Anda di halaman 1dari 136

BUKU

PEDOMAN
SANTRI
Untuk Santri Kelas 4,5,6 Dst

Disusun Oleh :
Yayasan Darul Aitam Aqshal Ghayat
Jl.Z1 No.31 RT.10/05 Kel.Sukabumi Selatan Kebon Jeruk Jakarta Bara
Buku ini disusun untuk menunjang pembelajaran
santri di Yayasan Darul Aitam Aqshal Ghayat.
Sebagai buku pedoman pada tiap-tiap materi yang
diajarkan.

Buku ini dikhususkan untuk santri tingkat Wustha


(kelas 4,5,6, Dst). Setiap santri wajib memiliki buku
ini agar mampu memahami materi yang diajarkan
dengan baik.

Materi yang diajarkan diambil dari beberapa kitab


populer seperti Akhlaq lil Banin/Banat, Fiqh Sittin
Mas’alah, dan Aqidatul awam yang sudah kami
sesuaikan dengan kebutuhan pemahaman santri pada
usianya.

Harapan kami, semoga dengan disusunnya buku ini


mmempermudah santri dalam kegiatan belajar, dan
memberi kemudahan untuk memahaminya. Dengan
begitu pengajar dapat mengembangkan potensi santri
dengan optimal.

ii
Jakarta, 2021

Khairul Rahman

Daftar Isi
AKHLAK
Akhlak seorang anak (I) .................................................. 5
Akhlak seorang anak (II) .................................................. 7
Akhlak di dalam rumah (I) .......................................... 10
Akhlak di dalam rumah (I) .......................................... 14
Akhlak terhadap kerabat .................................................. 17
Akhkak terhadap orang di sekitar .................................... 21
Akhlak di sekolah (I) ................................................... 25
Akhlak di sekolah (II) ................................................... 28
Akhlak di sekolah (III) ................................................... 35
Akhlak kepada Allah dan Rasulullah ...................... 39
FIQIH
Thaharah .................................................................. 46
Mandi & Tayamum .................................................... 54
Sholat .................................................................. 60
Zakat .................................................................. 68
Puasa .................................................................. 71
Haji .................................................................. 75
Adzan .................................................................. 79
Dzikir & Doa .................................................................. 81
TAUHID
Pengantar Ilmu Tauhid ................................................... 84
Sifat-sifat Allah ................................................................. 92
Sifat-sifat Nabi dan Rasul ................................................... 103

iii
Iman Kepada Malaikat ................................................... 110
Iman Kepada Kitab Allah ................................................... 113
Iman Kepada Hari Akhir ................................................... 119
Iman Kepada Qadha dan Qadar ..................................... 124
Iman Kepada Hari Kebangkitan .................................... 126

iv
AKHLAK
AKHLAK SEORANG ANAK (I)

A. Bagaimanakah Akhlak yang Harus Dimiliki Anak?


Anak haruslah memiliki akhlak yang baik sejak usia
kecilnya, agar ia hidup dicintai pada waktu besarnya, diridhai
Tuhan-nya, dicintai keluarganya dan semua orang.
Ia harus pula menjauhi akhlak yang buruk, agar tidak
menjadi orang yang dibenci, tidak dimurkai Tuhan-nya, tidak
dibenci keluarganya, dan tidak dibenci siapapun.

B. Anak yang Sopan


Anak yang sopan menghormati kedua orang tuanya dan para
gurunya, saudara-saudaranya yang lebih besar dan setiap orang
yang lebih tua darinya. Ia harus menyayangi saudara-
saudaranya yang kecil dan setiap orang yang lebih muda
darinya.
la harus berkata benar, bersikap rendah hati terhadap semua
orang, bersabar dalam menghadapi gangguan dan tidak
memutuskan hubungan dengan anak-anak. Hendaklah ia tidak
bertengkar dengan mereka dan tidak mengeraskan suaranya
jika berbicara atau tertawa.

C. Anak yang Tidak Sopan


Anak yang tidak sopan ialah tidak bersikap sopan santun
aSASterhadap kedua orang tua dan guru-gurunya. la tidak
menghormati orang yang lebih tua dan tidak menyayangi anak
yang lebih muda darinya.
la berdusta jika berbicara dan mengeraskan suaranya jika
tertawa. la suka memaki dan berkata buruk serta bertengkar.
la suka mengejek orang lain dan bersikap sombong terhadap
mereka, tidak malu melakukan perbuatan yang buruk dan tidak
mendengarkan nasihat.

D. Anak Harus Bersikap Sopan Sejak Kecilnya


Ahmad adalah seorang anak yang masih kecil, tetapi ia
bersikap sopan santun. Karena itu ia dicintai ayahnya. la juga
suka bertanya tentang segala sesuatu yang tidak dipahaminya.
Pada suatu hari ia bertamasya dengan ayahnya di sebuah
kebun. Maka ia melihat sebatang pohon mawar yang indah,
tetapi bengkok. Ahmad berkata, "Alangkah indahnya pohon
ini. Akan tetapi, wahai ayahku, mengapa ia bengkok?"
Ayahnya menjawab, "Karena tukang kebun tidak
memperhatikan untuk meluruskannya sejak kecil, maka ia pun
menjadi bengkok." Ahmad berkata, "Lebih baik kita
meluruskannya sekarang. Ayahnya tertawa dan berkata
kepadanya, "Hal itu tidak mungkin wahai anakku, karena ia
telah besar dan tebal batangnya."
Begitu pula anak yang tidak bersikap sopan sejak kecilnya,
tidak mungkin ia di didik ketika sudah besar.

6
AKHLAK SEORANG ANAK (II)

A. Allah SWT
Wahai anak yang mulia! Allah SWT. telah menciptakan
kamu dan membaguskan bentukmu dengan memberi mu kedua
mata untuk melihat segala sesuatu dan kedua telinga untuk
mendengarkan suara serta lidah untuk berbicara, dua tangan
untuk kamu gunakan dalam berbagai pekerjaanmu, dua kaki
untuk berjalan, akal untuk mengenal mana yang baik dan mana
yang buruk.
Dia memberimu kenikmatan berupa kesehatan dan
meletakkan kasih sayang di dalam hati kedua orang tuamu
sehingga engkau di didik dengan pendidikan yang baik.
Maka wajiblah engkau mengagungkan Tuhanmu dan
mencintai-Nya, serta mensyukuri nikmat-Nya, dengan
mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.
Engkau pun wajib mengagungkan semua malaikat-Nya,
Rasul-Rasul dan Nabi-Nabi-Nya serta hamba-hamba-Nya yang
shalih dan kamu cintai mereka, karena Allah Ta'ala mencintai
mereka.
Apabila engkau mencintai Tuhanmu, mematuhi perintah-
perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya, Dia
menambahkan nikmat-Nya atas dirimu dan menjadikan orang-
orang mencintaimu serta menjagamu dari setiap gangguan dan

7
memberimu segala yang engkau inginkan dari rezeki dan
lainnya.

B. Anak yang Jujur


Lutfi adalah seorang anak yang jujur. la takut kepada Allah
dan mematuhi perintah-Nya.
Pada suatu hari saudara perempuannya Nadia berkata
kepadanya, "Hai kakakku, ibu kita sedang keluar rumah.
Marilah kita membuka lemari makanan untuk memakan
makanan-makanan yang lezat. Ibu kita tidak melihat kita."
Lutfi menjawab, "Benar adikku. Ibu tidak melihat kita, tetapi
tidakkah engkau ketahui bahwa Allah melihat kita."
Waspadalah terhadap perbuatan buruk seperti ini. karena
seandainya engkau mengambil sesuatu tanpa kerelaan ibumu,
maka Allah akan marah kepadamu dan akan menghukummu."
Maka Nadia pun merasa takut dan malu atas niatnya yang
buruk itu, "Perkataanmu benar, wahai kakakku. Aku ucapkan
banyak terima kasih kepadamu atas nasihat yang baik ini."

C. Anak yang Taat


Rizki adalah seorang anak yang patuh. la selalu
mengerjakan shalat lima waktu setiap hari tepat pada
waktunya. la selalu hadir di sekolah, membaca Al Qur'an,
mempelajari pelajaran-pelajaran di rumah. Oleh sebab itu, ia
pun dicintai oleh orang tuanya serta guru-gurunya dan semua
orang.

8
Jika akan tidur ia sudah terbiasa menyebut nama Allah dan
bersyukur, karena Allah menjaganya sepanjang hari dari
bencana dan gangguan. Kemudian ia mengucapkan, "Dengan
nama-Mu ya Allah aku hidup dan aku mati." Apabila bangun
dari tidurnya, ia bersyukur kepada Allah atas kenikmatan tidur.
la pun mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang
menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami dan Kepada-
Nya kami dibangkitkan."
Termasuk kebiasaannya pula, apabila hendak makan ia
lebih dulu mengucapkan, "Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Apabila telah selesai makan, ia
bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya makan, karena ia
mengetahui bahwa Allah yang mengadakan maka nan baginya.
la mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang memberi aku
makanan ini, dan diberi-Nya rezeki kepadaku tanpa daya
maupun kekuatan dariku."
Alangkah bahagianya anak yang taat ini. la diridhai Allah,
dan Allah akan memasukkannya kedalam surga.

D. Nabi Muhammad Saw


Wahai anak yang beradab! sebagaimana engkau diwajibkan
mengagungkan Tuhanmu, maka engkau diwajibkan pula
mengagungkan Nabimu SAW. dan memenuhi hatimu dengan
kecintaan kepadanya, sehingga engkau lebih mencintainya
daripada mencintai kedua orang tua dan dirimu sendiri. Karena
beliaulah yang mengajari kita agama Islam dan dengan
sebabnya kita mengenal Tuhan kita dan bisa membedakan
antara yang halal dan yang haram. Dan karena Allah Ta'ala

9
mencintainya sehingga menjadikannya menu sia yang terbaik
serta sebagai contoh panutan bagi kita dalam budi
pekerti/sopan santun.
Apabila engkau mencintai Nabimu, maka ikutilah beliau
dalam perikehidupannya dan amalkan nasihat-nasihat nya agar
engkau mendapat kecintaan Allah dan keridhaan Nya.

AKHLAK DI DALAM RUMAH (I)

A. Sopan Santun di Dalam Rumah


Setiap anak wajib memperhatikan sopan santun di dalam
rumahnya dengan menghormati kedua orang tua nya, saudara-
saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuannya serta
setiap orang di dalam rumah.
la tidak boleh melakukan sesuatu yang membuat marah
salah seorang dari mereka dan tidak boleh melawan kepada
saudaranya yang lebih tua dan tidak boleh bertengkar dengan
saudaranya yang lebih kecil serta tidak boleh mengganggu
pelayan rumah.
Apabila ia bermain, maka ia pun bermain dengan teratur,
tanpa berteriak dan bertingkah yang tidak pantas baginya,
terutama bilamana di dalam rumah ada salah seorang yang
sedang tidur atau sakit.
Hendaklah ia memelihara perkakas rumah. Maka ia tidak
boleh memecahkan barang-barang pecah belah, tidak merusak
pintu-pintu serta tidak boleh merusak tanaman-tanaman.

10
Apabila ia mempunyai kucing atau ayam, maka ia pun harus
memberinya makanan dan minuman serta tidak
mengganggunya.

B. Abdullah di Dalam Rumahnya


Abdullah adalah teladan dalam hal sopan santun dan
ketertiban di dalam rumahnya. la mandi setiap pagi dan sore. la
memperhatikan kebersihan pakaian dan kitab kitabnya, serta
meletakkannya dengan rapi di tempat yang khusus. la tidak
membuang ingus di bajunya atau di dinding, tetapi disapu
tangan, serta tidak meludah di atas lantai, tidak mengotori
pintu-pintu, tidak menulis di dinding-dinding atau memanjat
pohon-pohon. la tidak bermain dengan melempar batu-batu
agar tidak memecahkan kaca jendela-jendela atau mengganggu
lainnya.
Abdullah menjabat tangan kedua orang tuanya dan saudara-
saudara laki-laki serta saudara-saudara perempuannya setiap
pagi dan sore, la tidak memasuki kamar siapa pun tanpa izin, ia
tidak suka duduk-duduk bersama pelayan pelayan, dan tidak
memberitahu kepada siapa pun tentang apa-apa yang terjadi di
dalam rumahnya.
Termasuk kebiasaannya yang baik adalah tidur pada
permulaan malam dan bangun pagi-pagi benar, memelihara
shalat-shalatnya dan mempelajari pelajaran-pelajarannya. la
tidak bermain, kecuali pada waktu bermain dan ia selalu
mendengarkan nasihat-nasihat ayah dan ibunya.

11
Dengan demikian Abdullah akan mendapatkan keridhaan
kedua orang tuanya dan keluarganya. Ia akan hidup berbahagia
bersama mereka.

C. Ibumu yang Penyayang


Ketahuilah wahai anakku, bahwa ibumu telah ba nyak
bersusah payah demi dirimu. la mengandung dirimu selama
sembilan bulan di dalam perutnya, kemudian menyu suimu dan
mengasuhmu dengan asuhan yang baik sehingga engkau
menjadi besar. Ia membersihkan tubuh dan bajumu,
menyiapkan tempat tidur serta makananmu dan menjagamu
dari setiap gangguan.

Ibumu menyayangimu dan sangat mencintaimu. la berharap


agar engkau menjadi anak yang terbaik. Walaupun dengan
bersusah payah, ia bersabar demi dirimu dan gem bira
denganmu. la bergembira jika melihatmu dalam keadaan sehat
dan selamat. la bersedih jika engkau bersedih atau sakit. la
berusaha keras menyiapkan obat dan mendo'akan
kesembuhanmu. la tidak puas dan belum lega, kecuali jika
engkau telah sembuh benar.
Lihatlah kepada saudaramu yang masih kecil, bagaimana
ibumu bersusah payah mengasuhnya dan bagai mana ia sangat
mencintainya agar engkau mengetahui kea daanmu pada waktu
kecil.

D. Sopan Santun Anak Terhadap Ibunya

12
Wahai anak yang beradab! apabila engkau mengetahui jerih
payah ibumu dalam memeliharamu dan besamya kecintaannya
untukmu, maka dengan apakah engkau akan membalasnya?
Tentu saja, engkau tidak mampu membalas ibumu.
Kewajibanmu adalah mengamalkan sopan santun ini.
Hendaklah engkau mematuhi perintah-perintahnya disertai
kecintaan dan penghormatan, Engkau kerjakan segala sesuatu
yang menggembirakan hatinya. Engkau selalu tersenyum di
hadapannya dan menjabat tangannya setiap hari serta
mendo’akannya panjang umur dalam keadaan sehat walafiat.
Hendaklah engkau waspada terhadap segala sesuatu yang
menyakitkan hatinya. Janganlah berwajah cemberut bila ia
menyuruhmu melakukan sesuatu atau marah kepadamu. Jangan
berdusta kepadanya atau memakinya atau berbicara dengan
perkataan yang buruk di hadapannya, atau melihat kepadanya
dengan pandangan yang tajam dan janganlah mengeraskan
suaramu melebihi suaranya.
Apabila engkau minta sesuatu dari ibumu, maka janganlah
memintanya di hadapan tamu. Apabila ia menolak mu, maka
diamlah. Janganlah engkau marah, menangis atau menggerutu
terhadapnya.

13
AKHLAK DI DALAM RUMAH (II)

A. Rafa dan Ibunya


Rafa dalah seorang anak yang berbakti kepada ibunya. Pada
suatu hari ibunya sakit. Rafa sangat bersedih. Ia minta izin dari
guru-gurunya untuk tinggal dengannya di rumah dan
melayaninya, karena ia tidak punya pelayan perempuan.
Kadang-kadang Rafa membelikan obat untuknya dari apotik
dan sekali waktu ia membelikan makanan baginya serta buah-
buahan dari pasar. Rafa menghidangkan makanan atau obat
yang dibutuhkannya dan menghibur hatinya dengan perkataan
yang baik. Setelah beberapa hari, ibunya sembuh dari sakitnya.
Rafa sangat gembira, dan terus berdo’a kepada Allah agar
menjaga ibunya dan menjaga kesehatannya

14
B. Ayahmu yang Berbelas Kasih
Ketahuilah wahai anak yang terpuji! Sesungguhnya ayahmu
mencintaimu juga seperti ibumu. La keluar setiap hari dari
rumah dengan bersabar atas kepayahan dan kepanasan. La
pergi ke toko atau pasar untuk mendapatkan uang yang
dibelanjakannya untukmu. Ia membeli pakaian dan makanan
dan segala sesuatu yang engkau butuhkan. Meskipun demikian
ia senang dan gembira.
Ayahmu memelihara kesehatanmu dan menjagamu dari
segala sesuatu yang mengganggumu. Apabila engkau sakit,
maka ia sedih sekali la memanggil dokter bagimu dan membeli
obat-obatan untukmu. Ia tidak gembira, kecuali jika engkau
sembuh. Ia selalu berdo’a kepada Allah untukmu, agar Allah
memberimu kesehatan dan keselamatan
Ayahmu memikirkan masalah pendidikanmu setiap waktu.
Oleh karena itu ia memasukkanmu ke sekolah dan membeli
kitab-kitab dan alat-alat belajar untukmu, agar di masa depan
engkau menjadi seorang yang sempurna dalam ilmu dan sopan
santunnya, berguna untuk dirinya dan bangsanya.

C. Sopan Santun Anak Terhadap Ayahnya


Wahai anak yang tercinta! Engkau harus bersikap sopan
santun terhadap ayahmu sebagaimana engkau bersikap sopan
santun terhadap ibumu, mematuhi perintah-perintahnya dan
mendengarkan nasihat-nasihatnya, karena ia tidak
menyuruhmu kecuali dengan sesuatu yang berguna untukmu,
dan ia tidak melarangmu, kecuali dari sesuatu yang
merugikanmu.

15
Hendaklah senantiasa engkau meminta keridhaannya
dengan menjaga kitab-kitab dan pakaian-pakaian serta semua
peralatan belajarmu. Engkau mengaturnya di tempatnya dan
tidak menghilangkan sesuatu pun darinya. Hendaklah engkau
bersungguh-sungguh dalam membaca pelajaran-pelajaranmu
Hendaklah engkau mengerjakan segala sesuatu di dalam dan
di luar rumah yang menyenangkan hatinya dan janganlah
memaksa ayahmu membelikan sesuatu untuk mu. Janganlah
mengganggu salah seorang dari saudaramu, laki-laki ataupun
perempuan.

Apabila engkau menyenangkan kedua orang tuamu, maka


Tuhanmu akan meridhaimu dan engkaupun akan hidup bahagia
di dunia dan akhirat

D. Kasih Sayang Ayah


Ada seorang laki-laki mempunyai seorang anak yang keras
kepala. Seringkali ayahnya melarangnya mengganggu binatang
dan memanjat pohon akan tetapi ia tidak mendengarkan
perkataannya.
Pada suatu hari ia memukul seekor kucing. Maka kucing itu
menggigit kakinya sehingga melukainya dan ia merasa sangat
kesakitan. La tidak dapat tidur ataupun makan karena sangat
sakit. Maka ayahnya memanggilkan dokter, dan menderita
kerugian yang banyak untuk biaya dokter dan harga obat-
obatan. Akan tetapi ayahnya tidak memperdulikan hal itu,
karena ia ingin anaknya lekas sembuh.

16
Beberapa waktu kemudian sembuhlah anaknya. Maka anak
itu sadar dari kebiasaannya yang buruk dan berjanji kepada
ayahnya untuk selalu melakukan nasihat-nasihatnya dan tidak
menentangnya, sehingga ia selamat dari gangguan dan ia pun
hidup senang.

AKHLAK TERHADAP KERABAT

A. Sopan Santun Anak Terhadap Saudara-Saudaranya.


Saudara laki-laki dan saudara perempuanmu adalah orang-
orang yang paling dekat kepadamu setelah kedua orang tuamu.
Apabila engkau ingin ayah dan ibumu gembira terhadapmu,
maka bersikaplah sopan terhadap mereka dengan menghormati
saudara laki-lakimu yang lebih tua dan saudara perempuanmu
yang lebih tua dan mencintai mereka dengan cinta yang tulus
ikhlas. Engkau ikuti nasihat mereka.
Dan sayangilah saudara laki-lakimu yang kecil dan saudara
perempuanmu yang kecil serta cintailah mereka dengan cinta
yang benar. Janganlah engkau mengganggu mereka dengan
memukul atau memaki. Jangan memutuskan hubungngan
dengan mereka atau merusak mainannya, karena hal itu akan
membuat marah kedua orang tuamu,

17
Begitu pula janganlah engkau bertengkar dengan
saudaramu yang laki-laki ataupun perempuan bila hendak
masuk ke kamar mandi atau menggunakan mainan ataupun
duduk di atas kursi atau karena sesuatu hal lainnya. Hendaklah
engkau bersabar dan selalu mengalah. Hal ini akan
menyenangkan kedua orang tuamu dan mendapatkan keridhaan
mereka
Maafkanlah saudaramu jika la bersalah dan tunjukkan
kesalahan dengan lemah lembut agar ia tidak berbuat kesalahan
sekali lagi. Janganlah banyak bercanda, karena hal itu
menyebabkan dendam dan permusuhan.

B. Dua Saudara yang Saling Mencintai


Reisya dan Syifa adalah dua bersaudara yang saling
mencintai. Keduanya pergi mengaji bersama-sama dan pulang
bersama-sama. Keduanya saling membantu untuk menunaikan
kewajiban mereka. Keduanya membaca pelajaran mereka di
rumah dan di sekolah, dan bermain bersama-sama pada waktu
bermain.
Pada suatu hari Reisya membeli dua buah kitab, maka ia
bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, tolong beritahukan
aku dimana saudariku Syifa ? Aku ingin menghadiahkan
kepadanya kitab ini.” Ayahnya sangat gembira dan
memberitahukan bahwa saudarinya berada di ruang belajar.
Maka pergilah Reisya dengan segera menuju ke ruang
belajar, saat itu saudarinya sedang mengulangi pelajaran-
pelajarannya. Reisya memberi salam kepadanya dan memberi

18
adiknya buku, la tersenyum gembira, Syifa menerimanya
dengan mengucapkan terima kasih kepada saudarinya atas
hadiahnya yang berharga.
Kemudian Syifa memberikan kepada Reisya sebuah kotak
mungil tempat menyimpan pensil la berkata, “Ini hadiahku
untukmu.” Reisya senang sekali terhadap saudarinya dan
gembira menerima kotak itu serta berterima kasih kepadanya,
Ketika guru mereka mendengar cerita itu, ia sangat gembira
terhadap kedua anak itu dan memuji mereka di hadapan murid-
murid. Beliau berkata, “Wahai anak-anak, lihatlah kepada
kakak dan adik ini , alangkah bahagianya mereka. Jadilah
kalian semua seperti kedua saudari ini agar kalian hidup
bahagia dan senang.”

C. Sopan Santun Anak Terhadap Para Kerabatnya


Anak yang cerdas dan baik, ialah yang menghormati para
kerabatnya, seperti: kakek, nenek, paman dan bibi. La sangat
mencintai mereka, oleh karena mereka mencintainya juga, dan
mencintai kedua orang tuanya,
Ia selalu menyenangkan para kerabatnya dengan mematuhi
perintah-perintah mereka serta menjenguk mereka dari waktu
ke waktu, terutama pada waktu hari-hari raya. Atau bila salah
seorang dari mereka menderita sakit atau melahirkan bayi,
ataupun datang dari kampung halaman
Ia gembira bila mereka gembira dan bersedih bila mereka
bersedih dan tidak bersikap kurang sopan kepada salah seorang

19
dari mereka, karena hal itu akan membuat Allah marah dan
membuat marah kedua orang tua dan para kerabatnya
Anak yang baik, mencintai pula anak-anak para kerabatnya.
Ia bermain bersama mereka dan menanyakan keadaan mereka
bilamana ia tidak melihat mereka, dan ia tidak senang
bertamasya kecuali bersama mereka.
Ia suka membantu mereka apabila mereka membutuhkan
sesuatu dan tidak bertengkar atau memutuskan hubungan
dengan mereka atau bersikap cemberut terhadap mereka, tetapi
ia tersenyum dan gembira bila berjumpa dengan mereka dan
berbicara bersama mereka dengan pembicaraan yang baik.
Anak yang berbuat baik kepada para kerabatnya akan hidup
tenang dan diberi Allah rezeki yang banyak serta dipanjangkan
umurnya.

D. Wafa dan Kerabatnya Guntur


Wafa adalah seorang anak yang kaya, tetapi ia rendah hati
dan sopan santun. Lan tidak sombong kepada siapapun dan ia
suka membantu orang-orang yang membutuhkan, terutama
sekali jika mereka dari kerabatnya.
Pada suatu hari Wafa melihat seorang kerabatnya, Guntur
yang memakai baju robek. Maka hatinya
Merasa iba dan ia pun cepat pergi ke rumahnya dan
mengambilkan baju baru. Kemudian ia memberikan kepada
Guntur, dan berkata, “Ini baju untukmu, Guntur.” Terimalah
dariku hadiah ini.” Guntur menerimanya dan kedua matanya

20
penuh air mata karena gembira dan senang, serta berterima
kasih banyak kepadanya atas kebaikannya.
Ketika ayah Wafa mengetahui cerita ini, ia pun sangat
gembira atas bantuannya kepada kerabatnya itu, dan
memujinya atas kebaikan budinya.

AKHLAK TERHADAP ORANG DI SEKITAR

A. Sopan Santun Anak Terhadap Pelayannya


Pelayanmulah yang bekerja di rumahmu dan meng aturkan
perabotnya serta membersihkan halamannya dan menyapu
lantainya Ayahmu menyuruhnya dalam kebutuhan-
kebutuhannya. Begitu pula pelayan perempuanmu. Dialah yang
memasak makananmu dan mencucikan pakaian pakaianmu,
membantu ibumu dalam pekerjaan-pekerjaannya dan pergi ke
pasar setiap hari.

21
Maka wajiblah engkau menggunakan akhlak yang baik
terhadap pelayan laki-laki dan pelayan perempuan Apabila
engkau menyuruh sesuatu kepada salah seorang dari mereka,
maka berbicaralah padanya dengan lemah lembut dan
janganlah mengganggunya atau bersikap sombong terhadapnya
Apabila ia bersalah, janganlah engkau membentaknya.
tetapi ingatkan dia atas kesalahannya dengan lemah lembut,
dan maafkan dia. Apabila engkau bersalah, maka katakan. lah
yang seb\enarnya dan janganlah menghubungkan kesa lahan itu
kepada pelayan.
Apabila engkau memanggilnya dan ia tidak men. jawab
dengan segera, maka janganlah marah kepadanya, karena
mungkin saja ia tidak mendengar suaramu. Begitu pula jika
engkau menyuruhnya untuk melakukan sesuatu la. lu ia
berlambat-lambat, maka jangan terburu-buru menegurnya,
mungkin saja ia berhalangan Waspadalah jangan memukulnya
atau memakinya ata meludahi wajahnya. Tidaklah seseorang
melakukan hal itu kecuali anak yang buruk akhlaknya dan akan
dibenci semua orang
Janganlah duduk bersama pelayan dan jangan pula berbicara
kepadanya kecuali seperlunya. Janganlah engkau bergurau
bersamanya agar ia tidak berani kepadamu atau engkau
mendengar perkataan yang tidak pantas darinya.

B. Anak yang Suka Mengganggu


Salah seorang kaya mempunyai anak yang buruk
kelakuannya. la suka membanggakan dirinya, gemar meng
ganggu orang lain, terutama pelayan.

22
Ayahnya sering menasihatinya, tetapi ia tidak mau
mendengarkan nasihatnya.
Pada suatu hari, ayahnya berkata kepadanya, "Dengarlah
wahai anakku, sebagaimana engkau tidak suka di ganggu orang
lain, maka janganlah engkau mengganggu orang lain. Karena
mengganggu orang lain adalah kelakuan yang sangat buruk dan
menunjukkan pendidikan yang buruk hati-hatilah agar tidak
menghina para pelayan dan tidak bersikap sombong terhadap
mereka. Mereka adalah manusia seperti kita dan mempunyai
perasaan seperti perasaan kita juga."
Ketika anak itu mendengar nasihat ayahnya pada kali ini, ia
pun sangat terkesan dan bertaubat atas kebiasaannya yang
buruk. Dan jadilah ia anak yang baik akhlaknya, kasihan
kepada para pelayan serta tidak mengganggu mereka.

C. Sopan Santun Anak Terhadap Para Tetangganya


Ayah dan ibumu menyukai tetangga-tetangga mereka.
Keduanya suka agar engkau menyukai mereka pula, karena
mereka membantu kedua orang tuamu pada waktu ada
keperluan. Ibumu kadang-kadang meminjam sebagian alat-alat
dan barang pecah belah dari mereka, mereka pun
meminjamkan barang-barang itu dengan senang hati.
Apabila seseorang di rumahmu sakit, maka tetangga
tetanggamu datang untuk menjenguknya dan mendo'akan
kesehatannya

23
Maka bersikaplah sopan santun terhadap tetanggamu wahai
anak, dan gembirakanlah hati mereka dengan menyukai anak-
anak mereka, dan tersenyumlah di hadapan mereka, serta
bermainlah dengan sopan bersama mereka
Hati-hatilah, jangan engkau bertengkar dengan mereka atau
mengambil mainan mereka tanpa seizin mereka atau
membanggakan pakaian dan uangmu kepada mereka.
Apabila ibumu memberimu makanan atau buah buahan,
maka janganlah memakannya sendiri sedangkan anak-anak
tetanggamu melihat kepadamu.
Hati-hatilah pula agar jangan mengejek tetangga-
tetanggamu atau mengeraskan suaramu pada waktu mereka
sedang tidur atau melempar rumah-rumah mereka, ataupun
mengotori dinding-dinding dan halaman-halaman mereka, atau
melihat mereka dari lubang-lubang dinding dan pintu.

D. Bayhaqi dan Para Tetangganya


Bayhaqi adalah anak yang baik hati dan sopan santun. la
dicintai oleh keluarga dan tetangga-tetangganya, karena la
tidak menggangu anak-anak mereka dan tidak bertengkar atau
saling memaki terhadap mereka dan tidak pula memutuskan
hubungan dengan seorang pun dari mereka.
la belajar bersama anak-anak tetangganya di satu sekolah.
Setiap hari jika hendak pergi ke sekolah, ia berjalan bersama
mereka. Begitu pula jika hendak pulang.

24
Pada waktu bermain ia bermain bersama mereka dan ia suka
membantu orang-orang yang membutuhkannya dari mereka.
Bila tidak melihat salah seorang dari mereka, ia
menanyakannya. Apabila sakit, ia datang menjenguk ke
rumahnya.
Demikianlah Bayhaqi hidup bersama anak-anak tetangganya
dalam keadaan senang dan gembira, bersatu dan penuh
persahabatan, dengan sopan santun dan kebaikan hatinya.

AKHLAK DI SEKOLAH (I)

A. Sebelum Pergi Ke Sekolah


Setiap murid haruslah selalu menyukai ketertiban dan
kebersihan. la harus bangun dari tidurnya setiap pagi pada awal
waktunya, lalu mandi dengan sabun, kemudian berwudhu dan
shalat shubuh berjama'ah. Selesai shalat ia harus menjabat
tangan kedua orang tuanya. Kemudian memakai pakaian

25
sekolah yang bersih dan rapi. Kemudian melihat pelajaran-
pelajaran yang telah dibacanya sebelum tidur
Sesudah makan pagi, ia harus mengatur alat-alatnya di dalam
tas. Kemudian meminta izin kedua orang tuanya untuk pergi ke
sekolah.

B. Sopan Santun Dalam Berjalan


Seorang murid patutlah berjalan dengan lurus. la tidak boleh
menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa keperluan la tidak boleh
bertingkah dengan gerakan yang tidak pantas. la tidak patut
berjalan dengan terlampau cepat dan tidak boleh berjalan
lambat la tidak boleh makan atau bernyanyi ataupun membaca
kitabnya sambil berjalan.
la harus menghindari lumpur dan kotoran agar tidan jatuh
atau kotor bajunya, la harus menghindari jalanan yang sempit
dan penuh sesak agar tidak bertabrakan dengan seseorang atau
kehilangan sesuatu alatnya. la tidak boleh berhenti di jalan
untuk mencampuri urusan orang lain atau menghentikan salah
seorang temannya supaya tidak terlambat dari waktu sekolah
yang telah ditentukan

la tidak boleh bergurau apabila berjalan bersama teman-


temannya dan tidak boleh mengeraskan suaranya ketika
berbicara atau tertawa, dan tidak boleh mengejek seseorang.
Semua itu buruk sekali dan tidak pantas bagi seorang murid
yang berpendidikan

26
la tidak boleh lupa mengucapkan salam kepada siapapun
yang ia jumpai di jalan, khususnya bila orang itu adalah ayah
atau gurunya.

C. Sopan Santun Murid Di Sekolah


Apabila murid sampai ke sekolahnya, ia harus mengelap
sepatunya dengan kain. Kemudian ia harus pergi ke kelasnya,
lalu membuka pintunya dengan perlahan-lahan. la wajib masuk
dengan sopan dan memberi salam kepada teman-temannya
serta menjabat tangan mereka. la patut tersenyum sambil
berkata, "Selamat pagi dan bahagia." Kemudian ia harus
meletakkan tasnya di laci bangkunya. Jika datang gurunya, ia
harus berdiri dari tempatnya. dan menyambutnya dengan penuh
kesopanan dan penghormatan, serta menjabat tangannya.
Ketika bel berbunyi ia berdiri bersama teman-temannya di
dalam barisan dengan tegap. la tidak boleh berbicara atau
bermain bersama mereka. Kemudian ia langsung memasuki
kelasnya dengan tenang setelah mendapat isyarat dari gurunya.
Maka ia pun harus menuju ke tempat duduknya dan duduk
dengan baik, yaitu duduk tegak dan tidak membengkokkan
punggungnya, tidak menggerakkan kedua kakinya, tidak
mendesak lainnya, tidak meletakkan kaki yang satu di atas kaki
yang lain, tidak mempermainkan tangannya dan tidak
meletakkan tangannya dibawa pipinya.
Hendaklah ia diam mendengarkan pelajaran, dan tidak
menoleh ke kanan serta ke kiri, tetapi menghadap gurunya.
Hendaklah ia tidak berbicara dengan seseorang atau
membuatnya tertawa, karena hal itu mencegahnya dari

27
memahami pelajaran dan mencegah orang lain memahaminya
sehingga guru akan marah kepadanya. Apabila ia tidak
memahami pelajaran-pelajarannya, maka pastilah ia akan gagal
dalam ujian.

D. Bagaimana Murid Memelihara Alat-Alatnya


Setiap murid haruslah memelihara alat-alatnya dengan
mengaturnya semua di tempatnya agar tidak rusak atau hilang
ataupun kotor. Jika ia tidak mengaturnya, tentu ia akan susah
kalau menghendaki sesuatu daripadanya, Waktunya akan habis
untuk mencari. Patutlah ia memberi sampul pada buku-
bukunya agar tidak robek atau kotor. Hendaklah ia waspada
untuk tidak menjilat jari-jarinya, jika ia ingin membolak balik
kertas-kertas kitab dan buku tulisnya, karena hal itu adalah
kebiasaan yang buruk, bertentangan dengan sopan santun dan
membahaya kan kesehatan.
Seorang murid harus pula memelihara pensilnya agar tidak
jatuh dan patah. Jika ia ingin meruncingkannya, janganlah ia
meruncingkannya di bangku atau lantai. Akan tetapi ia harus
memakai alat peruncing/peraut. Janganlah ia mengisap pena
dengan kedua bibirnya atau menghapus tulisannya dengan air
ludahnya, tetapi dengan alat penghapus.
AKHLAK DI SEKOLAH (II)

A. Bagaimana Murid Memelihara Alat-Alat Sekolah


Sebagaimana seorang murid harus memelihara alat-alat
belajarnya, ia pun harus memelihara alat-alat sekolah dengan
tidak merusak atau mengotori bangku-bangku dan meja serta

28
kursi-kursi. Hendaklah ia tidak mencoret-coret dinding sekolah
dan pintunya, serta tidak memecahkan kaca-kacanya.
Hendaklah ia tidak mengotori lantai dengan meludah atau
membuang ingus di atasnya ataupun membuang bekas rautan
pensil yang diruncingkan dan potongan-potongan kertas di
atasnya. Akan tetapi hendaklah ia membuangnya di tempat
sampah. Hendaklah ia tidak mempermainkan bel sekolah dan
tidak menulis di papan tulisnya atau merusak penghapusnya.

B. Sopan Santun Murid Terhadap Teman-Temannya


Wahai murid yang cerdas! engkau belajar bersama teman-
temanmu di satu sekolah dan engkau pun hidup bersama
saudara-saudaramu dalam satu rumah. Oleh karena itu cintailah
mereka sebagaimana engkau mencintai saudara-saudaramu.
Hormatilah orang yang lebih tua darimu dan sayangilah anak
yang lebih muda darimu, hendaklah engkau membantu teman-
temanmu untuk mendengar penjelasan guru pada waktu
pelajaran dan mematuhi tata tertib.
Pada waktu istirahat bermainlah bersama mereka di
halaman, bukan di dalam kelas. Jauhilah pemutusan hubungan
dan pertengkaran, dan teriakan serta permainan yang tidak
pantas bagimu.
Apabila engkau ingin dicintai di antara teman temanmu,
maka janganlah pelit terhadap mereka jika mereka meminjam
sesuatu darimu, karena sifat pelit itu buruk sekali, Janganlah
sombong terhadap mereka jika engkau seorang anak yang
pandai atau rajin ataupun kaya, karena kesombongan bukanlah
dari akhlak anak-anak yang baik. Akan tetapi jika engkau

29
melihat seorang murid yang malas, maka nasihatilah dia
supaya la bersungguh-sungguh dan meninggalkan
kemalasannya. Atau anak yang bodoh, maka bantulah dia
untuk memahami pelajaran-pelajarannya. Atau anak yang
miskin, sayangilah dan bantulah dia dengan apa yang engkau
dapat membantunya.
Janganlah menggangu temanmu dengan menyempitkan
tempat duduknya atau menyembunyikan sebagian peralatannya
ataupun memalingkan pipimu kepadanya atau memandang
kepadanya dengan pandangan tajam atau berburuk sangka
kepadanya.
Jangan pula mengganggunya dengan meneriakinya dari
belakang agar ia terkejut, atau meniup telinganya dan berteriak.
Apabila engkau meminjam sesuatu darinya, maka janganlah
merusaknya atau menghilangkan atau mengotorkannya.
Kembalikanlah barang itu segera kepadanya dan berterima
kasihlah atas kebaikannya.
Jika engkau berbicara dengan temanmu, maka berbicaralah
dengan lemah lembut dan tersenyum. Janganlah mengeraskan
suaramu atau bermuka cemberut. Janganlah marah, dengki dan
berkata buruk. Janganlah berdusta, mencaci dan mengadu
domba. Janganlah bersumpah pada waktu berbicara, walaupun
engkau benar.

C. Apa Kewajiban Terhadap Gurumu? (I)


Wahai anak yang beradab! Sebagaimana ayahmu yang telah
memelihara tubuhmu mempeunyai hak besar padamu, maka
begitu pula gurumu yang telah memelihara rohaniahmu dan

30
mendidik akhlakmu serta menerangi pikiranmu dan mengajari
ilmu yang berguna, ia mempunyai hak yang besar padamu,
maka engkau wajib mencintai dan memuliakannya serta
memperlakukannya dengan adab-adab ini :
Hendaklah engkau patuh kepada nasihat-nasihatnya dan
tunduk kepada perintah-perintahnya, bukan karena takut
hukuman, tetapi menjalankan kewajiban dengan ikhlas dari
dalam hatimu. Sebagaimana seorang sakit yang patuh kepada
dokter yang berbelas kasih. Maka hendaklah engkau menerima
segala yang diberikannya kepadamu dengan pengertian yang
baik, ucapan terimakasih dan kegembiraan. Hendaklah engkau
bersikap rendah hati terhadapnya dan mencari pahala serta
kemuliaan dengan mengabdi kepadanya. Hendaklah engkau
menyadari bahwa engkau mendapat pemberian dari gurumu
dan tidak dapat membalasnya, betapapun engkau berbuat baik
kepadanya. Hendaklah engkau sangat berhati-hati agar tidak
menentangnya atau membangkang kepadanya atau bersikap
sombong terhadapnya. Dalam hadits : “Mencari muka (pujian)
bukanlah termasuk akhlak seorang mukmin, kecuali dalam
menuntut ilmu.” Berkata Sayyidina 'Ali karramallahu wajhah
“Aku adalah budak dari orang yang mengajariku satu huruf.
Jika ia mau dijualnya dan jika ia mau dibebaskannya dan jika
ia mau diperbudaknya.” Adapun kesombongan dan
pembangkangan, keduanya menyebabkan manusia tidak
mendapat ilmu.

Penyair berkata :
Ilmu itu menerangi seorang pemuda

31
Yang sombong
Seperti banjir membinasakan
tanah yang tinggi

Murid yang beradab dan rendah hati, ia mendapat ilmu dan


memanfaatkannya. Kebalikannya adalah murid yang kurang
ajar dan sombong. Miskipun ia mendapat sedikit ilmu, namun
ia tidak bisa memanfaatkannya bagi dirinya dan tidak pula
memberi syafaat kepada orang lain. Bahkan ilmu itu
membahayakannya dan menambah baginya kesombongan dan
akhlak yang buruk.
Diantara nasihat-nasihat guru : hendaklah engkau berniat
untuk menuntut imu demi mendapat ridha Allah dan negeri
akhirat, menghidupkan agama dan memberi manfaat bagi kaum
muslim serta bersyukur atas nikmat akal dan kesehatan badan.
Janganlah engkau bermaksud mencari pujian dan kedudukan di
antara orang banyak atau mengumpulkan kesenangan duniawi.
Diantara nasihat-nasihatnya ialah hendaklah engkau
berjuang dengan keras dalam mencari ilmu. Maka hafalkanlah
semua pelajaranmu dan hendaklah mempelajarinya dirumah.
Janganlah menyia-nyiakan waktumu dengan percuma, karena
ia lebih mahal daripada permata yang berharga. Apabila luput,
maka ia tidak pernah kembali. Hendaklah engkau perhatikan
kebersihan buku-buku dan alat-alatmu serta pengaturannya
pada tempatnya hendaklah engaku selalu hadir setiap hari pada
waktu yang telah ditentukan dan jangan terlambat,, kecuali
dengan alasan yang benar. Hendaklah engkau mendengarkan
pelajaran-pelajaran yang diberikannya dengan penuh perhatian

32
hingga engkau memahaminya dengan cepat dan tidak
memayahkan gurumu dengan banyak mengulang. Maka
kerjakanlah nasihat-nasihat yang berguna itu.
Termasuk sopan santun terhadap guru adalah engkau
berdiri menyambutnya jika engkau duduk demi menghormati
dan mengagungkannya. Janganlah duduk hingga ia
mengizinkan engkau duduk. Kemudian engkau duduk di
depannya dengan sopan dan jangan mendahuluinya berbicara
atau memutus pembicaraannya atau menyuruh dan melarang
seorang di depannya. Jika engkau tidak mengerti suatu
masalah, maka hendaknya engkau ajukan pertanyaan
kepadanya dengan lembut dan penghormatan. Yaitu engkau
angkat jarimu lebih dulu dan jangan berbicara hingga ia
mengizinkanmu bicara. Apabila ia bertanya kepadamu tentang
sesuatu, maka hendaklah engkau bangkit berdiri dan menjawab
pertanyaannya dengan baik. Janganlah mendahuluinya
menjawab, jika ia mengajukan pertanyaan kepada orang lain.

D. Apa Kewajiban Terhadap Gurumu? (II)


Hendaklah engkau memberi salam kepadanya dan menjabat
tangannya setiap hari di sekolah dan menghadapinya dengan
wajah tersenyum. Engkau lakukan itu pula jika menjumpainya
di jalan dan menjenguknya di rumahnya, terutama pada waktu
hari raya atau jika ia sakit. Engkau tanyakan kepadanya tentang
kesehatannya dan hendaklah mendo'akan kesembuhannya.
Engkau bantu dia dalam memenuhi kebutuhannya dan
bermusyawarahlah dengannya dalam urusan-urusanmu serta
mengerjakan apa yang diperintahnya janganlah memanggilnya

33
dengan namanya tetapi dengan kata guru. Jangan berjalan di
depannya atau membelakanginya dengan punggungmu.
Janganlah duduk di tempatnya atau mengambil bukunya tanpa
izinya. Janganlah banyak bicara kepadanya dan jangan
menyebarkan rahasianya. Janganlah menggunjingkan
seseorang dih adapannya. Janganlah berkata kepadanya, “si
fulan mengatakan: kebalikan dari perkataannya.”

Janganlah malu menegaskan yang sebenarnya jika ia


bertanya kepadamu tentang pengertian suatu masalah yang
mana engkau tidak memahaminya agar supaya engkau tidak
berdosa karena berdusta dan agar bisa memahami masalah itu.
Janganlah engkau marah jika ia menegurmu, tetapi hendaklah
engkau diam dan gembira atas hal itu karena, ia tidak
menegurmu kecuali karena cinta kepadamu agar engkau
menunaikan kewajibanmu. Kelak engkau akan berterimakasih
atas teguran itu bila engkau sudah besar termasuk kesalahan
besar adalah bila engkau menyangka bahwa gurumu
membencimu karena ia menegurmu. Tidaklah berburuk sangka
kepada gurunya kecuali murid yang kurang ajar dan tidak
berilmu.

Termasuk kesetiaan kepada gurumu adalah engkau tidak


melupakan kebaikannya sepanjang hidupmu, walaupun engkau
telah keluar dari sekolah atau gurumu telah berhenti dari sana
atau bepergian ke negeri lain misalnya. Maka hendaklah
engkau hubungi ia dengan surar menyurat terutama pada
peristiwa-peristiwa menentu. Begitu pula jika ia berpindah ke

34
alam kekal, hendaklah engkau mendo'akannya agar mendapat
rahmat dan ampunan serta bersedekah untuknya

AKHLAK DI SEKOLAH (III)

A. Sopan Santun Pulang Ke Rumah


Apabla bel pulang berbunyi segeralah mengumpulkan
kitab-kitab dan buku tulismu, dan letakkan dengan rapi di
dalam tasmu. Janganlah engkau tinggalkan satu pun darinya di

35
sekolah agar tidak hilang dan akibatnya engkau tidak dapat
membacanya di rumah
Janganlah engkau berlambat-lambat dalam mengatur alat-
alatmu agar tidak tertinggal dari teman-temanmu dan merusak
ketertiban mereka pada waktu keluar sehingga menunda
kepulangan mereka ke rumah. Maka mereka pun marah
kepadamu dan membuang-buang waktu terhadap gurumu
Tunggulah perintah guru untuk keluar. kemudian keluarlah
dengan sopan dan jangan berdesakan dengan seorang pun.
Berjalanlah di jalanmu dengan lurus. sopan dan tenang sampai
engkau tiba di rumah dengan selamat. Janganlah engkau
berjalan, kecuali beserta anak-anak perempuan yang sopan, dan
jangan berhenti di jalanan untuk bermain.
Apabila engkau perlu membeli sesuatu alat sekolah maka
tidaklah mengapa asalkan cepat engkau lakukan dan engkau
tidak lupa waktu untuk pulang
Tepatkanlah jadwal kepulanganmu ke rumah karena
kelambatanmu menyebabkan gelisah keluargamu, terutama
orang tuamu
Oleh karena itu sesudah keluar dari sekolah, cepatlah pulang
ke rumahmu jangan menuju ketempat lain. Apabila engkau
diundang untuk mengunjungi teman-temanmu, maka haruslah
engkau minta izin kepada orang tuamu terlebih dahulu agar
hati mereka menjadi tenang. Jika kebiasaanmu adalah pergi
pada waktu pagi bersama salah satu tetanggamu, jangan lupa
pula engkau berteman dengannya pada waktu pulang, karena
hal itu berarti memenuhi hak-hak persahabatan dan tetangga.

36
Meninggalkan perbuatan itu menyebabkan kegelisahan dan
kebencian
Apabila tiba di rumah, ciumlah tangan orangtuamu,
kemudian pergilah ke kamarmu dan letakkan tasmu di dalam
lemarimu atau di tempat yang khusus. Janganlah membuatnya
berantakan atau meletakkannya di selain tempatnya agar tidak
habis waktumu untuk mencarinya. Kemudian pergilah ke
kamar mandi dan berwudhulah lalu shalatlah dzuhur
berjama'ah. Sesudah makan siang, istirahatlah sebentar,
kemudian bacalah ulang pelajaran-pelajaranmu yang telah
engkau pelajari disekolah hari ini. Ulang lah membaca
pelajaran-pelajaran yang kemarin dan bersiap lah untuk
pelajaran-pelajaran besok pagi tanpa memerlukan pengawasan
seorang pun, tetapi engkau sendirilah yang mengawasi dirimu
dalam melaksanakan kewajiban-kewajibanmu.

B. Pelajar yang Dicintai


Sahirah adalah seorang anak yang dicintai oleh keluarganya,
guru-guru dan teman-temannya karena ia rajin belajar dan
selalu datang ke sekolah setiap hari pada waktu yang telah
ditentukan. la menghormati guru-gurunya dan mematuhi
perintah-perintah mereka serta menunjukkan akhlak yang baik
kepada setiap orang.
la menyukai peraturan dan ketertiban dalam semua
urusannya dan memelihara waktunya. Maka ia tidak menyia-
nyiakan waktunya, karena ia tahu bahwa ayah nya
mengirimnya ke sekolah untuk belajar agar menjadi seorang

37
murid yang pandai, memahami kewajibannnya dan mampu
mengatur urusannya sendiri.
Pada suatu hari secara kebetulan Sahirah terlupa bukunya di
rumah. la mengingatnya setelah tiba di sekolah. Maka ia pun
segera pulang untuk mengambilnya agar tidak mengikuti
pelajaran tanpa buku yang berakibat gurunya akan marah
kepadanya dan ia pun tertinggal memahami pelajaran
Ketika masuk sekolah, nampaklah tanda-tanda kelelahan
padanya karena cepatnya berjalan. Gurunya pun bertanya
kepadanya tentang penyebabnya. Maka Sahirah pun mem
eritahukan tentang kejadiannya. Gurunya berkata, "Apa yang
engkau lakukan adalah baik, tetapi lain kali jangan engkau lupa
memeriksa semua peralatanmu sebelum pergi ke sekolah."
Sahirah mendengarkan nasihat gurunya dan tidak lagi
melupakan peralatannya sesudah itu.

C. Pelajar Yang Tidak Disukai


Ada seorang ibu yang mempunyai anak yang buruk
akhlaknya, la sering bertengkar dengan teman-temannya di
sekolah, karena ia terkadang mengolok-olok mereka. la
bersikap sombong kepada mereka dan mencuri alat-alat
mereka. Apabila guru melarangnya dari akhlak yang buruk ini,
ia keras kepala dan bersikap tidak sopan. Maka semua guru
membencinya dan tak seorang murid pun yang ingin berteman
dengannya, la datang ke sekolah dengan baju yang kotor dan
peralatan yang tidak lengkap. la selalu tidak menghafalkan
pelajaran-pelajarannya dan tidak memahaminya karena ia tidak
mendengarkan penjelasan guru, dan jarang masuk ke sekolah.

38
Akhirnya, ketika kepala sekolah mengetahui akhlaknya
yang buruk dan kemundurannya dalam pelajaran-pelajarannya,
ia pun mengeluarkan nya dari sekolah. Beberapa waktu
kemudian, ibunya meninggal dunia, la hidup miskin berkeliling
di kampung-kampung untuk meminta-minta uang dari orang
orang. la menyesal karena tidak belajar dan tidak terdidik pada
waktu kecil, tetapi penyesalannya tidaklah berguna.

AKHLAK KEPADA ALLAH DAN RASULNYA

A. Kewajiban Anak Terhadap Allah Ta'ala

39
Wahai anak yang beradab! Allah Ta’ala telah
mengaruniamu kenikmatan yang banyak, Ia menjadikan kamu
setelah dulu tidak ada. Allah memberimu akal dan
menunjukimu kepada agama Islam yang merupakan
kenikmatan terbesar. Allah memberimu kenikmatan berupa
pendengaran, penglihatan dan lidah, serta kedua tangan dan
kedua kaki. Allah menciptakanmu sebagai manusia sempurna
dalam bentuk yang terbaik.
Engkau harus bersyukur kepada Tuhanmu atas kenikmatan-
kenikmatan-Nya dengan mentaati perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya serta mengagungkan-Nya dari
lubuk hatimu. Maka janganlah berbuat buruk walaupun engkau
berada sendirian. Dalam hadits dikatakan : “Takutlah kepada
Allah dimanapun engkau berada”. Hendaklah engkau
mencintai Tuhanmu lebih banyak daripada kecintaanmu
kepada ibu bapakmu dan dirimu sendiri. Hendaklah engkau
mencintai pula semua malaikat-Nya, rasul-Nya, nabi-nabi-Nya
dan hamba-Nya yang shalih, karena Allah Ta’ala mencintai
mereka.
Engkau wajib pula meminta tolong kepada-Nya dalam
berbagai keperluanmu dan bertawakkal kepada-Nya dalam
urusan-urusanmu. Allah Ta’ala berfirman : “Dan kepada Allah
hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang
beriman” (Al-Maidah :23). Ketahuilah bahwa seandainya
seluruh ummat berkumpul untuk memberimu sesuatu manfaat,
maka mereka tidak bisa memberimu manfaat, kecuali dangan
sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Pena-pena
malaikat yang mulia takdir Allah telah diangkat dan lembaran-

40
lembaran yang tertulis takdir Allah telah kering dan seandainya
mereka berkumpul untuk membahayakanmu, maka mereka
tidak bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang
telah ditetapkan Allah kepadamu”.

B. Kewajiban Anak Terhadap Nabinya Saw


Ketahuilah bahwa Nabi SAW, mempunyai hak yang besar
padamu, dan haknya adalah yang terbesar sesudah hak Allah
Ta’ala. Adab terhadap beliau adalah adab yang paling kuat dan
paling wajib. Beliau membawa agama Islam, dan dengan
perantaranya engkau dapat mengenal Allah dan dapat
membedakan antara yang halal dan haram. Engkau tidak dapat
membalas jasanya untuk selama-lamanya. Maka wajiblah
engkau mencintainya dengan kecintaan yang sangat istimewa.
Dalam hadits : “Tidaklah beriman seorang diantara kamu
hingga aku lebih dicintainya dari pada anak-anaknya dan
ayahnya serta orang-orang semua”.
Tanda kecintaanmu kepada Tuhanmu adalah engkau
mencintai Nabimu dan mengikutinya dalam perikehidupannya.
Dalam hadits lain : “Tidaklah seseorang dari kamu beriman
hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya
sendiri”.
Mentaati Nabi SAW dalam semua perintahnya
sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “
Barangsiapa mentaati rasul, ia pun telah mentaati Allah” (An-
Nisa’ : 80). “Apa yang diberikan Allah hendaklah kamu ambil.
Dan apa yang dilarang-Nya terhadap kamu maka
tinggalkanlah” (Al-Hasyr :7). Termasuk ketaatanya adalah

41
engkau bela agamanya dengan perkataan dan perbuatanmu.
Engkau bela syari'atnya dengan segenap kemampuanmu dan
mengucapkan shalawat kepadanya.

C. Sekelumit Dari Akhlak Nabi Saw (1)


Nabi shallallahu'alaihi wasallam adalah manusia terbaik
akhlaknya. Allah Ta’ala telah memujinya dengan firman-Nya :
“Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki budi pekerti
yang agung”. (Al-Qalam : 4). Allah menjadikannya sebagai
teladan bagi kaum muslimin dalam perkataan dan
perbuatannya. Dan Allah telah mengutusnya untuk
menyempurnakan adab dan akhlak.
Termasuk akhlak adalah kesuciaan diri dan rasa puasnya
dengan apa yang ada (qana'ah). Beliau menerima pakaian dan
makanan yang ada dan tidak menanyakan yang tidak ada.
Beliau tidak mencela sesuatu makanan sama sekali, akan tetapi
jika disukai, beliau memakannya, dan jika tidak menyukainya,
beliau meninggalkannya.
Beliau tidak menyuruh orang lain membencinya dan tidak
meminta apa-apa dari seseorang. Beliau tidak memandang
(mengharap) milik orang lain. Beliau seorang pemaaf yang
tidak marah. Beliau bersabar atas cobaan dan gangguan yang
menimpanya. Beliau memaafkan orang yang menyakiti hatinya
dan rendah hati terhadap anak kecil maupun orang dewasa.
Termasuk kerendahan hatinya adalah apabila beliau berjalan
melewati anak-anak kecil, maka beliau memberi salam kepada
mereka. Apabila seorang memanggilnya, maka beliau
menjawabnya dengan perkataan “labbaik”. Beliau tidak suka

42
seorang bangun dari tempat duduknya untuk menyambutnya.
Beliau menjahit bajunya, memperbaiki sandalnya, menyapu
rumahnya dan melayani keluarganya. Beliau membeli sesuatu
lalu membawanya sendiri lalu membawa ke rumahnya sendiri.
Kemudian sahabatnya berkata kepadanya, “Berikan kepadaku
aga aku membawanya.” Maka beliau berkata, “Pemilik sesuatu
lebih pantas membawanya.”
Termasuk akhlak adalah keberanian. Seorang pemberani
mendekatinya pada waktu perang karena beliau dekat dari
musuh. Teguh di atas perinsip, sabar dalam menunaikan
kewajiban meskipun ada hambatan-hambatan yang berat dan
gangguan-gangguan yang besar. Berkata benar dan bersikap
jujur dalam semua perkataan dan perbuatannya hingga beliau
tersohor diantara kaumnya dengan julukan Al-Amien (jujur).
Beliau sangat takut kepada Allah Ta’ala. Memiliki banyak
rasa malu besar kasih sayangnya dan tidak mengganggu
manusia maupun hewan serta mengasihani kaum fakir miskin.
Beliau banyak bersedekah kepada mereka dan memenuhi
panggilan mereka jika mereka memanggilnya. Beliau makan
bersama mereka dan menjenguk orang yang sakit diantara
mereka. Beliau orang yang paling pemurah dan tidak menolak
orang yang minta sesuatu darinya. Apabila tidak menemukan
sesuatu padanya beliau berjanji untuk memberinya di lain
waktu. Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki kepadanya
meminta sesuatu. Maka beliau memberinya kambing yang
banyak, menutupi di antara celah gunung, kemudian ia kembali
kepada kaumnya dan berkata, “Masuklah kamu ke dalam

43
agama Islam. Sesungguhnya Muhammad memberi pemberian
sebagai orang yang tak takut miskin”.

D. Sekelumit Dari Akhlak Nabi Saw (2)


Beliau menyayangi pelayan dan tak pernah membentak
seorang pelayan pun. Beliau menyuruh memaafkan pelayan
apabila bersalah. Beliau mengasih anak-anak kecil dan
memberi salam kepada mereka. Apabila sedang mengerjakan
shalat dan mendengar anak kecil menangis, beliau
meringankan shalatnya.
Pada suatu hari masuklah Sayyidina Hasan radhiyallahu
'anhu. Yang masih kecil ketika Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sedang shalat kemudian ia menaiki punggung beliau
di saat beliau sedang bersujud, maka belaiupun melambatkan
sujudnya karena sayang kepadanya hingga ia turun dari
punggung beliau.
Adalah Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu mempunyai
saudara laki-laki bernama Abu Umair yang mempunyai seekor
burung kecil berparuh merah sebagai teman bermainnya.
Kemudian burung itu mati, pada suatu hari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam datang menemuinya, Beliau melihat anak itu
bersedih. Maka beliau berkata,“Kenapa dia?” Ada yang
menjawab burungnya mati “Maka beliaupun berkat, “Hai Abu
Umair, apa yang dilakukan nughair nama burung kecil
berparuh merah (burung gelantik)?”
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlaku baik kepada para
sahabatnya. Beliau tersenyum dan bersikap ramah terhadap
mereka dan memulai salam serta berjabat tangan dengan

44
mereka. Beliau mengutamakan mereka daripada dirinya sendiri
sehingga mereka mencintainya daripada diri dan anak-anak
mereka. Beliau menghormati tetangga dan menyuruh berbuat
baik kepadanya, pada suatu hari beliau berkata pada salah
seorang sahabatnya, “Apabila engkau memasak kuah maka
perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada tetangga-
tetanggamu”.
Beliau menghormati tamu dan berbuat baik kepada para
kerabatnya. Ketika datang kepadanya wanita yang menyusui
Sayyidah Halimah as-Sa’diah radhiyallahu 'anha, di saat beliau
sedang duduk, maka beliau menggelarkain serbannya dan
memenuhi keperluannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menghormati pamannya, Al-Abbas seperti penghormatan
terhadap ayah dan ibu.
Sesudah wafat Sayyidah Khadijah radhiyallahu 'anha,
apabila beliau menyembelih seekor kambing, maka
dibagikannya daging kepada teman-teman. Apabila beliau
diberi hadiah maka beliau berkata, “Bawalah ia ke rumah si
fulan” ia adalah teman Khadijah”, bilamana tidak menjumpai
salah seorang sahabatnya selama 3 hari, beliau
menanyakannya, jika ia telah pergi jauh, maka beliau
mendo'akannya, jika ia berada di rumah, beliau mengujunginya
dan jika ia sakit maka beliau menjenguknya.
Apabila menjanjikan sesuatu beliau menepatinya. Beliau
melarang keras pelanggaran janji. Beliau suka mengatur
pekerjaan-pekerjaannya dan menyempurnakannya. Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
memerintahkan kebaikan atas segala sesuatu”. Beliau

45
menyukai pula kebersihan dalam segala sesuatu : makanan,
pakaian, tempat tinggal serta menyuruh memelihara
kebersihan. Beliau bersabda dalam haditsnya “Kebersihan itu
termasuk pengamalan iman”.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu berjalan tidak
menoleh ke kanan ke kiri, apabila makan, beliau tidak makan
sampai kenyang. Allah Ta’la berfirman : “Makan dan
minumlah dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan” (Al-A’raf : 31).
Pada waktu bicara beliau hanya bicara seperlunya, beliau
bersabda, “Siapa yang diam dia selamat”. Beliau memelihara
waktu-waktunya dan menghabiskan seluruhnya dalam mentaati
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam hadits, “Adalah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menyebut nama Allah dalam
seluruh waktunya dan shalat di tengah malam hingga pecah-
pecah kedua telapak kakinya.

46
FIQIH
BAB THAHARAH
Thaharah artinya bersuci. Thaharah menurut syara’ ialah
bersuci dari hadats dan najis. Bersuci ada dua bagian yaitu:
1. Bersuci dari hadatsIalah dengan mengerjakan wudhu,
mandi dan tayamum.
2. Bersuci dari najis Ialah menghilangkan najis yang ada
di badan, tempat dan pakaian

A. Istinja
Istinja (cebok) wajib karena ada hal yang keluar dari dua
alat kelamin dan mengotori baik kedua-duanya atau salah
satunya baik biasa seperti kencing dan tinja atau langka seperti
darah dan nanah. Jika tidak mengotori, seperti angin dan ulat
kering, maka tidak wajib istinja Istinja’ menggunakan air atau
fatu. Air merupakan asal untuk menghilangkan najis dan boleh
menghilangkan najis dengan batu sebab Nabi saw
melakukannya dan memerintahkannya. Yang dimaksudkan
batu adalah tiga usapan dengan tiga buah batu atau tiga ujung
dari satu batu. Jika tempat najis belum bersih, maka usapan
harus ditambah sampai tempat najis bersih. Selain dua alat
kelamin tidak sama sebab benda yang keluar darinya harus
dibasuh dengan air dan tidak boleh dengan batu.
Benda yang fungsinya seperti batu boleh digunakan untuk
istinja yaitu benda padat yang suci, menghilangkan najis, tidak
berupa makanan tidak terhormat dan tidak basah Contohnya,
tembikar dan kayu. Benda padat mengecualikan benda cair
selain air, misalnya air mawar Benda suci mengecualikan
benda najis dan benda yang mutanajis (terkena najis). Benda
yang menghilangkan najis mengecualikan benda yang tidak
bisa menghilangkan najis, seperti bagian dari bambu yang
halus. Makanan mengecualikan makanan, seperti roti. Benda
terhormat mengecualikan benda terhormat seperti hewan
Benda yang tidak basah mengecualikan benda yang basah
Masing-masing dari benda-benda tersebut tidak sah digunakan
untuk istina dan istinja dengan makanan atau benda terhormat
hukumnya dosa

Syarat istinja dengan batu dan benda yang fungsinya sama


dengan batu adalah:
-najis belum kering.
-najis belum berpindah dari tempat keluarnya.
-tidak terkena najis yang lain.
Dalil wajib istinja adalah hadis nabi Saw. Sebagai berikut
‫أمرني‬QQ‫ط ف‬QQ‫لم الغائ‬QQ‫ه وس‬QQ‫ أتى النبي صلی هللا علي‬:‫عن ابن مسعود رضي هللا عنه قال‬
)‫ (رواه البخاری‬.‫أن آتية بثالثة أحجار‬

“Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Nabi saw. Hendak buang air
besar dan menyuruh saya membawakan tiga batu.” (HR. Imam
Bukhari)

48
B. Macam-macam Air
Air yang dapat dipakai bersuci ialah air yang bersih (suci dan
menyucikan) yaitu air yang turun dari langit atau keluar dari
bumi yang belum dipakai untuk bersuci.
Air yang suci dan menyucikan ialah:
1. Air hujan 5. Air salju
2. Air sumur 6. Air telaga
3. Air laut 7. Air embun
4. Air sungai
Ditinjau dari segi hukumnya, air itu dapat dibagi empat bagian:
1. Air suci dan menyucikan Yaitu air mutlak artinya air
yang masih murni, dapat digunakan untuk bersuci
dengan tidak makruh. (air mutlak artinya air yang
sewajarnya).
2. Air suci dan dapat menyucikan, tetapi makruh
digunakan Yaitu air musyammas (air yang dipanaskan
dengan matahari) di tempat logam yang bukan emas.
3. Air suci tetapi tidak dapat menyucikan Seperti air
musta’mal (air yang telah dipergunakan bersuci) untuk
menghilangkan hadats atau najis walaupun tidak
berubah warna, bau atau rasanya.
4. Air mutanajis Yaitu air yang kena najis (kemasukan
najis), sedang jumlahnya kurang dari dua kulah, maka
air yang semacam ini tidak suci dan tidak dapat
menyucikan. Jika lebih dari dua kulah dan tidak
berubah sifatnya, maka sah untuk bersuci.

49
Dua kulah sama dengan 217 liter, jika berbentuk bak, maka
besarnya = panjang 62,4 cm, lebar 62,4 cm dan dalam tinggi
62,4 cm atau melebihinya.

Peringatan
Ada satu macam air lagi ialah suci dan menyucikan tetupi
haram memakainya, yaitu air yang diperoleh dari
ghashab/mencuri, mengambil tanpa izin.

C. Najis
1. Najis ialah suatu benda yang kotor menurut syara’,
misalnya Bangkai, kecuali manusia, ikan dan belalang.
2. Darah
3. Nanah
4. Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur
5. Anjing dan babi
6. Minuman keras seperti arak dan sebagainya
7. Bagian anggota badan binatang yang terpisah karena
dipotong dan sebagainya selagi masih hidup.

Pembagian Najis
Najis itu dapat dibagi 3 bagian
a. Najis mughallazhah (berat)
Ialah najis anjing dan babi serta seluruh keturunannya.
b. Najis mukhaffafah (ringan)
Ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun
dar belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibunya.

50
c. Najis mutawassithah (sedang)
Talah semua najis selain dari najis mughallazhah dan
mukhafafah, seperti segala sesuatu yang keluar dari qubul
dan dubur manusia dan binatang (kotoran) kecuali air mani,
benda cair yang memabuk kan, susu hewan yang tidak halal
dimakan, nanah, darah, bangkai termasuk juga tulang dan
bulunya kecuali bangkai manusia, ikan dan belalang.

Najis mutawassithah dibagi menjadi dua:


1. Najis ainiyah Ialah najis yang berwujud (memiliki
warna, aroma dan rasa)
2. Najis hukmiyah Ialah najis yang tidak memiliki warna,
aroma, dan rasa (tinggal hukumnya saja), seperti bekas
kencing, anak yang sudah kering dan sebagainya.

Cara Menghilangkan Najis


1. Najis mughallazhah (berat) Sesuatu yang terkena najis
mughallazhah, seperti jilatan atau kotoran anjing dan babi,
cara menyucikannya adalah harus dengan menghilangkan
benda najisnya terlebih dahulu lalu membasuhnya dengan air
7 kali basuhan dan salah satu basuhannya harus dicampur
dengan tanah yang suci
2. Najis mukhaffafah (ringan) Sesuatu yang terkena najis
mukhaffafah, cara menyucikannya ada lah cukup
memercikkan air pada tempat najis itu.
3. Najis mutawassithah (sedang) Sesuatu yang terkena najis
mutawassithah dapat suci dengan cara dibasuh sekali, asal
sifat-sifat najisnya (warna, bau dan rasanya) itu hilang.

51
Adapun dibasuh tiga kali basuhan atau siraman itu lebih baik.
Jika najis hukmiyah cara menghilangkannya cukup dengan
meng alirkan air saja pada najis tadi.
4. Najis Yang Dimaafkan (Ma’fu) Najis yang dimaafkan artinya
tak usah dibasuh/dicuci. Misalnya najis bangkai hewan yang
tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu
dan air lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar
menghindarkannya.

52
BAB WUDHU
A. Fardhu wudlu
Fardhu wudhu ada enam
1. Niat
2. Membasuh wajah
3. Membasuh dua tangan serta dua siku
4. Mengusapkan sedikit dari kulit kepala atau dari rambut
yang tidak keluar dari batas kepala jika rambut di
panjangkan
5. Membasuh dua kaki serta dua mata kaki
6. Tertib.

B. Syarat wudhu
1. Islam
2. Tamyiz
3. Air yang mensucikan
4. Tidak ada yang menghalang air sampai ke kulit.
5. Tidak haid dan nifas.
6. Tahu cara wudhu.

C. Sunat Wudlu
Selain fardlu-fardlu di atas adalah sunat, sebagaimana berikut
ini:
1. Membaca Basmalah
2. Membasuh dua telapak tangan tiga kali. Dasarnya ittiba’.
3. Berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Minimal
dalam keduanya adalah memasukkan air ke dalam mulut
dan hidung

53
4. Mengusap seluruh kepala
5. Mengusapkan bagian luar dan dalam dua telinga dengan air
baru.
6. Menyela-nyelai jenggot yang tebal
7. Menyela-nyelai jari-jari.
8. Mengulangi basuhan tiga kali.
9. Memanjangkan ghurrah, yaitu membasuh di atas kewajiban
basuhan wajah.
10. Memanjangkan tahjil, yaitu membasuh di atas kewajiban
basuhan tangan dan kaki.
11. Berturut-turut dalam bersesuci.

D. Hal-hal Yang Membatalkan Wudlu


Hal yang membatalkan wudlu ada lima:
1. Benda yang keluar dari salah satu alat kelamin baik normal
maupun langka.
2. Tidur bagi orang yang tidak menetapkan duduknya dari
tanah atau hewan atau lainnya.
3. Kesadaran hilang karena mabuk atau gila atau pingsan.
4. Kulit wanita yang sudah besar selain muhrim bersentuhan
dengan laki-laki, meskipun wanita itu sudah tua renta dan
tidak menarik atau mati.
5. Menyentuh kemaluan baik milik lelaki maupun wanita atau
menyentuh bundaran dubur dengan telapak tangan bagian
dalam, baik dubur itu milik sendiri atau orng lain.

54
BAB MANDI & TAYAMUM
A. Fardhu Mandi
1. Niat
2. Menghilangkan najis jika ada pada badan
3. Menyampaikan air keseluruh badan, rambut dan kulit,
termasuk kulit dibawah kulup anak yang belum
dikhitan dan bagian dalam telinga dan lubang telinga.
Demikian juga pada bagian dalam pusar, bagian dalam
pantat dan bagian lubang yang lainnya.

B. Sunah Mandi
1. Membaca basmallah pada permulaan mandi.
2. Membasuh dua telapak tangan tiga kali.
3. Berkumur.
4. Memasukan air kehidung.
5. Menggosok badan.
6. Mengulang mandi tiga kali.
7. Membasuh kepala.

C. Mandi Sunah
Mandi Sunah itu ada tujuh belas,yaitu:
1. Mandi untuk shalat Jum’at
2. Mandi hari raya Fitri dan Adha
3. Mandi hendak shalat Istisqa’ (Shalat mohon hujan)
4. Mandi hendak shalat gerhana bulan
5. Mandi hendak melakukan shalat gerhana matahari.
6. Mandi setelah memandikan mayat

55
7. Mandi bagi orang yang baru masuk Islam
8. Mandi setelah sembuh dari gila
9. Mandi setelah sadar dari pingsan
10. Mandi akan melakukan Ihram
11. Mandi akan memasuki kota Mekah
12. Mandi akan wukuf di padang Arafah
13. Mandi akan mabit (bermalam) di Muzdalifah
14. Mandi akan melempar jumrah
15. Mandi akan melakukan thawaf
16. Mandi akan melakukan sa’i
17. Mandi akan memasuki kota Madinah

Dalil mandi Jum’at itu sunah ialah hadits Nabi saw..

‫ قال رسول اهلل صلى اهلل عليه‬:‫عن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال‬
)‫ (رواه البخاری‬.‫ إذا جاء أحدكم إىل اجلمعةفليغتسل‬:‫وسلم‬

“Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:


Apabila salah seorang di antara kamu pergi shalat Jum’at,
maka hendaknya ia mandi.” (HR. Bukhari).
D. Hal-hal Yang Diharamkan Sebab Hadas Besar

1. Membaca Al-Quran, meski hanya sebagian ayat, sebab Nabi


Saw bersabda:
‫اليقرأالجنب والالحائض شيئامن القران‬

56
“Orang junub maupun wanita haid tidak boleh membaca
apapun dari Al Qur’an.”
Kecuali zikir-zikir Al-Qur’an misalnya mengucapkan:
Basmalah saat memulai makan, mengucap hamdalah saat
selesai makan, mengucap kalimat istirja’ ketika tertimpa
musibah, membaca doa ketika naik kendaran dengan tujuan
tabaruq atau tidak bermaksud apa-apa. Jika maksudnya
membaca Al-Qur’an saja, maka haram.
2. Berdiam di dalam masjid dan berputar-putar di dalamnya. Lain
halnya jika hanya sekedar lewat, hal ini diperbolehkan, sebab
Allah berfirman:
‫وال جنبا إال عابری سبیل‬.
(Jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan
junub, terkecuali sekedar berlalu saja.” (QS. An Nisa’: 43)
Mushala dan madrasah lain dengan masjid, maka
diperbolehkan berdiam diri dan berputar-putar di dalamnya.

3. Hal yang haram karena hadas kecil.


a. Puasa dengan ijma’ ulama. Puasa wajib diqadha dan
salat tidak wajib diqadha
b. Talaq, jika talaq dijatuhkan pada saat haid maka idah
isteri semakin lama, sebab haid dan nifas tidak
dimasukan dalam iddah.
c. Hal lain yang haram karena haid dan nifas adalah
senggama.

E. TAYAMUM

57
1. Orang Yang Diperbolehkan Tayamum
a. Ada udzur, seperti sakit dan sejenisnya, seperti khawatir
hilangnya manfaat anggota badan jika menggunakan air,
khawatir akan datangnya penyakit baru, timbulnya cacat
yang tampak pada anggota badan yang tampak seperti wajah
dan kedua tangan dan khawatir sembuhnya sakit lama.
Demikian juga jika menuju air yang ada di dekatnya, dia
khawatir akan nyawanya atau hartanya atau khawatir
terpisah dari kelompoknya atau terlambat shalat. Atau
menemukan air dijual dengan harga yang lebih dari harga
biasanya di tempat dan waktu itu atau menemukan air
namun dibutuhkan oleh hewan terhormat yang sedang haus
atau butuh harganya untuk hutang atau ongkos bepergian
atau untuk memberi nafkah hewan yang terhormat.
b. lemah atau tidak bisa menggunakan air, seperti orang yang
tidak mendapatkan air. Apabila ada penyakit pada anggota
badan yang tidak ada perbannya, maka bagian yang sehat
dari anggota badan itu harus dibasuh dan harus tayamum
sebagai ganti bagian yang sakit pada saat tiba waktu
membasuhnya. Itu apabila hadasnya hadas besar. Jika
hadasnya besar, maka tidak diwajibkan tertib antara
membasuh dan tayamum. Apabila penyakit itu ada
perbannya dan khawatir melepasnya, maka di samping hal-
hal tersebut, perban harus diusap dengan air.
2. Syarat Tayamum
Syarat-syarat tayamum adalah sebagai berikut:
a. Masuknya waktu untuk melakukan shalat atau sejenisnya. Jika
seseorang tayamum, sedangkan dia ragu mengenai masuknya

58
waktu, maka tidak sah, sebab tayamum merupakan thaharah
darurat. Sedangkan darurat tidak ada sebelum masuknya waktu
b. Mencari air sesudah masuknya waktu kalau perlu mencari. Air
harus dicari dari tempat yang mungkin ada air. Apabila tidak
butuh untuk mencarinya dengan berkeyakinan tidak adanya air
atau tayamumnya karena sakit atau sejenisnya. Maka boleh
langsung tayamum tanpa mencari air.
c. Debu yang mensucikan dengan segala macam bentuknya.
Termasuk sifat debu tersebut adalah bisa menempel pada wajah
dan kedua tangan, sebagaimana akan dijelaskan mendatang.

3. Fardhu Tayamum
a. Niat mengesahkan salat fardhu atau sejenisnya.
b. Mengusap wajah.
c. Mengusap kedua tangan.
d. Tertib.

4. Sunah Tayamum
Sunat tayamum adalah sebagai berikut:
a. Membaca Basmalah.
b. Mendahulukan yang kanan atas yang kiri.
c. Mendahulukan wajah bagian atas dari pada bawah.
d. Meringankan debu dari dua telapak tangan dengan cara
mengibaskan atau meniupnya, sehingga yang masih
tersisa hanya yang dibutuhkan, sekalipun debu itu
banyak
e. Berturut-turut
f. Merenggangkan jari-jari pada setiap usapan.

59
g. Melepas cincin pada usapan pertama. Adapun melepas
cincin pada sapuan kedua, hukumnya wajib

5. Hal-hal Yang Membatalkan Tayamum


Hal-hal yang membatalkan tayamum adalah sebagai berikut:
a. Lima yang membatalkan wudlu, yaitu sebab hadas.
b. Orang yang tayamum karena tidak ada air,
memungkinkan adanya air di luar shalat atau dia mampu
mencari air ditengah shalat yang tidak gugur karena
tayamum, yakni dia tayamum di tempat yang biasanya
ada air
c. Murtad

Tayamum harus dilakukan untuk setiap ibadah fardlu.


Meskipun tidak hadas. Satu tayamum tidak boleh digunakan
untuk melakukan dua ibadah fardlu, baik dua shalat fardlu, dua
thawaf, satu thawaf dan satu shalat maupun shalat Jum’at dan
khutbahnya. Satu tayamum boleh digunakan untuk ibadah
sunat apapun bentuknya, baik sebelum maupun sesudah shalat
baik di dalam maupun di luar waktu shalat, sebab ibadah sunat
tidak terbatas. Shalat jenazah itu seperti shalat sunah, maka
satu tayamum boleh untuk shalat fardlu dan shalat jenazah.
Sunat selain shalat itu seperti hukum shalat sunat.

60
BAB SHALAT
A. Syarat Wajib Shalat
Syarat wajib shalat ada empat:
1. Islam 4. Suci dari haid dan
2. Baligh nifas
3. Berakal sehat

B. Syarat Sah Shalat


Syarat sahnya shalat ada delapan:
1. Tamyiz
2. Tahu kefardhuan shalat
3. Bisa membedakan fardhu dan sunah
4. Mengetahui masuknya waktu dengan yakin atau
perkiraan.
5. Menutupi aurat
6. Menghadap kiblat. Kecuali sebagai berikut: - shalat
khauf
- shalat sunah saat berpergian yang mubah menuju tujuan.
Kecuali ketika dalam takbiratul ihram, rukuk, dan sujud
dalam keadaan berjalan.
- shalat menaiki kendaraan ditempat tidur, kecuali
takbiratul ihram jika mudah menghadap kiblat.
7. Badan suci dari hadas besar maupun kecil jika mampu
8. Badan, pakaian dan tempat shalat suci dari najis yang
tidak ma’fu (dimaafkan).

61
C. Fardhu salat
Fardhu shalat ada tiga macam:
1. Yang dilakukan hati 3. Yang dilakukan badan
2. Yang dilakukan lidah
Fardhu yang dilakukan hati adalah niat karena tempat niat
adalah hati, sedangkan mengucapkan niat hanyalah sunah.
Fardhu yang dilakukan lidah adalah sebagai berikut:
- takbiratul ihram
- membaca al-Fatihah
- tasyahud pada duduk yang terakhir
- membaca shalawat
- salam pertama.
Fardhu yang dilakukan badan adalah fardhu lainnya.

D. Rukun Shalat
Fardhu atau rukun shalat ada delapan belas:
1. Niat 11. Duduk diantara dua sujud
2. Mengucapkan takbiratul 12. Tuma’ninah
ihram 13. Duduk tasyahud akhir
3. Berdiri 14. Tuma’ninah
4. Membaca Al-Fatihah 15. Membaca tasyahud akhir
5. Rukuk 16. Membaca shalawat kepada
6. Tuma’ninah pada rukuk Nabi Muhamad
7. I’tidal 17. Membaca salam yang
8. Tuma’ninah pertama
9. Sujud 18. Tertib
10. Tuma’ninah sujud

62
E. Sunah-sunah dalam shalat
Sunah dalam shalat atau hai’at ada lima belas, yaitu:
1. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika
akan rukuk, ketika i’tidal dan ketika berdiri dari tahiyat awal.
2. Meletakkan telapak tangan yang kanan di atas pergelangan
2. Yang kiri ketika berdekap (sedakep).
3. Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram.
4. Membaca ta’awwudz (A’udzu billaahi minasy-syaithaanir
rajiim) ketika hendak membaca Fatihah
5. Membaca amin sesudah membaca Fatihah
6. Membaca surah Al-Qur’an pada dua rakaat permulaan (rakaat
pertama dan kedua setelah membaca Fatihah
7. Mengeraskan bacaan Fatihah dan surah pada rakaat pertama
dan kedua pada shalat maghrib, isya’ dan subuh selain makmum
8. Membaca takbir ketika gerakan naik turun.
9. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud
10. Membaca “Sami’allaahu liman hamidah” ketika bangkit dari
rukuk dan membaca “Rabbanaa lakal-hamdu ... ketika i’tidal.
11. Meletakkan telapak tangan di atas paha pada waktu duduk
tasyahud awal dan akhir, dengan membentangkan jari-jari tangan
kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari telunjuk.
12. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat.
13. Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud
akhir.

63
14. Membaca salam yang kedua
15. Memalingkan muka ke kanan dan ke kin masing-masing waktu
membaca salam pertama dan kedua.

F. Hal Yang Membatalkan Shalat


Yang membatalkan shalat ada sepuluh, yaitu:
1. Hadas dengan sengaja ataupun lupa, baik hadas besar maupun
hadas kecil.

2. Jatuhnya najis yang tidak ma’fu basah ataupun kering pada


pakaian atau badan dan tidak menghilangkannya seketika.
Apabila sekaligus najis itu dihilangkan seketika, seperti bagian
yang terkena najis dibasuh seketika atau najis yang kering
dikibaskan seketika, maka shalatnya tidak batal. Adapun
apabila sengaja terkena najis maka shalatnya batal. Jika najis
itu sengaja dikenakan, maka shalatnya batal.
3. Terbukanya aurat sebab angin atau sejenisnya dan tidak
menutupnya secara langsung. Adapun bila menutupnya secara
langsung, maka shalatnya tidak batal. Apabila orang yang
shalat membuka auratnya secara sengaja, maka batal shalatnya,
sekalipun langsung menutupnya.
4. Berbicara secara sengaja dari selain Al Qur’an, dzikir dan doa,
sebagaimana dijelaskan nanti, sekalipun hanya dua huruf atau
satu huruf yang mengandung arti. Sekalipun berkata karena
dipaksa atau memberi jawab kepada salah satu kedua orang
tua, tetap batal shalatnya.
5. Makan dan minum secara sengaja, sekalipun sedikit.

64
6. Membelakangi kiblat jika disyaratkan menghadap kiblat.
7. Berubahnya niat, seperti niat keluar dari shalat atau ragu
apakah ia keluar dari shalat atau terus shalat atau berniat
merubah shalat fardlu menjadi fardlu lain atau merubah shalat
sunat menjadi shalat sunat lain atau merubah shalat fardlu
menjadi shalat sunat tanpa sebab.
8. Tertawa terbahak-bahak. Demikian juga menangis, meniup dan
merintih serta berdehem. Shalat batal sebab salah satu dari
kelima hal ini, sekalipun sedikit dengan syarat menampakkan
dua huruf dan tidak terpaksa, kecuali dehem dalam Al Fatihah
atau tasyahud akhir.
9. Memutuskan rukun di antara rukun-rukun shalat sebelum
sempurnanya dengan sengaja, seperti sengaja i’tidal sebelum
sempurnanya rukuk, sengaja sujud sebelum sempurnanya
i’tidal dan sengaja duduk tasyahud sebelum sempurnanya sujud
yang kedua.
10. Sengaja menambah fardlu di antara fardlu-fardlu shalat, seperti
menambah ruku’ atau sujud dari selain makmum masbuq untuk
mengikuti imamnya. Terkecuali kalau melakukannya karena
lupa, karena Nabi saw. Pernah shalat Dhuhur lima raka’at
karena lupa dan Nabi tidak mengulangi shalatnya, tetapi beliau
melakukan sujud syahwi. Lain halnya bila ragu dalam jumlah
raka’at shalat, maka diharuskan menggunakan yang diyakini
dan wajib menyempurnakannya. Terkecuali Al Fatihah dan
tasyahud akhir, maka menambahkan keduanya tidak
membatalkan shalat.

65
G. Bacaan-Bacaan Dalam Shalat
1. Cara mengerjakan shalat
a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan shalat.
b.Niat shalat menurut shalat yang sedang dikerjakan, misalnya
shalat subuh dan sebagainya.
c. Lalu mengangkat kedua belah tangan serta membaca
“ALLAAHU AKBAR.”
d.Setelah takbiratul ihram kedua belah tangannya disedekapkan
pada dada. Ke mudian membaca doa iftitah.
e. Membaca Doa Iftitah
ُ ‫ اِنِّى َو َّجه‬. ‫ص ْياًل‬
‫ْت‬ ِ َ‫هللاُ اَ ْكبَ ُر َكبِرًا َو ْال َح ْم ُد هلِل ِ َك ِش ْيرًا َو ُسب َْحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوا‬
َ‫ض َحنِ ْيفًا ُم ْسلِ ًما َو َما اَنَا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬
َ ْ‫ت َوااْل اَر‬ ِ ‫َوجْ ِه َي لِلَّ ِذيْ فَطَ َرال َّس َما َوا‬
ُ‫ الَ َش ِر ْيكَ لَه‬. َ‫اي َو َم َماتِ ْي هلِل ِ َربِّ ْال َعا لَ ِم ْين‬ Qَ َ‫صاَل تِ ْي َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ ي‬ َ ‫ اِ َّن‬.
َ‫ت َواَنَ ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬ ُ ْ‫ك اُ ِمر‬ َ ِ‫َوبِ َذ ل‬

f. Membaca Surah Al-Fatihah.


g. Surah- surah pendek dan mudah dihafal. Seperti contohnya
surah An-Nas, surat al-Ikhlas dan yang lainnya.
h. Ruku
Gerakan rukuk yaitu mengangkat kedua tangan dan membaca
“allahu akbar”. Kemudian badan dibungkukkan dan kedua
tangan memegang lutut. Usahakan antara punggung dan kepala

66
sama rata. Setelah itu membaca: “‫ده‬QQQ‫بحان ربي العظيم وبحم‬QQQ‫س‬
sebanyak 3 kali.
i. I’tidal
Setelah rukuk, bangkit dan tegak dan mengangkat kedua
tangan setinggi telinga (laki-laki) atau dada (perempuan)
sambil membaca: ‫سمع هللا لمن حمده‬
Setelah berdiri tegak, lalu membaca :
‫ربنا لك اللحمد ملء السموات وملء األرض وملء ما شئت من شيء‬
‫بعد‬
j. Sujud
Selesai melakukan iktidal, lakukan sujud dengan meletakkan
dahi di lantai yang telah diberikan alas bersih. Ketika turun ke
bawah dari posisi iktidal, lakukan sambil membaca “Allahu
akbar” dan sujud dengan membacanya 3 kali.
‫ سبحان ربي األعلى وبحمده‬.
k. Duduk diantara dua sujud
Setelah sujud dilakukan, langkah selanjutnya yaitu duduk
sambil membaca:
Q‫ واههدني وعافني‬Q‫ وارزقني‬Q‫ وارفعني‬Q‫ واجبرني‬Q‫رب اغفررلي وارحمني‬
‫واعف عني‬
Setelah selesai membaca lakukan gerakan sujud dengan bacaan
yang sama sebelumnya. Selesai sujud, berdiri lagi dan
melanjutkan rakaat selanjurnya. Jumlah rakaat tergantung
dengan jenis sholat yang dilakukan.

