Anda di halaman 1dari 4

DEWAN PENGURUS DAERAH

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


KABUPATEN/KOTA…
Alamat: …
Telepon: … Email: …
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1). Musyawarah Daerah (MUSDA) Persatuan Perawat Nasional Indonesia merupakan pemegang kekuasaan tertinggi Persatuan Perawat Nasional Indonesia
yang dilaksanakan satu kali dalam lima tahun selanjutnya dalam tata tertib ini disebut MUSDA.
(2). Kedaulatan tertinggi organisasi ada di tangan anggota yang dilaksanakan dalam MUSDA.
(3). MUSDA dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
(1). Mengesahkan kuorum, jadwal acara dan tata tertib MUSDA.
(2). Memilih dan mengesahkan Pimpinan MUSDA.
(3). Menelaah pertanggungjawaban Pengurus Kabupaten/Kota mengenai pelaksanaan hasil MUSDA sebelumnya.
(4). Memilih dan melantik Ketua terpilih.
(5). Menunjuk Ketua terpilih sebagai Ketua Tim Formatur.
(6). Memilih Anggota Tim Formatur dan Tim Perumus.
(7). Memberikan Mandat kepada Tim Formatur untuk melengkapi Personel Pengurus Kabupaten/Kota dan Dewan Pertimbangan Kabupaten/Kota.
BAB III
PESERTA MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 3
(1). Peserta MUSDA terdiri dari Utusan dan Peninjau.
(2). Utusan wajib dibuktikan dengan surat mandat sebagai utusan dari Dewan Pengurus Komisariat yang diwakilinya.
(3). Peserta MUSDA harus mematuhi protokol kesehatan Covid-19 selama pelaksanaan MUSDA berlangsung.
Pasal 4
(1) Utusan terdiri dari:
(a) Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota 3 (tiga) orang.
(b) Dewan Pertimbangan 1(satu) orang.
(c) Dewan Pengurus Komisariat masing-masing 3 (tiga) orang.
(2) Utusan wajib dibuktikan dengan surat mandat sebagai utusan dari organisasi yang diwakilinya, dan diserahkan kepada panitia pada saat registrasi.
(3) Peninjau dari masing-masing Komisariat 1 (satu) orang.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN UTUSAN
Pasal 5
Hak Utusan
(1). Utusan memiliki hak dipilih dan memilih.
(2). Utusan berhak menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis.
(3). Utusan berhak mendapatkan materi atau bahan MUSDA dan akomodasi selama acara MUSDA berlangsung sepanjang telah memenuhi kewajiban yang
ditetapkan oleh Panitia MUSDA.
(4). Setiap utusan berhak mengikuti seluruh acara MUSDA.
Pasal 6
Kewajiban
(1). Setiap utusan wajib memiliki NIRA aktif.
(2). Setiap utusan wajib mengisi daftar hadir dalam acara MUSDA.
(3). Setiap utusan wajib mematuhi protokol kesehatan, menjaga keamanan, ketertiban dan etika selama berlangsungnya MUSDA.
(4). Setiap utusan wajib mengenakan Jas PPNI dan tanda pengenal (name tag) selama berlangsungnya MUSDA.
(5). Setiap utusan berkewajiban tunduk dan taat pada tata tertib MUSDA.
BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
DEWAN PENGURUS DAERAH
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN/KOTA…
Alamat: …
Telepon: … Email: …
Pasal 7
Hak Bicara
(1). Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat atau pertimbangan baik secara lisan maupun tertulis.
(2). Semua peserta mempunyai hak bicara baik diminta maupun tidak diminta.
(3). Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya, disampaikan melalui Pimpinan Sidang, apabila tidak melalui pimpinan sidang tidak perlu
ditanggapi.
Pasal 8
Hak Suara
(1). Hak suara adalah hak untuk mengambil keputusan, baik melalui musyawarah mufakat atau melalui voting.
(2). Dewan Pengurus Wilayah Provinsi Sumatera Barat memiliki 1 (satu) hak suara.
(3). Dewan Pengurus Kabupaten/Kota … memiliki 3 (tiga) hak suara.
(4). Dewan Pertimbangan DPD Kabupaten/Kota … memiliki 1(satu) hak suara.
(5). Setiap Dewan Pengurus Komisariat memiliki 3 (tiga) hak suara.
(6). Pengurus Kabupaten/Kota setelah demisioner, tetap memperoleh mandat sebagai utusan dan tetap memiliki hak suara.
Pasal 9
Tata Cara Menyampaikan Pendapat
(1). Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangan setiap utusan terlebih dahulu meminta izin kepada Pimpinan Sidang.
(2). Apabila Pimpinan Sidang memberikan izin, utusan bersangkutan baru diperkenankan menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya.
(3). Lamanya penyampaian pendapat atau pertimbangan secara lisan dibatasi hanya 3 (tiga) menit untuk setiap orang.
(4). Apabila seseorang menyampaikan pendapat atau pertimbangan melebihi waktu 3 (tiga) menit, Pimpinan Sidang berwenang untuk menghentikannya.
(5). Apabila utusan belum merasa puas terhadap jawaban dari Pimpinan Sidang terhadap pendapat dan atau pertimbangannya, yang besangkutan berhak
meminta klarifikasi ulang dari pimpinan sidang ataupun dari utusan lain setelah sebelumnya diizinkan oleh pimpinan sidang.
BAB VI
Alat-Alat Kelengkapan MUSDA
Pasal 10
Alat kelengkapan MUSDA terdiri dari :
(1). Pimpinan MUSDA
(2). Sidang Pleno
(3). Sidang Komisi-komisi
(4). Tim Formatur
(5). Tim Perumus
Pasal 11
Pimpinan MUSDA
(1). MUSDA dipimpin oleh Pimpinan MUSDA.
(2). Pimpinan MUSDA berjumlah 5 (lima) orang terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota, seorang Sekretaris merangkap Anggota dan 3 (tiga) orang
Anggota.
(3). Komponen Pimpinan MUSDA terdiri dari 2 (dua) orang perwakilan Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota dan 3 (tiga) orang perwakilan utusan dari
Dewan Pengurus Komisariat
(4). Pimpinan MUSDA dipilih dan disahkan dalam Sidang Pleno II MUSDA.
(5). Penentuan posisi dan pembagian tugas diantara Pimpinan MUSDA ditentukan berdasarkan kesepakatan diantara Anggota Pimpinan MUSDA.
(6). Pimpinan MUSDA berwenang dan bertugas:
a. Memimpin sidang-sidang MUSDA sampai MUSDA selesai
b. Menjaga kelancaran dan ketertiban MUSDA
(7). Pimpinan MUSDA menyerahkan hasil MUSDA kepada Ketua terpilih.
Pasal 12
Pleno
(1). Sidang Pleno adalah persidangan dalam MUSDA yang diikuti oleh seluruh peserta MUSDA yang membahas:
a. Jadwal dan Tata tertib MUSDA;
DEWAN PENGURUS DAERAH
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN/KOTA…
Alamat: …
Telepon: … Email: …
b. Pemilihan Pimpinan MUSDA;
c. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus
d. Hasil-hasil Sidang Komisi;
e. Pemilihan Ketua DPD Periode 2022-2027;
f. Pembentukan Tim Formatur;
g. Pembentukan Tim Perumus.
(2). Sidang Pleno dipimpin oleh Pimpinan MUSDA.
Pasal 13
Komisi
(1). MUSDA dapat membentuk Komisi sesuai dengan kebutuhan.
(2). Setiap peserta MUSDA wajib menjadi salah satu Anggota Komisi, kecuali Pimpinan MUSDA.
(3). Pimpinan Komisi terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota dan seorang Sekretaris merangkap Anggota
(4). Pimpinan Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi.
(5). Komisi bertugas membahas materi dan mengambil keputusan terkait pokok bahasan Komisi yang menjadi bidang tugasnya.
(6). Laporan Komisi disusun oleh Pimpinan Komisi dengan memperhatikan masukan dan saran angggota pada Sidang Komisi.
(7). Laporan/hasil Komisi disampaikan pada Sidang Pleno untuk mendapatkan pengesahan Sidang Pleno MUSDA.
(8). Komisi dinyatakan tidak memiliki kewenangan setelah laporan Komisi disahkan dalam Sidang Pleno.
Pasal 14
Tim Perumus
(1). Tim Perumus dapat dibentuk untuk melakukan tugas-tugas perumusan hasil MUSDA.
(2). Tim Perumus dibentuk oleh Pimpinan MUSDA dengan persetujuan MUSDA.
(3). Tim Perumus wajib menyelesaikan tugasnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal ditetapkan.
(4). Tim Perumus bertanggungjawab kepada Pengurus Kabupaten/Kota Periode 2022-2027.
(5). Tim Perumus dinyatakan tidak berfungsi lagi dan tidak memiliki kekuatan hukum setelah menyampaikan hasil kerjanya kepada Dewan Pengurus
Kabupaten/Kota.
Pasal 15
Tim Formatur
(1). Tim Formatur bertugas menyusun kepengurusan lengkap Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dan Dewan Pertimbangan Kabupaten/Kota.
(2). Tim Formatur diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya selama maksimal14 hari kalender sejak tanggal ditetapkan.
(3). Anggota Tim formatur berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri dari 1 (satu) orang Ketua terpilih, 2 (dua) orang unsur Pengurus Kabupaten/Kota Periode 2015-
2021, dan 4 (empat) orang peserta MUSDA.
(4). Ketua Tim Formatur adalah Ketua terpilih.
(5). Tim Formatur dinyatakan tidak berfungsi lagi dan tidak mempunyai kekuatan hukum setelah tugasnya selesai dan atau telah melewati batas akhir masa
tugasnya. Tugas selanjutnya menjadi tugas dan tanggung jawab Ketua terpilih.
BAB VII
KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
KUORUM
(1). Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir di MUSDA.
(2). Sidang Komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota Komisi yang hadir di MUSDA.
(3). Penghitungan KUORUM hanya didasarkan pada peserta yang hadir di ruang sidang
(4). Apabila sidang tidak mencapai kuorum seperti ayat (1) dan (2), sidang ditunda sampai 2 (dua) kali 10 (sepuluh) menit.
(5). Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai kuorum, maka Pimpinan MUSDA mempunyai kewenangan menyatakan sah Sidang
tersebut atas persetujuan peserta MUSDA.
Pasal 17
Tata Cara Pengambilan Keputusan
(1). Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan melalui musyawarah untuk mufakat.
(2). Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara voting.
DEWAN PENGURUS DAERAH
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN/KOTA…
Alamat: …
Telepon: … Email: …
(3). Pengambilan keputusan dengan cara voting bisa diselenggarakan dengan cara voting terbuka atau voting tertutup.
(4). Pengambilan keputusan untuk pemilihan Ketua dilakukan melalui voting tertutup.
BAB IX
PERSYARATAN & TATA CARA PEMILIHAN KETUA
Pasal 18
Persyaratan Calon Ketua
Calon Ketua Dewan Pengurus Provinsi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1). Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2). Anggota PPNI (dengan menunjukkan NIRA aktif).
(3). Pernah menjadi Pengurus PPNI minimal di tingkat Dewan Pengurus Komisariat.
(4). Mendapat dukungan DPK sekurang-kurangnya....... DPK.
(5). Menandatangani Surat Pernyataan Kesediaan menjadi calon Ketua.
(6). Wawasan luas dengan komitmen yang tinggi terhadap Organisasi dan Profesi.
(7). Memiliki komitmen yang kuat terhadap perjuangan terhadap profesi. keperawatan (implementasi Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan).
(8). Berintegritas dan memiliki rekam jejak yang baik
Pasal 19
Tata Cara Pemilihan Ketua
(1). Pemilihan Ketua dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, yaitu tahap pemilihan calon ketua dan pemilihan Ketua.
(2). Seorang bakal calon berhak maju kedalam pemilihan calon Ketua Umum apabila mendapatkan dukungan DPK. PPNI sebagaimana tercantum pada
Pasal 18 ayat (4).
(3). Setiap DPK hanya boleh mencalonkan 1 (satu) nama bakal calon Ketua.
(4). Apabila hanya ada 1 (satu bakal calon yang memenuhi persyaratan dukungan maka dinyatakan sebagai Ketua terpilih secara aklamasi.
(5). Apabila terdapat 2 (dua) orang atau lebih calon yang memenuhi persyaratan dan dukungan sebagaimana pasal 18 ayat (4) berhak maju ke tahap
pemilihan Ketua.
(6). Setiap calon berkewajiban menyampaikan visi dan misi organisasi selama 5 (lima) menit di depan peserta MUSDA.
(7). Pemungutan suara dilakukan di ruang sidang
(8). Ketua terpilih adalah peraih suara terbanyak.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 20
(1). Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diputuskan oleh MUSDA sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
(2). Apabila dalam musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan, maka keputusan akhir dikembalikan kepada AD/ART.
Pasal 21
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di :
Pada tanggal:
Musyawarah Daerah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Kabupaten/Kota …
Pimpinan Sidang Sementara

JABATAN NAMA TANDA TANGAN


Ketua merangkap Anggota … 1.
Sekretaris merangkap Anggota … 2
Anggota …. 3

Anda mungkin juga menyukai