Anda di halaman 1dari 1

Gneis Desika Zoenir (XI A 2/01)

Analisis Kasus JAKSA PENYABU DIPECAT

Tribunnews, Surabaya - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim tak mau berkompromi dengan kasus narkoba di lingkungan korps Adhyaksa. Ini dibuktikan dengan dipecatnya staf Kejari Tanjung Perak, Aswin Ardi, yang terlibat kasus kepemilikan sabu-sabu (SS). Jaksa tersebut kini sedang menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Asisten Pengawasan (Aswas) Kejati Jatim, Tris Sumardi menjelaskan, pihaknya memang tak mau dipermalukan lagi dengan pegawai yang terlibat kasus narkoba. Karena itu, Kejati Jatim telah memutuskan untuk memecat Aswin Ardi beberapa waktu lalu. Iya, dia sudah kami pecat dari korps ini, jelasnya di kantor Kejati Jatim, akhir pekan lalu. Diungkapkan, pihaknya memang tidak menoleransi lagi, jika salah seorang jaksa atau pegawai di lingkup Kejati Jatim terlibat kasus besar, termasuk narkoba. Karena itu, setelah perkara pria berusia 31 tahun itu digelar di PN Surabaya, pihaknya tak perlu menunggu lama untuk memecatnya. Seperti diketahui, terdakwa berpangkat Yuana Darma TU (II/a) ini disidang di PN Surabaya atas tuntutan dengan hukuman kurungan 6,5 tahun dan denda Rp 800 juta. Dia ditangkap polisi pada 22 Juli 2010 lalu, di perempatan Jl Margorejo, sekitar pukul 16.00 WIB. Saat digeledah, terdakwa yang masih mengenakan seragam kejaksaan itu, kedapatan mengantongi sabu sekitar 0,4 gram. Berdasarkan kasus diatas, dapat kita kemukakan bahwa seorang Jaksa tidak sepantasnya melakukan kasus kriminal narkoba tersebut. Itu juga yang menggambarkan kurang sadarnya jiwa hukum pada seorang penegak hukum. Memang sudah diusust secara tuntas, tapi kasus tersebut termasuk memalukan dunia politik di Indonesia. Harapan kami semoga kasus seperti ini tidak terulang lagi pada semua golongan rakyat, yang berstatus maupun bukan.

Anda mungkin juga menyukai