Anda di halaman 1dari 18

(Halaman 1)

LAPORAN PANITIA KHUSUS


LKPJ. Pejabat BUPATI KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2010

TENTANG
KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN 2010

I.

PENDAHULUAN
Yth. Sdr. Pj Bupati Kabupaten Pringsewu. Yth. Sdr. Wakil Ketua dan para Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu. Yth. Sdr. Anggota Forkompinda Kabupaten Tanggamus. Yth. Sdr. Sekretaris Daerah Daerah. Yth. Sdr. Kepala Dinas / Instansi, Kepala Badan, Kepala bagian dan Kepala Kantor Yth. Sdr. Pimpinan se-Kab. Pringsewu. Parpol, Ormas, LSM se-Kabupaten Yth. Sdr. Camat se-Kabupaten Pringsewu. Pringsewu Yth. Sdr. Pimpinan Mass Media, Insan Pers, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama Para Undangan. dan para Assisten Sekretaris

Assalamualaikum Wr. Wb Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita haturkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat mengikuti Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pringsewu dalam acara Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan Panitia Khusus, terhadap Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Bupati Anggaran 2010. Lebih lanjut panitia khusus menanggapi bahwa LKPj yang disampaikan oleh Pj Bupati merupakan laporan yang berisi informasi penyelenggaraan pemerintahan memberikan Pemerintah selama satu tahun anggaran, dengan Keuangan : yang Arah Daerah diharapkan Kebijakan secara dapat Umum makro, Tugas penjelasan Daerah, berkenaan Pringsewu Tahun

Pengelolaan

Penyelenggaraan

Urusan

Desentralisasi,

Penyelenggaraan

Pembantuan dan Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan.

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 2) Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggungjawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik, maka Kepala Daerah wajib melaporkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Laporan dimaksud dalam bentuk LPPD, LKPJ, dan Informasi LPPD. Bagi Pemerintah LPPD dapat dijadikan salah satu bahan evaluasi untuk keperluan pembinaan terhadap pemerintah daerah. Dengan dilaksanakannya pemilihan langsung kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 maka hubungan kerja Kepala Daerah dengan DPRD mengalami perubahan yang cukup mendasar dibandingkan ketika Kepala Daerah dipilih DPRD dan bertanggungjawab kepada DPRD. Pemilihan langsung kepala daerah telah menyebabkan adanya kesetaraan dan kemitraan hubungan antara kepala daerah yang menjalankan fungsi eksekutif dengan DPRD yang menjalankan fungsi legislative dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. Kondisi tersebut menjadi landasan terbentuknya hubungan checks and balances yang lebih seimbang antara kepala daerah dengan DPRD. Dalam kaitan hubungan tersebut maka kepala daerah berkewajiban menyampaikan LKPJ kepada DPRD. Sebagai kepala daerah hasil pilihan rakyat, maka kepala daerah tersebut berkewajiban pula untuk menginformasikan laporan penyelenggaran pemerintahan daerah yang telah dilaksanakan kepada masyarakat sebagai perwujudan adanya tranparansi dan akuntabilitas kepala daerah terhadap masyarakat.

Sejalan dengan itu maka Pimpinan DPRD telah membentuk Panitia Khusus untuk membahas Laporan Pertanggungjawaban Bupati Pringsewu Tahun 2010 dengan Surat Keputusan Pimpinan DPRD Kabupaten Pringsewu Nomor 08/PIMP/II/2006 tentang Pembentukan Panitia Khusus Pembahasan Perhitungan APBD dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati. Pringsewu Tahun 2010. Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 3) Oleh karena itu terhitung mulai tanggal 9 Mei 2010 Panitia Khusus telah melakukan Pembahasan Tingkat III antara Panitia Khusus dengan Dinas/Instansi/Badan/Kantor/Bagian Bupati Pringsewu Tahun 2010. tentang Kinerja Pelaksanaan Tugas PJ

II.

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 2.Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuanganan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 126 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 4) 8. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Propinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4932); 9.Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Derah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 11. Standar Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Pengelolaan

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Cara Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang

Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 5) 16. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Tahapan,

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. 19. Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Tata Tertib Dewan Perawakilan Rakyat Daerah. 20. Peraturan Bupati Pringsewu Nomor 45 Tahun 2010 tentang

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD-P) Kabupaten Pringsewu.

III.

HASIL PEMBAHASAN Untuk mendekati hasil yang optimal, maka Panitia Khusus melakukan Pembahasan dengan Tim Ahli dari Universitas Lampung dan melalui Hearing dengan Dinas Instansi/Badan serta Kunjungan ke lapangan untuk meninjau Proyek-proyek Pembangunan Fisik serta kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing Dinas/Instansi, hal ini dimaksudkan agar dapat melihat secara langsung hasil-hasil yang telah dicapai. Berdasarkan hasil pembahasan catatan sebagai berikut : 1. Sosialisasi Perda-perda yang sudah ada belum maksimal sehingga sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan ketaatan masyarakat. 2. Kedisplinan pegawai juga masih rendah meskipun Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu telah menerapkan kerja. Kedisplinan yang masih rendah ini disebabkan oleh : a. Lemahnya sistim kontrol di masing-masing satuan kerja. b. Tidak adanya Punishment (Hukuman / Sanksi) yang dapat membuat jera pegawai. c. Tidak adanya Reward (Hadiah / balas jasa) bagi pegawai yang baik dan disiplin 5 ( lima ) hari dapat kami sampaikan catatan-

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 6) d. Di sistem penempatan pegawai dalam menduduki jabatanjabatan yang lebih tinggi ( promosi ) tidak memperhitungkan kedisplinan.

3. Laparan

disusun

atau

ditulis

kurang

memperhatikan

kaidah

penulisan laporan yang baik, terlihat dari: a. Konsistensi (ketaatan) dalam penggunaan besarnya huruf,

contoh dalam awal bab IV menggunakan huruf yang lebih besar dibandingkan dengan huruf pada bab-bab yang lain. b. Margin yang digunakan tidak konsisten (banyak halaman yg tidak sesuai dengan margin, contoh bab 1 hal 11, 15; bab IV hal 24-27 dll) c. Penggunaan paragraf dan alinea yang tidak konsisten, ada yang satu ketukan ada yang dua ketukan (contoh Bab I halaman 4 dan 5 dll)
d. Penggunaan spasi yang tidak konsisten,

sebagain besar II halaman 24

menggunakan

spasi

1,5

tetapi

Bab

menggunakan 1 spasi juga Bab V. e. Penggunaan istilah dalam Bahasa Inggris tidak menggunakan huruf italik, atau diberi garis bawah. f. Tidak konsisten dalam penggunaan penomoran (numbering), awalnya dimulai dengan Penomoraan huruf misalakan AA.1 lalu selanjutnya berubah menjadi 1 (lihat Bab V). ada juga yang dimulai dari B.1..B.4 lalu berubah menjadi 5..6 dst ( lihat bab IV) g. Point yang seharusnya diberi penomoran, namun tidak diberikan penomoran (lihat Bab V halaman 32 45) h. Dalam penyusunan kalimat, terdiri dari satu kalimat. (LKPJ) seharusnya ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan standar, karena akan dibaca oleh banyak pihak. Kecerobahon dalam penulisan menunjukan bahwa LKPJ dibuat tanpa ada pihak yang melakukan pengeditan (editing) dalam tata bahasa dan format penulisan. Kesan yang muncul LKPJ dibuat asal-asalan sekedar memenuhi persyaratan administrasi.
4. Data-data

terdapat satu paragraf hanya

statistik yang disajikan sebagian besar menggunakan

data tahun 2009, seharusnya data menggunakan data tahun 2010 Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 7) (bias dibuat catatan angka sangat sementara, atau angka proyeksi yang dilakukan oleh BPS), karena dalam anggaran tercantum anggaran pembuatan Pringsewu Dalam Angka. Dalam anggaran dianggarkan sebesar Rp50juta dan telah terealisasi 100%. 5. Kabupaten Pringsewu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus seharusnya ada perbandingan antara data-data indikator ekonomi, sosial kabupaten Pringsewu dengan Kabupaten Tanggamus, sehingga dapat dilihat apakah ada peningkatan atau penurunan indikator wilayah. 6. Data indikator ekonomi hanya ditampilkan secara sangat sederhana (naik atau turun saja) tanpa ada analisis yang sederhana. Contoh analisis sederhana; share sektor pertanian meningkat tetapi pertumbuhannya menurun, share sektor perdagangan, hotel dan restoran menurun tetapi pertumbuhannya relatif naik sedikit, shere sektor industry pengolahan menurun serta tetapi pertumbuhannya manfaat dari meningkat cukup tinggi. bagaimana perubahan tersebut. 7. Asumsi ekonomi makro kabupaten Pringsewu (Tabel 6 Bab I Halaman 18) ditetapkan tanpa dasar kajian yang jelas, hanya mengikuti indikator Lampung (Propinsi atau apa? Tidak ada keterangan yang jelas di tabel). Apakah sudah ada kajian (studi ) atau belum? induknya. 8. Potensi unggulan kabupaten (Bab I, hal 19 24) ditetapkan tanpa dasar yang jelas, perlu ada kajian lebih dahulu untuk menetapkan sektor unggulan (dapat menggunakan kajian yang telah dilakukan dahulu ketika masih menjadi wilayah kabupaten Tanggamus). Namun jika tidak terdapat kajian atau studi sebelumnya maka secara sederhana dapat digunakan indicator: a) produktivitas, b) komperatif dan c) kompetitif dari sebuah komoditas.
9. Strategi pembangunan yang ditetapkan (Bab III) didasarkan kepada

