Anda di halaman 1dari 33

UCAPAN PENGHUNI

SYURGA

Yaa_Siin_36@yahoo.co.id
[QS:6. Al An'aam: 54]
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat KAMI itu datang kepadamu, maka
katakanlah: "Salaamun ‘alaikum[1].
Tuhanmu telah menetapkan atas diri-NYA kasih sayang[2], (yaitu) bahwasanya barang
siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan[3], kemudian ia
bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
TAFSIR Al-QUR’AN

Jalaluddin As Suyuthi

------
[1]. Salaamun 'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu.

[2]. Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada
mahluk-NYA.

[3]. Maksudnya ialah:


1. Orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah
maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu.
2. Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak.
3. Orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau
karena dorongan hawa nafsu.
4. Jahil = bodoh = awam = belum mengetahui = belum berilmu
Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Segala puji bagi ALLAH Yang Maha Suci lagi Maha Agung.
Kesejahteraan semoga senantiasa kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beserta istri dan keluarga beliau.

Adalah dianggap sebagai suatu kebiasaan buruk, jika kita yang beragama Islam tetapi
meninggalkan syiar-syiar yang sangat membedakan antara kita dengan orang-orang
kafir. Salah satu syiar utama dalam Islam adalah tentang salam.

Salam banyak ditinggalkan oleh orang-orang, padahal ia memiliki keutamaan yang


sangat besar, karena anjuran untuk mengucapkan salam berasal dari Al-Qur’an.
Begitu banyaknya kita lihat dimasa sekarang orang-orang yang mengolok-olok ucapan
salam. Apakah mereka tidak sadar bahwa pada dasarnya mereka memperolok ALLAH
subhanahu wa ta’ala??? Karena salam adalah ucapan penghormatan untuk para
penduduk syurga.
Apakah kita tidak ingin masuk syurga???

Karena itu marilah kita tebarkan salam dengan baik dan benar.
KEUTAMAAN SALAM
Sebarkanlah salam!

 Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash bahwa ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Bagaimanakah Islam yang baik itu?
Beliau menjawab: “Yaitu kamu memberi makanan, dan mengucaokan salam
baik kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu
kenal”. [Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]

 Dari Al-Barra’ bin ‘Azib berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


menyuruh kami untuk melaksanakan tujuh macam perbuatan yaitu: [1]
menjenguk orang sakit [2] mengiringkan jenazah [3] mendoakan orang yang
bersin [4] menolong orang yang lemah [5] membantu orang yang teraniaya
[6] menyebarkan salam, dan [7] menepati sumpah”. [Bukhari dan Muslim]

 Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Kamu semua tidak akan masuk syurga sebelum beriman, dan kamu semua
tidaklah beriman sebelum saling sayang-menyayangi. Maukah aku tunjukkan
sesuatu yang apabila kamu kerjakan niscaya kamu sekalian akan saling
sayang-menyayangi? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu sekalian”.
[Muslim]
Sebarkanlah salam!

 Dari Barra’ bin Azib ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


memerintahkan kami untuk melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami
dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami menjenguk orang sakit,
mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin (mengucap yarhamukallah),
melaksanakan sumpah dengan benar, menolong orang yang teraniaya,
memenuhi undangan dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari
cincin atau bercincin emas, minum dengan wadah dari perak, hamparan
sutera, pakaian buatan Qas (terbuat dari sutra) serta mengenakan pakaian
sutera yang tebal maupun yang tipis. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu
Majah dan Ahmad]

 Dari Abu Yusuf Abdullah bin Salam berkata: Saya mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, sebarkan
salam seluasnya, berikanlah makanan (kepada fakir miskin), hubungkanlah
tali persahabatan, dan shalat lah pada saat orang-orang tidur, niscaya kamu
sekalian akan masuk syurga dengan selamat”. [Tirmizi berkata bahwa ini
hadis shahih, diriwayatkan pula oleh Ad-Darami, Ibnu Majah]
KALIMAT SALAM
Kalimat salam

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
“ALLAH Azza wa Jalla telah menciptakan Adam menurut kehendak-NYA dengan
panjang 60 (enam puluh) hasta. Ketika ALLAH Ta’ala menciptakan Adam
‘alaihissalam, ALLAH berfirman kepadanya: “Pergilah dan ucapkan salam
kepada para malaikat yang sedang duduk itu kemudian dengarkanlah jawaban
mereka kepadamu, karena sesungguhnya jawaban itu merupakan
penghormatan bagi anak cucu keturunanmu”.
Maka Adam mengucapkan:

ASSALAAMU ‘ALAIKUM.
Semoga keselamatan tercurah atas engkau

Mereka menjawab: ASSALAAMU ‘ALAIKA WA RAHMATULLAAH. Mereka


(malaikat) memberi tambahan: “wa rahmatullaah (dan rahmat ALLAH)”.
[Bukhari dan Muslim]
Kalimat salam

Dari Imran bin Al-Hushain berkata: Ada seseorang datang kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia mengucapkan “assalaamu ‘alaikum”.
Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda:
“Sepuluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan “assalaamu
‘alaikum wa rahmatullaah”. Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia
duduk, lalu beliau bersabda: “Dua puluh”.
Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan

“assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh”.


Semoga keselamatan tercurah atas engkau, dan rahmat ALLAH, dan berkah-NYA

Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Tiga
puluh”.
[Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Kalimat salam

Dari Muadz bin Anas berkata: Seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan ia mengucapkan “assalaamu ‘alaikum”. Nabi SAW menjawab
salam itu, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Sepuluh”. Sesudah itu
datang lagi seseorang dan mengucapkan “assalaamu ‘alaikum wa
rahmatullaah”. Nabi SAW menjawab salamnya, kemudian ia duduk, lalu beliau
bersabda: “Dua puluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan
“assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh”. Salam itu dijawab
oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Tiga puluh”.
Kemudian datang lagi orang lain seraya mengucapkan:

“assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh wa maghfiratuhu”.


Semoga keselamatan tercurah atas engkau, dan rahmat ALLAH, dan berkah-NYA dan
ampunan-NYA.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Empat puluh”. Dan bersabda:


“Demikianlah pahala amalan-amalan utama”. [Abu Dawud, hadis hasan]
Kalimat salam

Dari Anas, ia berkata: Seorang laki-laki melewati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam ketika sedang mengembalakan hewan-hewan para sahabatnya. Orang
itu berkata: “assalaamu ‘alaika ya Rasulullah”.
Nabi menjawab:

“wa ‘alaikassalaamu wa rahmatullahi wa barakaatuhu wa


maghfiratuhu wa ridwaanuhu”.
Dan semoga tercurah atas engkau keselamatan, dan rahmat ALLAH, dan
berkah-NYA dan ampunan-NYA serta ridha-NYA.
Ada yang berkata: Wahai Rasulullah, engkau memberi salam kepada orang ini
dengan salam yang tidak pernah engkau berikan kepada seorangpun dari
sahabat-sahabatmu? Beliau menjawab: “Apakah halanganku untuk melakukan
hal itu, sedangkan ia (salam) menyamai pahala lebih dari sepuluh orang?” [Ibnu
Sunni, hadis dhaif]
Kalimat salam

 Dari Anas bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan


sesuatu perkataan, beliau mengulanginya sebanyak 3 kali sehingga benar-
benar dapat dimengerti. Dan apabila beliau mendatangi suatu kaum maka
beliau mengucapkan salam kepada mereka sampai 3 kali. [Bukhari]

 Dari Asma binti Yazid bahwa pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melewati sekelompok wanita di masjid yang sedang duduk, maka
beliau melambaikan tangan dan mengucapkan salam”. [Tirmizi, hadis hasan]

 Dari Abu Juray Al-Hujaimy berkata: Saya datang kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan mengucapkan “alaikas-salaamu yaa Rasuulallaah.
Beliau bersabda: “Janganlah kamu mengucapkan ‘alaikas-salaam, karena
sesungguhnya ucapan ‘alaikas-salam itu untuk orang yang sudah meninggal
dunia”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan shahih]

 Dari Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda


kepadaku: “Ini Jibril menyampaikan salam untuk kamu”. Maka saya
menjawab: “wa ‘alaihissalaamu wa rahmatullaahi wa barakaatuh”. [Bukhari
dan Muslim]
TATA CARA SALAM
Salam kepada anak kecil

 Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
melewati anak-anak, kemudian beliau mengucapkan salam kepada mereka.
[Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami]

 Dari Anas bahwa ia berjalan melewati anak-anak kemudian ia mengucapkan


salam kepada mereka, serta berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
biasa mengerjakan hal semacam ini”. [Bukhari dan Muslim]
Tata krama salam

 Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan,
orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk, dan
[rombongan orang] yang sedikit memberi salam kepada [rombongan orang]
yang banyak”. [Bukhari dan Muslim]

 Dari Abu Umamah Shuday bin Ijlan Al-Bahily berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Seutama-utama manusia menurut ALLAH adalah
orang yang paling duluan mengucapkan salam”. [Abu Dawud, hadis jayyid]

 Dari Abu Umamah bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah: Wahai
Rasulullah, apabila ada dua orang saling berpapasan, maka siapa yang harus
mengucapkan salam lebih dulu? Beliau menjawab: “Orang yang mengucap
duluan lah yang lebih utama menurut ALLAH Ta’ala”. [Tirmizi, hadis hasan]

 Dari Anas bahwa ia berjalan melewati anak-anak kemudian ia mengucapkan


salam kepada mereka, serta berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
biasa mengerjakan hal semacam ini”. [Bukhari dan Muslim]
Salam ketika masuk rumah sendiri

 [QS:24 An-Nuur:61] ……Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari)


rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya
yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan
dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.

 Dari Anas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda


kepadaku: “Wahai anakku, apabila kamu datang kepada keluargamu maka
ucapkanlah salam, niscaya kamu dan keluargamu mendapat barakah”.
[Tirmizi, hadis hasan shahih]
JIKA AHLUL KITAB MENGUCAPKAN SALAM

 Dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila


ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) memberi salam kepadamu, maka ucapkanlah

“wa ‘alaikum” (dan semoga atasmu)”.


[Bukhari dan Muslim]

 Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika
orang Yahudi memberi salam kepadamu, maka sesungguhnya ia
mengucapkan ”assaamu ‘alaika (semoga engkau mati). Maka ucapkanlah “wa
‘alaika (dan semoga pula untukmu)”. [Bukhari]

 Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Janganlah kamu memulai salam kepada orang Yahudi dan Nasrani. Apabila
kamu bertemu seseorang dari mereka di jalan, maka paksakanlah ia ke
bagian jalan yang tersempit (gang)”. [Muslim]
MAKRUH SALAM DENGAN ISYARAT TANPA UCAPAN

 Dari Amr bin Suaib dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kita
orang yang meniru golongan lain. Janganlah kamu meniru orang Yahudi dan
Nasrani, karena pemberian salam oleh orang Yahudi adalah dengan isyarat
jari, dan pemberian salam oleh orang Nasrani adalah dengan isyarat telapak
tangan”. [Tirmizi, hadis dhaif]
Salam ketika bertamu ke rumah orang Islam

[QS:24. An Nuur: 27]


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
Salam ketika bertamu ke rumah orang Islam

 Dari Rib’y bin Hirasy berkata: Seseorang dari Bani Amir menceritakan kepada
kami sewaktu ia minta izin untuk masuk ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan pada saat itu beliau berada di dalam rumah. Orang itu
mengucapkan: Bolehkah saya masuk? Kemudian Rasulullah bersabda kepada
pelayan beliau: “Keluarlah dan ajarkan kepada orang itu tentang tata cara
meminta izin, katakanlah kepadanya: “Ucapkanlah assalaamu ‘alaikum,
bolehkah saya masuk?” Orang itu mendengar apa yang disabdakan Nabi
kepada pelayan itu, maka ia mengucapkan: Assalaamu ‘alaikum, bolehkan
saya masuk? Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin
kepadanya, dan ia pun terus masuk. [Abu Dawud, hadis shahih]

 Dari Kildah bin Al-Hanbal berkata: Saya datang ke rumah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan langsung masuk tanpa mengucapkan salam, kemudian
Nabi SAW bersabda: “Kembalilah, dan ucapkan assalaamu ‘alaikum, bolehkah
saya masuk?” [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Salam kepada bukan mahram

 Dari Sahl bin Sa’d berkata: Ada seorang wabita tua yang biasa mencari
rempah-rempah kemudian dimasak dalam kuali dan dicampur dengan sya’ir
(tepung gandum). Apabila kami telah selesai shalat Jum’at maka kami datang
ke rumahnya dan memberi salam kepadanya, kemudian ia menghidangkan
makanan itu kepada kami. [Bukhari]

 Dari Ummu Hani’ Fakhitah bin Abu Thalib, ia berkata: Pada hari penaklukkan
Makkah saya datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau
sedang mandi dan ditutupi dengan kain oleh Fathimah, kemudian saya
mengucapkan salam”. [Muslim]

 Dari Asma binti Yazid berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan
melewati sekelompok wanita, kemudian beliau mengucapkan salam kepada
kami”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Salam ketika meninggalkan majelis

 Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu sekalian datang kepada
suatu majelis, maka hendaklah ia mengucapkan salam. Dan apabila ia akan
meninggalkannya, maka hendaklah ia mengucapkan salam. Yang pertama
(keluar dari majelis) itu lebih berhak (mengucapkan salam) daripada yang
akhir”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]

 Dari Usamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati suatu
majelis yang di dalamnya terdapat orang-orang Islam dan orang-orang
musyrik penyembah berhala serta orang-orang Yahudi, kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam kepada mereka”. [Bukhari
dan Muslim]
PENULISAN SALAM
Tulislah atau ketiklah salam sebaik-baiknya!!!

Dalam dunia modern seperti kita sekarang ini, ada banyak cara untuk menyampaikan
salam atau menyebarluaskan salam, salah satunya melalui media elektronik seperti radio,
televisi atau melalui internet (chatting atau e-mail).
Adapun sebagai orang yang ingin mencintai sunnah Rasulullah, hendaklah kita menuliskan
kalimat salam itu dengan sempurna dan JANGAN MENYINGKAT-nya.

Hendaklah kita mengetik:


 Assalamu ‘alaikum atau Salamun ‘alaikum
 Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah
 Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu

Dan janganlah kita menyingkatnya seperti mengetik:


 Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sebagian ulama menyebut perbuatan seperti ini tercela karena salam adalah doa,
dan dalam singkatan WR dan WB itu ada hak ALLAH.
 Ass.Wr.Wb. atau A’kum Wr.Wb.
Tulisan seperti itu jelas lebih jelek lagi, karena secara tidak sengaja ia telah menghina
salam itu sendiri.
Oleh karena itu, jika kita merasa malas mengetik salam yang panjang, sudah cukup
dengan “assalamu ‘alaikum” dan diketik dengan benar. Namun pahalanya sedikit.
Bolehkah melebihkan salam?
Dalam masyarakat kita bangsa melayu, sebagian ulama/kyai ada yang menambahkan
salam dengan ucapan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi ta’ala wa barakatuhu”.
Mereka menambahkan kata “Ta’ala” (Yang Maha Tinggi) yang selangkapnya berarti:
Semoga keselamatan tercurah atas engkau, dan rahmat ALLAH Ta’ala, dan berkah-NYA.

Sebagian ulama Syafi’i menganggapnya Mubah. Namun para ulama salaf cenderung
menganggapnya Makruh. Karena tambahan kata “Ta’ala” pada kalimat itu TIDAK PERNAH
DIAJARKAN oleh para pendahulu kita. Melainkan tambahan yang dibuat-buat.
Salam yang utama dalam hadis shahih hanyalah Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa
barakatuh, sedangkan tambahan kalimat “wa maghfiratuhu” yang berasal dari hadis Abu
Dawud hanya memiliki isnad hasan (baik). Dan tambahan yang lebih panjang lagi “wa
maghfiratuhu wa ridwanuhu” dari Ibnu Sunni justeru memiliki isnad dhaif (lemah).
Adalah kebiasaan ulama salaf untuk menghindari amalan dari hadis hasan apabila masih
ada hadis shahih, dan meninggalkan amalan dari hadis dengan isnad dhaif karena
statusnya yang lemah adalah syubhat (meragukan kebenarannya). Ada kemungkinan
hadis dhaif itu berubah menjadi hadis maudhu (palsu) yang berarti bahwa hadis itu berisi
perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Maka apabila hadis itu kita ikuti
berarti kita telah berdusta atas nama Rasulullah. Wallahu a’lam.

Kesimpulan: “JANGAN MELEBIHKAN SALAM dengan tambahan yang tidak diajarkan.”


Penyingkatan SWT dan SAW

Bagaimana dengan penyingkatan SWT dan SAW???

Ulama berpendapat bahwa kedua penyingkatan itu mubah (boleh), namun menulisnya
dengan lengkap adalah keutamaan (muakkad) karena ia adalah tasbih dan shalawat.

SWT adalah singkatan dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala (Maha Suci dan Maha Tinggi),
kalimat itu dianggap sebagai tasbih untuk ALLAH.

SAW adalah singkatan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (kesejahteraan
dari ALLAH atas beliau dan keselamatan), kalimat ini dianggap sebagai shalawat untuk
Rasulullah.

Dalam penulisan artikel dan sebagainya, salam adalah pembukaan yang hanya dituliskan
sekali saja. Karena itu anjuran untuk menulis salam dengan sempurna sangat diutamakan.
SWT dan SAW berbeda dengan kalimat salam yang hanya disebut sekali dalam satu kali
penulisan. SWT dan SAW justru sangat banyak disebut, terutama tulisan yang berisi hadis.
Sehingga untuk menghemat ruang penulisan, ulama membolehkan penyingkatan terhadap
tasbih untuk ALLAH dan shalawat Rasulullah itu. Wallahu a’lam.
MENJAWAB SALAM
Wajib menjawab salam

[QS: 4. An Nisaa‘: 86]


Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu
(dengan yang serupa)[*]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.

[*]. Penghormatan dalam Islam ialah dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.


[tafsir Al-Qur’an oleh Jaluluddin As-Suyuthi]
Kewajiban menjawab salam

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada lima
kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim [1] menjawab
salam [2] mendoakan orang yang bersin [3] memenuhi undangan [4] menjenguk orang
sakit dan [5] mengiringkan jenazah. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu
Majah dan Ahmad]

Bagaimana kalimat jawaban salam ini?


Kita boleh mengulang salam yang sama seperti yang diucapkan oleh malaikat ketika
menjawab salam dari Nabi Adam.
Kita boleh mengikuti ucapan seperti Aisyah yang dititipi salam oleh Jibril. Yang kemudian
terkenal yaitu “wa ‘alaikumussalaam wa rahmatullahi wa barakatuhu”.

Dalam hadis Aisyah itu berbunyi “wa ‘alaihissalam…” (dan semoga atasnya keselamatan),
karena Aisyah tidak dapat melihat Jibril. Kemudian diganti menjadi “wa ‘alaikumussalam”
(dan semoga atas kamu keselamatan) diucapkan untuk orang yang bertemu langsung.
Wallahu a’lam.
Hanya ALLAH Yang Maha Mengetahui
segalanya.
UCAPAN PENGHUNI SYURGA

[QS:7. Al A'raaf: 46]


Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf[1] itu ada
orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda
mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga: "Salaamun 'alaikum[2]." Mereka belum lagi
memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya).

------
[1]. Al A'raaf artinya: tempat yang tertinggi di antar surga dan neraka.
[2]. Artinya: mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu.

Anda mungkin juga menyukai