PEDOMAN
SANTRI
Untuk Santri Kelas 4,5,6 Dst
Disusun Oleh :
Yayasan Darul Aitam Aqshal Ghayat
Jl.Z1 No.31 RT.10/05 Kel.Sukabumi Selatan Kebon Jeruk Jakarta Bara
Buku ini disusun untuk menunjang pembelajaran
santri di Yayasan Darul Aitam Aqshal Ghayat.
Sebagai buku pedoman pada tiap-tiap materi yang
diajarkan.
ii
Jakarta, 2021
Khairul Rahman
Daftar Isi
AKHLAK
Akhlak seorang anak (I) .................................................. 5
Akhlak seorang anak (II) .................................................. 7
Akhlak di dalam rumah (I) .......................................... 10
Akhlak di dalam rumah (I) .......................................... 14
Akhlak terhadap kerabat .................................................. 17
Akhkak terhadap orang di sekitar .................................... 21
Akhlak di sekolah (I) ................................................... 25
Akhlak di sekolah (II) ................................................... 28
Akhlak di sekolah (III) ................................................... 35
Akhlak kepada Allah dan Rasulullah ...................... 39
FIQIH
Thaharah .................................................................. 46
Mandi & Tayamum .................................................... 54
Sholat .................................................................. 60
Zakat .................................................................. 68
Puasa .................................................................. 71
Haji .................................................................. 75
Adzan .................................................................. 79
Dzikir & Doa .................................................................. 81
TAUHID
Pengantar Ilmu Tauhid ................................................... 84
Sifat-sifat Allah ................................................................. 92
Sifat-sifat Nabi dan Rasul ................................................... 103
iii
Iman Kepada Malaikat ................................................... 110
Iman Kepada Kitab Allah ................................................... 113
Iman Kepada Hari Akhir ................................................... 119
Iman Kepada Qadha dan Qadar ..................................... 124
Iman Kepada Hari Kebangkitan .................................... 126
iv
AKHLAK
AKHLAK SEORANG ANAK (I)
6
AKHLAK SEORANG ANAK (II)
A. Allah SWT
Wahai anak yang mulia! Allah SWT. telah menciptakan
kamu dan membaguskan bentukmu dengan memberi mu kedua
mata untuk melihat segala sesuatu dan kedua telinga untuk
mendengarkan suara serta lidah untuk berbicara, dua tangan
untuk kamu gunakan dalam berbagai pekerjaanmu, dua kaki
untuk berjalan, akal untuk mengenal mana yang baik dan mana
yang buruk.
Dia memberimu kenikmatan berupa kesehatan dan
meletakkan kasih sayang di dalam hati kedua orang tuamu
sehingga engkau di didik dengan pendidikan yang baik.
Maka wajiblah engkau mengagungkan Tuhanmu dan
mencintai-Nya, serta mensyukuri nikmat-Nya, dengan
mematuhi perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.
Engkau pun wajib mengagungkan semua malaikat-Nya,
Rasul-Rasul dan Nabi-Nabi-Nya serta hamba-hamba-Nya yang
shalih dan kamu cintai mereka, karena Allah Ta'ala mencintai
mereka.
Apabila engkau mencintai Tuhanmu, mematuhi perintah-
perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya, Dia
menambahkan nikmat-Nya atas dirimu dan menjadikan orang-
orang mencintaimu serta menjagamu dari setiap gangguan dan
7
memberimu segala yang engkau inginkan dari rezeki dan
lainnya.
8
Jika akan tidur ia sudah terbiasa menyebut nama Allah dan
bersyukur, karena Allah menjaganya sepanjang hari dari
bencana dan gangguan. Kemudian ia mengucapkan, "Dengan
nama-Mu ya Allah aku hidup dan aku mati." Apabila bangun
dari tidurnya, ia bersyukur kepada Allah atas kenikmatan tidur.
la pun mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang
menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami dan Kepada-
Nya kami dibangkitkan."
Termasuk kebiasaannya pula, apabila hendak makan ia
lebih dulu mengucapkan, "Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Apabila telah selesai makan, ia
bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya makan, karena ia
mengetahui bahwa Allah yang mengadakan maka nan baginya.
la mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang memberi aku
makanan ini, dan diberi-Nya rezeki kepadaku tanpa daya
maupun kekuatan dariku."
Alangkah bahagianya anak yang taat ini. la diridhai Allah,
dan Allah akan memasukkannya kedalam surga.
9
mencintainya sehingga menjadikannya menu sia yang terbaik
serta sebagai contoh panutan bagi kita dalam budi
pekerti/sopan santun.
Apabila engkau mencintai Nabimu, maka ikutilah beliau
dalam perikehidupannya dan amalkan nasihat-nasihat nya agar
engkau mendapat kecintaan Allah dan keridhaan Nya.
10
Apabila ia mempunyai kucing atau ayam, maka ia pun harus
memberinya makanan dan minuman serta tidak
mengganggunya.
11
Dengan demikian Abdullah akan mendapatkan keridhaan
kedua orang tuanya dan keluarganya. Ia akan hidup berbahagia
bersama mereka.
12
Wahai anak yang beradab! apabila engkau mengetahui jerih
payah ibumu dalam memeliharamu dan besamya kecintaannya
untukmu, maka dengan apakah engkau akan membalasnya?
Tentu saja, engkau tidak mampu membalas ibumu.
Kewajibanmu adalah mengamalkan sopan santun ini.
Hendaklah engkau mematuhi perintah-perintahnya disertai
kecintaan dan penghormatan, Engkau kerjakan segala sesuatu
yang menggembirakan hatinya. Engkau selalu tersenyum di
hadapannya dan menjabat tangannya setiap hari serta
mendo’akannya panjang umur dalam keadaan sehat walafiat.
Hendaklah engkau waspada terhadap segala sesuatu yang
menyakitkan hatinya. Janganlah berwajah cemberut bila ia
menyuruhmu melakukan sesuatu atau marah kepadamu. Jangan
berdusta kepadanya atau memakinya atau berbicara dengan
perkataan yang buruk di hadapannya, atau melihat kepadanya
dengan pandangan yang tajam dan janganlah mengeraskan
suaramu melebihi suaranya.
Apabila engkau minta sesuatu dari ibumu, maka janganlah
memintanya di hadapan tamu. Apabila ia menolak mu, maka
diamlah. Janganlah engkau marah, menangis atau menggerutu
terhadapnya.
13
AKHLAK DI DALAM RUMAH (II)
14
B. Ayahmu yang Berbelas Kasih
Ketahuilah wahai anak yang terpuji! Sesungguhnya ayahmu
mencintaimu juga seperti ibumu. La keluar setiap hari dari
rumah dengan bersabar atas kepayahan dan kepanasan. La
pergi ke toko atau pasar untuk mendapatkan uang yang
dibelanjakannya untukmu. Ia membeli pakaian dan makanan
dan segala sesuatu yang engkau butuhkan. Meskipun demikian
ia senang dan gembira.
Ayahmu memelihara kesehatanmu dan menjagamu dari
segala sesuatu yang mengganggumu. Apabila engkau sakit,
maka ia sedih sekali la memanggil dokter bagimu dan membeli
obat-obatan untukmu. Ia tidak gembira, kecuali jika engkau
sembuh. Ia selalu berdo’a kepada Allah untukmu, agar Allah
memberimu kesehatan dan keselamatan
Ayahmu memikirkan masalah pendidikanmu setiap waktu.
Oleh karena itu ia memasukkanmu ke sekolah dan membeli
kitab-kitab dan alat-alat belajar untukmu, agar di masa depan
engkau menjadi seorang yang sempurna dalam ilmu dan sopan
santunnya, berguna untuk dirinya dan bangsanya.
15
Hendaklah senantiasa engkau meminta keridhaannya
dengan menjaga kitab-kitab dan pakaian-pakaian serta semua
peralatan belajarmu. Engkau mengaturnya di tempatnya dan
tidak menghilangkan sesuatu pun darinya. Hendaklah engkau
bersungguh-sungguh dalam membaca pelajaran-pelajaranmu
Hendaklah engkau mengerjakan segala sesuatu di dalam dan
di luar rumah yang menyenangkan hatinya dan janganlah
memaksa ayahmu membelikan sesuatu untuk mu. Janganlah
mengganggu salah seorang dari saudaramu, laki-laki ataupun
perempuan.
16
Beberapa waktu kemudian sembuhlah anaknya. Maka anak
itu sadar dari kebiasaannya yang buruk dan berjanji kepada
ayahnya untuk selalu melakukan nasihat-nasihatnya dan tidak
menentangnya, sehingga ia selamat dari gangguan dan ia pun
hidup senang.
17
Begitu pula janganlah engkau bertengkar dengan
saudaramu yang laki-laki ataupun perempuan bila hendak
masuk ke kamar mandi atau menggunakan mainan ataupun
duduk di atas kursi atau karena sesuatu hal lainnya. Hendaklah
engkau bersabar dan selalu mengalah. Hal ini akan
menyenangkan kedua orang tuamu dan mendapatkan keridhaan
mereka
Maafkanlah saudaramu jika la bersalah dan tunjukkan
kesalahan dengan lemah lembut agar ia tidak berbuat kesalahan
sekali lagi. Janganlah banyak bercanda, karena hal itu
menyebabkan dendam dan permusuhan.
18
adiknya buku, la tersenyum gembira, Syifa menerimanya
dengan mengucapkan terima kasih kepada saudarinya atas
hadiahnya yang berharga.
Kemudian Syifa memberikan kepada Reisya sebuah kotak
mungil tempat menyimpan pensil la berkata, “Ini hadiahku
untukmu.” Reisya senang sekali terhadap saudarinya dan
gembira menerima kotak itu serta berterima kasih kepadanya,
Ketika guru mereka mendengar cerita itu, ia sangat gembira
terhadap kedua anak itu dan memuji mereka di hadapan murid-
murid. Beliau berkata, “Wahai anak-anak, lihatlah kepada
kakak dan adik ini , alangkah bahagianya mereka. Jadilah
kalian semua seperti kedua saudari ini agar kalian hidup
bahagia dan senang.”
19
dari mereka, karena hal itu akan membuat Allah marah dan
membuat marah kedua orang tua dan para kerabatnya
Anak yang baik, mencintai pula anak-anak para kerabatnya.
Ia bermain bersama mereka dan menanyakan keadaan mereka
bilamana ia tidak melihat mereka, dan ia tidak senang
bertamasya kecuali bersama mereka.
Ia suka membantu mereka apabila mereka membutuhkan
sesuatu dan tidak bertengkar atau memutuskan hubungan
dengan mereka atau bersikap cemberut terhadap mereka, tetapi
ia tersenyum dan gembira bila berjumpa dengan mereka dan
berbicara bersama mereka dengan pembicaraan yang baik.
Anak yang berbuat baik kepada para kerabatnya akan hidup
tenang dan diberi Allah rezeki yang banyak serta dipanjangkan
umurnya.
20
penuh air mata karena gembira dan senang, serta berterima
kasih banyak kepadanya atas kebaikannya.
Ketika ayah Wafa mengetahui cerita ini, ia pun sangat
gembira atas bantuannya kepada kerabatnya itu, dan
memujinya atas kebaikan budinya.
21
Maka wajiblah engkau menggunakan akhlak yang baik
terhadap pelayan laki-laki dan pelayan perempuan Apabila
engkau menyuruh sesuatu kepada salah seorang dari mereka,
maka berbicaralah padanya dengan lemah lembut dan
janganlah mengganggunya atau bersikap sombong terhadapnya
Apabila ia bersalah, janganlah engkau membentaknya.
tetapi ingatkan dia atas kesalahannya dengan lemah lembut,
dan maafkan dia. Apabila engkau bersalah, maka katakan. lah
yang seb\enarnya dan janganlah menghubungkan kesa lahan itu
kepada pelayan.
Apabila engkau memanggilnya dan ia tidak men. jawab
dengan segera, maka janganlah marah kepadanya, karena
mungkin saja ia tidak mendengar suaramu. Begitu pula jika
engkau menyuruhnya untuk melakukan sesuatu la. lu ia
berlambat-lambat, maka jangan terburu-buru menegurnya,
mungkin saja ia berhalangan Waspadalah jangan memukulnya
atau memakinya ata meludahi wajahnya. Tidaklah seseorang
melakukan hal itu kecuali anak yang buruk akhlaknya dan akan
dibenci semua orang
Janganlah duduk bersama pelayan dan jangan pula berbicara
kepadanya kecuali seperlunya. Janganlah engkau bergurau
bersamanya agar ia tidak berani kepadamu atau engkau
mendengar perkataan yang tidak pantas darinya.
22
Ayahnya sering menasihatinya, tetapi ia tidak mau
mendengarkan nasihatnya.
Pada suatu hari, ayahnya berkata kepadanya, "Dengarlah
wahai anakku, sebagaimana engkau tidak suka di ganggu orang
lain, maka janganlah engkau mengganggu orang lain. Karena
mengganggu orang lain adalah kelakuan yang sangat buruk dan
menunjukkan pendidikan yang buruk hati-hatilah agar tidak
menghina para pelayan dan tidak bersikap sombong terhadap
mereka. Mereka adalah manusia seperti kita dan mempunyai
perasaan seperti perasaan kita juga."
Ketika anak itu mendengar nasihat ayahnya pada kali ini, ia
pun sangat terkesan dan bertaubat atas kebiasaannya yang
buruk. Dan jadilah ia anak yang baik akhlaknya, kasihan
kepada para pelayan serta tidak mengganggu mereka.
23
Maka bersikaplah sopan santun terhadap tetanggamu wahai
anak, dan gembirakanlah hati mereka dengan menyukai anak-
anak mereka, dan tersenyumlah di hadapan mereka, serta
bermainlah dengan sopan bersama mereka
Hati-hatilah, jangan engkau bertengkar dengan mereka atau
mengambil mainan mereka tanpa seizin mereka atau
membanggakan pakaian dan uangmu kepada mereka.
Apabila ibumu memberimu makanan atau buah buahan,
maka janganlah memakannya sendiri sedangkan anak-anak
tetanggamu melihat kepadamu.
Hati-hatilah pula agar jangan mengejek tetangga-
tetanggamu atau mengeraskan suaramu pada waktu mereka
sedang tidur atau melempar rumah-rumah mereka, ataupun
mengotori dinding-dinding dan halaman-halaman mereka, atau
melihat mereka dari lubang-lubang dinding dan pintu.
24
Pada waktu bermain ia bermain bersama mereka dan ia suka
membantu orang-orang yang membutuhkannya dari mereka.
Bila tidak melihat salah seorang dari mereka, ia
menanyakannya. Apabila sakit, ia datang menjenguk ke
rumahnya.
Demikianlah Bayhaqi hidup bersama anak-anak tetangganya
dalam keadaan senang dan gembira, bersatu dan penuh
persahabatan, dengan sopan santun dan kebaikan hatinya.
25
sekolah yang bersih dan rapi. Kemudian melihat pelajaran-
pelajaran yang telah dibacanya sebelum tidur
Sesudah makan pagi, ia harus mengatur alat-alatnya di dalam
tas. Kemudian meminta izin kedua orang tuanya untuk pergi ke
sekolah.
26
la tidak boleh lupa mengucapkan salam kepada siapapun
yang ia jumpai di jalan, khususnya bila orang itu adalah ayah
atau gurunya.
27
memahami pelajaran dan mencegah orang lain memahaminya
sehingga guru akan marah kepadanya. Apabila ia tidak
memahami pelajaran-pelajarannya, maka pastilah ia akan gagal
dalam ujian.
28
kursi-kursi. Hendaklah ia tidak mencoret-coret dinding sekolah
dan pintunya, serta tidak memecahkan kaca-kacanya.
Hendaklah ia tidak mengotori lantai dengan meludah atau
membuang ingus di atasnya ataupun membuang bekas rautan
pensil yang diruncingkan dan potongan-potongan kertas di
atasnya. Akan tetapi hendaklah ia membuangnya di tempat
sampah. Hendaklah ia tidak mempermainkan bel sekolah dan
tidak menulis di papan tulisnya atau merusak penghapusnya.
29
melihat seorang murid yang malas, maka nasihatilah dia
supaya la bersungguh-sungguh dan meninggalkan
kemalasannya. Atau anak yang bodoh, maka bantulah dia
untuk memahami pelajaran-pelajarannya. Atau anak yang
miskin, sayangilah dan bantulah dia dengan apa yang engkau
dapat membantunya.
Janganlah menggangu temanmu dengan menyempitkan
tempat duduknya atau menyembunyikan sebagian peralatannya
ataupun memalingkan pipimu kepadanya atau memandang
kepadanya dengan pandangan tajam atau berburuk sangka
kepadanya.
Jangan pula mengganggunya dengan meneriakinya dari
belakang agar ia terkejut, atau meniup telinganya dan berteriak.
Apabila engkau meminjam sesuatu darinya, maka janganlah
merusaknya atau menghilangkan atau mengotorkannya.
Kembalikanlah barang itu segera kepadanya dan berterima
kasihlah atas kebaikannya.
Jika engkau berbicara dengan temanmu, maka berbicaralah
dengan lemah lembut dan tersenyum. Janganlah mengeraskan
suaramu atau bermuka cemberut. Janganlah marah, dengki dan
berkata buruk. Janganlah berdusta, mencaci dan mengadu
domba. Janganlah bersumpah pada waktu berbicara, walaupun
engkau benar.
30
mendidik akhlakmu serta menerangi pikiranmu dan mengajari
ilmu yang berguna, ia mempunyai hak yang besar padamu,
maka engkau wajib mencintai dan memuliakannya serta
memperlakukannya dengan adab-adab ini :
Hendaklah engkau patuh kepada nasihat-nasihatnya dan
tunduk kepada perintah-perintahnya, bukan karena takut
hukuman, tetapi menjalankan kewajiban dengan ikhlas dari
dalam hatimu. Sebagaimana seorang sakit yang patuh kepada
dokter yang berbelas kasih. Maka hendaklah engkau menerima
segala yang diberikannya kepadamu dengan pengertian yang
baik, ucapan terimakasih dan kegembiraan. Hendaklah engkau
bersikap rendah hati terhadapnya dan mencari pahala serta
kemuliaan dengan mengabdi kepadanya. Hendaklah engkau
menyadari bahwa engkau mendapat pemberian dari gurumu
dan tidak dapat membalasnya, betapapun engkau berbuat baik
kepadanya. Hendaklah engkau sangat berhati-hati agar tidak
menentangnya atau membangkang kepadanya atau bersikap
sombong terhadapnya. Dalam hadits : “Mencari muka (pujian)
bukanlah termasuk akhlak seorang mukmin, kecuali dalam
menuntut ilmu.” Berkata Sayyidina 'Ali karramallahu wajhah
“Aku adalah budak dari orang yang mengajariku satu huruf.
Jika ia mau dijualnya dan jika ia mau dibebaskannya dan jika
ia mau diperbudaknya.” Adapun kesombongan dan
pembangkangan, keduanya menyebabkan manusia tidak
mendapat ilmu.
Penyair berkata :
Ilmu itu menerangi seorang pemuda
31
Yang sombong
Seperti banjir membinasakan
tanah yang tinggi
32
hingga engkau memahaminya dengan cepat dan tidak
memayahkan gurumu dengan banyak mengulang. Maka
kerjakanlah nasihat-nasihat yang berguna itu.
Termasuk sopan santun terhadap guru adalah engkau
berdiri menyambutnya jika engkau duduk demi menghormati
dan mengagungkannya. Janganlah duduk hingga ia
mengizinkan engkau duduk. Kemudian engkau duduk di
depannya dengan sopan dan jangan mendahuluinya berbicara
atau memutus pembicaraannya atau menyuruh dan melarang
seorang di depannya. Jika engkau tidak mengerti suatu
masalah, maka hendaknya engkau ajukan pertanyaan
kepadanya dengan lembut dan penghormatan. Yaitu engkau
angkat jarimu lebih dulu dan jangan berbicara hingga ia
mengizinkanmu bicara. Apabila ia bertanya kepadamu tentang
sesuatu, maka hendaklah engkau bangkit berdiri dan menjawab
pertanyaannya dengan baik. Janganlah mendahuluinya
menjawab, jika ia mengajukan pertanyaan kepada orang lain.
33
dengan namanya tetapi dengan kata guru. Jangan berjalan di
depannya atau membelakanginya dengan punggungmu.
Janganlah duduk di tempatnya atau mengambil bukunya tanpa
izinya. Janganlah banyak bicara kepadanya dan jangan
menyebarkan rahasianya. Janganlah menggunjingkan
seseorang dih adapannya. Janganlah berkata kepadanya, “si
fulan mengatakan: kebalikan dari perkataannya.”
34
alam kekal, hendaklah engkau mendo'akannya agar mendapat
rahmat dan ampunan serta bersedekah untuknya
35
sekolah agar tidak hilang dan akibatnya engkau tidak dapat
membacanya di rumah
Janganlah engkau berlambat-lambat dalam mengatur alat-
alatmu agar tidak tertinggal dari teman-temanmu dan merusak
ketertiban mereka pada waktu keluar sehingga menunda
kepulangan mereka ke rumah. Maka mereka pun marah
kepadamu dan membuang-buang waktu terhadap gurumu
Tunggulah perintah guru untuk keluar. kemudian keluarlah
dengan sopan dan jangan berdesakan dengan seorang pun.
Berjalanlah di jalanmu dengan lurus. sopan dan tenang sampai
engkau tiba di rumah dengan selamat. Janganlah engkau
berjalan, kecuali beserta anak-anak perempuan yang sopan, dan
jangan berhenti di jalanan untuk bermain.
Apabila engkau perlu membeli sesuatu alat sekolah maka
tidaklah mengapa asalkan cepat engkau lakukan dan engkau
tidak lupa waktu untuk pulang
Tepatkanlah jadwal kepulanganmu ke rumah karena
kelambatanmu menyebabkan gelisah keluargamu, terutama
orang tuamu
Oleh karena itu sesudah keluar dari sekolah, cepatlah pulang
ke rumahmu jangan menuju ketempat lain. Apabila engkau
diundang untuk mengunjungi teman-temanmu, maka haruslah
engkau minta izin kepada orang tuamu terlebih dahulu agar
hati mereka menjadi tenang. Jika kebiasaanmu adalah pergi
pada waktu pagi bersama salah satu tetanggamu, jangan lupa
pula engkau berteman dengannya pada waktu pulang, karena
hal itu berarti memenuhi hak-hak persahabatan dan tetangga.
36
Meninggalkan perbuatan itu menyebabkan kegelisahan dan
kebencian
Apabila tiba di rumah, ciumlah tangan orangtuamu,
kemudian pergilah ke kamarmu dan letakkan tasmu di dalam
lemarimu atau di tempat yang khusus. Janganlah membuatnya
berantakan atau meletakkannya di selain tempatnya agar tidak
habis waktumu untuk mencarinya. Kemudian pergilah ke
kamar mandi dan berwudhulah lalu shalatlah dzuhur
berjama'ah. Sesudah makan siang, istirahatlah sebentar,
kemudian bacalah ulang pelajaran-pelajaranmu yang telah
engkau pelajari disekolah hari ini. Ulang lah membaca
pelajaran-pelajaran yang kemarin dan bersiap lah untuk
pelajaran-pelajaran besok pagi tanpa memerlukan pengawasan
seorang pun, tetapi engkau sendirilah yang mengawasi dirimu
dalam melaksanakan kewajiban-kewajibanmu.
37
murid yang pandai, memahami kewajibannnya dan mampu
mengatur urusannya sendiri.
Pada suatu hari secara kebetulan Sahirah terlupa bukunya di
rumah. la mengingatnya setelah tiba di sekolah. Maka ia pun
segera pulang untuk mengambilnya agar tidak mengikuti
pelajaran tanpa buku yang berakibat gurunya akan marah
kepadanya dan ia pun tertinggal memahami pelajaran
Ketika masuk sekolah, nampaklah tanda-tanda kelelahan
padanya karena cepatnya berjalan. Gurunya pun bertanya
kepadanya tentang penyebabnya. Maka Sahirah pun mem
eritahukan tentang kejadiannya. Gurunya berkata, "Apa yang
engkau lakukan adalah baik, tetapi lain kali jangan engkau lupa
memeriksa semua peralatanmu sebelum pergi ke sekolah."
Sahirah mendengarkan nasihat gurunya dan tidak lagi
melupakan peralatannya sesudah itu.
38
Akhirnya, ketika kepala sekolah mengetahui akhlaknya
yang buruk dan kemundurannya dalam pelajaran-pelajarannya,
ia pun mengeluarkan nya dari sekolah. Beberapa waktu
kemudian, ibunya meninggal dunia, la hidup miskin berkeliling
di kampung-kampung untuk meminta-minta uang dari orang
orang. la menyesal karena tidak belajar dan tidak terdidik pada
waktu kecil, tetapi penyesalannya tidaklah berguna.
39
Wahai anak yang beradab! Allah Ta’ala telah
mengaruniamu kenikmatan yang banyak, Ia menjadikan kamu
setelah dulu tidak ada. Allah memberimu akal dan
menunjukimu kepada agama Islam yang merupakan
kenikmatan terbesar. Allah memberimu kenikmatan berupa
pendengaran, penglihatan dan lidah, serta kedua tangan dan
kedua kaki. Allah menciptakanmu sebagai manusia sempurna
dalam bentuk yang terbaik.
Engkau harus bersyukur kepada Tuhanmu atas kenikmatan-
kenikmatan-Nya dengan mentaati perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya serta mengagungkan-Nya dari
lubuk hatimu. Maka janganlah berbuat buruk walaupun engkau
berada sendirian. Dalam hadits dikatakan : “Takutlah kepada
Allah dimanapun engkau berada”. Hendaklah engkau
mencintai Tuhanmu lebih banyak daripada kecintaanmu
kepada ibu bapakmu dan dirimu sendiri. Hendaklah engkau
mencintai pula semua malaikat-Nya, rasul-Nya, nabi-nabi-Nya
dan hamba-Nya yang shalih, karena Allah Ta’ala mencintai
mereka.
Engkau wajib pula meminta tolong kepada-Nya dalam
berbagai keperluanmu dan bertawakkal kepada-Nya dalam
urusan-urusanmu. Allah Ta’ala berfirman : “Dan kepada Allah
hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang
beriman” (Al-Maidah :23). Ketahuilah bahwa seandainya
seluruh ummat berkumpul untuk memberimu sesuatu manfaat,
maka mereka tidak bisa memberimu manfaat, kecuali dangan
sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. Pena-pena
malaikat yang mulia takdir Allah telah diangkat dan lembaran-
40
lembaran yang tertulis takdir Allah telah kering dan seandainya
mereka berkumpul untuk membahayakanmu, maka mereka
tidak bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang
telah ditetapkan Allah kepadamu”.
41
engkau bela agamanya dengan perkataan dan perbuatanmu.
Engkau bela syari'atnya dengan segenap kemampuanmu dan
mengucapkan shalawat kepadanya.
42
seorang bangun dari tempat duduknya untuk menyambutnya.
Beliau menjahit bajunya, memperbaiki sandalnya, menyapu
rumahnya dan melayani keluarganya. Beliau membeli sesuatu
lalu membawanya sendiri lalu membawa ke rumahnya sendiri.
Kemudian sahabatnya berkata kepadanya, “Berikan kepadaku
aga aku membawanya.” Maka beliau berkata, “Pemilik sesuatu
lebih pantas membawanya.”
Termasuk akhlak adalah keberanian. Seorang pemberani
mendekatinya pada waktu perang karena beliau dekat dari
musuh. Teguh di atas perinsip, sabar dalam menunaikan
kewajiban meskipun ada hambatan-hambatan yang berat dan
gangguan-gangguan yang besar. Berkata benar dan bersikap
jujur dalam semua perkataan dan perbuatannya hingga beliau
tersohor diantara kaumnya dengan julukan Al-Amien (jujur).
Beliau sangat takut kepada Allah Ta’ala. Memiliki banyak
rasa malu besar kasih sayangnya dan tidak mengganggu
manusia maupun hewan serta mengasihani kaum fakir miskin.
Beliau banyak bersedekah kepada mereka dan memenuhi
panggilan mereka jika mereka memanggilnya. Beliau makan
bersama mereka dan menjenguk orang yang sakit diantara
mereka. Beliau orang yang paling pemurah dan tidak menolak
orang yang minta sesuatu darinya. Apabila tidak menemukan
sesuatu padanya beliau berjanji untuk memberinya di lain
waktu. Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki kepadanya
meminta sesuatu. Maka beliau memberinya kambing yang
banyak, menutupi di antara celah gunung, kemudian ia kembali
kepada kaumnya dan berkata, “Masuklah kamu ke dalam
43
agama Islam. Sesungguhnya Muhammad memberi pemberian
sebagai orang yang tak takut miskin”.
44
mereka. Beliau mengutamakan mereka daripada dirinya sendiri
sehingga mereka mencintainya daripada diri dan anak-anak
mereka. Beliau menghormati tetangga dan menyuruh berbuat
baik kepadanya, pada suatu hari beliau berkata pada salah
seorang sahabatnya, “Apabila engkau memasak kuah maka
perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada tetangga-
tetanggamu”.
Beliau menghormati tamu dan berbuat baik kepada para
kerabatnya. Ketika datang kepadanya wanita yang menyusui
Sayyidah Halimah as-Sa’diah radhiyallahu 'anha, di saat beliau
sedang duduk, maka beliau menggelarkain serbannya dan
memenuhi keperluannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menghormati pamannya, Al-Abbas seperti penghormatan
terhadap ayah dan ibu.
Sesudah wafat Sayyidah Khadijah radhiyallahu 'anha,
apabila beliau menyembelih seekor kambing, maka
dibagikannya daging kepada teman-teman. Apabila beliau
diberi hadiah maka beliau berkata, “Bawalah ia ke rumah si
fulan” ia adalah teman Khadijah”, bilamana tidak menjumpai
salah seorang sahabatnya selama 3 hari, beliau
menanyakannya, jika ia telah pergi jauh, maka beliau
mendo'akannya, jika ia berada di rumah, beliau mengujunginya
dan jika ia sakit maka beliau menjenguknya.
Apabila menjanjikan sesuatu beliau menepatinya. Beliau
melarang keras pelanggaran janji. Beliau suka mengatur
pekerjaan-pekerjaannya dan menyempurnakannya. Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
memerintahkan kebaikan atas segala sesuatu”. Beliau
45
menyukai pula kebersihan dalam segala sesuatu : makanan,
pakaian, tempat tinggal serta menyuruh memelihara
kebersihan. Beliau bersabda dalam haditsnya “Kebersihan itu
termasuk pengamalan iman”.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu berjalan tidak
menoleh ke kanan ke kiri, apabila makan, beliau tidak makan
sampai kenyang. Allah Ta’la berfirman : “Makan dan
minumlah dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan” (Al-A’raf : 31).
Pada waktu bicara beliau hanya bicara seperlunya, beliau
bersabda, “Siapa yang diam dia selamat”. Beliau memelihara
waktu-waktunya dan menghabiskan seluruhnya dalam mentaati
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam hadits, “Adalah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menyebut nama Allah dalam
seluruh waktunya dan shalat di tengah malam hingga pecah-
pecah kedua telapak kakinya.
46
FIQIH
BAB THAHARAH
Thaharah artinya bersuci. Thaharah menurut syara’ ialah
bersuci dari hadats dan najis. Bersuci ada dua bagian yaitu:
1. Bersuci dari hadatsIalah dengan mengerjakan wudhu,
mandi dan tayamum.
2. Bersuci dari najis Ialah menghilangkan najis yang ada
di badan, tempat dan pakaian
A. Istinja
Istinja (cebok) wajib karena ada hal yang keluar dari dua
alat kelamin dan mengotori baik kedua-duanya atau salah
satunya baik biasa seperti kencing dan tinja atau langka seperti
darah dan nanah. Jika tidak mengotori, seperti angin dan ulat
kering, maka tidak wajib istinja Istinja’ menggunakan air atau
fatu. Air merupakan asal untuk menghilangkan najis dan boleh
menghilangkan najis dengan batu sebab Nabi saw
melakukannya dan memerintahkannya. Yang dimaksudkan
batu adalah tiga usapan dengan tiga buah batu atau tiga ujung
dari satu batu. Jika tempat najis belum bersih, maka usapan
harus ditambah sampai tempat najis bersih. Selain dua alat
kelamin tidak sama sebab benda yang keluar darinya harus
dibasuh dengan air dan tidak boleh dengan batu.
Benda yang fungsinya seperti batu boleh digunakan untuk
istinja yaitu benda padat yang suci, menghilangkan najis, tidak
berupa makanan tidak terhormat dan tidak basah Contohnya,
tembikar dan kayu. Benda padat mengecualikan benda cair
selain air, misalnya air mawar Benda suci mengecualikan
benda najis dan benda yang mutanajis (terkena najis). Benda
yang menghilangkan najis mengecualikan benda yang tidak
bisa menghilangkan najis, seperti bagian dari bambu yang
halus. Makanan mengecualikan makanan, seperti roti. Benda
terhormat mengecualikan benda terhormat seperti hewan
Benda yang tidak basah mengecualikan benda yang basah
Masing-masing dari benda-benda tersebut tidak sah digunakan
untuk istina dan istinja dengan makanan atau benda terhormat
hukumnya dosa
“Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Nabi saw. Hendak buang air
besar dan menyuruh saya membawakan tiga batu.” (HR. Imam
Bukhari)
48
B. Macam-macam Air
Air yang dapat dipakai bersuci ialah air yang bersih (suci dan
menyucikan) yaitu air yang turun dari langit atau keluar dari
bumi yang belum dipakai untuk bersuci.
Air yang suci dan menyucikan ialah:
1. Air hujan 5. Air salju
2. Air sumur 6. Air telaga
3. Air laut 7. Air embun
4. Air sungai
Ditinjau dari segi hukumnya, air itu dapat dibagi empat bagian:
1. Air suci dan menyucikan Yaitu air mutlak artinya air
yang masih murni, dapat digunakan untuk bersuci
dengan tidak makruh. (air mutlak artinya air yang
sewajarnya).
2. Air suci dan dapat menyucikan, tetapi makruh
digunakan Yaitu air musyammas (air yang dipanaskan
dengan matahari) di tempat logam yang bukan emas.
3. Air suci tetapi tidak dapat menyucikan Seperti air
musta’mal (air yang telah dipergunakan bersuci) untuk
menghilangkan hadats atau najis walaupun tidak
berubah warna, bau atau rasanya.
4. Air mutanajis Yaitu air yang kena najis (kemasukan
najis), sedang jumlahnya kurang dari dua kulah, maka
air yang semacam ini tidak suci dan tidak dapat
menyucikan. Jika lebih dari dua kulah dan tidak
berubah sifatnya, maka sah untuk bersuci.
49
Dua kulah sama dengan 217 liter, jika berbentuk bak, maka
besarnya = panjang 62,4 cm, lebar 62,4 cm dan dalam tinggi
62,4 cm atau melebihinya.
Peringatan
Ada satu macam air lagi ialah suci dan menyucikan tetupi
haram memakainya, yaitu air yang diperoleh dari
ghashab/mencuri, mengambil tanpa izin.
C. Najis
1. Najis ialah suatu benda yang kotor menurut syara’,
misalnya Bangkai, kecuali manusia, ikan dan belalang.
2. Darah
3. Nanah
4. Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur
5. Anjing dan babi
6. Minuman keras seperti arak dan sebagainya
7. Bagian anggota badan binatang yang terpisah karena
dipotong dan sebagainya selagi masih hidup.
Pembagian Najis
Najis itu dapat dibagi 3 bagian
a. Najis mughallazhah (berat)
Ialah najis anjing dan babi serta seluruh keturunannya.
b. Najis mukhaffafah (ringan)
Ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun
dar belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibunya.
50
c. Najis mutawassithah (sedang)
Talah semua najis selain dari najis mughallazhah dan
mukhafafah, seperti segala sesuatu yang keluar dari qubul
dan dubur manusia dan binatang (kotoran) kecuali air mani,
benda cair yang memabuk kan, susu hewan yang tidak halal
dimakan, nanah, darah, bangkai termasuk juga tulang dan
bulunya kecuali bangkai manusia, ikan dan belalang.
51
Adapun dibasuh tiga kali basuhan atau siraman itu lebih baik.
Jika najis hukmiyah cara menghilangkannya cukup dengan
meng alirkan air saja pada najis tadi.
4. Najis Yang Dimaafkan (Ma’fu) Najis yang dimaafkan artinya
tak usah dibasuh/dicuci. Misalnya najis bangkai hewan yang
tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu
dan air lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar
menghindarkannya.
52
BAB WUDHU
A. Fardhu wudlu
Fardhu wudhu ada enam
1. Niat
2. Membasuh wajah
3. Membasuh dua tangan serta dua siku
4. Mengusapkan sedikit dari kulit kepala atau dari rambut
yang tidak keluar dari batas kepala jika rambut di
panjangkan
5. Membasuh dua kaki serta dua mata kaki
6. Tertib.
B. Syarat wudhu
1. Islam
2. Tamyiz
3. Air yang mensucikan
4. Tidak ada yang menghalang air sampai ke kulit.
5. Tidak haid dan nifas.
6. Tahu cara wudhu.
C. Sunat Wudlu
Selain fardlu-fardlu di atas adalah sunat, sebagaimana berikut
ini:
1. Membaca Basmalah
2. Membasuh dua telapak tangan tiga kali. Dasarnya ittiba’.
3. Berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Minimal
dalam keduanya adalah memasukkan air ke dalam mulut
dan hidung
53
4. Mengusap seluruh kepala
5. Mengusapkan bagian luar dan dalam dua telinga dengan air
baru.
6. Menyela-nyelai jenggot yang tebal
7. Menyela-nyelai jari-jari.
8. Mengulangi basuhan tiga kali.
9. Memanjangkan ghurrah, yaitu membasuh di atas kewajiban
basuhan wajah.
10. Memanjangkan tahjil, yaitu membasuh di atas kewajiban
basuhan tangan dan kaki.
11. Berturut-turut dalam bersesuci.
54
BAB MANDI & TAYAMUM
A. Fardhu Mandi
1. Niat
2. Menghilangkan najis jika ada pada badan
3. Menyampaikan air keseluruh badan, rambut dan kulit,
termasuk kulit dibawah kulup anak yang belum
dikhitan dan bagian dalam telinga dan lubang telinga.
Demikian juga pada bagian dalam pusar, bagian dalam
pantat dan bagian lubang yang lainnya.
B. Sunah Mandi
1. Membaca basmallah pada permulaan mandi.
2. Membasuh dua telapak tangan tiga kali.
3. Berkumur.
4. Memasukan air kehidung.
5. Menggosok badan.
6. Mengulang mandi tiga kali.
7. Membasuh kepala.
C. Mandi Sunah
Mandi Sunah itu ada tujuh belas,yaitu:
1. Mandi untuk shalat Jum’at
2. Mandi hari raya Fitri dan Adha
3. Mandi hendak shalat Istisqa’ (Shalat mohon hujan)
4. Mandi hendak shalat gerhana bulan
5. Mandi hendak melakukan shalat gerhana matahari.
6. Mandi setelah memandikan mayat
55
7. Mandi bagi orang yang baru masuk Islam
8. Mandi setelah sembuh dari gila
9. Mandi setelah sadar dari pingsan
10. Mandi akan melakukan Ihram
11. Mandi akan memasuki kota Mekah
12. Mandi akan wukuf di padang Arafah
13. Mandi akan mabit (bermalam) di Muzdalifah
14. Mandi akan melempar jumrah
15. Mandi akan melakukan thawaf
16. Mandi akan melakukan sa’i
17. Mandi akan memasuki kota Madinah
قال رسول اهلل صلى اهلل عليه:عن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال
) (رواه البخاری. إذا جاء أحدكم إىل اجلمعةفليغتسل:وسلم
56
“Orang junub maupun wanita haid tidak boleh membaca
apapun dari Al Qur’an.”
Kecuali zikir-zikir Al-Qur’an misalnya mengucapkan:
Basmalah saat memulai makan, mengucap hamdalah saat
selesai makan, mengucap kalimat istirja’ ketika tertimpa
musibah, membaca doa ketika naik kendaran dengan tujuan
tabaruq atau tidak bermaksud apa-apa. Jika maksudnya
membaca Al-Qur’an saja, maka haram.
2. Berdiam di dalam masjid dan berputar-putar di dalamnya. Lain
halnya jika hanya sekedar lewat, hal ini diperbolehkan, sebab
Allah berfirman:
وال جنبا إال عابری سبیل.
(Jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan
junub, terkecuali sekedar berlalu saja.” (QS. An Nisa’: 43)
Mushala dan madrasah lain dengan masjid, maka
diperbolehkan berdiam diri dan berputar-putar di dalamnya.
E. TAYAMUM
57
1. Orang Yang Diperbolehkan Tayamum
a. Ada udzur, seperti sakit dan sejenisnya, seperti khawatir
hilangnya manfaat anggota badan jika menggunakan air,
khawatir akan datangnya penyakit baru, timbulnya cacat
yang tampak pada anggota badan yang tampak seperti wajah
dan kedua tangan dan khawatir sembuhnya sakit lama.
Demikian juga jika menuju air yang ada di dekatnya, dia
khawatir akan nyawanya atau hartanya atau khawatir
terpisah dari kelompoknya atau terlambat shalat. Atau
menemukan air dijual dengan harga yang lebih dari harga
biasanya di tempat dan waktu itu atau menemukan air
namun dibutuhkan oleh hewan terhormat yang sedang haus
atau butuh harganya untuk hutang atau ongkos bepergian
atau untuk memberi nafkah hewan yang terhormat.
b. lemah atau tidak bisa menggunakan air, seperti orang yang
tidak mendapatkan air. Apabila ada penyakit pada anggota
badan yang tidak ada perbannya, maka bagian yang sehat
dari anggota badan itu harus dibasuh dan harus tayamum
sebagai ganti bagian yang sakit pada saat tiba waktu
membasuhnya. Itu apabila hadasnya hadas besar. Jika
hadasnya besar, maka tidak diwajibkan tertib antara
membasuh dan tayamum. Apabila penyakit itu ada
perbannya dan khawatir melepasnya, maka di samping hal-
hal tersebut, perban harus diusap dengan air.
2. Syarat Tayamum
Syarat-syarat tayamum adalah sebagai berikut:
a. Masuknya waktu untuk melakukan shalat atau sejenisnya. Jika
seseorang tayamum, sedangkan dia ragu mengenai masuknya
58
waktu, maka tidak sah, sebab tayamum merupakan thaharah
darurat. Sedangkan darurat tidak ada sebelum masuknya waktu
b. Mencari air sesudah masuknya waktu kalau perlu mencari. Air
harus dicari dari tempat yang mungkin ada air. Apabila tidak
butuh untuk mencarinya dengan berkeyakinan tidak adanya air
atau tayamumnya karena sakit atau sejenisnya. Maka boleh
langsung tayamum tanpa mencari air.
c. Debu yang mensucikan dengan segala macam bentuknya.
Termasuk sifat debu tersebut adalah bisa menempel pada wajah
dan kedua tangan, sebagaimana akan dijelaskan mendatang.
3. Fardhu Tayamum
a. Niat mengesahkan salat fardhu atau sejenisnya.
b. Mengusap wajah.
c. Mengusap kedua tangan.
d. Tertib.
4. Sunah Tayamum
Sunat tayamum adalah sebagai berikut:
a. Membaca Basmalah.
b. Mendahulukan yang kanan atas yang kiri.
c. Mendahulukan wajah bagian atas dari pada bawah.
d. Meringankan debu dari dua telapak tangan dengan cara
mengibaskan atau meniupnya, sehingga yang masih
tersisa hanya yang dibutuhkan, sekalipun debu itu
banyak
e. Berturut-turut
f. Merenggangkan jari-jari pada setiap usapan.
59
g. Melepas cincin pada usapan pertama. Adapun melepas
cincin pada sapuan kedua, hukumnya wajib
60
BAB SHALAT
A. Syarat Wajib Shalat
Syarat wajib shalat ada empat:
1. Islam 4. Suci dari haid dan
2. Baligh nifas
3. Berakal sehat
61
C. Fardhu salat
Fardhu shalat ada tiga macam:
1. Yang dilakukan hati 3. Yang dilakukan badan
2. Yang dilakukan lidah
Fardhu yang dilakukan hati adalah niat karena tempat niat
adalah hati, sedangkan mengucapkan niat hanyalah sunah.
Fardhu yang dilakukan lidah adalah sebagai berikut:
- takbiratul ihram
- membaca al-Fatihah
- tasyahud pada duduk yang terakhir
- membaca shalawat
- salam pertama.
Fardhu yang dilakukan badan adalah fardhu lainnya.
D. Rukun Shalat
Fardhu atau rukun shalat ada delapan belas:
1. Niat 11. Duduk diantara dua sujud
2. Mengucapkan takbiratul 12. Tuma’ninah
ihram 13. Duduk tasyahud akhir
3. Berdiri 14. Tuma’ninah
4. Membaca Al-Fatihah 15. Membaca tasyahud akhir
5. Rukuk 16. Membaca shalawat kepada
6. Tuma’ninah pada rukuk Nabi Muhamad
7. I’tidal 17. Membaca salam yang
8. Tuma’ninah pertama
9. Sujud 18. Tertib
10. Tuma’ninah sujud
62
E. Sunah-sunah dalam shalat
Sunah dalam shalat atau hai’at ada lima belas, yaitu:
1. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika
akan rukuk, ketika i’tidal dan ketika berdiri dari tahiyat awal.
2. Meletakkan telapak tangan yang kanan di atas pergelangan
2. Yang kiri ketika berdekap (sedakep).
3. Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram.
4. Membaca ta’awwudz (A’udzu billaahi minasy-syaithaanir
rajiim) ketika hendak membaca Fatihah
5. Membaca amin sesudah membaca Fatihah
6. Membaca surah Al-Qur’an pada dua rakaat permulaan (rakaat
pertama dan kedua setelah membaca Fatihah
7. Mengeraskan bacaan Fatihah dan surah pada rakaat pertama
dan kedua pada shalat maghrib, isya’ dan subuh selain makmum
8. Membaca takbir ketika gerakan naik turun.
9. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud
10. Membaca “Sami’allaahu liman hamidah” ketika bangkit dari
rukuk dan membaca “Rabbanaa lakal-hamdu ... ketika i’tidal.
11. Meletakkan telapak tangan di atas paha pada waktu duduk
tasyahud awal dan akhir, dengan membentangkan jari-jari tangan
kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari telunjuk.
12. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat.
13. Duduk tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud
akhir.
63
14. Membaca salam yang kedua
15. Memalingkan muka ke kanan dan ke kin masing-masing waktu
membaca salam pertama dan kedua.
64
6. Membelakangi kiblat jika disyaratkan menghadap kiblat.
7. Berubahnya niat, seperti niat keluar dari shalat atau ragu
apakah ia keluar dari shalat atau terus shalat atau berniat
merubah shalat fardlu menjadi fardlu lain atau merubah shalat
sunat menjadi shalat sunat lain atau merubah shalat fardlu
menjadi shalat sunat tanpa sebab.
8. Tertawa terbahak-bahak. Demikian juga menangis, meniup dan
merintih serta berdehem. Shalat batal sebab salah satu dari
kelima hal ini, sekalipun sedikit dengan syarat menampakkan
dua huruf dan tidak terpaksa, kecuali dehem dalam Al Fatihah
atau tasyahud akhir.
9. Memutuskan rukun di antara rukun-rukun shalat sebelum
sempurnanya dengan sengaja, seperti sengaja i’tidal sebelum
sempurnanya rukuk, sengaja sujud sebelum sempurnanya
i’tidal dan sengaja duduk tasyahud sebelum sempurnanya sujud
yang kedua.
10. Sengaja menambah fardlu di antara fardlu-fardlu shalat, seperti
menambah ruku’ atau sujud dari selain makmum masbuq untuk
mengikuti imamnya. Terkecuali kalau melakukannya karena
lupa, karena Nabi saw. Pernah shalat Dhuhur lima raka’at
karena lupa dan Nabi tidak mengulangi shalatnya, tetapi beliau
melakukan sujud syahwi. Lain halnya bila ragu dalam jumlah
raka’at shalat, maka diharuskan menggunakan yang diyakini
dan wajib menyempurnakannya. Terkecuali Al Fatihah dan
tasyahud akhir, maka menambahkan keduanya tidak
membatalkan shalat.
65
G. Bacaan-Bacaan Dalam Shalat
1. Cara mengerjakan shalat
a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan shalat.
b.Niat shalat menurut shalat yang sedang dikerjakan, misalnya
shalat subuh dan sebagainya.
c. Lalu mengangkat kedua belah tangan serta membaca
“ALLAAHU AKBAR.”
d.Setelah takbiratul ihram kedua belah tangannya disedekapkan
pada dada. Ke mudian membaca doa iftitah.
e. Membaca Doa Iftitah
ُ اِنِّى َو َّجه. ص ْياًل
ْت ِ َهللاُ اَ ْكبَ ُر َكبِرًا َو ْال َح ْم ُد هلِل ِ َك ِش ْيرًا َو ُسب َْحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوا
َض َحنِ ْيفًا ُم ْسلِ ًما َو َما اَنَا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين
َ ْت َوااْل اَر ِ َوجْ ِه َي لِلَّ ِذيْ فَطَ َرال َّس َما َوا
ُ الَ َش ِر ْيكَ لَه. َاي َو َم َماتِ ْي هلِل ِ َربِّ ْال َعا لَ ِم ْين Qَ َصاَل تِ ْي َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ ي َ اِ َّن.
َت َواَنَ ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِم ْين ُ ْك اُ ِمر َ َِوبِ َذ ل
66
sama rata. Setelah itu membaca: “دهQQQبحان ربي العظيم وبحمQQQس
sebanyak 3 kali.
i. I’tidal
Setelah rukuk, bangkit dan tegak dan mengangkat kedua
tangan setinggi telinga (laki-laki) atau dada (perempuan)
sambil membaca: سمع هللا لمن حمده
Setelah berdiri tegak, lalu membaca :
ربنا لك اللحمد ملء السموات وملء األرض وملء ما شئت من شيء
بعد
j. Sujud
Selesai melakukan iktidal, lakukan sujud dengan meletakkan
dahi di lantai yang telah diberikan alas bersih. Ketika turun ke
bawah dari posisi iktidal, lakukan sambil membaca “Allahu
akbar” dan sujud dengan membacanya 3 kali.
سبحان ربي األعلى وبحمده.
k. Duduk diantara dua sujud
Setelah sujud dilakukan, langkah selanjutnya yaitu duduk
sambil membaca:
Q واههدني وعافنيQ وارزقنيQ وارفعنيQ واجبرنيQرب اغفررلي وارحمني
واعف عني
Setelah selesai membaca lakukan gerakan sujud dengan bacaan
yang sama sebelumnya. Selesai sujud, berdiri lagi dan
melanjutkan rakaat selanjurnya. Jumlah rakaat tergantung
dengan jenis sholat yang dilakukan.
67
l. Tasyahud awal
Tasyahud awal dilakukan pada rakaat kedua. Setelah sujud
yang kedua, posisi tasyahud awal yaitu dengan sikap kaki tegak
dan kaki kiri diduduki sambil membaca:
ُك أَيُّهَا النَّبِ ُّى َو َرحْ َمة ُ َات الطَّيِّب
َ ات هَّلِل ِ ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُ صلَ َو ُ َّات ْال ُمبَا َر َك
َّ ات ال ُ التَّ ِحي
ُ هَّللا ِ َوبَ َر َكاتُهُ ال َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِحينَ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا
ص ِّل عَل َى ُم َح َّم ٍد َ للَّهُ َّم. َ د أَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل اللَّ ِهاQُ ََوأَ ْشه
m. Tasyahud akhir
Tasyahud akhir dilakukan pada rakaat terakhir. Bacaan dan
posisi gerakannya sama dengan tasyahud awal dengan
ditambah selawat nabi.
َ صلَّيْتَ ع
َلى إِب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل َ َ آل ُم َح َّم ٍد َكما ِ َلى
َ َلى ُم َح َّم ٍد َوع َ صلِّ ع َ اَللَّهُ َّم
َ َلى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّهُ َّم با َ ِر ْك ع
َ َّ إِ ْب َرا ِه ْي َم إِنـ
آل إِب َْرا ِه ْي َم إِنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َ با َ َر ْكتَ عَل َى إِ ْب َرا ِه ْي َم َوع
ِ َلى
n. Salam
Setelah membaca selawat nabi, lanjutkan dengan membaca
salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
ِال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللا
68
BAB ZAKAT
A. Benda-benda Yang Wajib Dizakati
Zakat wajib pada benda-benda berikut:
1. Dari hewan adalah unta, sapi (termasuk kerbau) dan domba.
2. Dari buah-buahan adalah kurma dan anggur.
3. Dari biji-bijian adalah seperti gandum, kacang dan beras serta
makanan pokok yang dimakan pada keadaan normal lainnya
4. Dari perhiasan adalah emas dan perak.
5. Dari non emas perak adalah harta dagangan
B. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib karena hidup pada akhir bulan Ramadhan
dan awal dari bulan Syawwal Zakat fitrah wajib bagi orang
yang memiliki harta yang lebih dari bahan makan lebih untuk
dirinya sendiri, lebih dari makanan untuk orang yang wajib
dinafkahinya pada malam dan siang hari raya, lebih dari
pakaian untuk dirinya dan untuk orang yang dinafkahinya, dari
rumah dan pelayan yang dibutuhkan.
69
yang wajib dia nafkahi dan tidak wajib juga anak membayar
zakat fitrah ibu tirinya maupun sahaya umul walad ayahnya.
Zakat fitrah tidak wajib atas budak dan orang kafir, kecuali
orang muslim yang wajib dinafkahi orang kafir. Budak yang
sebagian dirinya merdeka, dia berkewajiban zakat fitrah
sebanyak bagian dari dirinya yang merdeka. Itu jika tidak ada
giliran antara dirinya dan majikannya. Jika ada giliran, maka
zakat fitrah wajib bagi yang mendapatkan giliran. Apabila
seseorang berkewajiban membayar fitrah beberapa orang,
namun dia tidak sanggup membayar zakat semuanya, maka dia
harus memulai dengan membayar zakat fitrahnya sendiri, lalu
zakat fitrah istrinya, lalu zakat fitrah anaknya yang masih kecil,
lalu bapaknya, lalu ibunya ketika mereka berdua
membutuhkannya, kemudian anaknya yang besar.
70
3. ‘Amiliin (petugas zakat) adalah orang yang menunjukkan
Imam (penguasa) untuk memungut zakat dan menyebarkannya
4. Muallaf adalah orang-orang yang keislamannya masih lemah
sehingga perlu dibujuk (dengan cara diberi zakat).
5. Ar-Riqab dalam ayat ini adalah budak yang sedang dalam
proses pemerdekaan dengan cara kitabah, atau digunakan untuk
memerdekakan budak
6. Gharim adalah orang yang memiliki tanggungan hutang dan
belum mampu untuk melunasinya.
7. Sabilillah artinya para pejuang yang berperang membela agama
Islam, tapi mendapat gaji dari Baitul mal (Kas Negara)
8. Ibnu sabil artinya orang yang sedang bepergian dan memiliki
niat untuk kembali ke negaranya sendiri, tapi ia kehabisan
bekal sebelum tujuannya tercapai.
71
BAB PUASA
A. Syarat Wajib Puasa ada tiga:
1. Islam
2. Baligh.
3. Berakal normal.
Anak kecil diperintahkan untuk berpuasa pada usia tujuh tahun
dan dipukul apabila tidak melakukannya pada usia sepuluh
tahun. Bagi orang yang sakit, boleh tidak puasa ketika dia
mengalami keberatan yang amat. Demikian juga musafir yang
bepergiannya mubah.
Dalil yang menunjukan kewajiban berpuasa bagi orang
Islam dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 183 sebagai
berikut:
ب َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم َ ِيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكت
َ ِم َك َما ُكتQُ ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا
َلَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون
Artinya:
Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.
72
4. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa Ramadhan
C. Fardhu Puasa
Fardlu puasa adalah hal yang menyebabkan wajibnya puasa,
yaitu:
1. Melihat hilal. Hal ini bisa ditetapkan dengan satu orang yang
melihatnya.
2. Atau sempurnanya 30 hari dari bulan Sya’ban.
D. Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua.
1. Niat didalam hati
2. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
73
onani dengan tangannya sendiri atau halal, seperti keluarnya
sperma karena onani dengan tangan istrinya atau sahaya
wanitanya, Puasa menjadi batal sebab keluarnya sperma
dengan cara onani, sebab masuknya zakar tanpa keluar sperma
membatalkan puasa. Apalagi keluarnya karena hal yang
disertai syahwat. Lain halnya apabila sperma keluar sebab
bermimpi misalnya atau karena menggaruk zakarnya kemudian
keluar sperma. Maka puasanya tidak batal.
5. Setiap benda yang masuk pada rongga yang terbuka, seperti
masuknya benda ke dalam telinga. Lain halnya yang bukan
benda, seperti bau kentut, panasnya air dan dinginnya air.
Maka tidak membatalkan puasa. Demikian juga apabila betis
atau paha terluka, kemudian obat sampai ke dalam sumsum
atau daging atau jarum besi ditusukkan ke daging. Hal ini juga
tidak membatalkan puasa. Demikian juga sampainya celak ke
tenggorokan, sampainya minyak ke rongga lewat pori-pori dan
sejenisnya. Maka juga tidak membatalkan puasa.
6. Sengaja muntah, sekalipun yakin tidak ada sesuatu yang
kembali ke dalam lambungnya. Adapun bila terpaksa muntah-
muntah, maka hukumnya tidak apa-apa.
F. Sunah Puasa
Termasuk sunah-sunah puasa adalah sebagai berikut:
1. Mandi junub
2. Menahan lisan dari perkataan yang tidak ada gunanya
3. Mempercepat berbuka jika yakin terbenamnya matahari
4. Berbuka dengan kurma. Jika tidak, maka dengan air
5. Sahur sekalipun seteguk air
74
6. Menahan diri dari keinginan-keinginan
75
BAB HAJI
A. Wajib Haji
Haji wajib sekali dalam seumur hidup bagi orang yang mampu.
Hukum-hukum haji sudah diketahui dalam kitab-kitab fiqih
bagi yang menanyakannya dan mempelajarinya. Umroh juga
wajib sekali seumur hidup
76
3) Ketiga, jalan aman menurut perkiraan. Seseorang wajib
menyeberangi lautan apabila kemungkinan besar dia selamat.
Disyaratkan adanya air dan ongkos dan bekal di tempat
tempat di mana orang mengambil air dan membeli bekal
dengan harga sedang. Wanita disyaratkan keluar bersama
suaminya, muhrimnya, beberapa wanita yang terpercaya atau
budak lelaki yang terpercaya. Wanita wajib memberi upah
kepada muhrim ketika tidak pergi, kecuali dengan upah
4) Keempat, bisa berada di atas kendaraan tanpa bersusah payah.
Orang buta wajib haji bila dia menemukan orang yang
menuntunnya dan dia wajib memberi upah kepada penuntun
itu jika dia tidak mau pergi kecuali dengan upah.
77
C. Syarat Sah Haji Dan Umroh
Syarat sah haji dan umroh adalah Islam. Sedangkan syarat sah
melakukan haji umroh secara langsung adalah Islam dan
tamyiz Syarat haji dan umroh menjadi haji umroh fardlu adalah
dilakukan oleh orang mukallaf yang merdeka.
D. Rukun Haji
Rukun haji ada lima, yaitu:
1. Ihrom beserta niat. 4. Sa’i
2. Wukuf. 5. Mencukur.
3. Thawaf.
E. Rukun Umroh
Rukun umroh ada empat, yaitu
1. Ihrom. 3. Sa’i.
2. Tawaf, 4. Mencukur
Menurut pendapat yang kuat, mencukur rambut itu termasuk
rukun umrah.
F. Kewajiban Haji
Termasuk kewajiban haji yaitu:
1. Ihrom dari miqot
78
2. Melempar jumroh
3. Menginap di Muzdalifah dan Mina pada malam-malam tasyriq.
4. Thawaf Wada
G. Sunah-sunah Haji
Sunah-sunah haji di antaranya:
1. Thawaf qudum.
2. Membaca talbiyah selama ihrom selain thawaf Qudum.
3. Sa’i setelah thawaf Qudum.
4. Thawaf ifadhoh dan
5. Thawaf wada
79
BAB ADZAN
A. Hukum Azan Dan Iqamah
Azan dan iqamah hukumnya sunah mu’akkad bagi shalat
fardhu, baik dikerjakan berjamaah maupun sendirian
(munfarid). Disunahkan dengan suara yang keras kecuali di
masjid yang sudah dilakukan (sedang dilakukan) shalat
berjamaah. Dikerjakan dengan berdiri dan menghadap kiblat.
B. Lafal Adzan
(٢x) هللَا ُ اَ ْكبَ ُر،هللَا ُ اَ ْكبَ ُر
(٢x) ُأَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ إِ ٰلهَ إِاَّل هللا
(٢x) ِل هللاQُ ْاَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو
(٢x) صالَ ِة َّ ي َعلَى ال َّ َح
(٢x) ح ِ َي َعلَى ْالفَال َّ َح
(١x) هللَا ُ اَ ْكبَ ُر، هللَا ُ اَ ْكبَ ُر
(١x) ُاَل إِلَهَ إِاَّل هللا
C. Lafal Iqomah
هللَا ُ اَ ْكبَ ُر، هللَا ُ اَ ْكبَ ُر
ُأَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل إِ ٰلهَ إِاَّل هللا
ِل هللاQُ ْاَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو
صاَل ِةَّ ي َعلَى ال َّ َح
ِ ي َعلَى ْالفَاَل
ح َّ َح
80
ُصاَل ة ِ قَ ْد قَا َم، ُصاَل ة
َّ ت ال َّ ت ال ِ قَ ْد قَا َم
هللَا ُ اَ ْكبَ ُر، هللَا ُ اَ ْكبَ ُر
ُاَل إِ ٰلهَ إِالَّهللا
81
BAB DZIKIR DAN DOA SETELAH SHALAT
82
4. Memuji Allah Dengan Kalimat
َ د ال َّساَل ُم فَ َحيِّنQُ ْ َوإِلَ ْيكَ يَعُو،ك ال َّساَل ُم
َاربَّنَا بِال َّساَل ِم َ َو ِم ْن،للَّهُ َّم أَ ْنتَ ال َّسالَ ُم
Qاالـ َجاَل ِل َو ْا ِإل ْك َرام
ْ ار ْكتَ َربَّنَا َوتَ َعالَيْتَ يَا َذ َ َ ْالـ َجنَّةَ دَا َر ال َّساَل ِم تَبQ َواَ ْد ِخ ْلنَا.
Allahumma anta salaam wa minka salaam wa ilaika ya`kudus
salaam tabaarokta robbanaa wa ta’aalaita yaa zal jalaali wal
ikrom
83
Setelah selesai berdzikir, maka membaca doa setelah
sholat berikut:
Qبِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحيم
Qُ ِي نِ َع َمهُ َويُ َكافQْ ِ َح ْمدًا ي َُواف. َاَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين
َ َ يَا َربَّنَا ل.ُئ َم ِز ْي َده
ك
َْال َح ْم ُد َك َما يَ ْنبَ ِغ ْي لِ َجالَ ِل َوجْ ِهكَ ْال َك ِري ِْم َو َع ِظي ِْم س ُْلطَانِك
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil alamin. Hamdan yuwaafi ni`mahu wa
yukaafi`u maziidah. Yaa rabbana lakal hamdu kamaa yambagi
li jalaali wajhikal kariimi wa `adzhiimi sulthonik. Allahuma
Sholli ala sayyidina Muhammad wa ala asli sayyidina
Muhammad.
Q َوقُعُوْ َدنَاQو َعنَا َو ُسجُوْ َدنَاQْ َمنَا َو ُر ُكQصيَا ِ صالَتَنَا َو َ اَللَّهُ َّم َربَّنَا تَـقَـبَّلْ ِمنَّا
َصي َْر نَا يَا هللَا يَا َربَّ ْال َعا لَ ِم ْين ِ َوتَ ِّم ْم تَ ْقQَضرُّ َعنَا َوتَ َخ ُّشوْ َعنَا َوتَ َعبُّ َدنَا
َ َوت
Allahumma robbana taqobbal minna sholaatana wa shiyaamana
wa rukuu`ana wa sujuudana wa qu`uudana wa tadhorru`ana wa
takhosyu`ana wa ta`abbudana wa tamim taqshirona yaa Allah
yaa robbal aalamiin
َضلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِر ْين
َ َربَّنَا
Robbana dzholamnaa anfusana wa illam taghfirlana wa
tarhamna lanakuunanna minal khoosiriin
َربَّنَا َوالَ تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا إِصْ رًا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا
84
َ َواعْفُ َعنَّا َوا ْغفِرْ لَنَا َوارْ َح ْمنَا أَ ْنت,َربَّنَا َوالَ تُ َح ِّم ْلنَا َما الَ طَا قَتَا لَنَا بِ ِه
َ َعلَى ْالقَوْ ِم ْال َكا فِ ِر ْينQَموْ الَ نَا فَا ْنصُرْ نَا
Robbana wa laa tahmil alaina ishron kamaa hamaltahu `alal
ladziina min qoblinaa. Robbana wa laa tuhammilnaa maa laa
thooqota lana bih. Wa’fuanna waghfir lana warhamnaa anta
maulana fan shurnaa alal qoimil kaafiriin
َك أَ ْنت
َ ََّربَّنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد إِ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَّ ُد ْنكَ َرحْ َمةً إِن
ُْال َوهَّاب
Robbana laa tuzigh quluubana wa hablana mil ladunka rohmah,
innaka antal wahhab
َت َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينِ َربَّنَا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَ َولِ َج ِمي ِْع ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما
ك َعلَى قُلِّ ثَ ْي ٍءقَ ِدي ِْر ِ ت أَأْل َ حْ يَآ ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا
َ َّ اِن,ت Qِ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا
Robbanaghfir lanaa wa liwaalidina wa lijamii`il muslimiina
wal muslimaat wal mu’miniina wal mu`minaat innaka ala kulli
syain qodiir
َ َع َذQ ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَاQَربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي
ِ َّاب الن
ار
Robbana aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah
wa qinaa `adzaabannar
85
Subhaana robbika robbil `izzati amma yashifuun wa salaamun
alal mursalin walhamdulillahi robbil aalamiin
TAUHID
PENGANTAR ILMU TAUHID
86
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang sangat penting bagi setiap
Muslim. Sebab ilmu ini menyangkut aqidah yang berkaitan
dengan Islam. Sedangkan aqidah merupakan pondasi bagi
keberagamaan seseorang dan benteng yang kokoh untuk
memelihara aqidah Muslim dari setiap ancaman keraguan dan
kesesatan.
Kita seringkali mendengar terjadinya berbagai
penyimpangan dalam berpikir, berkata dan bertindak. Hal itu
terjadi karena jauhnya pemahaman yang benar tentang dasar-
dasar 'aqidah Islam dan masalah-masalah keimanan.
Prinsip-prinsip 'aqidah dalam Islam dan masalah-masalah
keimanan adalah ajaran yang dibawa oleh para rasul sejak
dahulu. Hal tersebut harus diyakini oleh setiap orang yang
beriman, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT:
ك ِمن َّرسُو ٍل إِاَّل نُو ِح ٓى إِلَ ْي ِه أَنَّهۥُ ٓاَل إِ ٰلَهَ إِٓاَّل أَن َ۠ا
َ َِو َمٓا أَرْ َس ْلنَا ِمن قَ ْبل
فَٱ ْعبُ ُدو ِن
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang sebenamya) melainkan Aku, Maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku. (QS. al-Anbiya': 25).
87
penyimpangan dari keimanan yang murni kepada Allah. Dan
penyimpangan dari keimanan adalah bentuk kekufuran kepada
Allah SWT. Sedangkan Allah SWT tidak akan menerima amal
baik yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman, berapa pun
banyaknya amal yang dia kerjakan.
B. Pengertian ASWAJA
Dalam istilah masyarakat Indonesia, Aswaja adalah
singkatan dari Ahlussunnah Wal Jama'ah. Ada tiga kata yang
membentuk kata tersebut.
88
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani (471-561 H/1077-1166 M)
menjelaskan:
Sunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah
(meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau). Sedengkan
jama'ah adalah segala sesuatu yang telah menjadi kesepakatan
para sahabat Nabi pada masa Khulafaur Rasyidin yang empat,
yang telah diberi hidayah (mudah-mudahan Allah memberi
Rahmat kepada mereka semua). (Al- Ghunyah li Thalibi Thariq
al-Haqq, juz I, hal.80).
89
Samarkand, Uzbekistan, dan wafat pada tahun 333 H, Ilmu
Tauhid dirumuskan secara sistematis agar mudah dipahami.
Kedua ulama tersebut menulis kitab-kitab yang cukup
banyak. Imam al-Asyari misalnya, menulis kitab allbanah 'an
Ushuulud Diyanah, Maqalat al Islamiyyin dan lain-lain.
Sedangkan Imam al-Maturidi menulis kitab Kitab at Tauhid,
Ta'wilat Ahlu Sunnah, dan lain-lain. Karena jasa yang besar
dari kedua ulama tersebut, sehingga panyebutan Ahlussunnah
Wal Jama'ah selalu dikaitkan dengan kedua ulama tersebut.
90
yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi dan sesuai
dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh para
sahabatnya.
91
yang sehat. Dengan membenarkan dan mempercayainya
dan itu namanya keterangan yang wajib diterima oleh akal.
92
Perbedaannya:
Dalam kejadian semisal di atas, arti pasti dan mustahil
tidaklah sama dengan arti pasti atau mustahil menurut hukum
akal. Itu hanyalah kepastian dari kebiasaan. Adapun menurut
pendapat akal, kejadian itu masih harus disebut hal yang
mungkin saja terjadi, dan mungkin dengan mengetahui
beberapa sebab dan akibat, akan berubahlah kepastian tersebut.
Maka dari itu, jelas bahwa hukum kebiasaan tidak sama
dengan hukum akal.
Demikianlah, segala pengetahuan manusia tentang
kebiasaan alam yang sering disebut dengan hukum alam itu,
masih harus disebut "hal yang mungkin", menurut pendapat
akal, karena keputusan atau kebiasaan itu, ada hanya dari
memperhatikan kejadian-kejadian yang berulang-ulang saja.
Menurut akal, masih dipertanyakan apakah yang
menyebabkan adanya tabiat. Apakah yang menyebabkan api
dapat membakar? Dan apakah yang menyebabkan air mengalir
ke tempat yang rendah? Dan apa yang menyebabkan tiap-tiap
zat mempunyai sifat dan tabiat yang berlainan? Demikian
seterusnya.
93
yang mungkin belaka, dan juga dinamakan barang baru atau
"hawadits", artinya barang yang dahulunya tidak ada.
Dengan berubahnya sifat, dari tidak ada menjadi ada, dari
diam menjadi bergerak, maka akal dapat memutuskan dengan
pendapatnya, bahwa sesuatu itu adalah barang yang mungkin
belaka, bukan barang wajib atau mustahil. Jika dikatakan
wajib, tentu akan terus keadaannya. Dan jika dikatakan
mustahil, tentu tidak akan pernah terjadi.
Demikianlah alam dan segala isinya ini, ternyata sebagai
hawadits, barang baru, yang dahulunya tidak ada dan
senantiasa berubah-ubah. Dan semua hawadits, atau barang
yang mungkin itu, tidak akan terjadi dan berubah dengan tanpa
sebab yang menyebabkan.
SIFAT-SIFAT ALLAH
94
A.Sifat-sifat wajib bagi Allah
Sifat-sifat wajib bagi Allah yang terdiri atas 20 sifat itu
dikelompokkan menjadi 4 sebagai berikut:
1. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat
Allah. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujûd.
2. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat
sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, atau sifat yang
tidak layak dengan kesempurnaan Dzat-Nya. Sifat Salbiyah ini
ada lima, yaitu: qidâm, baqâ’, mukhâlafatu lil hawâditsi,
qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.
3. Sifat Ma’ani, yaitu sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada
Allah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh yaitu: qudrat,
irâdat, ‘ilmu, hayât, sama’, bashar, kalam.
4. Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat
ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat
ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Bila sifat ma’ani telah
didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati
yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat
ma’nawiyah merupakan hukum tersebut. Artinya, sifat
ma’nawiyah merupakan kondisi yang selalu menetapi sifat
ma’ani. Sifat ‘ilm misalnya, pasti dzat yang bersifat dengannya
mempunyai kondisi berupa kaunuhu ‘âliman (keberadannya
sebagi Dzat yang berilmu). Dengan demikian itu, sifat
ma’nawiyyah juga ada tujuh sebagaimana sifat ma’ani.
95
Allah SWT adalah Tuhan yang wajib kita sembah itu pasti
ada. Allah SWT, ada tanpa ada perantara sesuatu dan tanpa ada
yang mewujudkan. Firman Allah SWT:
َّ إِنَّنِ ٓى أَنَا ٱهَّلل ُ آَل إِ ٰلَهَ إِآَّل أَن َ۠ا فَٱ ْعبُ ْدنِى َوأَقِ ِم ٱل
ٓ لِ ِذ ْك ِرQَصلَ ٰوة
ى
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang
sebenarnya) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku” (QS. Thaha : 14).
2. Qidam (Dahulu)
Sebagai Dzat yang menciptakan seluruh alam, Allah SWT pasti
lebih dahulu sebelum makhluk. Firman Allah SWT:
ٰ
اخ ُر َوٱلظَّ ِه ُر َو ْٱلبَا ِط ُن ۖ َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ْى ٍء َعلِي ٌم
ِ هُ َو ٱأْل َ َّو ُل َوٱلْ َء
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang
Bathin; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-
Hadid: 3).
96
Dari Iman bin Hushain RA, Rasulullah bersabda, “Allah SWT
ada (dengan keberadaan tanpa pennulaan) dan belum ada
sestatupun selain-Nya. (HR. Al-Bukhari dan al-Baihaqi).
Kebalikannya adalah huduts, yakni mustahil Allah SWT itu
baru dan memiliki permulaan.
3. Baqa’ (Kekal)
Arti baqa’ adalah bahwa Allah SWT senantiasa ada, tidak akan
mengalami kebinasaan atau rusak. Dalam al-Qur’an
disebutkan:
97
hal, baik dalam sifat, dzat dan perbuatannya. Firman Allah
SWT:
98
Berbeda dengan makhluk yang masih membutuhkan sesuatu
yang lain di luar dirinya, Allah SWT tidak butuh terhadap
sesuatu apapun. Allah SWT tidak membutuhkan tempat dan
dzat yang menciptakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
99
6. Wahdaniyat (Esa/satu)
Allah SWT satu/esa, tidak ada tuhan selain Dia. Allah SWT
Maha Esa dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-Nya. Firman Allah:
َى أَنَّ َمٓا إِ ٰلَهُ ُك ْم إِ ٰلَهٌ ٰ َو ِح ٌد ۖ فَهَلْ أَنتُم ُّم ْسلِ ُمون
َّ َُوح ٰ ٓى إِل
َ قُلْ إِنَّ َما ي
Katakanlah: “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku
adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka
hendaklah kamu berserah diri (kepada Nya)”. (QS. Al-Anbiya’:
108).
7. Qudrat (Kuasa)
Allah SWT Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tidak terbatas.
Kekuasaan Allah SWT meliputi segala sesuatu. Kuasa untuk
100
mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya. Allah SWT berfirman:
َوٱهَّلل ُ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْى ٍء قَ ِدي ٌر
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Hasyr 6).
8. Iradah (Berkehendak)
Allah SWT Maha berkehendak, dan tidak seorangpun yang
mampu menahan kehendak Allah SWT. Dan segala yang
terjadi di dunia berjalan sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
ض ًّرا أَوْ أَ َرا َد بِ ُك ْم
َ ا إِ ْن أَ َرا َد بِ ُك ْمQ‘ًٔك لَ ُكم ِّمنَ ٱهَّلل ِ َش ْئـ
ُ ِقُلْ فَ َمن يَ ْمل
نَ ْف ۢ ًعا ۚ بَلْ َكانَ ٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ۢ ًرا
Katakanlah: “Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi
kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu
atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Fath:
11).
101
E. Sifat Ilmu dan Hayat
9. Ilmu (Mengetahui)
Allah SWT adalah Dzat yang Maha Menciptakan, maka la
pasti mengetahui segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Allah
SWT mengetahui dengan jelas akan semua perkara yang
tampak ataupun yang samar, tanpa ada perbedaan antara
keduanya. Allah SWT berfirman:
إِنَّهۥُ يَ ْعلَ ُم ْٱل َجه َْر َو َما يَ ْخفَ ٰى
Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang
tersemburnyi. (QS. Al-A’la : 7).
Kebalikan sifat ini adalah aljahlu, yang berarti bodoh.
Bahwa mustahil Allah SWT bodoh atau tidak mengetahui pada
apa yang diciptakan.
102
11. Sama’ (Mendengar)
Allah SWT Maha Mendengar. Namun pendengaran Allah
SWT tidak sama dengan pendengaran manusia yang bisa
dibatasi ruang dan waktu. Allah SWT mendengar dengan jelas
semua yang diucapkan hamba-Nya. Allah SWT Maha
mendengar segala sesuatu baik yang bersifat lahir ataupun
bathin. Firman Allah SWT:
إِنَّهۥُ هُ َو ٱل َّس ِمي ُع ْٱل َعلِي ُم
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. Ad-Dukhan : 6).
Kebalikan dari sifat ini adalah as-shamamu yang berarti tuli.
Yakni bahwa mustahil Allah SWT itu tuli.
103
Kebalikan sifat ini adalah al-umyu yang berarti buta, yakni
mustahil Allah SWT itu buta.
104
Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat memaksa-Nya.
Allah SWT memiliki hak penuh untuk mengerjakan atau
mewujudkan suatu perkara. Sebagaimana juga Allah SWT
mempunyai pilihan bebas untuk tidak menjadikannya. Firman
Allah SWT:
ُ إِنَّ َما قَوْ لُنَا لِ َش ْى ٍء إِ َذآ أَ َر ْد ٰنَهُ أَن نَّقُو َل لَ ۥهُ ُكن فَيَ ُك
ون
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami
Menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun
(jadilah)”, maka jadilah ia. (QS. An-Nahl : 40).
Tidak satupun dari makhluk Allah SWT yang dapat
memaksa Allah SWT untuk melaksanakan atau meninggalkan
sesuatu. Karena Allah SWT adalah Dzat yang Maha Memaksa
dan Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan
usaha dan doa manusia hanya sekedar perantara untuk
mengharap belas kasih Allah SWT dalam mengabulkan apa
yang diinginkan manusia. Manusia berusaha dan Allah yang
menentukan. Jika Allah telah menghendaki sesuatu, maka
Allah juga akan menjadikan manusia mendapatkan kemudahan
kemudahan untuk mencapai apa yang dikehendaki-Nya.
Keputusan akhir mutlak ada pada kekuasaan Allah SWT.
Sabda Nabi SAW:
Bekerjalah engkau, setiap orang dimudahkan jalannya sesuai
dengan takdir yang telah ditetapkan. (HR. Ibnu Majah, Sunan
Ibnu Majah, Juz 1, hal. 41)
105
SIFAT-SIFAT PARA NABI & RASUL
106
SWT yang lain. Begitu pula mereka diberikan sifat-sifat
kesempurnaan sebagai penguat atas risalah yang dibawa.
Khusus bagi Rasul, sebagai kesempurnaan dari risalah yang
disampaikan, Allah SWT menganugerahkan 4 sifat
kesempurnaan, yang pasti dimiliki oleh seorang rasul Allah
SWT.
A. Shidiq (jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Pujian
Allah SWT kepada Nabi Ibrahim:
ِ ََو ْٱذ ُكرْ فِى ْٱل ِك ٰت
ِ َب إِ ْب ٰ َر ِهي َم ۚ إِنَّ ۥهُ َكان
صدِّيقًا نَّبِيًّا
Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam alKitab
(al Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
jujur juga seorang Nabi. (QS. Maryam : 41).
107
Sebagai contoh, seorang santri, sebut saja namanya Fiko
ditanya oleh gurunya. ”Kamu tadi pagi salat Subuh atau tidak?”
Fiko menjawab dengan berbohong, ”Iya Pak, saya salat Subuh
tadi pagi.”
Pak guru melanjutkan, ”Jam berapa kamu salat?” Fiko
berbohong lagi, ”Jam 05.00 Pak.”
Pak guru bertanya lagi, ”Salat sama siapa kamu?” Fiko
terpaksa berbohong lagi, ”Sama Ayah, Ibu, dan adek, Pak.”
B. Tabligh (menyampaikan)
Setiap rasul pasti menyampaikan apa yang diterima dari
Allah SWT. Jika Allah SWT, memerintahkan rasul untuk
menyampaikan wahyu, seorang rasul pasti menyampaikan
wahyu tersebut kepada kaumnya. Dalam al-Qur’an disebutkan:
َنص ُح لَ ُك ْم َوأَ ْعلَ ُم ِمنَ ٱهَّلل ِ َما اَل تَ ْعلَ ُمون ِ َأُبَلِّ ُغ ُك ْم ِر ٰ َس ٰل
َ َت َربِّى َوأ
Aku sampaikan kepadamu amanatamanat Tuhanku dan aku
memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah
apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-A’raf: 62).
108
Kewajiban mencontoh dan menerapkan salah satu sikap
Rasulullah yaitu menyampaikan amanah yang ia dapat kepada
orang yang berhak menerima dan tidak satupun tidak sampai
kepada penerimanya.
Misalkan, Alif disuruh ibunya untuk menyampaikan dan
memberikan titipan uang kepada ibu pemilik warung. Tetapi
dia tidak memberikan uang tersebut, malah menggunakannya
untuk jajan. Berarti Alif tidak menyampaikan amanah yang
diberikan oleh ibunya kepadanya.
D. Fathonah (cerdas)
109
Rasulullah saw terkenal sebagai seorang yang cerdas dan
pandai, serta sangat arif dan bijaksana. Dalam mengambil
keputusan didasari dengan pertimbangan dan pemikiran
matang.
Dalam menyampaikan risalah Allah SWT, tentu dibutuhkan
kemampuan dan strategi khusus agar risalah yang disampaikan
bisa diterima dengan baik. Karena itu, seorang rasul pastilah
orang yang cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama
dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan
menolak ajaran Islam. Dalam al Qur’an disebutkan:
۟ ُقَال
َوا ٰيَنُو ُح قَ ْد ٰ َجد َْلتَنَا فَأ َ ْكثَرْ تَ ِج ٰ َدلَنَا فَأْتِنَا بِ َما ت َِع ُدنَٓا إِن ُكنتَ ِمن
َص ِدقِينَّ ٰ ٱل
Mereka berkata: “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah
berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang
bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami
azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu temasuk
orang-orang yang benar. (QS. Hud: 32).
110
diri Rasul sebagai manusia. Sifat ini juga menjelaskan
kedudukan Rasul sebagai utusan Allah SWT.
Hanya ada satu sifat jaiz Rasul, yakni Iradhul Basyariyah
atau yang artinya memiliki sifat yang sama sebagaimana
manusia lainnya. Contohnya adalah makan, minum, memiliki
istri, pergi ke pasar, berdagang, dan sebagainya.
Meskipun sifat jaiz Rasul seperti sifat umum yang dimiliki
oleh manusia lain, hal itu tidak mengurangi atau menurunkan
derajat Rasulullah sebagai seorang Nabi dan Rasul.
111
Meskipun memang pada awalnya para Rasul tak dapat
membaca dan menulis, tetapi beliau sangat pandai dalam
berdakwah dan menyampaikan wahyu Allah kepada seluruh
umat manusia.
Ulul Azmi
Kata ulul azmi sendiri memili dua arti. Arti dari kata ulu
atau uli adalah memiliki, sedangkan azmi berarti tekad atau
keteguhan hati yang kuat.
Oleh karena itu, ulul azmi dapat diartikan sebagai seorang
yang memiliki ketabahan, kesabaran dan keuletan yang luar
biasa dalam menjalankan tugas sucinya sebagai rasul,
walaupun menghadapi berbagai rintangan.
112
3. Musa As
4. Isa As
5. Muhammad Saw
IMAN KEPADA MALAIKAT
113
4. Malaikat Israfil bertugas meniup terompet pertanda hari
kiamat.
5. Malaikat Munkar memberikan pertanyaaan di alam kubur
6. Malaikat Nakir memberikan pertanyaaan di alam kubur
7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia
8. Malaikat Atid, bertugas mencatat amal buruk manusia.
9. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka.
10. Malaikat Ridwan: bertugas menjaga surga.
C. Sifat-Sifat Malaikat
1. Malaikat selalu bertasbih siang dan malam (tidak ada
hentinya).
2. Tidak pernah melakukan dosa (maksiat) dan selalu
mengamalkan apa yang diperintah oleh Allah SWT.
3. Mempunyai sifat malu.
4. Mempunyai kekuatan dan kecepatan cahaya.
5. Tidak pernah lelah melakukan apa yang diperintahkan-Nya.
6. Tidak makan dan minum.
7. Dapat berubah wujud.
8. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu,
makan, tidur, lapar, dan lainnya.
9. Selalu taat dan takut kepada Allah SWT
114
1. Meningkatkan iman dan takwa seseorang kepada Allah SWT
karena ingat bahwa Malaikat. Merupakan salah satu ciptaan
Allah dan siapapun yang beriman kepada Allah maka harus
beriman kepada malaikat.
2. Membuat manusia senantiasa berhati-hati ketika melakukan
segala perbuatan.
3. Mendorong manusia untuk terus meningkatkan amal baik,
karena sekecil apapun kebaikan pasti akan dicatat.
4. Menghindarkan manusia dari perbuatan buruk dan tercela.
5. Keyakinan akan kebesaran Allah SWT bertambah
6. Manusia akan berlomba-lomba dalam kebaikan.
115
IMAN KEPADA KITAB ALLAH
116
Kitab dan suhuf merupakan wahyu Allah Swt. yang
disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan kepada
manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Perbedaan
antara kitab dan suhuf adalah sebagai berikut:
1. Suhuf adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para
rasul, tetapi masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah
dan isinya sangat ringkas.
2. Kitab adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para
rasul yang sudah berbentuk buku/kitab. Isi kitab lebih lengkap
jika dibandingkan dengan isi suhuf.
A. Taurat
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora). Kitab Taurat
adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt.
kepada
Nabi Musa as. untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya
dan bagi Bani Israil.
Taurat merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora,
Nabin, dan Khetubin) yang terdapat dalam kitab suci agama
Yahudi yang disebut Biblia (al-Kitab), yang belakangan oleh
orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama).
Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum atau
Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit
Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-
asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah),
seperti berikut.
1. Hormati dan cintai Allah satu saja,
2. Sebutkan nama Allah dengan hormat,
117
3. Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4. Hormati ibu bapakmu Jangan membunuh,
5. Jangan berbuat kerusakan
6. Jangan berbuat cabul,
7. Jangan mencuri,
8. Jangan berdusta,
9. Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang
tidak halal.
B. Zabur
Kata zabur berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti
menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam
bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmur, dan dalam
bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang
dianggap suci.
Sebagian ulama menyebutnya Mazmūr, yaitu salah satu
kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’ān (selain Taurat
dan Injil ). Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata
zimra, yang berarti “lagu atau musik”.
Zabur adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada
kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud
as. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan
oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
1. nyanyian untuk memuji Tuhan,
2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3. ratapan-ratapan jamaah,
4. ratapan dan doa individu, dan
118
5. nyanyian untuk raja.
C. Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as.
Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar
dan nyata, yaitu perintah- perintah Allah Swt. agar manusia
meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa
pun.
Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat
keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir
dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau
119
Muhammad saw.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk
dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur’an, bahwa Isa as. Diperintahkan untuk
mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid
di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-
Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Ḥ adid /57: 27 yang
artinya:
“Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul
Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan
Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati
orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.
Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak
mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang
mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu
mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang
semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang
beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara
mereka orang-orang fasik.”
D. Al-Quran
Al-Qur’an diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
saw. Melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’an diturunkan tidak
sekaligus, melainkan secara berangsur- angsur. Waktu turun al-
Qur’ān selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2
bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat,
74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu pertama adalah
surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaḍ an
120
tahun 610 M. di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw.
sedang ber-khalwat (menyendiri).
Keistimewaan Al-Qur'an
Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai
berikut.
1. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan bertakwa
2. Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan
rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan caranya
masing-masing dalam menyembah Allah Swt.
3. Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir dan terjamin
keasliannya.
4. Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia
yang ingin menyimpangkannya.
121
5. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’an merupakan
ibadah.
122
Kiamat akan terjadi. Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur,
semua makhluk mati, lalu Allah menghidupkan kembali
manusia dari dalam kubur.
Iman kepada hari kiamat adalah percaya dan meyakini
bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan
mengalami kehancuran.Hari akhir ditandai dengan ditiupnya
terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu
daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda.
Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi
berguncang dan memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan
menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit
bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling
bertabrakan.
123
B. Tanda-tanda Hari Akhir
Para ulama berbeda pendapat terkait urutan terjadinya
tanda-tanda kiamat. Imam Al-Qurṭūbī mengatakan, tanda-tanda
kiamat besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadits-
hadits tidaklah berurutan, tidak terkecuali riwayat Muslim dari
Hudzaifah.
Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat yang
pasti adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi
hadits serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut yang
artinya:
124
Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai tanda-
tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat
yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan
dalam hadits tersebut hanya ada delapan:
1. Munculnya kabut (dukhan)
2. Munculnya Dajjal
3. Munculnya Dabbah
4. Terbitnya matahari dari barat.
5. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
6. Munculnya Isa bin Maryam;
7. Adanya tiga gerhana, di timur;
8. Gerhana di barat;
9. Gerhana di jazirah Arab.
10. Adanya api yang muncul dari Yaman kemudian
menggiring manusia menuju tempat berkumpul.
125
2. Menjauhkan Diri dari Segala Hal yang Buruk dan
Maksiat
Di hari akhir, manusia akan memperoleh balasan atas semua
perbuatannya. Seseorang yang banyak beramal saleh akan
diganjar dengan surga, sementara orang-orang yang berbuat
maksiat akan disiksa di neraka.
Dengan mengimani hari akhir, seseorang akan mendekatkan
diri pada kebaikan. Misalnya bekerja dengan jujur dan ikhlas,
menginfakkan sebagian hartanya daripada berfoya-foya, dan
senantiasa berbuat baik kepada orang lain.
Sebab, ia menyadari bahwa dunia ini hanyalah persiapan
untuk kehidupan kekal di akhirat.
126
IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
127
Allah mampu menciptakan dunia ini dan juga Allah telah
menentukan semua takdirnya dan semua yang terjadi
didalamnya.Baik kepada kita sebagai ciptaannya sebagai
manusia ataupun makhluk lainnya seperti yang terjadi dialam
semesta berdasarkan qada dan qadar-Nya.kebahagiaan dan
kesengsaraan yang dirasakan manusia merupakan qada dan
qadar-Nya.qada yaitu bearti keputusan atau hukum.
Macam-macam Taqdir
Takdir ini dibagi menjadi 2 macam, diantaranya sebagai
berikut
1. Takdir Muallaq
Takdir muallaq merupakan takdir yang masih digantungkan
pada usaha atau daya ikhtiar makhluk hidup. Contohnya:
Rezeki, Kesehatan, Kepandaian.
Itu artinya orang tersebut harus melalui usaha atau ikhtiar
buat mencapai apa yang menjadi impian atau keinginannya.
2. Takdir Mubrom
Takdir mubrom merupakan takdir yang udah gak bisa
diubah-ubah lagi oleh makhluk, meskipun makhluk itu
kerikhtiar dan bertawakal kepada Allah SWT. Contohnya:
Jenis Kelamin, Kematian, Kelahiran, dan Jodoh.
128
Seorang muslim yang yakin kepada ketentuan Allah SWT
pasti akan mempunyai tingkat ketaatan yang tinggi. Ciri-ciri
orang yang beriman kepada qada dan qadar:
1. Selalu sadar dan menerima kenyataan.
2. Senantiasa bersabar.
3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
4. Bersikap optimis, bukan pesimis.
5. Senantiasa bersikap tawakal.
6. Menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya
7. Bertawakal kepada Allah SWT
8. Mengisi kehidupan dengan hal positif untuk mencapai
kebahagiaan di akhirat kelak
129
dikumpulkan pada satu tempat untuk melakukan penghitungan
amal. Allah SWT berfirman:
َثُ َّم إِنَّ ُكم بَ ْع َد ٰ َذلِكَ لَ َميِّتُونَ ثُ َّم إِنَّ ُك ْم يَوْ َم ْٱلقِ ٰيَ َم ِة تُ ْب َعثُون
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar
benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian
akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS. Al-
Mukminun: 15-16).
130
Setelah itu, masing masing orang diadili di hadapan Allah
SWT. Mereka tidak akan berdusta di hadapan Allah SWT.
Kemudian orang yang diberikan kitab yang berisi catatan
amal perbuatannya selama di dunia. Orang yang menerima
kitab tersebut dengan tangan kanan, maka ia akan mendapatkan
kebahagiaan di akhirat. Sedangkan mereka yang menerima
kitab itu dengan tangan kiri atau dari balik punggung, akan
menyesal dan akan menerima siksa.
Amal baik dan buruk manusia ditimbang, sebagai vonis
akhir untuk menentukan apakah seseorang akan masuk surga
atau terjerumus ke dalam neraka.
Di sini, setiap manusia yang ketika hidup dunia selalu
menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, beramal
sholeh untuk kebaikan seluruh manusia, akan merasakan air
dari telaga Nabi Muhammad. Dalam beberapa hadits
diceritakan bahwa luas dan panjang telaga itu sama. Setiap sisi
panjangnya satu bulan perjalanan. Airnya berasal dari telaga
Kautsar, di tengahnya terdapat dua pancuran dari surga. Airnya
lebih putih dari susu dan lebih dingin dari es, lebih manis
daripada madu, dan lebih wangi dari minyak kasturi. Cangkir
cangkirnya sebanyak bintang di langit. Orang yang meminum
airnya, tidak akan haus selama-lamanya.
Setelah melalui proses padang mahsyar, umat manusia akan
melewati sirath. Yakni jembatan yang membentang di atas
neraka sebagai satu-satunya jalan menuju ke surga. Karena itu,
setiap orang pasti akan melewatinya. Dan setiap orang yang
akan masuk surga pasti akan melewatinya.
131
Kemampuan menyeberang juga sangat tergantung dari amal
perbuatan selama di dunia. Siapa saja yang istiqomah di atas
jalan yang diridhai Allah SWT, ia akan dapat menyeberangi
sirath tersebut kemudian masuk surga Allah dengan segala
kenikmatan yang ada di dalamnya. Namun bila kehidupan
dunia selalu diisi dengan keburukan dan perbuatan maksiat
kepada Allah SWT, akan tergelincir ke dalam neraka, dan siksa
yang amat pedih akan mengisi hari-harinya.
٧ ﴿ ت أُو ٰلَئِكَ هُ ْم َخ ْي ُر ْالبَ ِريَّ ِة ِ ﴾إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا
َات َع ْد ٍن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اأْل َ ْنهَا ُر خَ الِ ِدين ُ ََّجزَا ُؤهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َجن
ك لِ َم ْن خَ ِش َي َ ِض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوا َع ْنهُ ۚ ٰ َذلِ فِيهَا أَبَدًا ۖ َر
٨ ﴿ ُ﴾ َربَّه
132
mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama
lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha
kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang
yang takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Bayyinah: 7-8).
C. Kisah Teladan
Oleh: KH. Abdurrahman Wahid
133
Alkisah, seorang pelacur tua, mungkin tinggal seonggok
daging penuh dengan kuman penyakit kotor, tertatih-tatih
menempuh perjalanan di padang pasir. Perbekalan tinggal air
sekendi belaka, padahal perjalanan masih jauh.
Tiba-tiba dilihatnya seekor anjing tergeletak begitu saja di
tempat sepanas itu. Tiada harapan lagi untuk hidup, karena
sudah tidak kuasa berjalan lagi. Tinggal menunggu saat
kematian.
Tak tega hatinya melihat penderitaan anjing itu, pelacur
tersebut lalu meminumkan airnya yang tinggal sedikit itu ke
mulut makhluk sial dangkalan itu. Makhluk hina itu lalu
mampu meneruskan perjalanan, dan menyelamatkan diri dari
kematian.
Menurut cerita itu, sang pelacur akhirnya mati kehausan,
anjing itu selamat sampai di kota dan berhasil memelihara
kelangsungan hidupnya. Tetapi, kematian pelacur itu berujung
pada kebahagiaan abadi, karena ia langsung masuk surga yang
abadi.
Surga tertinggi. Karena keibaannya yang tiada terhingga
kepada makhluk lain, hingga melupakan keselamatan diri
sendiri, ia memberikan darma bakti tertinggi kepada
kemanusiaan. Ini yang disebut kebahagiaan tanpa batas, dan
dengan itu ia bermodal cukup masuk sorga. Walaupun sebelum
itu, ia sudah begitu banyak bergelimang dengan dosa.
134
Sewaktu akan bepergian ke kota lain, kiai bujangan yang
berdiam seorang diri di rumahnya, samar-samar ingat akan
kebutuhan burung peliharaannya kepada air minum.
Rasa malasnya timbul. “Ah, biarkan saja, tidak apa-apa,
binatang kan tahan haus. Itu pun hanya sehari.” Ternyata kiai
yang saleh dan berpengetahuan agama sangat mendalam itu
terhambat perjalanannya, dan kembali ke rumah beberapa hari
kemudian.
Didapatinya burung tersebut sudah mati. Karena burung toh
bukan makhluk berharga tinggi, ia pun segera melupakan akan
hal itu. Menurutnya hal seperti ini biasa saja, ada makhluk lahir
dan ada makhluk mati, soal kehausan hanyalah sebab belaka.
Bagaimana nasib kiai tersebut di akhirat kelak? Menurut
cerita sufi itu, ia masuk Neraka Wail, neraka terdalam.
Alasannya karena ia menganggap sepele keselamatan makhluk
yang ada di dunia ini.
Setiap makhluk, dari yang sebesar- besarnya hingga yang
sekecil-kecilnya sekalipun, memiliki nilainya sendiri. Tidak
hanya bagi dirinya sendiri, tetapi bagi siklus kehidupan secara
umum. Bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi.
Dengan kata sederhana, sikap pak kiai saleh dan berilmu
agama mendalam itu adalah sikap meremehkan pentingnya arti
kehidupan secara keseluruhan. Sikap tidak menghargai
keagungan dan kehebatan ciptaan Allah yang sangat
menakjubkan itu. Sikap meremehkan kehendak Allah akan
perlunya kehidupan dilestarikan sebagai tanda pengakuan akan
keagungan dan kebesaran-Nya sendiri.
135
Dua dimensi dari cinta dan kasih sayang sesama makhluk,
seperti dipaparkan cerita sederhana di atas. Menunjukkan
dengan jelas bahwa keberagamaan secara formal semata-mata
belum menjamin adanya rasa keberagamaan dalam arti
sesungguhnya.
Masih jauh sekali, jarak antara formalitas kehidupan
beragama dan kedalaman kehidupan beragama itu sendiri.
Masih sangat lebar jurang antara religi dan religiusitas, antara
hidup beragama dan rasa keberagamaan.
Tuntutan bagi kita sudah tentu adalah bagaimana
menjembatani antara keduanya. Semata-mata mengandalkan
religi, atau formalitas keagamaan belaka; kita tidak akan
mencapai religiusitas. Atau rasa keberagamaan, yang cukup
mendalam untuk menyelamatkan diri dari godaan melupakan
kebesaran Allah dan keagungan-Nya.
Wallahu a’lam
136