan
1
Slope = 2 k
1 = 1 + 2 kt
[NO2]t [NO2]0
2 = koefisien stoikiometri dari NO2
Waktu (t)
Reaksi Orde Pertama Semu
Merupakan reaksi orde kedua atau orde yang lebih tinggi tapi
mengikuti reaksi orde pertama
Contoh: C + D hasil reaksi
Laju reaksinya = k [C] [D]
d[C]
- = k [C] [D]; bila k[D] tetap maka laju reaksinya = k’ [C]
dt
d[C]
atau - = k’ [C] dan k’ = k [D], k’= tetapan laju orde 1 semu
dt
1. Tentukan hukum laju reaksi orde pertama semu jika OH- konstan
dan hitunglah k’ jika [OH-] = 1,2 x 106 mol/L
3. Tekanan
untuk reaksi yang melibatkan gas, karena konsentrasi gas
berhubungan dengan tekanan
4. Luas permukaan
semakin halus bentuk zat yang bereaksi semakin cepat laju
reaksi.
Contoh: laju reaksi Alumunium dalam bentuk serbuk > laju
reaksi alumunium dalam bentuk batangan
5. Suhu
semakin tinggi suhu maka energi kinetik molekul meningkat
sehingga frekuensi tumbukan semakin tinggi sehingga laju
reaksi meningkat
Tetapan laju bervariasi secara eksponensial dengan
kebalikan suhu
k = A e-Ea/RT
ln k = ln A -
Ea
RT
≈ ln k = ln A -
( )( )
Ea
R
1
T
y a b x
• Deferensiasi persamaan diatas :
(dlnA/dT) = Ea/RT2 Dan jika diintegrasikan
menjadi
ln(k2/k1) = (Ea/R) .(T2-T1)/(T1T2)
• Grafik lnk terhada i/T
Grafik ln k vs 1/T
• Deferensiasi persamaan
di atas :
(dlnA/dT) = Ea/RT2
H2 + C2H4 → Pt
C2H6
H2
Etilena Fasa gas
Fasa gas
Etilena, C2H4
teradsorpsi
C2H5,
Zat antara
Permukaan Pt
Atom H2
teradsorpsi
Etana, C2H6
Etana, C2H6
teradsorpsi
terdesorpsi
Penghalang energi
Katalis
Energi Potensial
tanpa katalis
Ea.f
Ea.f Penghalang energi
dengan katalis
Reaktan
Menurunkan energi aktivasi
Ea.r
Ea.r
∆E
Produk
Koordinat reaksi
5 MEKANISME REAKSI
Reaksi Elementer
Unimolekular : N2O5* → NO2 + NO3
laju = k [N2O5*]
Termolekular : I + I + Ar → I2 + Ar
laju = k [ I ]2 [Ar]
laju = k [ I ]2
Contoh 4
NC – CH CH - CN
Penyelesaian
E+ S E– S E– P E+ P
S = substrat; P = produk
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
a. pH
muatan enzim bergantung pada pH lingkungannya dan
mempengaruhi keaktifan dari sisi aktif enzim
b. Suhu
suhu dapat merusak struktur tiga dimensi dari enzim (protein)
c. Aktivator
aktivitas enzim dapat meningkat dengan adanya ion-ion
anorganik. Contohnhya: ion Cl- pada enzim amilase air liur
LATIHAN SOAL-SOAL
3. Pada suhu 600 K, konstanta laju untuk dekomposisi reaksi ordo pertama
nitroetana : CH3CH2NO2 (g) C2H4 (g) + HNO2 (g)
adalah 1,9 x 10-4 detik-1. Sampel CH3CH2NO2 dipanaskan pada suhu
600 K dan pada suhu ini tekanan parsial awalnya adalah 0,078 atm.
Hitunglah tekanan parsialnya setelah 3 jam
4. Identifikasi setiap reaksi elementer berikut sebagai unimolekular,
bimolekular, atau termolekular, dan tulislah hukum lajunya
a. HCO + O2 HO2 + CO
b. CH3 + O2 + N2 CH3O2N2
c. HO2NO2 HO2 + NO2