Anda di halaman 1dari 22

DUDUK TAHIYAT AWAL

PENJELASAN
TATA CARA SHALAT
Bagian 8/13

Yaa_Siin_36@yahoo.co.
id
GERAKAN ZAHIR
TATA CARA DUDUK TAHIYAT AWAL
 Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya : “Apabila Rasulullah SAW sujud
direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak
beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud
awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim]

 Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai salat beliau dengan takbir.
Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya
tidak mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga
kepala beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari
Ruku’ beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila
beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua)
sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu.
Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat sambil duduk
menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Beliau melarang duduk
seperti cara setan duduk atau seperti binatang buas duduk. Dan beliau
menyudahi salat dengan membaca salam.” [Muslim]
DUDUK TAHIYAT YANG BENAR

Pandangan
diarahkan ke jari
telunjuk

Tampak depan Tampak belakang


DUDUK TAHIYAT YANG SALAH

Duduk bertumpu pada kedua kaki. Duduk di lantai dan kaki dibiarkan
tidak diduduki dan tidak pula ditekuk.
Duduk semacam ini masih dominan
dalam masyarakat melayu. Tidak Duduk seperti ini cenderung terlarang
ada hadis yang menyuruh duduk karena mendekati cara duduk
seperti ini. binatang buas.
MENUNJUK &
MENGGERAKKAN JARI
TANGAN
TATA CARA MENUNJUK
 Dari Amir bin Abdullah bin Zubair dari bapaknya, katanya : “Apabila
Rasulullah SAW duduk mendoa (tasyahud dalam shalat) diletakkannya
tangan kanan diatas paha kanan, tangan kiri diatas paha kiri. Beliau
menunjuk dengan telunjuk, meletakkan ibu jari di jari tengah serta
meletakkan telapak tangan kiri di atas lutut.” [Muslim]

 Rasulullah melebarkan telapak tangan yang kiri di atas lututnya, dan


menggenggamkan jari-jemari tangan kanan semuanya. Lalu menunjuk ke arah
kiblat dengan jarinya yang berada setelah ibu jari (telunjuk) sambil
mengarahkan pandangan kepadanya. [Muslim, Abu Uwanah, Ibnu Khuzaimah,
Al Humaidi dan Abu Ya’la]

 Diriwayatkan bahwa beliau SAW membuat lingkaran dengan keduanya (ibu jari
dan jari tengah). Dan beliau menggerak-gerakkan jarinya (telunjuknya) sambil
berdoa dengannya. [Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu’l Jarud dalam Al Muntaqa,
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, dishahihkan pula oleh
Ibnu’l Mulaqqin dan ia mempunyai saksi dalam Ibnu ‘Adi]
TATA CARA MENUNJUK

Rasulullah menunjuk dengan Rasulullah membuat lingkaran


jarinya, maka beliau melatakkan dengan keduanya (ibu jari dan jari
ibu jarinya pada jari tengahnya. tengah).
[Muslim dan Abu Uwanah] [Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu’l Jarud,
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban]
PERBEDAAN PENDAPAT
TATA CARA MENGGERAKKAN JARI

Tata cara menggerakkan jari seperti itu ditolak oleh sebagian ulama. Mereka
berhujjah kepada Imam Al Ghazali yang mengatakan bahwa tata cara menunjuk
adalah ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaaha illallah…” pada tasyahud.
Namun hadis Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan lainnya menyatakan bahwa
Nabi menggerak-gerakkan jari seperti animasi itu, meskipun tidak diterangkan
dengan jelas sejak kapan menggerakkan jari itu dimulai, apakah sejak tasyahud
dimulai atau ketika mengucap syahadat.
Kesimpulan kita, karena ini termasuk khilafiyah tidak ada keterangan yang jelas
dari Rasulullah, maka perkara ini kita golongkan sebagai perkara sunat, artinya
jika ingin menggerakkan jari, maka itu benar. Dan yang tidak ingin
menggerakkan jari itu juga benar. Sebagaimana halnya dengan qunut.
BACAAN TAHIYAT AWAL

Ada banyak bacaan tahiyat awwal, namun dalam file ini


kita sebutkan 3 saja.
1 BACAAN TAHIYAT AWAL

“Penghormatan dan shalat serta kebaikan itu bagi ALLAH. Wahai Nabi, salam
atasmu dan rahmat ALLAH serta berkat-NYA. Salam atas kita dan hamba-
hamba ALLAH yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain ALLAH.
Akupun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-NYA.”
[dari Ibnu Mas’ud, riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ahmed bin Hanbal]
2 BACAAN TAHIYAT AWAL

“Segala ucapan selamat, berkah, kebahagiaan dan kebaikan adalah bagi ALLAH.
Wahai Nabi, salam atasmu dan rahmat ALLAH serta berkah-NYA. Salam atas kita
dan hamba-hamab ALLAH yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
ALLAH dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul ALLAH.”
[dari Ibnu Abbas, riwayat Muslim]
3 BACAAN TAHIYAT AWAL

“Penghormatan, kebaikan itu bagi ALLAH. Wahai Nabi, salam atasmu dan
rahmat ALLAH serta berkah-NYA. Salam atas kita dan hamba-hamab ALLAH
yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain ALLAH dan bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-NYA.”
[dari Abu Musa Al Asyari, riwayat Muslim]
MEMBACA SHALAWAT
PADA TAHIYAT AWAL
MEMBACA SHALAWAT PADA TAHIYAT AWAL
Bacaan tahiyat yang disukai dan banyak dipakai oleh masyarakat melayu adalah
bacaan No.2 (riwayat Ibnu Abbas). Dibandingkan dengan bacaan yang lain, pada
tahiyat No.2 itu ada tambahan kata “mubarakatuhu”. Menurut pendapat sebagian
ulama pendukung Mazhab Syafii, tambahan kata yang berarti “keberkahan bagi
ALLAH” itu lebih lengkap daripada yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud & Abu
Musa Al Asyari.
Adapun sesudah membaca tasyahud awwal, masih ada perbedaan pendapat
khususnya antara ulama tabiin/tabiut tabiin dengan ulama akhir zaman.
Imam Syafii, Imam Nawawi dan ulama Syafii lainnya menganjurkan agar
membaca shalawat atas Nabi lengkap beserta shalawat untuk keluarga Nabi
yaitu istri-istri dan keturunan beliau. Shalawat atas Nabi dan keluarganya dibaca
baik pada tasyahud awal maupun tasyahud akhir, shalat fardhu maupun sunat.
Jadi, shalawat yang hanya membaca “allahumma shalli ‘ala Muhammad” saja,
dinyatakan salah, tidak berdasar dan tidak mengikuti sunnah Rasul.
Inilah salah satu kesalahan dalam shalat orang melayu yang mengaku pengikut
Mazhab Syafii. Dan kembali kita bertanya, “Siapa yang mengajarkan membaca
shalawat dalam shalat tanpa menyebut istri dan keturunan Nabi???”
MEMBACA SHALAWAT PADA TAHIYAT AWAL

Dalam riwayat Abu Uwanah dan Nasa’i mereka menyebutkan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam
tasyahud pertama dan lainnya. [Abu Uwanah dalam kitab Shahih Abu Uwanah
dan Nasa’i]

Dalil diatas dijadikan hujjah oleh ulama salaf untuk mewajibkan membaca
shalawat atas Nabi. Sedangkan bacaan shalawat atas Nabi dalam shalat sudah
diajarkan oleh Rasulullah yaitu lengkap dengan shalawat atas Nabi dan keluarga
beliau yaitu istri beserta keturunan beliau.
Jadi apabila kita shalat, maka kita wajib bershalawat secara lengkap kepada
Nabi. Tidak boleh hanya khusus untuk Nabi dan meninggalkan keluarga Nabi.
Pada slide selanjutnya kita sampaikan 3 macam bacaan shalawat lengkap yang
kita ambil dari Bukhari dan Muslim. Masih ada bacaan yang lain yang tidak kita
sampaikan karena umumnya hanya berbeda matan (susunan kalimat) saja,
sedangkan maknanya semua sama.
1 BACAAN SHALAWAT

“Ya ALLAH, berilah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana ENGKAU telah memberikan kebahagiaan kepada Ibrahim dan kepada
keluarga Ibrahim. Sesungguhnya ENGKAU Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
Ya ALLAH, berilah berkah kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana ENGKAU telah memberikan berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga
Ibrahim. Sesungguhnya ENGKAU Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
[Bukhari, Muslim]
2 DALIL TENTANG SALAWAT NABI

“Ya Allah, limpahkan kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad


sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan
keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha mulia.”
[dari Abdullah bin Abu Laila dari Kaab bin Ujrah, riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i,
Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
3 DALIL TENTANG SALAWAT NABI

“Ya Allah, limpahkan kesejahteraan kepada Muhammad dan istri-istrinya beserta


keturunannya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga
Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan
kepada Muhammad dan istri-istrinya serta keturunannya, sebagaimana Engkau telah
melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji
lagi maha mulia.”
[dari Abu Humaid As Saidi, riwayat Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed
dan Malik]
Bersambung ke:

 Bagian 10: “Duduk tasyahud akhir’”


Ditulis untuk bahan pengajian digital bersama:

dan

Anda mungkin juga menyukai