67
l. Tasyahud awal
Tasyahud awal dilakukan pada rakaat kedua. Setelah sujud
yang kedua, posisi tasyahud awal yaitu dengan sikap kaki tegak
dan kaki kiri diduduki sambil membaca:
ُ‫ك أَيُّهَا النَّبِ ُّى َو َرحْ َمة‬ ُ َ‫ات الطَّيِّب‬
َ ‫ات هَّلِل ِ ال َّسالَ ُم َعلَ ْي‬ ُ ‫صلَ َو‬ ُ ‫َّات ْال ُمبَا َر َك‬
َّ ‫ات ال‬ ُ ‫التَّ ِحي‬
ُ ‫هَّللا ِ َوبَ َر َكاتُهُ ال َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِحينَ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا‬
‫ص ِّل عَل َى ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ للَّهُ َّم‬. َ ‫د أَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل اللَّ ِها‬Qُ َ‫َوأَ ْشه‬
m. Tasyahud akhir
Tasyahud akhir dilakukan pada rakaat terakhir. Bacaan dan
posisi gerakannya sama dengan tasyahud awal dengan
ditambah selawat nabi.
َ ‫صلَّيْتَ ع‬
‫َلى إِب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل‬ َ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َكما‬ ِ ‫َلى‬
َ ‫َلى ُم َح َّم ٍد َوع‬ َ ‫صلِّ ع‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
َ ‫َلى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما‬ َ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّهُ َّم با َ ِر ْك ع‬
َ َّ ‫إِ ْب َرا ِه ْي َم إِنـ‬
‫آل إِب َْرا ِه ْي َم إِنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ ‫با َ َر ْكتَ عَل َى إِ ْب َرا ِه ْي َم َوع‬
ِ ‫َلى‬
n. Salam
Setelah membaca selawat nabi, lanjutkan dengan membaca
salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
ِ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللا‬

68
BAB ZAKAT
A. Benda-benda Yang Wajib Dizakati
Zakat wajib pada benda-benda berikut:
1. Dari hewan adalah unta, sapi (termasuk kerbau) dan domba.
2. Dari buah-buahan adalah kurma dan anggur.
3. Dari biji-bijian adalah seperti gandum, kacang dan beras serta
makanan pokok yang dimakan pada keadaan normal lainnya
4. Dari perhiasan adalah emas dan perak.
5. Dari non emas perak adalah harta dagangan

B. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib karena hidup pada akhir bulan Ramadhan
dan awal dari bulan Syawwal Zakat fitrah wajib bagi orang
yang memiliki harta yang lebih dari bahan makan lebih untuk
dirinya sendiri, lebih dari makanan untuk orang yang wajib
dinafkahinya pada malam dan siang hari raya, lebih dari
pakaian untuk dirinya dan untuk orang yang dinafkahinya, dari
rumah dan pelayan yang dibutuhkan.

Zakat fitrah adalah satu sha’ bahan makanan daerah yang


dominan bagi orang yang dizakatkan Barangsiapa wajib
membayar zakat fitrah atas nama dirinya, maka dia wajib
membayar zakat fitrah atas nama orang yang wajib dia nafkahi.
Tetapi muslim tidak wajib membayar zakat fitrah orang kafir

69
yang wajib dia nafkahi dan tidak wajib juga anak membayar
zakat fitrah ibu tirinya maupun sahaya umul walad ayahnya.

Zakat fitrah tidak wajib atas budak dan orang kafir, kecuali
orang muslim yang wajib dinafkahi orang kafir. Budak yang
sebagian dirinya merdeka, dia berkewajiban zakat fitrah
sebanyak bagian dari dirinya yang merdeka. Itu jika tidak ada
giliran antara dirinya dan majikannya. Jika ada giliran, maka
zakat fitrah wajib bagi yang mendapatkan giliran. Apabila
seseorang berkewajiban membayar fitrah beberapa orang,
namun dia tidak sanggup membayar zakat semuanya, maka dia
harus memulai dengan membayar zakat fitrahnya sendiri, lalu
zakat fitrah istrinya, lalu zakat fitrah anaknya yang masih kecil,
lalu bapaknya, lalu ibunya ketika mereka berdua
membutuhkannya, kemudian anaknya yang besar.

C. Orang Yang Berhak Menerima Zakat


Hendaknya zakat diberikan kepada orang yang ada di antara ke
delapan golongan tersebut.
1. Fuqara’ (fakir) adalah orang-orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan mereka (sehari-hari). Misalnya (dalam
sehari) ia membutuhkan uang belanja Rp 10.000,- tapi ia hanya
mampu menghasilkan uang Rp. 2.000,- atau bahkan tidak
mampu mendapatkannya sama sekali.
2. Masakin (miskin) adalah orang-orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan mereka (sehari-hari) secara penuh.
Misalnya dalam sehari) ia membutuhkan uang belanja Rp.
10.000,- tapi ia hanya mampu menghasilkan uang Rp 8.000,

70
3. ‘Amiliin (petugas zakat) adalah orang yang menunjukkan
Imam (penguasa) untuk memungut zakat dan menyebarkannya
4. Muallaf adalah orang-orang yang keislamannya masih lemah
sehingga perlu dibujuk (dengan cara diberi zakat).
5. Ar-Riqab dalam ayat ini adalah budak yang sedang dalam
proses pemerdekaan dengan cara kitabah, atau digunakan untuk
memerdekakan budak
6. Gharim adalah orang yang memiliki tanggungan hutang dan
belum mampu untuk melunasinya.
7. Sabilillah artinya para pejuang yang berperang membela agama
Islam, tapi mendapat gaji dari Baitul mal (Kas Negara)
8. Ibnu sabil artinya orang yang sedang bepergian dan memiliki
niat untuk kembali ke negaranya sendiri, tapi ia kehabisan
bekal sebelum tujuannya tercapai.

D. Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat


Ada lima orang yang tidak boleh diberi zakat, yaitu:
1. Orang kaya, baik karena ia memiliki harta ataupun
karena ia memiliki pekerjaan yang hasilnya cukup untuk
memenuhi kebutuhannya (sehari-hari).
2. Hamba sahaya.
3. Keturunan (Bani) Hasyim
4. Keturunan (Bani) Muthallib.
5. Orang kafir.
Dan orang-orang yang nafkahnya menjadi tanggungan muzakki
(orang yang mengeluarkan zakat) itu tidak boleh diberi zakat
atas nama fakir dan miskin.

71
BAB PUASA
A. Syarat Wajib Puasa ada tiga:
1. Islam
2. Baligh.
3. Berakal normal.
Anak kecil diperintahkan untuk berpuasa pada usia tujuh tahun
dan dipukul apabila tidak melakukannya pada usia sepuluh
tahun. Bagi orang yang sakit, boleh tidak puasa ketika dia
mengalami keberatan yang amat. Demikian juga musafir yang
bepergiannya mubah.
Dalil yang menunjukan kewajiban berpuasa bagi orang
Islam dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 183 sebagai
berikut:
‫ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم‬ َ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ِ‫م َك َما ُكت‬Qُ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا‬
َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬
Artinya:
Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.

B. Syarat Sah Puasa


Syarat sah puasa ada empat
1. Berakal normal
2. Suci dari haid dan nifas
3. Suci dari bersalin pada seluruh siang Ramadhan

72
4. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa Ramadhan

C. Fardhu Puasa
Fardlu puasa adalah hal yang menyebabkan wajibnya puasa,
yaitu:
1. Melihat hilal. Hal ini bisa ditetapkan dengan satu orang yang
melihatnya.
2. Atau sempurnanya 30 hari dari bulan Sya’ban.

D. Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua.
1. Niat didalam hati
2. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa

E. Hal-hal Yang Membatalkan Puasa


Hal-hal yang membatalkan puasa adalah sebagai berikut:
1. Makan dan minum Puasa menjadi batal sebab salah satu dari
keduanya, sekalipun sedikit.
2. Senggama. Puasa menjadi batal sebab masuknya ujung zakar
ke kemaluan wanita, baik depan maupun belakang
3. Keluarnya sperma sebab persentuhan kulit, seperti persentuhan
paha, mencium dan tidur bersama tanpa penghalang Lain
halnya keluar sperma melamun dan memandang dengan
syahwat.
4. Keluarnya sperma karena onani, yaitu keluarnya sperma tanpa
senggama, seperti haram seperti keluarnya sperma karena

73
onani dengan tangannya sendiri atau halal, seperti keluarnya
sperma karena onani dengan tangan istrinya atau sahaya
wanitanya, Puasa menjadi batal sebab keluarnya sperma
dengan cara onani, sebab masuknya zakar tanpa keluar sperma
membatalkan puasa. Apalagi keluarnya karena hal yang
disertai syahwat. Lain halnya apabila sperma keluar sebab
bermimpi misalnya atau karena menggaruk zakarnya kemudian
keluar sperma. Maka puasanya tidak batal.
5. Setiap benda yang masuk pada rongga yang terbuka, seperti
masuknya benda ke dalam telinga. Lain halnya yang bukan
benda, seperti bau kentut, panasnya air dan dinginnya air.
Maka tidak membatalkan puasa. Demikian juga apabila betis
atau paha terluka, kemudian obat sampai ke dalam sumsum
atau daging atau jarum besi ditusukkan ke daging. Hal ini juga
tidak membatalkan puasa. Demikian juga sampainya celak ke
tenggorokan, sampainya minyak ke rongga lewat pori-pori dan
sejenisnya. Maka juga tidak membatalkan puasa.
6. Sengaja muntah, sekalipun yakin tidak ada sesuatu yang
kembali ke dalam lambungnya. Adapun bila terpaksa muntah-
muntah, maka hukumnya tidak apa-apa.

F. Sunah Puasa
Termasuk sunah-sunah puasa adalah sebagai berikut:
1. Mandi junub
2. Menahan lisan dari perkataan yang tidak ada gunanya
3. Mempercepat berbuka jika yakin terbenamnya matahari
4. Berbuka dengan kurma. Jika tidak, maka dengan air
5. Sahur sekalipun seteguk air

74
6. Menahan diri dari keinginan-keinginan

G. Puasa yang diharamkan


Puasa itu haram dilakukan pada lima hari berikut ini:
1. Dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
2. Tiga hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijah.

Selain itu makruh hukumnya berpuasa pada hari syakk. Yaitu


tanggal 30 Sya’ban keculi jika bertepatan dengan hari-hari
yang telah menjadi kebiasaannya melakukan puasa.

75
BAB HAJI
A. Wajib Haji
Haji wajib sekali dalam seumur hidup bagi orang yang mampu.
Hukum-hukum haji sudah diketahui dalam kitab-kitab fiqih
bagi yang menanyakannya dan mempelajarinya. Umroh juga
wajib sekali seumur hidup

B. Syarat wajib haji dan umroh


1. Islam 3. Merdeka
2. Mukallaf. 4. Mampu

Mampu disini ada 2 macam:


a. Mampu langsung.
1) Seseorang dianggap mampu haji secara langsung apabila
memenuhi beberapa syarat Pertama, dia memiliki segala hal
yang dibutuhkan untuk ibadah haji, baik pulang maupun
pergi.
2) Kedua, adanya kendaraan bagi orang yang antara dia dengan
Makkah dua marhalah (sekitar 90 km) dan bagi orang tidak
mampu untuk berjalan atau mengalami keberatan yang
sangat. Apabila naik kendaraan dia mendapati susah payah
yang amat, maka disyaratkan adanya sekedup dan teman yang
duduk pada sisi yang lain.

76
3) Ketiga, jalan aman menurut perkiraan. Seseorang wajib
menyeberangi lautan apabila kemungkinan besar dia selamat.
Disyaratkan adanya air dan ongkos dan bekal di tempat
tempat di mana orang mengambil air dan membeli bekal
dengan harga sedang. Wanita disyaratkan keluar bersama
suaminya, muhrimnya, beberapa wanita yang terpercaya atau
budak lelaki yang terpercaya. Wanita wajib memberi upah
kepada muhrim ketika tidak pergi, kecuali dengan upah
4) Keempat, bisa berada di atas kendaraan tanpa bersusah payah.
Orang buta wajib haji bila dia menemukan orang yang
menuntunnya dan dia wajib memberi upah kepada penuntun
itu jika dia tidak mau pergi kecuali dengan upah.

Semua hal di atas itu disyaratkan lebih dari hutangnya, nafkah


orang yang diberi nafkah selama dia pergi sampai pulang
rumah dan budak untuk melayaninya. Termasuk syarat wajib
haji adalah bisa untuk melakukan perjalanan, yaitu masih ada
waktu untuk menunaikan ibadah haji.

b. Mampu tidak langsung.


Jika seseorang mati dan ia masih berkewajiban haji atau
umroh, maka wajib bagi waris untuk menunaikannya dengan
harta tinggalannya. Jika dia tidak mampu menunaikan haji atau
umroh sendiri dan ia bisa memberi upah orang lain untuk
menunaikannya, maka dia wajib melakukannya. Asal upah
tersebut sudah lebih dari hal-hal tersebut di atas, selain nafkah
orang yang harus dinafkahinya pulang dan pergi.

77
C. Syarat Sah Haji Dan Umroh
Syarat sah haji dan umroh adalah Islam. Sedangkan syarat sah
melakukan haji umroh secara langsung adalah Islam dan
tamyiz Syarat haji dan umroh menjadi haji umroh fardlu adalah
dilakukan oleh orang mukallaf yang merdeka.

D. Rukun Haji
Rukun haji ada lima, yaitu:
1. Ihrom beserta niat. 4. Sa’i
2. Wukuf. 5. Mencukur.
3. Thawaf.

Pengertian Ihram secara mutlak adalah niat memasuki


ibadah haji atau umrah. Atau memasuki sesuatu yang
karenanya ia diharamkan mengerjakan sesuatu yang tadinya
halal. Artinya dengan ihram haji atau umrah ia telah memasuki
ibadah yang menjadikannya haram mengerjakan sesuatu yang
sebelumnya halal dikerjakan olehnya.

E. Rukun Umroh
Rukun umroh ada empat, yaitu
1. Ihrom. 3. Sa’i.
2. Tawaf, 4. Mencukur
Menurut pendapat yang kuat, mencukur rambut itu termasuk
rukun umrah.
F. Kewajiban Haji
Termasuk kewajiban haji yaitu:
1. Ihrom dari miqot

78
2. Melempar jumroh
3. Menginap di Muzdalifah dan Mina pada malam-malam tasyriq.
4. Thawaf Wada

Miqat adalah tempat-tempat yang telah ditentukan oleh


Rasulullah saw. Untuk memulai ihram bagi penduduk seluruh
negeri yang datang ke Mekkah dengan tujuan menunaikan
ibadah haji atau umrah. Dan mereka harus melakukan ihram
terlebih dahulu sebelum melewatinya.

Tempat-tempat tersebut dapat diketahui oleh para calon


jamaah haji di zaman sekarang dengan cara bertanya kepada
penduduk setempat atau dengan cara yang lain. Dan terkadang
namanya telah dirubah sedemikian rupa.

Melempar tiga macam Jumrah itu dilakukan pada hari-hari


tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Sedangkan
pelemparan Jumrah Aqabah itu dilakukan pada hari Nahr, yaitu
tanggal 10 Dzulhijjah.

G. Sunah-sunah Haji
Sunah-sunah haji di antaranya:
1. Thawaf qudum.
2. Membaca talbiyah selama ihrom selain thawaf Qudum.
3. Sa’i setelah thawaf Qudum.
4. Thawaf ifadhoh dan
5. Thawaf wada

79
BAB ADZAN
A. Hukum Azan Dan Iqamah
Azan dan iqamah hukumnya sunah mu’akkad bagi shalat
fardhu, baik dikerjakan berjamaah maupun sendirian
(munfarid). Disunahkan dengan suara yang keras kecuali di
masjid yang sudah dilakukan (sedang dilakukan) shalat
berjamaah. Dikerjakan dengan berdiri dan menghadap kiblat.
B. Lafal Adzan
(٢x) ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬،‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
(٢x) ُ‫أَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ إِ ٰلهَ إِاَّل هللا‬
(٢x) ِ‫ل هللا‬Qُ ْ‫اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو‬
(٢x) ‫صالَ ِة‬ َّ ‫ي َعلَى ال‬ َّ ‫َح‬
(٢x) ‫ح‬ ِ َ‫ي َعلَى ْالفَال‬ َّ ‫َح‬
(١x) ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
(١x) ُ‫اَل إِلَهَ إِاَّل هللا‬
C. Lafal Iqomah
‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
ُ‫أَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل إِ ٰلهَ إِاَّل هللا‬
ِ‫ل هللا‬Qُ ْ‫اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو‬
‫صاَل ِة‬َّ ‫ي َعلَى ال‬ َّ ‫َح‬
ِ ‫ي َعلَى ْالفَاَل‬
‫ح‬ َّ ‫َح‬
80
ُ‫صاَل ة‬ ِ ‫قَ ْد قَا َم‬، ُ‫صاَل ة‬
َّ ‫ت ال‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ‫قَ ْد قَا َم‬
‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬، ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ُر‬
ُ‫اَل إِ ٰلهَ إِالَّهللا‬ 

D. Doa Sesudah Adzan Dan iqomah


1. Doa sesudah adzan

َ‫َان ْال َو ِس ْيلَة‬ ِ ‫ آ‬،‫صالَ ِة ْالقَآئِ َم ِة‬


ِ ‫ت ُم َح َّمد‬ َّ ‫ َوال‬،‫للهُ َّم َربَّ ه ِذ ِه ال َّد ْع َو ِة التَّآ َّم ِة‬
ِ ‫ض ْيلَةَ َوال َّش َرفَ َوال َّد َر َجةَ ْال َعالِيَةَ ال َّرفِ ْي َعةَ َوا ْب َع ْثهُ َمقَا ًما َمحْ ُموْ د‬
ْ‫َان الَّ ِذى‬ ِ َ‫َو ْالف‬
‫ك الَتُ ْخلِفُ ْال ِم ْي َعاد‬ َ َّ‫َو َع ْدتَهُ اِن‬
Allahumma robba hazihid da`watit taammah, was sholaatil
qooimah, aati muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, was
syarifah wad darojatal aaliyar rofiiah wab`ashu maqoomam
mahmuudanil ladzi wa`attah innaka laa tukhliful mii`aad

2. Doa Sesudah Iqomah

َ ‫صاَل ِة ْالقَائِ َم ِة‬


‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوآتِ ِه‬ َّ ‫اللهم َربَّ هَ ِذ ِه ال َّد ْع َو ِة التَّا َّم ِة َوال‬
‫س ُْؤلَهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
Allahumma robba hazihid da`watit taammah, was sholaatil
qooimah, sholli `ala sayyidina muhammadin wa aatihi
rosuulahu yaumal qiyaamah

81
BAB DZIKIR DAN DOA SETELAH SHALAT

1. Membaca Istighfar Dahulu


Sebelum berdoa, dianjurkan untuk membaca istighfar sebanyak
tiga kali:
‫أَ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظـي ِْم الَّ ِذيْ اَل اِلَهَ اِاَّل ه َُو ْال َح ُّي ْالقَيُّوْ ُم َوأَتُوْ بُ إِلَ ْي ِه‬
Astaghfirullahal adzim alladzi laa ilaha illa huwal hayyul
qoyum wa atuunu ilaik

2. Dilanjutkan dengan membaca :

ُ ‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد يُحْ يِ ْي َويُ ِمي‬


‫ْت َوهُ َو‬ ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَه‬
‫َعلَى ُك ِّل َشي ٍْئ قَ ِد ْي ٌر‬
Laa ilaaha illaahu wahdahu laa syariikalah lahul mulku wa
lahul hamdu yuhyi wa yumiitu wa huwa `alaa kulli syai’ing
qodiir

3. Memohon perlindungan dari siksa neraka, dengan


membaca berikut 3 kali:
ِ َّ‫اَللَّهُ َّم أَ ِجرْ نَا ِمنَ الن‬
‫ار‬
Allahumma ajirnaa minan naar

82
4. Memuji Allah Dengan Kalimat
َ ‫د ال َّساَل ُم فَ َحيِّن‬Qُ ْ‫ َوإِلَ ْيكَ يَعُو‬،‫ك ال َّساَل ُم‬
‫َاربَّنَا بِال َّساَل ِم‬ َ ‫ َو ِم ْن‬،‫للَّهُ َّم أَ ْنتَ ال َّسالَ ُم‬
Q‫االـ َجاَل ِل َو ْا ِإل ْك َرام‬
ْ ‫ار ْكتَ َربَّنَا َوتَ َعالَيْتَ يَا َذ‬ َ َ‫ ْالـ َجنَّةَ دَا َر ال َّساَل ِم تَب‬Q‫ َواَ ْد ِخ ْلنَا‬.
Allahumma anta salaam wa minka salaam wa ilaika ya`kudus
salaam tabaarokta robbanaa wa ta’aalaita yaa zal jalaali wal
ikrom

5. Membaca surat Al-Fatihah dan ayat kursi


Membaca Surat Al-Fatihah kemudian dilanjutkan dengan
membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah : 225)
‫ هللَا ُ اَل إِلَهَ إِاَّل هُ َو‬.‫َّحي ِْم‬
ِ ‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬.‫َّج ِيم‬ ِ ‫أَعُو ُذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن الر‬
‫ض َمن‬ ِ ْ‫ ْاألَر‬Q‫ت َو َمافِي‬ َ ‫ لَهُ َمافِي ال َّس َم‬،‫ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم اَل تَأْ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َّواَل نَوْ ٌم‬
ِ ‫اوا‬
َ‫م َواَل ي ُِح ْيطُون‬Qُْ‫َذا الَّ ِذيْ يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ إِاَّل بِإِ ْذنِ ِه يَ ْعلَ ُم َمابَ ْينَ أَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َماخَ ْلفَه‬
ُ‫ض َواَل يَـؤ ُده‬ َ ْ‫ت َو ْاألَر‬ َ ‫ َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َم‬،‫بِ َش ْي ٍء ِّم ْن ِع ْل ِم ِه إِاَّل بِ َما َشآ َء‬
ِ ‫اوا‬
‫ح ْفظُهُ َما َوهُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظ ْي ُم‬. ِ

6. Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil


Membaca kalimat Tasbih 33 kali
ِ‫ُسب َْحانَ هللا‬
Membaca kalimat Tahmid 33 kali
ِ ‫ْال َح ْم ُدهلِل‬
Membaca kalimat Takbir 33 kali
‫هللاُ اَ ْكبَ ُر‬
Membaca kalimat Tahlil 33 kali
ُ‫اَل اِ ٰلهَ اِاَّل هللا‬
7. Membaca Doa Berikut

83
Setelah selesai berdzikir, maka membaca doa setelah
sholat berikut:
Q‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحيم‬
Qُ ِ‫ي نِ َع َمهُ َويُ َكاف‬Qْ ِ‫ َح ْمدًا ي َُواف‬. َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬
َ َ‫ يَا َربَّنَا ل‬.ُ‫ئ َم ِز ْي َده‬
‫ك‬
َ‫ْال َح ْم ُد َك َما يَ ْنبَ ِغ ْي لِ َجالَ ِل َوجْ ِهكَ ْال َك ِري ِْم َو َع ِظي ِْم س ُْلطَانِك‬
‫اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد‬
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil alamin. Hamdan yuwaafi ni`mahu wa
yukaafi`u maziidah. Yaa rabbana lakal hamdu kamaa yambagi
li jalaali wajhikal kariimi wa `adzhiimi sulthonik. Allahuma
Sholli ala sayyidina Muhammad wa ala asli sayyidina
Muhammad.

Q‫ َوقُعُوْ َدنَا‬Q‫و َعنَا َو ُسجُوْ َدنَا‬Qْ ‫ َمنَا َو ُر ُك‬Q‫صيَا‬ ِ ‫صالَتَنَا َو‬ َ ‫اَللَّهُ َّم َربَّنَا تَـقَـبَّلْ ِمنَّا‬
َ‫صي َْر نَا يَا هللَا يَا َربَّ ْال َعا لَ ِم ْين‬ ِ ‫ َوتَ ِّم ْم تَ ْق‬Q‫َضرُّ َعنَا َوتَ َخ ُّشوْ َعنَا َوتَ َعبُّ َدنَا‬
َ ‫َوت‬
Allahumma robbana taqobbal minna sholaatana wa shiyaamana
wa rukuu`ana wa sujuudana wa qu`uudana wa tadhorru`ana wa
takhosyu`ana wa ta`abbudana wa tamim taqshirona yaa Allah
yaa robbal aalamiin

َ‫ضلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِر ْين‬
َ ‫َربَّنَا‬
Robbana dzholamnaa anfusana wa illam taghfirlana wa
tarhamna lanakuunanna minal khoosiriin

‫َربَّنَا َوالَ تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا إِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا‬

84
َ‫ َواعْفُ َعنَّا َوا ْغفِرْ لَنَا َوارْ َح ْمنَا أَ ْنت‬,‫َربَّنَا َوالَ تُ َح ِّم ْلنَا َما الَ طَا قَتَا لَنَا بِ ِه‬
َ‫ َعلَى ْالقَوْ ِم ْال َكا فِ ِر ْين‬Q‫َموْ الَ نَا فَا ْنصُرْ نَا‬
Robbana wa laa tahmil alaina ishron kamaa hamaltahu `alal
ladziina min qoblinaa. Robbana wa laa tuhammilnaa maa laa
thooqota lana bih. Wa’fuanna waghfir lana warhamnaa anta
maulana fan shurnaa alal qoimil kaafiriin

َ‫ك أَ ْنت‬
َ َّ‫َربَّنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ َرحْ َمةً إِن‬
ُ‫ْال َوهَّاب‬
Robbana laa tuzigh quluubana wa hablana mil ladunka rohmah,
innaka antal wahhab

َ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬ِ ‫َربَّنَا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَ َولِ َج ِمي ِْع ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫ك َعلَى قُلِّ ثَ ْي ٍءقَ ِدي ِْر‬ ِ ‫ت أَأْل َ حْ يَآ ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا‬
َ َّ‫ اِن‬,‫ت‬ Qِ ‫َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬
Robbanaghfir lanaa wa liwaalidina wa lijamii`il muslimiina
wal muslimaat wal mu’miniina wal mu`minaat innaka ala kulli
syain qodiir

َ ‫ َع َذ‬Q‫ ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا‬Q‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬
Robbana aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah
wa qinaa `adzaabannar

ِ ‫ َو ْال َح ْم ُد هلِل‬، َ‫ َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ ْين‬، َ‫صفُوْ ن‬


ِ َ‫ك َربِّ ْال ِع َز ِة َع َّما ي‬ ِ ِّ‫ُسب َْحانَ َرب‬
َ‫َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬

85
Subhaana robbika robbil `izzati amma yashifuun wa salaamun
alal mursalin walhamdulillahi robbil aalamiin

TAUHID
PENGANTAR ILMU TAUHID

A. Ilmu Tauhid dan Dasar-Dasarnya


Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu yang karenanya ada
kemampuan untuk mengokohkan aqidah-aqidah agama dengan
dalil-dalilnya yang pasti. (Al-Bajuri, Tuhfatul Murid, hlm. 38)
Ilmu ini disebut dengan Ilmu Tauhid karena di dalamnya
membahas tentang keesaan Allah dan pembuktiannya.
Kadangkala ilmu tauhid juga disebut ilmu Ushuluddin, karena
di dalamnya dijelaskan pokok-pokok keyakinan dalam agama
Islam. Ilmu ini juga dinamakan Ilmu Kalam, karena di dalam
menjelaskan dan membuktikan keesaan Tuhan itu memerlukan
pembicaraan yang benar.

Pentingnya Belajar Ilmu Tauhid

86
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang sangat penting bagi setiap
Muslim. Sebab ilmu ini menyangkut aqidah yang berkaitan
dengan Islam. Sedangkan aqidah merupakan pondasi bagi
keberagamaan seseorang dan benteng yang kokoh untuk
memelihara aqidah Muslim dari setiap ancaman keraguan dan
kesesatan.
Kita seringkali mendengar terjadinya berbagai
penyimpangan dalam berpikir, berkata dan bertindak. Hal itu
terjadi karena jauhnya pemahaman yang benar tentang dasar-
dasar 'aqidah Islam dan masalah-masalah keimanan.
Prinsip-prinsip 'aqidah dalam Islam dan masalah-masalah
keimanan adalah ajaran yang dibawa oleh para rasul sejak
dahulu. Hal tersebut harus diyakini oleh setiap orang yang
beriman, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:

‫ك ِمن َّرسُو ٍل إِاَّل نُو ِح ٓى إِلَ ْي ِه أَنَّهۥُ ٓاَل إِ ٰلَهَ إِٓاَّل أَن َ۠ا‬
َ ِ‫َو َمٓا أَرْ َس ْلنَا ِمن قَ ْبل‬
‫فَٱ ْعبُ ُدو ِن‬
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang sebenamya) melainkan Aku, Maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku. (QS. al-Anbiya': 25).

Telah dimaklumi dalam ajaran agama, bahwa semua amal


saleh yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh ketulusan
hanya akan diterima oleh Allah SWT apabila didasari dengan
'aqidah Islam yang benar yang menjadi bahasan Ilmu Tauhid
ini. Karena penyimpangan dari 'aqidah yang benar berarti

87
penyimpangan dari keimanan yang murni kepada Allah. Dan
penyimpangan dari keimanan adalah bentuk kekufuran kepada
Allah SWT. Sedangkan Allah SWT tidak akan menerima amal
baik yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman, berapa pun
banyaknya amal yang dia kerjakan.

B. Pengertian ASWAJA
Dalam istilah masyarakat Indonesia, Aswaja adalah
singkatan dari Ahlussunnah Wal Jama'ah. Ada tiga kata yang
membentuk kata tersebut.

1. Ahl, berarti keluarga, golongan atau pengikut.


2. Sunnah, yaitu segala sesuatu yang telah diajarkan oleh
Rasulullah. Maksudnya, semua yang datang dari Nabi , berupa
perbuatan, ucapan dan pengakuan Nabi (Fath al-Bar, juz XII,
hal.245).
3. Jama'ah, yakni apa yang telah disepakati oleh para sahabat
Rasulullah pada masa Khulafaur Rasyidin (Khalifah Abu
Bakar ra, Umar bin al-Khatthab ra, Utsman bin Affan ra, dan
Ali bin Abi Thalib ra). Kata jama'ah ini diambil dari sabda
Rasulullah :
Barang siapa yang ingin mendapatkan kehidupan yang damai
di surga, maka hendaklah ia mengikuti jama'ah (kelompok
yang menjaga kebersamaan). (H.R al-Tirmidzi (2091), dan al-
Hakim (1/77-78) yang menilainya shahih dan disetujui oleh al-
Hafizh a Dzahabi).

88
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani (471-561 H/1077-1166 M)
menjelaskan:
Sunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah
(meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau). Sedengkan
jama'ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi kesepakatan
para sahabat Nabi pada masa Khulafaur Rasyidin yang empat,
yang telah diberi hidayah (mudah-mudahan Allah memberi
Rahmat kepada mereka semua). (Al- Ghunyah li Thalibi Thariq
al-Haqq, juz I, hal.80).

Lebih jelas lagi, Hadlratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari


(1287- 1336H/1871-1947 M) menyebutkan dalam kitabnya
Ziyadat Ta'liqat (hal 23-24) sebagai berikut :
Adapun Ahlussunnah Wal Jama'ah adalah kelompok ahli tafsir,
ahli hadits dan ahi fiqih. Merekalah yang mengikuti dan
berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan sunnah Khulafaur
Rasyidin sesudahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat
(alfirqah annajiyah). Mereka mengatakan, bahwa kelompok
tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat,
yaitu madzhab Hanafi, Syafi'i, Maliki dan Hambali.

Pada hakikatnya ajaran Nabi dan para sahabatnya tentang


aqidah itu sudah termaktub dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Akan tetapi masih berserakan dan belum tersusun secara
sistematis. Baru pada masa setelahnya, ada usaha dari ulama
Ushuluddin yang besar yaitu Imam Abu Hasan al-Asy'ari yang
lahir di Bashra tahun 260 H dan wafat pada tahun 324 H, juga
Imam Abu Mansur al-Maturidi yang lahir di Maturid,

89
Samarkand, Uzbekistan, dan wafat pada tahun 333 H, Ilmu
Tauhid dirumuskan secara sistematis agar mudah dipahami.
Kedua ulama tersebut menulis kitab-kitab yang cukup
banyak. Imam al-Asyari misalnya, menulis kitab allbanah 'an
Ushuulud Diyanah, Maqalat al Islamiyyin dan lain-lain.
Sedangkan Imam al-Maturidi menulis kitab Kitab at Tauhid,
Ta'wilat Ahlu Sunnah, dan lain-lain. Karena jasa yang besar
dari kedua ulama tersebut, sehingga panyebutan Ahlussunnah
Wal Jama'ah selalu dikaitkan dengan kedua ulama tersebut.

Sayyid Murtadha al-Zabidi mengatakan:


Jika disebut Ahlus Sunnah wal Jama'ah maka yang dimaksud
adalah para pengikut Imam al Asy'ari dan Imam al-Maturidi
(lthaf al-Sadah al-Muttaqin, juz 2, hlım. 6)

Pesantren-pesantren di Indonesia secara umum mengajarkan


Ilmu Tauhid menurut rumusan Imam al-Asy'ari dan Imam al-
Maturidi dengan menggunakan kitab yang lebih sederhana dan
ditulis oleh para pengikut kedua imam tersebut seperti kirab
Kifayatul 'Awam, Ummul Barahin, dan lain-lain, termasuk
kitab 'Aqidatul Awam.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Ahlussunnah
Wal Jama'ah bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi
dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran Islam yang
sebenarnya. Tetapi Ahlussunnah Wal-Jama'ah adalah Islam

90
yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi dan sesuai
dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh para
sahabatnya.

C. Hukum Akal (Aqli)


Membicarakan sesuatu termasuk juga Ilmu Tauhid tentu
tidaklah lepas dari hukum-hukum akal. Apabila kita menerima
sesuatu keterangan atau informasi, maka akal kita tentu akan
menerima dengan salah satu pendapat atau kesimpulan hukum
akal sebagaimana di bawah ini:
a. Membenarkan dan mempercayainya
b. Mengingkari dan tidak mempercayainya
c. Memungkinkan, artinya boleh jadi dan boleh tidak jadi

Putusan akal atau hukum akal yang pertama itu disebut


wajib aqli yang kedua disebut mustahil dan yang ketiga disebut
jaiz atau mungkin.

Berikut ini contoh-contoh hukum akal:

1. Wajib menurut akal (pasti)


Apabila ada orang yang berpendapat bahwa:
a. 2 + 2 = 4
b. Satu itu sama dengan setengah dari dua
c. Segala benda itu apabila tidak bergerak tentu diam, dan
apabila tidak diam tentu begerak.
d. Seperempat kali seperempat sama dengan seperenam
belas. maka semua pendapat itu tentu akan diterima akal

91
yang sehat. Dengan membenarkan dan mempercayainya
dan itu namanya keterangan yang wajib diterima oleh akal.

2. Mustahil menurut akal (tidak mungkin)


Apabila ada orang yang berpendapat bahwa:
a. 2+2=5
b. Ada benda dalam waktu yang bersamaan tidak diam dan
tidak bergerak
c. Seperempat kali seperempat sama dengan seperdua kali
tiga perempat maka semua pendapat itu tentu akan ditolak
oleh akal yang sehat, tidak dapat dibenarkan dan tidak
akan dapat dipercayainya, dan itu namanya hal-hal yang
muhal atau mustahil.
3. Jaiz (mungkin) Apabila ada orang berkata bahwa:
a. Rizki nanti akan menjadi orang yang sukses.
b. Santri Darul Aitam akan tadabbur alam ke Bali tahun ini.
Maka semua keterangan itu tidak akan ditolak sama sekali
oleh akal, dan tidak pula akan dipastikan kebenarannya dan
dipercayai. Hal itu mungkin terjadi, dan mungkin pula tidak
akan terjadi.

D. Hukum Kebiasaan, Bukan Hukum Akal


Banyak orang yang telah biasa melihat api dapat membakar
kertas. Jika orang berpegang teguh pada kebiasaan yang telah
diketahui berulang-ulang ini, maka disepakati bahwa api itu
pasti dapat membakar segala macam kertas. Dan apabila
dikatakan sebaliknya, ia mengatakan mustahil, atau ia heran
dan tidak mau percaya.

92
Perbedaannya:
Dalam kejadian semisal di atas, arti pasti dan mustahil
tidaklah sama dengan arti pasti atau mustahil menurut hukum
akal. Itu hanyalah kepastian dari kebiasaan. Adapun menurut
pendapat akal, kejadian itu masih harus disebut hal yang
mungkin saja terjadi, dan mungkin dengan mengetahui
beberapa sebab dan akibat, akan berubahlah kepastian tersebut.
Maka dari itu, jelas bahwa hukum kebiasaan tidak sama
dengan hukum akal.
Demikianlah, segala pengetahuan manusia tentang
kebiasaan alam yang sering disebut dengan hukum alam itu,
masih harus disebut "hal yang mungkin", menurut pendapat
akal, karena keputusan atau kebiasaan itu, ada hanya dari
memperhatikan kejadian-kejadian yang berulang-ulang saja.
Menurut akal, masih dipertanyakan apakah yang
menyebabkan adanya tabiat. Apakah yang menyebabkan api
dapat membakar? Dan apakah yang menyebabkan air mengalir
ke tempat yang rendah? Dan apa yang menyebabkan tiap-tiap
zat mempunyai sifat dan tabiat yang berlainan? Demikian
seterusnya.

Alam, Tabiat Dan Hukumnya


Alam seisinya disebut hawadits (barang baru). Segala
sesuatu yang dahulunya tidak ada kemudian ada, kemudian
tidak ada lagi, atau segala sesuatu yang dahulunya bergerak,
kemudian diam, maka benda yang serupa itu namanya barang

93
yang mungkin belaka, dan juga dinamakan barang baru atau
"hawadits", artinya barang yang dahulunya tidak ada.
Dengan berubahnya sifat, dari tidak ada menjadi ada, dari
diam menjadi bergerak, maka akal dapat memutuskan dengan
pendapatnya, bahwa sesuatu itu adalah barang yang mungkin
belaka, bukan barang wajib atau mustahil. Jika dikatakan
wajib, tentu akan terus keadaannya. Dan jika dikatakan
mustahil, tentu tidak akan pernah terjadi.
Demikianlah alam dan segala isinya ini, ternyata sebagai
hawadits, barang baru, yang dahulunya tidak ada dan
senantiasa berubah-ubah. Dan semua hawadits, atau barang
yang mungkin itu, tidak akan terjadi dan berubah dengan tanpa
sebab yang menyebabkan.

SIFAT-SIFAT ALLAH

94
A.Sifat-sifat wajib bagi Allah
Sifat-sifat wajib bagi Allah yang terdiri atas 20 sifat itu
dikelompokkan menjadi 4 sebagai berikut:
1. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat
Allah. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujûd.
2. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat
sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, atau sifat yang
tidak layak dengan kesempurnaan Dzat-Nya. Sifat Salbiyah ini
ada lima, yaitu: qidâm, baqâ’, mukhâlafatu lil hawâditsi,
qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.
3. Sifat Ma’ani, yaitu sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada
Allah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh yaitu: qudrat,
irâdat, ‘ilmu, hayât, sama’, bashar, kalam.
4. Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat
ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat
ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Bila sifat ma’ani telah
didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati
yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat
ma’nawiyah merupakan hukum tersebut. Artinya, sifat
ma’nawiyah merupakan kondisi yang selalu menetapi sifat
ma’ani. Sifat ‘ilm misalnya, pasti dzat yang bersifat dengannya
mempunyai kondisi berupa kaunuhu ‘âliman (keberadannya
sebagi Dzat yang berilmu). Dengan demikian itu, sifat
ma’nawiyyah juga ada tujuh sebagaimana sifat ma’ani.

B. Sifat Wujud, Qidam, dan Baqa’


1. Wujud (Ada)

95
Allah SWT adalah Tuhan yang wajib kita sembah itu pasti
ada. Allah SWT, ada tanpa ada perantara sesuatu dan tanpa ada
yang mewujudkan. Firman Allah SWT:

َّ ‫إِنَّنِ ٓى أَنَا ٱهَّلل ُ آَل إِ ٰلَهَ إِآَّل أَن َ۠ا فَٱ ْعبُ ْدنِى َوأَقِ ِم ٱل‬
ٓ ‫ لِ ِذ ْك ِر‬Qَ‫صلَ ٰوة‬
‫ى‬
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang
sebenarnya) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku” (QS. Thaha : 14).

Adanya alam semesta beserta isinya merupakan tanda


bahwa Allah SWT ada. Dialah yang menciptakan jagad raya
yang menakjubkan ini. Kebalikan sifat ini adalah sifat ‘adam,
yakni Allah SWT mustahil tidak ada.

2. Qidam (Dahulu)
Sebagai Dzat yang menciptakan seluruh alam, Allah SWT pasti
lebih dahulu sebelum makhluk. Firman Allah SWT:

ٰ
‫اخ ُر َوٱلظَّ ِه ُر َو ْٱلبَا ِط ُن ۖ َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ْى ٍء َعلِي ٌم‬
ِ ‫هُ َو ٱأْل َ َّو ُل َوٱلْ َء‬
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang
Bathin; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-
Hadid: 3).

Dahulu bagi Allah SWT adalah ada tanpa awal. Tidak


berasal dari tidak ada kemudian menjadi ada. Sabda Nabi :

96
Dari Iman bin Hushain RA, Rasulullah bersabda, “Allah SWT
ada (dengan keberadaan tanpa pennulaan) dan belum ada
sestatupun selain-Nya. (HR. Al-Bukhari dan al-Baihaqi).
Kebalikannya adalah huduts, yakni mustahil Allah SWT itu
baru dan memiliki permulaan.

3. Baqa’ (Kekal)
Arti baqa’ adalah bahwa Allah SWT senantiasa ada, tidak akan
mengalami kebinasaan atau rusak. Dalam al-Qur’an
disebutkan:

‫ك ُذو ْٱل َج ٰلَ ِل َوٱإْل ِ ْك َر ِام‬


َ ِّ‫ُكلُّ َم ْن َعلَ ْيهَا فَانٍ َويَ ْبقَ ٰى َوجْ هُ َرب‬
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat
Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (QS. Ar
Rahman : 26-27).

Allh SWT adalah Dzat yang Maha Mengatur alam setrnesta.


Dia selalu ada selama-lamanya dan tidak akan binasa serta
senantiasa mengatur ciptaan Nya itu. Hanya kepada Nya
scluruh kehidupan ini akan kembali. Kebalikannya adalah sifat
Fana, yang berarti mustahil Allah SWT tidak kekal.

C. Sifat Mukhalafatuhu lil-Hawaditsi, dan Qiyamuhu


Binafsihi
4. Mukhalafatuhu lil-Hawaditsi (Berbeda dengan makhluk)
Allah SWT pasti berbeda dengan segala yang baru (makhluk).
Perbedaan Allah SWT dengan makhluk itu mencakup segala

97
hal, baik dalam sifat, dzat dan perbuatannya. Firman Allah
SWT:

ِ َ‫ْس َك ِم ْثلِ ِهۦ َش ْى ٌء ۖ َوهُ َو ٱل َّس ِمي ُع ْٱلب‬


‫صي ُر‬ َ ‫لَي‬
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. As-Syura :
11).

Apapun yang terlintas di dalam benak dan pikiran


seseorang, maka Allah SWT tidak seperti yang dipikirkan itu.
Imam Ahmad mengatakan:
“Apapun yang terlintas di benakmu (tentang Allah SWT) maka
Allah SWT tidak seperti yang dibayangkan itu.” (Al-Farqu
Bain al-Firaq, 20)
Karena itulah seorang mukmin tidak diperkenankan
membahas Dzat Allah SWT karena ia tidak akan mampu untuk
melakukannya. Justru ketika ia menyadari akan kelemahannya
itu, maka pada saat itu sebenarnya ia telah mengenal Allah
SWT. Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq RA. Mengatakan:

“Ketidakmampuan untuk mengetahui Allah SWT adalah


sebuah kemampuan. Sedangkan membahas Dzat Allah SWT
adalah kufur dan syirik” (Al Shirat al Mustaqim, 31)
Kebalikannya adalah mumatsalatu lil hawaditsi, yakni
mustahil Allah SWT sama dengan makhlukNya.

5. Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)

98
Berbeda dengan makhluk yang masih membutuhkan sesuatu
yang lain di luar dirinya, Allah SWT tidak butuh terhadap
sesuatu apapun. Allah SWT tidak membutuhkan tempat dan
dzat yang menciptakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

َ‫إِ َّن ٱهَّلل َ لَ َغنِ ٌّى ع َِن ْٱل ٰ َعلَ ِمين‬


Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Al-Ankabut: 6)

Allah SWT Maha Kuasa untuk mewujudkan sesuatu tanpa


membutuhkan bantuan makhluk-Nya. Tetapi manusialah yang
membutuhkan Allah SWT. Allah SWT tidak membutuhkan
apapun dari makhluk-Nya. Bahkan terhadap ibadah yang
dilakukan seorang manusia, Allah SWT tidak
membutuhkannya.
Ketika Allah SWT mensyariatkan shalat, puasa, zakat, haji,
sedekah dan lain sebagainya, maka itu bukan karena Allah
SWT membutuhkannya. Tetapi karena di dalamnya ada
manfaat besar yang akan dirasakan oleh orang orang yang
melaksanakan. Jadi ibadah itu bukan untuk kepentingan Allah
SWT, tetapi itu adalah kebutuhan manusia sebagai hamba
Allah SWT.

Kebalikan dari sifat ini adalah ihtiyajuhu li ghairihi, artinya


mustahil Allah SWT butuh kepada makhluk.

D. Sifat Wahdaniyah, Qudrah, Iradah

99
6. Wahdaniyat (Esa/satu)
Allah SWT satu/esa, tidak ada tuhan selain Dia. Allah SWT
Maha Esa dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-Nya. Firman Allah:

َ‫ى أَنَّ َمٓا إِ ٰلَهُ ُك ْم إِ ٰلَهٌ ٰ َو ِح ٌد ۖ فَهَلْ أَنتُم ُّم ْسلِ ُمون‬
َّ َ‫ُوح ٰ ٓى إِل‬
َ ‫قُلْ إِنَّ َما ي‬
Katakanlah: “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku
adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka
hendaklah kamu berserah diri (kepada Nya)”. (QS. Al-Anbiya’:
108).

Satu dalam Dzat. Artinya, bahwa Dzat Allah SWT satu,


tidak tersusun dari beberapa unsur atau anggota badan dan
tidak ada satupun dzat yang menyamai Dzat Allah SWT.
Satu dalam sifat artinya bahwa sifat Allah SWT tidak terdiri
dari dua sifat yang sama, dan tidak ada sesuatupun yang
menyamai sifat Allah SWT. Dan satu dalam perbuatan adalah
bahwa hanya Allah SWT yang memiliki perbuatan. Dan tidak
satupun yang dapat menyamai perbuatan Allah SWT
Sifat yang mustahil bagi-Nya yaitu “ta’addud” (berbilang),
bahwa mustahil Allah lebih dari satu.

7. Qudrat (Kuasa)
Allah SWT Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tidak terbatas.
Kekuasaan Allah SWT meliputi segala sesuatu. Kuasa untuk

100
mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya. Allah SWT berfirman:
‫َوٱهَّلل ُ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْى ٍء قَ ِدي ٌر‬
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Hasyr 6).

Kalau Allah SWT tidak kuasa, tentu la tidak akan mampu


meciptakan alam raya yang sangat menakjubkan ini. Karena
itu, mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat al’Ajzu yang
berarti lemah.

8. Iradah (Berkehendak)
Allah SWT Maha berkehendak, dan tidak seorangpun yang
mampu menahan kehendak Allah SWT. Dan segala yang
terjadi di dunia berjalan sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
‫ض ًّرا أَوْ أَ َرا َد بِ ُك ْم‬
َ ‫ا إِ ْن أَ َرا َد بِ ُك ْم‬Q‘ًٔ‫ك لَ ُكم ِّمنَ ٱهَّلل ِ َش ْئـ‬
ُ ِ‫قُلْ فَ َمن يَ ْمل‬
‫نَ ْف ۢ ًعا ۚ بَلْ َكانَ ٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ۢ ًرا‬
Katakanlah: “Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi
kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu
atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Fath:
11).

Lawan dari sifat ini adalah al-karahah yang mempunyai


makna “terpaksa”, yakni mustahil Allah berbuat sesuatu karena
terpaksa, atau tidak dengan kehendak-Nya sendiri.

101
E. Sifat Ilmu dan Hayat
9. Ilmu (Mengetahui)
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Menciptakan, maka la
pasti mengetahui segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Allah
SWT mengetahui dengan jelas akan semua perkara yang
tampak ataupun yang samar, tanpa ada perbedaan antara
keduanya. Allah SWT berfirman:
‫إِنَّهۥُ يَ ْعلَ ُم ْٱل َجه َْر َو َما يَ ْخفَ ٰى‬
Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang
tersemburnyi. (QS. Al-A’la : 7).
Kebalikan sifat ini adalah aljahlu, yang berarti bodoh.
Bahwa mustahil Allah SWT bodoh atau tidak mengetahui pada
apa yang diciptakan.

10. Hayat (Hidup)


Allah SWT Maha Hidup, dan hidup Alah SWT adalah
kehidupan abadi, tidak pernah dan tidak akan mati. Allah SWT
berfirman:
ُ ‫َوت ََو َّكلْ َعلَى ْٱل َح ِّى ٱلَّ ِذى اَل يَ ُم‬
ِ ‫وت َو َسبِّحْ بِ َح ْم ِد ِهۦ ۚ َو َكفَ ٰى بِِۦه بِ ُذنُو‬
‫ب‬
‫ِعبَا ِد ِهۦ خَ بِيرًا‬
Dan bertawakalah kepada Allah Yang hidup, Yang tidak mati,
dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Den cukuplah Dia Maha
Mengetahui dosa-dosa hambanya Nya (QS. Al-Furqan: 58).
Kebalikan dari sifat ini adalah al-mautu, yang berarti mati.
Yakni mustahil Allah SWT mati.

F. Sifat Sama’, Bashar dan Kalam

102
11. Sama’ (Mendengar)
Allah SWT Maha Mendengar. Namun pendengaran Allah
SWT tidak sama dengan pendengaran manusia yang bisa
dibatasi ruang dan waktu. Allah SWT mendengar dengan jelas
semua yang diucapkan hamba-Nya. Allah SWT Maha
mendengar segala sesuatu baik yang bersifat lahir ataupun
bathin. Firman Allah SWT:
‫إِنَّهۥُ هُ َو ٱل َّس ِمي ُع ْٱل َعلِي ُم‬
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. Ad-Dukhan : 6).
Kebalikan dari sifat ini adalah as-shamamu yang berarti tuli.
Yakni bahwa mustahil Allah SWT itu tuli.

12. Bashor ( Melihat)


Allah SWT Maha melihat segala sesuatu. Baik yang tampak
ataupun yang samar. Bahkan andaikata ada semut yang hitam
berjalan di tengah malam yang gelap gulita, Allah SWT dapat
melihatnya dengan jelas.
‫ض ۚ َج َع َل لَ ُكم ِّم ْن أَنفُ ِس ُك ْم أَ ْز ٰ َوجًا َو ِمنَ ٱأْل َ ْن ٰ َع ِم أَ ْز ٰ َوجًا‬
ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
ِ ‫ر ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬Qُ ‫فَا ِط‬
‫صي ُر‬ ِ َ‫ْس َك ِم ْثلِِۦه َش ْى ٌء ۖ َوه َُو ٱل َّس ِمي ُع ْٱلب‬
َ ‫ۖ يَ ْذ َر ُؤ ُك ْم فِي ِه ۚ لَي‬
Dia pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu
dari jenis. Kamu sendiri berpasangan-pusangan dan dari jenis
binatang ternak berpasangan pasangan (pula), dijadikan Nya
kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun
yang serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat. (QS. As-Syura: 11).

103
Kebalikan sifat ini adalah al-umyu yang berarti buta, yakni
mustahil Allah SWT itu buta.

13. Kalam (Berbicara)


Allah SWT Maha berbicara, namun firman Allah SWT
tidak sama seperti perkataan manusia yang terdiri dari suara
dan susunan kata-kata. Firman Allah SWT, tanpa suara dan
kata-kata.
َ ‫صصْ ٰنَهُ ْم َعلَ ْي‬
ۚ َ‫ك ِمن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَّ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْيك‬ َ َ‫َو ُر ُساًل قَ ْد ق‬
‫َو َكلَّ َم ٱهَّلل ُ ُمو َس ٰى تَ ْكلِي ًما‬
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-
rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.
Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung. (QS,
an-Nisa’:164).
Kebalikan sifat ini adalah al-bukmu, yang berarti bisu.
Yakni bahwa mustihil Allah SWT itu bisu.

Sifat-sifat di atas adalah tergolong sifat Ma’ani. Sedangkan


tujuh sifat setelahnya adalah sifat Ma’ruwiyyah. Yakni, 14)
Qodiron (Allah Maha Berkuasa ), 15) Muridan (Allah Maha
Berkehendak), 16) Aliman Allah Maha Mengetahui), 17)
Hayyan (Allah Maha Hidup), 18) Sami’an (Allah Maha
Mendengar), 19) Bashiran (Allah Maha Melihat), dan 20)
Mutakalliman (Allah Maha Berbicara).

G. Sifat Jaiz bagi Allah

104
Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat memaksa-Nya.
Allah SWT memiliki hak penuh untuk mengerjakan atau
mewujudkan suatu perkara. Sebagaimana juga Allah SWT
mempunyai pilihan bebas untuk tidak menjadikannya. Firman
Allah SWT:
ُ ‫إِنَّ َما قَوْ لُنَا لِ َش ْى ٍء إِ َذآ أَ َر ْد ٰنَهُ أَن نَّقُو َل لَ ۥهُ ُكن فَيَ ُك‬
‫ون‬
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami
Menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun
(jadilah)”, maka jadilah ia. (QS. An-Nahl : 40).
Tidak satupun dari makhluk Allah SWT yang dapat
memaksa Allah SWT untuk melaksanakan atau meninggalkan
sesuatu. Karena Allah SWT adalah Dzat yang Maha Memaksa
dan Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan
usaha dan doa manusia hanya sekedar perantara untuk
mengharap belas kasih Allah SWT dalam mengabulkan apa
yang diinginkan manusia. Manusia berusaha dan Allah yang
menentukan. Jika Allah telah menghendaki sesuatu, maka
Allah juga akan menjadikan manusia mendapatkan kemudahan
kemudahan untuk mencapai apa yang dikehendaki-Nya.
Keputusan akhir mutlak ada pada kekuasaan Allah SWT.
Sabda Nabi SAW:
Bekerjalah engkau, setiap orang dimudahkan jalannya sesuai
dengan takdir yang telah ditetapkan. (HR. Ibnu Majah, Sunan
Ibnu Majah, Juz 1, hal. 41)

105
SIFAT-SIFAT PARA NABI & RASUL

Allah SWT mengutus para nabi dan rasul untuk


menyampaikan serta menyebarkan ajaran Islam ke muka bumi.
Nabi adalah seorang manusia yang menerima wahyu dari Allah
SWT, namun tidak ada perintah untuk disampaikan kepada
kaumnya. Sedangkan rasul, selain menerima wahyu ia juga
diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya. Maka
bisa dikatakan bahwa setiap rasul pasti nabi, tetapi tidak semua
nabi adalah rasul.
Sebagai utusan Allah SWT, mereka adalah manusia-
manusia pilihan yang dibekali Allah SWT dengan
keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk Allah

106
SWT yang lain. Begitu pula mereka diberikan sifat-sifat
kesempurnaan sebagai penguat atas risalah yang dibawa.
Khusus bagi Rasul, sebagai kesempurnaan dari risalah yang
disampaikan, Allah SWT menganugerahkan 4 sifat
kesempurnaan, yang pasti dimiliki oleh seorang rasul Allah
SWT.

A. Shidiq (jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Pujian
Allah SWT kepada Nabi Ibrahim:
ِ َ‫َو ْٱذ ُكرْ فِى ْٱل ِك ٰت‬
ِ َ‫ب إِ ْب ٰ َر ِهي َم ۚ إِنَّ ۥهُ َكان‬
‫صدِّيقًا نَّبِيًّا‬
Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam alKitab
(al Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
jujur juga seorang Nabi. (QS. Maryam : 41).

Setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya.


Dan apa yang disampaikan pasti benar adanya, karena memang
bersumber dari Allah SWT.
Jujur adalah sikap menyatakan sesuatu sesuai dengan fakta.
Kejujuran Rasulullah SAW sangat terkenal, tidak hanya diakui
teman dekatnya, bahkan diakui oleh musuhnya. Sayyidina Ali
r.a meriwayatkan bahwa Abu Jahal berkata kepada
Rasululullah SAW, ”Kami tidak mengatakan engkau dusta.
Namun, kami menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.”
Beliau selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan benar.
Para santri juga seperti itu. Dalam situasi apapun, sifat
kejujuran harus dimiliki. Tanda santri hebat adalah jujur.

107
Sebagai contoh, seorang santri, sebut saja namanya Fiko
ditanya oleh gurunya. ”Kamu tadi pagi salat Subuh atau tidak?”
Fiko menjawab dengan berbohong, ”Iya Pak, saya salat Subuh
tadi pagi.”
Pak guru melanjutkan, ”Jam berapa kamu salat?” Fiko
berbohong lagi, ”Jam 05.00 Pak.”
Pak guru bertanya lagi, ”Salat sama siapa kamu?” Fiko
terpaksa berbohong lagi, ”Sama Ayah, Ibu, dan adek, Pak.”

Hanya karena berbohong sekali, Fiko terpaksa berbohong


lagi dan lagi karena guru terus bertanya. Jadi kita tidak boleh
berbohong karena berbohong sekali pun dapat menimbulkan
kebohongan-kebohongan yang lain dan menyebabkan kita
mendapatkan banyak dosa.

B. Tabligh (menyampaikan)
Setiap rasul pasti menyampaikan apa yang diterima dari
Allah SWT. Jika Allah SWT, memerintahkan rasul untuk
menyampaikan wahyu, seorang rasul pasti menyampaikan
wahyu tersebut kepada kaumnya. Dalam al-Qur’an disebutkan:

َ‫نص ُح لَ ُك ْم َوأَ ْعلَ ُم ِمنَ ٱهَّلل ِ َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬ ِ َ‫أُبَلِّ ُغ ُك ْم ِر ٰ َس ٰل‬
َ َ‫ت َربِّى َوأ‬
Aku sampaikan kepadamu amanatamanat Tuhanku dan aku
memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah
apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-A’raf: 62).

108
Kewajiban mencontoh dan menerapkan salah satu sikap
Rasulullah yaitu menyampaikan amanah yang ia dapat kepada
orang yang berhak menerima dan tidak satupun tidak sampai
kepada penerimanya.
Misalkan, Alif disuruh ibunya untuk menyampaikan dan
memberikan titipan uang kepada ibu pemilik warung. Tetapi
dia tidak memberikan uang tersebut, malah menggunakannya
untuk jajan. Berarti Alif tidak menyampaikan amanah yang
diberikan oleh ibunya kepadanya.

C. Amanah (bisa dipercaya)


Amanah merupakan sikap yang dapat di percaya. Apabila
suatu urusan dipercayakan kepadanya maka dia akan
melaksanakan urusan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Sebagaimana Rasulullah SAW diberikan amanah untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia
melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya mesti taruhan
nyawa, jiwa, dan raga. Rasul tidak gentar untuk menjalankan
amanah itu.
Ketika kita berjanji kepada teman, orangtua, saudara,
bahkan kepada musuh sekalipun kita harus tetap menepati
janji. Jika kita mengingkarinya berarti tidak dapat dipercaya.
Misalkan, Rizki diberikan amanah oleh guru untuk
memeberitahu teman-temannya yang lain untuk mengerjakan
tugas. Tetapi dia tidak menyampaikannya. Berarti Rizki
termasuk orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Sabar Ane!!!

D. Fathonah (cerdas)

109
Rasulullah saw terkenal sebagai seorang yang cerdas dan
pandai, serta sangat arif dan bijaksana. Dalam mengambil
keputusan didasari dengan pertimbangan dan pemikiran
matang.
Dalam menyampaikan risalah Allah SWT, tentu dibutuhkan
kemampuan dan strategi khusus agar risalah yang disampaikan
bisa diterima dengan baik. Karena itu, seorang rasul pastilah
orang yang cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama
dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan
menolak ajaran Islam. Dalam al Qur’an disebutkan:
۟ ُ‫قَال‬
َ‫وا ٰيَنُو ُح قَ ْد ٰ َجد َْلتَنَا فَأ َ ْكثَرْ تَ ِج ٰ َدلَنَا فَأْتِنَا بِ َما ت َِع ُدنَٓا إِن ُكنتَ ِمن‬
َ‫ص ِدقِين‬َّ ٰ ‫ٱل‬
Mereka berkata: “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah
berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang
bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami
azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu temasuk
orang-orang yang benar. (QS. Hud: 32).

Bermujadalah di sini merupakan kemampuan menjelaskan


ajaran Nabi tersebut dengan argumen yang bisa diterima oleh
kaumnya. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang
memiliki kecerdasan (fathonah)

E. Sifat Jaiz bagi Rasul


Setiap umat Muslim patut memahami sifat jaiz dari Rasul.
Sifat jaiz Rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada

110
diri Rasul sebagai manusia. Sifat ini juga menjelaskan
kedudukan Rasul sebagai utusan Allah SWT.
Hanya ada satu sifat jaiz Rasul, yakni Iradhul Basyariyah
atau yang artinya memiliki sifat yang sama sebagaimana
manusia lainnya. Contohnya adalah makan, minum, memiliki
istri, pergi ke pasar, berdagang, dan sebagainya.
Meskipun sifat jaiz Rasul seperti sifat umum yang dimiliki
oleh manusia lain, hal itu tidak mengurangi atau menurunkan
derajat Rasulullah sebagai seorang Nabi dan Rasul.

F. Sifat Mustahil bagi Rasul


1. Al-Kizzib
Sifat mustahil pertama adalah kebalikan dari sifat wajib As-
Siddiq yaitu Al-Kizzib yang berarti bohong atau dusta. Hal ini
lantaran tidak mungkin seorang Rasul mengatakan sebuah
kebohongan atau dusta.
2. Al-Kitman
Selanjutnya adalah sifat Al-Kitman yang berarti
menyembunyikan. Setiap Rasul Allah yang telah diamanatkan
wahyu tak mungkin disembunyikan kepada seluruh umatnya
3. Al-Khianat
Selanjutnya adalah Al-Khianat yang berarti berkhanat. Tak ada
satu pun Rasul Allah yang berkhianat terhadap umatnya, semua
wahyu yang telah Allah amanatkan akan disampaikan dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
4. Al-Baladah
Terakhir adalah sifat Al-Baladah berarti bodoh. Ini artinya
setiap Rasul pilihan Allah SWT tidak mungkin bodoh.

111
Meskipun memang pada awalnya para Rasul tak dapat
membaca dan menulis, tetapi beliau sangat pandai dalam
berdakwah dan menyampaikan wahyu Allah kepada seluruh
umat manusia.

G. 25 Rasul yang wajib diketahui


Para rasul Allah SWT sangat banyak, sebagian ulama
mengatakan hingga mencapai 315 rasul. Sedangkan nabi Allah
SWT mencapai 124.000. Di antara mereka ada yang wajib
untuk diketahui dan ada yang tidak wajib. Nabi dan rasul Allah
SWT yang wajib diketahui berjumlah 25, yakni mereka yang
disebutkan di dalam al-Qur’an. Mereka adalah

Ulul Azmi
Kata ulul azmi sendiri memili dua arti. Arti dari kata ulu
atau uli adalah memiliki, sedangkan azmi berarti tekad atau
keteguhan hati yang kuat.
Oleh karena itu, ulul azmi dapat diartikan sebagai seorang
yang memiliki ketabahan, kesabaran dan keuletan yang luar
biasa dalam menjalankan tugas sucinya sebagai rasul,
walaupun menghadapi berbagai rintangan.

Rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi ada 5 yaitu:


1. Nuh As
2. Ibrahim As

112
3. Musa As
4. Isa As
5. Muhammad Saw
IMAN KEPADA MALAIKAT

A. Pengertian iman pada Malaikat


Iman kepada malaikat artinya adalah meyakini bahwa Allah
SWT telah menciptakan makhluk yang terbuat dari cahaya, dan
tidak pernah durhaka kepada Allah SWT.
Malaikat berbeda dengan manusia, manusia diciptakan
Allah dari Tanah sedangkan Malaikat diciptakan Allah dari
cahaya.
Iman kepada malaikat adalah yakin bahwa malaikat itu ada,
walaupun kita sebagai manusia tidak bisa melihat mereka.
Kecuali untuk siapa yang Allah kehendaki untuk melihat
malaikat, seperti Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim AS.
Malaikat merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah,
selalu menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya. Tidak
pernah melakukan dosa, dan tidak ada satu orang pun yang
mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah yang
mengetahui jumlahnya. Tetapi kita wajib mengetahui 10
malaikat dan tugasnya.

B. Malaikat dan tugasnya


1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah SWT.
2. Malaikat Mika’il bertugas memberikan rizki.
3. Malaikat Izra’il bertugas mencabut arwah.

113
4. Malaikat Israfil bertugas meniup terompet pertanda hari
kiamat.
5. Malaikat Munkar memberikan pertanyaaan di alam kubur
6. Malaikat Nakir memberikan pertanyaaan di alam kubur
7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia
8. Malaikat Atid, bertugas mencatat amal buruk manusia.
9. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka.
10. Malaikat Ridwan: bertugas menjaga surga.

C. Sifat-Sifat Malaikat
1. Malaikat selalu bertasbih siang dan malam (tidak ada
hentinya).
2. Tidak pernah melakukan dosa (maksiat) dan selalu
mengamalkan apa yang diperintah oleh Allah SWT.
3. Mempunyai sifat malu.
4. Mempunyai kekuatan dan kecepatan cahaya.
5. Tidak pernah lelah melakukan apa yang diperintahkan-Nya.
6. Tidak makan dan minum.
7. Dapat berubah wujud.
8. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu,
makan, tidur, lapar, dan lainnya.
9. Selalu taat dan takut kepada Allah SWT

D. Hikmah Beriman Kepada Malaikat


Kita akan mendapatkan hikmah setelah beriman kepada
Malaikat yang insyaAllah sangat bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari. Hikmah tersebut diantaranya:

114
1. Meningkatkan iman dan takwa seseorang kepada Allah SWT
karena ingat bahwa Malaikat. Merupakan salah satu ciptaan
Allah dan siapapun yang beriman kepada Allah maka harus
beriman kepada malaikat.
2. Membuat manusia senantiasa berhati-hati ketika melakukan
segala perbuatan.
3. Mendorong manusia untuk terus meningkatkan amal baik,
karena sekecil apapun kebaikan pasti akan dicatat.
4. Menghindarkan manusia dari perbuatan buruk dan tercela.
5. Keyakinan akan kebesaran Allah SWT bertambah
6. Manusia akan berlomba-lomba dalam kebaikan.

115
IMAN KEPADA KITAB ALLAH

Beriman kepada kitab Allah swt merupakan rukun iman


yang ketiga. Mengimani kitab Allah swt berarti kita harus
mempercayai dan mengamalkan segala sesuatu yang
terkandung di dalam kitab tersebut.
Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah
Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya, yaitu; Taurat
diturunkan kepada Nabi Musa as., Zabur kepada Nabi Daud
as., Injil kepada Nabi Isa as., dan al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad saw.
Kitab-kitab yang diturunkan adalah kitab yang berisi
peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan
pedoman bagi umat manusia. Kitab-kitab Allah Swt. Tersebut
diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut
berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran meng-esa-kan Alla.
Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat saja.

Perbedaan Kitab dan Suhuf

116
Kitab dan suhuf merupakan wahyu Allah Swt. yang
disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan kepada
manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Perbedaan
antara kitab dan suhuf adalah sebagai berikut:
1. Suhuf adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para
rasul, tetapi masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah
dan isinya sangat ringkas.
2. Kitab adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para
rasul yang sudah berbentuk buku/kitab. Isi kitab lebih lengkap
jika dibandingkan dengan isi suhuf.

A. Taurat
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora). Kitab Taurat
adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt.
kepada
Nabi Musa as. untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya
dan bagi Bani Israil.
Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora,
Nabin, dan Khetubin) yang terdapat dalam kitab suci agama
Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab), yang belakangan oleh
orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama).
Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum atau
Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit
Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-
asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah),
seperti berikut.
1. Hormati dan cintai Allah satu saja,
2. Sebutkan nama Allah dengan hormat,

117
3. Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4. Hormati ibu bapakmu Jangan membunuh,
5. Jangan berbuat kerusakan
6. Jangan berbuat cabul,
7. Jangan mencuri,
8. Jangan berdusta,
9. Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang
tidak halal.

B. Zabur
Kata zabur berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti
menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam
bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmur, dan dalam
bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang
dianggap suci.
Sebagian ulama menyebutnya Mazmūr, yaitu salah satu
kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’ān (selain Taurat
dan Injil ). Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata
zimra, yang berarti “lagu atau musik”.
Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada
kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud
as. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan
oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
1. nyanyian untuk memuji Tuhan,
2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3. ratapan-ratapan jamaah,
4. ratapan dan doa individu, dan

118
5. nyanyian untuk raja.

Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:


1. Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan
nyanyi pujian- pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3. Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam
yang tiada
4. mempunyai pertolongan.
5. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah
asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
6. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai
penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
7. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan
yang menaruh setia sampai selamanya.
8. Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan
orang yang lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang
terpenjara.

C. Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as.
Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar
dan nyata, yaitu perintah- perintah Allah Swt. agar manusia
meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa
pun.
Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat
keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir
dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau

119
Muhammad saw.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk
dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur’an, bahwa Isa as. Diperintahkan untuk
mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid
di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-
Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Ḥ adid /57: 27 yang
artinya:
“Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul
Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan
Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati
orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.
Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak
mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang
mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu
mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang
semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang
beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara
mereka orang-orang fasik.”

D. Al-Quran
Al-Qur’an diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
saw. Melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an diturunkan tidak
sekaligus, melainkan secara berangsur- angsur. Waktu turun al-
Qur’ān selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2
bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat,
74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu pertama adalah
surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaḍ an

120
tahun 610 M. di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw.
sedang ber-khalwat (menyendiri).

Nama Lain dari Al-Qur'an


1. Al-Huda, artinya al-Qur’an sebagai petunjuk seluruh umat
manusia.
2. Al-Furqān, artinya al-Qur’an sebagai pembeda antara
yang baik dan buruk.
3. Asy-Syifa', artinya al-Qur’an sebagai penawar (obat
penenang hati).
4. Aż-Żikr, artinya al-Qur’an sebagai peringatan adanya
ancaman dan balasan.
5. Al-Kitāb, artinya al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang
dibukukan.

Keistimewaan Al-Qur'an
Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai
berikut.
1. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan bertakwa
2. Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan
rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan caranya
masing-masing dalam menyembah Allah Swt.
3. Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir dan terjamin
keasliannya.
4. Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia
yang ingin menyimpangkannya.

121
5. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’an merupakan
ibadah.

IMAN KEPADA HARI AKHIR

A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir


Umat Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari akhir atau hari
kiamat itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan
kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah swt.
Perhatikan firman Allah berikut:

ِ ‫ث َمن فِى ْٱلقُب‬


‫ُور‬ ُ ‫ْب فِيهَا َوأَ َّن ٱهَّلل َ يَ ْب َع‬
َ ‫َوأَ َّن ٱلسَّا َعةَ َءاتِيَةٌ اَّل َري‬
Artinya: “Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang,
tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj:
7).

Ayat ini menegaskan bahwa hari Kiamat itu bukanlah


omong kosong, tapi kejadian yang benar adanya. Hanya saja,
manusia tidak ada yang tahu, kapan itu akan terjadi. Ini adalah
rahasia Allah swt. Hanya Allah yang Maha Tahu kapan hari

122
Kiamat akan terjadi. Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur,
semua makhluk mati, lalu Allah menghidupkan kembali
manusia dari dalam kubur.
Iman kepada hari kiamat adalah percaya dan meyakini
bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan
mengalami kehancuran.Hari akhir ditandai dengan ditiupnya
terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu
daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda.
Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi
berguncang dan memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan
menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit
bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling
bertabrakan.

Dua Macam Kiamat


Para ulama mengelompokkan kiamat menjadi dua macam,
yaitu:

1. Kiamat Shughra (Kiamat Kecil)


Yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat
manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit,
kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor, dan
sebagainya.
2. Kiamat Kubra (Kiamat Besar)
Yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa
seluruh alam semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur.
Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru
yakni alam akhirat.

123
B. Tanda-tanda Hari Akhir
Para ulama berbeda pendapat terkait urutan terjadinya
tanda-tanda kiamat. Imam Al-Qurṭūbī mengatakan, tanda-tanda
kiamat besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadits-
hadits tidaklah berurutan, tidak terkecuali riwayat Muslim dari
Hudzaifah.
Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat yang
pasti adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi
hadits serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut yang
artinya:

“Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW


menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia
bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab,
‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah
terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda
sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-
dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin
Maryam AS, Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana; gerhana di timur,
gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir
adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju
tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin
Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥ īḥ , [Beirut,
Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).

124
Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai tanda-
tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat
yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan
dalam hadits tersebut hanya ada delapan:
1. Munculnya kabut (dukhan)
2. Munculnya Dajjal
3. Munculnya Dabbah
4. Terbitnya matahari dari barat.
5. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
6. Munculnya Isa bin Maryam;
7. Adanya tiga gerhana, di timur;
8. Gerhana di barat;
9. Gerhana di jazirah Arab.
10. Adanya api yang muncul dari Yaman kemudian
menggiring manusia menuju tempat berkumpul.

C. Hikmah iman Kepada Hari Akhir

1. Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah SWT


Orang yang meyakini adanya hari akhir otomatis juga
mengimani Allah SWT. Artinya, mereka percaya bahwa hanya
Allah SWT yang dapat menciptakan alam semesta dan
berkuasa menentukan hari akhir.
Dengan demikian, umat muslim akan melaksanakan ibadah
wajib dan sunah sesuai yang diperintahkan untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Sekaligus meminta diberikan perlindungan
serta pengampunan di hari kiamat.

125
2. Menjauhkan Diri dari Segala Hal yang Buruk dan
Maksiat
Di hari akhir, manusia akan memperoleh balasan atas semua
perbuatannya. Seseorang yang banyak beramal saleh akan
diganjar dengan surga, sementara orang-orang yang berbuat
maksiat akan disiksa di neraka.
Dengan mengimani hari akhir, seseorang akan mendekatkan
diri pada kebaikan. Misalnya bekerja dengan jujur dan ikhlas,
menginfakkan sebagian hartanya daripada berfoya-foya, dan
senantiasa berbuat baik kepada orang lain.
Sebab, ia menyadari bahwa dunia ini hanyalah persiapan
untuk kehidupan kekal di akhirat.

3. Siap Menghadapi Kematian dan Hari Kiamat


Tidak ada yang dapat memprediksi kapan kiamat akan
datang. Oleh sebab itu, semua muslim harus mempersiapkan
diri dengan sungguh-sungguh. Yakni dengan selalu
memperbaiki semua perbuatan dan memperbanyak ibadah.
Meski kiamat terdengar mengerikan, orang yang mengimani
hari akhir justru akan siap menghadapi kematian dan hari
pembalasan. Sebab, mereka menyadari bahwa Allah adalah
tempat kita kembali.

126
IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

A. Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadar


Rukun iman yang ke-enam atau yang terakhir ini adalah
iman kepada qada dan qadar Allah.yaitu kita harus
mempercayai tentang qada dan qadar atau tentang ketetapan
serta takdir yang diberikan oleh Allah.Dimana Allah telah
menggariskan kehidupan manusia sebelum dunia terbentuk
dilaut mahfuz.takdir yang telah diberikan oleh Allah kepada
makhluk sudah tidak bisa diubah-ubah dan diganggu gugat
lagi.

127
Allah mampu menciptakan dunia ini dan juga Allah telah
menentukan semua takdirnya dan semua yang terjadi
didalamnya.Baik kepada kita sebagai ciptaannya sebagai
manusia ataupun makhluk lainnya seperti yang terjadi dialam
semesta berdasarkan qada dan qadar-Nya.kebahagiaan dan
kesengsaraan yang dirasakan manusia merupakan qada dan
qadar-Nya.qada yaitu bearti keputusan atau hukum.

Macam-macam Taqdir
Takdir ini dibagi menjadi 2 macam, diantaranya sebagai
berikut
1. Takdir Muallaq
Takdir muallaq merupakan takdir yang masih digantungkan
pada usaha atau daya ikhtiar makhluk hidup. Contohnya:
Rezeki, Kesehatan, Kepandaian.
Itu artinya orang tersebut harus melalui usaha atau ikhtiar
buat mencapai apa yang menjadi impian atau keinginannya.

2. Takdir Mubrom
Takdir mubrom merupakan takdir yang udah gak bisa
diubah-ubah lagi oleh makhluk, meskipun makhluk itu
kerikhtiar dan bertawakal kepada Allah SWT. Contohnya:
Jenis Kelamin, Kematian, Kelahiran, dan Jodoh.

B. Ciri-Ciri Orang Yang Beriman Kepada Qada dan Qadar

128
Seorang muslim yang yakin kepada ketentuan Allah SWT
pasti akan mempunyai tingkat ketaatan yang tinggi. Ciri-ciri
orang yang beriman kepada qada dan qadar:
1. Selalu sadar dan menerima kenyataan.
2. Senantiasa bersabar.
3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
4. Bersikap optimis, bukan pesimis.
5. Senantiasa bersikap tawakal.
6. Menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya
7. Bertawakal kepada Allah SWT
8. Mengisi kehidupan dengan hal positif untuk mencapai
kebahagiaan di akhirat kelak

C. Hikmah iman kepada qada dan qadar:


1. Melatih diri untuk lebih bersyukur kepada Allah swt.
2. Mendekatkan diri kepada Allah swt.
3. Melatih seseorang menjadi orang yang giat berusaha
dan tidak cepat putus asa.
4. Menghindarkan dari sifat sombong.
5. Membiasakan diri untuk bersabar dan bertawakal
kepada Allah swt
HARI KEBANGKITAN

A. Beriman Pada Hari Kebangkitan, Padang Mahsyar dan


Sirath
Yang dimaksud beriman kepada hari kebangkitan adalah
kita berkeyakinan bahwa Allah SWT akan membangkitkan
orang-orang yang ada di dalam kuburan mereka kemudian

129
dikumpulkan pada satu tempat untuk melakukan penghitungan
amal. Allah SWT berfirman:

َ‫ثُ َّم إِنَّ ُكم بَ ْع َد ٰ َذلِكَ لَ َميِّتُونَ ثُ َّم إِنَّ ُك ْم يَوْ َم ْٱلقِ ٰيَ َم ِة تُ ْب َعثُون‬
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar
benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian
akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS. Al-
Mukminun: 15-16).

Kebangkitan manusia dari alam kubur ditandai dengan


tiupan sangkakala yang kedua. Setelah itu, seluruh manusia
dikumpulkan di suatu tempat (Mahsyar) untuk ditimbang amal
baik dan buruk yang telah dilakukan selama hidup di dunia.
Di tengah penantian di padang mahsyar itu, masing-masing
orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Tidak ada waktu bagi
seseorang untuk memikirkan orang lain.
Kecuali Nabi Muhammad , yang dengan keagungan dan
kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadanya, mampu
memberikan syafa’at (pertolongan) kepada seluruh umat
manusia. Dalam sebuah hadits diberitakan bahwa pada saat
umat manusia kebingungan karena suasana hiruk pikuk yang
terjadi, manusia mendatangi Nabi Adam as, meminta bantuan
agar padang mahsyar bisa selesai. Namun Nabi Adam as tidak
menyanggupinya. Begitu pula dengan para nabi yang lain.
Akhirnya umat manusia mendatangi nabi Muhammad untuk
meminta syafaat, dan nabi Muhammad pun memberikan
syafaatnya.

130
Setelah itu, masing masing orang diadili di hadapan Allah
SWT. Mereka tidak akan berdusta di hadapan Allah SWT.
Kemudian orang yang diberikan kitab yang berisi catatan
amal perbuatannya selama di dunia. Orang yang menerima
kitab tersebut dengan tangan kanan, maka ia akan mendapatkan
kebahagiaan di akhirat. Sedangkan mereka yang menerima
kitab itu dengan tangan kiri atau dari balik punggung, akan
menyesal dan akan menerima siksa.
Amal baik dan buruk manusia ditimbang, sebagai vonis
akhir untuk menentukan apakah seseorang akan masuk surga
atau terjerumus ke dalam neraka.
Di sini, setiap manusia yang ketika hidup dunia selalu
menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, beramal
sholeh untuk kebaikan seluruh manusia, akan merasakan air
dari telaga Nabi Muhammad. Dalam beberapa hadits
diceritakan bahwa luas dan panjang telaga itu sama. Setiap sisi
panjangnya satu bulan perjalanan. Airnya berasal dari telaga
Kautsar, di tengahnya terdapat dua pancuran dari surga. Airnya
lebih putih dari susu dan lebih dingin dari es, lebih manis
daripada madu, dan lebih wangi dari minyak kasturi. Cangkir
cangkirnya sebanyak bintang di langit. Orang yang meminum
airnya, tidak akan haus selama-lamanya.
Setelah melalui proses padang mahsyar, umat manusia akan
melewati sirath. Yakni jembatan yang membentang di atas
neraka sebagai satu-satunya jalan menuju ke surga. Karena itu,
setiap orang pasti akan melewatinya. Dan setiap orang yang
akan masuk surga pasti akan melewatinya.

131
Kemampuan menyeberang juga sangat tergantung dari amal
perbuatan selama di dunia. Siapa saja yang istiqomah di atas
jalan yang diridhai Allah SWT, ia akan dapat menyeberangi
sirath tersebut kemudian masuk surga Allah dengan segala
kenikmatan yang ada di dalamnya. Namun bila kehidupan
dunia selalu diisi dengan keburukan dan perbuatan maksiat
kepada Allah SWT, akan tergelincir ke dalam neraka, dan siksa
yang amat pedih akan mengisi hari-harinya.

B. Beriman Pada Surga dan Neraka


Setelah berada di padang mahsyar dan berjalan di atas
sirath, tahap terakhir adalah pilihan antara surga dan neraka. Di
akhirat Allah SWT hanya menyediakan dua tempat sebagai
akhir dari perjalanan manusia.
Surga adalah rumah kebahagiaan yang dijanjikan oleh
Allah SWT kepada orang-orang yang beriman. Diperuntukkan
bagi orang-orang yang melaksanakan perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangan Nya. Firman Allah SWT:

٧  ﴿ ‫ت أُو ٰلَئِكَ هُ ْم َخ ْي ُر ْالبَ ِريَّ ِة‬ ِ ‫﴾إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
َ‫ات َع ْد ٍن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اأْل َ ْنهَا ُر خَ الِ ِدين‬ ُ َّ‫َجزَا ُؤهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َجن‬
‫ك لِ َم ْن خَ ِش َي‬ َ ِ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا َع ْنهُ ۚ ٰ َذل‬ِ ‫فِيهَا أَبَدًا ۖ َر‬
٨  ﴿ ُ‫﴾ َربَّه‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan


amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan

132
mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama
lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha
kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang
yang takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Bayyinah: 7-8).

Di dalamnya terdapat segala kenikmatan dan keindahan,


yang tidak pernah terbayangkan di dalam angan dan perasaan
manusia di dunia.
Sedangkan nikmat teragung bagi penduduk surga adalah
tatkala mereka melihat Allah SWT secara langsung. Dzat yang
Maha Rahasia, yang tidak dapat dibayangkan dan dilihat
selama hidup di dunia, akan dapat dilihat secara jelas. Lama
atau sebentarnya seseorang melihat Allah SWT tergantung
seberapa banyak amal kebajikan yang dilakukan di dunia.
Selain menyediakan surga bagi hamba yang taat dan patuh,
Allah SWT juga menciptakan neraka sebagai balasan bagi
orang-orang yang senantiasa menghiasi kehidupan dunianya
dengan perbuatan durhaka kepada Allah SWT. Mereka menjadi
bahan bakar api neraka yang menyala-nyala.

Setiap orang yang masuk neraka, akan mendapatkan siksa


yang sangat pedih akibat dari perbuatannya di dunia.

C. Kisah Teladan
Oleh: KH. Abdurrahman Wahid

Pelacur dan Anjing, Kiai dan Burung

133
Alkisah, seorang pelacur tua, mungkin tinggal seonggok
daging penuh dengan kuman penyakit kotor, tertatih-tatih
menempuh perjalanan di padang pasir. Perbekalan tinggal air
sekendi belaka, padahal perjalanan masih jauh.
Tiba-tiba dilihatnya seekor anjing tergeletak begitu saja di
tempat sepanas itu. Tiada harapan lagi untuk hidup, karena
sudah tidak kuasa berjalan lagi. Tinggal menunggu saat
kematian.
Tak tega hatinya melihat penderitaan anjing itu, pelacur
tersebut lalu meminumkan airnya yang tinggal sedikit itu ke
mulut makhluk sial dangkalan itu. Makhluk hina itu lalu
mampu meneruskan perjalanan, dan menyelamatkan diri dari
kematian.
Menurut cerita itu, sang pelacur akhirnya mati kehausan,
anjing itu selamat sampai di kota dan berhasil memelihara
kelangsungan hidupnya. Tetapi, kematian pelacur itu berujung
pada kebahagiaan abadi, karena ia langsung masuk surga yang
abadi.
Surga tertinggi. Karena keibaannya yang tiada terhingga
kepada makhluk lain, hingga melupakan keselamatan diri
sendiri, ia memberikan darma bakti tertinggi kepada
kemanusiaan. Ini yang disebut kebahagiaan tanpa batas, dan
dengan itu ia bermodal cukup masuk sorga. Walaupun sebelum
itu, ia sudah begitu banyak bergelimang dengan dosa.

Lain halnya dengan seorang Kiai dan seekor burung.

134
Sewaktu akan bepergian ke kota lain, kiai bujangan yang
berdiam seorang diri di rumahnya, samar-samar ingat akan
kebutuhan burung peliharaannya kepada air minum.
Rasa malasnya timbul. “Ah, biarkan saja, tidak apa-apa,
binatang kan tahan haus. Itu pun hanya sehari.” Ternyata kiai
yang saleh dan berpengetahuan agama sangat mendalam itu
terhambat perjalanannya, dan kembali ke rumah beberapa hari
kemudian.
Didapatinya burung tersebut sudah mati. Karena burung toh
bukan makhluk berharga tinggi, ia pun segera melupakan akan
hal itu. Menurutnya hal seperti ini biasa saja, ada makhluk lahir
dan ada makhluk mati, soal kehausan hanyalah sebab belaka.
Bagaimana nasib kiai tersebut di akhirat kelak? Menurut
cerita sufi itu, ia masuk Neraka Wail, neraka terdalam.
Alasannya karena ia menganggap sepele keselamatan makhluk
yang ada di dunia ini.
Setiap makhluk, dari yang sebesar- besarnya hingga yang
sekecil-kecilnya sekalipun, memiliki nilainya sendiri. Tidak
hanya bagi dirinya sendiri, tetapi bagi siklus kehidupan secara
umum. Bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi.
Dengan kata sederhana, sikap pak kiai saleh dan berilmu
agama mendalam itu adalah sikap meremehkan pentingnya arti
kehidupan secara keseluruhan. Sikap tidak menghargai
keagungan dan kehebatan ciptaan Allah yang sangat
menakjubkan itu. Sikap meremehkan kehendak Allah akan
perlunya kehidupan dilestarikan sebagai tanda pengakuan akan
keagungan dan kebesaran-Nya sendiri.

135
Dua dimensi dari cinta dan kasih sayang sesama makhluk,
seperti dipaparkan cerita sederhana di atas. Menunjukkan
dengan jelas bahwa keberagamaan secara formal semata-mata
belum menjamin adanya rasa keberagamaan dalam arti
sesungguhnya.
Masih jauh sekali, jarak antara formalitas kehidupan
beragama dan kedalaman kehidupan beragama itu sendiri.
Masih sangat lebar jurang antara religi dan religiusitas, antara
hidup beragama dan rasa keberagamaan.
Tuntutan bagi kita sudah tentu adalah bagaimana
menjembatani antara keduanya. Semata-mata mengandalkan
religi, atau formalitas keagamaan belaka; kita tidak akan
mencapai religiusitas. Atau rasa keberagamaan, yang cukup
mendalam untuk menyelamatkan diri dari godaan melupakan
kebesaran Allah dan keagungan-Nya.

Wallahu a’lam

136

Anda mungkin juga menyukai