Anda di halaman 1dari 14

“HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA DAN GURU”

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pembelajaran


PAI Di SMA/SMK”

Dosen Pengampu: Dr. M. Zainul Hasani Syarif, M.A.

Zidny kurnia ramdhani ( 211105010286 )


Nadya syafitri ( 211105010279 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan segala
limpahan rahmat dan nikmat, bimbingan dan petunjuk serta hidayah-Nya, sehingga kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Hormat Dan Patuh Kepada Orang
Tua Dan Guru”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Pembelajaran PAI Di SMA/SMK.
Kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik
dan dapat berguna semaksimal mungkin. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan
penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan
dari bapak dosen, selaku dosen pengampu mata kuliah ini serta semua pihak yang membantu.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi semua yang membacanya. Semoga Allah SWT. Memberikan petunjuk serta rahmat-Nya
kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 4
B. RUMUS MASALAH ................................................................................................................ 4
C. TUJUAN MASALAH............................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN HORMAT ........................................................................................................ 5
B. PENGERTIAN SANTUN ......................................................................................................... 5
C. TATACARA HORMAT KEPADA ORANG TUA...................................................................... 6
D. TATACARA HORMAT KEPADA GURU .............................................................................. 10
BAB III ........................................................................................................................................... 13
PENUTUP ...................................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ...................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam agama Islam menghormati kedua orang tua adalah wajib hukumnya, karena Islam
sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain.sikap menghargai
terhadap orang lain tentunya didasari oleh jiwa yang baik pula, yang nantinya dapat
menumbuhkan sikap menghargai orang diluar dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih
terlebih dahulu untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap penyantun.
Begitu halnya dengan guru kitapun diwajibkan untuk menghormatinya, karena guru
merupakan orang yang sangat berjasa terhadap seorang murid. Dengan kata lain guru
merupakan orang yang mendidik dan memberi ilmu pengetahuan kepada murid di luar
bimbingan orang tua di rumah, sehingga adab kepada guru perlu di terapkan sebagaimana adab
kita kepada kedua orang tua.
Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru adalah nilai-nilai yang penting dalam budaya dan
masyarakat banyak di seluruh dunia. Latar belakang nilai-nilai ini dapat berasal dari berbagai
faktor, seperti budaya, agama, dan sejarah.

B. Rumus Masalah
1. Apakah Pengertian Hormat?
2. Apakah Pengertian Santun ?
3. Bagaimanakah Tatacara Hormat Kepada Orang Tua?
4. Bagaimanakah Tatacara Hormat Kepada Guru?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hormat.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Santun.
3. Untuk Mengetahui Tatacara Hormat Kepada Orang Tua.
4. Untuk Mengetahui Tatacara Hormat Kepada Guru.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hormat
Dalam KKBI (Kammus Besar Bahasa Indonesia) hormat adalah, menghargai (takzim,
khidmad, sopan). Jadi hormat adalah suatu sikap sopan yang di tujukan kepada orang yang
lebih tua.
Sikap hormat merupakan nilai dan norma dalam masyarakat, karena nilai adalah suatu
perangkat keyakinan/ perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak
khusus pada pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku. Sedangkan norma adalah
pelaksana dari nilai tersebut. Oleh sebab itu budaya hormat merupakan bagian dari nilai dan
norma.
Hormat adalah menghargai orang lain dengan berlaku baik dan sopan. Rasa hormat merupakan
kebajikan yang mendasari tata krama. Jika kita memperlakukan orang lain dan sebagaimana
kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita, dunia ini akan menjadi lebih bermoral.
Menumbuhkan rasa hormat juga perlu untuk membentuk warga negara yang baik dan
berhubungan interpersonal yang positif, karena rasa hormat ini menuntut agar semua orang
samasama dihargai dan dihormati
Hormat artinya menunjukkan rasa hormat yang tinggi atas kewibawaan orang lain, diri sendiri,
dan negara. Ancaman kepada orang lain diterima sebagai ancaman juga kepada diri sendiri.
Memahami bahwa semua orang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sama. Rasa hormat
adalah secara sadar diri membatasi kebebasan diri sehingga tidak menyakiti hati dan perasaan
orang lain.
Hormat adalah sikap menghargai dan menghormati diri sendiri, orang lain, dan lingkungan,
serta memperlakukan orang lain seperti keinginan untuk dihargai, beradab dan sopan, tidak
melecehkan dan menghina orang lain, dan tidak menilai orang lain sebelum mengenalinya
dengan baikHormat juga dapat diartikan sebagai menghargai (takzim, khidmat, sopan) Rasa
hormat merupakan kebajikan yang mendasari tata krama Hormat juga dapat berupa saling
memberi hormat, saling menghormati, terlalu menghormat, berulang-ulang memberi hormat,
memberi (menaruh, menyatakan) hormat kepada, dan menghormati Hormat juga dapat
diwujudkan dengan perilaku hormat dan taat kepada orang tua sebagai bagian dari etika Islam
yang menunjukkan tindakan kebaktian

