Anda di halaman 1dari 36

Bagian # 2

HARAM MELUKIS

Yaa_Siin_36@yahoo.co.id
Alif_Lam_Mim_1711@yahoo.co.uk
DALIL TENTANG ADANYA MALAIKAT
PENJAGA DAN MALAIKAT ISTIGHFAR YANG
MENEMANI SETIAP MANUSIA
 [33. Al Ahzab 43] Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan
malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang).
Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman.

 [6. Al An'aam: 61]. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan


tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu
malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak
melalaikan kewajibannya.
[QS:13. Ar Ra'd: 11] Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah[1]. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[2] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.

[1]. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap


menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang
mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah
malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.

[2]. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak
merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
MALAIKAT HAFAZHAH
Selain malaikat Rakib dan Atid yang bertugas mencatat amaliah manusia
sehari-hari, ALLAH juga menciptakan malaikat-malaikat penjaga untuk setiap
diri manusia.
Adapun malaikat Hafadzah ini ditugaskan untuk menemani manusia dan
membimbing manusia itu untuk beribadah kepada ALLAH, mungkin kehadiran
mereka tidak kita rasakan, karena pengaruh malaikat penjaga ini terhadap
kita adalah dengan adanya bisikan-bisikan hati untuk mengerjakan amal
ibadah dan kebaikan. Mereka bergantian siang malam menjaga manusia dan
berusaha membimbing manusia.
Mungkin sering kita mendengar kokok ayam jantan di tengah malam jam
00:00, itu tanda bahwa malaikat itu turun dan naik (bergantian) mendatangi
manusia, dan hanya binatang-binatang tertentu yang dapat melihat malaikat,
dalam hal ini ayam jantan.
Malaikat Hafazhah ini senantiasa mendoakan kita kepada ALLAH agar DIA
berkenan mengampuni segala dosa kesalahan, kekhilafan dan kekurangan
kita.

Kebalikan dari mereka, harus kita waspadai juga bahwa setiap diri manusia
diikuti dan didampingi oleh syetan dan jin. Mereka tentu saja kebalikan dari
malaikat, mereka bertujuan untuk menghasut manusia agar ingkar kepada
ALLAH subhanahu wa ta’ala.

Dan tentu saja pengaruh dari malaikat atau jin yang akan mendominasi diri
kita, adalah tergantung keimanan kita kepada ALLAH subhanahu wa ta’ala.
ANCAMAN UNTUK TUKANG LUKIS
ANCAMAN UNTUK TUKANG GAMBAR (PELUKIS)
 Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang membuat (melukis) gambar-
gambar akan disiksa pada hari kiamat, kepada mereka difirmankan:
“Hidupkan apa yang telah kalian ciptakan”. [Bukhari, Muslim, Nasa’i dan
Ahmad]

 Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat
adalah para tukang gambar (pelukis). [Bukhari, Muslim, Nasa’i dan Ahmad]

 Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda: “Sesungguhnya siksaan ALLAH yang paling keras
nanti pada hari kiamat adalah terhadap orang-orang yang suka
menggambar”. [Bukhari dan Muslim]

 Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menggambar suatu gambar
[makhluk yang bernyawa] di dunia, maka nanti pada hari kiamat dituntut
untuk meniupkan ruh ke dalamnya padahal dia tidak akan mampu untuk
meniupkannya”. [Bukhari dan Muslim]
ANCAMAN UNTUK TUKANG GAMBAR (PELUKIS)
 Dari Ibnu Abbas berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Setiap tukang gambar (pelukis) itu akan masuk neraka.
ALLAH akan menjadikan untuknya dengan setiap gambar yang ia buat
[berubah menjadi] sesosok jiwa yang akan menyiksanya di neraka
Jahanam. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad]
Ibnu Abbas berkata: Apabila kamu terpaksa harus menggambar, maka
gambarlah pohon atau sesuatu yang tidak bernyawa. [tambahan matan
hadis Bukhari dan Muslim]

 Dari Abu Hurairah, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ALLAH Ta’ala berfirman: “Siapakah
lagi orang yang lebih zalim daripada orang yang mencoba membuat
ciptaan seperti ciptaan-KU? Mereka boleh mencoba menciptakan sebuah
atom atau menciptakan biji-bijian atau menciptakan gandum”. [Bukhari,
Muslim dan Ahmad]
Ulama masih memperdebatkan tentang tafsir hadis ini, ada yang menyatakan
bahwa gambar yang dimaksud dalam hadis itu adalah gambar berwujud
patung dan ada yang menyebut hanya gambar lukisan. Dan ada yang
berpendapat itu mencakup keduanya.

Namun ulama sama-sama sepakat bahwa hukum membuat kedua-duanya


baik patung maupun lukisan makhluk hidup, adalah HARAM, kecuali apabila
melukis dipergunakan untuk keperluan agama dan kemaslahatan, hukumnya
akan menjadi MAKRUH.

Dan ulamapun sama-sama sepakat, bahwa syarat utama pengharaman


melukis adalah apabila melukis kepala dan wajah suatu makhluk hidup.
Selain dari wajah dan kepala, dianggap boleh untuk dilukis ataupun dipajang.
Wallahu a’lam. Perkara melukis termasuk perkara mutasyabihat.
LARANGAN MEMAJANG LUKISAN
LARANGAN MEMAJANG LUKISAN
 Dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Malaikat tidak akan memasuki rumah yang ada anjing atau ada
gambarnya”. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah,
Ahmad & Malik]

 Dari Aisyah ia berkata: Kami mempunyai tirai bergambar burung. Orang


yang hendak masuk tentu akan melihat tirai bergambar itu. Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Gantilah tirai
ini karena setiap kali aku masuk dan melihatnya, aku menjadi teringat
akan dunia”. Aisyah berkata: Kami mempunyai sepotong kain beludru yang
biasa kami sebut bergambar sutera dan kami memakainya. [Bukhari,
Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik]

 Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dari


bepergian, sedangkan di dalam rumah saya pasang sebuah tabir (tirai)
yang ada lukisannya, kemudian setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melihatnya maka berubahlah wajah beliau seraya bersabda: “Wahai
Aisyah, sekeras-keras siksaan ALLAH nanti pada hari kiamat adalah
terhadap orang-orang menyaingi ciptaan ALLAH”. Aisyah berkata:
Kemudian saya memotong-motong tabir [kain] itu dan saya jadikan satu
atau dua bantal. [Bukhari dan Muslim]
LARANGAN MEMAJANG LUKISAN
 Dari Abu Thalhah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Malaikat tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing
atau gambar”. [Bukhari dan Muslim]

 Dari Aisyah, ia berkata: Jibril berjanji kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam untuk datang pada suatu waktu, maka setelah tiba saat yang
ditentukan itu ternyata Jibril belum juga datang. Aisyah berkata lagi:
Ditangan beliau ada tongkat. Maka diletakkan tongkat yang ada
ditangannya sambil beliau bersabda: “ALLAH dan utusan-NYA tidak
mungkin menyelisihi janji”. Kemudian beliau menoleh tiba-tiba ada anjing
kecil berlari-lari di bawah ranjangnya, lantas beliau bersabda: “Sejak kapan
anjing itu masuk?” Saya menjawab: Demi ALLAH, saya tidak
mengetahuinya. Maka beliau menyuruh untuk mengeluarkan anjing itu.
Kemudian datanglah Jibril lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya kepadanya: “Engkau telah berjanji dengan saya, saya telah lama
duduk menanti dirimu, tetapi kamu belum juga datang”. Kemudian Jibril
menjawab: “Anjing yang berada dalam rumahmu itulah yang mencegah
saya untuk masuk. Sesungguhnya saya tidak akan masuk rumah yang di
dalamnya ada anjing dan gambar. [Muslim]
LARANGAN MEMAJANG LUKISAN
 Dari Aisyah, ia bercerita katanya dia membeli bantal-bantal kecil yang
bergambar-gambar. Maka tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melihat bantal-bantal tersebut, beliau berhenti di pintu dan tidak masuk. Aku
segera mengetahui dari wajah beliau bahwa beliau tidak suka. Kata Aisyah:
Ya Rasulullah, saya bertobat kepada ALLAH dan Rasul-NYA. Apakah kesalahan
saya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya: “Bantal-bantal
apakah itu?” Jawab Aisyah: Saya belikan untuk tempat duduk baginda atau
tempat baginda bersandar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pelukis gambar-gambar ini akan disiksa kelak pada hari kiamat seraya
dikatakan kepada mereka “hidupkanlah gambar-gambar yang kamu lukis
itu!”. Kemudian beliau bersabda: “Rumah yang terdapat di dalamnya gambar-
gambar, maka malaikat tidak akan mau masuk ke rumah itu”. [Muslim]

 Dari Abul Hayyaj Hayyan bin Hushain, ia berkata: Ali bin Abi Thalib berkata
kepada saya: “Maukah kamu saya utus sebagaimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengutus saya? Yaitu janganlah kamu meninggalkan
gambar melainkan kamu rusak (sobek), dan janganlah kamu membiarkan
kuburan yang menjulang tinggi melainkan kamu ratakan. [Muslim]
Larangan memajang gambar (lukisan) ini berhubungan dengan kebencian
para malaikat terhadapnya.
Dapatlah kita bayangkan apabila malaikat tidak mau masuk ke rumah kita,
niscaya tidak ada doa dari mereka, tidak ada bantuan perlindungan dari
mereka, padahal malaikat adalah makhluk yang paling patuh dan paling
dekat dengan ALLAH. Maka iblis dan setanpun dengan mudah masuk ke
dalam rumah kita, dan mereka mengganggu kita dengan segala tipu daya,
sehingga berkurang atau bahkan hilang berkah dari rumah kita.

Karena itu hendaklah kita menjauhi menyimpan dan memajang lukisan-


lukisan yang tidak berhubungan dengan keimanan sama sekali yaitu lukisan
makhluk hidup baik manusia maupun hewan.
PEMBAGIAN HUKUM TENTANG LUKISAN
MACAM-MACAM LUKISAN
Kita memilih fatwa yang paling ringan tentang hukum melukis. Yaitu Ulama
berpendapat bahwa lukisan terbagi dari beberapa macam:

3. Melukis dengan tangan melalui media yang berwujud nampak (melalui


kain canvas atau kertas), terbagi lagi menjadi dua:
1) apabila objek yang dilukis adalah sangat mensifati wujud makhluk,
baik proporsional (seluruh tubuh) maupun tidak, maka hukumnya
HARAM.
2) apabila objek yang dilukis adalah tidak nyata, tidak mensifati dan tidak
proporsional, maka hukumnya MAKRUH. Perkara ini masih sangat
mutasyabihat. Misalnya adalah karikatur.

5. Melukis dengan tangan melalui media yang wujudnya tidak nampak


(melalui komputer). Misalnya gambar animasi 3D (digital image). Juga
terbagi dua:
1) apabila objek yang dilukis adalah nyata mensifati wujud makhluk dan
proporsional, maka hukumnya HARAM.
2) apabila objek yang dilukis adalah tidak nyata, tidak mensifati dan tidak
proporsional, maka hukumnya MAKRUH. Contoh: gambar pada uang
kertas

6. Melukis dengan alat yaitu menggunakan kamera atau sejenisnya. Maka


hukumnya juga MAKRUH tergantung niat ketika menggunakannya.
Penjelasan selanjutnya kita sampaikan pada file Bagian 3 Hukum
HUKUM MENYIMPAN LUKISAN
Kita sudah mengetahui hadis tentang larangan untuk memajang lukisan,
bahwa hal itu dilarang karena dibenci oleh malaikat.
Memajang adalah meletakkan lukisan itu pada tempat terbuka, misalnya
menempelkannya ke dinding baik itu terkunci di dalam kamar apalagi di
ruangan yang banyak dilalui manusia. Memajang juga termasuk menggantung
lukisan di tempat-tempat yang dapat dilihat dengan jelas.

Namun hadis itu masih belum mencakup keseluruhan jenis lukisan itu sendiri.
Karena hakikat pasti lukisan pada zaman Rasulullah itu kita tidak
mengetahuinya apakah berbentuk lukisan canvas ataukah karikatur.
Sedangkan pada zaman modern ini dimana kemudian kita mengenal
komputer dan kamera, tentu saja ulama perlu berijtihad untuk menentukan
hukumnya.

Kemudian.
Bagaimana dengan hukum menyimpan lukisan, dimana istilah menyimpan
disini adalah meletakkan lukisan itu ke dalam suatu tempat (wadah) tertutup,
misalnya ke dalam lemari, peti, brankas dan lainnya???

Ulama (yang paling ringan hukumannnya) berpendapat bahwa hukum


memajang dan menyimpan itu tergantung dari jenis lukisan itu. Seperti telah
kita ketahui bahwa ulama membagi macam lukisan itu kepada beberapa 3
kategori (dengan tangan, dengan komputer dan dengan kamera). Dan
pembagian hukum menyimpan juga terbagi 3 macam.
Adapun hukum memakai dan menyimpan (mengkoleksi) lukisan atau gambar,
menurut ulama yang kita ikuti terbagi menjadi:
 Memajangnya di tempat terbuka (meletakkannya di dinding, dan lain
sebagainya), terbagi dua:
 Jika yang dipajang lukisan yang masuk kategori haram, maka haram
pula memajangnya.
 Lukisan yang makruh, maka makruh pula memajangnya.
 Mengumpulkannya dalam album tertutup sehingga tidak terlihat,
hukumnya MAKRUH MUTASYABIHAT. Dalil yang meringankan ini adalah
tentang Aisyah yang setelah mengetahui kebencian Rasulullah terhadap
tirai yang bergambar, kemudian Aisyah memotongnya dan merubahnya
menjadi bantal-bantal. Pada hakikatnya bantal itu berasal dari kain yang
bergambar. Tetapi karena ia sudah diremehkan (dianggap tidak berguna)
maka setelah itu tidak ada celaan lagi dari Rasulullah. Wallahu a’lam.
 Memasukkannya ke dalam media digital (VCD, harddisk, MMC dan lain
sebagainya), hukumnya MUBAH MUTASYABIHAT. Kita mengganggapnya
ringan karena apabila sudah dipindah ke media digital, insya ALLAH gambar
itu tidak berbentuk apapun. Dan ia hanya dapat dilihat dengan bantuan alat
(komputer), yang mana alat itupun mempunyai syarat untuk dapat
digunakan (harus ada listrik, software dll). Dan lukisan yang disimpan di
komputer tidak dapat dipajang, melainkan dilihat untuk beberapa saat saja.
Kecuali jika lukisan itu di print kemudian dipajang maka tentu
perbuatan itu adalah haram atau makruh sesuai kategorinya.
Jadi pada intinya, semua hukum tentang mengkoleksi gambar adalah
mutasyabihat dan lebih condong kepada haram. Karena kita tentu sangat
sukar sekali menentukan mana yang dapat berubah menjadi haram, dan
mana yang dianggap makruh.
Dan tentu kita ketahui, secara internasional kebanyakan negara Islam
membolehkan uang kertas bergambar. Bahkan Saudi Arabia negara Islam
dengan aturan mazhab yang paling keras sekalipun mereka membolehkan
uang bergambar ini. Namun hanya boleh sebatas kepala. Karena inilah
pendapat yang paling ringan. Dan kita maklumi bahwa uang itu umumnya
disimpan dalam ruang tertutup, yaitu dalam dompet (wallet), dalam peti
brankas, koper, dan lainnya. Sehingga secara visual, duit tidak dipajang
terbuka.

Apabila uang kertas bergambar tersebut kemudian digantung (dibuat dalam


pigura) dengan tujuan memperindah dan menghias ruangan, hal ini mungkin
juga termasuk yang dilarang berdasarkan hadits Aisyah, tentang tirai itu.
Sehingga statusnya yang dianggap makruh berubah menjadi haram.

Sehingga bagi kita yang sangat awam tentang agama, alangkah baiknya jika
kita meninggalkan segala perkara yang syubhat, masih banyak kaligrafi Islam
yang lebih baik untuk dipajang.
SYUBHAT PADA UANG KERTAS
CONTOH-CONTOH LUKISAN
dan HUKUMNYA
Gambar ini dilukis pada canvas, wujudnya nyata
dan proporsional dengan makhluk, maka hukum
melukis dan memajangnya tentu saja HARAM

HARAM
Gambar ini jelas proporsional, tetapi ia tidak menarik untuk dipajang,
melainkan untuk bahan peraga.
Ulama menganggapnya mubah, karena niat ketika melukisnya insya ALLAH
karena ingin mengajarkan agama.
Permadani (rug wall) ini termasuk HARAM untuk dipajang.
Lukisan ini proporsional.
Ulama membolehkan melukis
dengan wujud seperti ini,
dengan syarat
menghilangkan wajah
(kepala). Karena dengan
menghilangkan wajah,
dianggap lukisan itu menjadi
hina dan tidak dianggap
menyerupai patung berhala
Kartun ini tidak nyata, namun cenderung bersifat ghibah, sehingga ia
menjadi haram dilukis maupun dipajang.

HARAM
Digital Image ini proporsional (seluruh tubuh)

HARAM
Digital Image ini tidak proporsional (hanya kepala saja), makruh
dilukis namun haram dipajang.

MAKRUH
Lukisan ini tidak mensifati bentuk makhluk, makruh dilukis dan
makruh dipajang.

MAKRUH
Semua lukisan yang seram termasuk dilarang, karena seram itu
wujud syetan

HARAM
HUKUM MENYIMPAN LUKISAN ULAMA,
KYAI, PAHLAWAN, PRESIDEN dll.
Bagaimanapun jenis gambar atau lukisan tersebut apabila dipajang
(digantung di dinding) dengan tujuan untuk diagungkan dan dibesar-
besarkan atau karena menghormati atau karena menyukai (fans)
seseorang seperti gambar Presiden, Raja, Sultan, pemimpin, pejabat,
ulama, Kyai, tokoh masyarakat, Artis, pahlawan dan lain sebagainya.
Maka sangat jelas hukum memajang gambar seperti itu adalah
HARAM. Karena di dalamnya terdapat perasaan ghuluw (memuji yang
berlebihan) terhadap makhluk dan tiada berbeda menyerupai para
penyembah patung berhala. Termasuk hal itu dapat menjerumuskan
orang yang memajang lukisan itu ke dalam perbuatan SYIRIK.
Dan tentu saja begitupula hukum memajang lukisan Khalifah
Rasyidah sebagaimana sering dilakukan oleh masyarakat kita, maka
hukumnya jelas termasuk HARAM.
Jika kita menghormati Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan
dan Ali bin Abu Thalib, maka sudah cukup dengan mengikuti ajaran
yang benar dari mereka. Memajang lukisan mereka justeru
menjauhkan kita dari kebenaran agama.

Bagaimanapun juga, hendaklah kita yang diberi akal ini menyadari,


bahwasanya larangan ALLAH itu tentu sebagai cobaan hidup di
dunia. Sedangkan di akhirat kelak adalah kebahagiaan apabila kita
senantiasa mentaati perintah-NYA.
JAUHILAH PERKARA SYUBHAT!!!
Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (Nu’man menggerakkan jari-
jemari ke telinganya): “Sesungguhnya perkara yang halal itu telah
jelas dan perkara yang haram itu pun telah jelas, dan diantara
keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak jelas
hukumnya) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Oleh karena itu,
barang siapa menghindari perkara syubhat, maka ia telah
membebaskan agama dan kehormatannya. Dan orang yang
terjerumus ke dalam syubhat, berarti ia telah terjerumus ke dalam
perkara haram, seperti penggembala yang menggembalakan di
sekitar tempat terlarang, maka kemungkinan besar gembalaannya
akan masuk ke tempat terlarang itu. Ketahuilah! Sesungguhnya
setiap penguasa memiliki daerah terlarang. Ketahuilah!
Sesungguhnya daerah terlarang milik ALLAH adalah apa-apa yang
diharamkan-NYA. Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam tubuh itu
terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik pula
seluruh tubuh. Dan jika ia rusak, maka akan rusak pula seluruh
tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati”.
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah,
Ahmed dan Ad-Darami]
Wallahu a’lam. Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui.

Bersambung……

Bagian # 3
Hukum Memotret dengan kamera/digicam dan Menyimpan Photo
Yaa_Siin_36@yahoo.co.id Cinta-Rasul@yahoogroups.com

Cinta_Rasul@googlegroups.com Cinta_Rasul@yahoogroups.com

Anda mungkin juga menyukai