Anda di halaman 1dari 6

TATA TERTIB MUSYAWARAH KOMISARIAT

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


RS ST ELISABETH SEMARANG

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1). Musyawarah Komisariat ( Muskom ) Persatuan Perawat Nasional Indonesia merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang
dilaksanakan satu kali dalam lima tahun selanjutnya dalam tata tertib ini disebut
Muskom.
(2). Kedaulatan tertinggi organisasi ada di tangan anggota yang dilaksanakan dalam
Muskom. Muskom dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
(1). Mengesahkan kuorum, jadwal acara dan tata tertib Muskom.
(2). Memilih dan mengesahkan Pimpinan Muskom.
(3). Menilai pertanggungjawaban DPK mengenai pelaksanaan hasil Muskom sebelumnya,
apabila pertanggungjawaban DPK selesai, maka DPK dinyatakan demisioner, dan
selanjutnya DPK memiliki status anggota biasa, namun pengurus yang sudah diberi
mandat sebelumnya sebagai utusan, demisioner tetap memiliki hak bicara, hak memilih
dan hak dipilih di dalam Muskom.
(4). Memilih Ketua DPK terpilih.
(5). Menyelenggarakan pelantikan ketua DPK Terpilih
(6). Menetapkan Ketua DPK terpilih sebagai Ketua Tim Formatur.
(7). Memilih Anggota Tim Formatur.
(8). Memberikan Mandat kepada Tim Formatur untuk melengkapi Personel Pengurus
Komisariat, Dewan Pertimbangan Komisariat setelah terbentuk kepengurusan lengkap
organisasi PPNI Komisariat secara otomatis Tim Formatur dinyatakan bubar.
(9). Memberikan mandat kepada Ketua DPK terpilih untuk melantik Pengurus Komisariat,.
(10). Menetapkan garis-garis besar program kerja organisasi sebagai penjabaran garis-garis
besar program kerja hasil Muskom.

BAB III
PESERTA MUSYAWARAH KOMISARIAT
Pasal 3
Utusan
(1). Peserta Muskom terdiri dari Utusan dan Peninjau.
(2). Utusan wajib dibuktikan dengan surat mandat dari ruangan sebagai utusan dari
ruangan yang diwakilinya.
(3). Utusan Muskom terdiri :
Utusan dari ruangan dengan mempertimbangan jumlah anggota yang ada di
masing-masing ruangan. Satu utusan mewakili 10 suara dari anggota. Utusan
merupakan pegawai (perawat) tetap RS St Elisabeth Semarang dan sudah minimal PK
2.
Pasal 4
Peninjau

(1). Peninjau wajib dibuktikan dengan surat undangan sebagai peninjau dari
organisasi/institusi/direksi rumah sakit.
(2). Peninjau Musda terdiri dari:
a. Dewan Pengurus Daerah
b. Perwakilan dari ruangan ( tiap ruangan 1 peninjau )
c. Undangan lain yang berminat

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN UTUSAN dan PENINJAU
Pasal 5

(1). Setiap peserta Muskom berhak mengikuti seluruh acara Muskom


(2). Utusan memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
(3). Peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.

Pasal 6
Kewajiban
(1). Setiap peserta Muskom wajib memiliki NIRA aktif.
(2). Setiap peserta Muskom wajib mengisi daftar hadir dalam setiap acara Muskom.
(3). Setiap peserta Muskom wajib mengenakan seragam dinas/seragam PPNI/Jas PPNI dan
tanda pengenal (name tag) selama berlangsung.
(4). Setiap peserta Muskom berkewajiban tunduk dan taat pada tata tertib Muskom.

BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 7
Hak Bicara
(1). Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat atau pertimbangan baik secara
lisan maupun tertulis.
(2). Semua peserta mempunyai hak bicara baik diminta maupun tidak diminta.
(3). Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya, disampaikan melalui
Pimpinan Sidang.

