Anda di halaman 1dari 2

Ridha Rahmi Khairani_03211940000097

Kinetika kimia merupakan studi tentang bagaimana dan seberapa cepat reaksi kimia terjadi. Laju
reaksi dapat didefinisikan sebagai variasi konsentrasi reaktan atau produk dalam sistem volume
konstan. Laju ini berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan antara atom atau molekul yang
bereaksi per satuan waktu.
Contoh reaksi satu arah
A (reaktan) B (produk)
Laju hilangnya A dalam membentuk B berbanding lurus dengan konsentrasi A
[A]f - [A]0 [A]
Laju =  -
tf - t0 t
d [ A]
Laju = 
dt

Dengan [A] adalah konsentrasi A (mol/L) dan k adalah konstanta laju reaksi. Laju rata-rata
didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi dari A, ΔA ( di mana ΔA adalah konsentrasi akhir A, ΔAf
dikurangi konsentrasi awal A, ΔA0) dalam perubahan waktu, Δt (Δt= waktu akhir, tf dikurangi waktu
awal t0). Contoh, jika terdapat reaksi
aA +bB +…… gG + hH +…….
Maka laju reaksi dapat diekspresikan dengan persamaan
1  d [ A]  1  d [ B ]  1  d [G ]  1  d[H ] 
  =  =   =  
a  dt  b  dt  g  dt  h  dt 
Jika konsentrasi reaktan atau produk secara grafis direpresentasikan sebagai fungsi waktu reaksi,
maka laju reaksi pada waktu tertentu secara numerik sama dengan kemiringan kurva pada saat itu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Satu Arah Laju reaksi pertama-tama bergantung pada
sifat spesies reaktan (molekul, ion, radikal). Biasanya, ini juga bergantung pada:
1. Konsentrasi reaktan.
2. Suhu reaksi.
3. Adanya katalis atau inhibitor.
4. Konsentrasi produk.
5. Iradiasi cahaya tampak atau UV.
6. Radiasi pengion seperti sinar ex, (3, atau '"Y.

Hukum laju
Laju = k[A]α[B]β
di mana A dan B adalah reaktan, α dan β adalah konstanta numerik, dan k adalah konstanta yang
dikenal sebagai konstanta laju. Konstanta α dan β diperoleh dari data eksperimen dan tidak harus
terkait dengan koefisien stoikiometri (kecuali dalam reaksi elementer) Jumlah α + β dikenal sebagai
orde reaksi total. Jadi, jika α + β= 2 reaksi ini disebut reaksi orde kedua. Jika α = 1 dan β = 1, reaksi
dikatakan orde pertama terhadap A dan orde pertama terhadap dengan B. Koefisien α dan β tidak
harus bilangan bulat.

Konstanta laju reaksi


Laju reaksi kimia juga bergantung pada suhu. Ketergantungan ini diekspresikan dengan apa yang
disebut persamaan Arrhenius:
K = Ze -Ea/RT
Dengan k adalah konstanta laju, Ea adalah energi aktivasi (diukur dalam kJ / mol), R adalah konstanta
gas (0,0821 L atm / mol K), T adalah suhu dalam skala Kelvin (suhu absolut), dan Z adalah faktor
frekuensi yang mewakili frekuensi tabrakan. Persamaan Arrhenius dapat diekspresikan dalam bentuk
yang lebih sederhana dengan mengambil logaritma natural dari kedua sisi:
In k = ln Ze -Ea/RT = ln Z+ ln (e-Ea/RT )
Ea
= ln Z -
RT
Energi aktivasi didefinisikan sebagai energi minimum yang dibutuhkan untuk memulai reaksi kimia.
Semakin tinggi energi aktivasi, semakin tinggi penghalang yang mencegah molekul yang kurang
energik bertabrakan dan membentuk kompleks aktif yang disebutkan di atas, mengakibatkan konversi
yang lambat dalam membentuk produk.

Persamaan Reaksi Terintegrasi


1. Reaksi orde nol
A produk
d [ A]
V=   k[A]0
dt
[A] = [A]0 - kt
Untuk reaksi orde-nol, plot konsentrasi vs waktu menghasilkan garis lurus dengan kemiringan = -k.
(Satuan k adalah mol L -I S-I).
2. Reaksi orde satu
A produk
d [ A]
V=   k[A]
dt
In [A] =ln [A]0 - kt
[A] = [A]0e-kt
Plot logaritma natural konsentrasi vs waktu menghasilkan garis lurus dengan gradien = -k. (Satuan k
adalah S-I).
3. Reaksi orde dua
Tipe I
2A produk

1 d [ A]
V=   k[A]2
2 dt
1 1
  2kt
[ A] [ A]0
Jadi, untuk jenis kinetika orde dua ini, sebuah plot kebalikan dari konsentrasi vs waktu menghasilkan
garis lurus dengan kemiringan = 2k. (Satuan dari konstanta laju orde dua adalah mol-1L S-1).
Tipe II
A+B produk

d [ A]
V=   k[A][B]
dt
1 [ A][ B ]0
ln  kt
[ A]0  [ B ]0 [ A]0[ B ]
Jadi, plot suku logaritmik vs waktu memberikan garis lurus dengan gradien sama dengan
k ([A]0 - [B]0)

Contoh aplikasi kinetika reaksi di bidang Teknik Lingkungan


Kinetika Reaksi Hidrolisis pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dengan Anaerobik Baffle Reactor
Limbah Cair Pabrik kelapa Sawit (LCPKS) merupakan salah satu jenis buangan pabrik pengolahan
kelapa sawit yang berasal dari air kondensat pada proses sterilisasi, air dari proses klarifikasi, air
hydrocyclone (claybath) dan air pencucian. Proses biodegradasi minyak dan lemak melalui berbagai
lintasan (pathway) yang melibatkan berbagai kelompok bakteri anaerob dan beberapa tahap proses
yakni proses hidrolisis, proses acidogenesis, proses acetogenesis dan proses metanogenesis.
Penyusunan model kinetika proses anaerob memerlukan sejumlah persamaan kinetika dan parameter
kinetika dan parameter kinetika yang cukup kompleks dan rumit. Untuk menyederhanakan model
kinetika, disusun beberapa asumsi antara lain; tidak ada mikroorganisme di dalam umpan; bioreaktor
berpenyekat anaerob mempunyai distribusi biomassa relatif seragam dalam sistem disebabkan oleh
laju volumetrik yang tinggi dan pengaruh pelepasan biogas yang menyebabkan efek turbulensi pada
sistem; laju kematian mikrooganisme jauh lebih kecil dari laju pertumbuhannya sehingga dapat
diabaikan. Berdasarkan asumsi tersebut disusun model kinetika proses anaerob melalui beberapa
tahap biodegradasi yaitu tahap hidrolisis yang diasumsikan mengikuti persamaan orde satu, yaitu
dC
 k (Co  Ct )
dt
Di mana t adalah waktu (jam), Ct adalah konsentrasi terdegradasi (COD) pada waktu (t), Co adalah
konsentrasi terdegradasi (COD) pada waktu (0), dan k adalah koefisien kecepatan reaksi degradasi.

Anda mungkin juga menyukai