Anda di halaman 1dari 14

Tatalaksana

Terapi Cairan dan Elektrolit


pada Uremia
Nusdianto
Triakoso

29 September 2017
Azotemia vs Uremia
• Azotemia adalah adanya peningkatan konsentrasi ureum,
kreatinin dan senyawa yang mengandung nitrogen non
protein di dalam darah, plasma atau serum (Barret, 1983).
Azotemia merupakan hasil pemeriksaan laboratorium dan
bukan merupakan suatu penyakit yang spesifik.
• Uremia adalah sindroma toksik spesifik yang berkembang
akibat akumulasi abnormal kandungan-kandungan urine di
dalam darah akibat gangguan fungsi renal.
• Oleh sebab itu uremia selalu berkaitan dengan azotemia
dan gagal ginjal, sedang azotemia dan gagal ginjal tidak
selalu terkait dengan uremia.
Penyebab Uremia
• Azotemia:
– >75% fungsi renal terganggu; reversible atau
irreversible
– Penyebab primer: ARF, CRF
• Prerenal: <perfusi renal (hipovolemia;
kehilangan CES berat; hipoadrenokortikismus;
CHF); struktur renal normal; oliguria fisiologik
• Postrenal: obstruksi saluran kemih; struktur
renal normal (ARF); hidronefrosis (CRF)
Pendekatan Diagnosis
• Anuria (<0,2 ml/kg/hari) • Renal blood flows at
• Oliguria (<0,5 perfusion presure 80-
ml/kg/hari) 180 mmHg
• Poliuria (>2 ml/kg/hari)
• AKI (anuria atau
oliguria). Poliuria, AKI
lebih ringan
Pendekatan Diagnosis & Terapi
1. Data sebelum tindakan 6. Koreksi jumlah cairan, elektrolit,
Pemeriksaan fisik asam basa
Pemeriksaan darah lengkap 7. Lanjutkan terapi dengan
Biokimiawi darah cairan maintenance
Urinalisis 8. Periksa secara serial
Urin kultur Berat badan
Glukosa darah Turgor kulit
Tekanan darah Periksa kembali PCV, Toral protein,
2. Rule out prerenal atau post renal Biokimiawi darah (BUN, kreatinin,
azotemia/uremia elektrolit), gas darah (TCO2)
3. Hitung kebutuhan terapi cairan Periksa cairan “in” dan “out”
4. Beri cairan replacement (LRS, NS)
5. Periksa respon setelah terapi cairan
Air dan Natrium
• Gangguan Air dan Natrium
– Volume CES dikendalikan Na (Ca, bikarbonat)
– Uremia: CES↓↓ karena hilang air dan Na (CRF, fase poliuria ARF);
gastrointestinal (muntah, diare); hinag darah atau protein
• Replacement therapy
– Meningkatkan RBF, GFR → mencegah kerusakan renal
– Derajat dehidrasi (%) X BB (kg) = Jumlah (liter)
– 4-6 jam atau 20 ml/kg dalam 10 menit
• Maintenance therapy
– 60 ml/kg/hari
– Separoh NS (0,45%) dicampur 2/3 D5W dan 1/3 NS
– Sepertiga NS (0,3%) dan ½ NS (0,45%) dalam 2,5% dextrose
– Meningkatkan CES dan CIS. Tidak mengandung K
– KCl 20 mmol/L mempertahankan homeostasis
Terapi Defisit
• Hipernatremik
– Volume CES dan air ↓
– Awal, Isotonik NS atau LRS
– Hipotonik (NS 0,45%; dextrose in saline
2/3D5W+1/3 NS; D5W)
• Hiponatremik
– Awal, isotonik NS atau LRS
– 3,0% hypertonic saline (bila disertai gejala syaraf)
Gangguan Kalium
Hiperkalemia Hipokalemia
• Hipoadrenokortikismus, • Hipokalemia>Hiperkalemia
ARF, gangguan pasca renal • Pasien anoreksia dg poliuria
• Oliguria (asidosis metabolik) renal
• Restoration ECF deficit • Terapi diuresis, spontaneous
– NaCL: menghilangkan kausa diuresis
prerenal, GFR , produksi • Atoni gaster, ileus,
urine
kelemahan otot skeletal.
Diuresis
• Terapi cairan+Diuretik
– Mengurangi bahan yang terakumulasi
– Gejala klinis  (RBF, GFR, produksi urin)
• Furosemid, dopamine, glukosa, mannitol
– Konversi oliguria ARF menjadi non-oliguria
(human)
Asam Basa
• GFR↓↓ menyebabkan asidosis metabolik
• Jika asidosis berat (pH<7,2) lakukan terapi
• Alat ukur: gas darah; konsentrasi TCO2 <15
mmol/L
• Terapi: NaHCO3 (1-5 mmol/kg) dalam cairan
non Ca IV
Kebutuhan Bikarbonat Ideal:
0,3 X BB (kg) X serum bikarbonat normal
- Serum bikarbonat yang diukur
Monitoring
• Evaluasi volume ECF
• BB, CRT, PCV, Total protein serum, Volume “in”
dan “out”
• Auskultasi toraks, distress respirasi (terapi cairan
agresif dg fungsi kardiovaskular yg blm jelas)
• BB diukur 2 sehari, alat yg tepat.
• Data lain: CVP, analisa serum (urea, kreatinin, Na,
K, Cl) analisis gas darah atau TCO2 serta
osmolalitas serum
Durasi Terapi
• Terapi cairan tetap dilanjutkan kecuali:
– Serum kreatinin dan ureum kembali normal (ARF atau
prerenal)
– Gejala klinis uremia berkurang dengan BUN dan kreatinin
stabil (ARF dg sebagian disfungsi atau CRF terkompensasi)
– Gejala uremia tetap dengan peningkatan BUN dan
kreatinin (non respon ARF atau stadium terminal penyakit
renal)
• Terapi cairan intravena dilanjutkan untuk menurunkan
kreatinin dan ureum, kecuali mengalami gagal ginjal.
• Terapi cairan diturunkan 25% dalam 2-3 hari sebelum
dihentikan.
@triakoso

Anda mungkin juga menyukai