Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit yang banyak ditemukan di Ruang anak Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi adalah penyakit saluran pencernaan salah satunya adalah Gastroenteritis. Secara klinik dibedakan dua jenis Gastroenteritis : 1. Gastroenteritis Desentriform : disebabkan antara lain oleh sigella, salmonella, entamoeba hystolitica. 2. Gastroenteritis Coleriform : disebabkan antara lain oleh vibrio, esch.coli, clostrida dan intoksitasi makanan. Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat Gastroenteritis, karena istilah ini yang disebut berakhir ini memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan oleh infeksi lambung jarang mengalami peradangan. Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinjak yang encer dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekwensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak frekwensinya lebih dari 3 kali Hassan, dkk, 283 : 1985). Gastroenteritis merupakan gangguan sistem pencernaan dimana tinja kehilangan konsistensi normal, bisa disebabkan oleh infeksi dan dari makanan misalnya : makanan basi, toksin, atau alergi terhadap makanan. Klien Gastroenteritis Dehidrasi harus segera penanganan medis dan keperawatan yang optimal, karena penyakit ini menyebabkan kematian, bila kehilangan cairan yang elektrolit lebih banyak dalam tubuh. Penyakit ini hanya menyerang anak suai mudah khususnya anak-anak dan bayi (Susan Martin Tucker, dkk, 958 : 1997). (dr. Rusepno

B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini akan membahas tentang bagaimana proses terjadinya Gastroenteritis atau penyebab dari penyakit tersebut. C. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya Gastroenteritis dan penyababnya.

BAB II KONSEP DASAR

A. Tinjauan Teoritis I. Definisi Gastritis adalah merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa lambung dan sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. Gastritis terbagi dua, yaitu : 1. Gastritis Akut Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda-tanda gejala yang khas. Biasanya ditentukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Gastritis akut dapat ddibagi atas 2 golongan besar , yaitu : a. Keluhan utama dari gastritis akut adalah rasa pedih, kadang-kadang timbul rasa berdenyut-denyut diperut atas yang ada hubungannya dengan makanan. Timbulnya keluhan itu mendadak setelah makan makanan/minum minuman yang iritatif/korosif. b. Gastritis akut dapat dibedakan atas 2 golongan besar yaitu : Gastritis eksogen Akuta Biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar misalnya bahan kimia oleh termis, mekanis, iritasi bakteriel, dapat dibagi lagi atas : Gastritir eksogen yang simpel-simpel Gastritis korosive

Gastritis endogen akuta Disebabkan oleh kelainan dalam badan, dapat dibagi atas : Gastritis infeksiosa akuta Gastritis flegmonos akuta

2. Gastritis Kronis Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi Helicobakter. Keluhan pada umumnya bersifat ringan dan dirasakan sudah berbulan-bulan bahkan sudah bertahun-tahun. Pada umuknya mengeluh rasa tiddak enak diperut atas, lekas kenyang, mual, rasa pedih sebelum atau sesudah makan, kadang-kadang mulut secara masam. Terbagi menjadi : a. Gastritis superfisialis Terlihat mukosa dengan hipeacmi yang difus, udema, eksudasi. b. Gastritis atrofikans kronika Mukosa terlihat atrofi yang terlihat keabu-abuan atau kuning keabuabuan, hipervaskularisasi. c. Gastritis hipertrifikans kronika Mukosa membengkak, iregulerr, hiperemis, kadang-kadang granuler, noduler. II. Etiologi Penyebab penyakit ini antara lain : III. Obat-obatan mis : Aspirin, obat anti inflamasi (AINS) Alkohol Stres yang berlebihan mis : Gastritis (maag) faktor makanan dan jadwal makan yang tidak teratur.

Patofisiologi Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensif yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa lambung. Faktor Agressif Asam lambung Pepsin AINS Faktor Defensif - Mukus - Bikarbonas mukosa - Prostaglandin mikro 4

IV.

Empedu Infeksi virus Infeksi bakteri Helicobakter Bahan korosif : asam dan basa kuat

- Sirkulasi

Manifestasi Klinis Sindrom dispensia, berupa nyeri epigastrium, mual kembang, muntah. Merupakan salah satu keluhan yang sering muncul ditemukan pada perdarahan saluran cerna hematemesis dan melena kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya bila ditentukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.

V.

Penatalaksanaan Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan seiring obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibtor pompa proton, antiholinergik, dan antasid, juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sutralfat dan pros taglandin. B. Tinjauan Kasus Secara Teoritis

1. Pengkajian Pengkajian yang harus dilakukan pada penderitan Gastritis meliputi data umum dan dilanjutkan dengan data kasus. Tahap-tahap yang dilakukan pengkajian yaitu : a. Identitas (biodata pasien) b. Keluhan utama pasien Tanyakan hal-hal yang membuat pasien datang kerumah sakit, biasanya pada penderita Gastritis ditemukan keluhan adanya nyeri pada daerah epigastrium, lemah, mual muntah. c. Riwayat kesehatan sekarang Kaji keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian seperti anorexia, nyeri pada epigastrium. 5

d. Kebiasaan dirumah sakit Keadaan nutrisi Aktivitas/istirahat Nyeri/ketidaknyamanan Eliminasi Tidak ada nafsu makan, mual muntah, penurunan berat badan. Kelemahan, penurunan TD, insomnia Nyeri pada epigastrium/ulu hati

2. Diagnosa Keperawatan Adapun diagnosa keperawatan yang muncul menurut Marilynn E. Doenges sebagai berikut : a. Perubahan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung. b. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. c. Perubahan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri pada epigastrium. d. Ancietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit. 3. Perencanaan Perencanaan menurut Marilynn E. Doenges adalah sebagai berikut : a. Perubahan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan asam lambung. Tujuan : Rasa nyaman nyeri teratasi K/H : Rasa nyeri berkurang/hilang Klien tidak meringis lagi Ekspresi klien tampak tenang. Atur posisi klien 6

Intervensi :

Kaji lokasi data intensitas nyeri Observasi tanda-tanda vital Kompres hangat pada daerah nyeri Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat Mis : antasid dan infus.

Rasionalisasi : Agar klien dapat merasa tenang dan nyaman Dapat diketahui lokasi kekuatan nyeri Dapat mengobservasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui perkembangan klien dengan memberikan kompres hangat pada daerah sekitar nyeri sehingga nyeri berkurang dan hilang Berkolaborasi guna mempercepat proses penyembuhan.

b. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi K/H : Porsi yang disediakan habis dimakan Rasa kembung na mual dapat hilang dan berkurang. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi kebutuhan tubuh Beri makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi Beri makanan lunak Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan. Agar klien mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh Agar nafsu makan klien meningkat dan porsi yang diberi dapat dihabiskan Dengan memberi makanan yang lunak, sehingga lambung tidak bekerja keras dan kebutuhan nutrisi dalam tubuh terpenuhi Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang pemberian diet.

Intervensi :

Rasionalisasi :

c. Perubahan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri pada epigastrium. Tujuan : Kebutuhan tidur klien terpenuhi K/H : Kebutuhan tidur lebih kurang 8 jam yang terpenuhi Mata klien tidak merah lagi. Beri penjelasan dengan klien tentang pentingnya tidur Ciptakan suasana tenang dan nyaman Batasi pengunjung yang datang Hindarkan tindakan yang dapat mengganggu istirahat klien. Klien dapat mengerti akan pentingnya istirahat bagi tubuh Dapat tidur dengan nyaman/nyenyak Dapat memberikan kesempatan bagi klien untuk istirahat Klien dapat tidur + dari 8 jam sehari.

Intervensi :

Rasionalisasi :

d. Ancietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit. Tujuan : Cemas klien berkurang (hilang) K/H : Klien tidak cemas lagi Klien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya. Beri penjelasan tentang penyakitnya Lakukan pendekatan pada klien Hindari stimulasi yang berlebihan.

Intervensi :

Rasionalisasi : Agar klien mengerti dan memahami penyakitnya Agar klien dapat mengungkapkan keluhannya Dapat menghindari kepanikan klien 8

Anda mungkin juga menyukai