Anda di halaman 1dari 36

Jika kamu benar cinta rasul

maka ucapkanlah shalawat untuk


Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam

Alif_Lam_Mim_1711@yahoo.co.uk
[33. Al Ahzab: 56]. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi[1]. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya[2].

[1]. Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat berarti
memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya
diberi rahmat seperti dengan perkataan: “Allahuma shalli ‘ala Muhammad”.

[2]. Dengan mengucapkan perkataan (dalam duduk tasyahud salat) seperti:


“Assalamu'alaika ayyuhan Nabi” artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu hai
Nabi.
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam.
Salam sejahtera dan selawat semoga selalu atas Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa sallam, beserta para isteri dan keluarga beliau.

Sebagai pengikut Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa sallam, hendaklah kita


mengikuti segala sunnah yang diajarkan beliau dan hendaklah pula kita mencintai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana beliau mencintai kita sebagai
umatnya.
Salah satu kecintaan yang bisa kita berikan kepada Rasulullah adalah dengan
menyebut nama Muhammad. Jika dalam menyebut nama ALLAH kita sebut
dengan istilah dzikir, maka menyebut nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kita
kenal dengan istilah selawat / salawat / shalawat yang arti katanya yaitu salam
kesejahteraan.
Dan kita mencintai Rasul semata karena kita mengharap syafaat kepada beliau,
sehingga kita senantiasa menyebut nama Muhammad bersama-sama dengan
nama ALLAH dalam setiap doa.
Meskipun beliau mencapai kedudukan yang sangat mulia disisi ALLAH, bukan
berarti kita harus menyanjung beliau mendekati sanjungan yang hanya pantas
bagi ALLAH. Nabi Muhammad SAW pun menyuruh kita untuk tidak berlebihan
dalam menyanjung beliau. Hanyalah ALLAH yang pantas disebut Raja Diraja.
ANJURAN MENGUCAP
SHALAWAT
AMALAN SHALAWAT

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash dan Abu Hurairah, bahwa
mereka mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa mengucapkan shalawat kepadaku dengan satu kali
shalawat, maka ALLAH (membalas dengan) memberikan shalawat
kepadanya sepuluh kali”.
[hadis sahih dari Muslim dengan 2 matan sanad]

---------------------

Diriwayatkan dalam kitab Tirmidzi, dari Abdullah bin Mas’ud bahwa


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang paling
utama bagiku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak
mengucapkan salawat kepadaku”.
[hadis hasan dari Tirmizi]
SHALAWAT DIHARI JUMAT

Dari Aus bin Aus bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam


bersabda: “Sesungguhnya hari kalian yang paling utama adalah hari
Jumat. Maka perbanyaklah selawat kepadaku pada hari itu, karena
salawatmu ditunjukkan kepadaku”. Para sahabat bertanya: “Ya
Rasulullah, bagaimana mungkin salawat kami ditunjukkan kepadamu
sedangkan engkau telah rusak?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab: “Sesungguhnya ALLAH ta’ala mengharamkan tubuh
para Nabi bagi bumi.”
[hadis riwayat Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Majah, dengan isnad sahih]

Jasad mayat para Nabi dan Rasul tidak akan rusak. Rasulullah
menganjurkan agar kita senantiasa bershalawat untuk beliau karena
shalawat itu akan ditunjukkan kepada beliau. Sebagian ulama
mengartikan bahwa dari alam kubur beliau Nabi Muhammad SAW
dapat mendengar dan melihat kepada orang yang membaca shalawat
untuk beliau.
SHALAWAT PASTI SAMPAI

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam


bersabda: “Janganlah kamu jadikan kuburanku untuk perayaan. Dan
ucapkanlah shalawat kepadaku. Karena salawatmu akan sampai
kepadaku di manapun kamu berada (ketika mengucapkan salawat
itu)”.
[hadis Abu Dawud dengan isnad sahih]

-----------------------------

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam


bersabda: “Tidaklah seseorang memberikan salam kepadaku,
melainkan ALLAH mengembalikan ruhku kepadaku, sehingga aku bisa
menjawab salamnya”.
[hadis Abu Dawud dengan isnad sahih]
BERDOA DENGAN
TASBIH & SHALAWAT
PEMBUKAAN DOA DENGAN
ALHAMDULILLAH DAN SHALAWAT

Diriwayatkan dari Fudhalah bin Ubaid bahwa Rasulullah shallallahu


'alaihi wa sallam mendengar seseorang lelaki berdoa tanpa
memuliakan (memuji) ALLAH dan tanpa mengucapkan salawat
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka bersabdalah beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam: “Orang ini terburu-buru. Kemudian
beliau memanggilnya dan berkata kepadanya, atau lainnya: Apabila
salah seorang dari kamu mengucapkan shalawat, hendaklah ia
memulai dengan memuliakan Tuhannya dan menyanjung-NYA,
kemudian mengucapkan salawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, kemudian berdoa sesudah itu sesuai dengan yang
dikehendakinya.”
[hadis hasan sahih dari Tirmizi]

-----------------------------

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, ia berkata: Sesungguhnya doa


itu terhenti antara langit dan bumi, tidak naik sedikitpun dari
padanya hingga diucapkan salawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam.
KEWAJIBAN MENGAWALI DOA DENGAN
SHALAWAT

Berdasarkan dua hadis diatas (dari Turmuzi), kemudian ulama


nusantara berijtihad mewajibkan adanya tasbih dan shalawat dalam
setiap pembukaan doa.
Sehingga kemudian secara turun temurun kita diajarkan untuk
memulai doa yang salah satu contohnya adalah dengan membaca:

BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM.
ALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIN.
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA
SHAHBIHII WA SALLIM.

Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Segala puji bagi ALLAH Tuhan semesta alam.
Ya ALLAH, berilah kesejahteraan atas Muhammad dan para
sahabatnya dan juga keselamatan.
KEWAJIBAN MENGAKHIRI DOA DENGAN
SHALAWAT

Begitupula ketika kita akan mengakhiri doa, ulama kita


menganjurkan untuk membaca tasbih dan shalawat, namun susunan
kalimatnya terbalik, shalawat dahulu kemudian tasbih:

WA SHALLALLAAHU ‘ALAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA


SHAHBIHII WA SALLAM.
SUBHAANA RABBIKA RABBIL ‘IZZATI ‘AMMAA YASHIFUUNA.
WA SALAAMUN ‘ALAL MURSALIN.
WALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAMIN.

Dan semoga ALLAH memberikan kesejahteraan atas Muhammad dan


para sahabatnya dan juga keselamatan.
Maha Suci Tuhan kami, Tuhan Yang Memiliki Kemuliaan.
Dan semoga keselamatan dilimpahkan juga atas seluruh Rasul.
Dan segala puji bagi ALLAH Tuhan semesta alam.
STATUS HUKUM

Jika kita mencari-cari dalil dalam kitab hadis tentang ajaran


membaca shalawat pada akhir doa, niscaya kita tidak temukan.
Karena anjuran itu hanyalah ijtihad belaka. Insya ALLAH akan terus
kita temukan lafaz kalimat shalawat itu yang berbeda-beda.
Sebagian ulama ada yang menambahkan shalawat untuk Rasul, istri,
dan keluarga beliau serta para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin.

Meskipun dari segi hukum ia tidak diajarkan, namun ulama kita


menganggap itu adalah doa kebaikan, dan menambah-nambah
kalimat dalam shalawat bukanlah termasuk perkara bid’ah.

Pengertian Bid’ah dalam pandangan ulama melayu adalah


menambah-nambah atau merobah atau membuat baru ritual ibadah
yang tata caranya sudah diajarkan oleh Rasulullah. Sedangkan doa
bukanlah bagian dari ibadah, karena doa hanyalah berisi
permohonan/permintaan kepada ALLAH.

Insya ALLAH akan kita sampaikan file terpisah tentang PENGERTIAN


BID’AH.
SIFAT SHALAWAT
SURUHAN MENGUCAP SALAWAT KETIKA
MENDENGAR NABI DISEBUT

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam


bersabda: “Adalah hina seseorang yang mendengar namaku disebut
tanpa mengucapkan salawat padaku.”
[hadis hasan dari Tirmizi]

--------------------------

Dari Anas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


“Barangsiapa ketika mendengar namaku disebut, hendaklah ia
mengucapkan salawat kepadaku. Sebab siapa yang mengucapkan
salawat kepadaku satu kali, maka ALLAH Azza wa Jalla memberikan
salawat kepadanya sepuluh kali.”
[hadis jayyid dari Ibnu Sunni]
SURUHAN MENGUCAP SALAWAT KETIKA
MENDENGAR NABI DISEBUT

Dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


“Barangsiapa mendengar namaku disebut dan ia tidak mengucapkan
salawat padaku, maka ia telah celaka.”
[hadis dhaif dari Ibnu Sunni]

-----------------------

Diriwayatkan dari Ali dan juga dari Husein bin Ali, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang kikir ialah orang yang mendengar namaku disebut dan
tidak mengucapkan salawat kepadaku.”
[hadis hasan sahih dari Tirmizi]
SIFAT SHALAWAT KEPADA NABI

 Apabila seseorang mengucapkan shalawat kepada Nabi shallallahu


'alaihi wa sallam hendaklah ia mengumpulkan antara shalawat
dengan taslim (ucapan selamat), dan tidak dianjurkan untuk
menyingkatnya dengan salah satu dari keduanya. Maka janganlah
kita mengucapkan shallallahu ‘alaihi saja atau hanya membaca
‘alaihis salam saja. Tetapi harus lengkap “Shallallahu ‘alaihi wa
sallam (semoga rahmat Allah atas beliau dan keselamatan)”

 Ada juga ulama yang berpendapat, apabila kita mendengar


khatib/ustaz yang berceramah atau ketika kita bercakap sesama
teman kemudian ia menyebut nama Muhammad, maka kita sangat
dianjurkan untuk menjawab dengan kalimat shalawat:

Semoga keselamatan atas Muhammad

Atau

Semoga keselamatan atas Muhammad dan


atas
KALIMAT-KALIMAT
SHALAWAT
KALIMAT # 1

Dari Abu Muhammad Ka’b bin Ujzah berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam datang kepada kami, kemudian kami bertanya: Ya
Rasulullah, kami telah mengetahui tentang bagaimana cara kami
mengucapkan salam untuk Tuan, tetapi bagaimana caranya kami
membacakan shalawat untuk Tuan?
Beliau menjawab: “Ucapkanlah

ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD,


KAMAA SHALLAITA ‘ALAA AALI IBRAAHIIM, INNAKA HAMIIDUM-MAJID.
ALLAHUMMA BAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD,
KAMAA BAARAKTA ‘ALAA AALI IBRAAHIIM, INNAKA HAMIIDUM-MAJIID.

[Bukhari dan Muslim, matan yang berbeda dengan shalawat yang


sama diriwayatkan pula oleh Turmuzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ahmad dan Ad-Darami]
Terjemah Kalimat # 1

Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,


sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan rahmat kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya ENGKAU adalah Dzat Yang Maha Terpuji dan Maha Agung.
Ya ALLAH limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan keberkahan kepada
keluarga Ibrahim, sesungguhnya ENGKAU adalah Dzat Yang Maha Terpuji dan
Maha Agung.
KALIMAT # 2

Dari Abu Mas’ud Al-Badry berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam datang kepada kami sedangkan kami sedang berada di
majelis Sa’d bin Ubadah, kemudian Basyir bin Sa’d bertanya kepada
beliau: ALLAH telah menyuruh kami untuk membaca shalawat
kepada Tuan, kemudian bagaimanakah caranya kami membacakan
shalawat itu untuk Tuan? Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam diam, sehingga kami khawatir kalau apa yang ditanyakan
oleh Basyir itu tidak berkenan di hati beliau, tetapi kemudian beliau
bersabda: “Ucapkanlah

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI


MUHAMMAD, KAMAA SHALLAITA ‘ALAA IBRAAHIIM
WA BAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA
BAARAKTA ‘ALAA AALI IBRAAHIIM, INNAKA HAMIIDUM-MAJIID

Dan tentang ucapan salam maka sebagaimana apa yang telah


kamu ketahui”. [Muslim]
Terjemah Kalimat # 2

Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga


Muhammad, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan rahmat kepada
Ibrahim.
Dan limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan keberkahan kepada
keluarga Ibrahim, sesungguhnya ENGKAU adalah Dzat Yang Maha Terpuji
lagi Maha Agung.
KALIMAT # 3

Dari Abu Humaid As Sa’idy berkata: Para sahabat bertanya: Ya


Rasulullah, bagaimana cara kami membacakan shalawat untuk
Tuan?
Beliau bersabda: “Ucapkanlah

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD, WA ‘ALAA AZWAAJIHI WA


ZURRIYYATIHI, KAMAA SHALLAITA ‘ALAA IBRAAHIIM.
WA BAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AZWAAJIHI WA
ZURRIYYATIHI, KAMA BAARAKTA ‘ALAA IBRAAHIIM, INNAKA
HAMIIDUM MAJIID.

[Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik]
Terjemah Kalimat # 3

Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Muhammad beserta para isteri


dan anak keturunannya, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan
rahmat kepada Ibrahim.
Dan limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad beserta para isteri dan
anak keturunannya, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan
keberkahan kepada Ibrahim, sesungguhnya ENGKAU adalah Dzat Yang
Maha Terpuji lagi Maha Agung.
KALIMAT # 4

Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,


sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan rahmat kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya ENGKAU adalah Dzat Yang Maha Terpuji dan Maha Agung.
Dan limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan
keluarga Ibrahim, sesungguhnya ENGKAU adalah Dzat Yang Maha Terpuji dan
Maha Agung.

[Ahmad, Nasa’i, Abu Ya’la, isnad shahih]


KALIMAT # 5

Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Muhammad, hamba-MU dan rasul-MU,


sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan rahmat kepada keluarga Ibrahim.
Dan limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad, hamba-MU dan rasul-MU
dan keluarga Muhammad, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan
keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.

[Bukhari, Ahmad, Nasa’i, Ath-Thahawi]


KALIMAT # 6

Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Muhammad, Nabi yang ummy, dan


keluarga Muhammad, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan rahmat
kepada keluarga Ibrahim.
Dan limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad, Nabi yang ummy, dan
keluarga Muhammad, sebagaimana ENGKAU telah melimpahkan keberkahan
kepada keluarga Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya ENGKAU Maha
Terpuji lagi Maha Mulia.

[Muslim, Abu Dawud, Al-Hakim, Abu Uwanah, Ibnu Abi Syaibah]


SHALAWAT PENDEK
BOLEHKAH MEMPERPENDEK SHALAWAT?

Dalam masyarakat kita, sudah terkenal adanya shalawat pendek


yang berbunyi

Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad


Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Muhammad

Kalimat shalawat seperti itu tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah.


Apakah shalawat ini boleh diucapkan???

Ulama kita terdahulu berpendapat bahwa kalimat itu boleh apabila


diucapkan diluar ibadah shalat. Artinya kita boleh mengamalkan
bacaan itu kapanpun asalkan tidak dalam shalat. Adapun dalam
shalat shalawat harus lengkap dibaca (sebagaimana telah kita sebut
dalam file tentang Tata Cara Shalat).
PERBEDAAN PENDAPAT

Pembahasan yang terakhir ini adalah perkara yang ditentang dan


ditolak oleh sebagian aliran. Mereka mengatakan bahwa amalan
shalawat termasuk bid’ah.

Adalah kita bangsa melayu khususnya dan pengikut Mazhab Syafi’i


pada umumnya, karena kecintaan yang tulus kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam kita merubah shalawat Nabi itu sebagai
amalan hidup sehari-hari dan menjadikannya kalimat favorit. Begitu
nenek moyang kita dahulu menyanjung shalawat ini hingga selalu
terucap dalam keadaan apapun. Mungkin kita masih ingat, ibu kita
menyusui kita sambil membaca shalawat, mungkin masih kita temui
ibu yang menimang-nimang bayinya sambil melantunkan shalawat,
atau petani yang menanam benih dengan shalawat hingga memetik
padinya juga dengan mengucap shalawat. Apakah itu salah???
Apakah itu bid’ah???

Ajaran itu memang tidak pernah ada dalam hadis. Tetapi apakah
bid’ah mengucapkan shalawat sebagai tanda ingat kepada
Rasulullah???
BIARLAH MEREKA

Kemudian tidak hanya itu, shalawat juga dibawa ke dalam masjid dan
musholla. Dan setiap kali kita bersalam-salaman dengan sesama
muslim, kita saling mengucapkan shalawat. Apakah itu bid’ah???

Kemudian lagi sebagian ulama mengatakan bahwa shalawat itu dapat


digunakan sebagai obat penyembuh, lalu kita minum obat dengan
meniupkan shalawat kepadanya. Apakah itu juga bid’ah???

Adapun tentang bersalam-salaman dalam masjid, sebagaimana pernah


kita sampaikan bahwa ulama-ulama salaf pendukung Syafii kita tidak
mengajarkan membaca zikir secara berjamaah melainkan membaca
zikir masing-masing. Yang mengajarkan zikir jamaah itu bukan ulama
salaf melainkan ulama thariqat. Namun sebagian ulama salaf kita
membolehkan bersalam-salaman di dalam masjid apabila zikir sudah
selesai ketika masing-masing orang akan pulang ke rumah. Mereka
berpendapat bolehnya bershalawat sesudah itu adalah karena zikir
bukan bagian dari shalat, sehingga shalawat ketika bersalaman itu juga
bukan termasuk ritual ibadah yang ada tata caranya (tauqifiyah).
Wallahu a’lam.
CINTA RASUL

Cukuplah didalam hati kita mencintai Nabi Muhammad shallallahu


‘alaihi wa sallam dan selalu ingin mengingat nama beliau disetiap saat.
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang
paling utama bagiku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak
mengucapkan salawat kepadaku”.
Kita berharap semoga ALLAH berkenan menerima shalawat kita untuk
Rasul-NYA dan menempatkan kita sebagai sahabat beliau. Amin ya
Rabbal ‘Alamin.
Kita adalah umat yang bukan berasal dari tanah Arab, kita tidak pula
mengerti bahasa Arab. Kita juga terpisah sangat jauh dengan
Rasulullah. Namun kalimat shalawat itulah yang menyatukan hati kita
untuk saling mencintai Rasul dan saling mencintai sebagai sesama
muslim.
TAMBAHAN SAYYIDINA
TAMBAHAN SAYYIDINA???

Kita pasti sangat sering mendengar orang menyebut


ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINA MUHAMMAD.
“Ya ALLAH limpahkanlah rahmat kepada Pemimpin/Junjungan kami
Muhammad”.
Dan bahkan ulama ada yang senantiasa menambah kata sayyidina
dalam semua ibadah termasuk dalam bacaan tasyahud shalat. Mereka
berdalih penambahan kata itu untuk mendapat pahala sunat.

Tambahan SAYYIDINA (arti: junjungan kami) itu tidak ada dalam ajaran
Syafi’i, tidak juga diajarkan Imam Nawawi, termasuk tidak juga
diajarkan Imam Ghazali.
Jika kita menengok ulang seluruh bacaan shalawat, maka kita tidak
menemukan satupun ada tambahan sayyidina.

Oleh karena itu jika ingin selamat dari kalimat-kalimat yang dapat
menjerumuskan kita kepada bid’ah, maka sebaiknya tinggalkan kata
SAYYIDINA.
Jika kita ingin mendapat pahala sunat, alangkah sangat lebih baik jika
kita memperbanyak shalawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
TAMBAHAN SAYYIDINA???

Sepengetahuan dalam masyarakat kita, kata Sayyidina itu diajarkan


oleh aliran Syi’ah sebagai gelar untuk seseorang yang sangat
dihormati. Namun karena ilmu yang masih sangat kurang pada kita,
maka kita belum dapat membedakan dari Cabang Syiah yang mana?
Karena mereka terbagi lagi dalam beberapa aliran.

Ada beberapa gelar yang diajarkan oleh orang-orang Syiah untuk


memuji alim-ulama mereka antara lain:
 Hazrat / Hadzrat / Hadhrat
 Imam
 Sayyidina

Adapun dalam AhlusSunnah Wal Jamaah, kita sudah memiliki kata-


kata untuk para alim-ulama zaman salaf yaitu:
 RADIALLAHU ANHU/ANHA (gelar untuk para sahabat Nabi SAW)
 RAHIIMAHULLAHU (gelar untuk para ulama tabi’in dan tabi’ut
tabi’in)
Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai