2018-2020
kreditplus
Presiden Direktur
DAFTAR ISI
Hal.
PENDAHULUAN.
DAFTAR ISI.
iii
BAB I. UMUM.
1
Pasal 1. Pengertian dan Istilah.. 1
Pasal 2. Ruang Lingkup Peraturan Perusahaan...............3
Pasal 3. Hak dan Kewajiban Para Pihak...........................4
Pasal 4、 Status Karyawan..... 5
BAB II. HUBUNGAN KERJA. 7
Pasal 12.Mutasi/Rotasi........................................ 13
Pasal 13. Perjalanan Dinas.......... 14
iii
BAB III. WAKTU KERJA 15
iii
Pasal 18. Upah Lembur. 19
iv
Pasal 36. Kesempatan Beribadah . 42
iv
BAB VI. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA......42
SANKSI
46
Pasal 42. Kewajiban dan Tanggung Jawab................. 46
Pasal 43. Pelanggaran Tata Tertib dan Sanksi................50
V
Pasal 54. Tidak Mampu Bekerja Karena Alasan Kesehatan.....
68
V
Pasal 57. Pelanggaran Tata Tertib Dan Aturan Kedisiplinan.................
70
Hubungan Industrial. 77
Pasal 62. Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Uang Penggantian
Hak ................... 79
Pasal 63. Penyelesaian Hutang-Hutang Karyawan..........82
BAB X.FORUM BIPARTIT. 83
Pasal 69.Penutup.....
87
LAMPIRAN
Surat Menteri Ketenagakerjaan RI
SK Pengesahan Menteri Ketenagakerjaan RI
vi
Surat Pernyataan Karyawan
vi
BAB.I
UMUM
Pasal 1
PENGERTIAN DAN ISTILAH
1. Perusahaan
Adalah PT FINANSIA MULTI FINANCE yang beralamat di Jl. Jendral
Sudirman Kav.52-53, Gedung Office 8, Jakarta 12190,dengan
cabang-cabang diseluruh wilayah Indonesia, yang didirikan dengan
Akte Notaris Rachmad Umar Nomor 4 (empat) tertanggal 9 Juni
1994. Anggaran dasar tersebut telah beberapa kali dirubah dan
perubahan terakhir dengan Akte Notaris Aryanti Artisari, S.H.,
M.Kn. No.32(tiga puluh dua) tertanggal 14 Juli 2017.
2. Pengusaha
Orang yang diberi kuasa untuk mengelola jalannya perusahaan
dan melakukan tindakan untuk dan atas nama perusahaan.
3. Peraturan Perusahaan
lalah keseluruhan isi Peraturan Perusahaan ini yang memuat
syarat-syarat kerja dan tata tertib kerja termasuk Pendahuluan
dan Surat Keputusan dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Karyawan
lalah orang yang terikat secara formal dalam suatu hubungan
kerja dengan Perusahaan dan oleh karenanya menerima upah
serta imbalan yang ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan ini.
5. Keluarga Karyawan
lalah satu orang isteri/suami sah yang diperoleh dari pernikahan
karyawan dan telah terdaftar pada Bagian Human Resources
Divison Perusahaan dan atau anak-anak yang sah Karyawan
sampai batas umur 21 (dua puluh satu) tahun dan 25 (dua puluh
lima) tahun bila masih menempuh pendidikan formal dengan
jumlah maksimal 3 (tiga) orang anak, selama masih menjadi
tanggungan orang tua, belum berkeluarga dan belum mempunyai
penghasilan.
6. Ahli Waris
lalah mereka yang berhak mendapat warisan menurut ketentuan
hukum yang berlaku.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PERATURAN PERUSAHAAN
6
BABII
HUBUNGAN KERJA
Pasal 5
DASAR PENERIMAAN,PENEMPATAN DAN PEMINDAHAN
KARYAWAN
Pasal 6
PERSYARATAN UMUM PENERIMAAN
KARYAWAN
7
c) Memenuhi tuntutan persyaratan jabatan pada saat penerimaan.
d) Bersedia mentaati peraturan-peraturan dan tata tertib
yang berlaku dalam perusahaan.
e) Tidak terlibat dalam kegiatan/keanggotaan dari
partai/organisasi terlarang.
f) Tidak terikat dalam hubungan kerja dengan perusahaan lain
atau instansi pemerintah.
Pasal 7
MASA PERCOBAAN
DAN
PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP
8
dan penilaian terhadap kinerja karyawan yang
bersangkutan. Evaluasi dan penilaian tersebut akan menentukan
diangkat atau tidaknya karyawan menjadi karyawan tetap.
3)Lamanya masa percobaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diberikan paling lama 3 (tiga) bulan sejak Karyawan
mulai bekerja di Perusahaan.
4)Karyawan dalam masa percobaan akan diberikan upah sesuai
dengan jabatan/pangkat/ golongan karyawan dan tidak lebih
kecil dari upah minimum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
9
persyaratan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan,
maka karyawan yang bersangkutan akan diangkat menjadi
karyawan tetap dengan surat pengangkatan.
7) Mengenai masa percobaan tersebut akan diberitahukan
secara tertulis kepada calon karyawan.
Pasal 8
HUBUNGAN KERJA
JANGKA WAKTU TERTENTU
10
3) Perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu dilaksanakan
sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
Pasal 9
PROGRAM PELATIHAN/PEMAGANGAN
Pasal 10
PROMOSI
11
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Kebutuhan Perusahaan
b. Kompetensi Karyawan
C. Prestasi kerja Karyawan dalam jangka waktu tertentu
d. Kepatuhan karyawan terhadap Peraturan dan Tata
Tertib Kerja
e. Masa kerja karyawan dalam posisi atau jabatannya
f.Pendidikan terakhir karyawan
Pasal 11
DEMOSI
1) Perusahaan dapat mengambil tindakan berupa penurunan
pangkat/golongan,pencabutan dan/ atau penurunan jabatan
(demosi) kepada karyawan yang melakukan perbuatan melanggar
Peraturan Perusahaan dan tata tertib kerja lainnya sesuai
ketentuan sanksi disiplin yang diatur dalam Peraturan Perusahaan
ini
NAGAKE
12
dan/atau tidak memenuhi standar prestasi atau
kompetensi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
Pasal 12
MUTASI/ROTASI
13
3)Dalam hal terjadi pembekuan/pembubaran unit kerja atau
restrukturisasi, maka untuk menghindari pemutusan hubungan
kerja, Perusahaan akan berusaha menempatkan/ memindahkan
karyawan ke unit kerja lain dengan penyesuaian upah atau
tunjangan jabatan dan/atau tunjangan tidak tetap lainnya sesuai
unit kerja baru.
4)Ketentuan yang bersifat prosedural dan administratif tentang
pemindahan tugas karyawan ini diatur tersendiri dalam suatu
Keputusan Direksi.
Pasal 13
PERJALANAN DINAS
14
BAB III
WAKTU KERJA
Pasal 14
JAM KERJA
15
Kantor Pusat:
a. i. Senin -Jumat: 08.00-17.00 WIB; Jam istirahat:12.00-13.00
WIB kecuali hari jumat. Jumat istirahat mulai jam 12.00-
13.30 WIB ii. Sabtu dan Minggu libur
16
6. Jam Kerja Bergilir(Shifting)
Pasal 15
KERJA LEMBUR
17
BABIV
PENGUPAHAN
Pasal 16
UPAH
18
Pasal 17
PAJAK PENGHASILAN
Pasal 18
UPAH LEMBUR
19
IV/2004,dengan perhitungan Upah lembur perjam
dibayarkan 1/173 x upah sebulan. Besarnya upah lembur
tiap jam kerja diatur sebagai berikut:
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa:
1. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah
sebesar 1 1/2 (satu setengah) kali upah sejam.
2. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus
dibayar upah sebesar 2 (dua) kali upah sejam.
b. Apabila jam lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan
atau hari Raya resmi:
1. Untuk setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam atau 5
(lima) jam apabila hari tersebut jatuh pada hari kerja
terpendek pada salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja
seminggu, harus dibayar upah sedikit-dikitnya 2 (dua) kali
upah sejam.
2. Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam
atau 5 (lima) jam apabila hari Raya tersebut jatuh pada hari
kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6
20
(enam) hari kerja seminggu harus dibayar upah
sebesar 3 (tiga) kali upah sejam.
3. Untuk jam kerja kedua selebihnya 7 (tujuh) jam atau
5 (lima) jam apabila hari raya tersebut jatuh pada hari kerja
terpendek pada salah satu hari pada 6 (enam) hari kerja
seminggu dan seterusnya harus dibayar upah sebesar 4 (empat)
kali upah sejam.
4. Jumlah jam kerja maksimum selama 1 (satu)
minggu adalah 54 (lima puluh empat) jam, didalam mana
termasuk 14 (empat belas) jam untuk kerja lembur sesuai
ketenagakerjaan yang berlaku.
Pasal 19
UPAH SELAMA SAKIT BERKEPANJANGAN
21
a) untuk 4 (empat) bulan pertama, upah akan dibayar sebesar
100%
b) untuk 4 (empat) bulan kedua, upah akan dibayar sebesar
75%
c) untuk 4 (empat) bulan ketiga, upah akan dibayar sebesar
50%
d) untuk bulan selanjutnya upah akan dibayar sebesar 25%,
sebelum PHK dilakukan oleh Perusahaan.
2) Apabila telah lewat 12 (dua belas) bulan ternyata karyawan
yang bersangkutan belum mampu untuk bekerja kembali, maka
Perusahaan dapat memutus hubungan kerjanya dengan
dilaksanakan sesuai ketentuan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
22
Pasal 20
UPAH SELAMA PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA(SKORSING)
23
Pasal 21
UPAH DALAM MENJALANKAN KEWAJIBAN
TERHADAP NEGARA
DAN
KEWAJIBAN MENJALANKAN IBADAH
24
2)Karyawan yang menjalankan kewajiban terhadap Negara
tidak melebihi 1 (satu) tahun akan mendapatkan kekurangan
upahnya dari Perusahaan bilamana upah/penghasilan karyawan
dalam menjalankan kewajiban terhadap Negara yang diberikan
oleh Pemerintah lebih kecil dari upah yang diterimanya di
Perusahaan.
