0
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 01/TUS/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
AGENDA ACARA
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Agenda Acara Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 5 November 2009
Ttd Ttd
M. Arief Erdavit Andi Azis
Ketua Steering Committee Anggota Steering Committee
aip
1
AGENDA ACARA
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
C SIDANG PARIPURNA II
1 19:00 – 02:00 Pembahasan dan Pengesahan Hasil-hasil Sidang Komisi
2 24:00 – 09:00 Istirahat
aip
2
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 02/TUS/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Tata Tertib Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009
Ttd Ttd
M. Arief Erdavit Andi Azis
Ketua Steering Committee Anggota Steering Committee
aip
3
TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
BAB I
NAMA DAN TUJUAN
Pasal 1
Pasal 2
Tujuan tata tertib MUNAS II PPMI untuk mengatur jalannya persidangan MUNAS II PPMI.
BAB II
WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 3
MUNAS II PPMI dilaksanakan dari hari Kamis – Minggu tanggal 5 – 8 November 2009.
Pasal 4
BAB III
STATUS DAN KEKUASAAN
Pasal 5
Pasal 6
aip
4
BAB IV
KRITERIA, HAK, KEWAJIBAN,
DAN SANKSI PESERTA
Pasal 7
Kriteria Peserta:
(1) Peserta terdiri dari Dewan Pengurus Pusat, Utusan dan Peninjau Dewan Pengurus
Daerah serta Undangan Dewan Pengurus Pusat.
(2) Peserta Utusan adalah Utusan Dewan Pengurus Daerah.
(3) Peserta Peninjau adalah Peninjau Dewan Pengurus Daerah.
(4) Peserta Undangan adalah Undangan Dewan Pengurus Pusat.
Pasal 8
Hak Peserta:
(1) Mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara:
a. Hak Bicara adalah hak untuk mengajukan usul, saran, dan pendapat serta
mengajukan dan menjawab pertanyaan.
b. Hak Suara adalah hak untuk memilih dan dipilih.
(2) Peserta Utusan mempunyai hak bicara dan satu hak suara.
(3) Peserta Peninjau mempunyai Hak Bicara.
Pasal 9
Kewajiban Peserta:
a. Menghadiri dan mengikuti semua acara yang telah ditetapkan serta mentaati Tata
Tertib MUNAS II PPMI.
b. Memakai tanda peserta yang dikeluarkan Panitia Penyelenggara setiap memasuki
tempat/ruang MUNAS II PPMI.
c. Mengisi dan menandatangani daftar hadir sebelum memasuki tempat/ruang
MUNAS II PPMI.
d. Meminta persetujuan Pimpinan Sidang apabila hendak berbicara dan meninggalkan
tempat/ruang MUNAS II PPMI.
e. Mengikuti seluruh acara dengan baik.
Pasal 10
Sanksi Peserta:
a. Diberikan kepada peserta yang melanggar tata tertib.
b. Dapat berupa peringatan atau dikeluarkan oleh Pimpinan Sidang dengan
persetujuan forum.
BAB V
PERSIDANGAN
Pasal 11
aip
5
Pasal 12
Pimpinan Sidang adalah Pimpinan Sidang Pendahuluan, Sidang Paripurna, dan Sidang
Komisi.
Pasal 13
(1) Pimpinan Sidang Pendahuluan dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat dan Panitia
Pengarah MUNAS II PPMI.
(2) Pimpinan Sidang Paripurna dipimpin oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dari
Peserta Utusan atau Peninjau, yang dipilih oleh Peserta Utusan.
(3) Pimpinan Sidang Komisi dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris yang dipilih dari, oleh,
dan untuk anggota Komisi.
Pasal 14
(1) Pimpinan Sidang Paripurna dan Komisi dipilih berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
(2) Apabila tidak terjadi mufakat, Pimpinan Sidang Paripurna dan Komisi dipilih
berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 15
BAB VI
KEPUTUSAN
Pasal 16
aip
6
BAB VII
QUORUM
Pasal 17
(1) MUNAS II PPMI dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh Jumlah
Peserta Utusan.
(2) Apabila sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak terpenuhi, maka MUNAS II PPMI
diundur selama 1 x 2 jam dan setelah itu dinyatakan sah.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 18
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan tata tertib ini akan diatur kemudian
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
(2) Tata tertib ini berlaku sejak ditetapkan, dan akan ditinjau kembali apabila terdapat
kekeliruan di dalamnya.
aip
7
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 03/TUS/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia yang terdiri dari:
Pasal 2
Keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009
Ttd Ttd
M. Arief Erdavit Andi Azis
Ketua Steering Committee Anggota Steering Committee
aip
8
Wiweko Yotama Achmad Fauzi Nuraini
Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee Anggota Steering Committee
aip
9
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 01/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009
Menimbang : bahwa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia periode
2005-2009 telah memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia atas pelaksanaan
tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang diemban sesuai dengan
amanat Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dengan ini menerima laporan
pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-
2009 dan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009
dinyatakan demisioner.
Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
aip
10
Ttd Ttd Ttd
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota
aip
11
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
aip
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT – Tuhan Yang Maha Esa, semoga
perbuatan kita dihari ini bernilai ibadah dan mendapat ridho-Nya. Amien.
Nilai kejujuran dan keikhlasan dalam menyampaikan amanah itu diukur dan terlihat
ketika menjalankan roda keorganisasian yakni dalam bentuk realisasi program-
program kerja organisasi dan kemudian mempertanggung jawabkannya, tentunya
hal ini tidak terlepas dari batasan-batasan kemampuan yang dimiliki setiap yang
diberikan amanah. Untuk itu dalam memberikan penilaian terhadap
pertanggungjawaban amanah yang telah diberikan itu haruslah menjunjung tinggi
objektiftas dalam melihat dan memperhatikan perjalanan roda keorganisasian.
Sehingga hasil yang dicapai oleh pengurus selama mengemban amanah tersebut
baik dari sisi kekurangan dan kelebihannya sebagai ikhtiar untuk memperbaiki,
mempertahankan bahkan meningkatkan dimasa kepengurusan yang akan datang.
Perlu disadari bahwa dalam suasana seperti ini kita sedang berada dan berperan,
bahkan berkepentingan dalam MUNAS yang penting dan strategis ini. Dapat
dikatakan penting karena dalam MUNAS ini kita semua mempunyai kesempatan
yang sama untuk mengkoreksi dan mengevaluasi secara objektif tentang segala
persoalan yang berkaitan dengan organisasi demi kemajuan di masa mendatang,
bukan menjadikan MUNAS ini untuk mencari kelemahan dan saling mencari-cari
kesalahan demi kepentingan kelompok yang sifatnya hanya sesaat, akan tetapi
yang terpenting buat kita adalah itikad baik untuk mencari solusi demi
memperbaiki kelemahan dan mempertahankan bahkan meningkatkan segala
aip
13
kemampuan dan kelebihan yang kita miliki bersama untuk kemajuan dan kejayaan
organisasi yang kita cintai ini.
B. Maksud dan Tujuan
aip
14
BAB II
KONDISI OBYEKTIF
A. Kondisi Internal
Dinamika yang terjadi sebagai bagian dari internalisasi masing-masing bagian akan
menjadi katalisator untuk memobilisasi laju dan gerak organisasi, kecenderungan
ini adalah bagian dari sifat organisasi yang merupakan kebutuhan sosial. Mobilitas
yang dibangun atas dasar persatuan (soliditas) tentu akan memberikan output
yang bersifat permanent dan baik. Kecenderungan ini akan lebih signifkan bila
disinergiskan dengan semangat kelompok (sprit the corps) yang menjadi bagian
dari motivasi personal dalam komunitas tersebut.
DPP PPMI mulai dibentuk setelah terpilihnya Ketua Umum PPMI berdasarkan
surat Ketetapan Musyawarah Nasional PPMI Nomor: 05/TAP/MUNAS
I/PPMI/IX/2005 tentang Ketua Umum Purna Prakarya Muda Indonesia periode
2005-2009 yang mana terhitung dari tanggal 4 September 2005 sampai dengan
6 November 2009. Berdasarkan surat keputusan tersebut maka dibentuklah DPP
PPMI melalui mekanisme pendekatan persuasif personality kepada setiap calon
pengurus dan juga atas masukan, saran yang diterima. Maka tersusunlah
sturktural DPP PPMI periode 2005-2009 sebagai berikut:
1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II
4) Ketua III
5) Sekretaris Jenderal.
6) Wakil Sekretaris Jenderal
7) Bendahara Umum.
8) Wakil Bendahara Umum.
9) Departemen Sumber Daya Manusia.
10) Departemen Pengembangan Organisasi.
11) Departemen Ekonomi dan Kewirausahaan.
12) Departemen Penelitian dan Pengembangan.
13) Departemen Seni dan Budaya.
14) Departemen Hubungan Antar Lembaga
Mengingat sumber daya manusia yang sangat terbatas maka dibuatlah struktur
dengan 6 depatemen dengan pertimbangan agar kinerja roda organisasi dapat
berjalan secara efektif dan efesien serta dapat memenuhi kebutuhan organisasi
terutama untuk kepentingan PPMI. Hubungan antara Ketua-ketua dan
departemen dengan Ketua Umum dibuat sesingkat mungkin agar dapat cepat
merespon dalam keputusan serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil.
aip
15
Penentuan program kerja dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Kerja Nasional
yang diselenggarakan oleh DPP PPMI dengan melibatkan pihak-pihak yang
terkait seperti Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPMI serta saran-saran dari
anggota PPMI. Untuk lebih meningkatkan kinerja pengurus dan organisasi agar
dapat berjalannya program kerja serta kegiatan yang telah direncanakan PPMI
melakukan evaluasi dan koreksi yang dilakukan dalam rapat koordinasi antar
departemen-departemen yang mana dalam hal ini diatur dalam AD/ART PPMI
yaitunya Rapat Pleno. Kondisi objektif dalam berjalannya kepengurusan ini
Rapat Pleno PPMI hanya dilakukan satu kali dalam satu periode, hal ini
dikarenakan kurangnya koordinasi antar pengurus, serta padatnya jadwal-
jadwal pribadi para pengurus PPMI. Namun dalam hal ini tidak dapat dipungkiri
selama satu periode kepengurusan serta program kerja dapat berjalan dengan
baik walaupun masih banyak kendala dan hambatannya.
Hubungan dengan DPD PPMI baik dan harmonis, DPP PPMI berupaya
semaksimal mungkin merespon dengan cepat perkembangan dan masalah
yang terjadi di seluruh DPD PPMI. Namun tidak terlepas juga dari kekurangan
yang dimiliki DPP PPMI.
B. Kondisi Eksternal
Kemitraan strategis yang dibangun DPP PPMI dengan pemerintah dalam rangka
eksistensi dan pemberdayaan organisasi mendapat respon yang positif. Dalam
periode 2005-2009 DPP PPMI baru dapat membangun kemitraan strategis dengan
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Departemen Dalam Negeri,
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan
Sekretariat Negara RI dalam bentuk berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan oleh kementerian/ Departemen tersebut.
aip
16
BAB III
PROGRAM KERJA NASIONAL
Program Kerja Nasional Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) merupakan penjabaran
dari program umum PPMI jangka panjang untuk jangka waktu kedepan (2005 – 2009)
dalam rangka pencapaian tujuan PPMI. Oleh karena itu penyusunan dan pelaksanaan
Program Kerja Nasional PPMI harus mencerminkan:
1. Penjabaran dari cita-cita PPMI, berupa aplikasi yang dimiliki anggota PPMI, dalam
kondisi nyata kehidupan masyarakat.
2. Penjabaran dari semua pedoman dan ketentuan-ketentuan organisasi PPMI secara
tepat dan benar.
3. Sebuah proses yang dilakukan secara sadar atau ikhtiar dari anggota untuk
pencapaian tujuan PPMI.
2. Prioritas:
a. Meningkatkan implementasi tujuan PPMI dan
partisipasi terhadap proses transfortasi sosial dan kesatuan bangsa.
b. Meningkatkan kualitas intelektual dan
profesionalitas anggota dalam upaya pencapain tujuan PPMI.
c. Peningkatan peran PPMI dalam mendukung
partisipasi pembagunan nasional.
aip
17
3) Bidang Penelitian dan Pengembangan dan Hubungan Antar Lembaga
a. Inventarisasi dan pembuatan database potensi unggulan lokal.
b. Penelitian sumber daya alam.
c. Perintisan dan pelaksanaan kemitraan strategis.
5) Bidang Keuangan.
a. Menyusun mekanisme rekrutmen, pengelolaan dan kontrol sistem
pendanaan organisasi.
b. Mengaktifkan pengelolaan iuran anggota.
c. Mengusahakan terwujudnya kegiatan-kegiatan usaha sebagi sumber dana
untuk membiayai kegiatan organisasi.
d. Menegakkan tertib administrasi keuangan.
e. Menyusun anggaran rutin, kegiatan dan kunjungan daerah.
aip
18
BAB IV
REALISASI PROGRAM KERJA
DPP PPMI periode 2005 – 2009 dalam hal ini menetapkan kebijakan-kebijakan
mengenai pembagian Program Kerja Nasional, yaitu Program Kerja Bidang Interen dan
Program Kerja Bidang Eksteren, dimana ada 21 kegiatan Kerja Bidang Interen dan ada
6 kegiatan Kerja Bidang Ekstern yang ditetapkan Rapat Kerja Nasional I DPP PPMI.
Sekian banyak program dan kegiatan yang telah ditetapkan pada saat Rapat Kerja
Nasional I DPP PPMI Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaannya program dan
kegiatan banyak yang tidak terealisasi, namun demikian kami tetap memaksimalkan
peran organisasi dalam rangka penjapain tujuan, berikut kami sampaikan realisasi
program dan kegiatan yang dilaksanakan DPP PPMI periode 2005 – 2009 sebagai
berikut:
aip
19
Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Departemen Dalam
Negeri, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
12.Menyempurnakan pedoman administrasi kesekretariatan yang relevan dengan
tuntutan dan perkembangan internal dan eksternal organisasi.
13.Melaksanakan aktivitas yang mendorong terwujudnya kesekretariatan sebagai
pusat dokumentasi dan informasi organisasi.
14.Melengkapi sarana dan prasarana, dalam rangka moderenisasi organisasi.
15.Menyusun mekanisme rekrutmen, pengelolaan dan kontrol sistem pendanaan
organisasi.
16.Mengusahakan terwujudnya kegiatan-kegiatan usaha sebagi sumber dana untuk
membiayai kegiatan organisasi.
17.Menegakkan tertib administrasi keuangan.
aip
20
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Laporan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa selama satu periode kinerja
kepengurusan DPP PPMI dapat terealisasi dengan baik, walaupun pada perjalannya
mengalami banyak sekali rintangan dan hambatan, akan tapi hal itu bukanlah
suatu yang membuat roda organisasi ini mengalami stagnasi, tetapi bisa menjadi
mengalaman terbaik untuk dapat diambil hikmahnya dikemudian hari.
Rintangan dan hambatan yang dialami pada masa satu periode tersebut antara
lain adalah :
B. Saran
Melihat rintangan dan hambatan yang dialami pada masa kepengurusan DPP PPMI
periode 2005 - 2009, DPP PPMI memberikan saran serta masukan yang Insya Allah
dapat berguna dikepengurusan yang akan datang antara lain:
aip
21
BAB VII
PENUTUP
Akhir kata kami seluruh jajaran DPP PPMI periode 2005-2009 mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan ide, saran,
krtitikan kepada kami dalam mensukseskan program dan kegiatan baik moril maupun
materil. Harapkan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai acuan
kepengurusan yang akan datang, sehingga apa-apa yang kita cita-citakan dapat kita
raih sesuai yang kita harapkan.
aip
22
Lampiran 1
ARSIP SURAT
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE TAHUN 2005-2009
KETERANGAN JUMLAH
Map/Arsip Surat Masuk
Masuk Interen
MA I : DPP PPMI 0
MA II : DPD PPMI 19
MA III : DPC PPMI 0
MA IV : Anggota Perseorangan PPMI 0
Masuk Eksteren
MB I : Lembaga Negara, Instansi Pemerintah, BUMN 22
MB II : Organisasi Sosial Politik 2
MB III : Kedutaan Besar, Badan Asing, Luar Negeri 1
MB IV : Lembaga/Badan Swasta 0
MB V : Perseorangan Lepas 0
Map/Arsip Dokumentasi
: Kebijaksanaan DPP PPMI (Laporan, Ketetapan Musyawarah
DA 1 -
Nasional, statement, dll)
: Kebijaksanaan DPD PPMI (Laporan, Ketetapan Musyawarah
DA 2 -
Daerah, statement, dll)
: Kebijaksanaan DPC PPMI (Laporan, Ketetapan Musyawarah
DA 3 -
Cabang, statement, dll)
DB 1 : Nasional, Daerah, Lokal -
DB 2 : Internasional -
DB 3 : Kepemudaan -
DB 4 : Guntingan Surat Kabar/Kliping -
aip
23
Lampiran 3
DAFTAR AKTIVITAS
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009
N
URAIAN UNDANGAN/KEGIATAN TANGGAL YANG MENGHADIRI
O
1 Monitoring Kegiatan PPAP PPAP Provinsi DKI Jakarta 25-Sep-05 Sekum
4 Pembicara Manajemen Produktivitas DISORDA Provinsi DKI Jakarta Nov 05 Ketua Umum
5 Peserta Pembinaan Purna Program Deputi Kewirausahaan Pemuda dan Nov 05 Ketua Umum
Industri Olahraga kemenegpora RI
aip
24
8 Distribusi Hasil MUNAS I PPMI Stakeholder (Instansi Pemerintah) Okt-Des 05 Sekum
dan Distribusi Proposal Rakernas
Koor. Dept
PPMI
06 s.d 09 Maret
12 Rapat Kerja Nasional I PPMI Rapat Kerja Nasional I PPMI Seluruh Anggota PPMI
2006
(Utusan DPD dan Aparat DPP)
25 s.d 31 Maret
13 Road Show DPD Jatim, DIY, Jateng Ketua Umum
2006
(Pembahasan Konsep PPAP & KKP
Sekjen
06)
Koor. Dept. E & K
Anggota PPMI DKI
14 Pelantikan DPD PPMI JATIM DPD PPMI JATIM Maret 2006 Ketua Umum
Sekjen
Koor. Dept. E & K
Anggota PPMI DKI
aip
25
15 Dialog Dengan Dewan Keamanan Dewan Keamanan 27-Apr-06 Ketua Umum
Persatuan Bangsa-bangsa Persatuan Bangsa-bangsa Sekjen
17 Rapat Persiapan KKP 2006 Asdep Pengembangan Wawasan dan 18-May-06 Sekjen
Kreativitas Koor. Dept. Hubanlem
Koor. Dept. Litbang
Anggota PPMI DKI
21 s.d. 26 April
18 Lokakarya Nasional I Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik Ketua Umum
2006
Depdagri RI Sekjen
Koor. Dept. Hubanlem
aip
26
22 Pelaksanaan KKP Tahun 2006 Deputi I Kemenegpora RI 22 s.d. 29 Juli 2006 DPP PPMI
Utusan DPD PPMI
(60 Orang)
aip
27
32 Pelaksanaan JPI Tahun 2007 Deputi I Kemenegpora RI DPP PPMI
Utusan DPD PPMI
(60 Orang)
39 Pelantikan DPD PPMI RIAU DPD PPMI RIAU Ketum dan Sekjen
aip
28
45 Upacara 17 Agustus 2008 Depdagri Agusrus 2008 Wiweko Yotama
Sosialisasi dan Koordinasi Program 23 s.d. 25 Maret
46 Depdiknas Wiweko Yotama
Kecakapan Hidup Bagi Pemuda 2009
47 JPI Kemenegpora Mei 2009 Personalia DPP dan DPD PPMI
48 Pelantikan DPD PPMI SULUT DPD PPMI SULUT Ketum
49 Pelantikan DPD PPMI GORONTALO DPD PPMI GORONTALO Ketum dan Sekjend
Menghadiri MUSDA II DPD PPMI Saptariata dan Ismet Apriyanto
50 MUSDA II DPD PPMI Lampung Oktober 2009
Lampung (Anggota Departemen)
51 Seminar Nasional ORMAS Sekretariat Negara RI 7 Oktober 2009 Ketum dan Sekjend
5 - 8 November
52 Munas 2 PPMI
2009
aip
29
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 02/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Membentuk Komisi-komisi Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia yang terdiri
dari:
Pasal 2
Nama-nama anggota Komisi dimuat dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Ketatapan ini.
Pasal 3
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 6 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
aip
30
Ttd Ttd Ttd
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota
aip
31
NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI I
(Membahas Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)
aip
32
NAMA-NAMA ANGGOTA SIDANG KOMISI II
(Garis-Garis Besar Haluan Organisasi, Pedoman-Pedoman Pokok
dan Ketentuan Atribut-atribut Organisasi)
aip
33
NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI III
(Rekomendasi Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia)
aip
34
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 03/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam
lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini.
Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
aip
35
ANGGARAN DASAR
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PENDAHULUAN
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Esa dan didorong oleh kebulatan tekad dan
semangat yang ikhlas serta keinginan yang luhur agar tercipta suasana persamaan
dan persatuan, serta rasa persaudaraan antara sesama pemuda yang tergabung
dalam satu kesatuan yang kokoh, dinamis, harmonis, sentosa, dan sejahtera yang
dilandasi dengan jiwa Bhineka Tunggal Ika, maka setiap pemuda yang pernah
dikukuhkan dan bersama-sama mengemban suatu tugas Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai peserta Program Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi,
menuangkan kesadaran dan keinginan luhur itu pada Anggaran Dasar Organisasi
sebagai landasan berpijak dalam melaksanakan dharma baktinya kepada tanah
tumpah darah Indonesia dengan azas Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945.
Purna Prakarya Muda Indonesia merupakan salah satu bagian dari generasi muda
Indonesia yang beriman dan bertaqwa agar terus diberdayakan guna memiliki
kesadaran berbangsa, idealisme, patriotisme, kemandirian dan keragaman berbudaya
serta memiliki wawasan yang luas, kokoh kepribadian, kesegaran jasmani dan rohani
serta mempunyai daya kreasi yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepemimpinan, ketrampilan, semangat kerja keras dan kepeloporan.
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Pasal 2
PPMI didirikan di Jakarta pada tanggal 4 September 2005 untuk waktu yang tidak
ditentukan.
Pasal 3
aip
36
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 4
Pasal 5
BAB III
USAHA DAN SIFAT
Pasal 6
Pasal 7
BAB IV
STATUS DAN FUNGSI
Pasal 8
Pasal 9
aip
37
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 10
(1) Yang dapat menjadi anggota PPMI adalah pemuda Indonesia yang telah mengikuti
Program Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi (PPAP/BPAP).
(2) Anggota PPMI terdiri dari:
a. Anggota Biasa.
b. Anggota Luar Biasa.
c. Anggota Kehormatan.
(3) Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban.
BAB VI
PEMUSYAWARATAN
Pasal 11
BAB VII
KEPENGURUSAN
Pasal 12
BAB VIII
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
Pasal 13
aip
38
BAB IX
PELINDUNG, PENASEHAT DAN PEMBINA
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
BAB X
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 17
(1) Keuangan dan harta benda PPMI dikelola dengan prinsip transparansi,
bertanggungjawab, efektif, efesien dan berkelanjutan.
(2) Keuangan dan harta benda PPMI diperoleh dari uang pangkal, iuran anggota,
sumbangan anggota, dan usaha-usaha lain yang sah serta tidak mengikat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XI
LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 18
Lambang dan atribut organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia diatur selanjutnya
dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 19
Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan oleh MUNAS dan atau MUNASLUB.
Pasal 20
aip
39
BAB XIII
PENJELASAN ANGGARAN DASAR,
ATURAN TAMBAHAN, DAN PENGESAHAN
Pasal 21
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan penjelasan Anggaran Dasar
dimuat dalam pedoman, peraturan, dan ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan penjelasan Anggaran Dasar.
Pasal 23
(1) Rancangan dan pembahasan Anggaran Dasar PPMI untuk pertama kalinya
ditetapkan pada Rapat Kelompok Kerja (POKJA) I Kemah Kesatuan Pemuda Tingkat
Nasional yang berbentuk Forum Komunikasi di Bumi Perkemahan dan Wisata
Cibubur Jakarta tanggal 25-31 Oktober 1999.
(2) Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan pada MUNAS I PPMI di Jakarta tanggal 4
September 2005.
(3) Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan pada MUNAS II PPMI di Manado, Sulawesi
Utara tanggal 7 November 2009.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
aip
40
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Pasal 2
Anggota Luar Biasa adalah pemuda Indonesia yang telah berpartisipasi aktif secara
konsisten dalam mengikuti program dan kegiatan organisasi yang ditetapkan oleh
Dewan Pengurus.
Pasal 3
Anggota Kehormatan adalah individu yang telah berjasa kepada PPMI dan ditetapkan
oleh Dewan Pengurus.
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
(1) Anggota Biasa memiliki hak suara, hak bicara, hak berpartisipasi, hak memilih, dan
dipilih.
(2) Anggota Luar biasa memiliki hak bicara dan hak berpartisipasi.
(3) Anggota Kehormatan memiliki hak bicara dan hak berpartisipasi.
Pasal 5
BAB III
PERPINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 6
aip
41
(2) Dalam keadaan tertentu, anggota dapat memindahkan status keanggotaannya dari
satu daerah (provinsi/kota/kabupaten) ke daerah (provinsi/kota/kabupaten) lain
atas persetujuan daerah (provinsi/kota/kabupaten) asalnya.
(3) Untuk memperoleh persetujuan dari daerah (provinsi/kota/kabupaten) asal, maka
anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk selanjutnya
diberikan surat keterangan.
Pasal 7
BAB IV
SANKSI ANGGOTA
Pasal 8
(1) Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses penyadaran yang diberikan
organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan
organisasi, merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi, dan/atau
melakukan tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.
(2) Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan dan atau bentuk
lain yang ditentukan oleh Dewan Pengurus.
(3) Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang
ditunjuk untuk itu.
BAB V
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN
Pasal 9
(1) Anggota PPMI dapat merangkap menjadi anggota organisasi lain atas
sepengetahuan Dewan Pengurus.
(2) Anggota PPMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar organisasi
PPMI, harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Pedoman, Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.
(3) Personalia Dewan Pengurus tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada
jenjang Dewan Pengurus yang berbeda, baik yang lebih rendah maupun yang lebih
tinggi tingkatannya (DPP, DPD, dan DPC).
(4) Personalia Dewan Pengurus dapat menjabat menjadi pengurus pada organisasi lain
di luar organisasi PPMI atas persetujuan Dewan Pengurus dan harus menyesuaikan
tindakannya dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman,
Peraturan dan Ketentuan Organisasi lainnya.
aip
42
BAB VI
PERMUSYAWARATAN
Bagian Kesatu
Musyawarah Nasional
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Bagian Kedua
Musyawarah Nasional Luar Biasa
Pasal 13
Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
konstitusi oleh Dewan Pengurus Pusat.
aip
43
Pasal 14
Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan atas inisiatif satu Dewan
Pengurus Daerah secara tertulis dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi
separuh dari jumlah Dewan Pengurus Daerah.
Pasal 15
Bagian Ketiga
Musyawarah Daerah
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Bagian Keempat
Musyawarah Daerah Luar Biasa
Pasal 19
aip
44
Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
konstitusi oleh Dewan Pengurus Daerah.
Pasal 20
Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat diselenggarakan atas inisiatif satu Dewan
Pengurus Cabang secara tertulis dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi
separuh dari jumlah Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 21
Segala ketentuan tentang Musyawarah Daerah berlaku bagi Musyawarah Daerah Luar
Biasa.
Bagian Kelima
Musyawarah Cabang
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
g. Apabila butir (f) tidak terpenuhi maka Musyawarah Cabang di undur selama 1 x 2
jam dan setelah itu dinyatakan sah.
h. Setelah menyampaikan laporan pertanggungjawaban dan dibahas oleh
Musyawarah Cabang, maka Dewan Pengurus Cabang dinyatakan demisioner.
aip
45
Bagian Keenam
Musyawarah Cabang Luar Biasa
Pasal 25
Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
konstitusi oleh Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 26
Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diselenggarakan atas inisiatif satu orang
Anggota Biasa secara tertulis dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi
separuh dari jumlah Anggota Biasa.
Pasal 27
Segala ketentuan tentang Musyawarah Cabang berlaku bagi Musyawarah Cabang Luar
Biasa.
Bagian Ketujuh
Rapat Kerja Nasional
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
aip
46
aip
47
Bagian Kedelapan
Rapat Kerja Daerah
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
Bagian Kesembilan
Rapat Kerja Cabang
Pasal 34
Pasal 35
aip
48
d. Masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.
Pasal 36
BAB VII
RAPAT-RAPAT
Pasal 37
(1) Rapat Pleno Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.
(2) Rapat Pleno Dewan Pengurus dihadiri oleh seluruh Personalia Dewan Pengurus.
(3) Fungsi dan wewenang Rapat Pleno Dewan Pengurus:
a. Membahas dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan Pengurus.
b. Mengambil kebijakan dan keputusan yang mendasar bagi organisasi.
c. Membahas, mengevaluasi, dan mengkoordinir pelaksanaan-pelaksanaan hasil
Musyawarah serta mengevaluasi perkembangan daerah dan dampaknya bagi
perkembangan organisasi.
d. Membahas masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.
Pasal 38
(1) Rapat harian Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan.
(2) Rapat harian Dewan Pengurus dihadiri oleh Pengurus Harian Dewan Pengurus.
(3) Fungsi dan wewenang Rapat Harian Dewan Pengurus:
a. Membahas dan menjabarkan kebijakan yang ditetapkan Rapat Pleno Dewan
Pengurus.
b. Mengambil keputusan-keputusan mendesak tentang perkembangan organisasi
sehari-hari yang berkaitan dengan kebijakan organisasi baik interen maupun
eksteren.
c. Membahas masalah-masalah lainnya yang dianggap penting.
aip
49
BAB VIII
KEPENGURUSAN
Bagian Kesatu
Dewan Pengurus Pusat
Pasal 39
Pasal 40
aip
50
Pasal 41
Bagian Kedua
Dewan Pengurus Daerah
Pasal 42
Pasal 43
aip
51
(4) Kriteria menjadi Ketua:
a. Bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
c. Pernah menjadi Dewan Pengurus.
d. Sehat secara jasmani maupun rohani.
e. Mendapatkan rekomendasi atau dukungan secara tertulis dari Dewan Pengurus
Cabang ketika mencalonkan diri.
(5) Apabila Ketua tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat dipilih Pejabat
Ketua.
(6) Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah:
a. Meninggal dunia.
b. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan
berturut-turut.
c. Tidak hadir dalam Rapat-rapat Dewan Pengurus Daerah selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut.
(7) Usulan pemberhentian Ketua harus disampaikan secara tertulis kepada Dewan
Pengurus Daerah disertai alasan, bukti, saksi, dan tanda tangan pengusul.
(8) Dalam hal Ketua mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Dewan Pengurus
Daerah secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua hingga dipilih, diangkat
dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua dalam Rapat Pleno Dewan Pengurus
Daerah yang terdekat.
Pasal 44
aip
52
Bagian Ketiga
Dewan Pengurus Cabang
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
aip
53
c. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musyawarah Cabang, Personalia
Dewan Pengurus Cabang harus sudah dibentuk dan Dewan Pengurus Cabang
demisioner segera mengadakan serah terima jabatan dengan Dewan Pengurus
Cabang yang baru.
d. Dewan Pengurus Cabang baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah serah
terima jabatan dengan Dewan Pengurus Cabang demisioner.
e. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Cabang.
f. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan PPMI
kepada aparatur/anggota PPMI.
g. Menyelenggarakan Musyawarah Cabang pada akhir periode.
h. Menyiapkan draft materi Musyawarah Cabang.
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban di dalam Musyawarah Cabang.
j. Melakukan reshuffle atau penggantian Personalia Dewan Pengurus Cabang dengan
mempertimbangkan keaktifan dalam rapat-rapat, realisasi dan partisipasi dalam
program kerja.
k. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap Personalia Dewan
Pengurus Cabang /anggota.
BAB IX
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
Pasal 48
Pasal 49
aip
54
c. Tidak hadir dalam Rapat-rapat Majelis Pertimbangan Organisasi selama 3 (tiga)
bulan berturut-turut.
(7) Usulan pemberhentian Ketua harus disampaikan secara tertulis kepada Majelis
Pertimbangan Organisasi disertai alasan, bukti, saksi, dan tanda tangan pengusul.
(8) Dalam hal Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi mangkat atau mengundurkan
diri, Sekretaris Majelis Pertimbangan Organisasi secara otomatis menjadi Pejabat
Sementara Ketua hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat
Ketua dalam Rapat Pleno Majelis Pertimbangan Organisasi yang terdekat.
Pasal 50
BAB X
PELINDUNG, PENASEHAT DAN PEMBINA
Pasal 51
(1) Pelindung Dewan Pengurus Pusat adalah Menteri yang menangani bidang
kepemudaan.
(2) Pelindung Dewan Pengurus Daerah adalah Kepala Dinas yang menangani bidang
kepemudaan.
(3) Pelindung Dewan Pengurus Cabang adalah Kepala Dinas/Instansi yang menangani
bidang kepemudaan.
Pasal 52
(1) Penasehat Dewan Pengurus Pusat adalah Deputi yang menangani bidang
kepemudaan.
(2) Penasehat Dewan Pengurus Daerah adalah Kepala Bidang yang menangani bidang
Kepemudaan.
(3) Penasehat Dewan Pengurus Cabang adalah Kepala Bidang yang menangani bidang
Kepemudaan.
Pasal 53
(1) Pembina Dewan Pengurus Pusat adalah Asisten Deputi yang menangani bidang
Kepemudaan.
aip
55
(2) Pembina Dewan Pengurus Daerah adalah Kepala Seksi yang menangani bidang
Kepemudaan.
(3) Pembina Dewan Pengurus Cabang adalah Kepala Seksi/Kepala Sub Bidang yang
menangani bidang Kepemudaan.
BAB XI
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 54
BAB XII
LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 55
Lambang dan atribut organisasi PPMI diatur pada ketentuan atribut organisasi.
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 56
(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dilakukan oleh Musyawarah Nasional
dan atau Musyawarah Nasional Luar Bisa.
(2) Rencana perubahan Anggaran Rumah Tangga disampaikan oleh Dewan Pengurus
Pusat kepada Dewan Pengurus Daerah selambat-lambatnya sebulan sebelum
Musyawarah Nasional.
BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 57
(1) Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional Luar
Biasa.
(2) Keputusan pembubaran organisasi sekurang-kurangnya harus disetujui oleh
separuh Peserta Utusan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
(3) Harta benda organisasi sesudah dibubarkan harus diserahkan kepada Yayasan
Amal (yang layak menerima) yang disetujui oleh Peserta Utusan Musyawarah
Nasional Luar Biasa.
aip
56
BAB XV
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 58
aip
57
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 04/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Garis-garis Besar Haluan Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini.
Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
aip
58
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh kebulatan tekad dan
semangat yang ikhlas serta keinginan yang luhur agar tercipta suasana persamaan
dan persatuan, serta rasa persaudaraan antara sesama pemuda yang tergabung
dalam satu kesatuan yang kokoh, dinamis, harmonis, sentosa, dan sejahtera yang
dilandasi dengan jiwa Bhineka Tunggal Ika, maka setiap pemuda yang pernah
dikukuhkan dan bersama-sama mengemban suatu tugas Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai peserta Program Pertukaran/Bakti Pemuda Antar Provinsi,
menuangkan kesadaran dan keinginan luhur itu pada Anggaran Dasar Organisasi
sebagai landasan berpijak dalam melaksanakan dharma baktinya kepada tanah
tumpah darah Indonesia dengan azas Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945 Republik Indonesia.
Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) merupakan salah satu bagian dari generasi
muda Indonesia yang beriman dan bertaqwa selalu terus membina agar memiliki
kesadaran berbangsa, idealisme, patriotisme, kemandirian dan keragaman berbudaya
serta memiliki wawasan yang luas, kokoh kepribadian, kesegaran jasmani dan rohani
serta mempunyai daya kreasi yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepemimpinan, ketrampilan, semangat kerja keras dan kepeloporan.
aip
59
harus diperankan oleh PPMI dengan obyektif dan bijaksana demi terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur.
A. PENGERTIAN
C. LANDASAN GBHO
Garis-garis Besar Haluan Organisasi disusun atas dasar landasan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Purna Prakarya Muda Indonesia.
D. SISTEMATIKA
aip
60
BAB III : POLA UMUM PROGRAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK
BAB IV : PENUTUP
aip
61
BAB II
POLA DASAR PROGRAM ORGANISASI
Program organisasi bertujuan untuk mewujudkan suatu organisasi yang sehat dan
dinamis sebagai wadah pengembangan potensi Kepemudaan.
C. POTENSI DASAR
Potensi dasar program organisasi yang dimiliki Purna Prakarya Muda Indonesia
adalah:
1. Kualitas pemuda Indonesia dengan budaya intelektualitas sebagai suatu
warisan pengkaderan yang mendukung dinamika organisasi dengan landasan
iman, ilmu dan amal.
2. Jumlah anggota yang tersebar di Indonesia dengan berbagai latar belakang
budaya.
3. Dukungan infrastruktur dan suprastruktur dalam pengembangan organisasi.
1. Kualitas Iman
a. Pola perilaku pemuda Indonesia yang dilandasi oleh semangat ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Nilai-nilai moral yang melandasi kontrol pemuda terhadap diri sendiri dan
masyarakat.
2. Kualitas Ilmu
a. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemapanan berpikir
sebagai bagian dari masyarakat ilmiah.
b. Memiliki kemampuan konseptual untuk merumuskan konsep pengembangan
lembaga dan pengembangan diri guna mendukung pembangunan bangsa
dan Negara.
aip
62
3. Kualitas Amal
a. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dirumuskan untuk terwujudnya
masyarakat adil dan makmur.
b. Rela berkorban sebagai wujud rasa kepedulian sosial dengan mendahulukan
kepentingan masyarakat.
c. Kemampuan akademis yang siap melaksanakan tugas dan solidaritas
kemanusiaan sebagai perwujudan kesetiakawanan.
aip
63
BAB III
POLA UMUM PROGRAM JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK
Garis-garis Besar Haluan organisasi, maka disusunlah Program Jangka Panjang yang
meliputi kurun waktu empat tahun sebagai arahan dan landasan bagi penyusun
program Purna Prakarya Muda Indonesia secara keseluruhan.
A. PENGERTIAN
1. Program Jangka Panjang pada dasarnya adalah program umum PPMI yang
disusun untuk satu kali periode kepengurusan.
2. Program Jangka Pendek merupakan rangkaian program PPMI yang disusun
untuk jangka waktu per tahun per periode kepengurusan.
Berdasarkan Pola Dasar Program Organisasi maka disusunlah Pola Umum Program
Jangka Panjang yang meliputi jangka panjang waktu empat tahun atau setiap satu
periode kepengurusan.
aip
64
BAB IV
ARAH PROGRAM JANGKA PANJANG
aip
65
aip
66
B. POLA UMUM PROGRAM JANGKA PENDEK
Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam berbagai aspek dengan Program
Jangka Pendek adalah sebagai berikut:
aip
67
BAB V
PENUTUP
Berhasil tidaknya pelaksanaan program sebagai wujud Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga PPMI sangat bergantung pada partisipasi aktif segenap kepengurusan
ditingkat pusat, daerah dan cabang serta anggota PPMI.
Untuk itu, setiap elemen dalam organisasi PPMI dapat menyusun program yang sesuai
kemampuan masing-masing menurut Garis-garis Besar Haluan Organisasi serta
dengan koordinasi yang mantap. Hasil-hasil pelaksanaan program jangka pendek
pertama harus dapat dirasakan oleh setiap anggota maupun masyarakat sebagai
perwujudan tujuan PPMI.
aip
68
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 05/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
PEDOMAN-PEDOMAN POKOK ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pedoman-pedoman Pokok Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia terdiri dari:
a. Pedoman Kepengurusan;
b. Pedoman Administrasi Kesekretariatan;
c. Pedoman Keuangan dan Harta Benda;
d. Ikrar Pelantikan Pengurus;
e. Ikrar Pelantikan Anggota.
Pasal 2
Pedoman-pedoman Pokok Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia Purna Prakarya Muda
Indonesia dimuat dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini;
Pasal 3
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
aip
69
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota
aip
70
PEDOMAN KEPENGURUSAN
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
A. PENDAHULUAN
B. PEDOMAN KERJA
1. STRUKTUR ORGANISASI
Lazimnya sturktur organisasi akan kelihatan semakin jelas dan tegas, apabila di
gambarkan dalam bagan struktur organisasi. Ditinjau dari struktur organisasi
maka bentuk organisasi yang dipergunakan dalam Purna Prakarya Muda
Indonesia (PPMI) adalah bentuk organisasi fungsional.
Pimpinan dari setiap satuan organisasi atau bidang kerja/komisi itu mempunyai
wewenang dan tanggungjawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing-
masing. Kemudian secara fungsional tanggungjawab itu
dipertanggungjawabkan oleh masing-masing bidang kepada Ketua Umum.
2. KOMPOSISI PERSONALIA
aip
71
Jenderal, 7 (tujuh) orang Wakil Sekretaris Jenderal, seorang Bendahara
Umum, 2 (dua) orang Wakil Bendahara Umum.
3) Komposisi Pengurus Harian Dewan Pengurus Daerah (DPD) terdiri dari
seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Sekretaris, seorang
Bendahara, dan 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
4) Komposisi Pengurus Harian Dewan Pengurus Cabang (DPC) terdiri dari
seorang Ketua, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang Wakil Sekretaris, seorang
Bendahara, 1 (satu) orang Wakil Bendahara.
aip
72
aip
73
4. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB DPP PPMI
1) KETUA UMUM
a. Mewakili dan bertindak atas nama organisasi baik interen maupun
eksteren selama masih relevan dalam tugas dan kewajibannya.
b. Pengambil keputusan pertama.
c. Bertanggungjawab atas nama baik organisasi.
d. Berhak mengambil kebijakan tanpa musyawarah dalam keadaan darurat.
e. Bertanggungjawab atas masukan-masukan, ide dan aspirasi yang bersifat
objektif dan konstruktif dari anggotanya.
f. Apabila Ketua Umum berhalangan, dapat mendelegasikan wewenangnya
kepada para Ketua Bidang, dan jika para Ketua Bidang juga berhalangan,
maka akan didelegasikan kepada pengurus sesuai dengan pembagian
tugas yang ada.
g. Bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional (MUNAS).
2) KETUA-KETUA BIDANG
a. Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan yang
berhubungan dengan bidang kerjanya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPP PPMI.
c. Merencanakan serta melaksanakan hal-hal positif dan konstruktif guna
kemajuan dan pengembangan organisasi.
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
e. Melaksanakan tugas Ketua Umum dalam mengorganisir dan
melaksanakan kegiatan operasional komisi atas dasar dan petunjuk
secara tertulis apabila Ketua Umum berhalangan hadir.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
aip
74
4) BIDANG KEUANGAN (BENDAHARA UMUM)
a. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja DPP PPMI untuk
satu periode dan untuk setiap semester.
b. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan
ketentuan organisasi yang berlaku.
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran DPP PPMI.
d. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh Dewan Pengurus
Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia untuk meningkatkan sumber dana
interen, khususnya iuran anggota.
e. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
7) KOMISI-KOMISI
a. Melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan
bidangnya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPP PPMI.
c. Melaksanakan kegiatan secara konstruktif guna peningkatkan program
dan kegiatan komisi, berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan
menurut komisinya.
e. Bertanggungjawab kepada Ketua yang membidangi komisi, dan
selanjutnya dilaporkan kepada Ketua Umum.
f. Melakukan koordinasi dan konsolidasi antar komisi.
aip
75
3) Sekretaris adalah penanggung jawab dan koordinator dalam bidang data
pustaka, ketatausahaan dan penerangan serta hubungan organisasi pihak
interen dan eksteren pada tingkat daerah/cabang.
4) Wakil Sekretaris bertugas atas nama Sekretaris untuk membantu Sekretaris
dan membantu kegiatan seluruh bidang-bidang dalam kepengurusan.
5) Bendahara adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan dibidang
keuangan serta perlengkapan organisasi pada tingkat daerah/cabang.
6) Wakil Bendahara bertugas atas nama Bendahara dalam pengelolahan
administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi membantu Bendahara.
1) KETUA
a. Mewakili dan bertindak atas nama organisasi baik interen maupun
eksteren selama masih relevan dalam tugas dan kewajibannya.
b. Pengambil keputusan pertama.
c. Bertanggungjawab atas nama baik organisasi.
d. Berhak mengambil kebijakan tanpa musyawarah dalam keadaan
darurat.
e. Bertanggungjawab atas masukan-masukan, ide dan aspirasi yang
bersifat objektif dan konstruktif dari anggotanya.
f. Apabila Ketua berhalangan, dapat mendelegasikan wewenangnya
kepada para Wakil Ketua, dan jika para Wakil Ketua juga berhalangan,
maka akan didelegasikan kepada pengurus sesuai dengan pembagian
tugas yang ada.
g. Bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah/Cabang (MUSDA/
MUSCAB).
2) WAKIL-WAKIL KETUA
a. Merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan yang
berhubungan dengan bidang kerjanya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPD/DPC
PPMI.
c. Merencanakan serta melaksanakan hal-hal positif dan konstruktif guna
kemajuan dan pengembangan organisasi.
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
e. Melaksanakan tugas Ketua dalam mengorganisir dan melaksanakan
kegiatan operasional komisi atas dasar dan petunjuk secara tertulis
apabila Ketua Umum berhalangan hadir.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua.
aip
76
c. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
organisasi yang perlu disampaikan kepada DPD/DPC PPMI.
d. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha
perbaikan, peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi
kesekretariatan kepada DPD/DPC PPMI.
e. Apabila Sekretaris berhalangan, dapat mendelegasikan wewenangnya
kepada para Wakil Sekretaris, dan jika para Wakil Sekretaris juga
berhalangan, maka akan didelegasikan kepada pengurus sesuai dengan
pembagian tugas yang ada.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua.
aip
77
4) BIDANG KEUANGAN (BENDAHARA)
a. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja DPD/DPC PPMI
untuk satu periode dan untuk setiap semester.
b. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan
ketentuan organisasi yang berlaku.
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran DPD/DPC PPMI.
d. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh DPD/DPC PPMI
untuk meningkatkan sumber dana interen, khususnya iuran anggota.
e. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua.
5) WAKIL SEKRETARIS
a. Membantu kinerja Sekretaris dalam kegiatan atau program dan kegiatan
yang telah dibentuk sampai dengan pertanggungjawaban.
b. Membuat, menginventarisir dan membuat laporan pertanggungjawaban
kepada Sekretaris.
c. Menerima dan melaksanakan pendelagasian tugas dari Sekretaris.
d. Bertanggungjawab terhadap Ketua.
6) WAKIL BENDAHARA
a. Membantu kinerja Bendahara dalam kegiatan atau program dan kegiatan
yang telah dibentuk sampai dengan pertanggungjawaban.
b. Membuat, menginventarisir dan membuat laporan pertanggungjawaban
kepada Bendahara.
c. Menerima dan melaksanakan pendelagasian tugas dari Bendahara.
d. Bertanggungjawab terhadap Ketua.
7) KOMISI-KOMISI
a. Melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan
bidangnya.
b. Menyelenggarakan upaya-upaya pengembangan pada setiap variabel
pendukung program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh DPD/DPC
PPMI.
c. Melaksanakan kegiatan secara konstruktif guna peningkatkan program
dan kegiatan komisi, berdasarkan hasil Rapat Kerja Daerah/Cabang
mengacu kepada hasil Rapat Kerja Nasional.
d. Menginventarisir, membuat, dan memberikan laporan-laporan kegiatan
menurut komisinya.
e. Bertanggungjawab kepada Ketua yang membidangi komisi, dan
selanjutnya dilaporkan kepada Ketua.
f. Melakukan koordinasi dan konsolidasi antar komisi.
aip
78
PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
1 PENDAHULUAN
2 KESEKRETARIATAN PPMI
aip
79
- Ruangan tata usaha.
- Ruangan tamu.
- Ruangan perpustakaan.
- Ruangan persidangan.
2.2.3 Ruangan Sekretariat
Untuk menimbulkan keindahan dan keharmonisan ruangan diusahkan
perlu adanya hiasan-hiasan ruangan agar berfungsi:
- Membangkitkan semangat kegairahan dan kemauan.
- Menimbulkan rasa senang dan tentram dalam hati.
- Membuat enak, nyaman, kerasan tinggal dalam ruangan.
3.1Urusan surat menyurat (ketatausahaan) adalah satu bidang yang penting dari
lapangan pekerjaan administrasi kesekretariatan.
- Bentuk pernyataan kehendak seseorang kepada orang lain melalui
tulisan.
- Bentuk suatu media pencurahan perasaan, kehendak, pemikiran dan
tujuan seseorang dapat diketahui oleh orang lain.
- Merupakan bentuk gambaran tentang suatu peristiwa atau keadaan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan.
3.2Mengingat pengertian dan sifat suatu surat seperti disebut diatas, maka bagi
suatu organisasi turut menjadi sangat penting yaitu:
- Sebagai alat komunikasi.
- Sebagai dokumentasi organisasi.
- Sebagai tanda bukti.
3.5Alamat surat yaitu kepada siapa itu ditujukan, terletak pada kanan atas surat,
sejajar dengan perihal. Alamat surat tidak selamanya ditujukan kepada
seseorang, tetapi sering pula kepada suatu badan atau lembaga. Bila
ditujukan kepada suatu lembaga atau instansi, maka penyebutannya bukan
kepada nama lembaganya, melainkan kepada pengurus atau pemimpin
lembaga itu.
aip
80
pembukaan surat, dan ditulis dengan jarak 1 spasi dari kalimat Dengan
Hormat, berjarak 1 spasi di atas pokok surat.
aip
81
3.7Isi surat
Isi surat PPMI memakai sistematika sebagai berikut:
3.7.1Pendahuluan
Pendahuluan dimaksudkan untuk menarik perhatian
pembaca/penerima surat tentang hal atau masalah yang dipersoalkan
dalam surat itu. Kalau hanya sekadar menyampaikan berita singkat,
kata atau kalimat pendahuluan ini tidaklah menjadi keharusan
pertimbangannya adalah efesiensi, tapi bila menyangkut persoalan
penting, maka surat ini mestinya memakai kata pendahuluan, gunanya
tidak sekedar menarik perhatian, melainkan sekaligus memotivasi.
Kalimat pendahuluan ini sebaiknya tidak lebih dari satu alenia.
Fungsi kalimat penutup adalah sebagai pemanis surat yang kita buat,
karena itu bukanlah suatu keharusan mutlak dalam pembuatan surat-
surat resmi, namun demikian untuk kesopanan dan pemanis surat
sebaiknya dalam membuat surat-surat resmi organisasi tetap masih
digunakan kalimat penutup yang sesuai dengan isi surat.
aip
82
Dewan Pengurus Daerah dan Dewan Pengurus Cabang: (nomor surat)/(A atau
B)/DPD-PPMI/(nama daerah)/(bulan dalam angka Romawi)/(tahun).
Contoh: (01/A/DPP/PPMI/III/2006)
(17/A/DPD-PPMI/DKI Jakarta/III/2006)
(17/A/DPC-PPMI/JAKPUS/III/2006)
Keterangan:
Kode "A" untuk surat-surat internal.
Kode "B" untuk surat-surat eksternal.
Konsep surat yang telah clearence dan nomor surat diketik sesuai jumlah
yang dikehendaki. Legalitas organisasi (tanda tangan ketua, sekretaris dan
stempel) setelah dibukukab barulah surat tersebut siap untuk dikirim kepada
tujuan.
aip
83
4 ADMINISTRASI KEARSIPAN
Untuk memperoleh kepraktisan lebih lanjut dari kode-kode dasar tersebut diatas
(surat-surat masuk interen maupun eksteren) dibagi sesuai dengan
kebutuhan/wilayah/bidang, misalnya:
aip
84
4.2.2 Arsip Surat Keluar Eksteren
KB I : Lembaga negara, Instansi Pemerintah, BUMN
KB II : Organisasi Sosial Politik
KB III : Kedutaan Besar, Badan Asing, Luar Negeri
KB IV : Lembaga/Badan Swasta
KB V : Perseorangan Lepas
Ada satu faktor lagi yang harus diperhatian sehubungan dengan pengarsipan
yakni pengawetan arsip. Pengawetan ini dapat ditempuh dengan beberapa jalan
antara lain :
- Tempat penyimpanan yang tahan rusak.
- Tempat penyimpan dijauhkan dari api atau jauh dari benda-benda yang bisa
membakar atau merusak arsip.
5 ADMINISTRASI KEANGGOTAAN
5.3 Anggota PPMI mempunyai hak dan kewajiban penuh dicatat dalam buku
daftar anggota permanen. Hal ini dilakukan oleh tingkat DPD/DPC PPMI.
Buku daftar anggota itu secara garis besar memuat:
Nama :
TTL :
PPAP/BPAP tahun:
Keterangan :
aip
85
aip
86
5.4 Setiap 4 tahun sekali diadakan pendaftaran ulang (heregistrasi) anggota PPMI
yaitu dengan pergantian kartu anggota lama. Sedangkan nomor anggota
tetap sebagai nomor induk yang lama cukup diberi heregistrasi dilaksanakan
dengan mengisi permohonan kembali kepada DPD/DPC PPMI.
aip
87
6.2.3 Dokumentasi itu selain dipergunakan untuk kepentingan tertentu juga
dipakai untuk menyusun laporan tahunan organisasi serta tanda bukti
yang sah.
7 ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN
7.2 Perpustakaan yang ideal bagi PPMI adalah yang meliputi buku-buku yang
diperlukan oleh anggota. Oleh karena itu perpustakaan yang minimal dimiliki
mencakup buku-buku yang diperlukan dalam kelengkapan PPMI yang meliputi
tentang kewirausahaan, sosial, seni, budaya dan buku-buku yang terkait
untuk mengembangan anggota.
8 KEPROTOKOLERAN PPMI
8.1 Tugas suatu kesekretariatan tidak saja terbatas pada pengelolaan atau
pengaturan surat menyurat organisasi, kearsipan mengadministrasi dan
penyelenggaraan dokumentasi serta perpustakaan organisasi, tetapi ia
meliputi juga penataan suatu acar dan pelaksanaan. Tugas yang disebut
terakhir dalam pedoman ini disebut sebagai keprotokoleran.
8.3 Agar sasaran suatu aktivitas dapat dicapai secara optimal, diperlukan
pertanggungjawaban dan pembagian tugas didalam penyelenggaraannya.
Apabila penyelenggaraan suatu aktivitas tanpa adanya panitia
penyelenggara/project officer, maka pengelolaan penataan dan
penyelenggaraannya langsung dibawah koordinasi staff
sekretaris/sekretariat. Namun semua itu, masih dibutuhkan pelengkap
penyelenggara seperti pengantar acara, penerima tamu, pengatur
kelengkapan, konsumsi, kesenian dan segala hal yang berhubungan dengan
kelancaran.
aip
88
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu upacara
antara lain:
- Tempat/gedung (layout, pengaturan kursi, dekorasi dll).
- Jenis acara.
- Pengantar acara.
- Susunan acara.
aip
89
Hal yang disebut terakhir (susunan acara), merupakan hal yang sering
terdapat kesalahan, terutama mengenai urutan pemberian sambutan.
Urutan pemberi sambutan berbeda dengan urutan kepada siapa kita harus
menyapa dalam acara tersebut. Kalau dalam menyapa, urutannya adalah
secara struktural pejabat/penggurus tertinggi mendahului
pejabat/penggurus tertinggi mendahului pejabat dibawahnya dan
seterusnya. Sedangkan urutan pemberian sambutan mulai dari penggurus
terbawah sampai seterusnya keatas.
9 PENUTUP
aip
90
Contoh Surat Internal PPMI
Nomor : 486/A/DPP/PPMI/IX/2009
Lampiran : 1 (satu) lembar.
Perihal : Undangan Musyawarah Nasional II
Purna Prakarya Muda Indonesia
Kepada Yth,
Ketua Dewan Pengurus Daerah
Purna Prakarya Muda Indonesia
di Seluruh Indonesia
Dengan Hormat,
Teriring salam dan do’a kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga kita
dalam keadaan sehat dan selalu berada dalam lindungan-Nya.
Kami sampaikan bahwa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
bekerjasama Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia Provinsi
Sulawesi Utara akan menyelenggarakan Musyawarah Nasional II Purna Prakarya
Muda Indonesia dan Dialog Nasional Pemuda, yang dilaksanakan pada:
Sehubungan hal tersebut, mohon Saudara dan atau yang mewakili berkenan hadir
dalam kegiatan dimaksud.
Ttd Ttd
ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL
Tembusan yth:
1. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga RI selaku Penasehat Organisasi;
2. Menteri Dalam Negeri RI selaku Penasehat Organisasi;
3. Sekretaris Menteri Negara Pemuda dan Olahraga RI;
4. Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda selaku Pembina Organisasi;
5. Deputi Bidang Kepemimpinan Pemuda Pemuda selaku Pembina Organisasi;
6. Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga selaku Pembina Organisasi;
7. Staf Khusus Menpora RI Bidang Kepemudaan;
8. Gubernur seluruh Indonesia;
9. Kepala Dinas Provinsi yang menangani kepemudaan seluruh Indonesia;
10. Arsip.
aip
91
Contoh Surat Eksternal PPMI
Nomor : 472/B/DPP/PPMI/III/2009
Lampiran : 1 (satu) Berkas.
Perihal : Permohonan Dukungan Dana
Kepada yth.
Bapak Menkokesra RI
di Jakarta
Dengan Hormat.
Teriring salam dan do’a kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga kita
dalam keadaan sehat dan selalu berada dalam lindungan-Nya.
Kami beritahukan bahwa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
(DPP PPMI) akan menyelenggarakan kegiatan Dialog Nasional Peningkatan
Kapasitas dan Wawasan Pemuda ”Memperkuat Nasionalisme dan Kemandirian
Bangsa” serta Rapat Kerja Nasional II DPP PPMI, diikuti 33 Dewan Pengurus
Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia (DPD PPMI) seluruh Indonesia, dilaksanakan
dari tanggal 11 s.d. 12 April 2009, bertempat di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan
Olahraga Nasional (PPPON) Cibubur, Jakarta Timur.
Sehubungan dengan hal itu, mohon kiranya Bapak berkenan memberikan bantuan
dukungan dana demi kelancaran kegiatan dimaksud.
Demikian, atas perhatian dan bantuan Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Ttd Ttd
ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL
aip
92
Contoh Surat Tugas PPMI
SURAT TUGAS
Nomor: 13/ST/DPP/PPMI/III/2009
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan surat dari Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal nomor: 132/E5/TU/2009 tanggal 11 Maret
2009 perihal Undangan Peserta Kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi. Dengan ini Dewan Pengurus
Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia memberikan tugas kepada:
Untuk mengikuti kegiatan kegiatan Sosialisasi dan Koordinasi Program Pendidikan Kecakapan
Hidup bagi Pemuda Tahun 2009 yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal dari tanggal 23 s.d. 25 Maret 2009
bertempat di Hotel Jayakarta D.I. Yogyakarta.
Demikian surat tugas ini disampaikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kepada
yang bersangkutan diharap melapor setelah selesainya tugas tersebut.
Ttd Ttd
ABDUL AZIZ MUSLIM M. ARIEF ERDAVIT
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL
aip
93
Contoh Surat Mandat PPMI
SURAT MANDAT
Nomor: 01/SM/DPP/PPMI/X/2005
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
memberikan mandat kepada:
Untuk mengurus permohonan bantuan dana kepada para donatur/instansi terkait yang
menyatakan kesanggupannya menjadi penyandang dana Rapat Kerja Nasional I Purna Prakarya
Muda Indonesia dan untuk mengambil dana bantuan tersebut.
aip
94
Contoh Surat Keputusan PPMI
SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 33/TUS/DPP/PPMI/III/2008
TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA ATAS SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 01/TUS/DPP/PPMI/X/2006 TENTANG STRUKTUR
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009
Menimbang : Bahwa demi kemantapan tata susunan dan tata laksana serta keberlangsungan
jalannya kerja Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia, maka
dipandang perlu untuk mengadakan perubahan pertama atas Surat Keputusan
Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia
Nomor: 01/TUS/DPP/PPMI/X/2006 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia periode 2005-2009.
Memperhatikan : 1. Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor:
01/TUS/DPP/PPMI/X/2006 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia periode 2005-2009.
2. Saran dan pendapat pada Sidang Pleno I Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia, di Jakarta pada hari Sabtu 22 Maret 2008.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia periode 2005-2009 selengkapnya dimuat
dalam lampiran yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Keputusan ini.
Pasal 2
Keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Maret 2008
aip
95
Lampiran Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor: 33/TUS/DPP/PPMI/III/2008
Tentang Perubahan Pertama Atas Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor:
01/TUS/DPP/PPMI/IX/2005 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009.
STRUKTUR
DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2005-2009
aip
96
Lampiran Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor: 33/TUS/DPP/PPMI/III/2008
Tentang Perubahan Pertama Atas Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Nomor:
01/TUS/DPP/PPMI/IX/2005 tentang Struktur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2005-2009.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Maret 2008
aip
97
Contoh Buku Daftar Anggota PPMI
BIODATA ANGGOTA PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
0
NOMOR ANGGOTA
1
0
NAMA LENGKAP
2
0
NAMA PANGGILAN
3
0
TEMPAT LAHIR
4
0
TANGGAL LAHIR
5
0
BULAN LAHIR
6
0
TAHUN LAHIR
7
0
JENIS KELAMIN
8
0
AGAMA
9
1
STATUS PERKAWINAN
0
1
ASAL PROVINSI
1
1
ASAL KOTA/KABUPATEN
2
1
IKUT PPAP TAHUN
3
1
PROVINSI TUJUAN PPAP
4
1
ALAMAT LENGKAP
5
Nama Jalan
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Nomor Rumah
Kode Pos
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Kota/Kabupaten
Provinsi
1
PENDIDIKAN FORMAL TERAKHIR
6
1
PEKERJAAN
7
1
TINGGI BADAN
8
1
BERAT BADAN
9
2
WARNA KULIT
0
2
GOLONGAN DARAH
1
2
KEAHLIAN YANG DIMILIKI
2
2
NAMA AYAH
3
aip
98
2
NAMA IBU
4
2
ANAK KE
5
2
NOMOR TELEPON
6
2
NOMOR FAXIMILI
7
2
NOMOR PONSEL
8
2
EMAIL
9
Dengan ini menyatakan kesediaannya menjadi Anggota Biasa Purna Prakarya Muda
Indonesia
( …………………………………….)
Nama Lengkap dan Tanda Tangan
Kop Surat
Sebelum saya membacakan ikrar pelantikan ini, mohon saudara jawab dengan tegas
dan lantang pertanyaan saya.
sekali lagi,
Contoh:
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Minggu 18 Maret 2009, Dewan
Pengurus Pusat, Purna Prakarya Muda Indonesia, melantik Saudara-saudara, sebagai
Dewan Pengurus Daerah, Purna Prakarya Muda Indonesia, Provinsi DKI Jakarta
periode 2007-2011.
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dengan sadar dan tanggungjawab,
kami, Dewan Pengurus Daerah, Purna Prakarya Muda Indonesia, Provinsi DKI Jakarta,
periode 2007-2011, berikrar dan berjanji, dengan sungguh-sungguh, akan memenuhi
kewajiban, sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh dan menjalankan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Pedoman-pedoman Organisasi,
dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada organisasi.
aip
100
SKENARIO PROSESI PELANTIKAN
DEWAN DEWAN PENGURUS DAERAH
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PROVINSI ………………………….
PERIODE ….. - …..
1. Pembukaan.
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dipandu oleh Saudara ……..
3. Laporan Ketua Pelaksana Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda
Indonesia Provinsi ..…Periode ... - ... oleh Saudara .......
4. Prosesi Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia Provinsi
…………….. Periode ..... - ......
Pada saat memasuki acara/prosesi pelantikan, Sekretaris Jenderal DPP PPMI atau
anggota PPMI yang ditugaskan oleh DPP PPMI (jika SEKJEND tidak hadir)
membacakan Surat Keputusan tentang Pengesahan Dewan Pengurus Daerah
Provinsi ………… Periode … - …, sampai dengan pada kalimat “ditetapkan di Jakarta
pada tanggal … bulan … tahun 2008 Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia, Abdul Aziz Muslim Ketua Umum, M. Arief Erdavit Sekretaris Jenderal”,
Setelah itu Sekjen DPP PPMI atau yang ditugaskan langsung memangil nama-nama
pengurus satu persatu untuk maju kedepan (sesuai dengan lampiran Surat
Keputusan).
Setelah seluruh pengurus maju kedepan, Ketua Umum DPP PPMI membacakan
Ikrar Pelantikan, yang diikuti oleh seluruh pengurus yang dilantik.
Pada saat Pataka diserahkan kepada Ketua DPD PPMI Provinsi ............, Ketua Umum
DPP PPMI mengucapakan kalimat “Saya serahkan Pataka ini kepada Saudara
sebagai bentuk tanggungjawab Saudara memimpin dan menjalankan amanah
organisasi”.
Setelah Pataka diterima oleh Ketua DPD PPMI Provinsi ............, Ketua DPD
PPMI ............ menjawab “Saya terima Pataka ini dan Saya siap tanggungjawab
memimpin dan menjalankan amanah organisasi”, setelah itu Pataka dikibar-
kibarkan (kekiri dan kekanan) dengan durasi waktu kurang lebih 30 detik, dan
setelah itu Pataka diserahkan kepada petugas pembawa Pataka untuk dibawa
kembali ketempat semula.
Setelah prosesi tersebut selesai (pembacaan SK, Ikrar Pelantikan dan Penyerahan
Pataka), Ketua Umum DPP PPMI beserta pihak-pihak terkait (tamu undangan)
memberikan ucapan selamat kepada personalia DPD PPMI Provinsi............. (dimulai
dari Ketua DPD PPMI terpilih), setalah itu para pengurus kembali ketempatnya,
untuk mengikuti acara selanjutnya.
6. Setelah itu, Sambutan Ketua DPD PPMI Provinsi ………… periode ... - ....
7. Setelah itu, Sambutan dan Arahan Ketua Umum DPP PPMI.
aip
101
8. Setelah itu, Sambutan dan Arahan Pejabat Dinas/Badan/Biro yang menangani
kepemudaa Provinsi ..................... .
9. Setelah itu, Pembacaan do’a
10.Penutup
aip
102
SUSUNAN ACARA PROSESI PELANTIKAN
DEWAN DEWAN PENGURUS DAERAH
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PROVINSI ………………………………
PERIODE ……… - ………
1. Pembukaan.
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Laporan Ketua Pelaksana Kegiatan (apabila ada).
4. Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Provinsi …. Periode … -…
5. Penyerahan Pataka (bendera PPMI + tiang)
6. Sambutan Ketua Dewan Pengurus Daerah Provinsi … Periode …-…
7. Sambutan dan Arahan Ketua Umum DPP PPMI (yang mewakili/ pelantik)
8. Sambutan dan Arahan Pejabat Dinas Provinsi (apabila hadir/ada)
9. Pembacaan do’a.
10.Penutup.
11.Ramah tamah.
aip
103
IKRAR PELANTIKAN ANGGOTA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dengan sadar dan tanggungjawab,
kami anggota Purna Prakarya Muda Indonesia, berjanji dan berikrar dengan sungguh-
sungguh, akan memenuhi kewajiban sebagai anggota dengan sebaik-baiknya,
memegang teguh dan menjalankan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
Pedoman-pedoman Organisasi dengan selurus-lurusnya, berbakti kepada organisasi,
menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan ikut serta dalam
pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini (hari, tanggal, dan tahun),
Dewan Pengurus (DPP/DPD/DPC) melantik Saudara-saudara sebagai anggota
(Biasa/Luar Biasa/ Kehormatan) Purna Prakarya Muda Indonesia.