Pasal 8
Hak Suara
(1). Hak suara adalah hak untuk mengambil keputusan, baik melalui musyawarah mufakat
atau melalui voting.
(2). Setiap Utusan memiliki satu hak suara untuk memilih.
Pasal 9
Tata Cara Menyampaikan Pendapat
(1). Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangan setiap peserta Muskom terlebih
dahulu meminta izin kepada Pimpinan Sidang.
(2). Apabila Pimpinan Sidang memberikan izin, peserta Muskom bersangkutan baru
diperkenankan menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya.
(3). Lamanya penyampaian pendapat atau pertimbangan secara lisan dibatasi hanya 3 (tiga)
menit untuk setiap peserta Muskom.
(4). Apabila seseorang menyampaikan pendapat atau pertimbangan melebihi waktu 3 (tiga
menit, Pimpinan Sidang berwenang untuk menghentikannya.
(5). Apabila peserta Muskom belum merasa puas terhadap jawaban dari Pimpinan Sidang
terhadap pendapat dan atau pertimbangannya, yang bersangkutan berhak meminta
klarifikasi ulang dari Pimpinan Sidang ataupun dari urusan lain setelah sebelumnya
diizinkan oleh Pimpinan Sidang.

BAB VI
Alat-Alat Kelengkapan Musda
Pasal 10
Alat kelengkapan Musda terdiri dari :
(1). Pimpinan Muskom
(2). Sidang Pleno
(3). Tim Formatur
(4). Tim Perumus

Pasal 11
Pimpinan Sidang
(1). Muskom dipimpin oleh Pimpinan Muskom.
(2). Pimpinan Muskom berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari seorang Ketua merangkap
Anggota, seorang Sekretaris merangkap Anggota dan 1 orang Anggota.
(3). Komponen Pimpinan Musda terdiri dari 3 (tiga) orang yang berasal dari peserta
Muskom.
(4). Pimpinan Muskom dipilih dan disahkan dalam Sidang Pleno II Muskom.
(5). Penentuan posisi dan pembagian tugas diantara Pimpinan Muskom ditentukan
berdasarkan kesepakatan diantara Anggota Pimpinan Muskom.
(6). Pimpinan Muskom berwenang dan bertugas :
a. Memimpin sidang-sidang Muskom sampai Muskom selesai
b. Menjaga kelancaran dan ketertiban Muskom.
(7). Tugas dan kewenangan Pimpinan Muskom berakhir ketika Ketua DPK PPNI RS St
Elisabeth Terpilih sudah selesai dilantik.
(8). Sidang Muskom selanjutnya dipimpin oleh Ketua DPK PPNI RS St Elisabeth terpilih
sampai sidang pleno penutupan Muskom.
(9). Pimpinan Muskom menyerahkan kewenangan, hasil Muskom dan kekuasaan
Organisasi kepada Ketua DPK PPNI terpilih.
Pasal 12
Sidang Pleno
(1). Sidang Pleno adalah persidangan dalam Muskom yang diikuti oleh seluruh peserta
Muskom yang membahas :
a. Tata tertib dan jadwal Muskom
b. Pemilihan Pimpinan Muskom
c. Laporan pertanggungjawaban Pengurus Komisariat periode 2015-2020
d. Pemilihan Ketua Dewan Pengurus Komisariat periode 2021-2026
e. Pembentukan Tim Formatur dan Tim Perumus
f. Pelantikan Ketua Dewan Pengurus Komisariat periode 2021-2026 dan
g. Penutupan Muskom.
(2). Sidang pleno dipimpin oleh Pimpinan Muskom.

Pasal 13
Tim Formatur
(1). Tim Formatur bertugas menyusun kepengurusan lengkap Dewan Pengurus Komisariat,
dan Dewan Pertimbangan.
(2). Tim Formatur diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya selama 14 hari
kalender sejak ditinggal ditetapkan.
(3). Anggota Tim Formatur terdiri dari 5 (lima) orang, 1 (satu) orang unsur Pengurus
Komisariat periode 2015-2020, 1 (satu) orang Ketua DPK terpilih, dan 3 (tiga) orang
peserta Muskom.
(4). Ketua Tim Formatur adalah Ketua DPK terpilih.
(5). Tim Formatur dinyatakan tidak berfungsi lagi dan tidak mempunyai kekuatan hukum
setelah tugasnya selesai dan atau telah melewati batas akhir masa tugasnya. Tugas
selanjutnya menjadi tugas dan tanggung jawab Ketua DPK terpilih.

Pasal 15
Tim Perumus
(1). Tim Perumus dapat dibentuk untuk melakukan tugas-tugas perumusan hasil Muskom.
(2). Tim Perumus dibentuk oleh Pimpinan Muskom dengan persetujuan Muskom.
(3). Tim Perumus wajib menyelesaikan tugasnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak tanggal ditetapkan.
(4). Tim Perumus bertanggungjawab kepada Pengurus Komisariat periode 2021-2026.
(5). Tim Perumus dinyatakan tidak berfungsi lagi dan tidak memiliki kekuatan hukum
setelah menyampaikan hasil kerjanya kepada Dewan Pengurus Komisariat.

BAB VII
KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
Kuorum
(1). Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh persen) ditambah 1
(satu) dari Utusan Komisariat yang Hadir di Musda.
(2). Penghitungan KUORUM hanya di dasarkan pada utusan yang hadir di ruang Sidang
Utama
(3). Apabila sidang tidak mencapai kuorum seperti ayat (1), sidang ditunda sampai 2 (dua)
kali 10 (sepuluh ) menit.
(4). Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai maka Pimpinan Musda
mempunyai kewenangan menyatakan sah sidang tersebut atas persetujuan peserta
Musda.
Pasal 17
Tata Cara Pengambilan Keputusan
(1). Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan melalui musyawarah untuk
mufakat.
(2). Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan cara voting.
(3). Pengambilan keputusan untuk pemilihan Ketua DPD dilakukan melalui voting tertutup.

BAB VIII

PERSYARATAN TATA CARA PEMILIHAN KETUA DPD

Pasal 18
Persyaratan Calon Ketua Dewan Pengurus Daerah

Calon Ketua Dewan Pengurus Daerah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
(1). Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2). Anggota PPNI (dengan menunjukkan NIRA aktif).
(3). Pernah menjadi Pengurus PPNI minimal di tingkat Dewan Pengurus Komisariat.
(4). Mendapat dukungan DPK PPNI sekurang-kurangnya 40% .
(5). Menandatangani Surat Pernyataan Kesediaan menjadi calon Ketua Dewan Pengurus
Daerah.
(6). Wawasan luas dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi dan profesi.
(7). Memiliki komitmen yang kuat terhadap perjuangan terhadap profesi keperawatan
(implementasi Undang-undang RI nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan).
(8). Berintegritas, memiliki kompetensi, tanggung jawab, kebersamaan, dan memiliki
rekam jejak yang baik.

Pasal 19
Tata Cara Pemilihan Ketua Dewan Pengurus Daerah
(1). Pemilihan Ketua Dewan Pengurus Daerah dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap yaitu
tahap pemilihan bakal calon dan tahap pemilihan calon Ketua Dewan Pengurus Daerah.
(2). Seorang bakal calon berhak maju ke dalam pemilihan calon Ketua Dewan Pengurus
Daerah apabila mendapat dukungan DPK PPNI sebagaimana tercantum pada pasal 18
ayat 4.
(3). Setiap Dewan Pengurus Komisariat hanya boleh mencalonkan 1 (satu) nama bakal
calon Ketua Dewan Pengurus Daerah.
(4). Apabila hanya ada seorang bakal calon yang memenuhi persyaratan dukungan maka
dinyatakan sebagai calon tunggal ketua Dewan Pengurus Daerah.
(5). Calon tunggal Ketua Dewan Pengurus Daerah dinyatakan sebagai Ketua Dewan
pengurus Daerah terpilih secara aklamasi.
(6). Apabila terdapat 2 (dua) orang atau lebih calon yang memenuhi persyaratan dan
dukungan sebagai mana pasal 18 ayat (4) berhak maju ke tahap pemilihan Ketua DPD.
(7). Setiap calon wajib menyampaikan visi misi di depan peserta Musda.
(8). Pemungutan suara dilakukan di ruang sidang.
(9). Ketua Dewan Pengurus Daerah terpilih adalah peraih suara terbanyak.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 20
(1). Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diputuskan oleh Musda
sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
(2). Apabila dalam musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan
maka keputusan akhir di kembalikan kepada AD/ART.

Pasal 21
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.Ditetapkan di :,
Pada Tanggal :

PIMPINAN MUSYAWARAH DAERAH X


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA

Ketua Sekretaris

............................... .................................

Anda mungkin juga menyukai