Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I


1ARINGAN IKAT




OLEH :

NAMA : DARWIN AZIS
NIM : 08101004060
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : DINA OKTAVIA



LABORATORIUM ZOOLOGI
1URUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWI1AYA
INDRALAYA
2011
ABSTRAK
Praktikum dengan judul 'Jaringan ikat ini bertujuan untuk mengetahui bentuk
eritrosit, leukosit dan trombosit pada jaringan hewan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 1 November 2011, pukul 13.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB, bertempat di
Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya Indralaya. Alat yang digunakan adalah bski bedah, jarum suntik, kaca
objek dan mikroskop. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Mus Musculus. Hasil yang
didapat dari praktikum ini, bahwa terdapat bentuk, Iungsi, jaringan pada struktur tulang
yang terdapat pada rangka Mus Musculus . Kesimpulan yang didapat bahwa jaringan ikat
terbagi atas dua bagian yaitu jaringan ikat longgar dan padat.






















BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan
tengah embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak),
mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar,
dan epitelium. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar),
jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. jaringan ikat mempunyai
beberapa Iungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain,
membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan
imunitas. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang
disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau
perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang
rawan (Anonim
a
2011: 1).
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra
seluler dan serabut disebut matriks. Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau
mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem
organ, menjadi selubung organ dan melindungi jaringan atau organ tubuh. Berdasarkan
struktur dan Iungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua: Jaringan ikat longgar
memilki Ciri-ciri sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks
yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat
di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraI. Fungsinya untuk membungkus
organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraI (Geneser 1994: 281).
Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari
serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut
elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara lain terdapat
pada pembuluh darah dan ligamen. Elastisitas serabut elastin akan semakin menurun
dengan semakin bertambahnya usia seseorang. Serabut retikular mempunyai daya
elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen, tetapi ukurannya lebih kecil.
Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat dengan jaringan lainnya.
(Anonim
a
2011: 2).
Bahan dasar penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair yang terdiri
dari mukopolisakarida sulIat dan asam hialuronat. Matriks bersiIat lentur jika asam
hialuronatnya tinggi dan akan bersiIat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi. Bahan
dasar yang terdapat dalam sendi bersiIat kental, sedangkan yang terdapat dalam tulang
punggung bersiIat padat. Di dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun
jaringan ikat. Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut :
Fibroblast Jaringan Ikat Fibroblast berIungsi mensintesis dan mensekresikan protein
pada serabut (Subowo 1992: 185).
MakroIag Jaringan Ikat MakroIag bentuknya berubah-ubah (tidak teratur) dan
khusus terdapat di dekat pembuluh darah, berIungsi dalam pinositosis dan Iagositosis.
MakroIag dapat digerakkan atau didistribusikan ke jaringan lain yang mengalami
peradangan. Sel Tiang (Sel Mast) Jaringan Ikat Sel tiang berIungsi menghasilkan
substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu anti koagulan yang
dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi trombin yang berIungsi mencegah
pembekuan darah. Substansi histamin adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit
sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berIungsi meningkatkan permeabilitas
kapiler darah (Geneser 1994: 281).
Sel Lemak Jaringan Ikat Sel lemak berIungsi menyimpan lemak. Jaringan ikat
yang memiliki sel lemak dalam jumlah banyak disebut Jaringan adiposa. Berbagai
Jenis Sel Darah Putih Sel darah putih berIungsi melawan patogen (berupa bakteri,
virus, atau Protozoa) yang menimbulkan penyakit. Sel-sel darah putih bergerak bebas
secara diapedesis di antara darah, limIa, atau jaringan ikat untuk membersihkan
patogen. Sel darah putih ada 2 macam, yaitu sel darah putih granulosit dan agranulosit.
(Anonim
b
2011: 1).

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur dan perkembangan
jaringan ikat pada hewan.
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