3) Karyawan tidak mendapatkan upah dari Perusahaan
bilamana dalam menjalankan kewajiban terhadap Negara
tersebut karyawan telah memperoleh upah/penghasilan dari
Pemerintah yang besarnya sama atau lebih dari upah yang
biasa diterima oleh Karyawan dari Perusahaan.
4)Karyawan yang menjalankan kewajiban ibadah dengan
menyertakan bukti yang sah akan mendapatkan upah untuk
jangka waktu paling lama 60(enam puluh) hari kalender dan
hanya diberikan untuk 1 (satu) kali selama bekerja di
Perusahaan.
5)Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (4) hanya berlaku
bagi karyawan yang telah memiliki masa kerja minimal 2 (dua)
tahun.
25
Pasal 22
BANTUAN BAGI KELUARGA KARYAWAN YANG DITAHAN
PIHAK BERWAJB
26
3) Perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja
terhadap karyawan yang telah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan
pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
4) Dalam hal Pengadilan memutuskan perkara pidana
sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3
(tiga) berakhir dan karyawan dinyatakan tidak bersalah, maka
perusahaan akan mempekerjakan karyawan kembali.
5) Dalam hal Pengadilan memutuskan perkara Pidana sebelum
masa 6 (enam) bulan berakhir dan karyawan dinyatakan bersalah,
maka Perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja
kepada karyawan yang bersangkutan.
6)Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) dan ayat (5) dilakukan tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
7)Perusahaan akan memberikan kepada karyawan yang
mengalami pemutusan kerja
27
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5), uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pasal 23
TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN
28
3)Tunjangan ini diberikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
menjelang Hari Raya Keagamaan.
Pasal 24
TUNJANGAN PENEMPATAN
29
BABV
JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Pasal 25
JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
DAN
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
30
Pasal 26
FASILITAS PEMELIHARAAN KESEHATAN
KARYAWAN
31
keterangan diatas materai dari RT/RW setempat atau
perusahaan tempat suami bekerja yang menyatakan bahwa
jaminan pemeliharaan kesehatan tidak ditanggung oleh pihak
suami.
5) Yang tercakup dalam jaminan pemeliharaan kesehatan
adalah :
Biaya pemeriksaan dokter termasuk pemeriksaan
laboratorium rontgen, ecg,eeg, dan seterusnya.
Biaya pembelian obat-obatan atas dasar resep dokter.
Biaya pengobatan gigi
Biaya pengobatan mata
General check-up kesehatan (maksimum 1 tahun 1 kali,
terkecuali atas permintaan dokter ahli/dokter Perusahaan).
6) Jaminan pemeliharaan kesehatan tidak berlaku untuk
pemeriksaan dan pengobatan yang berhubungan dengan segala
bentuk perbaikan/ perubahan anggota tubuh/kecantikan.
7) Batas umum besarnya jaminan pemeliharaan kesehatan ini
diatur tersendiri mengingat batas umum yang biasanya berlaku.
32
8)Pengobatan bagi karyawan dan keluarganya ini mempunyai manfaat
lebih baik dari ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.
Pasal 27
SUMBANGAN KACAMATA
33
kacamata yang diberikan Perusahaan adalah maksimum total
sumbangan (lensa plus bingkai) akan tetapi tidak merubah periode
sumbangan kacamata ini.
4) Ketentuan mengenai prosedur dan nilai sumbangan kacamata
karyawan dan keluarga diatur dalam Keputusan Direksi.
Pasal 28
SUMBANGAN RUMAH SAKIT
34
4) Untuk perawatan rumah sakit sebagai akibat kecelakaan dalam
hubungan kerja, maka Perusahaan akan menanggung sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
5) Penggantian biaya perawatan yang diperoleh dari pihak lain
menjadi hak Perusahaan, baik sebagai biaya pengganti maupun biaya
pera-watan yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan.
1. Yang tercakup dalam sumbangan rumah sakit ini adalah :
a. - Biaya pertolongan pertama dokter
- Biaya pengangkutan ke rumah sakit
- Biaya pemeriksaan/pengawasan dokter selama pasien
berada di rumah sakit.
35
2. Penempatan di rumah sakit disesuaikan dengan tingkat dari
Kepangkatan Karyawan.
6) Sakit berkepanjangan Besarnya sumbangan rumah sakit diberikan
maksimum sebesar plafon 2 tahun.
7) Perawatan karena pengguguran kandungan atas anjuran dokter
termasuk dalam kelompok tunjangan ini.
8) Besarnya sumbangan rumah sakit diatur tersendiri.
9) Sumbangan rumah sakit untuk suami atau anak yang
ditanggung oleh istri harus disertakan surat keterangan diatas
materai dari RT/RW setempat atau dari perusahaan tempat suami
bekerja yang menyatakan bahwa sumbangan rumah sakit tidak
ditanggung oleh pihak suami.
10) Ketentuan tentang Sumbangan Rumah Sakit ini pelaksanaannya
mengacu pada hal-hal yang telah ditetapkan dan disepakati oleh
Perusahaan dan Rekanan Asuransi dan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Tersendiri
36
Pasal 29
SUMBANGAN PERNIKAHAN
Karyawan yang telah memiliki masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih
yang melangsungkan pernikahan pertama akan diberikan sumbangan
uang pernikahan yang besar, manfaat dan peruntukannya diatur
tersendiri dalam Surat Keputusan Direksi.
