Lyly Nura M. S
anamnesis :
y B.
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Stadium 4
Stadium 5
Pemeriksaan Fisik
y 1.Tekanan Darah
< 80 80 89 90 99 100
Pemeriksaan Fisik
y 2. Kualitas denyut nadi
y Perubahan frekuensi / keteraturan denyut nadi
(edema paru) karena volume darah divaskularisasi sentral pada posisi berbaring
y 4. JVP (Jugularis Vena Pressure)
y Normal : 5
( 4 8 ) cm
Pemeriksaan Fisik
y 5. Ronkhi y Bunyi musikal bernada rendah yang timbul
karena adanya sumbatan dahak atau tumor pada bronkus besar menyerupai suara orang mengorok y Nama baru : Ronki basah Krepitasi y Krepitasi dibagi 2 : y Krepitasi halus : radang paru, pneumoni, edema paru dalam bronkeolus / alveolus y Krepitasi kasar : edema paru terminal / dalam bronkus, emfisema
Laboratorium
y 1. Na+ y Normal : 135 145 mEq/L y 2. K+ y Normal : 3,5 5,5 mEq/L y Merupakan kation utama cairan intrasel y Fungsi : menahan cairan intrasel dan mempertahankan volume sel y Ekskresi dipengaruhi aldosteron, Na+ di tubulus distal, dan laju pengeluaran urin y Berubah sesuai dengan perubahan pH darah
Laboratorium
y 3. Pemeriksaan Fungsi Ginjal : y 1. Tes menguji fungsi glomerulus y 2. Tes menguji fungsi tubulus
B Ket : U = kadar zat dalam urin B = kadar zat dalam darah V = diuresis per menit f = faktor koreksi
menilai fungsi total dan fungsi masing2 ginjal Cocok untuk pasien alergi kontras media Mudah disapkan Toksik (-) Hanya memancarkan sinar gamma Dosis radiasi rendah
A. Sekresi tubulus
y Test PSP (Phenol Sulfon Phtalein) y Intramuskular / Intravena y PSP terikat albumin sekresi y Banyaknya PSP urin diukur = ukuran faal sekresi tubuh y Test PAH (Para Amino Hippuric Acid) y Intravena y Filtrasi (+), sekresi (+), reabsorpsi (-)
B. Percobaan pemekatan
y Menguji faal reabsorpsi tubulus ginjal y Dasar tes : y Air Minum (-) reabsorpsi (+) pengaruh hormon ADH urin ber (-) dan BJ (+) y Normal : y Jumlah urin siang 2 4 x urin malam y Jumlah urin makin (-) y Berat jenis makin (+) y BJ urin malam mencapai 1.025
Radiologi
y 1. USG y Pencitraan dengan menggunakan ultrasound y Menggunakan metode doppler y Efek samping : y Hasilnya ukuran ginjal mengecil y 2. CT y Sangat berpotensial membantu evaluasi trauma pada ginjal y CT tanpa kontras lebih sensitif dibanding dengan X-ray 3. MRA (Magnetic Resonance Angiography) Menggunakan gadolinium yang efektif untuk evaluasi arteri pada renal
MANIFESTASI KLINIK:
y
Penyakit multi sistem : manifestasi akibat perubahan volume cairan dan gangguan komposisi cairan tubuh. Cardiovaskuler : HT, Anemia, edema, CHF, pericarditis, perdarahan abnormal, uremia. Respirasi : nafas dalam, kussmaul, bau nafas = air kencing, hillair pneumonitis, SOB (Shortness Of Breath), edema paru. Neurologi : sakit kepala, lemah, mengantuk, insomnia, muscle twitching, konvulsi, koma, neuropati periferal. Gastrointestinal : anorexia, nausea, vomiting, rasa kecap tak enak/metalik, konstipasi, diare, dan GI bleeding. Genitourinary : perubahan frekwensi kencing, hematuria, perubahan urine, proteinuria. Dermatology, Integumen : uremic frost, kulit kekuningan, kering, pruritus, purpura, echymosis. Psikososial.