Anda di halaman 1dari 13

Pekan I

‘’Pengantar Jurnalistik’’

 Pokok bahasan:
Jurnalistik sebagai ilmu
 Tujuan instruksional khusus:
Memahami filosofi jurnalistik dan
jurnalistik sebagai ilmu
 Referensi:
1. Olen, Jeffrey (1988), ‘’Ethics in
Journalism’’, New Jersey: Prentice Hall.
2. Kovach Bill & Rosentiel, Tom, (2002) ’’The
Elements of Journalism’’, Bew York: Crown
Publisher.
Jurnalistik dalam Khasanah Ilmu Sosial
dan Ilmu Komunikasi

 Ilmu Sosial: Sosiologi, Politik, Antropologi,


Administrasi, Ilmu Komunikasi, dll.
 Ilmu Komunikasi: Jurnalistik, Humas,
Penerangan.
 Ilmu Jurnalistik: Jurnalistik elektronik
(broadcasting), jurnalistik media cetak.
Jurnalistik Sebagai Ilmu

 Punya obyek : fenomena pers, fenomena


jurnalisme, dll
 Punya metodologi: kuantitatif (analisis isi,
komparatif, korelasional) dan kualitatif
(analisis wacana, analisis framing, dll)
 Punya teori: jarum hipodermik, uses and
gratification, agenda setting, difusi informasi,
dll)
Jurnalistik Sebagai Ilmu: Sebuah Kritik

 Aubrey Fisher dalam buku ‘’Teori-Teori Komunikasi’’


mengkritik bahwa komunikasi (dengan demikian juga
ilmu jurnalistik) bukanlah ilmu. Jurnalistik tidak
memiliki teori, melainkan hanya perspektif (perspektif
mekanistis, psikologis, interaksional, pragmatis).
Kalaupun komunikasi disebut ilmu, dia bersifat
eklektis (mensintesiskan berbagai ilmu, seperti
psikologi, sosiologi, dll).
Jurnalistik (Pers) dalam Perspektif
Modernis, Kritis, dan Posmodernis

 Perspektif modernis: pers mendukung atau


punya pengaruh positif terhadap
pembangunan dan pemerintah.
 Perspektif kritis (marxis): pers senantiasa
berseberangan atau mengkritik penguasa.
 Perspektif posmodernis: pers punya logika
sendiri, apakah dia akan mendukung atau
mengkritik penguasa.
Filosofi Jurnalistik

Filosofi jurnalistik menjawab pertanyaan,


apakah tujuan jurnalistik.
Tujuan jurnalistik adalah memenuhi hak
masyarakat untuk mengetahui berbagai hal
(right to know).
Sembilan Elemen Jurnalisme

 Menurut Kovach & Rosenstiel (2001) dalam menunaikan tugas


memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, pers harus
menjalankan sembilan elemen jurnalisme:
1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.
2. Loyalitas pertama jurnalisme kepada warga.
3. Intisari jurnalisme adalah disiplin dalam verifikasi.
4. Para praktisi harus menjaga independensi pada sumber berita.
5. Jurnalisme harus berlaku sebagai pemantau kekuasaan.
6. Jurnalisme harus menyediakan forum publik untuk kritik maupun
dukungan warga.
7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik dan
signifikan.
8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional.
9. Para praktisi pers harus mengikuti nurani mereka.
Empat Teori Pers:Sebuah Filosofi Pers

Empat teori pers sesungguhnya berkaitan


dengan filosofi pers. Sebabnya keempat teori
pers berdasarkan pada sejumlah filsafat.
Pakar pers yang menelusuri empat teori pers
adalah fred S. Siebert, Theodore peterson,
dan Wilbur Schramm
Empat Teori Pers

 Otoritarian
 Libertarian
 Tanggung jawab sosial
 Soviet Totalitarian
Otoritarian
 Berkembang di Inggris pada abad ke 16 dan 17
 Berasal dari filsafat kekuasaan absolut
 Tujuan mengabdi pada kekuasaan atau negara
 Yang berhak menggunakan media adalah mereka
yang memperoleh izin dari kekuasaan
 Penguasa mengontrol media
 Tak boleh mengeritik penguasa dan kekuasaan
 Bisa dimiliki swasta perorangan atau umum
 Perbedaan utama dengan teori pers lainnya: pers
dianggap sebagai alat kekuasaan
Libertarian
 Berkembang di Inggris setelah 1688 dan kemudian di AS serta
negara-negara lain.
 Akarnya adalah filsafat umum tentang rasionalisme dan hak asasi
serta tulisan Milton, Locke, Mill.
 Tujuan memberi informasi, menghibur, dan berjualan, tetapi terutama
membantu menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah.
 Yang menggunakan media mereka yang punya kemampuan ekonomi.
 Diawasi lewat pengadilan, ‘’proses pelurusan sendiri untuk
mendapatkan kebenaran’’ dalam ‘’pasar ide yang bebas.’’
 Yang dilarang adalah penghinaan, kecabulan, kerendahan moral, dan
penghianatan pada masa perang.
 Kepemilikan perorangan.
 Perbedaan dengan teori lain: media memenuhi kebutuhan ingin tahu
masyarakat serta mengawasi pemerintah.
Tanggungjawab Sosial
 Berkembang di AS pada abad ke-20
 Berasal dari tulisan W.E. Hocking, Komisi Kebebasan Pers, pelaku media,
kode etik media.
 Tujuan memberi informasi, menghibur, berjualan, tetapi terutama untuk
mengangkat konflik, sampai tingkatan diskusi.
 Yang berhak menggunakan media siapa saja yang ingin mengatakan sesuatu.
 Kontrol melalui pendapat masyarakat, tidkana konsumen, etika kalangan
profesional.
 Yang dilarang adalah campur tangan terhadap hak-hak perorangan yang
dilindungi dan terhadap kepentingan vital masyatrakat.
 Kepemilikan perorangan, kecuali jika pemerintah harus mengambil alih demi
kelangsungan pelayanan terhadap masyarakat.
 Perbedaan dengan teori lain: media harus menerima tanggung jawab terhadap
masyarakat
Soviet-Totalitarian
 Berkembang di Uni Sovyet, Nazi, Italia fasis.
 Berasal dari pemikiran Marxis, Leninis, Stalinis dengan
campuran pikiran Heghel dan pandangan orang Rusia abad
19.
 Tujuan utama memberi sumbangan bagi kepentingan
sosialisme dan totalitarianisme Sovyet,
 Yang menggunakan mediaanggota-anggota partai yang loyal
dan ortodoks.
 Media diawasi melalui pengawasan dan tindakan politik atau
ekonomi oleh pemerintah.
 Yang dilarang adalah kritik terhadap tujuan partai.
 Kepemilikan masyarakat.
 Perbedaan dengan teori lain: media milik negara

Anda mungkin juga menyukai