Anda di halaman 1dari 60

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id dan bukan
merupakan salinan otentik putusan pengadilan.

si
PUTUSAN
No. 530 PK/Pdt/2009

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

do
gu MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata dalam peninjauan kembali telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara :

In
A
1. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk., berkedudukan dan
berkantor pusat di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto Kav.
ah

lik
36-38, Jakarta Selatan, diwakili oleh I WAYAN AGUS
MERTAYASA, Wakil Direktur Utama dan BAMBANG
am

SETIAWAN, Direktur, dalam hal ini memberikan kuasa

ub
kepada EDWIN P. SITUMORANG, selaku Jaksa Agung
Muda Perdata dan Tata Usaha Negara dan Jaksa Pengacara
ep
k

Negara, beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin No. 1


Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa
ah

R
Khusus tanggal 11 November 2008, dengan kuasa substitusi

si
kepada SUGIYANTO, SH., dan kawan-kawan, para Jaksa

ne
ng

Pengacara Negara, beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin


No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat
Kuasa Substitusi Nomor : SK-054/G/Gp/11/ 2008, tanggal 24

do
gu

November 2008 ;
2. MENTERI KEUANGAN R.I., berkedudukan dan berkantor di
In
A

Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4/Jl. Dr. Wahidin No. 1,


Jakarta Pusat, dalam kedudukannya mewakili NEGARA
REPUBLIK INDONESIA cq. PEMERINTAH REPUBLIK
ah

lik

INDONESIA dalam hal ini memberikan kuasa kepada Jaksa


Agung Republik Indonesia, beralamat di Jalan Sultan
m

ub

Hasanuddin No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,


berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Oktober 2008
ka

ep

dengan kuasa substitusi kepada SULISTYANINGDYAH, SH.,


dan kawan-kawan para Jaksa Pengacara Negara, beralamat
ah

di Jalan Sultan Hasanuddin No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta


R

Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Substitusi Nomor SK-


es
M

059/A/J.A/11/2008 tanggal 13 November 2008 ;


ng

Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu para


on
gu

Hal. 1 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon Kasasi/Tergugat I, II/Pembanding I, II ;

R
MELAWAN

si
PT. TIMOR PUTRA NASIONAL, diwakili oleh Drs. SUHARTO,

ne
ng
selaku Direktur Utama, beralamat di Jalan Yos Sudarso Kav. 30
A, Sunter, Jakarta Utara, dalam hal ini memberi kuasa kepada
Prof. DR. (jur) O.C. KALIGIS dan kawan-kawan, para Advokat,

do
gu berkantor di Jalan Majapahit No. 18-20, Komp. Majapahit Permai
Blok B 122-123 dan Blok C 101, Jakarta 10160, berdasarkan

In
A
Surat Kuasa Khusus tanggal 16 Juni 2009 ;
Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/
ah

Penggugat/Terbanding ;

lik
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
am

ub
Menimbang bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata para
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi I, II/Tergugat I,
ep
II/Pembanding I, II telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap
k

putusan Mahkamah Agung No. 719 K/Pdt/2008 tanggal 22 Agustus 2008 yang
ah

telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon


R

si
Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/Penggugat/Terbanding dengan
posita perkara sebagai berikut ;

ne
ng

Bahwa Penggugat adalah nasabah pada Tergugat I dengan memiliki


rekening giro dan deposito ARO (automatic roll over) atas nama Penggugat

do
gu

(Bukti P-1) ;
Bahwa atas giro dan deposito ARO milik Penggugat tersebut pernah
dilakukan penyitaan (disertai pemblokiran) oleh Direktorat Jenderal Pajak, hal
In
A

mana diketahui benar oleh Tergugat I ;


Bahwa tindakan penyitaan terhadap seluruh dana rekening giro dan
ah

lik

deposito ARO milik Penggugat yang berada pada Tergugat I, dilakukan karena
Penggugat sebagai wajib pajak/penanggung pajak pada saat itu dianggap
m

ub

masih menunggak pajak, sebagaimana Berita Acara Pelaksanaan Sita tanggal


26 Juli 2001 (Bukti P-2) dan tanggal 4 Desember 2003 (Bukti P-3) ;
ka

Bahwa tindakan penyitaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak


ep

tersebut adalah mendasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh undang-


ah

undang (Undang-Undang No. 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan


R

Surat Paksa) dan sesuai dengan Keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan
es
M

ng

(KKSK) tanggal 15 Februari 2001 No. Kep.02/K/KKSK/2001 yang memutuskan


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
”dalam kaitannya dengan status utang pajak PT Timor Putra Nasional, Direktur

R
Jenderal Pajak melakukan tindakan mengambil dana PT Timor Putra Nasional

si
(Penggugat) di account (pada Tergugat I) dan menyita aset lainnya" ;

ne
ng
Bahwa penyitaan dilaksanakan terhadap dana rekening giro dan deposito
ARO milik Penanggung Pajak/PT Timor Putra Nasional (Penggugat) karena
Direktorat Jenderal Pajak dilarang melakukan penyitaan terhadap dana milik

do
gu negara berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 19 Tahun 1997
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2000 tentang

In
A
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada Pasal 14 menentukan "Penyitaan
ah

dilaksanakan terhadap milik penanggung pajak yang berada pada tempat

lik
tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau di tempat lain ..... dan
seterusnya" dan pada Pasal 23 huruf (c) menentukan "Penanggung pajak
am

ub
dilarang membebani barang bergerak yang telah disita dengan fiducia atau
digunakan untuk pelunasan hutang tertentu”, serta ketentuan Undangt-Undang
ep
No. 1 Tahun 2001 tentang Perbendaharaan Negara pada Pasal 50 menentukan
k

“Pihak manapun dilarang melakukan penyitaan terhadap uang atau surat


ah

berharga milik negara/daerah baik yang berada pada instansi pemerintah


R

si
maupun pada pihak ketiga….dan seterusnya” (Bukti P-4) ;
Bahwa dengan dianggapnya Penggugat masih memiliki hutang pajak dan

ne
ng

mengakibatkan disitanya dana milik Penggugat yang pada saat itu berada pada
Tergugat I, Penggugat pun sangat merasa keberatan dan pada saat itu tidak

do
gu

ada pihak-pihak lain yang keberatan dan merasa berkepentingan terhadap


penyitaan dana tersebut ;
Bahwa atas tindakan Dirjen Pajak dkk tersebut Penggugat pun
In
A

melakukan gugatan yang terdaftar dengan nomor register 279/Pdt.G/2001/PN.


Jak.Sel. dengan para pihak sebagai berikut :
ah

lik

1. PT SUCOFINDO
2. MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI
m

ub

3. DIRJEN ILMEA
4. MENTERI KEUANGAN RI
ka

5. DIRJEN PAJAK
ep

6. DIRJEN BEA DAN CUKAI


ah

7. KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK JAKARTA TANAH ABANG


R

8. KEPALA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A JAKARTA


es

9. KEPALA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TANJUNGPRIOK


M

ng

10. KEPALA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A TANJUNG


on
gu

Hal. 3 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PRIOK III (Bukti P-5) ;

R
Bahwa salah satu pihak dalam gugatan tersebut adalah Menteri

si
Keuangan RI (Tergugat II) yang mengetahui benar bahwa dalam rangka

ne
ng
penagihan pajak telah dilakukan penyitaan terhadap dana rekening giro dan
deposito ARO atas nama Penggugat pada Tergugat I ;
Bahwa perkara tersebut telah diputus di tingkat Pengadilan Negeri pada

do
gu tanggal 20 November 2001 di tingkat Pengadilan Tinggi pada tanggal 23
Oktober 2002 di tingkat Mahkamah Agung pada tanggal 31 Agustus 2004 (Bukti

In
A
P-6, P-7, P-8) ;
Bahwa selain gugatan perdata tersebut Penggugat juga melakukan
ah

upaya hukum lain yaitu mengajukan gugatan tata usaha negara untuk

lik
membatalkan surat paksa-surat paksa yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak.
Gugatan TUN tersebut terdaftar dalam nomor perkara 025/G/TUN/1999/PTUN-
am

ub
JKT ;
Bahwa atas perkara tata usaha negara tersebut, di tingkat pengadilan
ep
tata usaha negara telah diputus pada tanggal 15 Juli 1999, di tingkat pengadilan
k

tinggi tata usaha negara diputus pada tanggal 9 Desember 1999, di tingkat
ah

kasasi Mahkamah Agung diputus pada tanggal 13 November 2000, dan di


R

si
tingkat peninjauan kembali Mahkamah Agung diputus pada tanggal 15 Juli 2004
(Bukti P-10, P-11, P-12, P-13) ;

ne
ng

Bahwa dengan adanya putusan-putusan yang telah mempunyai kekuatan


hukum tetap (inkracht van gewijsde) tersebut, maka sengketa hukum antara

do
gu

Penggugat dengan Tergugat II dan Direktorat Jendaral Pajak dkk telah selesai ;
Bahwa dengan selesainya sengketa hukum antara Penggugat dengan
Tergugat II dan Direktorat Jenderal Pajak dkk. maka Kepala Kantor Pelayanan
In
A

Pajak Wajib Pajak Besar Dua (KPPWPB II) melalui Surat No. S-
364/WPJ.19/KP.02/2005 tertanggal 27 Januari 2005 yang ditujukan kepada
ah

lik

Tergugat I, meminta pencabutan pemblokiran yang dilakukan atas rekening


milik Penggugat. Isi surat dikutip sebagai berikut :
m

ub

“Sehubungan adanya Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor Reg.


07/PK/TUN/2002 tanggal 15 Juli 2004 dan putusan Mahkamah Agung Nomor
ka

2177 K/Pdt/2003 tanggal 31 Agustus 2004 yang telah membatalkan Surat


ep

Paksa Nomor SP-0000182/WPJ.05/KP.0608/1999 tanggal 5 April 1999, SP-


ah

0000202/WPJ.05/KP.0608/1999 tanggal 28 April 1999, SP-0000302/WPJ.05/


R

KP/2001 tanggal 10 Mei 2001 maka sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3)
es

huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 jo Keputusan Menteri


M

ng

Keuangan Nomor 563/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000, dengan ini


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diminta kepada saudara untuk mencabut pemblokiran tersebut” ; (Bukti P-14) ;

R
Bahwa Tergugat I telah melaksanakan pelepasan blokir sesuai perintah

si
surat tersebut (Bukti P-15) ;

ne
ng
Bahwa KPPWPB II melalui Surat Nomor S-363/WPJ.19/KP.02/2005
tertanggal 27 Januari 2005 yang ditujukan kepada Penggugat, telah mencabut
penyitaan yang dilakukan atas rekening milik Penggugat. Isi surat dikutip

do
gu sebagai berikut :
“Sehubungan dengan adanya putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

In
A
Nomor Reg 07/PK/TUN/2002 tanggal 15 Juli 2004 dan putusan Mahkamah
Agung Nomor 2177 K/PDT/2003 tanggal 31 Agustus 2004 yang memutuskan
ah

membatalkan surat paksa berikut di bawah ini :

lik
1. SP-0000182/WPJ.05/KP.0608/1999 tanggal 5 April 1999,
2. SP-0000202/WPJ.05/KP.0608/1999 tanggal 28 April 1999,
am

ub
3. SP-0000302/WPJ.05/ KP/2001 tanggal 3 Mei 2001,
4. SP-0000322/WPJ.05/KP/2001 tanggal 10 Mei 200,
ep
Maka sesuai dengan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang
k

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan


ah

Undang-Undang No. 19 Tahun 2000, penyitaan atas rekening escrow account


R

si
pada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol milik Saudara yang telah dilakukan
pada tanggal 5 Juli 2001 dan 28 Oktober 2003 dengan ini dicabut” (Bukti P-16) ;

ne
ng

Bahwa dengan telah dicabutnya sita terhadap seluruh dana rekening giro
dan deposito ARO atas nama Penggugat pada Tergugat I sejak tanggal 27

do
gu

Januari 2005 terlebih pula tidak ada perikatan/hubungan hukum antara


Penggugat dengan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) sejak
tanggal 30 April 2003, maka Penggugat telah mengajukan permohonan
In
A

pembayaran/pencairan atas dana rekening giro dan deposito ARO dimaksud


dan telah melaksanakan semua mekanisme, prosedur dan persyaratan-
ah

lik

persyaratan pengajuan pembayaran/pencairan pada akhir Januari 2005, namun


demikian sampai gugatan ini diajukan pembayaran/pencairan atas dana
m

ub

rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat pada Tergugat I belum
tuntas dilaksanakan oleh Tergugat I sedangkan Penggugat perlu untuk
ka

melaksanakan pembayaran kepada pihak lain (Bukti P-17) ;


ep

Bahwa pada saat ini tidak ada alasan hukum dan kewenangan hukum
ah

bagi Tergugat I untuk menahan pembayaran/pencairan atas dana rekening giro


R

dan deposito ARO atas nama Penggugat yang berada pada Tergugat I sebagai
es

penyimpan dana ;
M

ng

Bahwa rekening giro dan deposito ARO tersebut sudah tidak dalam
on
gu

Hal. 5 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
status sita atau status hukum lain yang sesuai dengan yang diberikan oleh

R
undang-undang pihak Tergugat I atau Tergugat II untuk dapat menahan dana

si
rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat ;

ne
ng
Bahwa terkait dengan hal tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
telah mengeluarkan Penetapan No. 02/Som/2005/PN.Jak.Sel. tertanggal 5 April
2005 yang pada intinya telah mengabulkan permohonan PT Timor Putra

do
gu Nasional (Penggugat) untuk memperingatkan/somasi kepada Direksi PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk (Tergugat I) agar segera mencairkan dana rekening giro

In
A
dan deposito ARO atas nama PT Timor Putra Nasional (Penggugat) ;
Bahwa terhadap peringatan/somasi tersebut, PT Bank Mandiri (Persero)
ah

Tbk (Tergugat I) dengan Surat tertanggal 12 April 2005 No. DIR.CHC/LGL.

lik
142/2005 telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan yang pada pokoknya untuk menyerahkan dana berupa giro dan
am

ub
deposito ARO atas nama PT Timor Putra Nasional (Penggugat) dan bukan atas
nama BPPN atau pihak lain tersebut ;
ep
Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan
k

Penetapan No. 02/Cons/2005/PN.Jak.Sel jo. No. 02/Som/2005/PN.Jak.Sel yang


ah

pada intinya memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Jakarta


R

si
Selatan untuk menerima penitipan/konsinyasi, berupa dana rekening giro dan
deposito ARO sejumlah Rp.1.027.162.267.620,- (satu trilyun dua puluh tujuh

ne
ng

milyar seratus enam puluh dua juta dua ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus
dua puluh rupiah) dan giro sejumlah USD 3.974.94 (tiga ribu sembilan ratus

do
gu

tujuh puluh empat point sembilan puluh empat dollar Amerika Serikat) yang
selanjutnya untuk diserahkan kepada Pemohon Somasi/Termohon Konsinyasi
yaitu PT Timor Putra Nasional (Penggugat) dan bukan pihak lain (Bukti P-19) ;
In
A

Bahwa ternyata sesuai dengan surat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta


Selatan No. W7-Dd.HT.04.10.01.1694 tanggal 26 Mei 2005, PT Bank Mandiri
ah

lik

(Persero) Tbk (Tergugat I) baru melakukan konsinyasi atas giro dollar sebesar
USD 3,974.94 dan belum memenuhi kewajibannya untuk mengkonsinyasi sisa
m

ub

sejumlah Rp.1.027.162.267.620,- (satu trilyun dua puluh tujuh milyar seratus


enam puluh dua juta dua ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus dua puluh
ka

rupiah) sesuai dengan permohonan yang telah diajukan (Bukti P-20) ;


ep

Bahwa dengan permohonan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Tergugat I)


ah

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar menerima seluruh dana


R

rekening giro dan deposito ARO atas nama PT Timor Putra Nasional
es

(Penggugat) merupakan bukti pengakuan Tergugat I bahwa rekening giro dan


M

ng

deposito ARO memang milik Penggugat. Hal ini dikuatkan dengan


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dikirimkannya “surat permohonan konfirmasi” oleh Tergugat I kepada

R
Penggugat mengenai saldo-saldonya per tanggal 31 Desember tahun 2004

si
(Bukti P-21). Surat permohonan konfirmasi tidak akan pernah dimintakan

ne
ng
kepada nasabah yang bukan pemilik rekening di bank bersangkutan ;
Bahwa kuasa hukum Penggugat dengan surat No. 679/OCK.IV/06
tanggal 17 April 2006 telah menyampaikan peringatan/teguran kepada Tergugat

do
gu I atas penahanan dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat
namun tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Tergugat I (Bukti P-22) ;

In
A
Bahwa dengan tidak adanya tanggapan/jawaban dari Tergugat maka
kuasa hukum Penggugat dengan surat No. 826/OCK.V/06 tanggal 15 Mei 2006
ah

telah menyampaikan somasi kepada Tergugat I untuk segera melakukan

lik
pencairan atas dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat
dalam waktu 3 x 24 jam, dan ternyata Penggugat mendapatkan jawaban
am

ub
mengada-ada dari Tergugat I hendak menghindar dari tanggungjawab selaku
bank terhadap nasabah pemilik rekening, sehingga Tergugat I jelas
ep
menunjukkan itikad tidak baik dan ketidakprofesionalan selaku bank
k

penghimpun/penyimpan dana masyarakat dan selaku perusahaan yang telah


ah

go public (Bukti P-23) ;


R

si
Bahwa dana milik Penggugat yang ada pada Tergugat I pada saat ini
tidak dalam status penyitaan dan atau jaminan dalam bentuk apapun, hal ini

ne
ng

terbukti dengan tidak adanya surat sita atau sita eksekusi yang dikeluarkan oleh
instansi/pengadilan yang berwenang untuk itu dan atau dalam bentuk jaminan

do
gu

sesuai dengan akta penjaminan yang disyaratkan oleh undang-undang yang


khusus dibuat untuk itu dan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat ;
Bahwa apabila Tergugat I tidak dapat mencairkan dana rekening giro dan
In
A

deposito ARO atas nama Pengguat sewaktu dana dalam status sita oleh
Direktorat Jenderal Pajak, maka hal tersebut dapat dimengerti. Akan tetapi
ah

lik

apabila Tergugat I kemudian beralasan bahwa permintaan pencairan belum


dapat dipenuhi karena adanya permintaan dari Tergugat II selaku Ketua TP
m

ub

BPPN (Tim Pemberesan BPPN) agar tidak dilakukan pencairan, maka hal
tersebut tidak berdasar hukum ;
ka

Bahwa Tergugat I sebagai pihak yang independen tidak mempunyai


ep

kewajiban hukum untuk menuruti permintaan Tergugat II (bukan instruksi


ah

sebagaimana anggapan Tergugat I) dalam hal ini baik dalam kedudukannya


R

sebagai Menteri Keuangan dan atau sebagai Ketua TP BPPN. Karena


es

kedudukan-kedudukan tersebut jelas tidak memiliki tugas dan kewenangan


M

ng

yang diberikan oleh undang-undang untuk secara sepihak menahan dana milik
on
gu

Hal. 7 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat yang berada dalam rekening di tempat Tergugat I ;

R
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas, terbukti bahwa

si
sekalipun Penggugat telah mengajukan permohonan kepada Tergugat I untuk

ne
ng
dilakukan pembayaran/pencairan atas dana rekening giro dan deposito ARO
atas nama Penggugat pada Tergugat I. Namun Tergugat I belum memenuhinya
padahal tidak ada hak dan tidak ada kewenangan apapun yang diberikan oleh

do
gu undang-undang kepada Tergugat I untuk dilakukan penahanan pembayaran
pencairan dana rekening giro dan deposito atas nama nasabahnya

In
A
(Penggugat);
Bahwa tindakan/perbuatan Tergugat I menahan pembayaran/pencairan
ah

atas dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat pada

lik
Tergugat I adalah nyata-nyata sebagai perbuatan tanpa hak dan melawan
hukum karena Tergugat I adalah hanya sebagai tempat penyimpan dana
am

ub
nasabah dan bukan sebagai kreditur dari Penggugat ;
Bahwa perbuatan Tergugat II yang meminta kepada Tergugat I secara
ep
sepihak adalah suatu perbuatan main hakim sendiri (eigenrichting), apabila
k

Tergugat II hendak mempermasalahkan kepemilikan dari dana tersebut


ah

seharusnya dilakukan melalui mekanisme gugatan ;


R

si
Bahwa Tergugat II sebagai Menteri Keuangan seharusnya mengetahui
hukum karena Tergugat II adalah kepala suatu kantor departemen pemerintah

ne
ng

yang seharusnya menjalankan, mematuhi dan menghormati hukum ;


Bahwa Tergugat I juga sangat tidak profesional, tidak bisa memisahkan

do
gu

posisinya sebagai BUMN yang berada di bawah pemerintah dan sebagai bank
atau subyek hukum yang independen. Tergugat I mengetahui jelas bahwa
rekening tersebut atas nama Penggugat apabila diminta oleh Penggugat
In
A

seharusnya diserahkan, apabila ada pihak lain yang menyatakan berhak atas
dana tersebut maka harus dilakukan melalui suatu upaya hukum ;
ah

lik

Bahwa kebetulan Tergugat I adalah badan usaha milik negara apabila


bank asing atau bank swasta lain, Penggugat yakin dana tersebut akan
m

ub

diserahkan. Hal ini adalah suatu preseden buruk bagi dunia perbankan
khususnya bank milik pemerintah, nasabah-nasabah akan takut menempatkan
ka

dananya pada bank tersebut karena pemerintah melalui kekuasaannya tanpa


ep

melalui prosedur hukum, semena-mena (secara melawan hukum) melakukan


ah

penahanan dana milik pihak lain yag kebetulan berada di tempat yang bisa
R

diperintahnya ;
es

Bahwa perbuatan Tergugat II adalah suatu perbuatan yang tidak fair dan
M

ng

tidak profesional, Tergugat II adalah pihak dalam perkara No. 279/Pdt.G/2001/


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PN.Jak.Sel. (vide Bukti P-6, P-7, P-8). Dalam perkara tersebut Tergugat II tidak

R
mengajukan keberatan atas disita atau diblokirnya rekening tersebut, ketika

si
setelah bertahun-tahun Penggugat memperjuangkan haknya dan menang.

ne
ng
Tergugat II sebagai salah satu pihak yang kalah, dengan kekuasaan yang ada
padanya tanpa mengindahkan hukum “menista” lagi rekening tersebut.
“Penyitaan” dilakukan dengan kekuasaan bukan melalui kewenangan yang

do
gu didasarkan pada perundang-undangan ;
Bahwa dengan demikian jelaslah perbuatan Tergugat I yang menahan

In
A
dana milik Penggugat atas permintaan Tergugat II adalah tidak mempunyai
landasan dan melanggar hukum sehingga perbuatan para Tergugat adalah jelas
ah

dan nyata sebagai perbuatan melawan hukum ;

lik
Bahwa TP BPPN pada saat inipun telah bubar, namun demikian
Tergugat I ternyata masih tetap menahan dana milik Penggugat secara
am

ub
melawan hak ;
Bahwa setelah TP BPPN bubar, mengherankan pula bahwa Tergugat II
ep
mengeluarkan suatu Keputusan Menteri Kuangan (KMK) No. 85/KMK/01/2006
k

tanggal 15 Februari pada diktum ke tujuh angka 1 huruf m disebutkan


ah

“perjumpaan utang (set off) PT Timor Putra Nasional”. Tindakan Tergugat II


R

si
adalah perbuatan sepihak, tidak memiliki payung hukum dan/atau tanpa
landasan hukum yang sah (Bukti P-24) ;

ne
ng

Bahwa berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 5 Tahun 2005 tentang


Perpanjangan Kedua Kali Masa Tugas TP BPPN ditentukan masa tugas TP

do
gu

BPPN hanya diperpanjang sampai dengan tanggal 27 Desember 2005 (Bukti P-


25) dan berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengalihan Piutang oleh BPPN
maka terhitung sejak tanggal 30 April 2003 BPPN telah menjual/mengalihkan
In
A

seluruh hak dan kewajiban BPPN atas piutang kepada pembeli. Oleh karena itu
nyata-nyata tidak ada perikatan hukum/hubungan hukum antara Tergugat II dan
ah

lik

Penggugat (Bukti P-26) ;


Bahwa berdasarkan ketentuan akta perjanjian pengalihan piutang
m

ub

(cessie), terhitung sejak berlakunya Cessie tanggal 30 April 2003 maka setiap
dan seluruh piutang menjadi milik dan hak pembeli dan segala sesuatu yang
ka

berhubungan dengan piutang menjadi resiko pembeli. Sesuai hukum perikatan,


ep

Tergugat II tidak terkait dan tidak memiliki hak dan kepentingan atas piutang
ah

yang telah dijual/dialihkan secara sah dan menurut hukum sejak tanggal 30 April
R

2003 (kecuali bagi pembeli yang dapat berkepentingan sepanjang memiliki


es

perikatan dengan Penggugat) (Bukti P-27) ;


M

ng

Bahwa akibat perbuatan Tergugat I dan Tergugat II, maka Penggugat


on
gu

Hal. 9 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah menderita kerugian baik secara materiil maupun immateriil. (Selain

R
terjadinya penundaan pembayaran atas kewajiban Penggugat kepada pihak

si
lain) ;

ne
ng
Kerugian materiil Penggugat berupa hilangnya potensi pendapatan/penerimaan
yang seharusnya diperoleh, yang hingga saat ini ditaksir sebesar
Rp.19.560.096.314,- (sembilan belas milyar lima ratus enam puluh juta sembilan

do
gu puluh enam ribu tiga ratus empat belas rupiah), dengan perincian sebagaimana
tersebut dalam gugatan ;

In
A
Kerugian immateril Penggugat berupa merosotnya reputasi bisnis dan nama
baik serta hilangnya kepercayaan mitra bisnis/vendor/supplier yang tidak dapat
ah

dinilai dengan uang, namun dalam perkara ini Penggugat akan menentukan

lik
nilainya dengan kerugian sebesar Rp.30.000.000.000,- (tiga puluh milyar
rupiah);
am

ub
Bahwa untuk mencegah agar seluruh dana rekening giro dan deposito
ARO atas nama Penggugat pada Tergugat I tidak dialihkan/dipindah bukukan
ep
dananya ke pihak ketiga lain dan untuk menghindarkan dari kerugian yang lebih
k

besar lagi bagi diri Penggugat, dengan ini Penggugat mohon kepada Bapak
ah

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berkenan mengeluarkan penetapan


R

si
sita jaminan berupa seluruh dana rekening giro dan deposito ARO atas nama
Penggugat pada Tergugat I tanpa ada yang dikecualikan dan memerintahkan

ne
ng

Tergugat I dan Tergugat II tidak melakukan tindakan pengalihan/pemindah


bukuan dana atas rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat pada

do
gu

Tergugat I, baik atas sejumlah nilai nominal yang ada sekarang maupun atas
penambahan bunga-bunganya yang masih akan ada (timbul) kemudian ;
Bahwa untuk menjamin dilaksanakannya putusan ini nantinya oleh
In
A

Tergugat I dan Tergugat II, maka Penggugat mohon agar Tergugat I dan
Tergugat II secara tanggung renteng membayar uang paksa (dwangsom)
ah

lik

kepada Penggugat sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sehari


setiap ia lalai memenuhi isi putusan terhitung sejak putusan diucapkan sampai
m

ub

dilaksanakan ;
Bahwa Penggugat mohon putusan serta merta walau ada verzet, banding
ka

atau kasasi dari Tergugat I dan Tergugat II ;


ep

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat


ah

mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan supaya memberikan putusan


R

sebagai berikut :
es

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ;


M

ng

2. Menetapkan sah menurut hukum Penggugat adalah pemilik atas seluruh


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat pada Tergugat I

R
berikut bunga-bunganya tanpa ada yang dikecualikan ;

si
3. Menyatakan perbuatan Tergugat I yang menahan pembayaran/pencairan

ne
ng
atas seluruh dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat
pada Tergugat I berikut bunga-bunganya adalah melawan hukum dan
Tergugat II turut bertanggungjawab ;

do
gu 4. Menghukum Tergugat I melakukan pembayaran/pencairan atas seluruh
dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat pada Tergugat I

In
A
berikut bunga-bunganya tanpa ada yang dikecualikan ;
5. Menghukum Tergugat I membayar ganti kerugian kepada Penggugat materil
ah

sebesar Rp. 19.560.096.314,- (sembilan belas milyar lima ratus enam puluh

lik
juta sembilan puluh enam ribu tiga ratus empat belas rupiah) dan immateriil
sebesar Rp.30.000.000.000,- (tiga puluh milyar rupiah) ;
am

ub
6. Menghukum Tergugat II untuk mematuhi dan tunduk pada putusan dalam
perkara ini ;
ep
7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan dalam perkara ini ;
k

8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk


ah

membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat sebesar


R

si
Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sehari setiap ia lalai memenuhi isi
putusan terhitung sejak putusan diucapkan sampai dilaksanakan ;

ne
ng

9. Menyatakan putusan perkara ini serta merta dijalankan walau ada verzet,
banding atau kasasi dari Tergugat I dan Tergugat II ;

do
gu

10. Menyatakan putusan perkara ini serta merta dijalankan walau ada verzet,
banding atau kasasi dari Tergugat I dan Tergugat II ;
ATAU : Apabila Bapak Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan u.p. Majelis
In
A

Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I mengajukan


gugatan balik (rekonvensi) pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
m

ub

Bahwa apa yang tertuang dalam konvensi, mohon dianggap tertuang


kembali di sini ;
ka

Bahwa dalam rekonvensi ini, semua (dalam konvensi) disebut Tergugat I,


ep

di sini disebut Penggugat Dalam Rekonvensi, semula disebut Penggugat, di sini


ah

disebut Tergugat Dalam Rekonvensi dan semula disebut Tergugat II di sini


R

disebut Turut Tergugat Dalam Rekonvensi ;


es

Bahwa gugatan rekonvensi ini, Penggugat Dalam Rekonvensi lakukan


M

ng

karena Penggugat Dalam Rekonvensi menghadapi dilema di dalam menangani


on
gu

Hal. 11 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masalah dana rekening giro dan deposito atas nama Tergugat Dalam

R
Rekonvensi tersebut yaitu :

si
a. Tergugat Dalam Rekonvensi telah mengajukan permohonan kepada

ne
ng
Penggugat Dalam Rekonvensi agar Penggugat Dalam Rekonvensi
mencairkan dana rekening deposito dan giro atas nama Tergugat Dalam
Rekonvensi tersebut ; namun di lain pihak

do
gu b. Turut Tergugat Dalam Rekonvensi/Menteri Keuangan RI telah
menyampaikan surat kepada Penggugat Dalam Rekonvensi No. SR-

In
A
44/MK.01/2005 tanggal 19 April 2005 (vide Bukti TI-23) yang meminta
agar Penggugat Dalam Rekonvensi tidak melakukan pencairan atas
ah

beberapa rekening deposito dan giro yang berjumlah ± Rp. 1,02 trilyun

lik
yang merupakan jaminan hutang Tergugat Dalam Rekonvensi, sampai
ada keputusan lebih lanjut dari Turut Tergugat Dalam Rekonvensi selaku
am

ub
Ketua Tim Pemberesan BPPN. Keputusan Turut Tergugat Dalam
Rekonvensi tersebut sampai dengan saat ini belum kami peroleh ;
ep
Bahwa namun demikian, satu hal yang pasti bahwa di dalam masalah
k

dana rekening giro dan deposito atas nama Tergugat Dalam Rekonvensi
ah

tersebut, Penggugat Dalam Rekonvensi tidak pernah dan tidak benar telah
R

si
melakukan perbuatan melawan hukum, selain karena alasan sebagaimana telah
disampaikan dalam konvensi di atas, juga diperkuat oleh fakta-fakta sebagai

ne
ng

berikut :
a. Bahwa permohonan Tergugat Dalam Rekonvensi untuk mencairkan dana

do
gu

rekening giro dan deposito yang ada pada Penggugat Dalam Rekonvensi
bukanlah untuk pertama kalinya ;
b. Sebelumnya Tergugat Dalam Rekonvensi telah mengajukan pencairan
In
A

dana rekening giro dan deposito masing-masing sebagai berikut :


Pencairan 2 bilyet deposito atas nama Tergugat Dalam Rekonvensi pada
ah

lik

Bank Mandiri Cabang Jkt. Jatinegara senilai Rp. 35 milyar ;


- Tergugat Dalam Rekonvensi dengan surat No.
m

ub

529/Dir/TPN/VI/2003 tanggal 2 Juni 2003 (Bukti TI-27) yang


ditujukan kepada Bank Mandiri Cabang Jkt Jatinegara
ka

mengajukan permohonan untuk mencairkan deposito atas


ep

nama Tergugat Dalam Rekonvensi yang ada pada Bank


ah

Mandiri Cabang Jkt. Jatinegara sebesar Rp.35 milyar (2 bilyet


R

a Rp. 31,5 milyar dan Rp. 3,5 milyar) ;


es

- Mengingat bahwa sesuai prosedur, permintaan pencairan dari


M

ng

Tergugat Dalam Rekonvensi tersebut harus diteruskan kepada


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
BPPN/Tim Pemberesan BPPN untuk mendapatkan

R
persetujuannya, maka Penggugat Dalam Rekonvensi dengan

si
surat No. RMN.CRY/Dept.I/747/ 2003 tanggal 4 Agustus 2003

ne
ng
(Bukti TI-28) meneruskan permohonan Tergugat Dalam
Rekonvensi kepada BPPN/Tim Pemberesan BPPN ;
- BPPN memberikan persetujuannya sesuai surat No. Prog

do
gu 817/BPPN/103 tanggal 13 Oktober 2003 (Bukti TI-29) ;
- Berdasarkan surat dari BPPN tersebut di atas, Penggugat

In
A
Dalam Rekonvensi kemudian memberikan persetujuan
pencairan deposito tersebut kepada Tergugat Dalam
ah

Rekonvensi sesuai No. RMN.CRY/1072/ 2003 tanggal 29

lik
Oktober 2003 (Bukti TI-30) ;
Pencairan 6 bilyet deposito dan 1 rekening giro atas nama PT Timor
am

ub
Distributor Nasional yang statusnya sebagai dana terkait debitur (agunan)
BPPN/ex BPPN pada Bank Mandiri Cabang Jkt. Imam Bonjol senilai
ep
Rp.3.600.000.000,- ;
k

- PT Timor Distributor Nasional (perusahaan terafiliasi dengan


ah

Tergugat Dalam Rekonvensi) dengan surat No.


R

si
009/Dir/TDN/I/2004 tanggal 13 Januari 2004 (Bukti TI-31)
mengajukan permohonan pencairan/ pendebetan rekening PT

ne
ng

Timor Distributor Nasional No. 122-0096013670 sejumlah


Rp.3.474.000.000,- untuk ditransfer ke rekening PT Timor

do
gu

Distributor Nasional di BNI Cabang Jkt. Gambir ;


- Permohonan PT Timor Ditributor Nasional tersebut telah
diteruskan oleh Penggugat Dalam Rekonvensi kepada Tim
In
A

Pemberesan BPPN sesuai surat No. CRY/Dept.I/412/2004


tanggal 7 Juni 2004 (Bukti TI-32) ;
ah

lik

- Tim Pemberesan BPPN memberikan persetujuannya sesuai


surat No. S 046/POKJA-1/TP-BPPN/0704 tanggal 15 Juli 2004
m

ub

(Bukti TI-33) ;
- Persetujuan Dalam Rekonvensi kepada Tergugat Dalam
ka

Rekonvensi dengan surat No. CRY/530/2004 tanggal 3


ep

Agustus 2004 (Bukti TI-34) dan kepada PT Timor Distributor


ah

Nasional dengan No. CRY/531/2004 tanggal 3 Agustus 2004


R

(Bukti TI-35) ;
es

Pencairan 17 bilyat deposito atas nama PT Timor Distributor Nasional yang


M

ng

statusnya juga sebagai dana terkait (agunan) debitur BPPN/exBPPN pada


on
gu

Hal. 13 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bank Mandiri Cabang Jkt. Imam Bonjol senilai Rp.2.400.000.000,- ;

R
- Tergugat Dalam Rekonvensi dengan surat No.

si
120/Dir/TPN/XII/2004 tanggal 3 Desember 2004 (Bukti TI-36)

ne
ng
yang ditujukan langsung kepada Tim Pemberesan (tanpa
melalui Bank Mandiri) mengajukan permohonan pencairan 17
rekening deposito atas nama PT Timor Distributor Nasional;

do
gu - Terhadap permohonan Tergugat Dalam Rekonvensi tersebut,
Tim Pemberesan BPPN dengan surat yang ditujukan kepada

In
A
Penggugat Dalam Rekonvensi dengan tembusan kepada
Tergugat Dalam Rekonvensi No. S-284/POKJA-1/TP-
ah

BPPN/1204 tanggal 14 Desember 2004 (Bukti TI-37)

lik
menyetujui permohonan pencairan deposito tersebut ;
- Penggugat Dalam Rekonvensi meneruskan keputusan Tim
am

ub
Pemberesan BPPN tersebut di atas kepada PT Timor
Distributor Nasional dengan surat No. CRY/Dept I/005/2005
ep
tanggal 05 Januari 2005 (Bukti TI-38) dan kepada TPN dengan
k

surat No. CRY/Dept.I/006/2006 tanggal 05 Januari 2005 (Bukti


ah

TI-39) ;
R

si
Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, terbukti bahwa
sebenarnya Tergugat Dalam Rekonvensi sadar dan tahu betul mengenai

ne
ng

prosedur pencairan dana giro dan deposito atas nama Tergugat Dalam
Rekonvensi maupun atas nama perusahaan afiliasinya, yaitu harus atas

do
gu

dasar persetujuan BPPN/Tim Pemberesan BPPN. Oleh karena itu dalil


Tergugat Dalam Rekonvensi butir 26, 27, 28, 29 dan 35 yang pada intinya
menyatakan bahwa tidak/belum dicairkannya dana rekening giro dan
In
A

deposito atas nama Tergugat Dalam Rekonvensi oleh Penggugat Dalam


Rekonvensi sebagai tidak mempunyai landasan hukum, adalah merupakan
ah

lik

dalil yang mengada-ada karena Tergugat Dalam Rekonvensi sadar dan tahu
betul bahwa ada prosedur untuk pencairan dana tersebut, yaitu harus atas
m

ub

dasar persetujuan BPPN/Tim Pemberesan BPPN ;


Berdasarkan alasan-alasan yang telah disampaikan dalam rekonvensi
ka

dan ditambah fakta-fakta tersebut di atas, maka tidak benar Penggugat


ep

Dalam Rekonvensi telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga


ah

karenanya tidaklah patut Penggugat Dalam Rekonvensi harus dihukum


R

untuk membayar ganti rugi kepada Tergugat Dalam Rekonvensi


es

sebagaimana yang dituntut oleh Tergugat Dalam Rekonvensi ;


M

ng

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Rekonensi mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan supaya

R
memberikan putusan sebagai berikut :

si
1. Mengabulkan gugatan rekonvensi Penggugat Dalam Rekonvensi

ne
ng
untuk seluruhnya ;
2. Mohon Majelis Hakim untuk menetapkan hak kepemilikan atas
dana rekening giro dan deposito atas nama Tergugat Dalam

do
gu Rekonvensi tersebut ada pada siapa dan harus dicairkan kepada
siapa ;

In
A
3. Menyatakan sebagai hukum Penggugat Dalam Rekonvensi tidak
melakukan perbuatan melawan hukum ;
ah

4. Menyatakan sebagai hukum Penggugat Dalam Rekonvensi tidak

lik
patut untuk dihukum membayar ganti rugi karena tidak melakukan
perbuatan melawan hukum ;
am

ub
5. Biaya menurut hukum ;
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
ep
No. 928/Pdt/G/2006/PN.Jak-Sel. tanggal 21 November 2006 adalah sebagai
k

berikut :
ah

I. DALAM KONVENSI :
R

si
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;
2. Menyatakan sah menurut hukum Penggugat adalah pemilik atas seluruh

ne
ng

dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat pada
Tergugat I berikut bunga-bunganya tanpa ada yang dikecualikan ;

do
gu

3. Menyatakan perbuatan Tergugat I yang menahan pembayaran/pencairan


atas seluruh dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat
pada Tergugat I berikut bunga-bunganya adalah melawan hukum dan
In
A

Tergugat II turut bertanggung jawab ;


4. Menghukum Tergugat I untuk melakukan pembayaran/pencairan atas
ah

lik

seluruh dana rekening giro dan deposito ARO atas nama Penggugat
pada Tergugat I berikut bunga-bunganya tanpa ada yang dikecualikan ;
m

ub

5. Menghukum Tergugat I membayar ganti rugi immateriil kepada


Penggugat sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;
ka

6. Menghukum Tergugat II untuk mematuhi dan tunduk pada putusan dalam


ep

perkara ini ;
ah

7. Menolak gugatan Penggugat selebihnya.


R

II. DALAM REKONVENSI :


es

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;


M

ng

2. Menyatakan sah menurut hukum Tergugat Dalam Rekonvensi/Penggugat


on
gu

Hal. 15 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Konvensi adalah pemilik atas seluruh dana rekening giro dan

R
deposito ARO atas nama Tergugat Dalam Rekonvensi pada Penggugat

si
Dalam Rekonvensi berikut bunga-bunganya tanpa ada yang

ne
ng
dikecualikan;
3. Menolak gugatan Penggugat selebihnya.
III. DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI :

do
gu 1. Menghukum Tergugat I dalam Konvensi dan
Tergugat II dalam Konvensi untuk membayar

In
A
biaya perkara yang timbul dalam perkara ini, yang
hingga kini ditaksir sebesar Rp. 194.000,-
ah

(seratus sembilan puluh empat ribu rupiah) ;

lik
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No.
123/PDT/2007/PT.DKI tanggal 14 Juni 2007 adalah sebagai berikut :
am

ub
­ Menerima permohonan banding dari Pembanding I/Tergugat I dan
Pembanding II/Tergugat II ;
ep
­ Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 21
k

November 2006 Nomor 928/Pdt.G/2006/PN.Jak.Sel., yang dimohonkan


ah

banding tersebut ;
R

si
MENGADILI SENDIRI
Dalam Konvensi :

ne
ng

­ Menolak ggatan Penggugat untuk seluruhnya;


Dalam Rekonvensi :

do
gu

­ Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;


Dalam Konvensi dan Rekonvensi :
In
­ Menghukum Penggugat dalam Konvensi/Tergugat Dalam Rekonvensi
A

untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat peradilan yang dalam
tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) ;
ah

lik

Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 719


K/Pdt/2008 tanggal 22 Agustus 2008 yang telah berkekuatan hukum tetap
m

ub

tersebut adalah sebagai berikut :


­ Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : PT. TIMOR
ka

ep

PUTRA NASIONAL tersebut ;


­ Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No.
ah

123/Pdt/2007/PT.DKI tanggal 14 Juni 2007 yang membatalkan putusan


R

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 928/Pdt.G/2006/PN.Jkt.Sel


es
M

tanggal 21 November 2006 ;


ng

on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MENGADILI SENDIRI

R
DALAM KONVENSI :

si
1. Mengabulkan gugatan

ne
ng
Penggugat sebagian;
2. Menyatakan sah menurut hukum
Penggugat adalah pemilik atas

do
gu seluruh dana rekening giro dan
deposito ARO atas nama

In
A
Penggugat pada Tergugat I
berikut bunga-bunganya tanpa
ah

ada yang dikecualikan ;

lik
3. Menyatakan perbuatan Tergugat
I yang menahan
am

ub
pembayaran/pencairan atas
seluruh dana rekening giro dan
ep
deposito ARO atas nama
k

Penggugat pada Tergugat I


ah

berikut bunga-bunganya adalah


R

si
melawan hukum dan Tergugat II
turut bertanggung jawab ;

ne
ng

4. Menghukum Tergugat I untuk


melakukan

do
gu

pembayaran/pencairan atas
seluruh dana rekening giro dan
deposito ARO atas nama
In
A

Penggugat pada Tergugat I


berikut bunga-bunganya tanpa
ah

lik

ada yang dikecualikan ;


5. Menghukum Tergugat II untuk
m

ub

mematuhi dan tunduk pada


putusan dalam perkara ini ;
ka

6. Menolak gugatan Penggugat


ep

selebihnya ;
ah

DALAM REKONVENSI :
R

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Dalam Rekonvensi untuk sebagian ;


es

2. Menyatakan sah menurut hukum Tergugat I dalam Rekonvensi/Penggugat


M

ng

dalam Konvensi adalah pemilik atas seluruh dana rekening giro dan deposito
on
gu

Hal. 17 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ARO atas nama Tergugat Dalam Rekonvensi pada Penggugat Dalam

R
Rekonvensi berikut bunga-bunganya tanpa ada yang dikecualikan ;

si
3. Menolak gugatan Penggugat Dalam Rekonvensi untuk selebihnya ;

ne
ng
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI :
-. Menghukum para Termohon Kasasi/Tergugat I, II untuk membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini

do
gu ditetapkan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan

In
A
hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung No. 719 K/Pdt/2008
tanggal 22 Agustus 2008 diberitahukan kepada Termohon Kasasi I dan II dahulu
ah

Tergugat I dan II/Pembanding I dan II masing-masing pada tanggal 23 Oktober

lik
2008, kemudian terhadapnya oleh Termohon Kasasi I dan II dahulu Tergugat I
dan II/Pembanding I dan II dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat
am

ub
Kuasa Khusus tanggal 24 Oktober 2008 dengan kuasa substitusi berdasarkan
Surat Kuasa Substitusi Khusus tertanggal 13 November 2008 dan 24 November
ep
2008, diajukan permohonan peninjauan kembali secara lisan di Kepaniteraan
k

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 31 Maret 2009, sebagaimana


ah

ternyata dari Surat Permohonan Pernyataan Peninjauan Kembali No.


R

si
928/Pdt.G/2006/PN. Jak.Sel. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, permohonan mana disertai dengan alasan-alasannya yang

ne
ng

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 31 Maret


2009 ;

do
gu

Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut


telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama pada tanggal 29 Mei
2009 kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya telah diajukan jawaban yang
In
A

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 1 Juli


2009 ;
ah

lik

Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali a quo


beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan
m

ub

seksama dan diajukan dalam tenggang waktu serta dengan cara yang
ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan peninjauan
ka

kembali tersebut formal dapat diterima ;


ep

Menimbang, bahwa para Pemohon Peninjauan Kembali telah


ah

mengajukan alasan-alasan peninjauan kembali yang pada pokoknya sebagai


R

berikut :
es

A. Terdapat Bukti Baru (Novum) Sebagai


M

ng

Yang Dimaksud Dalam Pasal 67 Huruf b


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo.

R
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009

si
tentang Mahkamah Agung Serta Terdapat

ne
ng
Fakta Baru.
1. Bukti Baru (Novum) :
Alat bukti yang pada saat perkara diperiksa tidak ditemukan dan baru

do
gu ditemukan kemudian serta dijadikan sebagai alat bukti baru (novum) di
dalam permohonan peninjauan kembali ini adalah :

In
A
a. Perjanjian Kredit Jangka Pendek Nomor 094/037/97/DU/P
tanggal 31 Desember 1997 yang dibuat di bawahtangan
ah

antara PT Bank Bumi Daya (sekarang Pemohon

lik
Peninjauan Kembali I) dengan PT TPN sebagai Debitur
(Termohon Peninjauan Kembali), yang isinya bahwa bank
am

ub
memberikan kredit kepada Debitur dan Debitur menerima
kredit dari bank sejumlah USD 6.248.382, 73 (Bukti Baru
ep
PPK I, II-1) ;
k

b. Perjanjian Kredit Jangka Pendek Nomor 094/038/97/DU/P


ah

tanggal 31 Desember 1997 yang dibuat di bawahtangan


R

si
antara PT Bank Bumi Daya (sekarang Pemohon
Peninjauan Kembali I) dengan PT TPN sebagai Debitur

ne
ng

(Termohon Peninjauan Kembali), yang isinya bahwa bank


memberikan kredit kepada Debitur dan Debitur menerima

do
gu

kredit dari bank sejumlah USD 9.201.485,97 (Bukti Baru


PPK I, II-2) ;
c. Perjanjian Kredit Jangka Pendek Nomor 094/039/97/DU/P
In
A

tanggal 31 Desember 1997 yang dibuat di bawahtangan


antara PT Bank Bumi Daya (sekarang Pemohon
ah

lik

Peninjauan Kembali I) dengan PT TPN sebagai Debitur


(Termohon Peninjauan Kembali), yang isinya bahwa bank
m

ub

memberikan kredit kepada Debitur dan Debitur menerima


kredit dari bank sejumlah USD 8.731.627,11 (Bukti Baru
ka

PPK I, II-3) ;
ep

d. Perjanjian Kredit Jangka Pendek Nomor 094/040/97/DU/P


ah

tanggal 31 Desember 1997 yang dibuat di bawahtangan


R

antara PT Bank Bumi Daya (sekarang Pemohon


es

Peninjauan Kembali I) dengan PT TPN sebagai Debitur


M

ng

(Termohon Peninjauan Kembali), yang isinya bahwa bank


on
gu

Hal. 19 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memberikan kredit kepada Debitur dan Debitur menerima

R
kredit dari bank sejumlah USD 13.385.158,40 (Bukti Baru

si
PPK I, II-4) ;

ne
ng
e. Surat Sanggup (Aksep/Promes) dengan nominal USD
260.112.095 jatuh tempo tanggal 21 Desember 1999 yang
diterbitkan oleh PT TPN kepada PT Bank Bumi Daya

do
gu (Persero) tertanggal 21 September 1998 (untuk jumlah USD
260.112.095) (Bukti Baru PPK I, II-5) ;

In
A
f. Salinan Akta Pengikatan Jaminan Secara Fidusia No. 24
tanggal 21 September 1998, dibuat di hadapan Raharti
ah

Sudjardjati, SH., Notaris di Jakarta (dari PT TPN berupa

lik
stock mobil Timor Impor) (Bukti Baru PPK I, II-6) ;
g. Salinan Akta Pemberian Jaminan Berupa Penyerahan Hak
am

ub
Milik Secara Fidusia No. 124 tanggal 17 September 1996,
dibuat di hadapan Darbi, SH., Notaris di Jakarta (dari PT
ep
TPN berupa kendaraan dan suku cadang) (Bukti Baru PPK
k

I, II-7) ;
ah

h. Salinan Akta Pemindahan dan Penyerahan (Cessie)


R

si
sebagai Agunan No. 125 tanggal 17 September 1996,
dibuat di hadapan Darbi, SH, Notaris di Jakarta (dari PT

ne
ng

TPN berupa tagihan/klaim) (Bukti Baru PPK I, II-8) ;


i. Salinan Akta Perjanjian Pengalihan Hak Atas Klaim

do
gu

Asuransi No. 26 tanggal 21 September 1998, dibuat di


hadapan Raharti Sudjardjati, SH., Notaris di Jakarta (dari
PT TPN berupa klaim hak atas asuransi) (Bukti Baru PPK I,
In
A

II-9) ;
j. Surat Kuasa dari PT Timor Distributor Nasional tanggal 13
ah

lik

Juni 1997 yang berisi pemberian kuasa kepada PT Bank


Bumi Daya (Persero) untuk mencairkan deposito-deposito
m

ub

PT Timor Distributor Nasional yang merupakan jaminan


pembayaran Usance LC untuk dipindahkan menjadi
ka

deposito-deposito atas nama PT TPN pada saat jatuh


ep

tempo (Bukti Baru PPK I, II-10) ;


ah

k. Salinan Akta Pernyataan No. 126 tanggal 17 September


R

1996, dibuat di hadapan Darbi, SH., Notaris di Jakarta (dari


es

PT TPN berupa klaim hak atas asuransi) (Bukti Baru PPK I,


M

ng

II-11) ;
on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
l. Salinan Akta Pernyataan Pemegang Saham dan Sponsor

R
No. 38 tanggal 12 November 1997, dibuat di hadapan Ny.

si
Machrani Moertolo, SH., Notaris di Jakarta. (dari Hutomo

ne
ng
Mandala Putra selaku pemegang saham PT TPN, sponsor
masing-masing PT Timor Distributor Nasional, PT Timor
Industri Komponen dan PT KIA Timor Motors) yang berisi

do
gu kesanggupan pemegang saham dan sponsor untuk
membayar kepada debitur (PT TPN) dengan tujuan agar

In
A
debitur dapat memenuhi kewajibannya dalam melakukan
pembayaran (kepada PT Bank Bumi Daya (Persero),
ah

sekarang kepada Pemohon Peninjauan Kembali II) (Bukti

lik
Baru PPK I, II-12);
m. Akta Notaris R. Ay. Tri Wahyuniati Subali Andi Firman No.
am

ub
02 tanggal 13 Februari 2008 yang berisi penegasan atas
pernyataan yang dibuat oleh Taufik Surya Dharma selaku
ep
Direktur Utama PT Vista Bella Pratama bahwa atas asset
k

kredit atas nama peminjam (PT TPN) tersebut terdapat


ah

jaminan pengembalian utang/kewajiban peminjam berupa


R

si
simpanan deposito dan/atau giro, dan PT Vista Bella
Pratama menyatakan dan menjamin kesediaan untuk

ne
ng

menandatangani perjanjian perubahan perjanjian jual-beli


terkait dengan tindakan memperhitungkan kembali oleh

do
gu

BPPN (Bukti Baru PPK I, II-13) ;


n. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero) Cabang
Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor : S-
In
A

9459/LWO/BPPN/1100 tanggal 2 November 2000 perihal :


Penempatan Deposito dari Dana Escrow Account yang
ah

lik

pada pokoknya berisi perintah kepada Pemohon


Peninjauan Kembali I agar dana escrow account a/n
m

ub

Termohon Peninjauan Kembali ditempatkan sebagai


Deposito ARO dengan syarat “tetap diblokir” (Bukti Baru
ka

PPK I, II-14) ;
ep

o. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero) Cabang


ah

Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor : S-


R

650/LWO/BPPN/0101 tanggal 30 Januari 2001 perihal:


es

Penempatan Deposito dari dana escrow account yang pada


M

ng

pokoknya berisi perintah kepada Pemohon Peninjauan


on
gu

Hal. 21 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kembali I agar dana escrow account a/n Termohon

R
Peninjauan Kembali ditempatkan sebagai deposito ARO

si
dengan syarat “tetap diblokir” (Bukti Baru PPK I, II-15) ;

ne
ng
p. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero) Cabang
Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor : S-
651/LWO/BPPN/0101 tanggal 30 Januari 2001 perihal :

do
gu Penempatan deposito dari dana escrow account yang pada
pokoknya berisi perintah kepada Pemohon Peninjauan

In
A
Kembali I agar dana escrow account a/n Termohon
Peninjauan Kembali ditempatkan sebagai deposito ARO
ah

dengan syarat “tetap diblokir” (Bukti Baru PPK I, II-16) ;

lik
q. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero) Cabang
Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor : S-
am

ub
730/LWO/BPPN/0201 tanggal 31 Januari 2001 perihal :
Penempatan Deposito dari Dana Escrow Account yang
ep
pada pokoknya berisi perintah kepada Pemohon
k

Peninjauan Kembali I agar dana escrow account a/n


ah

Termohon Peninjauan Kembali ditempatkan sebagai


R

si
deposito ARO dengan syarat “tetap diblokir” (Bukti Baru
PPK I, II-17) ;

ne
ng

r. Surat Menteri Keuangan kepada PT Vista Bella Pratama


Nomor : S-354/MK/2008 tanggal 14 Juli 2008 yang

do
gu

isinya menyampaikan bahwa PT Vista Bella Pratama


adalah pihak yang terafiliasi dengan Termohon Peninjauan
Kembali (Bukti Baru PPK I, II-18) ;
In
A

s. Surat Menteri Keuangan kepada PT Vista Bella Pratama


Nomor : S-401/MK/2008 tanggal 8 Agustus 2008
ah

lik

yang isinya membatalkan perjanjian jual beli piutang antara


BPPN dengan PT Vista Bella Pratama (Bukti Baru PPK I, II-
m

ub

19) ;
t. Jaminan Pribadi (Personal Guarantee) tanggal 21
ka

September 1998 yang diberikan oleh Hutomo Mandala


ep

Putra atas utang PT Timor Putra Nasional untuk jumlah


ah

utang sebesar USD 260.112.095 (Bukti Baru PPK I, II-20) ;


R

2. Bukti Atas Fakta Baru (Bukti Ad Informandum) :


es

Sesudah berjalannya perkara ini terdapat fakta-fakta baru yang


M

ng

dibuktikan dengan alat bukti sebagai berikut :


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Perjanjian perdamaian yang dikukuhkan dengan putusan

R
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor

si
364/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst tanggal 27 November 2008,

ne
ng
yang pokok isinya menyatakan bahwa pihak pertama
(Menteri Keuangan RI) dan pihak ketiga (PT Vista Bella
Pratama) membatalkan Perjanjian Jual Beli Piutang tanggal

do
gu 15 April 2003 beserta addendum-addendum dan dokumen
terkait yang dibuat antara pihak ketiga (PT Vista Bella

In
A
Pratama) dengan BPPN (sekarang Menteri Keuangan RI)
dengan segala akibat hukumnya (Bukti Atas Fakta
ah

Baru/Bukti Ad Informandum PPK I, II-21) ;

lik
b. Surat Dirjen Kekayaan Negara an. Menteri Keuangan
kepada Ketua Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
am

ub
Cabang DKI Jakarta Nomor : S-207/MK.6/2008 tanggal 19
September 2008 perihal Penyerahan Pengurusan Piutang
ep
Negara an PT Timor Putra Nasional sejumlah Rp.
k

2.374.806.680.829,96 (Bukti Atas Fakta Baru/Bukti Ad


ah

Informandum PPK I, II-22) ;


R

si
c. Surat Penerimaan Penyerahan Piutang Negara (SP3N) dari
Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) Cabang DKI

ne
ng

Jakarta Nomor SP3N-515/PUPNC.10.05/2008 tanggal 22


September 2008, yang ditujukan kepada Direktur Jenderal

do
gu

Kekayaan Negara, perihal Penerimaan Pengurusan Piutang


Negara An PT Timor Putra Nasional (Bukti Atas Fakta
Baru/Bukti Ad Informandum PPK I, II-23) ;
In
A

3. Bukti-bukti baru sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas


ditemukan sesudah diterbitkannya putusan kasasi Nomor 719
ah

lik

K/PDT/2008 tanggal 22 Agustus 2008 sehingga sudah sesuai


dengan ketentuan Pasal 67 huruf b dan Pasal 69 huruf b Undang-
m

ub

Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 3


Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung ;
ka

4. Terdapat bukti baru yang membuktikan hubungan hukum antara


ep

dana pada rekening giro dan deposito ARO atas nama Termohon
ah

Peninjauan Kembali dengan Pemohon Peninjauan Kembali II,


R

yaitu bahwa dana termaksud merupakan jaminan bagi pelunasan


es

utang Termohon Peninjauan Kembali kepada Pemohon


M

ng

Peninjauan Kembali II ;
on
gu

Hal. 23 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1) Putusan Kasasi MARI No. 719 K/Pdt/2008 tanggal

R
22 Agustus 2008 (“Putusan a quo”) pada halaman

si
34, alinea terakhir memberikan pertimbangan

ne
ng
sebagai berikut:
“Menimbang bahwa surat bukti TI-23 tersebut selain tidak secara
transparan dan dengan landasan yuridis yang kuat menjelaskan

do
gu kepada instansi internal bawahannya sendiri tentang sebab-sebabnya
ada kebijaksanaan yang berubah dan berlawanan dengan dasar-

In
A
dasar yuridis sebelumnya, juga menimbulkan ketidak pastian hukum
bagi warga negara akibat berubahnya kebijaksanaan dari sesama
ah

internal kedinasan yang sama, sedangkan berbagai perjanjian

lik
sebelumnya dan surat-surat yang menjadi bukti secara yuridis tidak
pernah dibatalkan. Sehingga dengan demikian, bukti yang diajukan
am

ub
oleh Tergugat yaitu TI-23 menjadi kontroversial dengan bukti-bukti
Tergugat sebelumnya, bahkan dapat dikatakan bahwa terdapat
ep
pertentangan antara aspek yuridis berhadapan dengan aspek
k

kebijaksanaan (pertentangan antara segi rechtmatigheid berhadapan


ah

dengan segi doelmatigheid dalam tindakan pemerintah)”


R

si
2) Bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dikutip
di atas, judex juris berpendapat bahwa perintah

ne
ng

Pemohon Peninjauan Kembali II kepada Pemohon


Peninjauan Kembali I agar dana pada rekening giro

do
gu

dan deposito ARO milik Termohon Peninjauan


Kembali tidak dicairkan (vide bukti T.I-23)
merupakan tindakan yang tidak “rechtmatig” atau
In
A

tidak memiliki dasar hukum ;


3) Bahwa pertimbangan tersebut di atas tidak benar,
ah

lik

karena bukti-bukti baru (novum) sebagaimana


disebut di bawah ini membuktikan fakta hukum
m

ub

sebagai berikut :
a. Perjanjian
ka

Kredit Jangka
ep

Pendek Nomor
ah

094/037/97/DU/
R

P tanggal 31
es

Desember
M

ng

1997, dibuat di
on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bawahtangan

R
(Bukti Baru

si
PPK I,II-1),

ne
ng
membuktikan
bahwa
Termohon

do
gu Peninjauan
Kembali

In
A
memiliki utang
kepada PT
ah

Bank Bumi

lik
Daya (Persero)
(sekarang,
am

ub
karena sudah
dialihkan
ep
kepada BPPN
k

dan kemudian
ah

dialihkan lagi
R

si
kepada Menteri
Keuangan RI,

ne
ng

maka utang
tersebut

do
gu

menjadi utang
Termohon
Peninjauan
In
A

Kembali
kepada
ah

lik

Pemohon
Peninjauan
m

ub

Kembali II)
sejumlah USD
ka

6.248.382,73;
ep

b. Perjanjian
ah

Kredit Jangka
R

Pendek
es

Nomor :
M

ng

094/038/97/DU/
on
gu

Hal. 25 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P tanggal 31

R
Desember

si
1997, dibuat

ne
ng
dibawah tangan
(Bukti Baru
PPK I,II-2)

do
gu membuktikan
bahwa

In
A
Termohon
Peninjauan
ah

Kembali

lik
memiliki utang
kepada PT
am

ub
Bank Bumi
Daya (Persero)
ep
(sekarang,
k

karena sudah
ah

dialihkan
R

si
kepada BPPN
dan kemudian

ne
ng

dialihkan lagi
kepada Menteri

do
gu

Keuangan RI,
maka utang
tersebut
In
A

menjadi utang
Termohon
ah

lik

Peninjauan
Kembali
m

ub

kepada
Pemohon
ka

Peninjauan
ep

Kembali II)
ah

sejumlah USD
R

9.201.485,97 ;
es

c. Perjanjian
M

ng

Kredit Jangka
on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pendek Nomor

R
094/039/97/DU/

si
P tanggal 31

ne
ng
Desember
1997, dibuat di
bawahtangan

do
gu (Bukti Baru
PPK I,II-3)

In
A
membuktikan
bahwa
ah

Termohon

lik
Peninjauan
Kembali
am

ub
memiliki utang
kepada PT
ep
Bank Bumi
k

Daya (Persero)
ah

(sekarang,
R

si
karena sudah
dialihkan

ne
ng

kepada BPPN
dan kemudian

do
gu

dialihkan lagi
kepada Menteri
Keuangan RI,
In
A

maka utang
tersebut
ah

lik

menjadi utang
Termohon
m

ub

Peninjauan
Kembali
ka

kepada
ep

Pemohon
ah

Peninjauan
R

Kembali II)
es

sejumlah USD
M

ng

8.731.627,11;
on
gu

Hal. 27 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Perjanjian

R
Kredit Jangka

si
Pendek Nomor

ne
ng
094/040/97/DU/
P tanggal 31
Desember

do
gu 1997, dibuat di
bawahtangan

In
A
(Bukti Baru
PPK I,II-4)
ah

membuktikan

lik
bahwa
Termohon
am

ub
Peninjauan
Kembali
ep
memiliki utang
k

kepada PT
ah

Bank Bumi
R

si
Daya (Persero)
(sekarang,

ne
ng

karena sudah
dialihkan

do
gu

kepada BPPN
dan kemudian
dialihkan lagi
In
A

kepada Menteri
Keuangan RI,
ah

lik

maka utang
tersebut
m

ub

menjadi utang
Termohon
ka

Peninjauan
ep

Kembali
ah

kepada
R

Pemohon
es

Peninjauan
M

ng

Kembali II
on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sejumlah USD

R
13.385.158,40;

si
4) Bukti-bukti baru (novum) sebagaimana diuraikan di

ne
ng
atas membuktikan bahwa Termohon Peninjauan
Kembali adalah debitur terhadap kreditur PT Bank
Bumi Daya (Persero). keempat perjanjian kredit

do
gu jangka pendek tersebut di atas dipertegas dalam
Akta Perjanjian Kredit dan Pemberian Jaminan No.

In
A
23 tanggal 21 September 1998, yang dibuat di
hadapan Raharti Sudjardjati, SH Notaris di Jakarta
ah

(vide bukti T.I-46) yang dengan adanya program

lik
rekapitalisasi bank-bank milik Pemerintah maka
piutang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (semula PT
am

ub
Bank Bumi Daya (Persero)) terhadap Termohon
Peninjauan Kembali dialihkan kepada BPPN ;
ep
5) Pengalihan piutang oleh Pemohon Peninjauan
k

Kembali I kepada BPPN tersebut dilakukan dengan


ah

perjanjian pengalihan hak atas piutang PT Bank


R

si
Bumi Daya (Persero) tanggal 31 Maret 1999 (vide
bukti T.I-1) dan kedudukan kreditur sesudah

ne
ng

berakhirnya masa tugas BPPN berdasarkan


ketentuan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Pemerintah

do
gu

Nomor 17 Tahun 1999 jo. Keppres No. 15 Tahun


2004, beralih kepada Menteri Keuangan (Pemohon
Peninjauan Kembali II) ;
In
A

6) Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Akta Perjanjian


Kredit dan Pemberian Jaminan No. 23 tanggal 21
ah

lik

September 1998, yang dibuat di hadapan Raharti


Sudjardjati, SH Notaris di Jakarta (vide Bukti T.I-
m

ub

46), dinyatakan :
Pasal 5 Perjanjian Kredit (vide bukti T.I- 46) menyatakan :
ka

“5.1 Semua pembayaran utang oleh penerima kredit (Termohon


ep

Peninjauan Kembali) wajib dilakukan dan di setor ke bank atau


ah

cabang lain yang secara tertulis diberitahukan oleh bank


R

kepada penerima kredit, dari dana hasil penjualan stock, baik


es

yang sudah dijual dan ditampung dalam bentuk deposito


M

ng

maupun stock yang saat ini belum terjual serta receivables


on
gu

Hal. 29 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang merupakan sumber pembayaran kembali utang.

R
5.2 Jumlah angsuran utang yang telah dibayarkan tidak boleh

si
ditarik kembali atau dipergunakan lagi oleh penerima kredit

ne
ng
dengan alasan apapun.”
Berdasarkan ketentuan perjanjian di atas, “dana hasil penjualan
stock, baik yang sudah dijual dan ditampung dalam bentuk deposito

do
gu maupun stock yang saat ini belum terjual serta receivables yang
merupakan sumber pembayaran kembali utang” merupakan jaminan

In
A
bagi pelunasan utang Termohon Peninjauan Kembali kepada
Pemohon Peninjauan Kembali II ;
ah

Bahkan Pasal 5.2 perjanjian termaksud melarang Termohon

lik
Peninjauan Kembali untuk “menarik kembali jaminan” termaksud atau
mempergunakannya dengan alasan apa pun ;
am

ub
7) Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Dokumen
antara PT Bank Bumi Daya (Persero) dengan
ep
BPPN tanggal 22 Mei 2000 (vide bukti T.I-47),
k

pengalihan piutang (dari PT Bank Bumi Daya


ah

(Persero) kepada BPPN) tersebut disertai dengan


R

si
penyerahan dokumen jaminan berupa 60 (enam
puluh) bilyet deposito atas nama Termohon

ne
ng

Peninjauan Kembali ; 25 (dua puluh lima) bilyet


deposito atas nama PT Timor Distribusi Nasional;

do
gu

Stok atas mobil Timor dan hasil penjualan atas stok


mobil Timor ;
8) Bahwa bukti baru berupa surat-surat BPPN kepada
In
A

Pemohon Peninjauan Kembali I yaitu sebagai


berikut :
ah

lik

a. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero)


Cabang Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor S-
m

ub

9459/LWO/BPPN/1100 tanggal 2 November 2000


perihal : Penempatan deposito dari dana escrow
ka

account yang berisi perintah kepada Pemohon


ep

Peninjauan Kembali I agar dana escrow account a/n


ah

Termohon Peninjauan Kembali ditempatkan sebagai


R

deposito ARO dengan syarat “tetap diblokir”. (Bukti


es

Baru PPK I, II-14) ;


M

ng

b. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero)


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Cabang Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor S-

R
650/LWO/BPPN/0101 tanggal 30 Januari 2001

si
perihal : Penempatan deposito dari dana escrow

ne
ng
account yang berisi perintah kepada Pemohon
Peninjauan Kembali I agar dana escrow account a/n
Termohon Peninjauan Kembali ditempatkan sebagai

do
gu deposito ARO dengan syarat “tetap diblokir”. (Bukti
Baru PPK I,II-15) ;

In
A
c. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero)
Cabang Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor S-
ah

651/LWO/BPPN/0101 tanggal 30 Januari 2001

lik
perihal : Penempatan deposito dari dana escrow
account yang berisi perintah kepada Pemohon
am

ub
Peninjauan Kembali I agar dana escrow account a/n
Termohon Peninjauan Kembali dtempatkan sebagai
ep
deposito ARO dengan syarat “tetap diblokir”. (Bukti
k

Baru PPK I,II-16) ;


ah

d. Surat BPPN kepada PT Bank Mandiri (Persero)


R

si
Cabang Jakarta Imam Bonjol – ex BBD Nomor S-
730/LWO/BPPN/0201 tanggal 31 Januari 2001

ne
ng

perihal : Penempatan deposito dari dana escrow


account yang berisi perintah kepada Pemohon

do
gu

Peninjauan Kembali I agar dana escrow account a/n


Termohon Peninjauan Kembali dtempatkan sebagai
deposito ARO dengan syarat “tetap diblokir” (Bukti
In
A

Baru PPK I,II-17) ;


Bukti-bukti tersebut di atas membuktikan bahwa penerbitan deposito
ah

lik

tersebut berdasarkan perintah dari Termohon Peninjauan Kembali


yang sumber dananya berasal dari dana escrow account, yang
m

ub

kemudian diblokir oleh Pemohon Peninjauan Kembali II karena


merupakan jaminan utang Termohon Peninjauan Kembali kepada
ka

Pemohon Peninjauan Kembali II.


ep

9) Bukti baru berupa Perjanjian Kredit Jangka Pendek


ah

Nomor : 094/037/97/DU/P tanggal 31 Desember


R

1997, (Bukti Baru PPK I,II-1) pada Pasal 4 ayat 2


es

menentukan:
M

ng

“BANK berhak dan dengan ini diberi kuasa oleh debitur, untuk
on
gu

Hal. 31 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sewaktu-waktu tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada debitur,

R
membebani rekening debitur atau rekening lainnya, baik untuk

si
pelunasan utang pokok, bunga, bunga kelebihan tarik, bunga

ne
ng
tunggakan maupun segala macam biaya apapun yang timbul karena
dan untuk pelaksanaan hal-hal yang ditentukan dalam perjanjian ini
yang menjadi beban debitur.”

do
gu Yang dimaksud dengan kata “bank” dalam perjanjian ini adalah PT
Bank Bumi Daya (Persero), yang kemudian beralih kepada BPPN dan

In
A
dari BPPN beralih lagi kepada Menteri Keuangan RI (Pemohon
Peninjauan Kembali II), sedangkan yang dimaksud dengan kata
ah

“debitur” adalah Termohon Peninjauan Kembali. Oleh karena itu,

lik
Pemohon Peninjauan Kembali II berwenang untuk membebani
rekening Termohon Peninjauan Kembali ;
am

ub
10)Uraian di atas membuktikan fakta sebagai berikut :
a. Bahwa Termohon Peninjauan Kembali berutang kepada PT Bank
ep
Bumi Daya (Persero) ;
k

b. Bahwa hak untuk menagih utang termaksud beralih, mula-mula


ah

kepada BPPN, kemudian kepada Menteri Keuangan RI (Pemohon


R

si
Peninjauan Kembali II) ;
c. Bahwa berdasarkan ketentuan perjanjian-perjanjian yang mengikat

ne
ng

Termohon Peninjauan Kembali dengan krediturnya (sekarang


Pemohon Peninjauan Kembali II), pelunasan utang tersebut

do
gu

dijamin dengan dana yang ada pada rekening giro dan deposito
ARO milik Termohon Peninjauan Kembali yang ada pada
Pemohon Peninjauan Kembali I ;
In
A

d. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali II berwenang membebani


rekening Termohon Peninjauan Kembali untuk pelunasan utang
ah

lik

Termohon Peninjauan Kembali ;


11)Uraian di atas pun menunjukkan bahwa surat
m

ub

Pemohon Peninjauan Kembali II (vide bukti T.I-23)


yang berisi perintah agar Pemohon Peninjauan
ka

Kembali I tidak melakukan pencairan atas dana


ep

yang ada pada rekening giro dan deposito ARO


ah

milik Termohon Peninjauan Kembali yang ada


R

pada Pemohon Peninjauan Kembali I merupakan


es

tindakan yang memiliki dasar hukum (rechtmatig).


M

ng

Pencairan dana milik debitur yang dijaminkan untuk


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelunasan utang hanya dapat dilakukan jika hal itu

R
disetujui oleh kreditur. Hak kreditur ini dibenarkan

si
oleh :

ne
ng
• Ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata yang
menentukan :
“Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang

do
gu tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di
kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan

In
A
perseorangan.”
Atas dasar ketentuan hukum ini Pemohon Peninjauan Kembali II
ah

lik
selaku kreditur memiliki hubungan hukum dengan dana pada
rekening giro dan deposito ARO milik Termohon Peninjauan
Kembali selaku debitur, yang timbul karena status hukum dari
am

ub
dana tersebut sebagai jaminan bagi pelunasan utang Termohon
Peninjauan Kembali kepada Pemohon Peninjauan Kembali II ;
ep
• Pasal 5 angka 5.1 perjanjian kredit (Bukti T.I-
k

46) yang menyata-kan :


ah

“Semua pembayaran utang oleh penerima kredit (Termohon


R

si
Peninjauan Kembali) wajib dilakukan dan disetor ke bank atau
cabang lain yang secara tertulis diberitahukan oleh bank kepada

ne
ng

penerima kredit, dari dana hasil penjualan stock, baik yang sudah
dijual dan ditampung dalam bentuk deposito maupun stock yang

do
gu

saat ini belum terjual serta receivables yang merupakan sumber


pembayaran kembali utang”;
In
Atas dasar ketentuan perjanjian ini, karena dana pada rekening
A

giro dan deposito ARO tersebut secara hukum merupakan


“sumber pembayaran kembali utang”, maka Pemohon Peninjauan
ah

lik

Kembali II selaku kreditur mempunyai hak bukan saja untuk


memblokir dana termaksud, tetapi juga untuk mengambilalih
m

ub

kepemilikan atas dana termaksud ;


12)Karena perintah Pemohon Peninjauan Kembali II
ka

kepada Pemohon Peninjauan Kembali I (sebagai


ep

yang dimaksud dalam bukti T.I-23) merupakan


ah

tindakan yang sah, maka tindakan Pemohon


R

Peninjauan Kembali I yang melaksanakan isi


es

perintah Pemohon Peninjauan Kembali II


M

ng

termaksud merupakan perbuatan yang sah,


on
gu

Hal. 33 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sehingga tidak dapat dikualifikasikan sebagai

R
perbuatan melawan hukum. Dengan demikian

si
amar putusan a quo yang “menyatakan perbuatan

ne
ng
Tergugat I (sekarang Pemohon Peninjauan
Kembali I) yang menahan pembayaran/pencairan
atas seluruh dana rekening giro dan deposito ARO

do
gu atas nama Penggugat (sekarang Termohon
Peninjauan Kembali) pada Tergugat I (sekarang

In
A
Pemohon Peninjauan Kembali I) berikut bunga-
bunganya adalah melawan hukum dan Tergugat II
ah

(sekarang Pemohon Peninjauan Kembali II) turut

lik
bertanggung-jawab” merupakan amar putusan
yang secara hukum salah ;
am

ub
13)Karena, sebagaimana diuraikan di atas putusan a
quo memuat pertimbangan dan amar putusan yang
ep
tidak dapat dibenarkan oleh hukum, maka putusan
k

termaksud harus dibatalkan oleh putusan


ah

peninjauan kembali ;.
R

si
5. Terdapat bukti baru yang membuktikan bahwa pengalihan hak
tagih atas nama debitur PT TPN dari BPPN kepada PT Vista Bella

ne
ng

Pratama tidak termasuk jaminan berupa giro dan deposito atas


nama Termohon Peninjauan Kembali yang ada pada Pemohon

do
gu

Peninjauan Kembali I karena akan diperhitungkan kembali dengan


utang Termohon Peninjauan Kembali, sehingga Pemohon
Peninjauan Kembali II tetap mempunyai hak atas dana pada
In
A

rekening giro dan deposito ARO yang dimaksud dalam perkara


ini ;
ah

lik

1) Putusan kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 719


K/Pdt/2008 tanggal 22 Agustus 2008 (“putusan a
m

ub

quo”) pada halaman 34, alinea terakhir


memberikan pertimbangan sebagai berikut:
ka

“Menimbang bahwa surat bukti T.I-23 tersebut selain tidak secara


ep

transparan dan dengan landasan yuridis yang kuat menjelaskan


ah

kepada instansi internal bawahannya sendiri tentang sebab-sebabnya


R

ada kebijaksanaan yang berubah dan berlawanan dengan dasar-


es

dasar yuridis sebelumnya, juga menimbulkan ketidak pastian hukum


M

ng

bagi warga negara akibat berubahnya kebijaksanaan dari sesama


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
internal kedinasan yang sama, sedangkan berbagai perjanjian

R
sebelumnya dan surat-surat yang menjadi bukti secara yuridis tidak

si
pernah dibatalkan. Sehingga dengan demikian, bukti yang diajukan

ne
ng
oleh Tergugat yaitu TI-23 menjadi kontroversial dengan bukti-bukti
Tergugat sebelumnya, bahkan dapat dikatakan bahwa terdapat
pertentangan antara aspek yuridis berhadapan dengan aspek

do
gu kebijaksanaan (pertentangan antara segi rechtmatigheid berhadapan
dengan segi doelmatigheid dalam tindakan pemerintah).”

In
A
(Garis bawah dan huruf tebal ditambahkan untuk menjelaskan).
Dengan pertimbangan sebagaimana dikutip di atas, judex juris
ah

berpendapat bahwa hak Pemohon Peninjauan Kembali II atas dana

lik
pada rekening giro dan deposito ARO Termohon Peninjauan Kembali
yang disimpan pada Pemohon Peninjauan Kembali I sudah tidak ada ;
am

ub
2) Isi pertimbangan judex juris sebagaimana dikutip di
atas tidak benar. Perjanjian jual beli piutang
ep
(cessie) antara BPPN dengan PT Vista Bella
k

Pratama (vide bukti T.I-6), dengan mana hak untuk


ah

menagih utang Termohon Peninjauan Kembali


R

si
dialihkan kepada PT Vista Bella Pratama tidak
menghapuskan hubungan hukum antara BPPN

ne
ng

(sekarang sudah dialihkan kepada Pemohon


Peninjauan Kembali II) dengan dana pada rekening

do
gu

giro dan deposito ARO yang dimaksud di dalam


perkara ini. Adanya hubungan hukum ini dibuktikan
oleh alat bukti baru (novum) berupa :
In
A

Akta Pernyataan Direktur Utama PT Vista Bella Pratama No. 02


tanggal 13 Februari 2008 yang dibuat di adapan R. Ay. Tri Wahyuniati
ah

lik

Subali Andi Firman, Notaris di Jakarta yang pada pokoknya


menyatakan bahwa pada saat perjanjian jual-beli piutang antara
m

ub

BPPN dengan PT Vista Bella Pratama, pihak pembeli piutang (PT


Vista Bella Pratama) menyetujui bahwa jaminan berupa giro dan
ka

deposito atas nama Termohon Peninjauan Kembali akan


ep

diperhitungkan kembali (set off) dengan utang Termohon Peninjauan


ah

Kembali. (Bukti Baru PPK I, II-13) ;


R

3) Bukti baru PPK I, II-13 tersebut di atas merupakan


es

pengukuhan atas surat PT Vista Bella Pratama


M

ng

tanggal 20 Juni 2003 (vide bukti T.II-4) yang


on
gu

Hal. 35 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berhubungan dengan perhitungan kembali utang.

R
Bukti T.II-4 ini telah diajukan oleh Pemohon Kasasi

si
sebagai bukti dalam pemeriksaan perkara pada

ne
ng
tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan namun tidak pernah dipertimbangkan oleh
judex facti maupun judex juris karena tidak ada

do
gu aslinya ;
4) Bersama memori peninjauan kembali ini diajukan

In
A
bukti baru berupa Akta Notaris R. Ay. Tri
Wahyuniati Subali Andi Firman No. 02 tanggal 13
ah

Februari 2008 (Bukti Baru PPK I, II-13) di mana

lik
Taufik Surya Darma, Direktur Utama PT Vista Bella
Pratama mengakui kebenaran isi maupun keaslian
am

ub
tanda tangannya yang tertera dalam foto copy
surat PT Vista Bella Pratama tanggal 20 Juni 2003
ep
(vide bukti T.II-4). Oleh karena kedua surat
k

dimaksud merupakan satu kesatuan yang tidak


ah

terpisahkan, maka menurut Yurisprudensi Putusan


R

si
MARI No. 416 PK/Pdt/1998 tanggal 29 Mei 2002
akta notaris tersebut memenuhi syarat sebagai

ne
ng

novum ;
Kaidah hukum dalam Yurisprudensi Putusan MARI No. 416

do
gu

PK/Pdt/1998 tanggal 29 Mei 2002 menyatakan :


“Suatu Akta Notaris No. 114 berupa : “pernyataan seseorang” yang
kemudian disyahkan oleh pengadilan negeri dengan berita acara
In
A

sumpah yang isinya menyatakan bahwa Akta Notaris No. 29 tentang


perjanjian ikatan jual beli tanah dibuat dengan niat buruk, tipu
ah

lik

muslihat dan kebohongan dengan merugikan pemilik tanah. Akta


Notaris No. 114 tersebut diterima oleh Majelis Mahkamah Agung
m

ub

sebagai suatu “novum” ex Pasal 67 huruf “b” jo Pasal 69 huruf “b” dari
UU No. 14 Tahun 1985
ka

Akibat juridis dari adanya “novum” tersebut, maka Akta Notaris No.
ep

114 (perjanjian jual beli tanah) menjadi cacat hukum dan batal demi
ah

hukum dan putusan judex facti dan judex juris (kasasi) yang
R

mengandung kekhilafan/kekeliruan yang nyata dari hakim, sehingga


es

putusannya harus dibatalkan oleh Mahkamah Agung dalam


M

ng

pemeriksaan peninjauan kembali.”


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5) Bukti baru PPK I, II-13 (yang mengukuhkan

R
keberadaan dan isi bukti terdahulu No. T.II-4)

si
membuktikan fakta sebagai berikut :

ne
ng
a. Bahwa piutang BPPN (sekarang secara hukum
merupakan piutang Pemohon Peninjauan Kembali II)
terhadap Termohon Peninjauan Kembali sudah

do
gu dialihkan kepada PT Vista Bella Pratama ;
b. Bahwa, sekalipun demikian, dana pada rekening giro

In
A
dan deposito ARO Termohon Peninjauan Kembali
pada Pemohon Peninjauan Kembali I tidak dialihkan
ah

kepada PT Vista Bella Pratama;

lik
c. Dana pada rekening giro dan deposito ARO atas
nama Termohon Peninjauan Kembali yang disimpan
am

ub
pada Pemohon Peninjauan Kembali I pada saat
perjanjian jual-beli piutang (dari BPPN kepada PT
ep
Vista Bella Pratama) sedianya akan diperhitungkan
k

kembali dengan dijadikan sebagal alat pembayaran


ah

utang, sehingga jumlah piutang yang dijual dikurangi


R

si
dengan jumlah dana ini. Akan tetapi (sebagaimana
diuraikan dalam kronologi pada angka 5 dan 6 di

ne
ng

atas), pada saat jual-beli piutang ini terjadi,


perhitungan kembali tidak mungkin dilaksanakan,

do
gu

karena dana tersebut berada dalam status disita oleh


Ditjen Pajak. Dengan demikian, atas dasar
persetujuan bersama sebagai yang tercantum dalam
In
A

bukti baru PPK I,II-13 (yang mengukuhkan bukti T.II-


4), perhitungan kembali atas dana termaksud baru
ah

lik

akan dilakukan di kelak kemudian hari ;


d. Bahwa oleh PT Vista Bella Pratama dana pada
m

ub

rekening giro dan deposito ARO tersebut disetujui


untuk diperhitungkan kembali (kompensasi) atau
ka

dana yang akan dijadikan sebagai bagian dari


ep

pembayaran utang Termohon Peninjauan Kembali


ah

kepada BPPN (sekarang kepada Pemohon


R

Peninjauan Kembali II). Dengan demikian jumlah


es

utang Termohon Peninjauan Kembali (dan


M

ng

karenanya, jumlah piutang yang dialihkan kepada PT


on
gu

Hal. 37 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Vista Bella Pratama) akan dikurangi dengan jumlah

R
dana pada rekening giro dan deposito ARO

si
Termohon Peninjauan Kembali pada Pemohon

ne
ng
Peninjauan Kembali I ;
6) Uraian di atas menunjukkan bahwa surat Pemohon
Peninjauan Kembali II (vide bukti T.I-23) yang

do
gu berisi perintah agar Pemohon Peninjauan Kembali I
tidak melakukan pencairan atas dana yang ada

In
A
pada rekening giro dan deposito ARO milik
Termohon Peninjauan Kembali yang ada pada
ah

Pemohon Peninjauan Kembali I merupakan

lik
tindakan yang memiliki dasar hukum (rechtmatig).
Tindakan ini dibenarkan oleh isi Surat PT Vista
am

ub
Bella Pratama tanggal 20 Juni 2003 (vide bukti T.lI-
4 jo Bukti Baru PPK I, II-13) ;
ep
7) Uraian di atas pun menunjukkan bahwa amar
k

putusan a quo yang “menyatakan perbuatan


ah

Tergugat I (sekarang Pemohon Peninjauan


R

si
Kembali I) yang menahan pembayaran/pencairan
atas seluruh dana rekening giro dan deposito ARO

ne
ng

atas nama Penggugat (sekarang Termohon


Peninjauan Kembali) pada Tergugat I (sekarang

do
gu

Pemohon Peninjauan Kembali I) berikut bunga-


bunganya adalah melawan hukum dan Tergugat II
(sekarang Pemohon Peninjauan Kembali II) turut
In
A

bertanggung-jawab” merupakan amar putusan


yang secara hukum salah ;
ah

lik

8) Karena putusan a quo berisi pertimbangan dan


amar yang tidak dapat dibenarkan secara hukum,
m

ub

maka putusan a quo harus dibatalkan oleh putusan


peninjauan kembali ;
ka

6. Bukti baru yang disampaikan bersama memori peninjauan kembali


ep

ini dapat dikategorikan sebagai novum sebagai yang dimaksud di


ah

dalam Pasal 67 ayat (1) dan Pasal 69 Undang-Undang Mahkamah


R

Agung (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo. Undang-


es

Undang Nomor 3 Tahun 2009) ;


M

ng

1) Berdasarkan ketentuan Pasal 67 huruf b Undang-


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana

R
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

si
2009 tentang Mahkamah Agung, supaya novum

ne
ng
bernilai menjadi alasan peninjauan kembali maka
surat bukti itu harus berkualitas bersifat
menentukan, apabila surat bukti itu ditemukan

do
gu pada saat proses pemeriksaan berlangsung,
pengadilan atau hakim yang memeriksa dan

In
A
mengadili perkara tersebut akan menjatuhkan
putusan lain yang berbeda dengan putusan yang
ah

sekarang ;

lik
2) Bahwa semua bukti-bukti baru (novum) tersebut di
atas telah dicocokkan sesuai dengan aslinya dan
am

ub
telah dilegalisir oleh pengadilan negeri serta bukti-
bukti baru (novum) tersebut telah dinyatakan di
ep
bawah sumpah oleh Hakim Pengadilan Negeri
k

Jakarta Selatan selaku pejabat yang berwenang


ah

untuk memenuhi ketentuan Pasal 69 sub b


R

si
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan

ne
ng

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 ;


3) Bukti-bukti baru (novum) yang diajukan bersama

do
gu

memori peninjauan kembali ini membuktikan


bahwa pertimbangan judex juris salah, karena
bukti-bukti baru tersebut membuktikan adanya
In
A

hubungan hukum antara Pemohon Peninjauan


Kembali II dengan Termohon Peninjauan Kembali
ah

lik

dan oleh karena itu ada hubungan hukum antara


Pemohon Peninjauan Kembali II dengan dana
m

ub

pada rekening giro dan deposito ARO yang


dimaksud dalam perkara ini dan adanya hak
ka

Pemohon Peninjauan Kembali II atas dana


ep

termaksud yang menjadi jaminan bagi pelunasan


ah

utang Termohon Peninjauan Kembali kepada


R

Pemohon Peninjauan Kembali II ;


es

4) Bahwa sampai saat ini Termohon Peninjauan


M

ng

Kembali masih belum melunasi utangnya kepada


on
gu

Hal. 39 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Peninjauan Kembali II. Dengan demikian

R
Pemohon Peninjauan Kembali II memiliki hak atas

si
dana termaksud yang menjadi jaminan bagi

ne
ng
pelunasan utang Termohon Peninjauan Kembali
kepada Pemohon Peninjauan Kembali II untuk
dijadikan sebagai pembayaran sebagian utang

do
gu Termohon Peninjauan Kembali kepada Pemohon
Peninjauan Kembali II ;

In
A
5) Dengan hak sebagaimana diuraikan di atas, maka
Pemohon Peninjauan Kembali II mempunyai hak
ah

untuk memerintahkan Pemohon Peninjauan

lik
Kembali I agar tidak melakukan pencairan atas
dana rekening giro dan deposito ARO Termohon
am

ub
Peninjauan Kembali yang disimpan pada Pemohon
Peninjauan Kembali I. Dengan demikian tindakan
ep
Pemohon Peninjauan Kembali I dalam
k

melaksanakan perintah Pemohon Peninjauan


ah

Kembali II termaksud tidak dapat dikategorikan


R

si
sebagai perbuatan melawan hukum ;
B. Terdapat Fakta Baru Yang Membuktikan

ne
ng

Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali II


Memiliki Hak Untuk Menagih Utang

do
gu

Termohon Peninjauan Kembali Dan


Menjadikan Dana Pada Rekening Giro Dan
Deposito ARO Termohon Peninjauan
In
A

Kembali Sebagai Pembayaran Atas


Sebagian Utang Tersebut
ah

lik

1. Fakta baru tersebut adalah sebagai berikut :


a. Perjanjian perdamaian yang dikukuhkan dengan putusan Pengadilan
m

ub

Negeri Jakarta Pusat Nomor 364/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst tanggal 27


November 2008, yang pokok isinya menyatakan bahwa pihak
ka

pertama (Menteri Keuangan RI) dan pihak ketiga (PT Vista Bella
ep

Pratama) membatalkan Perjanjian Jual Beli Piutang tanggal 15 April


ah

2003 beserta addendum-addendum dan dokumen terkait yang dibuat


R

antara Pihak Ketiga (PT Vista Bella Pratama) dengan BPPN


es

(sekarang Menteri Keuangan RI) dengan segala akibat hukumnya


M

ng

(Bukti atas fakta baru/bukti Ad Informandum PPK I, II-21) ;


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Surat Dirjen Kekayaan Negara an. Menteri Keuangan kepada Ketua

R
Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) Cabang DKI Jakarta Nomor

si
S-207/MK.6/2008 tanggal 19 September 2008 perihal Penyerahan

ne
ng
Pengurusan Piutang Negara an PT Timor Putra Nasional sejumlah
Rp. 2.374.806.680.829,96,- (Bukti atas fakta baru/Bukti Ad
Informandum PPK I, II-22) ;

do
gu c. Surat Penerimaan Penyerahan Piutang Negara (SP3N) dari Panitia
Urusan Piutang Negara (PUPN) Cabang DKI Jakarta Nomor SP3N-

In
A
515/PUPNC.10.05/2008 tanggal 22 September 2008, yang ditujukan
kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara, perihal penerimaan
ah

pengurusan piutang negara An PT Timor Putra Nasional (Bukti atas

lik
fakta baru/Bukti Ad Informandum PPK I, II-23) ;
2. Sebagaimana diuraikan di dalam “kronologi” Pemohon Peninjauan
am

ub
Kembali II pernah menerbitkan dua surat kepada PT Vista Bella Pratama,
yaitu:
ep
• Surat Menteri Keuangan kepada PT Vista Bella Pratama Nomor
k

S-354/MK/2008 tanggal 14 Juli 2008 yang isinya menyampaikan


ah

bahwa PT Vista Bella Pratama adalah pihak yang terafiliasi dengan


R

si
Termohon Peninjauan Kembali (Bukti baru PPK I, II-18) ;
• Surat Menteri Keuangan kepada PT Vista Bella Pratama Nomor

ne
ng

S-401/MK/2008 tanggal 8 Agustus 2008 yang isinya membatalkan


perjanjian jual beli piutang antara BPPN dengan PT Vista Bella

do
gu

Pratama (Bukti Baru PPK I, II-19) ;


Karena tidak menyetujui isi kedua surat tersebut, PT Vista Bella Pratama
In
kemudian mengajukan gugatan terhadap Pemohon Peninjauan Kembali
A

II, dan perkara ini diselesaikan dengan perjanjian perdamaian yang


dikukuhkan oleh Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sesuai
ah

lik

dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 130 HIR ;


3. Perjanjian Perdamaian antara Pemohon Peninjauan Kembali I, Pemohon
m

ub

Peninjauan Kembali II dan PT Vista Bella Pratama sebagaimana


dimaksud di atas (Bukti Atas Fakta Baru/Bukti Ad Informandum PPK I, II-
ka

21) memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:


ep

“Pasal 3
ah

Pihak pertama (Menteri Keuangan RI) dan pihak ketiga (PT Vista Bella
R

Pratama) membatalkan Perjanjian Jual Beli Piutang tanggal 15 April


es

2003 beserta addendum-addendum dan dokumen terkait yang dibuat


M

ng

antara pihak ketiga (PT Vista Bella Pratama) dengan BPPN (sekarang
on
gu

Hal. 41 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menteri Keuangan RI) dengan segala akibat hukumnya ;

R
Pasal 4

si
Pihak ketiga (PT Vista Bella Pratama) tidak akan menuntut segala

ne
ng
pembayaran yang telah dibayarkan kepada pihak pertama (Menteri
Keuangan RI) terkait dengan Perjanjian Jual Beli Piutang tanggal 15 April
2003 beserta addendum-addendum dan dokumen terkait yang dibuat

do
gu antara pihak ketiga (PT Vista Bella Pratama) dengan BPPN (sekarang
Menteri Keuangan RI), dan segala tindakan yang telah diambil/dilakukan

In
A
oleh pihak pertama (Menteri Keuangan RI) baik sebelum maupun
sesudah perjanjian ini ditanda-tangani, termasuk tetapi tidak terbatas
ah

pada tindakan pihak pertama (Menteri Keuangan RI) mengambil/

lik
menguasai kembali dana yang tersimpan pada pihak kedua (PT Bank
Mandiri) ;
am

ub
Pasal 8
Pihak ketiga (PT Vista Bella Pratama) menyetujui untuk menanggung
ep
semua biaya yang ada dan muncul sehubungan dengan pelaksanaan
k

perdamaian serta biaya-biaya lain yang terkait dengan pelaksanaan


ah

perdamaian termasuk dan tidak terbatas biaya-biaya untuk mediasi,


R

si
pencabutan perkara gugatan No. 364/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst pajak
dan/atau biaya yang timbul sebagai akibat dari pengalihan kembali

ne
ng

piutang terhadap PT Timor Putra Nasional dari pihak ketiga (PT Vista
Bella Pratama) kepada pihak pertama (Menteri Keuangan RI)” ;

do
gu

4. Akibat hukum dari perjanjian perdamaian (bukti atas fakta baru/Bukti Ad


Informandum PPK I, II-21) tersebut di atas adalah timbulnya kembali
hubungan hukum antara Termohon Peninjauan Kembali dengan
In
A

Pemohon Peninjauan Kembali II menjadi hubungan antara debitur


dengan kreditur, di mana Termohon Peninjauan Kembali menjadi debitur
ah

lik

dan Pemohon Peninjauan Kembali II menjadi kreditur, sedang dana pada


rekening giro dan deposito ARO secara hukum berstatus sebagai
m

ub

jaminan bagi pelunasan utang Termohon Peninjauan Kembali kepada


Pemohon Peninjauan Kembali II ;
ka

5. Putusan a quo di halaman 32, alinea ke-2 dari bawah memberikan


ep

pertimbangan sebagai berikut :


ah

”Menimbang, bahwa dalam hukum perjanjian berlaku asas hukum bahwa


R

suatu perjanjian yang telah disepakati harus ditaati bersama oleh kedua
es

belah pihak dan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka selama


M

ng

belum dibatalkan ;
on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hal ini sesuai pula dengan asas hukum yang berbunyi PACTA SUNT

R
SERVANDA”

si
(Garis bawah ditambahkan)

ne
ng
6. Pertimbangan putusan a quo ditujukan pada perjanjian pengalihan
piutang (vide bukti T.I-6) dari BPPN (sekarang Pemohon Peninjauan
Kembali II) kepada PT Vista Bella Pratama, sehingga Pemohon

do
gu Peninjauan Kembali II tidak memiliki piutang lagi kepada Termohon
Peninjauan Kembali dan tidak memiliki lagi hak atas dana pada rekening

In
A
giro dan deposito ARO yang menjadi jaminan utang Termohon
Peninjauan Kembali, yaitu selama perjanjian pengalihan piutang tersebut
ah

“belum dibatalkan” ;

lik
7. Sesuai dengan pertimbangan putusan a quo tersebut di atas, karena
perjanjian pengalihan piutang termaksud sudah dibatalkan dengan
am

ub
perjanjian perdamaian (bukti atas fakta baru/Bukti Ad Informandum PPK
I, II-21), maka Pemohon Peninjauan Kembali II, sebagai kreditur bagi
ep
Termohon Peninjauan Kembali selaku debitur mempunyai hak untuk
k

memerintahkan Pemohon Peninjauan Kembali I agar mengalihkan dana


ah

termaksud menjadi dana hak Pemohon Peninjauan Kembali II dalam


R

si
rangka pelunasan atau pengurang jumlah utang Termohon Peninjauan
Kembali kepada Pemohon Peninjauan Kembali II. Berdasarkan fakta

ne
ng

baru berupa Surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas nama


Menteri Keuangan Nomor : S-207/MK.6/2008 tanggal 19 September

do
gu

2008, yang ditujukan kepada Panitia Urusan Piutang Negara Cabang DKI
Jakarta, perihal Penyerahan Pengurusan Piutang Negara an PT Timor
Putra Nasional (PT TPN) sejumlah Rp. 2.374.806.680.829,96,- (bukti
In
A

atas fakta baru/Bukti Ad Informandum PPK I, II-22) dan Surat


Penerimaan Penyerahan Piutang Negara (SP3N) dari Panitia Urusan
ah

lik

Piutang Negara (PUPN) Cabang DKI Jakarta Nomor : SP3N-


515/PUPNC.10.05/2008 tanggal 22 September 2008, yang ditujukan
m

ub

kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara, perihal Penerimaan


Pengurusan Piutang Negara an PT Timor Putra Nasional (bukti atas fakta
ka

baru/Bukti Ad Informandum PPK I, II-23), dana rekening giro dan


ep

deposito ARO yang dipersoalkan di dalam perkara ini sudah dijadikan


ah

sebagai alat pembayaran utang, sehingga hak atas dana tersebut beralih
R

ke Pemohon Peninjauan Kembali II, dan utang PT TPN kepada


es

Pemohon Peninjauan Kembali II menjadi berkurang ;


M

ng

C. Terdapat suatu kekhilafan Hakim atau


on
gu

Hal. 43 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
suatu kekeliruan yang nyata.

R
1. Putusan judex facti dan judex juris jelas memperlihatkan suatu kekhilafan

si
hakim atau suatu kekeliruan yang nyata ;

ne
ng
2. Terdapat pertimbangan judex juris yang bertentangan dengan asas-asas
hukum perjanjian serta bertentangan dengan ketentuan Pasal 1425 dan
1426 KUHPerdata, sehingga merupakan kekhilafan Hakim atau suatu

do
gu kekeliruan nyata sebagai yang dimaksud di dalam Pasal 67 huruf f UU
Mahkamah Agung (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo Undang-

In
A
Undang Nomor 3 Tahun 2009) :
1) Berdasarkan pertimbangan judex facti bahwa Akta
ah

Perjanjian Jual Beli Piutang (PJBP) tanggal 15 April

lik
2003 (vide bukti T.I-6); Akte Perubahan Perjanjian
Jual Beli Piutang tanggal 30 April 2003 (vide bukti
am

ub
T.I-7); Perjanjian Pengalihan Piutang (Cessie
Piutang) tanggal 30 April 2003 (vide bukti T.I-8);
ep
fasilitas kredit (piutang) Termohon Peninjauan
k

Kembali/Penggugat oleh BPPN telah


ah

dialihkan/dijual kepada PT Vista Bella Pratama.


R

si
Dengan beralihnya fasilitas kredit (piutang)
Termohon Peninjauan Kembali/Penggugat dari

ne
ng

BPPN kepada PT Vista Bella Pratama maka


secara hukum seluruh jaminan ikut beralih karena

do
gu

jaminan tersebut bersifat accesoir. Hal ini terlihat


dalam pertimbangan Putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan Nomor 928/Pdt.G/2006/PN.Jak.Sel
In
A

tanggal 21 November 2006 halaman 43 alinea 5


s/d 7 sebagai berikut :
ah

lik

“Menimbang, bahwa perjanjian pokok adalah merupakan perjanjian


untuk mendapatkan fasilitas kredit dari lembaga perbankan atau
m

ub

lembaga keuangan non bank contohnya adalah perjanjian kredit


bank, Sedangkan perjanjian accesoir adalah perjanjian pembebanan
ka

jaminan seperti gadai, hak tanggungan dan fidusia, jadi sifat


ep

perjanjian adalah accesoir yaitu mengikuti perjanjian pokok


ah

Menimbang, bahwa ditinjau dari azas hukum perjanjian tersebut,


R

dapat disimpulkan bahwa BPPN dalam hal pengalihan fasilitas kredit


es

kepada PT Vista Bella Pratama adalah jelas melanggar azas hukum


M

ng

perjanjian karena telah memisahkan antara perjanjian pokok dengan


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perjanjian assecoirnya ;

R
Menimbang, bahwa oleh karena dalam hal perjanjian pokoknya

si
antara Penggugat dengan Tergugat II sudah tidak mempunyai

ne
ng
hubungan hukum lagi, maka tentang perjanjian accesoirnya yaitu
perjanjian jaminan mengenai dana dalam rekening giro dan deposito
ARO atas nama Penggugat sudah hapus dengan sendirinya” ;

do
gu 2) Pertimbangan judex facti sebagaimana dikutip di
atas adalah tidak benar, karena jika jaminan

In
A
merupakan accesoir yang tidak dapat dipisahkan
dari piutang, maka, jika piutang dialihkan kepada
ah

PT Vista Bella Pratama, jaminan pun harus

lik
dialihkan juga kepada PT Vista Bella Pratama,
tidak dikembalikan kepada PT TPN (Termohon
am

ub
Peninjauan Kembali) ;
3) Di dalam perkara ini jaminan tidak ikut diserahkan
ep
berdasarkan persetujuan PT Vista Bella Pratama
k

sebagaimana dinyatakan dalam pernyataan dari


ah

Direktur Utama PT Vista Bella Pratama tanggal 20


R

si
Juni 2003, yang ditujukan kepada Badan
Penyehatan Perbankan Nasional Up. Bapak Iwan

ne
ng

W Soemekto selaku Kepala Divisi Penjualan Aset


Kredit-1, perihal Perhitungan Kembali Atas

do
gu

Jaminan Berupa Simpanan Deposito Dan Atau


Giro Pada Bank Bumi Daya terhadap utang
peminjam (vide bukti T.II-4 yang dikukuhkan
In
A

dengan bukti baru PPK I,II-13), yang pada intinya


menyatakan dan menjamin bahwa PT Vista Bella
ah

lik

Pratama bersedia untuk menandatangani


perjanjian perubahan atas PJBP dan atau Cessie
m

ub

untuk merubah jumlah utang tertunggak aktual


yang merupakan jumlah kewajiban peminjam yang
ka

dialihkan kepada PT Vista Bella Pratama sesuai


ep

perhitungan yang ditetapkan BPPN berkaitan


ah

dengan tindakan perhitungan kembali. Surat


R

pernyataan tersebut merupakan satu kesatuan dan


es

bagian yang tidak terpisahkan dari PJBP dan atau


M

ng

Cessie ;
on
gu

Hal. 45 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4) Fakta yang sebenarnya terjadi di dalam perkara ini

R
adalah sebagai berikut :

si
a. Pada saat perjanjian pengalihan piutang dari BPPN (sekarang

ne
ng
Pemohon Peninjauan Kembali II) kepada PT Vista Bella Pratama
terjadi, jaminan utang (dana pada rekening giro dan deposito ARO
Termohon Peninjauan Kembali pada Pemohon Peninjauan

do
gu Kembali I) berada dalam status disita oleh Ditjen Pajak (vide bukti
T I-3);

In
A
b. BPPN/Pemohon Peninjauan Kembali II dan PT Vista Bella
Pratama sepakat bahwa jaminan termaksud akan diperhitungkan
ah

kembali (sebagai pengurang piutang). Kesepakatan ini sesuai

lik
dengan ketentuan Pasal 1425 KUH Perdata yang menentukan :
“Jika dua orang saling berutang satu pada yang lain, maka
am

ub
terjadilah antara mereka suatu perjumpaan, dengan mana utang-
utang antara kedua orang tersebut dihapuskan, dengan cara dan
ep
dalam hal-hal yang akan disebutkan sesudah ini.”
k

Secara hukum, setelah penandatanganan perjanjian jual beli


ah

piutang namun sebelum terjadi pembayaran uang pembelian


R

si
piutang, maka pihak pembeli piutang (PT Vista Bella Pratama)
mempunyai kedudukan sebagai debitur terhadap BPPN. Sebagai

ne
ng

“debitur” PT Vista Bella Pratama mempunyai kewajiban untuk


membayar utang, sementara pihak Kreditur (BPPN, yang

do
gu

kemudian beralih menjadi Pemohon Peninjauan Kembali II)


mempunyai kewajiban untuk menyerahkan kepada PT Vista Bella
Pratama (i) hak tagih atas utang PT TPN dan (ii) jaminan PT TPN
In
A

bagi pembayaran utang termaksud berupa dana pada rekening


giro dan deposito ARO ;
ah

lik

Dalam melaksanakan perjanjian jual-beli piutang tersebut, pihak


BPPN (yang sekarang beralih menjadi pihak Menteri Keuangan
m

ub

RI/Pemohon Peninjauan Kembali II) selaku penjual piutang harus


melakukan salah satu dari antara hal-hal sebagai berikut :
ka

(1) Menyerahkan kepada pihak pembeli


ep

piutang, baik hak tagih atas utang,


ah

maupun jaminan atas pembayaran


R

utang tersebut sesuai dengan


es

ketentuan Pasal 1533 KUH Perdata.


M

ng

Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
BPPN, karena obyek penjualan

R
adalah hak tagih atas utang senilai

si
sekitar Rp 4 trilyun yang di

ne
ng
dalamnya terdapat jaminan uang
tunai (cash) berupa dana pada
rekening giro dan deposito ARO

do
gu yang pada saat itu bernilai sekitar
Rp 900 milyar. Sebagaimana

In
A
diketahui, piutang termaksud dijual
dengan harga sekitar Rp 400 milyar.
ah

Dengan demikian, jika jaminan

lik
berupa dana pada rekening giro dan
deposito ARO tersebut diserahkan
am

ub
kepada pihak pembeli piutang (PT
Vista Bella Pratama), BPPN dapat
ep
dikualifikasikan merugikan
k

keuangan/kekayaan negara, karena


ah

menghilangkan hak negara atas


R

si
dana sebesar sekitar Rp 900 milyar
hanya untuk memperoleh dana

ne
ng

sebesar sekitar Rp 400 milyar ;


(2) Menjumpakan (kompensasi) nilai

do
gu

kewajiban pembeli piutang dengan


nilai jaminan atas pembayaran
piutang sesuai dengan ketentuan
In
A

Pasal 1425 KUH Perdata. Hal ini


pun tidak mungkin dilakukan oleh
ah

lik

BPPN. Nilai jaminan berupa dana


pada rekening giro dan deposito
m

ub

ARO adalah sekitar Rp 900 milyar,


sedang kewajiban si pembeli
ka

piutang hanya bernilai sekitar Rp


ep

400 milyar. Jika hal ini dilakukan,


ah

BPPN harus membayar sekitar Rp


R

500 milyar kepada PT Vista Bella


es

Pratama (pembeli piutang) tanpa


M

ng

memperoleh apa pun dari PT Vista


on
gu

Hal. 47 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bella Pratama. Tindakan ini pun

R
secara hukum dapat dinyatakan

si
sebagai perbuatan yang merugikan

ne
ng
keuangan/kekayaan negara ;
(3) Menjumpakan (kompensasi) nilai
piutang yang dijual dengan nilai

do
gu jaminan bagi pembayaran piutang
tersebut. Secara hukum ini dapat

In
A
dilakukan, karena hak tagih atas
utang merupakan kewajiban PT
ah

TPN (Termohon Peninjauan

lik
Kembali) untuk membayar sejumlah
uang kepada PT Vista Bella
am

ub
Pratama pada saat utang PT TPN
sudah jatuh tempo, sedangkan
ep
jaminan berupa dana pada rekening
k

giro dan deposito ARO merupakan


ah

kewajiban PT Vista Bella Pratama


R

si
untuk mengembalikannya (dengan
membayar sejumlah uang yang

ne
ng

nilainya sama dengan nilai dana


pada rekening giro dan deposito

do
gu

ARO) kepada PT TPN (Termohon


Peninjauan Kembali) ;
Sesuai dengan ketentuan Pasal 1425 KUH Perdata, kedua
In
A

kewajiban ini dapat diperjumpakan (kompensasi), dengan


mana besarnya utang yang harus dibayar oleh debitur
ah

lik

dikurangi dengan besarnya nilai jaminan yang diserahkan oleh


kreditur kepada debitur. Bahkan Pasal 1426 KUH Perdata
m

ub

menentukan bahwa perjumpaan utang/perjumpaan kewajiban


(kompensasi) ini terjadi secara demi hukum, meski tidak ada
ka

perjanjian di antara para pihak. Perikatan mengenai


ep

perhitungan kembali yang ada di antara BPPN qq Pemohon


ah

Peninjauan Kembali II dengan PT Vista Bella Pratama (vide


R

bukti T.II-4 jo Bukti Baru PPK I, II-13) adalah pelaksanaan dari


es

isi ketentuan Pasal 1425 dan 1426 KUH Perdata ;


M

ng

c. Pada saat jual-beli piutang termaksud terjadi, perhitungan kembali


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ini belum dapat dilaksanakan, karena jaminan pelunasan utang

R
(dana pada rekening giro dan deposito ARO atas nama Termohon

si
Peninjauan Kembali yang disimpan pada Pemohon Peninjauan

ne
ng
Kembali I) masih berada dalam status sita oleh Ditjen Pajak (vide
bukti T.I-3) ;
d. Dengan demikian, di dalam perjanjian jual beli piutang (vide bukti

do
gu T.I-6), jaminan utang tidak diserahkan kepada PT Vista Bella
Pratama, tetapi PT Vista Bella Pratama membuat pernyataan

In
A
bahwa jaminan tersebut akan diperhitungkan sebagai pengurang
piutang dengan tagihan atas utang Termohon Peninjauan
ah

Kembali. (Bukti baru PPK I, II-13 yang mengukuhkan bukti T.II-4) ;

lik
5) Dengan demikian, pertimbangan judex facti yang
dikuatkan oleh judex furis yang menyatakan bahwa
am

ub
jaminan tersebut harus diserahkan kembali kepada
Termohon Peninjauan Kembali merupakan
ep
pertimbangan yang keliru, karena :
k

a. Tidak memperhatikan adanya niat dan persetujuan di antara para


ah

pihak (Pemohon Peninjauan Kembali II dan PT Vista Bella


R

si
Pratama) untuk melakukan perhitungan kembali atas utang
Termohon Peninjauan Kembali dengan jaminan yang berupa dana

ne
ng

yang ada pada rekening giro dan deposito ARO Termohon


Peninjauan Kembali yang disimpan pada Pemohon PK I (vide

do
gu

bukti T.II-4 jo Bukti baru PPK I, II-13) ;


b. Tidak memperhatikan ketentuan Pasal 1425 dan 1426 KUH
Perdata ;
In
A

3. Pertimbangan judex juris yang bertentangan dengan asas-asas hukum


pembuktian merupakan kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan nyata.
ah

lik

1) Bahwa berdasarkan uraian fakta hukum di atas serta memperhatikan


putusan Majelis Kasasi/judex juris dan judex facti tingkat pertama,
m

ub

Pemohon Peninjauan Kembali keberatan dengan putusan Majelis


Kasasi/judex juris dan judex facti yang sama sekali tidak meneliti dan
ka

belum mempertimbangkan beberapa bukti yang diajukan oleh


ep

Pemohon Peninjauan Kembali I padahal bukti-bukti tersebut tidak


ah

dapat begitu saja diabaikan dan sangat menentukan kedudukan


R

hukum Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo sehingga


es

terbukti terdapat kekeliruan/kekhilafan yang nyata dalam putusan


M

ng

Majelis Kasasi/judex juris dan judex facti tingkat pertama ;


on
gu

Hal. 49 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2) Bahwa adapun bukti-bukti Pemohon Peninjauan Kembali I tersebut

R
adalah sebagai berikut :

si
a. Bukti berupa : Surat BPPN kepada Pemohon Peninjauan Kembali

ne
ng
I Nomor Prog-8596/BPPN/1003 tanggal 29 Oktober 2003 (vide
bukti T.I-43) yang ditandatangani oleh Sdr. Muhammad Syahrial
selaku Deputi Ketua BPPN yang pada pokoknya berbunyi : ”DPK

do
gu TPN (rekening giro dan deposito a/n TPN) yang statusnya disita
pajak, baik yang merupakan jaminan maupun bukan jaminan,

In
A
penyelesaiannya tidak dialihkan kepada PT Vista Bella Pratama
(investor) sebagai kreditur baru dari asset kredit TPN (Termohon
ah

Peninjauan Kembali). Penanganan selanjutnya menunggu

lik
keputusan Pengadilan” ;
b. Bukti berupa : Surat TP BPPN kepada Pemohon Peninjauan
am

ub
Kembali I Nomor : S-035/POKJA-1/TP-BPPN/0205 tanggal 11
Februari 2005 (vide bukti T.I-51) yang ditandatangani oleh Sdr.
ep
Nyoman Sender selaku Wakil Ketua TP-BPPN yang pada
k

pokoknya berbunyi : ”Bahwa DPK debitur yang merupakan


ah

jaminan harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan kewajiban


R

si
debitur. Pada saat transaksi penjualan asset kredit TPN kepada
PT Vista Bella Pratama (Investor) terdapat surat Pernyataan

ne
ng

Investor tertanggal 20 Juni 2003 perihal perhitungan kembali atas


jaminan berupa simpanan deposito dan/atau giro pada Bank

do
gu

Mandiri (eks Legacy Bank Bumi Daya) terhadap utang peminjam


sehingga seharusnya terhadap DPK TPN tsb. dilakukan
perhitungan kembali terlebih dahulu untuk mengurangi kewajiban
In
A

TPN yang telah terjual kepada investor ” ;


c. Bukti berupa : Surat Sdr. Muhammad Syahrial kepada TP-BPPN
ah

lik

tertanggal 28 April 2005 (vide bukti T.I-44) selaku mantan Deputy


BPPN yang pada pokoknya menyampaikan bahwa dengan tidak
m

ub

dialihkannya Akta No. 25, Akta No. 27 dan Akta No. 28 (rekening
giro dan deposito a/n TPN/TDN/Termohon Peninjauan Kembali)
ka

oleh BPPN kepada PT Vista Bella Pratama pada saat dilakukan


ep

penjualan, maka setiap dan seluruh hak yang melekat pada Akta
ah

No. 25, Akta No. 27 dan Akta No. 28 (rekening deposito dan giro)
R

a/n Termohon Peninjauan Kembali) tetap berada pada BPPN


es

untuk ditindaklanjuti.
M

ng

3) Bahwa Majelis Kasasi/judex juris dan judex facti tingkat pertama tidak
on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memeriksa/meneliti dan belum mempertimbangkan bukti-bukti

R
Pemohon Peninjauan Kembali I tersebut di atas sehingga Majelis

si
Kasasi/judex juris dan judex facti tingkat pertama dalam memberikan

ne
ng
pertimbangan hukum putusannya menjadi keliru ;
4) Bahwa pertimbangan hukum judex facti tingkat pertama yang
menyatakan bahwa dengan tidak dialihkannya rekening deposito dan

do
gu giro sebagai jaminan utang Termohon Peninjauan Kembali/Penggugat
kepada PT Vista Bella Pratama berakibat rekening deposito dan giro

In
A
tersebut kembali menjadi milik Termohon Peninjauan Kembali, adalah
keliru karena berdasarkan bukti-bukti tersebut, hak atas rekening
ah

deposito dan giro a/n TPN tersebut tetap ada pada BPPN cq Menteri

lik
Keuangan RI cq Negara RI karena dari semula rekening deposito
dan giro a/n TPN tidak pernah dialihkan dan tetap menjadi hak BPPN
am

ub
cq Menteri Keuangan RI cq Negara RI untuk diperhitungkan kembali
dengan utang-utang Termohon Peninjauan Kembali/Penggugat
ep
sehingga karenanya Menteri Keuangan selaku pihak yang berhak
k

atas rekening feposito dan giro a/n TPN tersebut dapat dan berhak
ah

untuk meminta pemblokiran dan bahkan pencairan atas rekening


R

si
deposito dan giro a/n TPN tersebut. Bahkan PT Vista Bella Pratama,
sebagai pembeli piutang BPPN/Pemohon Peninjauan Kembali II

ne
ng

terhadap Termohon Peninjauan Kembali, menyetujui bahwa dana


pada rekening giro dan deposito ARO termaksud akan diperhitungkan

do
gu

kembali dengan tagihan atas piutang tersebut (Bukti baru PPK I, II-
13);
5) Bahwa oleh karena itu tindakan Pemohon Peninjauan Kembali I yang
In
A

memenuhi permintaan Pemohon Peninjauan Kembali II (Menteri


Keuangan RI) untuk memblokir rekening deposito dan giro a/n PT
ah

lik

Timor Putra Nasional sesuai surat Menkeu Nomor : S.R-44/MK.01/


2005 tanggal 19 April 2005 (vide bukti T.I-22) adalah bukan
m

ub

merupakan perbuatan melawan hukum karena permintaan tersebut


diajukan oleh pihak yang berhak atas rekening deposito dan giro a/n
ka

PT Timor Putra Nasional (Termohon Peninjauan Kembali) tersebut,


ep

dengan demikian amar putusan judex juris yang menyatakan


ah

Pemohon Peninjauan Kembali I telah melakukan perbuatan melawan


R

hukum dan Pemohon Peninjauan Kembali II turut bertanggung jawab


es

(Vide Putusan Kasasi halaman 35 sampai dengan halaman 36 angka


M

ng

2) adalah merupakan amar putusan yang salah ;


on
gu

Hal. 51 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6) Bahwa dengan tidak cermatnya Majelis Kasasi/judex juris dan judex

R
facti pengadilan tingkat pertama dalam memperhatikan, meneliti dan

si
mempertimbangkan dalil-dalil dan bukti-bukti yang diajukan oleh

ne
ng
Pemohon Peninjauan Kembali I tersebut, terbukti diperoleh
kesimpulan yang salah dan keliru dalam putusannya sehingga
putusan tersebut telah merugikan Pemohon Peninjauan Kembali I

do
gu dan Pemohon Peninjauan Kembali II ;
7) Bahwa dengan tidak cermatnya Majelis Kasasi/judex juris dan judex

In
A
facti dalam memperhatikan, meneliti dan mempertimbangkan bukti-
bukti yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali I dalam
ah

mengambil putusannya jelas telah melanggar Yurisprudensi

lik
Mahkamah Agung RI yaitu :
a. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1383
am

ub
K/Sip/1971 tanggal 23 Juli 1973 yang berbunyi :
”Putusan kasasi yang tidak merinci dalam hal
ep
mana judex facti tidak memberikan
k

pertimbangan yang sesuai dengan kekuasaan


ah

serta alat bukti yang diajukan, tidak dapat


R

si
dibenarkan” ;
b. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 903

ne
ng

K/Sip/1972 tanggal 10 Oktober 1974 yang


berbunyi : ”Putusan kasasi dan pengadilan

do
gu

tinggi yang tidak mempertimbangkan alat-alat


bukti kedua belah pihak adalah tidak cukup dan
harus dibatalkan” ;
In
A

8) Dengan demikian putusan judex juris yang tidak mempertimbangkan


bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali I
ah

lik

sebagaimana diuraikan pada angka 3.2 bertentangan dengan


yurisprudensi tersebut di atas ;
m

ub

9) Uraian di atas menunjukkan bahwa putusan a quo mengandung


kekhilafan atau kekeliruan nyata. Oleh karenanya, putusan a quo
ka

harus dibatalkan oleh putusan peninjauan kembali ;


ep

4. Judex juris telah melakukan kekeliruan dengan tidak memberikan


ah

pertimbangan yang cukup (onvoldoende gemotiveerd) ;.


R

1) Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 719 K/Pdt/2008 tanggal


es

22 Agustus 2008 (“putusan a quo”) pada halaman 34, alinea terakhir


M

ng

memberikan pertimbangan sebagai berikut:


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menimbang bahwa surat bukti T.I-23 tersebut selain tidak secara

R
transparan dan dengan landasan yuridis yang kuat menjelaskan

si
kepada instansi internal bawahannya sendiri tentang sebab-sebabnya

ne
ng
ada kebijaksanaan yang berubah dan berlawanan dengan dasar-
dasar yuridis sebelumnya, juga menimbulkan ketidak pastian hukum
bagi warga negara akibat berubahnya kebijaksanaan dari sesama

do
gu internal kedinasan yang sama, sedangkan berbagai perjanjian
sebelumnya dan surat-surat yang menjadi bukti secara yuridis tidak

In
A
pernah dibatalkan. Sehingga dengan demikian, bukti yang diajukan
oleh Tergugat yaitu TI-23 menjadi kontroversial dengan bukti-bukti
ah

Tergugat sebelumnya, bahkan dapat dikatakan bahwa terdapat

lik
pertentangan antara aspek yuridis berhadapan dengan aspek
kebijaksanaan (pertentangan antara segi rechtmatigheid berhadapan
am

ub
dengan segi doelmatigheid dalam tindakan pemerintah” ;
(Garis bawah dan huruf tebal ditambahkan untuk menjelaskan).
ep
2) Pertimbangan judex juris di dalam putusan a quo sebagaimana dikutip
k

di atas merupakan pertimbangan yang kabur atau tidak jelas, karena :


ah

- Tidak menjelaskan perbuatan nyata apa (materieele


R

si
daden) yang dilakukan oleh Pemohon Peninjauan
Kembali II yang oleh judex juris dinyatakan sebagai

ne
ng

tindakan yang “tidak secara transparan dan dengan


landasan yuridis yang kuat menjelaskan kepada

do
gu

instansi internal bawahannya sendiri”? ;


- Kebijakan nyata apa (reele beleids) yang diambil
oleh Pemohon Peninjauan Kembali II yang oleh
In
A

judex juris dinyatakan sebagai “kebijaksanaan yang


berubah dan berlawanan dengan dasar-dasar yuridis
ah

lik

sebelumnya, juga menimbulkan ketidakpastian


hukum bagi warga negara akibat berubahnya
m

ub

kebijaksanaan dari sesama internal kedinasan”? ;


- Perjanjian-perjanjian apa yang ada dalam perkara ini
ka

yang oleh judex juris dinyatakan sebagai “berbagai


ep

perjanjian sebelumnya dan surat-surat yang menjadi


ah

bukti secara yuridis tidak pernah dibatalkan”?;


R

3) Di halaman 33 dan pada alinea awal di halaman 34 putusan a quo,


es

judex juris mengemukakan adanya Keputusan Direktur Jenderal


M

ng

Pajak (vide bukti T.I-5) untuk mengembalikan dana pada rekening giro
on
gu

Hal. 53 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan deposito ARO kepada PT TPN (Termohon Peninjauan Kembali).

R
Keputusan Pemohon Peninjauan Kembali II (vide bukti T.I-23) yang

si
melarang pencairan dana termaksud oleh Termohon Peninjauan

ne
ng
Kembali dianggap oleh judex juris sebagai bertentangan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut, sehingga judex juris
menyatakan telah terjadi “kebijaksanaan yang berubah dan

do
gu berlawanan dengan dasar-dasar yuridis sebelumnya, juga
menimbulkan ketidakpastian hukum bagi warga negara akibat

In
A
berubahnya kebijaksanaan dari sesama internal kedinasan”;
Pertimbangan judex juris sebagaimana diuraikan di atas tidak benar.
ah

Keputusan Dirjen Pajak dan Keputusan Menteri Keuangan RI

lik
(Pemohon Peninjauan Kembali II) termaksud bukan merupakan
“kebijaksanaan yang berubah dan berlawanan” atau saling
am

ub
bertentangan antara yang satu dengan yang lain, karena:
- Keputusan Dirjen Pajak (vide bukti T.I-5) didasarkan
ep
pada kedudukan Termohon Peninjauan Kembali
k

sebagai wajib pajak. Dengan demikian, dana pada


ah

rekening giro dan deposito ARO termaksud benar


R

si
merupakan dana milik Termohon Peninjauan
Kembali sebagai wajib pajak ;

ne
ng

- Keputusan Menteri Keuangan RI (Pemohon


Peninjauan Kembali II) – vide bukli T.I-23 -

do
gu

didasarkan pada kedudukan Termohon Peninjauan


Kembali sebagai debitur kepada negara c.q
Pemohon Peninjauan Kembali II. Dana pada
In
A

rekening giro dan deposito ARO tersebut memang


milik Termohon Peninjauan Kembali, tetapi karena,
ah

lik

baik berdasarkan perjanjian yang ada (vide bukti T.I-


41, T.I-42, T.I-45 dan T.I-46), maupun berdasarkan
m

ub

ketentuan hukum (Pasal 1131 KUH Perdata), dana


termaksud merupakan jaminan atas utang,
ka

Termohon Peninjauan Kembali sebagai debitur tidak


ep

mempunyai hak untuk mencairkan dana termaksud


ah

tanpa persetujuan dari pihak kreditur (Pemohon


R

Peninjauan Kembali II) ;


es

4) Uraian di atas menunjukkan bahwa putusan a quo mengandung


M

ng

pertimbangan yang tidak lengkap, tidak jelas dan kabur.


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pertimbangan semacam itu merupakan pertimbangan yang tidak

R
lengkap (onvoldoende gemotiveerd) yang secara hukum dapat

si
dikategorikan sebagai “kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan nyata”

ne
ng
seperti yang dimaksud di dalam Pasal 67 huruf f UU Mahkamah
Agung (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2009). Dengan demikian, putusan a quo harus

do
gu dibatalkan oleh putusan peninjauan kembali ;
Dalam rangka pengamanan dan pengembalian keuangan negara yang

In
A
telah dipinjamkan kepada Termohon Peninjauan Kembali, mohon kiranya
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini dapat kiranya
ah

memenuhi rasa keadilan yang hidup didalam masyarakat. Uang negara harus

lik
kembali kepada negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Esensi dari peradilan adalah untuk menegakkan hukum
am

ub
dan keadilan. Sudah merupakan azas hukum bahwa setiap orang yang
mempunyai kewajiban berdasarkan suatu perjanjian, harus memenuhi
ep
kewajibannya tersebut. Dengan demikian hukum dan keadilan tidak akan
k

pernah dapat ditegakkan jika Termohon Peninjauan Kembali sebagai orang


ah

yang mempunyai kewajiban tidak memenuhi kewajibannya untuk melunasi


R

si
utangnya (yang merupakan uang negara), bahkan judex facti dan judex juris
pada tingkat pertama dan tingkat kasasi memberikan perlindungan kepada

ne
ng

Termohon Peninjauan Kembali dengan menyatakan Termohon Peninjauan


Kembali sebagai pihak yang berhak atas dana pada rekening giro dan deposito

do
gu

ARO ;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut
Mahkamah Agung berpendapat :
In
A

Bahwa alasan-alasan Pemohon Peninjauan Kembali tentang adanya


fakta baru tentang kepemilikan rekening giro dan deposito baru yang menjadi
ah

lik

sengketa dalam perkara a quo ;


­ Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan suatu bukti baru
m

ub

berupa perjanjian perdamaian yang dikukuhkan oleh putusan Pengadilan


Negeri Jakarta Selatan No. 364/Pdt.G/2008/PN.Jkt.Pst tanggal 27
ka

November 2008 (Bukti PPK I, II-21) yang pada pokoknya menyatakan


ep

bahwa hak tagih BPPN kepada PT Timor Putra Nasional yang semula
ah

telah dijual kepada PT Vista Bella Pratama, kembali beralih kepada


R

Pemohon Peninjauan Kembali II ;


es

­ Bahwa walaupun Termohon Peninjauan Kembali di dalam kontra memori


M

ng

peninjauan kembalinya, menyatakan bahwa Termohon Peninjauan


on
gu

Hal. 55 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kembali bukan pihak yang terlibat dalam perjanjian perdamaian,

R
sehingga ia tidak terikat dengan perjanjian perdamaian tersebut, namun

si
substansi perjanjian perdamaian yang dikukuhkan oleh putusan

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan adalah menyangkut obyek
gugatan/sengketa antara Penggugat melawan Tergugat I dan Tergugat II
dan bersangkut paut dengan pertimbangan judex juris ;

do
gu ­ Bahwa harus diakui bahwa bukti PPK I,II-21 tersebut tidak termasuk
katagori novum menurut Pasal 67 huruf b dalam arti bahwa surat bukti

In
A
tersebut baru ada setelah perkara ini diperiksa di pengadilan ;
­ Bahwa akan tetapi surat bukti ini sangat menentukan karena :
ah

lik
a. Perjanjian pengalihan hutang antara BPPN
dengan PT Visa Bella Pratama,
merupakan titik tolak Majelis Kasasi dalam
am

ub
perkara a quo ( No. 719 K/Pdt/2008),
bahkan di dalam kesimpulan Hakim Kasasi
ep
menyatakan “…. dari urutan secara
k

kronologis tersebut di atas, terlihat bahwa


ah

ditinjau secara yuridis, pihak PT Timor


R

si
Putra Nasional yang tetap menjadi piutang
BBPN telah dialihkan/dijual kepada

ne
ng

kreditur baru (PT Vista Bella Pratama)”.


Walaupun Majelis Kasasi tidak menyebutkan konsekwensi hukum dari

do
gu

pengalihan tersebut, namun dapat diartikan bahwa Majelis Kasasi tidak


melihat lagi adanya kepentingan hukum dari Tergugat (Pemohon
In
Kasasi) atas tagihan tersebut karena telah beralih ke pihak lain ;
A

b. Fakta yang diungkapkan dalam surat bukti


tersebut, belum ada pada saat putusan
ah

lik

kasasi diucapkan ;
­ Bahwa dengan adanya surat bukti tersebut di atas, maka landasan
m

ub

yuridis dari putusan kasasi terpatahkan ;


­ Bahwa dengan adanya perdamaian tersebut, maka hutang Penggugat
ka

kembali kepada Tergugat II, sehingga yang akan dipertimbangkan oleh


ep

Majelis apakah hutang dari Penggugat masih tetap ada atau tidak ;
ah

Menimbang, bahwa Majelis akan mempertimbangkan perkara/


R

peselisihan antara Penggugat dengan Tergugat dihubungkan dengan bukti baru


es

yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali ;


M

ng

­ Bahwa obyek persengketaan adalah pencairan dana rekening giro dan


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
deposito ARO atas nama Penggugat yang diblokir oleh Tergugat I dan

R
Tergugat II, dengan dalil :

si
 menurut Penggugat, pemblokiran tersebut adalah tidak sah, karena

ne
ng
persoalan pajak Penggugat telah dinyatakan selesai (clear) oleh
Direktorat Jenderal Pajak ;
 menurut Tergugat pemblokiran tersebut dilakukan karena rekening giro

do
gu dan deposito ARO tersebut merupakan jaminan hutang Penggugat ;
­ Bahwa mengenai masalah pemblokiran yang dilakukan dengan dasar

In
A
adanya tunggakan pajak telah dapat dibuktikan oleh Penggugat,
sehingga keluar Penetapan Pengadilan Negeri
ah

lik
02/Cons/2005/PN.Jkt.Selatan, yang memerintahkan untuk menerima
konsinyasi deposito dan giro pada saat dilaksanakan transfer dana
sebesar Rp. 1.027.162.267.620,- dan giro US$ 3,974.64. Dengan
am

ub
demikian persoalan tunggakan pajak dalam hubungan dengan
pemblokiran telah selesai ;
ep
­ Bahwa yang menjadi masalah selanjutnya dalam perkara a quo adalah
k

apakah Penggugat masih mempunyai hutang yang belum dibayar


ah

kepada Tergugat I yang kemudian diambilalih oleh BPPN (sekarang


R

si
Menteri Keuangan/ Tergugat II) ;
­

ne
Bahwa dari bukti baru (novum) yang diajukan oleh Tergugat ternyata
ng

bahwa Penggugat berhutang kepada :


1. PT Bank Bumi Daya

do
gu

(Persero) sebesar US$


6.248.382,73 (Bukti PK I.II-1)
In
;
A

2. PT Bank Bumi Daya


(Persero) sebesar US$
ah

lik

9.201.485,97 (Bukti
PK I.II-2) ;
m

ub

3. PT Bank Bumi Daya


(Persero) sebesar US$
ka

8.731.627,11 (Bukti PK I.II-3)


ep

;
ah

4. PT Bank Bumi Daya


R

(Persero) sebesar US$


es
M

13.385.158,40 (Bukti PK I.II-


ng

4) ;
on
gu

Hal. 57 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
­ Bahwa atas hutang-hutang tersebut oleh Hutomo Mandala Putra

R
(Komisaris Utama) dan Moedjiono (Direktur Utama) telah diterbitkan

si
surat sanggup (aksep/promes) dan berjanji tanpa syarat untuk membayar

ne
ng
kepada PT Bank Bumi Daya sebesar US$ 260.112.095 pada tanggal 21
September 1999 (Bukti PPK I.II-5) ;
­ Bahwa kemudian hutang-hutang tersebut oleh Penggugat telah diberikan

do
gu jaminan bank berupa jaminan fiducia (PPK I.II-6,7) dan Cessie (PPK I,II-
8) ;

In
A
­ Bahwa seharusnya, apabila Penggugat akan mencairkan dana rekening
dan deposito atas nama miliknya, terlebih dahulu ia harus membuktikan
ah

lik
bahwa hutang-hutangnya tersebut sudah tidak ada lagi ;
­ Bahwa namun ternyata Penggugat sama sekali tidak dapat membuktikan
dalil bantahan terhadap klaim dari Tergugat I dan Tergugat II yang
am

ub
menyatakan Penggugat masih mempunyai hutang ;
­ Bahwa dengan demikian dana rekening dan deposito yang dituntut oleh
ep
Penggugat dalam perkara a quo harus ditolak karena kewajibannya
k

kepada Tergugat I dan atau Tergugat II masih ada atau belum lunas ;
ah

R
Menimbang, bahwa berdasarkan peretimbangan-pertimbangan tersebut

si
di atas, dengan tidak perlu mempertimbangkan keberatan-keberatan lainnya

ne
dan setelah membaca kontra memori peninjauan kembali oleh Penggugat/
ng

Termohon Peninjauan Kembali, maka putusan judex juris (kasasi) tidak dapat
dipertahankan lagi dan Majelis akan mengambil putusan sebagaimana tersebut

do
gu

di bawah ini ;
Menimbang, bahwa Mahkamah Agung sependapat dengan
In
pertimbangan Pengadilan Tinggi tentang gugatan rekonvensi dan hal ini diambil
A

alih serta dijadikan sebagai pertimbangan Mahkamah Agung sendiri ;


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
ah

lik

atas, Mahkamah Agung berpendapat terdapat cukup alasan untuk


mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari para Pemohon Peninjauan
m

ub

Kembali : PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. dan MENTERI KEUANGAN


tersebut dan membatalkan putusan Mahkamah Agung No. 719 K/Pdt/2008
ka

tanggal 22 Agustus 2008 sehingga Mahkamah Agung akan mengadili kembali


ep

perkara ini dengan amar seperti yang akan disebutkan di bawah ini ;
ah

Menimbang, bahwa karena permohonan peninjauan kembali dikabulkan,


R

maka Termohon Peninjauan Kembali dihukum untuk membayar biaya perkara


es
M

dalam semua tingkat peradilan dan pemeriksaan peninjauan kembali ini ;


ng

Memperhatikan Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-Undang


on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5

R
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009

si
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

ne
ng
MENGADILI
Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari para Pemohon
Peninjauan Kembali : 1. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk., dan 2.

do
gu MENTERI KEUANGAN RI tersebut ;
MENGADILI KEMBALI

In
A
DALAM KONVENSI :
­ Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
ah

lik
DALAM REKONVENSI :
­ Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;
Menghukum Termohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
am

ub
perkara dalam semua tingkat peradilan dan dalam pemeriksaan peninjauan
kembali sebesar Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) ;
ep
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
k

Agung pada hari Rabu tanggal 14 Juli 2010 oleh DR. HARIFIN A. TUMPA, SH.,
ah

MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
R

si
Ketua Majelis, PROF. DR. H. MUCHSIN, SH. dan I MADE TARA, SH., Hakim-
hakim Agung sebagai Hakim-hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang

ne
ng

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri
oleh

do
gu

In
A

Hakim-hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh PRI PAMBUDI TEGUH, SH.,
MH., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.
ah

lik

Anggota-anggota,, Ketua Majelis,


m

ub

Ttd./ PROF. DR. H. MUCHSIN, SH. Ttd./


Ttd./ I MADE TARA, SH., DR. HARIFIN A. TUMPA, SH.,
ka

MH.,
ep

Biaya-biaya : Panitera Pengganti :


ah

1. M e t e r a i ………………... Rp. 6.000,- Ttd./


es

2. R e d a k s i ……………….. Rp. 1.000,- PRI PAMBUDI TEGUH, SH., MH.,


M

ng

3. Administrasi peninjauan
on
gu

Hal. 59 dari 51 hal. Put. No.530 PK/Pdt/2009


d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kembali …………………… Rp.2.493.000,- +

R
J u m l a h …….…… Rp.2.500.000,-

si
ne
ng
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG R.I.

do
gu A.N. PANITERA
PANITERA MUDA PERDATA

In
A
( SOEROSO ONO, SH. MH. )
NIP : 040 044 809
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id, sesuai dengan Pasal 33 SK Ketua Mahkamah Agung RI nomor 144 SK/KMA/VII/2007 mengenai Keterbukaan Informasi Pengadilan (SK 144)
bukan merupakan salinan otentik dari putusan pengadilan, oleh karenanya tidak dapat sebagai alat bukti atau dasar untuk melakukan suatu upaya hukum.
h

Sesuai dengan Pasal 24 SK 144, salinan otentik silakan hubungi pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.
ik

Halaman 60

Anda mungkin juga menyukai