MUSYAWARAH NASIONAL
WAKTU
WAKTU AGENDA ACARA AGENDA ACARA
09.00 13.15 SidangPleno II
Pembahasan AD/ARTorganisasimahasiswa AP/MP se-Indonesia
13.15 13.45 ISOLA
13.45 16.00 Lanjutan Sidang Pleno II
16.00 16.15 ISOLA
16.15 17.30 Lanjutan Sidang Pleno II
17.30 19.30 ISOLA
WAKTU AGENDA
00 .00- 03.12 Lanjutan Pleno II
03.12 07.30 ISOLA
07.30 12.00 SidangPleno III
PemilihanKetua
a.PembahasandanpengesahanmekanismepemilihandankriteriacalonketuaumumorganisasimahasiswaAP
/MP se-Indonesia
b. VerifikasiCalonKetuaumumorganisasimahasiswaAP /MP se-Indonesia
c. PemilihanketuaumumorganisasimahasiswaAP/MP se-Indonesia
d. Deklarasi Lembaga
SURAT KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL MAHASISWA AP/MP INDONESIA TAHUN 2012
Nomor: 01/PP.MUNAS/MUNAS AP-MP/12/2012
Tentang:
Agenda Acara Musyawarah Nasional Mahasiswa AP/MP Indonesia Tahun 2012
Ditetapkan di : Bandung
Hari : Jumat
Tanggal : 14 Desember 2012
Pukul : 16.00 WIB
PIMPINAN SIDANG PLENO I
Musyawarah Nasional Mahasiswa AP/MP Indonesia
Pasal 7
Hak Peserta
Peserta MUNAS MAHASISWA AP/MP mempunyai hak bicara dan hak suara yang diatur dalam
BAB VI.
Pasal 8
Kewajiban Peserta
(1) Peserta bertanggung jawab atas kelancaran dan kesuksesan MUNAS MAHASISWA AP/MP
(2) Peserta wajib menggunakan pakaian rapi pada saat sidang berlangsung
(3) Peserta wajib mentaati Tata Tertib sidang yang berlaku
(4) Peserta wajib mengikuti persidangan
(5) Peserta wajib mengisi daftar hadir
BAB IV
PERSIDANGAN
Pasal 9
Sidang MUNAS MAHASISWA AP/MP terdiri atas Sidang Pleno .
Pasal 10
(1) Sidang Pleno berfungsi sebagai majelis tertinggi dalam MUNAS MAHASISWA AP/MP
(2) Sidang Pleno terdiri dari:
a) Sidang Pleno I,
Pembahasan dan pengesahan Agenda Acara,
Pembahasan dan pengesahan Tata Tertib,
Penetapan presidium sidang MUNAS MAHASISWA AP/MP
b) Sidang Pleno II,
Penyampaian, pembahasan, dan pengesahan AD/ART
c) Sidang Pleno III
o Pembahasan dan pengesahan mekanisme pemilihan dan kriteria calon ketua
umum organisasi mahasiswa AP /MP se-Indonesia
o Verifikasi Calon Ketua umum organisasi mahasiswa AP /MP se-Indonesia
o Pemilihan ketua umum organisasi mahasiswa AP/MP se-Indonesia
BAB V
PRESIDIUM SIDANG
Pasal 11
(1) Sidang MUNAS MAHASISWA AP/MP dipimpin oleh presidium sidang yang berjumlah tiga
orang.
(2) Presidium sidang dipilih oleh peserta sidang MUNAS MAHASISWA AP/MP
Pasal 12
Sebelum terpilihnya presidium sidang, sidang MUNAS MAHASISWA AP/MP dipimpin oleh
panitia pelakasana sidang MUNAS MAHASISWA AP/MP
Pasal 13
(1) Syarat-syarat calon presidium sidang:
a) Delegasi mahasiswa AP/MP se-Indonesia
b) Dipilih oleh anggota MUNAS MAHASISWA AP/MP
c) Dapat bersikap netral dan tegas
d) Bersedia untuk dicalonkan
(2) Cara pemilihan presidium sidang dilakukan melalui dua tahap:
a) Tahap pencalonan presidium sidang
b) Tahap pemilihan presidium sidang
(3) Tahap pencalonan presidium sidang:
Setiap peserta MUNAS MAHASISWA AP/MP berhak dicalonkan dan mencalonkan diri
sebagai presidium sidang.
(4) Tahap pemilihan presidium sidang:
a) Calon yang mendapat suara terbanyak menjadi presidium I
b) Suara terbanyak kedua menjadi presidium II
c) Suara terbanyak ketiga menjadi presidium III
Pasal 14
(1) Presidium sidang bertanggung jawab atas kelancaran dan kesuksesan berlangsungnya sidang .
(2) Presidium sidang wajib menyampaikan laporan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah sidang
MUNAS MAHASISWA AP/MP selesai kepada panitia tentang materi dan jalannya sidang .
BAB VI
HAK SUARA DAN HAK BICARA
Pasal 15
(1) Hak suara adalah hak untuk ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam sidang MUNAS
MAHASISWA AP/MP.
(2) Hak bicara adalah hak setiap peserta untuk mengajukan gagasan dan idenya.
Pasal 16
(1) Peserta penuh memiliki hak suara dan hak bicara.
(2) Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara
Pasal 17
(1) Peserta yang akan menggunakan haknya harus melalui pimpinan sidang.
(2) Peserta penuh MUNAS MAHASISWA AP/MP dalam menggunakan hak suaranya tidak boleh
mewakilkan dan atau diwakilkan.
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 18
(1) Keputusan sidang MUNAS MAHASISWA AP/MP melalui musyawarah dan mufakat.
(2) Bila tidak tercapai kata mufakat maka diadakan lobbying.
(3) Jika poin 2 tidak bisa ditempuh maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak atau voting
dari peserta penuh.
(4) Jika poin 3 tidak terpenuhi sebanyak tiga kali voting, maka keputusan dikembalikan ke majelis.
BAB VIII
Pasal 19
Quorum
(1) Persidangan sah apabila dihadiri oleh 2/3 peserta MUNAS MAHASISWA AP/MP.
(2) Jika ayat 1 tidak tercapai maka sidang diskorsing selama 1 x 10 menit.
(3) Jika poin 2 belum tercapai, maka sidang tetap dilanjutkan sesuai dengan kesepakatan peserta
MUNAS MAHASISWA AP/MP yang hadir.
BAB IX
Pasal 20
SANKSI
Bagi peserta yang tidak memenuhi kewajibannya, maka:
a. Presidium Sidang memberikan peringatan.
b. Apabila poin a sudah dilaksanakan dan terulang kembali kesalahan, maka Presidium sidang
berhak mengeluarkan sementara peserta yang bermasalah.
c. Apabila poin a dan b tidak diindahkan peserta yang bermasalah maka presidium sidang dapat
mencabut hak pesertanya.
BAB X
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 21
(1) Tata tertib ini berlaku selama MUNAS MAHASISWA AP/MP 2012
(2) Hal-hal yang belum tercakup dalam tata tertib ini akan diatur kemudian oleh pimpinan sidang
berdasarkan musyawarah dan persetujuan peserta sidang.
Ditetapkan di : Bandung
Hari : Jumat
Tanggal : 14 Desember 2012
Pukul : 23.47 WIB
Tentang:
Tata Tertib Musyawarah Nasional Mahasiswa AP/MP Indonesia
Ditetapkan di : Bandung
Hari : Jumat
Tanggal : 14 Desember 2012
Pukul : 24.00 WIB
Tentang:
PENGANGKATAN PRESIDIUM SIDANG TETAP MUSYAWARAH NASIONAL
MAHASISWA AP/MP TAHUN 2012
Ditetapkan di : Bandung
Hari : Sabtu
Tanggal : 15 Desember 2012
Waktu : 01.00 WIB
MUQADIMAH
Mahasiswa memiliki tugas utama untuk menuntut ilmu, memperluas wawasan dan
mengembangkan potensi diri. Selain itu, mahasiswa kelak akan menjadi penerus
kelanggengan profesi dan cikal bakal pengembangan keilmuan yang dipelajarinya. Sebagai
pengembang keilmuan, mahasiswa secara nasional harus memiliki wadah untuk
pengembangan keilmuan yang digelutinya. Sesuai dengan fungsi organisasi mahasiswa antar
perguruan tinggi yang tertuang dalam SK Kemendikbud Nomor 155/U/1998 Pasal 3 yang
menyatakan bahwa Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan
sarana pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang
arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan. Oleh karena itu, Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan dan atau
Manajemen Pendidikan Seluruh Indonesia dengan kesadaran tinggi dan niat yang ikhlas
membentuk sebuah wadah organisasi untuk pengembangan arah profesi dan peningkatan
kompetensi mahasiswa AP/MP Se-Indonesia.
BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA
1. Ikatan Mahasiswa Manajemen Pendidikan/ Administrasi Pendidikan seluruh
Indonesia yang disingkat IMMAPSI
2. IMMAPSI adalah wadah a s p i r a s i , perjuangan dan pergerakan bagi mahasiswa
Manajemen Pendidikan; Administrasi Pendidikan dan atau sejenisnya dalam
ikatan profesi, sosial dan intelektual.
Pasal 2
WAKTU DAN TEMPAT
IMMAPSI didirikan pada tanggal 16 Desember 2012 berdasarkan Deklarasi Bumi Siliwangi
di Bandung.
Pasal 3
KEDUDUKAN
IMMAPSI berkedudukan di perguruan tinggi ketua umum terpilih.
BAB II
LANDASAN, STATUS, DAN SIFAT
Pasal 4
LANDASAN
IMMAPSI berlandaskan Pancasila dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pasal 5
STATUS
Status IMMAPSI adalah organisasi mahasiswa yang bergerak dalam pengembangan arah
profesi dan disiplin ilmu Manajemen Pendidikan; Administrasi Pendidikan dan atau
sejenisnya.
Pasal 6
SIFAT
IMMAPSI bersifat kekeluargaan, independen, pergerakan profesi, kemasyarakatan dan bebas
dari kepentingan suku, ras, agama, golongan, status sosial, maupun kepentingan politik
tertentu serta tidak mencari keuntungan finansial pribadi.
BAB III
LAMBANG
Pasal 7
Lambang berupa logo dan tulisan IMMAPSI.
BAB IV
FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 8
IMMAPSI berfungsi :
1. Menggali dan menampung aspirasi mahasiswa MP/ AP dan masyarakat secara umum.
2. Menindaklanjuti aspirasi yang timbul dari mahasiswa dan masyarakat Manajemen
Pendidikan; Administrasi Pendidikan dan atau sejenisnya dalam bentuk kebijakan
dan atau program.
3. Menanggapi dinamika pendidikan untuk diabdikan kepada kepentingan mahasiswa,
serta bangsa dan Negara.
4. Membela kepentingan mahasiswa, masyarakat luas dalam bentuk dan skala tertentu
sesuai dengan sifat, asas, kedudukan, dan tujuan.
5. Mengembangkan keilmuan MP/AP dan atau sejenisnya untuk keberlangsungan
pengembangan arah profesi.
Pasal 9
IMMAPSI bertujuan :
1. Menggalang persatuan dan kesatuan dikalangan anggota berlandaskan rasa setia
kawan dan kekeluargaan.
2. Mewujudkan perbaikan-perbaikan dalam bidang pendidikan, kesejahteraan, dan
sosial kemasyarakatan di Indonesia dengan pola pergerakan pendidikan yang
mengacu pada disiplin ilmu MP/AP dan atau sejenisnya.
3. Mewujudkan dukungan bagi kehidupan mahasiswa dan lulusan menjadi
profesional guna berkontribusi bagi upaya pendidikan nasional yang mencerdaskan
kehidupan bangsa.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Anggota IMMAPSI adalah mahasiswa jurusan/program studi dalam konsentrasi Ilmu MP/AP
dan atau sejenisnya yang terdiri dari :
1. Anggota Muda
2. Anggota Madya
3. Anggota Kehormatan
BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 11
Kekuasaan Tertinggi
Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Munas IMMAPSI.
Pasal 12
Permusyawaratan
1. Munas dilaksanakan 2 tahun sekali dan diikuti oleh pengurus pusat, pengurus wilayah,
pengurus daerah dan perwakilan mahasiswa MP/AP tiap-tiap perguruan tinggi di seluruh
Indonesia.
2. Musyawarah wilayah (muswil) dilaksanakan 1 tahun sekali diikuti oleh Pengurus
wilayah, pengurus daerah dan perwakilan mahasiswa MP/AP tiap-tiap perguruan tinggi
di wilayah tersebut.
3. Musyawarah daerah (musda) dilaksanakan 1 tahun sekali diikuti oleh perwakilan
mahasiswa MP/AP tiap-tiap perguruan tinggi di daerah tersebut.
4. Rapat kerja nasional dilaksanakan di tingkat pusat.
5. Rapat kerja wilayah dilaksanakan di tingkat wilayah.
6. Rapat kerja daerah dilaksanakan di tingkat daerah.
7. Musyawarah Nasional Luar Biasa.
8. Musyawarah Wilayah Luar Biasa.
9. Musyawarah Daerah Luar Biasa.
Pasal 13
Dewan Penasihat
Dewan penasehat adalah bagian dari struktur organisasi IMMAPSI yang memiliki garis
konsultatif dan koordinatif.
Pasal 14
Kepengurusan
1. Pengurus Pusat
Pengurus pusat adalah pengurus organisasi di tingkat nasional.
2. Pengurus Wilayah
Pengurus wilayah adalah pengurus ditingkat wilayah berdasarkan pembagian sebagai
berikut:
a. Wilayah I Sumatera,
b. Wilayah II Jawa, Madura, Bali, NTB dan NTT
c. Wilayah III Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.
3. Pengurus Daerah
Pengurus Daerah adalah pengurus yang bertempat di propinsi yang terdapat minimal 1
Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan atau prodi MP/AP dan atau sejenisnya.
Pasal 15
Periode Kepengurusan
1. Satu periode kepengurusan untuk pengurus pusat berlangsung selama 2 tahun.
2. Satu periode kepengurusan untuk pengurus wilayah dan daerah berlangsung selama satu
tahun.
BAB VII
SUMBER DANA
Pasal 16
BAB VIII
PENGUBAHAN DAN PENGESAHAN AD
Pasal 17
Perubahan dan pengesahan AD dilakukan pada saat munas dan munaslub yang dilaksanakan
oleh IMMAPSI dengan ketentuan peserta 2/3 dari keseluruhan anggota.
BAB IX
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 18
Ha-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini akan dijabarkan dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART) dan ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IMMAPSI
BAB XI
PENUTUP
Pasal 20
Anggaran dasar IMMAPSI ini berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh Munas IMMAPSI.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN/ADMINISTRASI
PENDIDIKAN SELURUH INDONESIA (IMMAPSI)
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Syarat Keanggotaan
1. ANGGOTA MUDA merupakan mahasiswa aktif strata satu(S-1) jurusan/program
studi dalam konsentrasi Ilmu MP/AP di seluruh Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di
seluruh Indonesia yang berada pada tingkat satu (semester 1 dan 2)
2. ANGGOTA MADYA merupakan mahasiswaTerdaftar sebagai mahasiswa aktif
Strata satu (S-1) jurusan/program studi dalam konsentrasi Ilmu MP/AP di seluruh
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di seluruh Indonesia yang berada pada tingkat 2 (
semester 3) sampai lulus.
3. ANGGOTA KEHORMATAN merupakan alumni pengurus IMMAPSI dan alumni
MP/AP seluruh Indonesia yang berjasa dan dapat berkontribusi untuk IMMAPSI yang
ditetapkan oleh pimpinan pusat
Pasal 2
Hak Anggota
1. Anggota Muda memiliki hak:
a. Berhak berpartisipasi dalam program yang diselenggarakan oleh IMMAPSI
melalui prosedur yang telah ditentukan
b. Mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan.
c. Membela diri dan dibela apabila dikenakan sanksi di lingkungan IMMAPSI
d. Mendapatkan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan IMMAPSI
2. Anggota Madya memiliki hak:
a. Berhak berpartisipasi dalam program yang diselenggarakan oleh IMMAPSI
melalui prosedur yang telah ditentukan
b. Mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan.
c. Membela diri dan dibela apabila dikenakan sanksi di lingkungan IMMAPSI
d. Berhak mencalonkan dan dicalonkan dalam kepengurusan IMMAPSI
e. Mendapatkan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan IMMAPSI
3. Anggota Kehormatan memiliki hak:
a. Berhak berpartisipasi dalam program yang diselenggarakan oleh IMMAPSI
melalui prosedur yang telah ditentukan
b. Mengeluarkan pendapat secara lisan
c. Membela diri dan dibela apabila dikenakan sanksi di lingkungan IMMAPSI
d. Mendapatkan penghargaan baik berupa lisan maupun tulisan dari pengurus pusat
IMMAPSI
e. Mendapatkan informasi terkait seluruh kegiatan IMMAPSI
Pasal 3
Kewajiban Anggota
1. Anggota muda berkewajiban sebagai berikut:
a. Setiap anggota berkewajiban untuk melaksanakan dan menaati AD/ART
IMMAPSI
b. Setiap anggota berkewajiban untuk menjaga nama baik IMMAPSI
2. Anggota madya berkewajiban sebagai berikut:
a. Setiap anggota berkewajiban untuk melaksanakan dan menaati AD/ART
IMMAPSI
b. Setiap anggota berkewajiban untuk menjaga nama baik IMMAPSI
c. Melaksanakan kaderisasi terhadap anggota muda
3. Anggota kehormatan berkewajiban sebagai berikut:
a. Setiap anggota berkewajiban untuk melaksanakan dan menaati AD/ART
IMMAPSI
b. Setiap anggota berkewajiban untuk menjaga nama baik IMMAPSI
c. Memberikan bimbingan terhadap pengurus IMMAPSI
d. Memberikan bantuan baik moril atau materil dalam pergerakan IMMAPSI
Pasal 4
Pencabutan Dan Atau Kehilangan Keanggotaan
1. Anggota Muda
a. Pencabutan keanggotan anggota muda dilakukan ketika yang bersangkutan dinon-
aktifkan/drop out (DO) dari Perguruan Tinggi masing-masing
b. Keanggotaan anggota muda IMMAPSI secara otomatis berpindah kepada
keanggotaan Madya ketika yang bersangkutan telah memasuki tingkat dua di
perguruan tinggi masing-masing
c. Keanggotaan anggota muda IMMAPSI secara otomatis hilang ketika yang
bersangkutan telah berpindah jurusan/ program studi.
2. Anggota Madya
a. Pencabutan keanggotan anggota madya dilakukan ketika yang bersangkutan dinon-
aktifkan/drop out (DO) dari Perguruan Tinggi masing-masing
b. Keanggotaan anggota madya IMMAPSI secara otomatis hilang ketika yang
bersangkutan pindah jurusan/program studi
c. Keanggotaan anggota madya IMMAPSI secara otomatis hilang ketika yang
bersangkutan telah lulus dari perguruan tinggi masing-masing kecuali yang masih
menjabat dalam kepengurusan akan kehilangan keanggotan ketika masa
kepengurusannya berakhir.
3. Pencabutan anggota kehormatan dilakukakn ketika yang bersangkutan melanggar
asas, sifat, dan tujuan yang mengakibatkan pencemaran nama baik dan mengancam
keberlangsungan IMMAPSI
Pasal 5
Pembelaan
Pasal 7
Munas Luar Biasa
1. Munas luar biasa diselenggarakan ketika terdapat masalah penting yang bisa
menggangu stabilitas keberlangsungan IMMAPSI
2. Munas luar biasa diselenggarakan atas undangan pengurus pusat berdasarkan usulan
2/3 dari jumlah pengurus wilayah atas persetujuan pengurus daerah
3. Munas luar biasa tetap dinyatakan sah walaupun dihadiri sebagian anggota pengurus
pusat dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan secara sah
sudah disampaikan kepada yang bersangkuan.
4. Munas luar biasa dihadiri oleh:
a. peserta
1) Ketua umum pengurus pusat dan anggota pengurus pusat
2) Ketua pengurus wilayah dan 2 orang utusan pengurus wilayah
3) Ketua pengurus daerah atau yang mewakilinya dan 2 orang utusan pengurus
daerah
4) Perwakilan delegasi dari tiap-tiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan
program studi administrasi/manajemen pendidikan dan jumlahnya ditentukan
oleh panitia penyelenggara
b. peninjau
1) anggota dewan penasehat
2) mereka yang diundang oleh pengurus pusat selain dari peserta
5. Isi dan susunan acara Munas luar biasa disesuaikan dengan alasan penyelanggaraan
Munas luar biasa.
6. Keputusan Munas luar biasa mulai berlaku setelah dibukukan dan disebarkan oleh
pengurus pusat sampai diubah atau dicabut oleh Munas berikutnya.
7. Pengurus pusat bertanggungjawab atas penyelenggaraan Munas luar biasa
Pasal 8
Musyawarah Wilayah (MUSWIL)
1. Muswil diselenggarakan atas undangan panitia penyelenggara berdasarkan instruksi
pengurus wilayah IMMAPSI.
2. Undangan, acara dan materi musyawarah wilayah sedapat mungkin sampai kepada
yang bersangkutan sebulan sebelumnya
3. Musyawarah wilayah tetap dinyatakan sah walaupun dihadiri sebagian anggota
pengurus wilayah dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan
secara sah sudah disampaikan kepada yang bersangkuan.
4. Musyawarah wilayah dihadiri oleh:
a. Peserta:
1) ketua pengurus wilayah dan anggota pengurus wilayah
2) ketua pengurus daerah atau yang mewakili dan 2 orang utusan pengurus
daerah
3) Perwakilan mahasiswa MP/ AP dari tiap PT
b. Peninjau :
1) Dewan penasehat yang berdomisili di wilayah yang bersangkutan
2) Mereka yang diundang oleh pengurus wilayah selain dari peserta
5. Isi dan susunan musyawarah wilayah ditetapkan oleh pengurus wilayah dengan
berdasarkan Keputusan pengurus wilayah. Pengurus pusat berhak mengubah acara
tersebut berdasarkan kebijakan dan kepentingan organisasi.
6. Draft tata tertib musyawarah wilayah diatur oleh pengurus wilayah.
7. Keputusan musyawarah wilayah mulai berlaku setelah dibukukan dan disebarluaskan
oleh pengurus wilayah sampai diubah atau dicabut kembali oleh musyawarah wilayah
berikutnya.
8. Selambat-lambatnya sebulan setelah muswil, pengurus wilayah harus menyampaikan
hasil keputusan muswil kepada pengurus pusat.
9. Pengurus wilayah bertanggungjawab atas penyelenggaraan musyawarah wilayah.
Pasal 9
Musyawarah Wilayah Luar Biasa
1. Muswil luar biasa diselenggarakan ketika terdapat masalah penting yang bisa
menggangu stabilitas keberlangsungan Pengurus Wilayah
2. Muswil luar biasa diselenggarakan atas undangan pengurus wilayah berdasarkan
usulan 2/3 dari jumlah pengurus daerah atas persetujuan pengurus pusat
3. Musyawarah Wilayah Luar Biasa tetap dinyatakan sah walaupun dihadiri sebagian
anggota pengurus wilayah dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan
undangan secara sah sudah disampaikan kepada yang bersangkuan.
4. Musyawarah Wilayah luar biasa dihadiri oleh:
a. Peserta
1) ketua pengurus wilayah dan anggota pengurus wilayah
2) ketua pengurus daerah atau yang mewakili dan 2 orang utusan pengurus
daerah
3) Perwakilan mahasiswa MP/ AP dari tiap PT
b. peninjau
1) Dewan penasehat yang berdomisili di wilayah yang bersangkutan
2) Mereka yang diundang oleh pengurus wilayah selain peserta
3. Setiap peserta Musyawarah Wilayah luar biasa berhak atas satu suara.
4. Isi dan susunan acara Musyawarah Wilayah luar biasa disesuaikan dengan alasan
penyelanggaraan Musyawarah Wilayah luar biasa.
5. Keputusan Musyawarah Wilayah luar biasa mulai berlaku setelah dibukukan dan
disebarkan oleh pengurus wilayah sampai diubah atau dicabut oleh musyawarah
wilayah berikutnya.
6. Musyawarah Wilayah luar biasa dapat dilaksanakan atas usulan 2/3 dari jumlah
pengurus daerah dalam wilayah tersebut
7. Pengurus pusat bertanggungjawab atas penyelenggaraan Musyawarah Wilayah luar
biasa.
Pasal 10
Musyawarah Daerah (MUSDA)
1. Musda diselenggarakan atas undangan panitia penyelenggara berdasarkan instruksi
pengurus wilayah IMMAPSI.
2. Undangan, acara dan materi musyawarah wilayah sedapat mungkin sampai kepada
yang bersangkutan sebulan sebelumnya
3. Musyawarah Daerah tetap dinyatakan sah walaupun dihadiri sebagian anggota
pengurus daerah dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan undangan
secara sah sudah disampaikan kepada yang bersangkuan.
4. Musyawarah daerah dihadiri oleh:
a. Peserta:
1. ketua pengurus daerah dan anggota pengurus daerah
2. Perwakilan mahasiswa AP/MP dari tiap PT
b. Peninjau :
1. Dewan penasehat yang berdomisili di wilayah yang bersangkutan
2. Mereka yang diundang oleh pengurus wilayah selain dari peserta
3) Isi dan susunan musyawarah daerah ditetapkan oleh pengurus wilayah dengan
berdasarkan Keputusan pengurus wilayah. Pengurus pusat berhak mengubah acara
tersebut berdasarkan kebijakan dan kepentingan organisasi.
4) Draft tata tertib musyawarah daerah diatur oleh pengurus wilayah.
5) Keputusan musyawarah daerah mulai berlaku setelah dibukukan dan disebarluaskan
oleh pengurus wilayah sampai diubah atau dicabut kembali oleh musyawarah wilayah
berikutnya.
6) Selambat-lambatnya sebulan setelah musda, pengurus daerah harus menyampaikan
hasil keputusan musda kepada pengurus wilayah dan pengurus pusat.
7) Pengurus wilayah bertanggungjawab atas penyelenggaraan musyawarah daerah.
Pasal 11
Musyawarah Daerah Luar Biasa
1) Musyawarah daerah luar biasa diselenggarakan ketika terdapat masalah penting yang
bisa menggangu stabilitas keberlangsungan Pengurus daerah
2) Musyawarah daerah luar biasa diselenggarakan atas undangan pengurus daerah
berdasarkan usulan 2/3 dari jumlah perguruan tinggi atas persetujuan pengurus
wilayah
3) Musyawarah Daerah Luar Biasa tetap dinyatakan sah walaupun dihadiri sebagian
anggota pengurus Daerah dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asalkan
undangan secara sah sudah disampaikan kepada yang bersangkuan.
4) Musyawarah Daerah luar biasa dihadiri oleh:
a. Peserta:
1) ketua pengurus daerah dan anggota pengurus daerah
2) perwakilan mahasiswa AP/MP dari masing- masing PT
b. peninjau
Mereka yang diundang oleh pengurus wilayah
3. Isi dan susunan acara Musyawarah Daerah luar biasa disesuaikan dengan alasan
penyelanggaraan Musyawarah Daerah luar biasa
4. Keputusan Musyawarah Daerah luar biasa mulai berlaku setelah dibukukan dan
disebarkan oleh pengurus Daerah sampai diubah atau dicabut oleh musyawarah
Daerah berikutnya.
5. Musyawarah Daerah luar biasa dapat dilaksanakan atas usulan 2/3 dari jumlah
organisasi mahasiswa AP/MP dari tiap perguruan tinggi dalam Daerah tersebut
6. Pengurus Wilayah bertanggungjawab atas penyelenggaraan Musyawarah Daerah luar
biasa.
Pasal 12
Rapat Kerja
1. Bidang dan atau lembaga khusus dapat mengadakan rapat kerja atas persetujuan
pengurus yang bersangkutan
2. Acara rapat kerja ditentukan oleh bidang dan atau lembaga khusus yang
berkepentingan dengan pengurus masing-masing.
3. Rapat kerja membicarakan pelaksanaan keputusan Munas atau musyawarah pengurus
yang bersangkutan dan menyangkut bidang kerjanya serta masalah yang berhubungan
dengan tugasnya.
4. Keputusan rapat kerja berlaku setelah disahkan oleh pengurus masing-masing.
BAB III
DEWAN PENASIHAT
Pasal 13
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 14
Pengurus Pusat
1. Status
Pengurus Pusat adalah mahasiswa MP/ AP dan atau sejenisnya yang diangkat dan
diberhentikan dalam Munas IMMAPSI
2. Susunan Pengurus Pusat
Pengurus pusat terdiri dari :
a. Ketua Umum
b. Sekretaris Umum
c. Bendahara Umum
d. Bidang-bidang yang disesuaikan dengan kebutuhan
3. Persyaratan Pengurus Pusat
a. Peserta Munas
b. Mempunyai pengalaman organisasi kemahasiswaan
c. Memiliki loyalitas
4. Tugas dan Wewenang
a. Tugas
1) Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Rekomendasi Munas
IMMAPSI
2) Melaksanakan advokasi profesi di tingkat nasional melalui pihak-pihak terkait baik
negeri maupun swasta
3) Konsolidasi organisasi secara berkelanjutan dengan tetap menjalin komunikasi
dengan pengurus wilayah, pengurus daerah, anggota Organisasi, Membukukan
keputusan-keputusan Munas, memimpin, dan mengawasi pelaksanaan kebijakan
Organisasi.
b. Wewenang
1) Menentukan kebijakan IMMAPSI berdasarkan AD/ART.
2) Mengesahkan dan melantik penggurus wilayah
3) Memberikan teguran kepada pengurus wilayah yang dianggap melanggar ketentuan
organisasi.
Pasal 15
Pengurus Wilayah
1. Status
Pengurus Wilayah adalah mahasiswa MP/AP dan atau sejenisnya, diangkat dan diberhentikan
dalam Musyawarah Wilayah IMMAPSI
2. Susunan Pengurus Wilayah
Pengurus Wilayah terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Bidang-bidang yang disesuaikan dengan kebutuhan
3. Persyaratan Pengurus Wilayah
a. Peserta Muswil
b. Mempunyai pengalaman organisasi kemahasiswaan
c. Memiliki loyalitas
4. Tugas dan Wewenang
a. Tugas
1) Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang dihasilkan dalam Munas dan Muswil
2) Pengurus wilayah menentukan kebijaksanaan IMMAPSI di tingkat wilayah berdasarkan
garis kebijaksanaan pengurus diatasnya dan hasil Muswil
3) Konsolidasi organisasi secara berkelanjutan dengan tetap menjalin komunikasi dengan
pengurus pusat
4) Pengurus wilayah membimbing pelaksanaan program kerja dan kegiatan pengurus
daerah di wilayahnya
5) Membukukan dan menjabarkan keputusan-keputusan Muswil
6) Melaporkan segenap usaha dan kegiatan pengurus wilayah kepada pengurus pusat
7) Menyiapkan penyelenggaraan Muswil dan Rakerwil
8) Melakukan penelusuran di daerah terkait keberadaan Program studi MP/ AP dan atau
sejenisnya untuk kemudian ditindak lanjuti untuk pembentukan pimpinan daerah baru
9) Menggali sumber dana yang sah untuk penyelenggaraan organisasi di tingkat wilayah
b. Wewenang
1) Menentukan kebijaksanaan tingkat wilayah sesuai dengan AD/ART IMMAPSI,
keputusan konvensi wilayah dan keputusan Rakerwil.
2) Mengesahkan dan melantik pengurus daerah.
3) Memberikan teguran kepada pengurus daerah yang dianggap melanggar ketentuan
organisasi.
Pasal 16
Pengurus Daerah
1. Status
Pengurus daerah adalah mahasiswa MP/ AP dan atau sejenisnya, diangkat dan diberhentikan
dalam Musda IMMAPSI.
2. Susunan Pengurus daerah
Pengurus daerah terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Bidang-bidang yang disesuaikan dengan kebutuhan
3. Persyaratan Pengurus daerah
a. Peserta Musda
b. Mempunyai pengalaman organisasi kemahasiswaan.
c. Memiliki loyalitas.
4. Tugas dan wewenang
a. Tugas
1) Menjabarkan garis-garis besar program pengurus daerah IMMAPSI, hasil keputusan
Musda, ke dalam rencana Prokerda untuk kepengurusan yang berjalan dan
melaksanakannya
2) Melaksanakan advokasi profesi di tingkat daerah melalui pihak-pihak terkait baik negeri
maupun swasta
3) Melaksanakan keputusan-keputusan Munas, Muswil dan Musda
4) Menyiapkan penyelenggaraan Rakerda
5) Pengadministrasian dan pembinaan terhadap seluruh anggota yang ada di daerahnya
6) Menggali sumber dana yang sah untuk penyelenggaraan organisasi di tingkat daerah
7) Melaporkan segenap usaha dan kegiatan pengurus daerah kepada pengurus wilayah.
b. Wewenang
1) Menentukan kebijaksanaan tingkat daerah sesuai dengan AD/ART IMMAPSI, keputusan
Muswil dan keputusan Musda
2) Mengkoordinasikan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang ada di Perguruan Tinggi
daerahnya masing-masing untuk melaksanakan ketentuan dan program kerja organisasi
secara bersama-sama
BAB V
KEUANGAN
Pasal 17
1. Pendanaan IMMAPSI secara umum dibiayai bersama oleh daerah, wilayah, dan pusat.
2. Pendanaan kepengurusan IMMAPSI setempat dikelola oleh pengurus yang bersangkutan.
3. Distribusi iuran Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut :
a. 30% untuk pusat
b. 20% untuk wilayah
c. 50% untuk daerah
4. Setiap tahun pengurus IMMAPSI setempat mengadakan perhitungan, pemeriksaan kas,
dan hak milik serta melaporkannya kepada permusyawaratan yang bersangkutan.
5. Perorangan, badan-badan, lembaga-lembaga, organisasi-organisasi dan sebagainya dapat
menjadi donatur IMMAPSI dengan tidak mengikat.
6. Pengelolaan/penarikan keuangan akan diatur dalam peraturan khusus yang dibuat oleh
pengurus pusat.
7. Laporan keuangan IMMAPSI harus didasari pada prinsip transparansi dan akuntabilitas.
BAB VI
PERUBAHAN DAN PENGESAHAN ART
Pasal 18
Perubahan dan pengesahan ART dilakukan pada saat Munas dan atau Munaslub yang
dilaksanakan oleh IMMAPSI dengan ketentuan peserta 2/3 dari keseluruhan peserta.
BAB VII
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN.
Pasal 19
1. Hal-hal yang belum diatur pada peraturan Anggaran Rumah Tangga (ART) ini akan diatur
lebih lanjut dengan peraturan yang dibuat oleh pengurus pusat dan dipertanggungjawabkan
pada Munas selanjutnya.
2. Segala ketentuan yang bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga (ART) ini
dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di : Bandung
Hari : Minggu
Tanggal : 16 Desember 2012
Pukul : 03.12 WIB
Tentang:
AD/ART Ikatan Mahasiswa Manajemen Pendidikan/Administrasi Pendidikan Seluruh
Indonesia (IMMAPSI)
Ditetapkan di : Bandung
Hari : Minggu
Tanggal : 16 Desember 2012
Pukul : 03.12 WIB
Tentang:
Kriteria Calon dan Mekanisme Pemilihan Ketua Umum dan Ketua Wilayah IMMAPSI
Ditetapkan di : Bandung
Hari : Minggu
Tanggal : 16 Desember 2012
Pukul : 09.15 WIB
Tentang:
HASIL PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE 2012-2014 DAN KETUA WILAYAH
IMMAPSI