Anda di halaman 1dari 25

Anggota Kelompok

1. Annisa Vi Sabila (02)


2. Azhar Burhanuddin (07)
3. Dian Wahyuningtyas (11)
4. Hari Satria Saputra (18)
5. Maulida Jundana (20)
6. Ridha Rahmi (27)
Perkembangan Politik
Masa Demokrasi
Terpimpin
1. Dekrit Pesiden 5 juli 1959

Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959

• Pembubaran Konstituante.
• Beriakunya Kembali UUD 1945.
• Tidak berlakunya UUDS 1950.
• Pembentukan MPRS dan DPAS.
2. Sistem Politik Masa Demokrasi Terpimpin
• Demokrasi Terpimpin Ditafsirkan dari sila ke-4 Pancasila Yaitu KERAKYATAN
yg dimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
• Dengan dikeluarkannya dekrit presiden maka kabinet Juanda dibubarkan
dan diganti Kabinet Kerja yg dilantik pada 10 Juli 1959 dgn Proker ‘’Tri
Program Kabinet Kerja’’ (sandangpangan, kemanandalam negeri dan
pengembalianirian barat)
• Dilakukan pembentukan MPRS. (Penetapan presiden No.2 tahun 1959) dgn
tugas menetapkan GBHN
• PEMBUBARAN DPR HASIL PEMILU 1955 dan Digantikan DPR GR yg
anggotanya dipilih Soekarno
• Tugas DPR GR adalah Manipol
• Penyampaian pidato dgn judul Penemuan Kembali Revolusi kita oleh
Soekarno pada 17 agustus 1959
3. NASAKOM dan Peranan PKI
4.Politik Luar Negeri Nefo dan Oldefo
• Oldefo (Old established force) adalah negara Kapitalis
Imperialisme
• Nefo (New Emerging force) adalah negara tertindas yg
menentang Imperialisme dan kolonialisme
• Indonesia lebih condong ke Blok Timur dan Hubungan dengan
Blok barat merenggang Karena pasif dengan pembebasan
irian barat
• Indonesia bersikap konfrontatif dengan Malaysia karena
dianggap Neokolin Inggris dan Presiden soekarno
Membahayakan NEFO lalu Membentuk DWIKORA
• Dijalankan Politik MERCUSUAR yg dapat menerangi jalan NEFO
• Diselenggarakannya GANEFO
Perkembangan
Ekonomi
Struktur ekonomi Indonesia menjurus
kepada sistem etatisme yaitu, presiden
secara langsung terjun dan mengatur
perekonomian. Dalam upaya meningkatkan
perekonomian, pemerintah menempuh
beberapa langkah untuk menunjang
pembangunan ekonomi yaitu:
1. Penurunan Nilai uang
(Devaluasi)
• Pada tanggal 25 Agustus pemerintah mengumumkan
keputusannya mengenai devaluasi, yaitu:
- Uang kertas pecahan bernilai Rp500 menjadi Rp50
- Uang kertas pecahan bernilai Rp 1.000 menjadi Rp100
- Pembekuan semua simpanan di bank yang
melebihi Rp25.000
• Tujuan devaluasi adalah untuk meningkatkan nilai rupiah dan
rakyat kecil tidak dirugikan. Tetapi usaha pemerintah tersebut
tidak mampu mengatasi kemrosotan ekonomi yang semakin
jauh.
2. Menekan Laju Inflasi
• Dalam upaya membendung inflasi, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No 2 Tahun 1959, yang mulai diberlakukan pada
tanggal 25 Agustus 1959. peraturan ini dimaksudkan
untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar agar
dapat memperbaiki kondisi keuangan negara.
• Pada tanggal 13 Desember 1965, pemerintah mengambil
langkah devaluasi, yaitu kebijakan untuk menekan
inflasi dengan menjadikan uang senilai Rp1.000 menjadi
Rp1. tindakan tersebut menyebabkan meningkatnya
inflasi
• Pada akhir tahun 1965, devisa negara menunjukan saldo
negatif sebesar US$ 3 sebagai dampak politik konfrontasi
dengan Malaysia dan negara-negara barat
3. Melaksanakan Pembangunan
Nasional

• Pada tanggal 28 Maret 1963 Deklarasi Ekonomi


(Dekon) di Jakarta, yang bertujuan untuk
menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,
demokratis, dan bebas dari imperialisme untuk
mencapai kemajuan ekonomi.
• Dekon ternyata tidak berhasil mengatasi
kemrosotan ekonomi, sehingga menyebabkan
stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan,
pada tahun 1961-1962 harga barang naik hingga
400%
• Kegagalan tersebut disebabkan karena :
- Pemerintah tidak mempunyai kemauan politik untuk
menahan diri dalam melakukan pengeluaran
- Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar
seperti GANEFO dan CONEFO yang mengakibatkan
pegeluaran pemerintah semakin besar
• Dampaknya :
- Inflasi semakin parah
- Harga-harga semakin tinggi
- Kehidupan masyarakat semakin terjepit
- Ekspor menrun tajam dan impor dibatasi karena
lemahnya devisa
- Tahun 1965, devisa menunjukan saldo negatif sebesar
US$ 3 sebagai dampak politik konfrontasi dengan
Malaysia dan negara-negara barat
2
• Dalam upaya membendung inflasi, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No 2 Tahun 1959, yang mulai diberlakukan pada
tanggal 25 Agustus 1959. peraturan ini dimaksudkan
untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar agar
dapat memperbaiki kondisi keuangan negara.
• Pada tanggal 13 Desember 1965, pemerintah mengambil
langkah devaluasi, yaitu kebijakan untuk menekan inflasi
dengan menjadikan uang senilai Rp1.000 menjadi Rp1.
tindakan tersebut menyebabkan meningkatnya inflasi
• Pada akhir tahun 1965, devisa negara menunjukan saldo
negatif sebesar US$ 3 sebagai dampak politik konfrontasi
dengan Malaysia dan negara-negara barat
3

• Pada tanggal 28 Maret 1963 Deklarasi Ekonomi


(Dekon) di Jakarta, yang bertujuan untuk
menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,
demokratis, dan bebas dari imperialisme untuk
mencapai kemajuan ekonomi. Dekon ternyata
tidak berhasil mengatasi kemrosotan ekonomi,
sehingga menyebabkan stagnasi bagi
perekonomian Indonesia. Bahkan, pada tahun
1961-1962 harga barang naik hingga 400%
Latar belakang meningkatnya laju inflasi:
- Penghasilan negara berupa devisa
mengalami kemrosotan
- Nilai mata uang rupiah mengalami
kemrosotan
- Anggaran belanja mengalami defisit
semaki besar
• Dewan Perancang Nasional (Depernas)
dibentuk pada tanggal 15 Agustus 1959
yang dipimpin oleh Moh. Yamin dengan
anggota sebanyak 50 orang. Tahun 1963,
Depernas diganti dengan nama Badan
Perencana Pembangunan Nasional
(Bappenas)
Perjuangan Pembebasan
Irian Barat
Hasil KMB Den Haag
27 Desember 1949
Pasal 1
"Kerajaan Belanda menyerahkan
kedaulatan sepenuhnya atas
Indonesia kepada Republik Indonesia
Serikat dengan tidak bersyarat dan
tidak dapat dicabut dan karena itu
mengakui Republik Indonesia Serikat
sebagai negara yang berdaulat"
1. Penyelesaian melalui jalur diplomasi

• Upaya pembebasan telah dimulai pada masa


kabinet Natsir
• Pada tahun 1951, dilakukan perundingan bilateral
• Sejak tahun 1954, setiap tahun indonesia
membawa masalah irian di dalam acara sidang
Majelis Umum PBB.
• Negara negara barat mendukung posisi Belanda
• Negara peserta KAA mendukung Indonesia
2. Konfrontasi Ekonomi

