Anda di halaman 1dari 240

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Geografis Provinsi Jawa Timur Provinsi ini terletak pada 111,0' hingga 114,4' Bujur Timur dan 7,12' hingga 8,48' Lintang Selatan. Batas Daerah : Sebelah Utara : Pulau Kalimantan (Kalimantan Selatan) Sebelah Timur : Pulau Bali Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah barat : Provinsi Jawa Tengah Kondisi geografis Jawa Timur yang strategis merupakan keuntungan bagi Provinsi Jawa Timur dari segi perdagangan dan perhubungan. Jawa Timur menjadi pintu gerbang perdagangan antara Kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia dengan Kawasan Barat Indonesia atau sebaliknya. Selain infrastruktur jalan raya yang sangat memadai, keberadaan pelabuhan laut dan bandara udara sangat menentukan dalam kemajuan sektor perdagangan. Pintu gerbang ekspor impor Jawa Timur terletak pada pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Gresik, Pelabuhan Tuban dan Bandara Juanda. 4.2 Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Timur Pada PDRB Jawa Timur harga berlaku selama kurun waktu lima tahun terakhir, nampak PDRB Jawa Timur tiap tahun terus mengalami peningkatan, sejalan dengan proses membaiknya kondisi ekonomi. Tentunya nilai PDRB yang dihasilkan masih mengandung pengaruh
60

61

perubahan harga, sehingga angka ini belum bisa digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Untuk melihat

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan 2000, karena pertumbuhan ekonomi ini benar-benar diakibatkan dari perubahan jumlah nilai produk barang dan jasa yang sudah bebas dari pengaruh harga (pertumbuhan riil). PDRB atas dasar harga konstan 2000 petumbuhan Ekonomi , menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama periode 2005-2009 adalah berturut-turut sebesar 5,84 persen (2005); 5,80 persen (2006); 6,11 persen (2007); 5,94 persen (2008); 5,01 persen (2009). Tabel 4.1 Pertumbuhan PDRB dan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Keterangan 2005 2006 2007 2008 PDRB ADHB (Miliar 403.392 470.627 534.919 619.004 Rupiah) PDRB ADHK (Miliar 256.375 271.249 287.814 304.923 Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi 5,84 5,80 6,11 5,94 (%)

2009 684.231 320.211 5,01

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Pertumbuhan ekonomi tahun 2005 sebesar 5,84 persen, selanjutnya sejalan dengan kenaikan harga BBM pada akhir tahun 2005 sebagai dampak pengurangan subsidi BBM, pertumbuhan ekonomi melambat di tahun 2006 yaitu menjadi sebesar 5,80 persen, disamping akibat dari efek multiplier kenaikan BBM, melambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tahun 2006 juga diakibatkan oleh naiknya cukai rokok.

62

Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi kembali menggeliat, hingga mampu tumbuh 6,11 persen lebih tinggi dibanding data dua tahun sebelumnya. Tetapi kondisi itu tidak bertahan lama, karena pada akhir tahun 2007 hingga kuartal kedua tahun 2008, kenaikan harga minyak dunia meningkat hingga mencapai 147 dollar AS per barrel. Secara perlahan, kenaikan itu juga berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri yang pada akhirnya mendorong naiknya harga barang dan jasa. Kondisi ini terus berlanjut dengan terjadinya krisis finansial yang dimulai dari kasus subprime mortgage di Amerika Serikat, hingga meluas di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Bagai efek domino, Jawa Timur juga terkena imbas, sehingga pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 melambat kembali dan hanya mencapai 5,94 persen. Dampak Krisis Keuangan Global yang terjadi pada akhir tahun 2008 terus berlanjut hingga tahun 2009, ekspor beberapa komoditi unggulan Jawa Timur khususnya ke negara-negara Amerika dan Eropa ikut merosot, dan berakibat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2009 terus melambat dengan hanya tumbuh sebesar 5,01 persen. Tabel 4.2 Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Kegiatan Utama 2005 2006 2007 2008 Bekerja ( Jutaan) 17,690 17,670 18,751 18,882 Pengangguran (Jutaan) 1,646 1,575 1,360 1,296 TPAK (%) 68,77 67,36 68,99 69,32 TPT (%) 8,51 8,19 6,79 6,42

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

2009 19,305 1,033 69,25 5,08

63

Pada kondisi ketenaga kerjaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur berimbas pada keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Timur,, pada tahun 2005 (perlambatan pertumbuhan ekonomi jawa timur dari tahun 2005 sebesar 5,84 menjadi 5,80) akibat dari efek multiplier kenaikan BBM dan naiknya cukai rokok, TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) pada tahun 2006 menurun, dari tahun 2005 pada tingkat 68,77 menurun menjadi 67,36 kenaikan BBM dan pengaruh naiknya cukai rokok, mempengaruhi terjadinya PHK demi pengurangan biaya dari perusahaan. Sedangkan pada pada akhir tahun 2007 hingga kuartal kedua tahun 2008 (pertumbuhan ekonomi melambat dari tahun 2007 sebesar 6,11 menjadi 5,94 pada tahun 2008), kenaikan harga minyak dunia meningkat hingga mencapai 147 dollar AS per barrel. Secara perlahan, kenaikan itu juga berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri yang pada akhirnya mendorong naiknya harga barang da n j a sa sehingga

mengakibatkan pula PHK. Namun, ternyata pada dekade ini (2007-2008) efek dari kenaikan harga minyak dunia dan krisis tidak berpengaruh pada ketenagakerjaan, hal ini dilihat dari TPAK tahun 2007 sebesar 68,99 menjadi 69,32 pada tahun 2008. Hal ini diperkirakan pada kondisi krisis, tenaga kerja Jawa Timur melakukan mekanisme penyesuaian dengan cara mencari pekerjaan sampingan dan mempekerjakan anggota rumah tangga usia produktif. Berdasar dari salah satu artikel terkait, www.bps.go.id , salah satu indikasi

64

yang bisa ditunjukkan dari hasil Sakernas adalah banyak ibu rumah tangga yang masuk ke pasar kerja baik sebagai pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga maupun tenaga kerja usia lanjut yang sebenarnya sudah berada di luar angkatan kerja karena pensiun, dan kembali masuk dalam pasar kerja sebagai pekerja yang berstatus pengusaha mandiri, Kondisi i ni

mengklarifikasikan peranan signifikan sektor informal sebagai penyangga perekonomian. Selain itu, dalam mendeskripsikan aktivitas produksi dalam suatu daerah kita dapat melihatnya pada PDRB, pada tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa PDRB Provinsi Jawa Timur dari tahun 2005 hingga 2009 mengalami peningkatan secara terus menerus. Dari segi pendapatan, perkembangan ini merupakan hal yang baik, hal ini menandakan bahwa provinsi tersebut terus mengalami peningkatan pendapatan setiap tahunnya. Sektor yang memiliki kontribusi tertinggi di provinsi ini adalah sektpr pedagangan, hotel, dan restoran, selain itu pertumbuhan sektor ini juga memiliki angka yang positif, sektor ini telah tumbuh sebsar 84 %dari tahun 2005 hingga tahun 2009 dan pada akhir tahun 2009 memberikan

sumbangan terbesar dengan jumlah Rp 201.415.137.000 Selanjutnya, sektor yang memiliki kontribusi terbesar kedua dan ketiga adalah sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian. Ketiga sektor ini telah memberikan terbesar dari 9 sektor yang ada. Secara keseluruhan PDRB Provinsi Jawa Timur telah tumbuh sebesar 69%.

65

SEKTOR Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pegolahan Listrik,Gas dan Air bersih Konstruksi Perdaganangan,Hotel dan Restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan,persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa jasa PDRB Jawa Timur

2005 69.536.009,02 8.103.672,30

Tabel 4.3 PDRB Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009


2006 80.746.147,55 2007 89.441.663,00 11.305.430,13 153.815.077,96 10.257.967,40 17.979.349,79 154.102.587,32 29.697.961,25 24.729.208,30 43.590.067,81 534.919.332,96 9.711.418,59 137.715.738,08 8.730.422,33 16.200.066,79 131.600.286,59 26.239.588,55 21.305.473,16 38.298.351,98 470.627.493,61

2008 102.649.272,99 13.407.694,26 176.279.017,84 11.711.576,13 20.571.916,62 181.146.316,83 33.723.678,97 29.117.249,63 50.396.842,97 619.003.566,24

2009 112.163.509,09 14.834.942,32 191.878.803,44 12.463.640,10 23.292.444,27 201.415.137,48 38.932.217,82 32.559.698,60 56.690.541,12 684.230.934,24

120.974.195,01 7.631.896,64 14.540.117,46 109.587.965,52 22.309.962,36 18.264.725,93 32.443.807,12 403.392.350,76

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Diolah

4.3 Analisis Potensi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tmur 1.Kabupaten Pacitan Kabupaten Pacitan secara geografis terletak antara 110 55 - 111 25 Bujur timur dan 7 55 - 8 17 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Pacitan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. Luas wilayah Kabupaten Pacitan 1.342,42 Km2 yang terbagi menjadi dua belas kecamatan dengan Pacitan sebagai ibukota dari Kabupaten Pacitan.

66

Tabel 4.4 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Pacitan
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R 0,88 1,19 0,84 0,91 0,86 1,20 1,07 1,12 1,07 N + + + + +

RP s R 0,80 0,79 0,98 0,99 1,35 1,26 1,00 1,02 1,25 N + + + + +

Jasa-jasa

Dari Analisis MRP diatas dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian di kabupaten pacitan masih lebih kecil dibandingkan provinsi jawa timur, hal ini mengindikasikan pertumbuhan sektor ini di kabupaten pacitan belum menonjol jika dibandingkan pertumbuhan tingkat provinsi. Sebaliknya pertumbuhan sektor kontruksi di kabupaten pacitan lebih menonjol daripada pertumbuhan provinsi jawa timur, artinya sektor ini memiliki potensi untuk dikembangkan, selain sektor yang menjadi dominan pertumbuhan diatas.

67

Tabel 4.5 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Pacitan


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,34 2,46 0,14 0,61 1,87 0,39 1,08 1,48 2,34 + + + + + + Analisis Overlay Kabupaten Pacitan RP s Keterangan 0,80 - Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,98 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,99 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,35 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,26 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,00 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,25 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Pada hasil analisis overlay diatas menunjukan Sektor yang dominan adalah sektor konstruksi,pengangkutan,keuangan, dan jasa jasa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai positif pada pertumbuhan dan kontribusi sektor tersebut. Sedangkan sektor perdangangan, hotel, dan memiliki kontribusi rendah namun pertumbuhannya tinggi, hal ini menandakan bahwa perbaikan sektor tersebut mengalami pertumbuhan dan kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkembang ke arah yang baik, Walaupun Kabupaten Pacitan memiliki potensi besar dari sektor pariwisata, namun semangat geliat perekonomian masyarakat pacitan juga menjadi keunggulan tersendiri Beberapa waktu lalu kita sempat mendengar beberapa program

perekonomian yang dicanangkan oleh Pemkab Pacitan, seperti Gerbang Intan dan gerbang Emas, lalu pada tahun ini juga kita akan melihat program posdaya yang dicanangkan Pemkab Pacitan. Melihat semua program

68

tersebut, semuanya bertujuan dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh animo masyarakat dalam sektor ini sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat perdagangan, baik barang dan jasa yang tersebar diseluruh kecamatan di pacitan. Pasar tradisonal dan modern juga menjamur di Pacitan. untuk pasar tradisional berdasarkan dari situs kabupaten pacitan, tercatat sekitar 22 pasar tradisional yang tersebar di semua kecamatan di Pacitan, sedangkan untuk pasar modern berada di kecamatan Arjosari dan kecamatan pacitan. Khusus untuk pasar tradisional, kita bisa melihat dengan fakta dilapangan, betapa animo masyarakat untuk datang di pasar ini sangat tinggi, bahkan untuk pasar tradisional yang letaknya dekat dengan jalan, para pembeli dan pengunjung sampai memenuhi jalan utama, seperti contohnya di Pasar Tegalombo, Pasar Tulakan, Pasar Kebondalem, dan Pasar Arjosari. Dengan kondisi ini kemungkinan besar sektor ini akan berkontribusi banyak pada masa mendatang. Sedangkan untuk sektor pertanian komoditas pertanian yang menjadi tumpuan adalah singkong, kelapa, cengkeh, dan jahe yang bisa tumbuh subur diwilayah ini, mengingat kondisi tanahnya yang gersang. Komoditas perkebunan unggulan yang dikembangkan di kabupaten ini antara lain kelapa, cengkeh, kakao dan kopi. Sentra perkebunan kelapa berada di kecamatan Tulakan, Pacitan, Kebonagung. Selain diproduksi dalam bentuk butiran, kelapa juga diolah menjadi gula kelapa, minyak kelapa dan kopra.

69

Disamping kelapa, cengkeh menjadi penyumbang nomor dua dari subsektor perkebunan. Beberapa daerah yang memproduksi cengkeh dalam skala besar terdapat di kecamatan Nawangan, Tulakan, Kebonagung, dan Ngadirojo. Hampir seluruh bagian tanaman rempah-rempah ini dapat dimanfaatkan. Selain bunga kering, daun cengkehnya dapat dimanfaatkan untuk minyak cengkeh. Industri kimia membutuhkan daun cengkeh ini untuk bahan baku pembuatan vanilin dan parfum. Perusahaan farmasi dan kecantikan memanfaatkan minyak ini sebagai bahan campuran produknya. Kayu cengkeh dari pohon yang mati dapat digunakan untuk kamper. Maka tidaklah mengherankan jika sektor pertanian memiliki kontribusi yang besar, namun seperti yang telah dijelaskan pada tabel diatas, walau kontribusi yang dihasilkan tinggi, namun sektor pertanian bernilai negatif pada pertumbuhannya, pemerintah kabupaten pacitan sebaiknya perlu meninjau lebih lanjut permasalahan pada sektor ini.namun jika kita melihat kembali ke analisis MRP pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur pun sedang mengalami perlambatan dengan nilai negatif, jadi nilai negatif pada pertumbuhan dari sektor pertanian di kabupaten pacitan sebenarnya masih cukup dimaklumi karena hanya berselisih sedikit dengan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Kondisi serupa terjadi pula di sektor pertambangan dan galian, dengan kontribusi yang tinggi namun memiliki pertumbuhan rendah, padahal pacitan memiliki bahan galian yang melimpah. Sektor ini sebenarnya

memiliki nilai LQ yang cukup tinggi, namun pertumbuhannya cukup rendah

70

bahkan dibandingkan dengan pertumbuhan sektor tersebut pada tingkat provinsi, diperkirakan keunggulan kompetitif dari sektor tersebut mulai berkurang, hal ini akan dijelaskan oleh uraian tabel analisis shift-share dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Pacitan
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 549.754,65 76.024,22 53.637,51 14.615,06 73.536,74 138.096,48 80.295,03 91.354,98 231.684,90 1.308.999,56 Mij -65.671,57 14.682,19 -8.480,91 -1.324,51 -9.955,22 28.115,31 5.636,13 11.345,69 17.023,27 -8.629,63 Cij -78.094,12 -35.521,58 3.112,18 35,69 27.578,83 -6.526,71 -11.762,46 -16.993,97 17.378,38 -100.793,77 Dij 405.988,95 55.184,83 48.268,78 13.326,23 91.160,34 159.685,08 74.168,70 85.706,70 266.086,55 1199576,16

Sumber: Data Diolah, 2011

Dari tabel Shift Share diatas dijelaskan bahwa nilai PDRB sektoral kabupaten pacitan telah tumbuh sebesar Rp 1.199.576, Namun menurut perhitungan komponen pertumbuhan provinsi (Nij), pertumbuhan telah mempengaruhi

ekonomi Provinsi Jawa Timur sebenarnya

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan sebesar Rp 1.308.999,56. Hal ini dikarenakan masih ada dua komponen lain yang memberikan pengaruh yaitu bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij). Hasil analisis menunjukan bauran industri memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Pacitan sebesar Rp -8.629,63, Nilai negatif mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten Pacitan cenderung mengalami perekonomian yang akan

71

tumbuh relatif lambat, hal ini dikarenakan daerah ini memiliki pertumbuhan negatif pada bauran komponen industri. Pertumbuhan yang lambat ini dikarenakan pertumbuhan sektor tersebut lebih kecil dibandingkan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis juga menunjukan bahwa keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif pula terhadap perkembangan perekonomian kabupaten pacitan sebesar Rp -100.793,77, hal ini menandakan bahwa

keunggulan kompetitif yang dihasilkan akan mengurangi perkembangan perekonomian Provinsi Sumatera Barat. Namun demikian bukan berarti bahwa perekonomian Provinsi Sumatera Barat sama sekali tidak kompetitif. Hal ini karena meskipun secara agregat nilainya negatif tetapi terdapat sektor yang mempunyai nilai positif, yaitu Industri pengolahan, LGA, dan Konstruksi. 2.Kabupaten Ponorogo Kabupaten Ponorogo secara geografis terletak antara 111o17 111o52 BT dan antara 7o49 -8o20 LS. Kabupaten ini di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magetan, kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten tulung Agung dan Kabupaten Trenggalek, disebelah selatan berbatasan dengan Kabupeten Pacitan sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Pacitan dan Kabupaten wonogiri. Luas wilayah kabupaten ponorogo 1.371,78 Km2.

72

Tabel 4.7 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Ponorogo
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 0,84 0,91 0,86 1,20 1,07 1,12 1,07 + + + + +

RP s R N 0,89 0,67 1,02 0,57 1,05 1,10 1,02 1,30 0,99 + + + + + -

Dari Analisis MRP diatas dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan. Sedangkan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian serta sektor jasa-jasa di kabupaten ponorogo masih lebih kecil dibandingkan provinsi jawa timur, hal ini mengindikasikan pertumbuhan sektor ini di kabupaten ponorogo tingkat provinsi. Sebaliknya pertumbuhan sektor kontruksi dan sektor industri pengolahan di Kabupaten Ponorogo lebih menonjol daripada pertumbuhan provinsi jawa timur, artinya sektor ini dari segi pertumbuhan memiliki potensi untuk dikembangkan, selain sektor yang menjadi dominan belum menonjol jika dibandingkan pertumbuhan

73

pertumbuhan diatas. Dari analisis overlay diatas sektor yang menjadi tumpuan adalah sektor konstruksi dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dimana kedua sektor tersebut memiliki kontribusi yang tinggi dan disertai

pertumbuhan yang tinggi pula. Sedangkan sektor yang berkontribusi tinggi namun memiliki

pertumbuhan yang rendah adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan galian, dan sektor jasa-jasa. Dimana sektor-sektor tersebut memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, sektor pertanian misalnya, kabupaten

ponorogo dikenal akan hasil pertaniannya yaitu berupa padi, ubi kayu, kacang kedelai, kacang hijau dan tebu, namun memiliki nilai negatif pada pertumbuhannya, walaupun jika kita menengok pada analisis MRP nilai dari pertumbuhan sektor ini sebenarnya memiliki nilai yang lebih baik daripada pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Tabel 4.8 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Ponorogo
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,68 1,64 0,36 0,50 2,27 0,91 0,90 1,21 1,48 + + + + + Analisis Overlay Kabupaten Ponorogo RP s Keterangan 0,89 Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,67 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,02 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,57 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,05 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,10 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,30 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,99 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

74

Kemudian

kondisi sektor jasa-jasa, sebenarnya ponorogo memiliki

potensi yang baik, selain terkenal dengan reog ponorogonya, kabupaten ini memiliki objek wisata yang yang dapat dikembangkan sejajar dengan obyek wisata didaerah lain yaitu Telaga Ngebel. Panorama yang dapat dilihat di Telaga Ngebel sangat menakjubkan. Danau yang masih alami dan belum banyak terjamah fasilitas umum ini, dikelilingi oleh Gunung Wilis. Merupakan objek wisata potensial, yang mampu mendatangkan turis domestik maupun mancanegara apabila dikembangkan secara matang dan terpadu. Namun jika dilihat pertumbuhanya masih bernilai negatif. Jika ditinjau berdasarkan analisis shift-share kondisi ini dikarenakan sektor ini kurang kompetitif dibandingkan sektor jasa-jasa di daerah lain, hal ini memerlukan peran pemerintah untuk lebih mengembangkannya. Selanjutnya sektor pertambangan dan galian terdapat batu marmer yang telah digali dan dikembangkan di Kecamatan Ngrayun, sektor ini memiliki pertumbuhan yang rendah, hal ini jika ditinjau menggunakan analisis shift share, dikarenakan dari kurang kompetitifnya sektor tersebut dikarenakan nilai yang negatif pada analisis tersebut. Sedangkan sektor yang berkontribusi kecil namun memiliki

pertumbuhan yang tinggi di peroleh sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi, pada kedua sektor ini menggambarkan bahwa sektor ini mengalami perbaikan walau sektor ini belum memilki kontribusi dan potensi yang baik, namun dari segi pertumbuhan sektor ini menunjukan perbaiakan yang baik.

75

Selanjutnya mengacu pada tabel analisis shift share, secara agregat kabupaten ponorogo mengalami pertumbuhan pada PDRB sektoralnya sebesar Rp 2.853.160, Sebenarnya menurut perhitungan komponen

pertumbuhan provinsi (Nij), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan sebesar Rp 2.806.076,68, namun dua komponen lain yang memberikan pengaruh yaitu bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij). Tabel 4.9 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Ponorogo
Nij 811.520,99 116.242,69 286.361,85 31.181,49 212.684,41 716.555,86 142.684,76 143.850,29 344.994,34 2.806.076,68 Mij -96.941,17 22.449,40 -45.278,20 -2.825,87 -28.792,70 145.884,92 10.015,43 17.865,27 25.348,79 47.725,86 Cij 23.258,45 -59.740,45 57.129,71 -10.011,31 44.005,33 -59.189,06 -3.811,31 29.215,32 -21.498,35 -641,66

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 737.838,27 78.951,64 298.213,37 18.344,31 227.897,04 803.251,71 148.888,88 190.930,88 348.844,78 2.853.160,88

Dimana keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Ponorogo sebesar Rp -641,66, jika dilihat pada kolom keunggulan kompetitif (Cij) dapat dilihat sektor yang memiliki nilai negatif lebih banyak dibandingkan yang bernilai positif, namun sektor yang bernilai positif memiliki nilai yang besar sehingga mengurangi pengaruh dari sektor-sektor yang bernilai negatif. Sektor yang kompetitif pada daerah ini adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor keuangan. Sedangkan komponen bauran industri (Mij) memberikan pengaruh positif sebesar Rp 47.725,86.

76

3.Kabupaten Trengalek Trenggalek adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan berada di Kota Trenggalek. Kabupaten ini menempati wilayah seluas 1.205,22 km yang dihuni oleh 700.000 jiwa. Letaknya di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah sebelah utara dengan Kabupaten Ponorogo; Sebelah timur dengan Kabupaten Tulungagung; Sebelah selatan dengan pantai selatan; dan Sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan. Tabel 4.10 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Trenggalek
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,98 0,71 0,82 0,63 1,19 + 1,08 + 0,89 1,04 + 1,08 +

Dari analisis MRP diatas dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan di Kabupaten Trengalek adalah sektor

perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang lebih menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur, hal

77

i ni

berarti

sektor konstruksi

memiliki

potensi

yang baik

untuk

dikembangkan dari segi pertumbuhannya. Tabel 4.11 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Trenggalek
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,14 2,11 0,29 0,22 1,11 0,63 0,78 0,83 2,50 + + + + Analisis Overlay Kabupaten Trenggalek RP s Keterangan 0,98 Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,71 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,82 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,63 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,19 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,08 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,89 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,04 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Selanjutnya, berdasarkan analisis overlay, kabupaten trenggalek memiliki sektor konstruksi serta sektor jasa-jasa sebagai sektor yang memiliki kontribusi dan pertumbuhan yang tinggi. Pada sektor jasa-jasa sektor ini memiliki banyak objek wisata yang alami berupa goa, pantai, dan pegunungan yang masih asri sehingga mengundang wisatawan mancanegara maupun domestik, seperti Gua Lowo yang merupakan salah satu gua terbesar dan terpanjang di Asia Tenggara, dan Pantai Prigi yang merupakan salah satu objek wisata yang terkenal dan juga tempat pelelangan ikan. Sedangkan sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar namun memiliki pertumbuhan yang sedikit, dicatat oleh sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Kabupaten Trenggalek memiliki komoditi andalan yang berasal dari sektor pertanian seperti padi,jagung, singkong, kedelai, kacang, dan komoditi dari perkebunan berupa tebu,

cengkeh, tembakau, durian, salak, manggis, rambutan, duku. Selain itu

78

s e kt or

pertambangan

dan

penggalian

di

Kabupaten

Trenggalek

menghasilkan komoditi berupa batu gampng, sirtu, dan marmer. Berdasarkan analisis shift share, sektor pertanian mengalaimi

perlambatan dari komponen bauran industri, namun masih diimbangi oleh nilai yang lebih besar dari komponen keunggulan kompetitif, hal ini yang mengakibatkan pertumbuhan sektor tersebut bernilai minus, selain faktor lain yang dikarenakan perlambatan pula yang dialamai sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur. Sebaliknya sektor pertambangan dan galian mengalami perlambatan dari komponen keunggulan kompetitif, hal ini berarti bahwa daerah tersebut mengalami perlambatan dibandingkan wilayah lain, namun sektor ini memiliki nilai positif pada komponen bauran industri. Sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, memiliki pertumbuhan yang tinggi namun kontribusi nya kecil, hal ini menandakan kedua sektor tersebut sedang mengalami perkembangan yang baik namun hasilnya belum berkontribusi banyak. Berdasarkan analisis shift share, sektor tersebut mengalami pengaruh negatif dari komponen keunggulan kompetitif, namun pengaruh positif diberikan oleh kompnen pertumbuhan provinsil dan komponen bauran indsutri, hal ini berarti pertumbuhan dari Provinsi Jawa Timur memberikan pengaruh yang memacu pertumbuhan Kabupaten Trenggalek, dan juga bauran industri pada sektor tersebut berjalan baik

79

sehingga memberikan nilai yang positif. Analisis shift share Secara keseluruhan pada Kabupaten Trenggalek menyatakan , komponen pertumbuhan provinsi (Nij), bauran industri (Mij), keunggulan kompetitif (Cij), memberikan pengaruh positif kepada perekonomian Kabupaten Trenggalek, dimana tidak ada nilai negatif pada ketiga komponen tersebut Tabel 4.12 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Trenggalek
Nij 604.200,05 88.876,68 152.133,43 8.157,55 59.871,32 307.651,53 79.642,10 66.556,06 343.746,62 1.710.835,33 Mij -72.175,41 17.164,33 -24.054,63 -739,29 -8.105,23 62.635,34 5.590,30 8.265,83 25.257,11 13.838,34 Cij 72.921,94 -41.477,21 -1.352,00 -2.139,30 20.726,54 -31.365,08 -12.794,37 -4.110,98 7.303,60 7.713,14

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 604.946,58 64.563,79 126.726,80 5.278,96 72.492,63 338.921,79 72.438,02 70.710,91 376.307,33 1732386,81

4.Kabupaten Tulungagung Kabupaten Tulungagung adalah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Dari analisis MRP , dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, dimana berdasarkan analisis overlay,

80

ternyata pertumbuhan keempat sektor tersebut semuanya diiringi oleh kontribusi yang tinggi pula. Tabel 4.13 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Tulungagung
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,731220103 0,792233952 0,903384412 0,528978562 0,986098853 1,085795086 1,59096281 1,137258794 1,08688693

N + + + +

Tulungagung terkenal sebagai salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia, yang bersumber di bagian selatan Tulungagung. Tulungagung juga termasuk salah satu pusat industri marmer di Indonesia, dan terpusat di selatan Tulungagung, terutama di Kecamatan Campurdarat, yang di dalamnya banyak terdapat perajin marmer, hal ini dibuktikan oleh hasil analisis LQ yang mengkategorikan sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor basis, namun pertumbuhan sektor ini masih dibawah pertumbuhan sektor serupa di Provinsi Jawa Timur, berdasarkan analisis shift share, diperkirakan sektor pertambangan dan galian di Kabupaten Tulungagung mengalami perlambatan dari komponen keunggulan

kompetitifnya, namun sektor tersebut masih terbantu oleh bauran industri yang memberi pengaruh positif.

81

Tabel 4.14 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Tulungagung


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,92 1,89 0,63 0,62 0,45 1,03 1,10 2,20 1,59 Analisis Overlay Kabupaten Tulungagung RP s Keterangan - 0,73 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - 0,90 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,52 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,98 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,59 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,13 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Selanjutnya Kabupaten Tulungagung dikenal memiliki wisata kuliner yang melimpah, diantaranya gethok, cenil, krupuk rambak, sate dan gule kambing, srondeng, dan lain sebagainya. Dimana melimpahnya wisata kuliner ini turut membantu sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi sektor yang dominan pertumbuhan. Selain kaya akan wisata kuliner, Kabupaten Tulungagung memiliki kekayaan pada wisata alam dan budayanya, sehingga diyakini sebagai salah satu faktor menjadi dominan pertumbuhannya sektor tersebut. Bahkan berdasar analisis shift share, ketiga komponen yaitu pertumbuhan provinsi (Nij), bauran industri (Mij) maupun keunggulan kompetitif (Cij), menyumbang nilai positif bagi perkembangan sektor tersebut. Secara keseluruhan, pada Kabupaten Tulungagung, kemungkinan mengalami percepatan pertumbuhan, hal ini dapat dilihat pada pengaruh positif dari komponen bauran industri (Mij), disamping itu, keunggulan kompetitif dimiliki oleh sektor industri pengolahan, sektor industri, sektor

82

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Secara agregat memang komponen keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif terhadap perekonomian Kabupaten Tulungagung, dimana komponen ini memberikan pengaruh sebesar Rp -268.535,81 sehingga mengurangi pertumbuhan PDRB sektoral nya menjadi Rp 6.484.767,51, padahal komponen pertumbuhan Provinsi Jawa Timur memberikan pengaruh sebesar Rp 6.487.800,75. Tabel 4.15 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Tulungagung
Nij 1.101.163,83 291.060,58 1.198.349,21 92.086,59 99.959,70 1.909.060,26 326.819,82 643.163,77 826.136,99 6.487.800,75 Mij -131.540,79 56.211,14 -189.477,37 -8.345,49 -13.532,30 388.669,07 22.940,38 79.876,73 60.701,21 265.502,57 Cij -164.806,36 -116.791,45 73.192,02 -35.052,04 12.096,66 -225.850,19 169.954,88 8.061,18 10.659,50 -268.535,81

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 804.816,68 230.480,27 1.082.063,86 48.689,06 98.524,06 2.071.879,13 519.715,08 731.101,68 897.497,69 6.484.767,51

5.Kabupaten Blitar Kabupaten Timur, Indonesia. Blitar adalah Pusat salah satu kabupaten di Provinsi kabupaten ini Jawa berada

pemerintahan

di Kanigoro setelah sebelumnya satu wilayah dengan Kota Blitar, kabupaten ini memiliki batas wilayah pada bagian utara dengan Kabupaten Kediri, bagian selatan dengan Samudera Hindia, bagian barat dengan Kabupaten

83

Tulungagung, dan bagian timur dengan Kabupaten Malang. Baik kabupaten maupun kota, daerah ini terletak di kaki gunung kelud. Dari analisis MRP dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan di Kabupaten Blitar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasajasa, sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur, sehingga sektor tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan, karena memiliki pertumbuhan yang baik, namun secara potensi dan kontribusi, sektor tersebut belum menunjukan nilai yang positif, hal ini dibuktikan oleh analisis overlay yang memberikan nilai negatif pada komponen kontribusi di sektor tersebut. Tabel 4.16 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Blitar
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 + RP s R 0,935295914 0,941318971 0,65262466 0,545481728 1,069943461 1,052686103 0,947377388 1,308926343 1,226062476 N + + + +

Sumber: Data Diolah, 2011

Pada sektor-sektor yang menjadi dominan pertumbuhan hanya sektor jasa-jasa yang memiliki kontribusi yang positif, berdasarkan analisis shift share komponen pertumbuhan provinsi (Nij), bauran industri (Mij), dan

84

keunggulan kompetitif (Cij) memberikan pengaruh positif, sedangkan kedua sektor lainnya memiliki kontribusi negatif, hal ini menandakan bahwa sektor tersebut memiliki potensi yang baik dari sisi pertumbuhan namun sektor-sektor tersebut belum memberikan kontribusi, namun dengan tumbuhnya pembangunan pada kedua sektor tersebut , maka kedua sektor tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan untuk ke depannya. Sedangkan sektor pertambangan dan galian tidak memiliki

pertumbuhan yang positif, padahal Kabupaten Blitar memiliki kontribusi yang baik dengan hasil kerajinan batu onix nya, dalam pelaksanaan otonomi daerah saat ini, sektor Pertambangan dan penggalian semestinya memperoleh perhatian yang lebih besar mengingat Kabupaten Blitar memiliki deposit bahan galian yang besar dan mempunyai potensi uantuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi tersebut berupa deposit bahan tambang yang meliputi: pasir besi, trass, bentonit, kaolin, feldspar, zeolit, ballclay, sirtu, batu kapur, andesit, batu onyx dan pirophiliyt. Pada kenyataannya dari sekian potensi yang ada baru sebagian yang bisa dieksplorasi, namun belum di kelola secara profesioanal sehingga hasilnya tidak maksimal, hal ini dapat dilihat pada hasil analisis shift share yang menyatakan sektor tersebut kurang kompetitif.

85

Sektor

Tabel 4.17 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Blitar


LQ 2,92 1,54 0,07 0,45 0,51 0,93 0,34 0,95 1,19 + + +

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Blitar RP s Keterangan 0,93 Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,94 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,65 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,54 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,94 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,30 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,22 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Begitu pula dengan sektor pertanian yang memiliki kondisi serupa dalam kontribusi dan pertumbuhannya , padahal Kabupaten Blitar memiliki sumbangan akan produksi tembakau, Selain tembakau Kabupaten Blitar memiliki produk unggulan lain dari sektor pertanian yaitu ketela pohon, jagung, kayu jati dan juga buah belimbing , selain itu di daerah tersebut pertanian merupakan salah satu sektor prioritas. Namun, pertumbuhan sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan diatas pertumbuhan Provinsi Jawa Timur, hal ini menandakan sebenarnya sektor tersebut tumbuh baik diatas angka pertumbuhan provinsi, permasalahan pada sektor ini

sebenarnya terdapat pada bauran industri, dimana pemasaran akan hasil pertanian di Kabupaten Blitar hanya sebatas pada bahan mentah sehingga tidak menambah nilai ekonomi , hal ini dibuktikan dengan hasil analisis shift share yang memberikan nilai negatif pada komponen bauran industri. Selain itu dalam menunjang pertumbuhan sektor pertanian, potensi sub sektor peternakan turut memberikan kontribusi, dimana sub sektor ini memiliki komoditi berupa ayam ras petelur.

86

Secara agregat, berdasar analisis shift share, komponen pertumbuhan provinsil memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pacitan sebesar Rp 5.068.352,78, dan juga komponen baran industri memberikan pengaruh sebesar Rp 42.787,80, hanya saja pengaruh negatif sebesar Rp -56.352,44 yang diberikan komponen keunggulan kompetitif menjadikan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pacitan hanya tumbuh sebesar Rp 5.054,788,14. Dari segi komponen bauran industri, terdapat 4 sektor yang memiliki nilai negatif, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi Tabel 4.18 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Blitar
Nij 2.499.661,03 173.434,37 126.482,58 52.124,84 86.656,87 1.366.216,96 101.066,25 205.240,65 457.469,22 5.068.352,78 Mij -298.599,88 33.494,55 -19.998,83 -4.723,89 -11.731,40 278.150,61 7.094,12 25.489,55 33.612,99 42.787,80 Cij 130.604,52 -44.108,79 -24.159,02 -19.043,89 17.544,33 -210.019,07 -12.668,74 37.195,71 68.302,51 -56.352,44

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 2.331.665,66 162.820,13 82.324,73 28.357,05 92.469,81 1.434.348,50 95.491,63 267.925,91 559.384,72 5.054,788,14

6. Kabupaten Kediri Kabupaten Kediri, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Kediri. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Jombang di bagian utara, Kabupaten Malang di bagian timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di selatan, Kabupaten

87

Madiun dan Kabupaten Ponorogo di barat, serta Kabupaten Nganjuk di barat dan utara. Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 963,21 km. Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan juga sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sedangkan sektor konstruksi, dan sektor industri pengolahan memiliki pertumbuhan yang mengungguli pertumbuhan Provinsi Jawa Timur, hal ini menjadikan kedua sektor tersebut sebagai potensi yang layak untuk dikembangkan. Tabel 4.19 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Kediri
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 RP s R 0,793851766 0,893995255 1,257741556 0,884836592 1,18627253 1,112006432 0,963028227 1,10885108 0,973005412 N + + + + -

Sumber: Data Diolah 2011

Perkembangan positif yang di alami sektor perdagangan, hotel, dan restoran, disebabkan oleh keberhasilan pemerintah Kabupaten Kediri dalam misinya membangun pusat perekonomian baru (Trade Centre), Keseriusan pemerintah kabupaten Kediri ini diperlihatkan oleh berkembangnya bisnis perdagangan dan perbelanjaan seperti banyaknya swalayan, hypermart, mall, dan pasar-pasar tradisional yang menyajikan makanan khas Kediri

88

seperti pecel dan sebagainya. Pasar-pasar tradisional di Kediri ini diprioritaskan pemerintah daerah kabupaten untuk dimasuki oleh UKMUKM yang menyerap tenaga kerja yang lebih besar. sebagai salah satu langkah awal telah dibangun monumen Simpang Lima Gumul (SLG), Konsep penataan kawasan ini adalah blok massa (bangunan) dengan pola radial dan di pusatnya terdapat sebuah monumen. Adapun monumen tersebut dibangun menyerupai Arc de' Triomphe seperti yang terdapat di Kota Paris, Perancis, selanjutnya telah dibangung Gumul Paradis Island, yaitu Wahana Permainan Air Dengan Permainan Seluncur Pertama dan Terlengkap di Jawa Timur Lokasinya di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri. Hal ini memacu pertumbuhan yang positif terhadap perkembangan sektor perdagangan, hotel, dan jasa perusahaan, serta sektor keuangan persewaan, dan jasa perusahaan. Hal ini menandkan bahwa investor mulai tertarik untuk berinvestasi pada daerah tersebut. Perkembangan sektor-sektor tersebut direspon positif oleh sektorsektor lainnya, sperti sektor konstruksi, dan industri pengolahan. Pembangunan yang berjalan baik mengundang pertumbuhan pada sektor konstruksi dan industri pengolahan, penambahan pengusaha industri pengolahan dari 61 pengusaha menjadi 2.192 pengusaha menjadi salah satu bukti keberhasilan pertumbuhan ekonomi di kabupaten kediri. Penambahan pengusaha tersebut terdiri atas 6 pengusaha industri sedang, 38 pengusaha industri kecil, dan 17 pengusaha industri rumah tangga. Sedangkan industri yang cukup besar dan terkenal di Indonesia adalah Rokok Kretek, Industri

89

Pupuk NPK, dan Industri jahe Instan. Ketiga industri tersebut memberikan pemasukan pendapatan asli darah yang cukup besar. Tabel 4.20 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Kediri
LQ 1,99 1,55 0,75 0,27 0,28 0,81 0,44 0,91 1,25 + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Kediri RP s Keterangan 0,79 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,89 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,25 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,88 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,18 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,11 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,96 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,10 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,97 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Namun berdasarkan analisis overlay, ternyata pertumbuhan yang baik pada sektor-sektor PDRB sektoral di Kabupaten kediri, belum diimbangi dengan kontribusi yang baik pula, hal ini di buktikan dengan tidak adanya sektor yang memiliki kombinasi kontribusi dan pertumbuhan yang dominan, hal ini diperkirakan karena kabupaten kediri masih dalam proses berkembang, pembangunan di Simpang Lima Gumul baru terealisasikan tahun 2008, sehingga belum memberikan banyak kontribusi , namun program pemerintah guna mengembangkan perdagangan dan industri sebenarnya dinilai cukup berhasil walaupun belum memiliki kontribusi yang maksimal. sektor yang memiliki kontribusi positif pada daerah ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa. Kabupaten Kediri merupakan daerah yang memiliki potensi

pertambangan yang kurang bervariasi. Untuk Kabupaten Kediri potensi produksi hasil tambangnya merupakan jenis bahan tambang galian C yang

90

meliputi pasir, batu, tanah urug, dan pasir urug. Namun pada umumnya di Kabupaten Kediri kegiatan pertambangan didominasi oleh pertambangan pasir dan batu kali yang berada di sekitar sungai di Kabupaten Kediri sebagai akibat dari muntahan gunung berapi. Berdasarkan analisis shift share, komponen bauran industri dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif secara agregat, sehingga jika tidak ada antisispasi dari pemerintah, akan mengakibatkan pertumbuhan yang lambat pada pertumbuhan ekonominya, sektor yang memiliki keunggulan kompetitif pada daerah ini adalah sektor industri pengolahan dan konstruksi. Tabel 4.21 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Kediri
Nij 2.112.584,15 208.948,77 1.141.012,68 30.999,25 53.975,70 1.363.538,84 153.925,95 247.732,54 626.632,42 5.939.350,30 Mij -252.361,17 40.353,28 -180.411,58 -2.809,35 -7.307,10 277.605,36 10.804,48 30.766,76 46.042,42 -37.316,91 Cij -317.981,89 -77.521,54 359.115,62 -2.965,94 12.213,27 -246.788,27 -28.413,54 -25.886,64 -111.979,49 -440.208,42

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 1.542.241,09 171.780,50 1.319.716,72 25.223,95 58.881,87 1.394.355,94 136.316,90 252.612,66 560.695,35 5461824,98

7.Kabupaten Malang Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya saat ini berada di Kota Malang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota Kepanjen ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Malang yang baru. Kota Kepanjen saat ini

91

sedang berbenah diri agar nantinya layak sebagai ibu kota kabupaten. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur. Tabel 4.22 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Malang
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 + RP s R 0,921118872 1,024385345 1,125108593 0,333901275 1,60795788 1,028402289 0,80334421 1,286459116 0,974091719 N + + + + + -

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Kabupaten Malang memiliki aktifitas ekonomi yang cukup tingi, hal ini dapat dilihat pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang pertumbuhannya bahkan lebih tinggi daripada pertumbuhan di Provinsi Jawa Timur, selain itu banyaknya wisata kuliner di daerah tersebut turut mempengaruhi pertumbuhan sektor ini, pertumbuhan sektor ini memberi

92

dampak pula pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dimana terdapat pembangunan ruko yang cukup banyak, pembangunan ruko sebenarnya terjadi di daerah Kota Malang, namun pada daerah kabupaten ternyata terjadi pertumbuhan ruko yang cukup banyak pula, pertumbuhan dalam perdagangan menaikan permintaan akan persewaan ruko, hal ini dapat dilihat khususnya pada daerah Singosari dan juga daerah lawang. Sektor yang memiliki pertumbuhan menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur adalah sektor konstruksi, serta sektor industri pengolahan, sementara itu sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki pertumbuhan yang kalah menonjol dibandingkan Provinsi Jawa Timur, begitu pula sektor jasa-jasa, namun walau demikian, berdasarkan analisis overlay, sektor jasajasa memiliki kontribusi yang positif dengan nilai diatas 1, potensi sektor jasa-jasa ini dikarenakan, sektor tersebut ditunjang oleh banyaknya potensi pariwisata di Kabupaten Malang, diantaranya, Wendit Water Park, Kasembon Rafting, Gunung Kawi, Arjuno-Welirang, Semeru, dan Anjasmoro, serta Kebun Teh Wonosari,Sementara itu, sektor pertambangan dan galian, selain menjadi sektor dominan pertumbuhan, ternyata sektor ini juga memiliki potensi yang positif, hal ini ditunjang oleh faktor endowment, Kabupaten Malang memiliki potensi tambang dan galian, komoditi yang dihasilkan adalah zeolite, gamping, tanah liat, pasir besi, marmer, keramik, lilin, batu gunung, dan lainnya. Sementara itu industri pengolahan memiliki pertumbuhan yang positif, bahkan pertumbuhan sektor ini memiliki benang, pakaian jadi, spare part

93

mesin, kantorng plastik, rak besi/logam, kosmetika, alat kesehatan, ketel dan pipa air, knalpot, sepatu rem, kompor, karoseri/bak mobil, keramik, amplifier, shuttle cock.potensi diatas pertumbuhan Provinsi Jawa Timur, hanya saja sektor ini belum memiliki kontribusi yang berarti. Pertumbuhan ini ditenggarai oleh banyaknya industri yang tumbuh di Kabupaten Malang, terutama industri agro, hal ini dikarenakan daerah tersebut memiliki potensi alam yang tinggi, hal ini dibuktikan oleh analisis LQ yang mengkategorikan sektor pertanian sebagai sektor basis, selain itu berdasarkan analisis overlay sektor pertanian memiliki kontribusi yang positif, komoditi industri agro diantaranya adalah, keju, jenang apel dan salak, saritoga dan jamu, makanan dan kue, tepung tapioka, rokok, udang beku, ethanol dan furniture. Tabel 4.23 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Malang
LQ 1,72 1,46 0,74 0,84 0,45 0,80 0,73 0,80 1,55 + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Malang RP s Keterangan 0,92 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,12 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,33 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,60 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,80 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,28 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,97 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Selain industri agro, terdapat pula industri manufaktur, yang memiliki komoditi andalan, antara lain, benang, pakaian jadi, spare part mesin, kantorng plastik, rak besi/logam, kosmetika, alat kesehatan, ketel dan pipa air, knalpot, sepatu rem, kompor, karoseri/bak mobil, keramik, amplifier, dan shuttle cock.

94

Namun, berdasarkan anlisis shift share, sektor industri pengolahan memiliki pengaruh negatif dari bauran industri, hal ini menandakan bauran industri tidak berjalan baik dan bauran industri tidak memberikan pengaruh terhadap sektor tersebut. Sektor yang mendapat pengaruh bauran industri antara lain, sektor pertambangan dan penggalian, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Secara agregat, analisis shift share menyatakan, bahwa pengaruh ketiga komponen, yaitu pertumbuhan provinsi, bauran industri, dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan

perkonomian Kabupaten Malang, dimana pengaruh pertumbuhan provinsi memberikan pengaruh yang paling besar dibandingkan komponen lainnya, dengan nilai positif pada bauran industri maka perkonomian daerah tersebut cenderung tumbuh cepat. Tabel 4.24 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Malang
Nij 3.586.360,03 384.903,42 2.419.388,60 260.026,85 152.907,78 2.871.513,32 556.153,72 419.187,17 1.590.255,42 12.240.696,29 Mij -428.412,76 74.334,56 -382.542,40 -23.565,34 -20.700,28 584.616,64 39.037,95 52.060,30 116.845,54 11.674,21 Cij 166.206,17 -62.479,13 702.277,00 -149.094,45 115.201,65 -484.564,07 -145.610,61 71.397,10 -148.344,63 64.989,04

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 3.324.153,43 396.758,85 2.739.123,20 87.367,07 247.409,14 2.971.565,89 449.581,06 542.644,57 1.558.756,33 12317359,54

95

8. Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang yang terletak pada 1123' - 1133' Bujur Timur 5 2 dan 74' 83' Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten 5 2 Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Bromo (3.2952 m) dan Gunung Lamongan (1.668 m). Hal ini membuat tanah di Kabupaten Lumajang sangat subur. Tabel 4.25 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Lumajang
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,968688784 1,023481387 0,752403845 0,586436595 0,881837577 1,241759937 0,702538954 1,065753881 1,176066663

N + + + +

Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut. Hal ini menjadikan sebagian lahan di Kabupaten Lumajang adalah lahan perkebunan dan pertanian. Dampak dari adanya Gunung Semeru bagi Kabupaten Lumajang adalah belimpahnya tambang pasir di Kabupaten ini. Kondisi Gunung Lamongan yang diapit tiga danau atau penduduk lokal biasa menyebutnya "ranu" ini juga dimanfaatkan secara

96

optimal oleh masyarakat sekitar sebagai tempat pembudidayaan ikan karamba. Selain itu keindahan alam Kabupaten Lumajang juga menjadikan Kabupaten ini memiliki obyek daya tarik wisata. Dari analisis MRP, dapat di deskripsikan sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor

perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi di Provinsi Jawa Timur memiliki pertumbuhan positif sedangkan di Kabupaten Lumajang pertumbuhannya belum terlihat. Sektor pertambangan dan penggalian dapat dikatakan adalah sektor andalan dari Kabupaten Lumajang, hal ini dikarenakan selain menjadi sektor dominan pertumbuhan, sektor tersebut juga memiliki kontribusi dan potensi yang positif , Wilayah Kabupaten Lumajang mempunyai potensi bahan galian golongan C yang sangat besar dan berlimpah, selain bahan galian golongan C juga terdapat bahan galian golongan B, Keberadaan Gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang mendorong dan membawa berkah dengan

berlimpahnya bahan galian golongan C khususnya jenis pasir, batu, coral dan sirtu yang tak pernah habis dan berhenti mengalir. Potensi bahan Galian golongan C jumlahnya akan bertambah terus sesuai dengan kegiatan rutin Gunung Semeru yang mengeluarkan material kurang lebih 1 (satu) juta M3/tahun. Bukan saja kuantitasnya yang sangat besar namun kualitasnya juga sangat baik dan terbaik di Jawa Timur. Berbagai penelitian

97

menyimpulkan, unggulnya kualitas pasir gunung semeru karena kandungan tanah (lumpur) sedikit, butiran pasirnya standart serta warna dan daya rekatnya yang baik. Bahkan pada Juli 2008, Investor asal China telah mengelola tambang pasir seluas 500m2 dan Juni 2009, PT Indo Modern Mining yang berkantor di Jember tersebut mengantongi ijin ekplorasi hingga seluas kurang lebih 8.000 hektare dan masih belum semua telah dieksplorasi. Sektor jasa-jasa memiliki potensi dan kontribusi yang positif, dimana hal ini diikuti oleh pertumbuhan yang positif pula, hal ini didukung oleh sektor pariwisata nya Kondisi geografi Lumajang yang diapit oleh tiga gunung membuat Lumajang dianugrahi pemandangan yang eksotis sehingga memiliki obyek daya tarik wisata yang sebagian besar adalah wisata alam. Salah satu wisata alam yang paling terkenal se-Indonesia adalah Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru. Tiap tahun wisatawan asing maupun domestik datang ke TN BTS dengan berbagai latar belakang. Saat peringatan kemerdekaan banyak para pendaki dari seluruh Indonesia datang TN BTS untuk upacara bendera di Gunung Semeru. Tak hanya itu, beberapa peneliti dari luar negeri juga banyak melakukan penelitian di TN BTS. Ditengah liarnya alam di TN BTS, pemerintah setempat tetap menyediakan fasilitas bagi mereka yang mau berkunjung ke daerah tersebut. Perjalanan menuju TN BTS bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor selama dua jam dari pusat kota Lumajang. Di TN BTS wisatawan ditawarkan berbagai keindahan alam mulai dari keindahan segitiga ranu ( Ranu Pane, Ranu

98

Regulo dan Ranu Kumbolo), padang savana oro-oro ombo sampai dengan keindahan di Puncak tertinggi Pulau Jawa yaitu puncak Mahameru. Di Puncak kita bias menemui monumen meninggalnya dua orang demonstran era 60-an yaitu Soe Hok Gie dan Idhan Lubis. Selain itu kita bias melihat puncak-puncak gunung lain dari puncak Mahameru. Perkebunan dan pertanian di Kabupaten Lumajang ini adalah salah satu sumber pemasukan Kabupaten Lumajang. Berdasarkan keterangan dari Pemerintahan Kabupaten Lumajang, Kondisi awal perkebunan di Lumajang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Terdapat dua pabrik, yaitu Pabrik Gula Jatiroto (1884) dan Pabrik Teh Kertowono (1910). Pabrik Gula Jatiroto adalah Pabrik Gula Terbesar, sehingga pada masa penjajahan Belanda, dimana saat itu Belanda yang dipimpin oleh Ratu Wilhelmina pernah berkunjung ke Jatiroto sebagai ungkapan syukur karena pabrik gula Djatiroto memberikan keuntungan yang sangat besar, sekitar 20 persen setiap tahunnya, sehingga mampu menyelamatkan perekonomian Negeri Kincir Angin. Selama ini PG Jatiroto menyumbang 50% produksi gula nasional, namun masih belum mampu banyak membantu perekonomian nasional, Hal i ni dikarenakan oleh teknologi pabrik tersebut yang tidak lagi

muda.Mengutip dari keterangan Pemerintahan Kabupaten Lumajang, mesinmesin dipabrik tersebut rata-rata adalah masih asli sejak jaman Belanda dan hanya mengalami peremajaan, bukan penggantian mesin-mesin baru yang mampu berproduksi lebih banyak. Padahal PG Jatiroto juga didukung

99

dengan pasokan yang cukup oleh kebun tebu rakyat. Semula kapasitas produksi adalah 5000 ton gula pertahun. Sehabis peremajaan beberapa tahun lalu kini PG Jatiroto mampu menarget produksi 10.000 ton gula pertahun, dan diharapkan mampu mendorong perekonomian local dan nasional. Konstribusi Kebun Teh Kertowono sendiri juga cukup besar bagi Kabupaten Lumajang. Proses produksi yang langsung diawasi oleh tester dari Inggris dimana sebagian besar produk ini diekspor ke Inggris dan sisanya dipasarkan di koperasi PTPN XII Kertowono. Produk teh ini adalah jenis black tea yang pertahunnya mampu diproduksi sekitar 1000 ton pertahun. Pembudidayaan Karamba Ikan di lereng Gunung Lamongan, tepatnya di Ranu Klakah tidak begitu besar, namun cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat Lumajang. Ikan yang dibudidayakan adalah jenis ikan air tawar seperti ikan mujair dan gurami. Selain di daerah ranu, ada pula budidaya karamba ikan yang dilakukan disungai. Sebagian besar yang melakukannya adalah masyarakat tengah kota. Selain itu, Kabupaten Lumajang termasuk sebagai salah satu kota gudang ternak di Propinsi Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat dari populasi ternak dan pengeluaran ternak ke luar kota baik ke Surabaya atau ke propinsi lain. Pengeluaran ternak dalam tahun 2008 yang tercatat dalam Dinas peternakan Kabupaten Lumajang, menyatakan, Ternak Sapi yang dikeluarkan ke luar kota dalam propinsi Jawa Timur setiap bulannya +

100

1.925 ekor sedangkan pengiriman keluar propinsi dalam 1 (satu) tahun sebanyak + 12.633 ekor. Sedangkan produksi ternak sapi di Kabupaten Lumajang dalam Tahun 2008 sebanyak 27.972 ekor. Ternak Kambing

Peranakan Etawah dari Kabupaten Lumajang pada tahuntahun terakhir ini banyak yang dikirim keluar Kabupaten. Pada tahun 2008 berkisar 12.500 ekor dikirim ke luar Propinsi Jawa Timur dengan tujuan Batam, Kalimantan, Jawa Tengah dan Malaysia. Hal ini dapat dimaklumi karena Kambing Peranakan Etawah yang berasal dari Kabupaten Lumajang sudah terkenal kualitasnya sebagai kambing jenis pedaging dan juga tipe perah. Bahkan kambing dari Kabupaten Lumajang telah berhasil menjuarai lomba kontes ternak. Tabel 4.26 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Lumajang
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,02 1,96 0,49 0,37 1,39 0,84 0,85 0,90 1,09 + + + + Analisis Overlay Kabupaten Lumajang RP s Keterangan 0,96 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,75 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,58 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,88 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,24 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,70 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,17 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Sehingga berdasarkan ilustrasi akan sektor pertanian diatas, menjadikan Kabupaten Lumajang memiliki kontribusi dan potensi yang positif, hanya saja pertumbuhan sektor ini mencatat pertumbuhan yang negatif, salah satu deskripsi atas pertumbuhan nya yang rendah ini adalah, ilustrasi belum maksimalnya revitalisasi pabrik gula, berdasarkan analisis shift share, sektor

101

ini memiliki keunggulan kompetitif dan berkembang seiring dengan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur namun hambatan pada sektor ini diberikan oleh komponen bauran industri, hal ini menandkan sektor ini belum mendapatkan pengaruh dari bauran industri, selain itu secara agregat, komponen bairan industri pada daerah ini mengalami pertumbuhan negatif, hal ini menyebabkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Lumajang cenderung mengalami perlambatan. Pertumbuhan dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, dikarenakan adanya Keadaan industri kecil dan UKM di Kabupaten Lumajang yang secara umum berkembang dengan optimal. Adapun produk kerajinan berupa perak, gula kelapa, kerajinan kayu, genteng dan bordir. Produk kerajinan perak telah mampu menembus pasar ekspor hingga ke Kanada, Australia dan Jepang. Kapasitas produksi yang dikirim lewat Bali dan Yogyakarta mencapai 20 ton/ tahun belum termasuk produk yang khusus melayani pasar lokal yang besarnya sekitar 15 % dari total produksi. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan pasar kerajinan perak dan Kabupaten Lumajang menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Adapun bahan baku utama berupa perak murni (99 %) secara kontinyu dipenuhi dari PT. AnekaTambang. Selain kerajinan perak, kegiatan industri kecil yang sangat potensial dikembangkan adalah pembuatan gula merah. Gula kelapa asal Kabupaten Lumajang sangat disukai kalangan industri makanan dan minuman karena kualitasnya yang sulit dicari duanya.

102

Berkembangnya pembuatan gula merah didukung oleh ketersediaan bahan baku berupa buah kelapa yang banyak terdapat di pantai Kecamatan Pasirian dan Candipuro. Kondisi ini berimbas positif pada kegiatan perbankan sehingga, menaikan pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, selain kondisi perdagangan yang baik, pertumbuhan jasa perusahaan dipengaruhi pula oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mampu mengundang investor. Secara agregat, berdasarkan analisis shift share pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lumajang lebih dikarenakan oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur, dimana hanya komponen ini yang memberi pengaruh positif, sementara kedua komponen lainnya, yakni bauran industr dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh yang negatif, hal ini menandakan pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut cenderung akan mengalami perlambatan. Tabel 4.27 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Lumajang
Nij 1.850.566,15 231.709,57 844.270,84 44.589,12 273.720,87 1.255.755,16 299.048,05 231.328,53 468.447,03 5.499.435,30 Mij -221.061,51 44.748,96 -133.492,15 -4.040,96 -37.055,67 255.661,49 20.991,00 28.729,49 34.419,59 -11.099,75 Cij 7.330,35 -59.917,63 -130.750,88 -16.671,92 -16.264,73 -87.585,03 -128.204,25 -34.944,21 180,24 -466.828,06

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 1.636.834,99 216.540,90 580.027,80 23.876,24 220.400,48 1.423.831,61 191.834,80 225.113,81 503.046,86 5021507,49

103

9) Kabupaten Jember Kabupaten Jember terletak di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Timur. Lokasinya sangat strategis, karena dilalui jalan arteri primer Surabaya Banyuwangi. Kabupaten Jember berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo di sebelah utara, Kabupaten Lumajang di sebelah barat, Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, dan di sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia, yang terdapat Pulau Nusa Barong. Luas wilayah Kabupaten Jember 3.293,34 Km2, dengan karakter topografi berbukit hingga pegunungan di sisi utara dan timur serta dataran subur yang luas ke arah selatan. Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 225 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan. Tabel 4.28 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Jember RPr R N Pertanian 0,88 Pertambangan dan Penggalian 1,19 + Industri Pengolahan 0,84 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,91 Kontruksi 0,86 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,20 + Pengangkutan dan Komunikasi 1,07 + Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,12 + Jasa-jasa 1,07 + Sektor RPs R N 0,98 0,88 0,84 0,47 1,18 + 1,05 + 1,03 + 1,08 + 1,07 +

Sumber: Data Diolah, 2011

104

Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang lebih menonjol dibandingkan pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Dengan sebagian besar penduduk masih bekerja sebagai petani, perekonomian Jember masih banyak ditunjang dari sektor pertanian. Di Jember terdapat banyak area perkebunan, sebagian besar peninggalan Belanda. Perkebunan yang ada dikelola oleh Perusahaan nasional PTP Nusantara, Tarutama Nusantara (TTN), dan Perusahaan daerah yaitu PDP (Perusahaan Daerah Perkebunan). Jember terkenal sebagai salah satu daerah penghasil tembakau utama di Indonesia. Tembakau Jember adalah tembakau yang digunakan sebagai lapisan luar/kulit crutu. dipasaran dunia tembakau Jember sangat dikenal di Brehmen, Jerman dan Belanda. Sehingga hal ini menjadi salah satu faktor besarnya kontribusi dan potensi jember dalam sektor pertanian, dimana besaran angkanya mencapai kisaran 2 dan mendekati angka 3 yang mengartikan potensi tersebut sangat tinggi. Sektor pertambangan dan galian memiliki kondisi yang sama dengan sektor pertanian, yaitu berkontribusi tinggi namun pertumbuhannya rendah, Bahan galian yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Jember adalah bahan galian golongan C : Batu Kapur (gamping), Lava Andesit (batu piring), dan Sirtu (pasir, batu gunung dan tanah uruk), sedangkan bahan galian golongan B : Mangan, Emas, Tembaga, Pasir Besi, dan

105

Galena. Sedangkan pada sektor-sektor yang menjadi dominan pertumbuhan ternyata tidak memberi kontribusi yang berarti, hanya sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa saja yang memiliki kontribusi tinggi, Kekayaan dan keanekaragaman hayati hasil pertanian khususnya tanaman pangan, sayuran, buah-buahan dan hasil perkebunan diantaranya tembakau, kopi, coklat, karet, teh, dan lainnya di Kabupaten Jember mampu dan dapat dikembangkan sebagai peluang investasi baik budidaya maupun industri pengolahan yang berbasis bahan baku hasil pertanian dan perkebunan dalam rangka menembus pasar global, sehingga menjadikan Kabupaten Jember sebagai sasaran para investor, hal inilah yang menyebabkan Kabupaten Jember potensial dari segi pertumbuhan maupun kontribusi. Tabel 4.29 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Jember
LQ 2,70 2,37 0,26 0,39 0,81 0,66 0,77 1,20 1,17 + + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Jember RP s Keterangan 0,98 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,88 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,84 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,47 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,18 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,03 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,07 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

106

Selain itu, berdasarkan analisis MRP, walau tak menjadi sektor basis, sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai angka pertumbuhan yang positif, hali ini dikarenakan potensi di sektor industri dan perdagangan memiliki peran yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Jember. Hasil industri kecil, menengah dan besar berbasis agro dan non-agro serta kegiatan perdagangan baik lokal, regional maupun ekspor menjadi motor penggerak dalam membentuk Jember sebagai magnet ekonomi bagi daerah sekitarnya. Potensi pariwisata Jember di bidang pariwisata sangat beragam, diantaranya wisata alam pantai seperti Pantai Watu Ulo, Pantai Papuma, Pantai Bandealit dan Pantai Puger; wisata alam pegunungan yang meliputi Obyek Wisata Pemandian Rembangan dan Air Terjun Tancak; Agrowisata misalnya Wisata Kebun Teh, Wisata Lori; Wisata Konservasi misalnya Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dan Wisata Budaya yaitu Jember Fashion Carnaval. Sebuah event wisata Mode pertama di Indonesia, dilaksanakan setiap tahun di bulan Agustus dengan menampilkan trend fashion dunia, atraktif, unik dan kolosal, yang melibatkan ratusan sukarelawan, catwalk runway sepanjang 3,6 km merupakan catwalk terpanjang di Indonesia bahkan di dunia. Menjadikan event ini sebagai ikon baru Jember di mata dunia internasional. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri

107

JFC Center, dimana event wisata ini memiliki konsep karnaval fashion seperti di Rio de Jeneiro Brazil. Potensi wisata ini menopang sektor jasa-jasa, sehingga menjadikan sektor jasa-jasa sebagai sektor yang dominan pertumbuhan dan juga memiliki kontribusi yang positif, tak hanya itu, potensi pariwisata ini mempunyai edek yang berkelanjutan kepada sektor-sektor lainnya, terutama pada event wisata Jember Fashion Carnival, dikarenakan event ini menjadi wisatawan manca negara maupun domestik, sehingga berpengaruh pada permintaan akan hotel dan berpengaruh pada perdagangan. Selanjutnya, pada analisis shift share, secara agregat dapat di deskripsikan bahwa pengaruh komponen bauran industri dan komponen keunggulan kompetitif membawa pengaruh negatif terhadap perkonomian Kabuaten Jember, dimana pengaruh pertumbuhan provinsi yang sebenarnya memberikan pengaruh sebesar Rp 9.495.572,61berkurang menjadi Rp 9.220.410,83, dalam hal ini komponen keunggulan kompetitif memberikan pengaruh terbesar yaitu Rp -242.049,47, hal ini menandkan bahwa sektorsektor di PDRB sektoral Kabupaten Jember belum mempunyai keunggulan kompetitif, namun bukan berarti daerah tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif, sektor yang mempunya keunggulan tersebut adalah sektor pertanian dan sektor konstruksi.

108

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.30 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Jember


Nij 4.229.440,77 513.579,17 751.484,24 86.375,17 246.123,05 1.828.855,74 414.185,64 527.409,66 898.119,18 9.495.572,61 Mij -505.232,71 99.185,09 -118.821,17 -7.827,88 -33.319,54 372.340,08 29.072,82 65.500,83 65.990,17 -33.112,32 Cij 326.408,71 -173.553,05 -17.936,75 -38.359,10 71.376,92 -321.577,62 -25.972,43 -36.395,00 -26.041,14 -242.049,47

Dij 4.050.616,76 439.211,21 614.726,32 40.188,18 284.180,42 1.879.618,20 417.286,04 556.515,49 938.068,21 9.220.410,83

10. Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Kabupaten Banyuwangi terdiri atas 24 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Banyuwangi adalah kabupaten terluas di Jawa Timur. Luasnya 5.782,50 km^2.[2] Wilayahnya cukup beragam, dari dataran rendah hingga pegunungan. Kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, terdapat rangkaian Dataran Tinggi Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.282 m) dan Gunung Merapi (2.800 m), keduanya adalah gunung api aktif.

109

Bagian selatan terdapat perkebunan, peninggalan sejak zaman Hindia Belanda. Di perbatasan dengan Kabupaten Jember bagian selatan, merupakan kawasan konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar alam, yakni Taman Nasional Meru Betiri. Pantai Sukamade merupakan kawasan pengembangan penyu. Di Semenanjung Blambangan juga terdapat cagar alam, yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Muncar terdapat pelabuhan perikanan. Tabel 4.31 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Banyuwangi
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 1,03 + 1,01 + 0,81 0,18 1,67 + 1,07 + 0,82 0,79 0,90 -

Berdasarkan analisis MRP dapat di deskripsikan bahwa, sektor yang menjai dominan pertumbuhan adalah sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan, sektor pertanian dan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang lebih menonjol dibandingkan pertumbuhan di tingkat provinsi. Sedangkan berdasarkan analisis overlay terdapat dua sektor yang menjadi tumpuan Kabupaten Banyuwangi, yaitu

110

sektor pertanian dan sektor pertambangan dan galian, hal ini menandakan kedua sektor tersebut berpotensi dari kriteria kontribusi dan pertumbuhan. Berdasar keterangan dari BPS Banyuwangi, Hampir separuh dari seluruh kegiatan ekonomi yang ada di Kabupaten Banyuwangi bergerak di Bidang Pertanian, hal ini dikarenakan Kabupaten Banyuwangi yang mempunyai luas sekitar 5.782.50 km dimanfaatkan sebagai tanah persawahan seluas 66.152 Ha atau sekitar 11.44 persen sehingga mempunyai pengaruh terhadap struktur ekonomi sebesar 49,18 persen. Komoditi andalan dari sektor ini adalah Kopi, Kakao, Karetm Kelapa, dan Tebu, selain itu Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi dalam bidang perikanan, potensi yang dimiliki tergolong tinggi, dikarenakan Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Nilai untuk sektor pertambangan dan penggalian memiliki koefisien LQ > 1, artinya bahwa sektor ini merupakan sektor basis yang cenderung mengekspor ke daerah lain. Dalam analisis overlay, maka artinya sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi, selain itu pertumbuhan pada sektor ini berada dalam ketegori tinggi karena memiliki angka lebih besar dari 1, hal ini dikarenakan pada daerah Banyuwangi terdapat sumber penggalian batu gamping, batuan kuarsa serisit sebagai bahan baku dan campuran keramik, dan penambangan belerang di Kawah Ijen. Hasil penambangan tersebut akan diekspor ke daerah lain. Pada tahun 2001, Pemerintah Kabupaten

111

Banyuwangi bekerja sama dengan Negara Inggris menemukan tambang emas di daerah Pesanggaran. Tabel 4.32 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Banyuwangi
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,91 2,67 0,19 0,23 0,12 0,86 0,58 1,10 0,71 Analisis Overlay Kabupaten Banyuwangi RP s Keterangan + 1,03 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,01 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi - 0,81 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,18 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 1,67 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi - 1,07 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi - 0,82 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - 0,90 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Sementara itu, pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor ini walaupun berkontribusi rendah, namun memiliki pertumbuhan yang tinggi, berdasarkan keterangan BPS banyuwangi, hal ini disebabkan oleh masyarakat Banyuwangi sudah mengembangkan perdagangan, restoran dan hotel sebagai salah satu bidang yang dapat digeluti sebagai mata pencaharian. Berkembangnya sektor perdagangan, hotel dan restoran, tidak berlebihan apabila kita lihat kedekatan wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan Propinsi Bali yang disebut sebagai pusat pariwisata Indonesia nampaknya upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan dunia pariwisata lokal menunjukkan hasil. Arus perdagangan menuju Pulau Bali semakin lama semakin baik seiring semakin membaiknya situasi pariwisata di Pulau Bali. Demikian juga limpahan wisatawan baik yang domestik maupun wisatawan asing juga semakin meningkat yang tentunya diikuti oleh Hotel dan restoran. Arus perdagangan lokal dan regional juga turut

112

mendukung berkembangnya sektor ini. Berkembangnya UMKM dalam menembus pasar di luar Kabupaten Banyuwangi memberikan kontribusi peningkatan pendapatan dan sekaligus merupakan penyerapan tenaga kerja lokal. Selain itu juga perdagangan antar pulau melalui pelabuhan rakyat BOOM dan Kapal perintis Pelabuhan Tanjungwangi turut mempertinggi arus perdagangan di Kabupaten Banyuwangi. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memiliki kontribusi dan potensi yang tinggi, artinya bahwa sektor ini merupakan sektor basis yang cenderung mengekspor ke daerah lain, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Provinsi Jawa Timur. Mulai tahun 2006, perusahaan di Banyuwangi telah banyak jumlahnya karena para investor berlomba-lomba untuk menanamkan sahamnya di Banyuwangi. Hal itu dikarenakan Banyuwangi sebagai daerah yang strategis penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali/ Selanjutnya berdasarkan analisis shift share, Nilai PDRB sektoral Kabupaten Banyuwangi mengalami perubahan sebesar Rp 9.505.045,99, perubahan ini dikarenakan pertumbuhan dari ketiga komponen yaitu pertumbuhan provinsi, bauran industri, dan keunggulan kompetitif. Sektor perdagangan, hotel & restoran memiliki nilai pertumbuhan proposional terbesar. Sektor ini sangat baik dikembangkan di Banyuwangi karena sector ini mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, sementara itu sektro pertanian melambat dengan pengaruh negatif yang sangat besar karena pengaruh bauran industri, sektor-sektor yang mendapat pengaruh positif dari

113

bauran industri adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu, berdasarkan komponen keunggulan kompetitif, komponen ini membawa pengaruh positif terhadap pertumbuhan perkonomian Kabupaten Banyuwangi Tabel 4.33 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Banyuwangi
Nij 4.297.886,35 526.406,63 538.879,78 59.871,28 30.874,33 2.266.955,85 329.610,71 526.766,95 560.228,15 9.137.480,03 Mij -513.408,96 101.662,40 -85.205,15 -5.425,93 -4.179,69 461.533,68 23.136,28 65.421,01 41.163,30 84.696,94 Cij 855.838,05 -74.123,73 4.530,18 -42.736,85 27.029,11 -192.489,02 -68.212,60 -155.416,34 -71.549,79 282.869,02

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 4.640.315,44 553.945,30 458.204,81 11.708,51 53.723,75 2.536.000,52 284.534,39 436.771,61 529.841,66 9.505.045,99

11. Kabupaten Bondowoso Kabupaten Bondowoso secara geografis terletak 113 48 10 113 48 26 Bujur Timur dan 7 50 10 7 56 41 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Bondowoso di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Kabupaten Situbondo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Jember. Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo 1.560,10 Km2 yang terbagi menjadi 23 kecamatan, 219 desa/Kelurahan. Pertanian dan perkebunan adalah sektor perekonomian terpenting kabupaten ini. Keadaan alam yang didukung iklim yang baik membuat daerah ini cocok untuk usaha pertanian. Komoditas

114

padi, jagung, ketela pohon dan buah-buahan menjadi andalan di sektor pertanian. Di sektor perkebunan, kopi menjadi salah satu produk unggulan dari subsektor ini. Selain hasil kopinya, Lahan perkebunannya pun

dikembangkan sebagai agrowisata. Tanaman kopi yang banyak ditemui adalah kopi robusta dan arabika. Kawasan yang dikembangkan untuk agrowisata ini diantaranya adalah Kebun Kopi Blawan dan Kalisat Jampit di Kecamatan Sempol dan Pusat Penelitian Kopi Arabika di desa Andungsari, Kecamatan Pakem. Tabel 4.34 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Bondowoso
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,92 1,01 + 1,12 + 0,43 1,12 + 1,09 + 0,92 1,05 + 1,02 +

Analisis MRP menjelaskan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor

perdagangan, hotel, restoran, sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, sementara itu sektor yang mempunyai pertumbuhan menonjol dibandingkan pertumbuhan provinsi adalah sektor konstruksi dan

115

insutri pengolahan Bondowoso mempunyai potensi disektor industri pengolahan, seperti industri kecil. Industri kecil yang sedang dikembangkan , menurut keterangan BPS Kabupaten Bondowoso, Jumlah perusahaan industri dibedakan menjadi industri besar, industri menengah dan industri kecil baik formal atau non formal. Jumlah industri besar dan menengah tetap seperti tahun sebelumnya yaitu berjumlah 22 dan 28 unit. Sedangkan jumlah industri kecil baik formal dan non formal meningkat menjadi 402 dan 17.760 unit. Penyerapan tenaga kerja meningkat rata-rata 2,26 %. Nilai investasi meningkat rata-rata 5,55% sebesar Rp. 81.635.736.400.- dengan nilai produksinya sebesar Rp. 168.896.897.650,-atau naik 6,02 %. Industri yang berkembang di daerah ini diantaranya adalah pembuatan tape dan kerajinan kuningan yang banyak dijumpai di Kecamatan Tapen, Terutama di desa Cindogo dan Jurangsapi. Makanan khas Bondowoso adalah tape manis Bondowoso, yang umumnya dikemas dalam bsk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). tape ini terbuat dari singkong , wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of cassava, mirip seperti peyeum di Jawa Barat. Tapi rasa tape manis bondowoso lebih khas. banyak wistawan dari luar bondowoso yang rela datang ke bondowoso hanya untuk membeli tape manis ini merk tape manis yang terkenal antara lain Tape manis 82, tape manis 31,Mana Lagi, 66, 17, dll, hal ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan industri pengolahan di kabupaten bondowoso, hanya saja sektor ini tidak tergolong

116

dalam sektor basis. Salah satu potensi sektor industri di Kabupaten Bondowoso adalah industri berbasis agro, yaitu industri yang menggunakan bahan baku dari hasil pertanian, sehingga pertumbuhan industri pengolahan memiliki keterkaitan dengan sektor pertanian, memang pertumbuhan sektor pertanian mengalami pertumbuhan negatif, namun sektor ini memiliki potensi dan kontribusi yang besar. Selain itu pertumbuhan sektor pertanian jawa timur memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan sektor pertanian di bondowoso, sehingga sebenarnya sektor ini memiliki pertumbuhan yang cukup baik, ditambah lagi berdasarkan analisis shift share, Secara sektoral peningkatan kontribusi terbesar terdapat pada sektor pertanian sehingga sektor ini lebih mudah terpengaruh perkembangan perekonomian Jawa Timur serta perubahan-perubahan kebijakan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Pada sektor perdagangan hotel, dan restoran, Pembangunan sektor perdagangan sejak tahun 2007 mengalami perkembangan signifikan. Ini ditandai dengan meningkatnya penerbitan/ pembaharuan pendaftaran perusahaan secara keseluruhan sebesar 7,69%. Penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) juga meningkat 7,75% dari tahun sebelumnya sebanyak 5.700 buah untuk SIUP kecil, menengah dan besar. Sarana perdagangan bagi masyarakat sampai tahun 2008 masih didominasi oleh toko/ ruko. Pasar induk terdapat di seputaran Jalan Teuku Umar dan Jalan Wadid Hasyim. Sedangkan swalayan di Kabupaten Bondowoso berjumlah

117

25 buah. Di Bondowoso belum terdapat plaza/ mall. Terdapat juga beberapa pasar hewan yang tersebar di beberapa kecamatan. Kawasan jalan RE. Martadinata dan Alun-alun Bondowoso setiap sore sampai malam hari digunakan Pedagang Kaki Lima untuk menjajakan dagangannya. Pedagang buah-buahan disediakan tempat di Jalan Veteran. Tabel 4.35 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Bondowoso
LQ 2,79 0,23 0,33 0,24 0,70 0,71 0,33 1,68 1,29 + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Bondowoso RP s Keterangan 0,92 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,01 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,12 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,43 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,12 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,09 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,92 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Selain itu daya tarik dari bidang pariwisata turut berperan terhadap sektor ini, Kabupaten Bondowoso memiliki pesona pariwisata kawah ijen, Kawah Ijen dari atas Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat mempesona. Selain itu, udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius, akan menambah sensasi tersendiri. Berbagai tanaman yang hanya ada di dataran tinggi juga dapat ditemukan beberapa macam aneka flora seperti Bunga Edelweis dan Cemara Gunung.

118

Tabel 4.36 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Bondowoso


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 962.220,65 10.298,47 180.627,72 11.530,42 46.276,69 410.117,06 39.549,47 159.481,56 215.386,68 2.035.488,72 Mij -114.943,17 1.988,89 -28.560,01 -1.044,96 -6.264,83 83.496,48 2.776,09 19.806,57 15.825,74 -26.919,20 Cij -23.436,31 -2.604,75 35.821,00 -5.813,04 8.228,05 -76.055,33 -8.464,77 -23.138,22 -26.175,98 -121.639,33 Dij 823.841,16 9.682,62 187.888,71 4.672,42 48.239,92 417.558,21 33.860,79 156.149,91 205.036,44 1.886.930,18

Sumber: Data Diolah, 2011

Karena sektor ini berperan terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran, maka sektor ini berperan pula terhadap sektor jasa-jasa, hal ini ditandai dengan terkategorikanya sektor jasa sebagai sektor berpotensi dari kontribusi dan pertumbuhannya. Selain itu, pertumbuhan perdagangan menaikkan pertumbuhan pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pula, Lembaga keuangan/ perbankan di samping untuk perorangan juga mempunyai peranan dalam meningkatkan pembangunan daerah. Jumlah bank baik bank pemerintah maupun swasta di Kabupaten Bondowoso tahun 2008 tetap seperti tahun sebelumnya. Bank pemerintah meliputi BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Jatim. Bank swasta nasional meliputi BTPN, Bank Buana, Bank Danamon Simpan Pinjam dan Bank Bukopin. Untuk bank swasta asing/campuran yaitu BCA dan Bank Lippo. BRI Unit berjumlah 13 unit serta Bank Perkreditan Rakyat berjumlah 5 unit yaitu BPR Bintang Mas, Delta, Manuk Ayu, Manukwari dan Sari Dinar Mas.

119

Berdasarkan analisis shift share, Nilai PDRB sektoral Kabupaten Bondowoso mengalami perkembangan sebesar Rp 1.886.930,18, padahal komponen pertumbuhan provinsi telah mempengaruho perkonomian daerah tersebut sebesar Rp 2.035.488,72, hal ini dikarenakan kedua komponen lainnya, yakni bauran industri dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh yang negatif, masing-masing sebesar Rp -26.919,20 dan Rp 121.639,33. Pengaruh negatif pada bauran industri mengindikasikan sektor tersebut mengalami perlambatan dalam pertumbuhan nya, selain itu pengaruh negatif pada kompoen keunggulan kompetitif mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan akan mengurangi perkembangan perekonomian Kabupaten, namun sektor industri pengolahan dan konstruksi masih memiliki nilai positif. 12. Kabupaten Situbondo Kabupaten Situbondo adalah suatu kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa Bali, kegiatan perekonomiannya tampak terjaga "hidup". Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos.

120

Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan perumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor jasa-jasa, hal ini dipengaruhi oleh pantai Pasir Putih, suatu tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km disebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 - 1970 an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat. Namun kini makhluk tersebut tidak dapat ditemui lagi, meski begitu hingga saat ini tempat rekreasi tersebut masih menjadi daya tarik. Tabel 4.37 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Situbondo
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber:Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 1,07 + 0,86 0,81 0,22 1,28 + 1,02 + 0,83 0,86 1,04 +

Selain itu berdasarkan anlisis overlay, potensi dari pantai pasir putih tersebut ternyata menjadikan sektor tersebut sebagai sektor yang memiliki kontribusi tinggi, sehingga sektor ini memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang dominan. Sementara itu, sektor pertanian dan konstruksi memiliki pertumbuhan diatas Provinsi Jawa Timur, hal ini menandakan kedua sektor

121

tersebut mempunyai potensi dari segi pertumbuhan. Tabel 4.38 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Situbondo
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,00 1,50 0,32 0,42 0,89 1,16 0,83 0,86 1,04 + + + + Analisis Overlay Kabupaten Situbondo RP s Keterangan 1,07 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,86 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,81 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,22 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,28 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,83 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,86 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,04 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor pertanian di Kabupaten Situbondo disamping memiliki pertumbuhan yang tinggi, sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi pula, hal ini dikarenakan sektor ini merupakan salah satu sektor basis, hal ini didukung oleh wilayah tengah daerah ini bertopografi datar dan mempunyai potensi untuk pertanian. Sedangkan wilayah selatan bertopografi miring mempunyai potensi untuk tanaman perkebunan dan kehutanan.komoditi andalan dari sektor ini berasal dari potensi tanaman perkebunan, yaitu kopi yang berjenis kopi arabika, Kopi Arabika ini merupakan satu-satunya yang

masih ada di Jawa Timur dan memiliki prospek untuk diekspor, karena

mempunyai aroma dan cita rasa khusus. Komoditi ini telah dikembangkan menjadi kopi organik, selain kopi arabika, sektor ini memiliki komoditi andalan lain yaitu kopi luak, selain kopi, komoditi lainnya dari sub sektor perkebunan adalah komoditi kelapa,tebu, tembakau, kapuk, kapas, asam jawa, siwalan, cengkeh, jambu mente, pinang dan biji jarak.

122

Produksi kelapa pada tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2007 sebesar 4.730 ton atau turun 0,84% dari tahun sebelumnya. Kopi ose/kering juga turun sebesar 9,25 %. Sementara produksi tanaman tebu mengalami kenaikan dari 33.717 ton menjadi menjadi 53.872 ton atau naik sebesar 59,78 %. Tembakau juga mengalami kenaikan dari 1.217 ton menjadi 1.331 ton atau naik 9,37 %. Sedangkan produksi tanaman perkebunan lainnya seperti cengkeh, jambu mente, kapuk randu, siwalan, pinang, asam jawa, nilam, melinjo dan jarak perubahannya cukup bervariasi dan kontribusinya tidak terlalu besar terhadap nilai tambah sub sektor perkebunan. Dari sub sektor perkebunan yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XI diantaranya produksi tebu mengalami kenaikan dari 8.486 ton menjadi 8.527 ton atau naik sebesar 0,48 %. sedangkan yang dikelola perusahaan swasta juga mengalami kenaikan dari 1.289 ton menjadi 1.297 ton atau naik sebesar 0,62 %. Sementara produksi kopi tahun 2007 turum 1,26 % dibanding tahun 2006. (Biro Pusat Statistik Kab. Situbondo, 2008). Selain sub sektor perkebunan, Sebagai daerah yang berbatasan dengan Selat Madura di sebelah Utara dan Selat Bali di sebelah Timur, Situbondo memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 150 kilometer. Dengan letak geografis yang dimiliki itu usaha kelautan dan perikanan yang meliputi penangkapan ikan , pengolahan hasil laut, pembenihan, budidaya air laut, serta air payau sedang dikembangkan. Hasil laut yang diperoleh di daerah

123

ini antara lain udang windu, udang putih, ikan tongkol, layang, kembung, dan lemuru. Di sektor perdagangan, komoditas yang menggerakkan kegiatan perdagangan besar dan eceran ini berasal dari produk tanaman bahan pangan seperti beras, dan palawija, serta hasil industri pengolahan seperti produksi gula produksi empat pabrik gula di situbondo, dan industri olahan ikan pindang. Selain itu objek pariwisata pasir putih menjadi salah satu faktor penunjang, dimana objek tersebut menjadi pasar bagi bidang UKM dan kerajinan. Selain itu sektor perhotelan dan restoran juga mendapat pengaruh positif dari objek wisata pasir putih tersebut. Tabel 4.39 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Situbondo
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.058.308,44 114.444,11 323.813,35 37.013,67 90.998,77 1.127.480,16 169.430,38 112.731,55 280.755,19 3.314.975,62 Mij -126.421,45 22.102,04 -51.199,85 -3.354,42 -12.319,19 229.545,75 11.892,78 14.000,52 20.628,76 104.874,93 Cij 158.151,74 -41.667,21 -18.095,76 -25.678,46 33.808,99 -245.450,46 -45.279,07 -32.919,18 -19.404,16 -236.533,56 Dij 1.090.038,73 94.878,94 254.517,74 7.980,79 112.488,57 1.111.575,45 136.044,09 93.812,89 281.979,79 3.183.316,99

Sumber: Data Diolah, 2011

Sementara itu, berdasarkan analisis shift share, scara agregat komponen pertumbuhan provinsi memberikan pengaruh positif sebesar Rp

3.314.975,62, hal ini mengindikasikan bahwa perubahan dan kebijakan di tingkat provinsi memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian Kabupaten Situbondo, pada komponen bauran industri, pengaruh positif

124

yang diberikan sebesar Rp 104.874,93 mengindikasikan perkembangan perekonomian daerah tersebut cenderung mengalami percepatan, hanya saja pengaruh negatif pada komponen keunggulan kompetitif mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan akan mengurangi

perkembangan perekonomian Kabupaten Situbondo, Namun demikian bukan berarti perekonomian banyuwangi tidak kompetitif. Hal ini karena meskipun secara agregat negatif, tetapi terdapat sektor yang memiliki nilai positif, yaitu sektor pertanian dan konstruksi. Berdasarkan ketiga komponen tersebut nilai PDRB sektoral Kabupaten Situbondo telah mengalami perubahan atau perkembangan sebesar Rp 3.183.316,99. 13. Kabupaten Probolinggo Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini dikelilingi oleh Gunung Semeru, Gunung Argopuro, dan Pegunungan Tengger. Kabupaten Probolinggo memiliki luas sekitar 1.696,166 Km persegi, tepatnya pada 112 51' - 113 30' Bujur Timur dan 7 40' - 8 10' Lintang Selatan, berada pada ketinggian 0 - 2500 m dpl. Kabupaten ini memiliki Batas wilayah yaitu, sebelah Utara Selat Madura,sebelah Selatan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Barat Kabupaten Pasuruan Timur Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember Daerah yang berhari jadi tanggal 1 Juli 1918 ini, sejak dekade 80-an, tersiar ke berbagai daerah sebagai sentra penghasil anggur di Propinsi Jawa Timur. Sebelumnya, lebih dulu terkenal karena mangga arum manis dan

125

mangga madu yang dihasilkannya. Namun, lambat laun produksi kedua buah ini semakin lama semakin menurun karena adanya serangan hama. Hingga saat ini, tampaknya baik pemerintah kota maupun para petani belum memiliki pola pemberantasan hama secara terpadu yang bisa

mengembalikan pamor kedua buah itu. Karena kemahsyurannya, hingga dibuatkan tugu lambang kota yang diberi nama Bayuangga. Kepanjangan dari bayu (angin gending yang hanya terjadi di Probolinggo dan bertiup setiap bulan JuliSeptember), anggur, dan mangga. Tabel 4.40 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Probolinggo
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R 0,88 1,19 0,84 0,91 0,86 1,20 1,07 1,12 1,07 N + + + + +

RP s R 0,79 0,52 0,85 0,25 0,74 1,33 1,24 1,29 1,23 N + +


+ +

Berdasarkan analisis MRP, Kabupaten Probolinggo memiliki sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Kabupaten Probolinggo mempunyai banyak objek wisata, di antaranya Gunung Bromo, air terjun Madakaripura, Pulau Giliketapang dengan taman lautnya, Pantai Bukit

126

Bentar, Ranu Segaran, dan Sumber Air Panas yang terletak di Desa Tiris serta Candi Jabung yang mencerminkan kejayaan masa lalu. Selain itu Kabupaten Probolinggo memiliki bermacam-macam seni budaya khas, di antaranya Kerapan Sapi, Kuda Kencak, Tari Glipang dan Tari Slempang, Tari Pangore dan Seni Budaya masyarakat Tengger. Hal ini memberi pengaruh terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran, dimana wisatawan domestik maupun mancanegara akan tertarik mengunjungi objek-objek wisata tersebut sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan kontribusi sektor tersebut, hal ini menjadikan sektor ini tidak hanya memiliki pertumbuhan tinggi, namun begitu pula dengan kontribusinya. Tumbuhnya sektor ini menandakan komoditas-komoditas pada sektor tersebut mendapat pengelolaan yang baik, hal ini sesuai dengan saran Guberur Jawa Timur yang sempat memberikan saran agar sektor tersebut dikembangkan, komoditi-komoditi pada sektor perdagagangan antara lain, Selain sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor jasa-jasa pun turut berkembang, berdasarkan analisis overlay sektor ini memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang tinggi pula.

127

Tabel 4.41 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Probolinggo


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,79 0,95 0,47 0,65 1,94 1,01 0,65 0,83 1,17 Analisis Overlay Kabupaten Probolinggo RP s Keterangan + 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - 0,52 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,85 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,25 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 0,74 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah + 1,33 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi - 1,24 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi - 1,29 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi + 1,23 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, perusahaan, dan jasa perusahaan memiliki pertumbuhan yang tinggi, namun hal ini tidak dibarengi oleh kontribusi yang tinggi. Hal yersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan sektor-sektor tersebut sangat baik, namun sektor-sektor tersebut kurang mendapat prioritas pengelolaan yang baik, sehingga produksinya belum mampu memberkan kontribusi yang maksimal dan menjadi sektor basis. Sektor pengangkutan di kabupaten ini memiliki potensi geografis yang baik, hal ini dikarenakan kabupaten ini dilalui jalur darat Jawa-Bali, yang mana banyak dilalui oleh banyak mobil pribadi maupun truk pengangkut barang. Hal ini turut menjadikan perekonomian sepanjang jalur tersebut menjadi lebih baik. Sebaliknya, sektor pertanian dan sektor konstruksi memiliki kontribusi tinggi namun tidak diimbangi oleh pertumbuhan yang tinggi pula, sektorsektor ini memerlukan pengembangan dengan kebijakan yang tepat, sehingga sektor tersebut dapat memiliki daya saing. Sektor pertanian di

128

kabupaten ini masih ditopang oleh tanaman bahan pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, dan lain-lain. Berdasarkan analisis shift share, nilai PDRB sektoral telah tumbuh sebesar Rp 5.664.025,9, komponen pertumbuhan provinsi memberikan pengaruh terbesar yaitu 5.889.120,47, sedangkan kedua komponen lainnya memberikan pengaruh negatif masing-masing sebesar Rp -3.048,01 dan Rp -222.046,56. Secara sektoral, sektor pertanian pada komponen Nij memiliki pertumbuhan terbesar dan yang kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian dan sector perdagangan, hotel & resatauran di Kabupaten Probolinggo lebih mudah terpengaruh perkembangan perekonomian Jawa Timur serta perubahan-perubahan kebijakan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Tabel 4.42 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Probolinggo
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.887.375,11 149.543,78 836.509,89 100.218,90 433.902,77 1.546.918,20 199.948,76 210.188,57 524.514,50 5.889.120,47 Mij -225.458,57 28.880,68 -132.265,03 -9.082,49 -58.740,70 314.939,90 14.034,95 26.104,05 38.539,21 -3.048,01 Cij -213.266,85 -102.246,93 -14.430,45 -66.773,32 -63.373,08 129.786,34 25.349,13 24.969,95 57.938,65 -222.046,56 Dij 1.448.649,69 76.177,52 689.814,42 24.363,09 311.788,98 1.991.644,44 239.332,84 261.262,57 620.992,35 5.664.025,9

Sumber: Data diolah, 2011

Komponen

pertumbuhan

proposional

(bauran

industri)

sebagai

pengaruh kedua menjelaskan perubahan perekonomian wilayah akibat

129

adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Banyuwangi, yaitu sebesar Rp -3.048,01. Nilai negatif mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten Banyuwangi cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat. Pada Tabel Shift share dapat dilihat sektor-sektor yang mendapat pengaruh positif bauran industri , yaitu sektor pertambangan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, Sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. 14. Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Probolinggo di barat, Kabupaten Malang di selatan, Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal sebagai daerah industri dan daerah wisata, termasuk Gunung Bromo.

130

Tabel 4.43 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Pasuruan
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,82 1,04 + 1,05 + 0,22 1,24 + 1,08 + 1,22 + 1,27 + 1,13 +

Berdasarkan analisis MRP, dapat diketahui sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa. Hal ini menandakan pada sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang tinggi, bahkan untuk beberapa sektor nilai pertumbuhannya mengungguli pertumbuhan provinsi. Sedangkan berdasar analisis overlay, dari sektor dominan diatas hanya sektor industri pengolahan dan jasa-jasa yang memiliki kontribusi yang tinggi, artinya pada sektor dominan lainnya, pertumbuhan yang tinggi ini tidak diimbangi oleh pengelolaan yang baik sehingga kontribusnya tidak maksimal, perlu diadakan perbaikan agar hasil yang dihasilkan dapat menjadi sektor basis.

131

Tabel 4.44 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Pasuruan


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,46 0,68 1,15 0,99 0,69 0,70 0,56 0,76 1,24 + + + Analisis Overlay Kabupaten Pasuruan RP s Keterangan 0,82 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,04 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,22 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,24 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,08 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,22 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,27 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,13 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan analisis overlay, sektor yang menjadi tumpuan pada daerah ini adalah sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa yang memiliki tingkat kontribusi dan pertumbuhan yang tinggi, Sektor industri di kabupaten ini didukung oleh adanya salah satu kawasain industri utama di Jawa Timur, yaitu Pasuruan Industrial Rembang (PIER). Perusahaan yang menjadi industri utama di kabupaten ini diantaranya PT Nestle Indonesia, Sampoerna, dan Matsushita. Namun berdasar analisis shift share sektor ini ternyata memiliki kendala dari komponen bauran industri, dimana bauran industri kurang berperan, berarti pertumbuhan sektor ini bisa lebih cepat lagi jika bauran industri berjalan dengan maksimal. Sementara itu, pada sektor pertanian memiliki kondisi dimana kontribusi yang tinggi, tidak diimbangi oleh pertumbuhan yang tinggi pula, berdasar analisis shift share hal ini dikarenakan komponen bauran industri tidak memberikan pengaruh positif, artinya bauran industri tidak berjalan dengan maksimal sehingga pertumbuhannya terhambat, padahal sektor ini memiliki potensi dari kontribusi sebagai salah satu sektor basis

132

Tabel 4.45 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Pasuruan


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.567.446,26 88.150,64 1.939.017,20 161.298,64 130.822,64 1.219.728,50 180.073,98 198.324,55 592.847,46 6.077.709,88 Mij -187.241,10 17.024,11 -306.588,32 -14.617,94 -17.710,45 248.326,75 12.639,89 24.630,61 43.560,03 -179.976,41 Cij -98.328,09 -14.588,86 360.397,55 -110.818,78 47.429,96 -164.867,37 25.527,03 26.825,03 27.898,43 99.474,90 Dij 1.281.877,07 90.585,90 1.992.826,42 35.861,92 160.542,15 1.303.187,89 218.240,90 249.780,20 664.305,92 5.997.208,37

Sumber: Data Diolah, 2011

Secara agregat, berdasarkan analisis shift share, komponen bauran industri memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan PDRB sektoral Kabupaten Pasuruan sebesar Rp -179.976,41, hal ini

mengindikasikan pertumbuhan akan cenderung pada perlambatan, namun komponen keunggulan kompetitif menyatakan bahwa sektor-sektor di daerah ini memiliki keunggulan kompetitif, terutama pada sektor industri pengolahan yang memiliki keunggulan kompetitif tertinggi. 15. Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur,Indonesia. Ibukotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruandi selatan, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Sidoarjo dikenal sebagai penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk kawasan Gerbangkertosusila.

133

Kabupaten Sidoarjo berada di dataran rendah. Sidoarjo dikenal dengan sebutan Kota Delta, karena berada di antara dua sungai besar pecahan Kali Brantas, yakni Kali Mas dan Kali Porong. Kota Sidoarjo berada di selatan Surabaya, dan secara geografis kedua kota ini seolah-olah menyatu. Sektor pertanian pada sub sektor perikanan, sektor industri dan sektor jasa merupakan sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat Madura di sebelah Timur merupakan daerah penghasil perikanan, diantaranya ikan, udang, dan kepiting. Logo Kabupaten menunjukkan bahwa Udang dan Bandeng merupakan komoditi perikanan yang utama kota ini. Sidoarjo dikenal pula dengan sebutan "Kota Petis". Oleh-oleh makanan khas Sidoarjo adalah Bandeng Asap dan Kerupuk Udang. Tabel 4.46 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Sidoarjo
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,79 -0,93 0,79 0,60 0,97 1,46 1,19 1,06 1,69

N + + + +

Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan pusat bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut Tanjung Perak maupun Bandar Udara Juanda,

134

memiliki sumber daya manusia yang produktif serta kondisi sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik, diantaranya sentra industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra industri sandal dan sepatu di Wedoro -Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih - Tulangan. Berdasarkan analisis MRP, dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Padahal,berdasar analisis overlay hanya sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Tabel 4.47 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Sidoarjo
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,23 0,05 1,84 0,99 0,49 0,85 1,68 0,26 0,58 + + Analisis Overlay Kabupaten Sidoarjo RP s Keterangan 0,79 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah -0,93 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,79 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,60 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,97 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,46 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,19 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,06 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,69 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Pada tahun 2006, terjadi musibah bocornya lumpur sari PT Lapindo Brantas yang terletak di Kecamatan Porong, hal ini menyebabkan kelumpuhan hampir pada semua sektor yang dimiliki daerah tersebut, terutama pad sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini dibuktikan pada angka minus pada pertumbuhan sektor tersebut.

135

Namun seiring berlalunya waktu perekonomian kabupaten ini mulai hidup kembali, setidaknya daerah tersebut mengalami perkembangan

yang positif walau belum memiliki kontribusi yang baik, hal ini berdasarkan pertumbuhan beberapa sektor yang berhasil menjadi dominan pertumbuhan. Pada sektor pengangkutan, ternyata sektor ini tetap memiliki pertumbuhan yang tinggi, padahal akibat dari bencana melubernya lumpur dari PT Lapindo, lalu lintas di daerah tersebut rawan akan kemacetan, namun pemerintah telah berhasil mengurangi kondisi kemacetan tersebut, hal ini berdasarkan pertumbuhan sektor ini yang tumbuh positif, hal ini mengindikasikan bahwa kondisi tersebut tidak mempengaruhi minat para pengguna jalan untuk melewati daerah tersebut. Hal ini berdasarkan faktor bahwa kabupaten ini merupakan penghubung menuju Kota Surabaya yang menjadi ibukota provinsi. Selain itu aktifitas sektor industri pengolahan pada daerah ini yang memiliki potensi terhadap kontribusi, turut menjaga kelangsungan sektor pengangkutan dan komunikasi untuk tetap menjadi sektor yang berpotensi. Bandara Internasional Juanda dan terminal bus Purabaya yang dianggap sebagai milik Kota Surabaya, berada di wilayah kabupaten ini Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi yang baik karena sektor ini letaknya berdekatan dengan ibukota yang merupakan pusat

perdagangan, serta dekat dengan bandara, terminal angkutan umum dan juga pelabuhan. Selain itu, sektor ini sejak dahulu memiliki potensi yang baik,

136

industri yang terdapat di daerah ini diantaranya, Sentra Industri Tas dan Koper (INTAKO), Sentra Industri Bordir, Sentra Industri Logam, Sentra Industri Topi, Sentra Industri Tahu, Sentra Industri Ikan Asin, Sentra Industri Bandeng, dan lain sebagainya. Sentra Industri Tas dan Koper, merupakan sentra industri kerajinan kulit yang memproduksi tas, koper, sepatu, dompet dll. Berlokasi di Kecamatan Tanggulangin 6 km kearah selatan kota Sidoarjo. Tempat wisata belanja dan pusat kerajinan yang sudah dikenal dan bertaraf internasional. Industi ini sudah merupakan paket

kunjungan wisata manca negara. Sementara itu, pada sektor pertanian, sub sektor perikanan masih tetap menjadi andalan sektor ini, sejak dahulu kabupaten ini sudah terkenal dengan hasil lautnya yang diproduksi dalam berbagai macam hasil olahan. Dalam analisis shift share, sektor ini memiliki kendala pada keunggulan kompetitif dan bauran industri. Tabel 4.48 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Sidoarjo
Nij 1.015.908,18 117.194,35 13.753.328,89 522.270,54 416.071,54 5.269.194,32 2.182.448,19 306.417,93 939.925,34 24.522.759,29 Mij -121.356,48 22.633,18 -2.174.611,99 -47.331,58 -56.326,76 1.072.764,90 153.192,02 38.055,10 69.061,91 -1.043.919,69 Cij -186.335,16 -236.074,34 -2.013.477,42 -197.806,07 -2.465,20 423.191,67 -41.914,30 -57.922,73 394.897,75 -1.917.905,81

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 708.216,54 - 96.246,81 9.565.239,48 277.132,89 357.279,58 6.765.150,89 2.293.725,91 286.550,30 1.403.885,01 21.560.933,79

137

Berdasarkan analisis shift share secara agregat , PDRB sektoral kabupaten ini tumbuh sebesar Rp 21.560.933,79, padahal komponen pertumpuhan provinsi telah memberi pengaruh pertumbuhan sebesar Rp 24.522.759,29, hal ini dikarenakan komponen bauran industi dan keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif. Secara sektoral, sektor industri pengolahan memiliki pertumbuhan yang paling besar, namun sektor ini memiliki kontribusi negatif pula pada komponen bauran industri dan keunggulan kompetitifnya. Secara agregat, sektor ini menjadi penyumbang terbesar dalam pengaruh negatifnya, sehingga dapat kita lihat komponen bauran industri kabupaten ini mengalami perlambatan sebesar Rp-1.043.919,69. 16. Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia beribukota Mojokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik di utara, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan di timur, Kabupaten Malang dan Kota Batu di selatan, serta Kabupaten Jombang di barat. Kabupaten Mojokerto terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kini banyak gedung dan kantor pemerintahan yang dipindahkan ke Kota Mojosari, sebelah timur Kota Mojokerto.

138

Berdasarkan analisis MRP dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Namun jika kita melihat pada analisis overlay, ternyata dari segi kontribusi, hanya terdapat tiga sektor yang menjadi sektor basis yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, dan industri pengolahan. Pada ketiga sektor basis hanya sektor pertambangan dan pemggalian yang kontribusi tingginya diimbangi oleh pertumbuhan yang tinggi pula, artinya pengelolaan pada kedua sektor basis lainnya kurang mendapat perhatian sehingga pertumbuhannya belum mencapai nilai positif, walaupun produktivitas nya sudah mampu diekspor ke luar daerah. Tabel 4.49 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Mojokerto
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 + RP s R N 0,97 1,36 + 0,70 0,36 1,43 + 1,37 + 1,17 + 1,20 + 1,14 +

Sumber: Data Diolah, 2011

139

Kontribusi pada sektor industri pengolahan didukung oleh industri kecil dan menengah (IKM) nya, Secara umum potensi IKM Kab.Mojokerto tersebar di berbagai desa (sentra) di tiap kecamatan. IKM yang paling menonjol di Kab.Mojokerto adalah IKM sepatu (anggota cluster alas kaki) terbukti dengan dibangunnya Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) yang merupakan pasar sepatu pertama terbesar di Indonesia, melayani pembelian partai maupun eceran, serta spesifikasi produk alas kaki terlengkap termasuk sepatu dan sandal casual, sepatu olahraga, sepatu safety for industry, dan sebagaianya. Adapun potensi IKM lainnya yakni Perhiasan Perak yang dengan jumlah pengrajin terbanyak terdapat di desa Batankrajan kecamatan Gedeg, yang juga merupakan juara pertama desa percontohan Kabupaten Mojokerto. kebanyakan produk perhiasan perak ini dipasarkan ke Pulau Bali dan Kota Surabaya bahkan beberapa produk mampu diekspor ke Jerman. Dengan demikian kualitas dan kekuatan potensi IKM Perhiasan Perak ini tidak diragukan lagi dan layak untuk dikunjungi serta mendapat perhatian bagi mereka yang berminat investasi perak, perhatian para investor terhadap sektor ini ternyata memang berpengaruh positif, hal ini didasari oleh pertumbuhan positif yang dialami sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

140

Tak cukup sampai di situ, Kabupaten Mojokerto juga memiliki potensi IKM di bidang tekstil, diantaranya produksi tas dompet dengan pemasaran sidoarjo dan surabaya hingga luar daerah lainnya. serta produksi kaos olahraga (suplier terbesar seragam olahraga di wilayah jawa timur serta sebagian luar pulau jawa), topi bordir (suplier terbesar dan tertua atribut topi hingga daerah bandung) dan konveksi (melayani pemesanan seragam instansi negeri maupun swasta hingga luar pulau jawa). adapun potensi IKM di bidang seni antara lain kerajinan patung batu di daerah Trowulan dengan kekhasan budaya Majapahit, serta kerajinan cor kuningan dengan nuansa yang serupa serta aplikasi produk yang lebih luas baik untuk hiasan dalam dan luar ruangan serta tropi piala, dan segala bentuk sesuai pemesan, dengan pemasaran ke bali hingga ekspor ke mancanegara termasuk beberapa negara bagian eropa. Selain itu, letak daerah ini yang berada di sekitar kota perdagangan, membuat kabupaten ini memliki letak yang strategis untuk wilayah industri, Hanya saja potensi yang baik ini tidak diimbangi oleh pertumbuhannya, pertumbuhan sektor ini masih bernilai negatif, untuk ke depannya sektor ini memerlukan perhatian untuk dikembangkan agar sektor ini memiliki keunggulan kompetitif. Sementara itu, sektor pertanian yang memiliki kontribusi terbesar dari sektor-sektor lainnya, tidak memiliki pertumbuhan yang positif, padahal sektor tersebut didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan ketersediaan

141

air yang relatif memadai, dan sebagian besar penduduknya bekerja disektor tersebut. Perlambatan dalam pertumbuhannya ini disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan provinsi yang turut mengalami penururnan. Hal ini dapat dilihat pada analisis shift share yang menyatakan bahwa pertumbuhan sektor ini sebagian besar dipengaruhi oleh pertumbuhan provinsi yang memiliki pertumbuhan paling banyak dibandingkan dua komponen lainnya, yaitu bauran industri dan keunggulan kompetitif. Tabel 4.50 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Mojokerto
LQ 1,24 1,03 1,17 0,47 0,71 0,87 0,66 0,76 0,93 + + + -

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Mojokerto RP s Keterangan 0,97 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,36 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,70 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,36 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,43 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,37 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,17 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,20 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,14 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi

Selain itu kabupaten ini memiliki potensi lain di bidang jasa pariwisata, hal ini didukung dengan adanya objek wisata pemandian air panas di Pacet, air terjun di Trawas, dan juga Candi Trowulan, pertumbuhan pada sektor ini cukup positif, hal ini menandakan sektor ini berkembang, namun masih memerlukan perbaikan agar mampu berkontribusi lebih banyak. Selain faktor pariwisata sektor ini ditunjang pula oleh jasa pendidikan yaitu dengan terdapatnya sekolah polisi negara di kecamatan bangsal.

142

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.51 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Mojokerto


Nij 1.162.581,15 109.700,16 2.108.106,95 65.845,89 116.516,95 1.259.363,89 198.865,42 188.140,98 410.279,28 5.619.400,68 Mij -138.877,47 21.185,87 -333.324,00 -5.967,39 -15.773,78 256.396,19 13.958,91 23.365,88 30.145,66 -148.890,13 Cij 81.498,54 14.881,80 -328.817,30 -36.677,37 62.477,89 179.869,18 15.208,48 9.988,61 19.835,55 18.265,39

Dij 1.105.202,22 145.767,83 1.445.965,65 23.201,14 163.221,06 1.695.629,26 228.032,81 221.495,47 460.260,50 5.488.775,94

Berdasarkan analisis shift share, secara agregat kabupaten ini memiliki kendala pada bauran industri yang memberi pengaruh negatif sebesar Rp 148.890,13, hal ini memngndikasikan pertumbuhan akan cenderung mengalami perlambatan. Sektor industri pengolahan ternyata tidak mendapat pengaruh dari bauran industri, bahkan sektor ini memiliki nilai negatif terbesar, padahal sektor ini merupakan sala satu sektor andalan Kabupaten Mojokerto. Sementara itu, berdasarkan komponen keunggulan kompetitif, semua sektor memiliki nilai positif, kecuali sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, dan air bersih. Pertumbuhan PDRB sektoral daerah ini tumbuh sebesar Rp 5.488.775,94. 17. Kabupaten Jombang Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah

Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota Surabaya, ibu kota

143

Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-MadiunJogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban. Tabel 4.52 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Jombang
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 + RP s R N 0,85 1,06 + 0,78 0,15 0,78 1,23 + 1,06 + 1,18 + 1,04 +

Sumber: Data Dolah, 2011

Jombang juga dikenal dengan sebutan "kota santri", karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum (Rejoso). Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh

144

intelektual Islam Nurcholis Madjid (Cak Nur), serta budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun). Berdasarkan analisis MRP dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Artinya baik di provinsi maupun di daerah pertumbuhan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang positif. Namun berdasarkan analisis overlay, dari sektor yang menjadi dominan pertumbuhan diatas terdapat dua sektor yang tidak memiliki kontribusi yang positif, yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Kedua sektor ini memiliki pertumbuhan yang baik sehingga sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan agar mampu menjadi sektor basis. Sedangkan sektor yang menjadi tumpuan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor jasa-jasa.

145

Tabel 4.53 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Jombang


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,79 1,14 0,43 0,51 0,55 1,23 0,63 0,77 1,15 + + + + Analisis Overlay Kabupaten Jombang RP s Keterangan 0,85 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,78 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,15 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,78 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,23 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,06 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,18 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,04 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor pertambangan dan penggalian didukung oleh kegiatan penggalian bahan galian golongan C, antara lain, yodium, pasir batu, andesit dan lainnya, selain disumbang oleh bahan galian pada daerah bagian utara dan barat diperkirakan terdapat deposit minyak bumi. Sementara itu, pada sektor jasa-jasa, pada umunya sektor ini banyak ditunjang oleh kegiatan pariwisata, jenisnya mulai dari wisata buatan, alam, sejarah maupun religius. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini memiliki minat khusus untuk mengunjungi makam tokoh-tokoh penting, diantaranya Makam Gus Dur, Makam K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wachid Hasyim, Makam Pangeran Benowo, Makam Sayid Sulaiman, dam Makam Gunung Kuncung. Sedangkan untuk wisata religius, Kabupaten Jombang memiliki julukan sebagai kota santri, tak heran di wilayah ini terdapat banyak Pondok Pesantren, Lima ponpes terbesar di Kabupaten Jombang adalah Ponpes Tebuireng di Cukir di Kecamatan Diwek, Ponpes Darul Ulum di Rejoso Kecamatan Peterongan, Ponpes Bahrul Ulum di Tambakberas Kecamatan

146

Jombang, Ponpes Mambaul Maarif di Denanyar Kecamatan Jombang, dan Ponpes Luhur Nurhasan di Gadingmangu Kecamatan Perak. Selain itu, terdapat pula Pengajian Padang Mbulan, hal ini merupakan pengajian rutin yang digelar pada setiap malam bulan purnama. Pengajian ini dirintis oleh budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun). Diadakan di halaman depan asal rumah Cak Nun di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito. Tak hanya yang bernuansa islami, wisata religius pada daerah ini juga memiliki Kelenteng Hon San Kiong, dan juga Gereja Mojowarno. Industri pengolahan di Jombang dipengaruhi oleh kemudahan

transportasi, serta letak Kabupaten Jombang yang strategis, yakni berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa dan bersebelahan dengan kawasan segitiga industri Surabaya-Mojokerto-Pasuruan. Industri besar di Kabupaten Jombang yang merambah pasar luar negeri di antaranya adalah PT Pei Hai Wiratama Indonesia (produk sepatu, topi dan T-Shirt dengan brand "Diadora" dan "Fila") di Jogoloyo (Jogoroto); PT Japfa Comfeed (produk makanan ternak) di Tunggorono (Jombang); PT Usmany Indah (produk kayu olahan), MKS-Sampoerna (produk rokok) di Ploso dan Ngoro, PT Cheil Jedang Indonesia (produk industri kimia setengah jadi) di Jatigedong (Ploso);PT Cheil Jedang Superfeed (produk pakan ternak) di Mojoagung, PT Mentari International (produk mainan anak) di Tunggorono (Jombang), serta PT Seng Fong Moulding Perkasa (produk ubin kayu). Kabupaten Jombang juga memiliki dua pabrik gula: PG

147

Djombang Baru di Kecamatan Jombang dan PG Tjoekir di Kecamatan Diwek. Industri manufaktur di Kabupaten Jombang merupakan industri keci. Industri kecil yang merambah pasar luar negeri adalah industri kerajinan manik-manik kaca di Desa Plumbon-Gambang, Kecamatan Gudo dan industri kerajinan cor kuningan di Desa Mojotrisno, Mojoagung. Kedua kerajinan tersebut adalah khas Jombang. Sementara itu, industri kecil lain yang dipasarkan di tingkat nasional antara lain adalah mebelair (di Mojowarno, anyaman tas, limun di Bareng dan Ngoro, serta Kecap "Ikan Dorang", yang merupakan salah satu trade mark Jombang. Namun jika kita lihat pada analisis overlay, ternyata sektor ini tidak memiliki pertumbuhan ataupun kontribusi yang mencolok, hal ini menandakan bauran industri tidak berjalan baik kepada sektor ini, selain itu sektor ini tidak memiliki keunggulan kompetitif. Berdasarkan analisis LQ yang terdapat pada tabel analisis overlay, terdapat sektor yang memiliki kontribusi diatas 1 sehingga menjadi sektor basis, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian memiliki kontribusi yang paling tinggi, walaupun angka pertumbuhannya tidak memiliki pertumbuhan yang tinggi. artinya dengan kontribusi yang tinggi ini, menandakan sektor tersebut masih merupakan sektor andalan dan memiliki potensi yang kuat. Potensi dari sektor pertanian ini mengakibatkan

148

kegiatan pada sektor perdagangan berjalan lancar, hal ini dibuktikan dengan raihan nilai positif pada pertumbuhan dan kontribusi Kabupaten Jombang. Berdasarkan analisis shift share, secara agregat PDRB sektoral kabupaten ini tumbuh sebesar Rp 1.413.422,51, namun daerah ini memiliki permasalahan pada keunggulan kompetitif yang memberikan pengaruh negatif sebesar Rp -102.245,76, sehingga mengurangi pengaruh positif

yang diberikan komponen pertumbuhab provinsi dan bauran industri. Sementara itu, dengan nilai positif pada komponen bauran industri maka perekonomian kabupaten ini cenderung tumbuh cepat. Sektor yang kurang mendapat pengaruh dari bauran industri diantaranya, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor konstruksi. Sementara pada sektor lainnya, sektor-sektor tersebut mendapat pengaruh positif dari bauran industri. Dalam memperbaiki perekonomian di daerah ini, disarankan untuk lebih membangun dan mengembangkan daya saing sehingga memiliki keunggulan kompetitif Tabel 4.54 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Jombang
Nij 1.721.286,53 132.535,42 727.371,67 78.918,38 114.404,96 1.823.634,58 193.458,64 189.656,31 515.316,73 1.721.286,53 Mij -205.618,26 25.595,93 -115.008,60 -7.152,10 -15.487,87 371.277,10 13.579,39 23.554,07 37.863,39 -205.618,26 Cij -102.245,76 -21.655,61 -64.764,47 -60.305,25 -12.377,76 -31.268,45 -9.011,06 3.256,00 -36.485,02 -102.245,76

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 1.413.422,51 136.475,74 547.598,59 11.461,03 86.539,34 2.163.643,23 198.026,98 216.466,39 516.695,10 1.413.422,51

149

18. Kabupaten Nganjuk Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten timur, Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Ponorogo di Jombang di selatan,

Kediri dan Kabupaten

serta Kabupaten Madiun di barat. Tabel 4.55 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Nganjuk
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,77 0,82 0,78 0,50 1,04 + 1,21 + 0,87 1,00 + 1,09 +

Berdasarkan analisis MRP dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Artinya baik di provinsi maupun di daerah pertumbuhan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang positif. Sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang menonjol sementara ditingkat provinsi, sektor ini tidak memiliki pertumbuhan yang mencolok, sementara itut, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami kondisi sebaliknya

150

yaitu, pertumbuhan di Kabupaten Nganjuk lebih rendah dibandingkan Jawa Timur. Tabel 4.56 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Nganjuk
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,67 0,98 0,29 0,26 0,51 1,47 0,37 0,78 1,29 Analisis Overlay Kabupaten Nganjuk RP s Keterangan + 0,77 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,82 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,78 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - 0,50 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 1,04 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi + 1,21 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi - 0,87 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi - 1,00 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi + 1,09 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Dari ketiga sektor dominan pertumbuhan tersebut, hanya sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tidak memiliki kontribusi positif. Sedangkan kedua sektor lainnya memilii kontribusi yang baik, hal ini menandakan bahwa kedua sektor tersebut merupakan tumpuan dalam perekonomian sektor tersebut, disamping dua sektor ini sektor lain yang memiliki potensi adalah sektor pertanian yang memiliki kontribusi paling tinggi dan juga sektor ini merupakan sektor paling berpotensi berdasarkan analisis LQ. Namun sektor ini tidak memiliki pertumbuhan yang positif, sehingga pengelolaan terhadap sektor ini perlu mendapat pembenahan. Sektor ini memiliki keunggulan dalam produksi jagung, bawang merah, mangga, pepaya dan pisang, hal ini ditunjang dengan kondisi wilayah yang terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik

151

tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi dibidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang dengan adanya sungai Widas yang

mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha. Dengan potensi yang baik pada sektor pertanian, maka hal ini mampu mempengaruhi kondisi perdagangan di kabupaten tersebut, hal ini dikarenakan terjadi kegiatan perdagangan baik lokal maupun ekspor dari komoditi hasil pertanian. Sementara itu, pada sektor jasa-jasa, sektor ini memiliki kontribusi dan pertumbuhan yang positif, bidang pariwisata pada kabupaten ini masih diminati oleh masyarakat Jawa Timur, hal ini berdasarkan pertumbuhan positif yang dialami kabupaten tersebut. Baik wisata alam, religius, maupun budaya, sektor ini sebenarnya memiliki potensi pula, diantaranya terdapat Air Merambat Roro Kuning di Desa Bajulan, Air Terjun Sedudo yang menjadi tempat upacara ritual Parna Prahista, Gua Margotresno, dan Candi Lor. Berdasarkan analisis shift share, secara agregat, pertumbuhan PDRB sektoral mengalami pertumbuhan sebesar Rp 4.033.914,48, pertumbuhan ini di dominasi oleh kontribusi komponen pertumbuhan provinsi sebesar Rp 4.101.426,20 dan disusul oleh bauran industri sebesar Rp 188.813,09, dengan capaian pengaruh positif pada komponen bauran industri, maka pertumbuhan daerah tersebut akan cenderung mengalami percepatan.

152

Sementara itu, permasalahan pada daerah ini adalah pada komponen keunggulan kompetitifnya, dapat kita lihat pada kolom keunggulan kompetitif (Cij) bahwa, selain sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa, sektorsektor lainnya tidak memiliki keunnggulan kompetitif, hal ini menjadi nilai minus dalam pertumbuhan perekonomian Kabupaten Nganjuk. Tabel 4.57 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Nganjuk
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.236.182,61 94.405,68 373.430,72 24.508,73 70.664,08 1.633.217,22 92.336,26 152.215,44 424.465,46 4.101.426,20 Mij -147.669,62 18.232,12 -59.045,12 -2.221,14 -9.566,33 332.509,68 6.481,34 18.904,16 31.188,01 188.813,09 Cij -143.372,87 -35.782,23 -24.570,65 -10.195,30 11.478,18 -14.674,29 -18.948,38 -20.286,67 27,39 -256.324,81 Dij 945.140,12 76.855,57 289.814,96 12.092,29 72.575,93 1.951.052,60 79.869,22 150.832,93 455.680,86 4.033.914,48

Sumber: Data Dolah, 2011

19. Kabupaten Madiun Kabupaten Madiun, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kota Madiun, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi di barat. Ibukotanya adalah Kecamatan Caruban sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.52 Tahun 2010. Sebagian gedung-gedung pemerintahan sudah berada di wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Caruban. Gedung lainnya akan dipindah secara bertahap dari Kota Madiun mulai tahun 2011.

153

Madiun dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, dan kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Kota-kota kecamatan yang cukup signifikan adalah Caruban, Saradan, Dolopo, Dagangan dan Balerejo. Bagian utara wilayah Madiun berupa perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian tengah merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara berupa pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis-Gunung Liman. Tabel 4.58 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Madiun
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 -

RP s R N 0,87 0,26 1,06 + 0,65 1,11 + 1,27 + 1,32 + 0,99 0,87 -

Berdasarkan analisis MRP, pada Kabupaten Madiun terdapat sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Nilai positif baik di tingkat provinsi maupun daerah memiliki pertumbuhan yang positif, sementara itu sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang mencolok dibandingkan sektor serupa di Jawa Timur,

154

artinya sektor tersebut memiliki peningkatan dalam aktivitas dan pertumbuhan, sehingga sektor ini mempunyai potensi untuk dikembangkan. Kebalikannya, pada sektor pertambangan dan penggalian dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, daerah ini memiliki

pertumbuhan yang negatif, sedangkan di tingkat provinsi kedua sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang positif. Tabel 4.59 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Madiun
LQ 1,97 1,33 0,15 0,46 2,38 0,99 0,57 0,89 1,76 + + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Madiun RP s Keterangan 0,87 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,26 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,65 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,11 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,27 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,32 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,99 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,87 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sedangkan berdasar analisis overlay, dengan membandingkan tingkat pertumbuhan dengan tingkat kontribusi, hanya sektor konstruksi yang memiliki nilai positif pada tingkat pertumbuhan dan tingkat kontribusinya, berdasarkan kontribusi, sektor yang menjadi sektor basis adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, dan sektor jasa-jasa.. Berdasarkan analsisis ini dapat di katakan bahwa sektor konstruksi masih menjadi sektor analan, sementara itu sektor basis lainnya, walau tidak memiliki pertumbuhan yang tinggi, sektor ini memiliki keunggulan komparatif yang layak untuk dikembangka, dengan cara meningkatkan

155

pengelolaan terhadap sektor ini. Potensi kedua yang menonjol setelah sector konstruksi adalah pertanian. Dengan komoditi andalan seperti, padi, kedelai, palawija, perkebunan kakao, kopi, mangga, durian, rambutan dan produk hasil hutan dan produk olahan lainnya seperti kerajinan kayu jati dan lain sebagainya. Durian dan kakao banyak di budidayakan di Kecamatan Dagangan, dan Kecamatan Kare. Kebun Kopi dengan skala besar di budidayakan di Kandangan, Kecamatan Kare, yang merupakan peninggalan Belanda. Sedangkan pada sektor jasa-jasa, bidang pariwisatanya memiliki potensi yaitu Gunung Liman yang merupakan puncak tertinggi di Pegunungan Wilis, objek ini menjajikan sensasi pendakian yang luar biasa. Banyak sekali ditemukan flora fauna dan juga arca sepanjang jalur pendakian dari Pulosari, Kecamatan Kare. Sayang jalur tersebut jarang sekali dilalui pendaki. Hal ini dikarenakan permaslahan dalam akses menuju ke objek tersebut, jika saja pembenahan dapat dilakukan maka akan bisa menyaingi pesona gunung-gunung lain di Jawa. Di lereng Gunung Liman, tersimpan potensi wisata yang luar biasa. seperti Air Terjun Slampir, Monumen Kresek, Monumen Jendral Sudirman, Air Terjun Selorejo, Kebun Kopi Kandangan, Wana Wisata Grape dan lain-lain. Berdasarkan analisis shift share, PDRB sektoral telah timbuh sebesar Rp 2.142.588,16, namun sebenarnya komponen pertumbuhan nasional telah memberi pengaruh positif sebesar Rp 2.431.386,58, selain itu pengaruh

156

positif juga telah diberikan komponen bauran industri sebesar Rp 53.272,95, namun keunggulan kompetitif yang dihasilkan ternyata tidak memberikan pengaruh positif, hal ini didukung oleh nilai negatif pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Artinya sektor-sektor ini masih belum kompetitif, sehingga hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan

perekonomian Kabupaten Madiun. Tabel 4.60 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Madiun
Nij 827.345,28 97.575,94 100.688,51 23.670,57 188.873,64 647.139,98 70.255,54 103.484,19 372.352,94 2.431.386,58 Mij -98.831,48 18.844,38 -15.920,40 -2.145,18 -25.569,26 131.752,41 4.931,43 12.852,06 27.358,99 53.272,95 Cij -90.277,61 -93.778,73 9.479,72 -7.900,78 22.544,47 -52.575,58 6.915,73 -25.260,33 -111.218,26 -342.071,37

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 638.236,18 22.641,59 94.247,83 13.624,61 185.848,86 726.316,81 82.102,70 91.075,91 288.493,67 2.142.588,16

20. Kabupaten Magetan Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi,

157

salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati. Tabel 4.61 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Magetan
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,83 0,58 0,98 0,41 1,05 -+ 1,27 + 0,84 1,20 + 0,96 -

Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-MadiunYogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat. Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-TawangmanguKaranganyar. Magetan dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan

158

tas), anyaman bambu, rengginan, dan produksi jeruk pamelo (jeruk bali) serta krupuk lempengnya yang terbuat dari nasi. Berdasrkan anaisis MRP dapat ddeskripsikan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor konstruksi memiliki pertumbuhan diatas pertumbuhan sektor serupa di Provinsi Jawa Timur, selanjutnya sektor pertambangan, sektor pengangkitan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa, pertumbuhannya masih dibawah pertumbuhan provinsi. Berdasarkan analisis overlay, sektor yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang tinggi adalah sektor konstruksi, sementara sektor yang menjadi sektor basis selain sektor ini adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Ketiga sektor ini memiliki konstribusi yang baik, dengan artian kontribusi yang mereka hasilkan telah mampu mencukupi kebutuhan daerahnya serta mampu untuk diekspr keluar daerah, sehingga sektor ini berdasar analisis LQ, merupakan sektor-sektor basis. Sektor pertanian pada kabupaten ini disumbang oleh komoditi berupa kopi, jagung, manga dan jambu mete. Dari sub sektor peternakan, sub sektor ini memiliki komoditi berupa sapi kereman dan sapi potong. Selain sektor pertanian, sektor industri pengolahan memiliki industri andalan, yaitu sektor penyamakan kulit.

159

Potensi-potensi lain seperti Industri Kerajinan Kulit, Industri Kerajinan Anyaman Bambu, Industri Kecil Makanan Olahan, serta Industri Kecil Mebel menambah daftar potensi yang dimiliki daerah ini. Sayangnya potensi-potensi tersebut kurang mendapat pengelolaan yang baik. Tabel 4.62 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Magetan
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,89 0,38 0,30 0,49 1,65 0,92 0,38 0,77 2,40 Analisis Overlay Kabupaten Magetan RP s Keterangan + 0,83 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - 0,58 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,98 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 0,41 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + 1,05 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi - 1,27 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi - 0,84 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - 1,20 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi + 0,96 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Secara keseluruhan, daerah ini kurang memiliki potensi yang menarik, hal ini dikarenakan sektor-sektor yang dimiliki tidak memiiki daya saing, hal ini dibuktikan dengan nilai negatif pada analisis shift share, hal ini menandakan secara keseluruhan, keunggulan kompetitif yang dihasilkan memberikan pengaruh negatif kepada perkembangan perekonomian Kabupaten Magetan. Berdasarkan analisis ini hanya sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi yang memiliki raihan nilai positif. Sehingga, akibat nilai negatif dari komponen keunggulan kompetitif, mengakibatkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Magetan hanya tumbuh sebesar Rp 2.617.649,29, hal ini menjadi nilai minus, sedangkan pada komponen lainnya memberikan kontribusi positif, yaitu komponen pertumbuhan provinsi sebesar Rp 2.848.653,94 dan komponen bauran

160

industri sebesar Rp 32.423,26. Dalam memperbaiki dan mengembangkan pertumbuhan perekonomian di kabupaten ini, sebaiknya perlu peran pemerintah dalam mencarikan investor untuk potensi-potensi yang terdapat pada daerah ini, potensi yang dimiliki sektor pertanian, sektor konstruksi, serta sektor jasa-jasa, seharusnya dapat lebih dikembangkan dengan cara mengutamakan pengelolaan terhadap sektor-sektor basis tersebut, dikarenakan sektor ini telah menjadi sektor basis, namun tidak memiliki pertumbuhan yang baik. Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan yang baik namun tidak disertai oleh kontribusi yang baik pula seperti sektor perdagangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran, menggambarkan bahwa sektor-sektor ini tengah berkembang, oleh karena itu perlu adanya penjagaan kestabilan akan pertumbuhan ini serta lebih memacu kontribusinya sehingga menjadi sektor yang lebih mempunyai daya saing. Tabel 4.63 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Magetan
Nij 945.576,50 28.623,52 241.537,96 33.685,22 156.840,40 704.026,54 66.420,10 97.769,07 574.174,62 2.848.653,94 Mij -112.954,93 5.527,92 -38.190,85 -3.052,78 -21.232,67 143.334,05 4.662,21 12.142,28 42.188,03 32.423,26 Cij -109.355,55 -18.876,40 14.471,49 -17.914,15 16.334,55 -22.222,91 -19.213,44 -1.547,21 -105.104,29 -263.427,91

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 723.266,02 15.275,04 217.818,60 12.718,30 151.942,28 825.137,68 51.868,87 108.364,14 511.258,36 2.617.649,29

161

21. Kabupaten Ngawi Kabupaten Ngawi adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Ngawi. Kota kabupaten ini terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Kata Ngawi berasal dari kata awi, bahasa sansekerta yang berarti bambu dan mendapat imbuhan kata ng sehingga menjadi Ngawi. Dulu Ngawi banyak terdapat pohon bambu. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta Kabupaten Sragen (Jawa Tengah) di barat. Kabupaten Ngawi terdiri atas 19 kecamatan yang terbagi dalam sejumlah 217 desa dan 4 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Ngawi. Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari Pegunungan Kendeng. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari Gunung Lawu (3.265 meter). Kabupaten Ngawi dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, jalur utama Cepu, Bojonegoro-Madiun dan menjadi gerbang utama Jawa Timur jalur selatan. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api JakartaYogyakarta-Bandung/Jakarta, namun tidak melewati ibukota kabupaten. Stasiun kereta api terdapat di Geneng, Paron, Kedunggalar, dan Walikukun.

162

Disamping itu dari jalur tengah yang menghubungkan Solo ke ngawi ada beberapa jalur jalan klas III yang kemudian saling berkait dari paling barat mantingan-sine ngrambe, Gendingan-walikukun ngrambe jogorogo-keutara paron terus ngawi, sedangkan jogorogo ke timur kendal terus bisa ke Magetan, jalur ini sering dipakai sbg jalur alternatif apabila jalur utama mengalami gangguan misalnya banjir, sehingga kendaraan banyak yg melintasi jalur ini. dari kota Ngawi jalur pintas ke surabaya lewat karangjati terus ke caruban / surabaya Tabel 4.64 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Ngawi
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Dilolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,97 1,14 + 0,81 0,95 1,07 + 1,09 + 1,27 + 1,11 + 0,83 -

Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sementara itu, pertumbuhan sektor konstruksi pada daerah ini memiliki pertumbuhan yang mencolok, hal ini tidak terjadi di tingkat provinsi, hal ini menandakan dari sisi pertumbuhan

163

sektor terdsebut memiliki potensi yang baik untuk dikembangkn, sedangkan sektor jasa-jasa tidak tumbuh positif pada daerah ini sedangkan pertumbuhan yang positif ini terjadi di Provinsi Jawa Timur, hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini pada tingkat wilayah tidak memiliki keunggulan dengan pertumbuhn yang masih dibawah pertumbuhan sektor serupa pad atingkat provinsi. Tabel 4.65 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Ngawi
LQ 2,23 0,37 0,22 0,41 1,15 1,00 0,66 1,03 1,61 + + + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Ngawi RP s Keterangan 0,97 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,14 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,81 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,95 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,07 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,09 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,27 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,11 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,83 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Berdasarkan analisis overlay, dari sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang memiliki kontribusi positif, sektor yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang tinggi selain dua sektor tersebut adalah sektor konstruksi. Sementara itu sektor pertanian dan sektor jasa-jasa memiliki kontribusi yang tinggi namun tidak diiringi dengan pertumbuhan yang tingi pula, padahal kedua sektor ini merupakan salah satu dari lima sektor yang menjadi sektor basis, hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan akan

164

sektor tersebut kurang baik, sehingga sektor-sektor yang memiliki potensi dari kontribusi nya ini tidak mampu berkembang dengan baik. Sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat tinggi dengan nilai yang mencapai kisaran angka dua, berdasarkan keterangan dari pemerintah setempat, Sektor pertanian masih merupakan sektor andalan bagi Kabupaten Ngawi. Dari 129.598 ha luas wilayah Kabupaten Ngawi 72 persen diantaranya berupa lahan sawah, hutan dan tanah perkebunan. Sektor ini menyerap sekitar 76 persen dari total tenaga kerja yang ada. Dari 5 subsektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan), subsektor tanaman pangan khususnya komoditi padi merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi, walau memiliki kontribusi yang rendah, sektor ini memiliki pertumbuhan yang tinggi, hal ini didukung oleh keunggulannya dalam bidang transportasi, Kabupaten Ngawi dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, jalur utama Cepu, BojonegoroMadiun dan menjadi gerbang utama Jawa Timur jalur selatan. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Bandung/Jakarta, namun tidak melewati ibukota kabupaten. Stasiun kereta api terdapat di Geneng, Paron, Kedunggalar, dan Walikukun. Disamping itu kabupaten ini memiliki pula jalur untuk menuju ibukota Provinsi Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya. Sehingga, perekonomian di sepanjang jalur tersebut tentunya mengalami suatu pertumbuhan sehingga berefek pula pada berkembangnya

165

pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada Kabupaten Ngawi. Selanjutnya, dari sektor jasa-jasa, sektor ini memiliki potensi dari bidang pariwisata, tempat rekreasi yang ada saat ini adalah Pemandian Tawun, Waduk Pondok, Air terjun Srambang, serta kebun Teh Jamus yang berhawa sejuk, di sekitar Perkebunan Teh tersebut. terdapat Kolam Pemandian. Gunung Liliran yang terdapat pada kabupaten ini, merupakan objek wisata ziarah yang terkenal bagi masyarakat Jawa. Pada bulan Muharam (Syura) para peziarah berdatangan ke puncak bukit pada siang dan malam hari. Sebagian dari mereka bersemadi di beberapa gua atau berziarah ke Makam Joko Buduk. Pemandangan dari puncak bukit memang sangat indah berupa pesawahan dan sungai yang meliuk ke arah utara menuju Bengawan Solo. Sayang hutan di Gunung Liliran tidak indah lagi karena tanaman pinus yang dikelola Perhutani kini banyak ditebangi. Objek wisata lain yang terdapat di daerah ini adalah Benteng van Den Bosch yang digunakan oleh Belanda sebagai strategi Benteng Steelsel dalam upaya mempersempit ruang gerak Pangeran Diponegoro dalam perang gerilya. Benteng ini sekarang tertutup untuk umum. Sayang nya potensi tersebut tidak diiringi oleh pertumbahan yang baik pula, hal ini menandakan pengelolaan pada sektor tersebut kurang mendapat prioritas, sehinga perlu adanya campur tangan pemerintah setempat dalam mengembangkan sektor ini.

166

Tabel 4.66 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Ngawi


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.026.810,88 21.521,66 189.417,90 21.535,63 106.228,41 788.398,36 94.648,78 130.446,34 397.634,67 2.776.642,64 Mij -122.658,88 4.156,38 -29.949,87 -1.951,70 -14.380,95 160.511,46 6.643,66 16.200,58 29.216,59 47.787,27 Cij 49.905,10 -2.179,05 -11.701,58 -64,67 16.865,90 -124.997,75 13.598,58 -8.075,32 -108.842,58 -175.491,38 Dij 954.057,11 23.498,98 147.766,45 19.519,26 108.713,37 823.912,07 114.891,01 138.571,61 318.008,67 2.648.938,53

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan analisis shift share, secara agregat komponen keunggulan kompetitif memberikan dampak negatif sebesar Rp -175.491,38, sehingga mengakibatkan PDRB sektoral hanya tumbuh sebesar Rp 2.648.938,53, padahal komponen pertumbuhan nasional dan bauran industri telah memberikan pengaruh positif, masing-masing sebesar Rp 2.776.642,64 dan Rp 47.787,27. Secara sektoral, pada komponen bauran industri terdapat empat sektor yang tidak mendapat pengaruh positif dari bauran industri, termasuk sektor yang memiliki kontribusi paling tinggi, yaitu sektor pertanian.namun nilai positif secara agregat yang dihasilkan pada komponen ini mengindikasikan perekonomian daerah ini tergolong cepat. 22. Kabupaten Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bojonegoro. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur,

167

Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari Blok Cepu, salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia. Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sementara itu sektor konstruksi memiliki pertumbuhan yang tinggi namun sektor ni pada tingkat provinsi tidak memiliki pertumbuhan yang baik. Sedangkan, sektor-sektor lainnya tidak memiliki pertumbuhan yang mencolok. Kemingkinan pemerintah setempat terlalu memprioritaskan sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki pertumbuhan yang sangat tinggi. Tabel 4.67 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Bojonegoro
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Dolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,72 3,02 + 0,70 0,56 1,14 + 0,89 0,94 1,19 + 0,81 -

168

Sektor pertambangan dan penggalian ternyata tidak hanya memiliki pertumbuhan yang tinggi, berdasarkan analisis overlay sektor ini juga sangat potensial pada kontribusinya, hal ini didasarkan oleh faktor bahwa daerah ini merupakan bagian dari blok cepu, yaitu wilayah kontrak minyak dan gas bumi yang meliputi wilayah Kabupaten Bojonegoro - Jawa Timur, Kabupaten Blora - Jawa Tengah, dan Kabupaten Tuban - Jawa Timur. Selain itu, Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga berbagai produk kerajinan onix dapat dihasilkan dengan kualitas sangat memuaskan, sehingga kontribusi yang dihasilkan sangat tinggi, selain itu sektor ini juga mendapat perhatian dari pemerintah setempat, sehingga sektor ini menjadi salah satu tumpuan pada daerah tersebut. Pusat kerajinan batu onix terdapat di Kecamatan Bubulan. Berdasarkan analisis overlay, sektor lain yang menjadi tumpuan Kabupaten Bojonegoro adalah sektor konstruksi dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Pengaruh dari sektor pertambangan dan penggalian tersebut jelas dirasakan pula kepada dua sektor ini, sehingga mampu memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang tinggi pula. Sektor pertanian pada kabupaten ini memiliki potensi dari segi kontribusi sebagai salah satu dari lima sektor basis yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro, Sayangnya potensi ini tidak diiringi dengan pertumbuhan yang tinggi pula. Komoditas pertanian yang merupakan produk unggalan di Kabupaten Bojonegoro, disamping padi, jagung dan kedelai adalah

169

tembakau, mangga, salak, blimbing, dan pisangraja yang pengembangan dan pengolahannya dilakukan melalui pengembangan agrobisnis dan industri hasil olahan pertanian. Tabel 4.68 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Bojonegoro
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,77 7,20 0,19 0,37 1,05 0,71 0,86 1,10 1,71 + + + + + Analisis Overlay Kabupaten Bojonegoro RP s Keterangan 0,72 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 3,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,70 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,56 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,14 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,89 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,94 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,19 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,81 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Perintisan pengembangan agrobisnis untuk komoditas unggulan adalah salak, di Desa Wedi Kecamatan Kapas, Blimbing di desa Ngringirejo Kecamatan Kalitidu, mangga di Kecamatan Padang, tembakau di kecamatan Baureno dan sekitarnya, sedangkan untuk pengembangan industri hasil olahan pertanian meliputi ledre pisang raja dengan sentra industri kecamatan Padang dan sekitarnya. Namun ternyata perkembangan pada sektor ini tidak dirasakan oleh sektor industri pengolahan sehingga kontribusi dan pertumbuhan pada sektor tersebut rendah. Sedangkan, sektor jasa-jasa, sektor ini memiliki potensi dari kontribusi, namun pertumbuhan yang dialami tergolong rendah. Macam-macam obyek wisata yang ada di Kabupaten Bojonegoro antara lain, Tirta Wana Dander yang merupakan obyek dan wisata tari wisata di Kabupaten Bojonegoro

170

yang terletak di Desa Dander Kecamatan Dander. Pemandian Tirta Wana Dander yang airnya mengambil dari sumber alami air pegunungan yanng sangat jernih dan bersih. Selanjutnya, Khayangan Api sebagai Obyek dan Daya tarik Wisata, berupa alam api alam abadi yang menyembur dari kulit bumi, turut menambah potensi pariwisata pada sektor ini selain objek wisata Waduk Pacal. Berdasarkan analisis shift share, secara agregat, pertumbuhan dari komponen pertumbuhan provinsi, bauran industri, mapun keunggulan kompetitif memberikan pengaruh positif pada perkembangan PDRB sektoral Kabupaten Bojonegoro. Sehingga PDRB sektoral daerah tersebut tumbuh sebesar Rp 7.922.210,72. Nilai positif pada komponen bauran industri secara agregat,

mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten tersebut cenderun pada perkonomian yang akan tumbuh cepat. Sektor yang kurang mendapat pengaruh dari bauran industri diantaranya adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi.

171

Tabel 4.69 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Bojonegoro


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.827.590,85 417.660,84 350.985,84 47.504,73 180.630,02 1.205.986,86 273.551,25 258.605,13 848.043,64 5.410.559,15 Mij -218.316,97 80.660,84 -55.496,24 -4.305,19 -24.453,25 245.529,07 19.201,31 32.117,07 62.310,82 137.247,46 Cij 336.654,22 1.353.522,82 64.823,96 -3.974,07 145.628,48 129.600,08 87.384,94 161.205,29 99.558,38 2.374.404,11 Dij 1.945.928,10 1.851.844,50 360.313,57 39.225,47 301.805,24 1.581.116,01 380.137,50 451.927,49 1.009.912,84 7.922.210,72

Sumber: Data Diolah, 2011

23. Kabupaten Tuban Kabupaten Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km dan panjang pantai mencapai 65 km. Penduduknya berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Tuban disebut sebagai Kota Wali karena Tuban adalah salah satu kota di Jawa yang menjadi pusat penyebaran ajaran Agama Islam namun beberapa kalangan ada yang memberikan julukan sebagai kota tuak karena daerah Tuban sangat terkenal akan penghasil minuman (tuwak & legen) yang berasal dari sari bunga siwalan (ental). Secara geografis, luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak astronomi Kabupaten Tuban pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS. Panjang wilayah pantai 65 km. Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban berkisar antara 0 500 mdpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban beriklim kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai sangat kering yang

172

berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak basah berada pada 1 kecamatan. Kabupaten Tuban berada pada jalur pantura dan pada deretan pegunungan Kapur Utara. Tabel 4.70 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Tuban
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,65 1,65 + 0,95 0,66 1,01 + 1,16 + 0,80 1,32 + 0,98 -

Berdasarkan analisis MRP, dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan pada kabupaten ini adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor lain yang memiliki potensi dari pertumbuhannya adalah sektor konstruksi, pada sektor ini pertumbuhan nya mengungguli pertumbuhan sektor serupa pada tingkat provinsi. Selanjutnya berdasarkan analisis overlay, dapat kita lihat bahwa daerah ini memiliki dua sektor yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang baik, yaitu sektor pertambangan dan penggalian dan sektor konstruksi. Lalu, sektor yang memiliki tingkat kontribusi yang positif selain kedua sektor

173

yang menjadi tumpuan daerah adalah sektor pertanian, sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor konstruksi. Dapat kita lihat disini, bahwa sektor pertambangan dan penggalian sangat dominan, sektor ini memiliki tingkat kontribusi yang sangat tinggi dan disertai pertumbuhannya yang bernilai positif. Tabel 4.71 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Tuban
LQ 1,24 6,74 0,74 1,91 1,86 0,68 0,51 0,77 0,90 + + + + -

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Tuban RP s Keterangan 0,65 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,65 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,95 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,66 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,01 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,16 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,80 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,32 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,98 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah

Tuban Merupakan Kota Semen, Semen Gresik yang terkenal besar di Indonesia pada masa sekarang juga beroperasi dan mendirikan pabrik di daerah Tuban. Selain itu di Tuban juga terdapat beberapa industri skala internasional, terutama dibidang Oil & Gas. Perusahaan yang beroperasi di Tuban antara lain Petrochina di kecamatan Soko yang menghasilkan minyak mentah, serta ada juga PT. TPPI & PERTAMINA TTU di kecamatan Jenu dan pada tahun 2010 akan dibangun Pabrik Semen Holcim dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang akan dibangun didaerh Jenu. Potensi-potensi tersebut menjadi faktor penunjang akan berkembangnya sektor ini, selain itu sektor leuangan, persewaan, dan jasa perusahaan juga turut berkembang, dikarenakan dengan masuknya daerah ini ke Blok Cepu,

174

hal ini menumbuhkan minat investor, namun pada sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan ini, belum terlihat kontribusinya. Seiring dengan meningkatnya PDRB sektoral dari tahun ke tahun, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Tuban boleh dikatakan memiliki pertumbuhan yang sangat baik. Ini dibuktikan dengan pembangunan jalan (pengaspalan) diseluruh wilayah kabupaten, sekarang jalan-jalan di Kabupaten Tuban yang dulu belum diaspal dan masih menggunakan tanah kadam, kini setiap jalan desa, gang-gang sudah halus itu bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Tuban, khususnya yang berasal di daerah pelosok. Selain itu pembangunan. Pertumbuhan ini membawa dampak positif terhadap sektor konstruksi, sehingga sektor ini memiliki kontribusi dan pertumbuhan yang tinggi, selain itu dengan adanya pabrik semen gresik di daerah ini memudahkan pengangkutan bahan baku semen guna menjalankan kegiatan konstruksi. Selanjutnya, pada sektor pertanian, sektor ini sejak dahulu merupakan salah satu sektor andalan kabupaten tersebut, hanya saja seiring dengan dominanya sektor pertambangan dan penggalian, sektor ini tidak memiliki pertumbuhan yang positif, namun kontribusi yang dihasilkan, menjadikan sektor ini sebagai salah satu sektor basis pada Kabupaten Tuban. Komoditi yang dihasilkan dari sektor ini berasal dari produksi subsektor tanaman bahan makanan terutama padi dan jagung, Kacang tanah dari Tuban juga sudah terkenal dari dulu, bahkan di kota besar seperti Jakarta kacang dari

175

Tuban mempunyai harga paling tinggi di banding dengan kacang dari daerah lain atau bahkan kacang impor, sebab Kacang tanah Tuban bentuknya tidak terlalu besar namun gurih dan manis rasanya walaupun sudah diolah sekalipun, warna kacang tanah Tuban tetap menarik. Selain itu sub sektor perikanan turut memberikan andil, hal ini dikarenakan Kabupaten Tuban memiliki letak geografis yang memadai dengan terdapatnya wilayah pantai. Tuban juga terkenal dengan julukan Kota Seribu Gua, dari julukannya, hal ini berarti daerah ini memiliki daya tarik dari adanya guagua yang terdapat pada daerah ini, hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi bidang pariwisata pada sektor jasa-jasa, salah satu gua yang terkenal dari daerah ini adalah Gua Akbar. Sebagai daerah pesisir, Tuban yang konon merupakan salah satu pintu masuk menuju Kerajaan Majapahit itu juga kaya akan peninggalan zaman lampau yang kini menjadi daerah tujuan wisata. Antara lain terdapat makam Sunan Bonang, Museum Kambang Putih, Klenteng Kwan Sing Bio, yang dipercaya kelenteng tertua di Indonesia, Meskipun mitos ini belum pernah terbukti, tapi banyak orang-orang Tionghoa percaya. Kepiting sebagai simbol pada pintu gerbangnya, menjadi tempat wisata religius. Juga terdapat pemandian alam Bektiharjo dan pemandian air hangat Prataan. Selain itu juga terdapat wisata air terjun Nglirip dan pantai Tuban. Sayangnya, potensi obyek wisata di Tuban, kurang publikasi sehingga meski beberapa tempat wisata digarap cukup baik, objek wisata tersebut tak terlalu ramai dikunjungi wisatawan.

176

Tabel 4.72 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Tuban


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.382.909,37 655.128,03 1.229.778,56 234.472,65 363.714,65 1.076.107,08 185.164,89 185.192,52 431.765,30 5.744.233,04 Mij -165.197,03 126.521,75 -194.446,83 -21.249,45 -49.238,81 219.086,61 12.997,23 22.999,70 31.724,37 -16.802,46 Cij -222.014,42 415.053,24 262.784,12 -41.727,81 92.098,47 86.452,95 -32.471,00 62.771,20 6.688,30 629.635,04 Dij 995.697,92 1.196.703,01 1.298.115,85 171.495,39 406.574,31 1.381.646,63 165.691,12 270.963,42 470.177,97 6.357.065,62

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan analisis shift share, pertumbuhan PDRB Sektoral pada daerah ini tumbuh sebesar Rp 6.357.065,62, hal ini didukung oleh komponen pertumbuhan provinsi yang memberi dampak positif sebesar Rp 5.744.233,04 dan komponen keunggulan kompetitif sebesar Rp 629.635,04, sektor ini memiliki keunggulan kompetitif yang cukup tinggi, sektor yang memiliki angka keunggulan kompetitif tertinggi di komposisi PDRB sektoral Kabupaten Tuban adalah sektor pertambangan dan penggalian. Hanya saja permasalahan pada daerah ini adalah bauran industrinya, hal ini menandkan perekonomian kabupaten tersebut cenderung lambat. Sektor yang mendapat pengaruh positif dari bauran industri adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan kominikasi, sektor keuangan, persewaanm dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.

177

24. Kabupaten Lamongan Kabupaten Lamongan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Lamongan. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Gresik di timur, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang di selatan, serta Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di barat. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak

subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan

Kembangbahu. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengan kesuburan sedang. Tabel 4.73 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Lamongan
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,80 0,70 0,92 1,18 + 0,70 1,27 + 1,46 + 1,67 + 0,86 -

Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokuro. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir.

178

Kawasan

i ni

meliputi

kecamatan

Sekaran,

Laren,

Karanggeneng,

Kalitengah, Turi, Karangbinagun, Glagah. Pada analisis MRP, dapat dideskripsikan bahwa sektor yang menjadi dominan perumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sementara itu sektor lain yang layak untuk dikembangkan berdasarkan tingkat pertumbuhanya yang baik adalah sektor listik, gas, dan air bersih. Berdasarkan analisis overlay, dapat kita lihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi tinggi adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, restoran, dan sektor jasa-jasa. Dari sektor-sektor tersebut, hanya sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang memiliki pertumbuhan yang tinggi, sehingga sektor ini menjadi sektor tumpuan bagi daerah tersebut. Sedangkan pada sektor basis lainnya, kontribusi yang mereka hasilkan tidak diiringi dengan pertumbuhan yang tinggi pula. Berdasarkan kondisi sumber daya alam yang ada, potensi unggulan daerah Kabupaten Lamongan di sektor pertanian khususnya nampak pada sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perikanan. Dengan total baku lahan sawah seluas 83.213 hektare(sekitar 7,23% dari total Jawa Timur Kabupaten Lamongan memiliki komoditi andalan berupa gabah yang total produksi nya di terbesar kedua di Jawa Timur. Kabupaten Lamongan juga

179

merupakan penghasil peringkat kelima terbesar di Jawa Timur untuk komoditi jagung. Tabel 4.74 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Lamongan
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,32 0,15 0,18 0,89 0,79 1,13 0,36 0,87 1,49 + + + Analisis Overlay Kabupaten Lamongan RP s Keterangan 0,80 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,70 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,92 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,18 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,70 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,27 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,46 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,67 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,86 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data diolah, 2011

Sedangkan untuk sub sektor perikanan, berdasarkan situs Wikipedia, Kabupaten Lamongan mampu memberikan kontribusi sebesar 15,25% dari total produksi ikan di Jawa Timur atau merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, yaitu sekitar 65.874,984 ton senilai kurang lebih Rp.446 milyard. Kontribusi terbesar produksi ikan di Kabupaten Lamongan disumbangakan oleh produksi ikan air tawar (sawah tambak) dan produksi perikanan laut. Perikanan sawah tambak yang didukung areal 22.422,49 hektare mampu memberikan produksi ikan air tawar sebesar di Jawa Timur, sedangkan perikanan laut yang didukung 19.994 nelayan dan 5.385 armada kapal penangkap ikan mampu menghasilkan produksi ikan terbesar nomor 3 (tiga) di Jawa Timur setelah Kabupaten Sumenep dan Probolinggo. Sedangkan untuk sektor jasa-jasa, khususnya sub sektor hiburan dan rekreasi, sektor ini memiliki potensi berdasarkan kontribusi, namun sektor

180

ini tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi. Wisata Bahari Lamongan (WBL) merupakan salah satu potensi yang dimiliki sektor ini disamping Gua Maharani, Wisata Religi Makam Sunan Drajat, keberadaan objek wisata Wisata Bahari Lamongan diyakini sebagai salah satu faktor penunjang dalam perkembangan kontribusi dan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Berdasarkan anlisis shift share, pertumbuhan PDRB sektoral pada kabupaten ini tumbuh sebesar Rp 3.958.453, namun sebenarnya komponen pertumbuhan provinsi memberikan pengaruh positif yang lebih besar, yaitu sebesar Rp 3.968.401,74, hal ini dipengaruhi pula oleh komponen bauran industri dengan kontribusinya sebesar Rp 52.949,37, hanya saja komponen keunggulan kompetitif tidak memberikan nilai yang positif, hal ini mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan, malah memberikan pengaruh yang negatif. Namun bukan berarti tidak ada sektor yang kompetitif, masih ada sektor-sektor yang memiliki nilai positif pada keunggulan kompetitifnya, yaitu sektor industri pengolaha, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sementara itu nilai positif pada komponen bauran industri, mengindikasikan perekonomian pada kabupaten ini cenderung tumbuh cepat.

181

Tabel 4.75 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Lamongan


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.646.069,90 15.662,09 211.413,94 60.553,69 122.079,05 1.192.231,99 68.421,76 129.435,69 522.533,63 3.968.401,74 Mij -196.633,17 3.024,74 -33.427,78 -5.487,77 -16.526,77 242.728,69 4.802,71 16.075,07 38.393,66 52.949,37 Cij -130.641,80 -7.680,22 16.502,13 16.278,98 -19.191,08 75.617,07 26.516,02 70.919,57 -111.218,77 -62.898,11 Dij 1.318.794,92 11.006,61 194.488,29 71.344,90 86.361,20 1.510.577,75 99.740,49 216.430,32 449.708,52 3.958.453

Sumber: Data Diolah, 2011

25. Kabupaten Gresik Kabupaten Gresik adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya berada di kota Gresik. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kotamadya Surabaya di selatan, Selat Madura di timur, dan Kabupaten Lamongan di sebelah barat. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 1.137,05 km. Penduduknya berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Berdasarkan analisis MRP, dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa, hal ini menandakan bahwa pada ketiga sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang baik baik pada tingkat daerah maupun provinsi

182

Tabel 4.76 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Gresik
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 0,84 0,91 0,86 1,20 1,07 1,12 1,07 + + + + + RP s R N 0,89 0,59 0,94 0,51 0,79 1,39 1,37 0,75 1,08 + + +

Sumber: Data Diolah, 2011

Sedangkan berdasarkan analisis overlay, sektor-sektor pada kabupaten ini tidak ada yang memiliki kontribusi tinggi yang disertai oleh pertumbuhan tinggi pula, sektor yang memiliki kontribusi tinggi tidak ada yang memiliki pertumbuhan tinggi, demikian pula sebaliknya, sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi tidak ada yang memiliki kontribusi yang tinggi pula. Berdasarkan analisis LQ, yang terdapat sebagai komponen pada analisis overlay, sektor yang menjadi basis adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor konstruksi. Sebagai sektor basis, sektor-sektor tersebut mampu memenuhu kebutuhan di daerahnya serta mengekspor hasil produksinya keluar daerah. Sebenarnya Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang dapat dianggap maju karena di sana terdapat berbagai pabrik, sehingga turut mempengaruhi dalam perkembangan sektor industri pengolahan, pabrik-

183

pabrik tersebut di antaranya, pabrik Maspion yang diklaim sebagai pabrik terbesar se-Asia Tenggara, pabrik petrokimia (pabrik pupuk yang sudah terkenal di seluruh Indonesia), Semen Gresik, sebagai pabrik semen yang terbesar di Indonesia, Kelola Mina Laut yang merupakan pabrik pengolahan Ikan dan lain-lain. Selain itu perekonomian masyarakat Gresik banyak ditopang dari sektor wiraswasta. Salah satunya yaitu Industri Songkok, Pengrajin Tas, Pengrajin Perhiasan Emas & Perak, Industri Garment (konveksi). Di utara kota Gresik juga tepatnya di kota Sedayu merupakan penghasil sarang burung walet terbesar di indonesia Pada sektor listrik, gas dan air bersih, memiliki potensi dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap, sehingga dengan potensi tersebut sektor ini mampu memberikan kontribusi yang tinggi, pada umumnya sub sektor listik menjadi penyumbang tertinggi dalam perkembangan sektor listrik, gas, dan air bersih. Sayangnya potensi ini kurang mendapat prioritas pengelolaan sehingga pertumbuhannya masih rendah. Sedangkan sektor yang memiliki kategori pertumbuhan tinggi namun tidak diiringi oleh kontribusi yang tinggi pula, terdapat pada sektor

perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa, sangat disayangkan sektor-sektor tersebut belum mampu memberikan kontribusi tinggi, mengingat ketiga sektor tersebut merupakan sektor yang menjadi dominan pertumbuhan. Namun, kondisi ini bisa berarti bahwa sektor-sektor tersebut masih dalam tahm pengambangan,

184

sehingga sebaiknya perlu dikembangkan secara lebih baik agar mampu berkontribusi lebih maksimal. Tabel 4.77 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Gresik
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,67 0,97 1,68 2,14 1,35 0,79 0,52 0,60 0,23 + + + Analisis Overlay Kabupaten Gresik RP s Keterangan 0,89 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,59 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,94 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,51 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,79 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,39 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,37 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,75 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,08 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan anlisis shift share, secara agregat, PDRB sektoral pada kabupaten ini tumbuh sebesar Rp 14.983.918,57, hasil ini dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan provinsi sebesar Rp 13.730.058,28, dan komponen keunggulan kompetitif sebesar Rp 1.917.616,39, hanya saja komponen bauran industri memberi pengaruh negatif, walau pengaruh yang diberikan termasuk lebih kecil jika dibandingkan kedua komponen lainnya, pengaruh negatif komponen ini adalah sebesar Rp -663.756,10. Nilai negatif pada bauran industri mengindikasikan bahwa

perekonomian pada kabupaten tersebut cenderung akan tumbuh lambat, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memiliki capaian nilai negatif pada bauran industrinya, semantara itu sektor-sektor yang mendapat pengaruh positif dari adanya bauran industri adalah sektor pertambangan da n penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa

185

perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Hal ini mengindikasikan pada sektorsektor tersebut bauran industri berjalan cukup baik. Tabel 4.78 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Gresik
Nij 1.581.116,33 351.163,34 6.619.928,84 679.200,25 694.827,19 2.759.302,24 351.717,14 439.009,98 253.792,97 13.730.058,28 Mij -188.874,07 67.818,50 -1.046.712,16 -61.553,57 -94.064,02 561.771,38 24.687,99 54.522,17 18.647,68 -663.756,10 Cij 149.313,97 -189.650,04 1.271.268,70 -237.358,30 505,16 877.194,53 150.059,36 -131.087,38 27.370,39 1.917.616,39

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 1.541.556,23 229.331,80 6.844.485,37 380.288,37 601.268,33 4.198.268,16 526.464,49 362.444,77 299.811,05 14.983.918,57

Sementara itu pada komponen keunggulan kompetitif, sektor industri pengolahan terbukti sebagai sektor yang mendominasi pada keunggulan kompetitif, selain itu sektor ini juga memiliki angka tertinggi pada komponen pertumbuhan provinsi, hal ini mengindikasikan bahwa sektor tersebut lebih mudah terpengaruh perkembangan perekonomian Jawa Timur serta perubahan-perubahan kebijakan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. 26. Kabupaten Bangkalan Kabupaten Bangkalan, adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bangkalan. Kabupaten ini terletak di ujung paling barat Pulau Madura; berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Sampang di timur serta Selat Madura di selatan dan barat.

186

Berdasarkan analisis MRP diatas, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Pengertiannya, baik di daerah maupun provinsi, sektor tersebut mempunyai capaian pertumbuhan yang positif. Sedangkan berdasarkan analisis overlay, dari sektor dominan diatas hanya sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa yang memiliki kontribusi positif, berarti kedua sektor tersebut tergolong juga dalam kategori sektor basis. Sektor lain yang menjadi sektor basis adalah sektor pertanian, sektor konstruksi, dan juga sektor pengangkutan dan komunikasi. Berdassar analisis overlay ini, kita juga dapat melihat bahwa sektor yang menjadi tumpuan pada kabupaten ini, dengan raihan yang positif pada konstribusi dan pertumbuhannya, adalah sektor konstruksi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan pada sektor pertanian dam sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi, namun hal ini tidak diiringi oleh pertumbuhannya. Pada umumnya pada daerah di Pulau Madura, daerah-daerah tersebut masih bergantung pada sektor pertanian. Namun pada sektor pertanian di daerah ini, potensi yang mencolok hanya berasal dari kontribusinya, Tanaman hasil pangan, hasil perkebunan dan kehutanan sangat berpotensi di kabupaten ini. Selain potensi dari sub sektor pertanian, Sebagai daerah yang memiliki wilayah laut yang cukup luas, Kabupaten Bangkalan sangat potensial bagi pengembangan usaha kelautan

187

dan perikanan. Disamping itu, Bangkalan juga memiliki potensi perikanan darat yang cukup besar. Tabel 4.79 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Bangkalan
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,93 0,70 0,79 0,29 1,68 + 1,10 + 0,74 1,09 + 1,04 +

Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa, dimana terdapat layanan kapal ferry yang menghubungkan Madura dengan Surabaya (Pelabuhan Ujung). Saat ini telah dibangun Jembatan Suramadu yang saat ini adalah jembatan terpanjang dan terbesar di Indonesia. Bangkalan merupakan salah satu kawasan perkembangan Surabaya serta tercakup dalam lingkup Gerbangkertosusila. Potensi ini turut berkontribusi dan berperan terhadap perekonomian kabupaten tersebut, termasuk sektor pengangkutan dan komunikasi yang memiliki potensi pada kontribusi namun tidak pada pertumbuhan. Sehingga pada sektor-sektor yang memiliki kondisi sperti ini, perlu adanya prioritas terhadap pengelolaan sehingga hasil produksi dari sektor tersebut lebih memiliki daya saing

188

Tabel 4.80 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Bangkalan


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,05 0,81 0,15 0,63 1,79 0,88 1,25 1,00 1,81 + + + + + Analisis Overlay Kabupaten Bangkalan RP s Keterangan 0,93 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,70 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,79 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,29 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,68 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,10 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,74 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,09 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,04 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Di bidang pariwisata, objek wisata alam masih menjadi tujuan utama wisatawan lokal, selain itu objek wisata budaya karapan sapi yang merupakan khas dari warga Madura juga merupakan salah satu potensi pariwisata yang cukup memiliki daya tarik. Berdasarkan analisis shift share, permasalahan pada kabupaten ini terletak pada komponen keunggulan kompetitif yang memberi pengaruh negatif sebesar Rp -556.817,71, sehingga niali PDRB pada kabupaten ini hanya tumbuh sebesar Rp 2.557.657,62, Menurut perhitungan komponen pertumbuhan provinsi, pertumbuhan ekonomi provinsi telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan sebesar Rp 3.053.401,02, dengan sektor pertanian sebagai sektor yang memiliki kontribusi terbesar, yang kemudian diikuti oleh sektor perdagngan, hotel, dan restoran. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian dan sektor

perdagangan, hotel & resatauran di Kabupaten Bangkalani lebih mudah terpengaruh perkembangan perekonomian Jawa Timur serta perubahanperubahan kebijakan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur.

189

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.81 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Bangkalan


Nij 1.057.882,54 60.720,97 142.393,03 47.591,31 149.064,58 761.843,25 241.391,79 140.803,06 451.710,50 3.053.401,02 Mij -126.370,58 11.726,75 -22.514,52 -4.313,04 -20.180,00 155.105,06 16.943,95 17.486,82 33.189,86 61.074,31 Cij -107.028,15 -36.800,50 -25.286,88 -31.392,25 81.977,27 -210.203,69 -108.274,27 -28.637,46 -91.171,80 -556.817,71

Dij 824.483,82 35.647,22 94.591,63 11.886,03 210.861,85 706.744,62 150.061,47 129.652,42 393.728,56 2.557.657,62

Sedangkan secara agregat, komponen bauran industri memberikan pengaruh positif sebesar Rp 61.074,31, pada komponen ini terlihat bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi terendah, hal ini mengindikasikan bauran industri tidak memberikan pengaruh positif pada sektor ini, sedangkan sebaliknya, pada sektor perdagangan, sektor ini memiliki kontribusi terbesar pada komponen ini. 27. Kabupaten Sampang Wilayah Kabupaten Sampang di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bangkalan dan sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura. Berdasarkan analisis MRP, dapat dideskripsikan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

190

Sedangkan sektor lain yang memiliki potensi dari pertumbuhan adalah sektor konstruksi. Sedangkan berdasarkan analisis overlay, analisis ini mendeskripsikan bahwa hanya sektor pertambangan yang memiliki kontribusi tinggi dan disertai oleh pertumbuhan yang tinggi pula, sementara itu sektor-sektor pada kabupaten ini cukup variatif akan kondisi kontribusi dan pertumbuhannya, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa misalnya, kedua sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi namun disertai oleh pertumbuhan yang rendah. Sebaliknya sektor-sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, kecuali sektor pertambangan dan penggalian, ternyata memiliki kontribusi yang rendah.

Tabel 4.82 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Sampang
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,80 1,06 + 0,94 0,33 1,37 + 1,49 + 1,40 + 1,18 + 0,96 -

Sedangkan berdasarkan analisis overlay, analisis ini mendeskripsikan bahwa hanya sektor pertambangan yang memiliki kontribusi tinggi dan disertai oleh pertumbuhan yang tinggi pula, sementara itu sektor-sektor pada

191

kabupaten ini cukup variatif akan kondisi kontribusi dan pertumbuhannya, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa misalnya, kedua sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi namun disertai oleh pertumbuhan yang rendah. Sebaliknya sektor-sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, kecuali sektor pertambangan dan penggalian, ternyata memiliki kontribusi yang rendah. Tabel 4.83 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Sampang
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 2,96 5,09 0,03 0,45 0,82 0,64 0,50 0,74 1,22 + + + Analisis Overlay Kabupaten Sampang RP s Keterangan 0,80 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,94 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,33 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,37 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,49 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,40 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,18 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,96 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan analisis ini, dapat diartikan bahwa sektor pertambangan dan penggalian memiliki peranan yang sangat besar terhadap kabupaten ini, dengan capaian positif pada kontribusi dan pertumbuhannya, sektor ini memiliki banyak potensi bahan galian C, khususnya Batu Gamping. Selanjutnya, pada sektor pertanian, sektor ini memiliki potensi yang sangat baik dari kontribusinya, seperti kebanyakan daerah-daerah di Pulau Madura, sektor pertanian masih dominan, hal ini berlaku pula untuk Kabupaten Sampang ini. Dengan kontribusi yang positif, menandakan bahwa sektor ini memiliki keunggulan komparatif dan menjadi salah satu sektor basis, walaupun pertumbuhannya bernilai negatif. Komoditi andalan

192

pada sektor ini adalah padi, jambu air putih, jambu mete, dan bentul. Selain itu, dari sub sektor perikanan, sub sektor ini memiliki komoditi andalan

berupa garam, ikan lemuru, dan ikan kembung. Sedangkan pada sektor jasa-jasa yang juga memiliki potensi dari kontribusi tinggi, diyakini bahwa bidang pariwisata masih memiliki peranan yang besar terhadap perkembangan sektor ini, sektor ini memiliki potensi dari wisata alam dan wisata budayanya, wisata alam seperti pantai rongkang, bukit geger, pantai sambilangan dan lain-lainnya, sementara itu karapan sapi masih merupakan objek wisata yang memiliki daya tarik. Pada tabel hasil analisis shift share, Menurut perhitungan komponen pertumbuhan nasional, pertumbuhan ekonomi provinsil telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang sebesar Rp 2.369.072,80.

Namun, sebenarnya perkembangan PDRB Kabupaten Sampang hanyalah sebesar Rp 2.011.854,78. Hal ini dikarenakan masih ada dua komponen lain yang memberikan pengaruh yaitu bauran industri dan keunggulan kompetitif. Tabel 4.84 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Sampang
Nij 1.241.340,05 255.323,45 23.074,41 26.207,17 58.536,92 382.569,14 59.401,38 78.827,42 243.792,87 2.369.072,80 Mij -148.285,70 49.309,40 -3.648,42 -2.375,07 -7.924,59 77.887,95 4.169,55 9.789,85 17.912,91 -3.164,12 Cij -242.700,32 -73.123,75 -899,19 -16.281,33 17.720,78 25.642,22 7.283,43 -9.113,30 -62.582,43 -354.053,90

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 850.354,02 231.509,09 18.526,80 7.550,78 68.333,11 486.099,31 70.854,35 79.503,97 199.123,35 2.011.854,78

193

Komponen bauran industri menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah akibat adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Sampang , yaitu sebesar Rp -3.164,12. Nilai

negatif mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten ini cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat. Sedangkan berdasar komponen keunggulan kompetitif, sektor ini ternyata membetikan pengaruh negatif cukup besar melebihi pengaruh negatif dari bauran industri, sengan nilai sebesar Rp -354.053,90, walaupun secara agregat sektor ini mempunyai nilai negatif, namun sektor-sektor seperti sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta s e kt or pengangkutan dan komunikasi, masih memiliki keunggula

kompetitif, hal ini dibuktikan dengan raihan nilai positif pada komponen keunggulan kompetitif. 28. Kabupaten Pamekasan Kabupaten Pamekasan adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pamekasan. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Madura di selatan, Kabupaten Sampang di barat, dan Kabupaten Sumenep di timur. Selanjutnya, berdasarkan analisis MRP, dapat dideskripsikan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor

194

keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan tinggi baik di tingkat daerah maupun provinsi. Sementara itu, s e kt or konstruksi mempunyai pertumbuhan yang baik, bahkan

pertumbuhannya diatas pertumbuhan Jawa Timur, dan lagi di tingkat provinsi, pertumbuhan dari sektor ini cukup rendah. Tabel 4.85 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Pamekasan
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 0,84 0,91 0,86 1,20 1,07 1,12 1,07 + + + + +

RP s R N 0,97 0,64 0,66 0,36 1,30 1,16 1,09 1,10 0,91 + + + + -

Selanjutnya, berdasarkan analisis MRP, dapat dideskripsikan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan tinggi baik di tingkat daerah maupun provinsi. Sementara itu, s e kt or konstruksi mempunyai pertumbuhan yang baik, bahkan

pertumbuhannya diatas pertumbuhan Jawa Timur, dan lagi di tingkat provinsi, pertumbuhan dari sektor ini cukup rendah.

195

Berdasarkan analisis overlay, sektor konstruksi selain memiliki pertumbuhan tinggi, sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi pula, hal ini dialami pula oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, hal ini mengindikasikan kedua sektor ini merupakan salah satu tumpuan perkembangan perekonomian Kabupaten Pamekasan. Selain itu pada sektor pertanian, sektor ini memiliki potensi dari kontribusi, sebagai salah satu sektor basis, kontribusi yang dihasilkan pun memiliki nilai cukup tinggi, dari tanaman bahan makanan Selain padi yang merupakan salah satu komoditi andalan, terdapat pula beberapa komoditas untuk sayuran seperti bayam, kangkung, terong, bawang merah, lombok, kacang panjang, ketimun. Sedangkan untuk tanaman holtikultura terdapat durian, jaruk, mangga dan pisang. Tabel 4.86 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Pamekasan
LQ 3,53 0,60 0,03 0,55 1,23 0,44 0,67 1,08 1,48 + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Pamekasan RP s Keterangan 0,97 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,64 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,66 - Kontribusi rendah ,Pertumbuhan rendah 0,36 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,30 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,16 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,09 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,10 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,91 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Di

s e kt or

perkebunan,

masyarakat

kabupaten

pamekasan

memprioritaskan tanam tembakau sebagai mata pencarian utama di musim kemarau maupun daerah kering. Komoditas tanaman tembakau sebagian besar dipasarkan pada pasar regional, nasional maupun internasional

196

Khususnya pada pabrik rokok seperti Gudang garam, Sampurna, Djarum, dan lain-lain. Dalam hal ini, tembakau Pamekasan memiliki citra rasa tersendiri dan biasanya digunakan sebagai bahan campuran dari tembakau yang ada di tempat lain. Tak heran jika di Pulau Madura terdapat banyak perusahaan rokok kecil yang tumbuh liar. Faktor ini juga sebagai salah satu faktor berkembangnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Dengan banyaknya perusahaan rokok kecil yang berdiri, maka akan memperbanyak aktifitas keuangan, baik bank maupun non bank, khusunya dalam hal pemberian modal maupun pengkreditan. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pamekasan khususnya di titik beratkan pada sektor pertanian dengan pengembangannya pada sektor industri. Beberapa pengelompokan industri yang ada di Kabupaten Pamekasan sebagai berikut: Industri kecil, Pembuatan kripik tetteh, batik tulis, ikan asin, petis, tahu tempe, anyaman dan souvenir, kacang otto, dan perajangan tembakau. Industri sedang, Industri ini berupa penggaraman yang berlokasi Kecamatan Galis, Tlanakan dan Pademawu, sedangkan penyamakan kulit berlokasi di desa Akkor Kecamatan Padelegan. Untuk pengolahan ikan berada di pesisir pantai Jumiang, Pademawu, Tlanakan, Batu Kerbuy dan Pasean. Namun walau demikian, dapat kita lihat industri pengolahan ternyata belum banyak berkontribusi, begitu pula denga pertumbuhannya yang masih tergolong rendah. Kemungkinan bauran industri belum banyak berpengaruh.

197

Salah satu wisata budaya yang cukup terkenal di pamekasan adalah Wisata budaya kerapan sapi yang merupakan ciri khas dari kesenian Madura, selain itu terdapat pula tempat wisata Api Tak Kunjung Padam, yang merupakan wisata api abadi namun sektor ini belum berperan bagi pertumbuhan sektor jasa-jasa. Sektor ini memerlukan pengembangan, pengolahan dan pengelolaan yang lebih baik agar dapat menjadi daya tarik. Hal ini dapat dilihat dari analisis shift share pada komponen keunggulan kompetitif yang menyatakan sektor ini mendapat peringkat pertama sebagai penyumbang nilai negatif pada komponen keunggulan kompetitif, hal ini berarti, walau sektor ini memiliki potensi namun sektor ini masih belum mampu bersaing. Secara agregat, Pada tabel hasil analisis shift share, Menurut perhitungan komponen pertumbuhan nasional, pertumbuhan ekonomi provinsi telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pamekasan sebesar Rp 1.946.678,97. Namun, sebenarnya perkembangan PDRB Kabupaten ini hanyalah sebesar 1.798.019,94. Hal ini dikarenakan masih ada dua komponen lain yang memberikan pengaruh negatif yaitu bauran industri dan keunggulan kompetitif. Komponen bauran industri menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah akibat adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran industri memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Pamekasan, yaitu sebesar Rp -61.715,22. Nilai

198

negatif mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten ini cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat. Sedangkan berdasar komponen keunggulan kompetitif, sektor ini ternyata membetikan pengaruh negatif cukup besar melebihi pengaruh negatif dari bauran industri, sengan nilai sebesar Rp -86.943,81, walaupun secara agregat sektor ini mempunyai nilai negatif, namun sektor-sektor seperti sektor pertanian dan sektor konstruksi. Tabel 4.87 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Pamekasan
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 1.136.603,03 29.513,81 23.100,55 26.304,42 73.367,80 240.917,70 72.452,74 96.355,00 248.063,93 1.946.678,97 Mij -135.774,22 5.699,86 -3.652,55 -2.383,88 -9.932,36 49.048,87 5.085,66 11.966,66 18.226,73 -61.715,22 Cij 27.116,13 -17.726,34 -5.270,50 -15.161,26 24.767,32 -30.538,05 -3.982,03 -9.854,32 -56.294,79 -86.943,81 Dij 1.027.944,94 17.487,33 14.177,50 8.759,28 88.202,77 259.428,53 73.556,37 98.467,34 209.995,88 1.798.019,94

Sumber: Data Diolah, 2011

29. Kabupaten Sumenep Kabupaten ini terletak di ujung timur Pulau Madura. Kabupaten Sumenep selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari berbagai pulau di Laut Jawa, yang keseluruhannya berjumlah 126 pulau. Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian dalam gugusan Kepulauan Masalembu dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala.

199

Batas-batas kabpuaten ini adalah sebagai berikut. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, aebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan, dan sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa/Laut Flores. Tabel 4.88 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kabupaten Sumenep
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,94 0,81 0,61 0,56 1,08 + 1,21 + 1,05 + 1,16 + 1,10 +

Berdasarkan analisis MRP, dapat kita deskripsikan, bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang positif, baik di kabupaten maupun provinsi. Sehingga sektor ini menjadi salah satu sektor yang potensial dari segi pertumbuhan. Selain itu sektor lain yang berpotensi dari segi pertumbuhan adalah sektor konstruksi, meski tidak termasuk dalam kategori dominan pertumbuhan pertumbuhan sektor ini sangat baik, karena di Provinsi Jawa Timur,

pertumbuhan sektor ini mengalami pertumbuhan yang negatif. Sedangkan

200

pada kabupaten ini, sektor ini mengalami pertumbuhan yang positif. Atas pertumbuhan yang positif tersebut, hal ini merupakan tanda bahwa sektor ini perlu dikembangkan. Tabel 4.89 Hasil Analisis Overlay Pada Kabupaten Sumenep
LQ 3,45 2,32 0,08 0,10 0,56 0,54 0,61 0,89 1,22 + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kabupaten Sumenep RP s Keterangan 0,94 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,81 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,61 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,56 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,08 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,21 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,05 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,16 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,10 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sedangkan berdasarkan analisis overlay, sektor yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang tinggi hanya dapat ditemukan pada sektor jasa-jasa, sedangkan pada sektor lain mengalami variasi dalam pertumbuhan dan kontribusinya, sektor yang memiliki kontribusi tinggi dan sekaligus merupakan sektor basis adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan pada sektor yang memiliki keunggulan pada pertumbuhannya tidak diiringi dengan kontribusi yang baik. Pada umumnya, sektor pertanian di daerah pada Pulau Madura cenderung memiliki kontribusi yang baik, begitu pula dengan Kabupaten Sumenep, kontibusi yang dihasilkan pada sektor ini tergolong sangat tinggi, kabupaten ini merupakan penghasil utama jagung, namun sayangnya pada

201

sektor ini tidak diiringi oleh pertumbuhan yang tinggi pula, kendalanya dapat di deteksi dengan analisis shift share, dimana permasalahn tersebut tereltak pada komponen bauran industri dan keunggulan kompetitif yang mengalami pertumbuhan negatif, artinya sektor ini tidak memiliki bauran industri yang tepat. Selanjutnya, meski memiliki pertumbuhan yang rendah, sektor pertambangan dan penggalian memiliki potensi tinggi dari kontribusinya, hal ini ditenggarai, kabupaten ini memiliki sumber gas dan minyak yang cukup besar yang ada di pulau Pagerungan. di kabupaten yang terletak di ujung paling timur Pulau Madura ini ditemukan sejumlah bekas sumur tambang minyak peninggalan Belanda. Salah satunya yang dikenal dengan Sumur Mandala di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru. Kabupaten Sumenep tidak hanya menjadi sentra produksi garam di Madura. Setidaknya ada 32 sumur migas di kabupaten ini. Dari jumlah itu, barn sembilan sumur yang sudah ditawarkan ke investor dan empat di antaranya mulai beroperasi. Dan keempat ladang, setiap harinya, lebih dari 450 juta metrik ton (nit) gas disedot dari perut bumi kabupaten paling timur Pulau Madura itu. Berdasarkan analisis shift share, kendala pada sektor ini dikarenakan nilai negatif pada komponen keunggulan kometitif, hal ini dikarenakan potensi ini dinyatakan bukan berada di wilayah kerja pertambangan kabupaten tersebut, melainkan pada wilayah kerja pertambangan Provinsi Jawa Timur, sehingga warga di kabupaten ini tidak dapat menikmati hasil buminya secara maksimal.

202

Selain itu pada sektor jasa-jasa, bidang pariwisata memiliki potensi dari wisata alam dan wisata budaya nya, salah satu obyek wisata alamnya adalah, Pantai Lombang yang merupakan pantai pantai dengan hamparan pasir putih dan gugusan tanaman cemara udang yang tumbuh di areal tepi dan sekitar pantai. Suasananya sangat teduh dan indah sekali. Pantai Lombang adalah satu-satunya pantai di Indonesia yang ditumbuhi pohon cemara udang. Selanjutnya, terdapat lagi Pantai Slopeng, obyek ini merupakan pantai dengan hamparan gunung pasir putih yang mengelilingi sisi pantai sepanjang hampir 6 km. Kawasan pantai ini sangat cocok untuk mancing ria karena areal lautnya kaya akan beragam jenis ikan, termasuk jenis ikan tongkol. Untuk wisata budaya, sperti kebanyakan daerah-daerah di Pulau Madura, karapan sapi masih merupakan salah satu obyek yang memiliki daya tarik. Berdasarkan analisis shift share, secara agregat, kabupaten ini memiliki perkembangan PDRB sektoral sebesar Rp 4.138.896,43, namun komponen pertumbuhan provinsi sebenarnya telah mempengaruhi lebih dari angka tersebut, yaitu sebesar Rp 4.675.229,07, hal ini dikarenakan pada wilayah ini memiliki kendala pada komponen bauran industri yang memberikan pengaruh negatif sebesar Rp -98.816,44, dan juga pengaruh negatif bersasal dari komponen keunggulan kompetitif sebesar Rp -437.516,21.

203

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.90 Hasil Analisis Shift Share Pada Kabupaten Sumenep


Nij 2.700.717,95 253.488,06 130.755,61 10.444,53 86.980,57 688.590,23 160.433,81 187.005,08 456.813,25 4.675.229,07 Mij -322.617,37 48.954,94 -20.674,46 -946,55 -11.775,22 140.191,34 11.261,29 23.224,81 33.564,79 -98.816,44 Cij -112.522,08 -118.949,10 -38.665,94 -4.269,37 8.391,79 -87.523,65 -22.348,88 -18.067,90 -43.561,08 -437.516,21

Dij 2.265.578,50 183.493,90 71.415,20 5.228,60 83.597,15 741.257,92 149.346,22 192.161,98 446.816,96 4.138.896,43

Angka negatif pada komponen bauran industri mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Kabupaten ini cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat. Sektor-sektor yang masih mendapat nilai positif dari komponen ini adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasar keunggulan kompetitif, pengaruh negatif yang paling besar terhadap perkembangan perekonomian akabupaten ini ternyata disumbangkan dari komponen ini, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan negatif kecuali sektor konstruksi, berdasar kontribusi dan pertumbuhannya, sebaiknya pemerintah perlu meninjau dan memerhatikan sektor tersebut, karena sektor ini memiliki potensi yang baik.

204

30. Kota Kediri Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 Km2 terbelah sungai Brantas yang membujur dari Selatan ke Utara sepanjang 7 Km. Kota kediri merupakan satu-satunya kota di Jawa Timur yang mempunyai 2 gunung yaitu : Gunung Klotok dan Gunung Maskumambang. Kediri identik dengan kota rokok kretek. Di kota inilah, pabrik rokok kretek PT Gudang Garam berdiri dan berkembang. Kota ini terletak di tengah wilayah Kabupaten Kediri, dengan batasan wilayah Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan, Sebelah selatan: berbatasan dengan Kecamatan Kandat, kecamatan Ngadiluwih, dan Keamatan Semen, Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah, dan Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen. Berdasarkan analisis MRP, dapat di deskripsikan bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, hal ini mengindikasikan bahwa Kota Kediri sedang mengalami pembangunan yang baik. Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga.

205

Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam

tempat wisata

seperti Kolam Renang Pagora, Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng dan Taman Sekartaji. Selain itu kota Kediri juga menawarkan hiburan jalanan seperti yang bisa di jumpai di Jalan Dhoho yang merupakan pusat kota,dan merupakan pusat perbelanjaan pakaian,dimana terdapat banyak pedagang nasi tumpang dan pecel lesehan yang hampir tiap malam dipenuhi oleh masyarakat kediri dari kawula muda sampai tua,yang mencari hiburan di malam hari dengan nuansa kebersamaan., atau di Taman Sekartaji yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati Kota Kediri di malam hari. Di dekat Taman Sekartaji terdapat bunderan dengan air mancur di tengahnya, di sekitar bunderan ini, di pinggir jalan raya, banyak terdapat penjual jagung bakar yang ramai dikunjungi para kawula muda di akhir pekan. Hal-hal tersebut ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penginapan (ada sebuah hotel kelas bintang 3, Grand Surya), pasar swalayan (Sri Ratu,Golden Swalayan, dan Dhoho Plasa,Alun-Alun)dan Kediri Mall yang sedang dibangun.

206

Berdasarkan menstimulus

ilustrasi

singkat

diatas,

kondisi-kondisi yang menjadi

tersebut dominan

pertumbuhan

sektor-sektor

pertumbuhan, tumbuhnya pariwisata mempengaruhi pertumbuhan sektor jasa-jasa, selain itu pertumbuhan sektor tersebut memberi pengaruh positif pula terhadap sektor lainnya, salah satunya sektor perdagangan, hotel, dan restoran, selain itu berkembangnya Kota Kediri menaikan aktifitas konstruksi, walau sektor ini tidak menjadi dominan pertumbuhan, namun sektor ini tumbuh melebihi pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Tabel 4.91 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Kediri
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,844049979 0,046381399 0,906260571 0,443070357 1,01261918 1,286623569 1,47424346 1,198166822 1,222310657

N + + + + +

Namun, sektor-sektor yang menjadi dominan pertumbuhan tersebut, ternyata tidak memiliki kontribusi yang positif, bahkan berdasarkan analisis overlay, di Kota Kediri tidak memiliki sektor yang mempunyai kombinasi kontribusi dan pertumbuhan yang sama tinggi nya. Satu-satunya sektor yang menjadi basis hanyalah sektor industri pengolahan, hal ini dikarenakan pada sektor tersebut berdiri pabrik rokok pabrik terbesar di Asia. Pabrik terbesar

207

itu ialah pabrik rokok Gudang Garam, dimana produk pabrik rokok tersebut sangat sering digunakan oleh para perokok. Bahkan, begitu potensial nya sektor tersebut, sub sektor makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar pada PDRB sektoral Kota Kediri. Tabel 4.92 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Kediri
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,01 0,01 2,53 0,15 0,04 0,78 0,14 0,64 0,14 + Analisis Overlay Kota Kediri RP s Keterangan 0,84 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,04 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,90 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,44 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,01 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,28 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,47 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,19 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,22 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Sampai saat ini, perkembangan industri di kawasan Kota Kediri sangat terasa nilai positifnya, karena disamping mengurangi banyaknya

pengangguran akan dapat meningkatkan taraf hidup serta pendapatan perkapita masyarakat. Hal ini juga merangsang swasta nasional untuk menanamkan modalnya, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Meski demikian, pertumbuhan sektor ekonomi dan industri yang positif tersebut sangat dirasakan akibat pengelolaan manajemen dan adminitrasi pemerintah Kota Kediri yang semakin baik. Mulai dari dipermudahnya pengurusan perijinan, sampai dengan jaminan kestabilan serta keamanan investasi yang dimiliki oleh investor.

208

Namun, jika kita mengacu pada analisis shift share, dapat kita lihat komponen bauran industri maupun komponen keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif, artinya bauran industri di daerah tersebut belum berjalan dengan baik. Meskipun begitu, baiknya dalam manajemen dan administrasi pemerintah Kota Kediri, mampu mengundang banyak investor, hal ini dapat kita lihat bahwa Kota Kediri mengalami pertumbuhan positif pada sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dimana hal ini mempengaruhi pertumbuhan sektor lainnya seperti sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Tabel 4.93 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Kediri
Nij 50.136,53 1.938,59 17.875.274,58 88.697,07 36.954,98 5.071.378,16 174.586,34 693.137,24 272.085,29 24.264.188,78 Mij -5.989,12 374,39 -2.826.354,75 -8.038,31 -5.002,88 1.032.491,14 12.254,69 86.083,11 19.991,73 -1.694.189,98 Cij -6.072,28 -2.232,08 -473.375,34 -45.299,68 1.717,51 -233.080,21 44.737,58 -31.988,28 7.153,33 -738.439,45

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 38.075,13 80,90 14.575.544,49 35.359,08 33.669,61 5.870.789,09 231.578,62 747.232,07 299.230,35 21.831.559,34

Analisis shift share secara agregat menyatakan bahwa komponen bauran industri dan komponen keunggulan kompetitif memberikan pengaruh negatif, masing-masing sebesar Rp -1.694.189,98 dan Rp 738.439,45, hal ini menyebabkan pengaruh positif yang diberikan komponen pertumbuhan provinsil sebesar Rp 24.264.188,78, berkurang banyak, sehingga pertumbuhan PDRB sektoral hanya tumbuh sebesar Rp 21.831.559,34. Yang menarik, sektor industri pengolahan ternyata mencatat

209

mengalami pengaruh negatif dari bauran industri, kemungkinan walau sektor ini berkontribusi banyak, tapi tidak melibatkan sektor-sektor pada wilayah tersebut untuk berkembang, keberadaan pabrik rokok di wilayah tersebut memang berpengaruh besar, namun komoditi yang digunakan untuk menopang industri tersebut kemungkinan tidak berasal dari daerah ini, sehingga mengakibatkan bauran industri pada sektor ini sangat kurang. Hal ini menandakan bahwa ternyata keberadan pabrik rokok tersebut tidak selalu ada nilai positif, namun masih banyak dampak-dampak yang perlu ditinjau. 31. Kota Blitar Kota Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan Kota Surabaya. Kota Blitar terkenal sebagai tempat kelahiran dan dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Ikan koi yang populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukan tambahan bagi kota ini sebagai Kota Koi. Berdasarkan analisis MRP dapat disimpulkan bahwa hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menjadi dominan pertumbuhan, sektor lain yang memiliki pertumbuhan positif adalah sektor konstruksi, namun sektor tersebut memiliki pertumbuhan di Provinsi Jawa Timur

sehingga tidak dikategorikan sebagai sektor dominan pertumbuhan, pertumbuhan pada sektor perdagangan hal ini ditunjang oleh Produk

210

unggulan Kota Blitar yang bermacam-macam , mulai dari makanan olahan, cenderamata, perabot rumah tangga, hingga pernik hias bangunan. Tabel 4.94 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Blitar
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,83 -0,20 0,79 0,47 1,43 1,28 0,93 0,984 0,93

N + + -

Makanan olahan khas Blitar selain sambel pecel yaitu dodol kacang ijo, wajik kletik, opak gambir, dan keripik telo. Sedangkan cenderamata misalnya hiasan yang dibuat dari batu onyx atau bubut kayu dengan hasil akhir kendang. Ada juga perabot rumah tangga seperti mebel ukiran kayu dan lampu hias. Sedangkan pernik bangunan semisal batu pasir atau sand stone yang dibuat bermacam bentuk dan biasa digunakan pada bangunan. Namun berdasar analisis overlay, pertumbuhan yang positif pada sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak diiringi oleh kontribusi yang tinggi pula, maka dalam hal ini diperlukan prioritas pengelolaan yang lebih baik agar sektor tersebut memiliki daya saing, selai itu sektor ini mulai mengalami perbaikan, hal ini diketahui dari pertumbuhannya yang positif.

211

Tabel 4.95 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Blitar


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,57 0,03 0,43 1,36 1,72 0,84 2,19 2,78 2,31 + + + + + Analisis Overlay Kota Blitar RP s Keterangan 0,83 Kontibusi tinggi,Pertumbuhan rendah -0,20 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,79 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,47 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,43 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,28 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,93 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,984 Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,93 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah

Sumber: Data Diolah, 2011

Selanjutnya, pada sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa memiliki kondisi yang serupa yaitu, kontribusi yang tinggi, namun tidak diiringi pertumbuhan yang positif. Berdasarkan analisis shift share, nilai PDRB sektoral telah tumbuh sebesar Rp 630.496,12, ketiga komponen, yaitu pertumbuhan nasional, bauran industri, dan keunggulan kompetitif, memberikan pengaruh positif. Nilai positif pada bauran industri mengindiakasikan bahwa daerah ini tumbuh dengan cepat, kecuali sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, konstruksi, dan konstruksi, sektor lainnya mendapatkan pengaruh positif dari adanya bauran industri. Sementara itu, sektor perdagang, hotel dan restoran serta sektor konstruksi menjadi sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan paling besar, hal ini didukung pula berdasarkan pertumbuhan proposional, sektor ini juga memiliki pertumbuhan yang paling besar pula,

212

selain itu sektor ini cukup kompetitif dengan nilai positif pada komponen keunggulan kompetitif. Tabel 4.96 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Blitar
Nij 61.246,14 799,86 79.656,95 19.165,81 29.744,38 133.686,68 77.064,47 80.012,32 118.374,72 599.751,33 Mij -7.316,23 154,47 -12.594,98 -1.736,93 -4.026,72 27.217,52 5.409,37 9.937,01 8.697,70 25.741,19 Cij -173,40 -1.127,13 -558,01 -7.890,03 19.052,42 20.227,06 -6.907,87 -7.101,46 -10.517,98 5.003,60

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 53.756,51 -172,79 66.503,96 9.538,85 44.770,08 181.131,25 75.565,97 82.847,86 116.554,43 630.496,12

Sumber: Data Diolah, 2011

32. Kota Malang Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.Jumlah penduduk Kota Malang 820.857 (2009), dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun. Sebagian besar adalah suku Jawa, serta sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, dan Tionghoa. Berdasar analisis MRP sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restora, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Bahkan selain sektor perdagangan hotel dan restoran, sektorsektor yang menjadi dominan pertumbuhan tersebut tumbuh diatas

213

pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Namun berdasarkan analisis overlay, dari empat s e kt or dominan pertumbuhan tersebut, hanya sektor

pengangkutan dan kominikasi yang tidak memberi nilai positif pada segi kontribusinya. Tabel 4.97 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Malang
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,51 0,33 0,73 0,28 1,27 + 1,13 + 1,10 + 1,44 + 1,07 +

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran, mencatatkan sebagai salah satu sektor yang menjadi tumpuan dari Kota Malang, hal ini dikarenakan dari segi kontribusi mapun pertumbuhan, Kota Malang memiliki nilai yang positif, hal ini ditunjang dengan sifat konsumtif masyarakatnya, sehingga memberikan pengaruh pada perdagangan, hal ini dibuktikan dengan dibangunnya pusat perbelanjaan baik pasar modern maupun pasar tradisional, selain itu dari tahun ke tahun daerah ini mengalami banyak pembangunan dari sektor tersebut dengan adanya Malang Town Square , MX, dan Mall Olympic Garden, selain itu di Kota Malang banyak terdapaf restoran maupun cafe yang sangat menunjang pertumbuhan sektor tersebut,

214

bahkan seringkali kuliner, restoran, maupun cafe di Kota Malang dliput dalam media massa, baik cetak maupun elektronik. Selain itu sektor ini didukung pula oleh banyaknya hotel yang terdapat di Kota ini, diantaranya Hotel Tugu, Hotel Santika, Hotel Regent, yang memiliki reputasi cukup tinggi. Sektor pengangkutan di Kota Malang memang tidak memberikan kontribusi yang positif, namun sektor ini memiliki pertumbuhan yang tinggi, hal ini dikarenakan malang memiliki fasilitas transportasi yang cukup memadai, sehingga banyak aktifitas pengangkutan yang berjalan, hal ini didukung pula oleh berkembagnya sektor Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dimana banyak perusahaan yang menggunakan jasa

pengangkitan dan komunikasi, sehingga sektor tersebut tumbuh cukup baik bahkan mempunyai kontribusi yang besar. Selain itu sektor ini berpengaruh positif dengan iklim investasi yang mengundang aktifitas perdagangan di Kota Malang meningkat. Selain itu, perekonomian yang bagus akan meningkatkan peran sektor keuangan baik lembanga bank maupun non bank, sehingga secara langsung maupun tidak sektor ini berpengaruh terhadap pesatnya sektor-sektor lainnya, terutama sektor yang dominan pertumbuhan dan sektor yang menjadi tumpuan. Hal yang sama berlaku pula pada sektor konstruksi, dimana dengan banyak nya pembangunan maka sektor konstruksi berkembang secara pesat,

215

namun walau begitu sektor ini tidak memberikan kontribusi besar, hal ini disebabkan berdasar analisis shift share, bauran industri memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan sektor tersebut. Dengan memiliki pertumbuhan yang baik, maka sektor konstruksi dan juga sektor pengangkutan dan komunikasi, memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan agar mampu menjadi sektor yang lebih berkompeten. Sedangkan sektor jasa-jasa, memiliki kontrbusi yang sangat tinggi dan memiliki potensi yang tinggi pula, selain itu sektor ini memiliki pertumbuhan yang bernilai positif, hal ini ditunjang oleh fasilitas pariwisata, dan hiburan yang sangat di minata wisatawan domestik maupun luar negeri, selain itu julukan mKota Malang sebagai Kota Pelajar turut memberikan kontribusi atas berkembangnya sektor ini, dimana Kota Malang memiliki jasa pendidikan yang memilki reputasi nasional, dianaranya Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, Universitas Muhamadiyah, selain itu di Kota Malang, mereka memiliki SD, SMP, SMA yang berkualitas. Berdasar analisis shift-share, komponen pertumbuhan provinsi (Nij), serta komponen bauran industri (Mij) memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian Kota Malang, hanya saja komponen keunggulan kompetitif memberikan pengaruh yang negatif namun hal ini bukan berarti Kota Malang tidak memiliki keunggulan kompetitif, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa memiliki keunggulan kompetitif dengan

216

nilai positif yang dihasilkan dalam analisis tersebut. Dalam analisis shift share, secara agregat di deskripsikan bahwa komponen keunggulan kompetitif memberikan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Kota Malang, sedangkan dua komponen lainnya yaitu pertumbuhan provinsi dan bauran industri, memberikan hasil yang positif, bahkan dengan banyaknya nilai positif pada bauran industri, maka hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian Kota Malang akan mengalami pertumbuhan yang cepat. Komponen pertumbuhan provinsi memberikan dampak sebesar Rp 11.575.638,77, komponen bauran industri memberi dampak sebesar Rp 335.843,22, dan dampak negatif sebesar Rp 355.976,87, sehingga menjadika PDRB sektoral Kota Malang tumbuh sebesar Rp 11.555.505,12. Tabel 4.98 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Malang
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,03 0,02 1,18 0,16 0,76 1,21 0,82 2,19 1,50 + + + + Analisis Overlay Kota Malang RP s Keterangan 0,51 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,33 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,73 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,28 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,27 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,13 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,10 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,44 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,07 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

217

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.99 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Malang


Nij 63.372,08 8.932,32 4.317.686,17 49.203,84 270.840,37 3.927.084,47 523.131,49 1.021.152,14 1.394.235,91 11.575.638,77 Mij -7.570,18 1.725,06 -682.692,33 -4.459,17 -36.665,71 799.522,30 36.720,03 126.820,42 102.442,82 335.843,22 Cij -23.088,50 -7.661,34 -473.643,29 -30.687,84 111.023,81 -282.716,09 18.857,16 325.487,21 6.452,01 -355.976,87

Dij 32.713,40 2.996,04 3.161.350,55 14.056,82 345.198,46 4.443.890,68 578.708,68 1.473.459,76 1.503.130,73 11.555.505,12

33. Kota Probolinggo Kota Probolinggo, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Kota Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan tengah. Kota ini juga terdapat pelabuhan perikanan yang cukup besar.adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dringu

Kabupaten Probolinggo, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Leces, Wonomerto, Sumberasih Kab. Probolinggo dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sementara itu sektor konstruksi memiliki potensi yang besar dari segi pertumbuhan, hal ini dikarenakan pertumbuhan nya lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di

218

Provinsi Jawa Timur.

Sementara itu pada sektor-sektor lainnya tidak

memiliki tingkat pertumbuhan yang baik, artinya jika dilihat dari segi pertumbuhan maka sektor-sektor tersebut masih belum mempunyai potensi yang menonjol. Tabel 4.100 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Probolinggo
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,98 0,53 0,62 0,02 1,33 + 1,29 + 0,70 1,25 + 1,11 +

Berdasarkan analisis overlay, sektor yang menjadi tumpuan dengan capaian positif pada pertumbuhan dan kontribusinya adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, dimana sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang juga menjadi dominan pertumbuhan. Sedangka pada sektor pengangkutan dan komunikasi kontribusi yang dihasilkan tinggi, namun sektor ini memiliki pertumbuhan yang rendah, sebaliknya pada sektor konstruksi pertumbuhan yang tinggi tidak diiringi dengan kontribusi yang serupa.

219

Tabel 4.101 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Probolinggo


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,59 0,01 0,50 0,76 0,08 1,42 2,77 1,61 1,08 + + + + Analisis Overlay Kota Probolinggo RP s Keterangan 0,98 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,53 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,62 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,02 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,33 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,29 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 0,70 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,25 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,11 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada daerah ini memiliki kontribusi dan pertumbuhan yang baik, hal ini didukung bahwa kota ini merupakan kota tempat singgah para pengendara, berdasarkan analisis shift share pertumbuhan ketiga komponenya sangat bagus, yaitu dari ketiganya sama-sama memberikan pengaruh positif, sehingga potensi pada sektor ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah sehingga memiliki kontribusi yang baik dan juga pertumbuhan yang tinggi, sektor ini mendapat pengaruh besar dari pertumbuhan provinsi dan bauran industri yang memberi kontribusi paling besar. Bahkan secara agregat bauran industri pada kota ini memiliki raihan nilai yang positif, hal ini berarti aktifitas bauran industri di daerah ini cukup berhasil walau sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi mengalami pertumbuhan yang negatif. Aktifitas bauran industri yang baik ini cukup memberikan efek multiplier terhadap sektor tersebut.

220

Sektor konstruksi yang memiliki potensi dari kontribusi memiliki kendala pada komponen bauran industri sehingga tidak memiliki pertumbuhan yang positif, pada sektor ini diperlukan pengelolaan yang lebig baik sehingga sektor tersebut dapat pertumbuhan yang baik. Sektor ini juga mendapat pengaruh dari aktifitas persinggahan yang dilakukan para pengendara, dikarenakan para pengemudi yang mengambil jalur darat, sehingga tentunya perlu beristirahat. Sedangkan pada komponen keunggulan kompetitif, keunggulan yang dihasilkan ternyata berpengaruh negatif terhadap perkembangan PDRB sektoral nya. Hal ini didasari oleh nilai negatif sebesar Rp -90.610,41, namun pengaruh positif yang diberikan dua komponen lainnya memiliki nilai yang lebih besar sehingga perkembangan PDRB sektoral pada daerah ini tumbuh sebesar Rp 1.838.831,73. Tabel 4.102 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Probolinggo
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 178.644,50 582,85 301.737,87 42.281,44 4.713,10 678.278,24 326.132,10 126.251,99 156.094,07 1.814.716,16 Mij -21.340,18 112,56 -47.709,38 -3.831,82 -638,05 138.091,91 22.892,11 15.679,67 11.469,16 114.725,97 Cij 20.658,47 -378,09 -64.055,02 -37.552,49 2.321,56 76.655,53 -116.446,31 18.924,61 9.261,33 -90.610,41 Dij 177.962,78 317,33 189.973,47 897,13 6.396,61 893.025,67 232.577,89 160.856,28 176.824,57 1.838.831,73

Sumber: Data Diolah, 2011

221

34. Kota Pasuruan Kota Pasuruan, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 75 km sebelah tenggara Kota Surabaya, Kota Pasuruan berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Pasuruan di sebelah timur, selatan, dan tengah. Berdasakan analisis MRP, pada kota ini memiliki sektor dominan pertumbuhan, yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sementara itu sektor industri pengolahan memiliki potensi dari segi pertumbuhan, dimana pertumbuhannya positif sedangkan pada tingkat provinsi tidak, potensi ini jika diberikan pengelolaan yang lebih baik tentunya akan memberikan hasil yang maksimal. Sayangnya berdasarkan analisis overlay, sektor ini tidak memiliki kontribusi yang baik, sehingga sektor ini memang mengalami pertumbuhan, namun belum memberikan kontribusi yang besar. Pertumbuhan yang baik ini merupakan indikasi bahwa sektor ini memiliki aktifitas pembenahan menuju pada kontribusi yang lebih baik, asalkan potensi tersebut dikelola dengan baik tentu akan memberi kontribusi yang lebih baik pada masa mendatang. Berdasarkan analisis overlay, pada sektor dominan pertumbuhan ternyata memiliki kontribusi yang positif, sehingga kedua sektor tersebut dapat dinyatakan sebagai sektor tumpuan pada kota tersebut. Pada sektor listik, gas, dan air bersih, sektor ini memiliki potensi jika dilihat dari kontribusinya, hasil analais LQ menyatakan sektor ini mempunyai potensi

222

dengan angka diatas 1, namun menilik pertumbuhannya, sektor ini tidak berkembang dengan baik, padahal dengan kontribusinya yang baik sektor ini tercatat sebagai salh satu sektor basis, pemerintah setempat perlu memberikan prioritas pada sektor ini agar mamu tumbuh dengan baik. Tabel 4.103 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Pasuruan
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,70 0,18 1,06 0,45 -0,55 0,96 0,98 1,19 1,07

N + + +

Sedangkan pada sektor sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebenarnya juga merupakan sektor basis karena kontribusinya yang tinggi, namun sektor-sektor ini tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi pula. Padahal Kota Pasuruan juga merupakan kota transit bagi pengendara kendaraan bermotor dengan jalur Surabaya-Bayuwangi, namun ternyata potensi ini belum memberikan pertumbuhan yang baik pada sektor perdaganga, hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Permasalahan s kedua sektor tersebut berdasarkan analisis shift share, ternyata merupakan hasil kontribusi negatif komponen keunggulan kompetitif sehingga pertumbuhan sektor-sektor

223

tersebut belum dapat mencapai pertumbuhan yang baik. Tabel 4.104 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Pasuruan
LQ 0,30 0,06 0,63 1,13 0,60 1,23 2,09 1,69 1,43 + + + + +

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kota Pasuruan RP s Keterangan 0,70 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,18 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,06 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,45 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah -0,55 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,96 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,98 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,19 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,07 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Pada sektor industri pengolahan sebenarnya memiliki potensi karena areal pertanian dan perkebunan di Kota Pasuruan relatif lebih sempit bila dibanding kabupaten Pasuruan, selain itu wilayah Kota Pasuruan merupakan daerah dengan topografi rendah. Yang menonjol dari Kota Pasuruan ini adalah industri kayu, logam cor, dan industri meubel. Meskipun meubel menjadi andalan Pasuruan, bahan baku meubel justru diperoleh dari luar daerah,seperti Banyuwangi, Bojonegoro, dan Kalimantan. Sementara kayu asli Pasuruan sangat sedikit digunakan. Namun sayangnya sektor ini hanya mempunya potensi dari pertumbuhan, sehingga perlu diadakan pengelolaan yang lebih baik pada sektor ini. Secara agregat, Pada tabel hasil analisis shift share, Menurut perhitungan komponen pertumbuhan nasional, pertumbuhan ekonomi provinsi telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan sebesar Rp 977.466,16. Namun, sebenarnya perkembangan PDRB Kabupaten ini hanyalah sebesar Rp 941.792,58. Hal ini dikarenakan masih ada dua

224

komponen lain yang memberikan pengaruh negatif yaitu bauran industri dan keunggulan kompetitif. Komponen bauran industri masih meberikan pengaruh positif, yaitu sebesar Rp 55.188,66, sehingga dapt diartikan perekonomian pada daerah ini cenderung tumbuh cepat, namun tidak semua sektor merasakan pengaruh positif dari bauran industri, sektor-sektor yang bernilai negatif tersebut adalah, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor konstruksi. Sedangkan berdasar komponen keunggulan kompetitif, sektor ini ternyata membetikan pengaruh negatif cukup besar melebihi pengaruh negatif dari bauran industri, dengan nilai sebesar Rp -90.862,24, walaupun secara agregat sektor ini mempunyai nilai negatif, namun sektor-sektor seperti sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor jasajasa masih memiliki nilai yang positif. Tabel 4.105 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Pasuruan
Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah Nij 55.286,92 1.956,14 169.777,77 26.357,84 60.992,82 360.386,95 117.604,22 72.519,97 112.583,54 977.466,16 Mij -6.604,36 377,78 -26.844,47 -2.388,72 -8.257,06 73.371,84 8.254,96 9.006,51 8.272,18 55.188,66 Cij -6.580,64 -1.941,34 52.654,86 -11.119,37 -89.635,17 -56.035,76 -900,17 12.297,91 10.397,43 -90.862,24 Dij 42.101,91 392,58 195.588,17 12.849,75 -36.899,41 377.723,03 124.959,01 93.824,38 131.253,16 941.792,58

Sumber: Data Diolah, 2011

225

35. Kota Mojokerto Kota Mojokerto adalah sebuah kota di Provisni Jawa Timur, daerah ini terletak 50 km barat daya dari Kota Surabaya dan wilayah kota ini dikelilingi oleh Kabupaten Mojokerto. Karena Jaraknya yang relatif dekat, daerah ini menjadi salah satu daerah penopang Kota Surabaya dan termasuk dalam Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalanm Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan). Berdasarkan analisis MRP, dapat kita lihat bahwa sektor yang menjadi dominan pertumbuhan di Kota Mojokerto adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Pertumbuhan dari ketiga sektor ini menunjukan angka yang positif baik di lingkup daerah maupun provinsi. Sedangkan pertumbuhan positif lainnya diperoleh sektor konstruksi yang tumbuh positif di Kota Mojkerto, sedangkan di Provinsi Jawa Timur tidak. Tabel 4.106 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Mojokerto
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

Surabaya,

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R N 0,28 0 0,75 0,03 1,12 + 0,84 1,72 + 1,17 + 1,09 +

226

Berdasarkan analisis overlay, dapat dilihat bahwa pada Kota Mojokerto tidak memiliki kekayaan alam yang melimpah, dan bahkan hampir tidak ada, lebih spesifik lagi, daerah ini merupakan satu-satunya daerah di Jawa Timur yang tidak memiliki potensi pada sektor pertambangan dan penggalian, namun sektor ini memiliki banyak sektor yang berkontribusi tinggi sehingga masuk dalam kategori sektor basis, sektor-sektor tersebut adalah sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Diantara sektor-sektor tersebut, ada pula yang memiliki pertumbuhan yang positif sehingga menjadi tumpuan Kota Mojokerto, yaitu sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Berdasarkan hasil analisis shift share, sektor listrik, gas, dan air bersih memiliki kendala pada komponen bauran industri dan komponen keunggulan kompetitif, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki kendala pada keunggulan kompetitif, namun pada sektor ini, ternyata memiliki bauran industri yang baik, dapat diartikan bahwa sektor tersebut memiliki industrialisai yang baik, sehingga sangat bermanfaat terutama dalam jangka panjang.

227

Tabel 4.107 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Mojokerto


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,06 0 0,56 1,78 1,36 1,45 2,87 1,44 1,46 + + + + + + + Analisis Overlay Kota Mojokerto RP s Keterangan 0,28 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,75 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,03 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,12 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,84 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,72 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,17 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,09 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Dengan akses jalan yang dekat dengan ibukota provinsi, maka menjadi potensi bagi sektor-sektor yang memiliki angka positif pada kedua kriteria tersebut, hal ini ditunjukan bahwa pada jalan menuju daerah ini banyak dilalui kendaraan pengangkut barang, sehingga bepengaruh positif bagi perekonomian Kota Mojokerto. Berdasarkan analisis shift share, secara agregat perkembangan PDRB daerah ini tumbuh sebesar Rp 1.155.156,54, baik dari komponen pertumbuhan provinsi, bauran industri, maupun kunggulan kompetitif, semuanya memberikan pengaruh yang positif, komponen pertumbuhan

provinsi tetap memberikan kontribusi terbesar dan selanjutnya komponen bauran industri, dan keunggulan kompetitif. Dengan nilai positif pada komponen bauran industri, perekonomian cenderung tumbuh cepat dikarenakan industrialisasi berjalan dengan baik, walaupun tidak semua yang mendapat pengaruh positif tersebut.

228

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.108 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Mojokerto


Nij 11.755,90 0,00 182.850,81 36.453,60 52.999,53 425.605,58 171.233,85 70.739,82 126.694,12 1.078.333,21 Mij -1.404,31 0,00 -28.911,51 -3.303,66 -7.174,95 86.649,82 12.019,37 8.785,42 9.308,97 75.969,15 Cij -6.740,50 0,00 -6.435,40 -31.892,26 17.824,77 -127.454,94 133.897,38 9.402,59 12.252,54 854,18

Dij 3.611,09 0,00 147.503,89 1.257,67 63.649,35 384.800,46 317.150,61 88.927,83 148.255,64 1.155.156,54

36. Kota Madiun Kota Madiun, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 169 km sebelah Barat Kota Surabaya, atau 114 km sebelah Timur Kota Surakarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki Lapangan Terbang Iswahyudi, yakni salah satu pangkalan utama AURI, meski sebenarnya terletak di Kabupaten Magetan. Madiun memiliki julukan Kota Gadis, Kota Brem, Kota Pelajar, Kota Sepur, Kota Pecel, Kota Budaya, Kota Sastra, dan Kota Industri. Daerah ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan. Kota Madiun hampir berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Madiun, serta dengan Kabupaten Magetan di sebelah Barat. Berdasarkan analisis MRP, sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan,

229

dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa, selanjutnya potensi berdasar pertumbuhan juga dimiliki oleh sektor industri pengolahan, dengan julukan kota gadis (perdagangan dan industri), sektor industri pengolahanmemiliiki pertumbuhan yang baik, daerah ini selain memiliki industri kereta api, juga terdapat industri-industri lainnya, yaitu industri UMKM, industri baja, industri mebel jepara, industri sepatu alvero, industri tas, dan industri makanan ringan. Sehingga, sektor ini memerlukan pengelolaan lebih lanjut agar dari pertumbuhan yang baik ini mampu menjadikan sektor ini berkontribusi dengan lebih baik pada masa mendatang, permasalahan pada sektor ini adalah, walaupun memiliki pertumbuhan yang baik, namun tidak dengan kontribusi, sektor ini bukanlah salah satu dari sektor basis di Kota Madiun, hal ini dibuktikan oleh analisis LQ yang memberikan nilai dibawah 1 untuk sektor industri pengolahan. Tabel 4.109 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Madiun
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 1,07 + + RP s R N 0,56 0,67 1,26 + 0,68 0,62 0,81 1,25 + 1,01 1,02 + +

Jasa

Sumber: Data Diolah, 2011

230

Permasalahan pada sektor tersebut, berdasarkan analisis shift share, terdapat pada komponen bauran industri, artinya,baura industri belum terjadi pada sektor ini, sehingga tidak terjadi industrialisasi yang baik. Sehingga pemerintah perlu mengkondisikan agar daerah ini lebih berdaya saing dan lebih memacu industri-industri yang dimilikinya. Sedangkan, pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran ternyata memiliki pertumbuhan rendah, padahal pemerintah setempat menginginkan hasil yang positif pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, bahkan dari analisis LQ, sektor ini juga bukan merupakan sektor basis, sehingga secara otomatis, pada analisis overlaym sektor ini dikategorikan berkontribusi rendah. Jika pemerintah Kota Madiun masih menginginkan julukan kota gadis tidak hanya julukan saja, sebaiknya perlu diberikan peran pemerintah dalam mengelola sektor ini dan juga industri pengolahan. Namun walau begitu, berdasarkan analisis shift share bauran industri pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada daerah ini cukup baik, hal ini menandakan bahwa sektor ini sudah terindustrialisas denganbaik dan berpotensi untuk lebih berkembang.

231

Tabel 4.110 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Madiun


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 0,12 0,02 0,98 1,13 3,03 0,65 2,37 2,11 1,81 + + + + + Analisis Overlay Kota Madiun RP s Keterangan 0,56 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,67 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 1,26 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 0,68 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 0,62 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,81 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,25 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,01 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Pada sektor pengangkutan dan komunikasi, berdasarkan analisis overlay, sektor ini baik dalam kedua kriteria, yaitu kontribusi yang baik dan didukung pula oleh pertumbuhan yang baik pula, hal ini didukung letak geografis Kota Madiun yang strategis, daerah ini berada di jalur itama Surabaya-Jogjakarta, sehingga menjadikan sektor ini menjadi salah satu sektor tumpuan. Sedangkan pada sektor jasa-jasa, Kota Madiun kini lebih

mengembangkan tempat wisata dan layanan umum seperti gedung olahraga dan lainya. Untuk tempat wisaa memang kini sudah ada seperti Wisata Sarangan yang terletak di Kabupaten Magetan, Sarangan kini sebagai tempat wisata untuk keluarga dan anak muda dalam mencari suasana yang tentram. Selain dari bidang pariwisatanya, perkembangan sektor ini juga didukung dari bidang pendidikan, dengan julukan kota pelajar, tentunya daya tarik dari bidang pendidikan masih menjadi pendorong bagi sektor ini.

232

Sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor konstruksi memiliki porensi kontribusi yang sangat besar, namun kontribusi ini tidak diiringi pertumbuhan yang tinggi pula, berdasarkan analisis shift share, keduanya memiliki kendala dari komponen bauran industri, yang menandkan bauran industri tidak berjalan baik pada kedua sektor ini, dan juga komponen keunggulan kompetitif yang turut memberikan oengaruh negatif. Pada kedua sektor tersebut perlu diadakan pengelolaan untuk menggali dan memacu pertumbuhan dari sektor tersebut agar lebih berdaya saing. Berdasarkan analisis shift share, secara agregat perkembangan PDRB daerah ini tumbuh sebesar Rp 1.133.459,92, baik dari komponen pertumbuhan provinsi, bauran industri, maupun kunggulan kompetitif, semuanya memberikan pengaruh yang positif, komponen pertumbuhan

provinsi tetap memberikan kontribusi terbesar dan selanjutnya komponen bauran industri, dan keunggulan kompetitif. Dengan nilai positif pada komponen bauran industri, perekonomian cenderung tumbuh cepat dikarenakan industrialisasi berjalan dengan baik, walaupun tidak semua yang mendapat pengaruh positif tersebut. Sektor yang paling bermasalah pada komponen ini adalah pada sektor industri pengolahan dan diikuti oleh sektor konstruksi.

233

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Tabel 4.111 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Madiun


Nij 24.836,45 570,36 252.614,76 24.345,62 126.078,86 213.464,99 123.856,72 101.601,03 151.416,71 1.018.785,49 Mij -2.966,87 110,15 -39.942,26 -2.206,36 -17.068,25 43.459,73 8.693,84 12.618,18 11.125,49 13.823,65 Cij -6.257,23 -254,72 143.891,35 -3.610,67 -21.533,61 -62.731,52 40.048,01 1.038,24 10.260,91 100.850,77

Dij 15.612,35 425,79 356.563,85 18.528,59 87.477,00 194.193,19 172.598,58 115.257,46 172.803,11 1.133.459,92

37. Kota Surabaya Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya dan akhirnya menjadi Kota Surabaya. Kota Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik di Barat. Surabaya berada pada dataran rendah,ketinggian antara 3 - 6 m di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan

234

Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m diatas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang. Surabaya terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas. Berdasar analisis MRP, dapat dijabarkan bahwa sektor yang menajdi dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan berdasarkan analisis overlay, sektor jasa-jasa yang termasuk dominan pertumbuhan sektor, idak memberikan kontribusi yang positif yaitu dengan nilai dibawah 1. Sektor yang memiliki potensi berdasarkan kontribusi dan pertumbuhan adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan Tabel 4.112 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Surabaya
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Data Diolah, 2011

RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 +

RP s R 0,743684436 0,148231077 0,807536487 1,460979498 0,611623451 1,19349734 1,020831421 1,00938788 1,045490045

N + + + + +

235

Pada sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Surabaya memiliki pertumbuhan yang baik yaitu diatas 1 dan mendekati pertumbuhan Provinsi Jawa Timur selain itu kontribusi yang dihasilkan cukup tinggi, hal ini ditunjang oleh predikat Kota Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan, yaitu sebagai kota kedua terbesar di Indonesia, dimana masyarakatnya cenderung konsumtif sehingga berpengaruh pada volume perdagangan, selain itu di Kota Surabaya terdapat banyak pasar modern (Mall), pasar tradisional,Restoran dan Cafe, Diantaranya Surabaya Town Square, Plaza Tunjungan, City of Tomorow, LencMarc, Pasar Atom, Pakuwon Trade Centre, Pakuwon World, dan la in sebagainya. Banyaknya pusat

perbelanjaan dan juga objek wisata ini menjadikan faktor yang mendukung sektor perhotelan. Tabel 4.113 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Surabaya
LQ 0,01 0,03 1,07 1,91 1,56 1,32 1,61 1,17 0,85 + + + + + + -

Sektor

Sumber: Data Diolah, 2011

Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa

Analisis Overlay Kota Surabaya RP s Keterangan 0,74 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,14 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,80 - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah 1,46 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah 0,61 - Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,19 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,02 + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi 1,00 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi 1,04 + Kontribusi tinggi,Pertumbuhan tinggi

Meningkatnya sektor pedagangan, hotel dan restoran memberikan efek positif terhadap sektor-sektor lain, terutama sektor yang dominan pertumbuhan dan memiliki potensi baik pertumbuhan maupun kontribusi lainnya, diantaranya sektor pengangkutan dan komunikasi, dengan adanya

236

pusat perbelanjaan yang sangat memadai menjadikan Kota Surabaya memiliki iklim yang baik untuk perekonomian sehingga banyak perusahaan domestik maupun asing yang mendirikan cabangnya di kota tersebut, selain itu Banyak perusahaan besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, dan Unilever, iklim yang baik itu salah satunya adalah dikarenakan sebagai kota metropolitan, Kota Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Dan juga sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan.sehingga perusahaan-perusahaan tersebut banyak

menggunakan jasa pengangkutan maupun komunikasi dan pertumbuhan dan kontribusi yang positif dapat di wujudkan oleh sektor tersebut. Hal ini didukung pula oleh sarana trransportasi di surabaya yang sangat memadai, selain terdapat Bandara yabg bertaraf internasional, Kota Surabaya memiliki banyak terminal bus daiantaranya terminal bungurasih, selain itu Kota Surabaya memiliki stasiun kereta api, jalan tol, jaln raya, dan angkutan dalam kota yang memadai. Potensi perekonomian yang baik di Kota Surabaya berdampak pula pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dimana aktivitas keuangan yang dilakukan lembaga bank maupun non bank cukup aktif, belum lagi ditambah perilaku konsumtif yang dimiliki oleh sebagian besar kaum hedonis yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi, dimana hal ini memberikan pengaru terhadap kontribusi dan pertumbuhan sektor tersebut.

237

Sektor listrik, gas, dan air bersih, memiliki kontribusi dan pertumbuhan yang tinggi, hal ini dikarenakan sebagai kota metropolitan, kebutuhan akan listrik, gas dan air bersih di kota tersebut cukup tinggi, sehingga permintaan yang banyak tersebut memberikan dampak pada pertumbuhan sektor tersebut, namun berdasar analisis shift share walau komponen pertumbuhan provinsi dan keunggulan komparatif memberikan pengaruh positif, komponen bauran industri memberi pengaruh negatif yang cukup besar, hal ini diperkirakan karena kualitas dari air bersih di Kota Surabaya semakin menurun, sehingga menurunkan permintaan dari pembeli dan industri terkait. Selanjutnya, sektor jasa-jasa di Kota Surabaya ternyata memilki kontribusi yang rendah, namun pertumbuhan sektor tersebut cukup positif dengan nilai diatas 1. Hal ini menandakan bahwa sektor jasa-jasa memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga untuk kedepannya diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih baik, berdasarkan analisis yang diperoleh dari analisis shift share, terdapat nilai positif pada pertumbuhan sektor tersebut dimana hal ini dipengaruhi oleh pengaruh positif yang diberikan ketiga komponen, yaitu pertumbuhan provinsi, bauran industri, dan keunggulan kompetitif., artinya ketiga komponen terebut merupakan komponen yang mendasari atas berkembang nya sektor tersebut. Selain itu banyaknya nilai positif pada sektor-sektor di Kota Surabaya kemungkinan akan mendukung pertumbuhan sektor tersebut pada jangka ke depan.

238

Secara agregat, analisis shift share mendeskripsikan bahwa, ketiga komponen yaitu pertumbuhan provinsi, bauran industri, dan keunggulan kompetitif mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan PDRB sektoran dan perekonomian Kota Surabaya, hal ini menjadikan Kota Surabaya pertumbuhan PDRB sebesar Rp 77.283.421,16. Tabel 4.114 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Surabaya
Nij 110.714,75 9.809,30 23.933.381,91 2.114.911,26 4.635.669,91 26.167.888,29 6.598.311,33 4.038.482,67 5.049.653,03 72.658.822,46 Mij -13.225,56 1.894,42 -3.784.234,32 -191.667,10 -627.565,75 5.327.568,18 463.153,54 501.553,14 371.028,09 2.048.504,64 Cij -9.911,77 -10.157,13 408.064,13 1.363.260,52 -992.359,17 1.723.662,98 103.017,46 -204.185,37 194.702,40 2.576.094,06

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 87.577,42 1.546,59 20.557.211,72 3.286.504,68 3.015.745,00 33.219.119,45 7.164.482,33 4.335.850,44 5.615.383,53 77.283.421,16

38. Kota Batu Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius. Kota Batu memiliki potensi di sektor pariwisatanya, daerah ini merupakan kawasan wisata pegunungan yang sejuk. Objek wisatanya

239

diantaranya terdapat Candi Songgoroto dan patung Ganesha sebagai peninggalan Kerajaan Singosari, yang terletak diobjek wisata songgoriti serta tempat peristirahatan yang dibangun sejak zaman Belanda, selain itu di objek wisata ini terdapat pemandian air panas mauoun dingin, selanjutnya terdapat pula wisata gua dan pemandian air panas di cangar. Kekayaan pariwisata Kota Batu masih terus berlanjut, diantaranya terdapat air terjun coban rondo, coban talun, dan coban rais, selain itu terdapat pula pemandian selecta, Batu Night Spectaculer, Jatim Park 2, MuseumSatwa, Agrowisata, Klub Bunga, dan objek wisata lainnya. Batu Night Spectaculer, merupakan taman hiburan remaja dengan beberapa wahana mirip di Dunia Fantasi Ancol Jakarta. Selain itu, terdapat pula tempat Pariwisata pelajar dan Keluarga yaitu Museum Satwa. Museum yang Bertaraf Internasional dan bergaya Yunani ini adalah museum dimana replika Satwa di Dunia yang belum punah dan yang sudah punah ada di sini. Kita juga bisa melihat replika kerangka hewan purba. Di kota ini juga banyak terdapat villa serta sejumlah hotel berbintang lima. Kota Batu juga dikenal sebagai kawasan agropolitan, sehingga mendapat julukan Kota Agropolitan. Seperti halnya kawasan Malang Raya dan sekitarnya, Batu banyak menghasilkan apel, sayur mayur, dan bawang putih. Batu juga dikenal sebagai kota seniman. Ada banyak sanggar lukis dan galeri seni di kota ini. Yang terbaru, alun-alun Kota Batu telah

240

dikonstruksi dan memiliki banyak fasilitas hiburan. Tabel 4.115 Hasil Analisis Model Ratio Pertumbuhan Pada Kota Batu
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa RPr R N 0,88 1,19 + 0,84 0,91 0,86 1,20 + 1,07 + 1,12 + 1,07 + RP s R 0,742678952 0,792485687 0,761249896 0,578571245 1,58581115 1,043702556 1,06559336 1,178888099 1,297596705 N + + + + +

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasar analisis MRP, Kota Batu memiliki sektor yang menjadi dominan pertumbuhan, diantaranya sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa jasa. Bahkan kedua sektor yang disebut terakhir memiliki pertumbuhan yang mengungguli pertumbuhan sektor serupa di Provinsi Jawa Timur. Salah satu sektor yang menjadi dominan pertumbuhan adalah sektor jasa jasa, selain pertumbuhannya yang baik, sektor ini juga memiliki kontribusi yang memiliki nilai positif pada analisis overlay, selain itu dengan kontribusinya yang bagus dengan angka diatas 1, sektor ini dikategorikan sebagai sektor basis.

241

Tabel 4.116 Hasil Analisis Overlay Pada Kota Batu


Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa LQ 1,07 0,12 0,25 0,74 0,43 1,67 0,57 0,89 1,83 + + + RP s 0,74 0,79 0,76 0,57 1,58 1,04 1,06 1,17 1,29 Analisis Overlay Kota Batu Keterangan - Kontribusi tinggi,Pertumbuhan rendah - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah - Kontribusi rendah,Pertumbuhan rendah + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi + Kontribusi rendah,Pertumbuhan tinggi

Sumber: Data Diolah, 2011

Berdasarkan analisis LQ, selain sektor jasa-jasa, Kota Batu memiliki potensi dari sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran, namun dari sektor basis tersebut hanya sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor jasa-jasa yang memiliki pertumbuhan yang positif. Faktor endowment yang dimiliki Kota Batu, terutama pariwisata dan kawasan agropolitannya, diyakini sebagai faktor yang mendasari tumbuhnya ketiga sektor basis tersebut. Namun berdasarkan analisis overlay, hanya sektor perdagangan, hotel, dan pariwisata dan sektor jasa-jasa yang memiliki nilai positif pada pertumbuhan dan kontribusinya, hal ini menjadikan kedua sektor tersebut merupakan sektor yang memiliki potensi jika dilihat dari pertumbuhan dan kontribusi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, Meski Kota Batu kaya akan hasil bumi, namun perekonomian Kota Batu justru bersandar pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebagai penyangga kegiatan ekonomi daerahnya. Keindahan alam dan berbagai tempat tujuan wisata di sekitar Batu memang menjadi komoditas ekonomi yang mampu menyedot

242

pemasukan tersendiri. Sekitar 24 objek wisata resmi, mulai dari bumi perkemahan pemandian air dingin dan panas, agrowisata, hingga wisata paralayang yang tersebar di tiga kecamatan di Kota Batu menghadirkan puluhan ribu wisatawan domestik maupun mancanegara setiap bulannya. Sedangkan sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor basis dan berkontribusi positif ternyata memiliki pertumbuhan yang negatif, hal ini dikarenakan faktor bauran industri yang kurang berperan dalam pertumbuhan sektor tersebut, padahal Kota Batu memiliki keunggulan dan potensi dalam sektor tersebut, selain faktor endowment yang mumpun, Kota B a tu memiliki konsep kota agropolitan, demikian pula dengan

pariwisatanya. Kurang berperannya komponen bauran industri, disebabkan pula oleh perkembangan industri pengolahan yang negatif. Namun perkembangan pada kedua sektor basis tersebut ternyata cukup mengundang minat dari para investor, hal ini dibuktikan oleh pertumbuhan dari sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor konstruksi, serta sektor

pengangkutan dan komunikasi. Untuk ke depannya, diperlukan penambahan varian dalam produk-produk yang dihasilkan oleh Kota Batu, khususnya yang berhubungan dengan industri pengolahan. Selanjutnya secara agregat, perkembangan perekonomian Kota Batu tumbuh sebesar Rp 1.244.713,63, hal ini disebabkan bahwa ketiga komponen pada analisis shift share, yakni pertumbuhan provinsi, bauran industri, serta keunggulan kompetitif, ternyata memberi pengaruh positif

243

secara agregat. Dengan nilai positif yang diberikan kemungkinan perekonomian Kota Batu akan tumbuh cepat. Tabel 4.117 Hasil Analisis Shift Share Pada Kota Batu
Nij 226.020,01 3.283,16 91.020,50 19.047,02 13.609,14 555.501,84 36.697,58 45.180,47 154.102,86 1.144.462,59 Mij -26.999,48 634,06 -14.391,74 -1.726,17 -1.842,37 113.095,64 2.575,90 5.611,12 11.322,86 88.279,82 Cij -16.456,23 -1.087,45 -1.269,91 -5.335,48 11.705,23 -38.032,13 3.256,65 7.136,76 52.053,76 11.971,22

Sumber: Data Diolah, 2011

Sektor Pertanian Pertambangan Industri Pegolahan LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa jasa Jumlah

Dij 182.564,30 2.829,77 75.358,86 11.985,38 23.472,00 630.565,35 42.530,14 57.928,35 217.479,48 1.244.713,63

4.4 Tipologi Kondisi Perekonomian Daerah Provinsi Jawa Timur Dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat berdampak pada meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat,

sedangkan tingginya nilai PDRB per kapita mencerminkan rata-rata output per kapita masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang merata di semua sektor menunjukkan gambaran berkembangnya rantai perekonomian. Hal ini merupakan tujuan agar output per kapita masyarakat benar-benar meningkat secara riil. Perbandingan yang dapat memberikan nilai absolut masing-masing daerah sebagai gambaran kinerja adalah dengan cara membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB per kapita Kabupaten/Kota terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB per kapita Jawa Timur. Kesimpulan pada hasil tipologi terserbut adalah sebagai berikut :

244

1. Kota Malang,dan Kabupaten Gresik konsisten selama lima tahun terakhir menduduki kondisi ideal yakni,kuadran I, daerah cepat maju dan cepat tumbuh, karena sektor-sektor ekonomi tumbuh seiring dengan peningkatan PDRB per kapita. Sementara Kota Mojokerto terjadi perpindahan dari kuardran I ke kuadran II atau sebaliknya, ini menunjukkan bahwa kota tersebut masih rentan terhadap gejolak pertumbuhan ekonomi. 2. Sementara pada periode 2005 2009, di Kuadran III, daerah berkembang, dengan tingkat pertumbuhan tinggi tetapi PDRB per Kapitanya lebih rendah dari rata-rata PDRB per kapita provinsi, berada di kabupaten/kota dengan struktur perekonomian yang tidak didominasi oleh sektor tertentu. Ini berarti bahwa daerah-daerah yang hampir merata pembangunannya di semua sektor lebih tahan terhadap gejolak yang terjadi, seperti kenaikan harga BBM. 3. Struktur ekonomi yang masih didominasi oleh sektor-sektor primer cenderung membuat daerah-daerah di Kuadran IV sangat sulit untuk beranjak ke arah yang lebih baik. Sektor pertanian yang masih mempunyai peranan dominan dalam pembentukan PDRB seperti Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi dan kabupaten-kabupaten di wilayah Madura dari tahun ke tahun terus berada pada Kuadran ini. Sebuah terobosan arah pembangunan yang signifikan perlu terus dicari untuk mengejar

245

ketertinggalan daerah-daerah ini dengan daerah-daerah lain yang lebih maju di Jawa Timur. 4. PDRB per Kapita yang tinggi tetapi tidak diiringi dengan pertumbuhan ekonomi menjadikam Kota Kediri dalam lima tahun terakhir tetap tidak berubah dari kwadran ini, yaitu kuadran II, daerah maju tapi tertekan, di duga disebabkan adanya sebuah perusahaan Industri Rokok berskala nasional yang mendorong tingginya PDRB per kapita, meskipun tidak benar-benar

mencerminkan tingginya pendapatan masyarakat.

246

Gambar 4.1 Tipologi Daerah Dalam Kategori PDRB Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2005

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

247

Gambar 4.2 Tipologi Daerah Dalam Kategori PDRB Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi anta Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2006

Gambar 4.3 Tipologi Daerah Kategori PDRB Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi anta Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2007

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

248

Gambar 4.3 Tipologi Daerah Dalam Kategori PDRB Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi anta Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2007

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

249

Gambar 4.4 Tipologi Daerah Dalam Kategori PDRB Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi anta Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2008

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

250

Gambar 4.5 Tipologi Daerah Dalam Kategori PDRB Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi anta Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

251

Indeks Williamson merupakan salah satu cara mengukur tingkat disparitas antar wilayah. Pada Provinsi Jawa Timur, Indeks Williamson mengukur tingkat kesenjangan antara kabupaten/kota di Jawa Timur. Tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah di suatu wilayah umumnya berfluktuasi seiring dengan tingkat perubahan PDRB per kapitanya. Oleh karena itu, variable pengukuran Indeks Williamson ialah PDRB per kapita atau PDRB kabupaten/kota di Jawa Timur dibandingkan terhadap jumlah penduduk. Maka diperoleh nilai Indeks Williamson yaitu : Tabel 4.118 Hasil Analisis Indeks Williamson Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Tahun Indeks Williamson Perubahan 1,16248792 2005 1,151873956 -0,01061 2006 1,149286187 -0,00259 2007 1,149011429 -0,00027 2008 1,136751628 -0,01226 2009
Sumber: Data Diolah, 2011

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus dari Indeks Williamson tersebut, maka diperoleh bahwa perhitungan nilai indeks ketimpangan pendapatan di Jawa Timur dari kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2009 terus menurun, penurunan ini mengindikasikan pada tahun tersebut program-program pemerintah mendapat respon dan berjalan dengan baik, terutama kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan perbaikan kesejahteraan dan ketimpangan pendapatan.

252

Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pendapatan yang terjadi di Jawa Timur semakin membaik dengan penurunan nilai dari indeks tersebut, Namun ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Timur masih termasuk dalam kategori ketimpangan maksimal atau sangat tinggi, karena nilai indeks ketimpangan lebih besar dari 1 (satu), Hal ini berdasarkan teori nilai indeks ketimpangan yang terbagi dalam beberapa kriteria sebagai berikut : a. Indeks > 1, ketimpangan sangat tinggi b. Indeks 0.7 - 1, ketimpangan tinggi c. Indeks 0.4 - 0.5, ketimpangan menengah d. Indeks < 0.3, ketimpangan rendah Dari hasil perhitungan ketimpangan yang menunjukan nilai indeks ketimpangan lebih besar dari 1 (satu) ini, juga dapat mengindikasikan bahwa upaya pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menciptakan pemerataan pendapatan belum maksimal, selain iru perubahan yang hanya berselisih sedikit ini menandkan bahwa provinsi jawa timur tidak mengalami perubahan struktural ekonomi, artinya perubahan tersebut masih terlalu sedikit sehingga tidak menandakan adanya perubahan berarti. Selanjutnya terdapat pula analisis enthropi theil, analisis ini akan mendeskripsikan ketimpangan antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, indeks ini menjelaskan tingkat ketimpangan pada masing-masing

kabupaten/kota, sehingga dapat diketahui bagimana distribusi pendpatan

253

pada wilayah-wilayah tersebut. Berdasarkan analisis tersebut daerah yang memiliki tingkat ketimpangan terbesar adalah Kota Kediri kemudian diikuti Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Batu, Kota Madiun, Kota Pasuruan, Kota Blitar, tingkat ketimpangan pada wilayah-wilayah ini tergolong pada tingkat ketimpangan yang sangat tinggi sehinga dapat ditarik kesimpulan yaitu pada daerah kota, tingkat ketimpangannya masih sangat tinggi, ketimpangan di wilayah kabupaten masih lebih baik dibandingkan wilayah kota. Tabel 4.119 Hasil Analisis Indeks Entrophi Theil Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2009 Indeks Indeks Indeks E.Theil E.Theil E.Theil NAMA 2005 2006 2007 0,412 0,371 0,401 01. Kabupaten Pacitan 0,548 0,535 0,544 02. KabupatenPonorogo 0,514 0,502 0,507 03. KabupatenTrenggalek 1,386 0,816 1,387 04. KabupatenTulungagung 0,810 0,799 0,813 05. KabupatenBlitar 0,651 0,639 0,645 06. KabupatenKediri 0,727 0,749 0,723 07. KabupatenMalang 1,016 0,996 1,000 08. Kabupaten Lumajang 0,517 0,510 0,516 09. Kabupaten Jember 1,107 1,095 1,104 10. Kabupaten Banyuwangi 0,484 0,430 0,482 11. Kabupaten Bondowoso 1,070 1,055 1,063 12. KabupatenSitubondo 1,057 1,046 1,066 13. KabupatenProbolinggo 0,611 0,605 0,621 14. KabupatenPasuruan 2,930 2,861 2,857 15. KabupatenSidoarjo 1,061 1,032 1,036 16. KabupatenMojokerto 0,721 0,709 0,702 17. KabupatenJombang 0,750 0,743 0,757 18. KabupatenNganjuk 0,713 0,696 0,703 19. KabupatenMadiun 0,924 2,393 0,913 20. KabupatenMagetan

Indeks Indeks E.Theil E.Theil 2008 2009 0,399 0,402 0,543 0,544 0,509 0,513 1,390 1,397 0,818 0,824 0,435 0,638 0,720 0,705 0,993 0,997 0,519 0,521 1,100 1,110 0,479 0,481 1,055 1,058 1,071 1,081 0,623 0,647 2,788 2,740 1,027 1,022 0,694 0,685 0,755 0,761 0,703 0,741 0,910 0,916

254

21.Kabupaten Ngawi 22. KabupatenBojonegoro 23.Kabupaten Tuban 24. KabupatenLamongan 25. KabupatenGresik 26. KabupatenBangkalan 27. KabupatenSampang 28. KabupatenPamekasan 29. KabupatenSumenep 30. Kota Kediri 31. Kota Blitar 32. Kota Malang 33. Kota Probolinggo 34. Kota Pasuruan 35. Kota Mojokerto 36. Kota Madiun 37. Kota Surabaya 38.Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Sumber: Data Diolah, 2011

0,547 0,732 0,940 0,570 2,670 0,548 0,443 0,352 0,823 33,526 1,515 3,716 2,356 1,567 3,369 1,583 6,046 1,814 2,134

0,532 0,759 0,946 0,564 2,624 0,521 0,420 0,333 0,802 32,335 1,494 3,678 2,310 1,567 3,333 1,555 6,072 1,802 2,111

0,535 0,843 0,971 0,570 2,635 0,510 0,407 0,321 0,805 31,869 1,504 3,726 2,308 1,594 3,373 1,579 6,239 1,823 2,090

0,535 0,910 0,988 0,580 2,594 0,491 0,390 0,310 0,792 31,343 1,514 3,733 2,291 1,605 3,383 1,594 6,334 1,835 2,072

0,538 0,923 1,005 0,590 2,562 0,477 0,377 0,302 0,790 31,057 1,520 3,722 2,255 1,615 3,402 1,604 6,284 1,849 2,069

Pada wilayah kabupaten sebagian besar wilayah tersebut sangat bergantung pada sektor pertanian, sehingga jika ketimpangan pada wilayah kabupaten masih lebih baik jika dibandingkan wilayah kota, hal ini berarti sektor pertanian masih merupakan andalan bagi Provinsi Jawa Timur, sebagai sampel, pada kabupaten pamekasan yang memiliki tingkat ketimpangan paling rendah memliki keunggulan komparatif dari sektor pertanian, hal ini didapat dari analisis LQ yang memberi nilai 3,53. Selanjutnya pada Kabupaten acitan sebagai wilayah yang memiliki tingkat ketimpangan terendah kedua, berdasar analisis LQ juga memiliki keunggulan dan potensi pada sektor pertanian yaitu sebesar 2,34.

255

Selain itu, analisis entropi theil menjelaskan pula bahwa wilayah yang berbasis pada sumber daya alam memiliki tingkat ketimpangan yang lebih rendah, dibandingkan dengan wilayah yang berbasis pada kegiatan ekonomi. Sebagai ilustrasi, pada Kota Surabaya yang merupakan ibukota provinsi dan merupakan salah satu kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia, memiliki angka ketimpangan tertinggi kedua dengan angka kisaran 6, artinya distribusi pendapatan pada wilayah ini sangat timpang walaupun PDRB perkapitanya mendapat peringkat kedua terbesat se- Jawa Timur. Permasalahan pada wilayah ini terletak pada sektor industri pengolahan yang menurut analisis shift share, sektor ini memiliki masalah yang cukup besar pada bauran industri. Namun kelebihannya, secara aggregat sebenarnya bauran industri di wilayah ini cukup baik, hal ini dikarenakan sektor andalan perdagangan, hotel, dan restoran, memiliki bauran industri yang sangat baik. Dari hasil tipologi daerahnya, wilayah ini dalam kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2009 berada di kuadran I, yakni daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh, namun pada tahun 2009, wilayah ini mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya sehingga masuk ke kuadran II. Sedangkan indeks ketimpangan pada wilayah ini cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2005 hinnga puncaknya tahun 2008, namun pada tahun 2009 indeks tersebut membaik, yaitu kondisi ketimpangannya mengalami pemerataan.

256

Gambar 4.6 Indeks Entropi Theil Kota Surabaya

Indeks Entropi Theil Kota Surabaya


6,4 6,3 6,2 6,1 6 5,9 2005 2006 2007 2008 2009
Sumber: Data Diolah, 2011

37. Kota Surabaya

Pada Kota Kediri, daerah ini disebut memiliki pendapatan perkapita tertinggi di Jawa Timur, namun tingkat ketimpanganya jugatertinggi di Jawa Timur, hal ini menandakan bahwa distribusi pendapatan pada wilayah tersebut tidak merata, pada wilayah ini sektor industri pengolahan, yang merupakan andalan daerah tersebut karena pabrik rokoknya, ternyata memiliki pengaruh negatif dari bauran industri, hal ini menandakan bahwa berkembangnya sektor tersebut tidak berasal dari bauran industri pada sektor-sektor lain di wilayah Kota Kediri, sehingga sektor tersebut hanya berkembang sendiri namun tidak memerhatikan dan memberi pengaruh positif pada sektor yang lain, sehingga walau PDRB perkapitanya tinggi, hal ini lebih disebabkan oleh tingginya pendapatan yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan, namun pendapatan yang tinggi tersebut tidak lantas berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Faktanya,

257

meskipun tercatat sebagai wilayah dengan PDRB perkapita tertinggi, namun pertumbuhan ekonomi pada wilayah ini masih dibawah pertumbuhan provinsi. Sehingga kondisi ini masih belum ideal bagi perkembangan daerah tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa sektor yang berkontribusi besar

hanyalah sektor industri pengolahan yang dipengaruhi oleh adanya Pabrik Rokok disana, sehingga pendapatan yang tinggi hanya dirasakan oleh masyarakat yang terlibat pada akifitas sektor tersebut sehingga

menyebabkan ketimpangan yang amat besar. Gambar 4.7 Indeks Entropi Theil Kota Kediri

Indeks Entropi Theil Kota Kediri


34 33,5 33 32,5 32 31,5 31 30,5 30 29,5 1 2 3 4 5

30. Kota Kediri

Sumber: Data Diolah, 2011

Gambar diatas merupakan grafik dari indeks entropi theil Kota Kediri, dinyatakan bahwa indeks ketimpangan pada wilayah tersebut telah menurun namun tetap berada pada kisaran angka 30 yang masih dalam kategori sangat timpang, namun dengan penurunan nilai indeks tersebut, maka diindikasikan pemerintah telah beritikad untuk mengurangi angka

258

ketimpangan dan hasilnya indeks tersebut mengalami penurunan walaupun belum cukup besar sehingga struktir ekonomi pada wilayah tersebut diperkirakan belum mengalami perubahan yang besar. Sedangkan pada wilayah-wilayah yang berbasis dari potensi sumber daya alam, pada Kabupaten Pamekasan, wilayah ini berbanding terbalik dengan Kota Kediri, dimana wilayah ini merupakan wilayah dengan pendapatan per kapita terrendah di Provinsi Jawa Timur, namun tingkat ketimpangan pada wilayah ini tergolong yang paling merata, namun kemungkinan besar hal ini lebih berdasarkan faktor bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, Pada analisis shift share, menyatakan bauran in dustri tidak memberikan pengaruh yang positif yang menandakan pertumbuhan ekonomi pada

wilayah tersebut berjalan lambat, sehingga perlu adanya revitalisasi pertanian, guna memajukan sektor tersebut dan perbaikan terhadap bauran industri, selain itu dengan adanya jembatan suramadu akan memudahkan aksesibilitas menuju wilayah tersebut sehinga prioritas-prioritas guna membangun wilayah tersebut dapat berjalan dengan baik dan pada akhirnya tercipta perbaikan pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain itu pada Kabupaten Pacitan yang memiliki tingkat ketimpangan terrendah juga mengandalkan sektor yang berbasis sumber daya alamnya yaitu sektor pertanian, begitu pula dengan kabupaten sumenep, bangkalan, ngawi, magetan, madiun, hampi semua wilayah kabupaten memiki sektor andalan yang berbasis pada sumber daya alam, kebanyakan adalah sektor

259

pertanian, hal ini menandakan sektor pertanian masih menjadi tumpuan utama bagi masyarakat Provinsi Jawa Timur. Secara keseluruhan, Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan indeks ketimpangan entropi theil, berdasar gambar 4.3, dapat kita lihat indeks tersebut mengalami penurunan yang cukup banyak, namun tetap saja masih dalam kategori dangat timpang. Hal ini menandakan belum banyak perubahan yang terjadi pada Provinsi Jawa Timur selama 2005-2009. Hasil ini melengkapi hasil analisis ketimpangan berdasarkan indeks ketimpangan indeks williamson yang menkategotikan provinsi ini pada kategori sangat timpang pula. Gambar 4.8 Indeks Entropi Theil Provinsi Jawa Timur

Provinsi jawa timur


2,14 2,12 2,1 2,08 2,06 2,04 2,02 1 2 3 4 5 Provinsi jawa timur

Sumber: Data Diolah, 2011

260

4.5 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2011 4.5.1 Strategi Pembangunan Daerah. Berdasarkan pada RKP Tahun 2011, evaluasi hasil kinerja

pembangunan daerah tahun 2008 dan 2009, tantangan ekonomi tahun 2011 serta prediksi perekonomian tahun 2012 maupun untuk mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014, maka tema RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 adalah : Pemerataan Pembangunan dan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang DiDukung Pemantapan Tata Kelola Kepemerintahan dalam rangka Mewujudkan Kemakmuran yang Lebih Baik. Dengan tema tersebut, maka pembangunan Jawa Timur Tahun 2011 dilakukan melalui empat strategi pokok pembangunan : 1) Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered development), yang mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri. 2) Keberpihakan kepada masyarakat miskin (pro-poor). 3) Penyetaraan gender. 4) Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, melalui, terutama, pengembangan agroindustri/ agrobisnis.

261

Strategi pembangunan Jawa Timur pada hakekatnya menekankan pada pemberdayaan rakyat, sekaligus partisipasi rakyat. Partisipasi merupakan proses aktif, di mana inisiatif diambil oleh masyarakat sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) di mana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Pembangunan berpusat pada rakyat menempatkan individu bukan sebagai objek, melainkan sebagai pelaku yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pembangunan berpusat pada rakyat menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhasan setempat. Prakarsa dan kreativitas rakyat merupakan sumber daya pembangunan yang utama. Kesejahteraan material dan spiritual mereka merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh proses pembangunan. Upaya pembangunan diarahkan langsung pada akar persoalannya, yaitu meningkatkan kemampuan rakyat. Bagian yang tertinggal dalam masyarakat harus ditingkatkan kemampuannya dengan mengembangkan dan

mendinamisasikan potensinya, atau memberdayakannya. Secara praktis, upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat ini akan meningkatkan produktivitas rakyat, sehingga baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar keberadaan rakyat dapat ditingkatkan produktivitasnya.

262

Dengan demikian, rakyat dan lingkungannya mampu secara partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah ekonomis. Rakyat miskin atau yang berada pada posisi belum termanfaatkan secara penuh potensinya akan meningkat, bukan hanya ekonominya, tetapi juga harkat, martabat, rasa percaya diri, dan harga diri mereka, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat (nguwongke-uwong). Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat, tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah ekonomis, tetapi juga nilai tambah sosial dan budaya, sehingga partisipasi rakyat meningkatkan emansipasi rakyat. Pemberdayaan rakyat adalah sebuah strategi pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni bersifat people-centered, participatory,

empowering, dan sustainable. Konsep ini lebih luas dari semata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net). Konsep ini berkembang dari upaya mencari strategi pembangunan alternatif, yang menghendaki adanya inclusive democracy, appropriate economic growth, kesetaraan gender, dan intergenerational equity. Strategi pemberdayaan rakyat dalam proses pembangunan Jawa Timur dijalankan dengan pengarusutamaan gender untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, di mana pada setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, sampai dengan

263

evaluasi, harus responsif gender. Laki-laki dan perempuan diposisikan sebagai pelaku (subjek) yang setara dalam akses, partisipasi dan kontrol atas pembangunan, serta pemanfaatan hasil pembangunan. Strategi pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur 2009-2014 yang bertumpu pada pemberdayaan rakyat ini dijalankan melalui model dual track strategy, di mana di satu sisi berupaya mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat, seperti hak atas pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, pekerjaan, secara merata, berkualitas, dan berkeadilan, melalui pemihakan kepada rakyat miskin (pro-poor) untuk menuju Jawa Timur makmur dan berakhlak; Dan, di sisi lain berupaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/ agrobisnis. Strategi pemberdayaan rakyat berupaya melepaskan diri dari perangkap trade off pertumbuhan dan pemerataan. Strategi pemberdayaan rakyat beranggapan, dengan pemerataan akan tercipta landasan lebih luas bagi pertumbuhan, dan akan menjamin pertumbuhan berkelanjutan. Karena, pola pertumbuhan adalah sama pentingnya dengan kecepatan pertumbuhan. Yang harus dicari adalah pola pertumbuhan yang tepat, yakni bukan yang vertikal menghasilkan trickle-down, seperti yang telah terbukti tidak berhasil, tetapi yang bersifat horizontal (horizontal flows), yakni broadly based, employment intensive, dan tidak terkompartementalisasi.

264

Pembangunan daerah Jawa Timur tahun 2011 menempatkan strategi pro-poor sebagai prioritas utama untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat, seperti hak atas pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi, pekerjaan, secara merata, berkualitas, dan berkeadilan. Revitalisasi pertanian dan ekonomi pedesaan, serta usaha mikro dan kecil menjadi ujung tombak penting, karena sebagian besar penduduk Jawa Timur menggantungkan nafkah hidup mereka pada sektor tersebut. Pemerataan pendapatan, melalui revitalisasi pertanian dan ekonomi pedesaan, revitalisasi kelautan dan masyarakat pesisir, reformasi agraria, dan pengembangan infrastruktur pedesaan, akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja, sehingga pada gilirannya dapat mengentas penduduk miskin. Dengan adanya pemerataan, maka akan tercipta landasan lebih luas bagi pertumbuhan, dan akan menjamin pertumbuhan berkelanjutan. Upaya memberdayakan rakyat dilakukan melalui tiga cara. Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau demikian, ia sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya membangun daya itu dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta berupaya mengembangkannya.

265

Kedua,

memperkuat

potensi

atau

daya

yang

dimiliki

rakyat

(empowering). Untuk itu, diperlukan langkah-langkah lebih positif selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana kondusif. Penguatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke berbagai peluang yang membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Upaya pemberdayaan paling pokok adalah melalui peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke sumber-sumber kemajuan ekonomi, seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan (input) pemberdayaan juga menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar, baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial, seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di pedesaan, di mana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya relatif amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena programprogram umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini. Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi (protecting). Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, karena kekurangberdayaannya menghadapi yang kuat. Perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan rakyat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi

266

dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya mencegah terjadinya persaingan tak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan rakyat bukan membuat mereka menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambung. Pembangunan Jawa Timur saat ini sedang mengalami tantangan serius berupa masalah kemiskinan dan ketertinggalan, serta dampak krisis ekonomi nasional maupun global. Krisis ekonomi yang terjadi saat ini merupakan akibat masalah fundamental dan keadaan khusus (shock). Masalah fundamental itu adalah tantangan internal --berupa kesenjangan yang ditandai pengangguran, ketertinggalan, dan kemiskinan-- serta tantangan eksternal yakni upaya meningkatkan daya saing menghadapi era perdagangan bebas. Sedangkan keadaan khusus (shock) adalah berbagai bencana alam yang datang bersamaan krisis ekonomi dan moneter. Karena itu, kebijakan pembangunan Jawa Timur harus ditempatkan dalam tatanan strategi pemberdayaan masyarakat (civil society) untuk menuntaskan berbagai tantangan pembangunan.

267

Upaya pemberdayaan rakyat dalam pembangunan Jawa Timur merupakan perwujudan paradigma pembangunan yang berorientasi kepada rakyat (people centered development). Strategi pemberdayaan rakyat menekankan langkah nyata pembangunan yang demokratis, yang

berindikasikan proses pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat, yang berjalan dalam proses perubahan struktur yang benar. Proses yang diarahkan agar rakyat yang menikmati pembangunan haruslah mereka yang menghasilkan, dan mereka yang menghasilkan haruslah yang menikmati. Sejalan dengan itu, strategi pembangunan Jawa Timur menempatkan rakyat sebagai pelaku utama. Ini merupakan penajaman arah baru pembangunan daerah seiring agenda reformasi pembangunan nasional, yakni pembangunan yang demokratis. Penajaman arah baru pembangunan i ni ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui

pengembangan struktur masyarakat yang muncul dari kemampuan masyarakat sendiri. Mengingat potensi dan kemampuan masyarakat yang tidak sama, maka arah dan kebijakan pembangunan Jawa Timur dirumuskan dengan strategi pemberdayaan dan pemihakan kepada rakyat miskin (propoor) untuk menuju Jawa Timur makmur dan berakhlak. Menumbuhkan gerakan demokrasi berbasis masyarakat dalam kebijakan pembangunan menjadi keniscayaan, terutama dengan mengagendakan pemetaan untuk memahami berbagai kendala yang dihadapi rakyat miskin, dan gerakan-gerakan sosial kerakyatan di tingkat lokal serta akar rumput, unt uk mendorong berbagai jenis gerakan sosial kerakyatan itu

268

mentransformasikan diri menjadi gerakan sosial politik demi peningkatan kesejahteraan mereka. Menumbuhkan berbagai asosiasi dan organisasi gerakan sosial di tingkat akar rumput dianggap penting karena mereka mencerminkan respons yang otentik dan berhubungan dengan kepentingan-kepentingan langsung rakyat miskin. Di dalam konteks inilah betapa perlu perhatian diarahkan kepada berbagai kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian pandangan yang sama untuk merevitalisasi demokrasi melalui peningkatan partisipasi rakyat dalam berbagai ranah publik di tingkat lokal dan akar rumput, yaitu lembaga-lembaga dan praktik-praktik sosial politik yang menjaga kepentingan publik yang terbuka untuk dimanfaatkan masyarakat dalam merespons fenomena otonomi dan demokratisasi lokal, sebagai bagian dari penguatan kembali kapasitas rakyat untuk terlibat secara lebih substantif dalam proses demokrasi. Provinsi Jawa Timur sudah saatnya mengembangkan proses

demokratisasi partisipatoris, sebagai gerakan sosial baru, dan sebagai jalan lain menuju kesejahteraan rakyat dengan mengembangkan politik aktivisme masyarakat dan organisasi-organisasi non-pemerintah, khususnya pada aras politik lokal dalam ruang otonomi, di mana berbagai macam entitas masyarakat di akar rumput, para pelaku pasar, dan birokrasi pemerintah daerah, terlibat dalam gerakan yang memperkuat satu sama lain untuk memproduksi semua hal yang baik bagi semua orang.

269

Dalam perspektif seperti ini, semua wacana dan praktik pembangunan Jawa Timur selayaknya bersifat polisentris dengan membangun

kepercayaan, bahwa kegiatan kelompok-kelompok masyarakat di tingkat lokal dan akar rumput memiliki kemampuan sendiri menyelesaikan daftar masalah yang terus berkembang yang mereka hadapi. Wacana peningkatan kesejahteraan rakyat dalam sistem yang

demokratis partisipatoris akan memberi ruang kondusif bagi kerja sama lokal dalam semangat good governance antara birokrasi, institusi publik, dan masyarakat, sekaligus membangun relasi saling memperkuat antara lembaga-lembaga pemerintah daerah otonomi, institusi publik lokal, dan asosiasi-asosiasi masyarakat di akar rumput yang kondusif demi mengembangkan sistem pendidikan yang murah dan bermutu, membangun institusi pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, memperluas lapangan kerja, demi meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Pendeknya, demi memberantas kemiskinan. Dalam konteks pemahaman demokrasi partisipatoris sedemikian itu konsep APBD untuk Rakyat (pro-poor budgeting) menjadi relevan sebagai sarana mewujudkan misi pembangunan Provinsi Jawa Timur periode tahun 2009-2014, Makmur bersama Wong Cilik. Suatu konsep pembangunan yang berpihak pada rakyat, pro-poor, dengan memberi penekanan prioritas pada program pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua demi peningkatan kualitas sumber daya manusia; program pembangunan kesehatan yang murah dan berkualitas demi meningkatkan produktivitas

270

sumber daya manusia; dan perluasan lapangan kerja, terutama di sektor pertanian (agroindustri/agrobisnis), di mana sebagian terbesar masyarakat miskin Jawa Timur berada, serta pemeliharaan lingkungan hidup untuk mencegah kerugian-kerugian sosial-ekonomi rakyat. Misi mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat dibingkai dalam semangat demokrasi partisipatoris, di mana tidak ada kebijakan tanpa mengajak bicara calon korban kebijakan tersebut. Kesadaran membangun demokrasi partisipatoris sedemikian itu menjadi landasan utama dan peluang terbesar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kehidupan lebih baik, dan menghapus marginalisasi, devaluasi, deprivation, dan silencing, serta segala bentuk diskriminasi. 4.5.2 Agenda Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi

pembangunan, dan permasalahan pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya, maka disusun sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014, sebagai berikut: 1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin. 2. Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas

penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong cilik, dan meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat.

271

3.

Meningkatkan percepatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui

pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama pertanian dan pedesaan. 4. Memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta

meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam, dan penataan ruang. 5. Mewujudkan percepatan reformasi birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik. 6. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial. 7. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender, dan meningkatkan peran pemuda, serta mengembangkan dan memasyarakatkan olahraga. 8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan penghormatan hak asasi manusia. 9. Mewujudkan percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo. Sembilan agenda utama pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014 tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam prioritas dan arah kebijakan umum yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang.

272

4.5.3 Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah Tahun 2011 merupakan tahun ketiga masa jabatan Kepala Daerah yang baru terpilih pada Pilkada Gubernur Jawa Timur tahun 2008-2009. Merujuk pada kondisi tersebut maka RKPD Tahun 2011 pada dasarnya merupakan penjabaran dari RPJMD 2009-2014. Pembangunan daerah tahun 2011 juga dilaksanakan sebagai lanjutan pembangunan tahun-tahun sebelumnya dan merupakan jawaban atas permasalahan yang berkembang saat ini, dengan memperhatikan tantangan dan kendala yang akan terjadi. Dengan Keterbatasan sumber daya dan mengacu pada prioritas pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun 2011, m a ka prioritas-prioritas

pembangunan tahun 2011 adalah prioritas yang terfokus sebagai upaya percepatan penanganan masalah-masalah untuk mewujudkan target-target kinerja tahun 2011. 4.5.4 Prioritas dan Arah Kebijakan Sektoral RKPD Tahun 2011 Mengacu RPJMD Provinsi Jawa Timur 2009-2014 terutama pada 9 (sembilan) agenda pembangunan Jawa Timur dan memperhatikan target kinerja agregat, maka Prioritas RKPD Tahun 2011 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Pendidikan Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa diskriminasi, terutama masyarakat miskin; dan (b) menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta efisiensi, efektivitas, dan relevansi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan

273

perubahan kehidupan lokal, nasional, maupun global. Arah kebijakan diatas difokuskan pada (1) penuntasan buta huruf, (2) Pembangunan dan rehabilitasi bangunan sekolah setingkat SD, SMP, SMA/SMK (3) Pembangunan 5 SMK baru, (4) Pengembangan dan fasilitasi program pendidikan melalui klinik pendidikan dan program muatan lokal anti KKN, (5) Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SLTA, (6) Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan SMK, (7) Penuntasan Penyetaraan Pendidikan Diniyah dan Pesantren Salafiyah dengan Pendidikan Umum melalui pemberian bantuan siswa dan guru/ustadz, dan (8) Peningkatan kinerja kepala sekloah, guru dan pengawas sekolah melalui pemberian tunjangan kinerja guru non PNS (guru bantu usia diatas 40th) dan honorarium guru/kepala TK/RA non PNS. 2. Peningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, terutama bagi masyarakat miskin, untuk meningkatkan produktivitas masyarakat; (b) meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat; (c) mengembangkan pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana, prasarana, dan tenaga kesehatan; (d) mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat dan sanitasi yang layak; dan (e) terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih, melalui fokus kegiatan dengan melanjutkan : (1) Pengembangan pembiayaan kesehatan secara pra upaya (2) Perluasan fungsi pelayanan Pondok Bersalin Desa (polindes)

274

dari hanya melayani pasien bersalin menjadi Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes), yang juga melayani pelayanan kesehatan dasar dengan menempatkan tenaga paramedis. Pada tahun 2010 telah diperluas 1.814 Ponkesdes, dan pada tahun 2011 ditargetkan menjadi 3.000 Ponkesdes. (3) Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas beserta jaringannya, dengan meningkatkan 10 Puskesmas rawat inap standar menjadi rawat inap PLUS pada tahun 2010 dan ditargetkan menjadi 30 Puskesmas pada tahun 2011, meningkatkan puskesmas rawat jalanmenjadi rawat inap dari 10 puskesmas pada tahun 2010 menjadi 30 Puskesmas pada tahun 2011, serta peningkatan puskesmas pembantu yang layani observasi dari gawat darurat dari 50 puskesmas pembantu menjadi 80 puskesmas pembantu. 3. Perluasan Lapangan Kerja Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja di sektor formal maupun informal, utamanya Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri dimana tahun 2011 ditargetkan sebesar 70.000 orang; (b) meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, melalui penguatan sarana dan prasarana di 16 (enam belas) UPT- Pelatihan Kerja bertaraf Internasional dilaksanakan secara bertahap dimulai tahun 2010 sampai dengan 2014. Dalam rangka peningkatan status UPT-PK, maka pada Tahun 2010 dilaksanakan di 4 (empat) UPT-PK , yaitu UPT-PK Kota Surabaya, UPT-PK Kab. Kediri, UPT-PK Kab. Jember, UPT-PK Singosari Malang. Sedangkan pada

275

tahun 2011 dilanjutkan ke-4 (empat) UPT lagi yaitu: UPT Kab. Pasuruan, UPT Kab. Mojokerto, UPT Kab. Tuban, UPT Kab. Bojonegoro. Untuk Tahun 2012 dilanjutkan ke-4 (empat) UPT yang lain yaitu UPT-PK Jombang, UPT-PK Madiun, UPT-PK Tulungagung, UPT-PK Nganjuk. Selanjutnya pada Tahun 2013 direncanakan di UPT-PK Situbondo, UPTPK Ponorogo, UPT-PK Sumenep dan UPT-PK Wonojati Malang, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, baik dalam negeri maupun luar negeri; (c) menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki ketentuan ketenagakerjaan yang berkaitan rekrutmen, outsourcing, pengupahan dan PHK, serta memperbaiki ketentuan-ketentuan yang mengakibatkan perlindungan yang berlebihan; (d) Perluasan lapangan kerja melalui Program Transmigrasi, yaitu ; menempatkan penduduk miskin dan penganggur dengan diberikan aset tempat tinggal dan lahan usaha produktif di luar Jawa. 4. Peningkatan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan Dengan implementasi kebijakan yang diprioritaskan pada pengurangan 120.000 KK/RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) dan meningkatkan kapasitas keberdayaan masyarakat di 400 Desa, melalui penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan program pemberdayaan, serta optimalisasi Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dalam mensinergikan program program penanggulangan kemiskinan. Guna mewujudkan hal tersebut, perlu kerja sama antar Pemerintah, antar program SKPD dan antar pelaku baik dari sisi

276

pendanaan, penguatan kapasitas dan pemasaran maupun perlindungan usaha. Di samping itu, dalam penanggulangan kemiskinan juga memerlukan dukungan regulasi yang memihak masyarakat miskin dan kondisi keamanan lingkungan yang kondusif. Pada sisi lain, masyarakat miskin perlu ditumbuhkan harapan dan kepercayaan diri bahwa mereka mempunyai potensi diri yang dapat dikembangkan, etos keras dan disiplin baik dalam mengelola waktu untuk meningkatkan produktivitas, serta mempunyai tanggungjawab atas apa yang dilakukan. 5. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat Dengan kebijakan yang diarahkan untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk anak-anak telantar, fakir miskin, manusia lanjut usia (manula/lansia), penyandang cacat, masyarakat miskin, dan masyarakat di wilayah terpencil, tertinggal dan wilayah rawan bencana, melalui fokus kegiatan dengan melanjutkan : (a) Pemberdayaan fakir miskin, pada tahun 2010 memberikan pelayanan dan pemberdayaan sosial terhadap 1.400 kk, dan pada tahun 2011 ditargetkan memberikan pelayanan dan pemberdayaan sosial terhadap 2.000 kk (b) Pelayanan Lanjut Usia Terlantar, pada tahun 2010 memberikan pelayanan sosial terhadap 1.065 orang, dan pada tahun 2011 ditargetkan memberikan pelayanan sosial terhadap 1.400 orang (c) Pelayanan anak terlantar, pada tahun 2010 memberikan pelayanan sosial terhadap 630 anak, dan pada tahun 2011 ditargetkan memberikan pelayanan sosial

277

kepada 815 anak (d) Pembinaan anak jalanan, pada tahun 2010 memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 150 anak, dan pada tahun 2011 ditargetkan memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 150 anak (e) Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis, pada tahun 2010 memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 465 orang, dan pada tahun 2011 ditargetkan memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 495 orang (f) Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, pada tahun 2010 memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 484 orang, dan pada tahun 2011 ditargetkan memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 690 orang (g) Pemulihan Sosial Eks Korban Bencana Alam dan Sosial pada tahun 2010 memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 320 kk, dan pada tahun 2011 ditargetkan memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap 1.275 orang. 6. Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan

pemberdayaan petani/nelayan dan lembaga-lembaga pendukungnya antara lain melalui : pelatihan petani dan pelaku agribisnis, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, fasilitasi sarana prasarana penyuluhan, optimalisasi UPTD; penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani, Fasilitasi Program Anti Kemiskinan (APP) , Pemberdayaan laboratorium Tehnologi dan pengembangan Tangkap alsin dan

peternakan,

Pengembangan

Perikanan

278

Operasional UPTD Tangkap (b) meningkatkan produktivitas, daya saing, dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan antara lain melalui Pengembangan Produksi Benih Padi, hortikultura dan polowijo, si st e m Sertifikasi Bibit Unggul Cooperatif Pertanian, Farming,

Pengembangan

agribisnis

melalui

Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui Sistem Good Agricultural Practices (GAP), Peningkatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil, Peningkatan standar mutu produk, penyediaan bibit tebu unggul dan bongkar ratoon, Intensifikasi, rehabilitasi dan pengembangan tanaman kakao, kopi dan kelapa, Pembinaan Produksi dan Pasca Panen Tembakau, Peningkatan populasi ternak , Optimalisasi Inseminasi Buatan (IB), Pengembangan Kawasan Sentra Perbibitan Ternak di perdesaan, Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya, Revitalisasi perikanan tuna, Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Perikanan (Pelabuhan Perikanan dan PPI) dan Peningkatan Sarana Perikanan Tangkap; (c) Meningkatkan efisiensi usahatani melalui rekayasa teknologi berbasis sumberdaya lokal antara lain melalaui : fasilitasi Alat Pembuat Pupuk Organik, Fasilitasi alsin pembuat pakan ternak mini (mini feedmill); fasilitasi alat pembuat pakan ikan alternatif, Restrukturisasi Armada Perikanan di Jawa Timur (d) meningkatkan pengembangan agroindustri dan agrobisnis untuk memberdayakan perekonomian rakyat antara lain melalui Peningkatan Mutu dan Nilai Tambah Produk Pertanian di Tingkat Petani, Pengembangan Usaha

279

Produktif Pangan Olahan, Pengembangan Teknologi Pangan Olahan, Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan; dan (e) meningkatkan pengamanan ketahanan pangan antara lain melalui Pengembangan Desa Pariwisata, Mandiri Pangan dan Bio Energi, Pengembangan cadangan pangan daerah, Pengembangan lumbung pangan desa, Pemantapan Ketersediaan Pangan di Tingkat Rumah Tangga, Pengembangan Pabrik Beras Mini, Peningkatan Distribusi Pangan melalui Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pangan dan Penanganan daerah rawan pangan; (f) Stabilisasi harga pangan strategis antara lain melalui : Pembelian Gabah/Bahan Pangan Lainnya, Pengembangan Sistem Tunda Jual, dan Operasi Pasar; (g) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan; (h) Meningkatkan pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha, dan mendukung produksi pangan, melalui optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan tanaman, dan hasil hutan non-kayu secara berkelanjutan; dan (i) mengembangkan kawasan agropolitan regional. 7. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dengan kebijakan yang diarahkan untuk : (1) memperluas akses kepada sumber permodalan, dengan fokus kegiatan a) Penguatan permodalan koperasi wanita untuk 3.750 desa/kopwan yang berkinerja baik dan lokasinya tersebar di 38 Kab/Kota se Jawa Timur, b) Peningkatan penyertaan modal disetor pada lembaga penjaminan kredit daerah (PT. Jamkrida); (2) mengembangkan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah, dengan fokus

280

kegiatan a) Bantuan stimulan sarana usaha dalam rangka penanggulangan kemiskinan kepada 266.140 RTM Hampir Miskin (Near Poor) utk menjadi usaha mikro, b) Pengembangan Usaha Mikro pada sentra-sentra produksi/kluster; (3) memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan berwawasan gender, dengan fokus kegiatan a) Fasilitasi Pembentukan Kelembagaan bagi Usaha Mikro dan bantuan permodalan bagi 38 Kelompok PKL; (4) memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan, dengan fokus kegiatan a) Penguatan Permodalan bagi UMKM Wira Usaha Baru; (5) mengembangkan UKM agar memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing, dengan fokus kegiatan a) Peningkatan Kapasitas Usaha Koperasi dan UMKM Anggotanya; (6) meningkatkan kualitas SDM koperasi dan UMKM serta penataan kelembagaan koperasi, dengan fokus kegiatan a) Peningkatkan SDM Pengelola Koperasi dan Anggotanya, b) Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana UPT Diklat Koperasi dan UMKM. 8. Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas, dan Pariwisata, Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) menyederhanakan prosedur perijinan investasi, melalui optimalisasi pelayanan perijinan terpadu (P2T); (b) 1menciptakan kepastian hukum yang menjamin kepastian usaha, termasuk mengurangi tumpang tindih kebijakan antar pusat dan daerah serta antar sektor; (c) menyempurnakan kelembagaan investasi

281

yang berdaya saing, efisien, transparan, dan non-diskriminatif; (d) meningkatkan penyediaan infrastruktur, terutama penuntasan akses jalan yang menghubugkan Kota Surabaya dengan Kota-kota di wilayah Timur dan Selatan Tengah, percepatan pembangunan jalan tol, peningkatan kapasitas (daya) listrik dan penyediaan air bersih/PDAM, dan (e) meningkatkan ekspor non migas, baik antar negara melalui peningkatan mutu dan jumlah produk serta memperluas negara tujuan ekspor, maupun antar wilayah di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa, melalui pembukaan perwakilan dagang di berbagai daerah di Indonesia serta meningkatkan penggunaan e-comerce; (f) meningkatkan pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata, serta meningkatkan investasi di bidang pariwisata daerah. 9. Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan utilitas kapasitas terpasang melalui optimalisai kapasitas produksi sesuai dengan permintaan pasar; (b) memperkuat struktur industri, melalui

penyeimbangan industri hulu dan hilir; (c) memperkuat basis produksi terutama produk-produk yang berbahan baku lokal; dan (d)

meningkatkan daya saing industri melalui peningkatan kualitas produk dengan mengacu pada standar produksi nasional (SNI), agar dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.

282

10. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan pemeliharaan inftrastruktur; (b) mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak, terutama infrastruktur pertanian dan pedesaan, serta infrastruktur ekonomi strategis; (c) meningkatkan kapasitas pelayanan infrastruktur, terutama di daerah pedesaan, dan daerah tertinggal, serta infrastruktur yang melayani masyarakat miskin, dan infrastruktur yang

menghubungkan dan/atau melayani antar-daerah. (d) Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan potensi sumber energi terbarukan (e) Mengembangkan konversi energi dari minyak tanah ke gas elpiji secara lebih efektif dan tepat. Focus arah kebijakan tersebut dalam bidang perhubungan melalui percepatan penyelesaian pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa Timur, Jalan Tol, Jalan Akses ke kawasan Agropolitan, pengembangan sarana prasarana pelabuhan, Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) dan angkutan perintis di Wilayah Kepulauan; bidang Pengembangan Sumber Daya Air melalui pembangunan bendung gerak New Sembayat Barrage di Gresik, Waduk Gonggang di Magetan, Waduk Kedung Bendo di Pacitan, Waduk Bendo di Ponorogo, Waduk Kresek di Madiun dan bidang Keciptakaryaan melalui Pengembangan KASIBA/LISIBA/RSH, Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA), Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Air bersih Daerah Rawan Air/Pedesaan, Fasilitasi Pengelolaan Sampah Terpadu, dan Sanitasi Perkotaan dan Perdesaan, (d) Pengembangan dan

283

pemanfaatan energi baru terbarukan meliputi pengembangan biogas di sentra-sentra peternakan dan kelompok-kelompok rumah tangga yang memiliki ternak (sapi) di 5 Kabupaten sejumlah 35 paket, (e) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada daerah yang memiliki potensi sumber daya air berlimpah dan belum terjangkau jaringan listrik PLN di 3 Kabupaten sejumlah 3 paket, (f) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 7 Kabupaten sejumlah 7 paket. 11. Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup; (b) mencegah terjadinya atau berlanjutnya pencemaran lingkungan melalui medium air, udara, maupun tanah; (c) mendorong pengembangan industri yang ramah lingkungan; (d) mencegah terjadinya atau berlanjutnya perusakan hutan akibat kegiatan-kegiatan ilegal, serta mencegah meluasnya areal lahan kritis; (e) memulihkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang rusak; (f) mengembangkan manajemen dan mekanisme penanggulangan bencana alam, terutama di wilayah rawan banjir dan tanah longsor; (g) membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup, dan berperan aktif melakukan kontrol sosial terhadap kualitas lingkungan hidup; (h) menyusun rencana

284

rinci/detail tata ruang secara komprehensif; (i) mewujudkan keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah; (i) mengendalikan pemanfaatan ruang yang efektif dengan menerapkan prinsip

pembangunan berkelanjutan dan keseimbangan pembangunan antarfungsi; dan (j) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian pemanfaatan ruang. Fokus kebijakan dimaksud terutama pada konservasi sumber-sumber air bersih, pemanfaatan jaringan air

bersih terintegrasi regional (Umbulan) serta pemanfaatan sumber daya alam (air dan panas bumi) sebagai alternatif pembangkit listrik. Dalam hal penataan ruang disamping percepatan perencanaan tata ruang wilayah (RTRW), perlu pula diiringi dengan upaya yang nyata terkait pengendalian pemanfaatan ruang seperti peningkatan kinerja perizinan pemanfaatan ruang pada kawasan pengendalian ketat skala regional (k) Pengendalian pencemaran air melalui pengembangan teknologi berwawasan lingkungan khususnya pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebanyak 12 unit dan komposter sebanyak 6 unit, di 6 Kabupaten/Kota (l) Perlindungan dan pelestarian sumber daya alam melalui pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar DAS Brantas (hulu dan hilir) di 6 Kabupaten/Kota (m) Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam melalui rehabilitasi daerah hulu di 6 Kabupaten/Kota (n) Perlindungan dan konservasi sumber daya hutan melalui kegiatan pelestarian dan penataan Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soeryo (o) Pengembangan

285

potensi dan konservasi sumber daya mineral berupa bantuan alat-alat tambang di 4 Kabupaten (p) Pengembangan pemanfaatan dan konservasi air bawah tanah berupa sumur bor pada daerah rawan air di 3 Kabupaten sejumlah 4 titik. 12. Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, dan Peningkatan Pelayanan Publik Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mempercepat perwujudan perubahan pola berpikir dan orientasi birokrasi dari dilayani menjadi melayani masyarakat; (b) mempercepat perwujudan birokrasi yang efisien, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan profesional untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; (c) meningkatkan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua tingkat dan lini pemerintahan; (d) meningkatkan kualitas pelayanan publik menjadi pelayanan prima; (e) mendorong partisipasi masyarakat untuk turut merumuskan program dan kebijakan layanan publik, arah kebijakan difokuskan pada: (1) Peningkatan kualitas SDM melalui Diklat Kepemimpinan, Diklat Teknis, Diklat Fungsional dan Diklat Prajab Gol I, II, III (2) Fasilitasi Penyelenggaraan Pelaksanaan Pemilu Kada untuk 3 (tiga) Kabupaten yaitu Kabupaten Blitar, Kabupaten Tuban dan Pacitan (3) Fasilitasi forum koordinasi Kepala Daerah dalam pelaksanaan pembangunan. (4) Pengembangan sistem informasi kepegawaian (5) Hearing/dialog dengan pejabat pemerintah/pemerintah

286

daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama (6) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (8) (7) Fasilitasi Pembinaan penyelenggaraan koordinasi dan Pemerintah konsultasi

Desa/Kelurahan

penyelenggaraan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil (9) Fasilitasi kerjasama antar pemerintahan Provinsi se Indonesia untuk pelaksanaan Mitra Praja Utama (MPU) dan Asosisasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) (10) Reses Dewan (11) Fasilitasi pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) (12) Penyusunan s t a nda r kompetensi jabatan struktural PNS (13)

Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (14) Fasilitasi analisis dan sinkronisasi kebutuhan kelembagaan perangkat daerah (15) Pengkajian dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan SKPD dan UPTD Prop. Jatim (16) Pembinaan koordinasi dan konsultasi penyelenggaraan administrasi kependudukan dan pencatatan dalam rangka Renstra pencatatan semua Kelahiran Anak 2011 (17) Fasilitasi Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) (18) Mengikuti kegiatan pejabat di Jawa Timur (19) Peningkatan kegiatan Protokoler Tamu VIP dan VVIP (20) Peningkatan

pendokumentasian dan penyebarluasan informasi pembangunan dan pemerintahan. 13. Peningkatan Kualitas Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

287

Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, budi pekerti, memupuk etos kerja, menghargai kemajemukan sosial budaya, dan menjadi kekuatan pendorong mencapai Jawa Timur makmur dan berakhlak; (b) meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai agama dan budi pekerti dalam kehidupan masyarakat sehari-hari; dan (c) mendorong terciptanya kehidupan intra dan antar-umat beragama yang saling menghormati untuk mewujudkan suasana yang aman dan damai; (d) menyelesaikan dan mencegah konflik antar-umat beragama; dan (e) meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya masing-masing dan beribadat sesuai agama dan kepercayaannya. Arah kebijakan diatas difokuskan pada Fasilitasi dan kegiatan bidang keagamaan di Jawa Timur melalui pemberian bantuan sarana peribadatan, fasilitasi pembinaan kerukunan umat beragama, bantuan sarana pendidikan keagamaan. 14. Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua Bidang, dan Terjaminnya Kesetaraan Gender Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) menciptakan keadilan dan kesetaraan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; (b) meningkatkan perbaikan angka Indeks

288

Pembangunan Gender (Gender-related Development Index, GDI), dan angka Indeks Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment

Measurement, GEM); (c) terjaminnya perlindungan dan kesejahteraan anak dan perempuan; dan (d) meningkatkan pelayanan keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi yang berkualitas sebagai upaya pengendalian pertambahan penduduk. Arah kebijakan diatas difokuskan pada (1) Bina Keluarga Setara (Anggota keluarga Bapak, Ibu, Anak mempunyai hak yang sama ), (2) pengadaan dan pelayanan pemasangan kontrasepsi KB, (3) Fasilitasi peningkatan kemampuan perempuan pekerja rumahan, dan (4) Implementasi rencana aksi di provinsi tentang gugus tugas perlindungan perempuan dan anak. 15. Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama; (b) meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat terhadap kesehatan dan kebugaran jasmani dalam upaya pembentukan watak bangsa; (c) meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan. Arah kebijakan diatas difokuskan pada (1) Pembinaan Dan Peningkatan Partisipasi Pemuda, (2) Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan serta peningkatan Kewirausahaan Pemuda, (4) Peningkatan Wawasan dan Kreatifitas Bagi Anak dan Remaja, (5) Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat, dan (6) Peningkatan sarana dan prasarana

289

kepemudaan dan keolahragaan, (7) Fasilitasi even-even olahraga tingkat daerah, regional, nasional dan internasional. 16. Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan penegakan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif; (b) terjaminnya konsistensi peraturan perundang-undangan; (c) meningkatkan

pemahaman dan penghormatan terhadap hak asasi manusia arah kebijakan difokuskan pada : (1) Pengkajian terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota (2) Koordinasi dalam rangka menyusun rancangan produk hukum (3) Evaluasi rancangan peraturan daerah kabupaten/kota (4) Koordinasi pembaruan produk hukum (5) Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah (RAD) Hak Asasi Manusia. 17. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminalitas Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencegah kriminalitas dan gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing; (b) meningkatkan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran narkoba;(c)

mendorong peningkatan perlindungan dan pengayoman masyarakat: arah kebijakan difokuskan pada : (1) Pemberdayaan masyarakat dalam pengamanan swakarsa (community policing) (2) Peningkatan efektifitas

290

lembaga forum komunikasi kerukunan umat beragama (3) Peningkatan peran Kominda dan (4) penegakan peraturan daerah dalam rangka keamanan dan ketertiban (5) fasilitasi pemberdayaan ormas/LSM dan elemen masyarakat dalam pembangunan politik di Jawa Timur (6) Forum diskusi situasi dan kondisi sosial politk di Jawa Timur. 18. Percepatan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sosial Ekonomi Dampak Lumpur Panas Lapindo Dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (a) mengurangi keresahan sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya masyarakat akiibat semburan lumpur Lapindo; dan (b) mempercepat revitalisasi infrastruktur fisik untuk stabilisasi dan normalisasi aktivitas investasi ekonomi dan perdagangan.

4.6 Tinjauan Terhadap Prioritas dan Arah Kebijakan Sektoral RKPD Tahun 2011 Dari penjelasan akan prioritas, program, dan arah kebijakan Provinsi Jawa Timur diatas, pemerintah provinsi berupaya mewujudkan tema dari RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2011, yaitu Pemerataan

Pembangunan dan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang DiDukung Pemantapan Tata Kelola Kepemerintahan dalam rangka Mewujudkan Kemakmuran yang Lebih Baik. Dalam mewujudkan hal ini maka

pemerintah mengagendakan 9 agenda pembangunan daerah yang di

291

wujudkan dalam 18 Prioritas RKPD Tahun 2011, prioritas-prioritas tersebut sangat sesuai dengan Tema RKPD tersebut ataupun dengan isu sosial

lumpur lapindo yang menjadi permasalahan besar terhadap perkembangan Provinsi Jawa Timur, khusus nya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sidoarjo. Selain itu, prioritas-prioritas tersebut sudah sesuai dengan hasil analisis pada penelitian ini, dimana program-prgram dan prioritas tersebut sangat disarankan guna mengurangi ketimpangan di Provinsi Jawa Timur, harapannya akan terjadi peningkatan terhadap kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Salah satu prioritas pembangunan yaitu pada poin ke enam yang berbunyi Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan

Agroindustri/Agrobisnis, merupakan salah satu terobosan yang sangat dianjurkan oleh peneliti, dikarenakan sektor pertanian masih merupakan sektor ya yang menjadi andalan bagi Provinsi Jawa Timur. Pada hasil analisis penelitian ini menyatakan bahwa, daerah kabupaten-kabupaten tersebut memiliki tingkat ketimpangan yang rendah jika dbandingkan dengan daerah-daerah perkotaan, dimana daerah-daerah tersebut memiliki keunggulan di sektor pertanian. Sehingga dengan adanya revitaliasasi diharapkan terjadi perbaikan kualitas dan penambahan kuantitas dalam produksi hasil pertanian sehingga menarik perusahaan-perusahaan terkait untuk bekerja sama, sehingga bauran industri akan tercipta. Peningkatan Investasi, Ekspor Non-Migas, dan Pariwisata, juga merupakan salah satu prioritas pembangunan yang baik, dikarenakan

292

pariwisata merupakan salah satu sektor yang potensial, terutama dengan faktor endowment bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang sangat kaya akan wisata alam maupun budayanya, yang paling terkenal tentu adalah pariwisata di Kota Batu yag memiliki banyak objek wisata baik wisata alam maupun wisata buaatan sperti Jatim Park, Batu Night Spectaculer, dan yang terbaru adalah Alun-Alun Kota yang telah mengalami proses renovasi. Selain Kota Batu, setiap daerah sebenarnya memiliki banyak potensi pariwisata yang baik, seperti objek wistata air terjun di Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, objek wisata pantai di Kabupaten Lamongan, dan lain sebagainya. Hanya saja objek-objek tersebut kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat, sehingga sebaiknya perlu diadakan pembenahan, selain pembenahan perlu diadakan promosi yang lebih giat agar mampu mengundang para wisatawan dari luar daerah. Selain sektor pariwisata, Provinsi Jawa Timur memiliki potensi di bidang Non-Migas, potensi tersebut mengemuka saat Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro menjadi bagian dari Blok Cepu, yakni wilayah penggalian minyak dan gas bumi yang dikelola oleh ExxonMobil., potensi tersebut perlu dipelihara dan dikembangkan agar mengundang minat dari investor sehingga memberi pengaruh positif terhadap pendapatan Provinsi Jawa Timur. Namun dalam perkembangannya, prioritas tersebut jangan sampai menjadi ekploitas i berlebihan sehingga menyimpang dari salah satu prioritas yaitu Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup, serta Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang.

293

Prioritas-prioritas

tersebut

dan

juga

prioritas

lainnya

seperti

Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur, akan membantu dalam mewujudkan priorias lainnya, yaitu perluasan lapangan kerja, jika daerah-daerah tersebut mampu mengembangkan potensinya maka akan mengundang minat investor, dimana ke depannya akan berpengarih positif terhadap perkembangan usaha disana sehingga akan mampu menyerap angkatanangkatan kerja, sehingga diharapkan terjadinya peningkatan kesejahteraan di Provinsi Jawa Timur. Hanya saja dalam prioritas-prioritas tersebut, menurut peneliti perlu adanya tambahan prioritas lain berupa saran-saran berupa program yang dapat digunakan pemerintah dalam mengurangi ketimpangan pada Provinsi Jawa Timur dalam lima tahun mendatang, diantaranya : 1.Mengusahakan Pendirian Pabrik Rokok di wilayah yang memiliki potensi akan hasil tembakau Tidak dapat disangkal lagi bahwa dengan adanya perusahaan yang memiliki reputasi besar pada suatu daerah akan menjadi daya tarik bagi daerah tersebut, sebagai contoh adalah Kota Kediri, dengan adanya Pabrik Rokok pada wilayah tersebut mampu menjadikan sektor indsutri pengolhan pada wilayah tersebut mendapat pendapatan yang sangat besar, namun yang menjadi masalah analisis shift share menyatakan bahwa sektor tersebut tidak mendapat pengaruh positif dari bauran industri, sehingga mempengaruhi

294

tingkat ketimpangan pada wilayah tersebut, kemungkinan bahwa input yang dipakai, baik berupa bahan baku maupun tenaga kerja, kebanyakan berasal dari luar daerah tersebut, sehingga hasil dari pendapatan tersebut :dilarikan ke wilayah lain. Berdasarkan kasus ini, maka perlu akan adanya pabrik rokok yang dekat dengan bahan baku, diharapkan akan terjadi bauran industri yang lebih baik, sehingga bauran industri tersebut akan mendorong terjadinya peningkatan pendapatan di semua sektor, bukan hanya salah satu sektor saja yang berkembang seperti yang terjadi di Kota Kediri. Pada kawasan-kawasan yang terdapat di Pulau Madura, kawasan-

kawasan tersebut memiliki potensi dari sektor pertanian, terutama akan hasil tembakau, karena faktor ini disana banyak bermunculan pabrik rokok ilegal, hal ini dikarenakan masyarakat disana berupaya untuk dapat bekerja guna memenuhi kelangsungan hidup mereka. Agar kelangsungan hidup masyarakat tetap dapat terjamin, sebaiknya jangan hanya berhenti terhadapa penutupan pabrik dan perusahaan rokok ilegal, sebaiknya pemerintah mampu mengajak perusahaan-perusahaan rokok besar untuk berinvestasi di wilayah tersebut dan mendirikan pabriknya disana. Hal ini juga akan lebih baik bagi perusahaan yaitu dapat menghemat biaya untuk mengimpor bahan baku tersebut dari luar daerah.

295

2. Tinjauan dan Perhatian Lebih Mendalam Terhadap KawasanKawasan di Pulau Madura. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikategorikan bahwa salah satu kawasan yang memiliki tingkat ketimpangan terrendah terdapat di Kabupaten Pamekasan, potensi yang utama pada wilayah tersebut adalah komoditi yang berasal dari sektor pertanian, dan Kabupaten Sumenep merupakan daerah yang paling maju di Pulau Madura. Namun yang perlu diperhatikan disini bahwa Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu wilayah miskin, sehingga ketidakmerataan lebih dikarenakan karena faktor tersebut, akan tetapi faktor kemisikinan tersebut seharusnya menjadi salah satu prioritas, yaitu prioritas-prioritas Provinsi Jawa Timur seharusnya juga memprioritaskan kawasan-kawasan tersebut sebagai salah satu prioritas untuk ditangani, dalam perkembangan belakangan ini telaj dibangun Jembatan Suramadu yang menjadi penghubung wilayah Pulau Jawa dengan Pulau Madura, hal ini merupakan program yang baik, karen diharapkan akan semakin memperlancar arus input-output antar dua pulau tersebut sehingga berpengaruh positif terhadap kawasan-kawasan di Pulau Madura, selain arus input-outputnya yang menjadi lebih lancar, diharapkan prioritas-prioritas berupa program-program pemerintah tersebut juga dapat terlaksana dengan baik pada kawasankawasaan di Pulau Madura, salah satunya adalah revitalisasi pertanian.

296

3. Menciptakan dan Memelihara Bauran Industri Pada Setiap Wilayah Kabupaten/Kota. Permasalahan yang sering muncul pada setiap wilayah adalah kurang nya pengaruh dari komponen bauran industri dalam pembangunan wilayah, walaupun ada wilayah-wilayah yang bauran industrinya baik namun ada pula sektor yang memiliki masalah pada bauran industrinya, sebagai contoh Kota Kediri, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan lain sebagainya. Bauran industri yang buruk dapat menyebabkan perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya, karena hal ini berarti bahwa sektor-sektor pada daerah tersebut tidak berkontribusi terhadap kemajuan sektor lainnya dengan baik, pertumbuhan dan kontribusi suatu sektor lebih dipengaruhi dengan adanya input dari luar daerah. Hal ini sebenarnya tidak buruk, namun sebaiknya perlu ada pembatasan terhadap input dari luar daerah dan juga peningkatan kualitas terhadap input dari wilayah itu sendiri/ dikarenakan semakin membaurnya sektor-sektor akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerrah tersebut sehingga tentu akan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Bauran industri pada wilayah-wilayah kabupaten yang memiliki potensi pada bidang pertanian sebaiknya selain revitalisasi pertanian sebaiknya membuat agrro industri, yaitu indsutri yang berbasis pertanian, selain memajukan sektor pertanian solusi ini akan memberi kesempatan dan peluang bagi sektor-sektor lainnya untuk berkembang.

297

Pada wilayah yang telah memiliki bauran industri yang baik, perlu ada upaya pemeriintah guna memelihara dan meningkatkan kondisi tersebut agar daerah tersebut semakin tumbuh dan diharapkan akan membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. 4. Pengembangan sektor-sektor potensial Agar pertumbuhan perekonomian di Jawa Timur tumbuh dengan baik, hendaknya ada pengembangan terhadap sektor-sektor potensial. Baik sektor yang memiliki potensi dari segi pertumbuhan, kontribusi, maupun keduanya. Jika suatu sektor tumbuh maka ia akan dapat menyerap tenaga kerja dimana hal ini akan mengurangi tingkat pengangguran, dan tumbuhnya suatu sektor pada tingkatan tertentu akan mampu memberikan kontribusi yang maksimal pula. Berdasarkan penelitian, masih banyak sektor-sektor yang sebenarnya memiliki porensi selain sektor-sektor yang telah menjadi andalan, namun permasalahannya berragam, ada yang memiliki pertumbuhan yang baik, bahkan pertumbuhannya diatas pertumbuhan provinsi, namun belum memiliki kontribusi yang baik, ataupun sebaliknya, yaitu memiliki kontribusi yang baik, namun pertumbuhannya rendah. Hal ini biasanya dikarenakan kurangnya prioritas pemerintah pada sektor yang bersangkutan. Salah satu dari daerah Kuadran I, yaotu Kota Malang contohnya, wilyah ini berdasarkan analisis overlay ternyata memiliki kondisi pertumbuhan yang positif namun tidak diserti oleh kontribusi yang baik pada sektor

298

pengangkutan dan konstruksi, seiring dengan berkembangnya kegiatan ekonomi di wilayah tersebut memberikan pengaruh terhadap sektor pengangkutan dan sektor konstruksi, namun pada sektor konstruksi memiliki kendala yang berasal dari bauran industri sehingga kontribusi yang dihasilkan kurang maksimal, sedangkan sektor pengangkutan dari analisis shift share menunjukan bahwa dari ketiga komponen yakni, pertumbuhan provinsi, bauran industri, maupun keunggulan kompetitif memberikan pengaruh positif, belum adanya kontribusi maksimal lebih dikarenakan sektor ini masih memerlukan waktu untuk berkontribusi lebih besar. Sedangkan pada sektor industri pengolahan mengalami kondisi kontribusi yang besar namun pertumbuhannya bernilai negatif, hal ini dikarenakan pengaruh negatif bauran industri dan keunggulan kompetitif, dimana hal ini menandakan sektor tersebut belum memiliki baurn industri yang baik maupun keunggulan yang kompetitif. Dari ilustrasi singkt diatas maka disinilah pern pemerintah sebiknya masuk, yaitu memberikan dukungan terhadap permasalahn yang dialami berdasarkan analisis overlay, diharapkan dengan hasil analisis ini pemerintah mampu memberikan tindakan guna mengembangkan sektor-sektor tersebut. 5. Pengembangan dan Pembangunan sumber daya alam yang berbasis kelautan Jawa Timur memiliki wilayah yang berpotensi akan hasil lautnya, seperti Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sidoarjo,

299

Kabupaten Lamongan, dan daerah-daerah yang terletak di pesisir. Namun, sarana dan pra sarana yang ada masih kurang, sehingga alangkah baiknya jika ada pembangunan dan pengembangan pada potensi ini, potensi laut Jawa Timur tidak hanya sub sektor perikanan saja, potensi laut ini juga menawarkan daya tarik pariwisata yang berpotensi, namun permasalahan sering kali berasal dari pembangunan infrastruktur, aksesibilitas, dan promosi. 6. Pengembangan Potensi Pariwisata Jawa Timur memiliki potensi pariwisata yang berbasis pada alam, potensi ini cukup tinggi mengingat Jawa Timur memiliki potensi wisata gunung maupun pantai, namun potensi ini masih belum banyak tergali, wilayah yang tergolong berhasil dalam potensi pariwisata alamnya adalah Kota Batu, namun sebenarnya wilayah-wilayah yang memiliki potensi alamnya pun memiliki potensi yang sama, seperti Kabupaten Madiun, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Blitar, Kabuparen Kediri dan lainnya. Sebaiknya pemerintah lebih menggali potensi ini dan mengembangkannya.

Anda mungkin juga menyukai