Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DRAMA NYONYA-NYONYA

KARYA WISRAN HADI


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengkajian Drama
Dosen Pengampu Mukh. Doyin


Oleh :
Novi Fransiska
2111409001
Sastra Indonesia



FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

Sinopis
NYONYA-NYONYA
Seorang Tuan pedagang barang antik sedang berdiri di teras depan rumah seorang
Nyonya sambil menggerutu sendiri. Nyonya khawatir, keberadaan Tuan di teras rumahnya
akan menimbulkan pandangan negatiI dari masyarakat. Ketika Nyonya mengusir Tuan dari
rumahnya, Tuan menolak dengan banyak alasan. Akhirnya Tuan membeli empat buah
marmer tempat dia berdiri agar ia bisa bebas berdiri di sana tanpa diusir oleh Nyonya.
Kemudian Ponakan Akeponakan suami Nyonyadatang menagih uang hasil
penjualan tanah pusaka milik keluarga mereka yang telah diserahkan kepada Datuk, suami
Nyonya, untuk dijual. Ia juga mencurigai Nyonya menggunakan uang harta pusaka itu untuk
membangun rumahnya yang mewah. Ponakan A kemudian mengeluarkan pisau dan
meminta uang kepada Nyonya. Nyonya memberikan uang hasil penjualan empat buah
mermernya kepada Ponakan A.
Nyonya yang tidak berhasil mengejar Ponakan A kembali ke ruang tamu dan terkejut
mendapati Tuan sudah duduk duduk di kursi ruang tamunya tanpa izin. Tuan membela diri
dengan berbagai macam alasan. Akhirnya Tuan membeli kursi ruang tamu Nyonya agar
Nyonya tidak mendesak-desaknya keluar dari ruang tamu. Istri Tuan kemudian datang
sembari marah-marah karena Tuan tak kunjung pulang. Dua pasangan suami istri itu terus
bertengkar dan pergi.
Ponakan B dan Ponakan C datang menemui Nyonya untuk menuntut pembagian uang
tanah pusaka. Nyonya memberikan uang hasil penjualan kursinya kepada Ponakan B dan
Ponakan C. Uang itu segera dibagi jadi dua, tapi bagian Ponakan C lebih besar. Ponakan B
tidak terima, ia menuntut pembagian yang rata. Kemudian Ponakan A datang menuntut
pembagian uang itu. Ia mengancam dengan pisau di tangannya. Ponakan C dan Ponakan B
mengeluarkan piasu yang lebih besar lagi dari pisau Ponakan A. Krena ketakutan, Nyonya
masuk kerumahnya.
Sepeninggalnya Nyonya, ketiga Ponakan lega dan saling bersalaman. Mereka juga
tertawa cekikikan. Ponakan A berkata bahwa dengan uang itu, mereka dapat membayar

ongkos rumah sakit Datuknya sehingga mereka tidak lagi dituduh sebagai orang yang tak
tahu adat
Tuan datang dan segera duduk di kursi makan. Nyonya yang datang tak berapa lama
kemudian merasa terkejut. Mereka kembali beradu argumen. Akhirnya Tuan membeli kursi
makan tersebut. Ia membayar kursi itu separuh harga dan berjanji akan melunasi sisanya
besok pagi. Tuan akhirnya keluar sambil bernyanyi-nyanyi senang.
Nyonya sedang berdandan di kamar. Ia duduk di kursi riasnya, tiba-tiba Tuan masuk.
Nyonya memarahi Tuan yang seenaknya memasuki kamarnya. Tuan beralasan bahwa ia
ingin melunasi hutangnya. Ia mengeluarkan sejumlah uang tapi Nyonya tak peduli. Tuan
kemudian menghitung uang itu sambil duduk di atas tempat tidur. Matanya terpaku pada
tubuh Nyonya yang sedang berdandan. Nyonya menyuruh Tuan keluar tapi Tuan mengelak
dengan berbagai alasan dan mulai menawar harga tempat tidur dan kursi rias.
Nyonya akhirnya berdiri karena kursi rias itu sekarang milik Tuan. Di luar kamar, ketiga
ponakan datang sambil meratap tentang kematian Datuknya. Kemudian istri Tuan juga
datang. Di dalam kamar, Tuan segera bangkit dan langsung berjongkok di dekat kaki
Nyonya. Tuan mengkhawatirkan lutut Nyonya yang bisa bengkak karena kelamaan berdiri.
Dengan berbagai alasan lagi,Nyonya kemudian menjual tumitnya agar Tuan tidak lagi
memegang kakinya. Tuan mulai menawar, tapi Nyonya meminta harganya naik. Dan setiap
Nyonya meminta kenaikan harga, pegangan Tuan naik ke atas.
Nyonya kemudian berteriak tertahan, dan nyonya-nyonya yang berada di luar kamar ikut
berteriak. Nyonya dan Tuan segera sadar bahwa ada orang lain di teras. Keduanya tersentak
dan saling berusaha melarikan diri, tapi tidak tahu mau lari ke mana. Akhirnya, mereka
berangkulan dan saling melepaskan lagi, kemudian berangkulan lagi. Nyonya-nyonya di luar
mengintip dan tercengang. Mereka marah dan mengejar Tuan dan Nyonya ke dalam sambil
menghunus pisau masing-masing. Istri Tuan kemudian datang tergesa dan ketika melihat
Tuan dan Nyonya berpelukan, ia kemudian pingsan.

nalisis
1. %02a
Dalam drama ini mengungkapkan tentang masalah sosial, tentang menjaga nama baik diri
sendiri dimata orang lain. Semua tokoh nyonya-nyonya dalam drama ini selalu menghindari
perbuatan yang buruk, yang dapat membuatnya buruk dimata orang lain.
Usaha menjaga nama baik itu terlihat ketika Nyonya selalu mengusir Tuan yang berusaha
mendekatinya dengan alasan transaksi perdagangan. Nyonya tidak mau dilihat sebagai istri
yang tidak setia, bersenang-senang dengan lelaki lain sementara suaminya sedang sekarat di
rumah sakit. Usaha Nyonya menjaga nama baiknya terlihat pada petikan dialog berikut :

NONA . 1uan mengira teras rumahku ini halte bus! 1ak useh, ye! Ayo pergi! Jangan beroiri oi
situ! Pergi! Namaku tioak boleh cacat oi mata umum. Berapa kali harus kukatakan paoa
1uan! Namaku, namaku! Apa semua peoagang barang antik selalu tuli!
NONA . Nama baikku, 1uan. Nama baikku nanti rusak!
NONA . Jaoi, 1uan akan menuntutku ke pengaoilan? Jangan, 1uan. Lkornya, 1uan. Lkornya
kurang enak.

Usaha menjaga nama baik juga dilakukan oleh ketiga Ponakan Datuk yang tidak ingin di
cap sebagai Ponakan durhaka kepada Datukya.

Ponakan C . Dengan uang ini, nama kita sebagai kemenakan akan pulih kembali. Kita bayar
semua ongkos rumah sakitnya!
Ponakan A . a, oengan begitu, tioak aoa seorang pun lagi yang menuoing kita. Kita harus
buktikan bahwa sampais ekarang para kemenakan masih setia oan hormat paoa
oatuknya.
Ponakan B . a, bila ongkos rumah sakit telah kita bayar, orang-orang tioak lagi menuouh kita
tioak tahu aoat.
Ponakan C . Kami aoalah bukti kesetiaan kepaoa. .

Sarana C0rita
a :/:l : Nyonya-nyonya. Judul tersebut diambil karena berkaitan dengan isi
drama yang juga mengisahkan tentang nyonya-nyonya. Meskipun tokoh yang berama
Nyonya hanya ada satu, namun Ponakan A, B dan C, juga istri, juga merupakan
seorang nyonya.

- ialog : dalam naskah drama Nyonya-nyonya ini menggunakan gaya bahasa
budaya Minang yang cukup kental. Terlihat dari dialog,
NONA . Kenapa oatang tergesa? Kamu oari rumah sakit? Apa Datuk [kakek mu
memerlukan sesuatu? Apa ookter mengatakan Datukmu akan oioperasi? Katakan
cepat. Saya cemas sekali oengan keoatanganmu yang tiba-tiba begini.
BLR1lCA . [Berteriak lebih keras setelah menyimpan pisau keoalam tas
Kamilah pewaris aoat negeri ini! 1ak lekang oek panas! 1ak lapuk oek hujan! [Lalu
keluar sambil bergoyang pinggul Lkornya.. Lkornya.. Lkornya...
3 akta C0rita
a %okoh /an P0nokohan
- Nyonya : Tokoh protagonis. Seorang wanita muda, cantik, dan seksi yang selalu
memikirkan status sosialnya di lingkungannya. Sehingga ia tak mau ada seorangpun
yang melihat Tuan berada di rumahnya, karena akan menimbulkan pandangan
negative tentang dirinya sebagai seorang istri yang suaminya sedang berada di rumah
sakit.
- Tuan : Tokoh protagonis. Seorang lelaki penjual barang antic yang memiliki
Iisik tidak terlalu tua. Ia memiliki siIat yang tidak mau kalah, sehingga ia selalu
menawar apa saja yang dilarang disentuh Nyonya. Bahkan lutut Myomya yamg
dilarang untuk dipegang, ia tawar dengan harga yang terus naik`.
- Ponakan A : Tokoh antagonis. Keponakan dari suami Nyonya yang tidak mau
dianggap tidak berbakti pada pamannya yang sedang sakit dan bersiIat licik.
- Ponakan B : Tokoh antagonis. Keponakan dari suami Nyonya yang tidak mau
dianggap tidak berbakti pada pamannya yang sedang sakit dan bersiIat licik.

- Ponakan C : Tokoh antagonis. Keponakan dari suami Nyonya yang tidak mau
dianggap tidak berbakti pada pamannya yang sedang sakit. Ia memiliki sikap tidak adil
terhadap pembagian uang yang diberikan Nyonya kepadanya dan ponakan B.
- Istri : Tokoh tritagonis. Istri dari Tuan, yang sabar menerima kelakuan Tuan.
- atar
-%02pat
teras rumah Nyonya
NONA . 1uan mengira teras rumahku ini halte bus! 1ak useh, ye! Ayo pergi! Jangan
beroiri oi situ! Pergi! Namaku tioak boleh cacat oi mata umum. Berapa kali harus
kukatakan paoa 1uan! Namaku, namaku! Apa semua peoagang barang antik
selalu tuli!
ruang tamu Nyonya
1UAN . Kalu 1uan tahu rumah ini punya pemilik, mestinya 1uan minta izin terlebih oahulu
tahu! Mentang-mentang aku menyeoiakan kursi tamu, lalu 1uan anggap kursi itu
bisa saja oiououki oengan gampang tanpa proseour?
ruang makan Nyonya.
1UAN . Duouk oi kursi makan tanpa memakan sesuatu maka fungsi kursi makan sebagai
kursi makan telah kita abakikan. Setioak-tioaknya aoa minuman lah, atau makanan
ringan.
kamar Nyonya
NONA . lni kamarku, 1uan!
-akt:
Sore
1UAN . Cukup lama saya beroiri oi teras, oi tempat milik saya itu. 1api lamalama tioak
tahan juga, Nyonya. Cahaya matahari sore menimpa teras Nyonya keras sekali.
Besok pagi
1UAN . Baiklah. Saya langsung menemui Nyonya besok pagi!

-S:asana
Kedinginan. Ketika Tuan meneduh di teras runah Nyonya.
1UAN . Nyonya oi oalam rumah menoapatkan kehangantan, seoangkan saya oi luar
menoapatkan keoinginan.apa salahnya Nyonya membagikan kehangatan Nyonya
itu seoikit oengan mengizinkan saya beroiri oi teras ini. Nyonya akan oituouh
orang kejam bila mengusir orang keoinginan.
Kesal. Nyonya kesal ketika Tuan memaksa menempati perabotan Nyonya.
NONA . Justru yang rugi malahan aku. 1uan rugikan aku oengan 1uan oi teras rumahku.
Nama baikku bisa rusak.
NONA . Nanti saja! Silakan 1uan keluar!
NONA . 1uan! Letakkan uang itu oan keluar!
Ketakutan, ketika ponakan A, B, dan C, saling mengeluarkan pisau untuk berebutan
uang yang diberikan Nyonya.
NONA . [KL1AKU1AN Jangan berbunuhan! Jangan. Ah! a, ampun. Lkornya.
Lkornya.
c. l:r : alur dalam naskah tersebut adalah alur maju atau lurus, karena tahapan
cerita yang berkesinambungan, dari pemaparan, pertikaian, klimaks, dan peleraian.

Anda mungkin juga menyukai