Pasal 30
SUMBANGAN KEDUKAAN
BAGI KELUARGA KARYAWAN YANG
MENINGGAL DUNIA
37
b. Untuk Karyawan yang belum menikah, anggota keluarganya
adalah Ayah/lbu Kandung yang telah tercatat dan terdaftar di
Perusahaan.
Pasal 31
TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA
C. Biaya penguburan
d. Tunjangan kecelakaan
38
Pasal 32
TUNJANGAN BAGI KARYAWAN YANG MENINGGAL DUNIA
Pasal 33
SUMBANGAN KELAHIRAN ANAK
39
2) Bantuan biaya bersalin hanya diberikan Perusahaan untuk
maksimum 3 (tiga) kelahiran dengan batas kelahiran ketiga atau
anak ketiga.
3) Kelahiran bayi kembar dianggap sebagai satu kali melahirkan.
4) Dalam hal terjadi kelahiran abnormal dimana harus dilakukan
operasi/pembedahan dan atau keguguran/kuret, maka yang
diberikan adalah sumbangan perawatan rumah sakit.
5) Besarnya sumbangan uang kelahiran diatur tersendiri
dalam Peraturan Kebijakan Perusahaan.
Pasal 34
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
40
2) Bahwa untuk pelaksanaan program Keluarga Berencana di
Perusahaan perlu adanya unit/ personal yang menangani.
3) Untuk kelancaran program tersebut, perusahaan akan
membantu sesuai dengan kemampuan yang ada.
Pasal 35
KOPERASI KARYAWAN
41
Pasal 36
KESEMPATAN BERIBADAH
BAB VI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 37
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
42
BAB VII
ISTIRAHAT DAN IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 38
ISTIRAHAT TAHUNAN
43
6) Hak istirahat tahunan menjadi gugur apabila dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah haknya timbul tidak dipergunakan oleh Karyawan bukan karena alasan
yang dibuat oleh Perusahaan.
Pasal 39
ISTIRAHAT MELAHIRKAN DAN KEGUGURAN
44
Pasal 40
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN
UPAH
Pasal 41
HARI LIBUR RESMI
45
BAB VIII
TATA TERTIB KERJA,DISIPLIN DAN SANKSI
Pasal 42
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
46
sah dari dokter apabila sakit lebih dari 1
(satu)hari.
b. Karyawan wajib meminta ijin sebelumnya dalam hal tidak
masuk kerja karena suatu urusan, kecuali dalam hal sifatnya
mendesak atau mendadak dan untuk itu menunjukkan bukti-bukti
yang sah dan kuat.
C. Karyawan yang tidak dapat menunjukkan bukti-bukti
sah atau alasan yang kuat sebagaimana ketentuan ini
dikatakan sebagai mangkir.
4) Setiap menjalankan tugas, karyawan harus mengenakan
pakaian kerja yang sopan dengan tanda pengenal/atribut dan
perlengkapan yang diperlukan atau ditentukan baginya.
5) Karyawan wajib untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan penuh rasa tanggung jawab.
6)Karyawan dilarang meninggalkan lingkungan kerja maupun
melakukan pekerjaan lain tanpa seijin pimpinannya.
7) Karyawan wajib:
a. Mematuhi perintah, petunjuk dan bimbingan atasannya
yang berhubungan
47
dengan tugas pekerjaannya secara bersungguh-
sungguh dan sebaik-baiknya.
b. Bersikap serta berlaku sopan dan wajar terhadap
atasannya.
8) Pimpinan Kerja wajib:
a. Bersikap dan memperlakukan bawahannya sesuai dengan
tugas yang telah ditentukan oleh perusahaan secara wajar, jujur, adil
dan sopan.
b. Memberikan petunjuk dan bimbingan yang jelas kepada
bawahannya mengenai pekerjaan yang harus dilakukan.
c. Menegur bawahannya yang menyalahi peraturan.
9) Karyawan wajib memelihara peralatan kerja yang disediakan
oleh perusahaan dan harta lain milik perusahaan dengan sebaik-
baiknya.
10) Karyawan wajib segera melaporkan kepada pimpinan kerjanya
atas kehilangan atau kerusakan perlengkapan/peralatan kerja dan
harta milik perusahaan.
Karyawan dilarang menyalahgunakan dan memindahkan
perlengkapan/peralatan kerja dan
48
telah ditentukan, kecuali dalam pemakaian yang
dipergunakan berkenaan dengan tugas dan kewajibannya di
dalam lingkungan perusahaan.
12)Karyawan wajib menjaga kerahasiaan Perusahaan, yang
mencakup data Perusahaan, data rencana kegiatan, tindakan
denah (layout) dan atau keputusan-keputusan khusus yang
berlaku intern Perusahaan serta semua bahan tertulis maupun
tidak tertulis perihal Perusahaan baik untuk kepentingan pribadi
maupun kepentingan orang lain.
13) Karyawan wajib bersikap sesuai dengan norma sosial dan
sopan-santun yang berlaku dalam masyarakat.
49
efisiensi kerja, berperilaku sopan, hemat dan
cermat.
16)Pengemudi atau karyawan yang dalam kedinasannya
menggunakan sarana transportasi milik perusahaan wajib
mentaati peraturan yang berlaku di bidang lalu lintas. Pelanggaran
terhadap hal tersebut yang disebabkan oleh
kelalaian/kecerobohan/hal lain yang timbul dari
pengemudi/karyawan adalah menjadi tanggung jawab
pengemudi/karyawan yang bersangkutan.
17) Semua hubungan dengan atau pertanyaan dari Pers harus
diserahkan kepada Direktur.
Pasal 43
PELANGGARAN TATA TERTIB
DAN SANKSI
50
2) Pemberian sanksi terhadap pelanggaran sebagaimana dalam ayat (1)
dilaksanakan sebagai tindakan yang bersifat pembinaan, korektif/perbaikan,
dan pengarahan terhadap Karyawan.
3) Pemberian sanksi disesuaikan dan didasarkan pada:
a. Macam atau bentuk pelanggaran
b. Frekuensi atau sering kalinya pelanggaran dilakukan
(pengulangan pelanggaran)
C. Berat atau ringannya pelanggaran
d. Tata tertib Peraturan Perusahaan yang dilanggar
e. Unsur kesalahannya (unsur kesengajaan atau kelalaian)
f.Dampak atau kerugian yang diderita Perusahaan sebagai
akibat pelanggaran
4) Tingkatan pelanggaran dan jenis sanksi yang berlaku di
Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Surat Teguran dengan masa berlaku 1 (satu) bulan
b. Surat Peringatan Pertama dengan masa berlaku 6 (enam) bulan
C. Surat Peringatan Kedua dengan masa berlaku 6 (enam) bulan
DIYJEN
51
d. Surat Peringatan Ketiga dengan masa berlaku 6 (enam) bulan
52
8)Pimpinan Perusahaan atau Atasan dari setiap
karyawan/kelompok karyawan bertanggung jawab terhadap
berlakunya tata tertib dan tegaknya kedisiplinan karyawan
yang berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab
kerjanya.
Pasal 44
TEGURAN LISAN/TULISAN
53
b)Tidak masuk kerja selama 1 (satu) hari dalam sebulan tanpa
pemberitahuan dan/atau alasan yang wajar dan dapat diterima
c) Tidak memakai kartu tanda pengenal.
d) Pada waktu bekerja, tidak mengenakan pakaian kerja dan
perlengkapan lain yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
e) Mengganggu ketenangan dan ketertiban lingkungan kerja.
f) Beristirahat tidak pada waktu dan tempat yang telah
ditentukan.
g) Masuk/keluar kantor tidak melalui pintu yang telah
ditentukan
h) Menerima tamu pribadi bukan ditempat yang telah
ditentukan.
i)Tidak mematuhi pengarahan atasan tanpa alasan yang wajar.
j) Meninggalkan pekerjaan pada saat jam kerja tanpa seijin
atasannya.
k) Melakukan pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan
kepentingan Perusahaan pada saat jam kerja.
1) Melakukan pelanggaran lain yang bobotnya sama dengan
pelanggaran di atas.
54
Pasal 45
SURAT PERINGATAN PERTAMA(SP I)
55
f) Sering meninggalkan tempat kerja atau tugas pekerjaannya
untuk keperluan pribadi tanpa seizin atasan.
g) Melakukan pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya
kecuali atas perintah pimpinan kerja yang bersangkutan.
h) Bekerja tidak sesuai dengan tugas dan standar operasi yang
ditentukan baginya.
i) Tidak melaporkan kepada atasannya tentang adanya
gangguan keamanan yang diketahuinya yang dapat merugikan
perusahaan.
j) Tidak mematuhi aturan tentang kebersihan dan kerapihan
tempat kerja dan alat-alat kerjanya serta lingkungan perusahaan.
k) Membuat keonaran atau kebisingan atau keributan sehingga
mengganggu ketenangan kerja.
1) Memaksakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
kepada orang lain.
m) Tidak mentaati perintah tugas yang layak dari atasan, termasuk
perintah tugas yang tidak ada dalam KPI karyawan.
n) Melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat digolongkan
sebagai perbuatan tidak patut dalam lingkungan kerja.
56
p) Tidak mencapai target pekerjaan yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan.
q) Lalai dalam melakukan pekerjaan atau tidak sesuai dengan
waktu penyelesaian yang telah ditentukan sehingga dapat
mengakibatkan keterlambatan pekerjaan.
r) Melakukan penyimpangan atau pelanggaran ringan
terhadap SOP,Kebijakan/Policy,Memo Internal atau Kebijakan
Perusahaan lainnya.
s) Melakukan pengulangan terhadap pelanggaran yang diatur
dalam Teguran Lisan/Tertulis atau yang bobotnya sama, pada
saat karyawan sedang menjalani masa sanksi Teguran Lisan/
Tertulis.
Pasal 46
SURAT PERINGATAN KEDUA (SP II)
57
sebulan tanpa alasan yang sah dan dapat
diterima.
58
pengalokasiannya yang dilakukan tanpa persetujuan
Atasan/Pejabat yang berwenang.
k.
Melakukan pengulangan terhadap Pelanggaran yang
diatur dalam Surat Peringatan Pertama atau yang
bobotnya sama, pada saat karyawan sedang menjalani
masa sanksi Surat Peringatan Pertama(SP I).
Pasal 47
SURAT PERINGATAN KETIGA (SP III)
59
perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
e. Menggunakan fasilitas atau barang milik Perusahaan untuk
kepentingan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
tanpa persetujuan tertulis dari pimpinan yang berwenang.
60
k. Melakukan pengulangan terhadap Pelanggaran yang diatur
dalam Surat Peringatan Pertama atau Surat Peringatan Kedua
pada saat karyawan sedang menjalani masa sanksi Surat
Peringatan Kedua (SP II).
BABIX
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 48
UMUM
61
diatur Pasal 58 dengan tetap mengindahkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
3. tusnya Hubungan Kerja dapat terjadi dalam hal:
a) Dalam masa percobaan.
b) Mengundurkan diri dan dikualifikasikan mengundurkan
diri karena mangkir
c) Berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan.
Sakit berkepanjangan.
e) Tidak mampu bekerja
f) Meninggal dunia.
g) Mencapai batas usia pensiun
h) Pelanggaran tata tertib kerja.
i) Putusan Pengadilan atau Penetapan Lembaga
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
j) Rasionalisasi.
k) Tidak mencapai prestasi standar yang ditetapkan
perusahaan.
1) Karyawan telah melakukan kesalahan berat.
4. Setiap Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana
dalam ayat (3) akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang
62
Peraturan Perundang-undangan lainnya di
bidang Ketenagakerjaan.
Pasal 49
DALAM MASA PERCOBAAN
Pasal 50
MENGUNDURKAN DIRI
63
3) Karyawan yang mengundurkan diri harus memenuhi syarat:
a. Mlengajukan dan/atau memberitahukan secara
tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
tanggal efektif pengunduran dirinya dari Perusahaan.
b. Tidak sedang terikat dalam ikatan dinas berdasarkan
perjanjian ikatan dinas;
c. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai dengan tanggal
efektif pengunduran dirinya.
d. Melakukan serah terima pekerjaan kepada atasannya.
4) Karyawan yang mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan
yang di atur dalam pasal ini, maka karyawan tersebut juga akan
mendapat Surat Keterangan Kerja dari Perusahaan.
Pasal 51
KARYAWAN DIKUALIFIKASI
MENGUNDURKAN DIRI
KARENA MANGKIR
1) Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah dan dapat
diterima oleh Perusahaan yang dibuktikan dengan surat
64
keterangan tertulis dari dokter maka pekerja
tersebut dianggap mangkir.
Pasal 52
KETENTUAN UANG PISAH
65
karena karyawan mengundurkan diri dengan baik-baik (sesuai
ketentuan mengundurkan diri atas kemauan sendiri), karena
mangkir dengan dikualifikasi mengundurkan diri, dan karena
Kesalahan/Pelanggaran Berat.
2)Adapun besarnya Uang Pisah karyawan yang mengundurkan
diri baik-baik (sesuai ketentuan mengundurkan diri atas
kemauan sendiri) ditetapkan sebagai berikut:
a) uang pisah akan diberikan kepada karyawan yang
mengundurkan diri secara baik-baik dengan ketentuan:
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun sebesar 1
bulan upah Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun sebesar
2 bulan upah Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun
sebesar 3 bulan upah Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15
tahun sebesar 4 bulan upah Masa kerja lebih dari 15 tahun diberikan 5 bulan
upah
b) uang pisah terhadap karyawan yang mengundurkan diri secara
tidak baik atau karyawan mangkir dan dikualifikasikan
mengundurkan diri, adalah sebagai berikut:
66
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun
sebesar 0,5 bulan upah - Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 tahun sebesar 1 bulan upah Masa kerja 9 tahun
atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun sebesar 2 bulan upah -
Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15
tahun sebesar 3 bulan upah - Masa kerja lebih dari 15 tahun
sebesar 4 bulan upah
c)Uang Pisah bagi karyawan yang berakhir hubungan
kerjannya karena telah melakukan kesalahan/pelanggaran
berat, adalah sebagai berikut:
- Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6
tahun sebesar 0,5 bulan upah
- Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9
tahun sebesar 1 bulan upah
- Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12
tahun sebesar 2 bulan upah
Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15
tahun sebesar 3 bulan upah
- Masa kerja lebih dari 15 tahun sebesar 4 bulan upah
TENA
67
Pasal 53
BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YANG
DIPERJANJIKAN
Pasal 54
TIDAK MAMPU BEKERJA
KARENAALASAN KESEHATAN
68
Pasal 55
KARYAWAN MENINGGAL DUNIA
Pasal 56
MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN
69
3) Ketentuan Pensiun bagi karyawan akan tetap berpedoman
pada peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 57
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN ATURAN
KEDISIPLINAN
70
Pasal 58
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
DENGAN ALASAN MENDESAK
71
atau Kebijakan Perusahaan atau melakukan suatu
perbuatan tidak patut yang nyata-nyata telah merugikan
Perusahaan.
e. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan
yang seharusnya dirahasiakan kecuali atas perintah Pengadilan
atau untuk kepentingan Negara atas permintaan Pejabat yang
berwenang sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
f.Menjalankan usaha yang sejenis dengan perusahaan serta
berusaha untuk menarik pelanggan/konsumen perusahaan
menjadi pelanggan/konsumen karyawan sehingga
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
g. Melalaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
h. Mengetahui tetapi tidak melaporkan atau Menyimpan
atau menutup-nutupi kecurangan atau penyimpangan yang
diketahuinya seperti manipulasi, penipuan, pencurian,
kesalahan prosedur atau kegiatan lain yang dilakukan oleh
atasan
72
atau rekan kerja atau bawahan yang
merugikan Perusahaan.
i. Dengan sengaja atau ceroboh melakukan pekerjaan
sehingga menyebabkan diri sendiri dan/atau orang lain
terancam bahaya.
j Memukul, menganiaya, menghina, mengintimidasi
atau mengancam pimpinan/ atasan atau bawahan atau
teman sekerja lainnya di lingkungan kerja.
k. Merusak atau menghilangkan asset/harta/ barang milik
Perusahaan.
1. Berusaha menjatuhkan nama baik dan kedudukan
sesama karyawan dan/atau pimpinan Perusahaan dengan
cara menyebarkan informasi tidak benar/fitnah mengenai
karyawan lainnya dan/atau pimpinan Perusahaan, baik
yang dituangkan dalam bentuk pamflet, isu, tulisan atau
media lainnya yang diketahuinya bahwa informasi
tersebut tidak benar, baik di dalam maupun di luar
lingkungan kerja.
73
m. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan atau
memberikan barang. barang, dokumen atau surat-surat
yang berharga milik Perusahaan secara tidak sah dan tanpa
izin tertulis dari Pejabat Perusahaan yang berwenang.
n. Melakukan kegiatan baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-bersama dengan atasan, rekan
kerja, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar
lingkungan kerja dengan tujuan untuk keuntungan pribadi
atau pihak lain dengan memanfaatkan nama perusahaan
atau harta/barang milik Perusahaan.
0. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun
dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi
atau pihak lain.
p. Meminta atau menerima pemberian/hadiah dalam bentuk
apapun yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan
sehingga merugikan Perusahaan.
q. Memiliki dan/atau menggunakan dan/atau membawa
barang-barang yang tHarang
74
oleh UU/Pemerintah ke tempat kerja, serta membawa
barang-barang berbahaya lainnya seperti: senjata tajam, senjata
api, bahan peledak dan barang terlarang lainnya ke tempat kerja.
r.Memasuki organisasi yang dinyatakan terlarang oleh
Pemerintah.
S. Membujuk dan menghasut pengusaha atau teman
sekerja untuk melakukan suatu perbuatan yang
bertentangan dengan hukum, ketertiban umum, dan
kesusilaan.
t. Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan
Perusahaan.
u. Melakukan segala bentuk tindakan asusila atau
pelecehan di lingkungan Perusahaan.
V.Bekerja atau terikat hubungan kerja dengan Perusahaan
lain tanpa sepengetahuan dan seijin Pimpinan Perusahaan.
W. Menahan dan tidak menyetorkan uang operasional
atau uang pembayaran pelanggan/konsumen atau barang
tarikan untuk kepentingan apapun.
75
X. Menyebarkan informasi yang tidak benar dan/atau
melakukan suatu tindakan yang provokatif sehingga mengganggu
kekondusifan suasana kerja dan stabilitas kerja.
y.Tidak menjaga sikap profesionalisme terhadap rekan
kerja, pimpinan perusahaan, pemegang saham, dan pelanggan/
konsumen sehingga mengganggu stabilitas kerja perusahaan.
Z. Tidak dapat membuktikan penggunaan atau pengeluaran
uang Perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
ketentuan, atau menggunakan bukti pengeluaran yang tidak sah
atau keasliannya diragukan.
a.a.Melakukan perbuatan lainnya yang diancam pidana baik di
dalam maupun di luar lingkungan Perusahaan.
2)Karyawan yang diproses Pemutusan Hubungan Kerja
karena alasan mendesak dilaksanakan dengan mengindahkan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
3)Perusahaan dapat dan berhak untuk meneruskan atau
memproses secara hukum
76
karyawan yang melakukan pelanggaran di atas dengan
melaporkan ke pihak yang berwajib dan dilaksanakan sesuai
ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana,Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya.
Pasal 59
PUTUSAN PENGADILAN
ATAU
PENETAPAN LEMBAGA PENYELESAIAN
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
77
Penetapan Lembaga Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial.
3) Karyawan yang di Putus Hubungan Kerjanya karena Putusan
Pengadilan dan/atau Penetapan Lembaga Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial diberikan hak-haknya sesuai
yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini dan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 60
TIDAK CAKAP BEKEA
Pasal 61
RASIONALISASI
78
akibatkan Perusahaan harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
terhadap karyawan dilaksanakan sesuai prosedur UU No.13 tahun 2003.
2) Pemutusan hubungan kerja yang disebabkan oleh rasionalisasi
merupakan pilihan terakhir yang akan dilakukan oleh Perusahaan. Hal-hal
bersifat teknis akan diatur tersendiri.
Pasal 62
PESANGON,UANG PENGHARGAAN
MASA KERJA
DAN
UANG PENGGANTIAN HAK
79
- Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun
:3 bulan upah
80
- Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun
:8 bulan upah
- Masa kerja 24 tahun atau lebih : 10 bulan upah
3) Upah sebagai dasar pemberian uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak terdiri dari :
A. 1. Gaji pokok
2. Segala macam tunjangan yang bersifat tetap yang
diberikan kepada karyawan.
3. Harga pembelian dari catu yang diberikan kepada
pekerja dengan cuma-cuma, bilamana catu harus dibayar oleh
pekerja dengan harga subsidi, maka sebagai upah dianggap
selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus
dibayar oleh karyawan.
B. Uang penggantian hak meliputi:
1. Penggantian untuk pengobatan dan perawatan
yang diberikan secara cuma-cuma, yang besarnya ditetapkan
sebesar 15 % dari uang pesangon dan/ atau uang penghargaan
masa kerja apabila memenuhi syarat untuk mendapatkan uang
penghargaan masa kerja.
81
2. Penggantian cuti yang belum diambil dan belum
gugur.
3. Biaya transport kepulangan karyawan dan
keluarganya ketempat asalnya
4. Dan lain-lain yang menjadi haknya
C. Upah sebulan adalah sama dengan 30 kali upah sehar.
Pasal 63
PENYELESAIAN HUTANG-HUTANG
KARYAWAN
82
BABX
FORUM BIPARTIT
Pasal 64
UMUM
Pasal 65
KOMUNIKASI,KELUHAN DAN PENGADUAN
83
maupun hubungan kerja di dalam perusahaan
kepada/dari atasannya langsung atau bagian yang
berwenang untuk itu melalui organisasi atau lembaga atau
wadah yang ada,dengan pengecualian bahwa Perusahaan
berhak untuk tidak memberitahu Karyawan mengenai hal-
hal yang sifatnya rahasia dan sensitif mengenai Perusahaan.
3)Perusahaan menganggap perlu dan bermanfaat untuk
menampung dan menyaring aspirasi, saran, atau rasa
ketidakpuasan Karyawan.
4)Proses keluhan pada Perusahaan adalah sebagai berikut:
a) Keluhan yang bersifat minor dan biasanya secara
lisan, dapat disampaikan langsung kepada atasan masing-
masing atau kepada Pimpinan Divisi/Bagiannya.
b) Apabila keluhan itu lebih bersifat mendasar dan
formal yang lebih bersifat pengaduan, maka harus
disampaikan dalam bentuk tertulis kepada atasannya atau
bagian yang berwenang untuk itu melalui wadah yang telah
disediakan oleh Perusahaan.
84
Pengaduan ditampung dan diselesaikan melalui Bagian
HRD(Human Resources Departmen) bersama-sama dengan
Pimpinan bagian yang bersangkutan.
d) Jika secara internal tidak dapat diselesaikan, maka
persoalannya dapat dimohonkan ke instansi ketenagakerjaan
setempat untuk meminta bantuan bagi penyelesaiannya.
5) Selama dalam proses penyelesaiannya, kedua belah pihak
wajib menjaga supaya kegiatan perusahaan tetap berlangsung
dengan lancar dan aman.
BAB XI
LAIN-LAIN
Pasal 66
MASA BERLAKU
85
2)Untuk Peraturan Perusahaan berikutnya akan disusun
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
berlaku Peraturan Perusahaan ini.
Pasal 67
PERATURAN PELAKSANA
Pasal 68
PENAFSIRAN
Adalah menjadi hak Perusahaan dalam menafsirkan Peraturan
Perusahaan ini dalam hal terdapat kekurangjelasan makna dan
apabila terdapat perbedaan pendapat antara Perusahaan
dengan Karyawan tehadap maknalsi Pon
86
Perusahaan ini dengan mengindahkan Peraturan
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 69
PENUTUP
1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan akan
disusun kemudian hari dalam bentuk SOP, Policy/Kebijakan, SK
Direksi, Memo Internal, dan Managers Guide dan/atau bentuk
peraturan lainnya sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan
Perusahaan ini dengan tetap berpedoman dan tidak bertentangan
dengan Peraturan Perusahaan ini dan Peraturan Perundan-
undangan yang berlaku.
2) Perusahaan akan membagikan Peraturan Perusahaan ini
kepada karyawan untuk menjadi pedoman/acuan dalam
mengatur hubungan kerja serta hak-hak dan kewajiban
Perusahaan dan Karyawan.
87
3) Setiap karyawan yang mendapat Peraturan Perusahaan ini
wajib mengembalikan Tanda Terima/Surat Pernyataan yang
terlampir dalam Peraturan Perusahaan sebagai Pernyataan bahwa
Karyawan yang bersangkutan telah menerima Peraturan
Perusahaan serta telah mengetahui dan memahami dan akan
melaksanakan isi dari Peraturan Perusahaan ini.
88
ini yang kurang jelas atau bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, maka
peraturan/ketentuan tersebut batal demi hukum dan yang
berlaku adalah yang diatur dalam Peraturan Perundang-
undangan.
Ditetapkan di:
89