Acute Kidney
Injury
Tiodora Arimenda Br Surbakti (2115148)
Preseptor : dr. Abram Pratama, Sp.PD, DPCP.
BAK: Nyeri saat berkemih sejak 2 hari SMRS, frekuensi berkemih menjadi
sering, sedikit-sedikit, perlu mengejan saat berkemih, kencing tidak
bercampur darah. BAB dalam batas normal.
Anamnesis
● RPD : Pasien mengkonsumsi obat amlodipin 10 mg sejak 2 tahun yang lalu
dan sering kontrol ke dokter, DM (-)
USG GINJAL
Kesan: Ginjal kanan tampak
hidronefrosis dan batu pada
ureter kanan proksimal
Diagnosis Kerja
Ditandai dengan:
● Penurunan GFR
● Azotemia
● Oliguria
● BUN: Kreatinin Ratio > 20:1
● Urin pekat dan Na dalam urine rendah < 20 mEq/L
● Ekstremitas fractional Na rendah (<1)
● Eksresi fractional urea rendah (<35%)
● Osmolalitas urin tinggi (urine berbau urea)
Patogenesis Intrarenal
Kompleks Antigen-Antibodi terdeposit di jaringan glomerular → aktivasi sistem
komplemen → menarik makrofag dan neutrofil → release enzim lisosom →
inflamasi → kerusakan podosit (sel di dalam kapsula bowman akan membentuk
“line” glomerulus) → peningkatan permeabilitas membran dan molekul besar tidak
dapat terfiltrasi
Ditandai dengan:
● Proteinuria
● Hematuria
● ↓ GFR (perubahan tekanan)
● Oliguria
● Edema (cairan banyak di sirkulasi)
● Penumpukan cairan di jaringan
● Hipertensi
● Azotemia
Patogenesis Post-Renal
Kompresi (Tumor intra abdomen, BPH) dan Obstruksi (Batu ginjal) pada ureter →
penumpukan urin → distensi ureter proksimal → peningkatan tekanan pada
tubulus ginjal → penurunan jumlah cairan yang di filtrasi → penurunan GFR
Ditandai dengan:
● Penurunan GFR Jangka waktu lama → tekanan
● Oliguria tinggi merusak epitel tubulus:
● Azotemia ● BUN : Cr Ratio < 15:1
● BUN: Cr Ratio > 15: 1 ● Na di urine > 40 mEq/L
● Na di urin <20 mEq/L ● Ekskresi fraksional Na> 1%
● Ekskresi fraksional Na < 1% (mild cases), severe cases >
● Osmolalitas urine > 500 mOsm/kg 2%
● Osmolalitas urine < 350
mOsm/kg
Gejala Klinis
Bervariasi sesuai penyebab dasar, disertai gejala akibat gangguan fungsi
ginjal:
● Penurunan produksi urin → oliguria - anuria
● Hematuria
● Malaise
● Pucat
● Edema pada ekstremitas
● Sesak nafas
● Sakit kepala, kejang, penurunan kesadaran
● Mual dan muntah
● Nyeri pinggang
● Nyeri suprapubik
● Nyeri pada perut
● Kolik → obstruksi ureter
Pemeriksaan Penunjang
● Hematologi : anemia, trombositopenia
● Elektrolit (Na, K, fosfat, Ca)
● Pemeriksaan fungsi ginjal (Ureum, Kreatinin, asam urat)
● Urnalisis
● EKG
● AGD Peningkatan serum kreatinin, dapat
dihitung LFG dengan rumus:
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis rutin :
● Anuria, oliguria ( <400 mL/24 jam)
● Warna urin : merah, coklat (pigment nephropathy / hematuria)
● Proteinuria ringan (< 1 g/24 jam)
● Eritrosit (hemolisis)
● Hyaline cast
● Muddy brown granular cast, tubular epithelial cast → Acute Tubular
Necrosis
● Sedimen eritrosit dismorfik → jejas glomerulus
● Sedimen leukosit tidak berpigmen → nefritis interstitial
● Kristal asam urat, oksalat
Pemeriksaan Penunjang
Indeks gangguan ginjal
● Fractional excretion of sodium (FENa) : dapat membedakan prerenal
dan intrinsik
● FENa (fraksi ekskresi Na) = (UNa/PNa) / (UCr/PCr)
○ UNa : Na urin
○ PNa : Na plasma
○ UCr : kreatinin urin
○ PCr : kreatinin plasma
● <1% : prerenal
● >1% : AKI intrinsik
Pemeriksaan Penunjang
● Evaluasi radiologi
○ Untuk melihat post renal AKI (obstruksi, batu )
○ Gambaran dilatasi tubulus collectivus, hidroureteronefrosis.
○ Melihat vaskularisasi ginjal
● Biopsi ginjal
○ Dapat memberikan diagnosis definitif
○ Hanya dilakukan bila penyebab bukan dari prerenal, postrenal,
ischemic/nephrotoxic agent
Penatalaksanaan
● Tujuan penatalaksanaan: mengurangi kidney injury dan komplikasi
terkait penurunan fungsi ginjal.
● Prinsip umum:
○ Optimalisasi hemodinamik
○ Stop agen nefrotoxic
○ Manajemen obat dosis terkontrol
○ Perbaiki elektrolit
○ Inisiasi renal replacement therapy
Penatalaksanaan
● Prerenal: perbaiki hemodinamik
○ Perdarahan : transfusi PRC
○ Perdarahan ringan sedang atau hilangnya cairan plasma : infus
NaCl 0.9%
○ Hilangnya cairan saluran kemih dan GIT : infus NaCl 0.45% atau
NaCl 0.9%
○ Pada kondisi gagal jantung, dapat dipertimbangkan penggunaan
inotropik, antiaritmia, agen penurun afterload atau preload
Penatalaksanaan
● Renal AKI:
○ Glomerulonefritis atau vaskulitis : kortikosteroid atau
plasmaferesis bergantung pada patologi utama ginjal
○ Hipertensi maligna: kontrol tekanan darah secara agresif.
Penggunaan ACE-I dan ARB dihindari pada pasien AKI
● Uremia
● Hipervolemia dan hipovolemia
● Hiponatremia
● Hiperkalemia
● Asidosis metabolik
● Hiperfosfatemia dan hipokalsemia
● Perdarahan
● Infeksi
● Gagal jantung
● CKD
Prognosis
● Resiko AKI semakin meningkat bila waktu hospitalisasi
memanjang
● Prerenal memiliki prognosis yang baik
● 10% pasien AKI dapat menjadi end-stage renal failure
Terimakasih