B. Pengertian Santun
Santun adalah sifat halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya
kesemua orang.Santun adalah sikap dan perilaku yang terkait dengan atau norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Perilaku ini di wujudkan dalam hubungan diri sendiri, keluarga,
sekolah dan masyarakat. Santun adalah kemampuan untuk mengikuti norma yang ada di
masyarakat.
Hormat dan santun merupakan sebagian kecil daripada sekian banyak nilai-nilai yang
terkandung di dalam nilai-nilai karakter yang ada. Hormat dan santun adalah sikap
menghargai/menghormati diri sendiri, orang lain, dan lingkungan, memperlakukan orang lain
seperti keinginan untuk dihargai, beradab dan sopan santun, tidak melecehkan dan menghina
orang lain, tidak menilai orang lain sebelum mengenalinya dengan baik.
Santun adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada sikap atau perilaku yang
sopan, hormat, dan menghargai orang lain dengan cara yang tidak kasar, tidak mengganggu,
atau tidak menyakiti perasaan mereka. Ini melibatkan penggunaan kata-kata yang sopan,
tindakan yang menghormati norma-norma sosial, serta sikap yang memperlihatkan kesopanan
dan kesantunan.
Santun juga mencakup aspek-aspek seperti berbicara dengan suara yang tenang, menghindari
kata-kata kasar atau merendahkan, menghormati privasi orang lain, dan berperilaku dengan
etika yang baik dalam berbagai situasi sosial. Sikap santun penting dalam menjaga hubungan
antarmanusia yang sehat dan harmonis, serta untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan
penuh rasa hormat dalam berbagai konteks, termasuk dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan,
dan masyarakat.

C. Tatacara Hormat Kepada Orang Tua


Orang tua adalah ayah dan ibu kandung dari anak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KKBI) orang tua artinya ayah dan ibu. Sedangkan dalam bahasa Arab sering disebut Al Walid
Islam mengatur hubungan antara orang tua terhadap anak, termasuk tata cara pergaulannya
antara orang tua dan anak masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam
Islam. Diantara kewajiban orang tua terhadap anak adalah merawat dan mendidik dengan
sebaik-baiknya sesuai syariat Islam. Proses pendidikan di lingkungan keluarga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan mental dan spiritual Oleh karena itu orang tua harus
memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Surat Luqman ayat 14 :

َ ِ‫ع ٰلى َو ْه ٍن َّوف‬


ٗ‫صالُه‬ َ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِۚ ِه َح َملَتْهُ ا ُ ُّمهٗ َو ْهنًا‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
‫صي ُْر‬ َّ َ‫عا َمي ِْن ا َ ِن ا ْش ُك ْر ِل ْي َو ِل َوا ِلدَي َۗ َْك اِل‬
ِ ‫ي ْال َم‬ َ ‫فِ ْي‬
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu.
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa perintah berbuat baik kepada kedua orang tua
merupakan perintah langsung dari Allah Swt. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua
diletakkan setelah perintah untuk menyembah Allah Swt dan larangan syirik. Ini menjadi bukti
bahwa kedua orang tua menempati kedudukan mulia dalam pandangan Islam. Maka, sebagai
anak kita harus menghormati dan mematuhi nasihat dan perintah orang tua sebagai wujud bakti
kita kepada keduanya. Baik itu orang tua masih hidup ataupun sudah meninggal dunia.
Dalam agama Islam, kedua orang tua memiliki kedudukan yang tinggi. Setiap anak diwajibkan
untuk berbuat baik kepada kedua orang tua (Birrul Walidain). Birrul Walidain juga diartikan
sebagai berbakti kepada kedua orang tua. Perilakumenghormati dan mematuhi nasihat-
nasihatnya termasuk BirrulWalidain. Seorang anak wajib menghormati dan mematuhi semua
nasihat orang tuanya selama keduanya tidak memerintahkan kemaksiatan atau kemusyrikan.
Bahkan seorang anak tetap harus menghormati kedua orang tuanya meskipun orang tuanya
kafir.
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa perintah berbuat baik kepada kedua orang tua
merupakan perintah langsung dari Allah Swt. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua
diletakkan setelah perintah untuk menyembah Allah Swt dan larangan syirik. Ini menjadi bukti
bahwa kedua orang tua menempati kedudukan mulia dalam pandangan Islam. Maka, sebagai
anak kita harus menghormati dan mematuhi nasihat dan perintah orang tua sebagai wujud bakti
kita kepada keduanya. Baik itu orang tua masih hidup ataupun sudah meninggal dunia.
Cara menghormati kedia orang tua ketika masih hidup:
1. Mendengarkan semua perkataannya dengan rasa penuh rasa hormat dan rendah hati.
2. Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang dapat meringankan beban orang
tua.
3. Senantiasa meminta do’a restu.
Jika orang tua sudah meninggal maka cara menghormatinnya adalah sebagai berikut:
1. Menyambung tali silaturahim dengan kerabat dan sahabat orang tua.
2. Melanjutkan cita-cita orang tua,
3. Senantiasa mendoakan kedua orang tua yang telah meninggal.

Tata cara hormat kepada orang tua sangat penting dalam budaya dan nilai-nilai sosial di banyak
masyarakat di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa cara umum untuk menghormati orang
tua:
1. Mengucapkan Salam dan Berbicara dengan Hormat:
• Selalu sapa orang tua Anda dengan salam seperti "Assalamualaikum" atau
"Selamat pagi/siang/malam" sesuai dengan tradisi dan kebiasaan Anda.
• Gunakan kata-kata sopan seperti "Bapak" dan "Ibu" (atau sebutan yang sesuai
dalam bahasa Anda) ketika berbicara kepada mereka.
2. Mendengarkan dengan Penuh Perhatian:
• Ketika orang tua Anda berbicara, luangkan waktu untuk mendengarkan dengan
penuh perhatian. Jangan terlalu sibuk dengan gadget atau aktivitas lainnya.
• Berikan respon yang tepat ketika mereka berbicara, seperti mengangguk atau
memberikan komentar positif.
3. Meminta dan Mengikuti Saran Mereka:
• Orang tua sering memiliki pengalaman hidup yang berharga. Jika Anda
menghadapi keputusan atau masalah, luangkan waktu untuk meminta saran
mereka dan pertimbangkan dengan serius apa yang mereka katakan.
4. Menunjukkan Rasa Terima Kasih:
• Ungkapkan rasa terima kasih Anda kepada orang tua secara teratur. Ini bisa
melibatkan kata-kata seperti "terima kasih" atau tindakan nyata seperti
membantu dengan pekerjaan rumah tangga.
5. Hormat dalam Tindakan:
• Selalu berperilaku dengan hormat terhadap orang tua Anda dan hindari perilaku
yang mengganggu atau menghina.
• Hormati privasi mereka dan jangan melanggar batas-batas yang telah mereka
tentukan.
6. Bantu dengan Tugas-tugas Rumah Tangga:
• Bantu dengan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak,
atau merawat saudara-saudara Anda jika Anda tinggal bersama orang tua Anda.
7. Jaga Hubungan yang Saling Hormat:
• Cobalah untuk menjaga hubungan yang baik dan harmonis dengan orang tua
Anda. Hindari konflik yang tidak perlu dan berbicaralah dengan sopan saat ada
perbedaan pendapat.
8. Jaga Kesehatan dan Kesejahteraan Mereka:
• Perhatikan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan emosional orang tua Anda.
Pastikan mereka mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan dan
berikan dukungan emosional.
9. Hormati Tradisi dan Nilai-nilai Keluarga:
• Hormati tradisi dan nilai-nilai keluarga yang dijunjung tinggi oleh orang tua
Anda, bahkan jika Anda memiliki pandangan yang berbeda.
10. Berikan Waktu dan Perhatian Khusus:
• Sediakan waktu untuk berkumpul dengan orang tua Anda secara khusus. Ini bisa
berupa acara keluarga, makan malam bersama, atau waktu berkualitas lainnya.
Ingatlah bahwa tata cara hormat kepada orang tua dapat bervariasi antara budaya dan keluarga.
Yang terpenting adalah menunjukkan kasih sayang, penghargaan, dan rasa hormat Anda kepada
orang tua dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam
lingkungan.
Berbakti kepada ke-2 orang tua yg di dalam bahasa arab seringkali biasa diklaim dengan
ungkapan “Birrul Walidain” artinya adonan berasal dua kata, yaitu asal kata “birr” dan kata
“al-walidain”. Secara bahasa (etimologi) istilah “birr” berasal berasal kata barra-yabirru-barran
merupakan adalah kebenaran, ketaatan, sedangkan dalam kamus Al-Munawwir artinya artinya
taat berbakti, bersikap baik, sopan, benar, poly berbuat kebajikan. Sedangkan kata al-walidain
maknanya adalah ayah dan bunda. menggunakan demikian, berarti istilah berbakti pada orang
tua (birrul walidain) mengandung pengertian sahih, berbuat baik, belas kasih serta taat pada
keduanya. Keempat hal tadi berarti terwujud dalam perilaku: berperilaku serta berbuat baik
pada keduanya, tunduk dan patuh kepada mereka dalam segala hal kebaikan apa saja yang di
perintahkan oleh Alla SWT serta Rasul-Nya, memuliakan mereka serta selalu berusaha mencari
dan mendapatkan keridhaan berasal keduanya, lalu ikhlas dalam mengabdi dan melayani
keduanya, mengasihi serta menyayangi selalu keduanya, merawat serta menjaga selalu
keduanya menggunakan sebaik-baiknya, tidak melakukan hal buruk pada keduanya apalagi
menyakiti hati keduanya baik itu dalam bentuk ucapan ataupun perbuatan, sebab itu mampu
membentuk Allah SWT tidak ridha dan murka Setiap anak diwajibkan untuk berbakti kepada
kedua orang tuanya, hal tersebut sudah sangat jelas dan tegas dinyatakan oleh islam. Imam
Ibnu Athiyah Rahimahullah berpendapat, bahwa kita wajib mentaati kedua orang tua kita
dalam segala hal dan walaupun itu dalam hal yang mubah, kita harus mengikuti apa saja yang
di perintahkan dan menjauhi apa saja yang dilarang oleh kedua orang tua kita selama perintah
tersebut tidak melanggar syariat islam.
Dengan demikian, karena begitu pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, sampai-sampai
Allah SWT menempatkan perintah berbakti kepada kedua orang tua di tempat yang kedua
setelah perintah untuk beriman kepada Allah SWT yang harus dilaksanakan oleh semua umat
manusia. Rasulullah SAW pun menegaskan dalam salah satu hadisnya bahwa berbakti kepada
kedua orang tua merupakan salah satu perbuatan yang paling mulia dan di cintai Allah SWT.
Bahkan dengan tegas Rasulullah SAW pun juga menyatakan dengan tegas bahwa berbakti
kepada kedua orang tua itu pahalanya sama dengan berjihad di jalan Allah (jihad fisabilillah).
Berbakti kepada kedua orang tua adalah merupakan suatu ajaran semua agama, bukan hanya
agama islam saja yang mewajibkan untuk berbakti kepada kedua orang tua, tapi semua agama
di dunia ini sepakat bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah merupakan suatu kewajiban
bagi setiap anak manusia. Bagi setiap anak yang masih memiliki akal sehat, pasti mereka akan
selalu berusaha untuk berbakti kepada kedua orang tua mereka, akan selalu berusaha berbuat
baik kepada ibu bapaknya, akan selalu berhati-hati menjaga kata-kata yang ia ucapkan ketika
berbicara kepada kedua orang tua mereka agar tidak menyakiti hati mereka karena kata-kata
yang dikeluarkan. Berbakti kepada kedua orang tua juga lebih didahulukan dari pada menuntut
ilmu, sekalipun ilmu yang dicari tersebut adalahh ilmu agama, apabila ilmu agama yang sedang
dicari tersebut termasuk dari kategori fardhu kifayah. Namun apabila ilmu yang sedang dicari
tersebut hukumnya fardu ‘ain atau semisal ada seseorang yang tidak mengetahui bagaimana ia
beribadah kepada Allah SWT, atau bagaimana tata cara melaksanakan shalat, maka dalam
keadaan ini mencari ilmu lebih didahulukan daripada berbakti kepada kedua orang tua.
Syekh Utsaimin berkata: sesungguhnya seorang anak itu hendaknya harus berusaha untuk
selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, hal itu diwujudkan dengan cara berbuat baik kepada
keduanya melalui perkataan dan perbuatan yang baik, dengan membuat senang memberikan
sesuatu kepada keduanya, memberikan bantuan fisik untuk keduanya, kemudian mentaati apa
yang di perintahkan mereka selama itu bukan dalam rangka bermaksiat kepada Allah SWT dan
bukan perkara yang mana didalamnya ada kemudaratan bagi kita sebagai seorang anak.
Hendaknya selalu melembutkan perkataan ketika berbicara kepada mereka, menampakkan
wajah cerah dan ceria ketika di hadapan mereka, tidak memberikan beban dan berkeluh kesah
kepada mereka, apalagi saat mereka sudah berusia lanjut usia atau saat mereka sedang dalam
keadaan sakit, dan hendaknya kita sebagai seorang anak jangan merasa terbebani ketika mereka
sakit atau sudah lanjut usia karena kitapun kelak akan mencapai usia lanjut dan diposisi yang
sama seperti mereka juga bila Allah SWT mentaqdirkan umur yang panjang bagi kita.
Adapun lawan dari kata birrul walidain adalah “uququl walidain”, dalam kamus Al-Munawwir
arti dari ‘uquq adalah durhaka, loyal, membangkang, gangguan. Jadi makna dari “uququl
walidain” adalah gangguan yang dilakukan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya,
sehingga gangguan tersebut menjadikan terpotongnya (terputusnya) hubungan baik antara
seorang anak dengan kedua orang tuanya. Contoh gangguan berupa perkataan yang dilakukan
seorang anak kepada kedua orang tuanya ialah berkata keras dan kasar ataupun berkata dengan
kalimat yang menyakitkan hati kedua orang tua, dan perkataan-perkataan lain yang semisalnya.
Sedangkan gangguan yang berupa perbuatan ialah berlaku kasar, seperti menendang pintu atau
tembok dengan kaki, memukul meja, atau semisalnya.
D. Tatacara Hormat Kepada Guru
Guru adalah pendidik atau pengajar pada pendidikan formal. Guru adalah orang tua kedua,
yaitu orang yang mendidik dan mentransfer ilmu pengetahuan agar murid-muridnya dapat
menjadi lebih baik. Menghormati dan mematuhi perintah para guru adalah wajib selama
perintah tersebut tidak bertentangan dengan agama.
Guru berjasa besar dalam mendidik dan mengajar kita sejak usia dini. Berkat jasa guru kita
bisa membaca, menghitung, menyanyi, dan menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Mereka tak
kenal lelah dalam mengajar dan mendidik murid-muridnya. Tidak hanya itu, guru juga menjadi
teladan dalam menanamkan akhlak mulia bagi murid-muridnya. Guru selalu memberikan
motivasi, arahan dan nasihat kepada murid-muridnya Harapannya agar semua muridnya
menjadi orang sukses.

‫ْب ِكالَ هُ َما‬ َ ‫ِإ َّن ْال ُم َع ِل َم َوال‬


َ ‫ط ِبي‬
‫ان ِإذَا هُ َما لَ ْم يُ ْك َر َما‬ َ ‫َْل يَ ْن‬
ِ ‫ص َح‬
Sesungguhnya guru dan dokter itu dua duanya
Tidak akan memberi nasehat kalau keduanya tak dihormati

َ َ‫ص ِب ْر ِلدَائِكَ ِإ ْن َجفَ ْوت‬


‫ط ِب ْيبَ َها‬ ْ ‫فَا‬
‫َوا ْقن َْع ِب َج ْهلِكَ ِإ ْن َجفَ ْوتَ ُم َع ِل ًما‬

Maka sabarlah atas penyakitmu kalau engkau menjauhi dokter


Dan puaslah dengan kebodohanmu jika engkau menjauhi guru

Tanpa bimbingan dan didikannya kita tidak akan bisa membedakan antara yang benar dan salah
mana yang halal dan haram Jasa guru tidak bisa di beli dengan materi. Berkat jasa gurulah kita
menjadi orang berilmu. Dengan bekal ilmu kita bisa menjalani kehidupan dengan tenang dan
terarah. inilah kebaikan-kebaikan seorang guru kepada murid-muridnya.
Islam menempatkan guru pada posisi mulia. Mereka adalah orang tua kita setelah orang tua
kandung. Oleh karena itu, kita harus menghormati dan mematuhinya sebagaimana yang kita
lakukan terhadap orang tua. Hormat dan patuh kepada guru sangat ditekankan oleh Islam.
Setinggi apapun pangkat dan kedudukan seseorang, dia berhutang budi kepada guru.
Bagaimana cara menghormati dan mematuhi guru?. Menghormati dan mematuhi guru dapat
dilakukan dengan cara :
1. Menyapa dan mengucapkan salam ketika bertemu
2. Mendengarkan dan menyimak dengan baik semua perkataan-perkataan guru saat
menjelaskan di depan kelas.
3. Memandang guru dengan penuh rasa hormat (Ta’dzim)
4. Hendaknya duduk dihadapan guru dengan sopan dan tenang.
Guru juga berjasa dalam menanamkan akidah Islam yang lurus. Dengan akidah yang lurus,
seseorang akan hidup bahagia dunia hingga akhirat. Dalam ajaran Islam, guru atau ulama harus
dihormati dan dimuliakan. Menghormati, mematuhi dan memuliakan guru merupakan syarat
agar ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat bagi orang lain. Seseorang yang memiliki ilmu yang
bermanfaat akan mendapatkan pahala sampai hari kiamat.
Di era globalisasi saat ini, tidak sedikit murid yang menganggap remeh profesi guru. Mereka
lupa dengan jasa-jasa guru sehingga dengan mudahnya mereka tidak menghargai/menghormati
gurunya. Banyak murid yang kini tidak menghormati guru layaknya seperti menghormati orang
tua mereka. Dan kini seperti sebuah trend dalam sekolah untuk tidak menghormati guru.
Di zaman ini pula, tidak sedikit orang yang lupa bahwa kekayaan ilmunya menjadi dengan
sendirinya tanpa adanya sentuhan dan doa guru-guru mereka yang mengajari dan mendidik
secara tulus dan tanpa pamrih.
Ilmu yang kita dapatkan tidak akan sempurna kecuali diiringi dengan sifat tawadhu’ murid
terhadap gurunya, rendah hatinya murid terhadap guru merupakan cermin ketinggian sifat
mulia seorang murid. Sikap menghormati guru justru merupakan cerminan kemuliaan dan
kehormatan bagi seorang siwa.
Imam Al Ghazali menjelaskan, ”Hak para guru lebih besar daripada hak orang tua. Orang tua
adalah sebab kehadiran manusia di dunia, sedangkan guru bermanfaat bagi manusia untuk
mengarungi kehidupan akhirat nanti. Kalaulah bukan karena usaha guru, maka usaha orang
tua akan percuma dan tidak bermanfaat. Karena gurulah yang memberikan manusia bekal
menuju kehidupan akhirat yang abadi”.
Tentunya hormat terhadap guru saja tidaklah cukup, ada beberapa adab/tata krama yang harus
diperhatikan seorang murid terhadap gurunya. Yang diantaranya sebagai berikut:
1. Memuliakan guru seperti memuliakan orang tua sendiri.

