Anda di halaman 1dari 29

Bagian # 1

HARAM MENYIMPAN PATUNG

Yaa_Siin_36@yahoo.co.id
Alif_Lam_Mim_1711@yahoo.co.uk
Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Segala puji bagi ALLAH Yang Maha Suci lagi Maha Agung.
Kesejahteraan semoga senantiasa kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
beserta para isteri dan keluarga beliau.

Kita menganggap termasuk kejahilan besar dalam masyarakat kita terlebih lagi pada zaman
modern ini karena menolak seruan para ulama kita yang terdahulu yang akhirnya termasuk
menolak sunnah Rasulullah, khususnya tentang larangan mengikuti kebiasaan orang-orang kafir.
Begitu banyak fatwa mereka yang kita ingkari, misalnya ulama sudah mengharamkan adanya
kenduri (selamatan) arwah, pengharaman menyimpan barang-barang yang dianggap keramat,
pengharaman berdoa/mengaji/shalat di depan kuburan yang dianggap keramat, larangan
memelihara anjing, larangan menyimpan patung/lukisan/foto dan lain sebagainya. Kebanyakan
manusia jika disinggung masalah ini mereka berkilah itu masalah furu syariat (cabang-cabang
agama), padahal sebenarnya tidak begitu, melainkan sudah jelas keshahihannya. Penolakan itu
tidak lain hanyalah ibadah yang diada-adakan (dibuat-buat) dengan mencampur tradisi kafir ke
dalam Islam.

Pada file kali ini kita membahas salah satu diantara fatwa ulama kita tentang larangan memelihara
anjing, menyimpan patung, lukisan atau photo makhluk hidup. Yang kesemuanya itu berhubungan
dengan kebiasaan orang-orang kafir dan kesukaan syetan.

Bagian 1 ini khusus untuk masalah pengharaman menyimpan patung.


HARAM MENYIMPAN PATUNG
ANCAMAN UNTUK TUKANG BUAT PATUNG
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “ALLAH Ta’ala berfirman: “Siapakah lagi orang
yang lebih zalim daripada orang yang mencoba membuat ciptaan seperti
ciptaan-KU? Mereka boleh mencoba menciptakan sebuah atom atau
menciptakan biji-bijian atau menciptakan gandum”. [Hadis Qudsy riwayat:
Bukhari, Muslim dan Ahmad]

Membuat ciptaan seperti ciptaan ALLAH, menurut ulama kita makna hadis ini
dianggap sama dengan:
1. Memahat patung makhluk hidup (manusia atau hewan)
2. Melukis atau menggambar makhluk hidup

Ciptaan ALLAH itu sangat banyak, namun pengecualian ALLAH dalam hadis
itu adalah boleh menciptakan biji-bijian atau gandum. Artinya kita boleh saja
memahat patung tumbuh-tumbuhan atau melukisnya.

Bagaimana dengan semut, atau yang sejenis dengannya??


Sebagian ulama tetap mengharamkan membuat patung maupun melukis
makhluk itu.
LARANGAN MENYIMPAN PATUNG
Dari Jabir bin Abdullah, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda pada tahun penaklukkan, ketika beliau masih berada di
Makkah: “Sesungguhnya ALLAH dan Rasul-NYA telah mengharamkan
penjualan khamar, bangkai, babi dan berhala……

1. Bukhari dalam Bab Jual Beli #2082, Bab Perang #3958, Bab Keutamaan
Al-Qur’an #4267
2. Muslim dalam Bab Pertanian #2960
3. Tirmizi dalam Bab Jual Beli #1218
4. Nasa’i dalam Bab Jual Beli #4590
5. Abu Dawud dalam Bab Jual Beli #3025
6. Ibnu Majah dalam Bab Perdagangan #2158
7. Ahmad dalam Juz III 326/340, Juz V 145/152/158/165/177

Matan hadis ini sengaja kita potong karena alasan tertentu, insya ALLAH
sambungan hadis ini kita sampaikan karena berhubungan dengan
larangan lainnya.
PATUNG = BERHALA
Berhala adalah Patung, dan patung adalah berhala.

