Anda di halaman 1dari 33

PENDAHULUAN

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Menyadari akan pentingnya hubungan kerja yang baik
dan harmonis dengan asas Hubungan Industrial Pancasila, maka disusunlah Perjanjian Kerja
Bersama.
Sesuai dengan asas Hubungan Industrial Pancasila terdapat keadaan saling hormat menghormati,
percaya dan mempercayai antara Pengusaha dan Pekerja sebagai partner dalam mencapai tujuan
bersama. Adapun tujuan bersama itu adalah :
a. Memperjelas hak-hak dan kewajiban-kewajiban PT. Dragon Prima Farma dan para
Pekerjanya.a
b. Menetapkan syarat dan kondisi kerja bagi para Pekerjanya.
c. Memperteguh Hubungan Industrial Pancasila yang sehat dalam musyawarah untuk
mencapai mufakat, memperbaiki, mempertahankan, serta mengembangkan hubungan
yang kooperatif dan harmonis antara perusahaan dengan Pekerjanya.
d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi serta peningkatan kesejahteraan Pekerja
dan kelangsungan hidup perusahaan.

Asas dasar kepentingan bersama tersebut, maka dengan ini pihak Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan ( SP. Farkes ) unit kerja PT. DRAGON PRIMA FARMA dan Manajemen PT.
DRAGON PRIMA FARMA telah sepakat untuk menyusun dan menandatangani Perjanjian Kerja
Bersama dengan itikad baik dalam usaha mencapai tujuan bersama.
Di dalam perusahaan hendaknya ditumbuh kembangkan rasa ikut memiliki, ikut memelihara dan
mawas diri dalam rangka azas partnership dan tanggung jawab bersama.
Diharapkan ketentraman dan kepuasan kerja dapat diciptakan, dipertahankan dan dikembangkan
di dalam perusahaan sebagai prasyarat utama ke arah terciptanya kelancaran usaha, peningkatan
produktivitas dan efisiensi kerja.
Untuk hal-hal yang belum diatur dalam buku Perjanjian Kerja Bersama ini pengusaha akan
mengambil keputusan atau membuat peraturan yang merupakan bagian integral (tidak
terpisahkan) dari buku Kesepakatan Kerja Bersama ini dengan mempertimbangkan kondisi dan
kemampuan perusahaan serta memperhatikan ketentuan-ketentuan dari Undang-undang dan
Peraturan-peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan.

PKB Page 1
DAFTAR ISI
Halaman

PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 2

BAB I UMUM
Pasal 1 Batasan Istilah-Istilah & Ketentuan Umum……………. 4
Pasal 2 Pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian ...…………….. 7
Pasal 3 Luasnya Perjanjian ...……………………………………. 7
Pasal 4 Maksud dan Tujuan Perjanjian ...………………………... 7
Pasal 5 Kewajiban Pihak-pihak yang Mengadakan Perjanjian ...... 7
Pasal 6 Pengakuan Terhadap Serikat Pekerja ………………….... 7
Pasal 7 Jaminan Bagi Serikat Pekerja …………………………… 8
Pasal 8 Hubungan Pekerja dengan Pengusaha ………...….. 8
Pasal 9 Bantuan Pengusaha Kepada Serikat Pekerja ……………. 8
Pasal 10 Ketentuan Umum ……………………………………….. 8

BAB II PENERIMAAN PEKERJA DAN MASA PERCOBAAN….....… 9


Pasal 11 Penerimaan Pekerja ………………………………….... 9
Pasal 12 Masa Percobaan ……………………………………...… 9

BAB III PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU................................ 10


Pasal 13 Ketentuan Umum............................................................... 10
Pasal 14 Syarat-syarat dan Isi........................................................... 10
Pasal 15 Jangka Waktu, Perpanjangan Dan Pembaharuan............... 11
Pasal 16 Berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu................... 11

BAB IV PENEMPATAN DAN PERPINDAHAN PERSONIL…………… 13


Pasal 17 Penempatan Pekerja ………………………………..…. 13
Pasal 18 Perpindahan Personil ……………………………….… 13

BAB V HARI KERJA, JAM KERJA, LEMBUR, HARI LIBUR DAN CUTI 14
Pasal 19 Hari Kerja dan Jam Kerja dalam Seminggu …….…..… 14
Pasal 20 Kerja Lembur ……………………………………….… 14
Pasal 21 Hari Libur / Istirahat Mingguan ……………………… 14
Pasal 22 Cuti Tahunan ……………………………………….... 15
Pasal 23 Hilangnya Hak Cuti ………………………………….. 15

BAB VI TATA TERTIB HADIR, TIDAK MASUK KERJA, IJIN MENINGGALKAN


JAM KERJA, DAN IJIN DATANG TERLAMBAT …………… 16
Pasal 24 Tata Tertib Hadir …………………………………..…. 16
Pasal 25 Pemberitahuan Tidak Masuk kerja ………………....… 16
Pasal 26 Tidak Masuk kerja Karena Sakit …………………..…. 16
Pasal 27 Tidak Masuk Kerja dengan Ijin Khusus …………....… 17
Pasal 28 Tidak Masuk Kerja Karena Cuti haid/ Hamil …………… 17
Pasal 29 Mangkir / Bolos ………………………………………… 17
Pasal 30 Ijin meninggalkan Pekerjaan dan Datang Terlambat pada Jam
Kerja ………………………………………………......... 18

BAB VII KEWAJIBAN, HAK DAN LARANGAN PEKERJA …….....…… 18


Pasal 31 Kewajiban Calon Pekerja dan Pekerja Tetap ………....... 19
Pasal 32 Hak-hak Pekerja …………………………………...…… 20
Pasal 33 Larangan-larangan bagi Pekerja ………………...……… 20
Pasal 34 Hal-hal yang Diperhatikan ……………………………… 21
Pasal 35 Penanganan Tanggap Darurat dan Bencana……………… 21

BAB VIII SANKSI-SANKSI BAGI PELANGGARAN ……………………… 21

PKB Page 2
Pasal 36 Maksud dan Tujuan Sanksi ……………………………… 21
Pasal 37 Macam Sanksi Pelanggaran ……………………………… 22
Pasal 38 Pelaksanaan Pemberian Sanksi…………………………… 22
Pasal 39 Pemotongan Upah, Denda, Skorsing, Penurunan Jabatan… 25
Pasal 40 Pemutusan Hubungan Kerja………………………………. 26
Pasal 41 Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja………………… 26

BAB IX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, BUKAN KARENA MELAKUKAN


KESALAHAN PELANGGARAN…………………………………. 28
Pasal 42 Pekerja Mengajukan Permohonan Berhenti…………...…. 28
Pasal 43 Pekerja Meninggal……………………………………...… 28
Pasal 44 Pekerja Karena Pensiun....................................................... 28
Pasal 45 Keadaan Kesehatan Tidak Memungkinkan Untuk Bekerja. 29
Pasal 46 Ketentuan Mengenai Upah……………………………..… 29
Pasal 47 Pemberian Pendapatan Lain…………………………….... 30

BAB X JAMINAN SOSIAL DAN KESEHATAN KERJA………………… 31


Pasal 48 Tunjangan Hari Raya……...................……………………. 31
Pasal 49 Keselamatan dan Kesehatan Kerja…………………………. 31
Pasal 50 Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan……………………..... 32
Pasal 51 Peribadatan………………………..................……………. 32
Pasal 52 Kesejahteraan Pekerja………………….............…........…. 32
Pasal 53 Bantuan Suka Cita dan Duka Cita…...……………………. 32
Pasal 54 Program Peningkatam Keterampilan.................................... 33
Pasal 55 Penghargaan............ .……………………………………… 33

BAB XI PENYELESAIAN KELUHAN DAN MASALAH PEKERJA… 33


Pasal 56 Penyelesaian Keluhan…………………………………...… 33
Pasal 57 Prosedur Penyelesaian Keluhan…………………………… 34

BAB XII BERLAKUNYA KESEPAKATAN KERJA BERSAMA……….…. 34


Pasal 58 Penyusunan Masa Berlaku dan Pengesahan………………. 34
Pasal 59 Peraturan Pelaksanaan dan Peraturan-Peraturan Lain….….. 34

PKB Page 3
BAB I
UMUM

PASAL 1
BATASAN ISTILAH-ISTILAH DAN KETENTUAN UMUM

1. Ketenagakerjaan adalah :
Segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah
masa kerja.

2. Tenaga Kerja adalah :


Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

3. Pekerja adalah :
Setiap orang yang mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan dan terikat oleh suatu
perjanjian kerja serta menerima upah / gaji atau imbalan dalam bentuk lain, selain anggota
Dewan Komisaris dan Direksi

4. Pemberi Kerja adalah :


Orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah / gaji atau imbalan dalam bentuk lain.

5. Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan
milik sendiri ;
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya ;
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar
wilayah Indonesia.

6. Perusahaan adalah :
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan, atau badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang
mepekerjakan pekerja / buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mepekerjakan
orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Dalam hal ini Perusahaan yang dimaksud dalam PKB ini adalah PT. Dragon Prima Farma,
suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang Obat Tradisional dan Kosmetik dan
berkedudukan di Semarang dengan kantor pusat di Jalan Raya Kaligawe KM 3 no. 93
Semarang didirikan dengan akta notaris no. 108 tanggal 26 Nopember 1984.

7. Lingkungan Perusahaan adalah keseluruhan tempat yang berada dibawah penguasaan


Perusahaan atau milik Perusahaan yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan
operasional Perusahaan

8. Pimpinan Perusahaan adalah :


anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta Pekerja yang karena jabatannya mempunyai
tugas untuk memimpin Perusahaan atau unit kerja Perusahaan

9. Kantor Pusat adalah :


PT. Dragon Prima Farma yang berdomisili dan beralamat di Jl. Raya Kaligawe KM 3 No. 93
Semarang, 50111

10. Jabatan adalah :


Kedudukan yang menunjukan tugas , tanggung jawab dan wewenang Pekerja dalam
organisasi Perusahaan

PKB Page 4
11. Pekerja Tetap adalah :
Semua Pekerja yang tercatat/terikat dalam hubungan kerja dengan Perusahaan dan telah
mendapat Surat Pengangkatan sebagai Pekerja tetap baik yang bekerja di kantor pusat
maupun kantor Cabang / Perwakilan / Unit Kerja Area.

1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu adalah :


Perjanjian kerja antara Pekerja dengan Perusahaan , untuk mengadakan hubungan kerja
dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.

14. Calon Pekerja adalah :


Setiap Pekerja yang tercatat/terikat dalam hubungan kerja dengan perusahaan ini dan masih
menjalani masa percobaan.

15. a. Keluarga Pekerja adalah :


Seorang istri atau suami dan anak yang sah ( termasuk anak yang disahkan pengadilan atau
anak bawaan yang sah dari hasi perkawinan sebelumnya ) sampai dengan jumlah 3 ( tiga )
orang, berusia tidak lebih dari 21 ( dua puluh satu ) tahun , belum bekerja , belum menikah
dan masih dalam tanggungan orang tua.
b. Yang termasuk Keluarga Langsung dari Pekerja adalah suami / istri , anak-anak yang
sah , kakak/ adik kandung, ayah/ ibu, mertua laki-laki/ perempuan, kakek/ nenek, kakek/
nenek mertua.

16. Ahli Waris adalah :


anggota keluarga/orang-orang lain yang ditunjuk oleh Pekerja untuk menerima hak-hak
Pekerja sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

17. Balas Jasa adalah :


semua bentuk pembayaran/pemberian tunjangan yang diberikan perusahaan kepada Pekerja
sebagai imbalan atas hasil kerja/ jasa-jasanya kepada perusahaan, berupa :
1. Upah/Gaji : adalah hak Pekerja yang diberikan oleh perusahaan yang didasarkan atas
nilai pekerja/tugas/jabatan yang dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang
ditetapkan menurut suatu persetujuan dan peraturan perundang-undangan dan dibayar
atas suatu perjanjian kerja antara Perusahaan dengan Pekerja , termasuk tunjangan
baik untuk Pekerja sendiri maupun keluarganya.
2. Pendapatan lain : sejumlah uang yang diberikan perusahaan (atas dasar kebijaksanaan)
kepada Pekerja dalam bentuk insentif/ perangsang untuk meningkatkan produktivitas
kerja.
3. Tunjangan Kecelakaan Kerja : sejumlah uang yang dibayarkan perusahaan kepada
Pekerja / ahli warisnya sebagai ganti rugi akibat kecelakaan kerja (dalam hal ini
pelaksanaannya melalui program BPJS Ketenagakerjaan , bila telah menjadi anggota
BPJS Ketenagakerjaan ).

18. Pekerjaan adalah :


Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh Pekerja untuk kepentingan Perusahaan
dalam suatu hubungan kerja dengan menerima Balas Jasa.

19. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah :


suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk pelayanan / fasilitas / santunan sesuai
dengan peraturan perundangan yang diwujudkan dalam bentuk BPJS Ketenagakerjaan
sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, sakit, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan meninggal dunia karena kecelakaan kerja.

20. Kecelakaan Kerja adalah :


Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat proses atau aktivitas kerja, termasuk penyakit yang
timbul karena proses atau aktivitas kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam

PKB Page 5
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan
yang biasa atau wajar dilalui.

21. Serikat Kerja adalah :


Organisasi Pekerja di lingkungan Perusahaan yang dibentuk dari , oleh dan untuk
Pekerja yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,demokratis dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan,membela serta melindungi hak dan kepentingan Pekerja serta
meningkatkan kesejahteraan Pekerja dan keluarganya. Dalam Perjanjian ini diwakili oleh
sektor Farmasi dan Kesehatan Reformasi yang selanjutnya disebut SP Farkes Reformasi.

22. Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) adalah :


Perjanjian kerja yang berisi tugas dan tanggung jawab dari pihak terkait, yang dibuat oleh
dan antara PT. Dragon Prima Farma , dengan SP Farkes Reformasi yang mewakili
seluruh Pekerja.

23. Waktu Kerja adalah :


Waktu yang ditentukan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepada Pekerja.

24. Kerja Lembur adalah :


Pekerjaan yang dilakukan di luar jam Kerja dan atau hari kerja yang telah ditentukan dan
disepakati bersama.

25. Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) adalah :


Berakhirnya hubungan kerja antara Perusahaan dengan Pekerja , baik yang disebabkan
karena usia pensiun, karena Perjanjian ( pensiun dipercepat ) , sesuai dengan dalam PKB
dan atau ketentuan hukum yang berlaku.

26. Pensiun adalah :


Berakhirnya hubungan kerja karena telah memasuki batas maksimum usia kerja yang
ditetapkan dalam PKB ini

27. Prestasi Kerja adalah :


Hasil kerja yang dicapai Pekerja yang dinilai atau diukur tingkat kompetensi dan
produktivitasnya.

28. Tunjangan adalah :


Penghasilan tambahan Pekerja yang diberikan oleh Perusahaan secara tetap ( Tunjangan
Tetap ) dan atau tidak tetap ( Tunjangan Tidak Tetap ) untuk Pekerja dan atau keluarganya
di luar insentif,bonus dan fasilitas lain sebagaimana disepakati /diatur dalam PKB ini.

PASAL 2
PIHAK-PIHAK YANG MENGADAKAN PERJANJIAN

Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) ini diadakan antara :


PT. DRAGON PRIMA FARMA yang berkedudukan hukum di Semarang , Jl. Raya Kaligawe
KM 3 No. 93 Semarang, selanjutnya disebut “ PERUSAHAAN “ “
Dengan
SERIKAT PERKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI ( SP. FARKES R. ) unit
kerja PT. DRAGON PRIMA FARMA yang mewakili seluruh Pekerja dan anggota-anggotanya ,
selanjutnya disebut ”SERIKAT PEKERJA“ yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja Kota
Semarang dengan Nomor Bukti Pencatatan : 148/251/OP.SP.85/02.

PKB Page 6
PASAL 3
LUASNYA PERJANJIAN

1. Perusahaan dan Serikat Pekerja telah sama-sama menyetujui dan bersepakat bahwa
Perjanjian Kerja Bersama ini hanya berlaku di PT. DRAGON PRIMA FARMA, bagi
Perusahaan dan Pekerja masing-masing mempunyai kewajiban dan hak-hak lainnya yang
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku (khususnya hal-hal yang tidak
diatur dalam PKB).
2. Disamping adanya PKB ini, perjanjian ataupun peraturan tambahan dapat diadakan oleh dan
atas persetujuan bersama antara Perusahaan dan SP FARKES R sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 4
MAKSUD DAN TUJUAN PERJANJIAN

Maksud dan tujuan Perjanjian Kerja Bersama ini adalah untuk menjamin terpeliharanya tata
tertib, kedisiplinan, dan kepentingan bersama dalam hubungan kerja dan syarat-syarat kerja,
dimana hak-hak dan kewajiban dari masing-masing pihak diatur dan ditetapkan dalam
kesepakatan ini sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

PASAL 5
KEWAJIBAN PIHAK-PIHAK YANG MENGADAKAN PERJANJIAN

1. Perusahaan maupun Serikat Pekerja berkewajiban mensosialisasikan kepada para


anggotanya, baik isi, maksud dan tujuan keberadaan Perjanjian Kerja Bersama ini
2. Para Pekerja akan mentaati semua ketentuan yang ada dalam Perjanjian Kerja Bersama ini,
Perusahaan secara penuh tanggung jawab akan melaksanakan segala ketentuan yang ada
dalam Perjanjian Kerja Bersama ini.

PASAL 6
PENGAKUAN TERHADAP SERIKAT PEKERJA

1. Perusahaan mengakui Serikat Pekerja selama Serikat Pekerja tersebut diakui dan dicatat oleh
Pemerintah, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang.
2. Perusahaan mengakui bahwa Serikat Pekerja sebagai satu-satunya wadah/organisasi Pekerja
dalam perusahaan, yang mewakili anggota-anggotanya yang mempunyai hubungan kerja
tetap dengan Pengusaha dalam bidang-bidang ketenagakerjaan.
3. Perusahaan mengakui bahwa dalam forum Bipartite atau Tripartite, Serikat Pekerja dan
Perusahaan mempunyai kedudukan yang sama.

PASAL 7
JAMINAN BAGI SERIKAT PEKERJA

1. Perusahaan memberikan jaminan perlakuan yang baik dan sama kepada seluruh Pekerja
anggota-anggota Serikat Pekerja dan pimpinannya, baik langsung maupun tidak langsung,
oleh karena fungsinya dalam Serikat Pekerja.
2. Perusahaan menyetujui kegiatan dan perkembangan serikat pekerja, sepanjang kegiatan
tersebut mendukung kemajuan Perusahaan serta selaras dengan maksud dan tujuan
Perjanjian Kerja Bersama ini.

PASAL 8
HUBUNGAN PEKERJA DENGAN PENGUSAHA

1. Perusahaan dan Serikat Pekerja sepakat bahwa untuk mewujudkan hubungan kerja yang baik
dan serasi sesuai dengan hubungan Industrial Pancasila, maka cara permusyawarahan untuk

PKB Page 7
mencapai kesepakatan bersama secara kekeluargaan diantara kedua belah pihak, senantiasa
dijadikan landasan utama untuk menyelesaikan setiap masalah ketenagakerjaan.
2. Dalam hal kesepakatan bersama tidak dapat dicapai melalui permusyawarahan, maka kedua
belah pihak setuju dan berhak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 9
BANTUAN PERUSAHAAN KEPADA SERIKAT PEKERJA

1. Perusahaan dapat menyediakan ruangan dan perlengkapan untuk dipergunakan oleh Serikat
Pekerja.
2. Menyediakan papan pengumuman atau buletin board guna menempelkan pengumuman
sepanjang mengenai hal-hal yang tidak melanggar ketertiban yang berlaku di perusahaan.
3. Dengan seijin Perusahaan, Serikat Perkerja dapat menggunakan ruangan rapat dan
peralatannya untuk menyelenggarakan rapat-rapat serikat Pekerja di luar jam-jam kerja.
Untuk keperluan tersebut Serikat Pekerja harus minta izin pada Perusahaan melalui
Departemen HR & GA paling lambat 3 ( tiga ) hari sebelumnya.
4. Perusahaan dapat memberikan ijin kepada pimpinan Serikat Pekerja atau anggotanya untuk
menghadiri rapat atau pendidikan atau pelatihan dan atau kegiatan resmi lainnya yang
diselenggarakan oleh instansi Pemerintah.

PASAL 10
KETENTUAN UMUM

1. Mengenai istri Pekerja, dalam hal ini perusahaan menganggap bahwa Pekerja pria hanya
mempunyai 1 ( satu ) istri yang sah secara hukum dan agama, tetapi bila kenyataanya lebih,
maka yang dianggap sebagai istri adalah 1 ( satu ) orang yang didaftarkan/dilaporkan secara
tertulis kepada Departemen HR & GA.
2. Mengenai anak Pekerja, dalam hal ini perusahaan menganggap bahwa anak yang masih
menjadi tanggungan Pekerja adalah anak kandung berusia dibawah 21 tahun/belum menikah
dan belum bekerja, serta didaftarkan dan dilaporkan ke Departemen HR & GA maksimal 3
orang.
3. Mengenai surat/akte yang resmi, adalah semua surat/akte yang secara resmi dikeluarkan
oleh pemerintah ( misal : Surat Nikah, Akte Kelahiran, Akte Pengangkatan Anak dsb ) atau
surat-surat lain yang mendapatkan penguatan/ pengesahan pejabat pemerintah yang
berwenang.
4. Mengenai ahli waris, apabila tidak ditentukan atau bila telah ditentukan tetapi ternyata
nama ( orang ) yang ditunjuk telah meninggal dunia, maka penunjukan ahli waris akan
diatur menurut prosedur hukum.
5. Mengenai sumbangan, bentuk pelayanan, pemberian fasilitas serta pemberian pendapatan
lain-lain diberikan oleh perusahaan atas dasar kebijaksanaan, dengan melihat kepada
kemampuan perusahaan, dan dapat dirubah dalam bentuk lain dengan melihat kondisi
keuangan dan perkembangan perusahaan.
6. Mengenai upah/gaji, dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka Pekerja tidak masuk kerja tidak dibayar upahnya, kecuali disebabkan sakit
atau ijin yang ditetapkan.
7. Mengenai fasilitas atau pendapatan-pendapatan lain-lain akan diberikan oleh perusahaan
berdasarkan daftar hadir (masuk kerja) dan apabila Pekerja tidak masuk kerja ( karena sakit,
ijin, mangkir ) maka tidak diberikan untuk hari ketidak hadirannya.

PKB Page 8
BAB II
PENERIMAAN PEKERJA & MASA PERCOBAAN

PASAL 11
PENERIMAAN PEKERJA

1. Penerimaan Pekerja didasarkan atas permintaan dari Departemen yang membutuhkan kepada
Departemen HR & GA secara tertulis melalui Form Penambahan / Penggantian Pekerja.
Untuk penerimaan Pekerja yang bersifat penambahan jumlah tenaga kerja maupun pengganti
Pekerja yang keluar ,juga harus mendapat persetujuan dari Direksi atau yang mewakili
berdasarkan surat pengangkatan/ penunjukan Direksi .
2. Pelamar kerja harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut :
a. Surat lamaran kerja.
b. Daftar riwayat hidup.
c. Foto Copy Ijazah terakhir dan transkrip nilai
d. Foto Copy surat pengalaman kerja ( bagi yang sudah berpengalaman ).
e. Foto copy KTP yang masih berlaku.
f. Surat keterangan sehat dari dokter enam bulan terakhir.
g. Surat keterangan bebas narkoba jika dibutuhkan.
h. Pas foto berwarna 4x6 .
3 Pelamar kerja dapat diterima, setelah dinyatakan lulus dalam proses / tahapan seleksi yang
diadakan perusahaan dan bersedia menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK) atau
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
4 Pelamar kerja sebelum mulai bekerja, diberikan kesempatan untuk menanyakan mengenai
tugas-tugas dan resiko pekerjaan yang akan dilaksanakan ; serta mengenai peraturan-
peraturan, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.
5 Perusahaan tidak dapat mempekerjakan calon Pekerja yang mempunyai hubungan keluarga
baik saudara kandung, saudara dalam satu garis keturunan ataupun hubungan suami/istri
dengan Pekerja dalam Perusahaan sehingga tidak menempati posisi dan atau fungsi yang
dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan posisi dan atau fungsi Pekerja tersebut.

PASAL 12
MASA PERCOBAAN KERJA

1. Semua pelamar yang diterima bekerja harus menjalani masa percobaan sekurang - kurangnya
3 ( tiga ) bulan terhitung mulai tanggal ia masuk kerja dengan status Calon Pekerja. Kecuali
bagi Pekerja dengan status kontrak akan diatur dengan perjanjian kerja tersendiri. Sebelum
habis masa percobaan 3 bulan, maka dilakukan evaluasi penilaian prestasi kerja melalui
panel interview dengan semua Kepala Departemen terkait untuk dilakukan rekomendasi
pengajuan status Pekerja masa percobaan kepada manajemen/Direksi.
2. Dalam masa percobaan, calon Pekerja dapat segera diputuskan hubungan kerja (PHK) bila :
a. Sikap dan perilakunya kurang baik.
b. Dinilai kurang mampu untuk melakukan tugas/pekerjaan yang diberikan
c. Sering tidak masuk kerja, sering ijin untuk keperluan yang bersifat pribadi, sering
alpa/mangkir/bolos.
d. Kurang mempunyai inisiatif, kurang berminat dalam tugas/pekerjaannya.

3. Calon Pekerja selama masa percobaan dapat sewaktu-waktu mengundurkan diri ( berhenti )
dari Perusahaan dengan memberitahukan maksud dan alasan pengunduran dirinya paling
lambat seminggu sebelumnya.
4. Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ), baik karena ayat 2 atau ayat 3 diatas, tidak diberikan
pesangon/pisah/kebijaksanaan berupa apapun.
5. Pemberitahuan akan diputuskan hubungan kerja harus disampaikan kepada calon Pekerja
yang bersangkutan selambat-lambatnya 1 ( satu ) minggu sebelum berakhirnya masa
percobaan.

PKB Page 9
6. Apabila menurut penilaian Atasan/Manager Departemen dari calon Pekerja tersebut
baik/memenuhi syarat, maka ia diangkat menjadi Pekerja tetap dan diwajibkan
menandatangani Surat Pengangkatan Pekerja Tetap.
7. Apabila setelah masa percobaan, telah berakhir sedangkan tidak ada pemberitahuan
mengenai hasil penilaian, maka secara otomatis Pekerja tersebut dianggap lulus dan berhak
diangkat menjadi Pekerja tetap.

BAB III
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

PASAL 13
KETENTUAN UMUM

1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dibuat tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan
tulisan lain sesuai dengan peraturan perundangan Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
2. Dalam perjanjian kerja waktu tertentu tidak boleh dipersyaratkan adanya masa percobaan.
3. Apabila dalam perjanjian kerja waktu tertentu ternyata dicantumkan masa percobaan maka
masa percobaan tersebut batal demi hukum

PASAL 14
SYARAT-SYARAT DAN ISI

1. Setiap Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
a. dibuat atas kemauan kedua belah pihak ;
b. adanya kemampuan dan atau kecakapan pihak-pihak untuk membuat suatu kesepakatan ;
c. adanya pekerjaan tertentu ;
d. yang disepakati tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan atau tidak
bertentangan dengan ketertiban umum serta kesusilaan.
2. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf a dan b dapat dibatalkan sedangkan yang bertentangan dengan ayat (1) huruf c
dan d adalah batal demi hukum.
3. Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu harus memuat :
a. Nama dan alamat pengusaha / perusahaan ;
b. Nama, alamat, umur dan jenis kelamin pekerja ;
c. Jabatan atau jenis / macam pekerjaan ;
d. Besarnya upah serta cara pembayaran ;
e. Syarat-syarat kerja yang membuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja ;
f. Jangka waktu berlakunya kesepakatan kerja ;
g. Tempat atau lokasi kerja ;
h. Tempat, tanggal kesepakatan kerja dibuat, tanggal mulai berlaku dan berakhir serta
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
4. Syarat-syarat kerja yang dimuat dalam perjanjian kerja waktu tertentu isinya tidak boleh
lebih rendah dari syarat-syarat kerja yang termuat dalam perjanjian kerja bersama yang
berlaku di perusahaan yang bersangkutan.
5. Apabila besaran upah dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang isinya lebih rendah dari
Kesepakatan Kerja Bersama, maka yang berlaku adalah besaran upah dalam Kesepakatan
Kerja Bersama.
6. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tidak dapat ditarik kembali atau dirubah kecuali atas
persetujuan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan oleh Undang-undang dinyatakan
cukup untuk merubah.

PKB Page 10
PASAL 15
JANGKA WAKTU DAN PERPANJANGAN PKWT

1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan
paling lama 5 (lima) tahun.
2. Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diperpanjang dengan ketentuan
jumlah seluruhnya waktu Perjanjian Kerja itu tidak boleh lebih dari 5 (lima) tahun.
3. Apabila Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) diperpanjang, selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari kerja sebelum Perjanjian Kerja berakhir, pengusaha memberitahukan
maksudnya secara tertulis kepada pekerja yang bersangkutan untuk memperpanjang
Perjanjian Kerja tersebut.

PASAL 16
BERAKHIRNYA KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU

1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu berakhir demi hukum dengan berakhirnya waktu yang
ditentukan dalam Perjanjian Kerja atau dengan selesainya pekerjaan yang disepakati dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu berakhir karena meninggalnya pekerja yang bersangkutan.
3. Perjanjian Kerja waktu Tertentu berlangsung terus sampai saat berakhirnya waktu yang telah
ditentukan dalam Perjanjian Kerja atau pada saat selesainya pekerjaan yang telah disepakati
dalam Perjanjian Kerja, kecuali karena :
a. kesalahan berat akibat perbuatan pekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 (lima) pada
pasal ini, atau
b. kesalahan berat akibat perbuatan pengusaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 8
(delapan) atau
c. alasan memaksa sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 (sembilan).
4. Apabila pengusaha atau pekerja ternyata mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
sebelum waktunya berakhir atau selesainya pekerjaan tertentu yang telah ditentukan dalam
Perjanjian Kerja, pihak yang mengakhiri Perjanjian Kerja tersebut diwajibkan membayar
kepada pihak lainnya ganti rugi upah pekerja sampai waktu atau pekerjaan seharusnya selesai
kecuali bila putusnya hubungan kerja itu karena pelanggaran yang bersifat mendesak
sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 (lima), 8 (delapan), dan 9 (sembilan) pada pasal ini.
5. Pengusaha dapat mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dengan ketentuan sbb :
a. pada saat membuat perjanjian masa kerja waktu tertentu,pekerja memberikan keterangan
palsu atau dipalsukan ;
b. mabuk, madat, memakai obat bius atau narkoba ditempat kerja ;
c. mencuri, menggelapkan, menipu atau melakukan kejahatan lainnya ;
d. menganiaya, menghina secara kasar, atau mengancam pengusaha, keluarga pengusaha
atau teman sekerja ;
e. melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan atau kesusilaan di tempat kerja ;
f. dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya milik perusahaan ;
g. dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan dirinya atau teman sekerjanya
dalam keadaan bahaya ;
h. membongkar rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan.
6. Pengusaha dapat memberikan Surat Peringatan Terakhir kepada pekerja karena kesalahan
Pekerja melakukan perbuatan-perbuatan sebagai berikut :
a. tetap menolak untuk mentaati perintah atau penugasan yang layak diberikan kepadanya
oleh atau atas nama pengusaha, sedangkan perintah itu sesuai dengan Kesepakatan Kerja
yang telah diadakan ;
b. dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian rupa
sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaannya ;
c. apabila ternyata dikemudian hari pekerja tidak melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
ketentuan yang sudah diperjanjikan ;

PKB Page 11
d. melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerja, sedangkan kepadanya
telah diberikan surat peringatan pertama atau kedua yang masih berlaku.
7. Setelah Surat Peringatan Terakhir, pekerja masih tetap melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (6), maka pengusaha dapat mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu.
8. Pekerja dapat mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu Tertentu karena pelanggaran yang bersifat
mendesak yang dilakukan pengusaha, antara lain sebagai berikut :
a. menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam pekerja, keluarga atau anggota
rumah tangga pekerja atau membiarkan hal itu dilakukan oleh keluarga, anggota rumah
tangga atau bawahan pengusaha ;
b. membujuk pekerja, keluarga atau teman serumah pekerja, melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan hukum atau dengan kesusilaan, atau hal itu dilakukan bawahan
pengusaha ;
c. 2 (dua) kali perusahaan tidak membayar upah pekerja pada waktunya ;
d. tidak memenuhi syarat-syarat atau tidak melakukan kewajiban yang ditetapkan dalam
Perjanjian Kerja ;
e. tidak memberikan pekerjaan yang cukup kepada pekerja yang penghasilannya didasarkan
atas hasil pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan yang diperjanjikan ;
f. tidak atau tidak cukup menyediakan fasilitas kerja yang disyaratkan kepada pekerja, yang
penghasilannya didasarkan atas dasar hasil pekerjaan yang dilakukan ; apabila dilanjutkan
hubungan kerja dapat menimbulkan bahaya bagi jiwa atau keselamatan pekerja sebagai
mana tidak diketahui oleh pekerja sewaktu Perjanjian Kerja diadakan;
g. memerintahkan pekerja walaupun ditolak oleh pekerja, untuk melakukan sesuatu
pekerjaan pada perusahaan lain yang tidak sesuai dengan Kesepakatan Kerja.
9. Selain kesalahan sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 (lima), 8 (delapan) dan 9 (sembilan)
pengusaha atau Pekerja dapat mengajukan pengakhiran Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
karena alasan Force Majeur.

BAB IV
PENEMPATAN DAN PERPINDAHAN PERSONIL

PASAL 17
PENEMPATAN PEKERJA

1. Pengusaha akan mengatur susunan organisasi dan penempatan personil-personil dalam


jabatan/tugas tertentu sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan perusahaan.
2. Dengan melihat pengaruh dan kebutuhan perkembangan usaha perusahaan, maka perubahan
struktur organisasi dan perpindahan penempatan personil dapat dilaksanakan
3. Tujuan dari pengadaan perubahan-perubahan tersebut adalah untuk :
a. Peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem kerja.
b. Peningkatan kemampuan personil, serta penempatan yang tepat sesuai dengan
kemampuan dan bidang tugas.
c. Pencapaian target perusahaan.

PASAL 18
PERPINDAHAN PERSONIL

1. Perpindahan Horizontal ( Mutasi )


a. Pekerja dapat dipindahkan dari satu jabatan ke jabatan lainnya yang setingkat
golongannya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
b. Selambat-lambatnya 1 ( satu ) bulan sebelum pelaksanaan mutasi, perusahaan
memberitahukan kepada Pekerja yang bersangkutan.
c. Jika Pekerja yang bersangkutan menolak mutasi yang ditentukan perusahaan, maka akan
diadakan perundingan untuk diambil kesepakatan antara pengusaha dengan Pekerja.
d. Perpindahan ini tidak berpengaruh pada perubahan upah/gaji dan fasilitasnya.

PKB Page 12
2. Perpindahan Vertikal ke Atas ( Promosi )
a. Pekerja dapat dipindahkan ( ditingkatkan ) dari suatu jabatan ke jenjang jabatan yang
yang lebih tinggi tingkatanya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
b. Setiap sesudah menjalani proses promosi, Pekerja yang bersangkutan harus menjalani
masa percobaan 3 ( tiga ) bulan.
c. Bila dalam 3 ( tiga ) bulan masa percobaan Pekerja yang bersangkutan dinilai kurang
mampu, maka ia dapat dikembalikan pada posisi jabatan semula atau dipindahkan pada
jabatan yang setingkat dengan jabatan semula.
d. Bila dalam penilaian ia mampu menjalankan tugas itu, maka akan ditetapkan sebagai
jabatan atau posisi promosi yang baru.

3. Perpindahan Vertikal ke Bawah ( Demosi )


Penurunan jabatan ini dilakukan bila Pekerja ini telah melakukan pelanggaran atau diantara
lainnya;
a. Sengaja melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan.
b. Tidak mampu menjalankan tugas sesuai jabatannya.
c. Ceroboh dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
d. Telah mendapat peringatan-peringatan tertulis sebelumnya.
e. Melanggar kedisiplinan kerja dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4. Gaji atau upah, tunjangan, dan semua fasilitas yang diberikan akan mengikuti jabatan dan
atau posisi yang baru. Dengan catatan gaji/upah tidak boleh lebih rendah dari UMK yang
berlaku.

BAB V
HARI KERJA, WAKTU KERJA, LEMBUR, HARI LIBUR DAN CUTI

PASAL 19
HARI KERJA DAN JAM KERJA DALAM SEMINGGU

Waktu kerja yang dianut dalam PKB ini yaitu 5 ( lima ) hari kerja dan 6 (enam) hari kerja dalam
seminggu, dengan maksimum 40 (empat puluh) jam kerja dalam seminggu dengan ketentuan :

1. a. Waktu kerja 5 hari dalam seminggu


Senin – Jum’at : 08.00 – 16.30 WIB
Istirahat : 12.00 – 12.30 WIB
Sabtu dan Minggu : Libur

b. Waktu kerja 6 hari dalam seminggu


Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
Sabtu : 08.00 – 14. 00 WIB
Minggu : Libur

2. Pekerja dianggap masuk kerja penuh dalam 1 ( satu ) hari apabila Pekerja tersebut sudah
bekerja minimal selama 4 jam dalam 1 ( satu ) hari.
3. Peraturan/perubahan atas jumlah hari kerja akan dilakukan bila keadaan kegiatan/operasional
perusahaan menghendaki adanya perubahan sistem kerja.
4. Jam kerja bagi SATPAM diatur tersendiri yang dituangkan dalam Jadwal jaga yang diatur
oleh Departemen HR & GA dengan mengingat peraturan yang berlaku.
5. Bagi Pekerja lapangan atau Pekerja yang ada di luar kantor pusat/ unit area karena sifat
pekerjaanya, jam kerjanya dapat diatur secara tersendiri dan tidak mendapatkan perhitungan
lembur.

PKB Page 13
PASAL 20
KERJA LEMBUR

1. Setiap Pekerja sewaktu-waktu bila keadaan sangat diperlukan dapat ditugaskan untuk
melakukan kerja lembur; pada jam-jam sebelum/sesudah jam kerja pada jam istirahat kerja
atau pada hari libur/Minggu.
2. Perhitungan upah lembur, pada dasarnya diatur menurut ketentuan perundangan-undangan
yang berlaku.
3. Pekerja yang tidak berhak untuk mendapat upah /gaji lembur adalah Pekerja dengan jabatan
Supervisor / setara ke atas.
4. Pekerjaan lembur dianggap sah jika diperintahkan oleh atasan langsung atau atasannya yang
lebih tinggi ( minimal level Supervisor), dengan menandatangani Surat Perintah Lembur dan
laporannya. Jadi, lembur atas inisiatif Pekerja sendiri tidak diberi upah lembur.

PASAL 21
HARI LIBUR / ISTIRAHAT MINGGUAN

1. Pada hari libur resmi semua Pekerja yang bekerja di Perusahaan sebagaimana dimaksud
berhak mendapat istirahat dengan upah sebagaimana biasa diterima tanpa membedakan
status pekerja.
2. Dalam hal pekerjaan menurut sifatnya harus dijalankan pada hari libur resmi, maka bagi
Pekerja yang bekerja pada hari libur tersebut disamping memperoleh upah sebagaimana
dimaksud ayat 1, juga dibayarkan upah lemburnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Istirahat Mingguan jatuh pada hari Sabtu dan Minggu untuk kantor Pusat dan hari Minggu
untuk di luar kantor pusat/ unit area ( lihat Pasal 19 ayat 1 diktum a dan b ).
4. Besarnya upah yang dibayarkan pada hari libur mengikuti UMK 5 hari kerja di kantor pusat
dan UMK 6 hari kerja di area dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

PASAL 22
CUTI TAHUNAN

1. Perusahaan memberikan cuti tahunan 12 ( dua belas ) hari kerja setelah Pekerja bekerja
selama 12 ( dua belas ) bulan berturut-turut, dan mendapat gaji/upah penuh.
2. Hak cuti tahunan akan gugur/hangus dengan sendirinya, apabila Pekerja yang bersangkutan
ternyata tidak menggunakan haknya, sampai muncul kembali atas hak cuti tahunan, di tahun
berikutnya.
3. Perusahaan menetapkan :
a. Untuk cuti bersama tahun berjalan :
 Hari Libur bersama akan ditentukan oleh Perusahaan dengan mempertimbangkan
Hari Libur Nasional dan Hari Libur Perbankan.
b. Untuk cuti pribadi tahun berjalan :
 Besarnya/jumlahnya ditentukan dari pengurangan total hak cuti Pekerja yaitu 12 hari
dikurangi cuti bersama.
 Apabila pekerja mengajukan ijin dengan tidak bekerja selama 4 jam, maka dianggap
mengajukan cuti pribadi 0,5 (setengah) hari.
 Cuti pribadi dapat diambil dan diajukan secara tertulis kepada Manager
Departemen masing-masing untuk mendapatkan persetujuan, serta diteruskan kepada
Personalia selambat-lambatnya 2 ( dua ) hari sebelum pengambilan hak cuti.
 Pengambilan cuti pribadi berturut-turut maksimal 2 ( dua ) hari atas persetujuan
atasan dalam 1 bulan.
 Dalam satu departement atau unit kerja tidak diperkenankan cuti secara bersama-
sama sehingga berakibat departement atau unit kerja kosong.
4. Pengambilan hak cuti tahunan tidak dapat digabungkan dengan pengambilan hak cuti
tahunan dari tahun berikutnya.

PKB Page 14
5. Apabila hak cuti pribadi tersebut sudah diambil/habis, sementara Pekerja yang bersangkutan
tidak masuk bekerja tanpa keterangan yang jelas/alpha, maka akan berlaku pemotongan gaji
secara proporsional sesuai gaji/bulan Pekerja yang bersangkutan.
6. Manager masing-masing departemen dapat mengatur jadwal cuti pribadi agar tidak
mengganggu kelancaran aktivitas kerja.

PASAL 23
HILANGNYA HAK CUTI

Hak cuti akan berkurang sesuai dengan jumlah hari absen yang disebabkan :
1. Sakit tanpa surat keterangan dari Dokter.
2. Ijin tanpa keterangan yang jelas/ Alpha.

BAB VI
TATA TERTIB HADIR, TIDAK MASUK KERJA,
IJIN MENINGGALKAN JAM KERJA, DAN IJIN DATANG TERLAMBAT

PASAL 24
TATA TERTIB HADIR

1. Pekerja diwajibkan sudah berada/siap di tempat kerja selambat-lambatnya 5 (lima) menit


sebelum jam kerja yang ditentukan.
2. Sebelum dan sesudah bekerja diwajibkan absen di tempat yang sudah disediakan atas
namanya sendiri pada hari itu juga dan tidak boleh mengabsenkan milik orang lain.
3. Pekerja yang lupa mengisi absen dianggap alpa/mangkir/bolos, kecuali segera melapor ke
atasan langsung dan Personalia, pada saat itu juga pada hari kerja yang bersangkutan.
4. Saat memasuki lokasi kerja, setiap Pekerja harus mengenakan pakaian kerja ( yang
diwajibkan ) dengan rapi dan bersih dan memakai ID Card jika disediakan oleh perusahaan.
5. Pekerja wajib masuk kerja dan meninggalkan kerja sesuai dengan jam kerja yang telah
ditentukan, kecuali ada izin dari atasan masing-masing dengan mengisi form FM/06/015
tentang SURAT IJIN / KETERANGAN.

PASAL 25
PEMBERITAHUAN TIDAK MASUK KERJA

1. Pekerja wajib memberitahukan secara tertulis dan menjelaskan alasan tidak masuk kerja
kepada atasan dan Manager Departemennya.
2. Untuk hal-hal yang dapat diperkirakan/direncanakan sebelumnya wajib meminta ijin
jauh-jauh hari sebelumnya kepada Manager Departemennya.
3. Untuk hal-hal yang mendadak/tidak dapat diduga sebelumnya seperti ; sakit atau anggota
keluarga meninggal, Pekerja wajib memberitahukan secara lisan melalui telepon atau
melalui orang lain, kemudian disusul dengan surat ijin yang diperlukan.
4. Pekerja yang sering ijin dan alasannya kurang dapat dipertanggung jawabkan, dapat
dikenakan sanksi peringatan tertulis

PASAL 26
TIDAK MASUK KERJA KARENA SAKIT

1. Pekerja bila sakit harus memberitahukan dan menyerahkan Surat Keterangan sakit yang
disahkan oleh Dokter.

PKB Page 15
2. Pekerja harian/borong yang sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan , apabila sakit harus
menyerahkan Surat Keterangan Dokter dari Faskes BPJS Kesehatan yang dipilih dan akan
tetap mendapat upah penuh.
3. Pekerja yang absen karena sakit dengan Surat Keterangan Dokter, tetap mendapat upah/gaji
penuh untuk hari ketidak hadirannya dan tidak dipotong hak cutinya.
4. Pekerja yang sering ijin sakit karena keadaan kesehatannya, setelah diperiksa dan dinyatakan
oleh Dokter tidak memungkinkan untuk bekerja lagi, maka dapat diputuskan hubungan
kerjanya sesuai dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 27
TIDAK MASUK KERJA DENGAN IJIN KHUSUS

AYAT 1
Pekerja dapat mengajukan Ijin tidak masuk kerja dengan dengan gaji penuh dan tidak
dipotong hak cutinya sedangkan pendapatan lain yang bersifat tambahan atau insentif tidak
diberikan pada hari ketidakhadirannya, ijin khusus tersebut berpedoman pada pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu :
1. Pernikahan sah Pekerja sendiri................................................................................... 3 hari
2. Mengkhitankan anak................................................................................................... 2 hari
3. Membaptiskan anak.................................................................................................... 2 hari
4. Pernikahan anak.......................................................................................................... 2 hari
5. Anggota keluarga meninggal dunia yaitu suami/istri, orang tua/mertua, anak,
menantu...................................................................................................................... 2 hari
6. Istri sah melahirkan/keguguran kandungan .............................................................. 2 hari
7. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia................................................1 hari

Untuk keperluan hal tersebut di atas, Pekerja wajib menunjukan bukti/keterangan yang sah
kepada atasan/Manager Departemennya dan juga Personalia.

AYAT 2
Ijin khusus tidak dapat diambil diluar yang sudah di tentukan tersebut diatas, atau akan gugur jika
tidak diambil.

PASAL 28
TIDAK MASUK KERJA KARENA CUTI HAID / HAMIL

1. Apabila Pekerja harian tidak mengambil hak cuti haid, maka akan diganti dengan uang
pengganti sebesar 2 ( dua ) kali upah pokok sehari dan dibayarkan setiap bulan pada minggu
keempat.
2. Jika keadaan memang betul-betul tidak memungkinkan untuk bekerja, karyawati yang haid
diberikan cuti selama 2 ( dua ) hari pada hari 1 dan 2 dengan upah penuh. Kondisi demikian
harus diberitahukan lebih dahulu oleh karyawati kepada perusahaan dan harus dibuktikan
dengan Surat Keterangan Dokter.
3. Cuti hamil dan melahirkan diberikan selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan
dan 1,5 (satu setengah) bulan setelah melahirkan di PT Dragon Prima Farma. Cuti keguguran
kandungan diberikan selama 1,5 (satu setengah) bulan sesudah keguguran, dengan upah
penuh.
4. Karyawati yang akan mengambil cuti hamil mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Atasan/Manager Departemennya untuk diteruskan ke Departemen HR & GA minimal 2
(dua) minggu sebelum cuti diambil. Surat permohonan cuti ini harus disertai dengan surat
keterangan dokter / bidan.

PKB Page 16
PASAL 29
MANGKIR / BOLOS

1. Pekerja dianggap mangkir telah melakukan pelanggaran, bila ia tidak masuk kerja dengan:
a. Tidak minta ijin terlebih dahulu pada Manager Departemennya atau HR & GA.
b. Alasan yang tidak dapat dipercaya oleh Manager Departemennya atau HR & GA,
karena Pekerja tidak dapat menunjukan bukti-bukti yang dapat menunjang alasannya.
c. Terbukti berbohong dengan alasan tidak masuk kerja yang dikemukakan kepada
pimpinan departemen dan atau HR & GA.
2. Sanksi untuk Pekerja yang mangkir/bolos :
a. Gaji/upah tidak dibayar untuk hari ketidak hadirannya, dihitung scara proporsional
dengan perhitungan :
b. Gaji Pokok : hari kerja = Gaji per hari X hari ketidak hadirannya
c. Pendapatan lain yang bersifat Insentif tidak diberikan untuk hari atau bulan itu atas
ketidak hadirannya.
d. Diberikan Surat Peringatan bila telah dilakukan berulang-ulang.

3. Pekerja yang tidak masuk kerja 5 ( lima ) hari berurut-turut tanpa pemberitahuan sama
sekali dan pihak perusahaan telah memanggil secara tertulis dengan bukti yang sah
sebanyak 2 (dua) kali, maka Pekerja tersebut dinyatakan mengundurkan diri dengan sah
dan akan diproses dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
.
PASAL 30
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DAN DATANG TERLAMBAT
PADA JAM KERJA

1. Perusahaan memberikan ijin kepada Pekerja untuk meninggalkan tempat kerja dan datang
terlambat pada jam kerja, untuk keperluan penting dengan alasan yang kuat dan dibuktikan
dengan kebenaran.
2. Untuk Pekerja borong, upah akan tetap diberikan berdasarkan hasil dari pekerjaanya apabila
Pekerja tersebut ijin meninggalkan tempat kerja.
3. Perusahaan akan memberi peringatan tertulis apabila Pekerja datang terlambat 5 ( lima ) kali
dalam 1 bulan kecuali ada pemberitahuan sebelumnya.

BAB VII
KEWAJIBAN, HAK DAN LARANGAN PEKERJA

PASAL 31
KEWAJIBAN CALON PEKERJA DAN PEKERJA TETAP

1. Jujur, bersungguh-sungguh dan berhati-hati dalam bekerja.


2. Memahami, mematuhi, dan melaksanakan semua :
a. UU dan Peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.
b. Perjanjian Kerja Bersama yang telah disepakati oleh Perusahaan dan Pekerja.
c. Instruksi, metode/prosedur kerja, petunjuk/nasehat yang diberikan/ditetapkan
perusahaan atau oleh atasan langsung/atasan lain yang berkompeten, baik secara llisan
maupun tertulis.
3. Lapor pada perusahaan setiap 3 bulan sekali bila ada perubahan kondisi-kondisi sebagai
berikut :
a. Pindah alamat/tempat tinggal.
b. Melakukan Pernikahan.
c. Terjadi kelahiran dalam keluarga Pekerja.
d. Terjadi kematian dalam keluarga Pekerja.

PKB Page 17
1. Memperhatikan, mengutamakan keselamatan kerja dan kesehatan kerja baik bagi diri
sendiri,teman sekerja,atasan-atasannya, pengusaha dan orang-orang lain yang berada dalam
lingkungan kerjanya.
2. Menggunakan menggunakan alat-alat keselamatan kerja yang diwajibkan.
3. Selama melakukan perkerjaannya, semua Pekerja tanpa kecuali harus mengutamakan dan
mencurahkan perhatian penuh pada pekerjaan masing-masing.
4. Semua Pekerja berkewajiban menghormati dan memelihara hubungan kerjasama yang baik
dengan teman sekerja, atasan-atasannya, pengusaha dan orang-orang lain yang ada hubungan
kerja/bisnis dengan perusahaan.
5. Wajib untuk memelihara suasana kerja yang tentram, keamanan/ketertiban, kebersihan,
keselamatan dan kesehatan lingkungan.
9. A. Bersikap sopan ; memakai pakaian kerja yang sopan dan wajib menjunjung
norma agama, kesusilaan dan norma-norma pergaulan yang berlaku dalam
masyarakat.
B. dan wajib mengenakan pakaian kerja yang telah diberikan oleh perusahaan.
10. Wajib bekerja sama dalam :
a. Meningkatkan produktivitas dan menjaga situasi yang kondusif dalam perusahaan.
b. Menghadapi gangguan-gangguan/masalah-masalah yang timbul dari dalam atau dari luar
lingkungan perusahaan.
c. Mencegah/mengantisipasi potensi kecelakaan kerja, kebakaran, pencurian dan
bahaya-bahaya lainnya.
1. Wajib memeriksa dengan teliti semua bahan, peralatan, mesin atau barang apa saja yang
akan digunakan atau yang menjadi tanggung jawab dan pengawasannya pada
sebelum/sedang/sesudah menggunakan. Tujuannya adalah agar diketahui lebih dini apakah
ada kerusakan-kerusakan yang dapat mengakibatkan bahaya atau dapat menimbulkan
kerugian-kerugian lainnya.
12. Wajib bertanggung jawab atas kekurangan, kerusakan, kehilangan dari barang/peralatan yang
digunakannya, bahan yang diolahnya, mesin yang dioperasikannya atau yang menjadi
tanggung jawab pengamanan dan pengawasannya.
13. Wajib memelihara dan bertanggung jawab atas kebersihan dari bahan yang diolah.
diproduksinya, peralatan/mesin yang digunakan dan ruangan/lingkungan tempat kerja yang
menjadi tanggung jawab dan pengawasannya.
14. Wajib membuat laporan tertulis kepada Manager/Atasannya bila bahan yang diolah,
mesin/alat yang digunakan dan menjadi tanggung jawabnya rusak atau hilang. Apabila tidak
melaporkan maka kerusakan tersebut menjadi tanggung jawabnya.
15. Wajib meminta ijin dan memberitahukan kepada Atasan/Manager Departemen serta petugas
Satpam bila akan membawa bahan, peralatan, mesin atau barang apa saja milik perusahaan
keluar dari wilayah perusahaan. Dan harus tercatat secara terperinci.
16. Wajib mengadakan serah terima dengan petugas penjaga yang lain sebelum dan sesudah
menjalankan tugas-tugasnya.
17. Wajib memberitahukan segera kepada Atasan/Manager Departemen, bila melihat /
mengetahui bahwa di dalam wilayah perusahaan ada :
a. Pekerja yang bertingkah laku/melakukan tindakan-tindakan mencurigakan yang
diduga dapat menimbulkan bahaya kekacauan dan keresahan.
b. Pekerja yang mabuk, melakukan tindakan kejahatan, asusila, mengedarkan/
menggunakan benda/ bahan terlarang di dalam lingkungan kerja atau wilayah
perusahaan.
c. Pekerja mengalami kecelakaan/sakit yang parah atau menular.
d. Bahaya, pencurian, pengrusakan dsb yang terjadi dalam wilayah perusahaan.
e. Pekerja yang tidak melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya (seperti : Merokok di
jam kerja, tidur pada jam kerja, meninggalkan pekerjaan tanpa ijin dsb).
18. Wajib mematuhi semua tanda-tanda larangan/ petunjuk/ pemberitahuan yang dikeluarkan
oleh perusahaan dan tertempel pada tempat-tempat tertentu.

PKB Page 18
19. Menjaga kerahasiaan perusahaan, baik yang diketahuinya atau yang diperoleh karena
jabatannya, kecuali untuk kepentingan negara.
20. Bersedia/selalu siap dimutasi dibagian apapun yang layak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
21. Wajib meneruskan instruksi, metode, prosedur, petunjuk/nasehat yang disampaikan oleh
atasan yang lebih tinggi kedudukannya kepada anak buah.
22. Wajib lapor kepada Atasan/ Manager bila akan meninggalkan pekerjaan pada jam kerja.
23. Wajib mengikuti aturan-aturan yang dikelurkan oleh Departemennya, selama aturan tersebut
sudah disetujui oleh Dept. HRD & GA dan Pimpinan Perusahaan.
24. Setiap departemen bertanggung jawab atas berlakunya tata tertib perusahaan, serta
berkewajiban menjaga disiplin kerja para pekerja di lingkungan masing-masing.
25. Setiap departemen dapat melakukan tindak kedisiplinan terhadap pekerja di lingkungannya,
apabila berdasarkan alasan-alasan yang menurut pendapatnya/ sesuai dengan ketentuan
memerlukan tindakan tersebut.

PASAL 32
HAK – HAK PEKERJA

1. Semua Pekerja baik yang belum lolos masa percobaan, masa kontrak maupun yang sudah
diangkat menjadi Pekerja tetap, berhak untuk memperoleh :
a. Fasilitas seragam baru (kemeja dan atau kaos) dengan ketentuan :
 Staff : atasan sebanyak 3 steel
 SPO & Driver : atasan sebanyak 3 steel
 SPG : atasan sebanyak 3 steel
 Produksi : kaos sebanyak 5 steel
atasan/bawahan sebanyak 3 steel (bagian grey area)
 Untuk tahun berjalan :
- khusus untuk Pekerja produksi dan atau grey area mendapat seragam baru
sebanyak 2 ( dua ) steel, pemberian seragam ini diberikan setiap bulan Agustus
( satu tahun sekali ),
- khusus untuk SPG mendapat seragam sebanyak 3 ( tiga ) buah, pemberian
seragam ini diberikan setiap bulan Agustus ( dua tahun sekali ),
- khusus untuk Staff, SPO, Driver mendapat seragam sebanyak 3 ( tiga )
buah,pemberian seragam ini setiap bulan Agustus ( dua tahun sekali ).
 Seluruh Pekerja yang akan mengundurkan diri, wajib mengembalikan seragam
yang dimilikinya ( baik berupa kaos dan atau kemeja ) kepada Perusahaan.

PASAL 33
LARANGAN – LARANGAN BAGI PEKERJA

1. Menggunakan telepon, kertas surat dan amplop dengan kop nama perusahaan untuk
keperluan pribadi.
2. Dalam jam kerja menggunakan waktu dan fasilitas yang ada pada perusahaan untuk
kepentingan pribadi, kecuali untuk keperluan mendesak dan seijin dari pimpinan perusahaan.
3. Mengganggu/ melakukan perbuatan di luar tugas pekerjaannya, baik sendiri atau bersama-
sama dengan teman sekerjanya sehingga memperlambat pekerjaan.
4. Merokok, membuang sampah, makan dan minum di tempat yang dilarang, membuang air
kecil/ besar ditempat yang tidak semestinya.
5. Membuang sisa bahan produksi tanpa sepengetahuan atasan/ Manager.
6. Melampaui kewenangannya atau menyalahgunakan wewenang yang diberikan perusahaan.
7. Menyebarkan berita yang tidak benar dan tidak dapt dipertanggungjawabkan, yang dapat
merugikan perusahaan atau menimbulkan keresahan terhadap Pekerja lain.

PKB Page 19
8. a. Menerima tamu pribadi pada jam kerja tanpa seiijin atasan/ Manager.
b. Mengajak masuk tamu pribadi kedalam lingkungan perusahaan tanpa seijin pimpinan
Perusahaan.
9. Pekerja pria dilarang berambut panjang/ gondrong/ ditindik/ pakai anting-anting.
10. Melakukan pelanggaran yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku, seperti :
a. Mengedarkan/ menggunakan bahan/ obat yang terlarang dan membawa senjata api/
senjata tajam ke dalam lingkungan perusahaan.
b. Mengancam atau melakukan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan bahaya/
membuat orang lain dalam keadaan bahaya.
c. Berkelahi, mabuk-mabukan, berbuat asusila, berjudi/ bermain kartu, memprovokasi,
mogok kerja, mengacau, meresahkan, menipu, menggelapkan, menghasut, memeras,
menyuap, menerima suap dan menerima gratifikasi dalam bentuk apapun tanpa
persetujuan pimpinan perusahaan.
d. Membocorkan rahasia perusahaan/ rumah tangga perusahaan.
11. Tidur pada saat jam kerja.

PASAL 34
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN

1. Dalam hal atas kehilangan barang-barang/ uang milik pribadi, maka perusahaan tidak
bertanggung jawab atas hal itu. Kehilangan itu adalah akibat kecerobohan Pekerja sendiri.
2. Pekerja harus berusaha dan mempunyai inisiatif untuk meningkatkan mutu dan prestasi
kerjanya dengan jalan :
a. Meningkatkan pengetahuan-pengetahuan mengenai pekerjaan dan hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
b. Menanyakan kepada atasan/ Manager mengenai hal-hal yang kurang jelas/ kurang
dimengerti.
c. Banyak membaca dan mencari sumber-sumber yang dapat membantu dalam
peningkatan prestasi kerja dan mutu kerjanya.
3. Pekerja agar berusaha/ berinisiatif untuk mendiskusikan bersama atau dengan atasan/
Manager bila terjadi suatu masalah/ hambatan-hambatan dalam pekerjaan secara terbuka.
4. Apabila terjadi suatu masalah, maka diselesaikan dengan jalan musyawarah.
5. Pekerja agar selalu waspada terhadap godaan-godaan/ hasutan-hasutan yang timbul dari
dalam/ dari luar lingkungan perusahaan yang tujuannya untuk mengacaukan, meresahkan
ketentraman kerja.
6. Aturan dan penanganan terhadap suatu bencana dan kedaruratan diatur secara tersendiri
didalam SOP Kebijakan maupun Instruksi Kerja.

BAB VIII
SANKSI-SANKSI & PELANGGARAN

PASAL 35
MAKSUD DAN TUJUAN SANKSI

1. Dengan diberikan/dikeluarkan Perjanjian Kerja Bersama oleh perusahaan dan Serikat


pekerja, maksudnya agar para Pekerja mendapat pedoman sebagaimana seharusnya
bertindak, bekerja dan bergaul di lingkungan kerjanya.
2. Pada dasarnya sanksi yang dikenakan kepada Pekerja yang melakukan pelanggaran
dimaksudkan sebagai tindakan koreksi untuk menjaga kelangsungan semangat, minat dan
kepatutan Pekerja. Semua pelanggaran dan teguran yang diberikan akan dicatat pada data
HRD & GA.
3. Prosedur Pembuktian Pelanggaran dilakukan dengan cara :
a. Pengakuan dan/atau pernyataan dari Pekerja yang bersangkutan.

PKB Page 20
b. Dibuktikan oleh atasan yang bersangkutan.
c. Dibuktikan melalui proses Berita Acara Pemeriksaan oleh bagian HRD & GA dan tim
yang ditunjuk oleh Perusahaan sesuai dengan jenis pelanggaran.
4. Sanksi didasarkan pada :
a. Jenis Pelanggaran
b. Frekuensi Pelanggaran
c. Bobot Pelanggaran
d. Unsur Kesengajaan
e. Aturan / ketentuan dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
5. Masa berlaku Surat Peringatan (SP) setelah tanggal dikeluarkan adalah sebagai berikut:
a. Teguran Lisan
b. Teguran Tertulis
c. Peringatan Tertulis Pertama : maksimal 6 (enam) bulan
d. Peringatan Tertulis Kedua : maksimal 6 (enam) bulan
e. Peringatan Tertulis Ketiga : maksimal 6 (enam) bulan
f. Pembebasan Tugas Sementara (Skorsing)
g. Pemutusan Hubungan Kerja

PASAL 36
MACAM SANKSI PELANGGARAN

1. Teguran/Peringatan-peringatan secara Lisan, secara tertulis I, II, III/Terakhir.


2. Pemotongan upah ( gaji ) dan atau / denda.
3. Skorsing.
4. Penurunan Jabatan dan Pangkat/Level
5. Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ).

PASAL 37
PELAKSANAAN PEMBERIAN SANKSI

1. Proses Pembuatan Sanksi Pelanggaran


a. Peringatan Lisan / Tertulis disampaikan oleh atasan langsung dan dicatat secara tertulis
dalam berita acara untuk disampaikan ke bagian HRD & GA sebagai arsip.
b. SP I dibuat oleh HRD & GA berdasarkan pengajuan atasan langsungnya, dan diberikan
kepada Pekerja oleh pihak HRD
c. SP-II dibuat oleh HRD & GA berdasarkan pengajuan dari atasan langsungnya dan
diberikan kepada Pekerja oleh pihak HRD
1. SP-III / Terakhir dibuat oleh HRD & GA berdasarkan pengajuan dari atasan langsungnya
dan diberikan kepada Pekerja oleh HRD dengan didampingi oleh atasan Langsungnya.
2. Namun demikian hal ini tidak berarti harus diberikan sanksi seperti urutan-urutan diatas,
tergantung dari macam/sifat/berat ringan tindakan pelanggaran yang dilakukan si Pekerja.
3. Dalam pemberian Surat Peringatan (SP), berlaku bertingkat dimana seorang Pekerja yang
sebelumnya telah mendapatkan SP / masih dalam masa berlakunya SP, kembali melakukan
pelanggaran yang sama ataupun pelanggaran lain akan mendapatkan SP tingkat berikutnya
atau sanksi yang lebih tegas.
4. Pemberian sanksi peringatan dapat pula disertai pemberian pemotongan upah/denda atau dis-
ertai penurunan jabatan atau disertai skorsing.
5. Dalam hal pemberian sanksi mana yang patut diberikan kepada Pekerja yang telah
melakukan pelanggaran, dengan melihat pada segi-segi :
a. Keadilan : macam sanksi yang adil dan seimbang dengan macam pelanggaran yang telah
dilakukan.
b. Efektif : macam sanksi mana yang tepat untuk diberikan, yang dapat menghasilkan
( membuat ) pekerja menjadi insaf dan berusaha memperbaiki kesalahannya.
c. Akibat lain :

PKB Page 21
1. Apakah dengan memberikan sanksi tidak akan merugikan hari depan pekerja tersebut
atau pekerja lainnya.
2. Apakah dengan suatu sanksi tidak menimbulkan keresahan/gangguan ketertiban dan
keamanan dalam lingkungan kerja.

7. Klasifikasi Tingkat Pelanggaran

7.1 Jenis pelanggaran dengan tindakan disiplin Teguran Lisan :


a. Terlambat masuk kerja tanpa ijin atasan dan /atau bagian personalia tanpa
alasan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam kurun waktu 1 (satu) bulan
kalender, baik yang dilakukan berturut-turut ataupun tidak.
b. Tidak memakai tanda pengenal (jika ada) dan atau seragam / perlengkapan
kerja yang telah ditentukan di lingkungan perusahaan dan atau pada saat
bekerja.
c. Mengabaikan pekerjaan dengan meninggalkan tempat kerja atau pulang
sebelum waktunya atau keluar dari lingkungan perusahaan tanpa ijin atau
keterangan yang sah dari atasan dan bagian personalia.
d. Tidur pada saat jam kerja.
e. Membuat kegaduhan, mengobrol, berkerumun, berjalan-jalan, berteriak
dengan mengabaikan pekerjaannya.
f. Lalai menyimpan atau memasukkan peralatan kerja, surat-surat, dokumen di
tempatnya yang menjadi tanggung jawabnya.
g. Menolak perintah kerja untuk kepentingan perusahaan tanpa alasan yang tepat
dan dapat disahkan.
h. Memasuki komplek pabrik dengan tidak melalui pintu masuk yang telah
ditetapkan.
i. Berada dalam lokasi kerja bagian lain tanpa adanya kepentingan yang
berkaitan dengan tugas dan pekerjaannya.
j. Membuang sampah tidak pada tempat yang telah disediakan.
k. Makan bukan di tempat yang telah ditentukan yang dapat mengganggu
kebersihan dan kesehatan lingkungan.
l. Pada waktu bebas tugas, baik karena libur / cuti / ijin dilarang berada di dalam
lokasi pabrik / kantor tanpa seijin atasan.
m. Tidak/kurang perform didalam pencapaian target yang sudah ditetapkan.
n. Pelanggaran-pelanggaran lain yang menurut perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai pelanggaran tingkat tindakan disiplin Teguran Lisan.

7.2 Jenis pelanggaran dengan tindakan disiplin Teguran Tertulis :


a. Terlambat masuk kerja tapa ijin atasan dan/atau bagian personalia tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan baik berturut-turut ataupun tidak.
b. Mengabaikan pekerjaannya dengan meninggalkan tempat kerja atau datang
terlambat setelah jam istirahat, tanpa ijin atau keterangan yang sah.
c. Tidur pada waktu jam kerja paling banyak dilakukan 2 (dua) kali.
d. Membuat kegaduhan, mengobrol, berkerumun, berjalan-jalan, berteriak
dengan mengabaikan pekerjaannya, paling banyak dilakukan 2 (dua) kali.
e. Lalai menyimpan atau memasukkan peralatan kerja, surat-surat, dokumen di
tempatnya yang menjadi tanggung jawabnya, paling banyak dilakukan 2 (dua)
kali.
f. Tidak / lupa absen finger print (tanpa keterangan kepada bagian
HRD/Personalia).
g. Melakukan pelanggaran yang sejenis setelah sebelumnya pernah mendapatkan
Teguran Lisan.
h. Tidak/kurang perform didalam pencapaian target yang sudah ditetapkan.
i. Pelanggaran-pelanggaran lain yang menurut perusahaan dapat
diklasifikasikan pelanggaran tingkat tindakan disiplin Teguran Tertulis.

7.3 Jenis pelanggaran dengan tindakan disiplin Surat Peringatan I :

PKB Page 22
a. Terlambat masuk kerja berturut-turut maupun tidak, tanpa alasan, bukti atau
keterangan yang dapat diterima, paling banyak dilakukan 5 (lima) kali dalam
1 (satu) bulan.
b. Mangkir selama 1 (satu) hari kerja.
c. Tidak menunjukkan kesungguhan dalam bekerja walaupun sudah diberikan
Teguran Tertulis.
d. Bertindak atau berbicara kasar atau menghina pada atasan, teman kerja atau
bawahan.
e. Melakukan tindakan yang dapat diartikan sebagai pemaksaan kehendak yang
bukan haknya kepada perusahaan atau sesama Pekerja.
f. Menolak segala bentuk pemeriksaan yang dilakukan sehubungan dengan
usaha pencegahan dan pengamanan oleh perusahaan melalui petugas satuan
pengaman.
g. Tidak menggunakan alat pengaman / pelindung keselamatan / kesehatan kerja
seperti yang telah disediakan perusahaan.
h. Tidak melaporkan terjadinya kerusakan pada mesin / peralatan lain yang
diketahui dan yang menjadi tanggung jawabnya.
i. Menolak perintah kerja yang layak dari atasannya yang berhubungan
langsung / tidak langsung dengan pekerjaannya untuk kepentingan
perusahaan.
j. Selama waktu kerja melakukan kegiatan yang bertentangan dengan
kepentingan perusahaan.
k. Menolak perintah kerja lembur yang layak untuk kepentingan perusahaan
tanpa alasan yang tepat dan dapat disahkan.
l. Bertingkah laku kurang sopan di lingkungan perusahaan.
m. Melakukan pelanggaran yang sejenis setelah mendapat Teguran Tertulis
n. Melakukan pelanggaran-pelanggaran yang lebih ringan tetapi terakumulasi
sampai pada tingkat tindakan disiplin Surat Peringatan I.
o. Tidak/kurang perform didalam pencapaian target yang sudah ditetapkan.
p. Pelanggaran-pelanggaran lain yang menurut perusahaan dapat
diklasifikasikan pelanggaran tingkat tindakan disiplin Surat Peringatan I.

7.4 Jenis pelanggaran dengan tindakan disiplin Surat Peringatan II :


a. Melakukan pelanggaran apapun dalam masa berlaku Surat Peringatan I
b. Tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah paling banyak 3 (tiga) kali
dalam seminggu.
c. Kecerobohan yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau kehilangan barang
milik perusahaan, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya perbaikan
atau penggantian barang tersebut .
d. Menantang berkelahi terhadap atasan, bawahan atau teman sekerja di
lingkungan perusahaan.
e. Melakukan perbuatan menghasut, menyebarkan gossip sehingga dapat
meresahkan lingkungan kerja dan mengganggu kelancaran operasional
perusahaan.
f. Melakukan perbuatan atau tindakan dengan mengatasnamakan perusahaan
untuk manfaat dan tujuan pribadi.
g. Menghasut rekan kerja maupun orang lain untuk melakukan tindakan atau
perbuatan yang bisa merugikan perusahaan.
h. Memberikan keterangan palsu atau menyebarluaskan berita yang tidak benar
yang merugikan perusahaan dan mitra kerja perusahaan.
i. Menyalahgunakan wewenang atau jabatan untuk kepentingan pribadi.
j. Membuat laporan palsu untuk memperoleh upah, upah lembur, pengobatan,
tunjangan, pinjaman-pinjaman dan lain-lain fasilitas perusahaan.
k. Pelanggaran terhadap peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
l. Melakukan pelanggaran-pelanggaran yang terakumulasi dan termasuk
pelanggaran dengan tindakan disiplin Surat Peringatan II.
m. Tidak/kurang perform didalam pencapaian target yang sudah ditetapkan.
n. Pelanggaran-pelanggaran lain yang menurut perusahaan dapat diklasifikasikan
pelanggaran dengan tindakan disiplin Surat Peringatan II.

PKB Page 23
7.5 Jenis pelanggaran dengan tindakan disiplin Surat Peringatan III :
a. Melakukan pelanggaran dalam batas waktu berlakunya Surat Peringatan II.
b. Tidak hadir tanpa keterangan / pemberitahuan sebanyak 4 (empat) kali dalam
seminggu.
c. Tidak hadir tanpa keterangan / pemberitahuan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-
turut.
d. Terlambat hadir bekerja / pulang lebih awal tanpa ijin sebanyak 5 (lima) kali
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
e. Membawa senjata tajam / senjata api tanpa ijin ke dalam komplek pabrik /
kantor.
f. Merusak / mencoret papan pengumuman yang dikeluarkan oleh perusahaan,
koperasi atau lembaga lain yang organisasinya disetujui perusahaan.
g. Mencoret-coret bangunan / gedung.
h. Menolak perintah atasan yang masih dalam lingkup tugas pekerjaannya.
i. Mempergunakan atau menjalankan mesin atau alat angkut atau pekerjaan lain
yang bukan menjadi tanggung jawabnya tanpa perintah pimpinan.
j. Melakukan perbuatan / tindakan yang mengakibatkan terganggunya suasana
kerja atau menimbulkan keonaran
k. Kecerobohan yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau kehilangan barang
milik perusahaan sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya perbaikan
atau penggantian barang tersebut.
l. Melakukan pelanggaran-pelanggaran yang terakumulasi dan termasuk
pelanggaran dengan tindakan disiplin Surat Peringatan III.
m. Tidak perform didalam pencapaian target yang sudah ditetapkan.
n. Pelanggaran-pelanggaran lain yang menurut perusahaan dapat diklasifikasikan
pelanggaran dengan tindakan disiplin Surat Peringatan III.

PASAL 38
PEMOTONGAN UPAH, DENDA, SKORSING, PENURUNAN JABATAN

1. Disamping diberi Peringatan Tertulis Pekerja dapat pula disertai/digabungkan dengan sanksi
lain sebagai berikut :
a. Peringatan Tertulis I,II,III + pemotongan upah
b. Peringatan Tertulis I,II,III + denda.
c. Peringatan Tertulis I,II,III + skorsing
d. Peringatan Tertulis I,II,III + penurunan jabatan / Demosi
e. Peringatan Tertulis I,II,III + mutasi

1. Pemotongan upah : diberikan kepada Pekerja yang telah melakukan pelanggaran


mangkir/bolos, disamping mendapat peringatan tertulis.
2. Denda : dikenakan kepada Pekerja yang telah melakukan pelanggaran berupa : dengan
sengaja atau karena kecerobohannya telah mengakibatkan barang milik perusahaan yang
dikerjakan/menjadi tanggungjawabnya rusak/hilang, atau karena kecerobohan kerjanya
telah mengakibatkan orang lain mendapat kecelakaan.
3. Penangguhan kenaikan upah : dilakukan terhadap Pekerja yang telah melakukan/ sering
melakukan salah satu atau gabungan dari :
a. Sengaja melakukan tindakan-tindakan yang merugikan.
b. Tidak mampu menjalankan tugas-tugas dalam jabatannya.
c. Ceroboh dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya,
d. Telah mendapat peringatan-peringatan tertulis sebelumnya.
4. Skorsing : Pekerja yang ternyata telah melakukan pelanggaran berat atas ketentuan di
dalam peraturan kepegawaian dan terancam untuk dijatuhi sanksi maksimal (PHK), tetapi
perusahaan masih menangguhkan sanksi tersebut karena berbagai pertimbangan atau
karena proses yang masih harus ditempuh dapat dijatuhi sanksi tidak dipekerjakan dan
dibebaskan sementara dari segala tugas dan jabatan di perusahaan dengan kewajiban lapor
tiap hari kerja.

PKB Page 24
a. Masa skorsing maksimal 1 (satu) bulan, kecuali jika menunggu keputusan Pengadilan
Hubungan Industrial, maksimal 6 (enam) bulan.
b. Gaji/upah hanya dibayar 100 % tiap hari kerja yang diskors.
c. Pendapatan lain-lain yang sifatnya tidak tetap, tidak dibayarkan.
d. Masa skorsing dapat diperpanjang bila pekerja tersebut tidak melakukan wajib lapor
diri setiap hari kerja. Jika walaupun ia melaporkan diri tetapi sering
mengganggu/menghasut pekerja lain (membuat resah), dapat di PHK langsung.
5. Penurunan Jabatan/ Demosi: dilakukan terhadap Pekerja yang telah melakukan/ sering
melakukan salah satu atau gabungan dari :
e. Sengaja melakukan tindakan-tindakan yang merugikan.
f. Tidak mampu menjalankan tugas-tugas dalam jabatannya.
g. Ceroboh dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya,
h. Telah mendapat peringatan-peringatan tertulis sebelumnya.
6. Mutasi : Ditempatkan pada posisi pekerjaan yang berbeda baik tugas dan tanggung
jawabnya maupun lokasi tempat bekerja.

PASAL 39
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Perusahaan dapat secara langsung memberikan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja kepada
Pekerja yang terbukti melakukan pelanggaran berat yang bersifat mendesak yang dimaksud
pada ayat 2 pasal ini, walupun ia belum pernah mendapat Teguran/Peringatan Lisan/Tertulis
sebelumnya.
2. Pelanggaran berat yang bersifat mendesak yang dapat secara langsung diberikan sanksi
Pemutusan Hubungan Kerja sebagai berikut :
a. Melakukan pencurian, pengelapan dan manipulasi.
b. Melakukan penganiayaan terhadap pengusaha, atasan, teman sekerja atau kepada
anggota kaluarga pekerja.
c. Mempengaruhi pengusaha, atasan, teman sekerja untuk melakukan tindakan-tindakan:
pelanggaran, berbahaya, keresahan, kekacauan, bertentangan dengan ketertiban/
keamanan atau tindakan-tindakan negatif lainnya.
d. Merusak secara sengaja barang-barang milik perusahaan.
e. Memberi keterangan yang palsu mengenai sesuatu keadaan tugasnya atau mengenai
keadaan dirinya.
f. Mabuk di tempat kerja.
g. Menghina secara kasar atau mengancam pengusaha, atasan, teman sekerja atau kepada
anggota keluarga mereka.
h. Membocorkan rahasia perusahaan atau rahasia rumah tangga perusahaan.
i. Mengedarkan, menggunakan bahan/ barang terlarang menurut Undang-undang.
j. Melakukan tindakan-tindakan asusila maupun berjudi dalam wilayah perusahaan.
k. Melakukan/ terlibat dalam suatu tindakan pidana.
l. 5 (lima) hari beturut-turut mangkir/bolos dan telah dipanggil secara patut oleh
Perusahaan sebanyak 2 (dua) kali.
m. Berkelahi di lingkungan perusahaan.
n. Menerima keuntungan-keuntungan yang berhubungan dengan pekerjaannya (hadiah dan
atau honorarium) dari pihak lain yang berurusan dengan perusahaan, termasuk menerima
pekerjaan dan bekerja dengan perusahaan lain pada jam kerja.
o. Dengan sengaja merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang-
barang milik perusahaan.

PASAL 40
PELAKSANAAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka perusahaan berusaha


untuk menghindarkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja, namun bila ternyata :

PKB Page 25
a. Perusahaan sudah berusaha dengan berbagai upaya (dengan memberikan sanksi-sanksi)
Pekerja masih tetap melakukan pelanggaran-pelanggaran, atau
b. Pekerja melakukan pelanggaran berat yang bersifat mendesak seperti yang tertera pada
pasal 39 ayat 2 maka terpaksa perusahaan mengadakan Pemutusan Hubungan Kerja
dengan Pekerja pelaku pelanggaran.
2. Proses-proses mengenai pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja dilaksanakan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, pengusaha diwajibkan membayar Uang
Pesangon dan atau Uang Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak yang
seharusnya diterima sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Perhitungan Uang Pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit sebagai
berikut :
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun , 1 (satu) bulan upah;
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan
upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan
upah;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan
upah;
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan
upah;
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan)
bulan upah;
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
5. Perhitungan Uang Penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
sebagai berikut :
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan
upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga)
bulan upah;
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4
(empat) bulan upah;
d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5
(lima) bulan upah;
e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6
(enam) bulan upah;
f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu)
tahun, 7 (tujuh) bulan upah;
g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat)
tahun, 8 (delapan) bulan upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah.
6. Uang Penggantian Hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
meliputi :
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja / buruh dan keluargnya ketempat dimana
pekerja / buruh diterima bekerja;
c. hal – hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
7. Perubahan perhitungan Uang Pesangon, perhitungan Uang Penghargaan masa kerja, dan
Uang Penggantian Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

PKB Page 26
BAB IX
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
BUKAN KARENA MELAKUKAN PELANGGARAN/KESALAHAN

PASAL 41
PEKERJA MENGAJUKAN PERMOHONAN BERHENTI

1. Pekerja yang berniat untuk berhenti bekerja pada perusahaan, wajib mengajukan permohonan
tertulis kepada Manager Departemennya minimal 30 (tiga puluh ) hari sebelumnya.
2. Perusahaan dapat mempertimbangkan dan meluluskan permohonan berhenti bekerja minimal
1 ( satu ) bulan sampai dengan 2(dua) bulan sejak disetujui atau sampai ada pekerja
pengganti di posisi tersebut.
a. Ketentuan uang pisah untuk Pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja karena
berhenti bekerja/pengunduran diri adalah sebagai berikut :

MASA KERJA (TAHUN) MENGUNDURKAN DIRI

<1 1 x 20% x GP

1 sd <2 2 x 20% x GP

2 sd <3 3 x 20% x GP

3 sd <4 4 x 20% x GP

4 sd <5 5 x 20% x GP

>=5 sd <10 6 x 20% x GP

>=10 7 x 20% x GP

PASAL 42
PEKERJA MENINGGAL DUNIA

1. Pekerja yang meninggal dunia karena melakukan suatu tugas dari perusahaan (kecelakaan
kerja) oleh perusahaan diberikan tunjangan kepada ahli warisnya sejumlah uang yang
perhitungannya sama dengan perundangan yang berlaku yaitu Undang-Undang No. 11
Tahun 2020 dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

2. Pekerja yang meninggal dunia karena kecelakaan di luar tugas perusahaan /sakit yang
disebabkan bukan karena pekerjaan (bukan akibat dari kecelakaan kerja), maka
perusahaan memberikan haknya sesuai dengan UU No.11 tahun 2020.

PASAL 43
PEKERJA KARENA PENSIUN

1. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja karena usia lanjut tenaga kerja,
yaitu jika tenaga kerja telah tepat mencapai usia :
a. 50 (Lima Puluh) tahun bagi level operatif
b. 53 (Lima Puluh Tiga) bagi level staff.

PKB Page 27
c. 55 (Lima Puluh Lima) bagi level supervisor/manager.
d. 57 (Lima Puluh Tujuh) bagi level general manager.
2. Bagi setiap pekerja yang sudah mencapai usia pensiun diharuskan mengajukan Surat
Permohonan Pensiun kepada perusahaan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tepat mencapai
usia tersebut.
3. Surat Permohonan Pensiun yang dimaksud dalam ayat 1 adalah Surat Permohonan
Pengunduran Diri karena usia lanjut, diajukan sendiri secara tertulis oleh pekerja yang
bersangkutan dan atas kompensasinya berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pengusaha wajib memberikan kepada Pekerja Uang Pesangon sebesar 1,75 (satu
koma tujuh lima) kali ketentuan Pasal 40 ayat (2),uang penghargaan masa kerja 1(satu) kali
ketentuan Pasal 40 ayat (3) dan uang penggantian Hak sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (4)
4. Atas persetujuan pekerja dan perusahaan dengan mempertimbangkan kepentingan kedua
belah pihak, permohonan pengunduran diri dapat ditolak atau jatuh tempo pensiun dapat
diundur dengan memperpanjang usia kerja.
5. Dalam hal pengajuan permohonan pensiun disetujui oleh perusahaan, namun dengan
mempertimbangkan potensi kerja dan kesehatan pekerja serta kebutuhan perusahaan untuk
tetap mempekerjakan kembali karyawan tersebut, maka akan dilakukan pemanggilan kembali
tenaga kerja tersebut untuk mengadakan pembaharuan perjanjian kerja antara karyawan
dengan perusahaan.

PASAL 44
KEADAAN KESEHATAN TIDAK MEMUNGKINKAN UNTUK BEKERJA

1. Pekerja yang mengalami cacat total karena kecelakaan kerja sehingga tidak
memungkinkan bekerja lagi, akan diberhentikan secara hormat dari perusahaan dan
kepadanya diberikan tunjangan sesuai yang diatur dalam undang-undang yang berlaku.
2. Pekerja yang sakit berkepanjangan yang terus menerus melebihi 12 (dua belas) bulan,
sedang sakitnya bukan akibat kecelakaan kerja, maka kepada yang bersangkutan bisa
diberhentikan secara hormat oleh perusahaan dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 45
KETENTUAN MENGENAI UPAH (GAJI)

1. Berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang Pengupahan,


pengertian Upah Minimum dapat dirumuskan : Upah Minimun = Upah pokok +
Tunjangan Tetap.
2. Perubahan upah/gaji didasarkan atas :
a. Penilaian prestasi kerja, kondite kerja dan usaha-usaha positif yang dilakukan
pekerja dalam suatu periode tertentu.
b. Kenaikan IHK (Indek Harga Konsumen), yaitu apabila terjadi perubahan-
perubahan perekonomian/terjadi kenaikan harga-harga bahan baku atau barang.
c. Besarnya Kenaikan-kenaikan adalah berdasarkan atas kemampuan keuangan
perusahaan.
d. Seorang pekerja dapat mengalami kenaikan gaji secara individual karena ia
dipromosikan pada suatu jabatan atau karena ia telah menunjukkan suatu prestasi
kerja mengagumkan.
e. Sebaliknya seorang pekerja bila sering melakukan pelanggaran/tidak mampu
menjalankan tugas-tugasnya, hanya mendapat kenaikan secara kenaikan IHK dan
tidak mendapatkan kenaikan berdasarkan prestasi kerja, karena dianggap prestasi
kerjanya buruk.
f. Peraturan Pemerintah tentang penetapan Upah Minimum.
3. Pembayaran upah (gaji) :
a. Pekerja bulanan, upah dibayarkan pada tiap akhir bulan. Jika tanggal terkhir setiap
bulan jatuh pada hari minggu/libur resmi, maka pembayarannya akan diajukan
satu hari dari tanggal tersebut.

PKB Page 28
b. Bagi pekerja harian dan borongan, upah dibayarkan pada hari kerja terakhir setiap
minggu.
Jika hari terakhir (hari jum’at) jatuh pada hari libur resmi maka pembayarannya
akan diajukan satu hari sebelumnya (hari kamis).
Sistem pembayaran untuk pekerja harian/borong, pembayaran hari kerja terakhir
setiap minggu (hari jum’at) ditangguhkan perhitungannya dua hari, dan
penagguhan perhitungan tersebut akan dibayarkan pada hari jum’at minggu
berikutnya dan sterusnya.
c. Perusahaan dapat mengadakan perubahan mengenai waktu pembayaran upah
(gaji), bila keadaan perkembangan menghendaki perubahan dengan
mempertimbangkan faktor efisiensi dan efektifitas.
4. Ketentuan tidak dibayarnya upah (gaji) untuk hari kerja, bila pekerja tidak masuk kerja
karena :
a. Keperluan pribadi/ijin tanpa keterangan yang jelas.
b. Tanpa alasan yang sah (mangkir/bolos).
c. Melebihi jumlah ijin yang diberikan (pasal 24) dan kelebihan hari dari hak cuti.
d. Tidak masuk kerja dengan tetap mendapat upah (gaji) untuk hal-hal sebagai berikut :
e. Hari libur yang ditentukan pemerintah.
f. Hari libur yang ditentukan perusahaan.
g. Cuti tahunan, cuti haid, cuti hamil.
h. Tidak masuk kerja dengan ijin khusus / sesuai dengan pasal 27.
i. Sakit dengan surat keterangan Dokter.
j. Melakukan kewajiban Negara.
k. Menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya ( al.umroh atau naik haji ).
l. Melaksanakan tugas serikat pekerja atas persetujuan pengusaha.
m. Melaksanakan tugas pendidikan dari Perusahaan.
5. Pembayaran upah ( gaji ) kepada pekerja yang sakit/kecelakaan akibat pekerjaan :
a. Selama pekerja sakit/kecelakaan kerja, upah ( gaji ) dibayar sesuai aturan yang
berlaku di BPJS Ketenagakerjaan dan atau BPJS Kesehatan
b. Pekerja yang telah ikut BPJS Ketenagakerjaan,akan memberikan tunjangan
kecelakaan kerja dan perusahaan membantu kelancaran administrasi/pengurusannya.
c. Pekerja yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, maka semua biaya
pengobatan akibat kecelakaan kerja ditanggung perusahaan.
d. Pembayaran ini dapat dibatalkan bila pekerja melakukan pelanggaran :
 Pekerja sengaja tidak memperhatikan instruksi kerja yang diberikan sehubungan
dengan cara kerja yang aman.
 Pekerja sengaja tidak mau mempergunakan alat-alat keselamtan kerja.
 Sewaktu terjadi kecelakaan kerja, menurut hasil pemeriksaan dokter, pekerja
dalam keadaan mabuk atau karena pengaruh penggunaan bahan/obat-obatan
terlarang.
 Pekerja melakukan tugas yang sebenarnya bukan tugas-tugasnya, di luar
ketentuan-ketentuan.
6. Pembayaran upah ( gaji ) kepada pekerja yang sakit bukan akibat dari kecelakaan kerja :
a. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100 % dari gaji pokok + tunjangan tetap
per bulan.
b. Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75 % dari gaji pokok + tunjangan tetap per
bulan.
c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, 50 % dari gaji pokok + tunjangan tetap per bulan.
d. Untuk bulan berikutnya sambil menunggu proses PHK dibayar 25 %.
e. Bila ternyata setelah lewat 1 ( satu ) tahun pekerja yang menderita sakit belum
sembuh, maka perusahaan dapat memperhentikan ( memutuskan hubungan kerja )
secara hormat dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PASAL 46
PEMBERIAN PENDAPATAN-PENDAPATAN LAIN

1. Untuk meningkatkan produktivitas, perusahaan memberikan uang jasa yang bersifat


sebagai penerima tidak tetap kepada pekerja apabila telah mempunyai masa kerja
selama 1 ( satu ) tahun.

PKB Page 29
2. Macam dan besarnya ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan.
3. Bila perusahaan akan mengeluarkan sesuatu bentuk insentif, maka akan diatur dalam
suatu ketetapan tersendiri yang akan diumumkan kemudian kepada pekerja.

PASAL 47
TUNJANGAN HARI RAYA

1. Setiap tahun perusahaan akan memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan kepada
pekerja.
2. Tunjangan Hari Raya Keagamaan pada ayat (1) tersebut di atas diberikan pada saat Hari
Raya Idul Fitri keseluruh pekerja secara bersamaan, yang besarnya ditetapkan sebagai
berikut :
a. Besaran THR diberikan berdasarkan masa kerja dengan perhitungan masa
kerjanya 12 ( duabelas ) bulan atau lebih secara terus menerus , diberikan 1
( satu ) bulan upah / gaji.
b. Pekerja yang bermasa kerja 1 ( satu ) bulan atau lebih tapi kurang dari 12
( duabelas ) bulan , diberikan secara proposional dengan perhitungan : Jumlah
bulan masa kerja dibagi 12 ( duabelas ) X 1 (satu) bulan upah / gaji
3. THR Keagamaan diberikan keseluruh pekerja yang pembayarannya dilaksanakan
selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari sebelum tanggal pertama Hari Raya Idul Fitri
berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pekerja yang putus hubungan kerja dengan perusahaan kurang dari 30 hari kalender
sebelum tanggal pertama Hari Raya Idul Fitri ,masih berhak mendapat ketentuan THR
sesuai ketentuan di atas.
5. Perusahaan dapat memberikan bonus lebaran kepada Pekerja dengan status PKWTT,
dengan perhitungan sebagai berikut :
 Masa Kerja 10 - 20 tahun mendapatkan 0,25 kali gaji / upah per bulan
 Masa Kerja 20 - 30 tahun mendapatkan 0,50 kali gaji / upah per bulan
 Masa Kerja di atas 30 tahun 1 kali gaji / upah per bulan
6. Bonus Lebaran pada ayat 5 tersebut di atas akan diberikan sesuai dengan kemampuan
perusahaan (mengalami profit/untung) atau tidak dalam keadaan force majeur.

BAB X
JAMINAN SOSIAL DAN KESEHATAN TENAGA KERJA

PASAL 48
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Perusahaan mengatur ruangan kerja agar sesuai dengan Peraturan Perundangan mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Pekerja wajib berperan serta dalam memenuhi dan melaksanakan peraturan keselamatan
dan kesehatan kerja.
3. Pekerja diharapkan ikut serta menjaga memelihara lingkungan agar tercipta kesehatan
kerja.
4. Perusahaan menyediakan peralatan perlengkapan keselamatan kerja sesuai dengan jenis
pekerjaan masing-masing bagian.
5. Pekerja secara bersama-sam wajib menjaga alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
yang dipinjamkan oleh perusahaan.
6. Pekerja yang tidak mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, dapat diberikan
Surat Peringatan.
7. Pekerja berperan serta dalam menjaga keselamatan dan kesehatan bagi dirinya sendiri,
teman sekerja, orang lain dilingkungan perusahaan dan perusahaan itu sendiri.
8. Pekerja wajib melaporkan hal-hal yang sekiranya dapat membahayakan keselamtan dan
kesehatan kerja kepada atasannya atau bagian keamanan agar dapat mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi.

PKB Page 30
PASAL 49
KEPERSERTAAN BPJS

1. Perusahaan mengikutsertakan pekerja yang sudah mendatatangani surat perjanjian kerja


dan PKWT untuk program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan sebagai berikut :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja ( JKK )
Antara lain penggantian biaya pengangkutan, pengobatan, perawatan,
penguburan, tunjangan cacat tetap, tunjangan sementara tidak mampu bekerja.
b. Jaminan Kematian ( JK )
Pekerja yang bersangkutan meninggal dunia pada usia 55 tahun dan bukan karena
kecelakaan kerja.
c. Jaminan Hari Tua ( JHT )
Tabungan wajib dengan tujuan memberi bekal untuk hari tua. Pembayaran kembali
tabungan dilakukan jika pekerja berhenti bekerja karena telah berusia 55 tahun,
meninggal dunia, cacat tetap, sehingga tidak lagi berpenghasilan, minimal sudah
menjadi peserta 5 tahun dan sudah tidak berpenghasilan lagi secara berturut-turut
selama 6 bulan.
d. Jaminan Pensiun (JPn)
Pekerja yang mendapatkan dana pensiun yang berusia min 58 tahun atau mengalami
cacat mental dan tidak bisa bekerja kembali.
e. BPJS Kesehatan
Berupa pelayanan kesehatan, berobat jalan, rawat inap, bantuan bersalin dsb.
2. Pembayaran Premi :
a. Program JKK, JKM, JPK premi sepenuhnya ditanggung oleh Perusahaan.
b. Program JHT :
3.7 % x gaji ditanggung Perusahaan.
2 % x gaji dibayar pekerja
3. Perusahaan akan memberikan tunjangan jika terjadi kecelakaan kerja dan menimpa pekerja
yang belum menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan. .

PASAL 50
PERIBADATAN

1. Perusahaan menyediakan tempat peribadatan dan memberikan waktu secukupnya


terhadap pekerja untuk melaksankan kewajibannya terhadap agamanya.
2. Perusahaan memberikan toreransi waktu untuk melaksanakan sholat Jum’at mulai jam
11.45 -12.30 WIB.

PASAL 51
KESEJAHTERAAN PEKERJA

1. Perusahaan menyediakan alat makan/minum dan ruang istirahat.


2. Perusahaan menyediakan tempat penyimpanan pakaian ( Loker ).
3. Perusahaan menyediakan alat transportasi untuk kecelakaan kerja.
4. Perusahaan memberikan seragam (sesuai dengan ketentuan Pasal 32 ayat 1 a )

PASAL 52
BANTUAN SUKA CITA DAN DUKA CITA

1. Perusahaan memberikan bantuan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan kepada pekerja


yang melangsungkan pernikahan sah pertama setelah menjadi pekerja dengan status tetap
(PKWTT).
2. Perusahaan memberikan bantuan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan kepada Pekerja
maupun pekerja yang istri sah pertama melahirkan anak pertama dan kedua.

PKB Page 31
3. Apabila pekerja meninggal dunia karena kecelakaan ( bukan kecelakaan kerja / sakit )
perusahaan akan memberikan bantuan sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan Perusahaan.
4. Apabila keluarga dekat pekerja meninggal dunia ( ayah, ibu, suami/istri, anak yang
menjadi tanggungan ) perusahaan akan memberikan uang duka berdasarkan
kebijaksanaan pimpinan Perusahaan.

PASAL 53
PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN

1. Pekerja wajib mentaati petunjuk-petunjuk atasan demi peningkatan ketrampilan pekerja.


2. Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan ketrampilan pekerja, baik melalui
petunjuk/pengarahan dan latihan-latihan dalam pekerjaan, maupun pengiriman pekerja
untuk mengikuti pendidikan di luar perusahaan bagi hal-hal yang tidak dapat dilaksanakan
sendiri oleh perusahaan.
3. Pekerja yang ditunjuk oleh perusahaan unutk mengikuti suatu latihan/pendidikan dan
wajib melaksanakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya demi peningkatan
ketrampilan dirinya dan kemajuan perusahaan.

PASAL 54
PENGHARGAAN

1. Loyalti diberikan ke pekerja yg sudah diangkat menjadi pekerja tetap dengan masa kerja sbb :
a. Perusahaan memberi loyalti kepada pekerja dengan ketentuan :

MASA KERJA BONUS LOYALTI


Mencapai 5 tahun 1 x gaji perbulan
Mencapai 10 tahun 2 x gaji perbulan
Mencapai 20 tahun 3 x gaji perbulan
Mencapai 30 tahun 4 x gaji perbulan

b. Masa kerja dihitung sejak pertama kali terjadi hubungan kerja.


c. Untuk pekerja dengan status pensiun kemudian dipekerjakan kembali atas dasar
kesepakatan bersama dalam jangka waktu tertentu (PKWT) tidak diberikan Loyalti.
d. Pekerja yang diangkat tetap (PKWTT) per 01 Februari 2021 dan seterusnya tidak berhak
mendapatkan loyalti.

BAB XI
PENYELESAIAN KELUHAN DAN MASALAH PEKERJA

PASAL 55
PENYELESAIAN KELUHAN

1. Apabila terjadi keluhan rasa kurang puas dari pekerja atas syarat-syarat dan kondisi kerja
serta hubungan kerjanya dengan perusahaan, hendaknya disalurkan/dibicarakan dengan
atasan langsung.
2. Diwajibkan bagi semua pihak, bila menghadapi suatu masalah agar diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat, dimana masing-masing pihak harus
berpartisipasi dalam mencari jalan keluar yang sama-sama dapat diterima dan
menguntungkan bagi semua pihak.

PASAL 56
PROSEDUR PENYELESAIAN KELUHAN

1. Pihak yang mempunyai masalah, pertama-tama wajib minta bantuan atasan langsung.
2. Atasan langsung nya wajib memberikan bantuan bila dimintai oleh bawahannya.
3. Bila dalam penanganannya masalah ini belum diperoleh penyelesaian yang baik, maka
atasan yang kedudukannya lebih tinggi wajib menangani masalah ini.
4. Untuk selanjutnya masalah ini dapat diserahkan kepada bagian Personalia, bila
masalahnya memerlukan penanganan lebih lanjut.

PKB Page 32
5. Apabila diinternal Perusahaan tidak dapat terselesaikan maka akan diselesaikan melalui
Disnaker Kota Semarang.

BAB XII
BERLAKUNYA PERJANJIAN KERJA BERSAMA

PASAL 57
PENYUSUNAN MASA BERLAKU DAN PENGESAHAN

1. Perjanjian Kerja Bersama ini disusun dengan memperhatikan Undang-Undang dan


peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah, serta sesuai dengan kondisi dan
kemampuan perusahaan.
2. Masa berlaku Perjanjian Kerja Bersama ini adalah 2 tahun terhitung sejak ditandatangani
oleh Pengurus Serikat Pekerja dan Pengusaha.
3. Apabila telah habis masa berlakunya dan belum ada perubahan atas PKB baru, maka PKB
ini dapat diperpanjang masa berlakunya selama 1 (satu ) Tahun dengan kesepakatan kedua
belah pihak.

PASAL 58
PERATURAN PELAKSANAAN
DAN PERATURAN-PERATURAN LAIN

1. Peraturan-peraturan yang bersifat prosedur/pelaksanaan dari peraturan ini atau penjelasan-


penjelasan tertulis mengenai PKB ini, akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
2. Perusahaan memegang hak wewenang untuk menambah/mengurangi/merubah sebagian
dari PKB ini dengan memperhatikan prosedur-prosedur dalam mengatur perubahan-
perubahan yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Jika terdapat materi yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini, maka dasar
pelaksanaannya adalah pada ketentuan Undang-undang yang berlaku.
4. Jika terdapat materi dalam Perjanjian Kerja Bersama ini bertentangan dengan ketentuan
Undang-Undang, maka materi tersebut dinyatakan batal demi hukum, akan tetapi tidak
membatalkan Perjanjian Kerja Bersama.

Disepakati di : Semarang
Pada tanggal : 21 Juli 2023

Wakil Serikat Pekerja : Wakil Pengusaha :

1. Efrat Roi 1. Anton Handoyo


Ketua Direktur

2. Rifki Alfarozi 2. Redwan Poernama


Sekretaris General Manager

3. Sri Rejeki 3. Elia Setiawan


Bendahara Manager HRD & GA

PKB Page 33

Anda mungkin juga menyukai