Anda di halaman 1dari 74

KINETIKA REAKSI

Apakah laju reaksi itu..............?

Laju reaksi A B
KONSEP LAJU REAKSI
Laju reaksi kimia adalah perubahan konsentrasi pereaksi
atau produk dalam suatu satuan waktu.

Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai


laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi atau
laju bertambahnya konsentrasi suatu produk persatuan waktu.

A B

d A d B 
Laju reaksi   
dt dt
Perhatikan reaksi berikut :

3A B
Persamaan di atas dapat diartikan tiga mol A berkurang
untuk setiap mol B yang terbentuk.
Atau laju berkurangnya A adalah tiga kali lebih cepat
dibandingkan terbentuknya B. Sehingga laju reaksi tersebut :

1 d A 1 d A
1 d B  1 d C  1 d D d B 
Laju reaksi  
a dt
 
Laju reaksi  
b dt

c dt

d dt 
3 dt dt
Secara umum, untuk reaksi : aA + bB cC + dD
PENENTUAN PERSAMAAN LAJU

• Mempelajari laju reaksi berarti :


- menentukan pers. Laju
- menentukan tetapan laju
- menentukan orde reaksi
• Pers. laju, tetapan laju dan orde reaksi
merupakan hasil eksperimen.
• Data kinetika pada umumnya berupa informasi
tentang konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
pada berbagai waktu
Cara Penentuan Persamaan Laju
1. Cara Laju Awal
Laju diukur pada saat awal reaksi untuk berbagai
konsentrasi awal pereaksi

Misal : A + B Produk

Laju reaksi  V  k A B 


a b

Konsentrasi awal A : [A]o


Konsentrasi awal B : [B]o
Maka laju awal adalah : Vo  k Ao B o
a b

Logaritma persamaan di atas menghasilkan :


log Vo  log k  a log Ao  b log B o
log Vo  log k  a log Ao  b log B o
Untuk [B] tetap dibuat grafik log V0 terhadap log [A]0

log V0 Slope = tg α = a
Intersep = log k

log [A]0
2. Cara Integrasi atau Grafik
Untuk membuktikan orde reaksi
Orde Reaksi

Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju


disebut orde reaksi

Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju


reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.

Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi


pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.

Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi


pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali,
dst.
REAKSI ORDE 0

dA
 - k  A 0
dt
dA
 - k
dt
t t
dA
0 dt  - 
0
k

t t


0
dA  - k 0
dt

A t - A 0  - kt
A t  A 0 - kt
A0 = konsentrasi A pada waktu ke- 0
At = konsentrasi A pada waktu ke- t
k = konstanta laju reaksi
t = waktu
 Karakteristik dari reaksi orde nol  hubungan linier
antara reaktan atau produk dengan waktu

Slope = - k
Konsentrasi A

waktu
Waktu paruh (t1/2)

 Waktu yang dibutuhkan untuk


meluruh/hilangnya zat, menjadi separuhnya.
 Untuk orde nol : Untuk orde 1:
Ao ln
 A0 
 k .t 12
t1/ 2  A
2k o
ln
A0   k .t 12
1 A 
2 0

Waktu paruh (t1/2) ln 2  k .t 12


ln 2 0,693
Pada saat t = t1/2 maka A =1/2 A0 t 12  
k k
Waktu kadaluwarsa (t90)

 Waktu suatu zat telah terurai sampai tinggal


90% dari konsentrasi mula-mula (yaitu ,
terurai 10%).
 Untuk orde nol :
0,1  Ao
t90 
ko
REAKSI ORDE 1
Reaksi orde 1 adalah reaksi-reaksi yang lajunya berbanding langsung
hanya dengan konsentrasi satu senyawa
A B
d A
Laju reaksi    k A
dt
Hasil eksperimen memberikan harga konsentrasi A pada berbagai waktu.
Jika konsentrasi pada t = 0 adalah A0 dan pada t tertentu konsentrasi A
adalah A, maka integrasinya :

d A
A t
  k dt
A0
A 0

 ln
A  k.t
A0 
ln A   k . t  ln A0 
Grafik reaksi orde 1 plot ln [A] thd t membentuk garis
lurus.

ln [A]
Intersep : [A0]
Slope : -k

Waktu paruh (t1/2)


Pada saat t = t1/2 maka A =1/2 A0
Waktu paruh (t1/2)

 Waktu yang dibutuhkan untuk


meluruh/hilangnya zat, menjadi separuhnya.
 Untuk orde pertama :

0,693
t1/ 2 
k
REAKSI ORDE 2
Reaksi dikatakan memiliki orde 2, jika laju reaksi sebanding dengan
kuadrat konsentrasi salah satu pereaksi atau dengan hasil kali konsentrasi
dua pereaksi yang masing-masing dipangkatkan satu

A + B produk
1. Jika konsentrasi awal kedua pereaksi sama

d A
Laju reaksi    k A 1/[A]
2

dt

d A
A t
  k dt
A0
A 0

 1 1 
    k .t
 A A0   t
1 1 Intersep : 1/[A0]
  k.t
A A0  Slope : k
Waktu paruh orde 2

Pada saat t = t1/2 maka [A] = ½ [Ao]

1 1
  k.t 1
1 A 
2 0
A0  2

2 1
  k.t 1
A0  A0  2

1
t1 
2 k A0 
2. Jka konsentrasi awal kedua reaktan tidak sama

A + B C
a b
(a-x) (b-x) x

V = = k [ A ] [B]

= k ( a-x )( b-x)

= k dt
= k

Gunakan aturan integral parsial

= +

= A (b - x) + B( a-x)

1 = A(b -x)+ B (a -x)

Misal : x = b 1 = B (a-b) B =
x= a 1=A (b–a) A= =

1 = A(b-x)+ B (a-x)

1= +

+ = k dt

= k dt
= k

x = k t
0

= k t

= k t

= k t

= k t
REAKSI ORDE 3

1. Jika konsentrasi awal pereksi sama

d C 
C t

C C 3   k 0 dt
0

1  1 1 
  2  2
  k .t
2  C  C0  
1 1
  2 k.t
C 2 C0 2
2. Jika konsentrasi awal pereaksi tidak sama

A + 2B C
Awal : [A]0 [B]0
Bereaksi : x 2x x

[A]0-x [B]0-2x

[B]0 = 2[A]0


d A
 k AB 
2 A [ A]0  kt
1  2 [ A]
8
dt
1 1 1 
 k A0  x  2 A0  x   2    kt
2
2 
8  [ A] [ A]0 
 4 k A0  x 
3

[ A] [ A]
d [ A]

[ A]
3
  kdt
4[ A] [ A]0
0
[ A] [ A]
d [ A]

[ A]
3
  kdt
4[ A] [ A]0
0

A
1 2 [ A]
[ A ]0
 kt
8

1 1 1 
 2    kt
2 
8  [ A] [ A]0 

1 1
2
 2
 8kt
[ A] [ A]0
[B] = 2 [A]0 – 2x

[B] = 2 {[A]0 – x }

 d [ A]
 k[ A][ B]2
dt 2 2

 k [ A]0  x 2[ A]0  x  2

 k [ A]0  x 4[ A]0  x 2 


 k 4[ A]0  x 
3

 k 4[ A]3
Menentukan Orde reaksi

 Metode substitusi
 Metode Grafik (paling recommended)
 Metode waktu paruh
1) Metode substitusi

 Data yang terkumpul dari hasil pengamatan


jalannya suatu reaksi disubstitusikan ke dalam
bentuk integral dari berbagai orde reaksi.
 Jika menghasilkan k yang konstan, maka reaksi
dianggap berjakan sesuai orde tersebut
2) Metode Grafik

Plot data pada grafik


 Untuk orde nol :
Konsentrasi diplot terhadap waktu linear
 Untuk orde pertama :
Log atau ln konsentrasi diplot terhadap waktu
linear
 Untuk orde kedua :
1/konsentrasi diplot terhadap waktu linear
3) Metode waktu paruh

 Hubungan antara waktu paruh dengan


seluruh konsentrasi jika seluruh reaktan
sama :

1
t 1/ 2  n 1
a
n adalah orde reaksi
Konsentrasi A (%)

Waktu
 Cara menentukan apakah suatu reaksi orde 0 atau 1

1. Plot data sumbu y (misal : konsentrasi A) vs


sumbu x (waktu)  regresi linier : y = bx + a 
didapatkan juga R2 (koefisien korelasi).

2. Plot data ln A (sumbu y) vs waktu (sumbu x) 


regresi linier : y = bx + a  didapatkan juga R2

3. Bandingkan kedua R2 tersebut, yang paling


mendekati R2 = 1  dipilih. Jika (1) yang
mempunyai R2 lebih mendekati 1 maka orde 0.
Jika (2) mempunyai R2 lebih mendekati 1 maka
orde 1
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Laju Reaksi

Laju reaksi dipengaruhi oleh :

Suhu

Konsentrasi

Luas permukaan sentuhan/ Ukuran partikel

Katalis

Kembali
Suhu

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi


karena dengan naiknya suhu energi kinetik
partikel zat-zat meningkat sehingga
memungkinkan semakin banyaknya tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan
Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi
Suhu

Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:

Dari data diperoleh hubungan:


Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali
semula, maka secara matematis dapat dirumuskan

t t0 Suhu (oC) Laju reaksi

Vt  V0 .2 10 (m/detik)
10 0,3
20 0,6
Dimana :
Vt = laju reaksi pada suhu t 30 1,2
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to) 40 2,4
t Vt
Persamaan Arrhenius
k  Ae  Ea / RT
Ea  1 
ln k  ln A   
R T 
Ea  1 
ln k 2  ln A   
R  T2 
Ea  1 
ln k1  ln A   
R  T1 
k2 Ea  1 1 
ln     
k1 R  T2 T1 
Konsentrasi

Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel


memungkinkan lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang
semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.

Ilustrasi
Mana yang lebih mungkin terjadi tabrakan, di jalan lenggang atau
dijalanan padat?

?
Pengaruh Konsentrasi dan Temperatur
Konsentrasi

Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi


tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus
melalui percobaan.

Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan


adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.

Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak


mempengaruhi laju reaksi:
[reaktan]  V
[reaktan]  x  V  1
xn  1
no
Konsentrasi

Orde Reaksi

Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju


disebut orde reaksi

Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju


reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.

Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi


pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.

Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi


pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali,
dst.
Konsentrasi

Untuk reaksi

mA + nB  C

Rumusan laju reaksi adalah :

V =k.[A]m.[B]n

Dimana :
k = tetapan laju reaksi Orde reakasi total = m + n
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
Konsentrasi

Rumusan laju reaksi tersebut diperoleh dari percobaan.

Misalkan diperoleh data percobaan untuk reaksi :


NO(g) + Cl2(g)  NOCl2(g)
Diperoleh data sebagai berikut :

Perc [NO] M [Cl2] M V M/s


1 0,1 0,1 4
2 0,1 0,2 16
3 0,2 0,1 8
4 0,3 0,3 ?
Perc [NO] M [Cl2] M V M/s
1 0,1 0,1 4
Konsentrasi 2 0,1 0,2 16
3 0,2 0,1 8
Rumusan laju reaksi :
4 0,3 0,3 ?
V = k.[NO]m.[Cl2]n

Orde NO = m Orde Cl2 = n


Percobaan 1 dan 3 Percobaan 1 dan 2
 [ NO ] m   V  [ Cl 2 ] n   V
m
 [ NO ] 3 
n


V
  3
 [ Cl 2 ] 2  V2
  
 [ NO ]1  V1  [ Cl 2 ]1  V1
m
 0,2  8  0 ,2 
n
16
     
 0 ,1  4
 0 ,1  4
2m  2 2n  4
m 1 n  2
Konsentrasi

Maka rumusan laju reaksinya adalah :

V=k.[NO]1.[Cl2]2

Harga k diperoleh dengan memasukan salah satu data


percobaan

V
k
[ NO ].[Cl2 ]2
4
k
0,1.0,12
k  4.103 M  2 s 1
Konsentrasi

Maka laju reaksi pada percobaan 4 adalah :

V= k.[NO].[Cl2]2
V= 4.103.0,3. 0,32
V= 108 ms-1
Contoh Soal
1. Dari hasil pengamatan reaksi antara NO dengan Br2 :

2NO(g) + Br2(g) 2NOBr(g)

menghasilkan data sebagai berikut :

Konsentrasi Kecepatan awal


Percobaan awal pembentukan
ke : Mol/dm3 NOBr mol/dm3.dt
NO Br2
1 0,10 0,10 12
2 0,10 0,20 24
3 0,10 0,30 36
4 0,20 0,10 48
5 0,30 0,10 108

Tentukan orde reaksi dan konstanta reaksi !


2. Suatu wadah berisi hidrogen iodida dengan konsentrasi sebesar 0,040 M,
Laju penguraian HI ditentukan sebesar 8,0 x 10-6 mol L-1 S-1.
Berapakah laju reaksi pada temperatur yang sama, bila konsentrasi HI
dikurangi menjadi 0,010 M, diketahui orde reaksi sama dengan 2?

Jawab:
Reaksi : 2HI H2 + I2
Persamaan lajun = k [HI] 2
Untuk laju pertama 8,0 × 10-6 mol L-1S-1 = k (0,04 M)2

Untuk laju kedua laju 2 = k (0,010 M)2

dari persamaan di atas diperoleh,

8,0 10 6 mol L1 S 1 Laju 2


k =
0,040 M 2 0,010 M 2
Laju 2 = 8,0  10 6

mol L1 S 1 0,010 M 
2
= 5,0 x 10-7 mol L-1S-1
0,040 M 2
3. Reaksi dekomposisi termal pada suhu 2980C adalah sbb :
H3CN = NCH3(g) C2H6(g) + N2(g)
Data :
t (menit) 10,0 21,0 35,0 ~
P (torr) 369,7 313,6 252,6 861,6

a. Buktikan bahwa reaksi mengikuti persamaan laju orde 1


b. Hitung harga tetapan laju pada suhu 320,6 0C, jika t1/2 = 9,5 menit
c. Berapakah harga Ea

Data diatas menunjukkan adanya t ~, yang berarti reaktan pada


saat itu habis  kondisi reaktan pada saat t = 0 adl P = 861,6 torr

Dibuat data baru antara t dengan reaktan

t (menit) 0 10,0 21,0 35,0

P (torr) 861,6 369,7 313,6 252,6

ln P reaktan 6,8 5,9 5,7 5,5


a. Pembuktian reaksi orde 1
dP
  kP Ln P
dt
A
dP
   k . dt
A0
P
- (ln P – ln P0 ) = kt
ln P = ln P0 - kt t

5,7  5,9
b. slope   k    0,0182
21 10
k  0,0182
k  0,032
T = 320,6oC = 593,6 K T = 298oC = 571 K
0,693
t1/2 = 9,5 menit  21,66 menit
t1/2 =
0,032

k= 0,693
 0,073 menit
1

9,5 menit
k  A.e Ea / RT
Ea
ln k  ln A  diturunkan terhadap T
RT
0 , 073 593, 6
Ea
 d ln k  
0 , 032 571 RT
2
dT

0,073 Ea  1 1  1
ln     K
0,032 R  593,6 571 

0,825  
Ea

 6,67 x 10 5 K 1 
R
0,825 . 8,314 J mol 1 K 1
 Ea  1
5
 6,67 x 10 K
 102,87 kJ mol 1
SOAL LATIHAN
1.  Salah satu reaksi gas yang terjadi dalam kendaraan
adalah:
NO2(g) + CO(g)  NO(g) + CO2(g)
Laju = k[NO2]m[CO]n
 Jika diketahui data sebagai berikut, tentukan orde reaksi
keseluruhan

Laju awal [NO2] awal [CO] awal


Eksperimen
(mol/L.s) (mol/L) (mol/L)
1 0,0050 0,10 0,10
2 0,080 0,40 0,10
3 0,0050 0,10 0,20
2. Penggabungan kembali atom-atom iodium dalam fasa gas dan yang
mengandung argon mempunyai laju awal sbb :

[I]0/10-5M 1,0 2,0 4,0 6,0

Laju awal a. 8,7X10-4 3,48X10-3 1,39X10-2 3,13X10-2


(M/det)
b. 4,35X10-3 1,74X10-2 6,96X10-2 1,57X10-1

c. 8,69X10-3 3,47X10-2 1,38X10-1 3,13X10-1

Konsentrasi Ar pada keadaan : a. 1,0 x 10-3 M


b. 5,0 x 10-3 M
c. 1,0 x 10-2 M

Tentukan orde reaksi dan tetapan laju penggabungan tsb dengan


Menggunakan cara laju awal, dimanareaksinya dapat ditulis sbb :
2 I + Ar I2 + Ar
3. The initial rate of formation of a sobstance J depended on concentration
as follows :

[J]0/10-3 M 5,0 8,2 17 30

Vj,0/10-7 Ms-1 3,6 9,6 41 130

Find the order of reaction and the rate constant

4. Siklobutana (C4H8) terdekomposisi pada 1000oC menjadi dua


molekul etilen (C2H4) dengan konstanta laju reaksi orde satu 87 s -1
a. Jika konsentrasi awal siklobutana 2,00 M berapa konsentrasinya
setelah 0,010 s?
b. Berapa fraksi siklobutana terdekomposisi pada waktu tersebut
5. Harga tetapan laju k dari suatu reaksi pada berbagai suhu diamati sbb:

T (K) 250 300 350 400 450 500


k 0,042 0,240 0,894 2,356 5,039 9,311

Bila data tersebut diinterpretasikan berdasarkan hubungan Arrhenius,

k = A. e-Ea/RT
Tentukan harga A dan energi pengaktifan Ea
Jawab :
k  A . e Ea / RT
Ea
ln k  ln A 
RT

1/T 0,004 0,0033 0,0029 0,0025 0,0022 0,002


ln k -3,17 -1,43 -0,11 0,86 1,62 2,23
Ea  1,43  (3,17)
    2485,714
Grafik ln k vs 1/T R 0.0033  0.004
0.005 Ea  2485,714 x 8,314  20666,23KJ / mol
0.004

0.003
ln k

0.002

0.001

0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
1/T
6. Laju reaksi :

OH-(aq) + NH4+(aq) H2O(l) + NH3(aq)

adalah orde pertama bagi konsentrasi OH- maupun NH4+, dan


tetapan laju k pada 20oC adalah 3,4 x 1010 L.mol-1.s-1.
Andaikan 1,00 L larutan NaOH 0,0010 M dengan cepat
dicampurkan dengan larutan 0,0010 M NH4Cl dengan volume
yang sama, hitunglah waktu (dalam detik) yang diperlukan
agar konsentrasi OH- turun menjadi 1,0 x 10-5 M.
Jawab :
Reaksi: OH-(aq) + NH4+(aq) H2O(l) + NH3(aq)
0,001M 0,001M
1L 1L


d OH  
 k . OH  NH 4  k . OH     
2

dt
OH 
 

t
d OH 
  OH   2  k . dt
OH  
o

1 1
  k. t
OH  t 
OH  o

1 1
5
 3
 3,4 .1010 L.mol 1s 1.t
10 mol / 1L 10 mol / 2 L
1L 2L
5
 3
 3,4 .1010 L.mol 1.s 1 . t
10 mol 10 mol
98.000 L . mol 1  3,4 .1010 L . mol 1 . s 1 . t
98 .103 L . mol 1
Jadi : t 
3,4 .1010 L . mol 1 . s 1
 2,88 .10 6 s
7. Reaksi 2A P mempunyai hukum laju orde kedua dengan
k = 3,50 x 10-4M-1s-1. Hitunglah waktu yang diperlukan agar
konsentrasi A berubah dari 1,260 M menjadi 0,011 M

8. Buktikan bahwa t1/2 ∞ 1/[A0]n-1 untuk reaksi yang mempunyai


orde ke-n terhadap A

9. Suatu zat terdekomposisi menurut reaksi 2A P dengan hukum


laju orde kedua dan k = 2,62 x 10-3M-1s-1. Berapakah waktu paruh A jika
[A]0 = 1,70M ?
1. Tekanan parsial azometana sbg fungsi waktu pada 600K ditunjukkan sbb:

t/detik 0 1000 2000 3000 4000


P/10-2 mmHg 8,20 5,72 3,99 2,78 1,94

Tunjukkan reaksi penguraian azometana


CH3N2CH3 CH3CH3 + N2 merupakan orde satu dan tentukan tetapan
lajunya.

2. Reaksi fase gas 2A B diikuti metode spekofotometri memberikan hasil sbb:

t/detik 0 10 20 30 40 ~
[B] / M 0 0,089 0,153 0,200 0,230 0,312
Tentukan orde dan tetapan laju reaksi
3. Buktikan bahwa penguraian azometana merupakan orde satu dan carilah
konstanta lajunya. Data konsentrasi dari azometana sebagai fungsi waktu
adalah sebagai berikut :
t / 102 0 10 20 30 40
[Azo] / 10-1 M 2,2 1,53 1,07 0,75 0,52

4. Suatu reaksi 2NO2 2 NO + O2 adalah orde satu dengan harga


tetapan laju = 3,06 x10-5 menit-1
a. Tentukan waktu pada saat konsentrasi oksigen yang terbentuk sama dengan
konsentrasi NO2 sisa
b. Berapa konsentrasi NO yang terbentuk

5. Hubungan laju awal dengan konsentrasi awal J pada pembentukan


senyawanya adalah sebagai berikut :
[J]0 / 10-3 M 5,0 8,2 17 30

Vj,0 / 10-7 MS-1 3,6 9,6 41 130

Tentukan orde dan harga tetapan laju rekasi


6. Berlangsungnya reaksi antara atom Bromium dan Cl2O diikuti dengan
mengukur konsentrasi radikal ClO, jika konsentrasi awal atom Bromium dan
Cl2O adalah 12,2 x 10-6 M dan 24,4 x 10-6 M. Hitung tetapan laju reaksi.

Br + Cl2O Br + ClO
t/µs 10 20 30 40 50 60 70 80 100
ClO/10-6M 1,68 2,74 3,66 4,7 5,6 6,19 6,55 7,40 7,84

7. Tetapan laju dekomposisi N2O5 dalam reaksi 2 N2O5 4 NO2 + O2


adalah 388 x10-5 s-1. Tentukan :
a. Orde untuk reaksi tersebut
b. Waktu paruh N2O5
c. Tekanan parsial N2O5 pada t = 100s, jika diketahui P0 = 500 Torr

8. Tetapan laju suatu reaksi berubah oleh suhu dinyatakan sebagai persamaan :
11067
ln k    31,33
T
Tentukan besarnya energi aktivasi dan harga tetapan pra-eksponensial
Luas Permukaan

Mana yang lebih luas permukaannya?


Sepotong tahu utuh atau sepotong tahu dipotong 4?
Luas Permukaan

Pisahkan
Luas Permukaan

Perhatikan bahwa luas permukaan tahu utuh lebih kecil dari


tahu yang dipotong 4

Sekarang!
Mana yang lebih luas permukaannya, gula berukuran butir
kasar atau gula berukuran butiran halus?
Mana yang lebih mudah larut, gula yang berukuran butir
kasar atau yang berukuran butiran halus ?
Luas Permukaan

Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin


luas permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang
saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya
tumbukan efektif menghasilkan perubahan

Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran


partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi
pun akan semakin cepat.
Katalis

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi.


Ada 2 jenis katalis :
1. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan
pada akhir rekasi terbentuk kembali.
2. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya
sebagai media reaksi saja.

Bagaimana katalis bekerja akan dibahas pada teori tumbukan

Kembali
TEORI KECEPATAN REAKSI

 Teori Tumbukan (collision theory)


Reaksi yang terjadi adalah hasil dari adanya tumbukan
antar molekul-molekul yang mempunyai tingkat energi
yang tinggi, yang menyebabkan terganggunya gaya
tarik-menarik alami antar molekul-molekul tersebut.
 Teori Aktivasi (activation theory)
Secara struktural, molekul mempunyai suatu bagian
(gugus) yang bersifat labil. Jika tingkat energi pada
gugus yang labil tersebut ditingkatkan (dengan cara
meningkatkan suhu), maka akan terjadi reaksi dengan
melepas kelebihan energi sehingga bisa diperoleh
tingkat energi baru yang lebih rendah dan stabil.
Teori Keadaan Transisi
Definisi Katalis
• Definisi Katalis oleh Bell :
Suatu zat yg muncul dlm ungkapan laju dg pangkat lebih tinggi dr yg ada
dlm pers stoikiometri
Contoh :
A + B produk
r = k [A] [B]3/2
maka menurut Bell, B tdk hanya sbg pereaksi ttp jg berfungsi sbg katalis
• Definisi praktis :
Katalis adl suatu zat yg mempercepat suatu reaksi kimia, dg tanpa
memperhatikan apa yg terj pada zat tsb
Contoh :
AlCl3 pada reaksi alkilasi (Friedel Kraft)

R–Cl + R1H R–R1 + HCl


AlCl3
Homogeneous Catalysis
Reaction profile
for the uncatalyzed
and catalyzed
decomposition of
ozone

EOS
Katalisis Homogen Fasa Gas
2 SO2 + O2 = 2 SO3 (lambat)

Dapat dipercepat oleh adanya NO, dengan mekanisme :

2 NO + O2 2 NO2
NO2 + SO2 SO3 + NO kalikan 2
Mekanisme Katalisis

• Secara umum, mekanisme katalisis adl sbb:


A +B k hasil (lambat tanpa katalis)
A + kat X (cepat)
X + B hasil + kat (lebih cepat)
d[hasil] = k [A] [B]
dt
dapat diselesaikan berdasarkan pendekatan steady
state atau kesetimbangan
Contoh :
2 Ce4+ + Tl2+ 2 Ce3+ + Tl4+

Secara termodinamika : sangat mungkin


Secara kinetik : sangat lambat
Dipercepat oleh adanya Mn2+

Ce4+ + Mn2+ Ce3+ + Mn3+


Mn3+ + Ce4+ Ce3+ + Mn4+
Mn4+ + Tl2+ Mn2+ + Tl4+

Unsur transisi dpt berperan dg baik sebagai katalis, krn adanya tingkat-
tingkat energi yg berdekatan satu sama lain (adanya tingkat-tingkat
oksidasi)
Heterogeneous Catalysis

Many reactions are


catalyzed by the
surfaces of appropriate
solids

EOS

Anda mungkin juga menyukai