Namanya mungkin berbeda. Berhala ditujukan untuk masyarakat zaman


dahulu, mereka menyembah berhala yang wujudnya adalah patung yang
terbuat dari batu yang dipahat, emas/perak/kuningan/besi dan lain
sebagainya.
Sedangkan masyarakat modern dimana Islam sudah masuk, maka kita tidak
lagi menyembah berhala, melainkan menyimpan patung. Meskipun patung
tidak disembah, tetapi hakikatnya patung adalah berhala yang dibenci oleh
ALLAH subhanahu wa ta’ala karena zahirnya adalah menyaingi makhluk
ciptaan ALLAH. Meskipun berhala masa kini terbuat dari plastik, kaca, karet,
dan lain sebagainya, namun ia tetaplah berhala.

Pada intinya yang dinamakan berhala adalah segala sesuatu benda mati yang
berwujud makhluk hidup. Baik itu berwujud manusia maupun berwujud
hewan/binatang. Bentuknya proporsional maupun tidak. Apapun yang
menyerupainya haram disimpan.

Hadis mutafaq ‘alaihi itu berbicara tentang penjualan berhala. Namun tiadalah
berbeda antara yang menjual berhala dengan yang membeli berhala.
Keduanya sama saja pasti akan menyimpan berhala/patung itu, dan keduanya
pasti akan mendapatkan dosa.

Jadi sekarang terserah kejahilan kita saja yang menentukan. Sejak zaman
HAKIKAT BERHALA ZAMAN DAHULU
PATUNG
 Kebanyakan kita mungkin beranggapan bahwa yang termasuk berhala
hanyalah patung yang berbentuk persis atau proporsional dengan makhluk
hidup baik itu manusia, hewan maupun setan/jin. Padahal semua yang
wujudnya mensifati makhluk akan dinamakan berhala.
 Beberapa contoh berhala akan disebut dalam slide selanjutnya.

HARAM
BONEKA AISYAH
BONEKA AISYAH
 Dalam kitab Fathul Baari (syarah Shahih Bukhari) disebutkan sebuah
hadis Aisyah, ia berkata: “Dahulu aku bermain-main dengan boneka anak
perempuan di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku
mempunyai beberapa teman yang selalu bermain bersamaku. Maka
apabila Rasulullah masuk, merekapun berlarian (keluar rumah), lalu
beliau menarik mereka kepadaku hingga mereka bermain denganku”.
[Bukhari]

 Dari Aisyah, ia berkata: Aku bermain-main dengan boneka di samping


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saat itu ada beberapa kawan
yang menemaniku. Mereka takut kepada Rasulullah dan bersembunyi,
padahal beliau sangat senang apabila mereka menemaniku dan bermain
denganku. [Muslim]

 Diriwayatkan bahwa pada suatu waktu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bertanya kepada Aisyah: Apa ini? Jawab Aisyah: Ini anak-anakanku. Nabi
bertanya lagi: Kalau yang ditengah-tengah ini apa? Kuda, jawab Aisyah.
Kemudian apa yang di tengahnya? Tanya Nabi lebih lanjut. Jawab Aisyah:
Itu juga kuda. Dan yang di atas punggungnya? Kata Nabi bertanya. Itu
kedua sayapnya, kata Aisyah. Mengapa kuda mempunyai sayap? Tanya
Nabi pula. Aisyah menjawab: Tidakkah tuan pernah mendengar bahwa
Nabi Sulaiman putera Dawud mempunyai kuda yang bersayap?
Mendengar jawaban isterinya itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tertawa hingga terlihat taringnya. [Abu Dawud, Nasa’i, Tirmizi dan Ibnu
BUKAN TERMASUK PATUNG
 Bentuk hiasan semacam ini boleh disimpan di rumah. Pada bentuk zahir
menyerupai manusia tetapi pada hakikatnya ia tidak menyerupai patung,
melainkan seni keterampilan, dibentuk menyerupai tubuh manusia, tetapi
wajah, tangan dan kakinya sama sekali tidak sama dengan manusia.
 Ulama berpendapat, seperti inilah hakikat boneka yang dimainkan oleh
Aisyah itu. Wallahu a‘lam.
CONTOH-CONTOH BERHALA
HARAM DISIMPAN DI DALAM RUMAH
HARAM MENYIMPAN SEGALA BENTUK LIONTIN
 Liontin atau mata kalung atau brooch disamakan dengan patung karena ia
tidak hanya berbentuk makhluk hidup (berupa gambar) melainkan liontin
itu berwujud (timbul) dan mensifati bentuk patung.

