Anda di halaman 1dari 41

BUKU PANDUAN & MATERI

MUNAS KE IV
IKATAN MASINIS INDONESIA ( I.M.I )

SEKRETARIAT DPP IMI,TANJUNG KARANG,26-27 APRIL 2012

Mengucapkan

Selamat & Sukses


Atas Terselenggaranya

MUNAS KE 2
IKATAN MASINIS INDONESIA (I.M.I )

Sekretariat Dpp Tanjungkarang,26-27 April 2012

SAMBUTAN KETUA PANITIA

SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN MASINIS INDONESIA (I.M.I)

Daftar Isi

Sambutan Ketua Panitia.1

Sambutan Ketua Umum I.M.I..2 Jadwal Acara MUSNAS IV I.M.I..3 Proposal MUNAS KE IV I.M.I4 Tata Tertib MUNAS I.M.I ..5 AD & ART I.M.I.6

SUSUNAN PENGURUS IMI PUSAT PERIODE 2009 2012 Pelindung / Pembina : : Penasehat : a. DIREKSI PT .KAI (PERSERO) : :

b. SERIKAT PEKERJA KERETA API ( (SPKA) Sudarsono U.Crew Ka Pwt

: Ketua Umu Ketua I Ketua II Sekretaris Jenderal Sekretaris I Sekretaris II Bendahara Korbid SDM Korbid Hukum Humas I Humas II Seksi Umum : : : : : : : : : : : :

H.Safei Dedi Djunaedi Agus Setiawan Supardiono Sudarpono Soiman Setiadi Lulu Tirto Bawono Sakti a. Wahid M. b. Warsono a. Sujayanto b. Rudi Setiawan Junaedi ( Wil Sum) Supriadi Didin Jaenudin Riyanto Faizin Fahrudin

U.Crew Ka Bd U.Crew Ka Boo U.Dipo Lok Mn U.Crew Ka Tnk U.Crew Ka Jng U.Crew Ka Boo U.Crew Ka Bd U.Crew Ka Smc U.Crew Ka Jng U.Crew Ka Cn M.Hukum Smc U.Crew Ka Sbi J.M OP Mdn U.Crew Ka Smc U.Crew Ka Thb U.Crew Ka Pwt U.Crew Ka Thb U.Crew Ka Yk

Catur Munanto (Wil Jawa) U.Crew Ka Ml

JADWAL ACARA MUNAS KE IV IKATAN MASINIS INDONESIA (I.M.I)

HARI/

WAKTU

ACARA

KET

TGL
Kamis. 26-27 April 2012 08.00 09.00 09.00 09.10 09.10 09.20 09.20 09.25 09.25 09.40 09.40 09.50 09.50 10.00 10.00 10.20 10.20 10.40 10.40 11.00 Regestrasi peserta Pembukaan Pembacaan Ayat Suci Alquran Do.a Lagu Indonesia Raya Laporan Ketua panitia pelaksana Sambutan Menejemen Daerah Sambutan Pusat Sambutan Ketua Umum Panpel MC Supardiono Kadaop/Evp Dirut Ketum IMI

COFFEE BREAK

Panitia

11.00 11.15 11.15 12.00

SIDANG PLENO Pemilihan pimpinan sidang tetap Pelaporan pertanggungjawaban ketum dan pandangan Umum

OC

12.00 13.00 13.00 13.30 13.30 13.40 13.40 14.10 14.10 - selsai

ISOMA

Panitia

Pembacaan tatib mekanisme pemilihan Ketua dan Penetapan calon Ketua Ketua Umum imi Pengambilan Nomor urut Calon Ketua Umum IMI Pemaparan Visi an Misi Calon Ketua Umum IMI Pemilihan ketua Pembacaan hasil pemilihan Persiapan Pelantikan Pelantikan Ketua Umum terpilih Sambutan Ketua Baru Periode 2012 2015 Pembacaan Do,a Penutup Peserta meninggalkan tempat

Pimsid

Pimsid Pimsid

Ketua terpilih

SUSUNAN PERSONIL BADAN PEKERJA/SC (STERING COMEETE) MUNAS IV I.M.I


NO (1) NAMA (2) JABATAN DALAM KEPANITIAAN (3) UNIT ORGANISASI IKATAN MASINIS INDONESIA (4) KET (5)

Dedi djunaedi

Pengarah

Ketum

1 2 3

Sudarpono Catur munanto Setiadi

KOORDINATOR SELEKSI Ketua Wakil ketua Sekretaris

Dpp Dpp Dpp

Sekjen Humas Sekt II

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA/OC (ORGANIZING COMEETE) MUNAS IV I.M.I


NO (1) 1 2 3 4 1 2 3 NAMA (2) Hariyanto Mattuase Ispendi JABATAN DALAM KEPANITIAAN (3) ketua Sekretaris Bendahara UNIT ORGANISASI IKATAN MASINIS INDONESIA (4) Ketua Dpd III.2 TNK Sekt Dpd III.2 TNK Bendh Dpd III,2 TNK KET (5)

Reza Muharam Haris suwanda Deden

Seksi Perlengkapan

Anggota DPD 3.2 TNK Anggota DPD 3.2 TNK Anggota DPD 3.2 TNK

1 2

Nando Rudi

Seksi komsumsi

Anggota DPD 3.2 TNK Anggota DPD 3.2 TNK

1 2

Seksi Acara

Anggota DPD 3.2 TNK Anggota DPD 3.2 TNK

1 2

Paharudin Sudarmin Didin jaenudin

Seksi Dokument

Anggota DPD 3.2 TNK Wk DPD 3.2 tnk DPP

1 2

Soiman Joko susilo

Sekretariat

DPP Sekt DPD I JAK

PENDAHULUAN Dengan Rahmat Allah Yang MAha Kuasa diiringi dengan keinginan yang luhur sebagai upaya unutk turut berperan aktip dalam memajukan perusahaan Kereta Api Indonesia agar bisa menjadi moda transportasi yang bisa diandalkan untuk kepentingan bangsa dan Negara Indonesia serta bisa meminimalisir kecelakaan menuju road map to zero accident.

Sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan Munas II Ikatan Masinis Indonesia (I.M.I) Dewan Pengurus Pusat yang berlangsung tanggal 26-27 Maret 2012 di Hotel Nusantara Bandar Lampung. DASAR PELAKSANAAN MUNAS II 1. Anggaran Dasar (AD) BAB VI Pasal 19 dan Anggaran Rumah Tangga (ART) BAB IV Pasal 8 9. 2. Hasil Rapat Koordinasi dpd jawa-sumatera dan Pengurus DPP Pada tanggal 03 maret 2012 di Tanjungkarang. BENTUK KEGIATAN Dewan Pengurus Pusat mempersiapkan kegiatannya dengan : Mengadakan rapat membentuk Panitia Pelaksana Munas II guna menentukan waktu dan pendanaan. Rapat menyusun Tata Tertib Munas II Menyediakan Balon Ketua yang sudah mendaftar dan akan maju ke pemilihan Ketua Umum periode 2012 2015. Technical Meeting seluruh panitia.

1. 2. 3. 4.

PENUTUP Dengan suksesnya pelaksanaan Munas II Ikatan Masinis Indonesia Dewan Pengurus Pusat ,dapat melaksanakan tugas yang lebih baik dalam memperjuangkan maupun pelaksanaan tugas dan fungsinya para anggotannya sebagai garda FRON LINER. Bandar Lampung,26-27 April 2012 Panitia Pelaksanaan Musyawarah Nasional Ikatan Masinis Indonesia (I.M.I)

HERYANTO ketua

MATTUASE Sekretaris

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN MASINIS INDONESIA NOMOR : 006/KEP.DPP IMI/IV/2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PEKERJA DAN PANITIA MUNAS IV TAHUN 2012 IKATAN MASINIS INDONESIA Menimbang : 1 a. Keputusan Munaslub di Yogyakarta tanggal 26-27 April 2011 dan Rakoord di Tanjungkarang Tanggal 03 Maret 2012.

Mengingat

: 2 b. Bahwa dengan mempertimbangkan sebagaimana dalam butir 1 di atas dipandang perlu mempersiapkan pelaksanaan Munas IV yang dilaksanakan di Dewan Pengurus Pusat. : dsb MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS PUSAT TENTANG PENETAPAN TEMPAT DAN MENGANGKAT BADAN PEKERJA (SC) DAN PANITIA PELAKSANA (OC) MUNAS IV IKATAN MASINIS INDONESIA. PERTAMA : MENGANGKAT BADAN PEKERJA DAN PANITI PELAKSANA (OC) MUNAS IV I.M.I DPP SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN INI. KEDUA : TUGAS BADAN PEKERJA a. Mempersiapkan materi Munas IV dan menyeleksi Balon Ketua Umum Ikatan Masinis Indonesia. b. Mengagendakan persiapan,pembuatan draf Munas IV dan pembentukan komisi-komisi. KETIGA : PESERTA MUSNAS TERDIRI DARI : a. Perwakilan Pengurus DPP b. Perwakilan Dewan Pengurus Daerah Jawa Sumatera KEEMPAT : KEPUTUSAN INI TERHITUNG MULAI TANGGA DITETAPKAN DENGAN KETENTUAN BAHWA APABILA DIKEMUDIAN HARI TERDAPAT KEKELIRUAN DALAM PENETAPAN INI AKAN DIADAKAN PEMBETULAN SEBAGAIMANA MESTINYA. ASLI : KEPUTUSAN INI DIBERIKAN KEPADA YANG BERKEPENTINGAN DAN DIPERGUNAKAN SEBAGAIMANA MESTINYA. DITETAPKAN : DI TANJUNGKARANG PADA TANGGAL : 26-27 APRIL 2012 a.n Dewan Pengurus Pusat Ketua Umum

DEDI DJUNAEDI NPA :BOO/001/KETUM /XI/09

DAFTAR PESERTA MUNAS IV PENGURUS DPD JAWA SUMATERA NO UTUSAN DPD NAMA Pamuji M,Toufik Joko susilo Firmansyah Karsiman KEDUDUKAN U.Crew Ka Jng U.Crew Ka Dp U.Crew Ka Dp U.Crew Ka Jng U.Crew Ka Thb KET

DPD 1 JAK

DPD 2 BD

DPD 3 CN

DPD 4 SMC

DPD 5 PWT

DPD 6 YK

DPD 7 MN

DPD 8 SBY

DPD 9 JR

10

DPD Divre 1 MDN

11 12

DPD Divre 2 PD DPD Divre III.1 KPT

Deny rohman M.Ali syamsi A.Akbar Novi kasdiman A.Wiramdani Nana kelana Banudin Hartanto Sanoto M,Taufik Agus riyadi Heri subroto Sudarno Napngan Yadiman Sudaryanto Tony ps Agus riyanto Jaka purnama Aris widarto Agus wandi Hernawan Erwan widianto Ponimin Sigit purwanto Nyoto Prasetyo Yusman fanani M.Alim Kuswanto Hargowo Djasad p Ardianto Didik Ridwan Afandi Siswanto Edi harianto Nur Amin Darma Ginting Sutrisno Yuarman Zaini umar Khaerul nas M.Zaenal Purnawan

U.Crew Ka Bd U.Crew Ka pwk U.Crew Ka Bd U.Crew Ka Bjr U.Crew Ka Bd U.Crew Ka Cn U.Crew Ka Cn U.Crew Ka Smc U.Crew Ka Smc U.Crew Ka Smc U.Crew Ka Tgl U.Crew Ka Cp U.Crew Ka Kry U.Crew Ka Pwt U.Crew Ka Kt U.Crew Ka Kry U.Crew Ka Clp U.Crew Ka Yk U.Crew Ka Yk U.Crew Ka Yk U.Crew Ka Slo U.Crew Ka Slo U.Crew Ka Mn U.Crew Ka Mn U.Crew Ka Kts U.Crew Ka Mn U.Crew Ka Mn U.Crew Ka Blt U.Crew Ka Sdt U.Crew Ka Sby Pst U.Crew Ka Ml U.Crew Ka Sbi U.Crew Ka Jr U.Crew Ka Prb U.Crew Ka Jr U.Crew Ka Tbi U.Crew Ka Mdn U.Crew Ka Mdn U.Crew Ka Mdn U.Crew Ka Ksr U.Crew Ka Pd U.Crew Ka Pd U.Crew Ka Pd U.Crew Ka Kpt U.Crew Ka Tje

13

DPD Divre III.2 TNK

14

DPP

Zyaidi fikri Edy supandi Zaidil fitri Wahyu istiadi Dedy hartoyo Hariyanto Sudarmin Mattuase Ainin Gunawan wibisono Juliadi Muhlisin Supardiono Setiadi Soiman Catur Munanto Wahid marjudin

U.Crew Ka Kpt U.Crew Ka The U.Crew Ka Lht U.Crew Ka Tmb U.Crew Ka Lkl U.Crew Ka Tnk U.Crew Ka Tnk U.Crew Ka Tnk U.Crew Ka Tnk U.Crew Ka Tnk U.Crew Ka Btr U.Crew Ka Btr U.Crew Ka Tnk U.Crew Ka Bd U.Crew Ka Boo U.Crew Ka Ml U.Crew Ka Jng

TATA TERTIB MUNAS IV IKATAN MASINIS INDONESIA TAHUN 2012 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan tata tertib ini yang dimaksud dengan : a. Musyawarah Nasional Ikatan Masinis Indonesia adalah Lembaga Musyawarah Nasional tertinggi bagi anggota Ikatan Masinis Indonesia selanjutnya disebut MUNAS. b. Peserta MUNAS Ikatan Masinis Indonesia adalah Peserta yang secara sah berhak mengikuti MUNAS yang terdiri dari Peserta Aktif dan Peserta partisipasif. c. Peserta Aktif adalah Pesera MUNAS yang berasal dari Pengurus Daerah dan Pengurus Perwakilan pusat d. Peserta Partisipasif /peninjau adalah peserta MUNAS selain Peserta Pengurus DPD dan DPP I.M.I. e. Sidang Pleno /Rapat Paripurna adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta MUNAS. Pasal 2

1. Kedaulatan organisasi berada ditangan anggota dan dilaksanakan dalam MUNAS. 2. MUNAS pada dasarnya diselenggarakan berdasarkan asas musyawarah untuk mencapai mufakat. 3. MUNAS melaksanakan tugasnya berdasarkan ketentuan peraturan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga I.M.I serta peraturan Tata Tertib. BAB II PESERTA Pasal 3 (1) Peserta MUNAS terdiri dari : a. Peserta Aktif yang meliputi 1. Pengurus Dpd 2. Pengurus Dpp b. Peserta partisipasif yang meliputi Direksi PT.Kereta Api Indonesia (Persero),para peninjau dan peserta selain peserta aktif MUNAS.

(2) Setiap utusan dari pengurus Dpd Jawa Sumatera Ikatan Masinis Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) ,masing masing terdiri dari empat orang. (3) Peserta Aktif sebagaimana maksud ayat (1) huruf (a),masing masing harus memiliki mandate penuh yang ditunjuk oleh Ketua Dpd. BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA Pasal 4 (1) Peserta Aktif memiliki : a. Hak bicara b. Hak suara (2) Peserta partisipasif hanya memiliki hak bicara (3) Setiap Utusan dari DPP dan DPD adalah satu kesatuan untuk itu DPP dalam MUNAS memiliki 3 (tiga) hak suara dan DPD memiliki 4 (empat) suara,dalam pemilihan ketua Umum. Pasal 5 (1) Setiap peserta aktif dan peserta Partisipasif berhak mengajukan pendapat saran atau tanggapan ,baik secara lisan maupun tertulis dalam rapat-rapat yang diselenggarakan MUNAS.

(2) Pendapatan saran dan tanggapan yang diajukan harus disusun secara singkat sistematis dan jelas serta ditujukan pada pimpinan rapat. Pasal 6 SETIAP PESERTA AKTIF DAN PARTISIPASIF BERKEWAJIBAN a. Memenuhi ketentuan yang diatur dalam Peraturan Tata Tertib. b. Menghadiri dan mengikuti rapat pleno / rapat paripurna c. Memelihara kelancaran dan ketertiban MUNAS BAB IV ALAT KELENGKAPAN MUNAS IV Pasal 7 Alat-alat kelengkapan MUNAS : a. Pimpinan siding MUNAS b. Ketua dan notulen c. Pemilihan kepengurusan d. Panitia Pengurus

Pasal 8 (1) Pimpinan MUNAS dipilih dari peserta Aktif (2) Pemilihan Pimpinan MUNAS diusahakan sedapat mungkin dengan musyawarah untuk mufakat. (3) Apabila keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai pemilihan dapat dilakukan dengan putusan berdasarkan suara terbanyak melalui pemungutan suara. (4) Pimpinan MUNAS merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif yang terdiri : a. 1.(satu) orang ketua merangkap anggota b. 2.(dua) orang anggota (5) Pembagian tugas diantara unsure-unsur pimpinan MUNAS sebagaimana dimaksud pada ayat 4 diatur secara musyawarah. Pasal 9 (1) Pimpinan MUNAS mempunyai wewenang : a. Memimpin Rapat Paripurna b. Menjaga kelancaran dan ketertiban MUNAS (2) Pimpinan MUNAS mempunyai tugas : a. Menetapkan jadwal acara MUNAS. b. Menetapkan peraturan tata tertib MUNAS

BAB V RAPAT-RAPAT Pasal 10 (1) Sebelum menghadiri rapat setiap peserta harus menandatangani daftar hadir yang telah disediakan panitia MUNAS. (2) Tepat pada waktu yang ditentukan,pimpinan sidang membuka rapat dan menghitung kuorum. (3) Apabila pada waktu yang telah ditentukan dan ternyata kuorum belum tercapai maka pimpinan sidang bertindak sesuai dengan ketentuan pasal 16 keputusan ini. Pasal 11 (1) Setelah rapat dinyatan syah pimpinan sidang menjelaskan secara singkat pokok acara rapat dan permasalahannya. (2) Pimpinan sidang mendaftar peserta yang akan bicara secara tertib . (3) Pimpinan sidang dapat mengingatkan peserta rapat yang menyimpang dari pokok bahasan rapat.

(4) Pimpinan sidang berhak tidak mengijinkan peserta yang belum mendaftarkan namanya untuk bicara,kecuali apabila menurut pimpinan sidang terdapat alasan yang dapat diterima, Pasal 12 (1) Peserta aktif dan partisipasif dapat menggunakan interupsi guna : a. Meminta penjelasan pokok materi yang dibicarakan b. Mengajukan usul tata cara pembahasan materi c. Mengajukan usul penundaan rapat (2) Interupsi sebagaimana dimaksud ayat 1 tidak boleh melebihi waktu 5 (lima) menit dan tidak diadakan perdebatan. Pasal 13 (1) Apabila rapat mengalami ketidaktertiban,maka pimpinan sidang dapat menunda rapat dengan persetujuan peserta rapat dan tidak boleh melebihi waktu 30 menit. (2) Untuk menghindari kesimpangsiuran informasi hasil pembicaraan rapat,hanya boleh disampaikan oleh pimpinan sidang. (3) Atas usul peserta rapat untuk memutuskan hal-hal yang bersifat rahasia dapat diputuskan rapat tertutup. Pasal 14

(1) Pada setiap rapat dibuat risalah lengkap yang memuat antara lain : a. Tempat,jenis dan acara rapat b. Hari / tanggal rapat dan jam pembukaan dan penutupan rapat c. Nama-nama ketua dan sekretaris rapat d. Jumlah peserta utusan dan peninjau yang hadir. e. Nama-nama pembicara dan pendapat masing-masing. f. Keterangan-keterangan tentang keputusan dan atau kesimpulan rapat. (2) Risalah rapat sebagaimana dimaksud ayat (1) ditandatangani seluruh pimpinan sidang. BAB VI KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 (1) Setiap rapat memerlukan kuorum. (2) Rapat paripurna untuk pembahasan dan pengambilan keputusan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta aktif.

Pasal 16 (1) Apabila kuorum dimaksud pasal 10 ayat (3) tidak tercapai maka rapat ditunda paling lama 30 menit. (2) Apabila rapat ditunda sebagaimana dimaksud ayat (1) dan kuorum belum juga tercapai maka pimpinan sidang dapat melangsungkan rapat dan rapat dinyatakan sah. Pasal 17 (1) Setiap pengambilan keputusan diusahakan sedapat mungkin dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. (2) Apabila musyawarah untuk mencapai mufakat tidak berhasil,maka dapat dilakukan pengambilan suara terbanyak,melalui pemungutan suara,sah apabila disetujui oleh dari dari peserta aktif yang hadir. (3) Pemungutan suara yang menyangkut pemilihan ketua Umum Ikatan Masinis Indonesia (I.M.I) dilakukan rahasia dan tertulis. BAB VII PERSYARATAN KETUA UMUM IKATAN MASINIS INDONESIA Pasal 18

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai anggota tetap IMI Mampu bekerja sama dan loyal terhadap organisasi. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya lima tahun. Secara moral dan integritas layak mejadi Ketua Umum. Tidak pernah mendapatkan hukuman tetap Pidana dan Disiplin. Pasal 19

Pemilihan calon Ketua Umum dapat dilaksanakan apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 18 dan usulkan oleh Pengurus Dpd minimal 2 Dpd . Pasal 20 Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketum Umum Ikatan Masinis Indonesia. Pasal 21 Mekanisme pemilihan Ketua Umum Ikatan Masinis Indonesia : (1) Jika diperoleh suara 50% + 1 maka langsung ditetapkan diangkat sebagai Ketua Umum. (2) Jika belum ada yang memperoleh suara 50% + 1 maka 2 suara terbanyak akan memasuki putaran ke 2 (dua). (3) Jika ada suara kembar urutan satu maka yang mengikuti putaran ke 2 (dua) adalah suara terbanyak tersebut. (4) Jika suara terbanyak kembar urutan ke 2 (dua) maka putaran kedua diikuti oleh suara terbanyak 1 (satu)dan urutan kembar ke 2 (dua). BAB VIII PENUTUP Pasal 22 Segala sesuatu yang belum diatur dalam perturan tata tertib penyelenggaraan MUNAS ditetapkan lebih lanjut oleh pimpinan MUNAS I.M.I dengan persetujuan Peserta MUNAS. Pasal 23 Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Pada tanggal

: Tanjungkarang : 26-27 April 2012

PIMPINAN SIDANG MUNAS IV I.M.I Ketua Sidang

Sekretaris Sidang

Wakil Ketua Sidang

ANGGARAN DASAR IKATAN MASINIS INDONESIA


MUKKADIMAH Bahwa sesuai peran dan kedudukan masinis / crew kereta api di dalam rangka pembangunan Nasional maka perlu hubungan yang harmonis antara crew kereta api dengan pegawai lainnya. Bahwa sejalan dengan peran serta masinis dalam menjalankan roda organisasi perusahaan yang dituangkan dalam rencana kerjannya,perlu kiranya pembentukan suatu wadah para masinis dan asisten masinis yang akurat, profesional dan berwawasan luas,untuk menunjang pekerjaan yang maksimal. Bahwa atas dasar pertimbangan pertimbangan tersebut diatas ,guna mewujudkan cita cita yang luhur ini,dengan rasa rendah hati dan memberanikan diri,kami menyatakan diri membentuk satu organisasi para masinis dan asisten masinis kereta api yang disingkat IKATAN MASINIS INDONESIA Dengan ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA sebagai berikut :

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah,adalah Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Perusahaan,adaalah Perusahaan Transportasi Massal PT.KERETA API (Persero). c. Dereksi,adalah Dereksi Perusahaan PT.KERETA API (Persero). d. Anggota IMI adalah,Pegawai perusahaan PT.Kereta api yang meliputi : a. Masinis dan Asisten Masinis Kereta Api. b. Penyelia Masinis. c. Asisten Urusan Masinis. e. Ikatan Masinis Indonesia disingkat IMI adalah organisasi wadah bagi anggota IMI dilingkungan perusahaan PT.Kereta api (Persero) yang dibentuk oleh,dari dan untuk anggotanya memperjuangkan menjembatani aspirasi,hak dan kepentingan Awak kereta api.

f.

Pimpinan adalah Pengurus Ikatan Masinis Indonesia yang terdiri dari Pengurus Pusat disingkat PP IMI,Pengurus Daerah disingkat PD dan Pengurus Cabang disingkat PC. g. Musyawarah Nasional disingkat MUNAS adalah lembaga musyawarah tertinggi dalam organisasi IMI tingkat pusat yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam menetapkan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga (AD&ART),menetapkan pokok pokok arah kebijakan.organisasi,memilih dan mengangkat Ketua Umum IMI, menetapkan laporan pertanggung jawaban organisasi serta menetapkan pembubaran organisasi IMI. h. Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat MUNASLUB ,adalah Lembaga musyawarah tertinggi dalam organisasi IMI tingkat pusat yang mempunyai kedudukan yang sama dengan MUNAS dan dilaksanakan pada suatu periode kepengurusan. i. Musyawarah daerah disingkat MUSDA,adalah Lembaga tertinggi dalam organisasi IMI Tingkat Daerah yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam : menetapkan pokok pokok arah kebijakan organisasi,menetapkan laporan pertanggung jawaban organisasi dan memilih dan mengangkat Ketua Pengurus Daerah (PD). j. Musyaarah Daerah Luar Biasa disingkat MUSDALUB,adalah Lembaga musyawarah tertinggi dalam organisasi IMI Tingkat daerah yang

k. l.

m.

n. o.

mempunyai kedudukan yang sama dengan MUSDA dan dilaksanakan pada suatu periode kepengurusan. DEMISIONER adalah waktu antara berakhirnya masa kepengurusan Ketua yang lama sampai terpilihnya Ketua yang baru dalam organisasi IMI. Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS ,adalah Rapat Kerja Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Pengurus Tingkat Pusat untuk merencanakan,mengevaluasiprogram kerja yang merupakan pejabaran keputusan Munas serta Laporan Keuangan Pengurus Pusat. Rapat Kerja Daerah adalah Rapat kerja tingkat daerah yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah untuk merencanakan dan mengevaluasi program kerja yang merupakan penjabaran Keputusan Daerah serta Laporan Keuangan Pengurus Daerah. Peraturan Perusahaan ,adalah peraturan dinas yang dibuat secara tertulis oleh perusahaan PT.Kereta Api (Persero) dalam bentuk SK/SG. Stelsel Aktip adalah organisasi yang keanggotaanya dinyatakan dengan surat pernyataan atau permohonan untuk masuk menjadi anggota organisasi IMI.

BAB II NAMA,WAKTU,DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 2. 1. Organisasi ini diberi nama IKATAN MASINIS INDONESIA atau disingkat IMI. 2. IKATAN MASINIS ini didirikan pada hari Kamis tanggal 27 April 2006 di Hotel Tiara Purwokerto untuk waktu yang dikehendaki. 3. Tempat kedudukan Pengurus Pusat IMI SEMENTARA di Daerah Operasi I UPT Crew Ka Bogor Dipo KRL .Dengan alamat Jln M.A Salmun no.2 Kota Bogor Tenga. 4. Pengurus Daerah apabila membutuhkan dapat membentuk Pengurus Cabang . 5. Pengurus Daerah berkedudukan di Daerah Operasi,Drive dan Sub Drive PT.Kereta Api (Persero) di Sumatera. BAB III LANDASAN,AZAS,DAN TUJUAN Pasal 3 LANDASAN IKATAN MASINIS INDONESIA IKATAN MASINIS INDONESIA berlandasan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 4 AZAS IKATAN MASINIS INDONESIA Ikatan Masinis Indonesia berazaskan kekeluargaan,bersifat Demokrasi dan Independent,bebas bertanggung jawab serta tidak berafiliasi pada orsospol atau parpol tertentu yang ada di Indonesia. Pasal 5 TUJUAN Ikatan Masinis Indonesia bertujuan : 1. Mewujudkan Kesatuan dan Persatuan Anggota. 2. Memperjuangkan ,Menjembatani kepentingan aspirasi anggota 3. Mengembangkan wawasan tentang peraturan peraturan perkereta apian dan pengetahuan teknik. 4. Meningkatkan profesionalisme anggota. 5. Melindungi dan mengayomi anggotanya.

6. Mendorong dan pemerkasa pembaharuan di segala bidang dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan produktifitas perusahaan dan anggota. 7. Memberi saran dan pertimbangan kepada menejemen perusahaan sesuai tujuan,untuk mewujudkan VISI dan MISI perusahaan. BAB IV TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 6 Tugas Pokok Ikatan Masinis Indonesia adalah : 1. Bersama menejemen melaksanakan pembinaan anggotanya dalam rangka meningkatkan Profesionalisme dalam melaksanakan tugas. 2. Meningkatkan pengetahuan baik pengetahuan teknik, administrasi maupun peraturan perusahaan. 3. Meningkatkan kedisiplinan dalam melaksanakan peraturan-peraturan perjalanan kereta api bagi anggotanya. 4. Mendukung program kerja perusahaan agar dapat mensejahterakan karyawannya. 5. Mensinergikan segala bentuk kerja anggota IMI dengan unit-unit terkait. 6. Memperjuangkan anggota untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pengembangan karir sesuai dengan kompetensi masing-masing.

Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas pokok yang dimaksudkan pasal 6 ini IMI melakukan fungsi sbb ; a. Mengayomi anggotanya. b. Pendorong dan pemrakarsa pembaharuan dibidang operasional kereta api untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas anggota. c. Menjalin kerjasama dengan unit-unit terkait dalam pengoperasian kereta api. d. Mengupayakan agar anggota IMI tetap profesional dalam menjalankan pekerjaannya tanpa mengalami hambatan. e. Menampung segala aspirasi dan kehandak para anggota untuk disampaikan kepada manajemem perusahaan. Pasal 8 KEKUASAAN ORGANISASI

Kekuasaan tertinggi organisasi berada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh anggota melalui Musyawarah Nasional (MUNAS) yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat. BAB V KEANGGOTAAN, HAK, KEWAJIBAN Pasal 9 Keanggotaan Ikatan Masinis Indonesia adalah ; Anggota tetap terdiri dari ; a. Masinis dan Asisten Masinis. b. Penyelia Masinis. c. Asisten Urusan Masinis. Anggota tidak tetap adalah Anggota yang diangkat oleh Pengurus Pusat maupun Pengurus Daerah sebagai anggota kehormatan. Dimana azas keanggotaan Ikatan Masinis Indonesia adalah stelsel aktif bebas dan bertanggung jawab.

Pasal 10 HAK ANGGOTA 1. Setiap anggota Ikatan Masinis Indonesia berhak ; a. Mengemukakan pendapat, mengajukan usul-usul, dan saran-saran demi kemajuan organisasi.Memilih dan Dipilih untuk sebagai Pengurus Pusat maupun Daerah. b. Memperoleh perlakuan, pengakuan, perlindungan, pembelaan, pendidikan dan bimbingan yang sama dari organisasi. 2. Anggota Tidak Tetap / anggota Kehormatan berhak ; a. Mengemukakan pendapat, usul-usul, serta saran-saran yang bersifat teknik dan administrasi demi kemajuan organisasi. b. Memperoleh perlakuan dan pengakuan yang sama dari organisasi. Pasal 11 KEWAJIBAN ANGGOTA

Anggota Ikatan Masinis Indonesia mempunyai kewajiban sbb : 1. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama organisasi. 2. Mentaati dan memegang teguh AD / ART organisasi, Peraturan Perusahan, Perundang-undangan yang berlaku dan disiplin organisasi. 3. Aktif melaksanakan agenda program-program organisasi. 4. Aktif membayar iuran anggota untuk pembiayaan organisasi. Pasal 12 PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN 1. Anggota dapat diberhentikan karena : a. Meninggal dunia. b. Tidak lagi berstatus sebagai pegawai di perusahaan PT. Kereta Api (persero). c. Menyatakan diri keluar dari keanggotaan IMI. d. Diberhentikan oleh pengurus sesuai aturan yang berlaku. 2. Tata cara pemberhentian anggota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI SUSUNAN ORGANISASI DAN MASA BAKTI PENGURUS Pasal 13 SUSUNAN ORGANISASI Susunan organisasi IMI terdiri dari : A. Organisasi Tingkat Pusat disebut Pengurus Pusat berkedudukan di UPT CREW KA BOGOR yang terdiri dari ; 1) Majelis Pertimbangan Organisasi disingkat MPO. 2) Pengurus Pusat disebut PP. B. Organisasi Tingkat Daerah disebut Pengurus Daerah (PD) yang berkedudukan di Daerah Opersi Jawa dan Drive / Sub Drive Sumatera. C. Organisasi Tingkat Cabang disebut Pengurus Cabang (PC) yang berkedudukan di Upt Crew Ka.

Pasal 14 PIMPINAN TERTINGGI ORGANISASI 1. Ikatan Masinis Indonesia dipimpin oleh seorang Ketua Pengurus Pusat sebagai pimpinan tertinggi. 2. Dalam menjalankan kepemimpinannya Ketua Pengurus Pusat dibantu oleh Dewan Pengurus Pusat dengan memperhatikan dan mempertimbangkan saran-saran dan rekomendasi dari MPO. Pasal 15 DEWAN PENGURUS PUSAT Susunan Dewan Pengurus Pusat IMI terdiri dari : a. Seorang Ketua Umum. b. Ketua I dan II. c. Sekretaris Jendral dan dibantu 2 (dua) orang Sekretaris. d. Seorang Bendahara Umum dibantu 2 (dua) orang Wakil Bendahara. e. Beberapa orang Koordinator Bidang dan atau menurut kebutuhan. f. Beberapa orang Seksi dan atau menurut kebutuhan. Pasal 16 MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI Majelis Pertimbangan Organisasi terdiri dari : a. Maksimal 2 ( dua ) orang yang dipilih langsung dalam MUNAS, berasal dari Jawa dan Sumatra. b. Ditambah 1 ( satu ) orang dari utusan PD yang ditunjuk. c. MPO dipimpin oleh seorang Ketua berdasarkan suara terbanyak dalam pemilihan. Pasal 17 HAK DAN KEWAJIBAN MPO MPO mempunyai hak dan kewajiban sbb : 1) Berhak mendapat laporan dari Pengurus Pusat mengenai berbagai hal dalam menjalankan roda organisasi. 2) Berkewajiban memberi tegoran dan saran-saran bagi pengurus pusat dalam menjalankan roda organisasinya. 3) Berkewajiban memberi saran untuk mengadakan MUNASLUB dan MUSDALUB apabila dipandang Ketua Pengurus Pusat / Pengurus Daerah telah menyimpang dari AD / ART organisasi.

Pasal 18 PENGURUS DAERAH Susunan Pengurus Daerah terdiri dari: a. Ketua dan seorang Wakil . b. Seorang Sekretaris . c. Seorang Bendahara . d. Seorang Humas . e. Beberapa Seksi Pasal 19 MASA BAKTI KEPENGURUSAN Ketua Pengurus Pusat dan MPO dipilih dari dan oleh anggota dalam MUNAS dan bertanggung jawab pada MUNAS. Ketua Pengurus Daerah dipilih dari anggota melalui MUSDA dan bertanggung jawab dalam MUSDA. Masa Bakti Ketua Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah IMI paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali dalam masa paling banyak 1 (satu) kali masa bakti. Masa bakti MPO 3 (tiga) tahun dan setelah itu dapat dipilih kembali. Ketua Pengurus Pusat dan Ketua Pengurus Daerah dalam membentuk kabinetnya maksimum dalam waktu 30 (tiga puluh) hari.

1. 2. 3.

4. 5.

BAB VII MUSYAWARAH DAN RAPAT Pasal 20 Musyawarah ini terdiri dari : a. Musyawarah Nasional (MUNAS). b. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB). c. Musyawarah Daerah (MUSDA). d. Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB). e. Rapat IMI Pusat terdiri dari ; 1) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) 2) Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) Pasal 21

1. Musyawarah Nasional IMI disingkat MUNAS adalah Lembaga dan Pemegang Kekuasaan tertinggi yang berwenang untuk : a. Menetapkan / merubah AD / ART. b. Memilih Ketua Pusat dan MPO. c. Mengesahkan Laporan Pertanggung jawaban Keuangan dan Organisasi Ketua Pusat. d. Mengesahkan Program Kerja Pengurus Pusat. e. Menetapkan VISI MISI dan Pokok-Pokok PROGRAM Umum yang Strategis . 2. Peserta MUNAS IMI terdiri dari : a. Utusan Pengurus Pusat . b. Utusan MPO. c. Utusan Pengurus Daerah Mekanisme MUNAS diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. Pasal 22 1. MUSYAWARAH DAERAH merupakan Lembaga Musyawarah dan Pemegang Kekuasaan Tertinggi ditingkat daerah yang berwenang : a. Membuat Program Kerja tingkat Daerah. b. Memilih Ketua Pengurus Paerah . c. Musyawarah Daerah terdiri dari : 1. Utusan Perwakilan Pengurus Daerah. 2. Utusan Perwakilan Anggota Pengurus Cabang

d. Mekanisme MUSDA diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. Pasal 23 MUNASLUB DAN MUSDALUB Dalam keadaan organisasi sangat mendesak MUNASLUB dan MUSDALUB dapat dilakukan dengan ketentuan sbb : 1. Terjadi pelanggaran Kode Etik dan atau AD / ART organisasi yang dilakukan Ketua Pengurus Pusat / Daerah. 2. Kekosongan Pimpinan di PP / PD akibat mutasi atau berhalangan tetap Ketua Pengurus Pusat / Ketua Pengurus Daerah hasil MUNAS / MUSDA. 3. Adanya wacana dari 2/3 Pengurus Daerah yang menghendaki pembubaran organisasi dan tata cara pengelolaan asset organisasi. 4. MUSDALUB / MUNASLUB setara dan sejajar kewenangannya dengan MUSDA / MUNAS.

5. Apabila terjadi kekosongan Kepemimpinan dalam struktur organisasi Ketua PP / PD. Pelanggaran PA / PO, AD / ART dan Kode Etik organisasi maka MPO mempunyai hak dan Kewenangan untuk menunjuk Pejabat Ketua PP / PD dengan tugas sementara untuk mempersiapkan dan melaksanakan MUNASLUB / MUSDALUB guna memilih Ketua PP / Ketua PD yang difinitip. 6. Apabila terjadi kekosongan Kepemimpinan dalam lingkup daerah (Ketua PD) maka Ketua PP merekomendasikan keadaan tersebut pada MPO untuk minta persetujuan dalam melaksanakan MUSDALUB. 7. Mekanisme pelaksanaan MUNASLUB dan MUSDALUB diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VIII TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA POKOK KEGIATAN ORGANISASI MPO, KETUA PP DAN KETUA PD Pasal 24 MPO Mempunyai tugas pokok : A. Memberi pertimbangan, pengawasan dan saran kepada Ketua PP / PD diminta ataupun tidak agar jalannya organisasi sesuai dengan AD / ART serta PA / PO. B. Dalam keadaan tertentu dapat mewakili organisasi setelah mendapat mandate dari Ketua PP.

Pasal 25 Untuk melaksanakan tugas pokok seperti pasal 24 MPO berfungsi sbb ; A. Sebagai pemberi : pertimbangan, saran, dan atau masukan baik diminta ataupun tidak kepada Ketua Pengurus Pusat / Daerah tentang kebijakan, pelaksanaan dan hal-hal strategis yang berpengaruh terhadap Organisasi dan Perusahaan. B. Sebagai Lembaga Pengawas Terhadap Pengelolaan Organisasi, Administrasi, Keuangan agar sesuai AD / ART, PA / PO. Keputusan-keputusan Organisasi serta Perundang- Undangan. Pasal 26 Ketua PP / PD mempunyai tugas pokok sebagai penanggung jawab dalam pengelolaan organisasi dan menjalankan tugas sesuai mandat yang telah diberikan oleh anggota saat MUNAS / MUNASLUB dan atau MUSDA / MUSDALUB.

Pasal 27 Untuk menjalankan tugas pokoknya sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, Ketua PP dan atau Ketua PD mempunyai fungsi ; a. Menjalankan organisasi IMI sesuai AD / ART, PO dan PA serta keputusan MUNAS / MUSDA. b. Melaksanakan penata usahaan administrasi dan keuangan organisasi IMI. c. Melaksanakan pokok-pokok kegiatan organisasi yang meliputi : 4 (empat) bidang ditingkat Pusat sedangkan di Tingkat Daerah disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu : 1) Bidang Sumber Daya Anggota, meliputi kegiatan-kegiatan : Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan, Pembinaan mental disiplin, Etika organisasi serta Etos kerja dan Profesionalisme. 2) Bidang Hukum, meliputi kegiatan : Penyuluhan hukum internal, Hukum eksternal dan Pengkajian peraturan perusahaan serta Kajian perundang-undangan Perkereta Apian. 1) Bidang Sosial Budaya dan Kesejahteraan meliputi : a. Kegiatan Olah raga. b. Kegiatan Bina Kesehatan Keluarga . c. Sosial Masyarakat dan . d. Kesenian . e. Kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang organisasi.

1.

2. 3. 4.

BAB IX Pasal 28 KEUANGAN Sumber Keuangan untuk Pembiayaan organisasi ; a. Iuran dari anggota. b. Donatur yang tidak mengikat. c. Usaha-usaha lainnya yang syah menurut AD / ART. d. Tata cara untuk memperoleh keuangan serta pengelolaannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IMI. Besarnya iuran diatur oleh Anggaran Rumah Tangga IMI. Jenis-jenis usaha untuk menambah / pemupukan keuangan organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IMI. Ketua PP dan Ketua PD mempunyai kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan organisasi IMI.

5. Harta kekayaan dan keuangan organisasi IMI tidak dapat dipindahkan, ditanamkan / diinvestasikan dan atau dialihkan kepada pihak lain. BAB X Pasal 29 PEMBUBARAN ORGANISASI 1. IMI dapat dibubarkan oleh karena : a. Dikehendaki oleh 2/3 anggota atau utusan anggota dan dilaksanakan pada MUNAS / MUNASLUB. b. Dikehendaki Pemerintah karena dipandang organisasi ini dapat membahayakan perusahaan atau metode transportasi masal yang ada di Indonesia. c. Dinyatakan oleh putusan pengadilan. 2. Dalam hal pembubaran organisasi IMI :maka Ketua Pengurus Pusat dan Daerah mempertanggung jawabkan dan menetapkan pengelolaan lebih lanjut atas kekayaan organisasi ini dalam MUNAS / MUNASLUB. BAB XI Pasal 30 LAIN-LAIN HAL-HAL yang belum diatur didalam Anggaran Dasar (AD) ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).

BAB XII PENUTUP Pasal 31 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah dan disyahkan dalam keputusan MUNAS dan atau MUNASLUB organisasi IMI. 2. Dengan diterbitkan dan diberlakukannya Anggaran Dasar ini maka Anggaran Dasar yang lama dengan segala peraturan dan ketetapan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar ini dibatalkan. 3. Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan. DITETAPKAN DI : PADA TANGGAL : YOGYAKARTA. 26 APRIL 2011

MUSYAWARAH NASIONAL IKATAN MASINIS INDONESIA

PIMPINAN SIDANG SEKRETARIS KETUA ANGGOTA

ALI WAHYU SANTOSO NIPP: 42260

SURYADI NIPP: 44744

HARIYANTO NIPP: 41473

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN IKATAN MASINIS INDONESIA Pasal 1 TATA CARA MENJADI ANGGOTA 1. Masinis,Asisten Masinis,Penyelia dan Asisten Urusan Masinis secara langsung menjadi anggota IMI. 2. Anggota tidak tetap harus mengajukan permohonan untuk menjadi anggota IMI yang ditujukan kepada Pengurus Pusat / Daerah menggunakan formulir yang telah disediakan. a. Lembar pertama untuk Pengurus Pusat .

b. Lembar kedua untuk Pengurus Daerah. c. Lembar ketiga untuk yang bersangkutan 3. Calon anggota dinyatakan syah menjadi anggota bila telah tercatat dalam buku daftar anggota dan mempunyai nomor induk serta Kartu Tanda Anggota. 4. Kartu Tanda Anggota dikeluarkan / diterbitkan oleh Pengurus Pusat. BAB II PENGURUS IKATAN MASINIS INDONESIA Pasal 2 Ketua Pengurus Pusat dan Daerah dipilih oleh peserta / perwakilan anggota dalam MUNAS / MUNASLUB dan MUSDA / MUSDALUB. Pasal 3 1. MPO dipilih oleh perwakilan anggota / peserta dalam MUNAS. 2. Ketua MPO adalah calon yang mempunyai suara terbanyak dalam pemilihan. 3. Ketua MPO disyahkan dalam MUNAS. Pasal 4 Ketua Pengurus Pusat / Daerah dipilih oleh perwakilan anggota yang menjadi peserta dalam MUNAS / MUSDA atau MUNASLUB / MUSDALUB.

Pasal 5 PERSYARATAN UNTUK MENJADI KETUA PENGURUS PUSAT, PENGURUS DAERAH DAN MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI 1. 2. 3. 4. 5. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Anggota tetap Ikatan Masinis Indonesia. Mampu bekerja sama dan loyal terhadap organisasi. Mempunyai integritas dan layak menjadi Ketua. Berwawasan luas baik yang berkaitan dengan Peraturan Perkereta Apian ataupun secara umum. 6. Mempunyai VISI dan MISI dalam mengembangkan organisasi.

7. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara baik pada anggota maupun kepada atasan. 8. Mempunyai sifat yang jujur dan adil. 9. Tidak pernah / dalam menjalani hukuman disiplin berat perusahaan atau Pengendalian Umum. 10. Pernah menjadi Masinis sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.Usia tidak lebih dari 52 (lima puluh dua) tahun. 11. Khusus bagi yang pernah menjadi Ketua Pengurus Pusat atau Pengurus Daerah tidak pernah mendapat sanksi pemberhentian sebagai pengurus. Pasal 6 TATA KERJA PENGURUS PUSAT DAN DAERAH 1. Pembagian tata kerja dan tugas diantara anggota pengurus tingkat pusat dan daerah diatur dalam PERATURAN ORGANISASI DAN PERATURAN ADMINISTRASI. 2. Peraturan Organisasi dan Peraturan Administrasi disyahkan dalam RAKERNAS DAN DILAKUKAN OLEH PIMPINAN SIDANG. BAB III HAK SUARA Pasal 7 1. Hak suara dalam MUNAS / MUNASLUB DEWAN PENGURUS diberikan kepada; a. DPP sebanyak 3 (tiga) suara.

b. DPD sebanyak 4 (empat) suara. 2. Dalam rapat-rapat yang diadakan oleh Pengurus Pusat selain Munas / Munaslub dan Rakernas adalah setiap orang peserta yang hadir memiliki 1 (satu) suara. 3. Hak suara dalam MUSDA / MUSDALUB yang diadakan oleh Pengurus Daerah diberikan : a. Pengurus Daerah sebanyak 3 (tiga) suara. b. Pengurus Cabang sebanyak 4 (empat) suara. 4. Dalam hal rapat-rapat yang diadakan Pengurus Daerah selain MUSDA / MUSDALUB setiap peserta yang hadir memiliki 1(satu) suara.

BAB IV MUNAS / MUNASLUB DAN MUSDA / MUSDALUB Pasal 8 1. MUNAS / MUNASLUB dihadiri oleh Pengurus Pusat, MPO serta utusan Pengurus Daerah. 2. MUSDA / MUSDALUB dihadiri oleh Pengurus Daerah dan Utusan / Perwakilan Pengurus Cabang. Pasal 9 SYAHNYA MUNAS / MUNASLUB DAN MUSDA / MUSDALUB MUNAS / MUNASLUB syah bila dihadiri oleh minimal 2/3 dari seluruh Perwakilan Pengurus Daerah IMI. MUSDA / MUSDALUB syah bila dihadiri oleh 2/3 dari seluruh Perwakilan Pengurus Cabang yang ada di daerah masing-masing. Keputusan MUNAS / MUNASLUB dan MUSDA / MUSDALUB diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat. Apabila tidak tercapai kata mufakat dalam musyawarah yang diadakan maka keputusan dilaksanakan dengan pemungutan suara dan keputusan dilaksanakan berdasarkan suara terbanyak / 50% suara lebih satu.

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

BAB V RAPAT KERJA Pasal 10 RAKERNAS dihadiri oleh Pengurus Pusat, MPO, dan Perwakilan Pengurus Daerah. RAKERDA dihadiri oleh Pengurus Daerah dan Perwakilan Pengurus Cabang. RAKERNAS bertujuan untuk mengevaluasi dan merencanakan program kerja dan melaporkan keuangan organisasi tahunan Pengurus Pusat. RAKERDA bertujuan untuk mengevaluasi dan merencanakan program kerja serta melaporkan keuangan organisasi tahunan Pengurus Daerah.

BAB VI KELENGKAPAN KERJA Pasal 11 1. Struktur organisasi Tingkat Pusat dan Daerah. 2. AD, ART, PA, PO. 3. Kantor Sekretariat dan alat kelengkapannya. 4. BAB VII PEMBERHENTIAN TINDAKAN DISIPLIN Pasal 12 BERHALANGAN TETAP DARI PENGURUS Apabila dalam tenggang waktu kepengurusan ada pengurus yang tidak dapat meneruskan tugas kepengurusan disebabkan oleh : 1. Mengundurkan diri secara tertulis dari kepengurusan. 2. Meninggal dunia. 3. Sakit tetap dan lamanya minimal 3 (tiga) bulan yang dibuktikan dengan surat dokter. 4. Menduduki jabatan struktural yang baru sehingga berdasarkan AD / ART dilarang untuk menjadi pengurus. 5. Mutasi dinas ke lain wilayah tingkat kepengurusan organisasi. 6. Melanggar disiplin organisasi dan Kode Etik. 7. Alasan lain sehingga tidak dapat melaksanakan tugas kepengurusan.

8. Berhenti dari Perusahaan (MPP / Pensiun / PHK). Maka Pengurus tersebut dapat diganti melalui proses pergantian Pengurus antar waktu. Pasal 13 TINDAKAN DISIPLIN Apabila pengurus melanggar AD / ART dan peraturan organisasi akan diberikan tindakan organisasi berupa : a. Peringatan. b. Skorsing. c. Pemberhentian.

Pasal 14 Tindakan peringatan lisan dan tertulis diatur dalam PA / PO. Pasal 15 SKORSING 1. Skorsing dijatuhkan apabila seseorang pengurus terbukti melakukan tindakan sbb : a. Melalaikan tugas organisasi. b. Menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi. c. Menyalahgunakan hak milik organisasi. d. Mementingkan kepentingan pribadi e. Melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan organisasi, perusahaan dan masyarakat. 2. Tindakan skorsing dilakukan oleh pengurus setingkat lebih tinggi atas permintaan pengurus IMI Pusat / Daerah sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh yang bersangkutan setelah diadakan rapat khusus antar pengurus. Pasal 16 PEMBERHENTIAN Seorang pengurus diberhentika apabila : a. Melanggar AD / ART Organisasi. b. Dijatuhi hukuman pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 17 Tindakan disiplin organisasi sebagaimana dimaksud pada pasal 17 dilakukan oleh : a. Untuk tingkat Pengurus Pusat : 1) Ketua Pengurus Pusat oleh MPO. 2) Pengurus Pusat oleh Ketua Pengurus Pusat. b. Untuk tingkat Pengurus Daerah : 1) Ketua Pengurus Daerah oleh Ketua Pengurus Pusat dengan persetujuan MPO. 2) Pengurus Daerah oleh Ketua Pengurus Daerah.

Pasal 18 PEMBELAAN DIRI 1. Pengurus yang terkena sanksi dapat mengajukan pembelaan diri melalui rapat pengurus menurut tingkat organisasinya. 2. Apabila pembelaan diri atas sanksi tersebut dapat diterima maka rapat harus memulihkan kedudukannya dan merehabilitasi. Pasal 19 KEKOSONGAN PIMPINAN Kekosongan Pimpinan terjadi apabila Ketua Pengurus Pusat atau Daerah hasil MUNAS / MUSDA berhalangan tetap atau mutasi ketempat lain diluar lingkungan organisasi. Jika terjadi kekosongan Pimpinan tertinggi dalam kepengurusan maka harus diangkat seorang Pjs Ketua yang tugasnya mempersiapkan diadakannya MUNASLUB / MUDASLUB. Pjs Ketua Pusat ditunjuk oleh MPO dan Ketua Daerah ditunjuk oleh Ketua Pusat dengan persetujuan MPO. Tata cara pemilihan Ketua diatur dalam PA / PO.

1.

2.

3. 4.

Pasal 20 PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU SELAIN KETUA PENGURUS PUSAT / DAERAH DAN MPO 1. Pergantian pengurus yang dimaksud dalam pasal ini dilakukan lewat pergantian pengurus antar waktu melalui rapat pengurus dan disyahkan dalam rapat kerja / rakerda pengurus berikutnya.

2. Pergantian pengurus antar waktu yang disepakati oleh rapat disebut Pengurus antar waktu, sebelum disyahkan dalam rapat kerja berikutnya. BAB VIII KEUANGAN Pasal 21 1. Uang Iuran wajib anggota setiap bulannya : Rp 2000,-/anggota 2. Penarikan iuran dilaksanakan Oleh Pengurus Cabang (PC)

3. Pembagian iuran anggota dari Pengurus Daerah ka Pengurus Pusat adalah sbb : a. 30% disetorkan ka Pengurus Pusat. b. 70% untuk Pengurus Daerah. 4. Bendahara Pengurus Pusat harus membuka rekening Bank atas nama Organisasi di Bank BNI NO REK. 0102925089 untuk menampung setoran dari Pengurus Daerah. 5. Berdasarkan transparansi / keterbukaan tata keuangan Pengurus Pusat maupun Daerah wajib membuat laporan keuangan setiap 6 bulan, MUNAS / MUSDA, RAKERNAS / RAKERDA IMI. BAB IX ANGGARAN RUMAH TANGGA ini ditetapkan dalam MUNAS IMI ke III dan berlaku setelah ditetapkan dalam rapat pleno. LAIN-LAIN Pasal 22 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB X PENUTUP Pasal 23 DITETAPKAN DI : YOGYAKARTA PADA TANGGAL : 26 APRIL 2011. MUNAS IKATAN MASINIS INDONESIA KE III

SEKRETARIS

PIMPINAN SIDANG KETUA

ANGGOTA

ALI WAHYU SANTOSO NIPP: 42260

SURYADI NIPP: 44744

HARIYANTO NIPP: 41473

1. 2. 3. 4. 5.

PERATURAN TAMBAHAN Meninggal dalam dinas Meninggal dalam PLH/dinas ,maka setiap anggota akan dikenakan sumbangan dana sosial sebesar Rp.10.000,-(sepuluh ribu rupiah). Pengumpulan dana sosial ,dilakukan oleh PD dibantu oleh PC . Dana sosial di serahkan ke Bendahara PP oleh PD. Di dalam penyerahan dana sosial, PP koordinasi dengan PD untuk menentukan jadwal pemberian dana tersebut, PD/PP membuat laporan tanda terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai