Anda di halaman 1dari 6

PROTOTIPE APLIKASI PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN MANDIRI BERBASIS RFID DILENGKAPI DENGAN DETEKSI ANTI PENCURIAN

Oleh: Rudy Yulianta & Yanuar Ihsan Nugroho Mahasiswa Teknik Elektro, Program Studi Teknik Informatika Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H. Sudarto, S.H., Tembalang Semarang 50275 Abstrak Pada umumnya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perpustakaan konvensional di antaranya adalah terjadinya antrian pada waktu proses peminjaman buku, belum adanya jaminan keamanan buku di perpustakaan, belum optimalnya layanan deteksi peminjaman buku perpustakaan yang masih menggunakan pembacaan barcode pada buku. Sistem deteksi menggunakan barcode memiliki banyak kelemahan yaitu sistem ini perlu adanya petugas yang harus melayani peminjam, dalam hal pencataan kode barcode juga harus meletakkan buku dengan posisi yang segaris lurus dengan alat pendeteksinya, dan barcode yang diletakan pada buku masih ada kemungkinan akan rusak atau usia barcode tidak bertahan lama. Pengembangan perpustakaan berbasis RFID bagi tenaga pengelola perpustakaan khususnya pada proses peminjaman dapat mengurangi antrian pada proses peminjaman buku dan dapat mempermudah pengolahan data peminjaman. Prototipe Aplikasi Peminjaman Buku Perpustakaan Mandiri Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) Dilengkapi Dengan Deteksi Anti Pencurian ini memfokuskan pada proses peminjaman buku perpustakaan secara mandiri, mulai dari proses pencatatan data buku, anggota, dan menggunakan Deteksi Anti Pencurian sebagai modul keamanan serta disertai kamera.

Kata kunci: RFID, Perpustakaan Berbasis RFID, Deteksi Anti Pencurian 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi oleh perpustakaan secara umum adalah terjadinya antrian pada waktu proses peminjaman buku, belum adanya jaminan keamanan buku di perpustakaan yang dibuktikan dengan adanya buku yang hilang, dan waktu pelayanan transaksi peminjaman yang terlalu lama. Barcode adalah salah satu bentuk teknologi yang diimplementasikan pada berbagai instansi perpustakaan. Barcode dirasa mampu memenuhi kebutuhan akan identifikasi dari koleksi-koleksi barang/buku yang dimiliki oleh perpustakaan. Dengan barcode ini proses sirkulasi dapat dikerjakan dengan lebih cepat yakni dengan tambahan hardware barcode reader dan aplikasi software untuk menjalankan rutin-rutin sirkulasi. Namun, sistem deteksi menggunakan barcode masih memiliki banyak kelemahan yaitu sistem ini perlu adanya petugas yang harus melayani pencatatan peminjaman buku, dalam hal pencatatan kode barcode juga harus meletakkan buku dengan posisi yang segaris lurus dan dekat dengan alat 1 pendeteksinya, dan barcode yang diletakan pada buku masih ada kemungkinan akan rusak atau usia barcode tidak bertahan lama. Dengan adanya teknologi RFID semua masalah diatas dapat diatasi. Keunggulan dari RFID sendiri diantaranya dapat membaca pada segala kondisi atau dengan kata lain tidak harus tegak lurus, mempunyai jarak baca 30 cm (RFID pasif jarak pendek), dan kondisinya bisa tahan lama. Untuk itu, perpustakaan di sejumlah negara maju sudah mulai beralih dari barcode ke Radio-frequency Identification (RFID). Keuntungan utama yang diperoleh perpustakaan yang berbasis RFID dilengkapi dengan deteksi anti pencurian adalah bagi tenaga pengelola perpustakaan, dapat membantu dalam proses peminjaman buku di perpustakaan karena dilakukan secara mandiri, adanya deteksi anti pencurian sehingga tindakan pencurian bisa dicegah. Melalui sistem otomasi perpustakaan, proses pengelolaan perpustakaan diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah a. Merancang aplikasi peminjaman buku perpustakaan dari sistem barcode ke mandiri berbasis RFID, merancang sistem deteksi anti pencurian pada perpustakaan mandiri berbasis RFID. 2. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dibuat merupakan Protipe Aplikasi Peminjaman Buku Perpustakaan Mandiri Berbasis RFID Dilengkapi dengan Deteksi Anti Pencurian. Database yang digunakan adalah MySQL, peralatan RFID Reader dan juga Tag RFID.

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan, yang terjadi dan kebutuhan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Pada penulisan Tugas Akhir ini analisis yang digunakan adalah analisis terstruktur (Structured Analysis) dan menggunakan pemodelan use case untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan persyaratan pada sistem. Structured Analysis adalah teknik yang menekankan pada proses yang digunakan untuk menganalisa suatu sistem. Analisis ini merupakan salah satu dari pendekatan untuk analisis sistem dengan menggunakan sistem informasi. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Structured Analysis memfokuskan pada proses. Proses ini digambarkan menjadi suatu model yang disebut diagram alir data (Data Flow Diagram). 3.1 Pemodelan Data

Gambar 1 Gambaran umum sistem Secara umum sistem peminjaman buku pada perpustakaan ini sama dengan perpustakaan lainnya, hanya yang membedakan adalah semua informasi seperti data anggota, data buku, disimpan dalam sebuah tag RFID. Dan untuk melakukan peminjaman buku digunakan RFID reader sebagai pembaca informasi yang tersimpan dalam tag tersebut. Selanjutnya setelah RFID reader membaca informasi yang ada dalam tag, setelah itu data disimpan dalam database. 3. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk

Pemodelan data merupakan teknik untuk mengatur dan mendokumentasikan sistem data. Pemodelan data dalam sistem ini dengan membuat Entity Relationship Diagram (ERD). ERD yaitu alat yang digunakan untuk mendokumentasikan data yang harus diambil dan disimpan oleh sistem. Pada model ini digunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD tersusun atas kumpulan entitas yang memiliki hubungan atau relasi. Entity Relationship Diagram aplikasi peminjaman buku perpustakaan mandiri berbasis RFID dilengkapi dengan deteksi anti pencurian dijelaskan pada.Gambar 2.

Gambar 2 Entity Relationship Diagram (ERD) 3.2 Normalisasi Proses normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen menjadi tabel tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Tujuan dari normalisasi sendiri itu adalah untuk menghilangkan kerangkapan data, mengurangi kompleksitas, dan mempermudah pemodifikasian data. 1) Bentuk Normal ke-satu / 1NF (First Normal Form) Pada level ini data disajikan dalam bentuk file rata. Tidak diperbolehkan adanya atribut yang kosong. Dan atribut harus bermakna satu (bersifat atomic value) artinya data tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bentuk yang lebih kecil.Pada analisis sistem penilaian ini, ke-sebelas tabel yang telah digambarkan pada ERD telah memenuhi Bentuk Normal ke-Satu. 2) Bentuk Normal ke-dua / 2NF (Second Normal Form) Pada level ini tabel menjadi Bentuk Normal ke-dua dengan syarat: a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke-satu. b. Dilakukan identifikasi terhadap field kunci. c. Setiap atribut bukan kunci harus bergantung fungsional sepenuhnya pada kunci utama-nya masing-masing (primary key). 3 Pada analisis sistem penilaian ini, ke-sebelas tabel yang telah digambarkan pada ERD telah memenuhi Bentuk Normal ke-Dua. 4. Implementasi dan Pengujian Program Dalam bab ini akan dijelaskan penerapan dari analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya, kemudian dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang dibuat agar siap untuk dioperasikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan. Proses implementasi dilakukan sebagai akhir dari desain Prototipe Aplikasi Peminjaman Buku Perpustakaan Mandiri Berbasis RFID Dilengkapi Dengan Deteksi Anti Pencurian. 4.1 Antarmuka Program a. Tampilan Halaman Utama Halaman ini muncul ketika pertama kali ketika program aplikasi dijalankan

Gambar 3 Tampilan Halaman Utama

Apabila ditekan tombol submit maka akan menuju ke form transaksi peminjaman

Gambar 4 Form Transaksi Peminjaman Setelah data anggota berhasil dimasukan, maka otomatis akan diminta nomor PIN. Nomor ini bersifat unik dan berbeda untuk masing masing anggota. Tombol untuk memasukan nomor PIN

Gambar 7 Form Tutup Struk peminjaman akan muncul setelah transaksi peminjaman selesai. Contoh struk peminjaman dapat ditunjukan pada Gambar 8.

Gambar 5 Tombol No. PIN Setelah itu dilanjutkan ke form transaksi peminjaman untuk data buku, tetapi apabila nomor PIN yang dimasukan salah maka tidak bisa menuju ke form transaksi peminjaman untuk data buku yang artinya tidak bisa melakukan transaksi peminjaman mandiri.

Gambar 8 Struk Peminjaman b. Form RFID Gate Pada form ini kamera akan dihidupkan terus sehingga dapat digunakan sebagai monitoring, apabila ada buku dengan status tag masih aktif melewati RFID Gate maka secara otomatis mengaktifkan kamera untuk merekam kejadian pencurian tersebut.

Gambar 6 Form Pencatatan Data Buku Setelah proses peminjaman selesai maka akan muncul form tutup yang berisi ucapan terima kasih.

Gambar 9 RFID Gate

4.2 Pengujian Aplikasi Berikut ini adalah hasil pengujian transaksi peminjaman buku perpustakaan mandiri yang telah dilakukan. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengujian Transaksi Peminjaman Buku Perpustakaan Mandiri Kasus dan Hasil Pengujian ( Data Normal ) Yang Diharapkan Mengisi Dapat data mengisi data anggota anggota pada form dengan cara membacakan transaksi peminjaman kartu anggota ke RFID reader Memasukan Tombol nomor PIN untuk nomor PIN dapat muncul dan memasukan PIN dengan benar. Klik Menuju ke Tombol OK form transaksi peminjaman untuk data buku Mengisi Dapat data buku mengisi data pada form buku dengan cara transaksi peminjaman membacakan tag yang ada pada buku ke RFID reader Klik Data Tombol peminjaman Pinjam dapat tersimpan dalam database Data Uji Hasil Data anggota dapat terbaca oleh RFID reader

Klik Tombol Selesai

Transaksi peminjaman mandiri selesai

Muncul form tutup dan kembali ke tampilan awal program. Pengamatan Dapat kembali ke tampilan pencatatan data anggota

Kasus dan Hasil Pengujian (Data Salah) Data Uji Nomor PIN Salah Yang Diharapkan Kembali ke tampilan pencatatan data anggota

Nomor PIN dapat masuk pada text box.

Mengeluarkan message box : Silahkan mendata buku yang akan anda pinjam Data buku dapat terbaca oleh RFID reader

Data tersimpan dalam database dengan benar sesuai dengan field yang ada

a. Deteksi Anti Pencurian Pada Perpustakaan Berikut adalah hasil pengujian deteksi anti pencurian pada perpustakaan yang telah dilakukan. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Pengujian Deteksi Anti Pencurian Pada Perpustakaan Kasus dan Hasil Pengujian Data Uji Yang Hasil Diharapkan Merekam Pencuri Kamera dapat pencuri Membawa merekam melalui buku yang selama kamera yang kurang lebih status tag terpasang 5detik dan nya masih aktif keluar pada pintu dapat / mengeluarka perpustakaa masuk keluar n bunyi alarm n melewati perpustakaan sehingga RFID Gate dan muncul indikasi pada peringatan adanya jangakauan berupa alarm pencurian 15 cm dari dapat antenanya diketahui Merekam Pencuri Kamera dapat pencuri Membawa merekam buku yang melalui selama status tag kamera yang kurang lebih 5detik dan nya masih terpasang aktif keluar pada pintu dapat / mengeluarka perpustakaa masuk n bunyi alarm n melewati keluar RFID Gate perpustakaan sehingga dan muncul indikasi pada peringatan adanya jangakauan 30 cm dari berupa alarm pencurian 5

antenanya Pencuri Membawa buku yang status tag nya masih aktif keluar perpustakaa n melewati RFID Gate pada jangakauan 40 cm dari antenanya

dapat diketahui Kamera tidak Merekam dapat pencuri merekam melalui kamera yang karena tidak ada indikasi terpasang pada pintu adanya masuk/kelua pencurian di perpustakaan r perpustakaan dan muncul peringatan berupa alarm

sehingga indikasi adanya pencurian tidak terdeteksi. DAFTAR PUSTAKA Darmono. 2007. Menjadi Pintar: Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Siswa. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press) Frieyadie.2010.Mudah Belajar Pemrograman Database MySQL dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Yogyakarta : Andi HM, Jogiyanto. 2003 . Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Hutabarat, Bernaridho I. 2004. Pengelolaan Basisdata. Yogyakarta : Andi Sukamto. 2008. Jobsheet Pemrograman Berorientasi Obyek. Semarang : Politeknik Negeri Semarang Sutabri, Tata. 2004 . Analisa Sistem Informasi.Yogyakarta : Andi Jurnal Informatika Mulawarman. Vol 5 No.1 Februari 2010. Teknologi Wireless RFID Untuk Perpustakaan Polnes : Suatu Peluang. Rahmad Hidayat. Jurnal Informatika Mulawarman. Vol 5 No.3 September 2010. Sistem Otomasi Perpustakaan Dengan Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). Doni Saputra, Dedy Cahyadi, Awang Harsa Kridalaksana. http://www.budihermawan.net/?tag=waterfa ll-mode http://vb6.us/tutorials/printing-vb6-usingprinter-object http://vb.web.id/visual-basic-sourcecode/object-recordset

5. Kesimpulan Dari hasil pembuatan Tugas Akhir ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Pada pembuatan Tugas Akhir ini aplikasi peminjaman buku perpustakaan berbasis RFID dapat melakukan proses peminjaman secara mandiri. Kelebihan dari aplikasi peminjaman perpustakaan mandiri berbasis RFID ini adalah kecepatan dalam melakukan proses peminjaman yang dilengkapi dengan struk transaksi peminjaman dan juga adanya modul anti pencurian sehingga koleksi buku perpustakaan terjamin keamanannya. Modul keamanan dengan deteksi anti pencurian dapat bekerja dengan baik apabila tag buku yang masih aktif melewati RFID Gate pada jangkauan kurang dari 30 cm dari antenanya sehingga indikasi adanya pencurian terdeteksi dan kamera akan merekam kejadian yang terjadi pada perpustakaan disertai dengan bunyi alarm. Kekurangan dari modul keamanan dengan deteksi anti pencurian ini apabila tag buku yang masih aktif tidak melewati RFID Gate pada jangkauan 40 cm dari antenanya

b.

c.

d.

Anda mungkin juga menyukai