Anda di halaman 1dari 7

DRAFT

Jadwal & Tata Tertib Musda X


DPD PPNI Kabupaten Klaten

TAHUN 2022 2
Bagian 1
JADWAL MUSYAWARAH DAERAH X
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN KLATEN
MINGGU, 15 MEI 2022
No Waktu Kegiatan Narasumber PJ
1 10.00-10.30 Sidang Pleno I: Sunaryo, Ika Nirmala Sie. Acara
Penetapan Kuorum, Pembahasan Sari, Susilo Hartono
dan Pengesahan Jadwal, dan Tata
Tertib
2 10.30-10.45 Sidang Pleno II: Sunaryo, Ika Nirmala Sie. Acara
Pemilihan dan Pengesahan Sari, Susilo Hartono
Pimpinan Musda
3 10.45-12.00 Sidang Pleno III: Pimpinan Musda Sie. Acara
Pertanggungjawaban dan
Pandangan Umum
4 12.00-13.00 Sidang Pleno IV: Pimpinan Musda Sie. Acara
Pemilihan Ketua
1. Pemilihan Bakal Calon
2. Penetapan Calon Ketua
3. Penyampaian Visi Misi
4. Penmungutan Suara
5. Penetapan Ketua DPD Terpilih
6. Pelantikan Ketua DPD Terpilih
5 13.00-13.30 ISHOMA - Bekti Handayani
6 13.30-14.00 Sidang Pleno V: Fasilitator Sie. Acara
Pembentukan Komisi dan Sidang
Komisi
7 14.00-14.30 Sidang Pleno VI: Pimpinan Musda Sie. Acara
Laporan dan Pengesahan Hasil
Sidang Komisi
8 14.30-14.45 Sidang Pleno VII: Ketua DPD Terpilih Sie. Acara
Pemilihan dan Pengesahan Tim
Formatur dan Tim Perumus
Program Kerja
9 14.45-15.00 Sidang Pleno VIII: Pimpinan Musda Sie. Acara
Penutupan Musda

MUSYAWARAH DAERAH X PPNI KABUPATEN KLATEN 1


Bagian 2
TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH X
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN KLATEN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Musyawarah daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Klaten adalah
Musyawarah Persatuan Perawat Nasional Indonesia tingkat Daerah yang selanjutnya disebut
Musda.
(2) Kedaulatan tertinggi organisasi ada di tangan anggota yang dilaksanakan dalam Musda.
Musda dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada peraturan dan ketentuan yang
berlaku.

BAB II
WEWENANG
Pasal 2
Musda mempunyai kewenangan:
(1) Mengesahkan kuorum, jadwal acara, dan tata tertib Musda.
(2) Memilih dan mengesahkan Pimpinan Musda.
(3) Mengesahkan laporan pertanggungjawaban DPD mengenai pelaksanaan hasil Musda
sebelumnya. Apabila pertanggungjawaban DPD selesai, maka DPD dinyatakan demisioner,
dan selanjutnya DPD memiliki status anggota biasa. Namun pengurus yang sudah diberi
mandat sebelum DPD demisioner tetap memiliki hak bicara, dapat memilih, dan dipilih
sampai berakhir Musda.
(4) Memilih ketua DPD.
(5) Menetapkan Ketua DPD terpilih sebagai Ketua Tim Formatur.
(6) Memilih Anggota Tim Formatur.
(7) Memberikan mandat kepada tim Formatur untuk melengkapi Personel DPD dan Dewan
Pertimbangan, setelah terbentuk kepengurusan lengkap organisasi PPNI Daerah secara
otomatis Tim Formatur dinyatakan bubar.
(8) Menetapkan program kerja DPD PPNI Kabupaten Klaten.

BAB III
PESERTA MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 3
Peserta Musda terdiri dari Utusan dan Peninjau.

Pasal 4
Utusan
(1) Keikutsertaan Utusan wajib dibuktikan dengan surat mandat sebagai utusan Dewan Pengurus
Daerah atau Dewan Pengurus Komisariat yang diwakilinya.
(2) Utusan Musda terdiri dari:
a. Utusan Dewan Pengurus Daerah 3 orang
b. Utusan Dewan Pertimbangan Daerah 1 orang
c. Utusan Dewan Pengurus Komisariat masing-masing 3 orang

Pasal 5
Peninjau
(1) Peninjau wajib dibuktikan dengan surat tugas sebagai peninjau dari organisasi/institusi sesuai
dengan asal organisasi yang diwakilinya.
(2) Peninjau Musda terdiri dari:
a. Dewan Pengurus Wilayah
b. Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota
c. Dewan Pengurus Komisariat
d. Dewan Pertimbangan Daerah

MUSYAWARAH DAERAH X PPNI KABUPATEN KLATEN 2


BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 6
Hak
(1) Utusan memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
(2) Utusan berhak mendapatkan materi atau bahan Musda dan akomodasi selama acara Musda
berlangsung sepanjang telah memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh Panitia Musda.
(3) Setiap peserta Musda berhak mengikuti seluruh acara Musda.
(4) Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.
(5) Peninjau berhak mendapatkan materi atau bahan Musda dan akomodasi selama acara Musda
berlangsung sepanjang telah memenuhi kewajiban yang ditetapkan oleh Panitia Musda.

Pasal 7
Kewajiban
Setiap peserta Musda wajib:
(1) Memiliki NIRA aktif.
(2) Registrasi secara online sesuai ketentuan.
(3) Mengisi daftar hadir dalam setiap Pleno Musda.
(4) Mematuhi protokol kesehatan.
(5) Menjaga keamanan, ketertiban dan etika selama berlangsungnya Musda.
(6) Mengenakan Jas PPNI atau batik PPNI dan wajib menggunakan tanda pengenal (name tag)
selama berlangsungnya Musda.
(7) Tunduk dan taat pada tata tertib Musda.

BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 8
Hak Bicara
(1) Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat atau pertimbangan baik secara lisan
maupun tertulis.
(2) Semua utusan mempunyai hak bicara baik diminta maupun tidak.
(3) Dalam menyampaikan pendapat dan/atau pertimbangannya, disampaikan melalui Pimpinan
Sidang.

Pasal 9
Hak Suara
(1) Hak suara adalah hak untuk mengambil keputusan, baik melalui musyawarah mufakat atau
melalui voting.
(2) Dalam pengambilan keputusan melalui voting setiap peserta memiliki 1 hak suara.

Pasal 10
Tata Cara Menyampaikan Pendapat
(1) Dalam menyampaikan pendapat dan/atau pertimbangan setiap peserta Musda terlebih dahulu
meminta izin kepada Pimpinan Sidang.
(2) Apabila Pimpinan Sidang memberikan izin, peserta Musda bersangkutan baru diperkenankan
menyampaikan pendapat dan/atau pertimbangannya.
(3) Lamanya penyampaian pendapat dan/atau pertimbangan secara lisan dibatasi hanya 5 (lima)
menit untuk setiap peserta Musda.
(4) Apabila seseorang menyampaikan pendapat atau pertimbangan melebihi waktu 5 (lima)
menit, Pimpinan Sidang berwenang untuk menghentikannya.
(5) Apabila peserta Musda belum merasa puas terhadap jawaban dari Pimpinan Sidang terhadap
pendapat dan/atau pertimbangannya, yang bersangkutan berhak meminta klarifikasi ulang
dari Pimpinan Sidang ataupun dari urusan lain setelah sebelumnya diizinkan oleh Pimpinan
Sidang.

MUSYAWARAH DAERAH X PPNI KABUPATEN KLATEN 3


BAB VI
ALAT-ALAT KELENGKAPAN MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 11
Alat kelengkapan Musda terdiri dari:
(1) Pimpinan Musda.
(2) Sidang Pleno.
(3) Sidang Komisi.
(4) Tim Formatur.
(5) Tim Perumus.

Pasal 12
(1) Musda dipimpin oleh Pimpinan Musda.
(2) Pimpinan Musda berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota,
seorang Sekretaris merangkap Anggota, dan 1 (satu) orang Anggota.
(3) Pimpinan Musda dipilih dan disahkan dalam Sidang Pleno II Musda.
(4) Penentuan posisi dan pembagian tugas diantara Pimpinan Musda ditentukan berdasarkan
kesepakatan diantara Anggota Pimpinan Musda.
(5) Pimpinan Musda berwenang dan bertugas:
a. Memimpin sidang-sidang Musda sampai Musda selesai.
b. Menjaga kelancaran dan ketertiban Musda.
(6) Tugas dan kewenangan Pimpinan Musda berakhir ketika sidang pleno penutupan Musda.
(7) Pimpinan Musda menyerahkan kewenangan, hasil Musda dan kekuasaan Organisasi kepada
Ketua DPD PPNI terpilih.

Pasal 13
Pleno
(1) Sidang Pleno adalah persidangan dalam Musda yang diikuti oleh seluruh peserta Musda yang
membahas:
a. Tata tertib dan jadwal Musda
b. Pemilihan Pimpinan Musda
c. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah Periode 2015-2021
d. Hasil-hasil Sidang Komisi
e. Pemilihan Ketua Dewan Pengurus Daerah Periode 2022-2027
f. Pembentukan Tim Formatur dan Tim Perumus
g. Pelantikan Ketua Dewan Pengurus Daerah periode 2022-2027, dan
h. Penutupan Musda
(2) Pimpinan Sidang Pleno pembahasan tata tertib, jadwal Musda, dan Pemilihan Pimpinan
Musda dipimpin oleh Pengurus Daerah.

Pasal 14
Komisi
(1) Musda dapat membentuk Komisi sesuai dengan kebutuhan.
(2) Setiap utusan Musda wajib menjadi salah satu Anggota Komisi, kecuali Pimpinan Musda.
(3) Pimpinan Komisi terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota, Sekretaris merangkap
Anggota, dan Anggota.
(4) Pimpinan Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi.
(5) Komisi bertugas membahas materi dan mengambil keputusan terkait pokok bahasan Komisi
yang menjadi bidang tugasnya.
(6) Laporan Komisi disusun oleh Pimpinan Komisi dengan memperhatikan masukan dan saran
anggota pada Sidang Komisi.
(7) Lapran/hasil Komisi disampaikan pada Sidang Pleno untuk mendapatkan pengesahan Sidang
Pleno Musda.
(8) Komisi dinyatakan tidak memiliki kewenangan setelah laporan Komisi disahkan dalam
Sidang Pleno.

MUSYAWARAH DAERAH X PPNI KABUPATEN KLATEN 4


Pasal 15
Tim Formatur
(1) Tim Formatur bertugas menyusun kepengurusan lengkap Dewan Pengurus Daerah dan
Dewan Pertimbangan.
(2) Tim Formatur diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya selama 14 (empat belas)
hari kalender sejak tanggal ditetapkan.
(3) Anggota Tim Formatur terdiri dari 7 (tujuh) orang: 3 (tiga) orang Pengurus Daerah periode
2015-2021; 3 (tiga) orang unsur Pengurus Komisariat; dan 1 (satu) orang ketua DPD terpilih.
(4) Ketua Tim Formatur adalah Ketua DPD Terpilih.
(5) Tim Formatur dinyatakan tidak berfungsi lagi dan tidak mempunyai kekuatan hukum setelah
tugasnya selesai dan/atau telah melewati batas akhir masa tugasnya. Tugas selanjutnya
menjadi tugas dan tanggungjawab Ketua DPD Terpilih.

Pasal 16
Tim Perumus
(1) Tim Perumus dapat dibentuk untuk melakukan tugas-tugas perumusan hasil Musda.
(2) Tim Perumus dibentuk oleh Pimpinan Musda dengan Persetujuan Musda.
(3) Tim Perumus wajib menyelesaikan tugasnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender
sejak tanggal ditetapkan.
(4) Tim Perumus bertanggungjawab kepada Pengurus Daerah periode 2022-2027.
(5) Tim Perumus dinyatakan tidak berfungsi lagi dan tidak memiliki kekuatan hukum setelah
menyampaikan hasil kerjanya kepada Dewan Pengurus Daerah.

BAB VII
KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 17
Kuorum
(1) Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu)
dari Utusan Musda yang hadir di Musda.
(2) Sidang Komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh persen) ditambah 1
(satu) dari jumlah anggota Komisi yang hadir di Musda.
(3) Penghitungan KUORUM hanya didasarkan pada utusan yang hadir di ruang Sidang Utama.
(4) Apabila sidang tidak mencapai kuorum seperti ayat (1) dan (2), sidang ditunda sampai 2
(dua) kali 5 (lima) menit.
(5) Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai maka Pimpinan Musda
mempunyai kewenangan menyatakan sah sidang tersebut atas persetujuan peserta Musda.

Pasal 18
Tata Cara Pengambilan Keputusan
(1) Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan melalui musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, pengambilan keputusan dapat dilakukan
dengan cara voting.
(3) Pengambilan keputusan untuk pemilihan Ketua DPD dilakukan melalui voting tertutup.

BAB VIII
PERSYARATAN TATA CARA PEMILIHAN KETUA DPD
Pasal 19
Persyaratan Calon Ketua Dewan Pengurus Daerah
Calon Ketua Dewan Pengurus Daerah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Anggota PPNI (dengan menunjukkan NIRA aktif).
(3) Pernah menjadi pengurus PPNI minimal tingkat Komisariat.
(4) Mendapat dukungan Komisariat PPNI sekurang-kurangnya 4 Komisariat (25%).
(5) Menandatangani Surat Pernyataan Kesediaan menjadi calon Ketua Dewan Pengurus Daerah.
(6) Wawasan luas dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi dan profesi.
(7) Memiliki komitmen yang kuat terhadap perjuangan terhadap profesi keperawatan
(implementasi Undang-Undang RI Nomor 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan).

MUSYAWARAH DAERAH X PPNI KABUPATEN KLATEN 5


(8) Berintegritas, memiliki kompetensi, tanggung jawab, kebersamaan, dan tidak sedang terlibat
dalam permasalahan hukum atau pelanggaran kode etik.

Pasal 20
Tata Cara Pemilihan Ketua Dewan Pengurus Daerah
(1) Pemilihan Ketua Dewan Pengurus Daerah dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap yaitu tahap
pemilihan bakal calon dan tahap pemilihan Ketua Dewan Pengurus Daerah.
(2) Seorang bakal calon berhak maju ke dalam pemilihan calon Ketua Dewan Pengurus Daerah
apabila mendapat dukungan Komisariat PPNI sebagaimana tercantum pada Pasal 19 ayat (4).
(3) Setiap Komisariat hanya boleh mencalonkan 1 (satu) nama bakal calon Ketua Dewan
Pengurus Daerah.
(4) Apabila hanya ada seorang bakal calon yang memenuhi persyaratan dukungan maka
dinyatakan sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah terpilih secara aklamasi.
(5) Apabila terdapat 2 (dua) orang atau lebih orang yang memenuhi persyaratan dan dukungan
sebagaimana Pasal 19 ayat (4) berhak maju ke tahap pemilihan Ketua DPD.
(6) Setiap calon wajib menyampaikan visi misi di depan peserta Musda.
(7) Pemungutan suara dilakukan di ruang sidang.
(8) Ketua Dewan Pengurus Daerah terpilih adalah peraih suara terbanyak.
(9) Apabila ketentuan pasal (8) tidak terpenuhi, maka dilakukan pemilihan Ketua DPD ulang.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 21
(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diputuskan oleh Musda sepanjang tidak
bertentangan dengan AD/ART.
(2) Apabila dalam musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan maka
keputusan akhir dikembalikan kepada AD/ART.

Pasal 22
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Kabupaten Klaten


Pada tanggal : 15 Mei 2022

PIMPINAN SEMENTARA MUSYAWARAH DAERAH X


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN KLATEN

Ketua Sekretaris

Ns. H. Sunaryo, S.Kep. Susilo Hartono, S.Kep.


NIRA: 33100013718 NIRA: 33100073039

MUSYAWARAH DAERAH X PPNI KABUPATEN KLATEN 6

Anda mungkin juga menyukai