setelah 3 tahun terjadinya pemekaran

Pertanyaanya mengapa terjadi dan mengambil

mengantisipasinya

JIka studi belum dilakuan yang paling sederhana

asumsi mengikuti kabupaten Tanggamus sebagai bekas kabupaten

analisa SWOT yang tidak lengkap (dasar kajian atau studi yang tdk jelas). Analisa SWOT sebagai dasar dalam perumusan kebijakan pembangunan hendaknya dibuat secara lengkap sehingga dapat diperoleh rumusan kebijakan pembangunan sesuai dengan hasil analisis yang baik.

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 8)
10. Penetapan daerah prioritas dalam rangka pengembangan wilayah

(BAB III hal 14 ) belum mencantumkan dasar kajian atau data maupun informasi potensi wilayah sebelumnya untuk pengembangan wilayah selanjutnya, misalnya dalam penetapan Pringsewu atau wilayah lainnya. 11. Dalam target dan realisasi pendapatan daerah (bab IV hal 4)

terlihat PAD realisasi melampui target sebesar 120,37%, sedangkan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang syah tidak memenuhi target. Tetapi Realisasi PAD yang melebihi target tersebut tidak menjelaskan mata anggaran mana aja yang melebihi target dan apa penyebabnya. Demikian pula mengapa target dari penerimaan yang lain tidak tercapai? contoh sederhana mengapa pajak parkir tidak ada? Bukankah kota pringsewu merupakan daerah perdagangan? Mengapa pelayanan parkir di jalan umum hanya mendapatkan dana sebesar 62 juta setahun? Mengapa retribusi terminal hanya mendapatkan sebsesar 37 juta setahun? Dll. Perlu studi untuk menetapkan target dalam pajak dan retribusi agar penerimaan semakin meningkat.
12. Dalam menghitung rasio antar pos neraca laporan realisasi APBD

(lihat bab IV halaman 20-29), mengapa terjadi dan harus sudah

hasil perhitungan tidak dianalisa berani baik menyimpulkan atau belum. apakah Terdapat

dengan baik apa apakah telah sesuai dengan standart yang ada, pengelolaan keuangan

ketidakcermatan dalam perhitungan quick ratio, hasil perhitungan sebesar 90,96% (bab IV hal 21), namun dihalaman 22 angka berubah menjadi 101,40%. Rasio PAD terhadap total pendapatan hanya 1,53%, Berapa standar apa yang harus dikerjakan.
13. Terdapat beberapa program & kegiatan yang diuraikan pada BAB V

ideal rasio ini? Jika terlalu rendah

yang tidak sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam Lampiran 1. Contohnya dalam uraian urusan pilihan bidang pertanian (BAB V 26) tidak dicantumkan program peningkatan ketahanan pangan, akan tetapi program tersebut telah dianggarkan dalam Realisasi Fisik & Keuangan sebesar Rp 119.690.000 (Lampiran 1). Selain itu Uraian program & kegiatan khusus di bidang pertanian (BAB V) belum mengacu pada pengembangan sektor pertanian yang dituliskan pada BAB III- 18. Oleh karena itu perlu kajian, informasi atau data sebagai dasar dalam penetapan pengembangan berbagai sektor khususnya pertanian.

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 9) 14. Dalam penggunaan dana, rasio belanja pegawai terhadap total belanja adalah 72,41%, rasio belanja barang (untuk pegawai juga) terhadap total belanja sebesar sebesar 10,36% sehingga 82,77% total anggara digunakan untuk kepentingan pegawai. Rasio belanja hibah terhadap total belanja sebesar 0,95% (ini yang sebagian lansung dirasakan masyarakat), rasio belanja modal khususnya untuk jalan, irigasi dan jaringan (ini juga sebagian langsung dirasakan oleh masyarakat) sebesar 6,63%. Hal yang menarik jika kita perbandingkan antara Rp4.664.854.000,00 dan belanja perjalanan dinas pegawai sebesar sebesar biaya perjalanan

Rp4.900.000,00 dengan besarnya PAD sebesar Rp5.809.516.148,18 rasionya adalah sebesar 80,38%, artinya hampir semua PAD habis hanya untuk membiayai perjalanan dinas dan perjalanan pegawai. Hal ini mencerminkan anggaran belum pro kepada Rakyat. 15. Penggunaan dana anggaran seharusnya dapat meningkatkan beberapa indikator pelayanan Minimum (SPM) disetiap sektor (misalnya SPM bidang pendidikan, SPM Pelayanan Publik), SPM bidang penataan ruang, perumahan, pemukiman dan pekerjaan umum, dan bidang lainnya.

16. Beberapa MoU yang dilakukan antara Pengusaha /perbankan strategis. dengan Pemerintah Kabupaten

/ Investor yang

Pringsewu

memberikan beban ternyata ada beberapa kekurangan yang

Sementara dalam Undang-undang Tahun 2004 semua kerja sama yang memberi beban kapada masyarakat harus dibahas dan mendapat persetujuan DPRD. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain : a. Tidak melibatkan DPRD dalam pembahasan. DPRD hanya mendapat hasil akhir, tidak dilibatkan aktif dalam proses pembahasannya. b. Banyak MoU yang tidak disosialisasikan secara rinci kepada masyarakat, yang akan terbebani. 17. Banyaknya Pekon yang tidak dapat melakukan pemilihan Kepala Pekon pada tahun 2010 karena terbentur peraturan, akibatnya terjadi penumpukan Pemilihan dan Pelantikan Kepala Pekon tahun 2011 sampai 2012. Dari sisi ini terlihat bahwa Pemerintah Kabupaten Pringsewu kurang antisipatif terhadap hal tersebut, akibatnya muncul akibat-akibat yang kurang positif.

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 10) 18. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Keputusan Mendagri

Nomor 29 tahun 2001 bahwa Pemerintah Daerah menyampaikan Laporan Triwulan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan selama ini belum terlaksana. 19. Penyerahan kali sudah aset-aset daerah banyak yang kurang mendapat diingatkan kepada Pemerintah Kabupaten untuk

perhatian, sehingga banyak aset daerah yang terlantar. Beberapa menginventarisir aset Daerah yang terlantar. Juga kasus sengketa lahan rawa kijing dan kasus pertanahan di daerah gading rejo ( dengan kabupaten pesawaran) dan pagelaran. 20. Banyak kegiatan yang pengembalian Dana ke Kas daerahnya

besar atau bahkan lebih besar dari yang terpakai. Ini menunjukkan perencanaan yang tidak matang atau hanya ingin mengambil administrasi Proyeknya saja ?. 21. Banyaknya piutang aset daerah yang masih belum optimal di

upayakan sehingga menyebabkan beberpa kegiatan pada dinas pendidikan seperti gaji sertifikasi guru menjadi terhambat karena kurang aktifnya pemerintah daerah dalam mengupayakan persoalan ini (Laporan arus kas) dana yang tidak terserap, menunjukkan perencanaan yang tidak matang. 22. Ketika ada pekerjaan yang dianggarkan di Tahun 2010, tetapi kegiatan tersebut perencanaanya juga dilaksanakan pada tahun 2010 sehingga membingungkan anatara kegiatan perencanaan dan kegiatan fisik dilakukan secara bersamaan dan ini hampir dilakukan pada seluruh dinas/badan dan kantor 23. Terlalu seringnya pemerintah daerah melakukan rolling jabatan

sehingga membingungkan dan seluruh SKPD dalam melaksanakan kegiatan dan menyebakan ketidak tenangan banyak pegawai akan kegiatan yang akan dilaksanakan 24. Banyak kegiatan yang tidak terintegrasi sehingga menyebabkan

lamban dalam penanganan. 25. Ada kantor/dinas/badan yang tidak mengetahui secara jelas berapa anggran pada kantor nya sehingga terlihat sangat jelas dalam hearing kemarin antara LKPJ dan Peraturan Bupati serta Rencana kerja Anggaran SKPD. Bupati. 26. Banyak SPj Satuan Kerja yang terlambat sampai 6 bulan. Ini Ditambah dengan adanaya kegiatan yang dilaksanakan melebihi pagu anggran yang diatur dalam peraturan

menunjukan tidak profesionalnya Satuan Kerja. Kepala Daerah agar

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 11) mengevaluasi Satker-satker yang tidak taat terhadap aturan tersebut. 27. Penempatan Kepala kepala Dinas yang kurang pas pada prestasi dan kedisiplinan pegawai yang

proporsinya demikian juga dengan promosi pegawai yang tidak memperhatikan bersangkutan, sehingga sering menjadi pertanyaan apa dasar promosi? Karena ada pegawai yang tidak berprestasi, tidak disiplin dan tidak berkompeten tetapi jabatan cepat sekali naik, sebaliknya ada pegawai yang berprestasi, displin, bahkan menjadi pegawai teladan tetapi justru jabatannya tidak naik-naik. Ada apa? 28. Jalan-jalan, bangunan kantor, serta jaringan irigasi yang sudah dibangun belum satu tahun banyak yang sudah rusak. 29. Kepala-kepala Dinas yang masih Plh / Plt diharapkan agar segera

diterbitkan SK definitif sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih mantap atau terfokus dengan bidangnya. Demikian juga dengan Sekolah sekolah yang Kepala Sekolahnya masih Plh/Plt untuk segera dilantik Kepala Sekolah definitifnya, karena sangat berpengaruh kepada kinerja sekolah, apalagi ada dua moment yang terlewati di sekolah tersebut yang membutuhkan kehadiran Kepala Sekolah, yaitu momen penandatanganan Ijazah dan penerimaan murid baru 30. Pemanfaatan Rumah Sakit Daerah masih kurang optimal baik hal pelayanan maupun fasilitas, misalnya masalah

dalam

kebersihan Rumah Sakit Umum Pringsewu yang masih memerlukan perhatian. 31. Pekerjaan bangunan calon kantor pemerintah daerah perlu

ditingkatkan dan dipercepat sehingga masa pakai akan dirasakan dan lebih efektif penggunaannya, sehingga mengurangi biaya sewa kantor yang selama ini membebani APBD. 32. Pemilihan Kepala Pekon tidak perlu dibebani biaya yang

memberatkan calon. 33. Dalam pelaksanaan tugas luar agar PJ Bupati dan Seketaris Daerah melaksanakannya pemerintahan. 34. Bagi SKPD yang memiliki tenaga Honorer diluar SKPD Teknis agar jumlahnya dirasionalisasi sesuai dengan peraturan Pj Bupati sehingga tidak akan membebani APBD . 35. Perlunya evaluasi terhadap Perda-perda yang dalam secara bergantian sehingga tidak terjadi kekosongan Pimpinan yang bisa mengganggu jalannya aktivitas

pelaksanaannya hasilnya kurang optimal. Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 12) 36. Beberapa kegiatan PNPM Mandiri, RIS PNPM, P2KP, Bedah Rumah, KUBE, dan Bantuan Hibah lain agar dapat disosilisasikan lebiah baik lagi sehingga persolan yang timbul selama tahun 2010 tidak akan terjadi lagi. Dan untuk tahun selanjutnya agar dapat diprioritaskan kembali bagi daerah yang belum pernah melaksanakan 37. Ada dinas yang Koordinasi antar bagian sangat lemah,bahkan

Kepala TU tidak tahu Kegiatan-kegiatan yang ada di dinasnya, karena Kepala Bidangnya tidak tidak berkoordinasi dengan Kepala Tata Usaha. 38. Sampai sekarang mei 2011 pembebasan tanah untuk jalur masuk calon pemerintah daerah kabupaten pringsewu belum selesai ini juga menunjukan mengatasi masalah ini. 39. Hasil Kegiatan Jaring Asmara reses DPRD sangat sedikit yang sudah direalisasikan dalam bentuk program oleh Eksekutif. Hal-hal seperti ini dapat mengurangi kepercayaan masayarakat salah satu contoh keluhan masyarakat banyumas dan Pardasuka atas rusaknya infrastruktur jalan yang sudah semakin parah sejak tahun 2009, tetapi hingga kini belum mendapat penyelesaian yang tuntas. 40. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan, jauh dari pusat kota, kurang baik pengerjaannya karena lemahnya pengawasan misalnya : pembangunan gedung perpustakaan dan bangunan pendukung lainya yang dikerjakan asal-asalan dan tidak memenuhi standar kelayakan bangunan. 41. Disatu sisi, realisasi penyelesaian pekerjaan hanya di Satuan Pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam

Kerja terkait, bagus untuk memperpendek rentang kendali. Tetapi ternyata akibatnya tidak ada second opinion dan kontrol dari satuan kerja lainnya. Nampaknya diperlukan tim lintas Satuan Kerja untuk menilai hasil pekerjaan Satuan Kerja ,sebelum Bakeuda memberikan realisasi pembayaran. 42. Pada Belanja Modal/ barang dan jasa/program kegiatan tidak dapat dilaksanakan, ini menunjukkan perencanaan teknis yang dibuat Satuan Kerja tidak bagus dan cendrung asal-asalan. 43. Tender untuk dipercepat, karena dengan menunda-nunda

pekerjaan, maka pekerjaan akan dilakukan pada musim penghujan. Jangan sampai pekerjaan bersifat buru-buru atau tergesa-gesa. 44. Plang nama banyak tidak dibuat dan dipasang oleh rekanan. kalau perlu rekanan tinggal memasang atau yang

Karenanya

membuat dan memasang pihak ketiga.

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 13) Plang nama harus mencantumkan : nama proyek, nilai proyek, volume dan lokasi, waktu pekerjaan,dan sumber dana. Plang nama tersebut ditenderkan dari pembuatan hingga pemasangan. 45. Dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,

pemerintah harus mempunyai ide-ide cemerlang/ brilian untuk menciptakan lapangan pekerjaan, hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan membina industri kecil, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan berusaha menarik investor agar mau masuk ke Kabupaten Pringsewu. 46. Agar pembangunan Sumber Daya Manusia ditingkatkan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan bekal kepada para guru Ilmu untuk meningkatkan kecerdasan murid baik dari SD sampai tingkat SLTA. 47. Agar Pembangunan Gedung/ Sekolah mulai dari SD SLTA dapat

diselesaikan dalam beberapa tahun kedepan agar tidak ada lagi keluhan masyarakat terhadap sekolah yang rusak. 48. Pemerintah harus dapat semaksimal mungkin dapat melayani

kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan fasilitas baik tempat pelayanan maupun tenaga medis, mulai dari perawat, bidan dan dokter yang harus bisa melayani semua lapisan masyarakat sampai daerah-daerah yang masih susah dijangkau sekalipun. Dalam pelayanan yang maksimal tidak ada lagi yang akan kita lihat adanya adanya anak yang menderita gizi buruk, dll, jangan hanya bisa pamer bahwa APBD kita kinclong seperti tidak ada kekurangan akan tetapi dilapangan masih ada masyarakat yang kurang gizi. 49. Belum maksimalnya pengelolaan asset-asset tempat wisata

sehingga belum mampu memberikan PAD yang signifikan, oleh karena itu perlu untuk ditingkatkan melalui usaha Dinas terkait. 50. Penyuluhan kepada petani perlu ditingkatkan, hal ini akan sangat

berpengaruh terhadap produktifitas pertanian dan secara signifikan akan meningkatkan pendapatan petani apabila dapat dilaksanakan dengan baik. 51. Sering terjadi gejolak di kecamatan, karena pengangkatan

pejabat di Kecamatan tersebut Camat tidak dimintakan Pendapat dan saran. 52. Kasi-kasi di kecamatan, banyak yang sudah terlalu lama

menempati Jabatannya . Perlu untuk di Evaluasi kembali, terutama kasi pendapatan di Kecamatan 53. Banyak sekali pagar jembatan di tepi jembatan, jurang dan jalan karena

raya yang sudah rusak, meskipun ini milik pemprov Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 14) pemakainya rakyat Pringsewu agar di programkan untuk perbaikan dan penambahan. 54. Banyak lampu jalan yang mati, sementara setiap tahun

dianggarkan pemeliharaan lampu jalan dan kita tetap membayar rekeningnya. 55. Lampu jalan yang hidup 24 jam nonstop sehingga hal ini bertentangan dengan semangat penghematan energi yang sedang dicanangkan pemerintah.

