BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
PENGERTIAN UMUM
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Peraturan Pokok Kepegawaian ini dimaksudkan untuk memberi kejelasan tentang Hak
dan Kewajiban, Wewenang, Larangan, Sanksi dan Tata Tertib Pekerjaan. Untuk
terwujudnya keselarasan dan keserasian hubungan kerja baik antara pegawai dengan
pegawai maupun pegawai dengan pimpinan sehingga menghasilkan pelayanan Rumah
Sakit yang berhasil guna dan berdaya guna.
PASAL 3
RUANG LINGKUP
Peraturan Rumah Sakit berlaku bagi semua pegawai yang terikat dalam hubungan kerja
dengan Rumah Sakit.
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
BAB II
PERJANJIAN KERJA DAN HUBUNGAN KERJA
PASAL 4
PERJANJIAN KERJA
1. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pihak Rumah Sakit
dan Pegawai.
2. Perjanjian dibuat secara tertulis dan dilaksanakan sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Perjanjian kerja dibagi atas :
a. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu;
b. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
PASAL 5
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas jangka waktu atau selesainya
suatu pekerjaan tertentu.
2. Perjanjian waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa orientasi kerja.
3. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pegawai yang
bersifat tetap.
4. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang dan diperbarui.
5. Perjanjian kerja untuk waktu tertentudapat diadakan untuk jangka waktu paling lama
2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (Satu) kali untuk jangka waktu 1
(Satu) tahun.
6. Penilaian selama masa perjanjian untuk waktu tertentu merupakan hak dari Rumah
Sakit yang akan diberlakukan secara objektif.
7. Apabila jangka waktu perjanjian kerja telah dilalui dan berdasarkan hasil evaluasi,
pegawai yang bersangkutan memenuhi standar kerja Rumah Sakit, maka Rumah
Sakit dapat mengangkat pegawai bersangkutan sebagai pegawai tetap Rumah Sakit
menurut status penggolongannya berdasarkan surat pengangkatan tanpa harus
melalui mas orientasi.
8. Apabila jangka waktu perjanjian telah dilalui dan berdasarkan hasil evaluasi,
pegawai yang bersangkutan tidak memenuhi standar kerja Rumah Sakit, maka
hubungan kerja dapat diakhiri saat itu juta tanpa kewajiban pemberian pesangin,
tunjangan dang anti rugi dari Rumah Sakit kepada pegawai yang bersangkutan.
PASAL 5
JUMLAH DAN JENIS TENAGA KERJA
PASAL 6
PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU
1) Perjanjian kerja waktu tidak tertentu merupakan perjanjian kerja yang tidak berdasar
pada jangka waktu tertentu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu.
2) Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan masa orientasi kerja
paling lama 3 (tiga) bulan.
PASAL 6
HARI DAN WAKTU KERJA
Teknisi
- Shift 1 : 07.00 – 19.00 WIB
- Shift 2 : 19.00 – 07.00 WIB
Sopir
- Shift 1 : 08.00 – 16.00 WIB
- Shift 2 : berlaku sistem on call
Laundry
- Shift 1 : 07.00 – 14.00 WIB
- Shift 2 : 14.00 – 21.00 WIB
Pantry ( Dapur )
- Shift 1 : 05.00 – 13.00 WIB
- Shift 2 : 13.00 – 21.00 WIB
PASAL 7
PENERIMAAN PEGAWAI
Direktur Utama IV c S2
Direktur Operasional IV b S2
Wakil Direktur IV a S2
PASAL 8
MASA ORIENTASI
1. Setiap calon pegawai tetap yang akan diterima dapat menjalani masa orientasi kerja
paling lama 1 (satu) bulan.
2. Syarat masa orientasi kerja wajib dicantumkan dalam perjanjian kerja.
3. Selama masa orientasi, Rumah Sakit dapat mengakhiri hubungan kerja sewaktu-
waktu dengan pernyataan tertulis satu bulan sebelumnya.
4. Dalam hubungan kerja diakhiri sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka Rumah
Sakit tidak berkewajiban membayar tunjangan pemberhentian dan/atau ganti rugi
kepada pegawai yang dimaksud.
5. Penilaian selama masa orientasi merupakan hak dari Rumah Sakit yang akan
dilakukan secara objektif.
6. Setelah selesai masa orientasi dan berdasarkan evaluasi, apabila pegawai yang
bersangkutan dinyatakan memenuhi standar kerja Rumah Sakit, maka kedua belah
pihak dapat berhubungan kerja dan status pegawai orientasi akan berubah menjadi
pegawai, menurut status penggolongannya berdasarkan pengangkatan dan masa
kerja dihitung sejak mulai bekerja.
7. Setelah masa orientasi berakhir dan berdasarkan masa evaluasi, apabila pegawai
yang bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi standar kerja Rumah Sakit, maka
hubungan kerja dapat diakhiri saat itu juga tanda kewajiban pemberian pesangon,
tunjangan, dan ganti rugi dari Rumah Sakit kepada pegawai yang bersangkutan.
PASAL 8
PENERIMAAN
PASAL 9
PEGAWAI DENGAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
PASAL 10
TENAGA HARIAN LEPAS
1. Untuk kepentingan Rumah Sakit dapat memperkerjakan tenaga harian lepas untuk
pekerjaan – pekerjaan yang sifatnya tidak rutin dan berubah dalam hal waktu dan
volume
2. Tenaga harian menerima upah kerja berdasarkan atas kehadiran pekerja secara
harian.
3. Ketentuan kewajiban, larangan dan sanksi bagi tenaga harian akan diatur didalam
perjanjian kerja tenaga harian lepas dengan mengacu pada Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
PASAL 9
TIM PENERIMAAN PEGAWAI
PASAL 11
PENGANGKATAN PEGAWAI TETAP
1. Pegawai yang telah menyelesaikan masa orientasi dengan baik, dapat diangkat
menjadi pegawai tetap, setelah lulus dengan melalui seleksi lanjutan tambahan
antara lain :
Test kompetensi, test pengetahuan umum, Agama dan pengetahuan tentang Rumah
Sakit, test Kesehatan dan atau Psikotest.
2. Pengangkatan menjadi pegawai tetap, dilakukan dengan Surat Keputusan Direktur
Utama Perusahaan
3. Pegawai yang diangkat menjadi pegawai tetap pada saat pengangkatan wajib
menanda tangani janji pegawai dan disaksikan oleh Dewan Komisaris Perusahaan.
Adapun lafalnya berbunyi sebagai berikut :
“ bahwa saya setelah diangkat sebagai pegawai Rumah Sakit, akan senantiasa
mentaati peraturan dan tata tertib Rumah Sakit ( sesuai dengan pasal 14 ).
Bahwa saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban saya dengan loyalitas,
kesungguhan hati, disiplin, tekun jujur, cermat, semangat, penuh minat, dan penuh
tanggung jawab.
Bahwa saya, akan senantiasa memegang rahasia sesuatu yang sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan.
Bahwa saya, akan senantiasa memelihara dan menjunjung tinggi kehormatan dan
nama baik Rumah Sakit.
Bahwa saya, sebagai warga Negara Indonesia yang baik senantiasa menaati segala
Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.
PASAL 10
TENAGA PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
PASAL 13
MUTASI DAN ROTASI
1. Rumah Sakit memiliki hak dan wewenang mutlak untuk memutasi dan/atau
merotasikan pegawai dengan tidak mengurangi hak-hak yang diterimakan
kepadanya.
2. Pegawai tidak berwenang untuk menolak mutasi/rotasi yang dikenakan kepadanya.
3. Apanila pegawai hendak menolak untuk dimutasi/dirotasikan, maka Rumah Sakit
dapat mengenakan surat peringatan kepadanya.
4. Mutasi dan rotasi pegawai untuk suatu pekerjaan/jabatan di Rumah Sakit dapat
dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Bertambahnya pekerjaan di suatu tempat/bagian sehingga memerlukan
penambahan pegawai;
b. Memberikan kesempatan bagi pegawai agar dapat mengembangkan kariranya
pada bagian atau tugas yang baru;
c. Merupakan rekomendasi dari dokter yang ditunjuk oleh Rumah Sakit yang
menerangkan bahwa kondisi kesehatan pegawai ternyata tidak memungkinkan
untuk bekerja pada bagian semula tetapi masih dimungkinkan untuk bekerja di
bagian lain.
5. Rumah Sakit terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada pegawai yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sebelum pegawai tersebut
dimutasikan atau dirotasikan ke bagian/tempat lain.
6. Mutasi antar bagian/departemen merupakan hasil persetujuan bilateral
bagian/departemen yang bersangkutan melalui tim kredensial rumah sakit dengan
sepengetahuan pegawai dimaksud.
7. Secara administrative pegawai yang telah dimutasikan kemudian menjadi pegawai
pada bagian/departemen yang ditempati tersebut.
PASAL 14
PROMOSI
1. Sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit, pegawai yang dinilai berprestasi akan
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
2. Pengangkatan jabatan atau promosi didasarkan atas pertimbangan antara lain:
a. Evaluasi yang dilakukan oleh kepala Departemen meliputi kemampuan,
kepemimpinan, dan loyalitas;
b. Kebutuhan struktural organisasi :
1. Mengisi kekosongan pemegang jabatan;
2. Perubahan struktur Rumah Sakit;
3. Sebelum promosi dilaksankan secara efektif, maka pegawai yang bersangkutan
akan diberitahukan tentang status jabatan, deskripsi jabatan, wewenang, tugas dan
tanggung jawab pada jenjang jabatan yang lebih tinggi.
4. Pegawai yang mendapat promosi telah melalui tahapan evaluasi uji coba jabatan
yang baru selama minimal 3 bulan dan dapat dilanjutkan sampai dengan maksimal
satu tahun. Apabila hasil evaluasi dalam masa iji coba tidak memenuhi standar yang
dipersyaratkan maka promosi dinyatakan gugur.
5. Hasil evaluasi dalam masa uji coba akan dibahas oleh tim kredensial Rumah Sakit.
6. Apabila pegawai mendapat promosi lulus dalam tahap evaluasi uji coba, maka
pegawai tersebut dapat menduduki jabatan baru yang lebih tinggi dan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur.
PASAL 13
BERLAKUNYA HUBUNGAN KERJA DAN PENGANGKATAN
PASAL 15
DEMOSI
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
PASAL 16
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
PASAL 17
HAK RUMAH SAKIT
PASAL 18
KEWAJIBAN PEGAWAI
PASAL 19
HAK KARYAWAN
BAB IV
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
PASAL 20
TATA TERTIB KERJA
1. Setiap pegawai harus hadir di tempat tugasnya masing – masing 15 menit sebelum
saat mulai bekerja dan pulang meninggalkan pekerjaan tepat pada waktunya.
2. Setiap pegawai wajib melakukan absensi pada mesin finger print dengan ketentuan
sebagai berikut ;
a. Melakukan absensi sendiri dan tidak diwakilkan oleh orang lain
b. Jika terdapat keterlambatan lebih dari 3 (tiga) kali, maka akan dianggap
mengambil 1 (satu) hari cuti dan berlaku kelipatannya
c. Apabila lupa/tidak absen masuk atau pulang, pegawai wajib meminta paraf
atasan langsung, dan jika terdapat paraf lebih dari 3 (tiga) kali, maka dianggap
mengambil 1 (satu) hari cuti dan berlaku kelipatannya.
3. Pegawai mendapatkan kesempatan tukar jaga dengan sesama rekan kerja sebanyak
maksimal 2 (dua) kali per Unit Kerja dalam 1 bulan dengan mengisi form tukaran
yang tersedia di Bagian SDM.
4. Semua pegawai Rumah Sakit diwajibkan untuk menjaga penampilan dan kerapihan
sesuai dengan norma keprofesionalan. Semua pegawai harus mengenakan seragam
sesuai dengan yang telah diatur dalam kebijakan Direktur Rumah Sakit dengan
memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
a. Saat bertugas pegawai perempuan diperbolehkan menggunakan tata rias yang
wajar sesuai dengan ketentuan Rumah Sakit.
b. Dilarang untuk memakai perhiasan yang berlebihan atau yang dapat
mengganggu pekerjaan.
c. Rambut yang panjangnya melebihi bahu supaya diikat dengan rapi pada saat
kerja. Hal ini berlaku baik yang bekerja di bidang klinis maupun yang bekerja di
bagian administrasi.
d. Kuku harus rapi (dipotong), tidak boleh panjang
e. Dilarang menggunakan sepatu dengan hak lebih dari 5 cm, dan bagi yang
berkerudung harus serasi warnanya dengan ketentuan seragam yang sudah ada.
f. Pegawai laki-laki harus bercukur rapi setiap saat. Dilarang berambut panjang
atau memiliki rambut melebihi bahu dan diwarnai. Dilarang berjenggot, kumis
harus rapih dan juga dilarang memakai cincin berukuran besar selama kerja.
5. Setiap pegawai wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk / instruksi yang diberikan
oleh atasannya atau pimpinan Rumah Sakit yang berwenang memberikan
petunjuk/instruksi tersebut.
6. Setiap pegawai wajib melaksanakan tugas pekerjaannya yang ditentukan oleh
Pimpinan Rumah Sakit baik secara tertulis maupun lisan.
7. Setiap pegawai siap di tempatkan di unit manapun sesuai dengan kebutuhan Rumah
Sakit.
8. Setiap pegawai wajib menjaga serta memelihara, dengan baik semua asset Rumah
Sakit, dan segara melaporkan kepada pimpinan Rumah Sakit apabila mengetahui hal
– hal yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian Rumah Sakit. Bagi yang shift
melakukan serah terima sesuai dengan ketentuan. Segera melapor jika ada
kehilangan atau kerusakan alat – alat yang menjadi tanggung jawabnya.
9. Setiap pegawai wajib memeriksa semua alat – alat kerja masing – masing sebelum
mulai bekerja atau meninggalkan pekerjaan sehingga benar – benar tidak akan
menimbulkan kerusakan/bahaya yang akan mengganggu pekerjaan.
10. Setiap pegawai wajib memelihara dan memegang teguh rahasia Rumah Sakit
terhadap siapapun mengenai segala hal yang diketahui terhadap rahasia Rumah
Sakit.
11. Setiap pegawai wajib melaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit bila terjadi
perubahan – perubahan akan status dirinya, susunan keluarga, perubahan alamat dan
sebagainya.
12. Melaksanakan tugas dan kewajiban dengan jujur, kesungguhan hati, disiplin, tekun,
cermat, bersemangat, penuh minat, tanggung jawab, serta memelihara hubungan
kerja yang baik antar pegawai.
13. Memelihara dan hal menjunjung tinggi kehormatan nama baik Rumah Sakit.
14. Memegang hal yang sifatnya rahasia atau menurut perintah harus dirahasiakan.
15. Mentaati segala Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.
PASAL 21
LARANGAN
1. Pegawai di Rumah Sakit tidak dibenarkan bekerja sama – sama dalam satu Rumah
Sakit sebagai suami istri, bagi pasangan pegawai tersebut salah satunya harus
mengundurkan diri.
2. Setiap pegawai dilarang mengenakan pakaian selain seragam selama jam kerja.
3. Setiap pegawai dilarang membawa/menggunakan barang – barang /alat – alat milik
Rumah Sakit keluar dari lingkungan Rumah Sakit tanpa seijin Direktur Rumah Sakit
atau yang berwenang.
4. Setiap pegawai dilarang, melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan tidak
diperkenakan memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya kecuali atas
permintaan/ijin atasnya.
5. Setiap pegawai dilarang menjual / memperdagangkan barang – barang berupa
apapun atau mengedarkan daftar sumbangan, menempelkan atau mengedarkan
poster yang tidak ada hubungan dengan pekerjaannya tanpa ijin dari Pimpinan
Rumah Sakit.
6. Setiap pegawai dilarang minum – minuman keras, mabuk – mabukan ditempat
kerja, membawa, menyimpan dan menyalahgunakan bahan narkotika, berjudi,
bertengkar atau berkelahi dengan sesama pegawai/pimpinan Rumah Sakit.
7. Setiap pegawai dilarang membawa senjata api/tajam ke dalam lingkungan Rumah
Sakit.
8. Setiap pegawai dilarang melakukan tindakan asusila di dalam lingkungann Rumah
Sakit.
9. Setiap pegawai dilarang bekerja sambil sekolah/kuliah tanpa ijin tertulis dari Rumah
Sakit.
10. Setiap pegawai tidak dibenarkan mengambil uang tips ataupun yang sejenisnya dari
siapapun.
11. Melakukan usaha atau perbuatan yang merugikan Rumah Sakit, baik kerugian moril
maupun material.
12. Melakukan usaha atau perbuatan yang dapat mengganggu ketenangan dan
ketentraman kerja.
13. Merangkap pekerjaan lain yang dapat mengganggu tugas di Rumah Sakit.
14. Melakukan usaha atau perbuatan melanggar hukum, antara lain :
a. Melakukan pencurian, penipuan, penggelapan barang atau uang milik
perusahaan, penyalahgunaan wewenang jabatan.
b. Melakukan penyerangan, penganiayaan, intimidasi, ancaman, terhadap atasan,
bawahan, sesama pegawai dan atau keluarganya.
c. Dengan ceroboh / sengaja merusak, merubah atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
d. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan.
15. Setiap karyawan dalam menjalankan tugasnya wajib
merahasiakan semua hal yang berhubungan dengan Rumah Sakit, klien, mitra kerja,
dan pasien Rumah Sakit.
BAB V
SANKSI
PASAL 22
SANKSI
PASAL 23
MANGKIR
1. Apabila pegawai tidak masuk kerja tanpa alasan yang dapat diterima oleh
Rumah Sakit, maka pegawai yang bersangkutan dianggap mangkir.
2. Apabila pegawai mangkir selama 5 (lima) hari atau lebih berturut – turut dan
telah dipanggil 2 (dua) kali secara tertulis tetapi pegawai tersebut tidak dapat
memberikan keterangan tertulis dengan bukti yang sah, maka yang
bersangkutan dikualifikasikan telah mengundurkan diri dan akan diproses
sesuai Undang – undang atau Ketentuan Pemerintah yang Berlaku. Bukti
yang sah sebagaimana dijelaskan diatas harus diserahkan pada kesempatan
pertama pegawai tersebut datang.
3. Apabila pegawai mangkir 5 (lima) hari berturut – turut dan lebih dari 7
(tujuh) hari dalam 3 (tiga) bulan, maka kepadanya akan diberikan peringatan
sesuai pasal 16 ayat 2 Peraturan Perusahaan.
BAB VI
PEMBERHENTIAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PASAL 24
ATAS PERMINTAAN SENDIRI
PASAL 25
TIDAK ATAS PERMINTAAN SENDIRI
PASAL 26
PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT
BAB VII
UPAH DAN CUTI
PASAL 27
PENGUPAHAN
PASAL 28
CUTI
1. Setiap pegawai berhak atas cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan
penting,cuti panjang/ besar, cuti hamil dan melahirkan serta cuti gugur kandungan
serta cuti diluar kandungan.
2. Cuti tahunan :
a. Setiap pegawai yang telah bekerja minimal 1 (satu) tahun berhak atas cuti
tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja.
b. Hak cuti tersebut harus digunakan dalam waktu 1 (satu) tahun terhitung dari
sejak saat memperoleh hak cuti. Hak ini hangus bila dalam waktu 1 (satu) tahun
tidak dipergunakan, kecuali alasan dari perusahaan menangguhkan.
c. Untuk kepentingan Rumah Sakit, atasannya dapat menunda pelaksanaan cuti
tersebut pada ayat 2 huruf a dan b diatas, untuk digunakan pada tahun
berikutnya.
d. Bagi pegawai non shift hak cuti disesuaikan dengan sisa dari cuti bersama yang
berlaku di tahun berjalan.
e. Bagi pegawai yang akan melaksanakan cuti tahunan, pegawai tersebut harus
mengajukan permohonan sekurang – kurangnya 1 (satu) bulan kepada Kepala
Bagian Umum dan SDM
f. Cuti pegawai akan dianggap gugur apabila setelah 1 (satu) tahun tidak diambil
(termasuk tahun berjalan). Cuti juga tidak dapat diganti dengan uang. Selama
cuti, pegawai mendapat gaji dan tunjangan penuh.
g. Cuti tahunan dapat terbagi maksimal dalam 3 bagian, dan antara cuti pertama
dengan yang berikutnya berjarak 4 bulan.
h. Cuti tahunan tidak dapat digabung dengan cuti hamil
i. Pegawai yang terlambat masuk kerja dari cuti tahunan dengan alasan yang tidak
dapat dipertanggung jawabkan, kepadanya dapat diambil tindakan indisiplin,
antara lain dengan teguran / surat peringatan serta tindakan disiplin lainnya.
j. Bagian SDM wajib memantau dan mengingatkan hak cuti tahunan tenaga kerja
yang ada.
3. Cuti sakit :
a. Pegawai yang tidak masuk kerja karena alasan sakit harus dinyatakan dengan
surat keterangan sakit dari dokter, dan dinyatakan sah surat dokternya bila sudah
diverifikasi oleh dokter perusahaan yang ditugaskan oleh Direktur Rumah Sakit.
b. Istirahat karena sakit diberikan paling lama 2 (dua) minggu untuk rawat inap dan
3 (tiga) hari untuk rawat jalan dan dapat diperpanjang apabila masih diperlukan.
Apabila bulan kedua telah berakhir atau menurut keterangan Dokter yang
bersangkutan belum sembuh dan belum dapat bekerja kembali, maka berlaku
ketentuan upah sebagai berikut, sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 pasal 93
ayat 3 :
b.1. 4 (empat) bulan pertama dibayar 100%
b.2. 4 (empat) bulan kedua dibayar 75%
b.3. 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50%
b.4. Bulan selanjutnya dibayar 25% sampai dengan proses PHK dilaksanakan.
c. Pegawai yang sakit dan diobati / dirawat diluar kota harus melaporkan
keadaannya disertai laporan medis dari dokter yang merawat, ditujukan kepada
dokter pegawai.
4. Cuti Karena Alasan Penting :
a. Pegawai yang menunaikan ibadah haji untuk pertama kali atau karena
menjalankan tugas pemerintah lainnya, memperoleh hak cuti luar biasa selama
masa menjalankan ibadah haji (maksimal 45 hari).
b. Pegawai yang melakukan kegiatan keagamaan / Umroh.
PASAL 29
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
DENGAN MENDAPAT UPAH ATAU TANPA UPAH
1. Rumah Sakit dapat memberikan ijin kepada pegawai untuk meninggalkan pekerjaan
dengan mendapat upah apabila :
a. Pernikahan pegawai sendiri 3 hari
b. Pernikahan anak pegawai 2 hari
c. Khitanan atau pembatisan anak pegawai 2 hari
d. Istri pegawai melahirkan 2 hari
e. Suami/istri/anak/mertua/pegawai meninggal dunia 2 hari
f. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 hari
g. Musibah/bencana alam/banjir/kebakaran 2 hari
h. Ijin Sakit 1 hari
i. Bila ijin tersebut dilaksanakan diluar kota, hari ijin ditambah dengan hari yang
diperlukan untuk perjalanan, dengan ketentuan jumlah hari perjalanan tidak
melebihi 6 (enam) hari kerja
j. Hari pelaksanaan ijin harus bertepatan dengan keperluan (pelaksanaan) seperti
diatas.
2. Setiap pegawai yang meninggalkan pekerjaan harus memperoleh surat ijin terlebih
dahulu dari atasan langsungnya yang kemudian diteruskan kepada Bagian SDM,
kecuali dalam keadaan darurat dapat menunjukan bukti – bukti dikemudian hari.
Meninggalkan pekerjaan tanpa ijin atasan langsung dapat mengakibatkan
diambilnya tindakan disiplin yang akan mempengaruhi kondite.
3. Setiap pegawai yang meninggalkan pekerjaan tanpa alasan yang jelas maka akan
mendapatkan sanksi pemotongan tunjangan tidak tetap (tunjangan transport dan
tunjangan makan).
4. Dalam 1 (satu) bulan maksimum ijin yang dapat diberikan adalah 2 (dua) kali baik
dalam jam kerja penuh maupun tidak penuh dan hanya diberikan bila dalam keadaan
terdesak. Bila karena sesuatu hal terpaksa melebihi ketentuan tersebut akan
diperhitungkan dengan hak cutinya.
PASAL 30
JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Semua anggota keluarga tertanggung dari pegawai kontrak dan tetap harus
didaftarkan di Bagian SDM dan berasal dari perkawinan yang sah dengan
melampirkan dokumen – dokumen pendukung.
2. Pegawai Orientasi dan Pegawai Harian hanya mendapatkan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan untuk rawat Jalan.
3. Ketentuan-ketentuan dalam jaminan pemeliharaan kesehatan untuk pegawai
orientasi dan pegawai harian diatur sebagai berikut :
j.1. Pegawai atau keluarga pegawai yang menurut penilaian dokter pegawai
harus dirawat di Rumah Sakit, pelaksanaannya menurut prosedur yang
berlaku yaitu melalui pendaftaran rawat inap dengan tetap menggunakan
surat pengantar berobat.
j.2. Pegawai atau keluarga pegawai yang bersangkutan dirawat dalam ruang
perawatan Rumah Sakit sesuai dengan struktur ketentuan yang sesuai
dengan tingkat pendidikan sebagai berikut :
o Setingkat SD & SMP, SMA dan setara Kelas III
o Setingkat D1 & D3 Kelas II
o Setingkat S1 Kelas I Standar
o Dokter Umum & Dokter Spesialis Kelas I Utama
o Kabag/Kabid Kelas I Utama
o Direktur Kelas VIP
o Komisaris & Direksi PT Kelas VIP
Bagi pegawai selain point (a) s/d (e) diatas diatur oleh Direktur Rumah
Sakit dalam peraturan tersendiri.
j.3. Dokter yang merawat membuat Resume Medis pegawai untuk diketahui oleh
Direktur Rumah Sakit.
k. Pengobatan/perawatan langsung oleh Dokter ahli tanpa surat pengantar dari
dokter jaga / Kabid, tidak menjadi tanggungan Rumah Sakit.
7. Batasan waktu perawatan di Rumah Sakit:
Bagi pegawai atau keluarga tertanggung yang dirawat di Rumah Sakit terus menerus
selama lebih dari 1 (satu) bulan, biaya pengobatannya diatur sebagai berikut :
a. Rumah Sakit menanggung 40% biaya untuk bulan kedua sampai bulan ketiga
b. Rumah Sakit tidak menanggung lagi beban biaya perawatan/pengobatan pada
bulan keempat dan seterusnya, sehingga sepenuhnya menjadi beban pegawai
yang bersangkutan.
8. Pegawai dan keluarganya dapat pindah kmar dengan mengikuti mekanisme
perpindahan kelas sebagai berikut :
a. Jika pindah ke kelas yang lebih tinggi, maka selisih biaya akan dibebankan
kepada yang bersangkutan
b. Jika pindah ke kelas yang lebih rendah, selisih biaya tidak dapat diuangkan.
9. jika dilakukan operasi / rawat inap di luar Rumah Sakit karena tidak ada fasilitas
tersebut di Rumah Sakit maka dibebankan kepada pegawai kontrak dan calon
pegawai tetap sebesar 40% dari total biaya yang ditagihkan. Dan untuk Pegawai
Tetap dibebankan sebesar 20% dari total biaya ditagihkan.
10. Pengobatan, perawatan jalan atau pemeriksaan di Rumah Sakit lain karena tidak
tersedianya fasilitas di Rumah Sakit & atau keadaan darurat yang tidak
memungkinkan pegawai untuk datang ke Rumah Sakit maka akan ditanggung oleh
Rumah Sakit sebesar 80% dari total biaya ( maksimal Rp. 1.500.000,-) dengan
persetujuan Direktur Rumah Sakit /Kabid Pelayanan Medis.
11. Fasilitas pelayanan kesehatan Rawat Jalan bagi pegawai kontrak, pegawai orientasi,
calon pegawai tetap yang diberikan dalam bentuk potongan biaya adalah sebagai
berikut :
a. Dokter & Paramedis Gratis
b. Obat Resep & Alkes
Pegawai Orientasi 10% dari harga jual
Pegawai Kontrak 10% dari harga jual
Calon Pegawai Tetap 10% dari harga jual
Pegawai Tetap 15% dari harga jual
(obat Rawat Jalan pemberiannya maksimal untuk 3 hari, kecuali penyakit
kronis maksimal 14 hari )
c. Laboratorium Bila dilakukan di Rumah Sakit :
Pegawai Orientasi : 15 %
Pegawai Kontrak : 15 %
Pegawai Harian : 15 %
Pegawai Tetap : 20 %
Sesuai dengan perjanjian ikatan kerjasama antara Rumah Sakit dengan Pihak Ketiga
( BPJS Ketenagakerjaan) / asuransi lainnya).
PASAL 32
JAMINAN HARI TUA
Sesuai dengan perjanjian ikatan kerjasama antara Rumah Sakit dengan Pihak Ketiga
(BPJS Ketenagakerjaan) / asuransi lainnya).
PASAL 33
KEMATIAN
Sesuai dengan perjanjian ikatan kerjasama antara Rumah Sakit dengan Pihak Ketiga
(BPJS Ketenagakerjaan] / asuransi lainnya).
PASAL 34
SANTUNAN KEMATIAN
PASAL 35
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PASAL 36
TUNJANGAN HARI RAYA
1. Rumah Sakit memberikan tunjangan hari raya kepada pegawai sesuai dengan
ketentuan peraturan pemerintah Menaker No. Per 04/MEN/1994 yang berlaku serta
memperhatikan kemampuan keuangan Rumah Sakit.
2. Pegawai yang bekerja kurang dari 12 (dua belas) bulan mendapat Tunjangan Hari
Raya (THR) secara proporsional.
BAB VIII
UANG PESANGON DAN JASA PENGABDIAN
PASAL 37
UANG PESANGON DAN PENGHARGAAN MASA KERJA
Pegawai tetap yang mengalami pemutusan kerja akan memperoleh uang pesangon dan /
atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak dengan syarat,
perhitungan dan tatacara tertentu sesuai undang-undang dan peraturan pemerintah yang
berlaku.
BAB IX
KETENTUAN UANG PENGGANTIAN HAK
PASAL 38
UANG PENGGANTIAN HAK
Pegawai yang berhak mendapatkan yang penggantian Hak adalah :
a. Pegawai Tetap yang mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit dan mendapatkan uang pengganggantian hak sesuai dengan
ketentuan pasal 162 ayat 1 dan 1 UU No. 13 Tahun 2003 dan uang pisah besar dan
pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja.
b. Pegawai Tetap yang mangkir 5 (lima) hari tanpa pemberitahuan, sesuai dengan
ketentuan pasal 15 Peraturan perusahaan dan mendapatkan uang penggantian hak
sesuai ketentuan pasal 168 UU. No. 13 Tahun 2003 dan uang pisah besar dan
pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja.
c. Pegawai Tetap yang melakukan kesalahan berat, mendapatkan uang penggantian
Hak sesuai ketentuan pasal 158 UU No. 13 Tahun 2003.
d. Pegawai Kontrak yang mengundurkan diri namun tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di Rumah Sakit yaitu selambat-lambatnya 90 hari/ mangkir 5 (lima)
hari tanpa pemberitahuan/ melakukan kesalahan berat, maka dianggap tidak
memiliki itikad baik terhadap Perusahaan dan tidak diberikan uang penggantian hak/
pesangon.
BAB X
MITRA KERJA RUMAH SAKIT
PASAL 39
MITRA KERJA
BAB XI
JAM KERJA DAN LEMBUR
PASAL 40
JAM KERJA DAN LEMBUR
1. Jam kerja pada pokoknya ditetapkan 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam
perminggu. Jumlah jam ini dibagi dalam waktu yang berbeda-beda untuk
kepentingan masing-masing bagian tugas yang pengaturannya ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit.
Pada hari libur umum, dapat dilakukan penugasan secara bergilir menurut
kepentingan dan upahnya dihitung sebagai upah lembur.
2. Kelebihan jam kerja pokok bagi pegawai diperhitungkan sebagai jam lembur.
3. Pekerjaan lembur hanya dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sangat
mendesak, yang pengaturannya lebih lanjut ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
4. Kerja lembur dilaksanakannya atas perintah tertulis dari atasan.
5. Upah lembur dihitung sesuai peraturan dan perundang-undangan ketenagakerjaan
yang berlaku.
6. Waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud diatas, hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 (tiga) jam dalam satu hari dan 14 (empat belas) jam dalam satu minggu.
7. Perhitungan upah lembur, didasarkan pada upah bulanan
8. Cara menghitung upah sejam adalah 1 / 173 kali upah sebulan.
BAB XII
WEWENANG PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN,
DAN PEMBERIAN CUTI
PASAL 41
PENGANGKATAN DAN PEMBERIAN KENAIKAN GAJI
PASAL 42
PEMBERHENTIAN
PASAL 43
PEMBERIAN CUTI
Pemberian cuti tahunan, cuti karena alasan penting, cuti panjang, cuti hamil, cuti gugur
kandungan dan cuti diluar tanggungan SDM dan dilakukan oleh Kepala Bagian Umum
dan SDM dengan persetujuan Wakil Direktur Rumah Sakit dan dengan
mempertimbangkan kelancaran kerja.
PASAL 38
DEMOSI
(Penurunan Pangkat)
1. Demosi adalah Penurunan jenjang / pangkat pegawai ketingkat yang lebih rendah
2. Pelaksanaan demosi dipertimbangkan sedemikian rupa dengan berbagai
pertimbangan. Terjadinya demosi dikarenakan Pegawai yang bersangkutan
melakukan kesalahan besar, tetapi tidak dapat dikenakan Pemutusan dengan
pertimbangan
3. Demosi dapat dilaksanakan dengan pertimbangan :
Tidak mampu melaksanakan tugasnya
Melakukan pelanggaran berat untuk pertama kalinya
Melakukan pelanggran selama jangka waktu berlakunya peraturan tertulis yang
dijatuhkan sebelumnya.
Melakukan pelanggaran setalah mendapat peringatan ke III
4. Demosi ditetapkan oleh keputusan Direktur Rumah Sakit untuk tenaga kontrak
5. Demosi untuk pegawai tetap diusulkan oleh Direktur Rumah Sakit & ditetapkan
oleh Direktur Utama Perusahaan.
PASAL 39
PEMINDAHAN
1. Pemindahan pegawai PKWT antar unit kerja di Rumah Sakit dilakukan oleh
Direktur Rumah Sakit.
2. Pemindahan untuk pegawai tetap diusulkan Direktur Rumah Sakit dan ditetapkan
oleh Direktur Utama Perusahaan.
3. Penolakan pegawai terhadap ketentuan mutasi ini dapat mengakibatkan diambilnya
tindakan disiplin dan mempengaruhi kondite.
4. Pemindahan tersebut pada ayat 1 pasal ini ditunjukkan untuk :
Memenuhi kebutuhan
Pemerataan
Promosi dan penyegaran
Penempatan sesuai minta, bakat, keahlian dan kecakapan.
BAB XIII
LAIN-LAIN
PASAL 44
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Untuk mencapai hasil guna dan daya guna sumber daya manusia yang sebesar –
besarnya, dilakukan pengaturan Pendidikan dan Pelatihan bagi pegawai (tenaga
kerja) Rumah Sakit dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan serta mengembangkan kompetensi kerja mereka agar menghasilkan
peningkatan mutu pelayanan.
2. Pelaksanaan ayat 1 ini dilakukan sesuai kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit,
diatur didalam peraturan yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
3. Bagi pegawai yang telah lulus Pendidikan lanjutan formal dengan biaya sendiri serta
mendapat ijin Direktur Rumah Sakit berdasarkan pemberian izin oleh Direktur
Rumah Sakit diatur dengan ketentuan sebagai berikut, jiwa pegawai tetap harus
menandatangani perjanjian akan kembali melaksanakan tugas setelah selesai
Pendidikan dan dapat kembali melaksanakan tugas setelah selesai Pendidikan dan
dapat mengubah status Pendidikan maupun status golongan / pangkatnya apabila
ada formasi di Rumah Sakit dan lulus dalam test yang disenggarakan oleh Rumah
Sakit.
4. Ijazah yang diakui adalah Ijazah Negara atau yang telah diakui/disamakan dengan
Ijazah Negara.
PASAL 45
PENGHARGAAN
PASAL 46
KOPERASI PEGAWAI
PASAL 47
PERJALANAN DINAS
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
PASAL 48
PERALIHAN
Pada saat berlakunya Peraturan Perusahaan ini, semua peraturan dibidang kepegawaian
yang ada dan tidak bertentangan dengan peraturan ini tetap berlaku.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 49
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam peraturan pokok ini akan
diatur dalam peraturan tersendiri.
PASAL 50
MASA BERLAKU
PT LIAVANSYA UTAMA