Anda di halaman 1dari 1

INI CERITA SAYA, APA CERITAMU?

Seringkali saya cuek-cuek saja melihat banyak teman kuliah yang dengan santai menenteng botol minum plastik kemasan yang baru dibeli saat berangkat kuliah. Dan tak jarang pula saya minta saat tidak membawa tumbler atau bahasa kerennya gembes karena lupa atau tas sedang berat. Suka -suka orang lah mau bawa tumbler, mau beli minum kemasan tiap hari, atau minum di kantin. Tapi ada saatnya saya kadang agak prihatin, apalagi saat melihat, menonton, membaca atau mendengar isu -isu yang berkenaan dengan lingkungan. Saya tidak serta merta men-judge teman-teman yang menyumbangkan satu botol plastik bekas ke tumpukan sampah sebagai manusia -manusia yang tidak peka dengan kondisi alam dewasa ini. Lha wong saya juga belum tentu lebih baik dari mereka kan. Saya cume berpikir alangkah lebih bijaksana jika kita yang sebagian besar belum dalam kapasitas untuk mampu mengurangi jumlah sampah plastik yang beredar di sekeliling kita ini tidak menambahi kuantitas sampah yang sudah ada dengan gaya hidup yang cuek tutup mata. Satu orang menghemat satu sampah. Itu preambule aka teorinya. Sekarang apa hal nyata yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan niatan indah di atas? Well, ntah kenapa saya berpikir untuk memasyakaratkan penggunaan tumbler sebagai sesuatu yang k eren dan gaul. Dimulai dari meminta bantuan tokoh-tokoh mahasiswa di masing-masing organisasi atau jurusan untuk menggunakan tumbler, dan menyebarkannya secara luas tapi elite lewat jejaring sosial. Naah, dari segi fund raising juga kita dapat menjual tumbler keren dengan bekerja sama dengan produsen yang mempu membuat tumbler dengan desain yang dapat kita atau pembeli desain sesuai selera. Kita dapat menghasilkan uang tambahan, memberikan penghasilan bagi produsen, memasyarakatkan penggunaan tumbler, juga memudahkan para calon pembeli yang tertarik untuk membeli. Idenya sederhana, upaya perealisasiannya juga sederhana, tapi saya rasa itu tidak mudah. Karena sesederhana apapun alur rencana, tetap dibutuhkan kesungguhan dan komitmen untuk menjalankannya. Terima kasih atas kesempatan berkontribusi menuangkan ide di sini.

(Ni Wayan Santi Dewi)

Anda mungkin juga menyukai