POKOK BAHASAN
1. Konsep Biaya
2. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi
3. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang
4. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa
Konsep Biaya
Biaya yang akan memberikan manfaat (benefit) hanya pada periode berjalan (current periode)
biasanya dicatat sebagai beban.
Penilaian Persediaan yakni untuk mengetahui biaya mana yang akan dilekatkan (dibebankan)
dalam persediaan perusahaan.
Penentuan Laba Usaha yakni : untuk mengetahui biaya mana saja yang akan dikurangkan
dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk menentukan laba usaha selama periode tertentu.
Perencanaan Keuangan yakni : mengetahui perencanaan biaya masa depan dengan tujuan
finansial yang dikehendaki.
Pengambilan Keputusan yakni : untuk mengetahui keputusan apa yang harus diambil dlm
menghadapi berbagai alternatif tindakan yang berhubungan dengan biaya.
Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada
umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode
Biaya produk :
Biaya bahan baku langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.
1
Biaya Periode
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum
Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 ….. Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ……………... Rp. xxx.xxx (+)
Biaya Periode :
2
Utilitas ……………………………………...................…. Rp. xxx.xxx
Asuransi …………………………………....................…. Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor …………………………....................... Rp. xxx.xxx (+)
Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji yang
dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Biaya
tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di mana biaya dipakai.
PT Cahaya Abadai
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya sering kali digolongkan sebagai : biaya langsung
dan tidak langsung, ter- kendalikan dan tidak terkendalikan, bergabung dan bersama, dan berbagai
golongan lainnya.
3
Biaya sering dikategorikan dari segi hubungannya dengan suatu obyek atau segmen operasi, yang
sering disebut obyek biaya. Obyek biaya dapat berupa produk, kawasan penjualan, pelang- gan, divisi,
pabrik, departemen atau suatu aktivitas.
Terdapat dua jenis obuek biaya : obyek biaya antara dan obyek biaya akhir. Obyek biaya antara
(intermediate cost object) adalah penghimpunan biaya yang dilaporkan yang lalu dialokasikan kepada
obyek biaya lainnya.
Obyek biaya Akhir (final cost object), adalah titik penghimpunan biaya di mana tidak dilakukan lagi
alokasi biaya. Obyek biaya akhir yang palim lazim adalah produk.
Biaya Terkendaliakan :
Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendalikan pada jenjang manajemen tertentu manakala lapisan
manajemen tersebut mempunyai kekuasaan untuk mengotorisasi biaya tadi. Contoh biaya iklan surat
kabar menjadi biaya terkendalikan oleh manajer pemasaran apabila di mempunyai kekuasaaan untuk
mengotori sasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
Biaya ini berada di luar kendali manajer karena di tidak dapat mengotorisasinya. Misal biaya
penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer pemasaran menjadi biaya tidak terkendalikan,
karena manajer tsb tidak mempunyai wewenang untuk mengotorisasi pemakain mesin pabrik.
Biaya tidak langsung sering pula disebut biaya bersama atau biaya bergabung. Biaya Bersama
(Common Cost) dikeluarkan untuk menyediakan manfaat kepada lebih dari satu aktivitas. Biaya ini
terjadi ketika dua produk, yang mungkin dihasilkan secara terpisah, diproduksi bersama.
Biaya bergabung (joint cost), diterapkan dalam situasi di mana bermacam-macam keluaran berasal
dari satu sumber. Contoh minyak mentah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk (misal solar,
oli, premium dll).
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan, biaya relevan harus memiliki manfaat yang paling
tinggi. Agar supaya biaya disebut biaya relevan, maka biaya tersebut :
Harus berbeda pada waktu dilakukan perbandingan pilihan keputusan. Apabila suatu biaya
meningkat, menurun, mun cul ataupun menghilang pada waktu suatu tindakan yang berbeda
dievaluasi, maka biaya tadi boleh disebut relevan.
Biaya Tidak relevan (iirelevant cost) adalah biaya yang tidak berubah untuk semua alternatif.
4
KONSEP PENENTUAN HARGA JUAL
5
kos produk atau jasa yang dipasarkan, karena berdasarkan informasi ini, ia akan memiliki data
pembanding struktur biaya produk saingannya.
4. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.
Berdasarkan pembandingan harga jual yang terbentuk di pasar dengan biaya penuh produk
atau jasa, manajer penentu harga jual akan menghadapi tiga kemungkinan berikut:
a. Jika biaya penuh produk atau jasa perusahaan melebihi harga jual yang terbentuk di pasar
tertentu, perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut, karena kerugian akan terjadi.
b. Jika biaya penuh produk atau jasa dapat ditutupi dengan harga jual yang terbentuk di pasar,
namun harga jual tersebut belum mampu menghasilkan laba yang memadai jika dibandingkan
dengan investasi, maka perusahaan tidak mungkin memasuki pasar tersebut.
c. Jika kemungkinan butir a dan/atau butir b tersebut akan dihadapi, perusahaan dapat merancang
program untuk mengubah proses produksi dan kegiatan pemasaran agar biaya penuh untuk
memproduksi dan memasarkan produk atau jasa, yang dengan harga jual tertentu yang
terbentuk di pasar, perusahaan akan mampu menutup seluruh biaya penuh dan mampu
menghasilkan laba yang sepadan dengan investasi.
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp. 4.000.000.000
dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tariff kembali investasi (rate of return
investment) adalah sebesar 25%.
Perhitungannya dengan menggunakan cost-plus pricing dengan pendekatan full costing
sebagai berikut:
6
Perhitungan markup:
Biaya administrasi dan umum Rp. 200.000.000
Biaya pemasaran Rp. 300.000.000
Laba yang diharapkan: 25% x Rp. 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000 +
Jumlah Rp. 1.500.000.000
Biaya produksi Rp. 300.000.000 :
Persentase markup 50%
Harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek dalam cost-type contract tersebut dihitung
sebagai berikut:
ROI x AKTIVA
9
TABEL PERBEDAAN
Contoh Soal :
Manajer Pemasaran PT. GLORY sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk
ASTREX untuk tahun anggaran yang akan datang.
Menurut anggaran, perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak
1.000.000 kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb :
Biaya Variabel :
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya adm & umum variable Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran variable Rp. 50.000.000
-------------------------- +
Total biaya variable Rp. 2.100.000.000
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap Rp. 150.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp. 250.000.000
-------------------------- +
Total biaya tetap Rp. 1.400.000.000
-------------------------- +
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan laba yang
diharapkan dinyatakan dalam tariff kembalian investasi (ROI) 25%
10
Perhitungan Harga Jualnya :
Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mar-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
--------------------------- +
Total harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
--------------------------- :
Harga jual produk / kg Rp. 4.500,-
Contoh Soal :
Tafsiran jam kerja tenaga kerja langsung untuk tahun anggaran yad sbb :
Upah tenaga kerja langsung :
21.000 jam @ Rp. 1.500 perjam Rp. 31.500.000
Biaya kesejahteraan tenga kerja langsung :
Tunjangan kesehatan 10 org x 12 bln x Rp. 50.000 Rp. 6.000.000
Tunjangan kesejahteraaan 10 org x 12 bln x Rp. 25.000 Rp. 3.000.000
--------------------- +
Jumlah biaya tenaga kerja langsung Rp. 40.500.000
Jam tenaga kerja langsung 10 org x 300 hari x 7 jam/hr 21.000 jam
---------------------- :
Biaya tenaga kerja langsung perjam Rp. 1.929
Biaya tidak langsung bengkel dianggarakan sbb :
Gaji pengawas & TK tidak langsung lain Rp. 11.600.000
Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 2.200.000
Biaya asuransi Rp. 650.000
Biaya listrik Rp. 800.000
Biaya air Rp. 400.000
Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 350.000
Biaya umum Rp. 500.000
-------------------- +
Jumlah biaya tidak langsung Rp. 16.500.000
11
Perhitungan Mark-up Dept. TOKO SUKU CADANG
Biaya tidak langsung toko suku cadang :
Gaji tenaga kerja toko Rp. 9.000.000
Biaya listrik Rp. 700.000
Biaya kantor Rp. 300.000
-------------------- +
Jumlah BTK tidak langsung dept. TOKO Rp. 10.000.000
Ekspektasi Laba 25% x 28 juta Rp. 7.000.000
------------------- +
Jumlah Rp. 17.000.000
Mis. Taksiran harga beli bahan & suku cadang Rp. 23.800.000
-------------------- :
Persentase mark-up dari harga bahan & suku cadang 40%
Dimisal : Untuk sevice mesin terdiri dari pekerjaan ganti oli dan tune-up mesin yang
memerlukan 2 orang tenaga mekanik dan 1 orang tenaga ahli listrik, yang masing-masing
bekerja sbb :
Mekanik 1 jam orang
Ahli listrik 1,5 jam orang
Sehingga perhitungan harga jual dept. BENGKEL :
Biaya tenaga kerja langsung 2,5 jam x @1.929 Rp. 4.823
Mark-up : 78% x Rp. 4.823 Rp. 3.762
------------- +
Harga jual jasa service mesin Rp. 8.585
LAPORAN KEUANGAN
13
A. Harga Pokok Penjualan
Konsep terpenting dalam menyusun perhitungan Rugi Laba perusahaan perusahaan dagang adalah pengertian
Harga Pokok Penjualan. Penghitungan Harga Pokok Penjualan. Secara sederhana Harga Pokok Penjualan dapat
dihitung sbb.:
HPP = Barang Tersedia Untuk Dijual (BTUD) – Persediaan Akhir
BTUD = PersediaanAwal + PembelianBersih
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam awal penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang:
1. Persediaan Awal
Adalah persediaan barang dagangan pada awal periode, yang merupakan persediaan akhir dari periode
sebelumnya. Persediaan awal terdapat pada kolom sebelah debet dengan nama perkiraan (nama akun)
ikhtisar rugi laba. Angka yang ada merupakan nilai persediaan barang dagangan yang tercantum dalam
neraca sisa (neraca saldo, neraca percobaan).
2. Pembelian Bersih
Pembelian Bersih merupakan pembelian dengan segala bebannya dikurangi retur dan potongan harga,
dan potongan pembelian.
3. Persediaan Akhir
Persediaan akhir terletak di sisi kredit, dengan nama ikhtisar rugi laba, dalam neraca sisa.
14
Laporan Rugi / Laba dengan Multiple Step:
Penjualan Bersih…………………………………..................xxx
HPP……………………………………………................…..xxx +
Laba Kotor…………………………………………..........…xxx
Total Beban Usaha………………………………..…….......xxx +
Rugi / Laba Usaha…………………………………………..xxx
Rugi / Laba di luar usaha bersih…………………………….xxx +
Rugi / Laba Usaha dan di luar usaha bersih………………...xxx
Rugi / Laba tidak biasa bersih…………………………….....xxx +
Laba bersih…………………………………………………..xxx
Contoh Soal:
PT ABC pada tanggal 31 Desember 2004 mencatat informasi sbb.: (Rp ,00)
Penjualan 2.700.000
Retur Penjualan 100.000
Potongan Penjualan 400.000
Pembelian 15.000.000
Beban angkut pembelian 150.000
Retur pembelian 2.000.000
Potongan pembelian 500.000
Beban Gaji 2.000.000
Beban listrik dan air 400.000
Beban asuransi 600.000
Beban sewa gudang 200.000
Beban penyusutan kendaraan 1.000.000
Beban Penyusutan Gedung 2.000.000
Komisi dr PT A atas jasa menjualkan barang 5.000.000
Laba penjualan kendaraan 4.000.000
Laba penilaian kembali gedung 10.000.000
Beban Konsultan konstruksi 1.000.000
Persediaan awal 1.000.000
Persediaan akhir 4.000.000
Penyajian Laporan perubahan modal untuk perusahaan dagang sama dengan untuk perusahaan jasa, yaitu:
a. Modal Awal
Modal awal adalah angka modal yang tercantum dalam kolon Neraca yang sejak awal tahun sampai
dengan penyusunan kertas kerja belum pernah dicatat ke modal secara langsung. Setiap trjadi transaksi
yang mempengaruhi modal selalu dicatat dalam perkiraan pembantu modal, contohnya jika membayar
beban gaji, pencatatan beban gaji (pembantu modal) didebet sedang kas (harta) dikredit. Sesungguhnya
aktivitas ini mengurangi jumlah modal.
b. Rugi / Laba Bersih
Rugi / Laba bersih adalah angka saldo rugi / laba yang tercantum paling bawah yang berasal dari
perhitungan selisih antara saldo pos-pos pendapatan dan pos-pos beban selama satu periode.
c. Prive
16
Tata letak prive biasanya menyatu dengan modal, tepat di bawahnya. Prive adalah pengambilan
sejumlah modal oleh pemilik perusahaan.
Toko ABCD
Laporan Perubahan Modal
Untuk tahun yang berakhir 31 Des 2004
D. Neraca
Neraca adalah laporan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan (harta, utang
dan modal) dari suatu perusahaan pada suatu saat. Penyajian laporan hanya untuk satu saat, jadi penyajian
neraca pengungkapan waktu yang dituliskan dalam judul per tanggal tertentu, misal per 31 Desember 2004
(tidak untuk periode yang berakhir 31 Desember 2004). Neraca dapat disajikan dalam bentuk sebelah-
menyebelah (bentuk skontro / perkiraan / horizontal) atau disajikan bentuk kebawah (stafel / laporan / vertikal).
Jika dalam menyusun digunakan bantuan kertas kerja, hanya dikutip nama perkiraan dan jumlahnya
secara urut nomor perkiraannya. Yang perlu diperhatikan dalam mengutip perkiraan di kolom neraca adalah
sbb.:
1. Perkiraan prive, meskipun ada dalam kolom neraca, jagan dimasukkan ke laporan neraca karena prive
termasuk perkiraan pembantu modal yang tidak boleh dianggap sebagai rugi.
2. Perkiraan modal ditulis ke neraca sebab modal termasuk unsur neraca, tetapi angkanya tidak sekedar
mengutip yang terdapat di kertas kerja kolom neraca. Untuk menentukan angka modal dapat dicari
dengan 2 cara yaitu:
a. Jika sudah dibuat laporan perubahan modal, kita ambil angka modal akhir dalam laporan.
b. Jika belum dibuat laporan perubahan modal, dihitung dengan encari selisih jumlah harta
dengan jumlah utang dari neraca yang sedang dibuat.
17
Kewajiban dan Modal
Utang Usaha 440.000
Beban yang masih harus dibayar 17.000
Modal Sabar 1.136.000+
1.593.000
Jika nama perkiraan yang dimiliki perusahaan cukup banyak, sebaiknya penyajiannya diklasifikasi, seperti:
Aktiva (aset) diklasifikasi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap
Kewajiban (utang) diklasifikasi menjadi kewajiban lancar dan kewajiban tetap
Modal mungkin dari modal sendiri dan modal donasi (modal bantuan)
2. Jurnal Penutup
Tujuan dari menutup jurnal adalah untuk mengembalikan saldo perkiraan pembantu modal ke
perkiraan yang dibantu yaitu perkiraan modal. Ada 2 kelompok perkiraan pembantu yaitu:
a. Perkiraan Rugi / Laba
Perkiraan Rugi / Laba adalah perkiraan perndapatan dan beban. Untuk mengembalikan
perkiraan rugi / laba dilakukan dengan 2 tahap:
1) menampung semua perkiraan pendapatan dan beban ke perkiraan ikhtisar rugi / laba.
Saldo yang ada di kredit kita debet supaya saldonya nihil (nol) dan sebaliknya.
2) Memindahkan saldo perkiraan ikhtisar rugi / laba yang ada dalam perhitungan
pertama [1)] ke rekening modal.
b. Perkiraan Prive
Periraan prive biasanya merupakan perkiraan prive ambilan langsung yang dipindahkan ke
modal. Karena prive bersaldo debet, maka harus dikredit dan mendebet modal.
Des Penutup
2004 31 Penjualan 1.325.000
Retur dan PH pembelian 60.000
Potongan pembelian 6.000
Pendapatan bunga 15.000
Ikhtisar rugi / laba 1.406.000
(penutupan pendapatan)
18
Ikhtisar rugi / laba 156.000
Modal 156.000
(penutupan saldo laba)
Modal 70.000
Prive 70.000
(penutupan prive)
3. Jurnal pembalik
Tujuan pembalikan adalah supaya terjaga konsistensi metode pencatatan dari waktu ke waktu sehingga
laporan keuangan yang satu dengan yang lain dapat diperbandingkan. Pembalikan dibuat untuk
rekening-rekening baru, tetapi hanya yang merupakan rekening riil. Untuk rekening nominal tidak
perlu dilakukan pembalikan.
Contoh jurnal pembalikan
Jurnal Umum (Rp ,00)
Tanggal Perkiraan dan penjelasan Ref Debet Kredit
Des Pembalikan:
2004 31 Beban yang msaih harus dibayar 10.000
Beban gaji 10.000
Jurnal pembalik dibuat pada awal periode akuntansi sebelum dicatat transaksi pada tahun tersebut.
19
TAHAPAN-TAHAPAN DALAM AKUNTANSI
Tahap Pengidentifikasian
(Identification)
Bukti Transaksi/
Bukti Pencatatan
Jurnal Umum
Neraca Saldo
Neraca
Lajur
Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penutup
Tahap Pengikhtisaran
(Summarizing)
Menutup Buku Besar
Jurnal Pembalik
Tahap
Pelaporan
(Reporting)
20