2. Duduk dihadapan guru dengan sopan.

3. Menium tangannya ketika berjabat tangan dengan guru.

4. Berbicara dengan sopan.

5. Jangan memotong pembicaraan guru, tunggu sampai guru selesai berbicara.

6. Mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan guru.

7. Bertanya dengan sopan santun dengan mengangkat tangan terlebih dahulu apabila ada

hal yang tidak dimengerti, dan tunggu sampai guru kamu mengizinkan kamu bertanya.

8. Hendaknya menjawab dengan baik apabila guru bertanya dan jangan menjawab dengan

jawaban yang lainnya karena hal itu tidak ada dalam adab atau tatakrama.

9. Mengerjakan tugas dari guru tanpa banyak mengeluh.

10. Apabila terdapat perbedaan pendapat, tidak mendebatnya secara berlebihan.

11. Meneladani sifat dan sikap yang baik dari seorang guru.

Sesungguhnya rusaknya pendidikan dimulai dari hilangnya adab murid kepada guru.

Sebab pendidikan bukan hanya soal memberikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga

penanaman akhlak. Saat ini, salah satu prioritas utama untuk memperbaiki dunia

pendidikan adalah menegakkan adab murid terhadap gurunya. Adab terhadap guru tetap

merupakan sesuatu yang mutlak dalam pendidikan, karena keberkahan ilmu tergantung

pada bagaimana seorang murid hormat terhadap gurunya.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam KKBI (Kammus Besar Bahasa Indonesia) hormat adalah, menghargai (takzim,
khidmad, sopan). Jadi hormat adalah suatu sikap sopan yang di tujukan kepada orang
yang lebih tua.
2. Orang tua adalah ayah dan ibu kandung dari anak. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KKBI) orang tua artinya ayah dan ibu. Sedangkan dalam bahasa Arab sering
disebut Al Walid.
Maka, sebagai anak kita harus menghormati dan mematuhi nasihat dan perintah orang tua
sebagai wujud bakti kita kepada keduanya. Baik itu orang tua masih hidup ataupun sudah
meninggal dunia.
Cara menghormati kedia orang tua ketika
masih hidup:
1. Mendengarkan semua perkataannya dengan rasa penuh rasa hormat dan rendah hati.
2. Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang dapat meringankan beban orang
tua.
3. Senantiasa meminta do’a restu.
Jika orang tua sudah meninggal maka cara menghormatinnya adalah sebagai berikut:
1. Menyambung tali silaturahim dengan kerabat dan sahabat orang tua.
2. Melanjutkan cita-cita orang tua,
3. Senantiasa mendoakan kedua orang tua yang telah meninggal.
4. Guru adalah pendidik atau pengajar pada pendidikan formal. Guru adalah orang tua
kedua, yaitu orang yang mendidik dan mentransfer ilmu pengetahuan agar murid-
muridnya dapat menjadi lebih baik. Menghormati dan mematuhi guru dapat dilakukan
dengan cara :
5. Menyapa dan mengucapkan salam ketiak bertemu
6. Memandang guru dengan penuh rasa hormat (Ta’dzim)
7. Hendaknya duduk dihadapan guru dengan sopan dan tenang.
DAFTAR PUSTAKA

Haris Abdul, Sumatil Ilya. 2014. Akidah Akhlak Untuk Mts. Mojokerto: LADUNNI Press.
Haris Abdul, Sumatil Ilya. Akidah Akhlak Untuk Mts. (Mojokerto: LADUNNI Press
2014).hal 43
Haris Abdul, Sumatil Ilya. Akidah Akhlak Untuk Mts. (Mojokerto: LADUNNI Press
2014).hal 45
https://www.idntimes.com/life/inspiration/langgeng-irma-salugiasih-1/ayat-al-quran-tentang-
berbakti-kepada-orang-tua-berkah-selalu?page=all
https://www.putrakapuas.com/2018/11/mahfudzot-kelas-2-kmi-gontor-bag18.html
http://kisahimuslim.blogspot.com/2014/09/pentingnya-hormat-dan-patuh-kepada.html
http://www.academia.edu/6603308/Makalah_tafsir_etika_kepada_orang_tua_by_Naylin_Naji
hah?login=&email_was_taken=true

Anda mungkin juga menyukai