Anda di halaman 1dari 6

UNDANG – UNDANG PEMILU ERA REFORMASI

Oleh : Titus Umbu Jawa ray

1. UU NO. 3 TAHUN 1999 Tentang PEMILU


Reformasi 1998 yang meruntuhkan kekuasaan pemerintahan orde
baru yang otoriter, gaung demokrasi mulai muncul kepermukaan.
Pemerintahan masa transisi merespon aspirasi publik melalui UU no 3
tahun 1999. Dalam UU ini mengatur tentang proses pemilihan secara
langsung oleh masyarakat sebagai wujud dari kedaulatan rakyat.
Misi yang dibangun dalam UU no 3/1999, ingin mengembalikan
kedaulatan ditangan rakyat. kongkritnya adalah melalui pemilihan
langsung anggota DPR, DPRD I dan DPRD II. Namun, satu hal yang
belum berubah, yakni posisi ABRI yang masih dianggap penting dalam
parlemen. Alasannya “ABRI dalam sejarah kehidupan politik nasional,
memainkan peranan dalam sistem politik Indonesia. Oleh karena itu,
keberadaan ABRI masih diperlukan di DPR, DPRD I, dan DPRD II yang
secara bertahap jumlahnya akan dikurangi sesuai dengan Ketetapan MPR
Nomor XIV/MPR/ 1998.
Dari asumsi diatas, penulis menganggap bahwa ABRI yang menjadi
kekuatan pemerintahan orde baru masih sangat kuat dalam
pemerintahan. Hal ini menyebabkan proses transisi tidak berjalan
dengan lancar, karena ABRI yang menjadi musuh utama kaum reformis
masih dianggap penting dalam parlemen. Disisi lain yang tidak berubah
dari UU ini, sebutan DPRD I dan DPRD II masih menggunakan pola
piker yang lama, sehingga nyaris tidak ada perubahan dari orde baru ke
era reformasi.
Adapun tujuan pemilihan langsung dalam UU ini untuk mengisi
keanggotaan MPR. Dengan menggunakan system proporsional stelsel
daftar. Stelsel daftar artinya ; system penentuan anggota DPR, dimana
calon yang terpilih dari partai adalah yang memnuhi jumlah bilangan
pembagi pemilih menurut urutan daftar calon tetap yang telah ditetapkan
sebelumnya. Apabila jumlah suara dibutuhkan mencapai jumlah untuk
satu orang wakil, maka yang terpilih adalah calon nomor urut satu. Kalau
jumlah suara cukup untuk dua wakil, maka nomor urut dua yang diambil,
dan begitu seterusnya.
Penanggungjawab dalam pemilihan umum sesuai dengan UU no.
3/1999 adalah presiden. Penyelenggara pemilu dilakukan komisi
pemilihan umum (KPU), yang keanggotaanya terdiri atas partai politik
satu orang dari masing-masing parpol peserta pemilu dan lima orang
utusan dari pemerintah yang bertanggungjawab kepada presiden.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2000


Tentang perubahan atas undang-undang nomor 3 tahun 1999
Tentang pemilihan umum.
Dalam UU no 4 tahun 2000 perubahan atas UU no 3/ 1999,
perubahan yang signifikan terjadi, dimana keanggotaan yang sebelumnya
terdiri atas unsure parpol dan pemerintah menjadi lembaga yang non
partisan dan independent tanpa campur tangan pemerintah. Hal lain
yang yang diatur yaitu anggota KPU tidak lagi berjumlah banyak sesuai
dengan parpol peserta pemilu, melainkan telah dibatasi cukup 11 orang.
Dari kesebelas orang itu, diusulkan oleh presiden dan disetujui oelh
presiden yang kemudian diangkat melalui keputusan presiden.
UU no 4/ 2000 telah menghadirkan perubahan yang sedikit lebih
baik, karena penyelenggara pelihan umum tidak lagi bermuatan politik
dan bebas dari intervensi pemerintah.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003


Tentang Pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
Dalam UU no 12 tahun 2003, yang menjadi landasan pemikiran
dilakukannya pemilihan langsung, yaitu mengamalkan amanat UUD 1945
tentang kedaulatan rakyat. Pemilu yang diatur dalam UU 12/2003 tentang
pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota.
Adapun peserta pemilu sesuai UU ini, peserta Pemilu untuk
memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten /Kota
adalah partai politik. Sedangkan peserta pemilu untuk memilih anggota
DPD adalah perseorangan.
Perbedaan mencolok dari UU sebelumnya dengan UU no 12 / 2003,
dalam UU no 3/1999 pemilihan umum dilakukan untuk memilih DPR,
DPRD I, dan DPRD II bahkan masih membutuhkan anggota dari ABRI,
selain itu penyebutan untuk DPRD I dan DPRD II menjadi DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota.
Selain itu, jika dalam UU no 3/1999 menggunakan pemilihan
umum system proporsional stelsel daftar untuk memilih anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, maka dalam UU no 12/2003
dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar calon terbuka,
artinya ; siapa saja calon DPR yang meraih dukungan terbanyak didaerah
pemilihannya, sah menjadi anggota DPR tanpa harus melihat nomor urut
berapa.
Pemilu dalam UU no 12/2003 juga dilakukan pemilihan DPD yang
dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak. Artinya; calon
anggota DPD harus memperoleh dukungan masyarakat di provinsi wilayah
pemilihannya sesuai dengan jumlah penduduk. Misalnya, provinsi yang
berpenduduk 1.000.000 orang harus mendapatkan dukungan paling
sedikit 1000 pemilih.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003


Tentang Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden
UU no 23 tahun 2003 merupakan aturan pemilihan umum presiden
yang lahir pertama kali di era reformasi. Dalam UU ini menganut system
pemlihan langsung yang merupakan wujud dari kedaulatan rakyat.
Dimana calon presiden dan wakil presiden diusulkan berpasangan oleh
satu partai politik atau koalisi partai politik.
UU n0 23/2003 merupakan paying hokum bagi pemilihan umum
langsung presiden dan wapres yang dilakukan pada tahun 2004. Ini
sebuah peristiwa yang bersejarah karena pertama kali dilakukan pemilihan
langsung presiden dengan asas jujur, adil dan transparan.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007


Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.
Untuk pertama kali UU yang mengatur sendiri tentang
penyelenggara pemilihan umum, seperti komisi pemilihan umum (KPU)
yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Dan Bawaslu sebagai badan
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Serta Dewan Kehormatan sebagai
alat kelengkapan KPU, KPU Provinsi, dan Bawaslu yang dibentuk untuk
menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu.
Terbentuknya lembaga mandiri dan independent seperti tersebut
diatas adalah untuk menjamin terselenggaranaya PEMILU langsung yang
profesional, integritas dan akuntabilitas.

6. Undang-undang republik Indonesia Nomor 10 tahun 2008


Tentang Pemilihan umum anggota dewan perwakilan rakyat,
Dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat
Daerah.

7. Undang-undang republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008


Tentang Pemilihan umum presiden dan wakil presiden.
Seperti pada UU sebelumnya pemilihan langsung dilandaskan atas
kedaulatan ditangan rakyat. KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum
presiden dan wakil presiden. Pengawasan penyelenggaraan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan oleh Bawaslu. Calon Presiden
dan calon Wakil Presiden diusulkan dalam 1 (satu) pasangan oleh Partai
Politik atau Gabungan Partai Politik.
Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai
Politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling
sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh
25% (dua puluh lima persen) dari suara sah nasional dalam Pemilu
anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

PENULIS,
Titus Umbu Jawa Ray
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
STPMD”APMD” YOGYAKARTA
REFERENSI

1. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 - sebelum perubahan


2. UU NO. 3 TAHUN 1999 Tentang PEMILU
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2000 Tentang
perubahan atas undang-undang nomor 3 tahun 1999 Tentang pemilihan
umum.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003 Tentang
Pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 Tentang
Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum.
7. Undang-undang republik Indonesia Nomor 10 tahun 2008 Tentang
Pemilihan umum anggota dewan perwakilan rakyat, Dewan perwakilan
daerah, dan dewan perwakilan rakyat Daerah.
8. Undang-undang republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 Tentang
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden.

Anda mungkin juga menyukai