• a) Tahun 1956, diumumkan pembatalan hutang RI


kepada Belanda.
• b) Selama tahun 1957
Dilakukan 4 cara
• c) Selama tahun 1958-1959
Dilakukan 2 cara
3. Konfrontasi Politik

3 tindakan Konfrontasi Ekonomi:


1. Pada tanggal 17 Agustus 1956, dibentuk provinsi
Irian Barat dengan ibukota di Soa Siu dan Zainal
Abidin Syah sebagai gubernurnya.
2. Pada 8 Februari 1958, dibentuk Front Nasional
Pembebasan Irian Barat.
3. Pada tanggal 17 Agusutus 1960, pemutusan
hubungan diplomatik dengan Belanda.
Konfrontasi Total
Dewan Pertahanan & Keamanan Nasional merumuskan Tri
Komando Rakyat (TRIKORA) yang dibacakan Presiden
Soekarno tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta.
• Gagalkan pembentukan Negara Boneka Papua buatan
Belanda Kolonial.
• Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air
Indonesia.
• Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air Bangsa.
Hasil rapat 31 Desember 1961
Depertan dan Koti

a) Membentuk Provinsi Irian Barat gaya baru dengan


ibukota Kota Baru melalui Penpres no. 1/1962
b) Membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
pada tanggal 13 Januari 1962
a. Sampai tahun 1962, fase infiltrasi dengan
memasukkan 10 kompi sekitar sasaran tertentu.
b. Awal tahun 1963, fase eksploitasi dengan
mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer
lawan, dan menduduki semua pos pertahanan musuh.
c. Awal tahun 1964, fase konsolidasi dengan
mendudukkan kekuasaan-kekuasaan RI secara mutlak di
seluruh Irian Barat.
Badan PBB mengutus Ellsworth Bunker (seorang diplomat
Amerika Serikat) untuk menengahi perselisihan antara
Indonesia dan Belanda. Bunker mengajukan rencana
penyelesaian Irian Barat yang terkenal dengan nama
Rencana Bunker (Bunker’s Plan). Belanda menyerahkan
Irian Barat kepada Indonesia melalui UNTEA.
• Rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk
menentukan pendapat, apakah ingin memisahkan diri
atau tetap bersatu dengan RI.
• Pelaksanaan penyelesaian Irian Barat selesai dalam
jangka waktu dua tahun.
• Untuk menghindari bentrokan fisik di antara pihak yang
bersengketa diadakan masa peralihan di bawah
pengawasan PBB selama satu tahun.
Perjanjian New York.
• Penghentian permusuhan.
• Setelah persetujuan disahkan, paling lambat 1 Oktober 1962 UNTEA
menerima Irian Barat dari Belanda. Sejak saat itu, bendera Belanda
diturunkan dan diganti dengan bendera PBB.
• Pasukan Indonesia tetap tinggal di Irian Barat yang berstatus di bawah
UNTEA.
• Angkatan Perang Belanda dan pegawai sipilnya berangsur-angsur
dipulangkan dan harus selesai paling lambat 11 Mei 1963.
• Bendera Indonesia mulai berkibar 31 Desember 1962 di samping
bendera PBB.
• Pemerintah RI menerima pemerintahan di Irian Barat pada tanggal 1
Mei 1963.
• Pada tahun 1969 diadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
Sebagai tindak lanjut dari Persetujuan New York, Sekjen PBB
menunjuk Rolsz Bennet dari Guatemala sebagai Gubernur UNTEA
merangkap wakil Sekjen PBB di Irian Barat. Berdasar Persetujuan New
York tahun 1962, di Irian Barat diselenggarakan “act of free choice”
atau Penentuan Pendapat Rakyat (pepera). Dewan Musyawarah
Pepera dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian Barat tetap
merupakan bagian dari Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai