Anda di halaman 1dari 38

INDUK

ZIKIR
alif_lam_mim_1711@yahoo.co.uk
[QS:33. Al Ahzab]

41. Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan


menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.

42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.


[QS:3. Ali 'Imran]
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Segala puji bagi ALLAH Yang Maha Suci lagi Maha Agung. Salawat dan
salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam beserta isteri dan keluarga beliau.
Mengingat ALLAH tanpa mengenal waktu kita kenal dengan nama “ZIKIR”.
Para ulama kita di Nusantara dahulu kala mereka banyak menerangkan
beberapa zikir/doa itu beserta keutamaannya. Ada yang benar-benar
berasal dari hadis, dan banyak pula zikir yang dibuat-buat oleh mereka
sendiri. Kemudian kitab-kitab mereka itu beredar luas di penjuru
Nusantara. Antara lain kita menyebutnya Kitab Kuning, Kitab Senjata
Mukmin dan lain sebagainya.
Namun zikir buatan Tuan Guru, Kyai atau Wali yang bukan dari hadis
Rasulullah, tentu saja belum dapat dipastikan kebenaran fadhilahnya, atau
justru meragukan apakah zikir itu akan diterima oleh ALLAH subhanahu wa
ta’ala ataukah justeru akan mendatangkan kemurkaan dari ALLAH.
Sehingga bagi kita yang ingin mencari keselamatan dari ucapan yang
tersalah, maka sebaiknya kita hanya mengikuti zikir/ucapan yang berasal
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena itu lebih aman dan
lebih utama.
Pada artikel singkat ini, kita menyampaikan beberapa kalimat zikir yang
diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita
menyebutnya “INDUK ZIKIR” karena kalimat yang kita pilih adalah kalimat-
kalimat yang sangat utama menurut Rasulullah dalam hadis Shahih
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Sesungguhnya sangat banyak zikir yang berasal dari Rasulullah dalam
riwayat lain dalam kitab-kitab Sunan dan Kitab Masnad, namun tidak kita
sampaikan dalam file ini. Karena ibadah yang utama adalah zikir yang
dibaca dengan dawam (berulang-ulang) dan terus-menerus. Begitulah
pernyataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara zikir
yang utama.
Sehingga kita pun berpendapat bahwa tiada berguna banyak bacaan zikir
jika kita membacanya tidak teratur. Dan lebih baik kita hanya membaca
kalimat yang pendek (misalnya: Subhanallah wa bihamdihi) tetapi
diamalkan terus menerus selama bertahun-tahun, daripada membaca
banyak kalimat zikir tetapi bergonta-ganti tidak menentu.
Semoga ALLAH menjadikan kita orang-orang yang senantiasa mengingat-
NYA tanpa batas waktu.
KEUTAMAAN ZIKIR
KEUTAMAAN ZIKIR

 Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam senantiasa berzikir kepada ALLAH pada setiap
saat. [Muslim]

 Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Telah beruntung orang-orang yang
meng-Esa-kan”. Para sahabat bertanya: Siapakah orang-
orang yang meng-Esa-kan itu wahai Rasulullah? Beliau
menjawab: “(yaitu) Orang-orang yang banyak berzikir
kepada ALLAH, baik laki-laki maupun perempuan”.
[Muslim]

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Perumpamaan antara orang yang mengingat Tuhannya
dengan yang tidak mengingat-NYA adalah seperti orang
hidup dengan orang mati”. [Bukhari dan Muslim]
TATA CARA ZIKIR
1. Zikir yang utama adalah zikir yang diawali dengan ber-wudhu
artinya bersih diri, bersih jiwa dan raga.
2. Zikir diucapkan dengan lidah, dan boleh juga diucapkan dalam
hati.
3. Zikir yang utama tentu saja dengan duduk diam. Namun boleh
juga dilakukan ketika berdiri, berjalan, berbaring atau apapun.
4. Makruh mengeraskan suara ketika berzikir, kecuali dengan
maksud mengajarkan kalimat-kalimat zikir kepada orang-
orang yang belum mengetahui.
5. Makruh berzikir di tempat-tempat yang kotor, misalnya WC.
6. Para ulama sepakat atas kebolehan berzikir dengan hati dan
lidah bagi orang yang ber-hadas, orang yang junub,
perempuan haid dan nifas. Namun mereka tidak boleh
(diharamkan) berzikir dengan bacaan yang ada dalam Al-
Qur’an meskipun mengucap seperti “inna lillahi wa inna ilaihi
raaji’uun” [Al-Baqarah: 156] ketika ada yang meninggal dunia.
7. Karena kita adalah orang-orang Melayu Nusantara, bukan
orang Arab, maka hendaklah kita memahami arti dari setiap
kalimat zikir yang kita ucapkan. Karena zikir yang utama
adalah zikir dengan konsentrasi hati sehingga setiap kata
yang terucap menyentuh ke hati sanubari dan kita dapat
membayangkan ALLAH dengan segala kekuasaan-NYA.
MAJELIS ZIKIR
Kita sangat dianjurkan untuk menghadiri majelis zikir karena
keutamaannya yang besar. Pengertian Majelis Zikir menurut
ulama yang kita ikuti adalah suatu kelompok manusia dimana
terdapat kumpulan orang-orang yang masing-masing berzikir
membaca kalimat-kalimat yang sudah diajarkan oleh Rasulullah.
Ulama cenderung menyamakan majelis zikir dengan iktikaf.
Namun pengertian iktikaf lebih condong kepada berzikir di
dalam masjid. Sedangkan majelis zikir itu sendiri tidak harus di
Masjid, melainkan dapat dilakukan di rumah-rumah atau
dimanapun.
Kita berpendapat dari sinilah kemudian orang-orang melakukan
praktek membuat-buat ibadah baru (bid’ah) seperti melakukan
acara Arisan Yasinan dan lain sebagainya.
KEUTAMAAN MAJELIS ZIKIR

• Dari Abu Hurairah, dari Abu Sa’id, keduanya berkata:


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada
suatu kaum yang duduk dalam suatu majelis untuk berzikir
kepada ALLAH melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat,
diliputi rahmat, diturunkan ketenangan, dan mereka disebut-
sebut oleh ALLAH di hadapan para malaikat yang ada di sisi-
NYA”. [Muslim]

• Dari Ibnu Umar, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda: “Apabila kamu melewati kebun syurga,
maka menyebarlah di situ”. Para sahabat bertanya: Apakah
kebun syurga itu, wahai Rasulullah? Rasulullah SAW
menjawab: “Majelis zikir! Sesungguhnya ALLAH subhanahu
wa ta’ala mempunyai banyak malaikat yang berkeliling
mencari majelis zikir. Apabila mereka mendatangi orang-
orang yang berzikir, mereka pun mengelilingi majelis itu”.
[Muslim]
KEUTAMAAN MAJELIS ZIKIR

• Dari Abu Waqid Al-Harits bin ‘Auf bahwasanya Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk bersama para sahabat di
dalam masjid, kemudian tiba-tiba datanglah 3 (tiga) orang
yang mana 2 di antara 3 orang itu menuju Rasulullah SAW
dan yang seorang lagi pergi begitu saja. Dua orang itu
berhenti di hadapan Rasulullah SAW, kemudian salah
seorang di antara dua orang itu melihat ada suatu tempat
kosong di tengah-tengah majelis, lalu ia duduk di tempat
kosong itu, dan yang lain (satunya lagi) duduk di ujung
majelis, adapun orang yang ketiga pergi meninggalkan
majelis tersebut. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam selesai memberi nasihat, beliau bersabda: “Maukah
kamu sekalian aku beritahu tentang ketiga orang itu? Adapun
salah seorang dari mereka mendekat kepada ALLAH maka
ALLAH pun memberi tempat kepadanya, adapun orang yang
kedua merasa malu maka ALLAH pun menghargai malunya,
dan yang lain berpaling maka ALLAH pun berpaling darinya”.
[Bukhari dan Muslim]
KEUTAMAAN MAJELIS ZIKIR
 Dari Abu Sa’id Al-Khudry ia berkata: Mu’awiyah keluar
menuju suatu lingkaran orang-orang di dalam masjid,
kemudian Mu’awiyah bertanya: “Apa yang menyebabkan
kamu sekalian duduk melingkar?” Mereka menjawab: “Kami
duduk untuk zikir kepada ALLAH”. Mu’awiyah bertanya:
“Demi ALLAH, benarkah kamu sekalian duduk berlingkar
dengan tujuan untuk zikir kepada ALLAH?” Mereka
menjawab: “Benar, kami duduk dengan tujuan yang demikian
itu”. Mu’awiyah berkata: “Sebenarnya saya tidak bersumpah
kepada kamu sekalian karena meragukan kamu, dan tidak
ada seorang pun dari sahabat Rasulullah SAW yang lebih
pendiam melebihi saya, tetapi karena Rasulullah SAW pernah
keluar menuju ke suatu lingkaran sahabat-sahabatnya
kemudian beliau bertanya: “Apakah yang menyebabkan
kamu sekalian duduk berlingkar?” Para sahabat menjawab:
Kami duduk untuk zikir dan memuji ALLAH yang telah
menunjukkan Islam kepada kami dan sekaligus
menganugerahkan Islam kepada kami. Beliau SAW bertanya:
“Demi ALLAH, benarkah kamu sekalian duduk berlingkar
dengan tujuan untuk zikir kepada ALLAH? Sesungguhnya aku
tidak bersumpah kepada kamu sekalian karena meragukan
kamu sekalian, tetapi karena malaikat Jibril datang kepadaku
dan memberitahu bahwa ALLAH membanggakan kamu
sekalian di hadapan para malaikat”. [Muslim]
ZIKIR BERJAMAAH
Sebagian ulama masa kini berpendapat bahwa yang dimaksud
zikir jamaah itu adalah zikir yang diucapkan secara bersama-
sama dengan bacaan yang sama yang pula, serta dipimpin oleh
seorang imam.
Dalam contoh kasus ini adalah seperti yang sering kita lihat di
TV misalnya tausiyah bersama Ustadz H.M. Arifin Ilham dan
lainnya. Dan banyak lagi yang terjadi di masyarakat Melayu kita
sendiri.

Kita belum menemukan adanya riwayat yang shahih dari zaman


ulama salaf (terdahulu) yang berkisah tentang zikir dengan
nyaring dan berjamaah dipimpin Imam. Sehingga kita belum
sependapat dengan acara-acara zikir jamaah seperti yang
diadakan oleh Ustadz Arifin Ilham itu. Karena zikir berjamaah
pada zaman Nabi dan sahabat hanyalah sekedar duduk-duduk
bersama dalam suatu majelis (di rumah atau di masjid).

Dan menurut kita, zikir berjamaah yang benar adalah duduk-


duduk bersama kemudian masing-masing orang membaca
zikirnya sendiri-sendiri. Seperti halnya ketika kita ber-iktikaf di
Dari Ibnu Umar, ia pernah menghitung dalam suatu majelis di
mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan
sebanyak 100 (seratus) kali, yaitu:

Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan berikanlah tobat


kepadaku, sesungguhnya ENGKAU Maha Penerima Tobat dan
Maha Penyayang.

[Abu Dawud, Tirmizi dan Ibnu Majah, dengan isnad hasan


shahih]
Adapun kita berpendapat berdasarkan salah satu hadis di atas
dari Ibnu Umar yang menyatakan bahwa ia pernah
menghitung bilangan zikir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, seandainya zikir itu diucapkan berjamaah, tentunya
Ibnu Umar tidak perlu menghitung bilangan zikir itu, karena ia
akan mengikuti imam. Tetapi justeru ia menghitung untuk
mengetahuinya, dan berarti ia ingin mengikuti ucapan zikir
yang dibaca sendirian oleh Nabi. Wallahu a’lam.

Dan banyaknya kalimat zikir yang diajarkan oleh Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya membuktikan
bahwa tidak diajarkan kalimat zikir khusus untuk suatu
majelis. Melainkan kita bebas memilih bacaan zikir yang kita
sukai.

Jadi mungkin saja pendapat mereka yang menganggap zikir


jamaah dengan dipimpin seorang Imam adalah karena
kecendrungan manusia zaman sekarang yang memerlukan
adanya ulama pembimbing. Atau pula menghendaki
keutamaan pahala seperti halnya keutamaan yang besar dari
ANJURAN BERZIKIR
DENGAN TANGAN
ZIKIR DENGAN TANGAN

 Dari Yusairah (sahabat perempuan dari golongan Muhajjirin)


bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh mereka
mengucapkan takbir (Allahu akbar), taqdis (subhanallah) dan
tahlil (laa ilaaha illallah) dan menghitungnya dengan jari,
karena jari-jari itu akan ditanya dan disuruh bicara [sebagai
saksi pada hari kiamat]. [Abu Dawud dan Tirmizi, dengan isnad
hasan]

 Dari Ibnu Umar (Abdullah bin Umar bin Khattab), ia berkata:


“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menghitung tasbih”. Dalam riwayat lain ada tambahan matan:
“dengan tangan kanannya”. [Abu Dawud, Tirmizi dan Nasa’i,
dengan isnad hasan]
APAKAH BOLEH BERZIKIR
DENGAN BIJI TASBIH?
APAKAH BOLEH DENGAN TASBIH???
Kita mengikuti pendapat ulama yang menghukumnya MUBAH
(boleh).
Pendapat ulama yang membolehkan biji-biji tasbih adalah
berdasarkan ijtihad terhadap hadis:

Dari Sa’d bin Abu Waqqash bahwasanya ia bersama-sama dengan


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke tempat seorang
perempuan yang di hadapannya ada biji-biji korma atau batu-batu
kerikil yang digunakan untuk menghitung bacaan tasbihnya……
dan selanjutnya…
[Tirmizi, dengan isnad hasan]

Tidak ada keterangan yang menyebut Rasulullah melarang atau


mencela wanita itu karena memakai biji-biji korma maupun
kerikil, beliau hanya mengajarkan kalimat tasbih (namun tidak
kita tulis).
Sehingga kemudian apabila pada zaman modern ini kita
menggunakan biji-biji tasbih yang diuntai menjadi satu, maka
tentu hal itu boleh saja. Karena banyak zikir yang diajarkan
Rasulullah dengan jumlah-jumlah tertentu, sedangkan kita
Tasbih adalah alat bantu untuk menghitung zikir. Namun ada
sebagian orang menganggap menggunakan biji tasbih termasuk
bid’ah, kenapa? Jawabannya ada pada material tasbih itu sendiri.
Kita menyebut material biji tasbih itu ada tiga macam:
• Biji Tasbih yang harganya murah terjangkau oleh siapa saja,
maka ia kita jadikan mubah (boleh) untuk membantu
menghitung zikir, semua orang dapat membelinya tanpa ada
fitnah.
• Biji Tasbih yang berharga mahal, dapat membuat
pemakainya riya’ (karena pemakainya cenderung
membawanya untuk dipamerkan) dan sombong. Tasbih
mahal dianggap HARAM untuk dipakai.
• Biji Tasbih yang dianggap keramat. Di dunia ini terkenal akan
adanya biji tasbih yang dinamai “pulqah” yang berasal dari
kayu yang berbau harum. Katanya jika berzikir dengan
memakai biji tasbih ini maka pahalanya akan berlipat ganda
dibanding dengan tasbih biasa atau dengan tangan. Tasbih
polqah ini harganya sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 5 juta,
BEBERAPA KALIMAT ZIKIR
KALIMAT # 1
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Dua perkataan yang ringan diucapkan,
namun berat ditimbangan dan disenangi oleh Yang Maha
Pengasih, yaitu:

“Maha Suci ALLAH dengan segala puji bagi-NYA.”

“Maha Suci ALLAH Yang Maha Agung.”

[Bukhari dan Muslim]


KALIMAT # 2
Dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah ditanya orang: Apakah ucapan zikir yang paling afdhal
(utama), wahai Rasulullah? Beliau SAW bersabda: “Ucapan zikir
yang dipilihkan ALLAH bagi para malaikat-NYA dan hamba-
hamba-NYA adalah:

“Maha Suci ALLAH dengan segala puji bagi-NYA.”

[Muslim]
KALIMAT # 3
Dari Muslim bin Jundub, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Perkataan yang paling disukai ALLAH
subhanahu wa ta’ala ada 4 (empat) yaitu:

[1] Subhanallah (Maha Suci ALLAH), [2] Alhamdulillah (segala


puji bagi ALLAH), [3] La ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain
ALLAH), [4] Allahu akbar (ALLAH Maha Besar)

Tidaklah mengganggumu dengan yang manapun yang engkau


mulai. [Muslim]

“Tidak mengganggu” artinya kita boleh saja membaca kalimat


itu dengan tidak berurutan.
KALIMAT # 4

 Dari Malik Al-Asyari, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Bersuci itu sebagian daripada iman,
Alhamdulillah itu memenuhi timbangan, dan Subhanallah
wal Hamdulillah itu memenuhi timbangan atau memenuhi
antara langit dan bumi”. [Muslim]

 Dari Mush’ab bin Sa’ad, dari bapaknya [Sa’ad bin Abi


Waqash] katanya: Ketika kami berada dekat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau pernah bersabda:
“Sanggupkah kalian mengerjakan seribu kebajikan setiap
hari?” Maka bertanya salah seorang yang duduk dalam
majelis: “Bagaimana caranya kami mengerjakan seribu
kebajikan [setiap hari]? Sabda beliau SAW: “Bacalah tasbih
sebanyak 100 (seratus) kali, niscaya ALLAH Ta’ala mencatat
bagimu seribu kebajikan atau dihapus daripadanya seribu
kesalahan (dosa)”. [Muslim]
KALIMAT # 5

Dari Juwairiyah binti Al-Harits [isteri Rasulullah], ia berkata


bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar dari rumahnya
pagi-pagi setelah selesai shalat Subuh, dan Juwairiyah masih
berada di tempatnya shalat (di dalam masjid). Setelah waktu
Dhuha, Rasulullah SAW pulang [meninggalkan masjid] dan
sedangkan Juwairiyah masih duduk di tempatnya semula.
Rasulullah bertanya kepadanya: “Apakah engkau senantiasa
duduk (berzikir) seperti itu sejak aku tinggalkan tadi?” Jawab
Juwairiyah: Betul, ya Rasulullah! Sabda beliau SAW: “Aku hanya
mengucapkan empat kalimat sebanyak 3 (tiga) kali sejak tadi
yang mana apabila ditimbang dengan apa yang kau baca dalam
zikirmu sejak tadi, niscaya akan sama berat.
Kalimat itu adalah:

………bersambung 
5
 sambungan… dari Juwairiyah…

Maha Suci ALLAH, dan segala puji bagi-NYA sebanyak bilangan


makhluk-NYA, seridha diri-NYA, seberat ‘Arasy-NYA, dan sebanyak
kalimat-NYA.

[Muslim]
KALIMAT # 6

Dari Abu Hurairah katanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Membaca

Subhanallah wal Hamdulillah wa Lailahaillallah wa Allahu Akbar

lebih aku sukai daripada matahari terbit di pagi hari”. [Muslim]


KALIMAT # 7
Dari Mush’ab bin Sa’ad, bahwa bapaknya berkata: Seorang Arab
dusun (badui) datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam seraya berkata: “Ajarkanlah kepadaku kalimat untuk
kubaca”. Sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Bacalah

Tidak ada Tuhan selain ALLAH, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-NYA. ALLAH Maha Besar dengan kesempurnaan besar, dan
segala puji bagi ALLAH sebanyak-banyaknya, Maha Suci ALLAH
Tuhan semesta alam. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan
dengan ALLAH Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
………bersambung 
7
 sambungan… Dari Mush’ab……

Lalu orang [dusun] itu berkata: “Kalimat itu semuanya untuk


Tuhan semata, yang mana untuk aku?”
Sabda beliau: Bacalah

Wahai ALLAH, ampunilah aku, kasihanilah aku, pimpinlah aku


dan berilah aku rezeki.

[Muslim]
KALIMAT # 8
Dari Amru bin Maimun (Abu Ayyub Al-Anshari), dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Barangsiapa
membaca:

“Tidak ada Tuhan selain ALLAH yang tidak ada sekutu bagi-NYA,
bagi-NYA segala kekuasaan dan pujian, dan DIA Maha Kuasa atas
segala sesuatu”

Sebanyak 10 (sepuluh) kali, maka dia seakan-akan mendapatkan


pahala sebanyak pahalanya orang yang memerdekakan 40
(empat puluh) keturunan Ismail”.
[Bukhari dan Muslim]
KALIMAT # 9
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Siapa membaca kalimat Tahlil

“Tidak ada Tuhan selain ALLAH yang tidak ada sekutu bagi-NYA,
bagi-NYA segala kekuasaan dan pujian, dan DIA Maha Kuasa atas
segala sesuatu”

Sebanyak 100 (seratus) kali dalam sehari, maka dia


mendapatkan pahala sebanyak pahalanya memerdekakan 10
(sepuluh) orang budak dan dituliskan untuknya 100 kebajikan,
serta dihapuskan daripadanya 100 kesalahan, dan hari itu ia
terpelihara dari godaan syetan sampai petang. Dan tidak
seorangpun yang melebihi amalnya kecuali orang yang
membacanya lebih banyak dari 100 kali.
9
 sambungan…Dari Abu Hurairah……

Dan barangsiapa membaca:

“Maha Suci ALLAH dan Maha Terpuji bagi-NYA”

Sebanyak 100 kali dalam sehari, dihapus segala kesalahannya


(dosa) walaupun sebanyak buih di lautan.
[Bukhari dan Muslim]
KALIMAT # 10

Dari Abu Hurairah, katanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Barangsiapa membaca pada waktu pagi dan
petang:

“Maha Suci ALLAH dan Maha Terpuji bagi-NYA”

Sebanyak 100 kali, tidak ada orang datang yang melebihi


amalnya, melainkan orang yang membaca sebanyak itu pula
atau lebih.
[Muslim]
KALIMAT # 11

Dari Abu Musa Al-Asyari, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Maukah aku tunjukkan salah satu harta
terpendam di syurga?”
Aku (Abu Musa) katakan: Tentu saja, ya Rasulullah.
Beliau bersabda: Katakanlah:

“Tiada daya kekuatan melainkan dengan pertolongan ALLAH.”

[Bukhari dan Muslim]

Anda mungkin juga menyukai