Pembangunan Fisik 1. Kualitas jalan yang dibangun jauh dari harapan. Banyak ruas jalan yang dalam hitungan bulan setelah dibangun sudah kembali seperti semula. Dalam berbagai kesempatan sudah sering diingatkan untuk

peningkatan kualitas pekerjaan, akan tetapi ternyata justru banyak kwalitas pekerjaan yang menurun. Tahun lalu juga sudah direkomendasikan kepada Pemkab untuk mem-black list rekanan yang tidak taat dan menyalahi, tetapi faktanya masih berulang juga pekerjaannya. Banyak pekerjaan yang tidak selesai di satu tahun anggaran, akibatnya menambah beban dipakai sudah rusak. Misalnya kabupaten 2. pendidikan. 2. Beberapa kegiatan juga dilakukan tanpa perencanaan matang, pemborosan anggaran. : 1. Jalan menuju jalan kantor pemerintah daerah pringsewu Pembangunan gedung perpustakaan pada dinas di tahun berikutnya. Belum lagi dengan kualitas yang buruk, maka bangunan tersebut belum

sehingga terjadi

Misalnya pembangunan jaringan irigasi yang ada di kabupaten pringsewu hampir semua proyek pekerjaanya melakukan adendum proyek ini menunjukan lemahnya perencanaan yang dilakukan oleh satker terkait.

Usulan usulan Lebih gencar mensosialisasikan kepada masyarakat serta informasi program kegiatan terhadap Perda-perda yang ada dan sudah disahkan oleh Pemda Pringsewu.

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 15) Mem-black List rekanan nakal dan ini untuk dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Pringsewu Pada program ditahun anggaran 2012, harus berani menetapkan prioritas kegiatan dengan tidak mengabaikan kegiatan yang lain. Misal kalau kita menginginkan infrastuktur dan kesehatan di Pringsewu menjadi lebih baik,maka dana untuk infrastuktur dan kesehatan dinaikkan. Peningkatan pelayanan masyarakat, dengan program-program yang terukur, dan adanya standar pelayanan masyarakat Lebih dioptimalkan kembali kantor terpadu untuk melayani segala kebutuhan masyarakat Pringsewu, sehingga masyarakat tidak repot untuk berpindah-pindah kantor kalau ingin mencari dan membutuhkan sesuatu. Mulai berlakunya perpres No 54 tahun 2010 akan membantu pemerintah dalam mesosilisasikan program kegiatan pengadaaan barang dan jasa, dan menghindarai sistem premanisme dalam setiap tender kegiatan yang berujung pada masyarakat sekitar yang dirugikan seperti yang terjadi pada dinas Bina marga dan pertambangan serta cipta karya dan pengairan. Mulai difikirkan dan memulai dilakukan pelayanan pengaduan masyarakat dengan standar-standarnya. Misal kalau masyarakat mengadukan tentang raskin di pekonnya maka masyarakat tersebut tahu berapa lama dia akan mendapat laporan dari hasil laporannya, siapa yang harus ditemui dan yang akan memberikan laporan balik atas laporannya, dan sebagainya yang berkaitan dengan review terhadap laporan tersebut. Hal-hal yang menyentuh langsung masyarakat agar mendapatkan porsi yang serius dari Pemerintah Daerah,karena inilah yang menjadikan pemerintah itu ada. Kalau hal yang mendasar ini pelayanannya buruk, maka kesimpulan masyarakat pemerintah tidak perlu ada. Peningkatan kwalitas pembangunan setelah kwantitasnya ditambah sangat signifikan. Ada sanksi yang jelas dan tegas dari Pemerintah Daerah bagi yang tidak bagus pekerjaannya. Dan bukan retorika saja! Untuk tahun anggaran 2012 yang akan dibahas pada tahun 2011 ini, dalam pembuatan KUA ( Kebijakan Umum Anggaran) juga dbuat standar kinerja yang terukur yang disepakati bersama antara eksekutif dan legislatif.

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 16) Dalam pembuatan Standar Harga Barang juga perlu dibuat yang realistis dan mempertimbangkan harga real di pasar, karena dibuku SHB yang menjadi buku baku pembuatan RAPBD Tahun Anggaran 2011, banyak harga barang yang jauh diatas harga pasar, misal harga eceran kertas HVS 70 gram dipasaran seharga paling mahal Rp. 24.000,- tetapi didalam buku SHB sampai Rp. 51.000,Tetapi ada juga harga yang sudah tidak realistis karena BBM yang naik tinggi tetapi tidak diikuti dengan kenaikan anggaran yang berkaitan langsung dengan kenaikan BBM tersebut. Mendorong dan mengapresiasi Pemerintah Daerah untuk lebih menata diri sehingga dapat terwujud pemerintahan yang bersih, profesional dan berwibawa dengan lompatan-lompatan program yang berani dan mensejahterakan masyarakat. Untuk segera membuat Standar Pelayanan Kabupaten Pringsewu, agar memudahkan untuk membuat evaluasi dan mengukur kinerja masing-masing Satuan Kerja. Peningkatan dan Pemindahan pejabat di wilayah kecamatan

sebaiknya Bupati meminta saran dan pendapat camat setempat, supaya tidak menimbulkan gejolak.

IV.

KESIMPULAN & SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil Pembahasan dan tinjauan dilapangan, maka Panitia Khusus dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Banyak pelaksanaan proyek yang dikerjakan tidak sesuai / menyimpang dari bestek. 2. Pekerjaan dikerjakan Proyek asal Fisik, jadi terutama sehingga rehab banyak yang sangat

kondisinya

memprihatinkan. 3. Kinerja Dinas/Instansi tehnis sangat tidak memuaskan.

B.

SARAN 1. Agar Sdr. Bupati mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi persoalan-persoalan yang timbul sesuai dengan temuan Panitia Khusus. 2. Diharapkan Sdr. Bupati untuk menempatkan personil atau apatur yang mempunyai kapasitas dan kredibilitas, bukan

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 17) hanya berdasarkan pertimbangan like or dislike, atau

pertimbangan Nepotisme yang sama sekali tidak rasional. 3. Agar Sdr. Bupati segera membuat daftar / black list terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak berhasil menyelesaikan pekerjaan serta diberi sanksi tidak diberi pekerjaan pada masa yang akan datang. 4. Pengawasan untuk Daerah-daerah yang jauh dari pusat kota untuk diintensifkan dan biaya pengawasan dapat ditambah untuk Daerah-daerah yang jauh dan transportasinya sulit. 5. Agar memprioritaskan proyek-proyek yang langsung menyentuh pada kepentingan masyarakat dan bukan hanya sekedar mengeluarkan Anggaran untuk kepentingan sesaat. 6. Pengajuan RAPBD baik murni maupun RAPBD Perubahan agar jangan terlalu lambat dan molor, kita berharap untuk tahun ini pengesahan APBD bisa dilakukan pada bulan November. 7. Untuk mengefektifkan pengawasan agar pengesahan DASK disesuaikan dengan aturan yang ada satu bulan setelah pengesahan APBD. 8. Untuk RSUD Pringsewu agar secara khusus membuka poliklinik mata dan telinga, dan para penilai serta pengawas pekerjaan harus mendapatkan sertifikat sehat dari RSUD agar ketika menilai pekerjaan dapat melihat dan mendengar dengan normal. 9. Kepada Bupati, untuk segera mengingatkan kepada pihak yang berpiutang kepada Pemerintah Kabupaten agar segera menyelesaikan, dan apabila tidak diindahkan segera menurunkan tim TGR. 10. Perlu Pembenahan secara menyeluruh pada seketariat DPRD mengingat beban kerja dan program kerja sepertinya lambat dalam menyelesaikan SPJ kegiatan sehingga menghambat kinerja dewan. 11. Disarankan untuk membuat Tim terpadu untuk menindaklanjuti saran dan usulan DPRD Pringsewu ini, dan memberikan review laporan secara berkala kepada tentang DPRD Pringsewu tentang pelaksanaan saran, usulan, dan catatan ini. V. PENUTUP Demikianlah Laporan Panitia Khusus Kinerja LKPJ Tahun 2010 ini disampaikan dengan harapan kiranya dapat menjadi pertimbangan Rapat Paripurna Yth. dalam mengambil Keputusan. Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

(Halaman 18) Atas segala kekurangan dalam Penilaian Kinerja Pemerintah samanya kami ucapkan terima kasih. Wabillahitaufiq wal hidayah Wassalamualikum Wr. Wb. Tahun

2010 ini kami mohon maaf, dan atas segala perhatian serta kerja

Laporan panitia khusus DPRD Pringsewu terhadap LKPJ Bupati Pringsewu 2010

Anda mungkin juga menyukai