HARAM
HARAM MENYIMPAN BONEKA HIAS
 patung-patung kecil (boneka) yang biasa dimainkan anak-anak kecil,
misalnya Barbie, action figure dll.
 Patung lilin atau karet yang sering dipajang pada kue pengantin

HARAM
HARAM MENYIMPAN MANNEQUIN
 Mannequin tentu saja sangat mensifati kepada makhluk hidup terutama
manusia. Bagaimanapun juga, menyimpannya di rumah maupun di dalam
toko, tetaplah termasuk menyimpan patung berhala. Jika ingin
menghilangkan kesan patung, maka potonglah kepala mannequin itu dan
buang kepalanya, jangan disambung lagi.

MAKRUH HARAM
HARAM MENYIMPAN WAYANG
 Wayang golek dan wayang kulit, keduanya berwujud makhluk hidup,
meskipun bentuknya tidak proporsional. Yang disebut berhala itu adalah
bagian kepala. Apalagi wayang umumnya berkepala jelek menyerupai rupa
wajah setan.

HARAM
HARAM MENYIMPAN ARCA KACA
 Semua arca kaca adalah patung yang juga dikategorikan sebagai berhala.
Separuh badan atau hanya kepala, ia tetap termasuk berhala. Apalagi jika
satu bagian penuh. Meskipun bentuk kepala itu tidak proporsional (sama
persis) dengan makhluk yang ditiru. Namun ia tetap tergolong berhala.
Karena berhala zaman dahulu juga bentuknya tidak proporsional.

HARAM
HARAM MENEMPELKAN ORNAMEN DINDING
 Haram menempelkan ornamen (hiasan) pada lampu hias atau dinding
dengan ornamen-ornamen yang berbentuk makhluk hidup. Ini justeru lebih
diharamkan lagi dibanding liontin berbentuk makhluk hidup.

HARAM
HARAM MENYIMPAN PERLENGKAPAN MAKAN YANG
ADA PATUNG KEPALA MAKHLUK HIDUP

HARAM
HARAM MENYIMPAN TOPENG
 Segala macam topeng yang berbentuk menyerupai makhluk hidup, maka
ia termasuk berhala (patung), menyimpannya haram apalagi memakainya.

HARAM
HARAM MEMAJANG PATUNG BINATANG
 Segala macam hiasan taman yang berwujud hewan atau manusia, ia akan
termasuk patung berhala. Termasuk lambang negara kita Pancasila
(patung burung garuda)

HARAM
BERHALA KAFIR
 Beberapa manusia Islam yang sangat bodoh ada yang menyimpan
berhala-berhala milik orang kafir di dalam rumah mereka. Mereka dengan
sombong menyebutnya dengan istilah “kolektor seni”. Maka ALLAH Yang
Maha Sombong juga akan menyebut mereka dengan nama “penghuni
neraka”.

HARAM
Dan masih banyak benda-benda sejenis yang dinyatakan berhala yang haram
disimpan di dalam rumah.

Apabila sudah dikatakan haram, maka tentu saja siapapun yang melanggar
larangan itu akan dikenakan sanksi hukuman yang tidak akan diterimanya di
dunia melainkan di akhirat kelak.

Karena itu, marilah kita yang diberi akal oleh ALLAH subhanahu wa ta’ala,
hendaklah pergunakan akal itu dengan sebaik-baiknya. Hidup di dunia
hanyalah kurang lebih 70 tahun, sedangkan akhirat adalah negeri abadi.
Melanggar larangan ALLAH tidak akan diterima hukuman dan ganjarannya
disini, tetapi nanti. Mungkin selamanya kita di dalam neraka, mungkin juga
tidak, tetapi masa waktu menginap di neraka mungkin 1000000 tahun,
100000000 atau berapapun yang ALLAH kehendaki. Tiada daya dan upaya
melainkan adalah milik ALLAH semata. Tidak ada Tuhan yang disembah
melainkan ALLAH Yang Maha Esa.
Menyimpan patung, sama dengan menyimpan berhala, disembah ataupun
tidak, hakikatnya adalah menciptakan makhluk yang seharusnya hanya ALLAH
yang berhak menciptakannya. Maka menyimpan patung adalah sama dengan
mensekutukan ALLAH atau SYIRIK.
SYUBHAT TERBESAR
BERHALA PADA UANG RECEHAN
 Perhatikan uang recehan ini. Tercetak gambar binatang (burung garuda).
Ia tidak lain adalah ornamen yang berbentuk patung.
 Inilah perkara paling syubhat yang menjadi pertentangan ulama. Namun
karena terpaksa, maka kita dianggap makruh saja menyimpan uang-uang
recehan ini. Karena kita tidak berniat menyimpannya melainkan karena
duit itu adalah alat tukar barang. Seandainya pemimpin bangsa Indonesia
ini adalah orang-orang yang berilmu agama, niscaya negara ini tidak akan
mengeluarkan uang seperti ini.

HARAM???
MENJAUHKAN BERHALA
 Sebagian ulama, demi menjaga kemurkaan ALLAH dan kebencian para
malaikat-NYA, jika kita terpaksa juga harus menyimpan uang recehan itu,
maka kita dianjurkan untuk menyimpannya di dalam WC (kakus).
Kenapa??? Karena WC adalah tempat yang kotor, sehingga meletakkan
patung duit di dalam ruangan yang kotor, insya ALLAH dianggap sebagai
penghinaan dan menghilangkan kesan berhala pada duit itu. Dan karena
WC adalah tempat tinggal syetan dan jin, dirumah siapapun termasuk
rumah alim ulama sekalipun.

 Bagaimana jika uang recehan itu diberikan sebagai sedekah/infaq kepada


fakir miskin, anak yatim dan lainnya???
 Jangan, artinya sama saja kita memindah dosa akibat duit itu kepada
orang lain. Jika terpaksa menyimpannya, simpanlah di dalam kamar mandi
(WC).
JAUHILAH PERKARA SYUBHAT!!!
Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (Nu’man menggerakkan jari-
jemari ke telinganya): “Sesungguhnya perkara yang halal itu telah
jelas dan perkara yang haram itu pun telah jelas, dan diantara
keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (tidak jelas
hukumnya) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Oleh karena itu,
barang siapa menghindari perkara syubhat, maka ia telah
membebaskan agama dan kehormatannya. Dan orang yang
terjerumus ke dalam syubhat, berarti ia telah terjerumus ke dalam
perkara haram, seperti penggembala yang menggembalakan di
sekitar tempat terlarang, maka kemungkinan besar gembalaannya
akan masuk ke tempat terlarang itu. Ketahuilah! Sesungguhnya
setiap penguasa memiliki daerah terlarang. Ketahuilah!
Sesungguhnya daerah terlarang milik ALLAH adalah apa-apa yang
diharamkan-NYA. Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam tubuh itu
terdapat segumpal daging, apabila ia baik, maka akan baik pula
seluruh tubuh. Dan jika ia rusak, maka akan rusak pula seluruh
tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati”.
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah,
Ahmed dan Ad-Darami]
Wallahu a’lam. Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui.

Bersambung……

Bagian # 2
Hukum Melukis dan Menyimpan serta Memajang Lukisan.
Cinta_Rasul@googlegroups.com
Cinta_Rasul@yahoogroups.com
Cinta-Rasul@yahoogroups.com
Yaa_Siin_36@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai