Anda di halaman 1dari 9

TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH IV PERSATUAN PERAWAT

NASIONAL INDONESIA KOTA METRO


SABTU, 15 OKTOBER 2022

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1
1) Musyawarah Daerah Persatuan Perawat Nasioanal Indonesia
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi Persatuan Perawat Nasional
Indonesia di tingkat Pengurus Daerah yang selanjutnya dalam tata tertib
ini disebut MUSDA.
2) Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh MUSDA.
3) MUSDA dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada peraturan
dan ketentuan yang berlaku.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
1) Mengesahkan kuorum, tata tertib dan jadwal acara MUSDA.
2) Memilih dan Mengesahkan Pimpinan MUSDA.
3) Menelaah pertanggung Jawaban Pengurus Daerah Kota Metro mengenai
pelaksanaan hasil MUSDA sebelumnya.
4) Memilih dan Melantik Ketua Pengurus Kota / Kab terpilih.
5) Menunjuk Ketua Pengurus Kota / Kab terpilih sebagai Ketua Tim
Formatur.
6) Memilih Anggota Tim Formatur.
7) Memberikan Mandat kepada Tim Formatur untuk melengkapi
Personel Pengurus Kota, Dewan Pertimbangan Kota Metro
8) Memberikan mandat kepada Ketua DPD PPNI Kota Metro terpilih untuk
melantik Pengurus Kota Metro , Dewan Pertimbangan Pengurus Kota
Metro

BAB III
PESERTA MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 3
1) Peserta MUSDA terdiri dari Utusan dan Peninjau.
2) Peserta Utusan wajib menunjukkan surat mandat yang sudah
ditandatangani oleh ketua DPD dan Sekretaris, Ketua DPK dan
Sekretaris.
Pasal 4
1) Utusan MUSDA terdiri:
a) Utusan Pengurus Kota Metro 3 (Tiga) orang.
b) Utusan Dewan Pertimbangan 1 (satu) orang
c) Utusan Pengurus Komisariat 3 (Tiga) orang.

2) Peninjau MUSDA terdiri:


a) DPP PPNI
b) DPW PPNI Provinsi Lampung
c) Dewan Pertimbangan PPNI Kota Metro
d) Pengurus DPD PPNI Kota Metro
e) Pengurus DPK PPNI
f) Institusi Pendidikan Keperawatan dan Pelayanan Kesehatan

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN UTUSAN

Pasal 5
HAK UTUSAN
1) 1) Utusan memiliki hak dipilih dan memilih
2)
1 2) Utusan berhak mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tertulis
4) Utusan berhak mendapatkan materi atau bahan MUSDA selama acara
Berlangsung sepanjang telah memenuhi kewajiban yang telah
ditetapkan oleh panitia MUSDA.
5) Setiap peserta utusan berhak mengikuti seluruh acara MUSDA.

Pasal 6
KEWAJIBAN UTUSAN
1) Setiap utusan wajib memiliki NIRA yang masih aktif.
2) Setiap utusan wajib menunjukkan sertifikat vaksin.
3) Setiap utusan wajib melakukan registrasi awal kepada panitia.
4) Setiap utusan diwajibkan mengisi daftar hadir setiap acara MUSDA.
5) Setiap utusan diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, menjaga
keamanan, ketertiban dan etika selama berlangsungnya MUSDA
6) Setiap utusan wajib mengenakan jas PPNI dan ID Card selama
berlangsungnya MUSDA
7) Setiap utusan berkewajiban tunduk dan taat pada tata tertib MUSDA
BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 7
HAK BICARA

1) Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat atau


pertimbangan baik secara lisan maupun tertulis.
2) Semua utusan mempunyai hak bicara baik diminta maupun tidak
diminta
3) Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangan,
disampaikan melalui pimpinan sidang, apabila tidak melalui pimpinan
sidang tidak perlu ditanggapi.

Pasal 8
HAK SUARA
1) Hak suara adalah hak untuk mengambil keputusan, baik melalui
musyawarah mufakat maupun melalui voting.
2) Utusan Pengurus Kota Metro memiliki 3 (Tiga) hak suara.
3) Utusan Dewan Pertimbangan memiliki 1 (satu) hak suara
4) Utusan Pengurus Komisariat memiliki 3 (tiga) hak suara.
5) Peninjau tidak memiliki hak suara.
6) Pengurus DPD PPNI setelah demisioner, tetapi memperoleh mandat
sebagai utusan tetap memiliki hak suara.

Pasal 9
TATA CARA MENYAMPAIKAN PENDAPAT
1) Dalam menyampaikan pendapat atau pertimbangan setiap utusan
terlebih dahulu meminta izin kepada pimpinan sidang.
2) Apabila pimpinan sidang memberikan izin, utusan bersangkutan baru
diperkenankan menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya.
3) Lamanya penyampaian pendapat atau pertimbangan secara lisan
dibatasi maksimal 3 (tiga) menit (Tentatif).
4) Apabila seorang utusan menyampaikan pendapat atau pertimbangan
melebihi waktu 3 (tiga) menit (Tentatif), pimpinan sidang berwewenang
untuk menghentikannya.
5) Apabila utusan belum merasa puas terhadap jawaban dari
pimpinan sidang terhadap pendapat dan atau pertimbangannya, yang
bersangkutan berhak meminta klarifikasi ulang dari pimpinan sidang
ataupun dari utusan lain setelah sebelumnya diizinkan oleh pimpinan
sidang.
BAB VI
ALAT-ALAT KELENGKAPAN MUSDA
Pasal 10
Alat Kelengkapan Musda terdiri dari :
1. Pimpinan Musda
2. Sidang Pleno
3. Sidang Komisi
4. Tim Perumus
5. Tim Formatur

Pasal 11
Pimpinan Musda
1) MUSDA dipimpin oleh Pimpinan MUSDA
2) Pimpinan MUSDA berjumlah 3 orang terdiri dari seorang Ketua
merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota dan 1 (Satu)
orang Anggota.
3) Komponen Pimpinan MUSDA terdiri dari 1 (Satu) orang perwakilan
Dewan Pengurus Kota, 2 (Dua) orang perwakilan Komisariat yang
merupakan unsur utusan.
4) Pimpinan MUSDA dipilih dan disahkan dalam sidang Paripurna II
MUSDA.
5) Penentuan komposisi dan pembagian tugas diantara unsur-unsur
Pimpinan MUSDA ditentukan berdasarkan kesepakatan diantara
Anggota Pimpinan MUSDA.
6) Pimpinan MUSDA berwenang dan bertugas:
a. Memimpin sidang MUSDA sampai MUSDA selesai.
b. Menjaga kelancaran dan ketertiban MUSDA
7) Pimpinan MUSDA tidak berfungsi lagi dan tidak memiliki kekuatan
hukum setelah agenda sidang MUSDA selesai pada sidang Pleno yaitu
agenda penyerahan hasil MUSDA IV PPNI Kota Metro kepada ketua
terpilih periode 2022 - 2027.

Pasal 12
SIDANG PLENO
1) Sidang Pleno adalah sidang MUSDA yang membahas:
a) Tata tertib dan jadwal acara MUSDA
b) Pemilihan Pimpinan MUSDA
c) Penyampaian Laporan pertanggung jawaban Pengurus DPD PPNI Kota
Metro periode 2016 -2021
d) Pemilihan Ketua DPD PPNI Kots Metro
e) Pelantikan Ketua Pengurus Kota Metro terpilih
f) Hasil-hasil sidang Komisi
g) Pembentukan Tim Perumus
h) Pembentukan Tim Formatur
2) Sidang Pleno I dan II dipimpin oleh Ketua DPD PPNI Kota Metro.
3) Pleno III s.d VIII dipimpin oleh Pimpinan MUSDA

Pasal 13
SIDANG KOMISI
1) MUSDA dapat membentuk Komisi sesuai dengan kebutuhan.
2) Setiap peserta MUSDA wajib menjadi salah satu Anggota Komisi,
kecuali Pimpinan MUSDA.
3) Pimpinan Komisi terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota, seorang
Sekretaris merangkap Anggota dan seorang Anggota.
4) Pimpinan Komisi dipilih dari dan oleh Anggota Komisi.
5) Komisi bertugas membahas materi dan mengambil keputusan terkait
pokok pembahasan Komisi yang menjadi bidang tugasnya.
6) Laporan komisi disusun oleh Pimpinan Komisi dengan memperhatikan
masukan dan saran anggota pada sidang Komisi.
7) Laporan atau hasil Sidang Komisi disampaikan pada Sidang Paripurna
untuk mendapatkan pembahasan dan pengesahan.
8) Apabila Komisi telah menyampaikan laporannya dan sudah
mendapatkan persetujuan/pengesahan Sidang Pleno, maka secara
otomatis komisi tidak berfungsi lagi dan tidak memiliki kekuatan hukum.

Pasal 14
TIM PERUMUS
1) Tim perumus dapat dibentuk untuk melakukan tugas-tugas perumusan
hasil MUSDA.
2) Tim Perumus dibentuk oleh Pimpinan MUSDA dengan persetujuan
MUSDA.
3) Tim perumus terdiri dari 5 orang.
4) Tim Perumus wajib menyelesaikan tugasnya dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak tanggal ditetapkan.
5) Tim Perumus bertanggung jawab kepada Pengurus Kota Metro Terpilih
Periode 2022 – 2027.
6) Apabila Tim Perumus telah menyampaikan hasil kerjanya kepada
pengurus Kota Metro, maka status tim Perumus secara otomatis tidak
berfungsi lagi dan tidak memiliki.
Pasal 15
TIM FORMATUR

1) Tim Formatur bertugas menyusun kepengurusan lengkap Pengurus


Daerah Kab/ Kota dan Dewan Pertimbangan.
2) Tim Formatur diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugasnya
selama 14 hari kalender sejak tanggal ditetapkan.
3) Anggota tim formatur terdiri dari 5 (Lima orang yang terdiri dari 1
(Satu) pengurus DPD periode sebelumnya dan 2 (Dua) orang unsur
Pengurus Komisariat, 1 (satu) orang Ketua DPD PPNI Kota Metro terpilih
dan 1 (satu) orang Ketua OC.
4) Ketua tim Formatur adalah ketua DPD PPNI Kota Metro terpilih.
5) Apabila tugas tim Formatur telah selesai dan atau melewati batas
akhir masa tugasnya, secara otomatis tim formatur tidak berfungsi lagi
dan tidak mempunyai kekuatan hukum, tugas selanjutnya menjadi tugas
dan tanggung jawab Ketua Pengurus DPD PPNI terpilih.

BAB VII
KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
KUORUM
1) Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh
persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah utusan MUSDA yang hadir di
MUSDA.
2) Sidang Komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50% (lima puluh
persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota komisi yang hadir di
MUSDA.
3) Penghitungan kuorum hanya didasarkan pada utusan yang hadir di
ruang sidang.
4) Apabila sidang tidak mencapai kuorum seperti ayat 1) dan 2), sidang
ditunda sampai 2 (dua) kali 10 (sepuluh) menit.
5) Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai
kuorum, maka Pimpinan MUSDA mempunyai kewenangan menyatakan
sah Sidang tersebut atas persetujuan utusan MUSDA
Pasal 17
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1) Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan melalui musyawarah
untuk mufakat.
2) Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan cara voting.
3) Pengambilan keputusan untuk pemilihan ketua DPD PPNI
Kab/kota dapat dilakukan melalui voting.

BAB VIII
PERSYARATAN & TATA CARA PEMILIHAN KETUA DPD PPNI KOTA / KAB
Pasal 18
Persyaratan Calon Ketua DPD PPNI Kota Metro, calon Ketua harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Anggota PPNI (dengan menunjukkan NIRA yang masih aktif)
3) Pernah menjadi Pengurus PPNI minimal di tingkat Komisariat
4) Mendapat dukungan dari DPK PPNI Kota sekurang - kurangnya 2 DPK
yang dibuktikan dengan surat dukungan secara tertulis yang ditanda
tangani oleh ketua dan sekretaris DPK.
5) Menandatangani Surat Pernyataan Kesediaan menjadi calon Ketua DPD
PPNI Kota Metro
6) Wawasan Luas dengan komitmen yang tinggi terhadap Organisasi dan
Profesi
7) Bekerja dan/atau berdomisili di Wilayah Kab/Kota
8) Memiliki komitmen yang kuat terhadap perjuangan terhadap
Profesi Keperawatan (implementasi Undang-Undang R.I Nomor 38 tahun
2014 tentang Keperawatan)
9) Berintegritas dan memiliki rekam jejak yang baik
10) Memiliki latar belakang pendidikan minimal Diploma III Keperawatan

Pasal 19
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DPD PPNI KAB/KOTA

1) Pemilihan Ketua DPD PPNI Kab/Kota dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap,


yaitu tahap pemilihan bakal calon dan Pemilihan Ketua DPD PPNI Kab/ Kota
2) Seorang bakal calon berhak maju kedalam pemilihan calon ketua Pengurus
DPD PPNI Kab/ Kota apabila mendapatkan dukungan Ketua DPK PPNI Se-
Kota Metro sebagaimana tercantum pada pasal 18 ayat (4)
3) Setiap DPK PPNI Kota M e t r o hanya boleh mencalonkan 1 (satu) nama
bakal calon Ketua DPD PPNI Kota Metro.
4) Apabila hanya ada seorang bakal calon yang memenuhi persyaratan
dukungan maka dinyatakan sebagai ketua DPD PPNI Kota Metro terpilih
secara aklamasi.
5) Apabila terdapat 2 (dua) orang atau lebih calon yang memenuhi
persyaratan dan dukungan sebagaimana pasal 18 ayat (4) berhak maju ke
tahap pemilihan ketua DPD PPNI Kota Metro.
6) Setiap calon berkewajiban menyampaikan visi dan misi organisasi
selama 10 (sepuluh) menit di depan utusan MUSDA.
7) Pemungutan suara dilakukan di ruang sidang.
8) Ketua DPD PPNI Kab/ Kota terpilih adalah peraih suara terbanyak.

BAB IX PENUTUP
Pasal 20

1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diputuskan oleh
MUSDA sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART
2) Apabila dalam Musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa
diselesaikan, maka keputusan akhir dikembalikan kepada AD/ART

Pasal 21
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Kota Metro


Pada tanggal : Oktober 2022

Pimpinan Sementara Musda IV DPD PPNI Kota Metro

Ketua Sekretaris

Anda mungkin juga menyukai