Jaringan ikat padat nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari
serabut kolagen yang berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput
pembungkus otot, Iasia, ligamen dan tendon. Fasia adalah jaringan ikat berbentuk
lembaran yang menyelimuti otot. Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan sebagai
penghubung antar tulang. Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang.
Fungsinya untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-
tulang, tulang dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh
(Geneser 1994: 281).
Susunan jaringan ikat longgar dapat Anda amati pada Jaringan ini mempunyai ciri
ciri utama yaitu susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya berupa cairan lendir
(mucus). Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang Ileksibel, tetapi tidak
elastis. Adanya serabut kolagen memungkinkan terjadinya gerakan dari bagian-bagian
yang saling dihubungkan. Pada matriks juga terdapat Iibroblast, sel mast, dan plasma
sel. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraI, dan sekitar organ
tubuh. Contoh lain jaringan yang termasuk jaringan ikat longgar adalah jaringan lemak
atau jaringan adiposa. Jaringan ini terdapat pada lapisan lemak di bawah kulit.
Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat
(Anonim
a
2011: 1).
Jaringan ikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan ikat padat teratur dan
tidak teratur. Jaringan ikat padat teratur mempunyai berkas kolagen yang tersusun
teratur ke satu arah, misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan ikat padat tidak
teratur mempunyai berkas kolagen yang menyebar membentuk anyaman kasa yang
kuat, misalnya di lapisan bawah kulit. Jaringan ikat dengan siIat khusus terdiri atas
jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang keras, serta darah dan limIa. Matriks
jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin, yaitu zat jernih seperti kanji yang terbuat
dari mukopolisakarida dan IosIat. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit
(Subowo 1992: 185).
Kondrosit berIungsi mensintesis dan mempertahankan matriks yang mengandung
serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut Iibrosa. Kondrin dihasilkan oleh sel
kondroblast yang terletak pada lakuna. Tulang rawan selalu terbungkus oleh membran
perikondrium karena masih bersiIat lunak. Jaringan tulang rawan pada anak berasal
dari jaringan ikat embrional (mesenkim), sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh
selaput rawan atau Iibrosa tipis yang dinamakan perikondrium. Pada stadium embrio,
rangka hewan mamalia terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada perkembangan
selanjutnya, sebagian mengalami osiIikasi (mengeras) menjadi tulang keras dan hanya
sebagian kecil yang tersisa pada stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga, hidung,
serta antarruas tulang belakang dan tulang dada (Anonim
a
2011: 2).
Tulang rawan berIungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang
jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi. Tulang
rawan tidak mempunyai saraI dan pembuluh darah. Tulang merupakan jaringan ikat
yang termineralisasi (mengandung mineral). Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk
oleh osteoblast. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh
kanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium IosIat yang memperkeras matriks
sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan. Berat tubuh mamalia dewasa, 15
berupa tulang. Berat tulang sebagian besar tersusun atas garam mineral, yaitu 85
kalsium IosIat, 10 kalsium karbonat, 4 magnesium klorida, dan 1 kalsium
Iluorida. Oleh karena itu susunan tulang menjadi keras dan kaku (Geneser 1994: 281).
Endapan garam mineral menyusun dan melingkari bagian pusat tulang sehingga
membentuk pita melingkar disebut lamela. Pada batas lamela terdapat lakuna yang di
dalamnya terdapat osteosit (sel tulang). Setiap tulang dibungkus oleh periosteum, yaitu
jaringan ikat Iibrosa yang berbentuk lembaran pipih dan liat. Lapisan dalam dilapisi
oleh endosteum. Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi
tulang keras atau tulang kompak dan tulang berongga atau tulang spons. Tulang keras
memiliki matriks yang susunannya rapat. Sementara itu, tulang spons memiliki
susunan matriks longgar atau berongga (Anonim
b
2011: 1).
Susunan anatomi tulang pipa terdiri atas bagian epiIisis di kedua ujung dan
diaIisis di bagian tengah. EpiIisis tulang pipa berbentuk bonggol serta tersusun oleh
periosteum dan tulang rawan. DiaIisis tulang pipa terdiri atas periosteum, tulang keras,
tulang spons, dan rongga sumsum tulang. Pada tulang keras atau kompak, sel-sel
tulang tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers. Bagian tengah
sistem Havers terdapat saluran disebut saluran Havers yang berisi pembuluh darah,
pembuluh limIa, dan saraI. Di antara dua saluran Havers dihubungkan oleh saluran
Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang yang disebut lamela.
Pada lamela-lamela inilah terdapat osteosit (sel-sel tulang) yang menempati lakuna
(rongga) yang tersusun secara konsentris (Geneser 1994: 282).
Serabut elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara
lain terdapat pada pembuluh darah dan ligamen. Elastisitas serabut elastin akan
semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia seseorang. Serabut retikular
mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen, tetapi
ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat
dengan jaringan lainnya. Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna
kuning, lebih tipis dari serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-
cabang dan tebal. Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut :
Fibroblast Jaringan Ikat Fibroblast berIungsi mensintesis dan mensekresikan protein
pada serabut (Subowo 1992: 185).
Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan
tengah embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak),
mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar,
dan epitelium. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar),
jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. jaringan ikat mempunyai
beberapa Iungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain,
membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan
imunitas. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang
disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau
perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang
rawan (Anonim
b
2011: 2).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 November 2011, pada
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB, bertempat di Laboratorium
Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baki bedah, gunting, atau cutter,
pinset, kaca objek dan mikroskop sedangkan bahan yang digunakan yaitu mencit
(Mus musculus).

3.3. Cara Kerja

Disiapkan bahan yang akan diamati. Dan diletakkan di atas baki. Dibedah mencit
, ambil sebagian kulit sebanyak 2 sayatan dan letakkan di atas kaca objek. Diamati di
bawah mikroskop dan tentukan bagian-bagiannya. Digambar dalam kertas kerja dan
diberi keterangan.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
MorIologi (Mus musculus)

KlasiIikasi :
Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus muculus
Nama umum : Mencit


Keterangan gambar :
1. Rima oris
2. Organon visus
3. Membran tympani
4. Abdomen
5. Femur
6. Caudal
7. Digiti
8. Web




Anatomi (Mus musculus)

KlasiIikasi :
Kingdom : Animalia
Divisi : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus muculus
Nama umum : Mencit


Keterangan gambar :
1. EsoIagus
2. Ventriculus
3. Grandula spinalis
4. Ren
5. Uretra
6. Vesika valea
7. Hepar
8. Pankreas
9. Lien
10. Vesica seminalis
11. Vesica urinaria
12. Intestina
13. Koelen
14. Intestinum crosum
15. Vagina
16. Ulama merah
4.2. Pembahasan
Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan
penis. Menurut Anonim
a
(2011: 1) bahwa di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar
seks asesori yaitu kelenjar Bartholin. Kelenjar susu hanya terdapat pada mamalia.
Kelenjar susu merupakan modiIikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya
dikontrol oleh hormon estrogen dan progesterone. Produksi susu dirangsang oleh
hormon prolaktin, sedangkan pengeluaran susu dirangsang oleh hormon oksitosin.
Saluran reproduksi terdiri dari duktus epidermis yaitu tempat pematangan
sementara sperma, selanjutnyan terdapat vasa deIerensia yang merupakan suatu saluran
untuk mengangkut sperma ke vesika seminalis (kantung sperma). Menurut Kimball
(1994: 240) bahwa Arah vasa diverensia ini ke atas, kemudian melingkar ke salah satu
ujngnya berakhir kapada kelenjar prostat, dan di belakang kantung kemih saluran ini
bersatu membentuk dektus ejakulatorius yang berakhir di uretra dan duktus
ejakulatorius sama-sama berakhir di ujung penis
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
Menurut Anonim
a
(2011: 2) bahwa pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan
umumnya masih sederhana, dilakukan secara Iagositosis dan secara intrasel,
sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang
sempurna yang dilakukan secara ekstrasel EsoIagus berbentuk kerucut, pendek,
terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari
kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umumnya
membesar, tidak jelas batasnya dengan usus.
Jaringan ikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan ikat padat teratur dan
tidak teratur. Menurut Subowo (1992: 185) bahwa Jaringan ikat padat teratur
mempunyai berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah, misalnya pada tendon.
Sementara itu, jaringan ikat padat tidak teratur mempunyai berkas kolagen yang
menyebar membentuk anyaman kasa yang kuat, misalnya di lapisan bawah kulit.
Jaringan ikat dengan siIat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago),
jaringan tulang keras, serta darah dan limIa. Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas
kondrin, yaitu zat jernih seperti kanji yang terbuat dari mukopolisakarida dan IosIat.
Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit.
Tikus yang umum percobaan hewan di biologi dan psikologi terutama karena
mereka adalah mamalia. Menurut Anonim
b
(2011: 1) bahwa mereka berbagi tingkat
tinggi homologi dengan manusia. Mereka adalah yang paling umum digunakan
mamalia organisme model , lebih umum daripada tikus . Mouse genom telah
diurutkan, dan hampir semua tikus gen telah homolognya manusia. Mereka juga dapat
dimanipulasi dengan cara yang akan dianggap tidak etis hubungannya dengan
manusia. Ada alasan lain mengapa tikus yang digunakan dalam penelitian
laboratorium. Tikus kecil, murah, mudah dipelihara, dan dapat mereproduksi cepat.
Beberapa generasi tikus dapat diamati dalam waktu yang relatiI singkat. Tikus
umumnya sangat jinak jika dibesarkan sejak lahir dan diberikan kontak manusia yang
cukup.
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra
seluler dan serabut disebut matriks. Menurut Geneser (1994: 281) bahwa Fungsi
jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ
dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan melindungi
jaringan atau organ tubuh. Berdasarkan struktur dan Iungsinya jaringan ikat dibedakan
menjadi dua: Jaringan ikat longgar memilki Ciri-ciri sel-selnya jarang dan sebagian
jaringannya tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut
elastis. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan
saraI. Fungsinya untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraI.
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang antar sel
tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersiIat keras.
menurut Anonim
b
(2011: 2) bahwa Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat
( CaCO3 )dan kalsium IosIat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah
yang berIungsi mengatur kehidupan sel tulang. Tulang keras berIungsi untuk
menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras, tulang paha tulang lengan, tulang betis,
tulang selangka.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah
yang berIungsi mengatur kehidupan sel tulang.
2. Jaringan ikat terbagi menjadi dua macam yaitu jaringan ikat padat dan jaringan ikat
longgar.
3. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraI.
4. Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler.
5. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah
embrio).

















DAFTAR PUSTAKA
Anonim
a
2011. Artikel Jaringan. http.//id.wikipedia.org/wiki/faringan. Diakses pada
tanggal 30 Oktober 2011.

Anonim
b
2011. Artikel Jaringan kulit. http.//id.wikipedia.org/wiki/faringan ikat. Diakses
pada tanggal 30 Oktober 2011.

Geneser, F. 1994. Buku Teks Histologi. Jakarta. Binapura Aksara. 321 hlm.
Kimball. 1994. Biologi. Erlangga. Jakarta : v 320 hlm.
Subowo. 1999. Histologi Umum. Jakarta. Bumi Aksara : viii 196 hlm.




















LAMPIRAN




Tulang Jaringan ikat longgar



Anatomi mencit Mencit

Anda mungkin juga menyukai