Contoh:
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Senin 27 Maret 2006, Dewan
Pengurus Daerah Purna Prakarya Muda Indonesia Provinsi DKI Jakarta melantik
Saudara-saudara sebagai anggota Biasa Purna Prakarya Muda Indonesia.
aip
104
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 06/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
KETENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT ORGANISASI
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Menimbang : bahwa untuk menjaga keseragaman Atribut-atribut Organisasi, maka dipandang perlu
menetapkan Ketentuan Atribut-atribut Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Ketentuan Atribut-atribut Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia terdiri dari:
a. Lambang;
b. Bendera;
c. Stempel;
d. Pakaian;
e. Kartu Tanda Anggota;
f. Papan Nama Organisasi;
g. Hal-hal yang masih dianggap perlu disempurnakan dan ditugaskan kepada Dewan Pengurus Pusat
Purna Prakarya Muda Indonesia.
Pasal 2
Ketentuan Atribut-atribut Organisasi Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini;
Pasal 3
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan
di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanafi Veronica
Ketua Sekretaris
aip
105
LAGU HYMNE
aip
106
LAGU MARS
aip
107
ARTI LAMBANG
Keterangan:
aip
108
BENDERA RESMI
Keterangan:
aip
109
STEMPEL
Keterangan:
aip
110
PAKAIAN
aip
111
Pakaian Resmi/Pelantikan/PDU Putra
aip
112
Pakaian Resmi/Pelantikan/PDU Putri
aip
113
Pakaian Dinas Harian/PDH Putra
aip
114
Pakaian Dinas Harian/PDH Putri
aip
115
Pakaian Dinas Harian/PDH Putri Berjilbab
aip
116
LAMBANG DAN ATRIBUT-ATRIBUT PADA PAKAIAN
M. ARIEF ERDAVIT
PERHATIAN:
UNTUK TATA DAN LETAK LIHAT
PEDOMAN
aip
117
KARTU TANDA ANGGOTA
Tampak Depan
KARTU ANGGOTA
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
DEWAN PENGURUS DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
2x3
Nomor : 01.01.0001.2006
Berlaku Sampai : 2009
Tampak Belakang
Indah
Ketua
Keterangan:
a. Bentuk :
Empat Persegi Panjang.
b. Ukuran :
Panjang = 9,5 cm dan Lebar = 6,5 cm.
c. Bahan Baku :
Mika (PVC).
d. Warna Bahan Baku :
Biru untuk anggota biasa
Merah untuk anggota luar biasa
Kuning untuk anggota Kehormatan
e. Huruf : Arial
f. Ukuran Huruf : Proporsional
g. Isi : Halaman Muka/Depan
a. Lambang PPMI di sebelah kiri atas.
b. Tulisan Kartu Anggota dan nama DPD sebelah tengah atas.
c. Nomor Anggota.
d. Masa berlaku.
e. Pas Photo, sebelah kanan bawah (ukuran 2 x 3).
aip
118
h. Isi : Halaman Belakang
a.Background Kepulauan Indonesia.
b.Nama Lengkap.
c.Tempat Tanggal Lahir.
d.Jenis Kelamin.
e.Jabatan.
f.Angkatan PPAP.
g.Alamat Lengkap.
h.Tanggal Pembuatan.
i.Pengurus DPD PPMI yang membuat (ditandatangani langsung oleh Ketua DPD dan
distempel).
Keterangan:
Pengisian nomor anggota:
(2 digit nomor Kode Provinsi), (2 digit nomor Kode Kabupaten/Kota), (4 digit nomor
anggota), (4 digit tahun mengikui Program PPAP).
N N
o Provinsi Kode o Provinsi Kode
1 Aceh 01 18 Kalimantan Tengah 18
2 Sumatera Utara 02 19 Kalimantan Selatan 19
3 Riau 03 20 Kalimantan Timur 20
4 Kepulauan Riau 04 21 Bali 21
Nusa Tenggara
5 Sumatera Barat 05 22 Barat 22
Nusa Tenggara
6 Jambi 06 23 Timur 23
7 Bengkulu 07 24 Sulawesi Selatan 24
8 Sumatera Selatan 08 25 Sulawesi Barat 25
9 Kepulauan Bangka Belitung 09 26 Selawesi Tengah 26
10 Lampung 10 27 Sulawesi Tenggara 27
11 Banten 11 28 Sulawesi Utara 28
Daerah Khusus Ibukota
12 Jakarta 12 29 Gorontolo 29
13 Jawa Barat 13 30 Maluku 30
14 Jawa Tengah 14 31 Maluku Utara 31
15 Daerah Istimewa Yogyakarta 15 32 Irian Jaya Barat 32
16 Jawa Timur 16 33 Papua 33
17 Kalimantan Barat 17
aip
119
PAPAN NAMA ORGANISASI
Keterangan:
1. Papan nama untuk Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia,
berwarna putih berukuran panjang 200 cm dan lebar 150 cm.
2. Sedangkam papan nama untuk institusi yang lebih rendah (DPD dan DPC)
ukurannya disesuaikan: misalnya untuk Dewan Pengurus Daerah Purna Prakarya
Muda Indonesia panjangnya berubah menjadi 180 cm dan lebar 135 cm dan untuk
Dewan Pengurus Cabang Purna Prakarya Muda Indonesia panjangnya menjadi 160
cm dan lebar 120 cm.
aip
120
3. Ukuran papan nama organisasi ini sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1985
dan lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 5 tahun 1986.
aip
121
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 07/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan sikap dan pandangan tentang beberapa
masalah nasional dan internasional di bidang IPOLEKSOSBUD dan Kepemudaan
serta masalah lainnya, maka dipandang perlu menetapkan Rekomendasi
Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Rekomendasi Musyawarah Nasional II Purna Prakarya Muda Indonesia dimuat dalam lampiran yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari Ketetapan ini.
Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan
di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanafi Veronica
Ketua Sekretaris
aip
122
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Sebagai wujud dan tanggung jawab Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) sebagai
organisasi kepemudaan terhadap persoalan-persoalan yang tengah kita hadapi
dewasa ini, maka disusunlah Rekomendasi ini dalam Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia. Rekomendasi ini disamping inventarisasi masalah dalam
berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi concern PPMI juga
dicoba untuk diketengahkan sebagai solusi atau penyelesaian atas masalah yang
sedang melanda bangsa ini. Dengan demikian diharapkan kehidupan berbangsa dan
bernegara kita kedepan akan semakin baik, berkualitas dan demokratis. Fokus
persoalan dalam rekomendasi ini semoga manjadi perhatian pihak-pihak yang
berkompeten untuk ditindak lanjuti.
Rekomendasi Purna Prakarya Muda Indonesia dibagi atas 2 (dua) bagian, yakni:
1. Bidang Eksternal.
2. Bidang Internal.
1. BIDANG EKSTERNAL
A. Bidang Ekonomi
aip
123
B. Bidang Pendidikan
C. Bidang Kepemudaan
D. Bidang Kesehatan
E. Bidang Politik
aip
124
F. Bidang Hukum
1) Pemerintah harus tegas dan tidak boleh pandang bulu dalam penegakan
supremasi hukum dalam segala bidang, khususnya dalam praktek-praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme baik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah
maupun swasta.
2) Mendesak pemerintah untuk memberikan hukuman yang seberat-beratnya
dan seadil-adilnya dalam kasus traffiking, ilegal logging, ilegal fhsing,
penyalahgunaan narkoba, pornograf, dan pornoaksi yang dapat merusak
moral bangsa khususnya generasi muda.
aip
125
2. BIDANG INTERNAL
aip
126
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 08/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
KRITERIA DAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Kriteria dan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia Periode 2009-2013 dimuat dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Ketetapan ini.
Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
aip
127
Ketua Sekretaris
Ttd Ttd Ttd
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota
aip
128
KRITERIA DAN TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009 – 2013
aip
129
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 09/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
KETUA UMUM DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013
Memperhatika : a. hasil pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya
n Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. hasil pembahasan Sidang Paripurna III Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan Saudara WIWEKO YOTAMA sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Purna
Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013.
Pasal 2
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
Ttd Ttd Ttd
aip
130
Rudhi Bhima Raden Abdillah Fahman Rahman
Anggota Anggota Anggota
aip
131
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 10/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
TIM FORMATUR DEWAN PENGURUS PUSAT
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013
Memperhatika : a. hasil pemilihan Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya
n Muda Indonesia Periode 2009-2013;
b. hasil pembahasan Sidang Paripurna III Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode
2009-2013 dengan formasi personalia sebagai berikut:
N
Nama DPD PPMI Provinsi/unsur Jabatan Formatur
o
1 Wiweko Yotama Ketua Umum Terpilih Ketua
2 Arsalan TB Aceh Anggota
3 Bambang Adi P DKI Jakarta Anggota
4 Umar Faruq Kalimantan Barat Anggota
5 Yudi Hermawan Nusa Tenggara Barat Anggota
6 Irvan Nawir Sulawesi Selatan Anggota
7 M. Rizal Hanaf Maluku Utara Anggota
aip
132
Pasal 2
Tim Formatur Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013
ditugaskan untuk menyusun dan melengkapi struktur Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat
Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-2013.
Pasal 3
Struktur Kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda Indonesia Periode 2009-
2013 ditetapkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musyawarah Nasional II Purna
Prakarya Muda Indonesia.
Pasal 4
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
aip
133
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL II
PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
NOMOR: 11/TAP/MUNAS II/PPMI/XI/2009
TENTANG
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
DEWAN PENGURUS PUSAT PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
PERIODE 2009-2013
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Menetapkan Majelis Pertimbangan Organisasi Dewan Pengurus Pusat Purna Prakarya Muda
Indonesia Periode 2009-2013 dengan formasi personalia sebagai berikut:
aip
134
Ketetapan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bilamana
terdapat kekeliruan di dalamnya.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 7 November 2009
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL II PURNA PRAKARYA MUDA INDONESIA
Ttd Ttd
M. Rizal Hanaf Veronica
Ketua Sekretaris
aip
135