Anda di halaman 1dari 14

ORDE REAKSI DAN WAKTU PARUH

DALAM MATA KULIAH KIMIA FISIKA II

RESUME

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

dalam Mata Kuliah Kimia Fisika II

Disusun Oleh

KHAIRUN ANNISA

1730110016

Dosen Pembimbing :

AFNY VARITHA, M.Si

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITIT AGAMA ISALAM NEGRI (IAIN ) BATUSANGKAR

2020
MENGANALISIS REAKI ORDE PERTAMA DAN REAKSI ORDE
KEDUA SERTA MENGHITUNG WAKTU PARUHNYA

A. Penentuan Orde Reaksi Pertama dan Kedua


Salah satu faktor yang dapat mempercepat laju reaksi adalah
konsentrasi, namun seberapa cepat hal ini terjadi? Menemukan orde reaksi
merupakan salah satu cara memperkirakan sejauh mana konsentrasi zat
pereaksi mempengaruhi laju reaksi tertentu.
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap suatu komponen
merupakan pangkat dari konsentrasi komponen tersebut dalam hukum

m n
laju. Sebagai contoh, v = k [A] [B] , bila m=1 kita katakan bahwa reaksi
tersebut adalah orde pertama terhadap A. Jika n=3, reaksi tersebut orde
ketiga terhadap B. Orde total adalah jumlah orde semua komponen dalam
persamaan laju: n + m + ...
Pangkat m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya
kecil dan tidak selalu sama dengan koefisien a dan b. Hal ini berarti, tidak
ada hubungan antara jumlah pereaksi dan koefisien reaksi dengan orde
reaksi. Secara garis besar, beberapa macam orde reaksi diuraikan sebagai
berikut:
1. Orde Satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu
pereaksinya jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
pereaksi itu. Misalkan, konsentrasi pereaksi itu dilipat tigakan maka

1
laju reaksi akan menjadi 3 atau 3 kali lebih besar.

?[ A]
Bila kita tinjau reaksi orde satu berikut: A = produk,
?t
Integrasinya adalah In [A]t = -kt + In [A0].
Bila persamaan ln [A]t = -kt + ln[A 0] dibuat grafik ln [A] lawan t,
maka diperoleh garis lurus dengan kemiringan = -k, sedang
jelajahnya (intersep) = ln[A]0.

Contoh reaksi orde pertama:

N2O → 2NO2(g) + ½O2(g)


– d [ N 2O 5] d [N 2 O5 ]
Hukum laju = K [N2O5] = K [N2O5] = =
dt [N 2O 5]

-kdt

Bila diintegrasikan:

In [N2O5]t – in [N2O5]0 = -kt

[N2O5]t = [N2O5]0 e-kt


¿2 0,693
waktu paruh, t1/2 = ==
k k

Contoh Soal:

Penguraian termal isoton pada suhu 600 C merupakan reaksi orde


0

pertama dengan waktu paruh 80 detik.


 Hitunglah nilai konstanta laju reaksi (k)..?
 Berapa waktu yang diperlukan agar 25% dari contoh aseton itu
terurai..?
Jawab:
 K = 0,693/t1/2 = 0,693/80 detik = 8,7 x 10-3 detik-1

 Jika yang terurai 25% maka yang tersisa = 100 % - 25% = 75%

Kt = 2,303 log = [A]o

[A]t

(8,7 X 10-3) t = 2,303 (log 1,0/0,75)

t = 23 detik
2. Orde dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi
jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.
Apabila konsentrasi zat itu dilipat tigakan, maka laju reaksi akan

2
menjadi 3 atau 9 kali lebih besar.

?[ A]
Misalnya, A = produk, maka persamaan lajunya: v? k [A]2
?t

1 1
Integrasinya adalah: ? kt?
[ A ]t [ A ]o
1 1 1
Bila persamaan : ? kt? dibuat grafik lawan t,
[ A ]t [ A ]o [A]
maka diperoleh garis lurus dengan kemiringan = K, sedangkan

1
jelajahnya (intersep) =
[ A ]o
Contoh Reaksinya:
2NO2(g) → 2NO(g) + O2(g)
– d [ No2] d [NO 2]
Hukum laju = K [NO2]2¿ = K [NO2]2 = = = -kdt
dt [NO 2]
1 1
Bila diintegrasikan: [ NO 2] t = [ NO 2]0 + 2 kt

Contoh soal:

Reaksi radikal OH- dengan metana di atmosfir mempunyai


-15
konstanta laju reaksi pada suhu 25 C sebesar 6,35 x 10 mol/L detikk.
0

Reaksinya: OH-(g) + CH4(g) → H2O(g) + CH3-


 Tentukan hukum laju reaksi orde pertama semu jika OH- konstan

dan hitung k1 jika [OH- ]= 1,2 x 106 mol/L


 Hitunglah waktu paruh metana bila [OH- ]= 1,2 x 106 mol/L

Jawab:
 Laju reaksi = K = [OH- ] [CH4]

Karena [OH- ] konstanta maka konstanta laju reaksi = k1

laju reaksi menjadi = k1 [CH4] dan k1[OH- ]


-15
k1 = (6,35 x 10 mol/L) (1,2 x 106 mol/L)

= 7,6 x 10-9 dtik


 t1/2 0,693/k1 = 0,693/7,6 x ,6 x 10-9 dtik = 2 tahun 11 bulan

B. Orde Reaksi Pertama

Untuk suatu reaksi dekomposisi sederhana dengan tipe reaksi yang


memiliki koefesien reaksi satu ditulis dengan,

A hasil reaksi

Reaksi di atas disebut reaksi orde satu karena kecepatan reaksi


berbanding langsung dengan konsentrasi reaktan [A] dan tidak tergantung
pada konsentrasi hasil reaksi. Hukum kecepatan reaksi untuk reaksi orde
ke satu dapat ditulis

d[ A ]

v= dt = k [A]

dengan [A] adalah konsentrasi A. bila diintegralkan terhadap waktu


dengan batasan t = 0 ketika [A] =[A]o terhadap waktu t, didapatkan

[ A]
ln =−kt
[ A ]0

atau dapat juga ditulis [A] = [A]oe-kt

bentuk persamaan ini tetapan laju k dapat dihitung dari grafik ln [A]
terhadap t dari persamaan berikut :

ln [A] = ln [A]o - kt.

sehingga diperoleh -k sebagai slopenya

Contoh Soal

Berikut ini diberikan data reaksi : A  produk pada berbagai


variasi waktu
Pengukuran 1 2 3 4 5 6

T (detik) 0 5 10 15 20 25

[A] (mol/L) 0,5 0,36 0,25 0,19 0.14 0,10

a. Buatlah grafik hubungan antara log [A] vs t,

b. Simpulkan apakah reaksi orde ke satu atau bukan

c. Tentukan harga k.

Penyelesaian

T (detik) 0 5 10 15 20 25

[A] (mol/L) 0,5 0,36 0,25 0,19 0.14 0,10

Log [A] -0,301 -0,444 -0,585 -0,721 -0,852 -1,0

a. Grafik hubungan antara log [A] vs t data di atas adalah

0
-0.2
-0.4
Log C

-0.6
-0.8
-1
-1.2 0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Gambar. Kurva reaksi orde pertama : log C versus t

[ A] 1
log − kt
b. Dari persamaan 12 bahwa [ A ]0 2 ,303 , ingat ln a =
2,303 log a.
log [A] – log [A]0 = - (1/2,303)kt.
Jika grafik hubungan antara log [A] lawan t membentuk garis
lurus, Gambar pada poin a, memenuhi persamaan garis lurus,
maka data tesebut berasal dari reaksi orde satu.
c. Dari persamaan log [A] = log [A] 0 - (1/2,303) kt, harga slope =
- (1/2,303)k
y 2− y 1 −0 , 444−(−0 ,721)
Slope = =
X 2− X 1 5−15

0,277 1
= =− k
−10 detik 2,303
k = 6,4 x 10-2 detik
Penguraian N2O5 berikut merupakan salah satu contoh dari
reaksi orde satu :
2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)
C. Reaksi Orde Kedua
1. Reaksi Orde Dua dengan satu reaktan
Contoh yang paling sederhana dari reaksi orde-dua adalah reaksi
yang kecepatannya sebanding dengan kuadrat dari konsentrasi satu
pereaksi. Dari reaksi dekomposisi dibawah ini,
A hasil reaksi
Bila reaksi ini diasumsikan dengan reaksi orde-dua, dengan [A]
adalah konsentrasi A pada waktu tertentu hukum laju dapat ditulis:
d[ A]
− =k [ A ]2
dt
hasil integrasi dari ([A]o, 0) ke ([A], t) :
c t

∫−dtd [ A ] =k ∫ dt;
c o
0

1 1
= +kt
diperoleh : [ A ] [ A ]o

Persamaan yang dihasilkan ini adalah untuk reaksi orde-dua


yang hanya terdiri dari satu komponan reaktan. Harga k dapat dihitung
dari grafik antara 1/c versus t , k sebagai slope.
Waktu paruh dari reaksi orde-dua ini diberikan oleh persamaan :
1
t 1/2 =
k [ A ]o

Contoh Soal:
Suatu reaksi A B + C mengikuti reaksi orde ke dua,
hitunglah konstanta kecepatan reaksi bila data yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :

Pengukuran 1 2 3 4 5

Waktu (jam) 0 1 2 4 6

Konsentrasi (M) 0,6 0,45 0,36 0,26 0,20

Penyelesaian

Karena reaksinya terdiri dari satu reaktan , maka penentuan k


dapat ditentukan dengan membuat plot antara 1/[A] versus t. Dengan
demikian data data dapat dibuat hubungan antara t dan 1/[A] sebbagai
berikut.

Pengukuran 1 2 3 4 5

Waktu (jam) 0 1 2 4 6

Konsentrasi (M) 0,6 0,45 0,36 0,26 0,20

1/[A] 1,67 2,22 2,78 3,85 5,00

Grafik hubungan antara 1/[A] versus t di dapat sebagai berikut.

6
5
1 /[ A ]

4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6
t(Jam)
Gambar: Kurva reaksi orde ke dua

1 1
=− +kt
Dari persamaan [ A] [ A ]0 , maka hubungan antara 1/[A]
dengan t didapat harga slope = k = 0,553 jam-1

2. Reaksi Orde-dua dengan dua reaktan


Reaksi orde dua yang terdiri dari dua macam reaktan yang
konsentrasinya berbeda, secara stoikiometri dituliskan dengan
persamaan reaksi :
A+B produk
bila reaksi ini mengikuti reaksi orde-satu terhadap A dan orde- satu
terhadap B, maka laju reaksi dapat ditulis,
d[ A] d[B]
− =− =k [ A ][ B ]
v= dt dt
dimisalkan konsentrasi reaktan yang terurai x, dan pertambahan
dalam waktu t sebanding dengan pengurangan reaktan,

d (ξ V ) =− d [ A ] =− d [ B ] =dx
dt dt dt dt ,
maka laju reaksi dapat diungkapkan dengan persamaan,
dx
=k [ A ][ B ]
dt
Dengan dimisalkan konsentrasi A mula-mula adalah a konsentrasi
B mula-mula adalah b dan pada waktu t masing-masing terurai
sebesar x. Maka kecepatan reaksi untuk orde-dua seperti yang
dituliskan pada persamaan 22 dapat ditulis :
dx
=k (a−x )(b−x )
dt
untuk menyelesaikan persamaan ini ke dalam bentuk integral, ada
dua kemungkinan yang dapat dihasilkan. Bila konsentrasi konsentrasi
A dan B mula-mula sama, a = b, persamaan tersebut dapat
disederhanakan sebagai berukut :
dx
=k (a−x )2
dt

hasil integrasi dari persamaan ini diperoleh hubungan sebagai


berukut :
x
kt=
a(a−x)
dengan x sebagai konsentrasi reaktan yang bereaksi selama waktu t,
a konsentrasi mula-mula dari reaktan A dan B, dan k konstanta
kecepatan reaksi. Pada waktu setengah umur atau waktu paruh, x yang
terbentuk besarnya sama dengan ½ a. Maka besarnya waktu paruh,
1
t 1/ 2 
ka
Kalau konsetrasi reaktan A dan B tidak sama, a  b, laju reaksi
seperti yang tertulis pada persamaan 26 tidak dapat disederhanakan.
Penyelesaian persamaan tersebut dapat dilakukan dengan matematika
fraksi parsial. Hasil yang didapat diintegrasikan terhadap t sehingga
didapatkan persamaan akhir
1 b (a−x )
kt= ln
(a−b ) a(b−x )
dimana: k = konstanta kecepatan reaksi

t = waktu

a = konsentrasi A mula-mula

b = konsentrasi B mula-mula

x = konsentrasi A atau B yang bereaksi pada waktu t.

Di sini perhitungan waktu paruh ada dua keadaan yang mungkin


didapatkan, pertama bila konsentasi a berlebih maka besarnya x = ½ b.
besarnya waktu paruh untuk kondisi ini adalah :
1 ( a−b/2)
t 1/2= ln
k (b−a) a/2

bila konsentrasi b yang berlebih, maka harga x = ½

1 b/2
t 1/2= ln
k (b−a) (b−a/2)

Contoh Soal

Suatu reaksi orde ke dua telah ditemukan, A + B C

Dalam suatu larutan mula-mula yang terdiri dari 0,40 M zat A dan
0,7 M zat B. setelah 1 jam konsentrasi A ditemukan 0,15 M. Hitung
konstanta kecepatan reaksi ?...

Penyelesaian

Reaksi di atas adalah tipe reaksi dengan konsentrasi reaktan mula-


mula tidak sama, sehingga

1 b (a−x ) 1 b(a−x )
kt= ln k= ln
(a−b ) a(b−x ) t (a−b ) a(b−x )

a–x = 0,15 M k =

x = 0,25 M 1 0,7 M(0,15 M)


ln
1 Jam(0,4−0,7 ) 0,4 M(0,45 M)
b - x = 0,45 M
k = 1,8 M-1Jam-1
D. Menghitung Waktu Paroh Orde Reasksi Pertama dan Orde Reaksi
Kedua
Waktu paruh dari suatu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi setengahnya dari besarnya konsentrasi pereaksi semula.
1. Waktu Paroh Reaksi Orde Satu
Untuk reaksi orde satu didapatkan hubungan waktu paruh dengan
harga k,
1 1 0 . 693
k= ln =
t 1/2 1/2 t 1/2
Contoh Soal:
Turunkan ungkapan lamanya waktu yang diperlukan untuk
konsentrasi reaktan menjadi setangah dari konsentrasi awal orde satu.
Penyelesaian
Hasil integrasi dari persamaan reaksi orde pertama adalah :

c A

-ln c A,0 =kt


kita menginginkan waktu cA = 1/2cA,0, yang didefinisikan dengan
t1/2, sehingga
0,5 c A , 0

-ln c A ,0 = k t1/2
1 0,693
t1/2= k ln 2 = k
2. Waktu Paroh Reaksi Orde Dua
Waktu paruh untuk reaksi orde dua untuk reaksi A produk dapat

1 1
= +kt
di rumuskan dari persamaan 17, yaitu [ A ] [ A ]o . Pada saat
reaktan tinggal setengahnya dari konsentrasi semula, maka t = t1/2, [A]
= 0,5[A]0. Sehingga besarnya t1/2 adalah :
1
t1/2 = k [ A ]0
Contoh Soal
Turunkan ungkapan untuk menghitung waktu paruh suatu reaksi
orde dua dengan tipe pereaksi tunggal
Penyelesaian
Integrasi dari persamaan 17 dengan mengsubtitusikan t = t 1/2, dan
[A] = 0,5[A]0

1 1 2 1
= +kt kt 1/2= −
[ A ] [ A ]o [ A ]0 [ A ]o

2 1 1
= +kt
[ A ]0 [ A ]o 1/2 t1/2 = k [ A ]0

Sumber:

Brady, James E. dan dan J.R Holum. 1998. Fundamentals Of Chemistry.


Edisi 3, New York: Jon Willey & Sons, Inc

Kim.10. 2004. Modul laju reaski

Kinetika Kimia

Petrucci, Ralph. 1992. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern.


Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga

Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA kelas X1 Semester 1. Jakarta:


Erlangga

Syukry. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bangdung: UI Press

Anda mungkin juga menyukai