Anda di halaman 1dari 4

Novelly Sionita Simanjuntak Amsal adalah buku hikmat yang berbentuk puisi, dan hal-hal yang diberitakan di Amsal

terjadi ketika hidup dalam kondisi normal. Amsal berupa petuah dari seorang ayah kepada anaknya. Di dalam Amsal pasal 1-9, Hikmat merujuk kepada pribadi Allah, jadi ketika sang ayah meminta si anak mencari hikmat, ia sebenarnya meminta sang anak untuk mencari Allah.

Amsal 3
Apa yang aku baca?
Ayat 1-2 : Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Ayat 1 secara khusus menunjukkan relasi si pemberi petuah dengan yang mendengarkan, yaitu ayah dan anak, kemungkinan juga antara pendidik dengan muridnya. Sebelum memberikan petuah-petuahnya, Sang ayah meminta agar si anak janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku. Melupakan ,shakach shakeach = to

mislay, that is, to be oblivious of, from want of memory or attention = salah menempatkan, tidak
memperhatikan. Memelihara, ,natsar = to guard, in a good sense (to protect, maintain, obey, etc.) or a bad one (to conceal, etc.), besieged, hidden thing, keep (-er, -ing), monument, observe, preserve (-r), subtil, watcher (-man) = terus melindungi, mematuhi dll. Sang ayah meminta si anak untuk sungguh-sungguh mendengarkan, menaati dan kemudian menjaga perkataannya tersebut. Selain itu sang ayah memberitahukan sang anak manfaat jika dia mendengarkan dan memlihara perkataan si ayah yaitu: panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu, Petuah-petuah sang ayah Janganlah kiranya engkau! kasih dan meninggalkan hatimu, (3) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap maka Ia akan meluruskan jalanmu. (6b) hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu (5-6a) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah dan menyegarkan tulang-tulangmu (8) kejahatan (7) Kalungkanlah Manfaat/alasan petuah tersebut setia maka engkau akan mendapat kasih dan itu penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. (4)

pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh dengan hasil pertama dari segala sampai melimpah-limpah, dan bejana penghasilanmu, (9) pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. (10) Hai anakku, janganlah engkau menolak Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada akan peringatan-Nya. (11) tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang. (25) itu menjauh dari matamu, peliharalah itu (21) anak yang disayangi. (12) TUHANlah dan yang akan akan menjadi sandaranmu, menghindarkan Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba- Karena

kakimu dari jerat. (26) jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk. Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak. (22-24)

janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan maka itu akan menjadi kehidupan bagi

Janganlah menahan kebaikan dari pada karena orang yang sesat adalah kekejian bagi orang-orang Janganlah yang engkau berhak menerimanya, TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul kepada orang fasik, tetapi tempat kediaman orang padahal engkau mampu melakukannya. erat. Kutuk TUHAN ada di dalam rumah berkata sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi akan kuberi," sedangkan yang diminta ada pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi padamu. Janganlah merencanakan kejahatan orang yang rendah hati dikasihani-Nya. terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, ia tinggal bersama-sama dengan engkau. tetapi orang yang bebal akan menerima Janganlah bertengkar tidak semena-mena cemooh. (32-35) dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat Ini juga merupakan perbandiangan antara jahat kepadamu. Janganlah iri hati kepada orang berhikmat dan orang bebal di hadapan orang (27-31) Selain itu Sang Ayah juga memberitahukan hasil pengalamannya kepada si anak mengenai seorang yang berhikmat (13-24) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, (13) keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. (14) yang melakukan kelaliman, dan Tuhan, serta bagaimana mereka berperilaku janganlah memilih satu pun dari jalannya, dalam kehidupan sehari-hari.

Ia lebih berharga dari pada permata; apa pun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. (15) Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. (16) Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata. (17) Ia (hikmat) menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia. (18)

Bahkan Sang Ayah memberikan contoh mengenai Allah sendiri yang dengan hikmatNya telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkan-Nya langit, dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpencaran dan awan menitikkan embun (19-20).

Pesan yang aku dapat?


Seorang anak seharusnya mendengarkan, melakukan dan menjaga perkataan orang tuanya. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, itulah sebabnya mereka memberikan nasihat-nasihat. Sikap hati yang benar (kasih dan setia) merupakan hal yang penting dan harus benarbenar terpatri dalam hidup orang percaya baik terhadap Allah maupun sesama manusia. Setiap orang hasruslah percaya pada Tuhan dengan segenap hati dan pikiran, serta merendahkan diri di hadapanNya, tidak menganggap pikirannya lebih tinggi dari Allah, ia juga harus memuliakan Tuhan, serta mendengarkan didikanNya dengan tak bosanbosan. Mendapat hikmat lebih penting daripada keuntungan-keuntungan harta, karena hikmat juga membawa damai sejahtera bagi orang-orang yang memperolehnya. Hikmat juga mengajar orang-orang untuk menjalani hidup dengan baik, dan hikmat itu juga yang akan melindungi mereka. Oleh karena itu perlu untuk mengejar hikmat (dalam konteks takut akan Allah) Seorang yang berhikmat tahu bagaimana cara menjalani hidup dan tahu bagaimana menjalani relasi dengan orang lain, ia tidak menahan-nahan kebaikan ia tidak menunda-nunda pertolongan ia tidak merencanakan kejahatan dan perpecahan dengan orang lain ia tidak iri hati kepada orang jahat. Ia jujur, rendah hati serta bijak

Orang bebal dan orang berhikmat masing-masing akan mendapatkan balasannya, dan Allah sendiri yang akan menjadi hakim, orang berhikmat akan dekat dengan Allah, diberkati Allah, mendapat pengasihan dari Allah dan memperoleh kehormatan, sedangkan orang bebal akan mendapat cemooh serta kutuk.

Apa responku?
Mendengarkan dan melakukan perintah orang tua dalam konteks takut akan Tuhan Mencari hikmat dan pengetahuan dengan sepenuh hati dan memanfaatkannyapersiapan KK, PIPA dengan lebih sungguh-sungguh Taat dan setia pada Allah evaluasi hati dan diri Memberikan pertolongan jika mampu mengajari teman tentang perkuliahan

Anda mungkin juga menyukai