Anda di halaman 1dari 136

aip

0
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 01/TUS/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
AGENDA ACARA
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme Musyawarah Nasional


II Purna Prakarya Muda Indonesia, maka dipandang perlu untuk
menetapkan Agenda Acara Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda
Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 10 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 6 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatika : hasil pembahasan Sidang Pendahuluan Musyawarah Nasional II Purna


n Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : AGENDA ACARA MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA


MUDA INDONESIA.

Pasal 1
Agenda Acara Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Pasal 2
Keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 5 November 2009

PIMPINAN SIDANG PENDAHULUAN


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Arief Erdavit Andi Azis
Ketua Steering Committee Anggota Steering Committee

Ttd Ttd Ttd


Wiweko Yotama Achmad Fauzi Nuraini
Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee

aip

1
AGENDA ACARA
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Kamis, 5 November 2009


A SIDANG PENDAHULUAN
1 20:00 – 21:00 Pembahasan dan Pengesahan Agenda Acara
2 21:00 – 22:00 Pembahasan dan Pengesahan Tata Tertib
3 22:00 – 23:00 Pembahasan dan Pengesahan Pimpinan Sidang
4 23:00 – 09:00 Istrirahat

Jum’at, 6 November 2009


B SIDANG PARIPURNA I
1 09:00 – 11:00 Laporan Pertanggungjawaban DPP PPMI Periode 2005-2009
2 11:00 – 14:00 Ishoma
Tanggapan dan pandangan umum atas Laporan Pertanggung
3 14:00 – 15:00
Jawaban DPP PPMI Periode 2005-2009
4 15:00 – 17:00 Pembentukan Komisi-komisi
5 17:00 – 19:00 Ishoma

C SIDANG PARIPURNA II
1 19:00 – 02:00 Pembahasan dan Pengesahan Hasil-hasil Sidang Komisi
2 24:00 – 09:00 Istirahat

Sabtu, 7 November 2009

Lanjutan Pembahasan dan Pengesahan Hasil-hasil Sidang


1 09:00 – 11:00
Komisi
D SIDANG PARIPURNA III
Pembahasan dan Pengesahan Kriteria dan Tata Cara
1 11:00 – 12:00
Pemilihan Ketua Umum DPP PPMI Periode 2009-2013
2 12.00 – 14.00 Ishoma
3 14.00 – 15.00 Pemilihan Ketua Umum DPP PPMI Periode 2009-2013
Penetapan dan Pengesahan Ketua Umum PPMI
4 15:00 – 15:30
Periode 2009 – 2013
5 15.30 – 16.30 Pemilihan Tim Formatur DPP PPMI Periode 2009 – 2013
6 16.30 – 17.30 Pemilihan MPO DPP PPMI Periode 2009 – 2013
7 17:00 – 19:00 Ishoma
8 18:00–selesai Penutupan MUNAS II PPMI

aip

2
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 02/TUS/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme Musyawarah Nasional


II Purna Prakarya Muda Indonesia, maka dipandang perlu untuk
menetapkan Tata Tertib Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda
Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 10 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 6 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatika : hasil pembahasan Sidang Pendahuluan Musyawarah Nasional II Purna


n Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA


INDONESIA.

Pasal 1
Tata Tertib Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Pasal 2
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009

PIMPINAN SIDANG PENDAHULUAN


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Arief Erdavit Andi Azis
Ketua Steering Committee Anggota Steering Committee

Ttd Ttd Ttd


Wiweko Yotama Achmad Fauzi Nuraini
Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee

aip

3
TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

BAB I
NAMA DAN TUJUAN

Pasal 1

Permusyawaratan ini dinamakan Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda


Indonesia yang selanjutnya disingkat MUNAS II PPMI.

Pasal 2

Tujuan tata tertib MUNAS II PPMI untuk mengatur jalannya persidangan MUNAS II PPMI.

BAB II
WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 3

MUNAS II PPMI dilaksanakan dari hari Kamis – Minggu tanggal 5 – 8 November 2009.

Pasal 4

MUNAS II PPMI dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara.

BAB III
STATUS DAN KEKUASAAN

Pasal 5

Status MUNAS II PPMI merupakan musyawarah utusan daerah-daerah dan pemegang


kekuasaan tertinggi organisasi.

Pasal 6

Kekuasaan MUNAS II PPMI adalah:


a. Meminta laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat.
b. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga.
c. Menetapkan Pedoman-pedoman Organisasi.
d. Memilih Dewan Pengurus Pusat dengan jalan memilih Ketua Umum.
e. Membahas dan menetapkan masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

aip

4
BAB IV
KRITERIA, HAK, KEWAJIBAN,
DAN SANKSI PESERTA

Pasal 7

Kriteria Peserta:
(1) Peserta terdiri dari Dewan Pengurus Pusat, Utusan dan Peninjau Dewan Pengurus
Daerah serta Undangan Dewan Pengurus Pusat.
(2) Peserta Utusan adalah Utusan Dewan Pengurus Daerah.
(3) Peserta Peninjau adalah Peninjau Dewan Pengurus Daerah.
(4) Peserta Undangan adalah Undangan Dewan Pengurus Pusat.

Pasal 8

Hak Peserta:
(1) Mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara:
a. Hak Bicara adalah hak untuk mengajukan usul, saran, dan pendapat serta
mengajukan dan menjawab pertanyaan.
b. Hak Suara adalah hak untuk memilih dan dipilih.
(2) Peserta Utusan mempunyai hak bicara dan satu hak suara.
(3) Peserta Peninjau mempunyai Hak Bicara.

Pasal 9

Kewajiban Peserta:
a. Menghadiri dan mengikuti semua acara yang telah ditetapkan serta mentaati Tata
Tertib MUNAS II PPMI.
b. Memakai tanda peserta yang dikeluarkan Panitia Penyelenggara setiap memasuki
tempat/ruang MUNAS II PPMI.
c. Mengisi dan menandatangani daftar hadir sebelum memasuki tempat/ruang
MUNAS II PPMI.
d. Meminta persetujuan Pimpinan Sidang apabila hendak berbicara dan meninggalkan
tempat/ruang MUNAS II PPMI.
e. Mengikuti seluruh acara dengan baik.

Pasal 10

Sanksi Peserta:
a. Diberikan kepada peserta yang melanggar tata tertib.
b. Dapat berupa peringatan atau dikeluarkan oleh Pimpinan Sidang dengan
persetujuan forum.

BAB V
PERSIDANGAN

Pasal 11

Persidangan MUNAS II PPMI terdiri atas:


a. Sidang Pendahuluan.
b. Sidang Paripurna.
c. Sidang Komisi.

aip

5
Pasal 12

Pimpinan Sidang adalah Pimpinan Sidang Pendahuluan, Sidang Paripurna, dan Sidang
Komisi.

Pasal 13

(1) Pimpinan Sidang Pendahuluan dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat dan Panitia
Pengarah MUNAS II PPMI.
(2) Pimpinan Sidang Paripurna dipimpin oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dari
Peserta Utusan atau Peninjau, yang dipilih oleh Peserta Utusan.
(3) Pimpinan Sidang Komisi dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris yang dipilih dari, oleh,
dan untuk anggota Komisi.

Pasal 14

(1) Pimpinan Sidang Paripurna dan Komisi dipilih berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
(2) Apabila tidak terjadi mufakat, Pimpinan Sidang Paripurna dan Komisi dipilih
berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 15

(1) Pimpinan Sidang Pendahuluan bertugas:


a. Memimpin Sidang Pendahuluan.
b. Membantu tugas-tugas Pimpinan Sidang Paripurna dan Sidang Komisi
c. Menyiapkan draft Keputusan dan Ketetapan MUNAS II PPMI.
d. Mengarahkan jalannya persidangan selama MUNAS II PPMI.
(2) Pimpinan Sidang Paripurna bertugas:
a. Memimpin Sidang Paripurna.
b. Mengarahkan jalannya Sidang Paripurna.
c. Membantu tugas-tugas Pimpinan Sidang Komisi
(3) Pimpinan Sidang Komisi bertugas:
a. Memimpin Sidang Komisi.
b. Mengarahkan jalannya Sidang Komisi.

BAB VI
KEPUTUSAN

Pasal 16

(1) Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.


(2) Apabila tidak mencapai kemufakatan, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak (voting).
(3) Voting dianggap sah apabila disetujui oleh lebih dari separuh jumlah Peserta
Utusan yang hadir.
(4) Apabila hasil pemungutan suara sama jumlahnya, maka diadakan pemungutan
suara yang kedua kalinya.
(5) Apabila hasil pemungutan suara masih sama banyak, maka keputusan diserahkan
kepada kebijaksanaan Pimpinan Sidang.

aip

6
BAB VII
QUORUM

Pasal 17

(1) MUNAS II PPMI dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh Jumlah
Peserta Utusan.
(2) Apabila sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak terpenuhi, maka MUNAS II PPMI
diundur selama 1 x 2 jam dan setelah itu dinyatakan sah.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 18

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan tata tertib ini akan diatur kemudian
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
(2) Tata tertib ini berlaku sejak ditetapkan, dan akan ditinjau kembali apabila terdapat
kekeliruan di dalamnya.

aip

7
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 03/TUS/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa untuk mengatur ketertiban dan mekanisme jalannya persidangan


Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia, maka dipandang
perlu untuk menetapkan Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 10 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 6 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatika : hasil pembahasan Sidang Pendahuluan Musyawarah Nasional II Purna


n Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA


MUDA INDONESIA.

Pasal 1
Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia yang terdiri dari:

N Nama DPD PPMI Provinsi Jabatan dalam


o Persidangan
1 M. Rizal Hanaf Maluku Utara Ketua
2 Veronika Sulawesi Tengah Sekretaris
3 Rudhi Bhima Jawa Tengah Anggota
4 Raden Abdillah Kalimantan Barat Anggota
5 Fahman Rahman Aceh Anggota

Pasal 2
Keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009

PIMPINAN SIDANG PENDAHULUAN


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Arief Erdavit Andi Azis
Ketua Steering Committee Anggota Steering Committee

Ttd Ttd Ttd

aip

8
Wiweko Yotama Achmad Fauzi Nuraini
Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee

aip

9
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 01/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia periode
2005-2009 telah memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia atas pelaksanaan
tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang diemban sesuai dengan
amanat Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 10 dan 11 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 6 dan 7 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatika : a. pandangan umum yang disampaikan oleh Peserta Musyawarah


n Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia;
b. jawaban dan tanggapan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia periode 2005-2009 pada Sidang Paripurna I Musyawarah
Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia;
c. hasil pembahasan Sidang Paripurna I Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN


PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA PERIODE
2005-2009.

Pasal 1
Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dengan ini menerima laporan
pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-
2009 dan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009
dinyatakan demisioner.

Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris

aip

10
Ttd Ttd Ttd
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

11
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005 – 2009

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
TAHUN 2009

aip

12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT – Tuhan Yang Maha Esa, semoga
perbuatan kita dihari ini bernilai ibadah dan mendapat ridho-Nya. Amien.

Menjalankan roda organisasi adalah sebuah amanah yang diembankan kepada


pengurus, amanah diartikan juga sebagai sebuah kepercayaan yang dititipkan
kepada orang/anggota yang dipercaya dan mempunyai konsekuensi untuk
disampaikan kepada yang bersangkutan, amanah atau kepercayaan yang dititipkan
itu hanyalah bersifat sementara. Makna yang perlu diambil adalah nilai kejujuran
dan keikhlasan dalam menyampaikan amanah itu, oleh karena itu dalam
menyampaikan amanah adalah melaksanakan dan menjalankannya dengan penuh
rasa tanggungjawab yakni dilandasi dengan komitmen dan konsistensi sehingga
amanah atau kepercayaan itu senantiasa terpelihara kesuciannya.

Nilai kejujuran dan keikhlasan dalam menyampaikan amanah itu diukur dan terlihat
ketika menjalankan roda keorganisasian yakni dalam bentuk realisasi program-
program kerja organisasi dan kemudian mempertanggung jawabkannya, tentunya
hal ini tidak terlepas dari batasan-batasan kemampuan yang dimiliki setiap yang
diberikan amanah. Untuk itu dalam memberikan penilaian terhadap
pertanggungjawaban amanah yang telah diberikan itu haruslah menjunjung tinggi
objektiftas dalam melihat dan memperhatikan perjalanan roda keorganisasian.
Sehingga hasil yang dicapai oleh pengurus selama mengemban amanah tersebut
baik dari sisi kekurangan dan kelebihannya sebagai ikhtiar untuk memperbaiki,
mempertahankan bahkan meningkatkan dimasa kepengurusan yang akan datang.

Mempertanggungjawabkan amanah itu tidak sekedar diantara kita, akan tetapi


perlu disadari lebih dari itu ialah mempertanggungjawabkan kepada sang pencipta,
inilah bagian dari makna perjuangan dan tanggungjawab yang diberikan Allah SWT
kepada manusia.

Mempertanggungjawabkan sebuah amanah disetiap akhir masa kepengurusan


kemudian memilih kepengurusan baru adalah suatu hal yang lazim dan senantiasa
dialami setiap organisasi. Bagi Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia (DPP PPMI) adalah bagian dari proses pembelajaran bagi pribadi anggota
untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang dimiliki serta disesuaikan dengan dasar
organisasi dan berguna untuk mencapai tujuan. Seperti halnya pada kesempatan
ini kita semua tengah menjalankan sebuah mekanisme organisasi PPMI yang telah
diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPMI yakni
bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional (MUNAS) PPMI.

Perlu disadari bahwa dalam suasana seperti ini kita sedang berada dan berperan,
bahkan berkepentingan dalam MUNAS yang penting dan strategis ini. Dapat
dikatakan penting karena dalam MUNAS ini kita semua mempunyai kesempatan
yang sama untuk mengkoreksi dan mengevaluasi secara objektif tentang segala
persoalan yang berkaitan dengan organisasi demi kemajuan di masa mendatang,
bukan menjadikan MUNAS ini untuk mencari kelemahan dan saling mencari-cari
kesalahan demi kepentingan kelompok yang sifatnya hanya sesaat, akan tetapi
yang terpenting buat kita adalah itikad baik untuk mencari solusi demi
memperbaiki kelemahan dan mempertahankan bahkan meningkatkan segala

aip

13
kemampuan dan kelebihan yang kita miliki bersama untuk kemajuan dan kejayaan
organisasi yang kita cintai ini.
B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dibuatnya laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat


Purna Prakarya Muda Indonesia (DPP PPMI) periode 2005-2009 yakni:

1. Sebagai bentuk tanggungjawab DPP PPMI periode 2005-2009 dalam


mengemban amanah yang diberikan.
2. Sebagai gambaran kemajuan baik yang telah, sedang dan belum terealisasi.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi untuk program atau kegiatan yang
akan direncanakan serta direalisasikan di kepengurusan berikutnya.

aip

14
BAB II
KONDISI OBYEKTIF

A. Kondisi Internal

Dinamika yang terjadi sebagai bagian dari internalisasi masing-masing bagian akan
menjadi katalisator untuk memobilisasi laju dan gerak organisasi, kecenderungan
ini adalah bagian dari sifat organisasi yang merupakan kebutuhan sosial. Mobilitas
yang dibangun atas dasar persatuan (soliditas) tentu akan memberikan output
yang bersifat permanent dan baik. Kecenderungan ini akan lebih signifkan bila
disinergiskan dengan semangat kelompok (sprit the corps) yang menjadi bagian
dari motivasi personal dalam komunitas tersebut.

1. Dewan Pengurus Pusat

DPP PPMI mulai dibentuk setelah terpilihnya Ketua Umum PPMI berdasarkan
surat Ketetapan Musyawarah Nasional PPMI Nomor: 05/TAP/MUNAS
I/PPMI/IX/2005 tentang Ketua Umum Purna Prakarya Muda Indonesia periode
2005-2009 yang mana terhitung dari tanggal 4 September 2005 sampai dengan
6 November 2009. Berdasarkan surat keputusan tersebut maka dibentuklah DPP
PPMI melalui mekanisme pendekatan persuasif personality kepada setiap calon
pengurus dan juga atas masukan, saran yang diterima. Maka tersusunlah
sturktural DPP PPMI periode 2005-2009 sebagai berikut:
1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II
4) Ketua III
5) Sekretaris Jenderal.
6) Wakil Sekretaris Jenderal
7) Bendahara Umum.
8) Wakil Bendahara Umum.
9) Departemen Sumber Daya Manusia.
10) Departemen Pengembangan Organisasi.
11) Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan.
12) Departemen Penelitian dan Pengembangan.
13) Departemen Seni dan Budaya.
14) Departemen Hubungan Antar Lembaga

Mengingat sumber daya manusia yang sangat terbatas maka dibuatlah struktur
dengan 6 depatemen dengan pertimbangan agar kinerja roda organisasi dapat
berjalan secara efektif dan efesien serta dapat memenuhi kebutuhan organisasi
terutama untuk kepentingan PPMI. Hubungan antara Ketua-ketua dan
departemen dengan Ketua Umum dibuat sesingkat mungkin agar dapat cepat
merespon dalam keputusan serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil.

Dinamika suatu organisasi dapat dinilai melalui program kerja yang


direalisasikannya. Karena itu setelah struktural terbentuk, DPP PPMI membahas
perencanaan program kerja nasional selama satu periode kepengurusan.

aip

15
Penentuan program kerja dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Kerja Nasional
yang diselenggarakan oleh DPP PPMI dengan melibatkan pihak-pihak yang
terkait seperti Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPMI serta saran-saran dari
anggota PPMI. Untuk lebih meningkatkan kinerja pengurus dan organisasi agar
dapat berjalannya program kerja serta kegiatan yang telah direncanakan PPMI
melakukan evaluasi dan koreksi yang dilakukan dalam rapat koordinasi antar
departemen-departemen yang mana dalam hal ini diatur dalam AD/ART PPMI
yaitunya Rapat Pleno. Kondisi objektif dalam berjalannya kepengurusan ini
Rapat Pleno PPMI hanya dilakukan satu kali dalam satu periode, hal ini
dikarenakan kurangnya koordinasi antar pengurus, serta padatnya jadwal-
jadwal pribadi para pengurus PPMI. Namun dalam hal ini tidak dapat dipungkiri
selama satu periode kepengurusan serta program kerja dapat berjalan dengan
baik walaupun masih banyak kendala dan hambatannya.

2. Hubungan Dengan DPD PPMI

Hubungan dengan DPD PPMI baik dan harmonis, DPP PPMI berupaya
semaksimal mungkin merespon dengan cepat perkembangan dan masalah
yang terjadi di seluruh DPD PPMI. Namun tidak terlepas juga dari kekurangan
yang dimiliki DPP PPMI.

B. Kondisi Eksternal

Sebagai organisasi kemasyarakatan pemuda, PPMI tidak terpisahkan dengan


perkembangan yang terjadi di eksternal (luar), di mana PPMI juga tetap
mempertahankan eksistensinya dengan jalan menjalin kemitraan strategis,
menjaga komunikasi, kerjasama dan mengembangkan jaringan (networking)
dengan semua elemen yang ada di luar PPMI.

Kemitraan strategis yang dibangun DPP PPMI dengan pemerintah dalam rangka
eksistensi dan pemberdayaan organisasi mendapat respon yang positif. Dalam
periode 2005-2009 DPP PPMI baru dapat membangun kemitraan strategis dengan
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Departemen Dalam Negeri,
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan
Sekretariat Negara RI dalam bentuk berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan oleh kementerian/ Departemen tersebut.

aip

16
BAB III
PROGRAM KERJA NASIONAL

Program Kerja Nasional Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) merupakan penjabaran
dari program umum PPMI jangka panjang untuk jangka waktu kedepan (2005 – 2009)
dalam rangka pencapaian tujuan PPMI. Oleh karena itu penyusunan dan pelaksanaan
Program Kerja Nasional PPMI harus mencerminkan:

1. Penjabaran dari cita-cita PPMI, berupa aplikasi yang dimiliki anggota PPMI, dalam
kondisi nyata kehidupan masyarakat.
2. Penjabaran dari semua pedoman dan ketentuan-ketentuan organisasi PPMI secara
tepat dan benar.
3. Sebuah proses yang dilakukan secara sadar atau ikhtiar dari anggota untuk
pencapaian tujuan PPMI.

Program Kerja Nasional dimaksudkan untuk memberikan arahan secara lebih


terperinci dari Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) sebagai rencana
pencapaian tujuan PPMI secara terpadu, sistematis dan berkesinambungan dari setiap
periode kepengurusan.

Program Kerja Nasional DPP PPMI Periode 2005 – 2009

1. Tujuan Program Kerja Nasional:


a. Memantapkan tujuan PPMI, serta konsolidasi
organisasi dalam rangka meningkatkan kemampuan profesionalitas anggota
yang mendukung partisipasi sosial masyarakat yang utuh dan terpadu.
b. Memelihara keserasian dan prioritas pelaksanaan
semua program agar supaya tetap merupakan bagian integral dari program
jangka panjang.

2. Prioritas:
a. Meningkatkan implementasi tujuan PPMI dan
partisipasi terhadap proses transfortasi sosial dan kesatuan bangsa.
b. Meningkatkan kualitas intelektual dan
profesionalitas anggota dalam upaya pencapain tujuan PPMI.
c. Peningkatan peran PPMI dalam mendukung
partisipasi pembagunan nasional.

3. Program Kerja Bidang Interen


1) Bidang Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Organisasi
a. Pembuatan Kartu Tanda Anggota.
b. Pembuatan database anggota
c. Dialog dengan pakar/tokoh/praktisi ekonomi, sosial dan budaya.
d. Rapat Kerja Nasional II.

2) Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan dan Seni dan Budaya


a. Inventarisasi dan pembuatan database kewirausahaan.
b. Inventarisasi dan pembuatan database bidang seni dan budaya.
c. Tour seni dan budaya.
d. Penelitian adat istiadat suku-suku di Indonesia.
e. Pembentukan sanggar seni.

aip

17
3) Bidang Penelitian dan Pengembangan dan Hubungan Antar Lembaga
a. Inventarisasi dan pembuatan database potensi unggulan lokal.
b. Penelitian sumber daya alam.
c. Perintisan dan pelaksanaan kemitraan strategis.

4) Bidang Administrasi dan Kesekretariatan.


a. Menyempurnakan pedoman administrasi kesekretariatan yang relevan
dengan tuntutan dan perkembangan internal dan eksternal organisasi.
b. Mengusahakan tersedianya sekretariat/kantor PPMI yang permanen di setiap
DPD/DPC yang refresentatif.
c. Melaksanakan aktivitas yang mendorong terwujudnya kesekretariatan
sebagai pusat dokumentasi dan informasi organisasi.
d. Melengkapi sarana dan prasarana, dalam rangka moderenisasi organisasi.

5) Bidang Keuangan.
a. Menyusun mekanisme rekrutmen, pengelolaan dan kontrol sistem
pendanaan organisasi.
b. Mengaktifkan pengelolaan iuran anggota.
c. Mengusahakan terwujudnya kegiatan-kegiatan usaha sebagi sumber dana
untuk membiayai kegiatan organisasi.
d. Menegakkan tertib administrasi keuangan.
e. Menyusun anggaran rutin, kegiatan dan kunjungan daerah.

4. Program Kerja Bidang Eksteren


1) Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan manajemen organisasi pemuda.
2) Pembuatan konsep program Kemah Kesatuan Pemuda (KKP) dan Pertukaran
Pemuda Antar Provinsi (PPAP).
3) Lokakarya Teknologi Tepat Guna.
4) Seminar workshop usaha kecil dan menengah.
5) Pameran dan workshop sumber daya alam unggulan lokal.
6) Expo seni dan budaya pemuda Indonesia.

aip

18
BAB IV
REALISASI PROGRAM KERJA

DPP PPMI periode 2005 – 2009 dalam hal ini menetapkan kebijakan-kebijakan
mengenai pembagian Program Kerja Nasional, yaitu Program Kerja Bidang Interen dan
Program Kerja Bidang Eksteren, dimana ada 21 kegiatan Kerja Bidang Interen dan ada
6 kegiatan Kerja Bidang Ekstern yang ditetapkan Rapat Kerja Nasional I DPP PPMI.

Sekian banyak program dan kegiatan yang telah ditetapkan pada saat Rapat Kerja
Nasional I DPP PPMI Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaannya program dan
kegiatan banyak yang tidak terealisasi, namun demikian kami tetap memaksimalkan
peran organisasi dalam rangka penjapain tujuan, berikut kami sampaikan realisasi
program dan kegiatan yang dilaksanakan DPP PPMI periode 2005 – 2009 sebagai
berikut:

A. Program Kerja Bidang Internal

1. Penguatan internal organisasi yakni membentukan DPD-DPD PPMI diseluruh


Indonesia, sampai saat ini sudah terbentuk 33 DPD PPMI di seluruh Indonesia.
2. Menyelenggarakan Rakernas I DPP PPMI bekerjasama dengan DPD PPMI Provinsi
Bali pada bukan Maret tahun 2006 di Bali.
3. Mengikuti kegiatan Lokakarya Kebangsaan Nasional yang diselenggarakan
Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri pada
bulan April 2006. Kegiatan tersebut dilaksanakan di atas kapal perang KRI
Tanjung Nusa Nive 937 yang bertujuan dari Jakarta ke Pulau Nipah Batam yang
berbatasan dengan negara tetangga Singapur, kegiatan ini bertujuan
peningkatan wawasan kebangsan dan nasionalisme.
4. Mengikuti kegiatan Pendidikan Kesadaran Bela Negara Bagi Pemuda Tingkat
Nasional yang diselenggarakan yang diselenggarakan Deputi Bidang
Pemberdayaan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga pada tahun
2007.
5. Mengikuti kegiatan Pendidikan Kesadaran Bela Negara Bagi Pemuda Tingkat
Nasional yang diselenggarakan yang diselenggarakan Deputi Bidang
Pemberdayaan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga pada tahun
2008.
6. Menyelenggarakan Rapat Konsolidasi Nasional dan Seminar Ketahanan Nasional
bekerjasama dengan DPD PPMI Provinsi Jawa Timur dari tanggal 23 – 24 Agustus
2008.
7. Menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional II DPP PPMI bekerjasama dengan DPD
PPMI Provinsi DKI Jakarta pada bulan April 2009 di Jakarta.
8. Mengikuti Peringatan Upacara 17 Agustus tahun 2009 di Provinsi Papua yang
diselenggarakan Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen
Dalam Negeri.
9. Menyelenggarakan Program Kewirausahaan Pemuda Melalui Lembaga
Kepemudaan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional dan
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga dalam bentuk Pelatihan Penanganan
Limbah Sampah Kota/Desa Dengan Teknologi Effective Microorganisme-4 (EM-
4).
10.Perintisan dan pelaksanaan kemitraan strategis, dalam periode ini DPP PPMI
berusaha untuk melakukan perintisan dalam rangka menjalin kemitraan strategi
dengan pemerintah.
11.Audiensi ke beberapa instansi pemerintahan dalam rangka sosialisasi dan
pengenalan organisasi seperti audiensi dengan Deputi Bidang Pemberdayaan

aip

19
Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Departemen Dalam
Negeri, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
12.Menyempurnakan pedoman administrasi kesekretariatan yang relevan dengan
tuntutan dan perkembangan internal dan eksternal organisasi.
13.Melaksanakan aktivitas yang mendorong terwujudnya kesekretariatan sebagai
pusat dokumentasi dan informasi organisasi.
14.Melengkapi sarana dan prasarana, dalam rangka moderenisasi organisasi.
15.Menyusun mekanisme rekrutmen, pengelolaan dan kontrol sistem pendanaan
organisasi.
16.Mengusahakan terwujudnya kegiatan-kegiatan usaha sebagi sumber dana untuk
membiayai kegiatan organisasi.
17.Menegakkan tertib administrasi keuangan.

B. Program Kerja Bidang Eksteren

1. Mendukung dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan kegiatan Jambore


Pemuda Indonesia tahun 2006 di Jakarta yang diselenggarakan Deputi Bidang
Pemberdayaan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.
2. Mendukung dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan kegiatan Jambore
Pemuda Indonesia tahun 2007 di Jakarta yang diselenggarakan Deputi Bidang
Pemberdayaan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.
3. Mendukung dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan kegiatan Jambore
Pemuda Indonesia Tahun 2008 di Jakarta yang diselenggarakan Deputi Bidang
Pemberdayaan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.
4. Mendukung dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan kegiatan Jambore
Pemuda Indonesia Tahun 2009 di Bengkulu yang diselenggarakan Deputi Bidang
Pemberdayaan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
bekerjasama dengan Provinsi Bengkulu.

aip

20
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Laporan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa selama satu periode kinerja
kepengurusan DPP PPMI dapat terealisasi dengan baik, walaupun pada perjalannya
mengalami banyak sekali rintangan dan hambatan, akan tapi hal itu bukanlah
suatu yang membuat roda organisasi ini mengalami stagnasi, tetapi bisa menjadi
mengalaman terbaik untuk dapat diambil hikmahnya dikemudian hari.

Rintangan dan hambatan yang dialami pada masa satu periode tersebut antara
lain adalah :

1. Kurangnya koordinasi dan komunikasi


yang efektif antar pengurus.
2. Kurangnya rasa memilki terhadap
organisasi.
3. Kurangnya kapabilitas, loyalitas dan
tanggungjawab pengurus.
4. Minimnya pola dan paradigma
berpikir intelektualitas pengurus.
5. Pengurus masih kurang profesional
dalam membagi waktunya.

B. Saran

Melihat rintangan dan hambatan yang dialami pada masa kepengurusan DPP PPMI
periode 2005 - 2009, DPP PPMI memberikan saran serta masukan yang Insya Allah
dapat berguna dikepengurusan yang akan datang antara lain:

1. Agar bisa berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik, dengan cara


pendekatan persuasif antar pengurus.
2. Lebih menumbuh tanamkan rasa cinta memiliki terhadap organisasi.
3. Menumbuh tanamkan sifat optimisme dan rasa tanggungjawab terhadap
organisasi.
4. Lebih berusaha lagi, khususnya bagi pengurus untuk dapat menggali dan
mencari serta mengaplikasikan ilmu-ilmu pengetahuan ataupun ilmu-ilmu yang
lainnya, berguna untuk menambah wacana berpikir kita dikemudian hari.
5. Bisa membagi, memilah dan mengatur waktu untuk beraktivitas yang mana
lebih prioritas dan mana yang kurang.
6. Solidaritas dan soliditas antar anggota dan pengurus harus tetap dipelihara dan
lebih ditingkatkan lagi.

aip

21
BAB VII
PENUTUP

Demikianlah laporan pertanggungjawaban DPP PPMI periode 2005 – 2009 dibuat,


besar harapan kami atas dukungan moral maupun material dari semua pihak. Kami
yakin keberhasilan dan suksesnya sebuah cita-cita organisasi ini dapat dicapai dengan
adanya persatuan dan kesatuan yang baik serta terjalinnya hubungan yang erat
diantara anggota, pengurus PPMI dan pihak terkait.

Akhir kata kami seluruh jajaran DPP PPMI periode 2005-2009 mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan ide, saran,
krtitikan kepada kami dalam mensukseskan program dan kegiatan baik moril maupun
materil. Harapkan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai acuan
kepengurusan yang akan datang, sehingga apa-apa yang kita cita-citakan dapat kita
raih sesuai yang kita harapkan.

Manado, 5 November 2009


Hormat Kami,

Dewan Pengurus Pusat


Purna Prakarya Muda Indonesia
Periode 2005 – 2009

ABDUL AZIZ MUSLIM


KETUA UMUM

aip

22
Lampiran 1

ARSIP SURAT
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE TAHUN 2005-2009

KETERANGAN JUMLAH
Map/Arsip Surat Masuk
Masuk Interen
MA I : DPP PPMI 0
MA II : DPD PPMI 19
MA III : DPC PPMI 0
MA IV : Anggota Perseorangan PPMI 0

Masuk Eksteren
MB I : Lembaga Negara, Instansi Pemerintah, BUMN 22
MB II : Organisasi Sosial Politik 2
MB III : Kedutaan Besar, Badan Asing, Luar Negeri 1
MB IV : Lembaga/Badan Swasta 0
MB V : Perseorangan Lepas 0

Map/Arsip Surat Keluar


Arsip Surat Keluar Interen
KA I : DPP PPMI 0
KA II : DPD PPMI 789
KA III : DPC PPMI 0
KA IV : Fungsionaris Dewan Pengurus PPMI 3
KA V : Anggota Perseorangan PPMI 0
KA VI : Surat Mandat, Surat Keterangan, Surat Tugas 16
KA VII : Surat Keputusan Dewan Pengurus PPMI 52

Arsip Surat Keluar Eksteren


KB I : Lembaga negara, Instansi Pemerintah, BUMN 334
KB II : Organisasi Sosial Politik 10
KB III : Kedutaan Besar, Badan Asing, Luar Negeri 0
KB IV : Lembaga/Badan Swasta 3
KB V : Perseorangan Lepas 13

Map/Arsip Dokumentasi
: Kebijaksanaan DPP PPMI (Laporan, Ketetapan Musyawarah
DA 1 -
Nasional, statement, dll)
: Kebijaksanaan DPD PPMI (Laporan, Ketetapan Musyawarah
DA 2 -
Daerah, statement, dll)
: Kebijaksanaan DPC PPMI (Laporan, Ketetapan Musyawarah
DA 3 -
Cabang, statement, dll)
DB 1 : Nasional, Daerah, Lokal -
DB 2 : Internasional -
DB 3 : Kepemudaan -
DB 4 : Guntingan Surat Kabar/Kliping -

aip

23
Lampiran 3

DAFTAR AKTIVITAS
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009

N
URAIAN UNDANGAN/KEGIATAN TANGGAL YANG MENGHADIRI
O
1 Monitoring Kegiatan PPAP PPAP Provinsi DKI Jakarta 25-Sep-05 Sekum

2 Seminar Kebudayaan Betawi Lembaga Kebudayaan Betawi Sep 05 Ketua Umum


Provinsi DKI Jakarta Sekum
Koord. Dept

DPP PPMI (Anggota


3 Pelantikan DPD PPMI NTT DPD PPMI NTT 28-Oct-05
Departemen)
a.n Marselinus. S

4 Pembicara Manajemen Produktivitas DISORDA Provinsi DKI Jakarta Nov 05 Ketua Umum

5 Peserta Pembinaan Purna Program Deputi Kewirausahaan Pemuda dan Nov 05 Ketua Umum
Industri Olahraga kemenegpora RI

6 Audiensi DPP PPMI Deputi Pemberdayaan Pemuda 9-Dec-05 Ketua Umum


Kemenegpora RI Sekum
Koord. Dept

Undangan One Day Internasional


7 Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) 17-Dec-05 Sekum
Seminar
Koord. Dept

aip

24
8 Distribusi Hasil MUNAS I PPMI Stakeholder (Instansi Pemerintah) Okt-Des 05 Sekum
dan Distribusi Proposal Rakernas
Koor. Dept
PPMI

9 Audiensi DPP PPMI Fraksi Partai Demokrat 10-Feb-06 Ketua Umum


Sekum
Koor. Dept
Anggota PPMI DKI

10 Undangan Pembukaan Garuda Taruna 21-Feb-06 Ketum


Musyawarah Nasional I Garuda
Sekum
Taruna

11 Audiensi DPP PPMI Menteri Koordinator 22-Feb-06 Ketua Umum


Kesejahteraan Rakyat Sekum
(diwakilkan oleh Kabid Kepemudaan) Koor. Dept
Anggota PPMI DKI

06 s.d 09 Maret
12 Rapat Kerja Nasional I PPMI Rapat Kerja Nasional I PPMI Seluruh Anggota PPMI
2006
(Utusan DPD dan Aparat DPP)

25 s.d 31 Maret
13 Road Show DPD Jatim, DIY, Jateng Ketua Umum
2006
(Pembahasan Konsep PPAP & KKP
Sekjen
06)
Koor. Dept. E & K
Anggota PPMI DKI

14 Pelantikan DPD PPMI JATIM DPD PPMI JATIM Maret 2006 Ketua Umum
Sekjen
Koor. Dept. E & K
Anggota PPMI DKI

aip

25
15 Dialog Dengan Dewan Keamanan Dewan Keamanan 27-Apr-06 Ketua Umum
Persatuan Bangsa-bangsa Persatuan Bangsa-bangsa Sekjen

16 Temu Konsultasi dan Koordinasi Deputi I Kemenegpora RI 30-Apr-06 Ketua Umum


Pemberdayaan Pemuda 2006 Sekjen

17 Rapat Persiapan KKP 2006 Asdep Pengembangan Wawasan dan 18-May-06 Sekjen
Kreativitas Koor. Dept. Hubanlem
Koor. Dept. Litbang
Anggota PPMI DKI

21 s.d. 26 April
18 Lokakarya Nasional I Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik Ketua Umum
2006
Depdagri RI Sekjen
Koor. Dept. Hubanlem

Pendirian Posko Peduli Bencana 29 Mei s.d. 2 Juni


19 Posko Peduli Bencana Alam DPP, DPD, Anggota PPMI
Alam 2006
DIY & JATENG DIY & JATENG

Kunjungan Ke Lokasi Bencana


20 Kunjungan Ke Lokasi Bencana Gempa 2 s.d. 4 Juni 2006 Sekjen
Gempa
Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta 1 Orang Anggota PPMI DKI
1 Orang Anggota PPMI Jabar

Undangan Peringatan Hari Anti


21 Deputi I Kemenegpora RI 23-Jun-06 Ketua Umum
Narkotika
Internasional (Aksi Damai) Sekjend
Koor. Dept
Anggota PPMI DKI Jakarta
Anggota PPMI Banten

aip

26
22 Pelaksanaan KKP Tahun 2006 Deputi I Kemenegpora RI 22 s.d. 29 Juli 2006 DPP PPMI
Utusan DPD PPMI
(60 Orang)

Sosialisasi Organisasi Kepada


23 DISORDA Provinsi DKI Jakarta 4-Aug-06 Ketua Umum
Peserta
PPAP Tahun 2006 Tujuan DKI Jakarta Sekjen
Koor. Dept. Litbang

24 Monitoring Peserta PPAP 2006 Juli 2006 Sekjen


Tujuan Provinsi Banten Koor. Dept. E & K

25 Monitoring Peserta PPAP 2006 Juli 2006 Ketum


Tujuan Provinsi Jawa Barat

26 Undangan Diskusi Publik Majalah Syir'ah 24-Jan-07 Sekjen

Diskusi Publik (Membangun


27 DPP Pemuda Tani 21-Feb-07 Sekjen
Kemandirian dan Kedaulatn Pangan)

DPP PPMI (Anggota


28 Pelantikan DPD PPMI JATENG DPD PPMI JATENG 21-Jan-07
Departemen)
a.n. Rudi Bima dan Lina F

29 Pelantikan DPD PPMI NAD DPD PPMI NAD 28-Feb-07 Ketum

Ketum, Sekjen, Koor. Litbang,


Pembukaan MUSDA I DPD PPMI DKI
30 DPD PPMI DKI Jakarta 18-Maret-07 Koor. E & K, Koor. Hub. Antar
Jakarta
Lembaga

31 Menjadi Narasumber Saresehan DPC PPMI Kota Tangerang 28-Apr-07 Ketum


Sekjen

aip

27
32 Pelaksanaan JPI Tahun 2007 Deputi I Kemenegpora RI DPP PPMI
Utusan DPD PPMI
(60 Orang)

33 Sarasehan Alumni PPAP DPP PPMI DPP PPMI


Utusan DPD PPMI

34 Pembayaran Hutang Rakernas DPD BALI Sep 2007 Ketum


Koor. Dept. E & K

Pendidikan Kesadaran Bela Negara Koor. Hub. Antar Lembaga


35 Deputi I Kemenegpora RI
Bagi Pemuda Tingkat Nasional 2007 (Nuraini)

Pembahasan Pedoman Kaderisasi


36 DPP PPMI
PPMI

Ketum, Sekjen dan Koor. Dep


37 Pleno I DPP PPMI
SDM

38 Pelantikan DPD PPMI KALBAR DPD PPMI KALBAR Ketum

39 Pelantikan DPD PPMI RIAU DPD PPMI RIAU Ketum dan Sekjen

40 Pelantikan DPD PPMI SULBAR DPD PPMI SULBAR Ketum

Pendidikan Kesadaran Bela Negara Anggota Dep. Litbang (Diah


41 Deputi I Kemenegpora RI 11 s.d. 22 Mei 2008
Bagi Pemuda Tingkat Nasional 2008 Arifka)

Ketum, Sekjend dan Koord.


42 Training ESQ 165 Sesmenegpora RI 27 s.d. 29 Mei 2008
Dep. SDM

43 JPI Kemenegpra 2008 Personalia DPP dan DPD PPMI


Rapat Konsolidasi dan Seminar
44 DPP PPMI 2008
Depdagri

aip

28
45 Upacara 17 Agustus 2008 Depdagri Agusrus 2008 Wiweko Yotama
Sosialisasi dan Koordinasi Program 23 s.d. 25 Maret
46 Depdiknas Wiweko Yotama
Kecakapan Hidup Bagi Pemuda 2009
47 JPI Kemenegpora Mei 2009 Personalia DPP dan DPD PPMI
48 Pelantikan DPD PPMI SULUT DPD PPMI SULUT Ketum
49 Pelantikan DPD PPMI GORONTALO DPD PPMI GORONTALO Ketum dan Sekjend
Menghadiri MUSDA II DPD PPMI Saptariata dan Ismet Apriyanto
50 MUSDA II DPD PPMI Lampung Oktober 2009
Lampung (Anggota Departemen)
51 Seminar Nasional ORMAS Sekretariat Negara RI 7 Oktober 2009 Ketum dan Sekjend
5 - 8 November
52 Munas 2 PPMI
2009

aip

29
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 02/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan konstitusional, maka


dipandang perlu untuk membentuk Komisi-komisi di dalam Musyawarah
Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 10 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 6 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatika : hasil pembahasan Sidang Paripurna I Musyawarah Nasional II Purna


n Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA


PRAKARYA MUDA INDONESIA.

Pasal 1
Membentuk Komisi-komisi Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia yang terdiri
dari:

1. Komisi I membahas tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;


2. Komisi II membahas tentang Garis-Garis Besar Haluan Organisasi, Pedoman-Pedoman Pokok
dan Ketentuan Atribut-atribut Organisasi;
3. Komisi III membahas tentang Rekomendasi Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda
Indonesia.

Pasal 2
Nama-nama anggota Komisi dimuat dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Ketatapan ini.

Pasal 3
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris

aip

30
Ttd Ttd Ttd
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

31
NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI I
(Membahas Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)

NO NAMA ASAL PROVINSI KOMISI

1 SUDIRMAN A SULAWESI BARAT KETUA

2 IRWAN YULIADI RIAU SEKRETARIS

3 ARSALAN T. B ACEH ANGGOTA

4 ABUL ULUM JAMBI ANGGOTA

5 SALAMUN PRAYOGA SUMATERA SELATAN ANGGOTA

6 SAPTARITA EDI PASHA LAMPUNG ANGGOTA

7 M. ARIEF ERDAVIT DKI JAKARTA ANGGOTA

8 DIAN NURLAILY A DKI JAKARTA ANGGOTA

9 BAMBANG ADI P DKI JAKARTA ANGGOTA

10 NUNUNG PRASETIYO JAWA TENGAH ANGGOTA

11 ANDI AZIS JAWA TIMUR ANGGOTA

12 RUDHI BHIMA. F JAWA TIMUR ANGGOTA

13 ROY HENDRIQUEZ NUSA TENGGARA TIMUR ANGGOTA

14 RADEN ABDILLAH KALIMANTAN BARAT ANGGOTA

15 ILHAM KURNIAWAN KALIMANTAN BARAT ANGGOTA

16 LUKMAN HAKIM KALIMANTAN TENGAH ANGGOTA

17 GOJALI RAHMAN KALIMANTAN SELATAN ANGGOTA

18 M. EKHWANI E. T KALIMANTAN SELATAN ANGGOTA

19 DEWI PUTRIANI DJIHAD SULAWESI SELATAN ANGGOTA

20 IKHSAN DORMAN SULAWESI TENGAH ANGGOTA

21 FRISKA WIYARTI SULAWESI TENGAH ANGGOTA

22 RONALD MAKALEW SULAWESI UTARA ANGGOTA

23 SUSANTO LIPUTO GORONTALO ANGGOTA

24 DEDDY DJUPAN MALUKU UTARA ANGGOTA

25 FRANSISCO WEREDITI PAPUA ANGGOTA

aip

32
NAMA-NAMA ANGGOTA SIDANG KOMISI II
(Garis-Garis Besar Haluan Organisasi, Pedoman-Pedoman Pokok
dan Ketentuan Atribut-atribut Organisasi)

NO NAMA ASAL PROVINSI KOMISI

1 WIWEKO YOTAMA JAWA TENGAH KETUA

2 UMAR FARUQ KALIMANTAN BARAT SEKRETARIS

3 FAHMAN RAHMAN ACEH ANGGOTA

4 TAMZIL SEBASTIAN LAMPUNG ANGGOTA

5 ISMET APRIYANTO BANTEN ANGGOTA

6 DERI BANTEN ANGGOTA

7 ABDUL AZIZ MUSLIM DKI JAKARTA ANGGOTA

8 VERAWATI DKI JAKARTA ANGGOTA

9 BARKAHASMAH DKI JAKARTA ANGGOTA

10 DONA PRIHANDONO JAWA TENGAH ANGGOTA

11 BAKTI ISWAHYUDI D. I. YOGYAKARTA ANGGOTA

12 ENTA FARDIANSARI JAWA TIMUR ANGGOTA

13 AGUS FARHANI JAWA TIMUR ANGGOTA

14 IBNU JAWA TIMUR ANGGOTA

15 YUNIOR CH. WOHANGARA NUSA TENGGARA TIMUR ANGGOTA

16 EDLLY ROFIQOH KALIMANTAN SELATAN ANGGOTA

17 MAHYUDIN KALIMANTAN SELATAN ANGGOTA

18 ANDI TENRIAWARU SULAWESI SELATAN ANGGOTA

19 VERONIKA SULAWESI TENGAH ANGGOTA

20 THALIB SULAWESI TENGAH ANGGOTA

21 FERONI REPI SULAWESI UTARA ANGGOTA

22 BOBBY HASAN GORONTALO ANGGOTA

23 UMAR RIDWAN MALUKU UTARA ANGGOTA

aip

33
NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI III
(Rekomendasi Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia)

NO NAMA ASAL PROVINSI KOMISI

1 IRVAN NAWIR SULAWESI SELATAN KETUA

2 LEIDY REGAH SULAWESI UTARA SEKRETARIS

3 MURDANI TIJUE ACEH ANGGOTA

4 SUTRISNO SUMATERA UTARA ANGGOTA

5 ARITA JULIANI SUMATERA UTARA ANGGOTA

6 ABBAS ABDURRAHMAN RIAU ANGGOTA

7 FAJRIAN ADAMSON BENGKULU ANGGOTA

8 AWAN SETIAWAN OSCAR LAMPUNG ANGGOTA

9 M. FADDLY BANTEN ANGGOTA

10 ACHMAD FAUZI DKI JAKARTA ANGGOTA

11 NURAINI DKI JAKARTA ANGGOTA

12 AHMAD TAUFIQ DKI JAKARTA ANGGOTA

13 HELMI JULIAN JAWA BARAT ANGGOTA

14 SLAMET TRI AMANTO JAWA TENGAH ANGGOTA

15 RIYANTO D. I. YOGYAKARTA ANGGOTA

16 DWI ANGGRAENI JAWA TIMUR ANGGOTA

17 AGUNG JAWA TIMUR ANGGOTA

18 SUWITO JAWA TIMUR ANGGOTA

19 YUDI HERMAWAN NUSA TENGGARA BARAT ANGGOTA

20 ELSON EKA H. R. FANDA NUSA TENGGARA TIMUR ANGGOTA

21 ATRI FADLY B SULAWESI BARAT ANGGOTA

22 POLIKARPUS MAUKO GORONTALO ANGGOTA

23 M. RIZAL HANAFI MALUKU UTARA ANGGOTA

aip

34
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 03/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : a. bahwa untuk pencapaian tujuan organisasi perlu ditetapkan Anggaran


Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai konstitusi organisasi;
b. bahwa terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hasil
Ketetapan Musyawarah Nasional I Purna Pakarya Muda Indonesia di
Jakarta dianggap perlu diadakan perubahan di dalam beberapa pasal
sesuai dengan perkembangan organisasi;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 10 dan 16 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 6 dan 13 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda
Indonesia;

Memperhatika : a. hasil pembahasan Sidang Komisi I;


n b. hasil pembahasan Sidang Paripurna II Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PURNA


PRAKARYA MUDA INDONESIA.

Pasal 1
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam
lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini.

Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris

Ttd Ttd Ttd


Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

35
ANGGARAN DASAR
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

PENDAHULUAN

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Esa dan didorong oleh kebulatan tekad dan
semangat yang ikhlas serta keinginan yang luhur agar tercipta suasana persamaan
dan persatuan, serta rasa persaudaraan antara sesama pemuda yang tergabung
dalam satu kesatuan yang kokoh, dinamis, harmonis, sentosa, dan sejahtera yang
dilandasi dengan jiwa Bhineka Tunggal Ika, maka setiap pemuda yang pernah
dikukuhkan dan bersama-sama mengemban suatu tugas Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai peserta Program Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi,
menuangkan kesadaran dan keinginan luhur itu pada Anggaran Dasar Organisasi
sebagai landasan berpijak dalam melaksanakan dharma baktinya kepada tanah
tumpah darah Indonesia dengan azas Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945.

Hakikat penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan generasi muda dalam


pembangunan bangsa Indonesia adalah menyiapkan kader-kader penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila sebagai Pandu
Ibu Pertiwi.

Purna Prakarya Muda Indonesia merupakan salah satu bagian dari generasi muda
Indonesia yang beriman dan bertaqwa agar terus diberdayakan guna memiliki
kesadaran berbangsa, idealisme, patriotisme, kemandirian dan keragaman berbudaya
serta memiliki wawasan yang luas, kokoh kepribadian, kesegaran jasmani dan rohani
serta mempunyai daya kreasi yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepemimpinan, ketrampilan, semangat kerja keras dan kepeloporan.

Upaya dalam mewujudkan penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan tersebut,


maka Purna Program Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi membentuk suatu
wadah yang disebut Purna Prakarya Muda Indonesia yang digerakan dengan pedoman
berbentuk Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama Purna Prakarya Muda Indonesia, disingkat PPMI.

Pasal 2

PPMI didirikan di Jakarta pada tanggal 4 September 2005 untuk waktu yang tidak
ditentukan.

Pasal 3

Pusat organisasi PPMI berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

aip

36
BAB II
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 4

PPMI berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik


Indonesia 1945.

Pasal 5

PPMI bertujuan untuk mewujudkan terbinanya komunikasi sambung nalar lintas


daerah se-Indonesia guna meningkatkan iman, ilmu dan amal yang terpadu bagi diri,
demi terwujudnya pembangunan Indonesia yang adil, makmur dan berkelanjutan.

BAB III
USAHA DAN SIFAT

Pasal 6

PPMI melaksanakan usaha untuk:


a. Memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan;
b. Mengembangkan potensi kreatif keilmuan, sosial dan budaya;
c. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan
masa depan bangsa;
d. Berperan aktif dalam dunia kemasyarakatan pemuda untuk menopang
pembangunan nasional; dan
e. Berperan aktif dalam pencapaian tujuan organisasi.

Pasal 7

PPMI bersifat Independen.

BAB IV
STATUS DAN FUNGSI

Pasal 8

Status PPMI adalah organisasi kepemudaan.

Pasal 9

PPMI berfungsi sebagai wadah:


a. Perekat kemajemukan pemuda dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. Pelestarian dan pengembangan di bidang seni dan budaya;
c. Pemberdayaan dan pengembangan di bidang kewirausahaan.

aip

37
BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 10

(1) Yang dapat menjadi anggota PPMI adalah pemuda Indonesia yang telah mengikuti
Program Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi (PPAP/BPAP).
(2) Anggota PPMI terdiri dari:
a. Anggota Biasa.
b. Anggota Luar Biasa.
c. Anggota Kehormatan.
(3) Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban.

BAB VI
PEMUSYAWARATAN

Pasal 11

(1) Jenis-jenis Permusyawaratan:


a. Musyawarah Nasional (MUNAS);
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB);
c. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS);
d. Musyawarah Daerah (MUSDA);
e. Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB);
f. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
g. Musyawarah Cabang (MUSCAB);
h. Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCABLUB);
i. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB).
(2) Selain jenis-jenis permusyawaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dewan
Pengurus sesuai tingkatan, dapat mengadakan Rapat-Rapat yakni:
a. Rapat Pleno Dewan Pengurus;
b. Rapat Harian Dewan Pengurus.

BAB VII
KEPENGURUSAN

Pasal 12

Kepengurusan organisasi PPMI dipegang oleh:


a. Tingkat nasional dipegang oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP).
b. Tingkat provinsi dipegang oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD).
c. Tingkat kabupaten/kota dipegang oleh Dewan Pengurus Cabang (DPC).

BAB VIII
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI

Pasal 13

Disetiap tingkatan Dewan Pengurus dibentuk Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO).

aip

38
BAB IX
PELINDUNG, PENASEHAT DAN PEMBINA

Pasal 14

Pelindung PPMI adalah Menteri/Kepala Instansi yang menangani kepemudaan.

Pasal 15

Penasehat PPMI adalah Deputi/Kepala Bidang/Kepala Sub Bidang.

Pasal 16

Pembina PPMI adalah Asisten Deputi/ Kepala Seksi/Kepala Seksi.

BAB X
KEUANGAN DAN HARTA BENDA

Pasal 17

(1) Keuangan dan harta benda PPMI dikelola dengan prinsip transparansi,
bertanggungjawab, efektif, efesien dan berkelanjutan.
(2) Keuangan dan harta benda PPMI diperoleh dari uang pangkal, iuran anggota,
sumbangan anggota, dan usaha-usaha lain yang sah serta tidak mengikat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XI
LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 18

Lambang dan atribut organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia diatur selanjutnya
dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 19

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh MUNAS dan atau MUNASLUB.

Pasal 20

Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan oleh MUNASLUB.

aip

39
BAB XIII
PENJELASAN ANGGARAN DASAR,
ATURAN TAMBAHAN, DAN PENGESAHAN

Pasal 21

Penjelasan Anggaran Dasar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 22

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan penjelasan Anggaran Dasar
dimuat dalam pedoman, peraturan, dan ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan penjelasan Anggaran Dasar.

Pasal 23

(1) Rancangan dan pembahasan Anggaran Dasar PPMI untuk pertama kalinya
ditetapkan pada Rapat Kelompok Kerja (POKJA) I Kemah Kesatuan Pemuda Tingkat
Nasional yang berbentuk Forum Komunikasi di Bumi Perkemahan dan Wisata
Cibubur Jakarta tanggal 25-31 Oktober 1999.
(2) Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan pada MUNAS I PPMI di Jakarta tanggal 4
September 2005.
(3) Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan pada MUNAS II PPMI di Manado, Sulawesi
Utara tanggal 7 November 2009.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

aip

40
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1

Anggota Biasa adalah pemuda Indonesia yang telah mengikuti program


Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi.

Pasal 2

Anggota Luar Biasa adalah pemuda Indonesia yang telah berpartisipasi aktif secara
konsisten dalam mengikuti program dan kegiatan organisasi yang ditetapkan oleh
Dewan Pengurus.

Pasal 3

Anggota Kehormatan adalah individu yang telah berjasa kepada PPMI dan ditetapkan
oleh Dewan Pengurus.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

(1) Anggota Biasa memiliki hak suara, hak bicara, hak berpartisipasi, hak memilih, dan
dipilih.
(2) Anggota Luar biasa memiliki hak bicara dan hak berpartisipasi.
(3) Anggota Kehormatan memiliki hak bicara dan hak berpartisipasi.

Pasal 5

Kewajiban anggota adalah:


a. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi;
b. Menjaga dan menjunjung tinggi etika, sopan, santun, dan moralitas dalam
berprilaku dan menjalankan aktivitas organisasi;
c. Tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi yang sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
d. Menghormati simbol-simbol organisasi;
e. Membayar uang pangkal dan iuran anggota bagi anggota biasa.

BAB III
PERPINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Pasal 6

(1) Perpindahan status keanggotaan dari satu daerah (provinsi/kota/kabupaten) ke


daerah (provinsi/kota/kabupaten) lain.

aip

41
(2) Dalam keadaan tertentu, anggota dapat memindahkan status keanggotaannya dari
satu daerah (provinsi/kota/kabupaten) ke daerah (provinsi/kota/kabupaten) lain
atas persetujuan daerah (provinsi/kota/kabupaten) asalnya.
(3) Untuk memperoleh persetujuan dari daerah (provinsi/kota/kabupaten) asal, maka
anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk selanjutnya
diberikan surat keterangan.

Pasal 7

Anggota dapat diberhentikan karena:


a. Dijatuhi hukuman yang telah berkekuatan hukum tetap.
b. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
organisasi.
c. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik organisasi.
d. Permintaan sendiri secara tertulis.
e. Meninggal dunia.

BAB IV
SANKSI ANGGOTA

Pasal 8

(1) Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses penyadaran yang diberikan
organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan
organisasi, merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi, dan/atau
melakukan tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.
(2) Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan dan atau bentuk
lain yang ditentukan oleh Dewan Pengurus.
(3) Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang
ditunjuk untuk itu.

BAB V
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN

Pasal 9

(1) Anggota PPMI dapat merangkap menjadi anggota organisasi lain atas
sepengetahuan Dewan Pengurus.
(2) Anggota PPMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar organisasi
PPMI, harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Pedoman, Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.
(3) Personalia Dewan Pengurus tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada
jenjang Dewan Pengurus yang berbeda, baik yang lebih rendah maupun yang lebih
tinggi tingkatannya (DPP, DPD, dan DPC).
(4) Personalia Dewan Pengurus dapat menjabat menjadi pengurus pada organisasi lain
di luar organisasi PPMI atas persetujuan Dewan Pengurus dan harus menyesuaikan
tindakannya dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman,
Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.

aip

42
BAB VI
PERMUSYAWARATAN

Bagian Kesatu
Musyawarah Nasional

Pasal 10

(1) Musyawarah Nasional memegang kekuasan tertinggi organisasi.


(2) Musyawarah Nasional diadakan 4 (empat) tahun sekali.
(3) Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Nasional dapat diselenggarakan atas
inisiatif satu Dewan Pengurus Daerah secara tertulis dengan persetujuan sekurang-
kurangnya melebihi separuh dari jumlah Dewan Pengurus Daerah.

Pasal 11

Musyawarah Nasional mempunyai kekuasaan/wewenang:


a. Meminta laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat.
b. Merubah dan menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Garis-garis
Besar Haluan Organisasi, dan Pedoman Organisasi lainnya.
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Pusat dengan jalan memilih Ketua
Umum.
d. Memilih dan menetapkan Majelis Pertimbangan Organisasi.
e. Membahas dan menetapkan masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

Pasal 12

Tata tertib Musyawarah Nasional:


a. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari Dewan Pengurus Pusat,
Utusan/Peninjau Dewan Pengurus Daerah dan Undangan Dewan Pengurus Pusat.
b. Peserta Utusan adalah Dewan Pengurus Daerah yang mempunyai
hak suara dan hak bicara.
c. Peserta Peninjau adalah Utusan Dewan Pengurus Daerah yang hanya
mempunyai hak bicara.
d. Jumlah Peserta Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
e. Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional dipilih dari peserta
(utusan/peninjau) oleh Peserta Utusan.
f. Musyawarah Nasional baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh lebih dari separuh jumlah Peserta Utusan.
g. Apabila butir (f) tidak terpenuhi maka Musyawarah Nasional di undur
selama 1 x 2 jam dan setelah itu dinyatakan sah.
h. Setelah menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan dibahas
oleh Musyawarah Nasional, maka Dewan Pengurus Pusat dinyatakan demisioner.

Bagian Kedua
Musyawarah Nasional Luar Biasa

Pasal 13

Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
konstitusi oleh Dewan Pengurus Pusat.

aip

43
Pasal 14

Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan atas inisiatif satu Dewan
Pengurus Daerah secara tertulis dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi
separuh dari jumlah Dewan Pengurus Daerah.

Pasal 15

Segala ketentuan tentang Musyawarah Nasional berlaku bagi Musyawarah Nasional


Luar Biasa.

Bagian Ketiga
Musyawarah Daerah

Pasal 16

(1) Musyawarah Daerah memegang kekuasan tertinggi di tingkat daerah.


(2) Musyawarah Daerah diadakan 4 (empat) tahun sekali.
(3) Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Daerah dapat diselenggarakan atas
inisiatif satu Dewan Pengurus Cabang secara tertulis dengan persetujuan sekurang-
kurangnya melebihi separuh dari jumlah Dewan Pengurus Cabang.

Pasal 17

Musyawarah Daerah mempunyai kekuasaan/wewenang;


a. Meminta laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Daerah.
b. Memilih Dewan Pengurus Daerah dengan jalan memilih Ketua.
c. Memilih dan menetapkan Majelis Pertimbangan Organisasi.
d. Membahas dan menetapkan masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

Pasal 18

Tata tertib Musyawarah Daerah:


a. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari Dewan Pengurus Daerah, Utusan/Peninjau
Dewan Pengurus Cabang dan Undangan Dewan Pengurus Daerah.
b. Peserta Utusan adalah Dewan Pengurus Cabang, mempunyai hak suara dan hak
bicara.
c. Peserta Peninjau adalah Utusan Dewan Pengurus Cabang yang hanya mempunyai
hak bicara.
d. Jumlah Peserta Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah.
e. Pimpinan Sidang Musyawarah Daerah dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh
Peserta Utusan.
f. Musyawarah Daerah baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
separuh jumlah Peserta Utusan.
g. Apabila butir (f) tidak terpenuhi maka Musyawarah Daerah di undur selama 1 x 2
jam dan setelah itu dinyatakan sah.
h. Setelah menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan dibahas oleh
Musyawarah Daerah, maka Dewan Pengurus Daerah dinyatakan demisioner.

Bagian Keempat
Musyawarah Daerah Luar Biasa

Pasal 19

aip

44
Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
konstitusi oleh Dewan Pengurus Daerah.
Pasal 20

Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diselenggarakan atas inisiatif satu Dewan
Pengurus Cabang secara tertulis dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi
separuh dari jumlah Dewan Pengurus Cabang.

Pasal 21

Segala ketentuan tentang Musyawarah Daerah berlaku bagi Musyawarah Daerah Luar
Biasa.

Bagian Kelima
Musyawarah Cabang

Pasal 22

(1) Musyawarah Cabang memegang kekuasan tertinggi di tingkat cabang.


(2) Musyawarah Cabang diadakan 4 (empat) tahun sekali.
(3) Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Cabang dapat diselenggarakan atas
inisiatif satu orang Anggota Biasa secara tertulis dengan persetujuan sekurang-
kurangnya melebihi separuh dari jumlah Anggota Biasa.

Pasal 23

Musyawarah Cabang mempunyai kekuasaan/wewenang:


a. Meminta laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus Cabang.
b. Memilih Dewan Pengurus Cabang dengan jalan memilih Ketua.
c. Memilih dan menetapkan Majelis Pertimbangan Organisasi.
d. Membahas dan menetapkan masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

Pasal 24

Tata tertib Musyawarah Cabang:


a. Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari Dewan Pengurus Cabang, Anggota dan
Undangan Dewan Pengurus Cabang.
b. Peserta Utusan adalah Anggota Biasa, mempunyai hak suara dan hak bicara,
c. Peserta Peninjau adalah Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan yang hanya
mempunyai hak bicara.
d. Jumlah Peserta Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Cabang.
e. Pimpinan Sidang Musyawarah Cabang dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh
Peserta Utusan.
f. Musyawarah Cabang baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
separuh jumlah Peserta Utusan.

g. Apabila butir (f) tidak terpenuhi maka Musyawarah Cabang di undur selama 1 x 2
jam dan setelah itu dinyatakan sah.
h. Setelah menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan dibahas oleh
Musyawarah Cabang, maka Dewan Pengurus Cabang dinyatakan demisioner.

aip

45
Bagian Keenam
Musyawarah Cabang Luar Biasa

Pasal 25

Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
konstitusi oleh Dewan Pengurus Cabang.

Pasal 26

Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diselenggarakan atas inisiatif satu orang
Anggota Biasa secara tertulis dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi
separuh dari jumlah Anggota Biasa.

Pasal 27

Segala ketentuan tentang Musyawarah Cabang berlaku bagi Musyawarah Cabang Luar
Biasa.

Bagian Ketujuh
Rapat Kerja Nasional

Pasal 28

(1) Rapat Kerja Nasional diadakan untuk memusyawarahkan rencana strategis


pencapaian tujuan organisasi dan Program Kerja Nasional.
(2) Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
periode kepengurusan.

Pasal 29

Rapat Kerja Nasional mempunyai wewenang merencanakan dan menetapkan:


a. Program Kerja Nasional dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
b. Kegiatan nasional secara terpadu, sistematis, dan berkesinambungan sesuai
dengan Program Kerja Nasional.
c. Anggaran penerimaan dan pengeluaran kegiatan nasional.
d. Masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

Pasal 30

Tata tertib Rapat Kerja Nasional:


a. Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri dari Dewan Pengurus Pusat, Utusan/Peninjau
Dewan Pengurus Daerah dan Undangan Dewan Pengurus Pusat.
b. Peserta Utusan adalah Dewan Pengurus Daerah yang mempunyai hak suara dan
hak bicara.
c. Peserta Peninjau adalah Utusan Dewan Pengurus Daerah yang hanya mempunyai
hak bicara.
d. Jumlah Peserta Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
e. Pimpinan Sidang Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat.
f. Rapat Kerja Nasional baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
separuh jumlah Dewan Pengurus Pusat dan Peserta Utusan.
g. Apabila butir (f) tidak terpenuhi maka Rapat Kerja Nasional di undur selama 1 x 2
jam dan setelah itu dinyatakan sah.

aip

46
aip

47
Bagian Kedelapan
Rapat Kerja Daerah

Pasal 31

(1) Rapat Kerja Daerah diadakan untuk memusyawarahkan rencana strategis


pencapaian tujuan organisasi dan Program Kerja Daerah.
(2) Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
periode kepengurusan.

Pasal 32

Rapat Kerja Daerah mempunyai wewenang merencanakan dan menetapkan:


a. Program Kerja Daerah dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan program kerja
nasional
b. Kegiatan daerah secara terpadu, sistematis, dan berkesinambungan sesuai dengan
Program Kerja Daerah.
c. Anggaran penerimaan dan pengeluaran kegiatan daerah.
d. Masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

Pasal 33

Tata tertib Rapat Kerja Daerah:


a. Peserta Rapat Kerja Daerah terdiri dari Dewan Pengurus Daerah, Utusan/Peninjau
Dewan Pengurus Cabang dan Undangan Dewan Pengurus Daerah.
b. Peserta Utusan adalah Dewan Pengurus Cabang yang mempunyai hak suara dan
hak bicara.
c. Peserta Peninjau adalah Utusan Dewan Pengurus Cabang yang hanya mempunyai
hak bicara.
d. Jumlah Peserta Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah.
e. Pimpinan Sidang Rapat Kerja Daerah dipimpin oleh Dewan Pengurus Daerah.
f. Rapat Kerja Daerah baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
separuh jumlah Dewan Pengurus Daerah dan Peserta Utusan.
g. Apabila butir (f) tidak terpenuhi maka Rapat Kerja Daerah di undur selama 1 x 2
jam dan setelah itu dinyatakan sah.

Bagian Kesembilan
Rapat Kerja Cabang

Pasal 34

(1) Rapat Kerja Cabang diadakan untuk memusyawarahkan rencana strategis


pencapaian tujuan organisasi dan Program Kerja Cabang.
(2) Rapat Kerja Cabang diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
periode kepengurusan.

Pasal 35

Rapat Kerja Cabang mempunyai wewenang merencanakan dan menetapkan:


a. Program Kerja Cabang dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan program kerja
daerah.
b. Kegiatan cabang secara terpadu, sistematis, dan berkesinambungan sesuai dengan
Program Kerja Cabang.
c. Anggaran penerimaan dan pengeluaran kegiatan cabang.

aip

48
d. Masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

Pasal 36

Tata tertib Rapat Kerja Cabang:


a. Peserta Rapat Kerja Cabang terdiri dari Dewan Pengurus Cabang, Anggota dan
Undangan Dewan Pengurus Cabang.
b. Peserta Utusan adalah Anggota Biasa yang mempunyai hak suara dan hak bicara.
c. Peserta Peninjau adalah Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan yang hanya
mempunyai hak bicara.
d. Jumlah Peserta Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Cabang.
e. Pimpinan Sidang Rapat Kerja Cabang dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang.
f. Rapat Kerja Cabang baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
separuh jumlah Dewan Pengurus Cabang dan Peserta Utusan.
g. Apabila butir (f) tidak terpenuhi maka Rapat Kerja Cabang di undur selama 1 x 2
jam dan setelah itu dinyatakan sah.

BAB VII
RAPAT-RAPAT

Pasal 37

(1) Rapat Pleno Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.
(2) Rapat Pleno Dewan Pengurus dihadiri oleh seluruh Personalia Dewan Pengurus.
(3) Fungsi dan wewenang Rapat Pleno Dewan Pengurus:
a. Membahas dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan Pengurus.
b. Mengambil kebijakan dan keputusan yang mendasar bagi organisasi.
c. Membahas, mengevaluasi, dan mengkoordinir pelaksanaan-pelaksanaan hasil
Musyawarah serta mengevaluasi perkembangan daerah dan dampaknya bagi
perkembangan organisasi.
d. Membahas masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

Pasal 38

(1) Rapat harian Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan.
(2) Rapat harian Dewan Pengurus dihadiri oleh Pengurus Harian Dewan Pengurus.
(3) Fungsi dan wewenang Rapat Harian Dewan Pengurus:
a. Membahas dan menjabarkan kebijakan yang ditetapkan Rapat Pleno Dewan
Pengurus.
b. Mengambil keputusan-keputusan mendesak tentang perkembangan organisasi
sehari-hari yang berkaitan dengan kebijakan organisasi baik interen maupun
eksteren.
c. Membahas masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.

aip

49
BAB VIII
KEPENGURUSAN

Bagian Kesatu
Dewan Pengurus Pusat

Pasal 39

Status Dewan Pengurus Pusat:


a. Kepemimpinan tertinggi organisasi.
b. Masa jabatan selama 4 (empat) tahun sejak pelantikan/serah terima jabatan dari
Dewan Pengurus Pusat demisioner.

Pasal 40

Personalia Dewan Pengurus Pusat:


(1) Dewan Pengurus Pusat terdiri Pengurus Harian dan Komisi-komisi.
(2) Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua Umum, 7 (tujuh) orang Ketua Bidang,
seorang Sekretaris Jenderal, 7 (tujuh) orang Wakil Sekretaris Jenderal, seorang
Bendahara Umum, 2 (dua) orang Wakil Bendahara Umum.
(3) Kriteria menjadi personalia:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
c. Pernah menjadi Dewan Pengurus.
d. Sehat secara jasmani maupun rohani.
e. Tidak menjadi personalia Dewan Pengurus Pusat untuk periode ketiga kalinya
kecuali jabatan Ketua Umum.
(4) Kriteria menjadi Ketua Umum:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
c. Pernah menjadi Dewan Pengurus.
d. Sehat secara jasmani maupun rohani.
e. Mendapatkan rekomendasi atau dukungan secara tertulis dari Dewan
Pengurus Daerah ketika mencalonkan diri.
(5) Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih
Pejabat Ketua Umum.
(6) Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
a. Meninggal dunia.
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 5 (lima)
bulan berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat-rapat Dewan Pengurus Pusat selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut.
(7) Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis kepada
Dewan Pengurus Pusat disertai alasan, bukti, saksi, dan tanda tangan pengusul.
(8) Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Jenderal
Dewan Pengurus Pusat secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum
hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dalam
Rapat Pleno Dewan Pengurus Pusat yang terdekat.

aip

50
Pasal 41

Tugas dan Wewenang:


a. Menggerakan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Pedoman, Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.
b. Ketua Umum terpilih dibantu oleh 6 (enam) orang formatur dalam
menyusun Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat.
c. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musyawarah Nasional,
Personalia Dewan Pengurus Pusat harus sudah dibentuk dan Dewan Pengurus Pusat
demisioner segera mengadakan serah terima jabatan dengan Dewan Pengurus
Pusat yang baru.
d. Dewan Pengurus Pusat baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah
serah terima jabatan dengan Dewan Pengurus Pusat demisioner.
e. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Nasional.
f. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan
dengan PPMI kepada aparatur/anggota PPMI.
g. Menyelenggarakan Musyawarah Nasional pada akhir periode.
h. Menyiapkan draft materi Musyawarah Nasional.
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban di dalam Musyawarah
Nasional.
j. Mengesahkan dan melantik Dewan Pengurus Daerah dengan tetap
memperhatikan hasil Musyawarah Daerah.
k. Melakukan reshuffle atau penggantian Personalia Dewan Pengurus Pusat
dengan mempertimbangkan keaktifan dalam rapat-rapat, realisasi dan partisipasi
dalam program kerja.
l. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap
Personalia Dewan Pengurus Pusat/anggota.

Bagian Kedua
Dewan Pengurus Daerah

Pasal 42

Status Dewan Pengurus Daerah:


a. Dewan Pengurus Daerah merupakan suatu kesatuan organisasi yang terbentuk di
provinsi se-Indonesia.
b. Masa jabatan selama 4 (empat) tahun sejak pelantikan/serah terima jabatan dari
Dewan Pengurus Daerah demisioner.

Pasal 43

Personalia Dewan Pengurus Daerah:


(1) Dewan Pengurus Daerah terdiri Pengurus Harian dan Komisi-komisi.
(2) Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil
Sekretaris, seorang Bendahara, dan 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
(3) Kriteria menjadi personalia:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
c. Pernah menjadi Dewan Pengurus.
d. Sehat secara jasmani maupun rohani.
e. Tidak menjadi personalia Dewan Pengurus Daerah untuk periode ketiga kalinya
kecuali jabatan Ketua.

aip

51
(4) Kriteria menjadi Ketua:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
c. Pernah menjadi Dewan Pengurus.
d. Sehat secara jasmani maupun rohani.
e. Mendapatkan rekomendasi atau dukungan secara tertulis dari Dewan Pengurus
Cabang ketika mencalonkan diri.
(5) Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Pejabat
Ketua.
(6) Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
a. Meninggal dunia.
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan
berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat-rapat Dewan Pengurus Daerah selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut.
(7) Usulan pemberhentian Ketua harus disampaikan secara tertulis kepada Dewan
Pengurus Daerah disertai alasan, bukti, saksi, dan tanda tangan pengusul.
(8) Dalam hal Ketua mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Dewan Pengurus
Daerah secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua hingga dipilih, diangkat
dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno Dewan Pengurus
Daerah yang terdekat.

Pasal 44

Tugas dan Wewenang:


a. Menggerakan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Pedoman, Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.
b. Ketua terpilih dibantu sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota formatur
dalam menyusun kepengurusan Dewan Pengurus Daerah.
c. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musyawarah Daerah, Personalia
Dewan Pengurus Daerah harus sudah dibentuk dan Dewan Pengurus Daerah
demisioner segera mengadakan serah terima jabatan dengan Dewan Pengurus
Daerah yang baru.
d. Dewan Pengurus Daerah baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah serah
terima jabatan dengan Dewan Pengurus Daerah demisioner.
e. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Daerah.
f. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan PPMI
kepada aparatur/anggota PPMI.
g. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah pada akhir periode.
h. Menyiapkan draft materi Musyawarah Daerah.
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban di dalam Musyawarah Daerah.
j. Mengesahkan dan melantik Dewan Pengurus Cabang dengan tetap memperhatikan
hasil Musyawarah Cabang.
k. Melakukan reshuffle atau penggantian Personalia Dewan Pengurus Daerah dengan
mempertimbangkan keaktifan dalam rapat-rapat, realisasi dan partisipasi dalam
program kerja.
l. Mengukuhkan Anggota Biasa.
m. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap Personalia Dewan
Pengurus Daerah/anggota.

aip

52
Bagian Ketiga
Dewan Pengurus Cabang

Pasal 45

Status Dewan Pengurus Cabang:


a. Dewan Pengurus Cabang merupakan suatu kesatuan organisasi yang terbentuk di
kabupaten/kota.
b. Masa jabatan selama 4 (empat) tahun sejak pelantikan/serah terima jabatan dari
Dewan Pengurus Cabang demisioner.

Pasal 46

Personalia Dewan Pengurus Cabang:


(1) Dewan Pengurus Cabang terdiri Pengurus Harian dan Komisi-komisi.
(2) Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang
Wakil Ketua, seorang Sekretaris, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil
Sekretaris, seorang Bendahara, 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
(3) Kriteria menjadi personalia:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
c. Anggota biasa.
d. Sehat secara jasmani maupun rohani.
e. Tidak menjadi personalia Dewan Pengurus Cabang untuk periode ketiga kalinya
kecuali jabatan Ketua.
(4) Kriteria menjadi Ketua:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
c. Pernah menjadi Dewan Pengurus/Anggota Biasa.
d. Sehat secara jasmani maupun rohani.
e. Mendapatkan rekomendasi atau dukungan secara tertulis dari anggota ketika
mencalonkan diri.
(5) Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat diplih Pejabat
Ketua.
(6) Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
a. Meninggal dunia.
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 5 (lima)
bulan berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat-rapat Dewan Pengurus Cabang selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut.
(7) Usulan pemberhentian Ketua harus disampaikan secara tertulis kepada Dewan
Pengurus Cabang disertai alasan, bukti, saksi, dan tanda tangan pengusul.
(8) Dalam hal Ketua mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Dewan Pengurus
Cabang secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua hingga dipilih, diangkat
dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno Dewan Pengurus
Cabang yang terdekat.

Pasal 47

Tugas dan Wewenang:


a. Menggerakan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Pedoman, Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.
b. Ketua terpilih dibantu 2 (dua) orang anggota formatur dalam menyusun
kepengurusan Dewan Pengurus Cabang.

aip

53
c. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musyawarah Cabang, Personalia
Dewan Pengurus Cabang harus sudah dibentuk dan Dewan Pengurus Cabang
demisioner segera mengadakan serah terima jabatan dengan Dewan Pengurus
Cabang yang baru.
d. Dewan Pengurus Cabang baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah serah
terima jabatan dengan Dewan Pengurus Cabang demisioner.
e. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Cabang.
f. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan PPMI
kepada aparatur/anggota PPMI.
g. Menyelenggarakan Musyawarah Cabang pada akhir periode.
h. Menyiapkan draft materi Musyawarah Cabang.
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban di dalam Musyawarah Cabang.
j. Melakukan reshuffle atau penggantian Personalia Dewan Pengurus Cabang dengan
mempertimbangkan keaktifan dalam rapat-rapat, realisasi dan partisipasi dalam
program kerja.
k. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap Personalia Dewan
Pengurus Cabang /anggota.

BAB IX
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI

Pasal 48

Status Majelis Pertimbangan Organisasi:


a. Majelis Pertimbangan Organisasi Dewan Pengurus.
b. Masa jabatan selama 4 (empat) tahun sejak pelantikan/serah terima jabatan dari
Dewan Pengurus Pusat demisioner.

Pasal 49

Personalia Majelis Pertimbangan Organisasi:


(1) Memilki formasi yang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan beberapa
orang anggota.
(2) Berjumlah 9 (sembilan) orang untuk tingkatan DPP, 7 (tujuh) orang untuk tingkatan
DPD, 3 (tiga) orang untuk tingkatan DPC.
(3) Kriteria menjadi personalia:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Anggota Biasa.
c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
d. Pernah menjadi Dewan Pengurus.
e. Sehat secara jasmani maupun rohani.
f. Tidak menjadi personalia Majelis Pertimbangan Organisasi untuk periode ketiga
kalinya.
g. Mendapatkan rekomendasi atau dukungan secara tertulis dari Dewan Pengurus
dan Anggota Biasa ditingkat Dewan Pengurus Cabang ketika mencalonkan diri.
(4) Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi dipilih dari dan oleh anggota Majelis
Pertimbangan Organisasi.
(5) Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Pejabat
Ketua.
(6) Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
a. Meninggal dunia.
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan
berturut-turut.

aip

54
c. Tidak hadir dalam Rapat-rapat Majelis Pertimbangan Organisasi selama 3 (tiga)
bulan berturut-turut.
(7) Usulan pemberhentian Ketua harus disampaikan secara tertulis kepada Majelis
Pertimbangan Organisasi disertai alasan, bukti, saksi, dan tanda tangan pengusul.
(8) Dalam hal Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi mangkat atau mengundurkan
diri, Sekretaris Majelis Pertimbangan Organisasi secara otomatis menjadi Pejabat
Sementara Ketua hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat
Ketua dalam Rapat Pleno Majelis Pertimbangan Organisasi yang terdekat.

Pasal 50

Tugas dan Wewenang:


a. Melakukan pertimbangan, pengawasan dan penilaian secara kolektif dan korektif
terhadap kinerja Dewan Pengurus dalam melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Pedoman, Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.
b. Dalam hal Dewan Pengurus tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah
Nasional/Musyawarah Daerah/Musyawarah Cabang selama 6 (enam) bulan setelah
habis masa jabatannya, maka Majelis Pertimbangan Organisasi dapat
menyelenggarakan Musyawarah Nasional/Musyawarah Daerah/Musyawarah
Cabang setelah mendapat persetujuan dari separuh Dewan Pengurus dan Anggota
Biasa ditingkat Dewan Pengurus Cabang.
c. Bersidang sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) periode.
d. Sidang Majelis Pertimbangan Organisasi dianggap sah bila dihadiri oleh minimal
separuh anggota Majelis Pertimbangan Organisasi dan dipimpin oleh Ketua.
e. Putusan Majelis Pertimbangan Organisasi diambil secara musyawarah mufakat dan
bila tidak dapat dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak.

BAB X
PELINDUNG, PENASEHAT DAN PEMBINA

Pasal 51

(1) Pelindung Dewan Pengurus Pusat adalah Menteri yang menangani bidang
kepemudaan.
(2) Pelindung Dewan Pengurus Daerah adalah Kepala Dinas yang menangani bidang
kepemudaan.
(3) Pelindung Dewan Pengurus Cabang adalah Kepala Dinas/Instansi yang menangani
bidang kepemudaan.

Pasal 52

(1) Penasehat Dewan Pengurus Pusat adalah Deputi yang menangani bidang
kepemudaan.
(2) Penasehat Dewan Pengurus Daerah adalah Kepala Bidang yang menangani bidang
Kepemudaan.
(3) Penasehat Dewan Pengurus Cabang adalah Kepala Bidang yang menangani bidang
Kepemudaan.

Pasal 53

(1) Pembina Dewan Pengurus Pusat adalah Asisten Deputi yang menangani bidang
Kepemudaan.

aip

55
(2) Pembina Dewan Pengurus Daerah adalah Kepala Seksi yang menangani bidang
Kepemudaan.
(3) Pembina Dewan Pengurus Cabang adalah Kepala Seksi/Kepala Sub Bidang yang
menangani bidang Kepemudaan.

BAB XI
KEUANGAN DAN HARTA BENDA

Pasal 54

(1) Besarnya uang pangkal ditetapkan oleh Dewan Pengurus Daerah/Cabang.


(2) Besarnya iuran anggota ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
(3) 25 (dua puluh lima) persen jumlah penerimaan iuran anggota diserahkan kepada
Dewan Pengurus Daerah dan Dewan Pengurus Cabang.

BAB XII
LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 55

Lambang dan atribut organisasi PPMI diatur pada ketentuan atribut organisasi.

BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 56

(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dilakukan oleh Musyawarah Nasional
dan atau Musyawarah Nasional Luar Bisa.
(2) Rencana perubahan Anggaran Rumah Tangga disampaikan oleh Dewan Pengurus
Pusat kepada Dewan Pengurus Daerah selambat-lambatnya sebulan sebelum
Musyawarah Nasional.

BAB XIV
PEMBUBARAN

Pasal 57

(1) Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional Luar
Biasa.
(2) Keputusan pembubaran organisasi sekurang-kurangnya harus disetujui oleh
separuh Peserta Utusan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
(3) Harta benda organisasi sesudah dibubarkan harus diserahkan kepada Yayasan
Amal (yang layak menerima) yang disetujui oleh Peserta Utusan Musyawarah
Nasional Luar Biasa.

aip

56
BAB XV
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 58

(1) Struktur kepemimpinan PPMI berkewajiban melakukan sosialisasi Anggaran Dasar


dan Anggaran Rumah Tangga kepada seluruh anggota.
(2) Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga ini setelah ditetapkan.
(3) Setiap anggota harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
dan barang siapa melanggarnya akan dikenakan sanksi-sanksi organisasi
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan tersendiri.
(4) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dimuat dalam pedoman-
pedoman/peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan organisasi tersendiri yang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

aip

57
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 04/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa untuk pencapaian tujuan dan arah penyelenggaraan organisasi,


maka dipandang perlu menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi
Purna Prakarya Muda Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatika : a. hasil pembahasan Sidang Komisi II;


n b. hasil pembahasan Sidang Paripurna II Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI PURNA PRAKARYA MUDA


INDONESIA.

Pasal 1
Garis-garis Besar Haluan Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini.

Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris

Ttd Ttd Ttd


Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

58
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh kebulatan tekad dan
semangat yang ikhlas serta keinginan yang luhur agar tercipta suasana persamaan
dan persatuan, serta rasa persaudaraan antara sesama pemuda yang tergabung
dalam satu kesatuan yang kokoh, dinamis, harmonis, sentosa, dan sejahtera yang
dilandasi dengan jiwa Bhineka Tunggal Ika, maka setiap pemuda yang pernah
dikukuhkan dan bersama-sama mengemban suatu tugas Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai peserta Program Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi,
menuangkan kesadaran dan keinginan luhur itu pada Anggaran Dasar Organisasi
sebagai landasan berpijak dalam melaksanakan dharma baktinya kepada tanah
tumpah darah Indonesia dengan azas Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945 Republik Indonesia.

Hakikat pembinaan Generasi Muda dalam pembangunan Bangsa Indonesia adalah


menyiapkan kader-kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan manusia
pembangunan yang berjiwa Pancasila sebagai Pandu Ibu Pertiwi.

Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) merupakan salah satu bagian dari generasi
muda Indonesia yang beriman dan bertaqwa selalu terus membina agar memiliki
kesadaran berbangsa, idealisme, patriotisme, kemandirian dan keragaman berbudaya
serta memiliki wawasan yang luas, kokoh kepribadian, kesegaran jasmani dan rohani
serta mempunyai daya kreasi yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepemimpinan, ketrampilan, semangat kerja keras dan kepeloporan.

Pengembangan pemuda harus tetap disesuaikan kondisi kepemudaan dengan


mengacu kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, sehingga wawasan
keilmuan yang menjadi basis kehidupan pemuda haruslah mampu diterjemahkan
dalam aplikasi di masyarakat serta dapat mensejahterakan bangsa Indonesia. Peran
pemuda dalam memberikan kontribusinya kepada masyarakat dalam pengabdiannya
harus diselaraskan dengan realitas kehidupan bangsa dan negara saat ini. Fungsi
kontrol pemuda terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi ciri khas,

aip

59
harus diperankan oleh PPMI dengan obyektif dan bijaksana demi terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur.

Dalam melaksanakan fungsi kelembagaannya tidak bisa terlepas dari keterkaitan


beberapa komponen yang terdiri atas sumber daya manusia, metode, fasilitas,
sasaran program, kelembagaan serta pelaksanaannya diarahkan pada pola
pengembangan kepemudaan yang terpadu, yaitu memadukan seluruh aspek pemuda
secara umum (ilmu pengetahuan, ekonomi, kewirausahaan, sosial dan budaya). Untuk
mewujudkan hal diatas, maka perlu suatu penjabaran lebih lanjut dalam suatu Garis-
Garis Besar Haluan Organisasi.

A. PENGERTIAN

Garis-garis Besar Haluan Organisasi adalah suatu haluan organisasi tentang


penyelenggaraan organisasi dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak
anggota secara menyeluruh dan terpadu yang ditetapkan oleh Musyawarah
Nasional (MUNAS) untuk empat tahun guna mewujudkan terbinanya komunikasi
sambung nalar lintas daerah se-Indonesia guna meningkatkan iman, ilmu dan amal
yang terpadu bagi diri, demi terwujudnya pembangunan Indonesia yang adil,
makmur dan berkelanjutan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Garis-garis Besar Haluan Organisasi ditetapkan dengan maksud memberikan


arahan penyelenggaraan organisasi dengan tujuan mewujudkan terbinanya
komunikasi sambung nalar lintas daerah se-Indonesia guna meningkatkan iman,
ilmu dan amal yang terpadu bagi diri, demi terwujudnya pembangunan Indonesia
yang adil, makmur dan berkelanjutan untuk kurun waktu empat tahun ke depan.

C. LANDASAN GBHO

Garis-garis Besar Haluan Organisasi disusun atas dasar landasan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia.

D. SISTEMATIKA

Garis-garis Besar Haluan Organisasi ini disusun menurut sistematika sebagai


berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : POLA DASAR PROGRAM ORGANISASI

aip

60
BAB III : POLA UMUM PROGRAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK
BAB IV : PENUTUP

aip

61
BAB II
POLA DASAR PROGRAM ORGANISASI

A. TUJUAN PROGRAM ORGANISASI

Program organisasi bertujuan untuk mewujudkan suatu organisasi yang sehat dan
dinamis sebagai wadah pengembangan potensi Kepemudaan.

B. LANDASAN PROGRAM ORGANISASI

Landasan pelaksanaan program organisasi adalah Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga serta GBHO Purna Prakarya Muda Indonesia.

C. POTENSI DASAR

Potensi dasar program organisasi yang dimiliki Purna Prakarya Muda Indonesia
adalah:
1. Kualitas pemuda Indonesia dengan budaya intelektualitas sebagai suatu
warisan pengkaderan yang mendukung dinamika organisasi dengan landasan
iman, ilmu dan amal.
2. Jumlah anggota yang tersebar di Indonesia dengan berbagai latar belakang
budaya.
3. Dukungan infrastruktur dan suprastruktur dalam pengembangan organisasi.

D. KUALITAS PEMUDA INDONESIA

1. Kualitas Iman
a. Pola perilaku pemuda Indonesia yang dilandasi oleh semangat ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Nilai-nilai moral yang melandasi kontrol pemuda terhadap diri sendiri dan
masyarakat.
2. Kualitas Ilmu
a. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemapanan berpikir
sebagai bagian dari masyarakat ilmiah.
b. Memiliki kemampuan konseptual untuk merumuskan konsep pengembangan
lembaga dan pengembangan diri guna mendukung pembangunan bangsa
dan Negara.

aip

62
3. Kualitas Amal
a. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dirumuskan untuk terwujudnya
masyarakat adil dan makmur.
b. Rela berkorban sebagai wujud rasa kepedulian sosial dengan mendahulukan
kepentingan masyarakat.
c. Kemampuan akademis yang siap melaksanakan tugas dan solidaritas
kemanusiaan sebagai perwujudan kesetiakawanan.

4. Kualitas Insan Yang Padu Mengabdi


a. Ikhlas mengamalkan potensi yang dimilikinya dan siap bekerja sama demi
pengabdian yang luhur terhadap kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara yang dilandasi imaniah, ilmiah dan amaliah.
b. Wujud pengabdian masyarakat merupakan perpaduan dari iman, ilmu dan
amal.

aip

63
BAB III
POLA UMUM PROGRAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK

Garis-garis Besar Haluan organisasi, maka disusunlah Program Jangka Panjang yang
meliputi kurun waktu empat tahun sebagai arahan dan landasan bagi penyusun
program Purna Prakarya Muda Indonesia secara keseluruhan.

A. PENGERTIAN

1. Program Jangka Panjang pada dasarnya adalah program umum PPMI yang
disusun untuk satu kali periode kepengurusan.
2. Program Jangka Pendek merupakan rangkaian program PPMI yang disusun
untuk jangka waktu per tahun per periode kepengurusan.

B. ARAH DAN SASARAN

Untuk memberikan arah program yang berkesinambungan, maka perlu disusun


suatu pola umum sebagai upaya mencapai tujuan Purna Prakarya Muda Indonesia.

Berdasarkan Pola Dasar Program Organisasi maka disusunlah Pola Umum Program
Jangka Panjang yang meliputi jangka panjang waktu empat tahun atau setiap satu
periode kepengurusan.

aip

64
BAB IV
ARAH PROGRAM JANGKA PANJANG

A. POLA UMUM PROGRAM JANGKA PANJANG

Program organisasi dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan PPMI yang termaktub


dalam Anggaran Dasar PPMI. Untuk melaksanakannya maka program jangka
panjang dilaksanakan secara bertahap. Maksud pelaksanaan bertahap ini untuk
meletakkan landasan yang kuat bagi program jangka panjang tahap selanjutnya.

Sasaran utama program jangka panjang tahap pertama adalah mengembangkan


organisasi secara intern dan ekstern dengan penekanan pada pemantapan
keberadaan organisasi di tingkat pusat maupun tingkat wilayah serta institusi.
Sejalan dengan itu perlu pula dilaksanakan realisasi dan sosialisasi program.
Pelaksanaan program harus sejalan dengan pembinaan keadaan organisasi yang
stabil dan dinamis.

Pelaksanaan program harus menjamin pemerataan untuk setiap anggota secara


proporsional serta bermanfaat bagi seluruh anggota PPMI khususnya dan
masyarakat umumnya. Pelaksanaan program ini harus memanfaatkan secara
optimal segenap potensi organisasi.

Dalam pelaksanaan program PPMI yang berkesinambungan, yang harus dimiliki


oleh anggota PPMI adalah sebagai berikut:
1. Sikap loyalitas terhadap organisasi.
2. Sikap dedikasi terhadap organisasi dan
3. Menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama anggota PPMI.

Sedangkan yang harus dihindari ciri-ciri negatif sebagai berikut:


1. Ketidakpahaman pihak intern maupun ekstern terhadap keberadaan dan tujuan
PPMI.
2. Usaha-usaha merongrong ketetapan MUNAS oleh pihak yang tidak
betanggungjawab dengan maksud tertentu serta tanpa alasan yang rasional
dan bermoral.
3. Ketidakmampuan dan ketidakmauan pengurus untuk mengelola organisasi.
4. Perpecahan dalam tubuh organisasi yang disebabkan masalah prinsip yang
masih dapat dimusyawarahkan.

aip

65
aip

66
B. POLA UMUM PROGRAM JANGKA PENDEK

Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam berbagai aspek dengan Program
Jangka Pendek adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pengembangan Organisasi

Sasaran pengembangan organisasi dicapai melalui pelaksanaan secara


bertahap dengan serangkaian program jangka pendek sebagai berikut:
a. Program Jangka Pendek Pertama :
Mempererat dan memantapkan sistem informasi dan komunikasi antar
anggota PPMI.
b. Program jangka pendek kedua :
Mengembangkan sistem budaya kerjasama antara masyarakat dan pemuda
dalam upaya penciptaan pemberdayaan masyarakat secara kolektif guna
meningkatkan peran aktif masyarakat dengan berbagai stakeholders.
c. Program jangka pendek ketiga :
Mengangkat martabat masyarakat melalui pengakuan hak dasar
masyarakat dengan mengembangkan sistem kelembagaan dan jaringan
informasi yang mengarah pada swadaya masyarakat.
d. Program jangka pendek keempat :
Mengembangkan strategi alternatif PPMI sebagai mobilisator dan kontrol
terhadap kebijakan pembangunan masyarakat Indonesia serta mengatasi
masalah yang dihadapi oleh pemuda dengan menciptakan sistem informasi.
e. Program jangka pendek kelima:
Mewujudkan generasi pemuda yang tangguh dengan meningkatkan peran
aktif multi stakeholders untuk menjadikan sektor kewirausahan sebagai
leading sector pembangunan nasional.

2. Bidang Pengembangan Profesi

Pengembangan profesi dilaksanakan sejalan dengan pengembangan organisasi


dengan mengoptimalkan sumber daya lainnya. Pengembangan profesi bertitik
tolak dari latar belakang pendidikan pemuda yang disesuaikan dengan keadaan
serta arah kemajuan pembangunan nasional dan mengacu kepada Undang-
undang Dasar 1945 dan Pancasila.

aip

67
BAB V
PENUTUP

Garis-garis Besar Haluan Organisasi disusun dan dirumuskan sebagai landasan


oprasional organisasi untuk mencapai cita-cita luhur yang tercantum dalam tujuan
PPMI.

Berhasil tidaknya pelaksanaan program sebagai wujud Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga PPMI sangat bergantung pada partisipasi aktif segenap kepengurusan
ditingkat pusat, daerah dan cabang serta anggota PPMI.

Untuk itu, setiap elemen dalam organisasi PPMI dapat menyusun program yang sesuai
kemampuan masing-masing menurut Garis-garis Besar Haluan Organisasi serta
dengan koordinasi yang mantap. Hasil-hasil pelaksanaan program jangka pendek
pertama harus dapat dirasakan oleh setiap anggota maupun masyarakat sebagai
perwujudan tujuan PPMI.

aip

68
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 05/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PEDOMAN-PEDOMAN POKOK ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa dalam rangka penyeragaman pelaksanaan dan mekanisme


penyelenggaraan organisasi, maka dipandang perlu menetapkan Pedoman-
pedoman Pokok Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 dan 22 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11 dan 58 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda
Indonesia;

Memperhatika : a. hasil pembahasan Sidang Komisi II;


n b. hasil pembahasan Sidang Paripurna II Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN-PEDOMAN POKOK ORGANISASI PURNA PRAKARYA


MUDA INDONESIA.

Pasal 1
Pedoman-pedoman Pokok Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia terdiri dari:
a. Pedoman Kepengurusan;
b. Pedoman Administrasi Kesekretariatan;
c. Pedoman Keuangan dan Harta Benda;
d. Ikrar Pelantikan Pengurus;
e. Ikrar Pelantikan Anggota.

Pasal 2
Pedoman-pedoman Pokok Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia Purna Prakarya Muda
Indonesia dimuat dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini;

Pasal 3
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris

Ttd Ttd Ttd

aip

69
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

70
PEDOMAN KEPENGURUSAN
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

A. PENDAHULUAN

Pencapaian tujuan dan cita-cita organisasi dapat diwujudkan dengan usaha-usaha


yang teratur, berencana dan berkelanjutan. Upaya pencapaian tersebut harus
ditempuh dengan membentuk kepengurusan yang good governance dalam nuansa
yang harmonis dan dinamis.

Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk menciptakan kepengurusan


yang good governance adalah pedoman kerja kepengurusan yang mendukung ke
arah tujuan dan cita-cita tersebut.

B. PEDOMAN KERJA

1. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari satuan-satuan


organisasi atau bidang-bidang kerja yang di dalamnya terdapat pimpinan,
wewenang dan tanggung jawab serta pada masing-masing personil dalam
totalitas organisasi.

Lazimnya sturktur organisasi akan kelihatan semakin jelas dan tegas, apabila di
gambarkan dalam bagan struktur organisasi. Ditinjau dari struktur organisasi
maka bentuk organisasi yang dipergunakan dalam Purna Prakarya Muda
Indonesia (PPMI) adalah bentuk organisasi fungsional.

Pimpinan dari setiap satuan organisasi atau bidang kerja/komisi itu mempunyai
wewenang dan tanggungjawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing-
masing. Kemudian secara fungsional tanggungjawab itu
dipertanggungjawabkan oleh masing-masing bidang kepada Ketua Umum.

Struktur organisasi PPMI di bagi menjadi sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) bidang


yakni:
1) Bidang Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia
2) Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
3) Bidang Penelitian dan Pengembangan
4) Bidang Seni dan Budaya
5) Bidang Hubungan Antar Lembaga
6) Bidang Informasi dan Komunikasi
7) Bidang Pengembangan Potensi Daerah

2. KOMPOSISI PERSONALIA

Komposisi personalia kepengurusan PPMI di seluruh tingkatan diisi oleh


anggota yang memenuhi persyarat sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia.

1) Dewan Pengurus terdiri Pengurus Harian dan Komisi-komisi.


2) Komposisi Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat (DPP) terdiri dari
seorang Ketua Umum, 7 (tujuh) orang Ketua Bidang, seorang Sekretaris

aip

71
Jenderal, 7 (tujuh) orang Wakil Sekretaris Jenderal, seorang Bendahara
Umum, 2 (dua) orang Wakil Bendahara Umum.
3) Komposisi Pengurus Harian Dewan Pengurus Daerah (DPD) terdiri dari
seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Sekretaris, seorang
Bendahara, dan 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
4) Komposisi Pengurus Harian Dewan Pengurus Cabang (DPC) terdiri dari
seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Sekretaris, seorang
Bendahara, 1 (satu) orang Wakil Bendahara.

3. FUNGSI PERSONALIA DPP PPMI

1) Ketua Umum adalah penanggungjawab dan koordinator umum


dalam pelaksanaan tugas-tugas interen dan eksteren organisasi yang
bersifat umum pada tingkat regional, nasional maupun internasional.
2) Ketua Bidang Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya
Manusia menangani Bidang Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya
Manusia adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan
Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia dalam lingkup
interen dan eksteren.
3) Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan menangani Bidang
Ekonomi dan Kewirausahaan adalah penanggung jawab dan koordinator
kegiatan Ekonomi dan Kewirausahaan dalam lingkup interen dan eksteren.
4) Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan menangani Bidang
Penelitian dan Pengembangan adalah penanggung jawab dan koordinator
kegiatan Penelitian dan Pengembangan dalam lingkup interen dan
eksteren.
5) Ketua Bidang Seni dan Budaya menangani Bidang Seni dan
Budaya adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan Seni dan
Budaya dalam lingkup interen dan eksteren.
6) Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga menangani Bidang
Hubungan Antar Lembaga adalah penanggung jawab dan koordinator
kegiatan Hubungan Antar Lembaga dalam lingkup interen dan eksteren.
7) Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi menangani Bidang
Informasi dan Komunikasi adalah penanggung jawab dan koordinator
kegiatan Informasi dan Komunikasi dalam lingkup interen dan eksteren.
8) Ketua Bidang Pengembangan Potensi Daerah menangani Bidang
Pengembangan Potensi Daerah adalah penanggung jawab dan koordinator
kegiatan Pengembangan Potensi Daerah dalam lingkup interen dan
eksteren.
9) Sekretaris Jenderal adalah penanggung jawab dan koordinator
dalam bidang data pustaka, ketatausahaan dan penerangan serta
hubungan organisasi pihak interen dan eksteren pada tingkat regional,
nasional maupun internasional.
10) Wakil Sekretaris Jenderal bertugas atas nama Sekretaris Jenderal
untuk membantu Sekretaris Jenderal dan membantu kegiatan seluruh
bidang-bidang dalam kepengurusan.
11) Bendahara Umum adalah penanggung jawab dan koordinator
kegiatan dibidang keuangan serta perlengkapan organisasi pada tingkat
regional maupun nasional.
12) Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum
dalam pengelolahan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi
membantu Bendahara Umum.

aip

72
aip

73
4. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB DPP PPMI

1) KETUA UMUM
a. Mewakili dan bertindak atas nama organisasi baik interen maupun
eksteren selama masih relevan dalam tugas dan kewajibannya.
b. Pengambil keputusan pertama.
c. Bertanggungjawab atas nama baik organisasi.
d. Berhak mengambil kebijakan tanpa musyawarah dalam keadaan darurat.
e. Bertanggungjawab atas masukan-masukan, ide dan aspirasi yang bersifat
objektif dan konstruktif dari anggotanya.
f. Apabila Ketua Umum berhalangan, dapat mendelegasikan wewenangnya
kepada para Ketua Bidang, dan jika para Ketua Bidang juga berhalangan,
maka akan didelegasikan kepada pengurus sesuai dengan pembagian
tugas yang ada.
g. Bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional (MUNAS).

2) KETUA-KETUA BIDANG
a. Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan yang
berhubungan dengan bidang kerjanya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPP PPMI.
c. Merencanakan serta melaksanakan hal-hal positif dan konstruktif guna
kemajuan dan pengembangan organisasi.
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
e. Melaksanakan tugas Ketua Umum dalam mengorganisir dan
melaksanakan kegiatan operasional komisi atas dasar dan petunjuk
secara tertulis apabila Ketua Umum berhalangan hadir.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

3) BIDANG ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN (SEKRETARIS JENDERAL)


a. Melakukan pengaturan tata cara pengolahan surat menyurat yang
meliputi:
- Menyelenggaraan pemerosesan surat masuk.
- Menyelenggarakan pemerosesan surat keluar.
- Menyelengarakan penyusunan konsep surat keluar.
- Menyelengkarakan pengetikan dan pengadaan surat.
- Menyelenggarakan pengaturan administrasi pengarsipan.
b. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan dan
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
dengan data interen dan eksteren organisasi.
c. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan dan
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
dengan data interen dan eksteren organisasi.
d. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
organisasi yang perlu disampaikan kepada DPP PPMI.
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha
perbaikan, peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi
kesekretariatan kepada DPP PPMI.
f. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan, dapat mendelegasikan
wewenangnya kepada para Wakil Sekretaris Jenderal, dan jika para Wakil
Sekretaris Jenderal juga berhalangan, maka akan didelegasikan kepada
pengurus sesuai dengan pembagian tugas yang ada.
g. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

aip

74
4) BIDANG KEUANGAN (BENDAHARA UMUM)
a. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja DPP PPMI untuk
satu periode dan untuk setiap semester.
b. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan
ketentuan organisasi yang berlaku.
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran DPP PPMI.
d. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh Dewan Pengurus
Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia untuk meningkatkan sumber dana
interen, khususnya iuran anggota.
e. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

5) WAKIL SEKRETARIS JENDERAL


a. Membantu kinerja Sekretaris Jenderal dalam kegiatan atau program dan
kegiatan yang telah dibentuk sampai dengan pertanggungjawaban.
b. Membuat, menginventarisir dan membuat laporan pertanggungjawaban
kepada Sekretaris Jenderal.
c. Menerima dan melaksanakan pendelagasian tugas dari Sekretaris
Jenderal.
d. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum.

6) WAKIL BENDAHARA UMUM


a. Membantu kinerja Bendahara Umum dalam kegiatan atau program dan
kegiatan yang telah dibentuk sampai dengan pertanggungjawaban.
b. Membuat, menginventarisir dan membuat laporan pertanggungjawaban
kepada Bendahara Umum.
c. Menerima dan melaksanakan pendelagasian tugas dari Bendahara
Umum.
d. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum.

7) KOMISI-KOMISI
a. Melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan
bidangnya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPP PPMI.
c. Melaksanakan kegiatan secara konstruktif guna peningkatkan program
dan kegiatan komisi, berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan
menurut komisinya.
e. Bertanggungjawab kepada Ketua yang membidangi komisi, dan
selanjutnya dilaporkan kepada Ketua Umum.
f. Melakukan koordinasi dan konsolidasi antar komisi.

5. FUNGSI PERSONALIA DPD/DPC PPMI

1) Ketua adalah penanggungjawab dan koordinator umum dalam pelaksanaan


tugas-tugas interen dan eksteren organisasi yang bersifat umum pada
tingkat daerah/cabang.
2) Wakil-wakil Ketua Bidang berfungsi untuk menangani bidangnya masing-
masing dan sebagai penanggung jawab sekaligus koordinator kegiatan
setiap bidang kerjanya dalam lingkup interen dan eksteren.

aip

75
3) Sekretaris adalah penanggung jawab dan koordinator dalam bidang data
pustaka, ketatausahaan dan penerangan serta hubungan organisasi pihak
interen dan eksteren pada tingkat daerah/cabang.
4) Wakil Sekretaris bertugas atas nama Sekretaris untuk membantu Sekretaris
dan membantu kegiatan seluruh bidang-bidang dalam kepengurusan.
5) Bendahara adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan dibidang
keuangan serta perlengkapan organisasi pada tingkat daerah/cabang.
6) Wakil Bendahara bertugas atas nama Bendahara dalam pengelolahan
administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi membantu Bendahara.

6. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB DPD/DPC

1) KETUA
a. Mewakili dan bertindak atas nama organisasi baik interen maupun
eksteren selama masih relevan dalam tugas dan kewajibannya.
b. Pengambil keputusan pertama.
c. Bertanggungjawab atas nama baik organisasi.
d. Berhak mengambil kebijakan tanpa musyawarah dalam keadaan
darurat.
e. Bertanggungjawab atas masukan-masukan, ide dan aspirasi yang
bersifat objektif dan konstruktif dari anggotanya.
f. Apabila Ketua berhalangan, dapat mendelegasikan wewenangnya
kepada para Wakil Ketua, dan jika para Wakil Ketua juga berhalangan,
maka akan didelegasikan kepada pengurus sesuai dengan pembagian
tugas yang ada.
g. Bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah/Cabang (MUSDA/
MUSCAB).

2) WAKIL-WAKIL KETUA
a. Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan yang
berhubungan dengan bidang kerjanya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPD/DPC
PPMI.
c. Merencanakan serta melaksanakan hal-hal positif dan konstruktif guna
kemajuan dan pengembangan organisasi.
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
e. Melaksanakan tugas Ketua dalam mengorganisir dan melaksanakan
kegiatan operasional komisi atas dasar dan petunjuk secara tertulis
apabila Ketua Umum berhalangan hadir.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua.

3) BIDANG ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN (SEKRETARIS)


a. Melakukan pengaturan tata cara pengolahan surat menyurat yang
meliputi:
- Menyelenggaraan pemerosesan surat masuk.
- Menyelenggarakan pemerosesan surat keluar.
- Menyelengarakan penyusunan konsep surat keluar.
- Menyelengkarakan pengetikan dan pengadaan surat.
- Menyelenggarakan pengaturan administrasi pengarsipan.
b. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan dan
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
dengan data interen dan eksteren organisasi.

aip

76
c. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
organisasi yang perlu disampaikan kepada DPD/DPC PPMI.
d. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha
perbaikan, peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi
kesekretariatan kepada DPD/DPC PPMI.
e. Apabila Sekretaris berhalangan, dapat mendelegasikan wewenangnya
kepada para Wakil Sekretaris, dan jika para Wakil Sekretaris juga
berhalangan, maka akan didelegasikan kepada pengurus sesuai dengan
pembagian tugas yang ada.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua.

aip

77
4) BIDANG KEUANGAN (BENDAHARA)
a. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja DPD/DPC PPMI
untuk satu periode dan untuk setiap semester.
b. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan
ketentuan organisasi yang berlaku.
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran DPD/DPC PPMI.
d. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh DPD/DPC PPMI
untuk meningkatkan sumber dana interen, khususnya iuran anggota.
e. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua.

5) WAKIL SEKRETARIS
a. Membantu kinerja Sekretaris dalam kegiatan atau program dan kegiatan
yang telah dibentuk sampai dengan pertanggungjawaban.
b. Membuat, menginventarisir dan membuat laporan pertanggungjawaban
kepada Sekretaris.
c. Menerima dan melaksanakan pendelagasian tugas dari Sekretaris.
d. Bertanggungjawab terhadap Ketua.

6) WAKIL BENDAHARA
a. Membantu kinerja Bendahara dalam kegiatan atau program dan kegiatan
yang telah dibentuk sampai dengan pertanggungjawaban.
b. Membuat, menginventarisir dan membuat laporan pertanggungjawaban
kepada Bendahara.
c. Menerima dan melaksanakan pendelagasian tugas dari Bendahara.
d. Bertanggungjawab terhadap Ketua.

7) KOMISI-KOMISI
a. Melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan
bidangnya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPD/DPC
PPMI.
c. Melaksanakan kegiatan secara konstruktif guna peningkatkan program
dan kegiatan komisi, berdasarkan hasil Rapat Kerja Daerah/Cabang
mengacu kepada hasil Rapat Kerja Nasional.
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan
menurut komisinya.
e. Bertanggungjawab kepada Ketua yang membidangi komisi, dan
selanjutnya dilaporkan kepada Ketua.
f. Melakukan koordinasi dan konsolidasi antar komisi.

aip

78
PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

1 PENDAHULUAN

1.1Administrasi merupakan segenap penyelenggaraan setiap usaha kerja sama


manusia mencapai tujuan tertentu. Untuk terselenggaranya administrasi
dengan baik dan mencapai tujuan, diperlukan suatu proses yang tertib dan
sistematis.

Administrasi dalam pengertian luas dan selanjutnya diwujudkan dalam


fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen.

1.2Administrasi kesekretariatan Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) adalah


segenap proses penyelenggaraan aktivitas kesekretariatan PPMI yang benar-
benar berfungsi sebagai tempat dan pusat aktifitas kesekretariatan PPMI
benar-benar dapat tercapai secara efektif.

1.3Dengan bertitik tolak dan berpegangan pada asas efektivitas, pedoman


administrasi kesekretariatan PPMI, mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Pendahuluan.
2. Kesekretariatan PPMI.
3. Administrasi Surat Menyurat (Ketatausahaan).
4. Tata Kearsipan.
5. Inventarisasi dan Dokumentasi Organisasi.
6. Perpustakaan Organisasi.
7. Keprotokoleran.
8. Penutup.
9. Lampiran.

2 KESEKRETARIATAN PPMI

2.1Untuk penyelenggaraan administrasi organisasi dengan efektif, diperlukan


suatu tempat tertentu sebagai pusat pengurusan segala sesuatu yang
berhubungan dengan organisasi. Tempat penyelenggaraan administrasi
organisasi dinamakan “Sekretariat Organisasi“ atau dengan kata lain
“Kantor Organisasi“.

Usaha penyelenggaraan administrasi kesekretariatan bertujuan agar


sekretaris organisasi PPMI benar-benar dapat berfungsi sebagai sekretaris
organisasi yaitu:
-Tempat kerja yang efesien bagi pengurus dalam pengendalian organisasi.
-Pusat komunikasi organisasi.
-Pusat kegiatan administrasi.

2.2 Perencanaan dan pengaturan sekretariat meliputi:


2.2.1 Letak Sekretariat
Letak sekretariat diusahakan dapat dijangkau oleh semua pengurus
serta anggota PPMI (posisi/lokasi strategis).
2.2.2 Bangunan Sekretariat
Bangunan sekretariat hendaknya diusahakan dapat menampung
seluruh kegiatan mengenai administrasi. Bangunan tersebut
diusahakan meliputi:

aip

79
- Ruangan tata usaha.
- Ruangan tamu.
- Ruangan perpustakaan.
- Ruangan persidangan.
2.2.3 Ruangan Sekretariat
Untuk menimbulkan keindahan dan keharmonisan ruangan diusahkan
perlu adanya hiasan-hiasan ruangan agar berfungsi:
- Membangkitkan semangat kegairahan dan kemauan.
- Menimbulkan rasa senang dan tentram dalam hati.
- Membuat enak, nyaman, kerasan tinggal dalam ruangan.

3 ADMINISTRASI SURAT MENYURAT (KETATAUSAHAAN)

3.1Urusan surat menyurat (ketatausahaan) adalah satu bidang yang penting dari
lapangan pekerjaan administrasi kesekretariatan.
- Bentuk pernyataan kehendak seseorang kepada orang lain melalui
tulisan.
- Bentuk suatu media pencurahan perasaan, kehendak, pemikiran dan
tujuan seseorang dapat diketahui oleh orang lain.
- Merupakan bentuk gambaran tentang suatu peristiwa atau keadaan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan.

3.2Mengingat pengertian dan sifat suatu surat seperti disebut diatas, maka bagi
suatu organisasi turut menjadi sangat penting yaitu:
- Sebagai alat komunikasi.
- Sebagai dokumentasi organisasi.
- Sebagai tanda bukti.

3.3Proses penyelenggaraan ketatausahaan atau dengan istilah lain “administrasi”


surat menyurat adalah satu proses yang berencana dan teratur mulai dengan
ide pemugarannya sampai penyelesaian dan penyimpanan sebagaimana
mestinya.
- Bentuk dan isi surat PPMI.
- Sirkulasi surat (surat keluar masuk).
- Penyimpanan (pengarsipan).

3.4Bentuk dan isi surat


Surat-surat PPMI termasuk surat resmi/dinas, sehingga bentuk dan isinya
harus menuruti ketentuan-ketentuan yang telah dibuat organisasi. Pemakaian
kertas dalam pembuatan surat menyurat PPMI ditulis dalam kertas berkop
organisasi.

3.5Alamat surat yaitu kepada siapa itu ditujukan, terletak pada kanan atas surat,
sejajar dengan perihal. Alamat surat tidak selamanya ditujukan kepada
seseorang, tetapi sering pula kepada suatu badan atau lembaga. Bila
ditujukan kepada suatu lembaga atau instansi, maka penyebutannya bukan
kepada nama lembaganya, melainkan kepada pengurus atau pemimpin
lembaga itu.

3.6Kata Permulaan Surat


Setiap permulaan surat digunakan kalimat: Salam Pemuda Indonesia!
Kemudian pada alenia berikutnya dimulai dengan kalimat: Dengan Hormat,.
Kata permulaan Salam Pemuda Indonesia! ini berfungsi sebagai

aip

80
pembukaan surat, dan ditulis dengan jarak 1 spasi dari kalimat Dengan
Hormat, berjarak 1 spasi di atas pokok surat.

aip

81
3.7Isi surat
Isi surat PPMI memakai sistematika sebagai berikut:
3.7.1Pendahuluan
Pendahuluan dimaksudkan untuk menarik perhatian
pembaca/penerima surat tentang hal atau masalah yang dipersoalkan
dalam surat itu. Kalau hanya sekadar menyampaikan berita singkat,
kata atau kalimat pendahuluan ini tidaklah menjadi keharusan
pertimbangannya adalah efesiensi, tapi bila menyangkut persoalan
penting, maka surat ini mestinya memakai kata pendahuluan, gunanya
tidak sekedar menarik perhatian, melainkan sekaligus memotivasi.
Kalimat pendahuluan ini sebaiknya tidak lebih dari satu alenia.

3.7.2Uraian Persoalan (isi/pokok surat)


- Jangan memakai kalimat yang panjang dan berbelit-belit, singkat
lagi perputus-putus juga tidak baik, hal-hal seperti ini biasanya akan
memuat salah pengertian bagi penerima surat. Untuk mudah
dipahami maka pada surat-surat yang panjang sebaiknya diberi
alenia, banyak sedikitnya alenia tergantung dari banyaknya pokok-
pokok pikiran yang ada dalam surat tersebut, tetapi perlu pula
diperhitungkan untuk mencapai susunan yang baik dan harmonis,
pembagian dalam alenia sangat memudahkan pengertian, jarak
antara alenia dan spasi dalam satu alenia 1 ½ spasi.
- Dalam satu surat, sebaiknya hanya dipersoalkan satu jenis perkara
atau permasalahan. Sebab pencampuran soal dalam satu surat akan
menimbulkan kesukaran, baik dalam penyusunannya dan mencari
kembali surat itu bila diperlukan lagi.
- Dalam penyusunan isi surat selanjutnya harus dijaga tentang kata-
kata dan kalimat yang digunakan, hendaknya sopan dan wajar, tidak
berlebih-lebihan kecuali yang sudah lazim digunakan. Pengaruh
bahasa sangat besar sekali, sebab disitu tergambar tentang sikap
orang yang membuat surat itu. Oleh sebab itu menyusun surat
diserahkan kepada orang yang berkemampuan bahasa cukup.
- Untuk kesopanan dalam melaksanakan suatu korespondensi, perlu
adanya kalimat-kalimat penutup minimal seperti : “Demikian
harap maklum” atau “ Atas perhatian Saudara kami ucapkan
terima kasih“.

Fungsi kalimat penutup adalah sebagai pemanis surat yang kita buat,
karena itu bukanlah suatu keharusan mutlak dalam pembuatan surat-
surat resmi, namun demikian untuk kesopanan dan pemanis surat
sebaiknya dalam membuat surat-surat resmi organisasi tetap masih
digunakan kalimat penutup yang sesuai dengan isi surat.

3.7.3 Penutup Surat


Surat-surat resmi (seperti surat keputusan, surat keterangan edaran,
instruksi, tugas/mandat dsb) PPMI ditutup dengan “Hormat Kami",
kemudian dibubuhi nama dan tanda tangan kepengurusan dilengkapi
dengan stempel organisasi.

3.8 Penomoran Surat


Dewan Pengurus Pusat: (nomor surat)/(A atau B)/DPP/PPMI/(bulan dalam
angka Romawi)/(tahun).

aip

82
Dewan Pengurus Daerah dan Dewan Pengurus Cabang: (nomor surat)/(A atau
B)/DPD-PPMI/(nama daerah)/(bulan dalam angka Romawi)/(tahun).

Contoh: (01/A/DPP/PPMI/III/2006)
(17/A/DPD-PPMI/DKI Jakarta/III/2006)
(17/A/DPC-PPMI/JAKPUS/III/2006)

Keterangan:
Kode "A" untuk surat-surat internal.
Kode "B" untuk surat-surat eksternal.

3.9 Tembusan Surat


Tembusan surat jika memang diperlukan ditempatkan di bawah tanda tangan
sebelah kiri. Urutan tembusan dimulai dari tujuan tembusan dengan
jabatan/kedudukan yang lebih tinggi.

3.10 Buku Agenda


Untuk memudahkan pengelolaan sistem administrasi dan kesekretariatan
dalam hal ini pengelolaan surat menyurat, surat masuk maupun surat keluar,
pengarsipan dan dokumentasi agar teratur dan sistematis maka sistem
pengagendaan surat menyurat perlu tersendiri. Adapun unsur-unsur yang
penting untuk dicatat adalah :
-Nomor urut surat.
-Nomor kode arsip.
-Nomor surat.
-Tanggal terima.
-Nomor dan tanggal surat.
-Isi surat.
-Asal surat.
-Keterangan (tambahan untuk keterangan surat).

3.11 Surat Keluar


Surat keluar adalah surat yang kita keluarkan untuk mengemukakan
kehendak pikiran dan maksud kita kepada pihak lain. Surat keluar harus
melalui sirkulasi sebagai berikut:
- Konsep surat harus terlebih dahulu dimintakan clearence kepada pengurus
yang berkepentingan agar tidak terjadi perbedaan-perbedaan antara
muatan, isi dan redaksi surat tersebut.
- Konsep surat yang telah mendapat clearence, kemudian diberi nomor
verbal.
Buku verbal untuk dan kode arsip surat
 Nomor urut dan kode arsip surat.
 Nomor surat.
 Tanggal surat (penanggalan nasional).
 Perihal isi surat.
 Kepada siapa (keputusan, lampiran, penyimpanan).

Konsep surat yang telah clearence dan nomor surat diketik sesuai jumlah
yang dikehendaki. Legalitas organisasi (tanda tangan ketua, sekretaris dan
stempel) setelah dibukukab barulah surat tersebut siap untuk dikirim kepada
tujuan.

aip

83
4 ADMINISTRASI KEARSIPAN

Arsip adalah warkat/surat-surat yang disimpan secara sistematis, karena


mempunyai suatu kemanfaatan apabila dibutuhkan dapat secara tepat ditemukan
kembali. Jadi intinya arsip berarti pengumpulan dan penyimpanan warkat/surat-
surat. Tata kearsipan yang sempurna apabila semua surat dan dokumen-dokumen
lainya tersimpan pada suatu tempat tertentu dan tertata rapi, dan apabila
diperlukan kembali mudah ditemui, walupun surat-surat tersebut telah tersimpan
lama. Pengarsipan yang baik sangat berguna, terutama membantu kelancaran dan
kerapian organisasi pada khususnya, serta membantu perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya.

Surat-surat organisasi pada prinsipnya harus disimpan disekretariat/kantor. Adalah


sangat tidak benar dan dilarang apabila menyimpan surat-surat organisasi diluar
arsip organisasi ataupun oleh person-person pengurus. Tepat apabila kita
mengenal beberapa sistem penyimpanan surat antara lain:
a. Sistem abjad (alphabetic filing).
b. Sistem perihal (subject filing).
c. Sistem nomer (numerical filing).
d. Sistem daerah (geografhical filing).

Bagi kita (PPMI) surat-surat organisasi pada map-map atau tempat-tempat


tertentu dengan membedakan kode KA untuk surat keluar interen dan kode KB
untuk surat keluar eksteren. Sedangkan surat masuk interen berkode MA dan surat
masuk eksteren dengan kode MB.

Untuk memperoleh kepraktisan lebih lanjut dari kode-kode dasar tersebut diatas
(surat-surat masuk interen maupun eksteren) dibagi sesuai dengan
kebutuhan/wilayah/bidang, misalnya:

Kode Map/Arsip PPMI


Periode tahun 2005-2009

4.1 Arsip Surat Masuk


4.1.1 Masuk Interen
MA I : DPP PPMI
MA II : DPD PPMI
MA III : DPC PPMI
MA IV : Anggota Perseorangan PPMI
4.1.2 Masuk Eksteren
MB I : Lembaga negara, Instansi Pemerintah, BUMN
MB II : Organisasi Sosial Politik
MB III : Kedutaan Besar, Badan Asing, Luar Negeri
MB IV : Lembaga/Badan Swasta
MB V : Perseorangan Lepas
4.2 Map Surat Keluar
4.2.1 Arsip Surat Keluar Interen
KA I : DPP PPMI
KA II : DPD PPMI
KA III : DPC PPMI
KA IV : Fungsionaris Dewan Pengurus PPMI
KA V : Anggota Perseorangan PPMI
KA VI : Surat Mandat, Surat Keterangan, Surat Tugas
KA VII : Surat Keputusan Dewan Pengurus PPMI

aip

84
4.2.2 Arsip Surat Keluar Eksteren
KB I : Lembaga negara, Instansi Pemerintah, BUMN
KB II : Organisasi Sosial Politik
KB III : Kedutaan Besar, Badan Asing, Luar Negeri
KB IV : Lembaga/Badan Swasta
KB V : Perseorangan Lepas

4.3 Map Dokumentasi


DA 1 :Kebijaksanaan DPP PPMI
(Laporan, Ketetapan Musyawarah Nasional, statement, dll)
DA 2 :Kebijaksanaan DPD PPMI
(Laporan, Ketetapan Musyawarah Daerah, statement, dll)
DA 3 :Kebijaksanaan DPC PPMI
(Laporan, Ketetapan Musyawarah Cabang, statement, dll)
DB 1 : Nasional, Daerah, Lokal
DB 2 : Internasional
DB 3 : Kepemudaan
DB 4 : Guntingan Surat Kabar/Kliping

Ada satu faktor lagi yang harus diperhatian sehubungan dengan pengarsipan
yakni pengawetan arsip. Pengawetan ini dapat ditempuh dengan beberapa jalan
antara lain :
- Tempat penyimpanan yang tahan rusak.
- Tempat penyimpan dijauhkan dari api atau jauh dari benda-benda yang bisa
membakar atau merusak arsip.

5 ADMINISTRASI KEANGGOTAAN

5.1 Anggota PPMI merupakan sasaran kerja, pembinaan dan pengkaderan


organisasi sehingga perlu ada administrasi yang rapi tentang keanggotaan
PPMI dalam rangka terciptanya sasaran kerja/aktiftas PPMI yang konkrit dan
terarah.

5.2 PPMI adalah organisasi kepemudaan, sehingga PPMI selalu menerima


anggota baru, selanjutnya melalui kegiatan Pertukaran/Bakti Pemuda Antar
Provinsi (PPAP) dan akhirnya melepaskan diri sebagai alumni PPAP. Menjadi
anggota PPMI pada dasarnya adalah sementara, untuk selanjutnya terjun ke
dalam masyarakat yang sesungguhnya. Proses pengadministrasian anggota
dimulai dari aktivitas penerimaan anggota PPMI yaitu pralatihan kader
organisasi dengan melalui prosedur sebagai berikut:
Mengisi formulir menjadi anggota PPMI
-Pencatatan calon anggota dalam buku pendaftaran oleh DPD/DPC PPMI.
-Kepada calon anggota yang sudah terdaftar diberikan kartu anggota.
-Anggota didaftarkan dalam buku anggota PPMI dan kepada anggota
diberikan tanda anggota PPMI (semacam kartu) berlaku selama 4 tahun.

5.3 Anggota PPMI mempunyai hak dan kewajiban penuh dicatat dalam buku
daftar anggota permanen. Hal ini dilakukan oleh tingkat DPD/DPC PPMI.
Buku daftar anggota itu secara garis besar memuat:
Nama :
TTL :
PPAP/BPAP tahun:
Keterangan :

aip

85
aip

86
5.4 Setiap 4 tahun sekali diadakan pendaftaran ulang (heregistrasi) anggota PPMI
yaitu dengan pergantian kartu anggota lama. Sedangkan nomor anggota
tetap sebagai nomor induk yang lama cukup diberi heregistrasi dilaksanakan
dengan mengisi permohonan kembali kepada DPD/DPC PPMI.

6 INVENTARISASI ORGANISASI DAN DOKUMENTASI ORGANISASI

6.1 Inventaris Organisasi

6.1.1 Inventaris organisasi adalah segala sesuatu yang dimiliki organisasi


berupa kekayaan organisasi.

6.1.2 Inventaris organisasi pada pokoknya dapat kita bagi 2 yaitu:


- Inventaris yang permanent.
- Inventaris organisasi yang tidak permanen.
Yang digolongkan inventaris permanen adalah milik organisasi yang
jangka relatif lama tidak mengalami perubahan misalnya:
- Gedung sekretariat/kantor.
- Alat-alat tulis kantor dll.
Untuk mengkontrol inventaris organisasi ini perlu dibuat daftar
inventaris. Sesuai dengan penggolongan diatas, maka kita dapat
membuat daftar inventaris 2 macam :
- Daftar inventaris organisasi yang permanen
- Daftar inventaris organisasi yang tidak permanen (habis pakai)
dalam waktu relatif pendek yang disebut buku stok.

6.1.3 Tujuan dibuat daftar inventaris organisasi ialah :


- Menunjukan kekayaan organisasi.
- Untuk menghindari adanya pemborosan.
- Sebagai alat kontrol dari inventaris (mengetahui kerusakan
perubahan, penggantian serta untuk menambah bila terjadi
kekurangan).

6.1.4 Menyimpan inventaris organisasi harus dilakuakn dengan baik oleh


orang-orang yang bertanggungjawab sesuai dengan job discription
kesekretariatan. Penyimpan harus dilaksanakan serta ditempatkan di
sekretariat, tidak diperkenankan dibawa atau disimpan dirumah
fungsionaris.

6.2 Dokumentasi Organisasi

6.2.1 Dokumentasi adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan


pencarian, pengumpulan, penyimpanan serta pengawetan dokumen-
dokumen organisasi. Dokumen adalah suatu tanda bukti yang sah
menurut hukum dari dokumen.

6.2.2 Bentuk-bentuk dokumen antara lain:


- Gambar-gambar dan foto-foto.
- Tulisan-tulisan dan surat-surat penting.
- Benda-benda berharga dan bernilai.
- Foto copy dan salinan surat.
- Surat kabar, majalah dll.

aip

87
6.2.3 Dokumentasi itu selain dipergunakan untuk kepentingan tertentu juga
dipakai untuk menyusun laporan tahunan organisasi serta tanda bukti
yang sah.

6.2.4 Pemeliharaan dan penyimpanan dokumentasi seperti halnya barang-


barang inventaris dan arsip hendaknya disusun dengan rapih dan
teratur dalam map-map dan tempat-tempat tertentu dengan
mengelompokkan menurut kebutuhan.

6.2.5 Aktivitas dokumentasi juga sangat penting dalam menyusun sejarah


perjuangan organisasi.

7 ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN

7.1 Dengan status PPMI sebagai organisasi kepemudaan yang berkecimpung


dalam bidang kewirausahaan, sosial, seni, budaya dan ilmu pengetahuan
seperti dimuat pasal 4 Anggaran Dasar PPMI, maka perpustakaan PPMI
adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.

7.2 Perpustakaan yang ideal bagi PPMI adalah yang meliputi buku-buku yang
diperlukan oleh anggota. Oleh karena itu perpustakaan yang minimal dimiliki
mencakup buku-buku yang diperlukan dalam kelengkapan PPMI yang meliputi
tentang kewirausahaan, sosial, seni, budaya dan buku-buku yang terkait
untuk mengembangan anggota.

7.3 Penyelenggaraan administrasi perpustakaan ini sebaiknya diserahkan kepada


seorang anggota pengurus yang khusus mengatur untuk itu dan
bertanggungjawab serta memahami seluk-beluk perpustakaan.

8 KEPROTOKOLERAN PPMI

8.1 Tugas suatu kesekretariatan tidak saja terbatas pada pengelolaan atau
pengaturan surat menyurat organisasi, kearsipan mengadministrasi dan
penyelenggaraan dokumentasi serta perpustakaan organisasi, tetapi ia
meliputi juga penataan suatu acar dan pelaksanaan. Tugas yang disebut
terakhir dalam pedoman ini disebut sebagai keprotokoleran.

8.2 Keprotokoleran PPMI merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan


penyelenggaraan suatu prosedur kelancaran (upacara) didalam PPMI. Oleh
karena itu keprotokoleran memegang peranan penting bagi berlangsungnya
suatu upacara dan ini juga merupakan sebagai bagian integral dari tugas
bidang kesekretariatan.

8.3 Agar sasaran suatu aktivitas dapat dicapai secara optimal, diperlukan
pertanggungjawaban dan pembagian tugas didalam penyelenggaraannya.
Apabila penyelenggaraan suatu aktivitas tanpa adanya panitia
penyelenggara/project officer, maka pengelolaan penataan dan
penyelenggaraannya langsung dibawah koordinasi staff
sekretaris/sekretariat. Namun semua itu, masih dibutuhkan pelengkap
penyelenggara seperti pengantar acara, penerima tamu, pengatur
kelengkapan, konsumsi, kesenian dan segala hal yang berhubungan dengan
kelancaran.

aip

88
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu upacara
antara lain:
- Tempat/gedung (layout, pengaturan kursi, dekorasi dll).
- Jenis acara.
- Pengantar acara.
- Susunan acara.

aip

89
Hal yang disebut terakhir (susunan acara), merupakan hal yang sering
terdapat kesalahan, terutama mengenai urutan pemberian sambutan.
Urutan pemberi sambutan berbeda dengan urutan kepada siapa kita harus
menyapa dalam acara tersebut. Kalau dalam menyapa, urutannya adalah
secara struktural pejabat/penggurus tertinggi mendahului
pejabat/penggurus tertinggi mendahului pejabat dibawahnya dan
seterusnya. Sedangkan urutan pemberian sambutan mulai dari penggurus
terbawah sampai seterusnya keatas.

9 PENUTUP

Pedoman administrasi kesekretariatan ini adalah sangat penting dan diperlukan


guna keseragaman untuk menuju suatu bentuk organisasi modern dan efekti
kerjanya.

Administrasi kesekretariatan PPMI yang ideal ialah usaha bagaimana


memanfaatkan sekretariat PPMI untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya
yaitu:
- Tempat kerja yang efesien bagi pengurus.
- Pusat kegiatan organisasi.

Untuk itu perlu persyaratan-persyaratan yang menyangkut:


- Gedung/sekretariat.
- Ketatausahaan.
- Keuangan/fasilitas yang cukup.

Untuk melaksanakan administrasi kesekretariatan yang baik sangat tergantung


pada pelaksana-pelaksananya, yaitu terutama staff sekretariat dengan bantuan
dan pengertian anggota pengurus lainnya, bahkan seluruh anggota PPMI.

Akhirnya dengan adanya pedoman administrasi kesekretariatan yang


disempurnakan ini, mudah-mudahan organisasi PPMI akan lebih mampu bekerja
dengan efektiftas maksimal dan mengeliminasi kekurangan sebelumnya, berkat
adanya administrasi yang teratur dan rapih.

aip

90
Contoh Surat Internal PPMI

Nomor : 486/A/DPP/PPMI/IX/2009
Lampiran : 1 (satu) lembar.
Perihal : Undangan Musyawarah Nasional II
Purna Prakarya Muda Indonesia

Kepada Yth,
Ketua Dewan Pengurus Daerah
Purna Prakarya Muda Indonesia
di Seluruh Indonesia

Salam Pemuda Indonesia !

Dengan Hormat,

Teriring salam dan do’a kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga kita
dalam keadaan sehat dan selalu berada dalam lindungan-Nya.

Kami sampaikan bahwa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
bekerjasama Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia Provinsi
Sulawesi Utara akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional II Purna Prakarya
Muda Indonesia dan Dialog Nasional Pemuda, yang dilaksanakan pada:

Hari, tanggal : Kamis s.d. Minggu, 5 s.d. 8 November 2009


Tempat : Swiss Bell Hotel Maleosan, Jl. Jenderal Sudirman
Manado, Sulawesi Utara

Sehubungan hal tersebut, mohon Saudara dan atau yang mewakili berkenan hadir
dalam kegiatan dimaksud.

Demikian, atas perhatian dan kehadiran Saudara, diucapkan terima kasih.

Jakarta, 24 September 2009


Hormat Kami,

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

Tembusan yth:
1. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga RI selaku Penasehat Organisasi;
2. Menteri Dalam Negeri RI selaku Penasehat Organisasi;
3. Sekretaris Menteri Negara Pemuda dan Olahraga RI;
4. Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda selaku Pembina Organisasi;
5. Deputi Bidang Kepemimpinan Pemuda Pemuda selaku Pembina Organisasi;
6. Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga selaku Pembina Organisasi;
7. Staf Khusus Menpora RI Bidang Kepemudaan;
8. Gubernur seluruh Indonesia;
9. Kepala Dinas Provinsi yang menangani kepemudaan seluruh Indonesia;
10. Arsip.

aip

91
Contoh Surat Eksternal PPMI

Nomor : 472/B/DPP/PPMI/III/2009
Lampiran : 1 (satu) Berkas.
Perihal : Permohonan Dukungan Dana

Kepada yth.
Bapak Menkokesra RI
di Jakarta

Salam Pemuda Indonesia !

Dengan Hormat.

Teriring salam dan do’a kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga kita
dalam keadaan sehat dan selalu berada dalam lindungan-Nya.

Kami beritahukan bahwa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
(DPP PPMI) akan menyelenggarakan kegiatan Dialog Nasional Peningkatan
Kapasitas dan Wawasan Pemuda ”Memperkuat Nasionalisme dan Kemandirian
Bangsa” serta Rapat Kerja Nasional II DPP PPMI, diikuti 33 Dewan Pengurus
Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia (DPD PPMI) seluruh Indonesia, dilaksanakan
dari tanggal 11 s.d. 12 April 2009, bertempat di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan
Olahraga Nasional (PPPON) Cibubur, Jakarta Timur.

Sehubungan dengan hal itu, mohon kiranya Bapak berkenan memberikan bantuan
dukungan dana demi kelancaran kegiatan dimaksud.

Demikian, atas perhatian dan bantuan Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 23 Maret 2009


Hormat Kami,

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

aip

92
Contoh Surat Tugas PPMI

SURAT TUGAS
Nomor: 13/ST/DPP/PPMI/III/2009

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan surat dari Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal nomor: 132/E5/TU/2009 tanggal 11 Maret
2009 perihal Undangan Peserta Kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi. Dengan ini Dewan Pengurus
Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia memberikan tugas kepada:

NAMA : WIWEKO YOTAMA


JABATAN : KETUA II DPP PPMI

Untuk mengikuti kegiatan kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi Program Pendidikan Kecakapan
Hidup bagi Pemuda Tahun 2009 yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal dari tanggal 23 s.d. 25 Maret 2009
bertempat di Hotel Jayakarta D.I. Yogyakarta.

Demikian surat tugas ini disampaikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kepada
yang bersangkutan diharap melapor setelah selesainya tugas tersebut.

Jakarta, 19 Maret 2009


Hormat Kami,

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

aip

93
Contoh Surat Mandat PPMI

SURAT MANDAT
Nomor: 01/SM/DPP/PPMI/X/2005

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
memberikan mandat kepada:

Nama : MUHAMMAD FADDLY


Jabatan : Koordinator Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan
Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia

Untuk mengurus permohonan bantuan dana kepada para donatur/instansi terkait yang
menyatakan kesanggupannya menjadi penyandang dana Rapat Kerja Nasional I Purna Prakarya
Muda Indonesia dan untuk mengambil dana bantuan tersebut.

Demikian surat mandat ini dikeluarkan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 28 Oktober 2009


Hormat Kami,

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT


KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

aip

94
Contoh Surat Keputusan PPMI

SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 33/TUS/DPP/PPMI/III/2008
TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA ATAS SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 01/TUS/DPP/PPMI/X/2006 TENTANG STRUKTUR
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : Bahwa demi kemantapan tata susunan dan tata laksana serta keberlangsungan
jalannya kerja Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia, maka
dipandang perlu untuk mengadakan perubahan pertama atas Surat Keputusan
Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
Nomor: 01/TUS/DPP/PPMI/X/2006 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia periode 2005-2009.

Mengingat : 1. Pasal 11 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia.


2. Pasal 7 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia.

Memperhatikan : 1. Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor:
01/TUS/DPP/PPMI/X/2006 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia periode 2005-2009.
2. Saran dan pendapat pada Sidang Pleno I Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia, di Jakarta pada hari Sabtu 22 Maret 2008.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERUBAHAN PERTAMA ATAS SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS


PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA NOMOR: 01/TUS/DPP/
PPMI/X/2006 TENTANG STRUKTUR DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA
PRAKARYA MUDA INDONESIA PERIODE 2005-2009

Pasal 1
Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia periode 2005-2009 selengkapnya dimuat
dalam lampiran yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Keputusan ini.

Pasal 2
Keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Maret 2008

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT


KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

aip

95
Lampiran Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor: 33/TUS/DPP/PPMI/III/2008
Tentang Perubahan Pertama Atas Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor:
01/TUS/DPP/PPMI/IX/2005 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009.

STRUKTUR
DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009

PELINDUNG : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENASEHAT : MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

PEMBINA : Deputi I Bidang Pemberdayaan Pemuda


Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Deputi II Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Deputi III Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

KETUA UMUM : ABDUL AZIZ MUSLIM (DKI JAKARTA)


KETUA I : ANDI AZIS (JATIM)
KETUA II : WIWEKO YOTAMA (JATENG)
KETUA III : HELMI JULIAN (JABAR)

SEKRETARIS JENDERAL : M. ARIEF ERDAVIT (DKI JAKARTA)


WAKIL SEKRETARIS JENDERAL : BAKTI ISWAHYUDI (DIY)
: HAMID (SULTRA)

BENDAHARA UMUM : DIAN NURLAILY AMARULLAH (DKI JAKARTA)


WAKIL BENDAHARA : NUR LAILA FITRIANI (DKI JAKARTA)
BARKAHASMAH (DKI JAKARTA)

DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


KOORDINATOR : ACHMAD FAUZI (DKI JAKARTA)
ANGGOTA ISMET APRIYANTO (BANTEN)
AHMAD FAUJI (JABAR)
SYAFARUDDIN (KEPRI)
SAIFUDIN ZUHRI (NTB)
ARITA JULIANI (SUMUT)

DEPARTEMEN PENGEMBANGAN ORGANISASI


KOORDINATOR : ZULHERMAN (DKI JAKARTA)
ANGGOTA I MADE WIRAGUNA (BALI)
AHMAD TAUFIQ (DKI JAKARTA)
ZULHENDRI (SUMBAR)
RUDI BIMA (JATIM)
ISHAQ (SULSEL)

aip

96
Lampiran Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor: 33/TUS/DPP/PPMI/III/2008
Tentang Perubahan Pertama Atas Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor:
01/TUS/DPP/PPMI/IX/2005 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009.

DEPARTEMEN EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN


KOORDINATOR : ABDUL ROZAK (DKI JAKARTA)
ANGGOTA SLAMET TRIAMANTO (JATENG)
LUSIAWAN (DIY)
YUDI (JABAR)
NUGROHO (DIY)
YOSIANTO (KALBAR)
NANI TANJUNG (RIAU)

DEPARTEMEN SENI DAN BUDAYA


KOORDINATOR : VERAWATI (DKI JAKARTA)
ANGGOTA LATIF SURNIA (MALUKU)
TOTA ARI NUGRAHA (JATENG)
EVI DIFA (JABAR)
KGS. AMIN A (SUMSEL)
EDLY ROFIQOH (KALSEL)
RANI SURYANI (BANTEN)
CITRA (JABAR)

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


KOORDINATOR : ARYADI (KALBAR)
ANGGOTA ZAENAL ARIFIN (JABAR)
SAPTARITA EDDY PASHA (LAMPUNG)
ASRIADI SYAHRIL (KALTIM)
DIAH ARIFIKA (JATENG)
ELDA HIKMAWATI (BENGKULU)

DEPARTEMEN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA


KOORDINATOR : NUR AINI (DKI JAKARTA)
ANGGOTA YUSRIADI (NAD)
DIDI NURHADI (KALTENG)
DONA PRIHANDONO (JATENG)
LINA (JATENG)
SUYITNO (BANTEN)
IRWAN YULIADI (RIAU)

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Maret 2008

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

ABDUL AZIZ MUSLIM


KETUA UMUM

aip

97
Contoh Buku Daftar Anggota PPMI
BIODATA ANGGOTA PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

0
NOMOR ANGGOTA
1
0
NAMA LENGKAP
2
0
NAMA PANGGILAN
3
0
TEMPAT LAHIR
4
0
TANGGAL LAHIR
5
0
BULAN LAHIR
6
0
TAHUN LAHIR
7
0
JENIS KELAMIN
8
0
AGAMA
9
1
STATUS PERKAWINAN
0
1
ASAL PROVINSI
1
1
ASAL KOTA/KABUPATEN
2
1
IKUT PPAP TAHUN
3
1
PROVINSI TUJUAN PPAP
4
1
ALAMAT LENGKAP
5
Nama Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Nomor Rumah
Kode Pos
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Kota/Kabupaten
Provinsi
1
PENDIDIKAN FORMAL TERAKHIR
6
1
PEKERJAAN
7
1
TINGGI BADAN
8
1
BERAT BADAN
9
2
WARNA KULIT
0
2
GOLONGAN DARAH
1
2
KEAHLIAN YANG DIMILIKI
2
2
NAMA AYAH
3

aip

98
2
NAMA IBU
4
2
ANAK KE
5
2
NOMOR TELEPON
6
2
NOMOR FAXIMILI
7
2
NOMOR PONSEL
8
2
EMAIL
9

Dengan ini menyatakan kesediaannya menjadi Anggota Biasa Purna Prakarya Muda
Indonesia

Jakarta, 09 Mei 2009


Hormat Saya. FOTO
3x4

( …………………………………….)
Nama Lengkap dan Tanda Tangan

Kop Surat

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Sekretariat: Jl. Kemang Raya No. 47 F Jakarta Selatan 12730
Telepon/Faximili: (021) 7194035, Email: pusat_ppmi@yahoo.co.id

DEWAN PENGURUS DAERAH


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PROVINSI DKI JAKARTA
Sekretariat: Jl. Kemang Raya No. 47 F Jakarta Selatan
Telepon/Faximili: (021) 70234949, Email: ppmi_jakarta@yahoo.co.id

DEWAN PENGURUS CABANG


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
KOTAMADYA JAKARTA PUSAT PROVINSI DKI JAKARTA
aip Sekretariat: Jl. Kemang Raya No. 47 F Jakarta Selatan
Telepon: (021) 70234949,99Faximili: (021) 70234949, Email: dpc_ppmi@yahoo.com
NASKAH IKRAR PELANTIKAN

Prolog yang melantik:

Sebelum saya membacakan ikrar pelantikan ini, mohon saudara jawab dengan tegas
dan lantang pertanyaan saya.

Apakah saudara-saudara siap dilantik dan akan menjalankan amanah organisasi ?

sekali lagi,

Apakah saudara-saudara siap dilantik dan akan menjalankan amanah organisasi ?

Baik saya akan membacakan ikrar pelantikan ini.

Contoh:

Ucapan Yang Melantik:

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Minggu 18 Maret 2009, Dewan
Pengurus Pusat, Purna Prakarya Muda Indonesia, melantik Saudara-saudara, sebagai
Dewan Pengurus Daerah, Purna Prakarya Muda Indonesia, Provinsi DKI Jakarta
periode 2007-2011.

Harap Saudara-saudara mengikuti ucapan Saya:

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dengan sadar dan tanggungjawab,
kami, Dewan Pengurus Daerah, Purna Prakarya Muda Indonesia, Provinsi DKI Jakarta,
periode 2007-2011, berikrar dan berjanji, dengan sungguh-sungguh, akan memenuhi
kewajiban, sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh dan menjalankan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Pedoman-pedoman Organisasi,
dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada organisasi.

aip

100
SKENARIO PROSESI PELANTIKAN
DEWAN DEWAN PENGURUS DAERAH
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PROVINSI ………………………….
PERIODE ….. - …..

1. Pembukaan.
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dipandu oleh Saudara ……..
3. Laporan Ketua Pelaksana Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda
Indonesia Provinsi ..…Periode ... - ... oleh Saudara .......
4. Prosesi Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia Provinsi
…………….. Periode ..... - ......

Pada saat memasuki acara/prosesi pelantikan, Sekretaris Jenderal DPP PPMI atau
anggota PPMI yang ditugaskan oleh DPP PPMI (jika SEKJEND tidak hadir)
membacakan Surat Keputusan tentang Pengesahan Dewan Pengurus Daerah
Provinsi ………… Periode … - …, sampai dengan pada kalimat “ditetapkan di Jakarta
pada tanggal … bulan … tahun 2008 Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia, Abdul Aziz Muslim Ketua Umum, M. Arief Erdavit Sekretaris Jenderal”,

Setelah itu Sekjen DPP PPMI atau yang ditugaskan langsung memangil nama-nama
pengurus satu persatu untuk maju kedepan (sesuai dengan lampiran Surat
Keputusan).

Setelah seluruh pengurus maju kedepan, Ketua Umum DPP PPMI membacakan
Ikrar Pelantikan, yang diikuti oleh seluruh pengurus yang dilantik.

5. Penyerahan Pataka (bendera PPMI + tiang).

Setelah pembacaan SK dan Ikrar Pelantikan, petugas pembawa Pataka


menyerahkan Pataka kepada Ketua Umum DPP PPMI, lalu Ketua Umum DPP PPMI
menyerahkan Pataka kepada Ketua DPD PPMI Provinsi ............ terpilih.

Pada saat Pataka diserahkan kepada Ketua DPD PPMI Provinsi ............, Ketua Umum
DPP PPMI mengucapakan kalimat “Saya serahkan Pataka ini kepada Saudara
sebagai bentuk tanggungjawab Saudara memimpin dan menjalankan amanah
organisasi”.

Setelah Pataka diterima oleh Ketua DPD PPMI Provinsi ............, Ketua DPD
PPMI ............ menjawab “Saya terima Pataka ini dan Saya siap tanggungjawab
memimpin dan menjalankan amanah organisasi”, setelah itu Pataka dikibar-
kibarkan (kekiri dan kekanan) dengan durasi waktu kurang lebih 30 detik, dan
setelah itu Pataka diserahkan kepada petugas pembawa Pataka untuk dibawa
kembali ketempat semula.

Setelah prosesi tersebut selesai (pembacaan SK, Ikrar Pelantikan dan Penyerahan
Pataka), Ketua Umum DPP PPMI beserta pihak-pihak terkait (tamu undangan)
memberikan ucapan selamat kepada personalia DPD PPMI Provinsi............. (dimulai
dari Ketua DPD PPMI terpilih), setalah itu para pengurus kembali ketempatnya,
untuk mengikuti acara selanjutnya.

6. Setelah itu, Sambutan Ketua DPD PPMI Provinsi ………… periode ... - ....
7. Setelah itu, Sambutan dan Arahan Ketua Umum DPP PPMI.

aip

101
8. Setelah itu, Sambutan dan Arahan Pejabat Dinas/Badan/Biro yang menangani
kepemudaa Provinsi ..................... .
9. Setelah itu, Pembacaan do’a
10.Penutup

aip

102
SUSUNAN ACARA PROSESI PELANTIKAN
DEWAN DEWAN PENGURUS DAERAH
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PROVINSI ………………………………
PERIODE ……… - ………

………….., …. …………… 2009

1. Pembukaan.
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Laporan Ketua Pelaksana Kegiatan (apabila ada).
4. Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Provinsi …. Periode … -…
5. Penyerahan Pataka (bendera PPMI + tiang)
6. Sambutan Ketua Dewan Pengurus Daerah Provinsi … Periode …-…
7. Sambutan dan Arahan Ketua Umum DPP PPMI (yang mewakili/ pelantik)
8. Sambutan dan Arahan Pejabat Dinas Provinsi (apabila hadir/ada)
9. Pembacaan do’a.
10.Penutup.
11.Ramah tamah.

aip

103
IKRAR PELANTIKAN ANGGOTA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

IKRAR PELANTIKAN ANGGOTA

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dengan sadar dan tanggungjawab,
kami anggota Purna Prakarya Muda Indonesia, berjanji dan berikrar dengan sungguh-
sungguh, akan memenuhi kewajiban sebagai anggota dengan sebaik-baiknya,
memegang teguh dan menjalankan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
Pedoman-pedoman Organisasi dengan selurus-lurusnya, berbakti kepada organisasi,
menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan ikut serta dalam
pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UCAPAN YANG MELANTIK

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini (hari, tanggal, dan tahun),
Dewan Pengurus (DPP/DPD/DPC) melantik Saudara-saudara sebagai anggota
(Biasa/Luar Biasa/ Kehormatan) Purna Prakarya Muda Indonesia.

Harap Saudara-saudara mengikuti ucapan saya: (kalimat ikrar)

Contoh:

Untuk Anggota Biasa

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Senin 27 Maret 2006, Dewan
Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia Provinsi DKI Jakarta melantik
Saudara-saudara sebagai anggota Biasa Purna Prakarya Muda Indonesia.

aip

104
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 06/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
KETENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa untuk menjaga keseragaman Atribut-atribut Organisasi, maka dipandang perlu
menetapkan Ketentuan Atribut-atribut Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;


b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11, 55, dan 58 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatikan : a. hasil pembahasan Sidang Komisi II;


b. hasil pembahasan Sidang Paripurna II Musyawarah Nasional II Purna Prakarya
Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KETENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT ORGANISASI PURNA PRAKARYA MUDA


INDONESIA.

Pasal 1
Ketentuan Atribut-atribut Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia terdiri dari:
a. Lambang;
b. Bendera;
c. Stempel;
d. Pakaian;
e. Kartu Tanda Anggota;
f. Papan Nama Organisasi;
g. Hal-hal yang masih dianggap perlu disempurnakan dan ditugaskan kepada Dewan Pengurus Pusat
Purna Prakarya Muda Indonesia.

Pasal 2
Ketentuan Atribut-atribut Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini;

Pasal 3
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan
di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanafi Veronica
Ketua Sekretaris

Ttd Ttd Ttd


Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

105
LAGU HYMNE

Rekomendasi Internal MUNAS II PPMI

Membuat lagu Hymne dan Mars PPMI

aip

106
LAGU MARS

Rekomendasi Internal MUNAS II PPMI

Membuat lagu Hymne dan Mars PPMI

aip

107
ARTI LAMBANG

Keterangan:

a. Bentuk Persegi Lima:


Lima sudut melambangkan dasar negara Pancasila.
b. Gambar Peta Indonesia:
Melambangkan kebhinekaan pemuda Indonesia berada dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Gambar Matahari Dengan Delapan Arah Sinar:
Melambangkan setiap anggota Purna Prakarya Muda Indonesia memiliki potensi
yang mampu memberikan pencerahan dan menyinari seluruh wilayah Indonesia.
d. Gambar 4 Buah Bendera Merah Putih Berbentuk Gelombang Kobaran Api:
Melambangkan semangat patriotisme pemuda dan pemudi Indonesia dengan nilai
juang 45 untuk menopang, mengusung, memperkuat dan menjunjung, tinggi nilai-
nilai kesatuan dan persatuan Indonesia.
e. Gambar Panah.
Melambangkan Kekuatan juang merah putih yang tertancap didalam jiwa Purna
Prakarya Muda Indonesia.
f. Gambar Pita Bertuliskan PPMI:
Kepanjangan dari Purna Prakarya Muda Indonesia.
g. Gambar Tulisan Purna Parkarya Muda Indonesia Melingkar:
Memberikan makna bahwa pemuda Indonesia behimpunan, bersatu dan
bersaudara dalam wadah Purna Prakarya Muda Indonesia.
h. Warna Merah:
Melambangkan Keberanian.
i. Warna Dasar Putih:
Melambangkan Kesucian.
j. Warna Biru:
Melambangkan Kesetian Pemuda Pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

aip

108
BENDERA RESMI

Keterangan:

a. Bentuk : Panjang x Lebar, 2 x 1 ½ meter


b. Warna Dasar : Putih
c. Isi : Lambang PPMI sepenuhnya (Ukuran Proporsional)
d. Warna Rombe : Merah
e. Dianjurkan Lambang Dibordir

aip

109
STEMPEL

DPD DKI JAKARTA DPD DKI JAKARTA

Keterangan:

Stempel Untuk Dewan Pengurus (DPP/DPD/DPC)


Bentuk : Lambang PPMI ditambah tulisan kepengurusan (DPP/DPD/DPC)
di bawahnya.
Ukuran : Lebar x Tinggi (lambang) 3 x 3 cm
: Tulisan kepengurusan 1 cm
Warna Tinta : Biru

Stempel Untuk Kartu Tanda Anggota (KTA)


Bentuk : Lambang PPMI ditambah tulisan kepengurusan (DPD)
di bawahnya.
Ukuran : Lebar x Tinggi (lambang) 1 ½ x 1 ½ cm
: Tulisan kepengurusan menyesuaikan
Warna Tinta : Biru

aip

110
PAKAIAN

Pakaian Resmi (Jas/Blazer)

a. Bahan : Proof Blue Black nomor 39


b. Warna : Biru Dongker
c. Tata Letak Lambang : Lambang PPMI di dada kiri dengan tulisan
DPP/DPD/DPC di atasnya.
d. Ukuran Lambang : Disesuaikan (Proporsional).
e. Atribut lainnya : Disesuaikan (medali/tanda jasa, Pin, dll).

Pakaian Dinas Harian (PDH)

a. Bahan: : Proof Blue Black nomor 39


b. Warna : Atas (baju) Biru Dongker
: Bawah (celana/rok) Hitam
c. Tata Letak Lambang : Lengan Baju Sebelah Kanan:
Lambang PPMI

Lengan Baju Sebelah Kiri:


Untuk DPP, lambang Burung Garuda
Untuk DPD, lambang Provinsi
Untuk DPC, lambang Kabupaten/Kota

Dada Sebelah Kanan:


Nama Pengurus/anggota

Dada Sebelah Kiri (di atas kantong):


Untuk DPP, tulisan DPP PPMI
Untuk DPD, tulisan DPD Provinsi
Untuk DPC, tulisan DPC Kabupaten/Kota

aip

111
Pakaian Resmi/Pelantikan/PDU Putra

aip

112
Pakaian Resmi/Pelantikan/PDU Putri

aip

113
Pakaian Dinas Harian/PDH Putra

aip

114
Pakaian Dinas Harian/PDH Putri

aip

115
Pakaian Dinas Harian/PDH Putri Berjilbab

aip

116
LAMBANG DAN ATRIBUT-ATRIBUT PADA PAKAIAN

LETAK LAMBANG DI BAHU KIRI ,


LETAK LAMBANG DI INI UNTUK DPP (DPD/DPC LAMBANG
BAHU KANAN PROVINSI/KAB/ KOTA ASAL)

DASAR GARUDA DPD PPMI


WARNA MERAH
PROVINSI DKI JAKARTA

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

M. ARIEF ERDAVIT
PERHATIAN:
UNTUK TATA DAN LETAK LIHAT
PEDOMAN

aip

117
KARTU TANDA ANGGOTA

Tampak Depan

KARTU ANGGOTA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

2x3
Nomor : 01.01.0001.2006
Berlaku Sampai : 2009

Tampak Belakang

Nama Lengkap :……………………………………


Tempat Tanggal Lahir :……………………………………
Jenis Kelamin :……………………………………
Jabatan :……………………………………
Angkatan PPAP :……………………………………
Alamat :……………………………………
……………………………………

Jakarta, 04 September 2005


Dewan Pengurus Daerah
Purna Purna Prakarya Muda Indonesia
Provinsi DKI Jakarta

Indah
Ketua

Keterangan:

a. Bentuk :
Empat Persegi Panjang.
b. Ukuran :
Panjang = 9,5 cm dan Lebar = 6,5 cm.
c. Bahan Baku :
Mika (PVC).
d. Warna Bahan Baku :
Biru untuk anggota biasa
Merah untuk anggota luar biasa
Kuning untuk anggota Kehormatan
e. Huruf : Arial
f. Ukuran Huruf : Proporsional
g. Isi : Halaman Muka/Depan
a. Lambang PPMI di sebelah kiri atas.
b. Tulisan Kartu Anggota dan nama DPD sebelah tengah atas.
c. Nomor Anggota.
d. Masa berlaku.
e. Pas Photo, sebelah kanan bawah (ukuran 2 x 3).

aip

118
h. Isi : Halaman Belakang
a.Background Kepulauan Indonesia.
b.Nama Lengkap.
c.Tempat Tanggal Lahir.
d.Jenis Kelamin.
e.Jabatan.
f.Angkatan PPAP.
g.Alamat Lengkap.
h.Tanggal Pembuatan.
i.Pengurus DPD PPMI yang membuat (ditandatangani langsung oleh Ketua DPD dan
distempel).

Keterangan:
Pengisian nomor anggota:
(2 digit nomor Kode Provinsi), (2 digit nomor Kode Kabupaten/Kota), (4 digit nomor
anggota), (4 digit tahun mengikui Program PPAP).

Kode Provinsi Untuk Penomoran Kartu Tanda Anggota

N N
o Provinsi Kode o Provinsi Kode
1 Aceh 01 18 Kalimantan Tengah 18
2 Sumatera Utara 02 19 Kalimantan Selatan 19
3 Riau 03 20 Kalimantan Timur 20
4 Kepulauan Riau 04 21 Bali 21
Nusa Tenggara
5 Sumatera Barat 05 22 Barat 22
Nusa Tenggara
6 Jambi 06 23 Timur 23
7 Bengkulu 07 24 Sulawesi Selatan 24
8 Sumatera Selatan 08 25 Sulawesi Barat 25
9 Kepulauan Bangka Belitung 09 26 Selawesi Tengah 26
10 Lampung 10 27 Sulawesi Tenggara 27
11 Banten 11 28 Sulawesi Utara 28
Daerah Khusus Ibukota
12 Jakarta 12 29 Gorontolo 29
13 Jawa Barat 13 30 Maluku 30
14 Jawa Tengah 14 31 Maluku Utara 31
15 Daerah Istimewa Yogyakarta 15 32 Irian Jaya Barat 32
16 Jawa Timur 16 33 Papua 33
17 Kalimantan Barat 17

Kode Kabupaten/Kota ditetapkan oleh DPD masing-masing.

aip

119
PAPAN NAMA ORGANISASI

DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Sekretariat: Jl. Kemang Raya No. 47 F Jakarta Selatan 12730
Telepon: (021) 719-4035 Faximili: (021) 719-4035
Email: pusat_ppmi@yahoo.co.id

DEWAN PENGURUS DAERAH


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Sekretariat: Jl. Kemang Raya No. 47 F Jakarta Selatan 12730


Telepon: (021) 719-4035 Faximili: (021) 719-4035
Email: ppmi_jakarta@yahoo.co.id

Keterangan:

1. Papan nama untuk Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia,
berwarna putih berukuran panjang 200 cm dan lebar 150 cm.
2. Sedangkam papan nama untuk institusi yang lebih rendah (DPD dan DPC)
ukurannya disesuaikan: misalnya untuk Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya
Muda Indonesia panjangnya berubah menjadi 180 cm dan lebar 135 cm dan untuk
Dewan Pengurus Cabang Purna Prakarya Muda Indonesia panjangnya menjadi 160
cm dan lebar 120 cm.

aip

120
3. Ukuran papan nama organisasi ini sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1985
dan lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 5 tahun 1986.

aip

121
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 07/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan sikap dan pandangan tentang beberapa
masalah nasional dan internasional di bidang IPOLEKSOSBUD dan Kepemudaan
serta masalah lainnya, maka dipandang perlu menetapkan Rekomendasi
Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;


b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11 dan 58 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia;

Memperhatikan : a. hasil pembahasan Sidang Komisi III;


b. hasil pembahasan Sidang Paripurna II Musyawarah Nasional II Purna Prakarya
Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : REKOMENDASI MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA


INDONESIA.

Pasal 1
Rekomendasi Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini.

Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan
di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanafi Veronica
Ketua Sekretaris

Ttd Ttd Ttd


Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

122
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Sebagai wujud dan tanggung jawab Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) sebagai
organisasi kepemudaan terhadap persoalan-persoalan yang tengah kita hadapi
dewasa ini, maka disusunlah Rekomendasi ini dalam Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia. Rekomendasi ini disamping inventarisasi masalah dalam
berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi concern PPMI juga
dicoba untuk diketengahkan sebagai solusi atau penyelesaian atas masalah yang
sedang melanda bangsa ini. Dengan demikian diharapkan kehidupan berbangsa dan
bernegara kita kedepan akan semakin baik, berkualitas dan demokratis. Fokus
persoalan dalam rekomendasi ini semoga manjadi perhatian pihak-pihak yang
berkompeten untuk ditindak lanjuti.

Adapun rincian problematika bangsa yang terangkum dalam rekomendasi Musyawarah


Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia meliputi hal-hal sebagi berikut :

Rekomendasi Purna Prakarya Muda Indonesia dibagi atas 2 (dua) bagian, yakni:
1. Bidang Eksternal.
2. Bidang Internal.

1. BIDANG EKSTERNAL

A. Bidang Ekonomi

1) Seoptimal mungkin pemerintah harus membangun serta


mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang
saling menunjang dan menguntungkan antara pemuda dengan pemerintah
dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional.
2) Menghimbau pemerintah untuk mendorong dan mendukung sepenuhnya
peningkatan ekonomi yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal pada
sektor riil diseluruh Tanah Air Indonesia khususnya dalam percepatan
kemajuan sektor pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan dan
pertambangan.
3) Melepaskan ketergantungan terhadap hutang luar negeri mutlak harus
dilakukan, pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada penguatan dan
pemberdayaan sektor riil serta adanya political will untuk melakukan
penguatan secara maksimal terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan
menjadikan UKM sebagai tumpuan penggerak pertumbuhan perekonomian
nasional di masa depan.
4) Menghimbau pemerintah untuk mengefesiensikan pengunaan dan
penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara.
5) Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang
diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja,
peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja
dan kebebasan berserikat.
6) Menghimbau Pemerintah untuk menumbuhkembangkan pasar tradisional
dan menggunakan produk dalam negeri serta membatasi pertumbuhan
pasar swalayan.

aip

123
B. Bidang Pendidikan

1) Pemerintah harus selalu melihat perubahan-perubahan yang terjadi secara


jeli dalam hal pendidikan khususnya dalam menetapan/merubah kurikulum,
peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik serta
peningkatan/pegembangan sarana dan prasarana pendidikan yang layak.
2) Mendesak pemerintah agar secepatnya mengupayakan pemberantasan buta
aksara bagi penduduk Indonesia.
3) Mengupayakan dan mendorong kepada pemerintah untuk segera
membebaskan biaya pendidikan rakyat miskin di Indonesia yang tidak
mampu bersekolah karena tidak meratanya pembagian program beasiswa.
4) Mendesak Pemerintah agar meningkatkan mutu pendidikan dengan
mengedepankan budi pekerti

C. Bidang Kepemudaan

1) Pemerintah harus selalu memfasilitasi penumbuhkembangan semangat


kewirausahaan generasi muda yang berbasis IPTEK dan IMTAQ menuju
bangsa yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
2) Mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam
mengaktualisasikan segenap potensi, bakat dan minat dengan memberikan
kesempatan dan kebebasan mengorganisasikan dirinya secara bebas dan
merdeka sebagai wahana pendewasaan untuk menjadi pemimpin bangsa
yang beriman, bertaqwa, berahlak mulia, patriotis, demokratis, mandiri dan
tanggap terhadap aspirasi rakyat.
3) Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif terutama bahaya
penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan zat aditif lainnya melalui
gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan
bahaya penyalahgunaan narkoba.

D. Bidang Kesehatan

1) Mensukseskan program Indonesia Sehat tahun 2010 dan Indonesia Bebas


Narkoba tahun 2015.
2) Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan
dan pemberdayaan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan
korban bencana serta mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas
generasi muda.
3) Mendesak Pemerintah agar mengoptimalkan mutu kesehatan yang disertai
dengan peningkatan mutu tenaga medis serta dapat memberikan pelayanan
kesehatan sampai ke daerah-daerah terpencil.

E. Bidang Politik

1) Membangun bangsa dan watak bangsa (national and character building)


menuju bangsa dan masyarakat Indonesia yang maju, bersatu, rukun,
damai, demokratis, dinamis, toleran, sejahtera, adil dan makmur.
2) Selalu seoptimal mungkin menjaga stabilitas perpolitikan nasional.
3) Mendukung tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menolak
pendekatan atau penyelesaian kasus-kasus di Indonesia secara militeristik.
4) Menghimbau pemerintah untuk memproporsionalkan dana atau subsidi
negara terhadap partai politik.

aip

124
F. Bidang Hukum

1) Pemerintah harus tegas dan tidak boleh pandang bulu dalam penegakan
supremasi hukum dalam segala bidang, khususnya dalam praktek-praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme baik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah
maupun swasta.
2) Mendesak pemerintah untuk memberikan hukuman yang seberat-beratnya
dan seadil-adilnya dalam kasus traffiking, ilegal logging, ilegal fhsing,
penyalahgunaan narkoba, pornograf, dan pornoaksi yang dapat merusak
moral bangsa khususnya generasi muda.

G. Bidang Sosial Budaya

1) Pemerintah harus terus secara berkesinambungan melestarikan dan


mengembangkan nilai-nilai budaya nasional dan budaya daerah yang
selama ini tidak menjadi prioritas pembangunan nasional.
2) Menolak pornograf, pornoaksi dan pornowicara yang merusak nilai-nilai
budaya dan kearifan lokal yang ada di Indonesia.
3) Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional bangsa Indonesia yang
bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional, yang
mengandung nilai-nilai universal termaksuk kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup
bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa.
4) Melestarikan apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional serta
menggalakkan dan memberdayakan pusat-pusat kesenian untuk
merangsang berkembangnya kesenian nasional yang luhur kreatif dan
inovatif, sehingga dapat menumbuhkembangkan rasa kebanggaan nasional.
5) Mendesak Pemerintah untuk segera mengiventalisir dan mempatenkan seni
budaya Indonesia.
6) Mendesak Pemerintah untuk menetapkan HARI SENI DAN BUDYA
INDONESIA, dalam rangka pelestarian nilai-nilai seni dan budaya Indonesia
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

H. Bidang Lingkungan Hidup

1) Mendesak pemerintah untuk mengalokasikan dana reboisasi dalam rangka


penghijauan secara nasional.
2) Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan
dengan menerapakan teknologi akrab lingkungan.
3) Melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak
memperhatikan AMDAL.
4) Menjaga dan menyelamatkan hutan-hutan di Indonesia dari bahaya
pencurian kayu yang dapat merugikan negara.
5) Mendesak pemerintah untuk mencanangkan gerakan lingkungan hidup
nasional demi terjaganya kelestarian lingkungan.

aip

125
2. BIDANG INTERNAL

1) Menyusun database/daftar lengkap anggota Purna Prakarya Muda Indonesia


(PPMI).
2) PPMI harus terlibat dan berperan serta aktif sebagai mitra startegis dalam
menyukseskan program dan kegiatan Bakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP) dan
Jambore Pemuda Indonesia (JPI).
3) Melakukan terobosan-terobosan dalam bentuk kontribusi Pemikiran dan kerja
riil yang produktif, membangun, inovatif dan berkelanjutan dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, dan budaya kepada pihak-pihak di
luar PPMI (stakeholders/instansi/badan/lembaga) yang sejalan dengan tujuan,
usaha dan sifat organisasi.
4) Membangun kerja sama kemitraan yang sinergi dan berdampak positif kepada
semua unsur (instansi/badan/lembaga) yang ada, khususnya Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan atau stakeholders/
instansi/badan/lembaga lain yang menangani bidang kepemudaan.
5) Membuat profl PPMI.
6) Mendesak kepada Ketua Umum terpilih dan pengurus baru untuk mengadakan
kantor sekretariat Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
(DPP PPMI).
7) Kepada seluruh Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPMI mengadakan Jambore
Pemuda Daerah (JPD).
8) Merekomendasikan DPD PPMI NTB sebagai Tuan Rumah Rapat Kerja Nasional I
DPP PPMI.
9) Membuat lagu Hymne dan Mars PPMI (Syair dan Note Baloknya).
10) Membuat aturan/mekanisme persidangan PPMI.
11) Membuat Pedoman, aturan/reshuffle, dan mutasi kepengurusan PPMI.
12) Merekomendasikan Provinsi Gorontalo sebagai Tuan Rumah Jambore Pemuda
Indonesia (JPI) Tahun 2011.

aip

126
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 08/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
KRITERIA DAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : a. bahwa dengan berakhirnya masa Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat


Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009, maka perlu
membentuk dan menyusun Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. bahwa untuk membentuk dan menyusun Kepengurusan Dewan
Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013
perlu dipilih Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia Periode 2009-2013;
c. bahwa untuk pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013, maka dipandang perlu
menetapkan Kriteria dan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum Dewan
Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11 dan 40 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda
Indonesia;

Memperhatika : hasil pembahasan Sidang Paripurna III Musyawarah Nasional II Purna


n Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KRITERIA DAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM DEWAN


PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA PERIODE
2009-2013.

Pasal 1
Kriteria dan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia Periode 2009-2013 dimuat dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Ketetapan ini.

Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica

aip

127
Ketua Sekretaris
Ttd Ttd Ttd
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

128
KRITERIA DAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009 – 2013

KRITERIA DAN SYARAT

1. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Sehat secara jasmani maupun rohani.
3. Pernah menjadi Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus Daerah.
4. Berprestasi, berdedikasi, memiliki waktu yang lebih, dan loyal terhadap organisasi.
5. Memahami Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan Organisasi
lainnya.
6. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
7. Tidak sedang menjalani hukuman pidana yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap
8. Mendapat dukungan minimal dari 5 (lima) Dewan Pengurus Daerah/Peserta Utusan
Munas II PPMI secara tertulis.

TATA TERTIB PEMILIHAN

1. Pemilihan dilakukan secara bertahap dan beraturan.


2. Pemilihan Ketua Umum dilakukan 2 (dua) putaran secara tertutup.
3. Putaran pertama, pemilihan dilakukan dengan sistem one delegation one vote
(satu Dewan Pengurus Daerah hanya memiliki 1 (satu) suara) dan setiap Dewan
Pengurus Daerah hanya berhak memilih 1 (satu) nama calon dengan cara
menuliskan nama calon di kertas suara.
4. Calon Ketua Umum yang telah memenuhi kriteria, syarat dan mendapatkan
dukungan minimal 5 (lima) suara berhak maju pada putaran kedua setelah
menyatakan kesediaan, menyampaikan visi dan misinya di depan forum.
5. Pada putaran kedua, pemilihan dilakukan dengan sistem one delegation one vote
(satu Dewan Pengurus Daerah hanya memiliki 1 (satu) suara) dan setiap Dewan
Pengurus Daerah hanya berhak memilih 1 (satu) nama calon dengan cara
menuliskan nama calon di kertas suara.
6. Calon Ketua Umum yang mendapatkan suara terbanyak pada putaran kedua
langsung ditetapkan sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya
Muda Indonesia (DPP PPMI) periode 2009-2013.

aip

129
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 09/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
KETUA UMUM DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : a. Bahwa dengan berakhirnya masa Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat


Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009, maka dipandang
perlu membentuk dan menyusun Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat
Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. bahwa untuk membentuk dan menyusun Kepengurusan Dewan
Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013,
maka dipandang perlu memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan
Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 dan 12 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11, 39, dan 40 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda
Indonesia;
e. Ketetapan Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia
Nomor: 08/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009 tentang Kriteria dan Tata Tertib
Pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia Periode 2009-2013;

Memperhatika : a. hasil pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya
n Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. hasil pembahasan Sidang Paripurna III Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KETUA UMUM DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA


INDONESIA PERIODE 2009-2013.

Pasal 1
Menetapkan Saudara WIWEKO YOTAMA sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013.

Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
Ttd Ttd Ttd

aip

130
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

131
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 10/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
TIM FORMATUR DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : a. bahwa demi pemantapan dan kesinambungan organisasi dalam


penyusunan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
Periode 2009-2013, maka dipandang perlu membentuk dan menyusun
Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
Periode 2009-2013;
b. bahwa untuk membentuk dan menyusun Tim Formatur Dewan Pengurus
Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013, maka
dipandang perlu memilih dan menetapkan Tim Formatur Dewan
Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11 dan 41 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda
Indonesia;

Memperhatika : a. hasil pemilihan Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya
n Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. hasil pembahasan Sidang Paripurna III Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : TIM FORMATUR DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA


INDONESIA PERIODE 2009-2013.

Pasal 1

Menetapkan Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode
2009-2013 dengan formasi personalia sebagai berikut:

N
Nama DPD PPMI Provinsi/unsur Jabatan Formatur
o
1 Wiweko Yotama Ketua Umum Terpilih Ketua
2 Arsalan TB Aceh Anggota
3 Bambang Adi P DKI Jakarta Anggota
4 Umar Faruq Kalimantan Barat Anggota
5 Yudi Hermawan Nusa Tenggara Barat Anggota
6 Irvan Nawir Sulawesi Selatan Anggota
7 M. Rizal Hanaf Maluku Utara Anggota

aip

132
Pasal 2

Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013
ditugaskan untuk menyusun dan melengkapi struktur Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat
Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013.

Pasal 3

Struktur Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-
2013 ditetapkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia.

Pasal 4

Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris

Ttd Ttd Ttd


Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

133
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 11/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA:

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertimbangan, pengawasan dan penilaian


Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
Periode 2009-2013, maka dipandang perlu membentuk dan menyusun
Majelis Pertimbangan Organisasi Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya
Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. bahwa untuk membentuk dan menyusun Majelis Pertimbangan
Organisasi Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
Periode 2009-2013, maka dipandang perlu memilih dan menetapkan
Majelis Pertimbangan Organisasi Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya
Muda Indonesia Periode 2009-2013;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi


Kemasyarakatan;
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan;
c. Pasal 11 dan 13 Anggaran Dasar Purna Prakarya Muda Indonesia;
d. Pasal 11, 48, 49, dan 50 Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda
Indonesia;

Memperhatika : a. hasil pemilihan Majelis Pertimbangan Organisasi Dewan Pengurus Pusat


n Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. hasil pembahasan Sidang Paripurna III Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI DEWAN PENGURUS PUSAT


PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA PERIODE 2009-2013.

Pasal 1
Menetapkan Majelis Pertimbangan Organisasi Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia Periode 2009-2013 dengan formasi personalia sebagai berikut:

N Jabatan Majelis Pertimbangan


Nama Provinsi
o Organisasi
1 Abdul Aziz Muslim DKI Jakarta Ketua
2 Hendrik Manossoh Sulawesi Utara Sekretaris
3 Yusriadi Aceh Anggota
4 Yosep Rizal Jambi Anggota
Kalimantan
5 Edly Rofqoh Anggota
Selatan
6 Ishak Samad Sulawesi Selatan Anggota
7 M. Subhan Sulawesi Tenggara Anggota
8 Suwandi Hulawa Gorontalo Anggota
9 Nugroho D.I. Yogyakarta Anggota
Pasal 2

aip

134
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA

Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris

Ttd Ttd Ttd


Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota

aip

135

Anda mungkin juga menyukai