SYURGA
Yaa_Siin_36@yahoo.co.id
[QS:6. Al An'aam: 54]
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat KAMI itu datang kepadamu, maka
katakanlah: "Salaamun ‘alaikum[1].
Tuhanmu telah menetapkan atas diri-NYA kasih sayang[2], (yaitu) bahwasanya barang
siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan[3], kemudian ia
bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
TAFSIR Al-QUR’AN
Jalaluddin As Suyuthi
------
[1]. Salaamun 'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu.
[2]. Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada
mahluk-NYA.
Adalah dianggap sebagai suatu kebiasaan buruk, jika kita yang beragama Islam tetapi
meninggalkan syiar-syiar yang sangat membedakan antara kita dengan orang-orang
kafir. Salah satu syiar utama dalam Islam adalah tentang salam.
Karena itu marilah kita tebarkan salam dengan baik dan benar.
KEUTAMAAN SALAM
Sebarkanlah salam!
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash bahwa ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Bagaimanakah Islam yang baik itu?
Beliau menjawab: “Yaitu kamu memberi makanan, dan mengucaokan salam
baik kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu
kenal”. [Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]
Dari Abu Yusuf Abdullah bin Salam berkata: Saya mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, sebarkan
salam seluasnya, berikanlah makanan (kepada fakir miskin), hubungkanlah
tali persahabatan, dan shalat lah pada saat orang-orang tidur, niscaya kamu
sekalian akan masuk syurga dengan selamat”. [Tirmizi berkata bahwa ini
hadis shahih, diriwayatkan pula oleh Ad-Darami, Ibnu Majah]
KALIMAT SALAM
Kalimat salam
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
“ALLAH Azza wa Jalla telah menciptakan Adam menurut kehendak-NYA dengan
panjang 60 (enam puluh) hasta. Ketika ALLAH Ta’ala menciptakan Adam
‘alaihissalam, ALLAH berfirman kepadanya: “Pergilah dan ucapkan salam
kepada para malaikat yang sedang duduk itu kemudian dengarkanlah jawaban
mereka kepadamu, karena sesungguhnya jawaban itu merupakan
penghormatan bagi anak cucu keturunanmu”.
Maka Adam mengucapkan:
ASSALAAMU ‘ALAIKUM.
Semoga keselamatan tercurah atas engkau
Dari Imran bin Al-Hushain berkata: Ada seseorang datang kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia mengucapkan “assalaamu ‘alaikum”.
Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda:
“Sepuluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan “assalaamu
‘alaikum wa rahmatullaah”. Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia
duduk, lalu beliau bersabda: “Dua puluh”.
Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan
Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Tiga
puluh”.
[Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Kalimat salam
Dari Muadz bin Anas berkata: Seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan ia mengucapkan “assalaamu ‘alaikum”. Nabi SAW menjawab
salam itu, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Sepuluh”. Sesudah itu
datang lagi seseorang dan mengucapkan “assalaamu ‘alaikum wa
rahmatullaah”. Nabi SAW menjawab salamnya, kemudian ia duduk, lalu beliau
bersabda: “Dua puluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan
“assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh”. Salam itu dijawab
oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Tiga puluh”.
Kemudian datang lagi orang lain seraya mengucapkan:
Dari Asma binti Yazid bahwa pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melewati sekelompok wanita di masjid yang sedang duduk, maka
beliau melambaikan tangan dan mengucapkan salam”. [Tirmizi, hadis hasan]
Dari Abu Juray Al-Hujaimy berkata: Saya datang kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan mengucapkan “alaikas-salaamu yaa Rasuulallaah.
Beliau bersabda: “Janganlah kamu mengucapkan ‘alaikas-salaam, karena
sesungguhnya ucapan ‘alaikas-salam itu untuk orang yang sudah meninggal
dunia”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan shahih]
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
melewati anak-anak, kemudian beliau mengucapkan salam kepada mereka.
[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami]
Dari Abu Umamah Shuday bin Ijlan Al-Bahily berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Seutama-utama manusia menurut ALLAH adalah
orang yang paling duluan mengucapkan salam”. [Abu Dawud, hadis jayyid]
Dari Abu Umamah bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah: Wahai
Rasulullah, apabila ada dua orang saling berpapasan, maka siapa yang harus
mengucapkan salam lebih dulu? Beliau menjawab: “Orang yang mengucap
duluan lah yang lebih utama menurut ALLAH Ta’ala”. [Tirmizi, hadis hasan]
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika
orang Yahudi memberi salam kepadamu, maka sesungguhnya ia
mengucapkan ”assaamu ‘alaika (semoga engkau mati). Maka ucapkanlah “wa
‘alaika (dan semoga pula untukmu)”. [Bukhari]
Dari Amr bin Suaib dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kita
orang yang meniru golongan lain. Janganlah kamu meniru orang Yahudi dan
Nasrani, karena pemberian salam oleh orang Yahudi adalah dengan isyarat
jari, dan pemberian salam oleh orang Nasrani adalah dengan isyarat telapak
tangan”. [Tirmizi, hadis dhaif]
Salam ketika bertamu ke rumah orang Islam
Dari Rib’y bin Hirasy berkata: Seseorang dari Bani Amir menceritakan kepada
kami sewaktu ia minta izin untuk masuk ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan pada saat itu beliau berada di dalam rumah. Orang itu
mengucapkan: Bolehkah saya masuk? Kemudian Rasulullah bersabda kepada
pelayan beliau: “Keluarlah dan ajarkan kepada orang itu tentang tata cara
meminta izin, katakanlah kepadanya: “Ucapkanlah assalaamu ‘alaikum,
bolehkah saya masuk?” Orang itu mendengar apa yang disabdakan Nabi
kepada pelayan itu, maka ia mengucapkan: Assalaamu ‘alaikum, bolehkan
saya masuk? Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin
kepadanya, dan ia pun terus masuk. [Abu Dawud, hadis shahih]
Dari Kildah bin Al-Hanbal berkata: Saya datang ke rumah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan langsung masuk tanpa mengucapkan salam, kemudian
Nabi SAW bersabda: “Kembalilah, dan ucapkan assalaamu ‘alaikum, bolehkah
saya masuk?” [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Salam kepada bukan mahram
Dari Sahl bin Sa’d berkata: Ada seorang wabita tua yang biasa mencari
rempah-rempah kemudian dimasak dalam kuali dan dicampur dengan sya’ir
(tepung gandum). Apabila kami telah selesai shalat Jum’at maka kami datang
ke rumahnya dan memberi salam kepadanya, kemudian ia menghidangkan
makanan itu kepada kami. [Bukhari]
Dari Ummu Hani’ Fakhitah bin Abu Thalib, ia berkata: Pada hari penaklukkan
Makkah saya datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau
sedang mandi dan ditutupi dengan kain oleh Fathimah, kemudian saya
mengucapkan salam”. [Muslim]
Dari Asma binti Yazid berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan
melewati sekelompok wanita, kemudian beliau mengucapkan salam kepada
kami”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Salam ketika meninggalkan majelis
Dari Usamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati suatu
majelis yang di dalamnya terdapat orang-orang Islam dan orang-orang
musyrik penyembah berhala serta orang-orang Yahudi, kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam kepada mereka”. [Bukhari
dan Muslim]
PENULISAN SALAM
Tulislah atau ketiklah salam sebaik-baiknya!!!
Dalam dunia modern seperti kita sekarang ini, ada banyak cara untuk menyampaikan
salam atau menyebarluaskan salam, salah satunya melalui media elektronik seperti radio,
televisi atau melalui internet (chatting atau e-mail).
Adapun sebagai orang yang ingin mencintai sunnah Rasulullah, hendaklah kita menuliskan
kalimat salam itu dengan sempurna dan JANGAN MENYINGKAT-nya.
Sebagian ulama Syafi’i menganggapnya Mubah. Namun para ulama salaf cenderung
menganggapnya Makruh. Karena tambahan kata “Ta’ala” pada kalimat itu TIDAK PERNAH
DIAJARKAN oleh para pendahulu kita. Melainkan tambahan yang dibuat-buat.
Salam yang utama dalam hadis shahih hanyalah Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa
barakatuh, sedangkan tambahan kalimat “wa maghfiratuhu” yang berasal dari hadis Abu
Dawud hanya memiliki isnad hasan (baik). Dan tambahan yang lebih panjang lagi “wa
maghfiratuhu wa ridwanuhu” dari Ibnu Sunni justeru memiliki isnad dhaif (lemah).
Adalah kebiasaan ulama salaf untuk menghindari amalan dari hadis hasan apabila masih
ada hadis shahih, dan meninggalkan amalan dari hadis dengan isnad dhaif karena
statusnya yang lemah adalah syubhat (meragukan kebenarannya). Ada kemungkinan
hadis dhaif itu berubah menjadi hadis maudhu (palsu) yang berarti bahwa hadis itu berisi
perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Maka apabila hadis itu kita ikuti
berarti kita telah berdusta atas nama Rasulullah. Wallahu a’lam.
Ulama berpendapat bahwa kedua penyingkatan itu mubah (boleh), namun menulisnya
dengan lengkap adalah keutamaan (muakkad) karena ia adalah tasbih dan shalawat.
SWT adalah singkatan dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala (Maha Suci dan Maha Tinggi),
kalimat itu dianggap sebagai tasbih untuk ALLAH.
SAW adalah singkatan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (kesejahteraan
dari ALLAH atas beliau dan keselamatan), kalimat ini dianggap sebagai shalawat untuk
Rasulullah.
Dalam penulisan artikel dan sebagainya, salam adalah pembukaan yang hanya dituliskan
sekali saja. Karena itu anjuran untuk menulis salam dengan sempurna sangat diutamakan.
SWT dan SAW berbeda dengan kalimat salam yang hanya disebut sekali dalam satu kali
penulisan. SWT dan SAW justru sangat banyak disebut, terutama tulisan yang berisi hadis.
Sehingga untuk menghemat ruang penulisan, ulama membolehkan penyingkatan terhadap
tasbih untuk ALLAH dan shalawat Rasulullah itu. Wallahu a’lam.
MENJAWAB SALAM
Wajib menjawab salam
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada lima
kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim [1] menjawab
salam [2] mendoakan orang yang bersin [3] memenuhi undangan [4] menjenguk orang
sakit dan [5] mengiringkan jenazah. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah dan Ahmad]
Dalam hadis Aisyah itu berbunyi “wa ‘alaihissalam…” (dan semoga atasnya keselamatan),
karena Aisyah tidak dapat melihat Jibril. Kemudian diganti menjadi “wa ‘alaikumussalam”
(dan semoga atas kamu keselamatan) diucapkan untuk orang yang bertemu langsung.
Wallahu a’lam.
Hanya ALLAH Yang Maha Mengetahui
segalanya.
UCAPAN PENGHUNI SYURGA
------
[1]. Al A'raaf artinya: tempat yang tertinggi di antar surga dan neraka.
[2]. Artinya: mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu.