Anda di halaman 1dari 2

Ardiyan Saputra

ABSTRAK ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI BANDAR LAMPUNG

Oleh ARDIYAN SAPUTRA

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke tahap dewasa, pada masa ini ada juga keraguan terhadap peran yang akan dilakukan. Remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Remaja mulai mencoba-coba bertindak dan berperilaku seperti orang dewasa, misalnya merokok, minumminuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Tindakan ini tidak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku di masyarakat apabila tidak dikendalikan dapat menjurus kepada tindak kejahatan. Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat khas pada periode remaja sedangkan deinquent berasal dari bahasa latin delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat anak atau kenakalan anak-anak muda merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu, apakah faktor penyebab kenakalan remaja dan bagaimanakah upaya penanggulangan kenakalan remaja di Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris guna memperoleh hasil penelitian yang benar dan obyektif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh melalui wawancara dengan responden yang telah ditentukan. Data sekunder meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mempelajari dan mengkaji literatur serta peraturan perundang-undangan yang terkait. Data yang diperoleh kemudian diolah lalu dilakukan proses editing yang selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif.

Ardiyan Saputra

Berdasarkan hasil penelitian serta data yang diperoleh penulis dari LAdA (Lembaga Advokasi Anak) pada bulan Desember 2010 sampai dengan Februari 2011, faktor-faktor penyebab kenakalan remaja di Kota Bandar Lampung antara lain : faktor internal diantaranya yaitu belum matangnya mental remaja, kurangnya penyaluran emosi, kegagalan prestasi sekolah, keluarga berantakan (broken home), kurangnya pendidikan agama dan faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi pas-pasan, pengaruh media cetak dan elektronik, pengaruh lingkungan atau teman. Penanggulangan kenakalan remaja di Bandar Lampung meliputi : (1) tindakan preventif (pencegahan) yaitu dengan mengadakan pembinaan dan penyuluhan-penyuluhan di Sekolah-Sekolah Umum, dengan tujuan mencegah terjadinya tawuran, balapan liar dan narkoba serta menempatkan para personilnya di daerah-daerah yang dianggap rawan di Bandar Lampung antara lain: kawasan PKOR Way Halim, Saburai dan terminal Pasar Tengah. (2) tindakan represif (tindakan), apabila remaja melakukan tindakan hanya sebatas kenakalan maka hanya akan diberi nasihat tetapi apabila remaja yang melakukan tindak pidana, Polresta dapat mengenakan sanksi hukum berdasarkan UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. (3) penanganan kuratif dan rehabilitasi remaja yang terlibat narkoba dapat dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung yang juga telah mampu menangani remaja yang kecanduan narkotika dan obat-obatan terlarang. Saran dari penulis untuk remaja agar dapat mengendalikan emosinya jika menghadapi masalah dan sebaiknya berhati-hati dalam bergaul jangan sampai terjurumus ke tindak kriminal. Kepada para penegak hukum dan pihak terkait agar lebih bijak dalam menangani masalah kenakalan karena pada dasarnya anak remaja tidak tahu perbuatannya tersebut salah atau benar karena belum matangnya mental remaja sehingga mereka belum berpikir panjang dan belum mampu memutuskan apakah perbuatan yang mereka lakukan berdampak baik atau buruk bagi mereka.

Anda mungkin juga menyukai